urna - digital library uns · pdf filekebijakan tata ruang di kabupaten ... kedudukan hukum...

14
Edisi 86 urna ' NI'MATUIHUDA Pelibatan Mahkamah Konstitusi dalam Perubahan (Ulang) UUD1945 yang Partisipatif Melalui KomisiKonstitusi ARIHERMAWAN DAN MURTIPRAMUWARDHANI Pemberangusan Serikat Pekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta ENOANG PRASETYAWATI Konsep Hukum Pembiayaan Konsumen di Masa Yang Akan Datang RAHAYU SUBEKTI, LEGO KARJOKO. Dan WIDA ASTUTI Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten Kutai Karta Negara (Studi Valorisasi Ruang] SEFRIANI Invenstment Arbitration bag! Negara Berkembang dan Terbelakang NURIASISWIENGGARANI Otonomi Daerah dalam Menguatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Studi Terhadap Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2004 Jucto Undang-Undang Nomer 12Tahun 2008tentang Pemerintah Daerah) YUSLIM Gagasan Pengaturan Kewenangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah setelah Perubahan Undang Undang Dasar 1945 < WINARNO BUDYATMOJO Penegakkan Hukum Tindak Pidana illegal loging (Antara Harapan dan Kenyataanl HM. SOERYA RESPATIONO dan M.GUNTUR HAMZAH Putusan Hakim: Menuju Resionalitas Hukum Reflektil dalam Penegakkan Hukum BUDIYONO Politik Hukum Kebebasan Beragama dan Berpercayaan Indonesia UNTIE ANNA MARPAUNG Urgensi Kearifan Lok.il Membentuk Karakter Bangsa dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah M.FAKIH Kedudukan Hukum tentang Keperawatan Dependen dalam Transaksi Terapeutik ANNY RETNOWATI Politik Hukum dalam Menata Rekam Medis sebagai Sarana Perlindungan Hukum terhadap Rumah Sakit, Dokter dan Pasien MEI - AGUSTUS 2013 Tahun XXII ISSN 0852 - 0941 Terakreditasi Keputusan Direktur Jendera] PendidikanTinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kl No. 56/DIKTI/Kep/2012, 24 |uli 2012 tentang Hasil Akreditasi Terbitan Berkala llmiah (Periode I Tahun 2012)

Upload: ngoque

Post on 14-Feb-2018

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Edisi 86

urna

' NI'MATUIHUDAPelibatan Mahkamah Konstitusi dalam Perubahan (Ulang) UUD1945yangPartisipatif Melalui KomisiKonstitusi

ARIHERMAWAN DAN MURTIPRAMUWARDHANIPemberangusan Serikat Pekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta

ENOANG PRASETYAWATIKonsep Hukum Pembiayaan Konsumen di Masa Yang Akan Datang

RAHAYU SUBEKTI, LEGO KARJOKO. Dan WIDA ASTUTIKebijakan Tata Ruang di Kabupaten Kutai Karta Negara (Studi Valorisasi Ruang]

SEFRIANIInvenstment Arbitration bag! Negara Berkembang dan Terbelakang

NURIASISWIENGGARANI

Otonomi Daerah dalam Menguatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia(Studi Terhadap Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2004 Jucto Undang-UndangNomer 12Tahun 2008tentangPemerintah Daerah)

YUSLIM

Gagasan Pengaturan Kewenangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintahsetelah Perubahan Undang Undang Dasar 1945

<WINARNO BUDYATMOJO

Penegakkan Hukum Tindak Pidana illegalloging (Antara Harapan dan Kenyataanl

HM. SOERYA RESPATIONO dan M.GUNTUR HAMZAHPutusan Hakim: Menuju Resionalitas Hukum Reflektil dalam Penegakkan Hukum

BUDIYONOPolitik Hukum Kebebasan Beragama dan Berpercayaan Indonesia

UNTIE ANNA MARPAUNGUrgensi Kearifan Lok.il Membentuk Karakter Bangsa dalam Rangka PelaksanaanOtonomi Daerah

M.FAKIH

Kedudukan Hukum tentang Keperawatan Dependen dalam Transaksi Terapeutik

ANNY RETNOWATIPolitik Hukum dalam Menata Rekam Medis sebagai Sarana Perlindungan Hukumterhadap Rumah Sakit,Dokter dan Pasien

MEI - AGUSTUS 2013 Tahun XXII ISSN 0852 - 0941

Terakreditasi

Keputusan Direktur Jendera] PendidikanTinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KlNo. 56/DIKTI/Kep/2012, 24 |uli 2012 tentang Hasil Akreditasi Terbitan Berkala llmiah (Periode ITahun 2012)

DAFTAR ISI

Pelibatan Mahkamah Konstitusi dalam Perubahan (Ulang) UUD 1945 yang Partisipatif MeialuiKomisi Konstitusi

Ni'matul Huda

Pemberangusan Serikat Pekerja di Daerah Istimewa YogyakartaAri Hernawan dan Murti Pramuwardhani Dewi

Konsep Hukum Pembiayaan Konsumen di Masa Yang Akan DatangEndang Prasetyawati

v^^ebijakan Tata Ruang di Kabupaten Kutai Kartanegara (Studi Valorisasi Ruang)Rahayu Subekti, Lego Karjoko, dan Wida Astuti

InvestmentArbitration bagi Negara Berkembang dan TerbelakangSefriani

Otonomi Daerah dalam Menguatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Studi TerhadapUndang-Undang Nomor 32Tahun 2004 Juncto Undang-Undang Nomor 12Tahun 2008 TentangPemerintahan Daerah)Nuria Siswi Enggarani

Gagasan Pengaturan Kewenangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah setelah PerubahanUndang Undang Dasar1945Yuslim

Penegakkan Hukum Tindak Pidana Illegal Loging (Antara Harapan dan Kenyataan)Winarno Budyatmojo

Putusan Hakim: Menuju Rasionalitas Hukum Refleksif dalam Penegakan HukumHM. Soerya Respationo dan M. Guntur Hamzah

Politik Hukum Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan IndonesiaBudiyono

Urgensi Kearifan Lokal Membentuk Karakter Bangsa dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi DaerahLintje Anna Marpaung

Kedudukan Hukum Tenaga Keperawatan Dependent dalam Transaksi TerapeutikM. Fakih

Politik Hukum dalam Menata Rekam Medis sebagai SaranaPerlindungan Hukum terhadap RumahSakit, Dokter dan PasienAnny Retnowati

4 Yustisia Edisi 86 h/lei - Agustus 2013

KEBIJAKAN TATA RUANG DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA(STUDI VALORISASI RUANG)

Rahayu Subekti, Lego Karjoko, danWida AstutiFakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

([email protected]), ([email protected]), (wiflaastuti [email protected],M)

Abstract

The objective ofresearch was to find out the existing condition ofspatial layout the Kutai KartanegaraRegency's Government used and to find out the policy ofKutai Kartanegara Regency's Government inspatial layout. In this research, Empirical Research on Law (ELR) was used. ELR seeks to understandand explain how law works in the real world. This study was adescriptive developmental one providingasystematical description on the object to be studied, and then amodel was developed to address theproblems in the field. The research approach used was qualitative approach. The research was takenplace in Kutai Kartanegara Regency. From the result ofresearch and discussion, two conclusions couldbe drawn. Firstly, the existing condition ofland use in Kutai Kartanegara Regency showed the land usefor various activities such as: mining, forestry, gardening, and farming. The shiftofland function increasedoveryears. Secondly, the governmentofKutai Kartanegara Regencyhaddeveloped draftLocal RegulationofRegency about RTRW orZoning for Kutai Kartanegara Regency, but it had not been proposed to theLocal Legislative Assembly's (DPRD's) discussion because there had been no Provincial Regulationabout RTRWorZoning of East Kalimantan Province

Keywords: Policy, Special layout, Valorisation

Abstrak

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui existing condition tata ruangyang digunakan Kabupaten KutaiKartanegara, untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Kabupaten Kutai Negara dalam penataan ruang. Dalam penelitian ini digunakan metode Empirical Research on Law (ELR). ELR seeks to understandand explain how law works in the real world. Adapun sifat penelitiannya deskriptif developmental yangmemberikan gambaran secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti, selanjutnya disusun modelyang dapat dikembangkan untuk mengatasi problema di lapangan. Pendekatan penelitian menggunakanpendekatan kualitatif. Lokasi penelitian meliputi Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari Hasil penelitian danpembahasan dihasilkan dua kesimpulan, yaitu: pertama, Kondisi existing Penggunaan tanah di KabupatenKutai Kartanegara untuk bermacam - macam kegiatan diantaranya yaitu:. Kegiatan pertambangan ,Kegiatan Kehutanan, Kegiatan Perkebunan, kegiatan pertanian. Terjadi pengalihan fungsi lahan yangmeningkat dari tahun ketahun Kedua, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah membuat DraftRancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tentang RTRW maupun Zonasi Kabupaten Kutai Kertanegara,hanya saja belum bisa diajukan dalam pembahasan dengan DPRD karena Peraturan Daerah Propinsitentang RTRW maupun zonasi Provinsi Kalimantan Timur belum ada.

Kata kunci: Kebijakan, tata ruang, valorisasi

A. Pendahuluan

Tanah merupakarf suatu kebutuhanyang mendasar bagi manusia, karena. tanahmerupakan tempat manusia untuk hidup. Sejaklahir hingga meninggal, manusia membutuhkantanah puntermasuk untuk pembangunan. Begitupentingnya tanahbagi manusia, maka tanahharusdimanfaatkan sebaik dan secermat mungkin.ironisnya, dari waktu ke waktu jumlah tanahsemakin menipis sejalan" dengan pertumbuhan

44 Yustisia Edisi 86 Mel - Agustus 2013

penduduk yang semakin meledak. Dalam halini, tanah mempunyai dimensi ekonomi, sosial,kultural dan politik (Berrihard Limbong, 2011:1).Tanah dinilai sebagai suatu harta bersifat tetapyang dicadangkan untuk kehidupan yang akandatang. Dilihat dari faktanya, tanah merupakansarana tempat tinggal bagi persekutuan hukumdan seluruh anggotanya sekaligus memberikanpenghidupan kepada pemiliknya (I Gede A.B.Wiranata, 2005:244).

Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten

Kekuasaan yang diberikan kepada Negaraatas bumi,airdan kekayaan alamyangterkandungdi dalamnya itu meletakkan kewajiban kepadaNegara untuk sebagai yang dikatakan Undang-Undang Pokok Agraria "mengatur pemilikan danmemimpin penggunaannya, hingga semuatanah diseluruhwilayahkedaulatan Bangsa dipergunakanuntuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat"(Boedi Harsono, 2003:173).

Pasal 14 Undang - Undang No.5 tahun1960 tentang Pokok - Pokok Hukum agraria atauyang dikenal dengan Undang-Undang PokokAgraria(UUPA) sejak semula telah menggariskanperlunyadibuat rencana umum berkenaan denganpersediaan, peruntukkan, dan penggunaantanah untuk berbagai keperluan. UUPAmemangtidak hanya berorientasi pada pengembangan dibidang pertanian. Untuk itu diperlukan adanyaperencanaan peruntukkan dan penggunaan tanahyakni menggunakan tanah sesuai dengan rencanayang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehinggaperlu dikembangkan penatagunaan tanah yangdisebut juga pola penguasaan, penggunaan danpemanfaatan tanah secara efisien dan efektifsesuai dengan rencana tata ruang yang telahditetapkan, pengendalian dan pengawasan harusdapat menjadi alat pemacu secara terarah danterkendali bagi potensi pengembangan lahanyang dapat memberikan peningkatan keuntungansecara sosial, ekonomi dan fisik (Maria S.W.sumardjono, 2001:44).

Penataan ruang khususnya kota-kota diIndonesia masih dilihat hanya sebatas untukmemenuhi pertumbuhan pembangunan dancenderung berorientasi pada upaya untukmencapai target pertumbuhan ekonomi, atauuntuk memenuhi kebutuhan pengembangansuatu kawasan tertentu yang tidak bisa dihindari.Orientasi penataan kota yang demikian itukurang mempertimbangkan tujuan penataandan penggunaan ruang yang sesuai denganperuntukannya (Edy Lisdiyono, 2008: 5).

Pelaksana pembangunan saat ini jugamenghadapi tugas yang sangat berat karenakebanyakan daerah di Indonesia tumbuh secaraalamiah tanpa berlandaskan tata ruang yangbaik. Pertumbuhan penduduk yang melesatsecara fenomenal menuntut pewadahan anekaaktivitas dan dalam suatu tata ruang utamanyadidaerah perkotaan. Kenyataan menunjukkanbahwa pelaksana atau perencana pembangunandi Indonesia masih belum berhasil secara optimalmenjawab tantangan dan berbagai konflik yangterjadi dilapangan. Sebab masalah spasial (ruang)selain berdimensi politik (bagi pemerintah) jugaberdimensi sosial ekonomi dan sosial budaya (bagi

Yustisia Edisi 86 Mei-Agustus 2013

masyarakat) sehingga tata ruang yang disusunlebihmerupakan gambaran ideal saja yang dalamkenyataannya sangat sulit untuk diwujudkan

Tujuan-tujuan serta mod a penetapannilai (valorisasi) ruang dalam bingkai wilayahpengurusan publik yang dilekati kekuatan hukumadalah titik berat persoalan. Krisis kecukupantanah dalam konteks kelayakan kemanusiaandari nafkah pertanian pangan, pusat keprihatinandari generasi legislasi yang melahirkan UUPokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960) separuhabad yang lampau, bukan saja tidak pernahmengalami pembalikan. Akan tetapi, hal itu telahmenjelma menjadi krisis perusakan pulau-pulauyang memotong daur-daur ekologis beserta daurreproduksi social di situ. Skala muka bumi yangmengacu pada kelayakan reproduksi kehidupannafkah desa / kota kecil (0,25 hektar pemilikantanah sebagai ukuran terkecil) digantikan olehskala operasi berskala gergasi dari sektor-sektorekstraktif (100 hektar konsesi atas tanah sebagaiukuran terkecil tanpa batas atas).

Kasus Indonesia menunjukkan valorisasiuntuk sepetak permukaan bumi yang sama bisadilakukan berulang-ulang untuk mempertahankanpotensi penciptaan nilai disitu. Wilayah pengurusanpublicmenjadi dan diperlukan sepenuhnya sebagaiobjek ekonomik. Ruang bermukim menyejarahberalihrupa menjadi ruang-ruang transient kapanpun bisa berganti peruntukannya dan statuslegalnya.Contoh episode-episode ekstraksi bahanmentah industrial berlapis yang berlangsung sejakakhir abad ke-19 sampai sekarang di wilayahPulau Kalimantan bagian timur. Episode yangdimaksud adalah perluasan ekstraksi kayu hutanprimerdisusul dengan perluasan ekstraksi minyakdan gas, kemudian perluasan ekstraksi batu bara'.

Dari contoh tersebut, produksi ruang lewatpenentuan wilayah yang dilakukan secarahukum mengingkari proses sosial penggunaandan penghunian ruang serta proses ekologisdi situ. Pengaturan pemanfaatan kawasanruang di kawasan budi daya seperti eksploitasipertambangan, budi daya kehutanan, budidaya pertanian, dan kegiatan pembangunanpermukiman, industri, pariwisata dan Iain-Iainyang sejenis, sehingga tercapai tata ruangkawasan budi daya. Dengan demikian, dalampembentukan penataan ruang atau struktur tataruang harus ada keserasian antara sumberdayaalam hayati dan nonhayati, sehingga timbulkeseimbangan fungsi ruang. Merosotnya kualitaslingkungan salah satunya disebabkan olehpenggunaan ruang yang tidak sesuai dengankondisi lingkungan dan potensi wilayah. Untukmengantisipasi hal tersebut telah diamanatkan

Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten 45

dalam Ketetapan Majelis* PermusyawaratanRaS No IX/MPR/2001 tentang "PembaruanAgrS dan pengeloiaan Sumber daya alamyangsecara filosofi disebutkan :' bahwa pengetolaansumber daya alam yang adll. berkelanjutandan namah lingkungan harus dilakukan dengancara terkoordinasi. terpadu dan menampungdinamika, aspirasi dan peran serto' masyaraka^serta menyelesaikan konfhk. KemerosotanHngkungan bisa juga terjadi apabila pemanfaatanruang dan pemanfaatan sumber daya alam yangada melebihi kapasitas lingkungan termasukteriadinya pengalihan fungsi ruang. PengalihanSgsi mang yang demikian itu tenadi juga datampengembangan Kutai Kartanegara d, manakawasan-kawasan yang semestmya d.konservas,justru dialihfungsikan untuk pengembangankawasan industri, perdagangan, permuk.manpenduduk dan Iain-Iain. _,,,,«,. M

Selanjutnya dikatakan Bell and McG.lhv ay-However, with the progress of the society, thecentral role of the land development processstarted to change. It became more and morecomplex in nature due to the intensity ofacertaindevelopment activity that required determiningissues relating to location, size and P***™*land utilisation (Bell, S&McG.1vray, D.. 2000).Selanjutnya Ainul JariaMaid.n mengatakanInitially the land development system was verymuch influenced by engineering and architecumlfactors to suit the land development problemsand meet the demands of creating a healthyliving environment for the population (Ainul JanaMaidin, 2008).

B. Metode penelitian

1. Jenis dan Sifat PenelitianDalam penelitian ini digunakan metode

Empirical Research on Law (ELR). ELR seeksto understand and explain how law works inthe real world (Martin Partington in Cane andCritzer 2010:1003). The results ofempmcalresearch on law are (or shuld be) central tothe concerns of academic analysis of Law(McCrudden, 2006) as well as more generallyto understanding the role of law in modemsociety (Martin, 2010: 1003). Pendekatanyang digunakan bersifat sosiologis/empinsmenggunakan pendekatan non positivistikdanmenggunakan analisis bersifat kualitatif (PeterMahmud, 2006). Adapun sifat penelitiannyadeskriptif developmental yang membenkangambaran secara sistematis terhadap obyekyang akan diteliti, selanjutnya disusun modelyang dapat dikembangkan untuk mengatasiproblema di lapangan.

46 YustisiaEdisi86Mei-Agustus2013

2. Pendekatan PenelitianPendekatan penelitian menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif. Denganmengutip pendapat dari Denzin dan Lincoln(Lexy Moleong, 2005:5) menjelaskan bahwapenelitian kualitatif adalah penelitian yangmenggunakan latar alamiah, dengan maksudmenafsirkan fenomena yang terjadi dandilakukan dengan jalan melibatkan berbagaimetode yang ada.

3. Lokasi dan waktu penelitianLokasi penelitian meliputi Kutai

Kartanegara Kalimantan Timur.

4. Jenis dan Sumber DataDalam penelitian ini data yang diperlukan

meliputi data primer maupun data sekunder.Data Primer, yaitu data yang diperoleh dansumber data langsung atau tangan pertama,terutama yang menyangkut aspek penlakupersepsi, sikap, dan motivasi eksekutifdalam membuat kebijakan. Data Sekunder,yaitu data yang bukan diusahakan sendmpengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 2002.56) Data sekunder dapat berupa majalan,laporan, hasil penelitian terdahulu, peraturanperundang-undangan serta publikasi lainnya.Sumber data sekunder meliputi bahan hukumprimer, sekunder dan tersier.

5. Instrumen Pengumpul DataInstumen pengumpul data terbagi

menjadi dua yakni untuk data primermenggunakan wawancara dan kuesionerWawancara ini dilakukan dengan indeephtinterview, yaitu metode pengumpulan datameialui wawancara yang dilakukan secaramendalam kepada sumber data (W.Gulo,2003- 119)- Adapun untuk data sekundermenggunakan Identifikasi isi dengan metodestudi kepustakaan.

6. Analisis DataDalam penelitian ini penulis meng

gunakan teknik analisis kualitatif, mengi-ngat data yang terkumpul sebagian besarmerupakan datakualitatif.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan1 Kondisi Existing Penggunaan Tanah di

Kabupaten Kutai KartanegaraSalah satu segi pembangunan nasional

adalah berkait^n dengan kebijaksanaanpertanahan. Maisalah pertanahan adalahmasalah yang terkait langsung dengan rakyat,

Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten ....

i^b

sebab tanah merupakan kebutuhan dasar(basicneed) masyarakat secara keseluruhan.Karena itu diperlukan penanganan danpengaturan yang ekstra hati-hati danseksama. Keterpaduan pendekatan yangbersifat konseptual mutlakdiperlukan karenatanah atau ruang muka bumi dalam wilayahnegara kita luasnya terbatas. Sementara itu,disisi lain perkembangan kegiatan kehidupandan penghidupan bangsa kita memerlukantanah yang luas , tidaksaja untukmemenuhikebutuhan penduduk yang dari keberhasilanpembangunan. (Muchsin, Imam Koeswoyo,2008:13).

Sesuai UUD1945, Pasal33ayat(3)bahwabumi, air dan kekayaan alam yng terkandungdidalamnya adalah karuniaTuhanyang MahaEsa, dikuasai oleh Negara dan dimanfaatkansebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.Didalam UUPAselanjutnya dijabarkan bahwadalam rangka mewujudkan pemanfaatantanah bagi sebesar-besarnya kemakmuranrakyat, Negara sebagai organisasi kekuasaanbangsa Indonesia diberi wewenang untukpada tingkatan yang tertinggi:a. Mengatur dan menyelenggarakan

peruntukan, penggunaan , persediaantanah dan pemeliharaannya;

b. Menentukan dan mengatur hak-hak yangdapat dipunyai hak atas tanah

c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orangdan perbuatan-perbuatan yang mengenaitanah.

Dari uraian diatas makin jelaslahbahwa dalam rangka memenuhi kebutuhanpembangunan yang beraneka ragam

diperlukan pengembangan pola tata ruangyang menyerasikan tata guna tanah, tataguna air dan tata guna sumber daya alamlainnya dalam satu kesatuan lingkunganyang serasi, dinamis dan bernuansa jangkapanjang. (Hasni, 33)

Tata Ruang sebenarnya memilikifungsi penting dan menentukan padatahap pemanfaatan ruang sebagai upayapengendalian tata ruang wilayah, sertamerupakan instrumen bagi upaya antisipasipenurunan kualitas ruang. Walaupundemikian, tidak dapat disangkal bahwakebijakan tata ruang tersebut terkadangmenimbulkan benturan antara pendekatan-pendekatan teknokratik dan komersial disatusisi dan pendekatan humanis disisi yang lain.

Demikian juga dengan penggunaantanah di Kabupaten Kutai Kartanegara.Berikut adalah kondisi existing penggunaantanah di Kabupaten Kutai Kartanegara:a. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di KabupatenKutai Kartanegara berdasarkan PJUKabupaten Kutai Kartanegara tahun2008 dapat dikelompokkan kedalam 3kelompok besar, yaitupenggunaan lahanuntuk perhutanan, rawa, pertanian dannon pertanian.

b. Perkebunan

Pada tahun 2010, luas perkebunanrakyat di Kutai Kartanegara menurutjenisnya adalah 44.747 ha .Untuktanaman yang paling banyak adalahKaret (14.218), kemudian kelapa sawit(9.665) dan paling sedikit adalah cengkehdan kemiri(5) untuk lebih detailnya dapatdilihat pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1

LUAS AREAL DAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT JENISNYA

JENIS TANAMAN

Crops

LUAS AREAL (Ha) - Planted Area Jumlah

TotalTB TBM TM TT/TR

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1. Kelapa / Coconut2. Kelapa Sawit/ Oil Palm3. Karet / Rubber

4. Lada / Pepper

5. Kakao / Cocoa

6. Kopi / Coffee7. Aren / Sugar Palm8. Kapuk / Kapok9. Cengkeh / Clove10. Panili / Vanilla

4 346 4166 1q90 9 602480 7 853 1 332 9 665

8 719 5 253 246 14 218

348 1 321 688 2 357

183 356 219 7581 9 4 14

1188 5 347 625 7 160

1 2 2 5

Yustisia Edisi 86 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten 47

11. Kayu Manis / Cassiavera - - - -

12. Kemiri / Candlenut 1 2 2 5

13. Pala/Nutmeg 203 168 63 434

14. J. Mete/Cashew -

- - "

15. Pinang/Arecanut 154 173 8 335

16. Jarak Pagar 1 11 182 194

JUMLAH/Total 2010 15 625 24 661 4 461 44 747

2009 15219 21 363 15713 52 295

Sumber: Kutai Kartanegara Dalam Angka 2011

c. Kehutanan

Pada tahun 2010, luas hutanmenurut tata guna hutan kesepakatansebesar 1.556.439 ha. Ini terbagimenjadi Kawasan Budidaya Kehutanan(KBK) dan KawasanHutan Non BudidayaKehutanan (KBNK). KBKdibagi menjadi

5 macam yaitu hutan lindung (212.614Ha), hutan suaka alam dan wisata (500Ha), hutan taman nasional (50.726 ha),hutan produksi terbatas (504.924 Ha),dan hutan produksi tetap (787.675 Ha).Untuk lebih lanjut dapat dilihat dalamtabel 2 dibawah ini

Tabel 2

Luas Areal Hutan Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan

Jenis Hutan

KAWASAN BUDIDAYA KEHUTANAN (KBK)

1. Hutan lindung/Protection are forest2. Hutan suaka alam dan wisata/Park and

reserve forest

3. Hutan produksi terbatas/Limitedprodactionforest

4. Hutan produksi tetap/Devinitiveproduction forest

5. Hutan fungsi khusus/Special funcionforest

KAWASAN HUTAN NON BUDIDAYA

KEHUTANAN (KBNK)

2006

1.647.622

231.959

64.907

61.380

507.614

781.762

1.073.009

Luas (Ha)

2007

1.647.622

231.959

94.907

61.380

507.614

781.762

1.073.009

2004

231.959

71.268

539.858

788.005

64.811

1.073.009

Sumber data : Dinas kehutanan Kab.Kutai Kartanegara

d. Pertanian (Padi)Perkembangan luas panen padi

sawah di Kutai Kartanegara pada tahun2010 mengalami kenaikan sebesar3,05% dan padi ladang mengalamipenurunan sebesar 3,39%. Secara nilluas panen padi sawah naik dari 37.514ha (tahun 2009) menjadi 38.658 ha(tahun 2010). Sedangkan luas panenpadi ladang menurun dari 5.220 ha(tahun 2009) menjadi 5.043 ha (tahun2010).

48 Yustisia Edisi 86 Mei - Agustus 2013

GAMBAft/Figure: 5.1.WAS PANENPADISAWAH DAN !>AO! LADANG (H.Ktar)

Arte Horvttted Wetter*!Poddy and Dryland Paddy (Hectare)200M010

[ «PadTSuvtah - • Pad Ladang |

Sumber: KutaiKartanegara dalam angka 2011

Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten

e. Pertambangan

Kegiatan pertambangan diKabupaten Kutai Kartanegara mencakuppertambangan migas dan non migas.Dari kegiatan tersebut, minyak bumi dangas alam merupakan hasil tambangyang sangat besar pengaruhnyadalam perekonomian Kabupaten KutaiKartanegara khususnya, dan PropinsiKalimantan Timur pada umumnya,karena hingga kini kedua hasil tambang

tersebut merupakan komoditi eksporutama.

Berdasarkan data dari dinas

pertambangan, total produksi batubara di Kutai Kartanegara tahun 2010mencapai 29.014.588.384 ton (dari 164perusahaan tambang batu bara). Halini meningkat dari tahun 2009 lalu yanghanya sebesar 20.883.783 ton (dari 90perusahaan batu bara)

PRODUKSI BATU BARA (Ton)

2008 2010

Sumber: Kutai Kartanegara dalam angka 2011

Kebijakan Tata Ruang di KabupatenKutai Kartanegara

Dalam pemanfaatan tanah harusdilakukan sesuai dengan rencana tataruang yang ada . Dimana hal tersebutdiatur dalam UU no 26 tahun 2007

. Pasal 2 Undang - Undang no. 26tahun 2007 tentang Penataan ruangmenyatakan Dalam kerangka Negarakesatuan republik Indonesia , penataanruang diselenggarakan berdasarkanasas : Keterpaduan; Keserasian,keselarasan dan keseimbangan; .Keberlanjutan; Keberdayagunaandan keberhasilgunaan; Keterbukaan;Kebersamaan dan kemitraan; Kepastianhukum dan keadilan ; Akuntabilitas .

Wewenang pemerintah daerahprovinsi dalam penyelenggaraanpenataan ruang meliputi:a. pengaturan pembinaan dan

pengawasan terhadap pelaksanaanpenataan ruang wilayah provinsidan kabupaten/kota, serta terhadappelaksanaan penataan ruangkawasan strategis provinsi dankabupaten/kota.

Yustisia Edisi 86 Met - Agustus 2013

b.

c.

d.

pelaksanaan penataan ruangwilayah provinsipelaksanaan penataan ruangkawasan strategis propinsi dankerjasama penataan ruang antarprovinsi dan pemvasilitasankerjasama penataan ruang antarkabupaten/ kota.

Dalam penataan ruang kawasanstrategis provinsi , pemerintah daerahmelaksanakan :

a. Penetapan kawasan strategisprovinsi

b. Perencanaan tata ruang kawasanstrategis provinsi

c. Pemanfaatan ruang kawasanstrategis provinsi dan

d. Pengendalian pemanfaatan ruangkawasan strategis provinsi.

Dalam rangka penyelenggaraanpenataan ruang wilayah provinsi,pemerintah daerah provinsi dapatmenyusun petunjuk pelaksanaan bidangpenataan ruang pada tingkat provinsidanKabupaten / kota , yang dapat dilakukandengan:

Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten .. 49

a. Menyebarluaskan informasi yangberkaitan jdengan:(1) rencana umum dan rencana

rinci tata ruang dalam rangkapelaksanaan penataan ruangwilayah provinsi

(2) arahan peraturan zonasi untuksystem provinsi yang disusundalam rangka pengendalianpemanfaatan ruang wilayahprovinsi dan

(3) petunjuk pelaksanaan bidangpenataan ruang

b. melaksanakan standar pelayananminimal bidang penataan ruang

Pasal 11 Undang - UndangPenataan Ruang menyatakan wewenangpemerintah daerah kabupaten/ kotadalam penyelenggaraan penataan ruangmeliputi:a. pengaturan, pembinaan dan

pengawasan terhadap pelaksanaanpenataan ruang wilayah kabupaten/kota dan kawasan strategiskabupaten / kota.

b. pelaksanaan penataan ruangwilayah kabupaten/kota

c. pelaksanaan penataan ruangkawasan strategis kabupaten/kota

d. kerjasama penataan ruang antarkabupaten/kota

Wewenang pemerintah daerahkabupaten/ kota dalam pelaksanaanpenataan ruang wilayah kabupaten /kota meliputi:a. Perencanaan tata ruang wilayah

kabupatert / kotab. Pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten?/ kota danc. pengendalian pemanfaatan ruang

wilayah kabupaten /kota

Adapun penyelenggaraan penataanruang bertujuan untuk mewujudkanruang wilayah nasional yang amannyaman produktif dan berkelanjutanberlandaskan wawasan nusantara danketahanan nasjpnal dengan:a. Terwujudnya keharmonisan antara

lingkungan alam dan lingkunganbuatan

b. Terwujudnya keterpaduan dalampenggunaan sumber daya alamdan sumber daya buatan denganmemerhatikan sumber daya manusia

50 Yustisia Edisi 86 Mei - Agustus 2013

c. Terwujudnya perlindunganfungsi ruang dan pencegahandampak negatif lingkungan akibatpemanfaatan ruang. ( Pasal 3 UUno 26 Tahun 2007).

Dalam pengelolaannya PenataanRuang diklasifikasikan berdasarkansistem, fungsi, utama kawasan, wilayahadministratis kegiatan kawasan dan nilaistrategis kawasan . Penataan ruangberdasarkan sistem terdiri atas sistem

wilayah dan sistem sistem internalperkotaan. Penataan ruang berdasarkanfungsi utama kawasan terdiri ataskawasan lindung dan kawasan budidaya. Penataan ruang berdasarkan wilayahadministratif terdiri atas penataan ruangwilayah nasional , penataan ruangwilayah propinsi dan penataan ruangwilayah kabupaten / kota. Penataanruang berdasarkan kegiatan kawasanterdiri atas penataan ruang kawasanperkotaan dan penataan ruang kawasanperdesaan.

Sesuai dengan Pasal 14 Undang -Undang No 32 tahun 2004 Urusan wajibyang menjadfkewenangan pemerintahandaerahuntuk kabupaten/kota merupakanurusan yang berskala kabupaten/kotadiantaranya adalah perencanaan danpengendalian pembangunan;

Dan perencanaan, pemanfaatan,dan pengawasan tata ruang, makapemerintahKabupaten Kutai Kartanegarajugamelaksanakan haltersebut denganmembuat rencana tata ruang wilayah .

Dalam rangka koordinasi penataanruang daerah (BKPRD) KabupatenKutai Kertanegara maka dikeluarkanlahSK Bupati No. 506/ SK-Bup/HK/2011tentang Pembentukan Badan KoordinasiPenataan Ruang Daerah (BKPRD)Kabupaten Kutai Kertanegara.a. Perencanaan Tata Ruang, meliputi:

(1) Mengkoordinasikan dan meru-muskan penyusunan rencanatata ruang Kabupaten

(2) Memaduserikan rencana pembangunan jangka panjang danmenengah dengan rencanatata ruang kabupaten sertamempertimbangkan pengaru-sutamaan pembangunanberkelanjutan meialui instrumenkajian lingkungan hidupstrategis.(KLHS).

Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten

(3) Mengintegrasikan, memadu-serikan dan mengharmoni-sasikan rencana tata ruangwilayah nasional, rencanatata ruang pulau /kepualauan,rencana tata ruang kawasanstrategis ftasionaI, rencana tataruangwilayah propinsi, rencanatata ruang kawasan strategisPropinsi dan rencana tata ruangwilayah yang berbatasan

(4) Mensinergikan penyusunanrencana tata ruang kabupatendengan propinsi dan antarkabupaten yang berbatasan

(5) Mengkoordinasikan pelaksanaan konsultasi RancanganPeraturan Daerah tentangrencana tata ruang Kabupatenkepada Badan KoordinasiPenataan ruang daerah(BKPRD) Propinsidan BKPRDN

(6) Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi rencana tata

ruang kabupaten ke Propiinsi(7) Mengkoordinasikan proses

penetapan rencana tata ruangkabupaten dan

(8) mengoptimalkan peran masya-rakat dalam perencanaan tataruang

b. Pemanfaatan ruang meliputi :(1) Mengkoordinasikan penanga-

nan dan penyelesaian permasa-lahan dalam pemanfaatanruang baik di Kabupaten danmemberikan pengarahan sertasaran pemecahannya

(2) Memberikan rekomendasi gunamemecahkan permasalahandalam pemanfaatan ruangkabupaten

(3) Memberikan informasi danakses kepada pehgguna ruangterkait rencana tata ruangkabupaten

(4) Menjaga akuntabilitas publiksebagai bentuk layanan padajajaran pemerintah, swasta danmasyarakat

(5) Melakukan fasilitas pelaksanaankerjasama penataan ruangantar kabupaten

(6) Mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang

Yustisia Edisi 86 Mei - Agustus 2013

c. Pengendalian Pemanfaatan ruangmeliputi:

(1) Mengkoordinasikan penetapanperaturan zonasi sistemkabupaten

(2) Memberikan rekomendasiperizinan pemanfaatan ruangkabupaten

(3) Melakukan identifikasi dalampelaksanaan pelaksanaaninsentif dan disinsentif dalam

pelaksanaan pemanfaatanruang kabupaten denganpropinsi dan dengan kabupatenterkait.

(4) Melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi danpelaporan penyelenggaraanpenataan ruang

(5) Melakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pemanfaatanruang dengan rencana tataruang

(6) Mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengendalianpemanfaatan ruang.

Ruang lingkup pengendalian initerdiri atas ruang lingkup wilayah danruang lingkup substansi. Ruang lingkupwilayah meliputi seluruh KabupatenKutai Kartanegara, sedangkan ruanglingkup materi meliputi : Zonasi,Aturaninsentif dan disinsentif,Aturan perubahanklasifikasi zoha .Perijinan dalampemanfaatan ruang .pengendalianpemanfaatan ruang meialui pengawasan

Arahan pengaturan zonasimerupakan upaya untuk menghasilkanketentuan tentang aspek-aspeksebagai berikut : Jenis kegiatanyang diperbolehkan, diperbolehkandengan syarat, jdan dilarang, Intensitaspemanfaatan ruang ,Sarana danprasarana minimum dan Ketentuan-ketentuan khusus

Berdasarkan Rencana tata ruangwilayah kabupaten Kutai Kartanegarabagian pengendalian maka disusunlahketentuan umum peraturan zonasi.Adapun dalam ketentuan tersebut dibagiatas :

a. Struktur Ruang

(1) Kawasan perkotaan(2) Kawasan Perdesaan

Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten 51

(3) Kawasan sekitarjaringanjalandan jembatan

(4) Kawasan sekitar jaringanprasarana lalu lintas danangkutan jalan

(5) Kawasan sekitar jaringanpelayanan lalu lintas danangkutan jalan

(6) Kawasan sekitar prasaranatransportasi penyebrangansungai

(7) Kawasan sekitar prasaranasystemjaringan perkereta apian

(8) Kawasan sekitar prasaranatransportasi udara

(9) Kawasan sekitar prasaranasystem jaringan energy

(10) Kawasan sekitar prasaranajaringan telekomunikasi

(11) Kawasan sekitar jaringansumber daya air

(12) Kawasan sekitar systemjaringan persampahan

(13)Kawasan sekitar systemjaringan air minum

(14) Kawasan sekitar systemjaringan pengelolaan air limbah

(15) Kawasan sekitar systemjaringan drainase

(16) Kawasan sekitar jaringan jalurdan ruang evakuasi bencanaalam

b. Pola Ruang

(1) Kawasan hutan lindung(2) kawasan perlindungan setem-

pat

(3) Kawasan suaka alam, peles-tarian alam dan cagar budaya

(4) kawasan rawan bencana alam(5) Kawas|n lindung geologi(6) Kawasan peruntukan hutan

produksi(7) Kawasan peruntukanpertanian(8) Kawasan peruntukan perikanan(9) kawasan peruntukan pertam

bangan

(10)Kawasan peruntukan Industri(11) Kawasan peruntukan Pariwisata(12) Kawasan peruntukan permu-

kiman

(13) Kawasan peruntukan lainnya

52 Yustisia Edisi 86 Mei-Agustus 2013

c. Kawasan Strategis

(1) Kawasan strategis nasional(2) Kawasan strategis Provinsi(3) Kawasan strategis Kabupaten

Berdasarkan Pasal 36 Undang-Undang No 26 tahun 2007 tentangPenataan Ruang menyatakan bahwa :

(1) Peraturan zonasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 35 disusun

sebagai pedoman pengendalianpemanfaatan ruang.

(2) Peraturan zonasi disusunberdasarkan rencana rinci tata ruanguntuk setiap zona pemanfaatanruang.

(3) Peraturanzonasi ditetapkan dengan:a. peraturan pemerintah untuk

arahan peraturan zonasi sistemnasional;

b. peraturan daerah provinsi untukarahan peraturan zonasi sistemprovinsi; dan

c. peraturan daerah kabupaten/kota untuk peraturan zonasi.

Demikian juga dengan PemerintahKabupaten Kutai Kartanegara , untukpengendalian ruang juga sudahdisusun dalam rencana tata ruangwilayahnya. Untuk peraturan zonasidaerah kabupaten Kutai Kertanegara,sebetulnya sudah dibuat dalam bentukdraft rancangan Perda tentang Rencanatata ruang wilayah /Zonasi, tetapi belumdisyahkan sampai sekarang dikarenakanPerda propinsi Kalimantan Timur tentangzonasi belum ada, sehingga perdaZonasi Kabupaten Kutai Kertanegarabelum bisa disyahkan.

Dari Pasal 36 Undang - UndangNo.26 tahun|2007 tentang penataanruang yaitu peraturan pemerintah untukarahan peraturan zonasi sistem nasionaldan peraturan daerah provinsi untukarahan peraturan zonasi sistem propinsi. Jadi sebagai arahan ataupun payunghukum dari perda zonasi , karenamengacu pada perda provinsi makaperda zonasi yang ada dalam draftyang sudah disusun tidak bisa disahkankarena perda yang jadi payung belumada

Disamping dengan pengaturanzoning,untuk pengendalian jugadilakukan dengan Perizinan. Perizinan

Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten

merupakan salah satu mekanismepengendalian pemanfaatan ruangmenurut UU No. 26 Tahun 2007

mengenai Penataan Ruang. Mekanismeini merupakan perangkat penting daripengendalian pemanfaatan ruang,oleh karenanya apabila mekanismeini terselenggara dengan baik, makapenyimpangan pemanfaatan ruangakan dapat dikurangi, dan secara legalpenyimpangan dapat diidentifikasi danditertibkan.

Haltersebut sesuai dengan pendapatdariSafri Nugraha yaituPerizinanmenjadihal yang penting dalam masyarakat dankegiatan pemerintahan yaitu:

a. Dalam keadaan bagaimanapunpemerintah harus mengendalikankehidupan dan perkembanganperekonomian dan kesejahteraanmasyarakat , salah satu caranyaadalah dengan melakukanpengendalian meialui perijinan

b. Kepentingan negara dan kepentinganpemerintah serta kepentinganmasyarakat dalam arti luas tetapharus dijaga keseimbangannya,keseimbangari ketiga kepentingantersebut harus dijaga dan salah satucara untuk menjaga keseimbangantersebut adalah meialui perijinan

c. Perijinan adalah salah satu caradari wewenang pemerintahan yangdimilikioleh pemerintah .oleh karenaitu penting bagi pemerintah untukselalu menata kembali perijinanagartetap sesuai dengan perkembanganperekonomian nasional maupunperekonomian global..

d. Perizinan juga penting artinya biladitinjau dari segi dokumentasi. (SafriNugraha ,2007:137).

Perizinan merupakan upayamengatur kegiatan-kegiatan yangmemiliki peluang menimbulkan gangguanbagi kepentingan umum. Pada dasarnyaprinsip penerapan perizinan dalampemanfaatan ruang adalah sebagaiberikut:

a. Kesehatan individu, keluarga dankomunitas.

b. Pembangunan fisik sesuai hak yangtertata, dilengkapi dengan sirkulasi,akses, keselamatan, dan Iain-Iain.

Yustisia Edisi 86 Mei - Agustus 2013

c. Kualitas lingkungan yang menja-min kegiatan yang tidak sesuai/diinginkan (komersial) tidakberlokasidi kawasan tertentu.

Adapun yang dimaksud tindakanpengendalian adalah

a. Membatasi pemanfaatan lahandan bangunan, cara pembangunandilaksanakan, tampilan bangunan,hubungan antar bangunan maupunantara bangunan dengan ruangterbuka.

b. Mengendalikan bentuk fisik (posisi,ukuran, bentuk, jarak, ruang antarbangunan, tutupan lahan danpenanaman) yang disertai dengantingkat pengendalian terhadapkegiatan atau penggunaan lahan.

t

Setiap kegiatan dan pembangunanharus memohoh izin dari pemerintahsetempat yang akan memeriksakesesuaiannya dengan rencana tataruang, serta standar teknis, administatifdan legal.

Sesuai dengan Pasal 11 UU No. 26tahun 2007, maka Pemerintah Kabupatenmempunyai Wewenang utk perencanaantata ruang wilayah kabupaten/ kota;pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota; dan pengendalian pemanfaatanruang wilayah kabupaten/kota. Dimanadalam pelaksanaan nya dilakukanmeialui pemberian izin, pemberiandisinsentif Arahan disinsentif pola ruangdalam rangka membatasi pertumbuhanatau mencegah kegiatan yang tidaksejalan dengan rencana tata ruang danpemberian sanksi. Kebijakan tata ruangyang Dilakukan di Kabupaten KutaiKartanegara meliputi pemanfaatanruang yang dilakukan denganpengaturan Zonasi, yang tercantumdalam rencana tata ruang wilayah nya, yang didalamnya berisi struktur ruang,pola ruang, kawasan strategis. Sesuaidengan Pasal 11 UU No. 26 tahun2007, maka Pemerintah Kabupatenmempunyai Wewenang utk perencanaantata ruang wilayah kabupaten/ kota;pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota; dan pengendalian pemanfaatanruang wilayah kabupaten/kota. Dimanadalam pelaksanaannya dilakukanmeialui pemberian izin, pemberiandisinsentif Arahan disinsentif pola ruang

Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten .... 53

dalam rangka membatasi pertumbuhanatau mencegah kegiatan yang tidaksejalan dengan rencana tata ruang danpemberian sanksi

Sejalan dengan pelaksanaanzonasi maka, pemerintah kabupatenKutai kertanegara dalam Rencana TataRuang Wilayah juga mencantumkannyahanya saja , sesuai dengan UU no26 tahun 2007 seharusnya peraturanzonasi ditetapkan dengan perda tentangperaturan daerah kabupaten/kota untukperaturan zonasi.maka pemerintahKabupaten Kutai Kartanegara masihdalam bentuk draf Raperda, dan drafRaperda sudah jadi bulan maret danberencana untuk disahkan , tetapiternyata hal ini terhambat karena Perdapropinsi yang dipakai sebagai pedomandalam pembuatan Perda Kabupatenbelum jadi.

D. Simpulan

Kondisi existing Penggunaan lahan diKabupaten Kutai Kartanegara berdasarkanPJU Kabupaten Kutai Kartanegara dapatdikelompokkan kedalam 3 kelompok besar, yaitupenggunaan lahan untuk perhutanan, rawa,pertanian dan non pertanian. Penggunaan lahandi Kutai Kertanegara digunakan untuk bermacam- macam kegiatan dtentaranya yaitu : Kegiatanpertambangan yang mencakup pertambanganmigas dan non migas , Kehutanan, Perkebunan,Pertanian (Padi, Palawija, dan Hortikultura) dll

Kebijakan Penataan Ruang Yang Dilakukandi Kabupaten Kutai Kartanegara dilakukanberdasarkan Pasal 11 UU No. 26 tahun 2007, yaituPemerintah Kabupaten mempunyai Wewenang

54 Yustisia Edisi 86 Mei - Agustus 2013

utk perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota; pemanfaatanruangwilayah kabupaten/kota;dan pengendalijan pemanfaatan ruang wilayahkabupaten/kota, disamping itu juga berdasarkanpada Pasal 14 (huruf b) Undang - Undang No32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah makaperencanaan, pemanfaatan, dan pengawasantata ruang merupakan kewenangan pemerintahdaerah kabupaten.

Dalam melaksanakan kewenangan tersebutdituangkan dalam rencana tata ruang wilayahKabupaten Kutai Kertanegara, yang didalamnyaterdapat rencana , pemanfaatan , pengendaliandan juga kawasan strategis. Dimana dalampengendalian pemanfaatan terdapat ketentuanUmum peraturan zonasi. Hanya saja KabupatenKutai Kertanegara, belum memiliki Peraturantentang zonasi, sesuai yang diamanatkan Pasal36 ayat (3c) UU No. 26 Tahun 2007 bahwa untukperaturan zonasi daerah Kabupaten ditetapkandengan peraturan daerah Kabupaten / Kota .Sebetulnya Rancangan/Draft Raperda TentangRencana Tata ruang wilayah/ pengaturan zonasiKabupaten Kutai Kertanegara sudah ada hanyasaja belum bisa disahkan karena Perda tentangrencana tata ruang wilayah/ pengaturan zonasiberdasarkan uu yang baru Provinsi KalimantanTimur belum ada.

E. Saran

Dalam penelitian ini peneliti memberikansaran hendaknya pemerintah propinsi KalimantanTimur segera membuat Perda tentang RencanaTata Ruang Wilayah/pengaturan zonasiberdasarkanUU yang baru sehingga rancanganPerda tentang rencana tata ruang wilayah maupunzonasi kabupaten Kutai Kartanegara dapat segeraditetapkan.

Kebijakan Tata Ruarig di Kabupaten

Daftar Pustaka

Ainul Jaria Maidin, 2008. Role of Land Development in Improving Public Health:Way Forward for Malaysia,Journal of the Malaysian Institute of Planners, Malaysia.

BPN dan Bappeda Kabupaten Kutai Kertanegara, Kutai Kertanegara dalam Angka 2011.

BAPPEDAKabupaten Kutai Kertanegara, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara

Basrowi dan Sukidin, 2002, Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, Surabaya, Insan Cendikia.

Bemhard Limbong. 2011. Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan. Jakarta: Margaretha Pustaka.

Boedi Harsono. 2003. Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang PokokAgrariaIsi dan Pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan

Edi Lisdiyono. 2008. Tegislasi Penataan Ruang tentang Pergeseran Kebijakan Hukum Tata Ruang dalamRegulasi Daerah di Kota Semarang". Disertasi Universitas Diponegoro

H. Muchsin dan Imam Koeswoyono. 2008.Aspek Kebijaksanaan Hukum penatagunaan Tanah danPenataan Ruang.Jakarta.2008

Hasni.Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah Dalam Konteks UUPA - UUPR- UUPLH.Jakarta.PT RajaGraflndo perkasa

IGede A.B.Wiranata. 2005. Hukum AdatIndonesia Perkembangan dariMasa ke Masa. Bandung:CitraAditya Bakti

Lawrence M. Friedman, 1997. The Legal System :ASocial Science Perspective. RusselSage Foundation: New York.

Lego Karjoko dan IGusti Ayu, 2010, Laporan Penelitian Hibah Kerjasama AntarLembaga dan Perguruan Tinggi, Surakarta, Fakultas hukum UNS.

Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RT. Remaja Rosdakarya.Maria S.W. Sumardjono. 2001. Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi. Jakarta:

Kompas Media Nusantara

Marzuki. 2002. MetodologiRiset Yogyakarta: BPFE-UII.

Peter Mahmud Marzuki. 2006. Penelitian Hukum. Akarta: Kencana Prenada Media Group.

Peter M. Blau dan Marshall Meyer. 2000. Birokrasi dalam Masyarakat Modern, (edisi teijemahan SlametRiyanto). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Safri Nugraha dkk. 2007. Hukum Adminstrasi Negara.Jakarta. CLGS-FH Ul

W. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia.

website Dinas pengendalian pertanahan daerah kabupaten Sleman

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 15Tahun tentang penyelenggaraan Penataan Ruang

Undang - Undang no.32 tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah

Undang - Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Yustisia Edisi 86 Mei -Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten .... 55