upaya peningkatan hasil belajar dengan...
TRANSCRIPT
i
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION) DALAM MATERI POKOK SISTEM
PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PADA PESERTA
DIDIK KELAS VIII B MTs NU 03 AL HIDAYAH KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
LINA WAHYUNI NUZULIA
3105037
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
ii
ABSTRAK Lina Wahyuni Nuzulia (NIM: 3105037). Upaya Peningkatan Hasil Belajar dengan Penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dalam Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada Peserta Didik Kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal Tahun Pelajaran 2009-2010. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel pada peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun pelajaran 2009-2010. Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal. Obyek penelitian ini adalah di MTs NU 03 AL Hidayah Kendal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) yaitu kelas VIII B yang jumlahnya ada 44 peserta didik yang terdiri dari 21 putra dan 23 putri. Pengumpulan data menggunakan Lembar kerja peserta didik dan tes evaluasi. Data yang terkumpul dianalisis deskriptif sederhana. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, rata-rata tes evaluasi 54. Pada siklus I rata-rata tes evaluasi 65,68 dengan ketuntasan klasikal 79,54%. Sedangkan pada siklus II rata-rata tes evaluasi peserta didik meningkat menjadi 75,37 dengan ketuntasan klasikal 88,64%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dengan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) di MTs NU 03 Al Hidayah Kendal untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika.
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian
juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 10 Desember 2009 Deklarator,
Lina Wahyuni Nuzulia NIM. 3105037
iv
MOTTO
.....
.....
Artinya : “ ….. Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan,
beberapa derajat…..” (Q.S. Al Mujadillah, 11)∗
∗ Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya,
(Semarang: Karya Toha Putra, 1995), hlm. 946.
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya tulis
yang sederhana ini yang telah memberi arti dalam hidupku.
Abah Muhtarom dan Ibu Salamah tercinta yang dengan penuh kesabaran
selalu berjuang, merawat dan mendo’akan anak-anaknya. Terima kasih atas
lantunan do’a, motivasi dan ridho yang selalu mengiringi langkah saya hingga
akhirnya saya bisa menyelesaikan kuliah saya. Hormat dan bakti ku kan selalu
tertuju untukmu..
Kakaku tercinta Mas Afif Amrullah, terima kasih atas motivasi dan do’a yang
diberikan. Semoga cepat menyelesaikan skripsinya. Salam sukses selalu..
Adikku tercinta Arif Budi Seiawan dan Hapy Latifah Aprilia, yang selalu
membantu, mendoakan dan memberi semangat selama perjalanan hidupku.
serta dengan senyuman dan motivasi yang kalian berikan memberikan
semangat kepada penulis.
Keluarga BANI MASKUR terima kasih atas doa dan motivasi dari kalian
sehingga menghantarkan aku menuju gerbang kesuksesan.
Seseorang yang selalu memberikan motivasi, yang selalu ada buat aku,
memberikan warna lain dikehidupanku (Mz Toermudzi). Terima kasih atas
cinta dan kasihmu selama ini. Semoga Abadi selamanya
Sahabat – sahabat terbaik dan terindahku atik, farida, kuni, harir, islam, siwi,
lian, mandik yang selalu memberi motivasi dan selalu ada saat suka maupun
dukaku (kau adalah tempatku berbagi kisah) dan sahabat-sahabatku anak
Tadris Matematika 2005 yang tidak bisa aku sebut satu per satu
Rekan-rekan KORPS yang tidak dapat saya sebutkan, terima kasih telah
memberikan banyak ilmu dalam berorganisasi.
Semua pihak yang pernah melintas dan menghiasi hidupku dan membantuku
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baikmu, amin ….
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita
curahkan kehadirat beliau junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat dan pengikutnya, dengan harapan semoga kita
mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terlesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang
telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang merestui pembahasan skripsi ini dan selaku Wali
Studi yang telah bersedia memberikan pengarahan selama penulis menjadi
mahasiswa.
2. Hj. Minhayati Shaleh, M.Sc., dan Mursid, M.Ag., selaku pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.
3. Segenap civitas akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
kesempatan untuk menambah ilmu.
4. Suhamdan S.Pd. selaku Kepala MTs NU 03 Al Hidayah Kendal, A.
Qomarudin, S.Pd.I selaku guru pamong beserta stafnya yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian serta membantu
mengarahkan dan memberikan saran yang berharga dalam penelitian skripsi
ini.
5. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga dengan doa dan motivasimu sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
vii
6. Sahabat, teman-teman dan keluarga besar Tadris Matematika yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tidak ada yang penulis kepada mereka selain untaian rasa terima kasih dan
iringan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
sebaik-baiknya. Amin.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
Semarang, 10 desember 2009 Penulis,
Lina Wahyuni Nuzulia NIM. 3105037
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi suatu bangsa, karena
bangsa yang ingin maju, membangun dan berusaha memperbaiki keadaan
masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci
dan tanpa kunci itu usaha akan gagal.1 Dalam pendidikan di sekolah, aspek
yang dominan adalah guru dan peserta didik. Proses belajar mengajar
merupakan inti dari proses pendidikan.2 Dengan guru sebagai pemegang peran
utama. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran
yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan
pendidikan. Sampai saat ini masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan yang
dialami peserta didik di dalam mempelajari matematika. Salah satu kesulitan
itu terdapat dalam materi sistem persamaan linear dua variabel pada peserta
didik kelas VIII B semester gasal.
Matematika merupakan sebuah ilmu yang memberikan kerangka
berfikir logis universal pada manusia3. Di samping itu, matematika merupakan
satu alat bantu yang urgen bagi perkembangan berbagai disiplin ilmu lainnya.
Oleh karena itu, tidak berlebihan kalau matematika ditempatkan sebagai
mathematics is king as well as good servant.4 Namun dalam praktek
pembelajarannya matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak,
menakutkan dan tidaklah menarik di mata peserta didik. Hal ini berakibat pada
rendahnya output peserta didik dalam penguasaan materi matematika,
sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan metode yang
1 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet. I,
hlm. 1 2 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),
Cet. II, hlm. 3 3 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga
Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007), hlm.1. 4 Ibid.,
1
2
tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik.5 Untuk itu
diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik
untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.
Berdasarkan wawancara secara langsung dengan guru mata pelajaran
matematika kelas VIII yaitu bapak Qomarudin pada tanggal 23 April 2009.
Yang selama ini terjadi, ketika peserta didik diberi tugas tidak sedikit dari
mereka yang hanya mencontek tanpa mau memahami maksudnya. Lebih jauh
berdiskusi mengenai keadaan peserta didiknya dalam belajar matematika,
menyatakan bahwa minat/semangat peserta didik dalam melaksanakan tugas
guru terutama dalam hal membaca, ketika peserta didik diberi PR membaca
materi pelajaran dirumah kebanyakan dari mereka tidak membaca karena
malas dan tidak termotivasi untuk membaca. Daya tangkap peserta didik
dalam menerima pelajaran, kemampuan peserta didik dalam menghubungkan
materi pelajaran dengan dunia nyata, kemampuan peserta didik dalam belajar
mandiri, kemampuan peserta didik dalam menuliskan ide, kemampuan peserta
didik dalam mengerjakan tugas mandiri, keberanian peserta didik dalam
menyajikan temuan, ketrampilan peserta didik menulis dipapan tulis, dirasa
masih rendah belum sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan belum
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh matematika itu sendiri yaitu peserta
didik mampu belajar mandiri, mengembangkan sense of mathematics, dan
memiliki kemampuan berpikir tinggi (higher level thinking). Ini dibuktikan
pada tahun pelajaran 2008/2009, peserta didik yang memenuhi KKM hanya
61%. KKM untuk mata pelajaran matematika yang ditetapkan pada tahun
pelajaran 2009/2010 adalah 6,0
Pembelajaran lebih khusus pada peserta didik belajar dalam materi
sistem persamaan linear dua variabel, peserta didik banyak mengalami
kesulitan dalam penyelesaian masalah. Meskipun guru sudah mencoba
memberikan tugas untuk mempelajari materi yang akan diajarkan dirumah
sebelum materi diberikan tapi pada kenyataannya hanya peserta didik tertentu
saja yang mengerjakan sendiri. Berdasarkan data nilai yang diberikan oleh
5 Ibid.
3
bapak Qomarudin, hasil tes sumatif pada tahun pelajaran 2008/2009 rata-
ratanya adalah 53 masih di bawah KKM yang ditentukan.
Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk dapat memilih berbagai
pendekatan, strategi, model pembelajaran matematika yang sesuai dengan
kondisi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Karena
peran dan tugas guru salah satunya meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Model pembelajaran yang digunakan guru sangat menentukan
keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sehingga dengan pemilihan
model pembelajaran yang sesuai dengan materi sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV) peserta didik tidak bosan dalam menerima pelajaran.
Karena kurangnya minat membaca dan menulis penyelesaian masalah
secara runtun peserta didik dalam mata pelajaran matematika maka penulis
berminat meneliti salah satu model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition) yang akan diterapkan
dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Model
pembelajaran CIRC ini merupakan model pembelajaran yang menekankan
pada membaca dan menulis.Dalam model pembelajaran CIRC, peserta didik
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 peserta didik) yang
heterogen. ”Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para peserta didik
dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial
yang tinggi.”6 Sehingga penggunaan model pembelajaran ini diharapkan dapat
menimbulkan minat sekaligus kreativitas dan motivasi peserta didik dalam
mempelajari matematika, sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaat
yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka judul yang dipilih
dalam penelitian ini adalah “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dengan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperatve
Integrated Reading and Composition) dalam Materi Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel”.
6 Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP: Bahan
Pelatihan Sertifikasi Guru-guru Pelajaran Matematika, (Semarang: UNNES, 2004).hlm. 12.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan pokok
penelitian ini adalah
1. Kemampuan peserta didik dalam menerima mata pelajaran matematika
khususnya pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel masih
lemah
2. Peserta didik kurang senang dengan mata pelajaran matematika
3. Nilai tes sumatif masih di bawah standar ketuntasan minimum yang
ditetapkan oleh MTs NU 03 Al Hidayah Kendal yaitu 6,0.
4. Model pembelajaaran yang diterapkan oleh guru masih konvensional.
C. Pembatasan Masalah.
Dari identifikasi masalah di atas peneliti membatasi sasaran penelitian
antara lain:
1. Sasaran penelitian terbatas pada peserta didik tingkat MTs.
2. Sasaran penelitian ditujukan kepada peserta didik kelas VIII B semester
gasal.
3. Sasaran penelitian terbatas pada pokok bahasan penyelesaian soal cerita
4. Sasaran penelitian terbatas pada tahun pelajaran 2009 - 2010.
Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap arti dari judul yang
digunakan, maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam
judul sebagai berikut.
1. Peningkatan hasil belajar
Peningkatan hasil belajar yang dimaksud disini adalah upaya
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam materi pokok
sistem persamaan linear dua variabel khusus pada sub pokok bahasan
menyelesaikan soal cerita yang ditandai dengan peningkatan nilai yang
cukup signifikan yang diperoleh oleh peserta didik.
5
2. Penerapan
Penerapan yaitu kemampuan untuk menggunakan atau
menerapkan teori, prinsip, peraturan atau informasi ke dalam situasi
yang baru.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and
Composition dan merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif.
Kegiatan pokok dalam CIRC untuk memecahkan soal cerita meliputi
rangkaian kegiatan yang spesifik, yakni : (1) salah satu anggota
kelompok membaca atau beberapa anggota membaca, (2) membuat
prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita, termasuk menuliskan apa
yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan
dengan suatu variabel tertentu, (3) saling membuat ikhtisar atau rencana
penyelesaian soal cerita, dan (4) menuliskan penyelesaian soal ceritanya
secara urut ( menuliskan urutan komposisi penyelesaiannya), dan (5)
saling merevisi dan mengedit pekerjaan/penyelesaian (jika ada yang
perlu direvisi).
4. Materi pokok sistem persamaan linear dua variabel
Materi pokok sistem persamaan linier dua variabel sesuai dengan
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang ada, yang
sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), materi ini
merupakan salah satu materi pokok dalam mata pelajaran matematia
kelas VIII tingkat menengah pertama (SMP/MTs) yang diajarkan pada
semester ganjil.
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan materi hanya pada
bahasan Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linier dua variabel dan penafsirannya.
5. Peserta didik kelas VIII B
Peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
6
dirinya melalui proses pembelajaran dan masih terdaftar sebagai peserta
didik di MTs NU 03 Al Hidayah Kendal.
6. MTs NU 03 Al Hidayah Kendal
MTs NU 03 Al Hidayah Kendal adalah suatu sekolah / madrasah
tingkat menengah pertama yang berlatar belakang Agama Islam di
kecamatan Kendal kabupaten Kendal yang terletak di jalan raya utama
Kendal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang
dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut:
”Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading an Composition) dalam materi pokok sistem
persamaan linear dua variabel dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal?”
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peserta Didik.
a. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran
matematika khususnya pada materi pokok sistem persamaan linear dua
variabel.
b. Menambah minat peserta didik untuk membaca dan latihan mata
pelajaran matematika
c. terjalin sikap gotong royang dan kerja sama yang antar peserta didik
d. Dapat bersosialisasi dengan teman ataupun guru.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Memperoleh suatu kreativitas variasi pembelajaran yang lebih
menekankan pada aktivitas peserta didik yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum satuan pendidikan.
b. Guru memiliki kemampuan penelitian tindakan kelas yang inovatif.
7
c. Memberikan sumbangan yang positif dalam pengembangan cara
berfikir.
d. Memberikan dorongan dan dukungan akan pentingnya bertekad untuk
terus memperbaiki diri.
3. Manfaat Bagi Peneliti
a. Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan model pembelajaran
CIRC yang bisa diterapkan kelak di lapangan.
b. Memberi pengalaman dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
c. Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru matematika siap
melaksanakan berbagai model pembelajaran di lapangan, sesuai
kebutuhan lapangan agar dapat meningkatkan motivasi belajar dan
hasil belajar.
4. Manfaat Bagi Sekolah
a. Mendapatkan panduan tentang model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC.
b. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran maka diharapkan dapat
meningkatkan peringkat MTs NU 03 Al Hidayah Kendal.
c. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik maka diharapkan
akan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak lulus UAN
karena pelajaran matematika.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian
bersama untuk rujukan pembelajaran MTs NU 03 Al Hidayah Kendal.
F. Kajian Pustaka Penelitian ini dilatar belakangi oleh penelitian yang dilakukan peneliti-
peneliti terdahulu yang hasilnya telah dibuktikan keshahihannya. Penelitian
mahasiswi UNNES, Virginia Sari tahun 2007 dengan judul “ Keefektifan
model pembelajaran problem posing dibanding kooperatif tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition) pada kemampuan siswa
kelas VII semester 2 SMP Negeri 16 Semarang dalam menyelesaikan soal
8
cerita materi pokok himpunan tahun pelajaran 2006/2007” hasil yang
diperoleh adalah nilai matematika setelah diberi pembelajaran problem posing
rata-rata 62.256, sedangkan pada kelas pemebelajaran kooperatif CIRC rata-
rata 69.282. berdasarkan uij kesamaan dua pihak dengan menggunakan uji t
diperoleh t hitung = -1.7008 dan t tabel = 1.67, karena t hitung > t tabel maka
Ho ditolak. Artinya ada perbedaan kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal cerita pada kelas problem posing dan kooperatif CIRC.7
Noviana Kusumawati, mahasiswi UNNES yang lulus tahun 2008.
Dalam skripsinya yang berjudul “ Pengaruh Kemampuan Komunikasi dan
Pemecahan Masalah Matematika terhadap Hasil Belajar Kelas VII Pokok
Bahasan Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) di SMP N 15 Semarang Tahun Pelajaran
2008/2009” menunjukkan ada pengaruh kemampuan komunikasi dan
pemecahan masalah terhadap hasil belajar peserta didik yaitu sebesar 32.2 %
sedangkan pengaruh kemampuan komunikasi terhadap hasil belajar peserta
didik sebesar 10.4 % dan pengaruh kemampuan pemecahan masalah terhadap
hasil belajar peserta didik sebesar 2.8 %.8
Andi Wibowo mahasiswa UNNES lulus tahun 2008 dalam skripsinya
yang berjudul “Keefektifan pembelajaran cooperative integrated reading and
composition (CIRC) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika
materi pokok lingkaran pada siswa kelas VIII SMP Negeri Taman Pemalang
Tahun pelajaran 2007/2008” berdasarkan uji proporsi, uji π ternyata π hitung <
π tabel pada taraf signifikansi 5 % sehingga Ho diterima. Ini berarti
kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang memperoleh
pembelajaran CIRC sama dengan peserta didik yang memperoleh
7 Virginia Sari, “Keefektifan model pembelajaran problem posing dibanding kooperatif tipe
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 16 Semarang dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok himpunan tahun pelajaran 2006/2007”, Skripsi UNNES (Semarang: Perpustakan UNNES 2007) hlm. 87, t.d.
8 Noviana Kusumawati, “Pengaruh Kemapuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika terhadap Hasil Belajar Kelas VII Pokok Bahasan Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) di SMP N 15 Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009” Skripsi UNNES (Semarang: Perpustakaan UNNES 2008) hlm. 93, t.d.
9
pembelajaran konvensional metode pemecahan masalah. Hal ini ditunjukkan
dengan proporsi peserta didik yang mendapat nilai ≥ 42.5 pada pembelajaran
CIRC sama dengan pembelajaran konvensional metode pemecahan masalah.9
Skripsi Budi Setyono mahasiswa UNNES lulus tahun 2006, yang
berjudul “meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok bahasan
pengukuran dengan metode pembelajaran problem posing siswa kelas IV
semester 2 MI Roudlotul Huda tahun ajaran 2005/2006” hasil penelitian
diperoleh prosentase ketuntasan belajar yaitu siklus I masih 50 % (kurang dari
80 %) dan nilai rata-rata hasil tes akhirnya 3.82 (kurang dari 5.5) sedangkan
pada siklus II ketuntasan belajar kelas mencapai 91 % (lebih dari 80 %) dan
nilai rata-rata hasil tes akhirnya 7.05 (lebih dari 5.5) selain itu diketahui juga
bahwa rata-rata aktifitas peserta didik lebih dari 70 % yaitu 81 % dan rata-rata
aktifitas guru mencapai 96 % (lebih dari 80 %). Interpretasi terhadap hasil
refleksi pada siklus II dapat diartikan bahwa model pembelajaran problem
posing untuk menyelesaikan soal cerita pada peserta didik kelas IV MI
Roudlotul Huda Sekaran telah berhasil.10
Berkaca dari penelitian yang telah ada, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu
CIRC tetapi untuk materi pokok dalam pelajaran matematika yang berbeda
yaitu sistem persamaan linear dua variabel. Peneliti akan mengadakan
penelitian pada MTs NU 06 Al Hidayah yang mana rata-rata minat belajar
peserta didik masih tergolong sedang dan rendah. Penelitian yang akan
dilaksanakan ini tergolong penelitian tindakan kelas.
9 Andi Wibowo, “Keefektifan Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Materi Pokok Lingkaran pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri Taman Pemalang Tahun pelajaran 2007/2008” Skripsi UNNES (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008) hlm. 86, t.d.
10 Budi Setyono, “Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Problem Posing Siswa Kelas IV Semester 2 MI Roudlotul Huda Tahun Ajaran 2005/2006”, Skripsi UNNES (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2006), hlm. 79, t.d.
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI
1. Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah usaha sadar atau upaya yang disengaja untuk
mendapatkan kepandaian. Banyak hadist-hadist yang menerangkan
perintah untuk belajar, salah satunya hadist yang diriwayatkan oleh
Ibnu Majah dan lainnya yang berbunyi:
هليلى اهللا عقال صولمسو : دنلم عالع عاضوم ولسلى كل مة عضلم فريالع طلب
بالذهو لؤاللؤو رهور الجازينالخ فلدكم هلر اهرواه ابن ماجه وغريه(غي(
Rosulullah SAW bersabda, “ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain ahlinya bagaikan menggantungkan permata mutiara dan emas pada babi hutan” (HR Ibnu Majah dan lainnya).1
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud
dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan definisinya menurut
para ilmuan, diantaranya sebagai berikut:
1) Hilgard dan Bower, mengemukakan: “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)” 2.
2) Gagne, menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi
stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga perbuatan (performance-nya) berubah
1 Hafizh al-Mundzir, At-Targhib wat Tarhib Amaliah Surgawi, diterjemahkan oleh
Mahfudli Sahli, (Jakarta: Pustaka Amali, 1995), hlm. 1. 2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992),
hlm. 84. 10
11
dan waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”3.
3) Clifford T. Morgan, mengemukakan: “Learning is any relatively
permanent change in behaviour that is a result of past experience” (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu)4.
4) Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand: “Learning as a relatively
permanent change in behaviour traceable to experience and practice” (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan).5
5) Dr. Musthofa Fahmi:
ان التعلم عبا ر ة عن عملية تغيري او حتو يل يف السلوك اواخلربة
(Sesungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjukkan) aktifitas (yang menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman).6
b. Ciri-ciri belajar
Berdasarkan pengertian belajar di atas, maka pada hakekatnya
“Belajar menunjuk pada perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam
situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan
perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan respons bawaan, kematangan atau keadaan temporer
dari subjek.7
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku
manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.
Konsep belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu 1) belajar
berkaitan dengan perubahan perilaku. 2) perubahan perilaku itu terjadi
3 Ibid. 4 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), cet. II, hlm. 33 5 Mustaqim, Op.Cit., hlm. 33 6 Ibid., hlm. 34 7 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008), cet.
VII, hlm. 47
12
karena di dahului oleh proses pengalaman, 3) perubahan perilaku
terjadi karena belajar bersifat relative permanent.8
Ciri-ciri belajar diantaranya meliputi:
a. Perubahan itu intensional.
b. Perubahan itu positif dan aktif.
c. Perubahan itu efektif dan fungsional.9
Dari beberapa pendapat di atas pada prinsipnya belajar adalah
perubahan perilaku melalui latihan dan pengalaman untuk
mendapatkan tujuan yang diinginkan.
c. Pembelajaran Matematika
1) Pembelajaran
Pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti
self instruction dan external instruction. Pembelajaran yang
bersifat eksternal yang berasal dari guru disebut teaching atau
pengajaran.10.
Tri Anni menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran
memberikan deskripsi tentang perubahan yang diinginkan atau
deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi11.
Untuk mengukur kemampuan pembelajar di dalam mencapai
tujuan pembelajaran diperlukan pengamatan kinerja (performance)
pembelajar selama dan setelah pembelajaran berlangsung.
Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah
pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran
secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, peserta didik
dan konteks pembelajaran.
8 Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar (Semarang : UPT UNNES Perss, 2006) hlm. 3 9 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1992), hlm. 116. 10 Achmad Sugandi, dkk.,.Op.Cit., hlm. 9 11 Catharina Tri Anni,Op.Cit.,hlm 5
13
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara dua
manusia yakni pembelajaran sebagai pihak yang belajar dan
pembelajaran sebagai pihak yang mengkondisikan terjadinya
kegiatan belajar.12
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu kegiatan guru yang direncanakan
dan dilaksanakan secara sistematis sehingga tingkah laku peserta
didik berubah ke arah yang lebih baik.
Tujuan pembelajaran dirumuskan oleh guru berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu dan biasa dinamakan sasaran
belajar bagi peserta didikPembelajaran matematika merupakan
suatu kegiatan belajar mengajar yang menitikberatkan pada
matematika. Dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan
mampu berlatih untuk bekerja mandiri atau bekerjasama dalam
kelompok, bersikap kritis dan kreatif, mampu berfikir logis dan
sistematis, dapat menghargai pendapat orang lain, serta bertindak
jujur dan tanggungjawab.
2) Pengertian Matematika
Secara etimologi, istilah mathematics (inggris), mathematic
(jerman), mathematique (perancis), matematicio (Italia),
matematiceski (rusia), atau mathematic/wikunde (belanda) berasal
dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari
perkataan Yunani mathematike, yang berarti “relating to learning”.
Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan
mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya
12 Yamin, Martinis, Mengembangkan Kompetensi Pebelajar, (Jakarta: Universitas
Indonesia (UI Press), 2004), hlm. 132.
14
yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar
(berfikir).13
Menurut R. Soedjadi, matematika adalah ilmu pengetahuan
eksak yang terorganisir secara sistematis, terstruktur serta
menggunakan aturan-aturan yang ketat dengan mengungkap
beberapa fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.14
Matematika adalah telaah tentang hubungan, suatu jalan
atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.15
Beberapa definisi atau pengertian matematika diantaranya
adalah:
a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan
terorganisir secara sistematik.
b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan
kalkulasi.
c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan
berhubungan dengan bilangan. 16
Menurut Erman Suherman, matematika adalah ilmu yang
dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Matematika itu ilmu
tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat,
abstrak, ketat dan sebagainya.17
13 Mutadi, Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdikat
Tenaga Teknis Keagamaan-Depag bekerja sama dengan DIT Bina Widyaiswara LAN-RI, 2007)., hlm. 14
14R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Depdiknas, 2000), hlm. 11.
15 Mutadi, Op.Cit., hlm. 15. 16 R. Soedjadi OP.Cit., hlm 11 17 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Malang:
UPI, 2003), hlm. 15.
15
2. Hasil Belajar
a. Tujuan Belajar
Hasil belajar tidak bisa lepas dari tujuan pembelajaran karena
keseluruhan dari tujuan pendidikan dibagi atas hierarki18 atau
taksonomi menurut Benjamin Bloom menjadi tiga kawasan (dominan)
yaitu:
Pertama, domain kognitif mencakup kemampuan intelektual
mengenal lingkungan yang terdiri atas enam macam kemampuan yang
disusun secara hierarki dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis,
sintesis, penilaian.
Kedua, domain afektif mencakup kemampuan-kemapuan
emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi
lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarki19 yaitu
kesadaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan
karakterisasi diri.
Ketiga, domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan
motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan terdiri dari:
gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan
jasmani, gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif.20
b. Keterkaitan tujuan dengan hasil belajar
Dari ketiga tujuan diatas maka pencapaian hasil belajar akan
lebih maksimal karena ranah yang ingin dicapai jelas dan berorientasi
pada perkembanagan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
18Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: ARKOLA,
tt), hlm. 227. Bahwa hierarki mempunyai arti Berurut-urutan; peringkat-tingkat, dan seterusnya. 19Hierarki yang dimaksudkan adalah pemecahan masalah yang memerlukan penguasaan
sejumlah aturan yang harus dipelajari sebelumnya. Lebih jelas baca bukunya … S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. XII, hlm. 178.
20Wahidin, “Dasar-Dasar Pendidikan dalam Konsep dan Makna Belajar”, http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/26/phtml, hlm.. 22.
16
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsle
membagi tiga macam hasil belajar, yakni:21
1) Keterampilan dan kebiasaan
2) Pengetahuan dan pengertian
3) Sikap dan cita-cita
Belajar yang berkenaan dengan hasil, (dalam pengertian
banyak hubungannya dengan tujuan pengajaran), Gagne
mengemukakan 5 jenis/ 5 tipe, hasil belajar yakni:22
a) Belajar kemahiran intelektual (kognitif).
b) Belajar informasi verbal.
c) Belajar mengatur kegiatan intelektual.
d) Belajar sikap.
e) Belajar ketrampilan motorik
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar23. Bloom dkk
mengemukakan tiga ranah atau aspek hasil belajar, yaitu:24
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa perubahan,
kemampuan dan kemahiran intelektual. ranah kognitif mencakup
enam kategori yang tersusun secara herarki yang berarti tujuan
pada tingkat atas dapat tercapai bila tujuan pada tingkat bawahnya
telah dikuasai. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau
ingatan, pemajaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
21Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), Cet. VI, hlm. 22-23. 22 Wina Sanjaya, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, (Bandung:
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), hlm. 288. 23 Ibid,hlm. 5 24 Achmad Sugandi, dkk., Teori Pembelajaran (Semarang: UPT UNNES Pers, 2004),
hlm. 24-27
17
2) Ranah Afektif
Ranah afektif merupakan hasil belajar yang berhubungan
dengan perasaan, sikap, minat dan nilai25. Tujuan pembelajaran
tersebut menggambarkan proses seseorang mengenali dan
mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu menjadi pedoman dalam
bertingkah laku. Berkanaan dengan ranah afektif terdiri dari lima
aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi dan internalisasi.
3) Ranah Psikomotorik
Hasil belajar ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf.
Berkanaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek ranah psikimotorik, yakni: (a) Gerakan
reflek, (b) Ketrampilan gerakan dasar, (c) Kemampuan perseptual,
(d) Keharmonisan atau ketepatan, (e) Gerakan ketrampilan
komplek, (f) Gerakan ekspresif dan interpretatif.
Menurut Robert M. Gagne dalam bukunya J.J. Hasibuan dan
Moedjiono, mengelompokkan kondisi-kondisi belajar (sistem
lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin
dicapai. Gagne mengemukakan lima macam kemampuan manusia
yang merupakan hasil belajar, sehingga membutuhkan sekian macam
kondisi belajar (atau sistem lingkungan belajar) untuk pencapaiannya.
Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah:26
1) Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting
dari sistem lingkungan skolastik).
2) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di
dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan
masalah.
25 Catharina Tri Anni,Op.Cit.,hlm 8 26J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995), Cet. VI, hlm. 5.
18
3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
4) keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka,
menggambar, dan lain sebagainya.
5) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas
emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat
disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah-laku terhadap
orang, barang, atau kejadian.
Kegiatan penilaian dan pengujian pendidikan merupakan salah
satu mata rantai yang menyatu terjalin didalam proses pembelajaran
peserta didik
Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Dasar–Dasar
Evaluasi Pendidikan menjelaskan, tes adalah suatu percobaan yang
diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil pembelajaran pada
setiap atau sekelompok peserta didik. Ada dua macam yaitu pretes dan
post tes (tes formatif).27
Jika dilihat dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan bukan tes. Bentuk tes ada
yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ini dapat
dilakukan secara individu maupun kelompok, ada juga tes tertulis
(menuntut jawaban dalam bentuk tulisan), tes ini disusun secara
objektif dan uraian, serta tes tindakan (menuntut jawaban dalam
bentuk perbuatan).
Sedangkan bahan tes sebagai alat penilaiannya mencakup
observasi, kuesioner, wawancara, skala sosiometri dan studi kasus.28
27 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm. 36, Cet. 3. 28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hlm. 5, Cet. 13..
19
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning adalah sebuah grup kecil yang bekerja
sama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a
problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai
tujuan tertentu (accomplish a common goal).29
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara
empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen).30
Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif
biasanya terdiri dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menentukan besarnya kelompok belajar,
yaitu (1) kemampuan anak, (2) ketersediaan bahan, (3) ketersediaan
waktu. Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin agar semua anak
aktif menyelesaikan tugas–tugas mereka.31
Sistem pengajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai sistem
kerja/belajar kelompok yang terstruktur yang termasuk di dalam
struktur ini adalah lima pokok (johnson & johnson, 1993), yaitu:
1) Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha
setiap anggotanya. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang
unik. Setiap peserta didik mendapat nilainya sendiri dan nilai
kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap
anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap anggota menyumbangkan
poin diatas nilai rata-rata mereka. Beberapa peserta didik yang
29 Mutadi, Op.Cit., hlm.1. 30 Wina Sanjaya, M.Pd., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) cet. V, hlm. 242. 31 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), 125.
20
kurang mampu tidak akan minder terhadap rekan-rekan mereka
karena mereka juga memberikan sumbangan. Malah mereka akan
terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan demikian
menaikkan nilai mereka. Sebaliknya, peserta didik yang lebih
pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena rekannya yang
kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan mereka.
32
Untuk terciptanya kelompok yang efektif, setiap anggota
kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan
tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan
kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat
ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa
diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan
tugasnya, dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari
masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok diharapkan
mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan
tugasnya.33
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang
pertama. Jika tugas dan pola pemikiran dibuat menurut prosedur
model pembelajaran kooperatif, setiap peserta didik akan meras
bertanggungjawab melakukan yang terbaik.
3) Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesmpatan untuk bertemu
muka dan diskusi, kegiatan interaksi ini akan memberikan para
pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua
anggota. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk
saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap
muka dan interaksi pribadi.
32 Anita lie, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-Ruang Kelas), (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), hlm. 32.
33 Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 246, Cet.3.
21
4) Komunikasi antar anggota
Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali
dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan
peserta didik mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka
untuk mengutarakan pendapat mereka.
5) Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. 34
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari aktivitas
Cooperatif Learning diantaranya:
1) Mengurangi kecemasan (Reduction of Anxiety), seperti:
- menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik.
- menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling
kerja sama (cooperation)
- melibatkan peserta didik untuk aktif di dalam proses belajar.
- menciptakan suasana kelas yang lebih rilek dan tidak terlalu
resmi (more relaxed and informal classroom).
- karena bekerja di dalam grup yang kecil hambatan rasa malu
(barriers of shyness) dan ras kurang percaya diri (lack of
confidence) dapat dikurangi.
2) Belajar melalui komunikasi (Learning through communication),
seperti:
- mereka belajar dengan berbicara dan mendengarkan satu
dengan yang lainnya.
34 Anita lie, Op.Cit., hlm.35.
22
- mereka dapat berdiskusi (discuss), berdebat (debate), adu
gagasan (wrestle with idea), konsep dan keahlian sampai benar-
benar memahaminya.
- mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggung jawab (take
responsibility) terhadap teman lain dalam proses belajarnya.
- mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate)
perbedaan etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan
(performance level), dan cacat fisik (disability)
3) Dengan cooperative learning memungkinkan peserta didik dapat
belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan
baru (new knowledge) dengan pengetahuan yang telah ia miliki
(prior knowledge) dan menemukan pemahannya sendiri lewat
ekspositori, diskusi, menjelaskan, mencari hubungan (relate) dan
mempertanyakan gagasan-gagasan baru yang muncul
dikelompoknya. 35
Beberapa kelemahan dari aktivitas Cooperative learning di
antaranya :
1) Terhambatnya cara berpikir peserta didik yang mempunyai
kemampuan lebih terhadap peserta didik yang kurang.
2) Memerlukan waktu yang lama.
3) Apa yang dipelajarai dan dipahami belum seluruhnya dicapai oleh
peserta didik.
4) Penilaian yang diberikan bukanlah nilai kelompok melainkan nilai
atau hasil dari prestasi setiap individu.36
Model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai
paling sedikit tiga tujuan penting: prestasi akademik, toleransi dan
penerimaan terhadap keanekaragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial.37
35 Mutadi, Op.Cit., hlm. 36-38. 36 Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 250, Cet.3 37 Richard I. Arrends, Learning to Teach “Belajar untuk Mengajar” edisi ketujuh/buku
kedua,terj. Helly Prajitno Soetjipto (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), cet.I, hlm. 5
23
Ragam model pembelajaran kooperatif cukup banyak seperti
STAD (Student Teams Achievment Divisions), TGT (Teams Games
Tournament), TAI (Team Assisted Individualization), Jigsaw, Jigsaw
II, CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), dan
sebagainya
b. Model pembelajaran CIRC.
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and
Composition.38 CIRC merupakan program komprehensif untuk
mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada
tingkat yang lebih tinggi dan juga pada tingkat menengah. Al Qur’an
secara dini menggaris bawahi pentingnya ”membaca”.39 Dalam surat
Al-’Alaq ayat 1-5, Allah SWT berfirman:
Artinya: ”Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu yang Maha Mulia, yang telah mengajarkan dengan al-qalam. yang telah mengajarkan manusia sesuatu yang belum ia ketahui”.(Q.S. Al-’Alaq : 1-5)40
Surat di atas menjelaskan tentang perintah membaca, dimana
perintah membaca merupakan perintah yang paling penting dan
berharga yang dapat diberikan kepada manusia sebagai homo
38 Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, terj. Lita, (Bandung:
Nusa Media, 2008), hlm. 200 39 M. Quraish Shihab, “Membumikan” Al Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2003), Cet. XXV., hal. 168. 40.M. Chabib Thoha., Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1996), Cet. I, hlm. 16.
24
educandum (makhluk yang dapat dan harus dididik).41 Perintah
membaca di sini secara historis bukan hanya bersifat individual,
melainkan menjadi sebuah gerakan .42 Jadi kita dianjurkan untuk
bekerja sama dalam hal menuntut ilmu salah satunya adalah
membaca.
Dalam kelompok kecil, para peserta didik diberi suatu
teks/bacaan (cerita atau novel), kemudian peserta didik latihan
membaca atau saling membaca, memahami ide pokok, saling
merevisi, dan menulis ikhtisar cerita atau memberikan tanggapan
terhadap isi cerita, atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari
guru.
Dalam model pembelajaran CIRC, peserta didik ditempatkan
dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4
atau 5 peserta didik. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis
kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan peserta didik. Jadi,
dalam kelompok ini sebaiknya ada peserta didik yang pandai, sedang
atau lemah, dan masing-masing peserta didik sebaiknya merasa
cocok satu sama lain.
Tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim
kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan
memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.43
Unsur utama dari CIRC adalah sebagai berikut:
1) Kelompok Membaca.
Jika menggunakan kelompok membaca, peserta didik
dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau
tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca.
2) Tim
41 Nanang Gojali, Manusia, Pendidikan, dan Sains dalam Perspektif Tafsir Hermeneutik,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet. I, hlm.135. 42.M. Chabib Thoh., Op.Cit., hlm. 17 43 Robert E. Slavin, Op.Cit., hlm. 203
25
Peserta didik dibagi ke dalam pasangan (trio) dalam
kelompok membaca. Selanjutnya pasangan-pasangan tersebut
dibagi ke dalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua
kelompok membaca.
3) Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan membaca.
Diskusi mengenai cerita disusun untuk menekankan
kemampuan-kemampuan tertentu seperti membuat dan
mendukung prediksi dan mengindentifikasi masalah dalam
bentuk narasi.
4) Pemeriksaan oleh pasangan
Setelah selesai menyelesaikan semua kegiatan, pasanagn
memberikan formulir tugas peserta didik yang
mengidentifikasikan bahwa telah selesai mengerjakan tugas.
5) Tes
Peserta didik diberikan tes untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan membaca. Pada tes ini peserta didik tidak
diperbolehkan saling membantu.
Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika khusus pada materi pemecahan masalah
bentuk soal cerita, pada penelitian ini akan diterapkan pada materi
pokok sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), maka
langakah yang ditempuh oleh guru adalah sebagai berikut:
1) Guru menerangkan tentang cara membuat model matematika
dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel :
Langkah-langkah menyelesaikan soal cerita sebagai
berikut.
a) Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita menjadi
beberapa kalimat matematika (model matematika),
sehingga membentuk sistem persamaan linear dua variabel.
b) Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.
26
c) Menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk
menjawab pertanyaan pada soal cerita.
2) Guru memberikan latihan soal termasuk cara menyelesaikan
soal cerita.
3) Guru siap melatih peserta didik untuk meningkatkan
keterampilan peserta didiknya dalam menyelesaikan soal cerita
melalui penerapan Cooperative Learning tipe CIRC.
4) Guru membentuk kelompok-kelompok belajar peserta didik
(Learning Society) yang heterogen. Setiap kelompok terdiri
dari 4-5 peserta didik.
5) Guru mempersiapkan 1 atau 2 soal cerita dan membagikannya
kepada setiap peserta didik dalam kelompok yang sudah
terbentuk.
6) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi
serangkain kegiatan spesifik sebagai berikut.(a) salah satu
anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling
membaca soal cerita tersebut, (b) membuat prediksi atau
penafsiran atas isi soal cerita, termasuk menuliskan apa yang
diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang
ditanyakan dengan varibel tertentu, (c) saling membuat ikhtisar
atau rencana penyelesaian soal cerita, (d) menuliskan
penyelesaian soal ceritanya secara urut (menuliskan urutan
komposisi penyelesaiannya), (e) saling merevisi dan mengedit
pekerjaan/penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi), dan (f)
menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.
7) Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan
pola CIRC (Team Study). Guru berkeliling mengawasi kerja
kelompok.
8) Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau
melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota
27
kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan
kepada kelompok secara proporsional.
9) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota
telah memahami, dan dapat mengerjakan soal cerita yang
diberikan oleh guru.
10) Guru meminta kepada perwakilan kelompok tertentu untuk
menyajikan temuannya di depan kelas.
11) Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator jika
diperlukan.
12) Guru memberikan tugas/PR soal cerita secara individual
kepada peserta didik tentang pokok bahasan yang sedang
dipelajari.
13) Guru bisa membubarkan kelompok yang dibentuk dan peserta
didik ke tempat duduknya masing-masing.
14) Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang
secara klasikal tentang strategi pemecahan soal cerita.
15) Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan kompetensi
yang ditentukan.
Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para peserta
didik dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan
menumbuhkan rasa social yang tinggi.
4. Tinjaun Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Standar Kompetensi: 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel
dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar: 2.2 Membuat model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel
2.3 Menyeleasaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear
dua variabel dan penafsirannya.
28
a. Pengertian SPLDV
Untuk memahami pengertian dan konsep dasar SPLDV, ada
baiknya mengulang kembali materi tentang persamaan linear satu
variabel.
1) Persamaan Linear Satu Variabel
Perhatikan bentuk-bentuk persamaan dibawah ini:
Bentuk-bentuk persamaan tersebut memiliki satu variabel
yang belum diketahui nilainya. Bentuk persamaan seperti inilah
yang dimaksud dengan persamaan linear satu variabel.
2) Persamaan Linear Dua Variabel
Perhatikan bentuk-bentuk persamaaan berikut:
Persamaan-persamaan tersebut memiliki dua variabel yang
belum diketahui nilainya. Bentuk inilah yang dimaksud dengan
persamaan linear dua variabel. Jadi, persamaan dua variabel adalah
persamaan yang memiliki minimal dua variabel dan masing-
masing variabel berpangkat satu.
3) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Perhatikan bentuk-bentuk sistem persamaan linear dua
variabel berikut:
x + 5 = 6 6 + 7p = 20
4x + 3 = 9 2r = 3 + 9
12 + y = 14 8p + 6 = 24
2x + 3y = 14 12 m – n = 30
P + q + 3 = 10 r + 5s = 10
4a + 5b = b + 7 9z – 3y = 5
2x + 3y = 8 4a + b = 8
x + y = 2 a – b = 1
P + 2q = 9 9c + f = 12
5p + q = 4 c – 3f = 2
29
Dari uraian tersebut terlihat bahwa masing-masing
memiliki dua buah persamaan linear dua variabel. Bentuk inilah
yang dimaksud dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV). Berbeda dengan persamaan dua variabel, SPLDV
memiliki penyelesaian atau himpunan penyelesaian yang harus
memenuhi kedua persamaan linear dua variabel tersebut.
Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah mencari nilai-
nilai variabel yang dicari demikian sehingga memenuhi kedua
persamaan linear.
b. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Apabila terdapat dua persamaan linear dua variabel yang
berbentuk ax + by = c dan dx + ey = f atau biasa ditulis
ax + by = c
dx + ey = f maka dikatakan dua persamaan tersebut
membentuk sistem persamaan linear dua variabel. Penyelesaian sistem
persamaan linear dua variabel tersebut adalah pasangan bilangan (x,y)
yang memenuhi kedua persamaan tersebut.
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
dapat dilakukan dengan metode grafik, eliminasi, subtitusi dan
gabungan. 44
1) Metode Grafik
Pada metode grafik, himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan linear dua variabel adalah koordinat titik potong dua
garis tersebut. Jika garis-garisnya tidak berpotongan di satu titik
44 Dewi Nuharini dan Tri Wahyui, Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII
SMP dan MTs 2, (Semarang: Aneka Ilmu, 2008), hal. 103.
30
tertentu maka himpunan penyelesaiannya adalah himpunan
kosong.45
Contoh: Dengan metode grafik tentukan himpunan penyelesaian
sistem persamaan linear dua variabel x+y=5 dan x-y=1
jika x,y variabel pada himpunan bilangan real.
Penyelesaian: untuk memudahkan menggambar grafik dari x+y=5
dan x-y=1, buatlah tabel nilai x dan y yang
memenuhi kedua persamaan tersebut.
x+y=5
x 0 5 y 5 0 (x,y) (0,5) (5,0)
x-y=1
x 0 1 y -1 0 (x,y) (0,-1) (1,0)
Gambar 1 adalah grafik sistem persamaan dari x+y = 5 dan x-y = 1
dari gambar tampak bahwa koordinat titik potong kedua garis
adalah (3,2).
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x+y =5 dan x-
y =1 adalah {(3,2)}
45 Ibid.,
0-
123456
1 2 3 4 5 6 7
x-y=1 x+y=5
Gambar 1
y
x
31
2) Metode Eliminasi
Pada metode eliminasi, untuk menentukan himpunan
penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel, caranya
adalah dengan menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variabel
dari sistem persamaan tersebut. Jika variabelnya x dan y, untuk
menentukan variabel x kita harus mengeliminasi variabel y terlebih
dahulu, atau sebaliknya.46
Contoh: Dengan menggunakan metode eliminasi, tentukan
himpunan penyelesaian sistem persamaan 2x + 3y = 6
dan x – y = 3.
Penyelesaian: 2x + 3y = 6 dan x – y = 3
Langkah 1 (eliminasi variabel y)
Untuk mengeliminasi variabel y, koefisien y harus
sama, sehingga persamaan 2x + 3y = 6 dikalikan 1
dan persamaan x – y = 3 dikalikan 3.
2x + 3y = 6 x 1 2x + 3y = 6
x – y = 3 x 3 3x + 3y = 9
2x + 3x = 6 + 9
5x = 15
x = 15/5 = 3
Langkah 2 (eliminasi variabel x)
Seperti pada langkah 1, untuk mengeliminasi
variabel x, koefisien x harus sama, sehingga
persamaan 2x + 3y = 6 dikalikan 1 dan persamaan x
– y = 3 dikalikan 2.
2x + 3y = 6 x 1 2x + 3y = 6
x – y = 3 x 2 2x + 2y = 6
3y + 2y = 6 - 6
5y = 0
46 Ibid., hlm. 105
32
y= 0/5 = 0
jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(3,0)}.
3) Metode Subtitusi
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode subtitusi, terlebih dahulu nyatakan variabel yang
satu ke dalam variabel yang lain dari suatu persamaan, kemudian
menyubtitusikan (menggantikan) variabel itu dalam persamaan
yang lainnya.47
Contoh: Dengan menggunakan metode substitusi, tentukan
himpunan penyelesaian sistem persamaan 2x + 3y = 6
dan x – y = 3.
Penyelesaian: persamaan x – y = 3 ekuivalen dengan x = y + 3.
dengan menyubstitusikan persamaan x = y + 3 ke
persamaan 2x + 3y = 6 diperoleh sebagai berikut.
2x + 3y = 6
⇔ 2 (y + 3) + 3y = 6
⇔ 2y + 6 + 3y = 6
⇔ 5y + 6 = 6
⇔ 5y + 6 – 6 = 6 – 6
⇔ 5y = 0
⇔ y = 0
Selanjutnya untuk memperoleh nilai x, substitusikan
nilai y ke persamaan x = y + 3, sehingga diperoleh
x = y + 3
⇔ x = 0 + 3
⇔ x = 3
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
2x + 3y = 6 dan x – y = 3 adalah {(3,0)}.
4) Metode Gabungan
47 Ibid., hlm. 106
33
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
dengan menggunakan metode gabungan yaitu metode eliminasi
dan subtitusi.48
c. Membuat Model Matematika dan Menyelesaikan Masalah Sehari-hari
yang Melibatkan Sistem Persamaan Linear Dua Variabael.
Langkah-langkah menyelesaikan soal cerita sebagai berikut.
a) Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita menjadi beberapa
kalimat matematika (model matematika), sehingga membentuk
sistem persamaan linear dua variabel.
b) Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.
c) Menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab
pertanyaan pada soal cerita.49
Contoh: Asep membeli 2 kg mangga dan 1 kg apel dan ia harus
membayar Rp 15.000,00, sedangkan Intan membeli 1 kg
mangga dan 2 kg apel dengan harga Rp 18.000,00. berapakah
harga 5 kg mangga dan 3 kg apel?
Penyelesaian: misalkan harga 1 kg mangga = x
harga 1 kg apel = y
kalimat matematika dari soal di atas adalah
2x + y = 15.000
x + 2y = 18.000
selanjutnya, selesaikan dengan menggunakan salah
satu metode penyelesaian, misalnya dengan metode
gabungan yaitu gabungan anatara metode eliminasi
dengan metode substitusi.
Langkah 1: metode eliminasi
48 Ibid., hlm. 107 49 Ibid., hlm. 108-109
34
2x + y = 15.000 x 1 2x + y = 15.000
x + 2y = 18.000 x 2 4x +2y = 36.000
y – 4y = 15.000 – 36.000
⇔ - 3y = - 21.000
⇔ y = 3000.21
−− = 7.000
Langkah 2: metode substitusi
Substitusikan nilai y ke persamaan 2x + y = 15.000
2x + y = 15.000
2x + 7.000 = 15.000
⇔ 2x = 15.000 – 7.000
⇔ 2x = 8.000
⇔ x = 2000.8 = 4.000
Dengan demikian, harga 1 kg mangga adalah Rp
4.000,00 dan harga 1 kg apel adalah Rp 7.000,00.
Jadi, harga 5 kg mangga dan 3 kg apel adalah
5x – 3y = (5 x Rp 4.000,00) + (3 x Rp 7.000,00)
= Rp20.000,00 + Rp21.000,00
= Rp41.000,00
B. Kerangka Berfikir
Keberhasilan pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan
dalam pelaksanaan pendidikan. Salah satunya adalah keberhasilan dalam
belajar matematika, karena matematika merupakan satu alat bantu yang urgen
bagi perkembangan berbagai disiplin ilmu. Namun dalam kenyataannya
peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam belajar matematika., salah
satunya dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dalam
menyelesaikan masalah. Sehingga guru dituntut untuk memilih model
pembelajaran yang inovatif.
35
Model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan untuk guru
sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika sekaligus dapat
meningkatkan aktifitas peserta didik, serta memberikan iklim yang kondusif
dalam perkembangan daya nalar dan kreatifitas peserta didik adalah dengan
pembelajaran kooperatif. Berdasarkan pembelajaran kooperatif ini peserta
didik termotivasi untuk belajar menyampaikan pendapat dan bersosialisasi
dengan teman. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran
yang mengelompokkan peserta didik dengan tingkat kemampuan yang
berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil.
Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan salah satu
model pembelajaran yang mengikutsertakan peserta didik secara langsung
dalam pembelajaran. Masing-masing peserta didik mempunyai kelompok
kecil untuk belajar bersama. Dalam pembelajaran kooperatif tipe CIRC, tiap
peserta didik diajarkan bekerja sama dalam suatu kelompok sehingga dapat
memberikan penjelasan kepada teman-teman sekelompok yang belum
mengerti tanpa ada rasa malu atau takut. Dengan demikian diharapkan dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC hasil belajar matematika
khususnya materi pokok sistem persamaan linear dua variabel peserta didik
dapat meningkat.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis tindakan yang akan diajukan
dalam penelitian ini yaitu apabila dilakukan penerapan model pembelajaran
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada materi pokok
sistem persamaan linear dua variabel, maka hasil belajar peserta didik kelas
VIII B semester gasal MTs NU 03 Al Hidayah dapat ditingkatkan.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini, mempunyai
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII B MTs NU
03 Kendal dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated
Reading and Composition).
B. Waktu dan Tempat penelitian
1. Waktu penelitian diadakan selama 14 hari yaitu mulai tanggal 19 Oktober
2009 sampai tanggal 31 Oktober 2009.
2. Tempat penelitian di kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal
C. Subyek Penelitian
Subjek yang akan diteliti ialah hasil belajar peserta didik kelas VIII B
semester gasal MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun pelajaran 2009/2010
yang terdiri dari 44 peserta didik putra dan putri (lihat lampiran 1).
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah hasil
belajar peserta didik. adapun indikator dari variabel tersebut adalah:
1. Tiap peserta didik memperoleh nilai tes pada tiap siklus minimal 6,1.
2. Peserta didik yang mampu menuntaskan belajar jumlahnya ≥ 85% dari
jumlah peserta didik di kelas.
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK) yang dalam literature berbahasa inggris disebut dengan class
36
37
room action research.1 Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi
pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.2
PTK dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru
atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui kegiatan
penelitian.
Upaya ini dilakukan dengan cara merubah kebiasaan (misalnya metode,
strategi, media) yang ada dalam kegiatan pembelajaran, perubahan tindakan
yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
Pada umumnya PTK dibagi kedalam dua jenis, yakni (1) PTK individual,
yakni guru sebagai peneliti, dan (2) PTK kolaborasi, yakni guru bekerjasama
dengan orang lain, orang lain ini sebagai sebagai peneliti sekaligus pengamat.3
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kolaborasi.
. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah
guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang
melakukan tindakan. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, kedudukan
antara peneliti dan guru mempunyai peran yang saling membutukan dan saling
melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerja sama sangat menentukan
keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun
uysulan, melakukan tindaka, observasi, merekam data, evaluasi, refleksi,
menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.4
Yang menjadi kolaborator disini adalah Bapak Qomarudin, S.Pd.I.
Pengalaman mengajar beliau selama 8 tahun. Diharapkan kolaborator ini dapat
1 Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV. Widya Karya, 2009), cet. I,
hlm. 6 2 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), lhm.
8. 3 Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum
Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 15, Cet. 2.
4 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Mahasiswa IAIN Walisongo, (Semarang: -------, 2008), hlm.7.
38
memberikan masukan-masukan dalam melaksanakan perbaikan-perbaikan
pembelajaran selama siklus dalam penelitian yang dilaksanakan.
F. Rencana Kegiatan Penelitian
Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas. Kegiatan
diterapkan dalam upaya menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran sebagai langkah untuk menyelesaikan sistem persamaan linear
dua variabel tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan. Tahapan langkah
disusun dalam 3 siklus penelitian yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pra
siklus dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum
menggunakan model pembelajaran matematika CIRC. Sedangkan siklus I dan
siklus II terdiri atas perencanaan, tindakan, penilaian, dan refleksi. Sebagai
langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Dalam pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran
matematika pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel yang
pelaksanaannya belum menggunakan model pembelajaran CIRC.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini juga akan
diukur dengan indikator penelitian yaitu akan dilihat prestasi belajar
peserta didik. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan
keberhasilan pembelajaran menggunakan model pembelajaran matematika
dengan CIRC pada siklus I dan siklus II.
2. Siklus I:
Langkah-langkah besar dalam siklus I ini mulai dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Perencanaan
1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC.(lampiran 3)
39
2) Membuat lembar kerja peserta didik untuk berdiskusi
kelompok.(lampiran 4)
3) Membuat kunci jawaban lembar kerja peserta didik. (lampiran 5)
4) Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajaran
5) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan setiap kelompok 4-5
peserta didik.(lampiran 6)
6) Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di
rumah.
7) Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus I. (lampiran 7)
8) Membuat kunci jawaban evaluasi akhir siklus I
b. Pelaksanaan
Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti.
Adapun langkah-langkah pembelajaran SPLDV dengan menggunakan
model pembelajaran CIRC pada siklus I ini secara garis besar adalah
sebagai berikut:
1) Guru memberikan apersepsi tentang menentukan penyelesaian
sistem persamaan linear dua variabel.
2) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi
penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Guru menerangkan secara garis besar tentang mengubah soal cerita
ke dalam model matematika (kalimat matematika) pada materi
pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel
Langkah-langkah membuat kalimat matematika dari soal
cerita sebagai berikut.
a) Menuliskan apa yang diketahui
b) Memisalkan dalam bentuk variabel
40
c) Menuliskan yang ditanyakan
d) Menuliskan kalimat matematikanya.
5) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta
didik yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan nilai
placement tes yang di dapat pada pra siklus.
6) Guru membagikan lembar kerja peserta didik (LKP) kepada setiap
kelompok dan peserta didik diberi kesempatan menyelesaikan
lembar kerja .
7) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi
serangkaian kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok
membaca atau beberapa anggota saling membaca soal cerita yang
diberikan guru, (b) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal
cerita, menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan
memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu.
8) Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan
pendampingan.
9) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau
melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota
kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan
secara proporsional.
10) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya
telah memahami dan dapat mengerjakan soal cerita yang diberikan
guru.
11) Peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil
kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan pada kelompok
lain untuk menangggapi (tahap mengembangkan dan menyajikan
hasil karya).
12) Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok
terbaik sampai yang kurang berhasil (komponen team score dan
team recognition).
41
13) Guru memberikan kuis, tindakan mengadopsi komponen facts
tests.
14) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman
secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah
(mengadopsi komponen whole-class units).
15) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
16) Guru memberikan PR.
17) Guru memberikan tes formatif secara individual.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran.
d. Refleksi
1) Merekapitulasi hasil diskusi dan tes pada siklus I.
2) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I.
3) Mendiskusikan dengan guru tentang hasil analisis untuk tindakan
perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian selanjutnya dalam
siklus II.
3. Siklus II
Untuk pelaksanaan siklus II secara teknis sama dengan pelaksanaan
siklus I. Langkah-langkah besar dalam siklus II ini yang perlu ditekankan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, penilaian dan refleksi akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
2) Membuat lembar kerja peserta didik untuk berdiskusi kelompok.
3) Menyiapkan alat, sarana dan media pembelajarn
42
4) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan setiap kelompok 4-5
peserta didik.
5) Guru sudah memberi tugas untuk membaca materi pelajaran di
rumah.
6) Mempersiapkan alat evaluasi akhir siklus II
b. Pelaksanaan Tindakan
Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti.
Adapun langkah-langkah pembelajaran SPLDV dengan menggunakan
model pembelajaran CIRC pada siklus II ini secara garis besar adalah
sebagai berikut:
1) Guru memberikan apersepsi tentang menentukan penyelesaian
sistem persamaan linear dua variabel.
2) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi
penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Guru menerangkan secara garis besar tentang pokok bahasan
sistem persamaan linear dua variabel yang berkaitan dengan soal
cerita.
Langkah-langkah menyelesaikan soal cerita sebagai berikut.
a) Mengubah kalimat-kalimat pada soal cerita menjadi beberapa
kalimat matematika (model matematika), sehingga
membentuk sistem persamaan linear dua variabel.
b) Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.
c) Menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab
pertanyaan pada soal cerita.
43
5) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta
didik yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan nilai
placement tes yang di dapat pada pra siklus.
6) Guru membagikan lembar kerja kepada setiap kelompok dan
peserta didik diberi kesempatan menyelesaikan lembar kerja .
7) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terjadi
serangkaian kegiatan spesifik (a) salah satu anggota kelompok
membaca atau beberapa anggota saling membaca soal cerita yang
diberikan guru, (b) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal
cerita, menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan
memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, (c)
saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, (d)
menuliskan penyelesaian soal ceritanya secara urut (menuliskan
urutan komposisi penyelesaiannya), (e) saling merevisi dan
mengedit pekerjaan/penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi),
dan (f) menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.
8) Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk
memberikan pendampingan.
9) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau
melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota
kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan
secara proporsional.
10) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap
anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan soal cerita
yang diberikan guru.
11) Peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil
kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan pada
kelompok lain untuk menangggapi (tahap mengembangkan dan
menyajikan hasil karya).
44
12) Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok
terbaik sampai yang kurang berhasil (komponen team score dan
team recognition).
13) Guru memberikan kuis, tindakan mengadopsi komponen facts
tests.
14) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman
secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah
(mengadopsi komponen whole-class units).
15) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
16) Guru memberikan PR.
17) Guru memberikan tes formatif secara individual.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan untuk melakukan
penyempurnaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran CIRC yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara
“Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.”5 Metode wawancara digunakan untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran.
5 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: CV Alfabeta, 2008), hlm. 72.
45
2. Metode Dokumentasi
“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.”6 Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui dan
mendapatkan daftar nama peserta didik dari kelas VIII B MTs NU 03 Al
Hidayah Kendal serta arsip-arsip yang relevan. Dalam metode
dokumentasi ini juga akan diambil foto pada saat pembelajaran.
3. Metode Tes
“Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang
sudah ditentukan.”7 Tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar
peserta didik setelah melakukan pembelajaran pada materi pokok sistem
persamaan linear dua variabel dengan model CIRC, baik pada siklus I
maupun siklus II.
H. Cara Pengolahan Data
Data penelitian yang terkumpul, setelah ditabulasi kemudian dianalisis
untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Analisis yang digunakan adalah
teknik deskriptif analitik, dengan penjelasan sebagai berikut.
1. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif persentase. Nilai
yang diperoleh peserta didik dirata-rata untuk ditemukan keberhasilan
individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
2. Data kualitatif yang berasal dari wawancara diklasifikasikan berdasarkan
aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis, untuk kemudian dikaitkan
dengan data kuantitatif sebagai dasar untuk mendiskripsikan keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran dengan model Cooperative Integrated Reading
and Composition ditandai semakin meningkatnya hasil belajar peserta
didik.
6 Ibid., hlm. 82. 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusai Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
hlm. 53.
46
I. Teknik Analisis Data
1. Data Hasil Belajar Peserta Didik
Ketuntasan belajar dalam akademik dapat dilihat dan diambil dari
kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal dianalisis
dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar klasikal.
Rumus yang dipergunakan adalah:
a. Menghitung rata-rata
Untuk mengetahui nilai rata-rata tiap peserta didik bisa
menggunakan rumus:8
Nx
x ∑=
Keterangan:
x = rata-rata nilai
∑ x = jumlah seluruh nilai
N = jumlah peserta didik
b. Menghitung ketuntasan belajar
1) Ketuntasan belajar individu
Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai
lebih dari atau sama dengan 61.
2) Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat
ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis
deskriptif prosentase dengan perhitungan:
Ketuntasan klasikal
%100sec
XnkeseluruhaaradidikpesertaJumlah
tuntasyangdidikpesertaJumlah=
Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan
jika rata – rata nilai yang diperoleh lebih dari nilai KKM dan
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 264.
47
minimal 85% dari jumlah peserta didik dikelas tersebut
mendapatkan ≥61.
J. Indikator Keberhasilan
Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila
hasil belajar peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Kendal tahun pelajaran
2009/2010 pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated
Reading and Composition) mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata hasil
belajar adalah 60 dengan ketuntasan klasikal 85%.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Sekolah
1. Sejarah berdiri MTs NU 03 Al Hidayah Kendal
MTs NU 03 Al Hidayah Kendal didirikan oleh Pimpinan Cabang
Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Kendal, semula bernama
PGAPNU 4 Tahun yang didirikan tahun 1954/1955. Kemudian pada tahun
1972 di dirikan PGALNU 6 Tahun Al hidayah. Berdasarkan Keputusan
Menteri Agama Tahun 1977, untuk PGA swasta dirubah menjadi
Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah. Maka PGANU 6 Tahun Al hidayah
Kendal, menjadi MA Al Hidayah dan MTs NU 03 Al Hidayah Kendal.
2. Letak geografis
Madrasah ini terletak di jalan raya utama Kendal sebelah barat
masjid Agung Kendal. Dengan sebelah utara berbatasan dengan jl. Taat
Pekauman, sebelah timur berbatasan dengan masjid Agung Kendal,
sebelah Selatan Jalan raya utama Kendal dan sebelah Barat berbatasan
dengan pertokoan.
3. Struktur Organisasi, Keadaan Guru dan Peserta didik.
a. Struktur Organisasi
MTs. NU 03 Al Hidayah Kendal sebagai lembaga formal
dalam pendidikan mempunyai banyak kegiatan yang harus
dilaksanakan dalam rangka mencapai keberhasilan disekolah maka
dibentuklah struktur organisasi madrasah. Adapun struktur organisasi
MTs. NU 03 Al Hidayah Kendal sebagai berikut:
48
49
Gambar 2. Struktur Organisasi MTs NU 03 Al Hidayah Kendal
b. Keadaan Guru dan Peserta didik
Para guru yang mengajar di MTs. NU 03 Al Hidayah Kendal ini
berjumlah 19 guru. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-
beda mulai sarjana sampai diploma. Sedangkan jumlah peserta didik
berdasarkan data 2009/2010 adalah 355 peserta didik. Dengan rincian
kelas VII = 137, Kelas VIII = 88, sedangkan kelas IX = 130
4. Visi dan Misi MTs NU 03 Al Hidayah Kendal
a. Visi
Mewujudkan lulusan yang Terampil Hidup, bertumpu pada
IMTAQ dan IPTEK serta berakhlaqul karimah.
b. Misi
Menyelengarakan pendidikan yang berkualitas, baik akademik
maupun non akademik yang bertumpu pada IMTAQ dan IPTEK serta
berakhlaqul karimah dalam rangka mewujudkan pribadi muslim yang
tangguh dan mandiri.
WAKA KURIKULUM A. Qomaruddin, S. Pd.I
KEPALA SEKOLAH Sukhamdan, S.Pd
BENDAHARA Hj. Umsidah
WAKA HUMAS Khariroh, S.Pd
WAKA SARANA PRASARANA
Abu Jamsari, S.Pd.I
WAKA KESISWAAN Maskur, A.Ma
GURU
PESERTA DIDIK
50
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap yaitu pra siklus untuk
mengetahui kemampuan peserta didik sebelum menggunakan model, siklus I
dilaksanakan 2 kali pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan 2 kali
pertemuan.
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, secara rinci akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai
sesuatu yang abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta
didik. Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya output peserta didik
dalam menguasai materi matematika.
Dengan karakteristik matematika yang abstrak, apabila guru masih
menggunakan cara lama dalam mengajar yaitu guru lebih mendominasi
proses pembelajaran dimana pembelajaran yang dilaksanakan masih
menggunakan metode konvensional dengan peserta didik hanya datang,
duduk, mendengarkan, mencatat materi, latihan setelah itu pulang, maka
hal itu akan mengakibatkan suatu pembelajaran monoton yang akhirnya
akan membuat peserta didik merasa jenuh, tersiksa, pasif dan peserta didik
tidak lagi merasa butuh malah cenderung menyepelekan. Dengan tidak
memiliki motivasi belajar maka sering kali hasil belajar dari peserta didik
masih rendah dan kurang dari Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matemtika kelas VIII
MTs NU 03 Al Hidayah Kendal pada tahun pelajaran 2008-2009 dan
2007-2008 bapak Qomarudin, S.Pd.I, pada tanggal 6 April 2009,
didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran khususnya mata
pelajaran matematika dirasa masih kurang dari kenyataan yang
diharapkan. Ini terjadi karena peserta didik ketika guru menjelaskan materi
tidak memperhatikan malah bergurau sendiri.
51
Ketika guru memberi tugas kebanyakan dari mereka hanya
mencotek pekerjaan teman tanpa mau memahami langkah-langkah
penyelesaian tugas tersebut. Kebanyakan dari peserta didik merasa jenuh
dengan matematika karena merasa matematika suatu hal yang sulit, ini
dibuktikan dengan nilai rata-rata peserta didik yang masih dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yaitu
60.
Berdasarkan data nilai dari bapak Qomarudin S.Pd.I, nilai harian
kelas VIII B tahun 2007-2008 nilai rata-rata untuk materi pokok Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel masih rendah yaitu 53. Sedangkan nilai
rata-rata untuk materi pokok sistem persamaan linear dua variabel tahun
pelajaran 2008-2009 yaitu 55. Sedangkan untuk nilai materi pokok
persamaan garis lurus nilai rata-rata kelas VIII B adalah 55.
Pada hari senin tanggal 19 Oktober 2009, sebelum peneliti
melakukan penelitian. Peneliti melihat proses pembelajaran yang
dilakukan guru. Dalam,proses pembelajaran ini guru masih menggunakan
metode konvensional. Setelah itu guru membagi kelompok menjadi 9
kelompok dengan anggota 4-5 peserta didik.(lihat lampiran 14).
Pembagian kelompok ini digunakan untuk siklus I dan juga siklus II.
Berdasarkan data nilai 2 tahun pelajaran sebelumnya dari bapak
Qomarudin dapat dilihat bahwa nilai yang diperoleh peserta didik masih
dibawah rata-rata. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat dalam lampiran 16.
Tabel 1. nilai rata-rata
No. Hasil Belajar Matematika 2007-2008 2008-2009
1. Nilai Tertinggi 75 86
2. Nilai Terendah 40 40
3. Rata-rata Nilai 53 55
4. Prosentase Ketuntasan Klasikal 27.27% 29.55%
Rata-Rata Nilai Keduanya 54
Ketuntasan Klasikal Keduanya 28.41%
52
2. Siklus I
a. Implementasi Tindakan.
Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data
yang dapat diuraikan sebagai berikut.
Tabel 2. jadwal pelaksanaan siklus I
Hari/Tanggal Waktu Jam ke Implementasi Tindakan
Kamis,
22 Oktober 2009
2x45’ 5 dan 6 - materi ( mengubah soal
cerita ke bentuk kalimat
matematika).
- Memahami LKP
Sabtu,
24 Oktober 2009
1x45’ 1 - Evaluasi
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 22 Oktober 2009
Waktu : 09.55 – 11.15 WIB
Implementasi Tindakan : - materi ( mengubah soal cerita ke bentuk
kalimat matematika)
- memahami LKP
Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik
menjawab dengan serentak. Kemudian guru memberi memberi
apersepsi, yaitu tentang materi penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel. Guru bertanya, “penyelesaian SPLDV itu ada
berapa?” peserta didik menjawab ada 4 setelah itu guru menunjuk
salah satu peserta didik untuk menyebutkannya, peserta didik tidak
menjawab lalu meminta bantuan teman sebangkunya dan
menjawab penyelesaian dengan metode substitusi, eliminasi,
gabungan dan grafik.
53
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu cara
mengubah bentuk soal cerita ke bentuk kalimat matematika,
kemudian memotivasi peserta didik tentang manfaat mempelajari
materi ini. Dengan mempelajari materi ini kita dapat
menerapkannya pada kehidupan sehari-hari misalnya ketika ibu
kita pergi ke pasar dan membeli beberapa buah-buahan yang terdiri
dari 5 jeruk dan 4 apel, dan harga semua buah-buahan itu adalah
Rp. 11.000 kita akan mengetahui harga perbuahnya tanpa harus
pergi ke pasar lagi.
Guru kemudian menjelaskan secara singkat materi
bagimana mengubah bentuk soal cerita ke bentuk kalimat
matematika, “cara menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan SPLDV adalah (1) mengubah kalimat-kalimat
pada soal cerita menjadi beberapa kalimat matematika, sehingga
membentuk sistem persamaan linear dua variabel; (2)
menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV); (3)
menggunakan penyelesaian yang diperoleh untuk menjawab pada
soal cerita” pada saat guru menjelaskan peserta didik banyak yang
gaduh, sehingga tidak mendengarkan penjelasan guru dan meminta
untuk dijelaskan lagi. Setelah guru selesai menjelaskan materi,
peserta didik berkelompok sesuai dengan kelompoknya(lihat
lampiran 14) yang telah guru tentukan sebelumnya. Suasana kelas
menjadi sangat ramai saat peserta didik mengatur tempat duduk
sesuai dengan kelompoknya.
Setelah semua peserta didik mengelompok, guru
menjelaskan cara kerja dan tanggung jawab peserta didik dalam
kelompok. Guru membagikan LKP (lihat lampiran 4) kepada setiap
kelompok untuk dipelajari bersama. Peserta didik berdiskusi
dengan berpasangan duaan atau tigaan dan salah satu membacakan
soal diskusi yang diberikan. Peserta didik mengerjakan LKP sesuai
54
dengan petunjuk yang ada di LKP, dengan menuliskan apa yang
diketahui, yang ditanya dan yang dimisalkan.
Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi. Pada waktu
guru berkeliling ada kelompok yang bertanya tentang soal di LKP,
salah satu anggota kelompok kubus bertanya, “bu, soal no 1 yang
dimisalkan apa?” guru menjawab, “yang harus dimisalkan itu
bilangannya, misalkan bilangan I = x dan bilangan II = y, sudah
paham?”, peserta didik menjawab, “belum bu!” guru berkata lagi,
“dicoba dulu, jangan takut salah!”. Setelah menjelaskan pada
kelompok kubus, ternyata kelompok yang lain juga bertanya soal
no 1 yang dimisalkan apa?.
Gurupun menerangkan kepada semua peserta didik. Namun
setelah dijelaskan ternyata banyak kelompok yang tidak bisa
mengerjakan soal no 1.
Dalam kelompok ada yang saling bekerja sama
memecahkan masalah namun ada juga yang bermalas-malasan dan
menyerahkan LKP kepada teman sekelompoknya tanpa mau tahu
cara mengerjakannya. Ada juga yang tidak mau bekerja sama
dengan teman satu kelompok dalam mengerjakan soal LKP.
Setelah selesai membahas LKP, ketua kelompok
bertanggung jawab untuk memastikan kalau semua anggotanya
sudah memahami penyelesaian soal LKP tersebut. Setiap
kelompok menunjuk satu wakil untuk maju mempresentasikan
hasil diskusi dan kelompok yang lain menanggapinya. Setelah
selesai presentasi, LKP dikumpulkan dan guru mengumumkan
kelompok yang mendapat nilai paling tinggi adalah layang-layang
dan memberi penghargaan.
Setelah berdiskusi, guru membubarkan kelompok diskusi
dan peserta didik kembali ke tempat duduk semula. Sebelum
pelajaran diakhiri guru menanyakan kembali tentang materi yang
telah diajarkan sudah paham atau belum,kemudian guru dan
55
peserta didik menyimpulkan hasil diskusi. Kemudian guru
memberikan tugas atau pekerjaan rumah untuk mempelajari materi
yang telah di diskusikan karena pada pertemuan selanjutnya akan
diadakan evaluasi. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan
salam dan peserta didik menjawab dengan serempak.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Oktober 2009
Waktu : 07.00 – 07.45 WIB
Implementasi Tindakan : Evaluasi
Guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik
menjawab salam dengan serempak dan semangat. Guru memberi
apersepsi materi sebelumnya yaitu cara mengubah soal cerita ke
bentuk kalimat matematika. Guru mengingatkan tujuan
pembelajaran kali ini adalah evaluasi, lalu bertanya pada peserta
didik, “kalian sudah belajar di rumah?”, peserta didik menjawab,
“sudah Bu!” ada juga yang menjawab, “belum Bu!” selain itu ada
juga yang mengeluh, “kenapa harus ulangan Bu?”. Guru
menjelaskan bahwa evaluasi ini untuk mengetahui kemampuan
kalian pada materi ini.
Guru membagikan soal evaluasi (lihat lampiran 8). Guru
memberitahukan evaluasi ini dikerjakan sendiri tidak boleh bekerja
sama. Suasana kelas tenang, peserta didik berkonsentrasi
mengerjakan soal evaluasi. Tapi ada juga anak yang ribut karena
ingin mencontek teman sebangkunya atau yang duduk di samping
atau belakang tempat duduknya. Guru memberi peringatan kepada
peserta didik tersebut agar jangan mencontek dan untuk
mengerjakan soal evaluasinya dengan tangannya sendiri. Setelah
itu suasana kelas menjadi tenang kembali.
56
Waktu untuk mengerjakan soal evaluasi sudah selesai,
peserta didik diminta untuk mengumpulkan pekerjaan mereka.
Pada saat mengumpulkan soal evaluasi banyak peserta didik yang
memanfaatkan keadaan untuk mencontek pekerjaan teman yang
lain. Setelah semua dikumpulkan guru memberikan tugas untuk
mempelajari materi yang selanjutnya yaitu tentang penyelesaian
SPLDV bentuk soal cerita yang berkaitan dengan masalah sehari-
hari. Guru menutup pertemuan dengan salam dan peserta didik
menjawab dengan serempak.
b. Pengamatan
Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran pada
siklus I ini diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Guru dalam menerapkan model pembelajaran tidak sesuai dengan
RPP
2) Guru aktif dalam memberikan pengarahan kepada peserta didik
yang belum memahami materi yang diajarkan.
3) Guru sudah berkeliling memantau kerja kelompok.
4) Guru telah memberikan motivasi dan apersepsi kepada peserta
didik.
5) Peserta didik kurang aktif dalam berdiskusi dan kurang
memanfaatkan waktu dengan baik.
6) Peserta didik masih malu untuk bertanya dan takut berpendapat
kepada teman satu kelompok. Hanya sebagian yang berani
menerangkan dan bertanya kepada guru.
7) Peserta didik yang aktif dan nilainya bagus adalah dewi akidah
sehingga mendapatkan hadiah dari guru.
c. Evaluasi dan refleksi
Pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe CIRC
(Cooperatif Integrated Reading and Composition) pada siklus I ini
masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Berdasarkan data
57
yang diperoleh, maka peneliti dan guru berdiskusi dan menyimpulkan
hal-hal yang masih kurang dalam siklus I dan perlu perbaikan adalah:
1) Peserta didik dalam kelompok masih kurang bekerja sama,
sehingga kegiatan diskusi belum berjalan semestinya.
2) Peserta didik masih banyak yang ramai sendiri dan tidak mau
mengerjakan LKP sendiri serta menggantungkan pekerjaan mereka
pada teman satu kelompok.
3) Masih banyak peserta didik yang belum berani mengungkapkan
pendapatnya maupun memberi komentar terhadap jawaban teman.
Hanya sebagian yang mulai berani bertanya dan mengungkapkan
pendapatnya.
4) Peserta didik kurang memanfaatkan waktu mereka dengan baik
untuk berdiskusi. Sehingga peserta didik merasa waktu yang
diberikan kurang lama.
5) Penjelasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik masih
kurang, sehingga peserta didik belum begitu paham dengan materi
yang diberikan.
6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator yang
ditetapkan. Seperti di bawah ini
Tabel 3. Hasil belajar siklus I
NO NAMA NILAI KETUNTASAN 1 Aam Kumaidi 47.5 Belum Tuntas 2 Abdul Azis 78 Tuntas 3 Ahmad Mutakin 65.25 Tuntas 4 Ahmad Subari 62 Tuntas 5 Ahmad Utomo 63.75 Tuntas 6 Aji Prasetyo 67.25 Tuntas 7 Akhmad Abdul Basid 65.75 Tuntas 8 Anor Mubaidin 63.5 Tuntas 9 Aserom Mustaqim 74.25 Tuntas 10 Ayu Umi Masruroh 68.25 Tuntas 11 Basri 57.5 Belum Tuntas 12 Desi Mariasari 64.25 Tuntas
58
13 Dewi Akhidah 80 Tuntas 14 Eko Nofi Endang Paludi 76.25 Tuntas 15 Ima Alfiana 75.5 Tuntas 16 Ima Sylia Rahmana 60.5 Tuntas 17 Kholiq Maulana 71 Tuntas 18 M. Nur Sidik 61.25 Tuntas 19 Muh Abdul Wakhid 61.25 Tuntas 20 Muh. Bejo Haris 56.75 Belum Tuntas 21 Muhamad Shodikin 61.25 Tuntas 22 M. Fathul Hidayat 66.5 Tuntas 23 Muhsidin 63.5 Tuntas 24 Mukhamad Tafrikhan 78 Tuntas 25 Mustafrihatul ulfah 57.5 Belum Tuntas 26 Naeli Lailatul Mubarokah 80 Tuntas 27 Niswatul Hidayah 60.5 Belum Tuntas 28 Nur Indah 60.5 Belum Tuntas 29 Nur Kholiq 65.75 Tuntas 30 Nurul Farihah 65 Tuntas 31 Nurul Hidayat 56.25 Belum Tuntas 32 Ria Safiana 58 Belum Tuntas 33 Rokhmad 65 Tuntas 34 Sholekhah 75.5 Tuntas 35 Siti Alfiyah 61.25 Tuntas 36 Siti Fatimah 75.5 Tuntas 37 Siti Nurul Khotimah 74.75 Tuntas 38 Siti Rohayati 62.75 Tuntas 39 Siti Rokhimah 62 Tuntas 40 Sochib 66 Tuntas 41 Sri Purwanti 66.25 Tuntas 42 Sulasih 64.5 Tuntas 43 Wakhidatul Rochmah 63 Tuntas 44 Wakhidah Ulfah 60.75 Belum Tuntas
JUMLAH 2889.75RATA-RATA 65.68
Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan
guru untuk siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I
adalah sebagai berikut:
59
1) Guru memberi pengarahan manfaat kerja sama dalam kelompok
dan mengupayakan agar peserta didik aktif dalam kelompok
sehingga diskusi bisa berjalan dengan baik serta melakukan
pengawasan agar peserta didik megerjakan LKP dengan diskusi.
2) Guru harus memberikan semangat agar peserta didik mau
berpendapat dan bertanya pada guru ataupun teman dalam
kelompok..
3) Guru akan lebih menyesuaikan waktu yang diberikan dan meminta
peserta didik untuk lebih memanfaatkan waktu dengan baik.
4) Guru membuat strategi penyampaian materi agar peserta didik
dapat menerima pelajaran dengan waktu yang singkat.
5) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator yang
ditetapkan sehingga perlu dilakukan siklus II.
3. Siklus II
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar
peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan dan tujuan penelitian
juga belum tercapai sehingga harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal
yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II.
a. Implementasi Tindakan
Siklus II dilaksanakan pada:
Tabel.4 Jadwal Pelaksanaan Siklus II
Hari/Tanggal Waktu Jam ke Implementasi Tindakan
Senin,
26 Oktober 2009
2 x 45’ 5 dan 6 - Materi (menyelesaikan
masalah sehari-hari yang
melibatkan sistem
persamaan linear dua
variabel)
- Memahami LKP
60
Kamis,
29 Oktober 2009
2 x 45’ 5 dan 6 - Tes Evaluasi
Diskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Senin, 26 Oktober 2009
Waktu : 09.55 – 11.15 WIB
Implementasi Tindakan : - Materi (menyelesaikan masalah
sehari-hari yang melibatkan sistem
persamaan linear dua variabel)
- Memahami LKP
Guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik
menjawab dengan serempak. Guru langsung mengumumkan
peserta didik yang aktif dan mendapat nilai tertinggi yaitu Dewi
Akidah dan menyuruhnya maju ke depan disambut dengan tepuk
tangan dari teman-temannya serta mengumumkan kelompok yang
mendapat nilai paling tinggi adalah kelompok Balok. Mereka yang
maju diberi hadiah.
Guru memberikan motivasi agar peserta didik lebih aktif
dalam diskusi dan lebih memanfaatkan waktu yang diberikan,
kemudian guru memberikan apersepsi tentang materi yang
sebelumnya, “cara mengubah soal cerita ke bentuk kalimat
matematika adalah dengan memisalkannya ke dalam variabel.
Dengan dituliskan terlebih dahulu diketahui,ditanya dan dijawab”
kemudian guru bertanya “ibu membeli dua apel dan dua jeruk
dengan harga Rp 8.000,00 dan 3 apel dan 1 jeruk dengan harga Rp
9000,00. yang dimisalkan apa?” peserta didik bersama-sama
menjawab “ apel dimisalkan dengan x dan jeruk dimisalkan dengan
y, persamaannya menjadi 2x + 2y = 8000 dan 3x + y = 9000.”
61
Guru menjelaskan secara singkat mengenai pelajaran setelah
itu meminta peserta didik megelompok sesuai dengan kelompok
sebelumnya. Suasana kelas menjadi sangat gaduh, ada yang
mencari kelompoknya, mengangkat bangku dan mengeluh
meminta pindah kelompok.
Guru membagikan LKP (lihat lampiran 6) kepada tiap
kelompok untuk dipelajari bersama. Suasana kelas menjadi ramai
tapi kondusif, ada yang mulai berani bertanya dengan teman
kelompoknya “no 2 yang dimisalkan apa?” dan temannya
menjawab “ yang dimisalkan harga 1 baju dan 1 kaos, 1 baju
dimisalkan dengan x dan 1 kaos dengan y.”
Ada kelompok yang berani bertanya dengan mengacungkan
jarinya, “bu kelompok saya mau bertanya” kemudian guru yang
sedang berkeliling mengawasi jalannya diskusi mendatangi
kelompok yang ingin bertanya. Guru bertanya, “kalian ingin
bertanya apa?” “bu, soal yang no 1 yang dimisalkan harga 4 buku
dan 2 pensil ya bu?”. Guru pun menjelaskan, “yang dimisalkan itu
harga 1 pensil = x dan harga 1 buku = y. kalian dah paham?”.
Kelompok itu serempak menjawab, “iya bu…”
Sekiranya waktu telah cukup untuk berdiskusi, ketua
kelompok bertanggung jawab untuk memastikan kalau semua
anggotanya sudah memahami penyelesaian soal LKP tersebut.
Setiap kelompok menunjuk satu wakil untuk maju
mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok yang lain
menanggapinya. Setelah selesai presentasi, LKP dikumpulkan dan
guru mengumumkan kelompok yang mendapat nilai paling tinggi
adalah kubus dan memberi penghargaan.
Guru membubarkan kelompok dan peserta didik kembali ke
tempat duduknya semula. Sebelum guru mengakhiri pertemuan,
guru menerangkan kembali dan menyimpulkan hasil diskusi
bersama-sama. Dan guru mengingatkan peserta didik untuk belajar
62
materi ini di rumah karena pada pertemuan yang akan datang akan
diadakan tes evaluasi. Setelah itu guru mengakhiri pertemuan
dengan salam dan peserta didik menjawab dengan serempak.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis, 29 Oktober 2009
Waktu : 09.55 – 11.15 WIB
Implementasi Tindakan : Evaluasi
Guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik
menjawab salam dengan serempak dan semangat. Guru memberi
apersepsi materi sebelumnya yaitu cara mengubah soal cerita ke
bentuk kalimat matematika. Guru mengingatkan tujuan
pembelajaran kali ini adalah evaluasi, lalu bertanya pada peserta
didik, “kalian sudah belajar di rumah?”, peserta didik menjawab,
“sudah Bu!” ada juga yang menjawab, “belum Bu!” selain itu ada
juga yang mengeluh, “kenapa harus ulangan Bu?”. Guru
menjelaskan bahwa evaluasi ini untuk mengetahui kemampuan
kalian pada materi ini.
Guru membagikan soal evaluasi (lihat lampiran 10). Guru
memberitahukan evaluasi ini dikerjakan sendiri tidak boleh bekerja
sama. Suasana kelas tenang, peserta didik berkonsentrasi
mengerjakan soal evaluasi. Tapi ada juga anak yang ribut karena
ingin mencontek teman sebangkunya atau yang duduk di samping
atau belakang tempat duduknya. Guru memberi peringatan kepada
peserta didik tersebut agar jangan mencontek dan untuk
mengerjakan soal evaluasinya dengan tangannya sendiri. Setelah
itu suasana kelas menjadi tenang kembali.
Waktu untuk mengerjakan soal evaluasi sudah selesai,
peserta didik diminta untuk mengumpulkan pekerjaan mereka.
Pada saat mengumpulkan soal evaluasi banyak peserta didik yang
63
memanfaatkan keadaan untuk mencontek pekerjaan teman yang
lain. Setelah semua dikumpulkan guru mengumumkan kelompok
yang terbaik adalah kelompok kubus dan mengumumkan peserta
didik yang nilainya paling tinggi adalah Dewi Akidah. Mereka
diberikan hadiah. Guru menutup pelajaran dengan salam dan
dijawab oleh peserta didik.
b. Hasil Observasi
Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus II
diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Guru telah memberikan semangat kepada peserta didik dengan
memberikan penghargaan/hadiah dan pengarahan ketika peserta
didik tidak bisa mengerjakan soal.
2) Peserta didik lebih bisa memahami materi yang diajarkan ketika
guru menerangkan.
3) Peserta didik sudah aktif berpendapat dan bertanya kepada teman
sekelompoknya atau kepada guru.
4) Dalam mengerjakan soal, peserta didik terlebih dahulu membaca
soal dengan teliti kemudian menuliskan apa yang diketahui, yang
ditanyakan, dijawab dengan memisalkannya ke dalam variabel lalu
merubahnya ke dalam model matematika dengan menuliskan
sistem persamaannya serta menyelesaikannya.
c. Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengadakan refleksi dengan guru
partner, hasil refleksi pada siklus II sebagai berikut:
1) Guru mampu memberikan semangat dan apersepsi kepada peserta
didik sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
2) Peserta didik sudah dapat aktif berpendapat dan bertanya kepada
teman dalam kelompoknya.
3) Hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan
dapat dilihat seperti di bawah ini
64
Tabel. 5. Hasil belajar siklus II
NO NAMA NILAI KETUNTASAN 1 Aam Kumaidi 48.75 Belum Tuntas 2 Abdul Azis 86 Tuntas 3 Ahmad Mutakin 69.25 Tuntas 4 Ahmad Subari 75 Tuntas 5 Ahmad Utomo 72.25 Tuntas 6 Aji Prasetyo 85 Tuntas 7 Akhmad Abdul Basid 64.5 Tuntas 8 Anor Mubaidin 81.5 Tuntas 9 Aserom Mustaqim 63 Tuntas 10 Ayu Umi Masruroh 79.75 Tuntas 11 Basri 58.75 Belum Tuntas 12 Desi Mariasari 72.5 Tuntas 13 Dewi Akhidah 98 Tuntas 14 Eko Nofi Endang Paludi 89.25 Tuntas 15 Ima Alfiana 79.5 Tuntas 16 Ima Sylia Rahmana 69 Tuntas 17 Kholiq Maulana 81.5 Tuntas 18 M. Nur Sidik 64.25 Tuntas 19 Muh Abdul Wakhid 64.25 Tuntas 20 Muh. Bejo Haris 76 Tuntas 21 Muhamad Shodikin 75 Tuntas 22 Muhammad Fathul Hidayat 63.75 Tuntas 23 Muhsidin 63.5 Tuntas 24 Mukhamad Tafrikhan 84 Tuntas 25 Mustafrihatul ulfah 72.5 Tuntas 26 Naeli Lailatul Mubarokah 73.25 Tuntas 27 Niswatul Hidayah 82 Tuntas 28 Nur Indah 59.25 Belum Tuntas 29 Nur Kholiq 68 Tuntas 30 Nurul Farihah 74.5 Tuntas 31 Nurul Hidayat 60.75 Belum Tuntas 32 Ria Safiana 77.75 Tuntas 33 Rokhmad 90.5 Tuntas 34 Sholekhah 89.5 Tuntas 35 Siti Alfiyah 94 Tuntas 36 Siti Fatimah 86.5 Tuntas
65
37 Siti Nurul Khotimah 94.25 Tuntas 38 Siti Rohayati 81.25 Tuntas 39 Siti Rokhimah 64.5 Tuntas 40 Sochib 54.75 Belum Tuntas 41 Sri Purwanti 84.25 Tuntas 42 Sulasih 84 Tuntas 43 Wakhidatul Rochmah 87.5 Tuntas 44 Wakhidah Ulfah 73 Tuntas NILAI RATA-RATA 75.37
C. PEMBAHASAN
Pada pra siklus peneliti mengumpulkan data awal berupa daftar nama
peserta didik dan datai awal yang diambil dari nilai ulangan harian pada
materi pokok sistem persamaan linear dua variabel oleh guru pengampu
selama 2 tahun. Nilai awal digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik yang selanjutnya digunakan untuk pembagian.
Berdasarkan data yang diperoleh yaitu nilai rata-rata peserta didik pada
materi pokok SPLDV pada tahun pelajaran 2007-2008 dan tahun pelajaran
2008-2009. Dari kedua tahun tersebut diperoleh rata-rata sebesar 54 dan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 28. %. Masih belum memenuhi
indikator yang ditentukan yakni rata-rata nilai peserta didik ≥ 61 dan
ketuntasan klasikal ≥ 85 %, seperti digambarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Hasil Belajar Pra Siklus
No. Hasil Belajar Matematika 2007-2008 2008-2009
1. Nilai Tertinggi 75 86
2. Nilai Terendah 40 40
3. Rata-rata Nilai 53 55
4. Prosentase Ketuntasan Klasikal 27.27% 29.55%
Rata-Rata Nilai Keduanya 54
Ketuntasan Klasikal Keduanya 28.41%
66
Pada siklus I dilaksanakan dua pertemuan yaitu hari kamis tanggal 22
Oktober 2009 jam ke 5 dan 6, serta hari sabtu tanggal 24 Oktober 2009.
Kegiatan pada pertemuan pertama adalah menyampaikan tujuan pembelajaran
dan membagi peserta didik menjadi sembilan kelompok. Pengelompokan ini
dilakukan secara heterogen. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu
guru memberikan gambaran tentang model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
kepada peserta didik, kemudian memulai pembelajaran dengan materi
penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel yang berhubungan dengan
masalah sehari-hari.
Berdasarkan hasil evaluasi siklus I (lihat lampiran 12) diperoleh nilai
rata-rata peserta didik sebesar 65,68 dan persentase ketuntasan klasikal pada
siklus I sebesar 79,54 %. Rata-rata nilai peserta didik sudah memenuhi
indikator yang ditentukan yakni rata-rata nilai peserta didik ≥ 61 sedangkan
ketuntasan klasikal masih belum memenuhi indikator yang ditentukan yakni
ketuntasan klasikal ≥ 85 %. Dengan demikian diperlukan perlakuan
selanjutnya pada siklus II.
Tabel 7. Hasil belajar siklus I
NO NAMA NILAI 1 Aam Kumaidi 47.5 2 Abdul Azis 78 3 Ahmad Mutakin 65.25 4 Ahmad Subari 62 5 Ahmad Utomo 63.75 6 Aji Prasetyo 67.25 7 Akhmad Abdul Basid 65.75 8 Anor Mubaidin 63.5 9 Aserom Mustaqim 74.25 10 Ayu Umi Masruroh 68.25 11 Basri 57.5 12 Desi Mariasari 64.25 13 Dewi Akhidah 80 14 Eko Nofi Endang Paludi 76.25 15 Ima Alfiana 75.5 16 Ima Sylia Rahmana 60.5
67
17 Kholiq Maulana 71 18 M. Nur Sidik 61.25 19 Muh Abdul Wakhid 61.25 20 Muh. Bejo Haris 56.75 21 Muhamad Shodikin 61.25 22 M. Fathul Hidayat 66.5 23 Muhsidin 63.5 24 Mukhamad Tafrikhan 78 25 Mustafrihatul ulfah 57.5 26 Naeli Lailatul Mubarokah 80 27 Niswatul Hidayah 60.5 28 Nur Indah 60.5 29 Nur Kholiq 65.75 30 Nurul Farihah 65 31 Nurul Hidayat 56.25 32 Ria Safiana 58 33 Rokhmad 65 34 Sholekhah 75.5 35 Siti Alfiyah 61.25 36 Siti Fatimah 75.5 37 Siti Nurul Khotimah 74.75 38 Siti Rohayati 62.75 39 Siti Rokhimah 62 40 Sochib 66 41 Sri Purwanti 66.25 42 Sulasih 64.5 43 Wakhidatul Rochmah 63 44 Wakhidah Ulfah 60.75
JUMLAH 2889.75 RATA-RATA 65.68
Tabel 8. Perbandingan Pra Siklus dengan siklus I
Pra Siklus Siklus I
Rata-rata Hasil Belajar 54 65,68
Ketuntasan belajar 28.41 % 79,54 %
68
Pada siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari senin tanggal 26 Oktober 2009 dam pertemuan kedua
pada hari kamis tanggal 29 Oktober 2009. Materi yang diajarkan adalah
penyelesaian sistem persamaan linear dua variael yang berkaitan dengan
masalah sehari-hari.
Berdasarkan hasil evaluasi siklus II (lihat lampiran 13) diperoleh nilai
rata-rata peserta didik sebesar 75,37 dan persentase ketuntasan klasikal pada
siklus II sebesar 88,64 %. Rata-rata nilai peserta didik sudah memenuhi
indikator yang ditentukan yakni rata-rata nilai peserta didik ≥ 61 dan
ketuntasan klasikal juga sudah memenuhi indikator yang ditentukan yakni
ketuntasan klasikal ≥ 85 %.
Tabel 9. perbandingan nilai siklus I dan siklus II
NO NAMA SIKLUS I SIKLUS II 1 Aam Kumaidi 47.5 48.75 2 Abdul Azis 78 86 3 Ahmad Mutakin 65.25 69.25 4 Ahmad Subari 62 75 5 Ahmad Utomo 63.75 72.25 6 Aji Prasetyo 67.25 85 7 Akhmad Abdul Basid 65.75 64.5 8 Anor Mubaidin 63.5 81.5 9 Aserom Mustaqim 74.25 63 10 Ayu Umi Masruroh 68.25 79.75 11 Basri 57.5 58.75 12 Desi Mariasari 64.25 72.5 13 Dewi Akhidah 80 98 14 Eko Nofi Endang Paludi 76.25 89.25 15 Ima Alfiana 75.5 79.5 16 Ima Sylia Rahmana 60.5 69 17 Kholiq Maulana 71 81.5 18 M. Nur Sidik 61.25 64.25 19 Muh Abdul Wakhid 61.25 64.25 20 Muh. Bejo Haris 56.75 76 21 Muhamad Shodikin 61.25 75 22 M. Fathul Hidayat 66.5 63.75
69
23 Muhsidin 63.5 63.5 24 Mukhamad Tafrikhan 78 84 25 Mustafrihatul ulfah 57.5 72.5 26 Naeli Lailatul Mubarokah 80 73.25 27 Niswatul Hidayah 60.5 82 28 Nur Indah 60.5 59.25 29 Nur Kholiq 65.75 68 30 Nurul Farihah 65 74.5 31 Nurul Hidayat 56.25 60.75 32 Ria Safiana 58 77.75 33 Rokhmad 65 90.5 34 Sholekhah 75.5 89.5 35 Siti Alfiyah 61.25 94 36 Siti Fatimah 75.5 86.5 37 Siti Nurul Khotimah 74.75 94.25 38 Siti Rohayati 62.75 81.25 39 Siti Rokhimah 62 64.5 40 Sochib 66 54.75 41 Sri Purwanti 66.25 84.25 42 Sulasih 64.5 84 43 Wakhidatul Rochmah 63 87.5 44 Wakhidah Ulfah 60.75 73
RATA-RATA 65.68 75.37
Tabel 10. Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dengan siklus II
Sehingga jelas bahwa terjadi penIngkatan hasil belajar pada penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada sub materi pokok penyelesaian
sistem persamaan linear dua variabel yang berkaitan dengan masalah sehari-
hari pada peserta didik kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun
pelajaran 2009/2010.
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Rata-rata Hasil Belajar 54 65,68 75,37
Ketuntasan belajar 28.21 % 79,54 % 88,64%
70
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang
meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok sistem persamaan linear
dua variabel dengan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) pada peserta didik kelas VIII B MTs. NU
03 Al Hidayah Kendal dari bab I sampai IV, maka pada akhir skripsi ini dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
2. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas
VIII B semester I MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun pelajaran
2009/2010 pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Hal
ini ditunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata awal 54 dengan
ketuntasan klasikal 28.21%. Kemudian nilai rata-rata pada siklus I
meningkat menjadi 65,68 dengan ketuntasan klasikal 79,54 %. Dan
selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 75,37 dengan
ketuntasan klasikal 88,64%.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan
kelas di kelas VIII B MTs NU 03 Al Hidayah Kendal tahun pelajaran
2009/2010, maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu sebagai alternatif
dalam kegiatan pembelajaran matematika guru MTs NU 03 Al Hidayah
70
71
Kendal disarankan manggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC sebagai variasi dalam pembelajaran kepada peserta didik.
2. Berdasarkan pelaksanaan penelitian bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC memerlukan waktu yang relativ lama, oleh karena itu guru MTs
NU 03 Al Hidayah Kendal harus mampu mengatur waktu sebaik mungkin
dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
C. Penutup
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran-saran yang
diungkapkan di atas diharapkan menjadi koreksi dan bahan pertimbangan bagi
MTs NU 03 Al Hidayah Kendal.
Penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Al-Mundzir, Hafizh At-Targhib wat Tarhib Amaliah Surgawi, diterjemahkan oleh Mahfudli Sahli, Jakarta: Pustaka Amali, 1995.
A Partanto, Pius dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: ARKOLA, tt
Arrends, Richard I, Learning to Teach “Belajar untuk Mengajar” edisi ketujuh/buku kedua, terj. Helly Prajitno Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008, cet.I.
Arikunto, Suharsimi., Dasar-dasar Evalusai Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002
, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
C. Asri Budiningsih, DR., Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005. cet. I
Ghony, Djunaidy., Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Gojali, Nanang, Manusia, Pendidikan, dan Sains dalam Perspektif Tafsir Hermeneutik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, cet. I.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008, cet. VII.
Kusumawati, Noviana, Pengaruh Kemapuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematika terhadap Hasil Belajar Kelas VII Pokok Bahasan Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) di SMP N 15 Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009, Semarang: Perpustakaan UNNES 2008
Lie, Anita, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-
Ruang Kelas), Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.
Martinis, Yamin, Pengembangan Kompetensi Belajar, Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), 2004
Murni Wahid dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001. Cet II.
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992.
Nuharini, Dewi dan Tri Wahyui, Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs 2, Semarang: Aneka Ilmu, 2008.
Sanjaya, Wina, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.
, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. cet. V
Sari, Virginia, Keefektifan model pembelajaran problem posing dibanding kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMP Negeri 16 Semarang dalam menyelesaikan soal cerita materi pokok himpunan tahun pelajaran 2006/2007, Semarang: Perpustakan UNNES, 2007.
Setyono, Budi, Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Pengukuran dengan Metode Pembelajaran Problem Posing Siswa Kelas IV Semester 2 MI Roudlotul Huda Tahun Ajaran 2005/2006, Semarang: Perpustakaan UNNES, 2006
Shihab,M. Quraish, “Membumikan” Al Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2003, Cet. XXV.
Slavin, Robert E, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik,terj. Lita, Bandung: Nusa Media, 2008.
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. XII
Soedjadi, R., Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Depdiknas, 2000.
Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang: CV. Widya Karya, 2009. cet. I
Sugandi, Achmad, dkk., Teori Pembelajaran Semarang: UPT UNNES Pers, 2004.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: CV Alfabeta, 2008.
Suherman, Erman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Malang: UPI, 2003.
Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, Cet. II.
Suyitno, Amin, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP: Bahan Pelatihan Sertifikasi Guru-guru Pelajaran Matematika, Semarang: UNNES, 2004.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992.
Thoha, Drs. H.M. Chabib, M.A., Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, Cet. I.
Tri Anni, Catharina., Psikologi Belajar ,Semarang : UPT UNNES Perss, 2006.
Wahidin, “Dasar-Dasar Pendidikan dalam Konsep dan Makna Belajar”, http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/26/phtml,
Wibowo, Andi, Keefektifan Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Materi Pokok Lingkaran pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri Taman Pemalang Tahun pelajaran 2007/2008, Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008.
.
Lampiran 1 TABEL NAMA PESERTA DIDIK KELAS VIII B
MTs NU 03 AL HIDAYAH KENDAL
Nomor NAMA SISWA Urt Induk
1 4437 Aam Kumaidi 2 4393 Abdul Azis 3 4395 Ahmad Mutakin 4 4440 Ahmad Subari 5 4396 Ahmad Utomo 6 4441 Aji Prasetyo 7 4399 Akhmad Abdul Basid 8 4442 Anor Mubaidin 9 4403 Aserom Mustaqim 10 4405 Ayu Umi Masruroh 11 4406 Basri 12 4408 Desi Mariasari 13 4409 Dewi Akhidah 14 4443 Eko Nofi Endang Paludi 15 4450 Ima Alfiana 16 4415 Ima Sylia Rahmana 17 4452 Kholiq Maulana 18 4454 M. Nur Sidik 19 4455 Muh Abdul Wakhid 20 4456 Muh. Bejo Haris 21 4457 Muhamad Shodikin 22 4458 Muhammad Fathul Hidayat 23 4423 Muhsidin 24 4424 Mukhamad Tafrikhan 25 4425 Mustafrihatul ulfah 26 4461 Naeli Lailatul Mubarokah 27 4463 Niswatul Hidayah 28 4426 Nur Indah 29 4427 Nur Kholiq 30 4485 Nurul Farihah 31 4429 Nurul Hidayat 32 4465 Ria Safiana 33 4467 Rokhmad 34 4432 Sholekhah 35 4433 Siti Alfiyah
36 4469 Siti Fatimah 37 4471 Siti Nurul Khotimah 38 4472 Siti Rohayati 39 4473 Siti Rokhimah 40 4475 Sochib 41 4477 Sri Purwanti 42 4434 Sulasih 43 4436 Wakhidatul Rochmah 44 4481 Wakhidah Ulfah 45
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Satuan Pendidikan : MTs NU 03 Al Hidayah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 2.2 Membuat model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV).
Indikator : Membuat kalimat matematika dari masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan SPLDV
I. Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan harga barang.
II. Materi Pembelajaran:
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV.
III. Model Pembelajaran:
Cooperative integrated Reading and Composition
IV. Metode Pembelajaran:
Diskusi, Individu, Tanya Jawab.
V. Langkah-langkah Pembelajaran:
N
o
Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Peserta Waktu
Kegiatan Awal
5 menit
1 Apersepsi : Guru mengingatkan kembali peserta
didik tentang cara menentukan
penyelesaian sistem persamaan
k
linear dua variabel
Motivasi : Menjelaskan manfaat penerapan
sistem persamaan linear dua
variabel pada kehidupan sehari-
hari.
2 Menyampaikan tujuan pembelajaran. k 2 menit
Kegiatan Inti
3 Guru menjelaskan tentang pokok bahasan
sistem persamaan linear dua variabel yang
berkaitan dengan soal cerita.
k 10 menit
4 Guru membagi kelompok sesuai dengan hasil
tes sebelumnya dengan pembagian yang
heterogen yang masing-masing terdiri dari 4 - 5
peserta didik.
k 3 menit
5 Guru membagikan lembar kerja kepada masing-
masing peserta didik dalam kelompok.
Dilanjutkan pengerjaan lembar kerja dengan
salah satu/beberapa anggota kelompok
membaca soal cerita tersebut lalu membuat
prediksi soal cerita, saling membuat rencana
penyelesaian,
I 15 menit
6 Setelah itu saling mengoreksi dan mengedit
pekerjaan.
g
15 menit
7
Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan
kelompoknya atau hambatan yang dialami
kelompoknya. Guru memfasilitasi peserta didik
ataupun kelompok yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan soal cerita.
g
8 Guru meminta setiap ketua kelompok untuk
memastikan bahwa setiap anggota telah
memahami materi ajar yang diberikan oleh
guru, dan siap untuk diberi tes. Peserta didik
harus dapat menyelesaikan minimal 2 soal dari
3 soal latihan yang ada dalam lembar kerja
peserta didik.
g
11 menit
9 Peserta didik diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya,
kemudian memberikan kesempatan pada
kelompok lain untuk menanggapi.
10 Guru harus mengumumkan hasilnya dan
menetapkan kelompok terbaik sampai yang
kurang berhasil (komponen team score dan
team recognition).
g 2 menit
11 Tes evaluasi individu i 8 menit
Penutup
12 Mengumpulkan tes akhir (hasil lembar kerja
peserta didik).
i 2 menit
13 Guru bersama peserta didik membuat
kesimpulan tentang materi soal cerita
k
5 menit
14 Guru memberi penguatan dan meluruskan hasil
diskusi peserta didik.
15 Guru memberikan tugas untuk mempelajari
materi selanjutnya, yaitu ukuran penyebaran
data.
k 2 menit
VI. Bahan ajar:
Buku paket matematika kelas VIII, LKP, kapur tulis, papan tulis.
VII. Penilaian:
1. Prosedur Tes:
- Tes awal : tidak ada
- Tes Proses : tidak ada
- Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes:
- Tes awal : tidak ada
- Tes Proses : tidak ada
- Tes Akhir : Tertulis
3. Alat Tes: (Terlampir)
- Tes awal : tidak ada
- Tes Proses : tidak ada
- Tes Akhir : Tertulis (lembar kerja peserta didik dan kuis)
Kendal, 20 Oktober 2009 Mengetahui Peneliti Guru Mata Pelajaran A. Qomarudin, S.Pd.I Lina Wahyuni Nuzulia NIP. 19770927 200501 1 001 NIM. 3105037
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Satuan Pendidikan : MTs Nu 03 Al Hidayah Kendal
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 2.3. Menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel dan penafsirannya.
Indikator : Menyelesaikan model matematika dari masalah umur
yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik dapat menyelesaikan model matematika dari masalah umur yang
berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
I. Materi Pembelajaran:
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
II. Model Pembelajaran:
Cooperative Integrated Reading and Composition
III. Metode Pembelajaran:
Diskusi, Individu, Tanya Jawab.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
N
o
Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Peserta Waktu
Kegiatan Awal
8 menit 1 Apersepsi: Mengingatkan kembali tentang
penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel.
k
Motivasi : memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
2 Menyampaikan tujuan pembelajaran. k 6 menit
Kegiatan Inti
3 Guru menjelaskan tentang penyelesaian model
matematika yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variable. Pada pertenuan
sebelumnya peserta didik telah diberi tugas
untuk mempelajari materi yang akan diajarkan.
k 10 menit
4 Guru membagi kelompok sesuai dengan hasil
tes sebelumnya dengan pembagian yang
heterogen yang masing-masing terdiri dari 4 - 5
peserta didik. Kelompok sama dengan siklus 1.
K 8 menit
5 Guru membagikan lembar kerja kepada masing-
masing peserta didik dalam kelompok.
Dilanjutkan pengerjaan lembar kerja oleh
peserta didik. Peserta didik berusaha
menyelesaikan model matematika dengan
penyelesaian siatem persamaan linear dua
variabel secara kelompok.
G 20 menit
6 Setelah selesai mengerjakan lembar kerja,
angggota kelompok saling mengoreksi
pekerjaan teman dan berdiskusi.
G
20 menit
7
Guru memfasilitasi peserta didik ataupun
kelompok yang mengalami kesulitan.
G
8 Guru meminta setiap ketua kelompok untuk
memastikan bahwa setiap anggota telah
memahami materi bahan ajar yang diberikan
oleh guru, dan siap untuk diberi tes. Peserta
didik harus dapat menyelesaikan minimal 4 soal
dari 5 soal latihan yang ada dalam lembar kerja
peserta didik untuk mendapatkan tanda tangan
dari korektor sehingga dapat menempuh tes
formatif.
g
16 menit
9 Peserta didik diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya,
kemudian memberikan kesempatan pada
kelompok lain untuk menangggapi.
10 Guru harus mengumumkan hasilnya dan
menetapkan kelompok terbaik sampai yang
kurang berhasil (komponen team score dan
team recognition).
g 10 menit
11 Tes evaluasi individu. g 20 menit
Penutup
12 Mengumpulkan tes akhir(hasil lembar kerja
peserta didik dan tes evaluasi).
i 5 menit
13 Guru bersama peserta didik membuat
kesimpulan tentang cara menyelesaikan
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel.
k
10 menit
14 Guru memberi penguatan dan meluruskan hasil
diskusi peserta didik.
15 Guru memberikan tugas. k 5 menit
V. Bahan ajar:
Buku paket matematika kelas VIII, LKP, kapur tulis, papan tulis.
VI. Penilaian:
1. Prosedur Tes:
- Tes awal : ada
- Tes Proses : tidak ada
- Tes Akhir : ada
2. Jenis Tes:
- Tes awal : lisan
- Tes Proses : tidak ada
- Tes Akhir : Tertulis
3. Alat Tes: (Terlampir)
- Tes awal : lisan
1. Cara mengubah masalah sehari-hari ke dalam model matematika?
- Tes Proses : tidak ada
- Tes Akhir : Tertulis (lembar kerja peserta didik dan tes evaluasi)
Kendal, 20 Oktober 2009 Mengetahui Peneliti Guru Mata Pelajaran A. Qomarudin, S.Pd.I Lina Wahyuni Nuzulia NIP. 19770927 200501 1 001 NIM. 3105037
Lampiran 4 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
SIKLUS I Indikator Pembelajaran: Dapat memaknai isi kalimat soal cerita dengan cara peserta didik dapat : 1. Menuliskan apa yang diketahui; 2. menuliskan apa yang ditanyakan; 3. memisalkan apa yang ditanyakan dengan suatu variabel; 4. menuliskan sistem persamaannya. Pokok bahasan : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Soal Cerita : 1. Jumlah dua bilangan adalah 40 dan selisih kedua bilangan itu adalah 10.
Tentukan kedua bilangan tersebut! Isilah seperti perintah di bawah ini! Diketahui : Ditanyakan : Yang harus dimisalkan Sistem persamaannya :
2. Harga 1 Taro dan 2 Jelly Drink adalah Rp. 3000,- sedangkan harga 2 Taro dan 3 jelly Drink adalah Rp. 5000,-. Tentukan harga satu Taro dan satu Jelly drink! Isilah seperti perintah di bawah ini! Diketahui : Ditanyakan : Yang harus dimisalkan : Sistem persamaannya :
Lampiran 5 JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
SIKLUS I
1. Diketahui: Jumlah dua bilangan adalah 40 (skor 5) Selisih kedua bilangan adalah 10 (skor 5)
Ditanya: kalimat matematika? (skor 5) Dijawab: misalkan bilangan ke I = x (skor 5)
Bilangan ke II = y (skor 5) Jumlah dua bilangan adalah 40 x + y = 40 (skor 10) selisih kedua bilangan adalah 10 x – y = 10 (skor 10) jadi kalimat matematikanya adalah x + y = 40 x – y = 10 (skor 5)
2. Diketahui: Harga 1 Taro dan 2 Jelly Drink adalah Rp. 3.000,- (skor 5)
Harga 2 Taro dan 3 Jelly Rdink adalah Rp. 5.000,- (skor 5) Ditanya: kalimat matematika? (skor 5) Dijawab: misalkan harga 1 Taro = x (skor 5)
Harga 1 Jelly Drink = y (skor 5) Harga 1 Taro dan 2 Jelly Drink adalah Rp. 3.000,- x + 2y = 3000 (skor 10) Harga 2 Taro dan 3 Jelly Rdink adalah Rp. 5.000,- 2x + 3y = 5000 (skor 10) Jadi kalimat matematikanya adalah x + 2y = 3000 2x + 3y = 5000 (skor 5)
Lampiran 6 LEMBAR KERJA SISWA II
Untuk Siklus II Indikator Pembelajaran : dapat memaknai isi kalimat soal cerita dengan cara siswa dapat : 1. menuliskan apa yang diketahui; 2. Menuliskan apa yang ditanyakan ; 3. Memisalkan apa yang ditanyakan dengan satu variabel ; 4. Menuliskan sistem persamaanya ; 5. Menyelesaikan sistem persamaanya. Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linear Dengan Dua Variabel Soal Cerita : 1. Harga 3 pensil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,00 sedangkan harga 1
pensil dan 3 buku adalah Rp. 21.000,00. tentukan harga 2 pensil dan 4 buku! isilah seperti perintah dibawah ini ! Diketahui : Ditanyakan : Yang harus dimisalkan : Sistem persamaanya : penyelesaianya :
2. harga 2 baju dan 3 kaus adalah Rp. 85.000,00 sedangkan harga 3 baju dan 1 kaus adalah Rp.75.000,00. tentukan harga 1 baju dan 1 kaus. isilah seperti di bawah ini ! Diketahui : Ditanyakan : Yang harus dimisalkan : Sistem persamaanya : Penyelesaianya :
Lampiran 7 Kunci Jawaban lembar kerja peserta didik
Siklus II 1. Diketahui: harga 3 pencil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,-
Harga 1 pensil dan 3 buku adalah Rp. 21.000,- (skor 3) Ditanya: harga 2 pensil dan 4 buku? (skor 2) Dijawab: misalkan harga 1 pensil = x (skor 5)
Harga 1 buku = y (skor 5) Sistem persamaannya: Harga 3 pensil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,- 3x + 2y = 28000 … (1) (skor 5) Harga 1 pensil dan 3 buku adalah Rp. 21.000,- x + 3y = 21000 … (2) (skor 5) penyelesaiannya: (1) dan (2) eliminasi x 3x + 2y = 28000 x 1 3x + 2y = 28000 x + 3y = 21000 x 3 3x + 9y = 63000 -7y = -35000 y = -35000/-7 y = 5000 (skor 10) y = 5000 masukkan (2) x + 3y = 21000 x + 3(5000) = 21000 x + 15000 = 21000 x = 21000 – 15000 x = 6000 (skor 10) jadi harga 2 pensil = 2x = 2. Rp. 6.000 = Rp. 12.000,- harga 4 buku = 4y = 4. Rp. 5000 = Rp. 20.000,- (skor 5)
2. Diketahui: Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp. 28.000,-
Harga 3 baju dan 1 kaos adalah Rp. 75.000,- (skor 3)
Ditanya: harga 1 baju dan 1 kaos? (skor 2)
Dijawab: misalkan harga 1 baju = x (skor 5)
Harga 1 kaos = y (skor 5)
Sistem persamaannya:
Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp. 28.000,-
2x + 3y = 28.000 …. (1) (skor 5)
Harga 3 baju dan 1 kaos adalah Rp. 75.000,-
3x + y = 75.000 … (2) (skor 5)
Penyelesaiannya:
(1) dan (2) eliminasi x
2x + 3y = 28.000 x 3 6x + 9y = 255.000
3x + y = 75.000 x 2 6x + 2y = 150.000
7y = 105.000
y = 105.000/7
y = 15.000 (skor 10)
y = 15.000 masukkan (2)
3x + y = 75.000
3x + 15.000 = 75.000
3x = 75.000 – 15.000
3x = 60.000
x = 60.000/3
x = 20.000 (skor 10)
jadi harga 1 baju = x = Rp. 20.000,-
harga 1 kaos = y = Rp. 15.000,- (skor 5)
lampiran 8 SOAL TES SIKLUS I
Kerjakan soal berikut dengan rinci dengan menuliskan apa yang diketahui,
ditanyakan, yang harus dimisalkan, menuliskan kalimat matematikanya?
1. Jumlah dua bilangan cacah adalah 40 dan selisih kedua bilangan itu adalah
10. Buatlah kalimat matematika dari soal cerita tersebut!
2. Harga 2 apel dan 3 jeruk adalah Rp. 3.500,- sedangkan harga 3 apel dan 2
jeruk adalah Rp. 4.000,-. Buatlah kalimat matematika dari soal cerita
tersebut!
3. Harga 2 baju dan 3 kaus adalah Rp. 85.000,00 sedangkan harga 3 baju dan
1 kaus adalah Rp.75.000,00. buatlah kalimat matematika dari soal cerita
tersebut!.
4. Keliling persegi panjang adalah 48 cm, jika panjangnya persegi panjang
lebih panjang 3 cm dari lebarnya. Tentukan panjang dan lebar persegi
panjang!
Nama :
No Urut :
Lampiran 9
Kunci Jawaban Tes Siklus I
1. Diketahui: jumlah dua bilangan adalah 40
Jumlah kedua bilangan adalah 10 (skor 3)
Ditanya: kalimat matematika? (skor 2)
Dijawab: misalkan bilangan I = x (skor 5)
Bilangan II = y
Jumlah dua bilangan adalah 40
x+y=40 (skor 5)
Selisih kedua bilangan adalah 10
x-y=10 (skor 5)
jadi kalimat matematikanya adalah
x+y=40 (skor 5)
x-y=10
2. diketahui: harga 2 apel dan 3 apel adalah Rp. 3.500,-
harga 3 apel dan 2 jeruk adalah Rp. 4.000,- (skor 3)
ditanya: kalimat matematika? (skor 2)
Dijawab: misalkan harga 1 apel = a
Harga 1 jeruk = b (skor 5)
Harga 2 apel dan 3 jeruk adalah Rp. 3.500,-
2a + 3b = 3500 (skor 5)
harga 3 apel dan 2 jeruk adalah Rp. 4.000,-
3a + 2b = 4000 (skor 5)
Jadi kalimat matematikanya adalah
2a + 3b = 3500
3a + 2b = 4000 (skor 5)
3. Diketahui: Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp. 28.000,-
Harga 3 baju dan 1 kaos adalah Rp. 75.000,- (skor 3)
Ditanya: kalimat matematika? (skor 2)
Dijawab: misalkan harga 1 baju = x
Harga 1 kaos = y (skor 5)
Harga 2 baju dan 3 kaos adalah Rp. 28.000,-
2x + 3y = 28.000 (skor 5)
Harga 3 baju dan 1 kaos adalah Rp. 75.000,-
3x + y = 75.000 (skor 5)
Jadi kalimat matematikanya adalah
2x + 3y = 28.000 (skor 5)
3x + y = 75.000
4. Diketahui: keliling persegi panjang adalah 48 cm
Panjang persegi panjang lebih panjang 3 cm dari lebarnya (skor 3)
Ditanya: panjang dan lebar persegi panjang? (skor 2)
Dijawab: misalkan panjang persegi panjang = x
Lebar persegi panjang = y (skor 5)
keliling persegi panjang adalah 48 cm
2(x + y) = 48
x + y = 48/2
x + y = 24
y = 24 - x (skor 8)
Panjang persegi panjang lebih panjang 3 cm dari lebarnya
x = 3 + y (skor 7)
lampiran 10
SOAL TES SIKLUS II
Kerjakan soal berikut dengan rinci dengan menuliskan apa yang diketahui,
ditanyakan, yang harus dimisalkan, sistem persamaan dan penyelesaiannya!
1. Jumlah dua bilangan cacah adalah 55 dan selisih kedua bilangan itu adalah
25. Tentukan masing-masing bilangan tersebut!
2. Harga 3 pencil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,- sedangkan harga 1 pencil
dan 3 buku adalah Rp. 21.000,-. Tentukan harga 5 pencil dan 4 buku!
3. Keliling persegi panjang adalah 48 cm, jika panjangnya persegi panjang
lebih panjang 3 cm dari lebarnya. Tentukan panjang dan lebar persegi
panjang!
4. Harga 5 mangga dan 3 pir adalah Rp. 10.500,- sedangkan harga 3 mangga
dan 4 pir adalah Rp. 8.500,-. Tentukan harga 1 mangga dan 1 pir!
5. Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun,
sedangkan lima tahun yang lalu jumlah umur keduanya 34 tahun.
Hitunglah umur ayah dan anak perempuannya?
Nama :
No Urut :
Lampiran 11
Jawaban Soal Tes Siklus II
1. diketehui: jumlah dua bilangan cacah adalah 55
Selisih dua bilangan cacah adalah 25
Ditanyakan: bilangan cacah tersebut? (skor 2)
Dijawab: Misalkan bilangan I = a
bilangan II = b (skor 2)
jumlah dua bilangan cacah adalah 55
a+b=55…(1)
selisih dua bilangan cacah adalah 25
a-b=25…(2) (skor 3)
(1) dan (2) dieliminasi a:
a+b=55
a-b=25
2b=30
b=30/2=15 (skor 5)
b=15 masuk ke (1)
a+b=55
a+15=55
a=55-15
a=40 (skor 5)
jadi bilangan I=a=40
bilangan II=b=15 (skor 3)
2. Diketahui: harga 3 pencil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,-
harga 1 pencil dan 2 buku adalah Rp. 21.000,-
Ditanya: harga 5 pencil dan 4 buku? (skor 2)
Dijawab: misalkan harga 1 pencil=p
Harga 1 buku=q (skor 2)
Harga 3 pencil dan 2 buku adalah Rp. 28.000,-
3p+2q=28.000 …(1)
Harga 1 pencil dan 3 buku adalah Rp. 21.000,-
p+3q=21.000 …(2) (skor 3)
(1) dan (2) dieliminasi p
3p+2q=28000 x1 3p+2q=28000
p+3q=21000 x3 3p+9q=63000
-7q=-35000
q=-35000/-7
q=5000 (skor 5)
q=5000 masuk ke (2)
p+3q=21000
p+3(5000)=21000
p+15000=21000
p=21000-15000
p=6000 (skor 5)
Jadi harga 5 pencil=5p=5.6000= Rp. 30.000,-
Harga 4 buku=4q=4.5000= Rp. 20.000,- (skor 3)
3. Diketahui: keliling persegi panjang adalah 48 cm
Panjang persegi panjang lebih panjang 3 cm dari lebarnya
Ditanya: panjang dan lebar persegi panjang? (skor 2)
Dijawab: misalkan panjang persegi panjang = x
Lebar persegi panjang = y (skor 2)
Sistem penyelesaiannya
keliling persegi panjang adalah 48 cm
2(x + y) = 48
x + y = 48/2
x + y = 24 … (1) (skor 3)
Panjang persegi panjang lebih panjang 3 cm dari lebarnya
x = 3 + y
x – y = 3 … (2)
penyelesaiannya:
(1) dan (2) eliminasi x
x + y = 24
x – y = 3
2y = 21
y = 21/2
y = 10,5 (skor 5)
y = 10,5 masukkan (1)
x + y = 24
x + 10,5 = 24
x = 24 – 10,5
x = 13,5 (skor 5)
jadi panjang = x = 13,5 cm
lebar = y = 10,5 cm (skor 3)
4. Diketahui: Harga 5 mangga dan 3 pir adalah Rp. 10.500,-
Harga 3 mangga dan 4 pir adalah Rp. 8.500,- (skor 2)
Ditanya: harga 1 mangga dan 1 pir?
Dijawab: misalkan harga 1 mangga = x
Harga 1 pir = y (skor 2)
Sistem persamaannya:
Harga 5 mangga dan 3 pir adalah Rp. 10.500,-
5x + 3y = 10500 … (1) (skor 3)
Harga 3 mangga dan 4 pir adalah Rp. 8.500,-
3x + 4y = 8500 … (2)
Penyelesaiannya:
(1) dan (2) eliminasi x
5x + 3y = 10500 x 3 15x + 9y = 31500
3x + 4y = 8500 x 5 15x + 20y = 42500
-11y = -11000
y = -11000/-11
y = 1000 (skor 5)
y = 1000 masukkan (2)
3x + 4y = 8500
3x + 4(1000) = 8500
3x + 4000 = 8500
3x = 8500 – 4000
3x = 4500
x = 4500/3
x = 1500 (skor 5)
jadi harga 1 mangga = x = Rp. 1.500 (skor 3)
harga 1 apel = y = Rp. 1.000
5. Diketahui: selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun.
Jumlah umur keduanya 34 tahun.
Ditanya: umur ayah dan anak? (skor 2)
Dijawab: misalkan umur ayah = x
Umur anak = y (skor 2)
Sistem persamaannya:
Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun.
x – y = 26 … (1)
Jumlah umur keduanya 34 tahun.
x + y = 34 … (2) (skor 3)
penyelesaiannya:
(1) dan (2) eliminasi x
x – y = 26
x + y = 34
-2y = -8
y = -8/-2 (skor 5)
y = 4
y = 4 masukkan (1)
x – y = 26
x – 4 = 26
x = 26 + 4
x = 30 (skor 5)
jadi umur ayah = x = 30
umur anak = y = 4 (skor 3)
lampiran 12
TABEL HASIL BELAJAR SIKLUS I
Nama Sekolah : MTs NU 03 Al Hidayah Kendal Mata Pelajaran : Matematika Materi Pelajaran : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas / Semester : VIII B / Gasal Tahun Pelajaran : 2009 – 2010
NO NAMA LKP EVALUASI NILAI KETUNTASAN 1 Aam Kumaidi 40 50 47.5 Belum Tuntas 2 Abdul Azis 72 80 78 Tuntas 3 Ahmad Mutakin 57 68 65.25 Tuntas 4 Ahmad Subari 62 62 62 Tuntas 5 Ahmad Utomo 60 65 63.75 Tuntas 6 Aji Prasetyo 65 68 67.25 Tuntas
7 Akhmad Abdul Basid 62 67 65.75 Tuntas
8 Anor Mubaidin 50 68 63.5 Tuntas 9 Aserom Mustaqim 57 80 74.25 Tuntas 10 Ayu Umi Masruroh 63 70 68.25 Tuntas 11 Basri 50 60 57.5 Belum Tuntas 12 Desi Mariasari 62 65 64.25 Tuntas 13 Dewi Akhidah 80 80 80 Tuntas
14 Eko Nofi Endang Paludi 80 75 76.25 Tuntas
15 Ima Alfiana 62 80 75.5 Tuntas 16 Ima Sylia Rahmana 62 60 60.5 Tuntas 17 Kholiq Maulana 80 68 71 Tuntas 18 M. Nur Sidik 65 60 61.25 Tuntas 19 Muh Abdul Wakhid 65 60 61.25 Tuntas 20 Muh. Bejo Haris 62 55 56.75 Belum Tuntas 21 Muhamad Shodikin 65 60 61.25 Tuntas 22 M. Fathul Hidayat 62 68 66.5 Tuntas 23 Muhsidin 50 68 63.5 Tuntas
24 Mukhamad Tafrikhan 72 80 78 Tuntas
25 Mustafrihatul ulfah 50 60 57.5 Belum Tuntas
26 Naeli Lailatul Mubarokah 80 80 80 Tuntas
27 Niswatul Hidayah 62 60 60.5 Belum Tuntas
28 Nur Indah 62 60 60.5 Belum Tuntas 29 Nur Kholiq 62 67 65.75 Tuntas 30 Nurul Farihah 80 60 65 Tuntas 31 Nurul Hidayat 60 55 56.25 Belum Tuntas 32 Ria Safiana 52 60 58 Belum Tuntas 33 Rokhmad 65 65 65 Tuntas 34 Sholekhah 62 80 75.5 Tuntas 35 Siti Alfiyah 62 61 61.25 Tuntas 36 Siti Fatimah 62 80 75.5 Tuntas 37 Siti Nurul Khotimah 80 73 74.75 Tuntas 38 Siti Rohayati 62 63 62.75 Tuntas 39 Siti Rokhimah 62 62 62 Tuntas 40 Sochib 60 68 66 Tuntas 41 Sri Purwanti 85 60 66.25 Tuntas 42 Sulasih 63 65 64.5 Tuntas
43 Wakhidatul Rochmah 57 65 63 Tuntas
44 Wakhidah Ulfah 60 61 60.75 Belum Tuntas JUMLAH 2889.75
RATA-RATA 65.68
KET.
Nilai = 25% nilai LKP + 75% nilai tes evaluasi
Nilai rata-rata = 65,68
Peserta didik yang tuntas belajar 35
Ketuntasan Klasikal = 79,54%
Ketuntasan dapat dilihat dari nilai peserta didik yang mampu menyelesaikan /
mencapai nilai minimal 61
Lampiran 13
TABEL HASIL BELAJAR SIKLUS II
Nama Sekolah : MTs NU 03 Al Hidayah Kendal Mata Pelajaran : Matematika Materi Pelajaran : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas / Semester : VIII B / Gasal Tahun Pelajaran : 2009 – 2010 NO NAMA LKP EVALUASI NILAI KETUNTASAN1 Aam Kumaidi 45 50 48.75 Belum Tuntas 2 Abdul Azis 50 98 86 Tuntas 3 Ahmad Mutakin 73 68 69.25 Tuntas 4 Ahmad Subari 72 76 75 Tuntas 5 Ahmad Utomo 85 68 72.25 Tuntas 6 Aji Prasetyo 100 80 85 Tuntas 7 Akhmad Abdul Basid 45 71 64.5 Tuntas 8 Anor Mubaidin 92 78 81.5 Tuntas 9 Aserom Mustaqim 90 54 63 Tuntas 10 Ayu Umi Masruroh 73 82 79.75 Tuntas 11 Basri 55 60 58.75 Belum Tuntas 12 Desi Mariasari 77 71 72.5 Tuntas 13 Dewi Akhidah 98 98 98 Tuntas
14 Eko Nofi Endang Paludi 87 90 89.25 Tuntas
15 Ima Alfiana 78 80 79.5 Tuntas 16 Ima Sylia Rahmana 60 72 69 Tuntas 17 Kholiq Maulana 80 82 81.5 Tuntas 18 M. Nur Sidik 53 68 64.25 Tuntas 19 Muh Abdul Wakhid 47 70 64.25 Tuntas 20 Muh. Bejo Haris 64 80 76 Tuntas 21 Muhamad Shodikin 90 70 75 Tuntas
22 Muhammad Fathul Hidayat 45 70 63.75 Tuntas
23 Muhsidin 50 68 63.5 Tuntas 24 Mukhamad Tafrikhan 90 82 84 Tuntas 25 Mustafrihatul ulfah 80 70 72.5 Tuntas
26 Naeli Lailatul Mubarokah 95 66 73.25 Tuntas
27 Niswatul Hidayah 82 82 82 Tuntas 28 Nur Indah 72 55 59.25 Belum Tuntas
29 Nur Kholiq 86 62 68 Tuntas 30 Nurul Farihah 100 66 74.5 Tuntas 31 Nurul Hidayat 57 62 60.75 Belum Tuntas 32 Ria Safiana 71 80 77.75 Tuntas 33 Rokhmad 80 94 90.5 Tuntas 34 Sholekhah 91 89 89.5 Tuntas 35 Siti Alfiyah 82 98 94 Tuntas 36 Siti Fatimah 85 87 86.5 Tuntas 37 Siti Nurul Khotimah 95 94 94.25 Tuntas 38 Siti Rohayati 73 84 81.25 Tuntas 39 Siti Rokhimah 57 67 64.5 Tuntas 40 Sochib 45 58 54.75 Belum Tuntas 41 Sri Purwanti 88 83 84.25 Tuntas 42 Sulasih 75 87 84 Tuntas 43 Wakhidatul Rochmah 50 100 87.5 Tuntas 44 Wakhidah Ulfah 58 78 73 Tuntas NILAI RATA-RATA 75.37
KET.
Nilai = 25% nilai LKP + 75% nilai tes evaluasi
Nilai rata-rata = 75,37
Peserta didik yang tuntas belajar 39
Ketuntasan Klasikal = 88,64%
Ketuntasan dapat dilihat dari nilai peserta didik yang mampu menyelesaikan /
mencapai nilai minimal 61
Lampiran 14
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK
Persegi Persegi Panjang Segitiga 1. Abdul Aziz 2. Ahmad
Mutakin 3. Ahmad Subari 4. Mustarifatul
Ulfah 5. Ria Sofiana
1. Asrom Mustaqim
2. Mukhamad Tafrikhan
3. Nur Kholiq 4. Wakhidatul
Rochmah
1. Akhmad Abdul Basid
2. Ima Alfiana 3. Muhammad
Fathul Hidayat 4. Siti Alfiyah 5. Sulasih
Jajargenjang Layang-layang Lingkaran 1. Ahmad Utomo 2. Eko Novi
Endang Paludi 3. Muhamad
Shodikin 4. Naeli Lailatul
Mubarokah 5. Rokhmad
1. Aji Prasetyo 2. Dewi Akhidah 3. Kholiq
Maulana 4. Nurul Farihah 5. Siti Nurul
Khotimah
1. M. Nur Sidik 2. Nur Indah 3. Siti Rohayati 4. Siti Rokhimah 5. Muhsidin
Balok Kubus Limas 1. Ayu Umi
Masruroh 2. Muh. Bejo
Haris 3. Sri Purwanti 4. Sochib 5. Muh. Abdul
Wakhid
1. Niswatul Hidayah
2. Nurul Hidayat 3. Sholekah 4. Siti Fatimah 5. Aam Kumaidi
1. Anor Mubaidin 2. Basri 3. Desi Mariasari 4. Ima Sylia
Rahmana 5. Wakhidah Ulfah
Lampiran 15
DOKEMENTASI SELAMA PENELITIAN
Peserta didik memperhatikan ketika guru menjelaskan materi
Peserta didik saat berdiskusi kelompok mengerjakan lembar kerja peserta didik
Peserta didik sedang mengerjakan soal evaluasi
Salah satu peserta didik memberi pengarahan ke peserta didik yang belum bisa.
Peserta didik saat berdiskusi kelompok
Lampiran 16 Nilai sub materi SPLDV tahun pelajaran 2008-2009
No Nama Nilai Ketercapaian Peserta didik
1 Aam Kumaidi 40 Belum Tuntas 2 Abdul Azis 66 Tuntas 3 Ahmad Mutakin 40 Belum Tuntas 4 Ahmad Subari 50 Belum Tuntas 5 Ahmad Utomo 55 Belum Tuntas 6 Aji Prasetyo 71 Tuntas 7 Akhmad Abdul Basid 50 Belum Tuntas 8 Anor Mubaidin 50 Belum Tuntas 9 Aserom Mustaqim 40 Belum Tuntas 10 Ayu Umi Masruroh 52 Belum Tuntas 11 Basri 40 Belum Tuntas 12 Desi Mariasari 76 Tuntas 13 Dewi Akhidah 81 Tuntas 14 Eko Nofi Endang Paludi 66 Tuntas 15 Ima Alfiana 66 Tuntas 16 Ima Sylia Rahmana 40 Belum Tuntas 17 Kholiq Maulana 50 Belum Tuntas 18 M. Nur Sidik 54 Belum Tuntas 19 Muh Abdul Wakhid 45 Belum Tuntas 20 Muh. Bejo Haris 54 Belum Tuntas 21 Muhamad Shodikin 45 Belum Tuntas 22 Muhammad Fathul Hidayat 50 Belum Tuntas 23 Muhsidin 40 Belum Tuntas 24 Mukhamad Tafrikhan 73 Tuntas 25 Mustafrihatul ulfah 50 Belum Tuntas 26 Naeli Lailatul Mubarokah 66 Tuntas 27 Niswatul Hidayah 71 Tuntas 28 Nur Indah 40 Belum Tuntas 29 Nur Kholiq 40 Belum Tuntas 30 Nurul Farihah 40 Belum Tuntas 31 Nurul Hidayat 44 Belum Tuntas 32 Ria Safiana 40 Belum Tuntas 33 Rokhmad 58 Belum Tuntas 34 Sholekhah 86 Tuntas 35 Siti Alfiyah 55 Belum Tuntas 36 Siti Fatimah 70 Tuntas 37 Siti Nurul Khotimah 54 Belum Tuntas 38 Siti Rohayati 60 Belum Tuntas 39 Siti Rokhimah 70 Tuntas
40 Sochib 55 Belum Tuntas 41 Sri Purwanti 70 Tuntas 42 Sulasih 54 Belum Tuntas 43 Wakhidatul Rochmah 53 Belum Tuntas 44 Wakhidah Ulfah 50 Belum Tuntas Rata-rata 55
Nilai sub materi SPLDV tahun pelajaran 2007-2008
No Nama Nilai Ketercapaian Peserta didik
1 Aam Kumaidi 40 Belum Tuntas 2 Abdul Azis 60 Belum Tuntas 3 Ahmad Mutakin 40 Belum Tuntas 4 Ahmad Subari 50 Belum Tuntas 5 Ahmad Utomo 55 Belum Tuntas 6 Aji Prasetyo 65 Tuntas 7 Akhmad Abdul Basid 40 Belum Tuntas 8 Anor Mubaidin 50 Belum Tuntas 9 Aserom Mustaqim 40 Belum Tuntas 10 Ayu Umi Masruroh 50 Belum Tuntas 11 Basri 40 Belum Tuntas 12 Desi Mariasari 70 Tuntas 13 Dewi Akhidah 75 Tuntas 14 Eko Nofi Endang Paludi 64 Tuntas 15 Ima Alfiana 72 Tuntas 16 Ima Sylia Rahmana 40 Belum Tuntas 17 Kholiq Maulana 50 Belum Tuntas 18 M. Nur Sidik 50 Belum Tuntas 19 Muh Abdul Wakhid 45 Belum Tuntas 20 Muh. Bejo Haris 54 Belum Tuntas 21 Muhamad Shodikin 46 Belum Tuntas 22 Muhammad Fathul Hidayat 45 Belum Tuntas 23 Muhsidin 40 Belum Tuntas 24 Mukhamad Tafrikhan 70 Tuntas 25 Mustafrihatul ulfah 50 Belum Tuntas 26 Naeli Lailatul Mubarokah 63 Tuntas 27 Niswatul Hidayah 70 Tuntas 28 Nur Indah 40 Belum Tuntas 29 Nur Kholiq 40 Belum Tuntas 30 Nurul Farihah 40 Belum Tuntas 31 Nurul Hidayat 40 Belum Tuntas 32 Ria Safiana 40 Belum Tuntas
33 Rokhmad 55 Belum Tuntas 34 Sholekhah 70 Tuntas 35 Siti Alfiyah 45 Belum Tuntas 36 Siti Fatimah 70 Tuntas 37 Siti Nurul Khotimah 54 Belum Tuntas 38 Siti Rohayati 60 Belum Tuntas 39 Siti Rokhimah 70 Tuntas 40 Sochib 55 Belum Tuntas 41 Sri Purwanti 70 Tuntas 42 Sulasih 54 Belum Tuntas 43 Wakhidatul Rochmah 45 Belum Tuntas 44 Wakhidah Ulfah 50 Belum Tuntas Rata-rata 53
Dari data 2 tahun pelajaran berturut-turut didapat :
Nilai rata-rata pra siklus : 542
1082
53552
==+
=+ NBNA
Jadi untuk pra siklus nilai rata-ratanya adalah 54 Ketuntasan Klasikal pra siklus :
%41.282
%82.562
%27.27%55.292
==+
=+ KKBKKA
Jadi untuk pra siklus ketuntasan klasikalnya adalah 28.41% Keterangan: Ket. : Keterangan T : Tuntas TT : Tidak Tuntas NA : Nilai rata-rata tahun pelajaran 2008-2009 NB : Nilai rata-rata tahun pelajaran 2007-2008 KKA : Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2008-2009 KKB : Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2007-2008
Guru Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008
(A. Qomarudin S.Pd.I.)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:
Nama : Lina Wahyuni Nuzulia
Tempat/Tanggal Lahir : Kendal, 25 Mei 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gg. Untung Suropati Rt.02 Rw.01 no. 9 Kalibuntu
Wetan Kec. Kendal Kab. Kendal
Pendidikan : 1. MIN Kalibuntu Wetan Kendal Lulus Tahun 1999
2. SMP N 1 Kendal Lulus Tahun 2002
3. MA Negeri Kendal Lulus Tahun 2005
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2005
Demikian daftar riwayat hidup pendidikan penulis ini dibuat dan harap
menjadikan maklum adanya.
Semarang, 10 Desember 2009
Lina Wahyuni Nuzulia NIM. 3105037