anam & pf neuro

46
7/23/2019 Anam & Pf Neuro http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 1/46 BAB I ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN NEUROLOGIS ANAMNESIS Dalam memeriksa penyakit saraf, data riwayat penyakit merupakan hal yang penting. Seorang dokter tidak mungkin berkesempatan mengikuti penyakit sejak dari mulanya. Biasanya  penderita datang ke dokter pada saat penyakit sedang berlangsung, bahkan kadang-kadang saat  penyakitnya sudah sembuh dan keluhan yang dideritanya merupakan gejala sisa. Selain itu, ada juga  penyakit yang gejalanya timbul pada waktu-waktu tertentu; jadi, dalam bentuk serangan. Di luar serangan, penderitanya berada dalam keadaan sehat. Jika penderita datang ke dokter di luar serangan, sulit bagi dokter untuk menegakkan diagnosis penyakitnya, kecuali dengan bantuan laporan yang dikemukakan oleh penderita anamnesis! dan orang yang menyaksikannya allo- anamnesis!.  "idak jarang pula suatu penyakit mempunyai perjalanan tertentu. #leh karena perjalanan  penyakit sering mempunyai pola tertentu, maka dalam menegakkan diagnosis kita perlu menggali data perjalanan penyakit tersebut. Suatu kelainan fisik dapat disebabkan oleh bermacam penyakit. Dengan mengetahui perjalanan penyakit, kita dapat mendekati diagnosisnya, dan pemeriksaan laboratorium yang tidak perlu dapat dihindari. "idaklah berlebihan bila dikatakan bahwa$ %&namnesis yang baik membawa kita menempuh setengah jalan ke ara diagnosa yang tepat'.  (ntuk mendapatkan anamnesis yang baik dibutuhkan sikap pemeriksa yang sabar dan penuh  perhatian, serta waktu yang cukup. )engambilan anamnesis sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri, supaya tidak didengar orang lain. Biasanya pengambilan anamnesis mengikuti * pola umum, yaitu$ +. )asien dibiarkan secara bebas mengemukakan semua keluhan serta kelainan yang dideritanya. 1

Upload: dila-aldila

Post on 17-Feb-2018

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 1/46

BAB I

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

ANAMNESIS

Dalam memeriksa penyakit saraf, data riwayat penyakit merupakan hal yang penting.

Seorang dokter tidak mungkin berkesempatan mengikuti penyakit sejak dari mulanya. Biasanya

 penderita datang ke dokter pada saat penyakit sedang berlangsung, bahkan kadang-kadang saat

 penyakitnya sudah sembuh dan keluhan yang dideritanya merupakan gejala sisa. Selain itu, ada juga

 penyakit yang gejalanya timbul pada waktu-waktu tertentu; jadi, dalam bentuk serangan. Di luar 

serangan, penderitanya berada dalam keadaan sehat. Jika penderita datang ke dokter di luar 

serangan, sulit bagi dokter untuk menegakkan diagnosis penyakitnya, kecuali dengan bantuan

laporan yang dikemukakan oleh penderita anamnesis! dan orang yang menyaksikannya allo-

anamnesis!.

  "idak jarang pula suatu penyakit mempunyai perjalanan tertentu. #leh karena perjalanan

 penyakit sering mempunyai pola tertentu, maka dalam menegakkan diagnosis kita perlu menggali

data perjalanan penyakit tersebut. Suatu kelainan fisik dapat disebabkan oleh bermacam penyakit.

Dengan mengetahui perjalanan penyakit, kita dapat mendekati diagnosisnya, dan pemeriksaan

laboratorium yang tidak perlu dapat dihindari. "idaklah berlebihan bila dikatakan bahwa$

%&namnesis yang baik membawa kita menempuh setengah jalan ke ara diagnosa yang tepat'.

  (ntuk mendapatkan anamnesis yang baik dibutuhkan sikap pemeriksa yang sabar dan penuh

 perhatian, serta waktu yang cukup. )engambilan anamnesis sebaiknya dilakukan di tempat

tersendiri, supaya tidak didengar orang lain. Biasanya pengambilan anamnesis mengikuti * pola

umum, yaitu$

+. )asien dibiarkan secara bebas mengemukakan semua keluhan serta kelainan yang

dideritanya.

1

Page 2: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 2/46

*. )emeriksa dokter! membimbing pasien mengemukakan keluhannya atau kelainannya

dengan jalan mengajukan pertanyaan tertuju.

)engambilan anamnesa yang baik menggabungkan kedua cara tersebut diatas.

Biasanya wawancara dengan pasien dimulai dengan menanyakan nama, umur, pekerjaan,

alamat. emudian ditanyakan keluhan utamanya, yaitu keluhan yang mendorong pasien datang

 berobat ke dokter. )ada tiap keluhan atau kelainan perlu ditelusuri$

+. Sejak kapan mulai

*. Sifat serta beratnya

. okasi serta penjalarannya

/. 0ubungannya dengan waktu pagi, siang, malam, sedang tidur, waktu haid, sehabis

makan dan lain sebagainya!

1. eluhan lain yang ada hubungannya dengan keluhan tersebut

2. )engobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya

3. 4aktor yang membuat keluhan lebih berat atau lebih ringan

5. )erjalanan keluhan, apakah menetap, bertambah berat, bertambah ringan, datang dalam

 bentuk serangan, dan lain sebagainya

)ada tiap penderita penyakit saraf harus pula dijajaki kemungkinan adanya keluhan atau

kelainan dibawah ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut$

+. 6yeri kepala$ &pakah anda menderita sakit kepala7 Bagaimana sifatnya, dalam bentuk 

serangan atau terus menerus7 Dimana lokasinya7 &pakah progresif, makin lama makin

 berat atau makin sering7 &pakah sampai mengganggu akti8itas sehari-hari7

*. 9untah$ &pakah disertai rasa mual atau tidak7 &pakah muntah ini tiba-tiba, mendadak,

seolah-olah isi perut dicampakkan keluar proyektil!7

. :ertigo$ )ernahkah anda merasakan seolah sekeliling anda bergerak, berputar atau anda

merasa diri anda yang bergerak atau berputar7 &pakah rasa tersebut ada hubungannya

2

Page 3: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 3/46

dengan perubahan sikap7 &pakah disertai rasa mual atau muntah7 &pakah disertai tinitus

telinga berdenging, berdesis!7

/. angguan pemglihatan 8isus!$ &pakah ketajaman penglihatan anda menurun pada satu

atau kedua mata7 &pakah anda melihat dobel diplopia!7

1. )endengaran$ &dakah perubahan pada pendengaran anda7 &dakah tinitus bunyi

 berdenging<berdesis pada telinga!7

2. Saraf otak lainnya$ &dakah gangguan pada penciuman, pengecapan, sali8asi pengeluaran

air ludah!, lakrimasi pengeluaran air mata!, dan perasaan di wajah7 &dakah kelemahan

 pada otot wajah7 &pakah bicara jadi cadel dan pelo7 &pakah suara anda berubah, jadi

serak, atau bindeng disfonia!, atau jadi mengecil<hilang afonia!7 &pakah bicara jadi

cadel dan pelo disartria!7 &pakah sulit menelan disfagia!7

3. 4ungsi luhur$ Bagaimana dengan memori7 &pakah anda jadi pelupa7 &pakah anda

menjadi sukar mengemukakan isi pikiran anda disfasia, afasia motorik! atau memahami

 pembicaraan orang lain disfasia, afasia sensorik!7 Bagaimana dengan kemampuan

membaca aleksia!7 &pakah menjadi sulit membaca, dan memahami apa yang anda baca7

Bagaimana dengan kemampuan menulis, apakah kemampuan menulis berubah, bentuk 

tulisan berubah7

5. esadaran$ )ernahkah anda mendadak kehilangan kesadaran, tidak mengetahui apa yang

terjadi di sekitar anda7 )ernahkah anda mendada merasa lemah dan seperti mau pingsan

sinkop!7

=. 9otorik$ &dakah bagian tubuh anda yang menjadi lemah, atau lumpuh tangan, lengan,

kaki, tungkai!7 Bagaimana sifatnya, hilang-timbul, menetap atau berkurang7 &pakah

gerakan anda menjadi tidak cekatan7 &dakah gerakan pada bagian tubuh atau ekstremitas

 badan yang abnormal dan tidak dapat anda kendalikan khorea, tremor, tik!7

3

Page 4: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 4/46

+>. Sensibilitas$ &dakah perubahan atau gangguan perasaan pada bagian tubuh atau

ekstremitas7 &dakah rasa baal, semutan, seperti ditusuk, seperti dibakar7 Dimana

tempatnya7 &dakah rasa tersebut menjalar7

++. Saraf otonom$ Bagaimana buang air kecil miksi!, buang air besar defekasi!, dan nafsu

seks libido! anda7 &dakah retensio atau inkontinesia urin atau al8i7

Disamping data yang bersifat saraf ini, perlu juga dujajaki adanya keluhan lain, yang bukan

merupakan keluhan saraf dalam arti kata sempit, namun mungkin ada hubungannya dengan

kelainan saraf yang sedang diderita. 9isalnya, kelianan jantung, paru, tekanan darah tinggi dan

diabetes mellitus.

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

)emeriksaan neurologis meliputi$

+. )emeriksaan kesadaran

*. )emeriksaan tanda rangsang meningeal

. )emeriksaan ner8us cranialis

/. )emeriksaan sistem motoric

1. )emeriksaan sistem sensorik 

2. )emeriksaan refle?

PEMERIKSAAN KESADARAN

esadaran adalah produk neurofisiologik dimana seorang indi8idu mampu berorientasi

secara wajar terhadap waktu, tempat dan orang. esadaran adalah keadaan sadar terhadap diri

sendiri dan lingkungan. eadaan sadar adalah keadaan terjaga dan waspada dimana penderita akan

 bereaksi sepenuhnya dan adekuat terhadap rangsangan 8isual, auditoris dan sensibel.

oma adalah suatu keadaan tidak sadar total terhadap diri sendiri dan lingkungan meskipun

distimulasi dengan kuat. Diantara keadaan sadar dan koma terdapat berbagai 8ariasi keadaan<status

gangguan kesadaran.

Anatomi Kesadaran

4

Page 5: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 5/46

eadaan sadar ditentukan oleh * komponen, yaitu$

a. &@&S (Ascending Reticular Activating System)  4ormasio retikularis terletak di rostral

mid pons, midbrain mesencephalon! dan thalamus ke korteks serebri.

&spek$ kuantitas arousal, wakefulness

 b. orteks Serebri

&spek$ kualitas, awareness, alertness

Dalam memeriksa tingkat kesadaran, seorang dokter melakukan inspeksi, konversasi, dan

 bila perlu memberikan rangsang nyeri.

+. Inspeksi )erhatikan apakah pasien berespons secara wajar terhadap stimulus 8isual,

auditoar, dan taktil yang ada di sekitarnya.

*. Konversi &pakah pasien memberi reaksi wajar terhadap suara kon8ersasi, atau dapat

dibangunkan oleh suruhan atau pertanyaan yang disampaikan dengan suara yang kuat7

. Nyeri Bagaimana respons pasien terhadap rangsang nyeri7

Pendekatan Diagnostik pada Pasien !idak Sadar

Berbagai proses intrakranial maupun ekstrakranial dapat disertai gangguan kesadaran.

Dalam hal ini naik turunnya tingkat kesadaran dan lamanya gangguan kesadaran merupakan salah

satu petunjuk penting dari maju mundurnya suatu penyakit.

omponen yang harus diperiksa pada pasien tidak sadar adalah$

- "ingkat kesadaran kualitatif dan kuantitatif!

- )ola pernafasan

- (kuran dan reaksi pupil

- )ergerakan mata

- @espon dari okulo8estibuler 

)emeriksaan kesadaran dapat dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif.

"ara Pemeriksaan K#a$itati% 

"ingkat kesadaran kualitatif yaitu$

5

Page 6: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 6/46

- Aomposmentis $

eadaan sisitem sensorik utuh, ada waktu tidur dan sadar penuh serta akti8itas yang teratur.

- Somnolen

eadaan mengantuk. esadaran mengantuk. esadaran dapat pulih penuh bila dirangsang.

Somnolen disebut juga sebagai$ letargi, obtundasi. "ingkat kesadaran ini ditandai oleh

mudahnya penderita dibangunkan, mampu emberi jawaban 8erbal dan menangkis rangsang

nyeri.

- Sopor 

antuk yang dalam. )enderita masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, namun

kesadarannya segera menurun lagi. a masih dapat mengikuti suruhan yang singkat, dan masih

terlihat gerakan spontan. Dengan rangsang nyeri penderita tidak dapat dibangunkan sempurna.

@eaksi terhadap perintah tidak konsisten dan samar. "idak dapat diperoleh jawaban 8erbal dari

 penderita. erak motoric untuk menangkis nyeri masih baik.

- oma-ringan

)ada keadaan ini, tidak ada respons terhadap rangsang 8erbal. @efleks kornea, pupil! masih

 baik. erakan terutama timbul sebagai respons terhadap rangsang nyeri. @eaksi terhadap

rangsang nyeri tidak terorganisasi, merupakan jawabab %primiti8e'. )enderita sama sekali

tidak dapat dibangunkan.

- oma

"idak ada gerakan spontan. "idak ada jawaban sama sekali terhadap rangsang nyeri yang

 bagaimnapun kuatnya.

"ingkat kesadaran kualitatif kurang akurat karena merupakan hasil pemeriksaan indi8idual

dan bersifat subjektif.

"ara Pemeriksaan K#antitati% &Metoda G$asgo' "oma S(a$e)

6

Page 7: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 7/46

&spek-aspek kesadaran yang dinilai secara kualitatif kurang seragam, kriterianya sering

kurang tegas sehingga bila digunakan untuk memonitor tingkat kesadaran seseorang seringkali

dilakukan oleh beberapa orang dengan hasil yang tidak konsisten. (ntuk mengatasi hal ini )rof. Dr.

Bryan Jennet dan "easdale, ahli bedah saraf dari uni8ersitas lasgow pada tahun +=3/ menilai

tingkat kesadaran secara objektif dari tiga aspek, yaitu kemampuan membuka mata, kemampuan

motoric dan kemampuan berkomunikasi.

)emeriksaan fungsi membuka mata, respon 8erbal dan respon motorik terhadap rangsangan

yang diberikan. @angsangan berupa suara atau rangsangan nyeri. @angsangan nyeri dapat diberikan

seprti pada supra orbita, ujung kuku, dan manubrium sternum.

Peni$aian G$asgo' "oma S(a$e &G"S)

Eye &Mata)

- 9embuka mata spontan C /

- 9embuka mata dengan stimulus suara panggilan! C

- 9embuka mata dengan stimulus nyeri C *

- "idak membuka mata dengan stimulus apapun C +

Motor &Reaksi Motorik)

- 9engikuti perintah , dapat melakukan gerak sesuai perintah C 2

- @eaksi setempat, ada gerakan menghindar terhadap rangsangan yang diberikan di beberapa

tempat C 1

- 9enghindari nyeri, reaksi fleksi cepat disertai abduksi bahu C /

- @eaksi fleksi abnormal, fleksi lengan disertai adduksi bahu C

- @eaksi ekstensi terhadap nyeri, ekstensi lengan disertai adduksi, endorotasi bahu dan

 pronasi lengan bawah C *

- "ak ada reaksi, tak ada gerakan dengan rangsangan cukup kuat C +

7

Page 8: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 8/46

*er+a$

- #rientasi baik, berorientasi baik terhadap tempat, waktu dan orang C 1

- elisah confused!, jawaban yang kacau terhadap pertanyaan C /

- ata tak jelas inappropriate!, seperti berteriak dan tidak menanggapi pembicaraan orang

lain C

- Suara yang tidak jelas artinya unintelligible‐sounds!, selalu ada suara rintihan dan erangan

C *

- "ak ada suara C +

Aara kuantitatif dengan menggunakan lasgow Aoma Scale AS! dipandang lebih baik karena

 beberapa hal, yaitu $

• Dapat dipercaya

• Sangat teliti dan dapat membedakan kelainannya hingga tidak terdapat banyak perbedaan

antara dua penilai obyektif !

• Dengan sedikit latihan dapat juga digunakan oleh perawat sehingga obser8asi mereka lebih

cermat

0al-hal yang perlu diingat$

•  6ilai maksimum /92:1 C +1, nilai minimum +9:+ C

• 0ati- hati bila ada disfasia untuk menilai 8erbal! dan kelumpuhan motorik untuk menilai

motorik!

• )enilaian AS untuk anak-anak berumur E 1 tahun berbeda nilainya dari dewasa, terutama

untuk penilaian 8erbal dan motorik, mengingat fungsi otak belum maksimum.

PI!!SBURG, BRAIN S!EM S"ORE

Aara ini dapat digunakan untuk menilai refleks brainstem pada pasien koma.

8

Page 9: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 9/46

Brainstem re%$e-

+. @efleks bulu mata

)ositif kedua sisi$ *

 6egati8e$ +

*. @efleks kornea

)ositif kedua sisi$ *

 6egati8e$ +

. DollFs eye mo8ement<ice water calories

)ositif kedua sisi$ *

 6egatif$ +

/. @eaksi pupil kanan terhadap cahaya

)ositif$ *

 6egatif$ +

1. @eaksi pupil kiri terhadap cahaya

)ositif$ *

 6egatif$ +

2. @efleks muntah atau batuk

)ositif$ *

 6egatif$ +

Interpretasi.

- 6ilai minimum $ 2

- 6ilai maksimum $ +* nilai <skor makin tinggi makin baik!

PEMERIKSAAN !ANDA RANGSANG MENINGEAL

9

Page 10: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 10/46

9ekanisme perangsangan selaput otak disebabkan oleh pergeseran struktur-struktur 

intrakranial atau oleh ketegangan saraf spinal yang hipersensitif dan meradang. "anda-tanda

 perangsangan selaput otak dan gejalanya ini ber8ariasi bergantung pada berat ringan proses yang

terjadi.

@angsang selaput otak dapat memberikan beberapa gejala, diantaranya kaku kuduk, tanda

asegue, ernig, BrudGinski , dan BrudGinski .

/ KAKU KUDUK  

+ aku kuduk merupakan gejala yang sering dijumpai pada kelainan rangsang selaput otak.

Jangan dikerjakan pada pasien dengan cer8ical tidak stabil seperti pada trauma.

+

* "ara Pemeriksaan$

)asien tidur telentang tanpa bantal.

"angan pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring, kemudian

kepala ditekukan fleksi! dan diusahakan agar dagu mencapai dada. Selama penekukan

diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak 

dapat mencapai dada. aku kuduk dapat bersifat ringan atau berat.

,asi$ pemeriksaan.

eher dapat bergerak dengan mudah, dagu dapat menyentuh sternum, atau fleksi leher

NORMAL

&danya rigiditas leher dan keterbatasan gerakan fleksi leher

 KAKU KUDUK 

- LESAGUE SIGN

(ntuk pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang berbaring lalu kedua tungkai diluruskan

diekstensikan!, kemudian satu tungkai diangkat lurus, dibengkokkan fleksi! persendian

 panggulnya. "ungkai yang satu lagi harus selalu berada dalam keadaan ekstensi lurus!.

)ada keadaan normal dapat dicapai sudut 3>H sebelum timbul rasa sakit dan tahanan. Bila

10

Page 11: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 11/46

sudah timbul rasa sakit dan tahanan sebelum mencapai 3>H maka disebut tanda asegue

 positif. 6amun pada pasien yang sudah lanjut usianya diambil patokan 2>H.

/ KERNIG SIGN

)ada pemeriksaan ini, pasien yang sedang berbaring difleksikan pahanya pada persendian

 panggul sampai membuat sudut =>H. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada

 persendian lutut sampai membentuk sudut lebih dari +1H terhadap paha. Bila teradapat

tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut +1H, maka dikatakan ernig sign

 positif.

/ BRUD0INSKI I

)asien berbaring dalam sikap terlentang, dengan tangan yang ditempatkan dibawah kepala

 pasien yang sedang berbaring, tangan pemeriksa yang satu lagi sebaiknya ditempatkan

didada pasien untuk mencegah diangkatnya badan kemudian kepala pasien difleksikan

sehingga dagu menyentuh dada.

"est ini adalah positif bila gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi di sendi lutut

dan panggul kedua tungkai secara reflektorik.

/ BRUD0INSKI II

)asien berbaring terlentang. "ungkai yang akan dirangsang difleksikan pada sendi

lutut,kemudian tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul. Bila timbul gerakan secara

reflektorik berupa fleksi tungkai kontralateral pada sendi lutut dan panggul ini menandakan

test ini postif.

PEMERIKSAAN NER*US "RANIALIS

)emeriksaan saraf otak dapat membantu kita menentukan lokasi lesi dan jenis penyakit. "iap

saraf otak harus diperiksa dengan teliti, karena itu perlu pemahaman anatomi,fungsi dan

11

Page 12: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 12/46

hubungannya dengan struktur lainnya. esi dapat terjadi pada serabut atau bagian perifer 

infranuklir, pada inti nuklir! atau hubungan ke sentral supranuklir!. Bila inti rusak hal ini diikuti

oleh degerasi saraf perifernya. Saraf perifer dapat pula terganggu tersendiri.

Saraf otak terbagi atas saraf otak -I 6er8us cranialis -I!. Saraf otak merupakan

 jaras-jaras berupa tonjolan otak. Saraf otak I berasal dari segmen ser8ical atas medula spinalis.

Saraf otak -I dan I berhubungan dengan batang otak. 6er8us cranial yang mempunyai fungsi

motorik berasal dari kelompok-kelompok sel yang terbenam di batang otak yang analog dengan sel-

sel pada cornu anterior medula spinalis, sedangkan saraf cranial sensorik berasal dari kumpulan sel

di batang otak, biasanya dalam ganglion-ganglion yang dianggap aanalog dengan ganglion radiks

dorsals saraf spinalis.

- SARA1 O!AK I 2 NER*US OL1AK!ORIUS

Anatomi.

stilah umumnya ditujukan pada traktus olfaktorius, yang muncul dari bulbus

olfaktorius pada bagian 8entral lobus frontalis dan dilanjutkan ke posterior untuk berakhir 

tepat di sebelah lateral kiasma optikum, tempat dimana jaras tersebut menembus cerebrum.

4ungsi$ untuk indera penciuman

Syarat pemeriksaan$

+. Bahan yang digunakan bersifat aromatik, tidak merangsang mukosa hidung, dan

mudah dikenal.

9isalnya$ teh, kopi, tembakau, sabun, 8anili, dll.

*. Bahan yang mudah menguap dan merangsang mukosa hidung tidak dapat dipakai

karena akan merangsang juga 6.:. misalnya$ alkohol, amonia.

. Sebelum pemeriksaan terlebih dulu jalan lintas pernapasan melalui hidung harus

 baik, bersih, dan lancar. Jadi tidak ada corpus alineum, rhinitis, atau polip.

/. 9ata penderita sebaiknya ditutup atau dapat tetap terbuka tetapi bahan yang

digunakan dimasukkan dalam botol kecil berwarna gelap.

12

Page 13: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 13/46

Aara pemeriksaan$

+. )enderita diberitahu terlebih dahulu bahwa daya penciumannya akan

diperiksa. emudian diminta untuk mengidentifikasi apa yang tercium olehnya jika

suatu botol didekatkan pada lubang hidungnya.*. )emeriksaan dilakukan terhadap kedua lubang hidung.

. )emeriksaan dimulai dengan menyuruh penderita menutup satu lubang

hidung. emudian bahan pemeriksaan kita dekatkan pada lubang hidung sebelahnya

dan penderita diminta untuk menghirup<menciumnya. Setelah itu penderita diminta

menyebutkan nama bahan tersebut. Selesai pemeriksaan lubang hidung yang satu

dilanjutkan dengan memeriksa lubang hidung sebelahnya.

/. "erciumnya bau-bauan secara tepat berarti fungsi penciuman 6.+! kedua

 belah sisi adalah baik.

elainan penciuman$

&nosmia ⇒ hilangnya daya penciuman

0iposmia ⇒ daya penciuman berkurang

0iperosmia ⇒ daya penciuman lebih tajam dari normal

)arosmia ⇒ rangsangan bau ada tetapi identifikasinya salah

0alusinasi olfactorik ⇒ mencium bau sesuatu tanpa adanya rangsangan

"erganggunya fungsi ner8us : antara lain dapat disebabkan oleh $

- "umor yang menekan traktus olfaktorius, paling sering berupa meningioma

- "rauma kapitis, terputusnya serabut-serabut olfaktorius pada fraktur basis kranii fossa

anterior 

- nfeksi, misalnya pada meningitis basal yang mengenai traktus atau serabut olfaktorius

)ada keadaan parosmia, hiperosmia, dan halusinasi olfaktorik biasanya ditemukan

 pada keadaan histeria dan epilepsi.

- SARA1 O!AK II 2 NER*US OP!IKUSAnatomi.

13

Page 14: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 14/46

 6er8us optikum berisi serabut-serabut saraf yang timbul dari permukaan dalam

retina dan diteruskan ke posterior memasuki rongga cranium melalui foramen optikum.

Sebagian serabutnya menyilang ke sisi yang lain melalui kiasma optikum.

1#ngsi. untuk penglihatan

Pemeriksaan me$ip#ti.

Keta3aman peng$i4atan (visual acuity)

Syarat pemeriksaan$

- @uangan harus cukup terang

- "idak ada gangguan<kelainan lensa, kornea, iris

- "anyakan apakah penderita buta huruf atau tidak. Jika ya maka dipakai kartu snellen

khusus$ yaitu huruf dengan berbagai ukuran dan posisi yang berubah-ubah.

"es ketajaman penglihatan$

a. "es kartu Snellen

- )enderita duduk di kursi

- antungkan kartu snellen setinggi kedudukan mata penderita pada jarak 2 m 1 m!.

- 9ata kanan dan kiri diperiksa bergantian dengan menutup sebelah mata dengan

tangan penderita sendiri.

- emudian penderita diminta membaca huruf-huruf mulai dari atas ke bawah yang

ditunjuk oleh pemeriksa pada kartu snellen

- artu snellen yang tersedia di ndonesia mempunyai catatan di samping kanan-

kirinya. Aatatan di kiri untuk 8isus yang diperiksa pada jarak 2 m sedangkan yang

di kanan untuk jarak 1 m. )ada tiap bagan dicantumkan 8isus yang sesuai dengan

 barisan huruf itu sehingga dengan demikian penentuan 8isus secara kasar mudah

dilaksanakan.

- 6ilai ketajaman penglihatan normal adalah 2<2 . Jika penderita hanya dapat

membaca huruf barisan ketiga saja maka 8isus adalah 2<*> >K!. Bila 8isus

menurun sampai 2<2> +>K! berarti penderita tidak bisa membaca huruf barisan

 pertama. 9aka 8isus sebaiknya diperiksa dengan menggunakan cara kedua.

 b. "es hitung jari

14

Page 15: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 15/46

)enderita diminta menghitung jari-jari tangan pemeriksa yang diperlihatkan padanya.

Jika penderita hanya dapat menghitung jari dengan benar pada jarak m, berarti

8isusnya <2>. &ngka 2> menunjukkan jarak orang normal dapat menghitung jari dengan

 benar.

c. "es gerakan jari

)ada penderita dengan 8isus yang lebih buruk lagi dimana pada jarak + m masih belum

dapat menghitung jari maka penentuan 8isus dengan cara meminta penderita melihat

gerakan jari tangan pemeriksa.

:isus normal dapat melihat gerakan jari pada jarak >> m. bila penderita hanya dapat

menentukan gerakan jari pada jarak / m berarti 8isusnya adalah /<>>.

d. "es cahaya

"es ini dilakukan pada penderita dengan 8isus sangat buruk dimana pemeriksaan

menggunakan lampu senter. )enderita hanya dapat membedakan cahaya gelap dan

terang. #rang normal dapat mengenali cahaya hingga jarak tak terhingga ⇒ 8isus +<L.

:isus dikatakan > nol! jika penderita tidak mampu lagi membedakan cahaya terang dan

gelap buta total!

Lapangan peng$i4atan &kamp#s visii)

a. "es konfrontasi

)enderita duduk berhadapan dengan pemeriksa dengan posisi lutut ketemu lutut jarak 

antara keduanya 2>-+>> cm! dan mata ketemu mata. Sebagai objek bisa dipergunakan

 jam telunjuk pemeriksa. (ntuk pemeriksaan kampus mata kanan, maka mata kiri

 penderita dan mata kanan pemeriksa harus ditutup, demikian pula sebaliknya. #bjek 

sebelum digerakkan harus berada dalam bidang yang sama jaraknya antara mata

15

Page 16: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 16/46

 penderita dan pemeriksa. )emeriksaan dimulai dengan menggerakkan objek perlahan

dari luar lapangan pandangan ke arah dalam lateral ke medial! sarnpai penderita melihat

objek dengan menyebut MyaM.

9edan penglihatan pemeriksa digunakan sebagai patokan normal. Jika penderita dan

 pemeriksa sama-sama dapat melihat jari telunjuk pemeriksa yang bergerak pada jarak 

yang sama maka lapangan penglihatan penderita dikatakan normal.

)ada lesi tertentu lapangan penglihatan ini dapat menyempit atau hanya dapat melihat

setengah<seperempat dari lapangan penglihatan atau bahkan menghilang. eadaan ini

dikenal sebagai hemianopsia, Nuadrant anopsia, atau anopsia.

 b. "es kampimetri<perimetri

Jika dengan tes konfrontasi lapangan penglihatan dinilai secara kasar, maka dengan

kampimetri dan perimetri hasil yang diperoleh akan lebih terperinci dan akurat.

)emeriksaan ini juga dipakai untuk mencari adanya skotoma.

Biasanya alat ini terdapat di bagian mata dan hasil pemeriksaannya diproyeksikan dalam

 bentuk gambar di sebuah kartu.

1#nd#s o(#$i &%#nd#skopi)

- )emeriksaan dilakukan dengan bantuan oftalmoskop.

- Oang diperiksa adalah keadaan retina dan diskus optikus atau papila ner8i optici.

- Aara pemeriksaan$ )emeriksaan dilakukan di ruangan yang telah digelapkan atau

ruangan remang-remang.

- )enderita dalam posisi duduk<berbaring memandang lurus ke depan.

- 9ata penderita diperiksa satu-satu dimana mata kanan penderita diamati oleh mata

kanan pemeriksa dan mata kiri penderita diarnati oleh mata kiri pemeriksa.

- 9elalui lubang oftalmoskop yang didekatkan pada mata penderita, pemeriksa

mengarahkan sinar lampu oftalmoskop ke pupil penderita sehingga terlihat jelas

gambaran retina dan papil 6.

16

Page 17: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 17/46

- elainan refraksi dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa yang ada pada

oftalmoskop

- )enilaian$

ambaran fundus oculi normal$

@etina berwarna merah-oranye

)embuluh darah$ 8ena lebih tebal dari arteri dan berpangkal pada pusat papil dan

memancarkan cabang-cabangnya keseluruh retina dengan perbandingan a$8 C *$

)apil 6.$ berwarna kuning kemerahan, bentuk bulat, batas tegas dengan sekelilingnya,

mempunyai cekungan fisiologis cupping!.

elainan papil 6. $

a. )apil edema, ditandai$

Parna$ kemerahan lebih tua clan normal!

Batas$ tidak tegas<kabur 

Aekungan fisiologis$ datar, kadang sampai menonjol

ambaran pembuluh darah bertambah, melebar, berkelok-kelok hiperemis!, a$8

C *$1

Biasanya ditemukan pada peningkatan tekanan intra krainal dan papilitis

 b. )apil atrofi, dibedakan * macam$

Papi$ atro%i primer, akibat tekanan langsung pada 6.

Papi$ atro%i sek#nder, yang terjadi melalui papil edema lebih dulu

)apil atrofi ditandai$

Parna$ pucat kuning muda sampai putih!

Batas$ menjadi lebih tegas

Aekungan fisiologis$ tampak lebih cekung

ambaran pembuluh darah tampak mengecil dan jumlahnya berkurang.Biasanya ditemukan pada, a?ial miopia

!es 5arna &(o$or vision testing)

"es ini untuk mengetahui adanya buta warna. Aara periksa$ penderita disminta melihat dan

mengenali warna-warna yang ditunjukkan dalam kartu tes Stilling dan Ishihara. angguan

 pengenalan warna ini sering ditemukan pada kasus neuritis optik, lesi 6. atau lesi khiasma

optikum.

17

Page 18: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 18/46

- SARA1 O!AK III6 I*6 *I2 NER*US OKULOMO!ORIUS6 !ROK,LEARIS6

ABDUSEN

Anatomi .

 6er8us okulomotorius! meninggalkan otak pada sisi medial pedunkulus serebri

dimana serabut saraf ini terletak di sebelah posterior arteri serebri posterior, di sebelah

anterior arteri cerebelaris superior dan di sebelah lateral arteeri basilaris. emudian ner8us

okulomotorius berjalan ke anterior, disebelah lateral arteri carotis intern dalam sinus

ka8ernosus, dan meninggalkan rongga tengkorak melalui fisura orbitalis superior.

 6er8us : trokhlearis! mempunyai tempat asal superfisial pada dorsal batang otak,

lalu melengkung ke 8entral diantara arteri cerebri posterior dan arteri cerebelaris superior 

disebelah lateral ner8us okulomotorius!. 6er8us ini terus berjalan ke anterior di dalam

dinding lateral sinus ka8ernosus, diantara ner8us okulomotorius dan cabang opthalmika

ner8us trigeminus, dan memasuki orbita melalui fisura orbitalis superior.

 6er8us : abdusen! keluar dari permukaan 8entral batang otak di dalam alur antara

 piramis medulla dan ujung caudal pons, serta kemudian berjalan sepanjang sinus ka8ernosus

untuk keluar dari rongga cranium melalui fisura orbitalis superior.

4ungsi 6 ,:,: saling berkaitan dan diperiksa bersama-sama . 4ungsinya ialah

menggerakkan otot mata ekstraokuler dan mengangkat kelopak mata. Serabut otonom 6

mengatur otot pupil.

etiga saraf ini dinamakan 6n. #cculares karena bersama-sama mengurus gerakan

kedua bola mata. tulah sebabnya di dalam klinik diperiksa secara bersama-sama. Semua

otot bola mata eksterna termasuk 9m. e8ator palpebrae dan 9m. onstriktor pupilae

parasimpatis! dipersarafi oleh 6., kecuali 9. #bliNuus superior untuk gerakan bola mata

ke medial bawah! oleh 6.: dan 9. @ectus lateralis untuk aerakan bola mata ke lateral!

oleh 6.:.

)emeriksaan 6., 6.:, dan 6.: meliputi$

a. Aelah mata fissura palpebrae!

18

Page 19: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 19/46

)ada keadaan istirahat dan mats terbuka lebar dilihat apakah simetris atau sama dan

sebangun.

 b. )tosis

eadaan dimana kelopak mata atas jatuh<menurun karena kelumpuhan 9. )alpebra

superiornya. Dapat diperiksa dengan menyuruh penderita membuka matanya lebar-lebar 

atau mengangkat kelopak mata atasnya secara 8olunter.

c. eadaan bola mata

)enderita diminta melihat jauh ke depan, kemudian dilperhatikan celah mata dan keadaan

 bola mata dilihat dari samping. )ada e?ophtalmus mata lebih menonjol dan celah mata

tampak melebar, sedangkan enophtalmus mata masuk ke dalam, celah mata tampak 

menyempit.

d. Sikap bola mata

Bola mata yang lumpuh memperlihatkan sikap yang tidak wajar. Sikap bola mata yang

menyimpang ke arah hidung disebut strabismus kon8ergens sedangkan sikap bola mata

yang menyimpang ke arah temporal disebut strabismus di8ergens.

e. erakan bola mata

epala penderita difiksir lurus ke depan. emudian bola mata penderita diminta

mengikuti gerakan objek pensil! ke enam arah yaitu lateral, medial, lateral atas, medial

atas, medial bawah, lateral bawah, atas, dan bawah dan diperhatikan bila penderita tidak 

mampu melihat ke arah tertentu.

f. erakan bola mata konjugat

Oaitu kemampuan ke dua bola mata untuk bergerak dan melihat ke satu arah secara

 bersamaan. erakan bola mata konjugat diatur oleh$ sentrum kortikal area 5 lobus

frontalis! ⇒  de8iation conjugae cortikalis sentrum pontinal sebelah medial nucleus

 6.:! ⇒ de8iation conjugae pontinal. elainannya Disebut juga deviation conjugae yaitu

19

Page 20: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 20/46

gerakan kedua bola mata in8olunter ke satu jurusan<arah terus-menerus dan tidak dapat

dikembalikan baik secara sadar maupun refleks.

g. 6ystagmus

&dalah gerakan bola mata bolak-balik in8olunter yang timbul secara spontan.

 6ystagmus ini mempunyai arah dan kecepatan. &rah gerakan dapat$ horiGontal, 8ertikal,

rotatoir berputar!, atau kombinasi.

)emeriksaan$ nystagmus dapat terlihat bila penderita diminta melirik ke samping, ke atas,

dan ke bawah. "api kadang-kadang dapat dilihat tanpa peragaan spontan!. ecepatan

osilasi<getaran bola mata dapat sama<tidak sama cepat, dimana ada komponen cepat dan

komponen tidak cepat<lambat. )ada getaran bola mata tidak sama cepat ini julukan

nystagmus menurut komponen cepatnya.

Secara klinik nystagmus dikenal$

- 6ystagmus fisiologis - dijumpai pada orang sehat, bersifat pendek hanya +-* detik 

saja.

- 6ystagmus patologis - dijumpai pada orang dengan kelainan di SS) seperti disfungsi

 batang otal, cerebellum, dan 8erstibuler.

h. )upil

Oang diperiksa adalah$

- Bentuk pupil

 6ormal bentuknya bulat, batas rata, dan licin.

- (kuran pupil

Dapat berubah-ubah setiap saat tergantung pada penerangan ruang periksa.

(mumnya dianggap normal bila diameter *-2 mm Q,1 mm!. Diameter E* mm

disebut miosis dan bila sangat kecil sekali disebut pin point pupil. Diameter R2 mm

disebut midriasis. 6ormalnya ukuran kedua pupil kanan kiri adalah sama, yang

disebut isokor. Sedangkan bila tidak sama besar disebut anisokor.

- @efleks pupil

20

Page 21: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 21/46

 Refleks cahaya langsung 

)emeriksaan dilakukan satu persatu dengan cara menyinari salah satu pupil

mata dengan senter, usahakan mata yang lainnya tidak ikut terangsang tutup atau

 penyinaran dilakukan dari samping lateral!. @eaksi yang tampak adalah kontraksi

 pupil miosis! homolateral.

 Refleks cahaya tidak langsung 

Disebut juga refleks konsensuil atau crossed light refle?. Aara periksa$ antara

kedua mata penderita diberi batas penutup dengan tangan<kertas. emudian salah

satu mata secara bergantian disinari dengan lampu senter. @eaksi yang tampak adalah

kontraksi pupil miosis! mata yang tidak disinari.

 Refleks pupil akomodasi dan konvergensi

)enderita diminta melihat jauh lurus ke depan, kemudian diminta melihat dan

mengikuti jari tangan pemeriksa yang diletakkan Q> cm di depan hidung penderita.

Selanjutnya jari tangan penderita bergerak secara kon8ergens ke arah nasal! disertai

 pupil akomodasi.

)upil &rgyll @obertson. Dapat dijumpai pada salah satu atau kedua mata.

Airi-cirinya sebagai berikut$

- @efleks cahaya langsung dan konsensuil negatif, @efleks akomodasi dan

kon8ergensi positif 

- )upil miosis E*,1 mm!

- Dijumpai pada neurosifilis.

angguan pada ner8us antara lain menyebabkan $

- )tosis, lumpuhnya 9. le8ator palpebrae

- )upil midriasis, dan tidak bereaksi terhadap cahaya dan kon8ergensi karna lumpuhnya

 persarafan parasimpatis.

- )aralisis pada otot-otot gerak bola mata yang dipersarafi.

angguan pada ner8us : $

21

Page 22: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 22/46

- Diplopia, melihat ganda pada sisi saraf yang terkena

- Sulit melihat kebawah dan keluar 

angguan pada ner8us : $

- Sulit melihat kearah sisi yang sakit

- Diplopia horiGontal

angguan-gangguan ini dapat disebabkan oleh beberapa keadaan $

- nfark, aneurisma a.basilaris

- "rauma, fraktur os petrosum

- )eningkatan intra cranial

- 9eningitis

- SARA1 O!AK * 2 NER*US !RIGEMINUS

Anatomi . 6er8us : trigeminus! berisi radiks sensoris yang besar dan radiks motorik yang

lebih kecil. Bagian sensorik berasal dari sel-sel pada ganglion semilunaris gasseri! yang

 besar di bagian lateral sinus ka8ernosus, berjalan ke posterior di antara sinus petrosus

superior dan tentorium, serta menembus pedunkulus cerebelaris medius untuk memasuki

 pons. Serabut-serabut bagian opthalmika masuk ke dalam tengkorak melalui fisura orbitalis

superior. Serabut-serabut sensorik bgian mndibularis, bersatu dengan bagian motorik atau

masticator yang meninggalkan pons di bagian 8entromedial sensory rootlets dan

meninggalkan rongga cranium melalui foramen o8ale.

 6. "rigeminus terdiri dari$

+. Saraf motorik, yang mempersarafi otot pengunyah yaitu 9. 9asseter, 9. "emporalis,

9. )terigoideus.*. Saraf sensorik, yang mempersarafi wajah dalam cabang yaitu 6. ophtalmicus, 6.

9a?illaris, 6.9andibularis.

)emeriksaan meliputi $ 9otorik, Sensorik dan @eflek 9otorik 

Motorik 

M Masseter dan M !empora$is diperiksa dengan menyuruh penderita 96" kuat-

kuat atau menggunakan spatel lidah dari kayu dan di gigit dengan kuat. kemudian dengan

 palpasi dibandingkan kekuatan<keregangan kontraksi kedua otot tersebut sisi kanan dan kiri.

22

Page 23: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 23/46

&danya parese akan terasa kontraksinya tidak sama pada palpasi yaitu sisi yang satu lebih

lemah daripada yang lain. &dakalanya tampak otot-otot pengunyah dalam keadaan spastis

sehingga mulut penderita tidak dapat dibuka atau hanya dapat dibuka sedikit sekali.

eadaan ini disebut trismus.

M Pterigoide#s diperiksa dengan menyuruh penderita 99B(& 9((" pelan-pelan.

emudian diperhatikan apakah rahang bawah berde8iasi ke salah satu sisi ataukah tetap

lurus. )ada lesi 96 rahang bawah akan berde8iasi ke arah lesi homolateral. Sedangkan

 pada lesi (96 ke arah kontralateral, tetapi umumnya jarang terlihat karena dalam beberapa

hari kelemahan otot kontralateral tersebut akan dilayani oleh serabut kortikobulbaris

homolateral sebagai kompensasinya.

Sensorik 

&da cabang sensorik untuk wajah$

- 6. #phtalmicus untuk dahi

- 6. 9a?illaris untuk pipi

- 6. 9andibularis untuk dagu

)emeriksaan$

Di sini kita membandingkan sensasi kulit satu sisi dengan sisi lain pada daerah muka dahi,

 pipi, dagu! baik untuk sensasi nyeri dengan jarum! maupun raba dengan kapas!. Sebaiknya

 penderita diminta menutup mata dulu kemudian tusukkan jatum tajam atau goreskan dengan

kapas kulit muka kiri dan kanan pada daerah dahi-pipi-dagu! yang simetris. alu tanyakan

apakah sensasi rasa nyeri<rasa raba yang dirasakan pada sebelah kiri sama dengan sebelah

kanan. Bila tidak sama penderita diminta memberitahukan mana yang lebih sakit.

 Refleks

&da refleks yang diperiksa, yaitu$

+. @efleks kornea

23

Page 24: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 24/46

 Refleks kornea langsung 

)enderita diminta melirik ke salah satu sisi lateral kanan kemudian lateral kiri!.

9isalnya ke lateral kanan dulu, maka dari sini kontralateralnya sisi lateral kiri

 penderita! kornea mata kiri disentuh dengan kapas yang dipuntir halus. Di sini yang

diperhatikan adalah refleks mata yang korneanya disentuh. 9eskipun respon refleks

yang sesungguhnya berupa kedipan kedua mata bilateral!. emudian hasilnya ini

dibandingkan dengan hasil pemeriksaan mats sebelahnya.

 Refleks kornea tidak langsung (konsensuil)

Aara periksa sama dengan refleks kornea langsung. 0anya saja yang diperhatikan di

sini adalah respon refleks kedipan! mats yang korneanya tidak disentuh<dirangsang.

egunaan pemeriksaan refleks kornea konsensuil ini sama dengan refleks cahaya

konsensuil, yaitu untuk melihat lintasan mana yang rusak aferen 6.: atau eferen

 6.:!. )ada parese 6.: perifer dimana mata tidak dapat dipejamkan, maka

 pemeriksaan refleks kornea langsung pada sisi lesi adalah negatif, tetapi refleks kornea

konsensuil pada sisi itu positif.

9. @efleks masseter (jaw jerk refle)

)enderita diminta membuka mulutnya sedikit jangan terlalu lebar!, kemudian

letakkan Jari telunjuk kiri pemeriksa di atas dagu penderita secara horiGontal.

Selanjutnya telunjuk tadi  diketuk dengan pale refleks. @espon normal akan negatif 

tidak ada penutupan mulut! atau  positif lemah adanya penutupan mulut ringan!.

egunaannya adalah untuk melihat adanya lesi (96 serabut kortikobulbaris! dimana

setelah pengetukkan terlihat penutupan mulut terjadi secara dan kuat

hiperrefleks<meningkat!.

+>. @efleks bersin

Dengan merangsang mukosa hidung penderita secara mengitik-ngitik timbullah bersin

yang spontan<reflektoris.

24

Page 25: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 25/46

- SARA1 O!AK *II 2 NER*US 1ASIALIS

Anatomi.

@adiks motorik ner8us fasialis muncul dari batas posterior pons tepat di sebelah

lateral oli8e inferior sepanjang sisi medial sudut serebelopontin dan meninggalkan cranium

melalui meatus akustikus internus. @adiks sensorik berasal dari sel-sel pada ganglion

genikulatum dan berjalan sepanjang meatus akustikus intrnus untuk menembus medulla

oblongata melalui bagian yang berada disebelah dorsal ner8us dari wrisberg!.

)emeriksaan 6. 4acialis ini meliputi fungsi$

+. 9otorik, yang mempersarafi semua otot wajah kecuali 9. e8ator palpebra superior 

*. Sensorik khas, pengecap *< anterior lidah

. :isceromotorik, mengatur sekresi kelenjar lakrimalis, lingualis, dan submandibularis/. Somatosensorik, merasakan nyeri pada palatum, meatus akustikus eksternus, bagian luar 

gendang telinga

Motorik 

+. #tot wajah

)erhatikan lipatan nasolabialis simetris atau tidak. )ada sisi parese lipatan tersebut

datar atau hampir datar.

- Sudut mulut simetris atau tidak. 0asil pemeriksaan akan tampak lebih jelas pada

saat penderita diajak berbicara.

- erakan abnormal$ ada tidaknya tic facialis.

*. #tot dahi

- )enderita diminta 96@("&6 D&06O&, mengangkat kedua alis mata atau

melihat ke atas tanpa menggerakkan kepalanya. emudian perhatikan apakah

kerutan dahinya simetris atau tidak.

. 9. #rbicularis oculi

- )erhatikan apakah ada &#)0"&9(S atau tidak dengan menyuruh penderita

menutup matanya pelan-pelan. &danya lagophtalmus bila celah mata masih tetap

terbuka. Didapat pada lesi 6.: tipe perifer.

- emudian penderita diminta 99J&9&6 9&"&6O& kuat-kuat dan

 pemeriksa mencoba membuka kedua mata tersebut. )emeriksa membandingkan

25

Page 26: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 26/46

kekuatan mata tersebut. Bila sama kuat kanan dan kiri berarti normal, tapi bila salah

satu lebih mudah dibuka maka berarti 9. #rbicularis oculi mata tersebut parese.

++. 9. #rbicularis oris

- )enderita diminta 96(6J(&6 6O&<9@6S, lalu perhatikan sudut

mulut kanan dan kiri. Bila salah satu sudut mulut tertinggal pada pergerakkan

tersebut berarti terdapat parese di sisi tersebut.

Sensorik k4as

- (ntuk memeriksa pengecapan *< depan lidah ini dapat cligunakan rasa manis,

asin, asam, dll dalam bentuk larutan sebagai objek bahan. Aara periksa$ penderita

diminta menjulurkan lidahnya. alu pada salah satu sisi lidah disentuh dengan

kapas lidi yang telah dibasahi lebih dulu dengan larutan bahan objek!.

- emudian penderita diminta mengidentifikasi dengan bahasa isyarat boleh dengan

tulisantangan atau menunjuk bahan objek di depan penderita yang telah dijelaskan

lebih dulu bahan-bahan apa tersebut!.

- Saat dilakukan pemeriksaan penderita tidak diperkenankan bersuara<berbicara

sebab ada kemungkinan bahan larutan tersebut berpindah ke sisi lidah satu sisi

lidah, dilakukan pula pemeriksaan terhadap sisi lidah sebelahnya.

- 0ilangnya atau berkurangnya daya pengecap disebut ageusia atau hipogeusia.

- SARA1 O!AK *III 2 NER*US *ES!IBULOKOKLEARIS

Antomi .

 6er8us akustikus atau statoakustikus memasuki rongga cranium melalui meatus

akustikus internus dan masuk kedalam batang otak di belakang tepi posterior pedunkulus

serebelaris medius. Bagian 8estibuler timbul dari sel-sel dalam ganglion 8estibularis

ganglion dari scarpa! yang terletak di dalam bagian dorsal meatus auditori inteernus.

Bagian koklear timbul dari ganglion spiralis.

Pemeriksaan yang di$ak#kan ada$a4 pemeriksaan %#ngsi pendengaran dan

keseim+angan

Pemeriksaan Pendengaran.

!es Bisik 

26

Page 27: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 27/46

"es bisik adalah melakukan pemeriksaan dengan mengucapkan suara yang lirih seperti

 berbisik-bisik kepada orang yang diperiksa orang normal maupun orang dengan gangguan

 pendengaran! dengan berbagai penekanan dengan menggunakan huruf tertentu. )emeriksa

 berada dibelakang pasien agar pasien tidak dapat melihat bibir pemeriksa, kemudian

 pemeriksa mengucapkan kata yang terdiri dari huruf-huruf dengan suara halus dan kasar,

 penekanan dan desisan misalnya %Bakso', kemudian pasien diminta untuk mengulangi kata

yang didengarnya.

!es 5e+er

 6ormalnya getaran terdengar sama kuat kanan kiri atau tidak ada laeralisasi. "etapi bila

salah satu telinga ditutup, maka getaran akan terdegar lebih kuat pada telinga yang ditutup

daripada telinga yang terbuka. Bila getaran terdengar lebih keras pada telinga yang terbuka

 berarti ada kelainan pada telinga tersebut penyakit telinga tengah!. )ada penyakit telinga

tengah tuli konduksi! maka lateralisasi terjadi ke arah sisi yang sakit. Sebaliknya pada lesi

 6. Aochlearis tuli persepsi! lateralisasi terjadi ke arah sisi yang sehat.

!es Rinne

arpu tala yang telah digetarkan segera diletakkan pada tulang mastoid. Bila suara getaran

tidak terdengar lagi oleh penderita segera pindahkan ke depan liang telinga luar. 6ormalnya

getaran garpu tala tersebut masih bisa didengar. "api pada orang dengan tuli konduksi

getaran tidak akan terdengar lagi.

!es S(4'a+a(4

)enderita diminta mendengarkan garpu tala yang digetarkan, kemiudian bandingkan dengan

 pemeriksa. 9ula-mula dengan konduksi tulang lalu konduksi udara Aaranya$ untuk 

konduksi tulang garpu tala yang digetarkan diletakkan di processus mastoideus penderita

27

Page 28: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 28/46

sampai is tidak mendengar lagi segera pindahkan ke proccessus mastoideus pemeriksa.

(ntuk konduksi udara garpu tala yang digetarkan diletakkan di depan liang telinga luar 

 penderita sampai os tidak mendengar lagi segera pindahkan ke depan liang telinga luar 

 pemeriksa. Bila pemeriksa masih dapat mendengar getaran garpu tala maka pendengaran

 penderita dikatakan berkurang.

!es A#diometri

&udiometri adalah subuah alat yang digunakan untuk mengtahui le8el pendengaran

seseorang. Dengan bantuan sebuah alat yang disebut dengan audiometri, maka derajat

ketajaman pendengaran seseorang dapat dinilai. "es audiometri diperlukan bagi seseorang

yang merasa memiliki gangguan pendengeran atau seseorang yag akan bekerja pada suatu

 bidang yang memerlukan ketajaman pendengaran.

!es BERA (Brain Stem Evoked Response Audiometry)

 !rain "voked Response Audiometry atau B@& merupakan alat yang bisa digunakan untuk 

mendeteksi dini adanya gangguan pendengaran, bahkan sejak bayi baru saja dilahirkan.

stilah lain yang sering digunakan yakni !rainstem Auditory "voked #otential B&)! atau

 !rainstem Auditory "voked Response Audiometry B&@!. &lat ini efektif untuk 

menge8aluasi saluran atau organ pendengaran mulai dari perifer sampai batang otak.

Pemeriksaan Keseim+angan

)ada pemeriksaan diperhatikan$

+. eseimbangan penderita dengan mengamati sikap tubuh waktu berdiri dan waktu

 berjalan<bergerak. Dijumpai pacla penderita 8ertigo dengan ciri-ciri$ 9erasa benda-

 benda sekitarnya berputar atau tubuhnya berputar Sikapnya kaku oleh karena

kepalanya terfiksir di leher dengan sengaja agar tidak timbul serangan. aya

 berjalannya agak lambat, tegak, dan berhati-hati. edua lengan dalam keadaan siap

28

Page 29: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 29/46

siaga untuk memegang sesuatu kalau-kalau os jatuh. emudian dapat dilakukan

 pemeriksaan berikut$

a. @ombergFs dan sharpened @ombergFs test

)ada @omberg tes, pasien diminta untuk berdiri tegak dan menutup mata, kedua

tangan berada di samping tubuh dan kaki dirapatkan, dan pada sharpened

@ombergFs tes )ada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan

kaki yang lainnya. "umit kaki yang satu berada didepan jari kaki yang lainnya,

lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. #rang yang normal mampu

 berdiri dalam sikap @omberg yang dipertajam selama > detik atau lebih.

Jika pasien menutup mata kemudian jatuh, hal ini mengindikasikan adanya

kelemahan pada proprioseptif atau 8estibular.

 b. Stepping tes

)asien diminta berjalan ditempat, dengan mata tertutup, sebanyak 1> langkah

dengan kecepatan seperti jalan biasa. Selama test ini pasien diminta untuk 

 berusaha agar tetap ditempat dan tidak beranjak dari tempatnya selama test

 berlangsung. Dikatakan abnormal bila kedudukan akhir pasien beranjak lebih dari

+ meter dari tempatnya semula, atau badan terputar lebih dari > derajat

c. )ast pointing tes

)asien diminta menyentuh ujung jari pemeriksa dengan jari telunjuknya,

kemudian dengan mata tertutup pasien diminta untuk mengulangi. 6ormalnya

 pasien harus dapat melakukannya.

d. "es jari hidung

"ahan jari anda sepanjang kira-kira satu lengan dari pasien. nstruksikan pasien

anda untuk menyentuh jari anda dengan menggunakan jari telunjuk kemudian

menyentuh hidungnya kembali. erakan ini diulangi beberapa kali. )asien

mungkin saja tidak dapat menyentuh jari anda atau terjadi tremor intensi. Bila

terganggu dapat suatu disfungsi serebellar.

e. )emeriksaan Jalan tandem

29

Page 30: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 30/46

 penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri<kanan diletakkan pada ujung jari

kaki kanan<kiri ganti berganti. )ada kelainan 8estibuler perjalanannya akan

menyimpang, dan pada kelainan serebelum penderita akan cenderung jatuh.

*. 6ystagmus, 6ystagmus 8estibuler ini mengarah dengan komponen cepatnya ke sisi

kontralateral lesi. )emeriksaan yang lebih teliti dengan tes kalori Barany. "es ini

dilakukan di bagian "0".

a. Man#ver Ny$en/Barany ata# ,a$$pike

)ada tes ini pasien diminta duduk di tempat-tidur-periksa. emudian ia

direbahkan sampai kepalanya tergantung di pinggir dengan sudut sekitar >

derajat di bawah horison. Selanjutnya kepala ditolehkan ke kiri. "es kemudian

diulangi dengan kepala melihat lurus dan diulangi lag dengan kepala menoleh ke

kanan. )enderita diminta tetap membuka matanya agar pemeriksa dapat melihat

sekitarnya muncul nistagmus. )erhatikan kapan nistagmus mulai muncul, berapa

lama berlangsung serta jenis nistagmus. emudian kepada penderita ditanyakan

apa yang dirasakannya. &pakah ada 8ertigo dan apakah 8ertigo yang dialaminya

 pada tes ini serupa dengan 8ertigo yang pernah dialaminya. )ada lesi perifer,

8ertigo lebih berat dan didapatkan masa laten selama sekitar *-> detik. Oang

dimaksud dengan masa laten di sini ialah nistagmus tidak segera timbul begitu

kepala mengambil posisi yang kita berikan; nistagmus baru muncul setelah

 beberapa detik berlalu, yaitu sekitar *-> detik. Dalam hal ini, kita katakan masa

laten untuk terjadinya nistagmus ialah *-> detik.

 b. !es ka$ori.

"es kalori mudah dilakukan dan mudah diduplikasi. "es ini membutuhkan

 peralatan yang sederhana, dan dapat diperiksa pada kedua telinga. epekaan

 penderita terhadap rangang kalori ber8ariasi, karenanya lebih baik dimulai dengan

stimulasi yang ringan; dengan harapan bahwa stimulasi ringan telah menginduksi

nistagmus dengan rasa 8ertigo yang ringan dan tidak disertai nausea atau muntah.

30

Page 31: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 31/46

Stimulasi yang lebih kuat selalu dapat diberikan bila penderita ternyata kurang

sensitif. Aara melakukan tes kalori$ epala penderita diangkat ke beiakang

menengadah! sebanyak 2> derajat tujuannya ialah agar bejana lateral di labirin

 berada dalam posisi 8ertikal, dengan demikian dapat dipengaruhi secara maksimal

oleh aliran kon8eksi yang diakibatkan oleh aliran endolimf!. "abung suntik 

 berukuran *> cc dengan jarum ukuran nomor +1 yang ujungnya dilindungi karet

diisi dengan air bersuhu >HA kira-kira 3 derajat di bawah suhu badan!. &ir 

disemprotkan ke liang telinga dengan kecepatan + cc per detik. Dengan demikian

gendangan telinga tersiram air selama kira-kira *> detik. emudian, bola mata

 penderita segera diamati terhadap adanya nistagmus. &rah gerak nistagmus ialah

ke sisi yang berlawanan dengan sisi telinga yang diairi karena air yang

disuntikkan lebih dingin dari suhu badan!. &rah gerak nistagmus dicatat, demikian

 juga frekuensinya biasanya -1 kali per detik! dan lamanya nistagmus

 berlangsung dicatat. amanya nistagmus berlangsung berbeda pada tiap penderita,

namun biasanya berlangsung antara +<*-* menit. Setelah beristirahat selama 1

menit, telinga ke dua dites. 0al yang penting diperhatikan ialah membandingkan

lamanya nistagmus pada kedua sisi, yang pada keadaan normal hampir serupa.

)ada sekitar 1K orang normal, stimulasi minimal tidak akan mencetuskan

nistagmus. )ada penderita demikian, 1 ml air es diinjeksikan ke telinga, secara

lambat, sehingga lamanya injeksi berlangsung ialah *> detik. )ada keadaan

normal hal ini akan mencetuskan nistagmus yang berlangsung * - *+<* menit. Bila

masih tidak timbul nistagmus, kemudian dapat disuntikkan *> ml air es selama >

detik. Bila telinga kiri didinginkan diberi air dingin! timbul nistagmus ke kanan.

Bila telinga kiri dipanaskan diberi air panas ! timbul nistagmus ke kiri.

 6istagmus ini disebut sesuai dengan fasenya yaitu $ fase cepat dan fase pelan,

31

Page 32: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 32/46

misalnya nistagmus ke kiri berarti fase cepat kekiri. Bila ada gangguan

keseimbangan maka perubahan temperatur dingin dan panas memberikan reaksi.

- SARA1 O!AK I76 7 2 NER*US GLOSO1ARINGEUS6 *AGUS

Anatomi .

 6er8us glosofaringeus berisi serabut-serabut sensorik yang berasal dari sel-sel dalam

ganglion superior dan petrosus, lalu berjalan melewati foramen jugulare dan memasuli

medulla oblongata pada sisi lateral oli8a inferior tepat di belakang ner8us fasialis. Bagian

motorik muncul pada nucleus ambigus dan meninggalkan lateral medulla oblongata untuk 

 bersatu dengan bagian sensorik.

 6er8us 8agus berisi serabut-serabut aferen yang berasal dari sel-sel dalam ganglion

 jugularis dan ganglion nodosum tepat di bawah foramen jugulare, dan berjalan memalui

foramen jugulare untuk memasuki medulla tepat di belakang ner8us glosofaringeus .

Serabut-serabut motoriknya meninggalkan medulla oblongata dan bersatu dengan bagian

sensorik saraf tersebut.

Pemeriksaan

)enderita diminta membuka mulutnya selebar-lebarnya dengan lidah dijulurkan

keluar, kemudian amati &@A(S )0&@O6I apakah simetris atau tidak. (ntuk dapat

mengamati lebih jelas penderita diminta menyebutkan huruf &. Bila asimetris berarti ada

 parese dan arcus pharyn? tampak lebih rendah. Setelah itu perhatikan apakah (:(&

 penderita terletak di tengah-tengah normal!. )enderita diajak bicara dan dengarkan adanya$

S(&@& S6&( lesi 6.I! dan S(&@& )&@&(<DS4#6 atau &4#6 lesi 6.I!,

Dilihat ada tidaknya &6(&6 96&6. )enderita diminta menelan air lalu dilihat

apakah air tersebut keluar lagi melalui hidungnya atau tidak. )ada kelainan bulbar paralisis

 penderita tidak dapat minum sama sekali.

)emeriksaan D6O(" J&6"(6. Dengan cara menghitung frekuensi denyut

 jantung secara auskultasi atau nadi secara palpasi. )ada lesi iritatif 6.I terjadi bradikardi,

sedangkan pada lesi paralitik terjadi takikardi.

32

Page 33: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 33/46

Pemeriksaan re%$eks.

- @efleks batuk, Dapat dibangkitkan dengan cara merangsang liang telinga diklitik-

klitik - @efleks muntah, Dapat dibangkitkan dengan menyentuhkan spatel lidah pada dinding

 belakang pharyn?.

- @efleks oculo cardiac, 0itung lebih dulu denyut jantung<nadi selama + menit penuh.

emudian penderita diminta menutup matanya lalu kedua bola matanya ditekan.

Setelah itu hitung lagi denyut jantung dan nadinya. 6ormal terjadi bradikardi.

- @efleks sinus carotis, Aaranya sama dengan refleks oculo cardiac, hanya saja di sini

yang ditekan adalah sinus caroticus di daerah leher setinggi cer8ical : bagian

medial 9. Sternocleidomastoideus. 6ormal terjadi bradikardi.

Pemeriksaan sensorik 

)emeriksaan daya pengecap +< posterior lidah secara praktis sukar<tidak dapat

diperiksa.

- SARA1 O!AK 7I 2 NER*US AKSESORIUS

Anatomi.

 6er8us aksesorius timbul superficial dari suatu rangkaian filamen yang berada di belakang

filamen-filamen radiks ner8us 8agus, dari permukaan lateral medulla oblongata dan medulla

spinalis ser8ikal atas serta meninggalkan cranium melalui foramen jugulare.

0anya mempunyai komponen motorik yang mempersarafi$

a. 9. "rapeGius

 b. 9. Sternocleidomastoideus

Pemeriksaan.

- 9. "rapeGius

33

Page 34: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 34/46

)enderita diminta mengangkat kedua bahunya serentak kanan kiri dengan sekuat-

kuatnya. edua tangan pemeriksa menekan bahu tersebut. Bandingkan kekuatannya

kanan dan kiri.

- 9. Sternocleidomastoideus

"angan pemeriksa diletakkan pada pipi rahang penderita tangan kanan pemeriksa

untuk pipi kiri penderita dan sebaliknya!. emudian penderita diminta

menoleh<menggerakkan kepalanya ke arah tangan pemeriksa, sedangkan pemeriksa

 berusaha menahannya. Bandingkan kanan dan kiri.

- SARA1 O!AK 7II 2 NER*US ,IPOGLOSUS

 6er8us hipoglosus berjalan dari tempat asal superficial melalui filament di dalam

sulkus 8entrolateralis medulla oblongata diantara oli8a inferior dan piramis, filament-

filamen ini kemudian menyatu dan meninggalkan fossa posterior tulang tengkorak melalui

canalis hipoglosus. Bersifat motorik yang mempersarafi otot-otot penggerak lidah.

"ara pemeriksaan.

)enderita diminta membuka mulut dan menjulurkan lidahnya lurus ke depan.

)erhatikan$ De8iasi lidah lidah membelok ke arah mana! 4asikulasi gerakan kecil-kecil

 pada otot lidah secara terus-menerus! )apil lidah$ ada atrofi atau tidak pada atrofi lidah

tampak licin! Selanjutnya penderita diajak bicara atau diminta mengucapkan kata-kata yang

 banyak mengandung huruf @ dan . 9isalnya$ ular loreng-loreng lari di lorong-lorong.

"ujuannya adalah untuk mengetahui disartria atau tidak.

PEMERIKSAAN MO!ORIK 

)emeriksaan sistim motorik sebaiknya dilakukan dengan urutan urutan tertentu untuk 

menjamin kelengkapan dan ketelitian pemeriksaan.

Pengamatan.

- aya berjalan dan tingkah laku

34

Page 35: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 35/46

- Simetri tubuh dan ektremitas

- elumpuhan badan dan anggota gerak, dll

Gerakan vo$#nter

Oang diperiksa adalah gerakan pasien atas permintaan pemeriksa, misalnya$

- 9engangkat kedua tangan pada sendi bahu

- 4leksi dan ekstensi artikulus kubiti

- 9engepal dan membuka jari-jari tangan

- 9engangkat kedua tungkai pada sendi panggul

- 4leksi dan ekstensi artikulus genu

- )lantar fleksi dan dorso fleksi kaki

- erakan jari- jari kaki

Pa$pasi otot

- )engukuran besar otot

- 6yeri tekan

- ontraktur  

- onsistensi

- onsistensi otot yang meningkat terdapat pada$

o Spasmus otot akibat iritasi radi? saraf spinalis, misal$ meningitis, 06)

o elumpuhan jenis (96 spastisitas!

o angguan (96 ekstrapiramidal rigiditas!

o

ontraktur otot- onsistensi otot yang menurun terdapat pada$

o elumpuhan jenis 96 akibat dener8asi otot

o elumpuhan jenis 96 akibat lesi di %motor end plate'

Perk#si otot

- 6ormal $ otot yang diperkusi akan berkontraksi yang bersifat setempat dan berlangsung

hanya + atau * detik saja

- 9iodema $ penimbunan sejenak tempat yang telah diperkusi biasanya terdapat pada pasien

mi?edema, pasien dengan giGi buruk!

- 9iotonik $ tempat yang diperkusi menjadi cekung untuk beberapa detik oleh karena

kontraksi otot yang bersangkutan lebih lama dari pada biasa.

!on#s otot

- )asien diminta melemaskan ekstremitas yang hendak diperiksa kemudian ekstremitas

tersebut kita gerak-gerakkan fleksi dan ekstensi pada sendi siku dan lutut. )ada orang

normal terdapat tahanan yang wajar 

35

Page 36: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 36/46

- 4laksid $ tidak ada tahanan sama sekali dijumpai pada kelumpuhan 96!

- 0ipotoni $ tahanan berkurang

- Spastik $ tahanan meningkat dan terdapat pada awal gerakan, ini dijumpai pada kelumpuhan

(96

- @igid $ tahanan kuat terus menerus selama gerakan misalnya pada )arkinson.

Kek#atan otot

- )emeriksaan ini menilai kekuatan otot, untuk memeriksa kekuatan otot ada dua cara$

o )asien diminta menggerakkan bagian ekstremitas atau badannya dan pemeriksa

menahan gerakan ini

o )emeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien dan ia diminta

menahan

- Aara menilai kekuatan otot$

o > $ "idak didapatkan sedikitpun kontraksi otot, lumpuh total

o + $ "erdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada persendiaan

yang harus digerakkan oleh otot tersebut

o * $ Didapatkan gerakan,tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gaya berat

gra8itasi!

o $ Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat

o / $ Disamping dapat melawan gaya berat ia dapat pula mengatasi sedikit tahanan

yang diberikano 1 $ "idak ada kelumpuhan normal!

Sindrom ower 9otor 6euron, gejala $

- 4laksid

- &toni

- &trofi disertai fasikulasi

- lonus -!

- @eflek patologis -!

- @eflek fisiologis$ hiporefleksia<arefleksi tidak adanya refle?!- &da gangguan sensoris, tropik, autonom

Sindrom (pper 9otor 6euron, gejala $

- Spastik  

- 0ipertonia

- &trofi -!, fasikulasi -!

- lonus<kontraksi relaksasi otot bergantian dengan cepat T!

- @efleks patologis T!

- 0iperrefle?ia

- "ak ada gangguan sensoris, tropik, autonom

36

Page 37: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 37/46

o elumpuhan bukanlah merupakan kelainan yang harus ada pada tiap gangguan

gerak. )ada gangguan gerak oleh kelainan di sistem ekstrapiramidal dan serebelar,

kita tidak mendapatkan kelumpuhan.

- angguan yang ditimbulkan sistem ekstrapiramidal

o angguan pada tonus ototo erakan otot abnormal yang tdk dpt dikendalikan

o angguan pada kelancaran gerakan otot 8olunter

o angguan gerak-otot asosiatif 

angguan yang ditimbulkan serebelum $

o angguan sikap dan tonus

o &taksia<gangguan koordinasi gerakan

o

Dismetria<gerakan yang tidak mampu dihentikan tepat pada waktunya<tepat pada

tempat yang dituju

o "remor intensi. tremor yang timbul waktu melakukan gerakan 8olunter dan menjadi

lebih nyata ketika gerakan hampir mencapai tujuannya

o "iga fungsi penting dari serebelum adalah keseimbangan pengatur tonus otot dan

 pengelola serta pengkoordinasi gerakan 8olunteer 

Gait

/ 0emiplegik gait )ada penderita hemiplegia, gaya jalan dengan kaki yang lumpuh

digerakkan secara sirkumduksi!

/ Spastik< Scissors gait )ada paraparese tipe spastik, Jalannya seperti menggunting karena

kedua kaki tidak dapat difleksi dan kedua lutut  bertemu !

/ "abetic gait gaya jalan pada pasien tabes dorsalis!

/ Steppage gait Jalannya lurus tidak bisa dorsofleksi kaki ada drop foot) maka penderita

 berjalan dengan mengangkat lututnya lebih tinggi, pada paraparese flaccid<paralisis n.

 peroneus!

/ Paddling gait gaya berjalan dengan pantat pinggang bergoyang berlebihan khas untuk 

kelemahan otot tungkai pro?imal misal otot gluteus!

/ )arkinsonian gait gaya berjalan dengan sikap tubuh agak membungkuk, kedua tungkai

 berfleksi sedikit pada sendi lutut panggul. angkah dilakukan setengah diseret dengan

 jangkauan yang pendek-pendek!

-

PEMERIKSAAN SENSORIK 

37

Page 38: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 38/46

)emeriksaan sensorik adalah pemeriksaan yang paling sulit di antara pemeriksaan

neurologik yang lain karena sangat subjektif. Sehubungan dengan pemeriksan fungsi sensorik maka

 beberapa hal berikut ini harus dipahami dulu$

- esadaran penderita harus penuh dan tajam. )enderita tidak boleh dalam keadaan lelah,

kelelahan akan mengakibatkan gangguan perhatian serta memperlambat waktu reaksi

- )rosedur pemeriksan harus benar-benar dimengerti oleh penderita, karena pemeriksaan

fungsi sensorik benar-benar memerlukan kerja sama yang sebaik-baiknya antara pemeriksa

dan penderita. Dengan demikian cara dan tujuan pemeriksaan harus dijelaskan kepada

 penderita dengan istilah yang mudah dimengerti olehnya

- adang-kadang terlihat adanya manifestasi obyektif ketika dilakukan pemeriksaan anggota

gerak atau bagian tubuh yang dirangsang, misalnya penderita menyeringai, mata berkedip-

kedip serta perubahan sikap tubuh

- Oang dinilai bukan hanya ada atau tidak adanya sensasi tetapi juga meliputi perbedaan-

 perbedaan sensasi yang ringan, dengan demikian harus dicatat gradasi atau tingkat

 perbedaannya

- etajaman persepsi dan interpretasi rangsangan berbeda pada setiap indi8idu, pada tiap

 bagian tubuh, pada indi8idu yang sama tetapi dalam situasi yang berlainan. Dengan

demikian dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulangan pada hari berikutnya.

- &Gas simetris$ pemeriksaan bagian kiri harus selalu dibandingkan dengan bagian kanan. 0al

ini untuk menjamin kecermatan pemeriksaan.

- )emeriksaan ini harus dikerjakan dengan sabar jangan tergesa-gesa!, menggunakan alat

yang sesuai dengan kebutuhan< tujuan, tanpa menyakiti penderita, dan penderita tidak boleh

dalam keadaan tegang.

8 Prinsip #m#m

- 9encari defisit sensibilitas daerah-daerah dengan sensibilitas yang abnormal, bisa

hipestesi, hiperestesi, hipalgesia atau hiperalgesia!

- 9encari gejala-gejala lain di tempat gangguan sensibilitas tersebut, misalnya atrofi,

kelemahan otot, refleks menurun<negati8e, menurut distribusi dermatom.

- eluhan-keluhan sensorik memiliki kualitas yang sama, baik mengenai thalamus, spinal,

radi? spinalis atau saraf perifer. Jadi untuk membedakannya harus dengan distribusi

gejala<keluhan dan penemuan lain

38

Page 39: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 39/46

- esi saraf perifer sering disertai berkurang atau hilangnya keringat, kulit kering,

 perubahan pada kuku dan hilangnya sebagian jaringan di bawah kulit

)enilaian fungsi sensorik dimulai dari anamnesis karena gejala disfungsi sensorik kadang-

kadang mendahului kelainan objektif pada pemeriksaan klinis.Selain itu, gejala pasien dapat

mengarahkan &nda ke bagian tubuh tertentu, atau jenis fungsi sensorik yang memerlukan perhatian

lebih.

Daerah dan modalitas yang akan diuji bergantung pada jenis gangguan sensorik yang

disimpulkan dari gejala dan riwayat pasien. 6amun, harus dipikirkan apakah pola penyakit sesuai

dengan suatu distribusi dermatomal atau neuropati perifer, 9odalitas sensasi adalah sentuhan

ringan, nyeri, suhu, jetaran, dan propriosepsi.)ertama, periksa apakah pasien dapat

merasakanrangsangan dan memahami prosedur pemeriksaan dengan memeriksa bagian yang &nda

ketahui sensasinya normal. emudian, ikuti pola dermatomal , Bila distrtbusi gangguan sensorik 

menyerupai sarung tangan atau kaus kaki, mulailah pemeriksaan dari ujung jari tangan atau kaki,

dan terus naik sampaididapatkan batas sensorik.

- Sentuhan ringan; diperiksa dengan ujung kapas yang ditempelkan ke satu titik dengan

mata pasien tertutup. Jangan menggoreskan kapas ke kulit karena sensasi ini dapat

dihantarkan oleh serabut nyeri.

- 6yeri$ sebaiknya diuji dengan lidi yang patah atau neuro$tip yang dirancang khusus

berujung tajam!. )emakaian jarum suntik sebaiknya dihindari karena mudah menembus

kutit dan dapat menimbulkan infeksi.

- Sensasi getaran$ biasanya berkurang atau hilang pada usia lanjut; namun, uji ni

 bemianfaat pada pasien yang dicurigai mengidap neuropati sensorik perifer. (ji sensasi

getaran terbaik adalah menggunakan garpu tala A+*5 0G di ekstrcmitas atas, ekstremitas

 bawah, dan badan.

- )ropriosepsi$ sensasi posisi sendi harus diperiksa dengan mata pasien tertutup, Sistem

 pemeriksaan sensasi posisi sendi di jari tangan dan kaki diperlihatkan di gambar +.+

39

Page 40: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 40/46

dan+.+/. Jari harus dipisahkan dari jari di sekitarnya dan sendi yang diperiksa

digerakkan ke atas dan ke bawah, "anyakan arah gerakan jari kepada pasien.

- Suhu$ jarang diperiksa rutin. Bila diindikasikan, cara termudah adalah mengisi botol

sampel darah atau tabung logam dengan air es atau air hangat. kuti skema pemeriksaan

 persarafan dermatomal dan neuropati perifer.

- Berat, bentuk, ukuran, dan tekstur$ koin sangat penting untuk uji ini. Sebuah koin

diletakkan di telapak tangan pasien dengan mata tertutup, dan pasien diminta untuk 

menjelaskannya. Berat berbagai koin dapat diban-dingkan dengan meletakkan koin yang

 berbeda bersamaan di kedua tangan.

PEMERIKSAAN RE1LEKS

Re%$eks %isio$ogis

+.  !iseps

Stimulus $ ketokan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m. biseps

 brachii, posisi lengan setengah ditekuk pada sendi siku

@espons $ fleksi lengan pada sendi siku.

&fferent $ n. musculucutaneus A1-2!

fferenst $ n. musculucutaneus A1-2!

*. %riseps

Stimulus $ ketukan pada tendon otot triseps brachii, posisi lengan fleksi pada sendi siku

dan sedikit pronasi.

@espons $ e?tensi lengan bawah disendi siku

&fferent $ n. radialis A 2-3-5!

fferenst $ n. radialis A 2-3-5!

.  &#R

Stimulus $ ketukan pada tendon patella

@espons $ ekstensi tungkai bawah karena kontraksi m. Nuadriceps emoris.

fferent $ n. femoralis *--/!

&fferent $ n. femoralis *--/!

/.  A#R

Stimulus $ ketukan pada tendon &chilles

@espons $ plantar fleksi kaki karena kontraksi m. gastrocnemiusfferent $ n. tibialis . 1-S, +-* !

&fferent $ n. tibialis . 1-S, +-* !

40

Page 41: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 41/46

1.  #eriosto$radialis

Stimulus $ ketukan pada periosteum ujung distal os radii, posisi lengan setengah fleksi

dan sedikit pronasi

@espons $ fleksi lengan bawah di sendi siku dan supinasi karena kontraksi m.

Brachioradialis

&fferent $ n. radialis A 1-2!

fferenst $ n. radialis A 1-2!

2.  #eriosto$ulnaris

Stimulus $ ketukan pada periosteum proc. styloigeus ulnea, posisi lengan setengah

fleksi antara pronasi U supinasi.@espons $ pronasi tangan akibat kontraksi m. pronator Nuadrates

&fferent $ n. ulnaris A5-"+!

fferent $ n. ulnaris A5-"+!

Re%$eks Pato$ogis

Banyak macam rangsang yang dapat digunakan untuk membangkitkannya, misalnya

menggores telapak kaki bagian lateral, menusuk atau menggores dorsum kaki atau sisi lateralnya,

memberi rangsang panas atau rangsang listrik pada kaki, menekan pada daerah interossei kaki,

mencubit tendon &chilles, menekan tibia, fibula, otot betis, menggerakkan patela ke arah distal,

malah pada keadaan yang hebat, refleks dapat dibangkitkan dengan jalan menggoyangkan kaki,

menggerakkan kepala dan juga bila menguap.

Re%$eks Ba+inski. (ntuk membangkitkan refleks Babinski, penderita diminta berbaring dan

istirahat dengan tungkai diluruskan.ita pegang pergelangan kaki supaya kaki tetap pada

tempatnya.(ntuk merangsang dapat digunakan kayu geretan atau benda yang agak runcing.

oresan harus dilakukan perlahan, jangan sampai mengakibatkan rasa nyeri, sebab hal ini akan

menimbulkan refleks menarik kaki (flight refle). oresan dilakukan pada telapak kaki bagian

lateral, mulai dari tumit menuju pangkal jari. Jika reaksi positif, kita dapatkan gerakan dorso fleksi

ibu jari, yang dapat disertai gerak mekarnya jari-jari lainnya .

41

Page 42: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 42/46

"adi telah dikemukakan bahwa cara membangkitkan refleks patologis ini bermacam-macam,

di antaranya dapat disebut$

- "ara "4addo(k.

rangsang diberikan dengan jalan menggoreskan bagian lateral maleolus

/ "ara Gordonmemencet mencubit! otot betis

/ "ara Oppen4eim

mengurut dengan kuat tibia dan otot tibialis anterior, arah mengurut ke bawah distal!.

/ "ara Gonda

memencet menekan! satu jari kaki dan kemudian melepaskannya sekonyong-konyong

- S(4ae%er

memencet mencubit! tendon &chilles

K$on#s

ita telah mempelajari bahwa salah satu gejala kerusakan pyramidal ialah adanya

hiperfleksi.Bila hiperfleksi ini hebat dapat terjadi klonus.lonus ialah kontraksi ritmik dari otot,

yang timbul bils otot diregangkan secara pasif. lonus merupakan refle? regang otot yang

meninggi dan dapat dijumpai pada lesi supranuklir(96 , pyramidal !. &da orang normal yang

mempunyai hiperfleksi fisiologis ; pada mereka ini dapat terjadi klonus, tetapi klonusnya

 berlangsung singkat dan disebut klonus abortif. Bila klonus berlangsung lama ,hal ini dianggap

 patologis. lonus dapat dianggap sebagai rentetan refle? regang otot, yang dapat disebabkan oleh

lesi pyramidal.

)ada lesi piramidal (96 uppermotorneuron! supranuklir! kita sering

mendapatkan klonus di pergelangan kaki, lutut dan pergelangan tangan.

lonus kaki.

lonus ini dibangkitkan dengan jalan meregangkan otot gastroknemius. )emeriksa

menempatkan tangannya di telapak kaki penderita, kemudian telapak kaki ini didorong

dengan cepat dikejutkan! sehingga terjadi dorso fleksi sambil seterusnya diberikan

tahanan enteng.0al mengakibatkan teregangnya otot betis.Bila ada klonus, maka terlihat

gerakan ritmik bolak-balik! dari kaki, yaitu berupa plantar fleksi dan dorso ieksi secara

 bergantian.

42

Page 43: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 43/46

K$on#s pate$a

lonus ini dibangkitkan dengan jaian meregangkan otot kuadriseps femoris.ita pegang

 patela penderita, kemudian didorong dengan kejutan dengan cepat! ke arah distal sambil diberikan

tahanan enteng. Biia terdapat klonus, akan terlihat kontraksi ritmik otot kuadriseps yang

mengakibatkan gerakan bolak-balik dari patela. )ada pemeriksaan ini tungkai harus diekstensikan

serta dilemaskan.

Re%$eks dan ge3a$a patoiogis $ain yang per$# diketa4#i

Re%$eks ,o%%man !romrner

ita telah mendiskusikan refleks fleksor jari-jari.)ada orang normal, refleks ini biasanya

tidak ada atau enteng saja; karena ambang refleks tinggi.&kan tetapi, pada keadaan patologik,

ambang refieks menjadi rendah dan kita dapatkan refleks yang kuat. @efleks inilah yang merupakan

dasar dari refleks 0offman-"rommer, dan refleks lainnya, misalnya refleks Bechterew.

Dalam beberapa buku, refleks 0offman-"rommer ini masih dianggap sebagai refleks

 patoiogis dan disenafaskan dengan refleks Babinski, padahal mekanisme refleks fleksor jari-jari

sama sekali lain dari refle? Babinski .ia merupakan regleks regang otot, jadi sama seperti refle?

kuadriseps dan refle? regang otot lainnya. @efle? 0offman-trommer positif dapat disebabkan oleh

lesi pyramidal, tetapi dapat pula disebabkan oleh peningkatan refle? yang melulu fungsional. &kan

tetapi bila refle? pada sisi kanan berbeda dari yang kiri, maka hal ini dapat dianggap sebagai

keadaan patologis.

Simetri penting dalam penyakit saraf.ita mengetanui bahwa simetri sempurna memang

tidak ada pada tubuh manusia. &kan tetapi, banyak pemeriksaan neurologi didasarkan atas

anggapan, bahwa secara kasar kedua bagian tubuh adalah sama atau simetris. "iap refleks tendon

dapat meninggi secara bilateral, namun hal ini belum tentu berarti adanya lesi piramidal. ain

halnya kalau peninggian refleks bersifat asimetris.

  Aara membangkitkan refleks 0offman-trommer$ "angan penderita kita pegang pada

 pergelangan dan jari-jarinya diminta fleksi-entengkan. emudian jari tengah penderita kita jepit

43

Page 44: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 44/46

di antara telunjuk dan jari-tengah kita.Dengan ibu-jari kita Mgores-kuatM (snap) ujung jari tengah

 penderita.0al ; ini mengakibatkan fleksi jari telunjuk, serta fleksi dan aduksi ibu jari, bila refleks

 positif. adang juga disertai fleksi jari lainnya,@efle? massa, refle? automatisme spinal. ita telah

mengetahui bahwa bila refle? Babinski cukup hebat, kita dapatkan dorso fleksi jari-jari, fleksi

terdapat juga kontraksi tungkai bawah dan atas, dan kadang-kadang terdapat juga kontraksi tungkai

yang satu lagi. Daerah pemberian rangsang pun bertambah luas.0al dernikian dapat kita jurnpai

 pada iesi trans8ersal medula spinalis, dan disebut refleks automatisme spinal 0al mi dapat

ditimbulkan oleh berbagai macam rangsang, misalnya goresan rangsang nyeri dan lain sebagainya.

Bila refleks lebih hebat lagi, didapatkan juga kontraksi otot dinding perut, adanya miksi dan

defekasi, keluarnya keringat, refleks eriterna dan refleks pilomotor.eadaan dernikian disebut juga

sebagai refleks massa dan @iddoch 0al dernikian didapatkan pada esi trans8ersal yang komplit dan

medula spinalis, setelah fase syoknya lampau.

@efleks genggam 'grasp refle).@efleks genggam mempakan hal normal pada bayi sampai

usia kira-kira / bulan. )ada orang normal, bila telapak tangan digores kita tidak mendapatkan

gerakan fleksi jari-jari, tetapi kadang-kadang terjadi fleksi enteng ambang refleks ini tinggi!.

Dalam keadaan patologis, misainya pada esi di lobus frontalis didapatkan reaksi fleksi jari!

yang nyata.)enggoresan telapak tangan mengakibatkan tangan digenggamkan, dan menggenggam

alat yang d.gunakan sebagai penggores. 0al ini dinamai refleks genggam @efleks genggam terdiri

dari fleksi ibu jari dan jari lainnya, sebagai jawaban terhadap rangsang taktil, misalnya bila

 pemeriksa meraba telapak tangan pasien atau menyentuh atau menggores tangan pasien di antara

ibu jari dan telunjuknya.

adang-kadang refleks ini dernikian hebatnya, sehingga bila kita menjauhkan tangan kita

yang tadinya didekatkan, tangan pasien mengikutinya, Mseolah-olah kena tenaga maknitM.0al ini

dinamakan refleks menjangkau (groping refle).

(ntuk membangkitkan refleks genggam dapat dilakukan hal berikut )enderita dtsuruh mem-

fleksi-entengkan jari-jari tangannya. emudian kita sentuh kulit yang berada di antara telunjuk dan

44

Page 45: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 45/46

ibu jari dengan ujung ketok-refieks. Bila refleks menggenggam positif ujung ketok-refleki ini akan

digenggamnya.

Ge3a$a $eri

)emeriksaan dilakukan sebagai berikut $

ita pegang lengan bawah pasien yang disupinasikan serta difleksikan sedikit. emudian

kita tekukan dengan kuat fleksi ! jari-jari serta pergelangannya. )ada orang normal, gerakan ini

akan diikuti oleh fleksi lengan bawah dan lengan atas, dan kadang-kadang juga disertai aduksi

lengan atas. @efle? ini akan negati8e bila terdapat lesi pyramidal. "idak adanya refle? ini

dinyatakan sebagai gejala leri positif.

Ge3a$a mayer

)asien diminta mensupinasikan tangannya, telapak tangan ke atas , dan jari-jari difleksi kan

serta ibu jari difleksikan dan diabduksikan. "angannya kita pegang , kemudian dengan tangan yang

satu lagi kitatekukkan jari dan / pada falang proksimal dan menekannya pada telapak tangan

fleksi!. )ada orang normal, ha ini mengakibatkan aduksi dan oposisi ibu jari disertai fleksi pada

 persendian metakarpofalangeai, dan ekstensi di persendian interfalang ibu jari. Jawaban demikian

tidak didapatkan pada lesi piramidal, dan tidak adanya jawaban ini disebut sebagai gejala 9ayer 

 positif.

45

Page 46: Anam & Pf Neuro

7/23/2019 Anam & Pf Neuro

http://slidepdf.com/reader/full/anam-pf-neuro 46/46

DA1!AR PUS!AKA

Baehr, 9. dan 9. 4rotscher.  iagnosis %opik dan eurologi **S+ Anatomi ,isiologi %anda

-ejala. Jakarta$ A. *>+>.

umbantobing, S.9.  eurologi &linik+ #emeriksaan ,isik dan ental . Jakarta$ 4akultas

edokteran (ni8ersitas ndonesia. *>++.

 )osner JB, Schiff 6D, Saper AB, )lum 4, )lum and )osner. iagnosis of Stupor and /oma fourth

edition. #?ford (ni8ersity )ress, #?ford. *>>3; 5-/*