peran madrasah diniyah nurul anam dalam...

103
PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI DESA KRANJI KECAMATAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. I) Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Oleh : CIYARTI NIM. 053111001 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009

Upload: vandang

Post on 04-Feb-2018

262 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM

DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI DESA

KRANJI KECAMATAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. I)

Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Oleh :

CIYARTI NIM. 053111001

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2009

Page 2: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang
Page 3: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang
Page 4: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

MOTTO

⌧ ☺

⌧ ⌧

⌧ )122: التوبة (

“Tidak sepatutnya bagi mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (Q.S. at-Taubah : 122).1

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Diponegoro,

2005), hlm.164.

Page 5: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

PERSEMBAHAN

Skripsi ini akan penulis persembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu (Tarono dan Turipah), yang telah memberikan segenap

curahan kasih sayang dan do’a restunya. Meskipun hidup dalam

kesederhanaan, mereka senantiasa tak kenal lelah untuk mendorong anak-

anaknya mencari ilmu.

2. Adik-adik tersayang (Win, Diroh, Ridho, Imroh, Vina, Fatimah dan

Naufal), karena merekalah, jiwa ini selalu termotivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. H. Bisri Mahfudz, M.Ag, Drs. Abdul Hakim, M.Ag dan sedulur –

sedulur Pekalongan yang tergabung dalam keluarga besar IMPADIS,

terima kasih atas do’a dan motivasinya.

4. Mbak Aning, Mas Tafsir dan Mas Mujib yang telah banyak memberikan

inspirasi dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seseorang yang pernah menjadi semangat penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, yang telah banyak membantu baik material maupun spiritual

(Mas Na2).

6. Hanik, Pupun, Erna, April, Tika dan keluarga besar Bapak Ngadiran atas

do’a dan motivasinya.

7. Putri Pramugarini dan Mas Ikhsan yang telah banyak membantu dalam

pengetikan skripsi ini hingga dapat tersusun menjadi karya ilmiah.

8. Mbak Isyna, Mbak Una, Mas Arwani, Pak Afandi dan Pak Sugeng, yang

telah ikhlas meluangkan waktunya dalam membantu penyusunan skripsi

ini.

9. Teman-teman PAI A angkatan 2005, teman-teman seorganisasi dan semua

pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 6: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain

atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran orang

lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan

rujukan.

Semarang, 10 Desember 2009

Deklarator,

Ciyarti NIM. 053111001

Page 7: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

ABSTRAK

Ciyarti (NIM 053111001). Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Desa Kranji Kecamatan Kedungwuni Pekalongan. Skripsi. Semarang: Program Sarjana Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009.

Kata kunci: Madrasah Diniyah, Pendidikan Islam.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Pengembangan pendidikan Islam di desa Kranji?, 2) Bagaimana Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan Pendidikan Islam di Desa Kranji Kecamatan Kedungwuni Pekalongan?.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengembangan pendidikan Islam di desa Kranji; 2) Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan Pendidikan Islam di Desa Kranji Kecamatan Kedungwuni Pekalongan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif lapangan (field research) dengan teknis analisis deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan tujuan tertentu pertimbangan bahwa informan dipandang mengetahui tentang situasi sosial Madrasah Diniyah Nurul Anam. Adapun jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 57 informan. Diambil dari 3 orang tokoh agama, 3 orang tokoh masyarakat, 3 orang pengurus Yayasan Madrasah Diniyah, 1 orang pengurus Madrasah Diniyah, 25 orang pengajar madrasah Diniyah baik Awaliyah, Wustha maupun ‘Ulya, dan 22 masyarakat Kranji yang sekaligus merupakan orang tua santri. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan triangulasi. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan deduktif dan induktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengembangan pendidikan Islam di Kranji ditempuh melalui beberapa cara, meliputi: pengajian, majelis ta’lim, pesantren, Madrasah Diniyah dan organisasi masyarakat/organisasi pemuda. 2) Madrasah Diniyah Nurul Anam merupakan media yang paling mengena dan berpengaruh di masyarakat desa Kranji dalam proses pengembangan pendidikan Islam melalui anak-anak mereka. Peran Madrasah Diniyah tersebut yaitu: a) Sebagai lembaga pentransfer pengetahuan agama, b) Sebagai media pelestarian ajaran Islam, c) Media pembentukan dan pembinaan akhlaqul kharimah, d) Sebagai media pengenalan dan penanaman ajaran Islam secara dini, e) sebagai salah satu pilar pendidikan Islam, f) Untuk melengkapi pendidikan agama Islam di sekolah umum.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, terutama lingkungan dunia pendidikan Islam khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Page 8: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah Wasysyukru Lillah, segala puji hanya milih Allah Yang

Maha Rahman Rahim. Hanya dengan hidayah dan taufiq-Nya, usaha untuk

menyelesaikan skripsi ini dapat terwujud. Semoga petunjuk dan pertolongan Allah

senantiasa mengiringi kita.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk junjungan kita

Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-nya, diiringi dengan upaya

meneladani akhlaknya.

Selanjutnya disampaikan bahwa penulisan skripsi ini didasari oleh

keinginan untuk ikut serta mengembangkan khazanah ilmiah dalam bidang

pendidikan Islam dalam perspektif sosial sejarah (sosio historis), yang hingga saat

ini masih dirasakan kurang.

Madrasah Diniyah Nurul Anam Kranji merupakan salah satu lembaga

pendidikan Islam yang berbasis masyarakat yang memiliki signifikansi dalam

melestarikan kontinuitas pendidikan Islam dan nilai-nilai moral etis keislaman

bagi masyarakat Kranji. Madrasah Diniyah Nurul Anam merupakan media yang

paling mengena dan berpengaruh di masyarakat dalam proses pengembangan

pendidikan Islam lewat anak-anak sebagai usaha memupuk keimanan dan

kepercayaan yang diberikan sejak dini. Diharapkan dengan penguasaan dan

pemahaman ajaran Islam lebih mengena dan mengakar dalam diri peserta didik,

sebagai penerus kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sebagai

modal dalam menghadapi arus globalisasi.

Sesuai dengan obyek kajiannya, skripsi ini akan dipaparkan mengenai latar

belakang sejarah Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam perkembangannya.

Untuk menunjang pemahaman, penulis juga akan memaparkan kajian teoritis

mengenai madrasah dan pengembangannya, karakteristik Madrasah Diniyah serta

konsep pendidikan Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya, tidaklah mungkin mewujudkan tulisan ini,

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, dengan

penuh perasaan tulus, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak

Page 9: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

yang telah memberikan bantuan-bantuan baik berupa materiil, saran, nasehat

maupun bimbingannya yang bermanfaat bagi penyusunan skripsi ini. Untuk itu

yang pertama penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua, adik-adik

dan kerabat yang selalu memberikan motivasi untuk terselesaikannya skripsi ini.

Kemudian pernyataan terima kasih penulis sampaikan secara tertulis kepada yang

terhormat :

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Ahmad Muthohar, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

3. Drs. Mustaqim, M.Pd, selaku Dosen Wali Studi selama penulis menuntut ilmu

di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

4. Ismail SM. M.Ag dan Fatah Syukur NC, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing,

yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan dan

penyelesaian skripsi ini.

5. Semua Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang, yang telah banyak membantu dalam persiapan hingga penyelesaian

skripsi ini.

6. Bapak Choiron Ikhwan, selaku pengurus Madrasah Diniyah Nurul Anam dan

semua Staf Madrasah Diniyah Nurul Anam, yang telah banyak membantu

dalam pengumpulan data yang dibutuhkan dalam kajian skripsi.

Dengan demikian penulis sadar betul bahwa secara isi maupun

metodologis, skripsi ini masih jauh dari idealitas karya ilmiah. Oleh karena itu,

dengan lapang hati penulis siap menerima saran kritik demi perbaikan skripsi ini.

Semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat dan ada berkahnya. Amiin.

Semarang, 10 Desember 2009

Ciyarti NIM. 053111001

Page 10: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Penegasan Istilah ....................................................................... 7

C. Rumusan Masalah ..................................................................... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 9

E. Kajian Pustaka ........................................................................... 10

F. Metode Penelitian .................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan .............................................................. 15

BAB II KAJIAN UMUM TENTANG MADRASAH DINIYAH DAN

PENGEMBANGANNYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Madrasah dan Perkembangannya .............................................. 17

B. Sistem Pendidikan Madrasah Diniyah ...................................... 26

C. Pendidikan Islam ....................................................................... 35

D. Peran Madrasah Diniyah dalam Pengembangan Pendidikan

Islam .......................................................................................... 43

Page 11: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

BAB III PROFIL MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DAN

EKSISTENSINYA DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

ISLAM DI DESA KRANJI KECAMATAN KEDUNGWUNI

PEKALONGAN

A. Profil Madrasah Diniyah Nurul Anam ...................................... 48

B. Eksistensi Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam

Pengembangan Pendidikan Islam di Desa Kranji ..................... 61

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL

ANAM DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI

DESA KRANJI KECAMATAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN

A. Analisis Pengembangan Pendidikan Islam di Desa Kranji ....... 67

B. Analisis Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam

Pengembangan Pendidikan Islam di Desa Kranji ..................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 74

B. Saran – saran ............................................................................. 75

C. Penutup ...................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 12: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup

dan kehidupan manusia. Mulai dari dalam kandungan sampai beranjak dewasa

kemudian tua, manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari

orangtua, masayarakat maupun lingkungannya. Pendidikan bagaikan cahaya

penerang yang berusaha menuntut manusia dalam menentukan arah, tujuan,

dan makna proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan

potensi dirinya lewat metode pengajaran atau dengan cara lain yang telah

diakui oleh masyarakat.

Madrasah sebagai lembaga Pendidikan Islam walaupun mempunyai

tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang dilaksanakan harus merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional dalam arti

bahwa pendidikan pada madrasah harus memberikan kontribusi terhadap

tujuan pendidikan nasional. Kehadiran madrasah sebagai lembaga pendidikan

Islam di Indonesia merupakan simbiosis mutualisme antara masyarakat

muslim dan madrasah itu sendiri. Secara historis kelahiran madrasah tidak bisa

dilepaskan dari peran dan partisipasi masyarakat.1

Secara historis, keberadaan Madrasah Diniyah sebagai lembaga

pendidikan keagamaan berbasis masyarakat menjadi sangat penting dalam

upaya pembangunan masyarakat belajar, terlebih lagi karena bersumber dari

aspirasi masyarakat yang sekaligus mencerminkan kebutuhan masyarakat

sesungguhnya akan jenis layanan pendidikan. Dalam kenyataan terdapat

kesenjangan sumber daya yang besar antara satuan pendidikan keagamaan.

Oleh karenanya, sebagai komponen sistem Pendidikan Nasional, pendidikan

keagamaan perlu diberi kesempatan untuk berkembang, dibina dan

ditingkatkan mutunya oleh semua komponen bangsa, termasuk Pemerintah

1Mahfud Djunaedi, Rekonstruksi Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2006), Cet. 2, hlm. 99.

Page 13: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

2

dan Pemerintah Daerah. Salah satunya melalui pengaturan wajib belajar

Madrasah Diniyah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.2

Dengan demikian sistem pendidikan khususnya Islam, secara makro

merupakan usaha pengorganisasian proses kegiatan kependidikan yang

berdasarkan ajaran Islam, ajaran yang berdasarkan atas pendekatan sistematik

sehingga dalam pelaksanaan operasionalnya terdiri dari berbagai sub sistem

dari jenjang pendidikan pra dasar, menengah dan perguruan tinggi yang harus

memiliki vertikalitas dalam kualitas keilmuan pengetahuan dan teknologinya.3

Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat manusia dan berlangsung sepanjang hayat, dilaksanakan di

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan merupakan

tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Pendidikan dalam proses tujuannya perlu dikelola dalam suatu sistem terpadu

dan serasi, baik antar sektor pendidikan dan sektor pembangunan lainnya.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

ditindaklanjuti dengan disahkannya PP No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan

agama dan keagamaan memang menjadi babak baru bagi dunia pendidikan

agama dan keagamaan di Indonesia. Karena itu berarti negara telah menyadari

keanekaragaman model dan bentuk pendidikan yang ada di bumi nusantara

ini.

Keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2007 tentang

pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, diharapkan dapat membawa

perubahan pada sisi managerial dan proses pendidikan Islam. PP tersebut

secara eksplisit mengatur bagaimana seharusnya pendidikan keagamaan Islam

(bahasa yang digunakan PP untuk menyebut pendidikan Islam), dan

keagamaan lainnya diselenggarakan.

Dalam pasal 9 ayat (1) disebutkan, “Pendidikan keagamaan meliputi

pendidikan keagamaan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan

2Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet .1, hlm.

85. 3Muzayyim Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003),

hlm. 73.

Page 14: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

3

Khonghucu. Pasal ini merupakan pasal umum untuk menjelaskan ruang

lingkup pendidikan keagamaan. Selanjutnya pada ayat (2) pasal yang sama

disebutkan tentang siapa yang menjadi pengelola pendidikan keagamaan baik

yang formal, non-formal dan informal tersebut, yaitu Menteri Agama.

Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 Pasal 17 ayat (2) juga

memang disebutkan untuk jenjang pendidikan dasar, yaitu MI, MTs, dan Pasal

18 ayat (3) jenjang pendidikan menengah bagi pendidikan Islam adalah MA

dan MAK. Hanya saja, khusus untuk pendidikan keagamaan baik dalam UU

Sisdiknas Pasal 30 ayat (4) ataupun PP No. 55 pasal 14 ayat (1) berbentuk

pendidikan diniyah, dan pesantren. Ayat (2) dan ayat (3) menjelaskan bahwa

kedua model pendidikan tersebut dapat diselenggarakan pada jalur formal,

nonformal dan informal.

Tema menarik lain dalam PP 55 tahun 2007 ini adalah kemandirian

dan kekhasan pendidikan keagamaan sebagaimana tercantum dalam pasal 12

ayat (2) yaitu “Pemerintah melindungi kemandirian dan kekhasan pendidikan

keagamaan selama tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional”

Sejak dahulu kekhasan pendidikan diniyah dan pesantren adalah hanya

mengajarkan materi agama Islam saja, dan tidak materi lain.

Sementara itu untuk pendidikan diniyah non-formal disebutkan dalam

pasal 21 ayat (1) yaitu, Pendidikan diniyah nonformal diselenggarakan dalam

bentuk pengajian kitab, Majelis Taklim, Pendidikan al-Quran, Diniyah

Takmiliyah, atau bentuk lain yang sejenis. Adapun untuk proses

penyelenggaraannya tertuang dalam pasal yang sama ayat (5)

Penyelenggaraan Diniyah Takmiliyah dapat dilaksanakan secara terpadu

dengan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau pendidikan tinggi.4

Sejalan dengan semangat Undang-Undang Dasar tersebut pemerintah

kemudian membuat Undang-undang pendidikan yang diantara isinya

mengatur tentang pendidikan Agama. Seiring dengan perkembangan

masyarakat, nampaknya perhatian pemerintah terhadap pendidikan agama di

sekolah mengalami perubahan-perubahan.

4www.MSI-UII.Net, diakses pada tanggal 11 Maret 2009.

Page 15: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

4

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional, negara memberikan hak yang penuh kepada peserta didik di sekolah

untuk mendapatkan pendidikan agama, baik itu sekolah negeri maupun

swasta. Demikian halnya isi dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-

undang tentang sistem pendidikan Nasional yang menyatakan perlunya

keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa menunjukkan bahwa pendidikan agama memiliki makna penting, dan

perlu diperhatikan oleh berbagai kalangan.5

Dalam UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga

mengatur tentang pendidikan keagamaan, sebagaimana pasal 30 ayat (1), (2),

(3) dan (4) yang berbunyi :

(1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dan pemeluk agama, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan

(2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

(3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal

(4) Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera dan bentuk lain yang sejenis.6

Dalam hal ini, pendidikan agama merupakan tanggung jawab

pemerintah dan masyarakat. Di samping sekolah/madrasah formal yang

didirikan oleh pemerintah seperti MIN, MTsN maupun MAN, masyarakat

juga dapat menyelenggarakan pendidikan agama baik formal, non formal

maupun informal, seperti madrasah diniyah.

Pendidikan Islam merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

pembentukan moral dan pembangunan generasi muda. Oleh karena itu,

pendidikan Islam harus dilaksanakan secara intensif dan terprogram untuk

memperoleh hasil yang sempurna.

5Muzayyim Arifin, op. cit., hlm. 225. 6Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Bandung: Fokus Media, 2003), Cet. 2, hlm. 19.

Page 16: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

5

Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan untuk melatih anak

didiknya sedemikian rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan dan

pendekatan nya, terhadap segala jenis pengetahuan banyak dipengaruhi oleh

nilai-nilai spiritual dan sangat sadar akan nilai etik Islam.7

Ada pepatah yang mengatakan belajar di waktu kecil seperti melukis di

atas batu, belajar setelah dewasa seperti melukis di atas air. Setelah dewasa

betapa sulitnya sekedar menghafal sebait lagu populer. Tapi anak kecil dengan

mudah dan fasih menyanyikan lagu-lagu yang sedang hits meski dengan lidah

yang cadel.

Begitulah anak-anak dengan segala kepolosannya, daya tangkap dan

kecerdasan mereka menerima informasi sungguh luar biasa. Sehingga masa

seperti itu kita harus dimanfaatkan untuk menerapkan dasar-dasar agama dan

pendidikan moral kepada anak. Pendidikan agama dan moral yang diterapkan

sedini mungkin akan membentuk karakter anak menjadi anak yang sholeh,

bertaqwa dan berakhlak mulia. Agar pendidikan agama benar-benar terpatri

kuat seperti halnya melukis di atas batu.

Perubahan lingkungan yang pesat, mau tidak mau membawa pengaruh

yang kuat dalam pembentukan karakter anak. Diharapkan dengan adanya

pembekalan agama sejak dini akan menjadi semacam filter bagi anak sehingga

anak dapat tumbuh dengan dasar agama yang kuat. Dapat memilih hal yang

benar dan salah sesuai tuntutan agama. Betapa pentingnya menerapkan

pendidikan Islam dalam diri anak.

Namun tampak bahwa masa depan kehidupan umat manusia tetap

mengandalkan lembaga-lembaga pendidikan formal dan nonformal sebagai

pusat-pusat pengembangan dan pengendalian kecenderungan manusia modern

menuju ke arah optimisme. Apalagi jika kecenderungan itu dilandasi dengan

nilai-nilai moral dan agama. Karena itu, pendidikan masing dapat potensial

bagi pengembangan peradaban umat manusia, jauh di masa depan dilihat dari

berbagai alasan sosiologis, psikologis, kultural dan teknologis.

7Ismail SM, dkk., Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000),

hlm. 79.

Page 17: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

6

Pada segi-segi penggambaran masa depan di atas, sesungguhnya

idealitas pendidikan Islam dapat menjadi suatu kekuatan moral dan ideal bagi

upaya pembudayaan manusia dan mengagamakan manusia.

Pengembangan pendidikan Islam sangat penting bagi umat Islam

dalam upaya pembentukan muslim yang berakhlakul karimah. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi tersebut telah menyebabkan perubahan ekonomi

masyarakat, perubahan tata kehidupan dan perilaku manusia, dimana manusia

sekian cerdas, profesional dan terampil mengolah alam dan lingkungan hidup

bagi kehidupannya. Namun tanpa disadari telah muncul pula penurunan

kualitas kepribadian manusia dan menurunnya nilai agama. Ironis nya, di

sekolah umum jam terbatas untuk pelajaran agama dan di madrasah umum

(sebagai benteng moral) proporsi pengetahuan telah ditambah 70 % sementara

pelajaran agama 30 %, sedangkan banyak anak yang tidak mampu membaca

al-Qur’an dengan baik, tidak bisa menulis arab, dan menurunnya nilai – nilai

moral di kalangan pelajar dan masyarakat. Menyikapi hal tersebut, Madrasah

Diniyah dengan ciri khas pendidikan diniyah nya (khusus agama Islam) yang

menyadari pentingnya tambahan pendidikan agama bagi putra – putri mereka

dalam usaha pengembangan pendidikan Islam di masyarakat.

Pendidikan agama selama ini memang lebih banyak dijadikan

tanggung jawab orang tua, dibandingkan pemerintah. Sementara mata

pelajaran kuliah pendidikan agama yang selama ini ada dinilai menghadapi

berbagai keterbatasan. Sebagian masyarakat mengatasinya dengan tambahan

pendidikan agama di rumah, rumah ibadah atau di perkumpulan-perkumpulan

yang kemudian berkembang menjadi satuan atau program pendidikan

keagamaan formal, nonformal atau informal.8

Madrasah Diniyah Nurul Anam adalah lembaga pendidikan

keagamaan yang telah berdiri sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, dan

merupakan embrio dari berdirinya lembaga-lembaga pendidikan lainnya, baik

formal maupun nonformal, seperti: MTs Walisongo, SMP Walisongo, MI 01

8Abdurahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat,

(Jakarta: Gema Insan Press, 1995), hlm.176.

Page 18: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

7

Kranji, MI 02 Kranji, dan TPQ. Sebelum adanya Madrasah Diniyah Nurul

Anam, kondisi sosial agama masyarakat kranji belum begitu religius dan

masyarakatnya pun masih cenderung masih bersikap individualis.

Jauh dibandingkan sekarang, setelah adanya penyelenggaraan

pendidikan di Madrasah Diniyah Nurul Anam, kondisi sosial agama

masyarakat kranji sangat religius. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

kegiatan keagamaan yang ada di Kranji.

Menghadapi tantangan dan kenyataan di atas, dapatkah agama

berperan dalam menyumbangkan nilai etik, moral dan spiritual? Solusi nya

tiada lain adalah dengan usaha mengembangkan pendidikan Islam di

masyarakat berdasarkan nilai-nilai luhur yang terkandung pada agama tersebut

disesuaikan dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di kalangan

masyarakat tersebut. Pendidikan Islam sangat kaya dengan nilai etika dan

moral untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,

maka penulis merasa tertarik untuk mengangkatnya dalam sebuah karya tulis

ilmiah (Skripsi) yang berjudul: “ Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam

Pengembangan Pendidikan Islam di Desa Kranji Kecamatan Kedungwuni

Pekalongan ”.

B. Penegasan Istilah

Untuk mempermudah pemahaman terhadap skripsi yang berjudul

“Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam Pengembangan Pendidikan

Islam di Desa Kranji Kecamatan Kedungwuni Pekalongan”, maka lebih

dahulu penulis akan menjelaskan pengertian judul tersebut, sehingga

diharapkan akan dapat menghindarkan terjadinya kesalahpahaman persepsi.

1. Peran

Peran artinya sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang

pimpinan yang terutama (dalam terjadinya sesuatu hal).9

9W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Departemen P dan K, 1999), hlm. 735.

Page 19: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

8

Yang dimaksud adalah sesuatu yang menjadi bagian pada Madrasah

Diniyah Nurul Anam dalam terjadinya proses pengembangan pendidikan

Islam di desa Kranji.

2. Madrasah Diniyah Nurul Anam

Madrasah artinya sekolah atau perguruan (yang berdasarkan agama

Islam).10

Sedangkan diniyah artinya berhubungan dengan agama, bersifat

keagamaan.

Jadi Madrasah Diniyah artinya suatu sekolah yang berdasarkan

agama Islam dan materi-materi pelajaran yang diajarkan berhubungan

dengan agama Islam.

Istilah madrasah di sini adalah madrasah dalam pengertian sebagai

lembaga pendidikan nonformal atau jalur pendidikan luar sekolah yang

terdiri dari tiga jenjang: Awaliyah, Wustha, dan ‘Ulya.

Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan agama yang

memberikan pendidikan dan pengajaran secara klasikal dalam

pengetahuan agama Islam kepada pelajar secara bersama-sama sedikitnya

berjumlah sepuluh atau lebih, diantara anak-anak usia 7 sampai 20 tahun.11

Nurul Anam adalah nama sebuah Madrasah Diniyah yang ada di

desa Kranji Kecamatan Kedungwuni.

3. Pengembangan

Pengembangan adalah proses cara atau perbuatan

mengembangkan.12

Pengembangan dalam pendidikan menunjukkan suatu proses

perubahan secara bertahap ke arah tingkat yang lebih tinggi dan meluas

10Sulistyowati, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: CV. Buana Raya, 2005),

hlm. 285. 11Direktorat Pendidikan Agama dan Pondok Pesantren, Dirjen Kelembagaan Agama

Islam, Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Madrasah Diniyah, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hlm. 3.

12Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 662.

Page 20: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

9

serta mendalam secara menyeluruh dapat tercipta suatu kesempurnaan atau

kematangan.13

4. Pendidikan Islam

Menurut Abuddin Nata, pendidikan Islam adalah upaya

membimbing, mengarahkan dan membina peserta didik yang dilakukan

secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama

sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.14

Kranji sendiri adalah sebuah desa atau tempat yang menjadi obyek

dalam penelitian ini.

Dari pengertian di atas, yang dimaksud dengan Peran Madrasah

Diniyah Nurul Anam dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Kranji Kec.

Kedungwuni Pekalongan adalah suatu penelitian kualitatif lapangan terhadap

Madrasah Diniyah Nurul Anam untuk mengetahui dan menjelaskan peran

Madrasah Diniyah tersebut dalam pengembangan pendidikan Islam yang

sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam di masyarakat Kranji.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang diangkat

dalam skripsi ini adalah:

1. Bagaimana pengembangan pendidikan Islam di desa Kranji?

2. Bagaimana peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan

pendidikan Islam di desa Kranji ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan pendidikan Islam di desa

Kranji.

2. Untuk mengetahui bagaimana peran Madrasah Diniyah Nurul Anam

dalam pengembangan pendidikan Islam di desa Kranji.

13Muzayyin Arifin, op.cit., hlm. 191. 14Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), Cet. 5,

hlm. 292.

Page 21: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

10

Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberi

kontribusi terhadap dunia ilmu dalam wacana akademis. Kajian ini merupakan

studi awal yang akan mempermudah siapa saja yang berniat belajar lebih

lanjut mengenai Pengembangan pendidikan Islam melalui peran madrasah

diniyah. Diharapkan pula, dengan penelitian ini akan berguna bagi peminat

ilmu-ilmu keislaman pada umumnya.

E. Kajian Pustaka

Untuk menghindari duplikasi dari sebuah penelitian, maka penulis

akan melakukan kajian pustaka terhadap buku-buku yang berkaitan dengan

penelitian yang akan dilakukan penulis.

Drs. Fatah Syukur NC, M.Ag dalam buku yang berjudul “Dinamika

Madrasah dalam Masyarakat Industri”. Tulisan dalam buku ini, yang naskah

aslinya berupa tesis magister Pemikiran Pendidikan Islam, mencoba untuk

meneliti lebih jauh terhadap problematika tersebut dengan studi kasus di

Madrasah Mu’allimin NU Kudus dan Madrasah TBS Kudus. Lembaga yang

disebut pertama menunjukkan adanya fenomena melemahnya identitas dan

kemandirian madrasah karena mengikuti keseragaman dalam aturan

pemerintah. Sedang lembaga kedua justru menunjukkan penguatan identitas

dengan kemandirian mempertahankan status salafiyah. Dengan identitas dan

kemandirian yang jelas ini, lembaga kedua justru semakin eksis dan cenderung

meningkat jumlah muridnya sementara lembaga pertama cenderung merosot

peminatnya.15

Ma’mun (NIM : 3603022). Dalam skripsinya yang berjudul “Persepsi

Tokoh Masyarakat Desa Tlepok Wetan Kecamatan Grabag Purworejo

Tentang Peran Pendidikan Madrasah Diniyah Pada Tahun 2006.” Dalam

skripsi tersebut dijelaskan tentang madrasah dalam kajian historis. Dipaparkan

mengenai perkembangan madrasah dari masa kemerdekaan hingga madrasah

tahun 2006. Dalam analisis skripsi ini bahwa pendidikan Madrasah Diniyah

15Fatah Syukur NC, Dinamika Madrasah dalam Masyarakat Industri, (Semarang: PKPI2

dan PMDC, 2004), hlm. iv.

Page 22: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

11

memiliki peranan positif yang penting, baik dan sangat diperlukan. Orientasi

pengajarannya yang mengarah kepada pengajaran agama, pembentukan dan

pembinaan akhlakul karimah.16

Dari beberapa karya di atas, penulis belum menemukan suatu

pembahasan khusus tentang peran Madrasah Diniyah dalam pengembangan

pendidikan Islam di suatu masyarakat melalui kajian sosio historis. Oleh

karena itu, penulis mencoba membahas permasalahan ini dengan mengambil

studi kasus di Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam peranannya

mengembangkan pendidikan Islam di Kranji.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian field research yaitu

penelitian dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek

penelitian (terjun langsung di lapangan), guna memperoleh informasi

terhadap masalah-masalah yang dibahas. Penulis melakukan penelitian

guna memperoleh dan mengumpulkan data yang bersumber dari obyek

penelitian, dalam hal ini Madrasah Diniyah Nurul Anam.

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio historis yaitu untuk

mengetahui latar belakang internal dan eksternal obyek yang diteliti.

2. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian yaitu peran

Madrasah Diniyah dalam pengembangan pendidikan Islam. Dalam hal ini

penulis melakukan penelitian terhadap keseluruhan situasi sosial Madrasah

Diniyah Nurul Anam yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor)

dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Kemudian

menggali peran-peran Madrasah tersebut dalam pengembangan pendidikan

Islam di Kranji.

16Ma’mun, “Persepsi Tokoh Masyarakat Desa Tlepok Wetan Kecamatan Grabag Purworejo Tentang Peran Pendidikan Madrasah Diniyah Pada Tahun 2006”, (Semarang: Skripsi IAIN Walisongo Fakultas Tarbiyah, 2006), t.d. hlm. ii.

Page 23: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

12

3. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian ini yaitu Madrasah Diniyah Nurul

Anam. Dimana sumber data primer tersebut digali langsung dari Madrasah

Diniyah Nurul Anam dengan melakukan wawancara dengan pihak

pengelola, pihak pengajar, siswa dan masyarakat sekitar Madrasah

Diniyah khususnya.

Subyek data adalah subyek dari mana data diperoleh. Subyek

penelitian merupakan sumber utama yang dapat memberikan informasi

mengenai data penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini akan

dipilih berdasarkan purposive sampling, yakni pemilihan informan

berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu, untuk mengetahui sejauh

mana peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam perkembangan

pendidikan Islam di Kranji. Diambil dari 3 orang tokoh agama, 3 orang

tokoh masyarakat, 3 orang pengurus Yayasan Madrasah Diniyah, 1 orang

pengurus Madrasah Diniyah, 25 orang pengajar madrasah Diniyah baik

Awaliyah, Wustha maupun ‘Ulya, dan 22 masyarakat Kranji yang

sekaligus merupakan orang tua santri.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan

tanya jawab yang dilakukan dengan sistematik dan berlandaskan

tujuan penelitian.

Metode ini penulis laksanakan dengan mengajukan beberapa

pertanyaan yang penulis susun dan persiapkan data secara tertulis.

Dengan teknik ini memperoleh data yang bersumber dari para

pengurus, para pengajar, siswa, tokoh agama dan masyarakat di sekitar

Madrasah Diniyah.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung

mengenai peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan

Page 24: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

13

pendidikan Islam di Kranji. Yaitu dengan melakukan wawancara

mendalam terhadap sejumlah informan yang representatif.

b. Metode Observasi

Observasi adalah metode ilmiah yang biasa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang diselidiki.17 Teknik ini digunakan untuk mempertajam

data yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di madrasah

diniyah dan pengembangan pendidikan Islam di Kranji.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.18

Metode dokumentasi ini penulis lakukan dengan cara memahami

isi dan arsip dokumen madrasah diniyah Nurul Anam yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas.

d. Metode Triangulasi

Yakni teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada.

Teknik pengumpulan data dengan triangulasi sama halnya

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data yaitu

mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data

dengan berbagai sumber, berbagai cara dan berbagai waktu.

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber yaitu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan data dari berbagai sumber dengan teknik yang sama.

Dalam hal ini, juga untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

17Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm..

136. 18Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Yogyakarta:

Rineka Cipta, 1993), hlm. 231.

Page 25: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

14

sumber. Misalnya untuk menguji kredibilitas data tentang perilaku

murid, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh

dapat dilakukan ke guru, teman murid yang bersangkutan dan

orang tuanya.

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yaitu peneliti melakukan pengumpulan

data dengan menggunakan teknik yang berbeda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama. Dalam hal ini, juga

untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi dan kuesioner.

3) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk menguji data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan

data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam

rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan wawancara, observasi atau teknik lain

dalam waktu atau situasi yang berbeda. 19

5. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Adapun langkah-langkah analisis data sebagai

berikut :

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

19 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), Cet. 6, hlm. 330.

Page 26: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

15

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.21

b. Penyajian Data

Yaitu data yang telah direduksi kemudian dilakukan penyajian

data dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya.

Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun

dalam pola hubungan sehingga akan mudah dipahami.22

c. Verifikasi Data

Adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian, kesimpulan dalam

penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang

telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang

setelah penelitian di lapangan.23

Penelitian ini bersifat kualitatif, maka data hasil penelitian

dianalisis dalam bentuk deskriptif kualitatif.

Metode ini digunakan sebagai upaya untuk mendeskripsikan dan

menganalisis secara sistematis data hasil penelitian mengenai peran

Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan pendidikan

Islam di Kranji.

G. Sistematika Penulisan

Supaya hasil penelitian ini mudah dipahami oleh para pembaca, maka

skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab, setiap bab memuat beberapa sub bab

21Ibid., hlm. 338. 22Ibid., hlm. 341. 23Ibid., hlm. 345.

Page 27: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

16

yang masih umum sifatnya, yang mana satu sama lain masih berkaitan antara

bab sebelumnya dan bab sesudahnya.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian lapangan, maka dalam

sistematika penulisan skripsi ini menggambarkan struktur organisasi

penyusunan yang dapat dijelaskan dalam bab yang masing-masing bab

memuat urutan sebagai berikut :

1. Bagian Awal

Bagian ini berisi halaman sampul, halaman judul, halaman

persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman deklarasi,

halaman abstraksi, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata

pengantar dan daftar isi.

2. Bagian Isi

Bab pertama, Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah , rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua, Kajian Umum Tentang Madrasah Diniyah dan Pengembangannya dalam Pendidikan Islam. Bab ini berisi tentang Madrasah dan perkembangannya, sistem pendidikan Madrasah Diniyah, teori pendidikan Islam dan teori umum peran Madrasah Diniyah pengembangan pendidikan Islam.

Bab ketiga, Profil Madrasah Diniyah Nurul Anam dan Eksistensinya dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Kranji Kecamatan Kedungwuni Pekalongan. Bab ini berisi tentang profil Madrasah Diniyah Nurul Anam menurut tinjauan historis dan letak geografis, visi, misi dan strategi Madrasah Diniyah Nurul Anam, kedudukan, tugas pokok dan tujuan Madrasah Diniyah Nurul Anam, dan eksistensi Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan pendidikan Islam di Kranji.

Bab keempat, Analisis Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam

Pengembangan Pendidikan Islam di Kranji. Bab ini berisi analisis

pengembangan pendidikan Islam di desa Kranji dan analisis peran

Page 28: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

17

Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan pendidikan Islam di

desa Kranji.

Bab kelima Penutup. Bab ini berisi kesimpulan, saran-saran dan

kata-kata penutup dari penulis.

3. Bagian Akhir

Bagian ini berisi daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.

Page 29: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

17

BAB II

KAJIAN UMUM TENTANG MADRASAH DINIYAH DAN

PENGEMBANGANNYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Madrasah dan Perkembangannya

Salah satu sistem yang memungkinkan proses kependidikan Islam

berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mencapai

tujuannya adalah institusi atau kelembagaan pendidikan Islam. Dalam sejarah

pendidikan Islam, sejak Nabi melaksanakan tugas dakwah agama secara aktif,

di kota Mekah telah didirikan lembaga di mana Nabi memberikan pelajai-an

tentang agama Islam secara menyeluruh di rumah-rumah dan masjid-masjid.

Salah satu rumah yang terkenal dijadikan tempat berlangsungnya pendidikan

Islam ialah Dar al-Arqam di Mekah dan masjid yang terkenal dipergunakan

untuk kegiatan belajar dan mengajar ialah yang sekarang terkenal Masjid al-

Haram di Mekah dan Masjid an-Nabawi di Madinah al-Munawwarah. Di

dalam masjid-masjid inilah berlangsung proses belajar mengajar berkelompok

dalam halaqah dengan masing-masing gurunya yang terdiri dan para sahabat

Nabi Saw.1

Sejalan dengan semakin berkembangnya jumlah pemeluk Islam dan

juga keinginan untuk memperoleh efektivitas belajar mengajar yang cukup

memadai, berkembanglah pemikiran baru dan para sahabat dan tabi’in tentang

pendidikan yang berkelanjutan sampai munculnya kerajaan Islam di Timur

Tengah dan Spanyol. Mereka mendirikan berbagai model kelembagaan

pendidikan Islam yang lebih teratur dan terarah dalam kegiatan belajar dan

mengajar secara klasikal yang berbentuk madrasah.2

Sejarah pendidikan Islam mengalami perkembangan seiring dengan

perkembangan lembaga pendidikan yang ada saat ini. Hal ini sesuai dengan

pendapat Ruswan Thoyib, yang menyatakan bahwa:

1Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan

Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 4, hlm. 80. 2Ibid.

Page 30: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

18

“The history of Islamic civilization illustrates the variety of educational models from time to time and also from region to region. The Muslim lanscape proffers for the observer a variety of centres of learning, such as kuttab, mosques, hospitals, observatories, libraries, madrasa, khanqa, pesantren, ‘modern’ schools and universities.3 “Sejarah peradaban Islam melukiskan variasi model-model pendidikan dari waktu ke waktu dan juga dari suatu kawasan ke kawasan lain. Lanskap Muslim menunjukkan kepada pengamat suatu variasi pusat-pusat pembelajaran semacam kuttab, masjid, rumah sakit, observatorium, perpustakaan, madrasah, khanqa, pesantren, sekolah-sekolah ‘modern’, dan universitas-universitas. Mula-mula berdiri lembaga pendidikan yang bernama kuttab, suatu

lembaga pendidikan dasar yang di dalamnya diajarkan cara membaca dan

menulis huruf al-Qur’an serta pengajaran ilmu agama dan ilmu al-Qur’an.

Orang yang pertama kali belajar menulis dan penduduk Mekah adalah

Sufyan bin Umayah dan Abu Qais bin Abdu Manaf bin Zahrah bin Kilaab,

sedangkan pengajarnnya ialah Basyar bin Abdul Malik yang pernah belajar

menulis di Irak. Dari Mekah inilah kegiatan belajar menulis dan membaca al-

Quran menyebar ke seluruh penjuru Jazirah Arab. Motivasi utama dan

kegiatan belajar menulis dan membaca al-Qur’an bersumberkan dari wahyu

pertama yang diturunkan kepada Rasulullah yang tersebut dalam Surah al-

‘Alaq.4

Dari kemampuan menulis dan membaca inilah umat Islam

memperoleh sarana yang ampuh untuk belajar ilmu-ilmu yang lain. Oleh

karena itu, membaca dan menulis dapat dipandang sebagai sumbernya ilmu

pengetahuan manusia yang semakin berkembang.

Kemajuan peradaban umat Islam pada masa itu merupakan hasil dan

kemampuan membaca dan menulis yang pertama-tama diperintahkan oleh

Allah melalui wahyu kepada utusan-Nya Muhammad Saw. Kegiatan belajar

mengajar yang diawali dengan membaca dan menulis itu, akhirnya mendorong

3Ruswan Thoyib, “Development of Muslim Educational System in the Classical Period

(600 – 1000 A. D. ): An Overview” dalam Yudian Wahyudi, dkk., (eds. ), The Dynamics of Islamic Civilization, (Yogyakarta: FKAPPCD dan Titian Illahi, 1998), hlm. 53.

4Arifin, loc. cit.

Page 31: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

19

umat Islam untuk belajar dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan di luar ilmu

agama, di samping karena kebutuhan hidup yang semakin berkembang,

terutama tentang ilmu alam, kemasyarakatan, dan falsafah.

Oleh karena sistem kuttab tidak mampu menampung aspirasi dan

kebutuhan belajar yang lebih luas dan dalam maka dibentuklah sistem

pendidikan klasikal yang dikenal dengan madrasah atau sekolah. Madrasah

yang pertama ialah Madrasah an-Nidzamiyah yang didirikan oleh Nidzam al-

Mulki seorang Menteri Sultan Malik Syah as-Seijuqy pada tahun 460-475 H

di kota Baghdad dan Naisapur dengan menggunakan namanya. Imam al-

Ghazali pernah menjadi guru madrasah tersebut di Baghdad kemudian di

Naisapur pada akhir abad ke-5 H. Madrasah an-Nidzamiyah di Baghdad

misalnya, mencoba mensintesiskan antara agama dan filsafat yang berhasil

dilakukan oleh Imam Abu Hamid al-Ghazali. Beliau mula-mula mendapatkan

pelajaran tasawuf, lalu belajar filsafat, dan ilmu syariah.5

Kemudian disusul berdirinya madrasah-madrasah lainnya seperti

Madrasah an-Nasiriyah, Madrasah al-Qumhiyah dan as-Saefi’yah dan Daulah

Ayyubiyyah. Pada akhirnya bermunculan lah berbagai jenis madrasah tersebut

di Timur Tengah seperti di Syiria, terkenal Madrasah an-Nuriyah yang

didirikan oleh Nuruddin Zangky. 6Di Mesir dengan Madrasah al-Kamiliyah

(didirikan oleh Malik al-Kamil al-Ayyub). Madrasah ad-Dhahiriyah di mana

fikih mazhab as-Syafi’i dan Hanafi diajarkan.

Sejalan dengan kebutuhan umat Islam terhadap pengembangan ilmu

pengetahuan yang makin luas maka pada permulaan abad ke-5 H, muncullah

institusi-institusi pendidikan yang baru, yaitu madrasah-madrasah untuk

tempat belajar orang-orang dewasa. Madrasah didirikan oleh pemerintah untuk

menyebarkan mazhab penguasa kerajaan yang memerintah saat itu.7

5Abdul Ghofir dan Muhaimin, Pengenalan Kurikulum Madrasah, (Solo: Ramadhani,

1993), Cet. 1, hlm. 10. 6George Makdisi, The Rise of Colleges: Institution of Learning in Islam and The West,

(Irak: Edinburgh University Press, 1981), hlm. 23. 7Arifin, op. cit., hlm. 123.

Page 32: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

20

Madrasah dianggap sebagai lembaga yang khusus mentransmisikan

ilmu-ilmu agama dengan memberikan penekanan khusus pada bidang fiqih,

tafsir, dan hadits dan tidak memasukkan ilmu-ilmu umum dalam

kurikulumnya. Hal ini menurut Azzumardi Azra disebabkan karena tiga

alasan: pertama, ini berkaitan dengan pandangan tentang ketinggian ilmu-ilmu

keagamaan yang dianggap mempunyai supremasi lebih dan merupakan jalan

cepat menuju Tuhan. Kedua, secara institusional madrasah memang dikuasai

oleh mereka yang ahli dalam bidang agama. Dan ketiga, berkenaan dengan

kenyataan bahwa hampir seluruh madrasah didirikan dan dipertahankan

dengan dana wakaf dan penguasa politik Muslim atau dermawan kaya, karena

didorong oleh adanya motivasi kesalehan.

Dengan kurikulum yang terfokus pada bidang keagamaan tersebut,

madrasah justru dapat diterima luas di kalangan masyarakat, karena materi

pokok yang diajarkan madrasah pada saat itu seperti fiqih, dianggap

memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat diberikan pada anggota

masyarakat dalam segala tingkatan umur. Di samping itu, para pengajar

madrasah adalah para ulama yang notabene merupakan panutan masyarakat

serta pembela kepentingan mereka dan memiliki kedudukan khusus dalam

pemerintahan.8

Ciri khas madrasah lebih dan hanya sekedar penyajian mata pelajaran

agama. Artinya, ciri khas tersebut bukan hanya sekedar menyajikan mata

pelajaran agama Islam di dalam lembaga madrasah tetapi yang lebih penting

ialah perwujudan dan nilai-nilai keislaman di dalam totalitas kehidupan

madrasah. Suasana lembaga madrasah yang melahirkan ciri khas tersebut

mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. Perwujudan nilai-nilai keislaman

di dalam keseluruhan kehidupan lembaga madrasah; 2. Kehidupan moral yang

beraktualisasi, dan 3. Manajemen yang profesional, terbuka, dan berperan

aktif dalam masyarakat.

8Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan,,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 178.

Page 33: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

21

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia relatif lebih

muda dibanding pesantren. Ia lahir pada abad 20 dengan munculnya Madrasah

Manba’ul Ulum Kerajaan Surakarta tahun 1905 dan Sekolah Adabiyah yang

didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad di Sumatera Barat tahun 1909.

Madrasah berdiri atas inisiatif dan realisasi dan pembaharuan sistem

pendidikan Islam yang telah ada. Pembaharuan tersebut, menurut Karel

Steenbrink, meliputi tiga hal, yaitu:

1. Usaha menyempurnakan sistem pendidikan pesantren,

2. Penyesuaian dengan sistem pendidikan Barat, dan

3. Upaya menjembatani antara sistem pendidikan tradisional pesantren dan

sistem pendidikan Barat.

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam kini ditempatkan sebagai

pendidikan sekolah dalam sistem pendidikan nasional. Munculnya SKB tiga

menteri (Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri

Dalam Negeri) menandakan bahwa eksistensi madrasah sudah cukup kuat

beriringan dengan sekolah umum. Di samping itu, munculnya SKB tiga

menteri tersebut juga dinilai sebagai langkah positif bagi peningkatan mutu

madrasah baik dan status, nilai ijazah maupun kurikulum nya. Di dalam salah

satu diktum pertimbangkan SKB tersebut disebutkan perlunya diambil

langkah-langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada Madrasah agar

lulusan dan madrasah dapat melanjutkan atau pindah ke sekolah-sekolah

Umum dan sekolah dasar sampai perguruan tinggi. 9

Secara harfiah madrasah bisa diartikan dengan sekolah, karena secara

teknis keduanya memiliki kesamaan, yaitu sebagai tempat berlangsungnya

proses belajar-mengajar secara formal. Namun demikian, Karel Steenbrink

membedakan madrasah dan sekolah karena keduanya mempunyai

karakteristik atau ciri khas yang berbeda. Madrasah memiliki kurikulum,

metode dan cara mengajar sendiri yang berbeda dengan sekolah. Meskipun

mengajarkan ilmu pengetahuan umum sebagaimana yang diajarkan di sekolah,

9Rahardjo, “Madrasah sebagai The Centre of Excellence”,

http://www.pendis.go.id/madrasah/insidex. diakses tanggal 10 Oktober 2009.

Page 34: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

22

madrasah memiliki karakter tersendiri, yaitu sangat menonjolkan nilai

religiusitas masyarakatnya. Sementara itu sekolah merupakan lembaga

pendidikan umum dengan pelajaran universal dan terpengaruh iklim

pencerahan Barat. 10

Perbedaan karakter antara madrasah dengan sekolah itu dipengaruhi

oleh perbedaan tujuan antara keduanya secara historis. Tujuan dan pendirian

madrasah ketika untuk pertama kalinya diadopsi di Indonesia ialah untuk

mentransmisikan nilai-nilai Islam, selain untuk memenuhi kebutuhan

modernisasi pendidikan, sebagai jawaban atau respon dalam menghadapi

kolonialisme dan Kristen, di samping untuk mencegah memudarnya semangat

keagamaan penduduk akibat meluasnya lembaga pendidikan Belanda itu.

Sekolah untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh pemerintah Belanda pada

sekitar dasawarsa 1870-an bertujuan untuk menyiapkan calon pegawai

pemerintah kolonial, dengan maksud untuk melestarikan penjajahan. Dalam

lembaga pendidikan yang didirikan Kolonial Belanda itu, tidak diberikan

pelajaran agama sama sekali. Karena itu tidak heran jika di kalangan kaum

pribumi, khususnya di Jawa, ketika itu muncul resistensi yang kuat terhadap

sekolah, yang mereka pandang sebagai bagian integral dan rencana

pemerintah kolonial Belanda untuk membelandakan anak-anak mereka.11

Meskipun pesantren berperan lebih dahulu dalam membendung

pengaruh pendidikan kolonial, dibandingkan dengan madrasah, para

pembaharu pendidikan Islam di Indonesia tampaknya mengakui bahwa dalam

banyak hal, lembaga pendidikan Islam tradisional ini mengandung banyak

kelemahan, sementara pada sisi lain lembaga pendidikan yang didirikan

pemerintah kolonial Belanda harus diakui memiliki banyak kelebihan.

Madrasah yang, seperti kebanyakan lembaga modem lainnya, masuk pada

sistem pendidikan di Indonesia pada awal abad ke-20, ini dimaksudkan

sebagai upaya menggabungkan hal-hal yang positif dan pendidikan pesantren

dan sekolah itu.

10Badri Yatim, dkk., Sejarah Perkembangan Madrasah, (Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Madrasah Aliyah Tahun Anggaran 1998/1999, 1998), hlm. 10.

11Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 193.

Page 35: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

23

Lembaga pendidikan madrasah ini secara berangsur-angsur diterima

sebagai salah satu institusi pendidikan Islam yang juga berperan dalam

perkembangan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.12

Telah disinggung bahwa madrasah berbeda pengertiannya antara masa

klasik Islam dengan masa ketika lembaga pendidikan tersebut masuk ke

Indonesia pada sekitar awal abad ke-20. Madrasah di Indonesia merujuk pada

pendidikan dasar sampai menengah, sementara pada masa klasik Islam

madrasah merujuk pada lembaga pendidikan tinggi (the institution of higher

learning). Perbedaan tersebut pada gilirannya bukan hanya merupakan

masalah perbedaan definisi, tapi juga menunjukkan perbedaan karakteristik

antara keduanya. Merujuk pada penjelasan Nakosteen, motif pendirian

madrasah pada masa klasik Islam ialah untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan pendidikan umum (sekuler), yang dianggap kurang memadai

jika dilakukan di dalam masjid. sebab masjid merupakan tempat ibadah.

Namun, upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan

pendidikan umum itu di madrasah sejak awal perkembangannya telah

mengalami kegagalan. Sebab, penekanan pada ilmu-ilmu agama (al-’ulum ad-

diniyyah), terutama pada bidang fikih, tafsir, dan hadits, ternyata lebih

dominan, sehingga ilmu-ilmu non-agama khususnya ilmu-ilmu alam dan

eksakta, tetap berada dalam posisi pinggiran atau marjinal.

Hal itu berbeda dengan madrasah di Indonesia yang sejak awal

pertumbuhannya telah dengan sadar menjatuhkan pilihan pada (a) madrasah

yang didirikan sebagai lembaga pendidikan yang semata-mata untuk

mendalami agama (li tafaqquh fiddin). yang biasa disebut Madrasah Diniyah

salafiyah; dan (b) madrasah yang didirikan tidak hanya untuk mengajarkan

ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam, tapi juga memasukkan pelajaran-

pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah yang diselenggarakan pemerintah

Hindia Belanda, seperti madrasah Adabiyah di Sumatera Barat, dan madrasah

12Karel Steenbrink, Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke – 19, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1984), hlm. 159.

Page 36: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

24

yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah, Persatuan Islam, dan PUI di

Majalengka.13

Dan keterangan di atas menarik untuk dicatat bahwa salah satu

karakteristik madrasah yang cukup penting di Indonesia pada awal

pertumbuhannya ialah bahwa di dalamnya tidak ada konflik atau upaya

mempertentangkan ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum. Konflik (lebih

tepat disebut perselisihan pendapat) itu biasanya terjadi antara satu organisasi

keagamaan dengan organisasi keagamaan lain yang memiliki faham

keagamaan yang berbeda, dan mereka sama-sama mendirikan madrasah.

Misalnya: NU, Muhammadiyah, Persis, al-Irsyad, Tarbiyah Islamiyah, dan

lain-lain, memiliki madrasah nya sendiri-sendiri untuk mensosialisasikan dan

mengembangkan faham keagamaan mereka masing-masing.

Madrasah di Indonesia secara historis juga memiliki karakter yang

sangat populis (merakyat), berbeda dengan madrasah pada masa klasik Islam.

Sebagai lembaga pendidikan tinggi madrasah pada masa klasik Islam terlahir

sebagai gejala urban atau kota. Madrasah pertama kali didirikan oleh Dinasti

Samaniyah (204-395 H/819-1005 M), di Naisapur kota yang kemudian

dikenal sebagai daerah kelahiran madrasah. Daerah Naisapur mencakup

sebagian Iran, sebagian Afghanistan dan bekas Uni-Sovyet antara laut Kaspia

dan laut Aral. Dengan inisiatif yang datang dan penguasa ketika itu, maka

praktis madrasah tidak kesulitan menyerap hampir segenap unsur dan fasilitas

modern, seperti bangunan yang permanen, kurikulum yang tertata rapi,

pergantian jenjang pendidikan, dan tentu saja anggaran atau dana yang

dikucurkan oleh pemerintah.14

Hal ini berbeda dengan madrasah di Indonesia. Kebanyakan madrasah

di Indonesia pada mulanya tumbuh dan berkembang atas inisiatif tokoh

masyarakat yang peduli, terutama para ulama yang membawa gagasan

pembaharuan pendidikan, setelah mereka kembali dan menuntut ilmu di

Timur Tengah. Dana pembangunan dan pendidikannya pun berasal dan

13http://www.pendis.go.id/madrasah/insidex, di akses tanggal 10 Oktober 2009. 14Ibid.

Page 37: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

25

swadaya masyarakat. Karena inisiatif dan dananya didukung oleh masyarakat,

maka masyarakat sendiri diuntungkan secara ekonomis, artinya mereka dapat

memasukkan anak-anak mereka ke madrasah dengan biaya ringan.

Sebagai lembaga pendidikan swadaya, madrasah menampung aspirasi

sosial budaya-agama masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan. Tumbuh

dan berkembangnya madrasah di pedesaan itu menjadi petunjuk bahwa

masyarakat Indonesia ternyata memiliki komitmen yang sangat tinggi

terhadap pendidikan putra-putri mereka. Dan sudut pandang lain, hal itu juga

berarti ikut meringankan beban pemerintah di bidang pendidikan. Dalam hal

mi patut dicatat bahwa dan 36.000 jumlah madrasah yang ada (yang

mengajarkan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum), 96 persen di antaranya

dikelola oleh masyarakat secara swadaya, atau madrasah swasta. Sementara

itu madrasah yang mengkhususkan diri pada mata pelajaran agama, yaitu

madrasah diniyah yang dikelola masyarakat, jumlahnya telah mencapai

22.000.15

Kini madrasah dipahami sebagai lembaga pendidikan Islam yang

berada di bawah Sistem Pendidikan Nasional dan berada di bawah pembinaan

Departemen Agama. Lembaga pendidikan madrasah ini telah tumbuh dan

berkembang sehingga merupakan bagian dan budaya Indonesia, karena ia

tumbuh dan berproses bersama dengan seluruh proses perubahan dan

perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat. Kurun waktu cukup panjang

yang dilaluinya, yakni kurang lebih satu abad, membuktikan bahwa lembaga

pendidikan madrasah telah mampu bertahan dengan karakter nya sendiri,

yakni sebagai lembaga pendidikan untuk membina jiwa agama dan akhlak

anak didik. Karakter itulah yang membedakan madrasah dengan sekolah

umum.

15Ibid.

Page 38: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

26

B. Sistem Pendidikan Madrasah Diniyah.

1. Pengertian Madrasah Diniyah.

Kata madrasah secara etimologi merupakan isim makan yang

berarti tempat belajar, dari akar kata darasa yang berarti belajar. Diniyah

berasal dari kata din yang berarti agama.

Secara terminologi madrasah adalah nama atas sebutan bagi

sekolah - sekolah agama Islam, tempat proses belajar mengajar ajaran

agama Islam secara formal yang mempunyai kelas (dengan sarana antara

lain meja, bangku, dan papan tulis) dan memiliki kurikulum, dalam bentuk

klasikal.16

Madrasah Diniyah adalah suatu lembaga pendidikan keagamaan

yang telah diakui keberadaannya oleh masyarakat maupun pemerintah. Di

dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

ditetapkan bahwa Madrasah Diniyah merupakan salah satu dari sebuah

lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan kepada anak didik dalam

bidang keagamaan.

Sejalan dengan ide-ide pendidikan di Indonesia maka Madrasah

pun ikut mengadakan pembaharuan dari dalam. Beberapa organisasi

pendidikan yang menyelenggarakan madrasah mulai menyusun kurikulum

yang di dalamnya sudah terdapat mata pelajaran umum, namun masih ada

sebagian Madrasah yang tetap mempertahankan statusnya sebagai sekolah

agama murni yaitu semata – mata memberikan pendidikan dan pengajaran

agama Islam. Sekolah ini sering kita sebut sebagai Madrasah Diniyah.

Madrasah yang ada saat ini merupakan perkembangan dari

Madrasah Diniyah yang telah ada sejak zaman pra kemerdekaan. Pada

pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia, hampir pada setiap desa

terdapat Madrasah Diniyah. Akan tetapi belum ada keseragaman nama

maupun bentuk dari masing-masing Madrasah Diniyah tersebut. Beberapa

16Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam 3, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van

Hoeve, 2002), hlm. 105.

Page 39: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

27

nama dan bentuk Madrasah Diniyah saat ini seperti pengajian anak – anak,

pesantren, sekolah kitab dan lain- lain.17

Madrasah Diniyah adalah lembaga pendidikan agama yang

memberikan pendidikan dan pengajaran secara klasikal dalam pengetahuan

agama islam kepada pelajar secara bersama – sama, sedikitnya berjumlah

sepuluh atau lebih di antara anak- sanak usia 7 sampai 20 tahun.18

Dalam buku ”Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Pada

Pondok Pesantren” dijelaskan bahwa Madrasah Diniyah adalah sekolah

yang tiga jenjang pendidikan yaitu Madrasah Diniyah Awaliyah, Madrasah

Diniyah Wustha dan Madrasah Diniyah ‘Ulya yang hanya

menyelenggarakan pendidikan agama Islam dan bahasa Arab (sebagai

bahasa al-Qur’an) dengan memakai sistem klasikal.

Dan dalam buku “Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan

Madrasah Diniyah” dijelaskan bahwa Madrasah Diniyah adalah sebagai

berikut:

Lembaga pendidikan keagamaan pada jalur luar sekolah yang diharapkan mampu secara terus menerus memberikan pendidikan agama Islam kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah yang diberikan melalui sistem klasikal serta menerapkan jenjang pendidikan yaitu Madrasah Diniyah Awaliyah, Madrasah Diniyah Wustha dan Madrasah Diniyah ‘Ulya.19

2. Dasar Madrasah Diniyah.

a. Dasar Religius.

Islam memerintahkan belajar pada ayat yang diturunkan pada

Rasulullah Saw. Oleh karena belajar itu utama dan sarana terbaik

mencerdaskan umat. Pemerintah tersebut tidak terbatas pada jurusan

duniawi saja, tapi dalam urusan ukhrawi .

Firman Allah dalam al-Qur’an surah at-Taubah ayat 122.

17Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2001), hlm. 209. 18Direktorat Pendidikan Keagamaan & Pondok Pesantren Dirjen Kelembagaan Agama,

Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Madrasah Diniyah, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hlm. 3.

19Ibid., hlm. 7

Page 40: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

28

فرقة منهم طائفة فلولا نفر من كل لمؤمنون لينفروا كافةوما كان اقومهم إذا رجعوا إليهم لعلهم يحذرون ليتفقهوا في الدين ولينذروا

﴿122﴾ “Tidak sepatutnya bagi mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. at -Taubah : 122).20

Lafadz ىافوفقهتين ليالد dalam ayat tersebut memberi isyarat

tentang kewajiban memperdalam ilmu agama.21 Artinya seorang muslim

perlu memperdalam ilmu agama dan mengajarkan nya kepada orang

lain berdasarkan kadar yang diperkirakan dapat memberikan

kemaslahatan bagi mereka sehingga tidak memberikan mereka tidak

mengetahui hukum-hukum agama yang ada pada umumnya harus

diketahui oleh orang-orang yang beriman. Hal ini disebabkan

banyaknya orang yang pintar dalam urusan duniawi namun mereka lalai

dalam urusan akhirat. Sebagaimana firman Allah Swt dalam al Qur’an

surah ar-Rum ayat 7.

﴾7غافلون ﴿ وهم عن الآخرة هم يعلمون ظاهرا من الحياة الدنيا

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai” (Q.S. ar-Rum : 7).22

Ayat ini merupakan penegasan sifat – sifat orang kafir, yang sesat

dan pendusta, yang tidak menghayati dan mengetahui ilmu yang hakiki,

maka mereka lalai akan kehidupan akhirat dan kehidupan yang

20Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Diponegoro,

2005), hlm. 164. 21Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002),

hlm. 159. 22Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 323.

Page 41: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

29

sebenarnya. Kelalaian mereka akan hari akhirat menyebabkan mereka

tidak dapat lagi menilai sesuatu dengan benar.23

Dari ayat di atas di jelaskan bahwa belajar agama merupakan suatu

hal yang sangat penting bagi seorang muslim sebagai benteng yang

dapat menjaga diri dan tetap dalam koridor yang diisyaratkan.

Begitu pentingnya belajar agama sehingga Allah SWT memberikan

kedudukan tinggi pada orang yang memusatkan perhatian dalam

mendalami ilmu agama sebagaimana derajatnya orang-orang yang

berjihad dengan harta dan dirinya dalam rangka meninggikan kalimah

Allah.

Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan belajar di sebuah

lembaga yang khusus mengajarkan ilmu agama yaitu Madrasah

Diniyah. من الشعوذة اخلزعبالت بناامحاية لشب ة تعديرساملدنية يان التربية الد

24 .يفناطئة اليت حلقت بديننا احلاخل واالفكار“Sesungguhnya pendidikan di Madrasah Diniyah dimaksudkan untuk memelihara peserta didik dari cerita karangan, lelucon dan pemikiran yang salah yang sering bertentangan dengan ajaran agama Islam yang lurus”. Penyelenggaraan Madrasah Diniyah sangat berperan penting

dalam pembentukan karakter dan akhlak anak. Sebagaimana yang

dijelaskan dalam Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori.:

: قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : هريرة رضي اهللا عنه قال عن أيب ميجسانه ينصرانه او دانه اوبواه يهوأيولد على الفطرة ف اال دومن مول ما

25. )رواه البخارى(

23Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirannya, Jilid VII, (Jakarta: Departemen

Agama RI, 1990), hlm. 530. 24M. Abdul Qodir Ahmad, Turuqut Ta’lim at- Tarbiyah al-Islamiyah, (Kairo: Maktabah

an-Nahdhah, 1998), hlm. 49. 25Imam Abi Abdillah Ibnu Ismail Ibnu Ibrahim Ibnu Maghiroh Ibnu Baridzabah, Shahih

Bukhari, Jilid I, (Beirut: Darul Kutb al-Ilmiah, 1992), hlm. 413.

Page 42: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

30

“Dari Abu Hurairah ra, menceritakan: Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Tidaklah anak dilahirkan kecuali atas dasar fitrah, maka kedua orangtualah yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR. Bukhori).

Dari hadits di atas dijelaskan bahwa pada dasarnya anak dilahirkan

dalam keadaan suci dan menurut fitrah. Oleh karena itu, dengan adanya

pendidikan Madrasah Diniyah, seorang anak akan diarahkan untuk

menjadi seorang anak yang memiliki pondasi agama yang kuat dan

terbentuk pribadi anak yang berakhlakul karimah.

b. Dasar Yuridis.

Penyelenggaraan Madrasah Diniyah secara yuridis diatur dalam

Tata Perundangan Republik Indonesia. Sila pertama yang menyebutkan

Ketuhanan Yang Maha Esa memiliki makna bahwa agama dijadikan

sebagai pembimbing sekaligus keseimbangan hidup bangsa Indonesia.

Ini berarti bahwa lembaga keagamaan seperti Madrasah Diniyah diakui

sebagai tempat pembinaan mental spiritual bangsa Indonesia.

Secara konstitusional dalam Undang – Undang RI Tahun 1945

pasal 29 ayat 2 negara menjamin kebebasan rakyatnya dalam

melaksanakan ajaran agamanya, termasuk kebebasan belajar di

Madrasah Diniyah. Pasal 31 ayat 3 menyebutkan bahwa pemerintah

mengusahakan satu Sistem Pendidikan Nasional, yang meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya adalah penyelenggaraan

Madrasah Diniyah.

Secara operasional ketentuan Madrasah Diniyah diatur dalam

Keputusan Menteri Agama No. 1 Tahun 2001 setelah lahirnya

Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren yang khusus

melayani Pondok pesantren dan Madrasah Diniyah. Keberadaan

Madrasah Diniyah sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional

diperkuat Undang-undang No. 20 Tahun 2003 terutama pasal 30 ayat 1

hingga 4 yang menyatakan bahwa:

Page 43: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

31

(1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan / atau kelompok masyarakat dan pemeluk agama, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan

(2) Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

(3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.

(4) Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.26

Keberadaan Madrasah Diniyah dipertegas lagi dengan disahkannya

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 tentang

pendidikan agama dan Pendidikan keagamaan terutama pasal 21 ayat

(1) hingga (3 ) menyebutkan bahwa:

(1) Pendidikan diniyah nonformal diselenggarakan dalam bentuk pengajian kitab, Majelis Taklim, Pendidikan al Qur’an, Diniyah Taklimiyah atau bentuk yang sejenis

(2) Pendidikan diniyah nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk satuan pendidikan.

(3) Pendidikan diniyah nonformal yang berkembang menjadi satuan pendidikan wajib mendapatkan izin dari kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota setelah memenuhi ketentuan tentang persyaratan pendirian satuan pendidikan.

Dan dijelaskan pula dalam pasal 25 ayat (1) hingga (5) bahwa:

(1) Diniyah Taklimiyah bertujuan untuk melengkapi pendidikan agama Islam yang diperoleh di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MAN, SMK/MAK atau di Perguruan Tinggi dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT.

(2) Penyelenggaraan Diniyah Taklimiyah dapat di laksanakan secara berjenjang atau tidak berjenjang.

(3) Penyelenggaraan Diniyah Taklimiyah dilaksanakan di masjid, mushalla atau di tempat lain yang memenuhi syarat.

(4) Penamaan atas Diniyah Taklimiyah merupakan kewenangan –penyelenggara.

(5) Penyelenggaraan Diniyah Taklimiyah dapat dilaksanakan secara terpadu dengan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MAN, SMK/MAK atau di Perguruan Tinggi.27

26Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

(Bandung: Fokus Media, 2003), Cet. 2, hlm.19. 27Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan

Keagamaan.

Page 44: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

32

3. Fungsi dan Tujuan Madrasah Diniyah.

a. Fungsi Madrasah Diniyah

1) Menyelenggarakan pengembangan kemampuan dasar pendidikan

agama Islam yang meliputi : Al-Qur’an Hadits, Ibadah Fiqh, Aqidah

Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.

2) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan agama Islam bagi

yang memerlukan.

3) Membina hubungan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat

antara lain:

a) Membantu membangun dasar yang kuat bagi pembangunan

kepribadian manusia Indonesia seutuhnya.

b) Membantu mencetak warga Indonesia takwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa dan menghargai orang lain.

4) Memberikan bimbingan dalam pelaksanaan pengalaman agama

Islam.

5) Melaksanakan tata usaha dan program pendidikan serta

perpustakaan.28

Dengan demikian, Madrasah Diniyah di samping berfungsi

sebagai tempat mendidik dan memperdalam ilmu agama Islam juga

berfungsi sebagai sarana untuk membina akhlak al karimah (akhlak

mulia) bagi anak yang kurang akan pendidikan agama Islam di sekolah-

sekolah umum.

b. Tujuan Madrasah Diniyah.

Sebagaimana diuraikan di muka bahwa Madrasah Diniyah

merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam. Oleh karena itu,

maksud dan tujuan Madrasah Diniyah tidak lepas dari tujuan pendidikan

Islam. Begitu pula tujuan pendidikan Madrasah Diniyah tidak lepas dari

28Direktorat Pendidikan Keagamaan & Pondok Pesantren Dirjen Kelembagaan Agama

Islam, Pedoman Administrasi Madrasah Diniyah, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hlm. 42.

Page 45: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

33

tujuan Pendidikan Nasional mengingat pendidikan Islam merupakan sub

Sistem Pendidikan Nasional.

Tujuan pendidikan Madrasah Diniyah adalah sebagai berikut :

1) Tujuan Umum.

a) Memiliki sikap sebagai muslim dan berakhlak mulia.

b) Memiliki sikap sebagai warga negara Indonesia yang baik.

c) Memiliki kepribadian, percaya pada diri sendiri, sehat jasmani

dan rohani.

d) Memiliki pengetahuan pengalaman, pengetahuan, ketrampilan

beribadah dan sikap terpuji yang berguna bagi pengembangan

kepribadiannya.

2) Tujuan Khusus.

a) Tujuan khusus Madrasah Diniyah dalam bidang pengetahuan

antara lain :

(1) Memiliki pengetahuan dasar tentang agama Islam.

(2) Memiliki pengetahuan dasar tentang Bahasa Arab sebagai

alat untuk memahami ajaran agama Islam.

b) Tujuan khusus Madrasah Diniyah dalam bidang pengamalan,

yaitu agar siswa:

(1) Dapat mengamalkan ajaran agama Islam.

(2) Dapat belajar dengan cara yang baik.

(3) Dapat bekerjasama dengan orang lain dan dapat mengambil

bagian secara aktif dalam kegiatan – kegiatan masyarakat.

(4) Dapat menggunakan bahasa Arab dengan baik serta dapat

membaca kitab berbahasa Arab.

(5) Dapat memecahkan masalah berdasarkan pengalaman dan

prinsip- prinsip ilmu pengetahuan yang dikuasai berdasarkan

ajaran agama Islam.

c) Tujuan khusus Madrasah Diniyah dalam bidang nilai dan sikap

yaitu agar siswa :

(1) Berminat dan bersikap positif terhadap ilmu pengetahuan.

Page 46: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

34

(2) Disiplin dan mematuhi peraturan yang berlaku.

(3) Menghargai kebudayaan nasional dan kebudayaan lainnya

yang tidak bertentangan dengan agama Islam.

(4) Memiliki sikap demokratis, tenggang rasa dan mencintai

sesama manusia dan lingkungan hidup.

(5) Cinta terhadap agama Islam dan keinginan untuk melakukan

ibadah sholat dan ibadah lainnya, serta berkeinginan untuk

menyebarluaskan.

(6) Menghargai setiap pekerjaan dan usaha yang halal.

(7) Menghargai waktu, hemat dan produktif.29

4. Jenjang Madrasah Diniyah.

Jenjang pendidikan Madrasah Diniyah dapat dibagi menjadi 3

tingkatan, yaitu:

a. Madrasah Diniyah Awaliyah.

Madrasah Diniyah Awaliyah adalah satuan pendidikan keagamaan

jalur luar sekolah yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam

tingkat dasar dengan masa belajar 4 (empat) tahun dan jumlah jam

belajar 18 jam pelajaran seminggu. Materi yang diajarkan meliputi :

Fiqih, Tauhid, Hadits, Tarikh, Nahwu, Sharaf, Bahasa Arab, Al-Qur’an,

Tajwid dan Akhlak.

b. Madrasah Diniyah Wustha.

Madrasah Diniyah Wustha adalah satuan pendidikan keagamaan

jalur, luar sekolah yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam

tingkat menengah pertama sebagai pengembang pengetahuan yang

diperoleh pada Madrasah Diniyah Awaliyah, masa belajar 2 tahun

dengan jumlah jam belajar 18 jam pelajaran seminggu. Materi yang

29Direktorat Pendidikan Keagamaan & Pondok Pesantren Dirjen Kelembagaan Agama

Islam, op.cit., hlm. 21-24.

Page 47: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

35

diajarkan meliputi : Fiqih, Tauhid, Hadits, Tarikh, Nahwu, Sharaf,

Bahasa Arab, Al-Qur’an, Tajwid dan Akhlak.

c. Madrasah Diniyah ‘Ulya

Madrasah Diniyah ‘Ulya adalah salah satuan pendidikan

keagamaan jalur luar sekolah yang menyelenggarakan Pendidikan

Agama Islam tingkat menengah atas dengan melanjutkan dan

mengembangkan pendidikan agama Islam yang diperoleh pada jenjang

Madrasah Diniyah Wustha, masa belajar 2 tahun dengan jumlah jam

belajar 18 jam pelajaran seminggu.30 Materi yang diajarkan meliputi:

Fiqih, Tauhid, Hadits, Tarikh, Nahwu, Sharaf, Bahasa Arab, Al-Qur’an,

Tajwid dan Akhlak.

C. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam.

Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu

kepada term at-Tarbiyah, at -Ta’dib, dan at-Ta’lim. 31

a. at-Tarbiyah

Penggunaan istilah at-Tarbiyah berasal dari kata rabb, yang pada

dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara,

merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. Secara

filosofis mengisyaratkan bahwa proses Pendidikan Islam adalah

bersumber pada pendidikan yang di berikan Allah sebagai

“Pendidikan” seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia. Dalam konteks

yang luas pengertian Pendidikan Islam yang dikandung dalam term at-

Tarbiyah terdapat 4 (empat ) pendekatan yaitu :

(1) Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa

(baligh)

(2) Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan.

(3) Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan.

30Ibid,. hlm. 14. 31Syed Muhammad Naquib al-Attas, Aims and Objectives of Islamic Education, (Jeddah:

King Abdul Aziz University, 1979), hlm. 157.

Page 48: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

36

(4) Menjelaskan pendidikan secara bertahap.32

b. Istilah at–Ta’lim

Istilah at-Ta’lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan

Pendidikan Islam. Rasyid Ridho mengartikan at-Ta’lim sebagaimana

proses transmisi terbagi ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa

adanya batasan dan ketentuan tertentu.33 Argumentasinya didasarkan

dengan merujuk pada ayat berikut ini:

☺⌧

☺ ☺ ☺

☺ ) ١٥١: البقرة (

“Sebagaimana ( Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu ) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-kitab dan al-hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”.( Q.S. al-Baqarah: 151).34

Kalimat wa yu’allimut hum al-kitab wa al-hikmah dalam ayat

tersebut menjelaskan tentang aktivitas Rasululloh SAW mengajarkan

tilawat al-Qur’an kepada kaum muslimin.35

Menurut Addul Fattah Jalal, apa yang dilakukan Rasulullah

bukan hanya sekedar memuat umat-umat Islam bisa membaca,

melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai pendidikan tazkiyah

an-Nafs (pensucian diri) dari segala kotoran, sehingga memungkinkan

nya menerima al- hikmah serta mempelajari segala yang bermanfaat

untuk diketahui. Oleh karena itu, makna at-Ta’lim tidak hanya terbatas

pada pengetahuan yang lahiriyah, akan tetapi mencakup pengetahuan

32Maksum, Madrasah: Sejarah dan Perkembangannya, (Jakarta: Logos, 2001), hlm. 14. 33Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis,

(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 26. 34Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 18. 35Abuddin Nata, Tafsir Ayat – Ayat Pendidikan, hlm. 25.

Page 49: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

37

dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan, perintah untuk

melaksanakan pengetahuan dan pedoman untuk berperilaku.36

c. Istilah at-Ta’dib

Kata addaba dalam hadits diatas dimaknai al-Attas sebagai

”mendidik”. Maka at-Ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan yang

secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta

didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam

tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini, pendidikan akan berfungsi

sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan dan

kepribadiannya.37

Selain pengertian secara terminologi diatas, para ahli Pendidikan

Islam.

Asy – Syaibaniy mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah

proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan

pribadi, masyarakat dean alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan

dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi

dan prosesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.

Selain itu, Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan

adalah bimbangan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama (insan kamil).38

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang

(peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan

ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, peserta didik akan dapat

dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai –

nilai ajaran Islam yang di yakinnya.

36Samsul Nizar, op. cit., hlm. 28. 37Syed Muhammad Naquib al-Attas, The Concept of Education in Islam, (Malaysia:

ABIM, 1991), hlm. 22. 38Samsul Nizar, op.cit., hlm. 31.

Page 50: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

38

2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam.

Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan

kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar

yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar ini memberikan arah bagi

pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini,

dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber

nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan peserta didik

kearah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu dasar yang terpenting dari

Pendidikan Islam adalah al-Quran dan sunnah Rasulullah Saw (hadits).39

Menetapkan al-Qur’an dan hadits sebagai dasar pendidikan Islam

bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada

keimanan semata. Namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam

kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia, dan dapat di

buktikan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai pedoman,

al-Qur’an tidak ada keraguan didalamnya. Al-Qur’an sebagai kitab

undang-undang, hujjah dan petunjuk selayaknya kalau didalamnya

mengandung banyak hal yang menyangkut segenap kehidupan manusia.

Pendidikan Islam merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

pendidikan moral. Oleh karena itu, pendidikan Islam harus dilaksanakan

secara intensif dan terprogram untuk memperoleh hasil yang sempurna. Di

samping itu, pendidikan khususnya pendidikan islam selain membentuk

insan kamil, juga bagi orang yang memiliki pendidikan (pengetahuan),

Allah akan menaikkan derajatnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah

SWT dalam Qur’an surah al-Mujadalah ayat 11 :

) 11: ةاادل....(العلم درجات يرفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا ...

”Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.S. al-Mujadalah: 11).40

39Widodo Supriyono, “Ilmu Pendidikan Islam Teoritis dan Praktis” , dalam Ismail SM dkk., ( eds. ), Pradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar , 2001), hlm. 37.

40Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 434.

Page 51: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

39

Ayat di atas menjelaskan bahwa begitu besar keutamaan orang

yang berilmu dan orang-orang yang berilmu akan di tempatkan diantara

orang –orang yang beriman.41 Sehingga perlu adanya proses pendidikan

untuk membekali seseorang agar memiliki pengetahuan pendidikan

merupakan proses sepanjang hayat.

As-Sunnah dijadikan sebagai landasan dasar Pendidikan Islam

karena Rasulullah Saw telah meletakkan dasar-dasar kependidikan Islam

semenjak beliau diangkat menjadi utusan Allah.

Dalam Pendidikan Islam, sunnah Rasul mempunyai dua fungsi

yaitu :

(a) Menjelaskan sistem Pendidikan Islam yang terdapat dalam al-Qur’an

dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat didalamnya.

(b) Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasululloh

bersama sahabatnya, perlakuan beliau terhadap anak-anak dan

pendidikan keimanan yang pernah dilakukannya.42

Selain al-Qur’an dan as-Sunnah, Ijtihad juga dijadikan dasar

Pendidikan Islam, karena Ijtihad merupakan usaha-usaha pemahaman

yang sangat serius dari kaum muslimin terhadap al-Qur’an dan as-Sunnah

sehingga memunculkan kreativitas yang cemerlang di bidang Pendidikan

Islam. Atau bahkan karena adanya tantangan zaman dan desakan

kebutuhan sehingga melahirkan ide-ide fungsional yang gemilang.43

Dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada

beberapa hal yang perlu di perhatikan, yaitu :

(a) Tujuan dan tugas manusia di bumi, baik secara vertikal maupun

horizontal.

(b) Sifat -sifat dasar manusia.

(c) Tuntunan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.

(d) Demensi-demensi kehidupan ideal Islam. Dalam aspek ini setidaknya

ada tiga macam demensi ideal Islam yaitu :

41Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, hlm.175. 42Samsul Nizar, op. cit., hlm. 35. 43Ismail SM, dkk., op.cit., hlm. 38.

Page 52: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

40

(1) Mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan

hidup manusia di muka bumi.

(2) Mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras

untuk meraih kehidupan yang baik.

(3) Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan

kehidupan dunia dan akhirat.44

Secara umum tujuan pendidikan Islam terwujudnya manusia

sebagai hamba Allah.

Menurut al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :

(a) Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang

berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani

dan rohani dan kemampuan – kemampuan yang harus di miliki untuk

hidup di dunia dan akhirat.

(b) Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku

dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat & memperkaya

pengalaman masyarakat.

(c) Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran

sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai kegiatan

masyarakat.45

Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, tujuan pendidikan Islam

menurut al-Qur’an meliputi :

(a) Menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia di antara makhluk

Allah lainnya dan tanggungjawabnya dalam kehidupan ini.

(b) Menjelaskan hubungannya sebagai makhluk sosial dan tanggung

jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.

(c) Menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk

mengetahui hikmah percintaan dengan cara dengan cara

memakmurkan alam semesta.

(d) Menjelaskan hubungannya khaliq sebagai pencipta alam semesta.

44http://baituna123.blogspot.com/posisi-pendidikan-Islam. html, di akses Pada tanggal 20 januari 2009.

45Ibid.

Page 53: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

41

Secara praktis, Muhammad Athiyah al–Abrasyi menyimpulkan

bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas lima sasaran yaitu :

(a) Membentuk akhlak mulia .

(b) Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat.

(c) Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatan nya.

(d) Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik.

(e) Mempersiapkan tenaga profesional yang terampil.46

3. Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam

Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses yang

berlangsung secara kontinyu dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini,

maka tugas dan fungsi yang perlu di emban oleh pendidikan Islam adalah

pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Konsep

ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan Islam memiliki sasaran

pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara

dinamis, mulai dan kandungan sampai akhir hayatnya.47Secara umum

tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dan tahap kehidupannya

sampai mencapai titik kemampuan optimal. Sementara fungsinya adalah

menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan

berjalan dengan lancar.

Maka dari itu, tugas pendidikan Islam setidaknya dapat di lihat

dari tiga pendekatan. Ketiga pendekatan tersebut adalah pendidikan Islam

sebagai pengembangan potensi, proses pewarisan budaya serta interaksi

antara potensi dan budaya. Sebagai pengembangan potensi, tugas

pendidikan Islam adalah menemukan dan mengembangkan kemampuan

dasar yang di miliki peserta didik, sehingga dapat diaktualisasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

46Samsul Nizar, op. cit., hlm. 37. 47Hasan Langgunung, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), hlm 13.

Page 54: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

42

Sementara sebagai pewarisan budaya, tugas pendidikan Islam

adalah alat transmisi unsur-unsur pokok budaya dari satu generasi ke

generasi berikutnya, sehingga identitas umat tetap terpelihara dan terjamin

dalam tantangan zaman. Adapun sebagai interaksi antara potensi dan

budaya, tugas pendidikan Islam adalah sebagai proses transaksi (memberi

dan mengadopsi) antara manusia dan lingkungannya. Dengan proses ini

peserta didik (manusia) akan dapat menciptakan dan mengembangkan

ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk mengubah atau

memperbaiki kondisi-kondisi kemanusiaan dan lingkungannya.48

Untuk menjamin terlaksananya tugas pendidikan Islam secara

baik, hendaklah terlebih dahulu mempersiapkan situasi kondisi pendidikan

yang bernuansa elastis, dinamis, kondusif yang memungkinkan bagi

pencapaian tugas tersebut. Hal ini berarti bahwa pendidikan Islam dituntut

untuk dapat menjalankan fungsinya, baik secara struktural maupun secara

institusional.

Secara struktural, pendidikan Islam menuntut adanya struktur

organisasi yang mengatur jalannya proses pendidikan baik pada dimensi

vertikal maupun horizontal. Sementara secara institusional, mengandung

implikasi bahwa proses pendidikan yang berjalan hendaknya dapat

memenuhi kebutuhan dan mengikuti perkembangan zaman yang terus

berkembang. Untuk itu, diperlukan kerjasama berbagai jalur dan jenis

pendidikan mulai dari sistem pendidikan sekolah maupun pendidikan luar

sekolah.

Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan Islam dapat

dilihat dari dua bentuk yaitu :

a. Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat –

tingkat kebudayaan, nilai – nilai tradisi dan sosial serta ide – ide

masyarakat dan nasional.

b. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi, dan perkembangan. Pada

garis besarnya, upaya ini di lakukan melalui potensi ilmu

48Samsul Nizar, op. cit., hlm. 33.

Page 55: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

43

pengetahuan dan skill yang di miliki serta melatih tenaga –tenaga

manusia (peserta didik) yang produktif dalam menemukan

perimbangan perubahan sosial dan ekonomi yang demikian

dinamis.49

D. Peran Madrasah Diniyah dalam Pengembangan Pendidikan Islam.

Pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan untuk melatih anak

didiknya dengan sedemikian rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, dan

pendekatan nya terhadap segala jenis pengetahuan banyak dipengaruhi oleh

nilai – nilai spiritual dan sangat sadar akan nilai etik Islam. Mentalnya di latih

sehingga keinginan mendapatkan pengetahuan bukan semata-mata untuk

memuaskan rasa ingin tahu intelektualnya saja atau hanya untuk memperoleh

keuntungan material semata. Melainkan untuk mengembangkan dirinya

menjadi makhluk nasional yang berbudi luhur serta melahirkan kesejahteraan

spiritual, mental, fisik bagi keluarga, bangsa dan seluruh umat manusia.50

Pada awal permulaan, pendidikan dan pengajaran Islam dilakukan

secara informal dan membawa hasil yang sangat baik.

Sistem pendidikan informal ini, terutama yang berjalan dalam

lingkungan keluarga sudah diakui kemampuannya dalam menanamkan sendi-

sendi agama dalam jiwa anak-anak. Anak-anak di didik dengan ajaran-ajaran

agama sejak kecil dalam keluarga dan mereka di latih membaca al-Qur’an.,

melakukan sholat dengan berjama’ah, berpuasa di bulan ramadhan dan lain –

lain.51

Usaha-usaha pendidikan Islam dimasyarakat ini yang kemudian

dikenal dengan pendidikan nonformal, dan hal ini muncul Madrasah Diniyah

yang ternyata mampu menyediakan kondisi sangat baik dalam menunjang

keberhasilan pendidikan Islam dan memberi motivasi yang kuat bari umat

49Ibid., hlm. 32. 50Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),

hlm. 27. 51Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. 8, hlm.

209.

Page 56: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

44

Islam untuk menyelenggarakan pendidikan agama yang lebih baik dan lebih

sempurna.52

Disamping itu, dengan tumbuhnya lembaga pendidikan Islam seperti

Madrasah Diniyah menjadikan pilihan alternatif bagi orang tua yang tidak

memiliki ilmu agama islam yang cukup untuk mendidik anak – anak mereka.

Sehingga, anak – anak yang sudah berumur 7 tahun mengikuti pendidikan

Islam di Madrasah Diniyah.53

Pengembangan aktivitas kependidikan Islam di Indonesia pada

dasarnya sudah berlangsung sejak sebelum Indonesia merdeka hingga

sekarang dan hingga yang akan datang. Hal ini dapat di lihat dari fenomena

tumbuh kembang nya program dan praktek pendidikan Islam yang

dilaksanakan di nusantara. Dalam hal ini, praktek pendidikan Islam yang di

lakukan di madrasah juga memiliki peranan yang penting dalam

mengembangkan pendidikan Islam.

Dalam perkembangannya sistem madrasah ini dibedakan menjadi dua

macam yaitu Madrasah Diniyah dan madrasah yang di samping memberikan

pendidikan dan pengajaran agama juga memberi pelajaran umum.

Pendidikan Islam bagi bangsa Indonesia merupakan modal dasar

yang menjadi tenaga penggerak yang tak ternilai harganya bagi pengisian

aspirasi bangsa. Pendidikan Islam memberi motivasi hidup dan kehidupan

serta merupakan alat pengembangan dan pengendalian diri yang amat

penting.

Pendidikan Islam merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

pembentukan moral dan pembangunan generasi muda, oleh karena itu

pendidikan Islam harus dilaksanakan secara intensif terprogram, untuk

memperoleh hasil yang sempurna.

Pada dasarnya inti dari materi – materi pendidikan Islam mencakup 3

aspek yaitu :

52Ibid., hlm. 211. 53Ibid., hlm. 217.

Page 57: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

45

1. Pendidikan moral, akhlak, yaitu sebagai usaha menanamkan karakter

manusia yang baik berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah.

2. Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran

individu yang utuh dan berkesinambungan antara perasaan dan akal

pikiran serta antara keyakinan dan intelek, antara perasaan dan akalan

pikiran serta antara dunia dengan akhirat.

3. Pendidikan kemasyarakatan, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan

kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.54

Pendidikan Islam merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

pembentukan moral dan pembangunan generasi muda oleh karena itu

pendidikan yang harus dilaksanakan secara intensif dan terprogram, untuk

memperoleh hasil yang sempurna. Pendidikan Islam juga bisa dilaksanakan di

Madrasah Diniyah, dimana dalam Madrasah Diniyah ini santri di didik sesuai

dengan ajaran Islam agar menjadi generasi Islam yang berkualitas dan

berakhlak baik. Peranan Madrasah Diniyah dalam pengembangan pendidikan

islam sangatlah diperlukan.

Pendidikan Madrasah Diniyah merupakan bagian dari sistem

pendidikan pesantren yang wajib di pelihara dan di pertahankan karena

lembaga ini telah terbukti mampu mencetak para kyai/ ulama, ustadz, dan

sejenisnya.55

Berbagai model dan pola pengembangan pendidikan Islam tersebut

pada dasarnya bermaksud untuk mengembangkan ajaran- ajaran dan nilai-

nilai mendasar yang terkandung dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.

Secara historis, madrasah diniyah sebagai institusi pendidikan Islam

merupakan perpanjangan tangan dari pondok pesantren (Islamic Boarding

School) dengan model kelembagaan dan kurikulum yang sedikit berbeda, akan

tetapi secara umum sama-sama mempunyai peran untuk menyelenggarakan

pendidikan Islam bagi masyarakat sekitarnya.

54Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung: Nuansa, 2003),

hlm. 22. 55http://pendis.depag.go id/madrasah/ Insidex, di akses pada tanggal 11 Maret 2009.

Page 58: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

46

Secara sosiologis, madrasah diniyah didirikan untuk memfasilitasi

masyarakat yang hendak menyekolahkan anaknya agar mau mempelajari

ilmu-ilmu keislaman dan berharap agar anaknya berperilaku dengan akhlak al-

karimah (akhlak mulia).

Madrasah Diniyah memiliki signifikansi dalam melestarikan

kontinuitas pendidikan Islam dan nilai-nilai moral etis keislaman bagi

masyarakat. Peran ini semakin tidak layak diabaikan ketika memperhatikan

kuantitas Madrasah Diniyah yang sangat tidak sedikit.56

Pendidikan madrasah diniyah memiliki peran dalam penanaman nilai-

nilai Islam lebih dini pada peserta didik. Sehingga anak didik mampu

membedakan perilaku baik dan buruk yang berkembang di masyarakat.

Membentuk kepribadian Islami dengan pondasi yang kuat melalui penanaman

nilai-nilai keimanan dan memberikan Tsaqafah Islamiyah (Wawasan Islami) .

Sehingga mereka mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

melalui ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah, materi lainnya juga akan

diberikan adalah dasar-dasar ilmu bahasa Arab.

Di samping itu, dengan adanya jenjang pendidikan ini diharapkan

pendidikan Islam akan kembali solid dalam memberdayakan umat Islam di

Indonesia yang sedang menuju pada masyarakat industrial dengan berbagai

tantangan etos kerja, profesionalisme dan moralitas. Karena pendidikan Islam

merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang dapat menghidupkan

keseimbangan perkembangan dalam setiap diri manusia.57

Peran Pendidikan Madrasah Diniyah dalam pengembangan

pendidikan agama Islam dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Sebagai wahana penggalian, kajian, penguasaan ilmu-ilmu keagamaan dan

pengenalan ajaran islam (akidah, syari’ah, dan akhlak),

2. Sebagai media sosialisasi nilai-nilai ajaran agama Islam,

3. Sebagai pemelihara tradisi keagamaan,

56Hayat Rukyat, “Revitalisasi Peran Madrasah Diniyah”, http://www.madin.co.id,

diakses tanggal 1 Oktober 2009. 57Tri, Republika Newsroom,

http://www.republika.co.id/berita/15096/madrasah_diniyah_JIC, diakses tanggal 1 Oktober 2009.

Page 59: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

47

4. Usaha membentuk akhlak dan kepribadian,

5. Sebagai pendidikan alternatif (khusus agama).58

Madrasah dalam konteks mempersiapkan peserta didik menghadapi

perubahan jaman akibat globalisasi memiliki peran yang amat penting.

Keberhasilan madrasah dalam menyiapkan peserta didik dalam menghadapi

tantangan masa depan yang lebih kompleks akan menghasilkan lulusan yang

memiliki keunggulan kompetitif dan menjadi pemimpin umat, pemimpin

bangsa yang ikut menentukan arah perkembangan bangsa ini.59

Dengan demikian, pendidikan Madrasah Diniyah sangatlah

dibutuhkan masyarakat sebagai pengontrol dan penguasaan dalam mengarungi

arus globalisasi. Dan diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan

bagi semua pihak dalam lingkungan dunia pendidikan, terutama lingkungan

dunia pendidikan Islam khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

58Umaroh Aini, “Peran Pendidikan Diniyah dalam Pengembangan Agama Islam”,

http://www.library.walisongo.ac.id/digilib/gdl.s.i.2005.umarohaini.359, diakses tanggal 1 Oktober 2009.

59Musthofa Imam Machali, Pedidikan Islam dan Tantangan Globalisasi: Buah Pikir Seputar; Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Presma dan Ar-Ruzz Media, 2004), Cet. 1, hlm. 84.

Page 60: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

48

BAB III

PROFIL MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DAN EKSISTENSINYA

DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI DESA KRANJI

KECAMATAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN

A. Profil Madrasah Diniyah Nurul Anam

1. Latar Belakang Berdirinya Madrasah Diniyah Nurul Anam Kranji Kec.

Kedungwuni Pekalongan

Madrasah Diniyah Nurul Anam merupakan lembaga pendidikan

agama nonformal atau disebut juga lembaga pendidikan masyarakat. Pada

awal mulanya, nama madrasah ini adalah Madrasah Diniyah Salafiyah

Kranji. Kemudian berganti nama menjadi Madrasah Diniyah Nurul Anam

Kranji. Didirikan oleh K.H. Ahmad Subuki bin Kyai Sukhaemi.

Sistem kelembagaannya, berada dibawah naungan Yayasan Nurul

Anam. Antara Madrasah Diniyah Nurul Anam berdiri lebih dulu

dibandingkan dengan Yayasan Nurul Anam. Selain Madrasah Diniyah

Nurul Anam, yang berada dibawah naungan Yayasan Nurul Anam

diantaranya, Pondok Pesantren Nurul Anam, Balai Pengobatan Nurul

Anam, Madrasah Ibtidaiyah Nurul Anam dan Masjid Nurul Anam.

Madrasah Diniyah Nurul Anam Awaliyah berkedudukan di Jalan

Raya Kranji, tepatnya di Jalan Raya Kranji – Kedungwuni gang masjid

Rt/Rw 001/009 Kranji, Kecamatan Kedungwuni. Madrasah Diniyah

Wustha ‘Ulya Nurul Anam berkedudukan di Jalan Kranji Sidodai

Kedungwuni.

Dalam sistem pelaksanaan pendidikan antara Madrasah Diniyah

Awaliyah dan Madrasah Diniyah Wustha - ’Ulya dilaksanakan terpisah

pada lokasi yang terpisah, tidak berada pada lokasi yang sama. Hal ini

karena faktor gedung yang tidak mampu menampung siswa yang

berjumlah sekitar 741 siswa. Akan tetapi, Madrasah Diniyah Awaliyah

dan Madrasah Diniyah Wustha - ‘Ulya berada pada satu sistem

kepengurusan yang sama.

Page 61: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

49

Madrasah Diniyah Nurul Anam salah satu eksistensinya adalah

membentuk insani muslim yang berilmu pengetahuan dan berakhlak

karimah serta memperkokoh kehidupan agama demi terwujudnya

masyarakat Islam yang sehat dan dinamis.

Pada awal mulanya, Madrasah Diniyah Nurul Anam didirikan

sebagai pendidikan keagamaan non-formal adalah untuk menjawab respon

masyarakat Kranji dan sekitarnya mengenai pentingnya menanamkan

pendidikan agama pada anak sejak dini, dan agar anak-anak menganut

agama Islam karena mengikuti orang tuanya yang telah memeluk agama

Islam.

Dalam pengembangan pendidikannya, Madrasah Diniyah Nurul

Anam menyelenggarakan 3 jenjang pendidikan yaitu;

1. Madrasah Diniyah Awaliyah, yaitu pendidikan Madrasah diniyah yang

menyelenggarakan pendidikan agama tingkat Sekolah Dasar (SD/MI)

dengan masa pendidikan selama 6 tahun..

2. Madrasah Diniyah Wustha, yaitu pendidikan Madrasah Diniyah yang

menyelenggarakan pendidikan agama tingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP/MTs) dengan masa pendidikan selama 3 tahun.

3. Madrasah Diniyah ‘Ulya, yaitu pendidikan Madrasah Diniyah yang

menyelenggarakan pendidikan agama tingkat Sekolah Menengah Atas

(SMA/MAN) dengan masa pendidikan selama 3 tahun.

Dengan semangat yang dimiliki para pengasuh/guru Madrasah

Diniyah Nurul Anam, maka pada tanggal 7 Januari 1986, Madrasah

Diniyah Nurul Anam resmi terdaftar sebagai Lembaga Pendidikan Agama

non-formal dengan nomor ijin lembaga WK/5.e/441/Pgm/MD/1986.1

Sebenarnya Madrasah Diniyah Nurul Anam telah berdiri sejak

tahun 1937, Akan tetapi baru dapat diresmikan pada tahun 1986.

Dalam perkembangannya, Madrasah Diniyah Nurul Anam

mempu eksis hingga sekarang adalah merupakan hasil kerja keras dan

1Data dokumen Madrasah Diniyah Nurul Anam, “Instrument Kelembagaan Madrasah

Diniyah Nurul Anam”.

Page 62: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

50

komitmen dari semua pihak, bagi dari pengurus, pengelola, pengajar

maupun dari pihak masyarakat.

Madrasah Diniyah Nurul Anam sering kali mengalami pasang

surut jumlah siswanya. Pada awal tahun 1968, mengalami perluasan dalam

pelaksanaan pengajarannya, pada jenjang pendidikan Wustha. Jenjang

pendidikan Wustha terbagi menjadi dua tempat yaitu, Madrasah Diniyah

Wustha Nurul Anam di jalan raya Kranji - Sidodadi dan Madrasah

Diniyah Wustha Panggung di Jl. Raya Kranji - Kedungwuni. Dan

kemudian mampu membentuk lembaga pendidikan sendiri yaitu lembaga

pendidikan Madrasah Tsanawiyah Walisongo Kedungwuni. Dan terdaftar

resmi sebagai lembaga pendidikan formal. Disamping itu, terbentuk juga

lembaga pendidikan formal Sekolah Menengah Pertama (SMP) Walisongo

Kedungwuni yang beralamatkan di Jalan Raya Podo, Kedungwuni.

Hal tersebut membuktikan bahwa Madrasah Diniyah Nurul Anam

mampu menunjukkan eksistensinya sehingga sekarang dan merupakan

akar dari terbentuknya sekolah-sekolah formal, yaitu Madrasah

Tsanawiyah Walisongo Kedungwuni dan SMP Walisongo Kedungwuni.

2. Visi, Misi dan Tujuan

Madrasah Diniyah Nurul Anam merupakan sebuah lembaga

pendidikan yang didirikan dengan visi, misi dan tujuan sebagai berikut;

a. Visi :

Progesivisme, esensialisme, dan parenialisme tarbiyah Islamiyah.

b. Misi :

1) Membentuk insan yang berilmu pengetahuan dan berakhlakul

karimah, serta memperkokoh kehidupan agama (spiritual) demi

mewujudkan masyarakat Islam yang sehat dan dinamis.

2) Menumbuhkan semangat ilmiah (science spirit) pada santri serta

mendorong untuk mengkaji berbagai disiplin ilmu.

3) Melaksanakan pendidikan yang berorientasi sebagai bekal

kehidupan dunia dan akhirat, sehingga tercipta kerukunan yang

Page 63: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

51

berdasarkan kebenaran, keadilan, kasih sayang, toleransi,

kerjasama dan saling hormat menghormati.

c. Tujuan

1) Mengembangkan iklim belajar yang kondusif, yang berakar pad al-

Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw.

2) Menyiapkan tamatan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan

sesuai dengan standar keahlian dan kejujuran.

3) Mewujudkan pelayanan dalam upaya memaksimalkan

pemberdayaan sumber daya manusia.

4) Mencetak tamatan agar mampu dan memiliki kemampuan yang

profesional dan berwawasan masa depan yang berakhlakul

karimah.2

3. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Madrasah Diniyah Nurul Anam Kranji adalah Lembaga

Pendidikan Keagamaan non-formal yang diselenggarakan oleh Yayasan

Nurul Anam, yang dipimpin oleh Kepala Madrasah yang berada dibawah

dan bertanggung jawab langsung kepada pengurus Yayasan Nurul Anam

yang memiliki wewenang sebagai asistensi bidang pendidikan.

Tugas pokok Madrasah Diniyah Nurul Anam adalah

menyelenggarakan pendidikan akademik dalam sejumlah disiplin ilmu

keagamaan.

Untuk dapat melaksanakan Tugas Pokok tersebut, Madrasah

Diniyah Nurul Anam Kranji mempunyai fungsi;

a. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan keagamaan.

b. Melaksanakan pembinaan dan kebebasan akademik dalam rangka

pengembangan ilmu.

c. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

d. Melaksanakan pembinaan pengurus, kepala madrasah, ustadz dan

santri dan hubungannya dengan masyarakat.

2Profil Madrasah Diniyah Nurul Anam

Page 64: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

52

e. Melaksanakan kegiatan layanan administrasi.

4. Kondisi Umum Madrasah Diniyah Nurul Anam Kranji

a. Letak Geografis

Madrasah Diniyah Nurul Anam terletak pada kondisi yang

strategis, dimana letak Madrasah Diniyah tersebut dibatasi oleh

beberapa wilayah. Adapun batas-batas letak geografis Madrasah

Diniyah Nurul Anam adalah sebagai berikut;

1. Sebelah Utara : Capgawen

2. Sebelah Selatan : Pakisputih

3. Sebelah Barat : Sidodadi

4. Sebelah Timur : Paesan

Madrasah Diniyah Nurul Anam tepatnya beralamatkan di

jalan Raya Kranji – Kedungwuni, Gang Masjid Kranji Kedungwuni.

Letak Madrasah Diniyah Nurul Anam dapat dijangkau oleh

transportasi dan berada di pusat keramaian. Dimana di lingkungan

sekitar Madrasah Diniyah Nurul Anam terdapat banyak lembaga

pendidikan umum dan lembaga pendidikan keagamaan. Diantaranya

pondok pesantren TPQ, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah,

Sekolah Menengah Pertama, Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

Disamping lembaga pendidikan, baik umum maupun agama, terdapat

lembaga layanan masyarakat disekitar wilayah Madrasah Diniyah

Nurul Anam seperti Balai Pengobatan, Kantor Kelurahan, Kantor Pos,

Dinas Pekerjaan Umum dan Kantor Kawedanan.3

Selain itu, lingkungan sekitar Madrasah Diniyah Nurul Anam

didominasi oleh usaha rumahan atau konveksi, bak konveksi batik,

konveksi kemeja maupun konveksi jeans.

Berdasarkan letak geografis tersebut, hal ini memudahkan

Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam penyebaran informasi

3Hasil wawancara dengan Bapak Lukman, ketua Rt 001 Rw 009, pada tanggal 31 Oktober

2009.

Page 65: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

53

pendidikan karena letaknya yang strategis dan dapat dijangkau oleh

transportasi.

b. Keadaan Guru/Ustadz dan Santri

1) Guru/Ustadz

Ustadz yang mengajar di Madrasah Diniyah Nurul Anam

berasal dari desa sekitar Madrasah Diniyah, mayoritas berasal dari

desa Kranji, dimana Kranji tersebut adalah tempat berdirinya

Madrasah Diniyah Nurul Anam.

Data keseluruhan Ustadz/Ustadzah sekitar 38 orang. Dengan

rincian 11 orang ustadzah dan 27 orang ustadz. Latar belakang

pendidikan pengajar sangat beragam. Akan tetapi pengajar

mayoritas merupakan lulusan dari pesantren, baik pondok

pesantren yang di Jawa Tengah maupun di luar Jawa Tengah.

Selain pengajar yang berbasis pesantren terdapat juga pengajar

yang lulusan dari SMP, MTS, SMA, SMU, MA, D2, dan S1, tetapi

para pengajar juga memiliki kompetensi dalam pendidikan Islam.

Mata pelajaran yang diampu oleh masing-masing pengajar

disesuaikan dengan kompetensi masing-masing pengajar.

Madrasah Diniyah adalah suatu lembaga pendidikan

keagamaan yang mengadakan kegiatan belajar mengajar di waktu

sore, mulai pukul 14.30 WIB, hingga malam sekitar pukul 20.00

WIB, sehingga para pengajar Madrasah Diniyah Nurul Anam

selain mengajar di waktu sore di Madrasah Diniyah Nurul Anam,

ada beberapa pengajar yang juga mengajar di sekolah-sekolah pagi,

seperti mengajar di MI Nurul Anam Kranji, di MTs Walisongo

Kedungwuni. Dan juga ada beberapa pengajar yang mengajar di

pondok pesantren, seperti Ustadzah Hj. Najihah, beliau adalah

kepala Madrasah Diniyah Nurul Anam 02, sebagai pengajar mata

pelajaran Nahwu Sharaf di Madrasah Diniyah Nurul Anam 02,

Page 66: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

54

beliau juga mengajar pelajaran fiqh di pondok pesantren Asmaul

Husna Kranji.

Adapun data persebaran Ustadz/Ustadzah beserta latar belakang

pendidikan dan mata pelajaran yang diampu adalah sebagai

berikut:

Data Ustadz Madrasah Diniyah Awaliyah Nurul Anam 01

Kranji

No. Nama Pendidikan Mata Pelajaran

1 H. Mustaqim MA/Pesantren Al-Qur’an Tajwid, Tafsir

2 Romadhan Yasin Pesantren Imla’, Tauhid, Fiqh

3 Haman Tauhid SMP/ Pesantren Tahaji, Bahasa Arab,

Akhlak, Fiqh

4 Badruzzaman S.1/ Pesantren Akhlak

5 Mu’azim MTs/ Pesantren Bahasa Arab, Akhlak,

Kaligrafi

6 Masykur Sumarno MTs/ Pesantren Tauhid, Nahwu, Fiqh,

Hadits

7 Chafidz Akhwan MTs/ Pesantren Fiqh, Tarikh, Tafsir

8 Miftah Mz MTs/ Pesantren Tauhid, Fiqh, Akhlak,

Hadits

9 Misykat Salim Pesantren Bahasa Arab, Kaligrafi

10 H. Jundi Sa’ad SMP/ Pesantren Al-Qur’an Tajwid

11 Hasan Mahali SMA/ Pesantren Al-Qur’an, Akhlak

12 A. Dimyati MTs/ Pesantren Kepala Madrasah/Nahwu

Sharaf

13 Moch. Dalhal Pesantren Tafsir

14 M. Arwani SMU/ Pesantren Tata Usaha,Tauhid

Madrasah Diniyah Nurul Anam 01 merupakan Madrasah

Diniyah yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang

Page 67: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

55

dimulai pada pukul 18.20 WIB hingga pukul 19.40 WIB. Madrasah

Diniyah Nurul Anam 01 ini disebut juga Madrasah Diniyah

Awaliyah Putra, karena semua pengajar dan santri adalah putra.

Dan gedung yang digunakan bergantian dengan Madrasah diniyah

Awaliyah Nurul Anam 02 atau Madrasah Diniyah Awaliyah Nurul

Anam Putri yang kegiatan belajar-mengajarnya dilaksanakan pad

sore hari mulai pukul 14.30 WIB hingga pukul 16.15 WIB.

Data Ustadzah Madrasah Diniyah Awaliyah Nurul Anam 02 Kranji

No. Nama Pendidikan Mata Pelajaran

1 Hj. Najihah MTs/ Pesantren Kepala Madrasah/Nahwu Sharaf

2 Siti Tadzkiroh MTs/ Pesantren Tafsir

3 Isyna Hida SMU/ Pesantren Tauhid

4 Nailatul Muna SMU/ Pesantren Tarikh Nabi

5 Nur Khofidhoh MAN/ Pesantren Akhlak

6 Maghfirah MA/ Pesantren Hadits

7 Siti Farichah D2/ Pesantren Tahaji

8 Alimah MA/ Pesantren Fiqh

9 Ainu Zumrudah SMA/ Pesantren Alkhot/Imla’/Tafsir

10 Mucfidhah SMU/ Pesantren Al-Qur’an/Tajwid

11 Miftahur Rohmah SMU/ Pesantren Bahasa Arab

Madrasah Diniyah Awaliyah Nurul Anam 02 adalah

Madrasah Diniyah Awaliyah putri, karena semua pengajar dan

siswanya adalah putri. Proses belajar mengajar dilaksanakan pad

sore hari mulai pukul 14.30 WIB hingga 16.15 WIB.

Page 68: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

56

Data Ustadz Madrasah Diniyah Wustha – ‘Ulya Nurul Anam Kranji

No Nama Pendidikan Mata Pelajaran

1 M. Afnan Ponpes Rembang Tarikh

2 Muh. Mawahib Afandi, Shi S.1 STAIN Pekalongan Kepala Madrasah/Tauhid

3 Musta’in Jazuli Ponpes Kediri Akhlak, Fiqh, Hadits

4 Moh. Khanafi Ponpes Sarang Tauhid, Faroidh

5 A. Duroidi Atsani Ponpes Tuban Nahwu, Tauhid

6 Ridho Budiono Badawi SMA/Ponpes Fiqh

7 Moh. Azmi Fahmi, S. Ag S.1/AIA Jakarta Akhlak, Tafsir, Fiqh

8 M. Mawardi Ponpes Langitan Aswaja, Risalatul

Mahaidl

9 Ali Efendi Ponpes Parakan Tauhid, Nahwu

10 Moh. Sulaiman Ponpes Tegalrejo Sharaf

11 M. Ishaq Isfiriyoni Lc S.1 Al-Azhar Kairo Mesir B. Arab

12 M. Mudaris Lc S.1 Al-Azhar Kairo Mesir Nahwu

13 Sugeng Kurniawan SMP/Pesantren Tata Usaha

Pengajar Madrasah Diniyah Wustha juga merangkap sebagai

pengajar Madrasah Diniyah ‘Ulya. Pengajarnya semua adalah putra

dan untuk santrinya adalah putra-putri. Untuk kelas yang Wustha

antara santri yang putra dan santri yang putri dipisahkan,

sedangkan untuk kelas yang ‘Ulya antara santri putra dan putri

digabung menjadi satu kelas.

Dilihat dari latar belakang pendidikan para pengajar, dapat

diketahui bahwa para pengajar Madrasah Diniyah Awaliyah Nurul

Anam adalah kompeten di bidang mata pelajaran yang diampunya.

Dan semua pengajar memiliki ijazah pendidik Madrasah Diniyah

sebagai salah satu syarat untuk menjadi pengajar di Madrasah

Diniyah Awaliyah Nurul Anam. Karena seorang pengajar harus

memiliki kompetensi di bidang mata pelajaran yang diajarkannya.

Page 69: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

57

2) Santri

Santri di Madrasah Diniyah Awaliyah Nurul Anam

mayoritas berasal dari desa Kranji, dari berbagai desa di sekitar

Kranji misalnya, Prawasan, Capgawen, Paesan, Sidodadi,

Karangdadap, Jrebeng Kembang, Rogobayan, Pakis Putih,

Kedungwuni, Simbang Kulon, Pekajangan, dan desa-desa lainnya.

Mayoritas santri adalah siswa sekolah pagi. Untuk madrasah

Diniyah Awaliyah adalah santri yang berlatarbelakang sekolah

Dasar (SD) atau setaranya, Madrasah Dinyah Wustha adalah santri

yang berlatar belakang Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau

setaranya, dan Madrasah Dinyah ‘Ulya adalah santri yang

berlatarbelakang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau setaranya.

Latar belakang ekonomipun siswa beragam, dari berbagai

kalangan, dari kalangan ekonomi sedang hingga menengah ke atas.

Disamping itu, tingkat kemampuan atau kecerdasan santripun

berbeda-beda, hal ini dikarenakan santri berasal dari kalangan

keluarga yang berbeda juga, ada yang berasal dari keluarga Ustadz/

kyai, ada yang dari keluarga guru/pegawai dan juga dari keluarga

buruh/kaum awam.

Sebagian besar santri menempuh perjalanan ke Madrasah

Diniyah Nurul Anam dengan sepeda. Mereka berangkat bersama-

temannya yang satu desa, secara rombongan. Sebagian kecil ada

yang diantar jemput. Bisanya santri yang diantar jemput oleh

keluarganya adalah santri Madrasah Diniyah Awaliyah kelas 1 atau

kelas 2.

Banyak prestasi-prestasi yang pernah diraih oleh santri-santri

Madrasah Diniyah Nurul Anam Kranji. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya piala dan piagam yang terpajang di kantor Madrasah

Diniyah Nurul Anam. Diantaranya, lomba yang diikuti oleh

Madrasah Diniyah se-Kecamatan Kedungwani. Adapun prestasi

Page 70: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

58

yang diraih diantaranya adalah juara I lomba BTQ, juara I lomba

Pidato Bahasa Arab, juara I lomba Adzan, juara II lomba Kaligrafi,

dan prestasi-prestasi lainnya.

Jumlah keseluruhan santri Madrasah Diniyah Nurul Anam

tahun 2009 mencapai 741 santri. Adapun rincian jumlah santri

untuk masing-masing jenjang pendidikan adalah sebagai berikut :4

Jumlah Santri Madrasah Diniyah Awaliyah 01 (Putra)

Kelas Santri I II III A III B IV V VI

38 44 23 34 39 39 28

Jumlah 245 Jumlah Santri Madrasah Diniyah Awaliyah 02 (Putri)

Kelas Santri I II III A III B III C IV A IV B V VI

39 45 40 30 26 32 30 41 30

Jumlah 313

Jumlah Santri Madrasah Diniyah Wustha - ‘Ulya

Kelas Jenjang Pendidikan

I II III Jumlah Pa Pi Pa Pi Pa Pi

Madrasah Diniyah Wustha 30 30 17 25 24 17 143 Madrasah Diniyah Ulya 16 26 - - - - 40

Dilihat dari data santri di atas dapat diketahui bahwa

Madrasah Diniyah Nurul Anam Kranji merupakan lembaga

4Data Statistik Santri Madrasah Diniyah Nurul Anam Kranji.

Page 71: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

59

pendidikan nonformal yang mampu menunjukkan eksistensinya

sebagai lembaga pendidikan masyarakat. Hal ini juga

dilatarbelakangi oleh para pengajar yang benar-benar memiliki

kompetensi dan komitmen dalam pengembangan pendidikan Islam.

c. Sarana dan Prasarana

Madrasah Diniyah Nurul Anam memiliki dua (2) gedung untuk

tiga jenjang pendidikan. Satu gedung untuk Madrasah Diniyah

Awaliyah dan satu gedungnya lagi untuk Madrasah Diniyah Wustha

dan ‘Ulya.

Antara Madrasah Diniyah Awaliyah Nurul Anam 01 dan

Madrasah Diniyah Awaliyah Nurul Anam 02 berada pada gedung yang

sama. Akan tetapi kegiatan belajar mengajar bergantian. Untuk

Madrasah Diniyah Awaliyah (02) putri kegiatan belajar mengajar

berlangsung pada sore hari yaitu mulai pukul 15.30 hingga pukul 16.15

WIB. Sedangkan untuk Madrasah Diniyah Awaliyah 01 (Putra)

berlangsung pada malam hari yaitu mulai pukul 18.20 hingga 19.40

WIB.

Gedung digunakan untuk kegiatan pembelajaran Madrasah

Diniyah Awaliyah 01 dan Madrasah Diniyah Awaliyah 02, pada

paginya juga digunakan untuk kegiatan pembelajaran MI Nurul Anam

I Kranji. Jumlah ruang kelas untuk Madrasah Diniyah Awaliyah ada 7

ruang kelas, dan untuk kelas yang memiliki 2 atau 3 kelas, misalnya

kelas III ada III A, III B, III C, kelas IV da kelas IV A da IV B, proses

kegiatan pembelajarannya dimulai lebih awal. Untuk kelas III B putri

dan IV B putri, dimulai pukul 14.30 WIB.

Selain memiliki 7 ruang kelas, Madrasah Diniyah Awaliyah juga

memiliki 1 ruang kantor, yang digunakan sebagai ruang guru, ruang

tamu, dan juga ruang administrasi. Untuk perpustakaan belum ada,

karena buku-buku yang dimiliki Madrasah Diniyah Awaliyah hanya

buku-buku pedoman dan penunjang pelajaran atau buku pegangan

guru dalam mengajar materi. Sehingga buku-buku tersebut diletakkan

Page 72: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

60

di kantor. Madrasah Diniyah Awaliyah juga memiliki seperangkat

komputer sebagai penunjang kegiatan akademik dan administrasi

Madrasah.

Seperti yang telah dijelaskan di depan, bahwa Madrasah Diniyah

Awaliyah memiliki 2 gedung untuk 3 jenjang pendidikan. Gedung

yang pertama adalah gedung yang digunakan untuk kegiatan belajar

mengajar Madrasah Diniyah Awaliyah 01 (putra) dan Madrasah

Diniyah Awaliyah 02 (putri) dengan sistem pergantian waktu, yaitu

waktu sore untuk santri putri dan malam untuk santri putra.

Untuk Madrasah Diniyah Wustha dan ‘Ulya kegiatan

pembelajarannya berada di gedung yang berbeda. Dimana untuk

paginya, gedung ini juga digunakan untuk kegiatan pembelajaran MI

02 Kranji. Madrasah Diniyah Wustha - ‘Ulya memiliki 7 ruang kelas,

3 ruang kelas untuk kelas Wustha I, II dan III putri, 3 ruang kelas

untuk kelas wustha I,II dan III putra dan 1 ruang kelas untuk ‘Ulya.

Pada dasarnya semua santri putra dan putri terpisahkan. Akan tetapi

untuk Madrasah Diniyah Ulya, santri putra dan putri dicampur dalam

satu ruang kelas karena dilihat dari jumlah siswanya yang sedikit.

Sama halnya dengan Madrasah Diniyah Awaliyah, Madrasah Diniyah

Wustha – ‘Ulya juga memiliki 1 ruangan untuk kantor, ruang guru, dan

kantor administrasi.

Sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran di kelas

antara lain, papan tulis hitam, meja siswa dan meja guru. Selain itu, di

Madrasah Diniyah Nurul Anam juga memiliki fasilitas tempat parkir,

karena sebagian besar santri membawa sepeda.

d. Proses Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar Madrasah Diniyah Nurul Anam

sebagian besar pembelajarannya dilaksanakan di kelas (klasikal).

Adapun metode pembelajarannya disesuaikan dengan kompetensi

masing-masing pengajar. Ada yang menggunakan metode ceramah

interaktif, metode diskusi, dan metode pembelajaran lainnya.

Page 73: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

61

Kurikulum yang dikembangkan di Madrasah Diniyah Nurul

Anam adalah kurikulum intern, yaitu kurikulum yang dikembangkan

sendiri yang dilakukan oleh disesuaikan dengan tingkat kemampuan

siswa, atas dasar hasil rapat para pengajar.

Untuk materi yang diajarkan untuk masing-masing jenjang

pendidikan adalah sebagai berikut :

1) Madrasah Diniyah Awaliyah: Fiqih, Tauhid, Hadits, Tarikh,

Nahwu, Sharaf, Bahasa Arab, Tafsir, al-Qur'an / Tajwid, Akhlak,

Khot, Tahaji.

2) Madrasah Diniyah Wustha: Nahwu, Sharaf, Fiqh, Taukhid,

Akhlak, Tafsir, al-Qur'an, Bahasa Arab dan Hadits.

3) Madrasah Diniyah ‘Ulya: Akhlak, Faraidh, Hujjah Ahlussunah

Wal Jama'ah, Fiqh, Tarikh dan Risalatul Mahaidl.

Proses pembelajaran untuk sistem evaluasi dilaksanakan 2 kali

dalam satu tahun, yaitu ujian semester I dan ujian semester 2.

Madrasah Diniyah Awaliyah 01 (putra) dimulai pukul 18.20 hingga

19.40 WIB, Madrasah Diniyah Awaliah 02 (putri) dimulai pukul 15.30

hingga 16.15 WIB, dan untuk Madrasah Diniyah Wustha – ‘Ulya

berlangsung pada pukul 18.20 hingga 19.40 WIB.

Adapun para pengajarnya untuk masing-masing jenjang

pendidikan telah dijelaskan di sub bab keadaan ustadz dan santri

B. Eksistensi Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam Pengembangan

Pendidikan Islam di Kranji

1. Pengembangan Pendidikan Islam di Masyarakat Kranji

Kranji adalah salah satu Desa di Kecamatan Kedungwuni yang

merupakan desa kawasan Industri. Dimana sebagian besar penduduknya

adalah pengusaha konveksi atau garmen. Jumlah penduduk Kranji hampir

mencapai sekitar 2000 penduduk. Dari segi ekonomi, warga Kranji

berekonomi sedang hingga menengah ke atas. Hal ini dapat dilihat dari

jenis mata pencaharian warga Kranji, 75 % adalah pengusaha konveksi /

Page 74: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

62

wiraswasta / dagang, 20 % adalah pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sisanya

5 % adalah buruh.

Dilihat dari segi pendidikan, Kranji adalah suatu desa yang

merupakan pusat pendidikan agama. Di kawasan Kranji ini terdapat

beberapa Pondok Pesantren diantaranya Pondok Pesantren Asmaul Husna,

TPQ Pendidikan Nurul Anam, Madrasah Tsanawiyah Walisongo,

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Anam, dan lembaga pendidikan keagamaan

lainnya. Yang mana lembaga-lembaga pendidikan tersebut berdiri setelah

adanya eksistensi Madrasah Diniyah Nurul Anam sebagai lembaga

pendidikan masyarakat.

Sebagian besar warga Kranji adalah lulusan sekolah menengah

atas atau setaranya, dan hanya beberapa saja yang lulusan sekolah

menengah pertama. Disamping itu juga, untuk saat ini banyak dari warga

Kranji yang melanjutkan pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi,

seperti UNNES, UNDIP, IAIN, STAIN Pekalongan, Sekolah Tinggi

Kejuruan, dan bahkan ada beberapa yang melanjutkan pendidikan di Al

Azhar, Kairo, Mesir. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penduduk

Kranji dari segi pendidikan, cukup maju.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Bapak Choiron Ikhwan bahwa

perkembangan tingkat pendidikan masyarakat Kranji mengalami kemajuan

yang baik. Dulu sebagian besar masyarakat Kranji, sekitar 80 %

berpendidikan pondok pesantren dan 20 % berpendidikan sekolah umum.

Sekarang menjadi 75 % masyarakat berpendidikan sekolah umum dan 25

% berpendidikan pondok pesantren.

Kranji sebagai salah satu pusat pendidikan agama, di mana dalam

masyarakat Kranji terdapat banyak kegiatan keagamaan dan dalam

penerapannya bertujuan untuk mengembangkan pendidikan Islam yang

telah ada di masyarakat Kranji.

Pengembangan pendidikan Islam yang ada di masyarakat Kranji

ditempuh melalui beberapa cara, meliputi: pengajian, pondok pesantren,

Madrasah Diniyah, Majelis Ta’lim, dan organisasi masyarakat/organisasi

Page 75: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

63

pemuda.5 Pengajian yang ada bentuknya meliputi : thariqah, pengajian al-

Qur’an dan pengajian memperingati Hari Besar Islam seperti Isra’ Mi’raj

dan Maulid Nabi Muhammad Saw. Di samping itu, terdapat pengajian

rutin setiap harinya, yang dilaksanakan sesuai pembagian dusun, yang

meliputi, pengajian ibu-ibu Kranji Timur, pengajian Ibu-ibu Kranji

Tengah, Pengajian Ibu-ibu Kranji Pondok dan Pengajian Ibu-ibu Kranji

Kaum. Selain itu terdapat juga pengajian Pemuda Ansor.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama yang ada di Kranji

dikhususkan pada menghafal al-Qur’an dan pengkajian ilmu-ilmu

pendidikan Islam yang murni.

Bentuk dan pengajian dan pesantren ini di masyarakat Kranji

menyebabkan adanya berbagai macam kegiatan keagamaan seperti

berjanji, dhibaan, tahlilan, dan mendatangi rumah-rumah para pemuka

agama/tokoh agama bagi mereka yang ingin membaca al-Qur’an dengan

benar terutama di kalangan anak-anak.

Madrasah Diniyah yang ada di masyarakat Kranji merupakan

suatu lembaga pendidikan agama yang melaksanakan kegiatan pendidikan

yang mengkaji ajaran agama Islam seperti aqidah, syariah dan akhlak serta

penguasaan ilmu-ilmu keagamaan lainnya dengan tidak menambah mata

pelajaran umum.

Kehidupan masyarakat Kranji sangat religius sehingga Kranji

disebut sebagai kawasan santri. Karena pada dasarnya di Kranji terdapat

banyak kyai dan ulama’. Demikian juga dengan kegiatan pengembangan

pendidikan Islamnya sangatlah baik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai

kegiatan keagamaan dan pendidikan yang berkembang di Kranji. Kegiatan

keagamaan yang telah berjalan di masyarakat Kranji sangat menyeluruh

dan mencakup berbagai usia. Dari anak remaja, hingga orang tua. Untuk

anak-anak dalam hal ini anak usia sekolah dasar sendiri terdapat kegiatan

Berzanzi, yasin, tahlil dan pengajian al-Qur’an. Begitu juga bagi Remaja,

5Sebagaimana hasil observasi dan wawancara terhadap beberapa tokoh masyarakat dan sebagian warga masyarakat Kranji, pada tanggal 29 Oktober - 4 November 2009.

Page 76: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

64

terdapat kegiatan keagamaan diantaranya yasin, tahlil, berzanzi, majlis

ta’lim al-Murtasyidin, pengajian pemuda Ansor, IPNU, IPPNU dan

kegiatan keagamaan lainnya. Dan untuk pelaksanaannya pun remaja putra

sendiri dan remaja putri sendiri. Untuk kaum orang tua baik untuk jama’ah

ibu-ibu maupun jamaah Bapak-bapak juga berjalan berbagai kegiatan

keagamaan seperti pengajian rutin Ibu-ibu Kranji dengan pembagian

masing-masing dusun, berzanzi, tahlil, yasin, khatmil Qur’an, sama halnya

untuk kaum Ibu-ibu. Untuk kaum Bapak-bapak juga berjalan kegiatan

keagamaan, akan tetap untuk pelaksanaannya pada malam hari dan untuk

ibu-ibu, pelaksanaannya pada siang atau sore hari.

2. Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam Pengembangan Pendidikan

Islam di Kranji.

Madrasah Diniyah Nurul Anam merupakan lembaga pendidikan

keagamaan yang telah ada di Kranji sejak tahun 1937 dan tetap eksis

hingga sekarang. Dan keberadaannya pun mempunyai peran yang besar

dalam pengembangan pendidikan Islam.

Pada awal mula berdirinya, Madrasah Diniyah Nurul Anam

ditujukan untuk mengarahkan peserta didik/santri dalam mendalami

ajaran-ajaran agama Islam dengan benar. Karena pada dasarnya, anak

terlahir dari orang yang sudah memeluk agama Islam dan secara langsung

anak juga memeluk agama yang sama dengan agama Islam. Sehingga

dengan adanya Madrasah Diniyah Nurul Anam yang dalam

pembelajarannya terdapat pengkajian dan pengenalan ajaran Islam.

Dengan demikian, anak memiliki benteng aqidah Islam yang kuat dan

mampu menjalankan kepercayaannya sesuai dengan nilai-nilai agama

Islam.

Dilihat dari perkembangan jumlah santrinya pun setiap tahun

ajarannya mengalami kenaikan, hal ini juga menunjukkan kepercayaan

masyarakat Kranji dan sekitarnya akan kualitas dan eksistensi Madrasah

Diniyah Nurul Anam.

Page 77: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

65

Pendidikan keagamaan yang ada di Madrasah Diniyah Nurul

Anam merupakan media yang paling mengena dan berpengaruh di

masyarakat Kranji dalam proses pengembangan pendidikan Islam terhadap

anak-anak mereka sebagai usaha memupuk keimanan dan kepercayaan

sejak dini pada anak.

Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam eksistensinya sebagai

lembaga pendidikan masyarakat, memiliki peran yang sangat penting

dalam pendidikan Islam di Kranji. Hal ini dapat dilihat dari adanya

berbagai macam kegiatan keagamaan di Kranji yang tidak lepas dari Peran

Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam menanamkan nilai-nilai agama

Islam pada santri-santri sejak dini, dan mengajarkan pendidikan al-Qur'an,

yang mampu mencetak santri-santri yang memiliki benteng aqidah

Isalmiyah, mampu memahami ajaran Islam dan berakhlakul karimah.

Selain itu, dilihat dari latar belakang santri, yang berasal dari

keluarga yang berbeda-beda dalam tingkat pendidikannya. Madrasah

Diniyah Nurul Anam mempunyai peran sebagai pendidikan alternatif bagi

santri yang tidak terpenuhi pendidikan agamanya pada saat mengikuti

pendidikan formalnya, seperti: di SD, SMP, dan SMA. Sehingga hal ini

menjadi solusi terbaik bagi orang tua dalam menanamkan aqidah

Islamiyah pada anak mereka sebagai benteng dan pondasi dalam

menghadapi perkembangan zaman. Agar tidak mudah terpengaruh pada

hal-hal yang negatif, seperti kenakalan remaja, perkosaan, pencurian, dan

perilaku negatif lainnya.

Keberadaan Madrasah Diniyah Nurul Anam sangat berpengaruh

dalam kehidupan sosial masyarakat Kranji. Dengan dilaksanakannya

pendidikan di Madrasah Diniyah tersebut, kondisi desa Kranji lebih

religius. Banyak kegiatan keagamaan yang dilaksanakan dalam

masyarakat Kranji. Selain itu, eksistensi Madrasah Diniyah Nurul Anam

sebagai lembaga pendidikan masyarakat mampu menumbuhkan

kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka di Madrasah

Diniyah tersebut.

Page 78: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

66

Sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu Kun, orang tua dari M.

Sabil, siswa kelas V Madrasah Diniyah Awaliyah bahwa Madrasah

Diniyah Nurul Anam memiliki kualitas yang baik dalam pelaksanaan

pendidikannya, serta mampu mencetak lulusan yang benar – benar

mempunyai pengetahuan dan pemahaman agama Islam dan memiliki

akhlak yang sesuai dengan nilai – nilai Islam dalam kehidupan masyarakat

Kranji.

Selaku tokoh agama di desa Kranji, Bapak H. Ikhsan juga

menuturkan bahwa madrasah diniyah memiliki peran yang tidak dapat

diabaikan dalam pengembangan pendidikan Islam karena Madrasah

Diniyah Nurul Anam merupakan embrio dari terbentuknya sekolah –

sekolah umum, yaitu SMP Walisongo dan MTs Walisongo Kedungwuni.

Dalam proses pembelajarannya, Madrasah Diniyah Nurul Anam,

dapat diketahui bahwa pengembangan Pendidikan Islam yang merupakan

salah satu eksistensinya sebagai lembaga pendidikan keagamaan di

masyarakat terlihat jelas dengan adanya materi-materi keislaman lainnya

selain materi aqidah, syariah dan akhlak, yaitu: materi Nahwu Sharaf,

Risalatul Mahaidh, Hujjah Ahlussunnah wal jama’ah, Tarikh. Beberapa

materi tersebut tidak diajarkan dalam sekolah-sekolah umum atau sekolah

formal.

Disamping itu juga, sebagaimana yang telah dipaparkan dalam

latar belakang berdirinya Madrasah Diniyah Nurul Anam, bahwasanya

Madrasah Diniyah Nurul Anam merupakan embrio dari lahirnya Madrasah

Tsanawiyah Walisongo dan SMP Walisongo Kedungwuni, yang dalam

eksistensi kedua lembaga pendidikan formal ini salah satunya adalah

pengembangan pendidikan Islam.

Page 79: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

67

BAB IV

ANALISIS TERHADAP PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM

DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI DESA KRANJI

KECAMATAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN

Sebagaimana dijelaskan dalam bab II bahwa melalui pendekatan sosio

historis, Madrasah Diniyah memiliki signifikansi dalam melestarikan kontinuitas

pendidikan Islam dan nilai-nilai moral etis keislaman bagi masyarakat.

Obyek yang menjadi sasaran penelitian ini adalah Madrasah Diniyah

Nurul Anam dan karena teknis metodologis, maka peneliti mengambil sampel di

Madrasah Diniyah Nurul Anam Kranji kecamatan Kedungwuni Pekalongan. Yang

menjadi alasan pemilihan sampel ini adalah karena Madrasah Diniyah Nurul

Anam merupakan salah satu diantara Madrasah Diniyah di Pekalongan yang

memiliki eksistensi sangat besar dalam pengembangan pendidikan Islam di Kranji

pada khususnya dan masyarakat Islam pada umumnya.

Bab IV ini berangkat dari kata-kata yang dipaparkan pada bab I, bab II dan

bab III. Sehingga tidak menafikan adanya pengulangan kalimat dari bab

sebelumnya dalam bab analisis ini akan dikemukakan analisis di seputar rumusan

masalah yang diajukan yaitu: Analisis pengembangan pendidikan Islam di desa

Kranji dan analisis peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan

pendidikan Islam di desa Kranji.

A. Analisis Pengembangan Pendidikan Islam di Desa Kranji

Kranji merupakan salah satu desa di kabupaten Pekalongan yang

dilihat dari tingkat religiusitas nya sangat tinggi. Hal ini dilihat dari banyaknya

lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan umum maupun lembaga

pendidikan agama, banyaknya kegiatan keislaman yang dilaksanakan di desa

Kranji, kondisi sosial masayarakat di desa Kranji serta banyak ulama

kyai/tokoh agama terkemuka di Pekalongan yang merupakan warga Kranji.

Sehingga desa Kranji disebut sebagai salah satu tempat pusat pendidikan

Islam.

Page 80: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

68

Sekitar 80 % penduduk Kranji mempunyai basic pendidikan pesantren

dan 20 % masyarakat awam. Dengan demikian, desa Kranji dapat juga disebut

sebagai desa kawasan santri. Pengembangan pendidikan Islam yang di desa

Kranji ditempuh melalui beberapa cara, meliputi: Pengajian, Pesantren,

Madrasah Diniyah, Majelis Ta’lim dan Organisasi Masyarakat/Organisasi

Pemuda.

Bentuk pengajian yang terdapat di desa Kranji meliputi: thariqah,

pengajian al-Qur’an dan pengajian memperingati Hari Besar Islam seperti

Peringatan Isra’ Mi’raj dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Disamping itu, dalam masyarakat Kranji juga terdapat pengajian dalam rangka

memperingati hari kematian sesepuh desa/pendiri desa/ulama yang memiliki

pengaruh besar bagi masyarakat Kranji. Pengajian ini sering disebut dengan

sebutan “Khaul”. Misalnya Khaul Mbah Nurul Anam, selaku pendiri Pondok

Pesantren Nurul Anam.

Selain itu, di desa Kranji juga terdapat kegiatan pengajian rutin yang

dilaksanakan setiap hari dan dalam pelaksanaannya terdapat pengajian ibu-ibu,

pengajian Bapak-bapak dan pengajian remaja usai sekolah dasar hingga

pemuda dewasa.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dimasyarakat Kranji yang

merupakan salah satu wahana pengembangan pendidikan Islam di Kranji.

Dalam pelaksanaannya di pesantren diadakan pendidikan Islam melalui

Madrasah Diniyah, pengajian kitab kuning dan kegiatan ketrampilan

khithabah, barzanzi dan qiroah. Disamping itu, pendidikan di pesantren lebih

dikhususkan pada penghafalan al-Qur’an. Tujuan dari lembaga pendidikan

pesantren ini adalah pengkajian, pengenalan dan pemahaman ajaran-ajaran

Islam murni. Pendidikan Islam yang diajarkan dalam pendidikan pesantren ini

meliputi pendidikan aqidah, syari’ah dan akhlak. Dimana di dalam pondok

pesantren, santri dididik sesuai dengan ajaran Islam agar menjadi generasi

Islam yang berkualitas dan berakhlak baik. Pesantren yang ada di lingkungan

Kranji yaitu Pondok Pesantren Asmaul Husna, Pondok Pesantren Nurul Anam

dan Pondok Pesantren Baitul Muqodas.

Page 81: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

69

Majelis Ta’lim al-Murtasyidin juga menjadi salah satu tempat dalam

pengembangan pendidikan Islam. Sistem pendidikannya lebih sederhana,

biasa berupa perkumpulan pengajian dalam suatu majelis.

Organisasi masyarakat/organisasi pemuda yang berkembang di Kranji

antara lain: Pemuda Ansor, IPNU dan IPPNU. Secara tidak langsung, dalam

Ansor, IPNU, dan IPPNU menjadi salah satu cara efektif dalam

pengembangan pendidikan islam. Karena pendidikan Islam merupkan prose

yang berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan.

Dalam Ansor, IPNU maupun IPPNU terjadi interaksi sosial antara masing-

masing individu. Sehingga proses pendidikan yang terjadi dalam organisasi

pemuda ini maupun mengembangkan pendidikan Islam yang berorientasi pada

pengembangan kreativitas, kecapan dan penalaran menganalisa permasalahan

di masyarakat berdasarkan nilai-nilai keislaman.

Pengembangan pendidikan Islam di desa Kranji tidak hanya

ditekankan pada lembaga pendidikan saja. Akan tetapi pengembangan

pendidikan Islam yang berorientasi pada pengembangan pendidikan yang

lebih bersifat holistik. Yang artinya pendidikan ditekankan pada

pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajemukan budaya,

kemajemukan berfikir, menjunjung tinggi nilai moral, kemanusiaan dan

agama, kesadaran kreatif, dan produktif dan kesadaran hukum.

Meningkatnya peran serta masyarakat Kranji secara kualitatif dan

kuantitatif dalam upaya pengembangan pendidikan dan pemberdayaan

institusi masyarakat seperti: keluarga, organisasi pemuda, pesantren,

madrasah, dan LSM, merupakan suatu upaya pengelolaan dan pengembangan

pendidikan Islam secara makro yang diorientasikan kepada terbentuknya

masyarakat yang demokratis, religius dan tangguh menghadapi lingkungan

global.

Page 82: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

70

B. Analisis Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam Dalam Pengembangan

Pendidikan Islam Di Desa Kranji

Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam bab III, bahwa Madrasah

Diniyah Nurul Anam telah terdiri sejak sebelum kemerdekaan negara

Indonesia, yaitu sejak tahun 1937 M. Dihitung hingga waktu sekarang, tahun

2009, Madrasah Diniyah telah eksis selama kurang lebih 72 tahun.

Secara historis, awal mula didirikannya Madrasah Diniyah Nurul

Anam bertujuan untuk mengarahkan santri dalam mendalami ajaran-ajaran

agama Islam dengan benar. Mengarahkan fitrah anak dalam beragama, karena

pada dasarnya anak menganut agama mengikuti agama yang telah dianut oleh

orang tuanya. Madrasah Diniyah juga memfasilitasi masyarakat akan layanan

akan pendidikan agama Islam.

Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pelaksanaan pendidikannya

tidak mengacu semua pada pedoman penyelenggaran Madrasah Diniyah

sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama.

Dalam pedoman penyelenggaraan Madrasah Diniyah, masa belajar

untuk Madrasah Diniyah Awaliyah hanya 4 tahun, Madrasah Diniyah Wustha

hanya 2 tahun dan Madrasah Diniyah ‘Ulya hanya 2 tahun.. Akan tetapi,

Madrasah Diniyah Nurul Anam menyeleggarakan pendidikan untuk Madrasah

Diniyah Awaliyah selama 6 tahun (setara dengan masa belajar pendidikan

sekolah tingkat dasar), untuk Madrasah Diniyah Wustha selama 3 tahun

(setara dengan masa belajar pendidikan sekolah tingkat menengah pertama),

dan untuk Madrasah Diniyah ‘Ulya selama 3 tahun (setara dengan masa

belajar pendidikan sekolah tingkat menengah atas) .

Madrasah Diniyah Nurul Anam sebagai lembaga pendidikan

keagamaan yang berbasis masyarakat memiliki signifikansi dalam

melestarikan kontinuitas pendidikan Islam dan nilai-nilai moral etis bagi

masyarakat.

Berdasarkan dari data yang telah diperoleh melalui observasi dan

wawancara serta triangulasi, Madrasah Diniyah Nurul Anam memiliki peran

yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam pengembangan pendidikan

Islam.

Page 83: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

71

Melalui pendekatan sosio historis, Madrasah Diniyah Nurul Anam

memiliki peran yang kompleks dalam pengembangan pendidikan Islam sejak

awal pendirian, pada masa sekarang dan diharapkan memiliki komitmen yang

kuat dalam pengembangan pendidikan Islam untuk masa yang akan datang.

Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan

pendidikan Islam dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Peran sebagai Lembaga Pentransfer Pengetahuan Agama

Madrasah Diniyah Nurul Anam merupakan lembaga pendidikan

keagamaan yang mengajarkan pendidikan agama Islam. Dalam proses

pelaksanaannya pengajaran di Madrasah Diniyah Nurul Anam lebih

ditekankan pada penguasaan pendidikan agama Islam. Karena pada

dasarnya materi di Madrasah Diniyah pendidikan agama Islam yang

meliputi: al-Qur’an, Tajwid, Akhlak, Aqidah, Fiqh, Bahasa Arab, Sejarah

Kebudayaan Islam, dan Praktek Ibadah. Madrasah Diniyah Nurul Anam

tidak menambah materi pelajaran umum. Sehingga Madrasah Diniyah

Nurul Anam benar-benar menanamkan pengetahuan agama pada anak

secara mendalam.

2. Peran sebagai pelestarian ajaran Islam.

Seiring dengan perkembangan zaman lembaga pendidikan pun

mengalami perkembangan. Di masyarakat banyak didirikan lembaga

pendidikan yang modern yang dari segi sarana dan prasarana, metode,

bahkan materinya pun lebih mengedepankan materi pendidikan modern.

Madrasah Diniyah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan madrasah

yang masih mempertahankan kekhasan nya yang hanya mengajarkan

materi agama Islam saja. Sehingga menjadi suatu lembaga yang eksis

dalam melestarikan ajaran Islam disamping lembaga pendidikan pesantren.

3. Peran dalam usaha pembentukan akhlakul karimah.

Madrasah Diniyah mempunyai peran dalam usaha pembentukan

Akhlakul Karimah peserta didik. Sebagaimana yang dicantumkan dalam

tujuan pendidikan Madrasah Diniyah bahwa Madrasah Diniyah memiliki

tujuan umum agar siswa memiliki sikap sebagai orang muslim dan

Page 84: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

72

berakhlakul karimah. Dalam pelaksanaan pendidikannya, Madrasah

Diniyah berusaha mengarahkan dan membimbing siswa agar memahami,

menguasai dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam. Sehingga siswa

mampu berinteraksi dimasyarakat, serta memiliki sikap sopan santun

dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini dapat terlihat pada sikap dan tingkah laku santri dalam

pergaulan nya dengan orang lain, dalam berinteraksi dengan masyarakat.

4. Peran untuk mengenalkan agama Islam secara dini.

Usia anak pada pendidikan Madrasah Diniyah Nurul Anam adalah

sekitar usia 6 tahun hingga 20 tahun. Setara dengan usia siswa sekolah

dasar. Usia 6 tahun merupakan usia yang paling efektif dalam

menanamkan pendidikan agama Islam pada anak. Disamping itu juga, usia

yang rentan terhadap pengaruh negatif dari lingkungan. Sehingga sejak

usia 6 tahun, seorang anak perlu penanaman ajaran agama Islam secara

dini sebagai benteng agar tetap sesuai dalam koridor nilai-nilai ajaran

Islam yang disyariatkan. Belajar diwaktu kecil ibarat melukis diatas batu

sedangkan belajar diwaktu dewasa ibarat melukis diatas air. Anak usia dini

dengan kepolosan nya akan mudah menerima pengajaran dan mudah

mengingat materi yang disampaikan. Daya tangkap mereka dalam

menerima informasi sungguh luar biasa. Sehingga masa seperti ini harus

dimanfaatkan dengan baik untuk menanamkan dasar - dasar agama Islam

sedini mungkin, sehingga akan membentuk karakter anak menjadi anak

yang shaleh dan memiliki pondasi agama yang kuat.

5. Peran sebagai salah satu pilar pendidikan Islam.

Tiga pilar pendidikan Islam yaitu pendidikan keluarga, pendidikan

sekolah dan pendidikan masyarakat. Madrasah Diniyah merupakan

lembaga pendidikan Islam yang berbasis masyarakat, dimana dalam

pelaksanaannya adalah untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan

layanan pendidikan Islam. Dalam hal ini, peranan masyarakat sangatlah

penting dalam eksistensi Madrasah Diniyah sebagai lembaga pendidikan

masyarakat.

Page 85: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

73

6. Peran untuk melengkapi pendidikan agama Islam di sekolah umum..

Materi agama Islam yang diajarkan di sekolah umum hanya 2 jam

pelajaran seminggu. Setiap 1 jam pelajaran waktunya 45 menit. Jadi dalam

seminggu siswa sekolah umum hanya 90 menit. Melihat kondisi tersebut

sangat kurang efektif baik, baik dalam bagi guru dalam penyampaian

materi maupun siswa dalam menerima materi pelajaran. Sehingga lulusan

dari pendidikan sekolah umum untuk pemahaman dan pengetahuan

tentang agama Islam kurang mendalam, dan untuk lulusan dari pendidikan

madrasah umum untuk pengetahuan dan pemahaman tentang agama Islam

masih setengah – setengah. Karena materi pelajaran agama yang diberikan

di sekolah umum hanya dasar-dasar nya saja. Maka dari itu, Madrasah

Diniyah Nurul Anam memberikan solusi atas permasalahan tersebut.

Karena Madrasah Diniyah Nurul Anam menyelenggarakan jenjang

pendidikan agama Islam yang setara dengan pendidikan umum.

a. Jenjang Madrasah Diniyah Awaliyah menyelenggarakan pendidikan

agama Islam yang setara dengan pendidikan sekolah dasar.

b. Jenjang Madrasah Diniyah Wustha menyelenggarakan pendidikan

agama Islam yang setara dengan pendidikan sekolah menengah

pertama.

c. Jenjang Madrasah Diniyah ‘Ulya menyelenggarakan pendidikan

agama Islam yang setara dengan pendidikan sekolah menengah atas.

Dengan demikian, pendidikan agama Islam pada siswa sekolah umum

dapat terpenuhi melalui pendidikan Madrasah Diniyah.

Berdasarkan kegiatan analisis terhadap peran Madrasah Diniyah

Nurul Anam dalam pengembangan pendidikan Islam di desa Kranji dapat

diketahui bahwa Madrasah Diniyah Nurul Anam memiliki peran yang

sangat penting dalam pengembangan pendidikan Islam yang ada di desa

Kranji. Berbagai macam kegiatan pengembangan pendidikan Islam yang

ada di Kranji salah satunya dilatarbelakangi oleh adanya kegiatan

pendidikan yang dilaksanakan di Madrasah Diniyah Nurul Anam.

Page 86: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian – uraian yang telah dipaparkan dalam bab – bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengembangan pendidikan Islam di desa Kranji ditempuh melalui

beberapa cara, meliputi: pengajian, pesantren, Madrasah Diniyah, Majelis

Ta’lim, dan Organisasi Masyarakat/Organisasi Pemuda. Dari

pengembangan pendidikan Islam melalui pengajian, pesantren, Madrasah

Diniyah, Majelis Ta’lim, dan Organisasi Masyarakat/Organisasi Pemuda

tersebut, menyebabkan adanya berbagai macam kegiatan keagamaan di

masyarakat Kranji. Kegiatan – kegiatan keagamaan yang ada di Kranji,

bukan hanya sekedar proses pelestarian adat keislaman yang disesuaikan

dengan nilai – nilai keislaman di masyarakat Kranji. Akan tetapi sekaligus

sebagai usaha pengembangan pendidikan Islam. Karena pada dasarnya,

pengembangan pendidikan Islam lebih berorientasi pada pengembangan

pendidikan yang bersifat holistik.

2. Madrasah Diniyah memiliki signifikansi dalam melestarikan kontinuitas

pendidikan Islam dan nilai – nilai moral etis keislaman bagi masyarakat.

Peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan pendidikan

Islam yaitu dengan diadakannya pendidikan al-Qur’an, pengkajian kitab

ilmu keislaman dan pengajaran bahasa Arab di Madrasah Diniyah

tersebut. Sehingga menyebabkan adanya kegiatan keagamaan seperti;

khithabah, barzanzi, qiroah, dan mukhadarah. Dan dapat diklasifikasikan

bahwa peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam pengembangan

pendidikan Islam di Kranji, sebagai berikut:

a. Sebagai lembaga pentransfer pengetahuan Agama,

b. Sebagai media pelestarian ajaran Islam,

c. Media pembentukan dan penanaman akhlaqul karimah,

d. Sebagai media pengenalan dan penanaman agama Islam secara dini,

Page 87: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

75

e. Sebagai salah satu pilar pendidikan Islam,

f. Untuk melengkapi pendidikan agama Islam di sekolah umum.

B. Saran –saran

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua pihak yang

berkompeten dalam institusi pendidikan, dengan rendah hati penulis

memberikan saran demi terlaksananya pendidikan Madrasah Diniyah yang

lebih baik sesuai dengan yang dicita – citakan di Madrasah Diniyah Nurul

Anam Kranji.

Saran –saran yang dimaksud antara lain:

1. Bagi para pengurus yayasan, kepala madrasah, pengasuh dan pengajar,

hendaklah selalu berbenah diri meningkatkan kualitas diri dan

meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan Madrasah Diniyah.

2. Bagi para mubalig/khatib dan tokoh agama, perlu memberikan

penyuluhan kepada orang tua siswa dan selalu mengimbau agar masalah

pendidikan agama putra putrinya mendapatkan perhatian yang

semestinya.

3. Bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar Madrasah Diniyah, peran

serta masyarakat dalam pengembangan pendidikan Islam sudah baik dan

lebih ditingkatkan lagi.

4. Bagi pemerintah, khususnya pemerintah departemen agama, hendaknya

mempunyai perhatian lebih terhadap eksistensi madrasah diniyah. karena

pada dasarnya lembaga ini merupakan salah satu aset terbesar dalam

pendidikan Islam. Karena lembaga ini memiliki signifikansi dalam

melestarikan kontinuitas pendidikan Islam dan nilai –nilai moral etis bagi

masyarakat, yang selanjutnya menjadi salah satu pondasi kemajuan

bangsa yang seutuhnya.

Page 88: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

76

C. Penutup

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah mengajarkan manusia ilmu pengetahuan. Berkat rahmat,

taufiq, dan hidayah–Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini walaupun

dalam bentuk yang cukup sederhana.

Sejujurnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih jauh dari idealitas karya ilmiah. hal ini tidak lepas dari kekurangan

dalam berbagai aspek, termasuk tidak terpenuhinya data yang dimiliki baik

data primer maupun data sekunder, disebabkan kurangnya waktu bagi penulis

untuk mencapai target ideal. Namun demikian, perlu dimaklumi bahwa pada

hakikat nya penulis telah melakukan ikhtiar semaksimal mungkin untuk

mencapai hasil karya ilmiah yang sesuai dengan tuntutan dunia akademik.

Oleh karena itu, berharap sangat kritik dan saran yang konstruktif dari semua

pihak yang kompeten, utamanya Bapak dan Ibu penguji demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga apa yang telah disampaikan dalam skripsi ini dapat

menambah wawasan ilmiah bagi para pembaca khususnya, dan bagi

masyarakat luas pada umumnya. Amiin.

Page 89: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. Abdul Qodir., Turuqut Ta’lim At-Tarbiyah al-Islamiyah, Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mashriyah, 1980.

Aini, Umaroh, “Peran Pendidikan Diniyah dalam Pengembangan Agama Islam”, http://www.library.walisongo.ac.id/digilib/gdl.s.i.2005.umarohaini.359, t.d.

Al-Attas, Syeh Muhammad Naquib, Aims and Objectives of Islamic Education, Jeddah: King Abdulaziz University, 1979.

_________, The Concept of Education in Islam, Malaysia: ABIM, 1991.

An-Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

Arifin, Muzayyim, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003.

_________, Ilmu Pendidikan Islam; Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, Cet. 4.

Asrohah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999.

Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, 1999.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirannya, Jilid VII, Jakarta: Departemen Agama RI, 1990.

_________, Al Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Diponegoro, 2005.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam 3, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 2002.

Direktorat Jenderal Agama RI, Desain Pengembangan Madrasah, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005, Cet. 2.

Direktorat Pendidikan Keagamaan & Pondok Pesantren Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Administrasi Madrasah Diniyah, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003a.

_________, Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Madrasah Diniyah, Jakarta: Departemen Agama RI, 2003b.

Page 90: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

Djunaedi, Mahfud, Rekonstruksi Pendidikan Islam di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006, Cet. 2.

Dokumen Madrasah Diniyah Nurul Anam “Instrumen Penyusunan Baseline Data Pendidikan Madrasah Diniyah dan Pendidikan Keagamaan”

Ghofir, Abdul dan Muhaimin, Pengenalan Kurikulum Madrasah, Solo: Ramadhani, 1993.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset, 2001.

http://baituna123.blogspot.com/posisi-pendidikan–Islam. html.

http://pendis.depag.go id/madrasah/ Insidex.

Imam Abi Abdillah Ibnu Ismail Ibnu Ibrahim Ibnu Maghiroh Ibnu Baridzabah , Shahih Bukhari, Jilid I, Beirut: Darul Kutb al-Ilmiah, 1992.

Imam, Machali, Musthofa, Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi: Buah Pikir Seputar; Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Yogyakarta: Presma dan Ar-Ruzz Media, 2004, Cet. I.

Ismail SM, dkk., Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Jalaludin, Teologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Cet. 1.

Langgunung, Hasan, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1997.

Ma’mun, “Persepsi Tokoh Masyarakat Desa Tlepok Wetan Kecamatan Grabag Purworejo Tentang Peran Pendidikan Madrasah Diniyah Pada Tahun 2006”, Semarang: Skripsi IAIN Walisongo Fakultas Tarbiyah, 2006.t.d.

Makdisi, George, The Rise of Colleges: Institution of Learning in Islam and The West, Iraq: Edinburgh University Press, 1981.

Maksum, Madrasah: Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta: Logos, 2001.

Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Pemberdayaan dan Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, Bandung: Nuansa, 2003.

________, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Mastuhu, Pemberdayaan Sistem Pendidikan Islam, Jakarta: Logos,1999.

Page 91: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

Mursi, Muhammad Munir, al-Tarbiyah al-Islamiyyah: Ushuluha wa Tathawwuruha fi al-Bilad al-‘Arabiyyah, Kairo: ‘Alimul Kutb, 1977.

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT . Raja Grafindo Persada, 2001.

_________, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, Cet.5.

_________, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

_________, Sejarah Pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Cet. I.

Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Departemen P dan K, 1999.

Profil Madrasah Diniyah Nurul Anam Kranji.

Rukyat, Hayat “Revitalisasi Peran Madrasah Diniyah”, http://www.madin.co.id

Steanbrink, Karel A, Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke-19, Jakarta: Bulan Bintang, 1984, Cet. I.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & .D, Bandung: CV. Alfabeta, 2008, Cet. 6.

Sulistyowati, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: CV. Buana Raya, 2005.

Syalabi, Ahmad, Al-Tarbiyyah al-Islamiyyah, Kairo: Maktabah an-Nahdhah al-Mashriyah, 1976.

Syukur, Fatah, Dinamika Madrasah Dalam masyarakat Industri, Semarang: PKPI2 dan PMDC, 2004.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Tri, Republika Newsroom, http://www.republika.co.id/berita/15096/ madrasah_diniyah_JIC.

Page 92: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Fokus Media, 2003, Cet. 2.

www.MSI.LIII.net.

Wahyudi, Yudian, dkk., The Dynamics Of Islamic Civilization, Yogyakarta: FKAPPCD dan Titian Ilahi Press, 1998.

Yatim, Badri, Sejarah Perkembangan Madrasah, (Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Madrasah Aliyah Tahun Anggaran 1998/1999, 1998.

Zamroni, Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2000.

Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet. 8.

Page 93: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ciyarti

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Pekalongan, 13 Januari 1987

Alamat : Larangan Selatan Legok Gunung Rt 011 Rw 002

Wonopringgo Pekalongan 51181.

Jenjang Pendidikan :

1. SDN Legok Gunung 04 Wonopringgo Pekalongan Lulus Tahun 1999.

2. MTs Walisongo Kedungwuni Pekalongan Lulus Tahun 2002.

3. MAN I Pekalongan Lulus Tahun 2005.

4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Semarang IX Angkatan

2005.

Pengalaman Organisasi:

1. Redaktur Pelaksana Buletin Edukasi Tahun 2006-2007.

2. Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Studi dan Advokasi Perempuan

(LPSAP) Tahun 2006-2007.

3. Ketua Ikatan Mahasiswa Pekalongan di Semarang (IMPADIS) Tahun

2006-2008.

4. Bendahara Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas (MPMF) Tahun

2007-2008.

Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 10 Desember 2009

Ciyarti 053111001

Page 94: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

Lampiran 1:

INSTRUMEN PENELITIAN

I. Pedoman Wawancara

A. Pedoman wawancara terhadap sistem pendidikan Madrasah Diniyah Nurul

Anam Kranji:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Madrasah Diniyah Nurul Anam?

2. Bagaimana letak geografis Madrasah Diniyah Nurul Anam?

3. Apa visi, misi, dan tujuan pendidikan Madrasah Diniyah Nurul Anam?

4. Bagaimana struktur kepengurusan Madrasah Diniyah Nurul Anam?

5. Bagaimana metode pembelajaran di Madrasah Diniyah Nurul Anam?

6. Berapa jumlah siswa Madrasah Diniyah Nurul Anam pada Tahun

Ajaran 2009?

7. Bagaimana latar belakang para pengajar di Madrasah Diniyah Nurul

Anam?

8. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana Madrasah Diniyah Nurul

Anam?

9. Bagaimana kurikulum Madrasah Diniyah Nurul Anam?

10. bagaimana sistem evaluasi pendidikan Madrasah Diniyah?

11. Bagaimana prestasi hasil belajar siswa?

B. Pedoman wawancara terhadap masyarakat Kranji:

1. Bagaimana letak geografis desa Kranji?

2. Berapa jumlah penduduk desa Kranji?

3. Bagaimana kondisi keagamaan masyarakat Kranji?

4. Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat Kranji?

5. Bagaimana kondisi sosial masyarakat Kranji?

6. Apa alasan bapak/ ibu (masyarakat Kranji) menyekolahkan putra –

putri di Madrasah Diniyah Nurul Anam?

7. Bagaimana peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam

pengembangan pendidikan Islam?

Page 95: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

II. Pedoman observasi

Obyek Observasi

1. Kondisi Madrasah Diniyah Nurul Anam

2. Proses belajar mengajar di Madrasah Diniyah Nurul Anam

3. Kondisi pengajar Madrasah Diniyah Nurul Anam

4. Kondisi siswa Madrasah Diniyah Nurul Anam

5. Kondisi lulusan Madrasah Diniyah Nurul Anam

6. Kondisi sosial, ekonomi, agama, dan pendidikan masyarakat Kranji

III. Pedoman dokumentasi

Obyek Dokumentasi

1. Profil Madrasah Diniyah Nurul Anam

2. Data statistik siswa Madrasah Diniyah Nurul Anam

3. Data statistik penduduk Kranji

4. Data pengajar Madrasah Diniyah Nurul Anam

Page 96: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

Lampiran 2:

HASIL WAWANCARA “PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI DESA KRANJI

KECAMATAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN”

Wawancara ini dilakukan terhadap informan atau nara sumber dalam

penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel sumber data yang dipilih berdasarkan pertimbangan dan

tujuan tertentu. Nara sumber dalam penelitian ini diambil dari nara sumber yang

representatif.

Bagaimana peran Madrasah Diniyah Nurul Anam dalam Pengembangan

Pendidikan Islam?

1. Bapak Choiron Ikhwan (Pengurus Madrasah Diniyah Nurul Anam Kranji)

“Madrasah Diniyah Nurul Anam didirikan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat Kranji dan sekitarnya, akan Pendidikan Agama Islam,

melanjutkan perjuangan para Kyai atau ulama terdahulu dalam melestarikan

ajaran Islam. Di samping itu, dengan adanya Madrasah Diniyah Nurul Anam,

masyarakat Kranji lebih religius karena banyak kegiatan keagamaan yang

dilaksanakan dalam masyarakat Kranji sebagai hasil dari dilaksanakannya

pendidikan di Madrasah Diniyah Nurul Anam. “

2. Bapak H. Ikhsan Dimyati (Tokoh Agama di desa Kranji)

“Madrasah Diniyah Nurul Anam merupakan salah satu madrasah diniyah

yang mampu menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan

keagamaan. Selama 72 tahun menyelenggarakan pendidikan keagamaan lewat

Page 97: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

anak-anak antara usia 6 hingga 20 tahun, dan mampu menghasilkan lulusan

yang memiliki pengetahuan dan pemahaman ajaran Islam. Selain itu,

Madrasah Diniyah Nurul Anam merupakan embrio lahirnya Madrasah

Tsanawiyah Walisongo dan SMP Walisongo Kedungwuni.”

3. Ibu Hj. Najihah (Kepala Madrasah Diniyah Awaliyah 02)

“Pendidikan yang diselenggarakan di Madrasah Diniyah Nurul Anam tidak

hanya sebagai proses transfer ilmu, tetapi juga sebagai proses transfer nilai.

Sehingga para santri memiliki perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai etis

dalam masyarakat Kranji. Para santri juga mampu berakhlakul karimah dalam

kehidupannya di masyarakat, karena di Madrasah Diniyah Nurul Anam diberi

materi pelajaran Aqidah Akhlak dan Tarikh Nabi, dimana dalam materi

tersebut dijelaskan tentang keteladanan Nabi dan sahabat-sahabatnya, sifat-

sifat terpuji dan juga tata pergaulan dalam masyarakat Muslim.”

4. Bapak Hasan Mahali (Ustadz Madrasah Diniyah Awaliyah 01 dan Wali Santri

dari Finadzul Husna, kelas IIA)

“Madrasah Diniyah Nurul Anam memiliki peran dalam penanaman

pendidikan Islam pada anak secara dini. Sehingga anak-anak mampu memiliki

pondasi agama yang kuat sebagai benteng dari pengaruh perkembangan jaman

yang semakin maju dan banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi pribadi

anak, misalnya: internet, Vedio game, HP, dan teknologi lainnya.”

5. Bapak Fakhurrodin (Warga Paesan Utara dan Wali Santri dari M. Alfian Azmi)

“Madrasah Diniyah Nurul Anam memiliki kualitas yang baik dalam

menyelenggarakan pendidikannya, mampu mencetak yang baik yang benar-

benar memiliki pengetahuan agama secara mendalam sebagai pondasi utama

orang Islam. Sehingga mampu mengamalkan ibadah-ibadah yang

diperintahkan dalam ajaran Islam.”

6. Bapak Lukman (Ketua RT Desa Kranji RT 001 RW 009)

“Dengan dilaksanakannya pendidikan keagamaan di Madrasah Diniyah Nurul

Anam, anak-anak lebih memiliki pengetahuan agama Islam yang mendalam,

karena kebanyakan anak-anak yang sekolah di Madrasah Diniyah adalah

siswa sekolah umum seperti: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

Page 98: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Anak-anak yang tidak terpenuhi

pendidikan agama Islam di sekolah umum, dapat terpenuhi dengan mengikuti

pendidikan di Madrasah Diniyah Nurul Anam.”

Page 99: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

Lampiran 3: LAMPIRAN DATA DOKUMENTASI:

“PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI KRANJI”

Gambar. 1. Gedung Madrasah Diniyah Awaliyah Nurul Anam, tempat kegiatan

belajar mengajar Madrasah Diniyah Awaliyah 01 dan Madrasah Diniyah Awaliyah 02.

Gambar. 2. Ustadz Misykat Salim sedang meminta salah seorang santri kelas VI putra Madrasah Diniyah Awaliyah 01 untuk membaca materi pelajaran bahasa Arab yang telah ditulisnya.

Page 100: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

Gambar. 3. Santri kelas II Madrasah Diniyah Wustha menyalin materi pelajaran Hadits di buku catatan, sebagai salah satu metode pembelajaran di Madrasah Diniyah Nurul Anam.

Gambar. 4. Ustadzah Siti Tadzkiroh sedang memberikan ceramah materi Tarikh Nabi, setelah memberikan penjelasan materi dengan menulis terlebih dahulu materi di papan tulis.

Page 101: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

Gambar. 5. Santri Madrasah Diniyah ‘Ulya sedang mengikuti pelajaran bahasa

Arab yang diampu oleh Ustadz Mudarits, LC, dengan metode pembelajaran ceramah interaktif.

Gambar. 6. Ustadzah Zumrudah sedang mendikte materi pelajaran Tajwid

kepada santri kelas V Madrasah Diniyah Awaliyah 02.

Page 102: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

Gambar. 7. Santri kelas IV Madrasah Diniyah Awaliyah 02 sedang menghafal

materi pelajaran al-Qur’an yang kemudian nantinya santri diminta untuk maju menyetorkan hafalannya kepada Ustadzah Isyna.

Gambar. 8. Ustadzah Zumrudah sedang memeriksa tugas santri kelas III untuk

meteri pelajaran tauhid. Kegiatan ini merupakan salah satu proses penilaian guru terhadap kemampuan santri akan suatu materi pelajaran tertentu.

Page 103: PERAN MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · sebagai penerus kehidupan ... tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang

STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH DINIYAH NURUL ANAM KRANJI

Kepala Yayasan Nurul Anam Bpk. H. Kholis

Kepala Bagian Pendidikan Yayasan Nurul Anam Bapak H. Mudatsir

Pengurus Madrasah Diniyah Nurul Anam Bapak Choiron Ikhwan

Kepala Madrasah Diniyah Awaliyah 02

Ibu Hj. Hajihah

Kepala Madrasah Diniyah Wustha – Ulya Bapak M. Mawahib A.

Kepala Madrasah Diniyah Awaliyah 01

Bapak Ahmad Dimyati

TU M. Arwani

Para Pelajar, Guru / Ustadz

Para Pelajar, Guru / Ustadzah

Para Pelajar, Guru / Ustadz

TU Nailatul Muna

TU Sugeng K