upaya meningkatkan aktivitas belajar dan...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA
VARIABEL PESERTA DIDIK KELAS VIIIB SEMESTER GASAL MTS NU NURUL HUDA MANGKANG TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh
AHMAD MAKYY NA NIM. 053511131
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2009
ii
ABSTRAK
Ahmad Makyy Nurul Awwal (NIM: 053511131). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) Peserta Didik Kelas VIIIB Semester Gasal MTS NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Penerepan model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV. 2) Melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini sangat sesuai dengan adanya perubahan kurikulum saat ini, yaitu KTSP yang dilandasi oleh kompetensi dan pembelajaran kontekstual. Banyaknya materi soal cerita pada matematika baik itu ditingkat SMP maupun SMA, perlu adanya model yang sesuai dalam meyelesaikan soal cerita. Bukan hanya itu dengan berlakunya KTSP dituntut peserta didik untuk lebih aktif. Adanya hal seperti itu Salah satu solusinya dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Penerapan model tersebut agar mampu meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar dan mencapai kompetensi materi sistem persamaan linier dua variabel.
Pelaksanaan penelitian dibagi dalam tiga siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus, hasil belajar dan keaktifan belajar peserta didik diperoleh dari 2 tahun yang lalu. Pada siklus I dan II terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil pengamatan dan refleksi akan dijadikan bahan rujukan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Sehingga proses dan hasil pelaksanaan siklus berikutnya diharapkan akan lebih baik dari siklus sebelumnya. Dari tiap siklus akan diukur keaktifan, hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pra siklus diperoleh rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus adalah 58.58 dan 56.25%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 35.2%. Setelah dilakukan siklus I rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan adalah 69.4 dan 65.85%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 67.14%. Pada siklus II setelah diadakan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar adalah 79.02 dan 87.8%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 85.67%.
Dari hasil tersebut disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik MTs NU Nurul Huda kelas VIIIB semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 pada pokok bahasan SPLDV untuk penyelesaian soal cerita.
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal Tanda Tangan
Hj. Minhayati Saleh, S. Si, M.Sc Pembimbing I Dra. Ani Hidayati, M.Pd Pembimbing II
iv
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan
Drs. Abdul Rohman, M.Ag ________________ ________________ Ketua Sidang Yulia Romandiastri, S.Si _________________ ________________ Sekretaris Sidang
Drs. Wahyudi, M.Pd _________________ _______________ Penguji I Hj. Minhayati Saleh, S.Si, M.Sc ________________ ________________ Penguji II
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Dengan demikian skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan
Semarang 14 Desember 2009
Deklarator
Ahmad Makyy Nurul Awwal
vi
MOTTO
اهللا ناو . مهسفنابما اوريغي ىتح موق ىلع اهمعنا ةمعن اريغم كي مل لهال ناب سميع عليم.
“Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugrahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Al-Anfal: 53)1
1 Depertemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Asy syifa’: 1999), hlm. 270.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda cinta untuk:
Kedua Orang Tuaku; Ayahanda H. Sa’di, Ibunda Hj. Alfiah,
Adikku tersayang yang selalu aku banggakan: Ulin Nuha, M. Shodiqin dan Fina
Lailati.
Keluarga besar PP. Roudhotut Tholibin dan santriwan dan santriwati PP.
Roudhotut Tholibin.
Harapanku: semua keluargaku di Demak dan dan teman-temanku dilindungi
Allah.
Dan sebagai ucapan terima kasih dan rasa hormat untuk:
Pengasuh PP.Roudhotut Tholibin yang telah memberiku arahan dan nasehat.
Pengasuh PP.At-Taslim yang telah memberiku pencerahan nilai-nilai spiritual.
Guruku yang ada di MAN Lasem yang selalu memberiku motivasi.
Seluruh dosen Matematika di IAIN Walisongo Semarang yang membimbingku
sampai menyelesaikan tugas terakhirku di perkuliahan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahnya sehingga penulis
menyelesaikan penyususnan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan
semua orang yang mengikuti jejak langkahnya dalam menjalani kehidupan yang
fana ini.
Dalam upaya menyelesaikan penelitian ini, saya telah banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Bantuan-bantuan tersebut tentunya
sangat berarti dan membawa manfaat yang besar bagi penulis. Untuk itulah dalam
kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada mereka.
Terimakasih kepada:
1. Bapak Rektor, Bapak Dekan dan stafnya yang telah berkenan membantu
secara administratif atas proses penyelasaian skripsi ini.
2. Bapak Saminanto, M.Sc, Ibu Minhayati Shaleh, M.Sc dan Ibu Dra. Ani
Hidayati, M.Pd sebagai pembimbing dan guru abadi saya yang telah
mengarahkan dan memberi spririt lahir batin demi selesainya skripsi ini
secara maksimal. Mereka pulalah figur orang tua kedua saya.
3. Pak Rif’an, S. Ag seluruh murid kelas VIII B, Bapak Kepala Sekolah dan
Bapak Waka Kurikulum dan segenap staf karyawan MTs. Nurul Huda
yang membantu penulis selama proses penelitian hingga skripsi ini
selesai.
4. para guru dan para pengasuh pondok pesantren yang selalu memberiku
doa sehingga bisa terselesainya tugas ini.
5. Segenap kawan seperjuangan di Kawah Candradimuka LPM Edukasi
terima kasih telah membangun pondasi berpikir dan bersikap saya. Suatu
proses yang sangat penting menentukan bagi kehidupan saya ke depan.
Tetap semangat para pejuang!
6. Segenap kawan seperjuangan di Himatika Walisongo terima kasih telah
menjadi keluarga kedua.
ix
7. Segenap kawan seperjuangan yang ada di PP.Roudhotut Tholibin yang
telah mendidik aku dalam hidup beraneragaman.
8. Segenap Bapak-Ibu dosen yang telah dengan ikhlas mendampingi penulis
sebagai teman diskusi. Wabil khusus Bapak Saminanto dan Ibu Ani
Hidayati yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi, Bapak
H.Mursid selaku wali studi, Bapak Amin Suyitno, Bapak Agung
Handayanto, Ibu Minhayati Saleh, selaku dosen matematika.
9. Bapak dan Ibu tersayang serta seluruh keluarga yang telah mendorong
dan membantu penulis serta memberikan doa restu dalam menimba ilmu
pengetahuan.
10. Segenap Keluarga besar Tuban dan Demak yang senantiasa memberikan
do’a, motivasi dan kasih sayang.
11. Sahabat-sahabat mahasiswa dan segenap pihak yang telah membatu
terselesainya skripsi ini .
Semoga semua kebaikan mendapat imbalan surga dan keridha’an dari
Allah. Dan juga semoga dengan amal sholeh tersebut mendapat syafaat dari Nabi
Muhammad SAW. Semoga skripsi sederhana ini dapat memberikan rmanfaat bagi
dunia pendidikan, khusunya bidang matematika.
Semarang, 14 Desember 2009
Ahmad Makyy Nurul Awwal
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i ABSTRAK.............................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................................... iii PENGESAHAN PENGUJI....................................................................... iv DEKLARASI................................................................................................... v MOTTO.................................................................................................. vi PERSEMBAHAN................................................................................... vii KATA PENGANTAR............................................................................. viii DAFTAR ISI.......................................................................................... x DAFTAR TABEL................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiv BAB I : PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Penegasan Istilah........................................................................ 4
C. Perumusan Masalah.................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian....................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .............................................................. 6
BAB II : DESKRIPSI TEORI........................................................................ 8
A. Kajian Teori.............................................................................. 8
1. Belajar……………………………………………………. 8
2. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar..................................... 11
a. Aktivitas Belajar ……..………………………………. 11
b. Hasil Belajar……………………………...................... 14
3. Pembelajaran Matematika .................................................. 16
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC....................... 20
a. Pembelajaran Kooperatif secara umum........................ 21
b. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC........................... 26
5. Materi Pokok SPLDV....................................................... . 28
a. Subtitusi........................................................................ 29
b. Eliminasi ...................................................................... 30
c. Gabungan Subtitusi dan Eliminasi................................ 31
d. Penerapan SPLDV dalam Soal Cerita.......................... 32
xi
e. Penerapan CIRC dalam penyelesaian soal cerita
Matematika............................................................. 34
B. Kajian Pustaka.................................................................... 37
C. Kerangka Berfikir................................................................ 40
D. Hipotesis Tindakan................................................................... 41
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 42
A. Jenis Penelitian .......................................................... ...... 42
B. Subjek Penelitian................................................................ 44
C. Kalaborator........................................................................ 44
D. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................ 44
1. Lokasi .......................................................................... 44
2. waktu........................................................................... 44
E. Desain Penelitian................................................................ 46
a. Pra Siklus…………………………………………………. 46
b. Siklus I……………………………………………………. 47
c. Siklus II....................................................................... 49
F. Metode penyusunan instrumen................................................. 52
G. Metode Pengumpulan Data…………………………………… 53
H. Metode Analisis Data………………………………………… 55
I. Indikator keberhasilan……………………………………….. 57
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………... 58
A. Gambaran Umum Madrasah........................……………….... 58
1. Sejarah Berdirinya Madrasah.............................................. 58
2. Letak Geografis Madrasah.............................................. 58
3. Struktur Organisasi Madrasah, Keadaan Guru dan Peserta
Didik................................................................................... 59
B. Hasil Peneltian................................................................... 61
1. Hasil Penelitian Pra Siklus.................................................. 61
2. Hasil Penelitian Siklus I...................................................... 62
3. Hasil Penelitian Siklus II.................................................... 65
xii
C. Pembahasan.................................................... ……………….. 69
1. pembahasan pra siklus........................................................ 69
2. Pembahasan Siklus I.......................................................... 70
3. Pembahasan Siklus II......................................................... 72
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP................................. 75
A. Simpulan............................................................................ 75
B. Saran................................................................................. 76
C. Penutup....................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL TABEL 1……………………………………………………………………… 25 TABEL 2……………………………………………………………………… 45 TABEL 3……………………………………………………………………… 69 TABEL 4……………………………………………………………………… 72 TABEL 5……………………………………………………………………… 73
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Angket Peserta Didik
Lampiran 2 : Hasil Jawaban Angket
Lampiran 3 : Frekuensi Dan Presentase Jawaban Angket
Lampiran 4 : Daftar Hadir Ptk Peserta Didik
Lampiran 5 : Daftar Kelompok Peserta Didik
Lampiran 6 : Daftar Subjek Penelitian
Lampiran 7 : Denah Lokasi
Lampiran 8 : Instrument Wawancara
Lampiran 9 : Soal Dan Jawaban Tes Pretes
Lampiran 10 : Daftar Nilai Pretes
Lampiran 11.a : Daftar Nilai Tahun Lalu 2007/2008
Lampiran 11.b: Daftar Nilai Tahun Lalu 2008/2009
Lampiran 12 : Daftar Nilai Pra Siklus
Lampiran 13 : Lembar Observasi Pra Siklus
Lampiran 14 : Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 15 : Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I
Lampiran 16 : RPP Siklus I
Lampiran 17 : Soal Dan Penilaian Kelompok Siklus I
Lampiran 18 : Lembar Soal Dan Jawaban Tugas Rumah Siklus I
Lampiran 19 : Soal Dan Jawaban Siklus I
Lampiran 20 : Daftar Nilai Siklus I
Lampiran 21 : Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 22 : Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I
Lampiran 23 : RPP Siklus II
Lampiran 24 : Soal Dan Penilaian Kelompok Siklus I
Lampiran 25 : Lembar Soal Dan Jawaban Tugas Rumah Siklus II
Lampiran 26 : Soal Dan Jawaban Siklus II
Lampiran 27 : Daftar Nilai Siklus II
Lampiran 28 : Daftar Nilai Tes
Lampiran 29 : Lembar Dokumentasi Foto
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar dapat
dipandang dari dua subyek yaitu peserta didik dan guru. Proses ini dialami
oleh peserta didik dan guru. Dalam proses belajar peserta didik didorong oleh
keingintahuan terhadap tujuan belajar. Tujuan belajar ini dirumuskan oleh
guru dan diinformasikan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam proses belajar interaksi yang terjadi dalam pembelajaran merupakan
suatu pengolahan informasi yang mana interaksi ini terjadi saat guru
melaksanakan proses mengajar dengan peserta didik, dengan adanya interaksi
akan muncul serangkaian kegiatan belajar mengajar. Menurut Dimyati dan
Mudjiono menyatakan bahwa dalam teori kognitif belajar menunjukkan
adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak
sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.1 Hal ini sesuai
dengan salah satu prinsip belajar adalah keaktifan. Dengan demikian, belajar
hanya dapat terjadi apabila peserta didik aktif mengalami sendiri.
Dalam mewujudkan peserta didik aktif maka perlu adanya aktivitas
belajar. Aktivitas belajar ini dapat terwujud jika peserta didik dihadapkan pada
masalah. Muhammad Ali menyatakan bahwa siswa harus dituntut untuk
berupaya melakukan pemecahan masalah.2 Setiap peserta didik yang
menyelesaikan pemecahan masalah maka akan mendapatkan suatu perubahan
atau pengalaman belajar dalam aktivitas belajar yang biasa dinamakan hasil
belajar.
1 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006),
hlm. 44. 2 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo Offet, 2004), Cet. XII, hlm. 21.
2
Dalam pembelajaran matematika terdapat dua macam pemecahan
masalah yaitu pemecahan masalah pada soal non cerita dan soal cerita yang
mempunyai proses penyelesaian dan aktivitas belajar yang berbeda.
Berdasarkan beberapa pengalaman peserta didik dalam mempelajari
matematika menyatakan bahwa penyelesaian soal cerita itu lebih sulit
daripada soal noncerita. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu
melakukan perubahan cara pengajarannya guna memperbaiki hasil belajar
yang diperoleh peserta didik yaitu merencanakan bahan pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi kehidupan peserta didik dan diharapkan berorientasi
pada aktivitas belajar. Syamsul Yusuf L.N menyatakan bahwa keberhasilan
kegiatan pembelajaran ditentukan oleh bagaimana partisipasinya peserta didik
didalam mengikuti kegiatan interaksi dalam pendidikan tersebut. Semakin
aktif peserta didik mengambil bagian dalam kegiatan interaksi tersebut,
semakin mudahkannya untuk mencapai tujuan pendidikan.3
Berdasarkan uraian di atas masih ada lembaga pendidikan yang belum
mampu mengaplikasikan strategi pembelajaran yang berorientasi pada
aktivitas belajar. Salah satunya terjadi di MTs. NU Nurul Huda Mangkang
khususnya pada materi pemecahan masalah matematika baik soal cerita
maupun soal non cerita. Dalam hal ini soal cerita selama ini strategi yang
digunakan adalah konvensional pada pembelajaran matematika. Dengan
keadaan tersebut, peserta didik merasa bosan, kesulitan dalam memahami
materi soal cerita, dan ketertarikan pada matematika menurun. Hal ini
dibuktikan dengan angket yang telah peneliti sebarkan berkaitan dengan soal
cerita yaitu 83.3% dari 36 peserta didik menyatakan bahwa soal cerita lebih
tidak mudah daripada soal non cerita sehingga nilai pelajaran matematika
merupakan nilai yang paling rendah jika dibandingkan dengan pelajaran lain.
Dari 36 peserta didik 86.1% mengatakan demikian (frekuensi dan prosentase
jawaban angket pada lampiran 3). Ini juga terbukti dengan nilai rata-rata tes
formatif materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) matematika
3 Syamsul Yusuf L. N., Buku Materi Pedagogik Pendidik Dasar. (Bandung: Sekolah
Pasca Ssarjana, 2007), hlm. 190.
3
dua tahun terakhir kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang 58.75,
58.4, ketuntasan belajar peserta didik kurang dari 75% dan aktivitas belajar
peserta didik kurang dari 80%.4
Berdasarkan keadaan tersebut maka peneliti berkeinginan untuk
membantu guru matematika di Madrasah tersebut menawarkan dan
menerapkan strategi pembelajaran yang berbasis CTL (Contekstual Teaching
and Learning). Salah satunya adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) merupakan salah
satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan
peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita., yang berorientasi pada
aktivitas belajar. Alasan para ahli pendidikan tentang penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif yang dikutip oleh Wina Sanjaya:
a). Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, seta dapat meningkatkan harga diri.
b). Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan mengintergrasikan pengetahuan dengan keterampilan. 5
Amin Suyitno dalam pemilihan model-model pembelajaran dan
penerapannnya di sekolah menyatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif
tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) merupakan
salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan
ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita.”6 Dalam buku lain
Amin Suyitno mengatakan:
Kegiatan pokok dalam CIRC untuk memecahkan soal cerita meliputi rangkaian kegiatan bersama yang spesifik, yakni: (1) salah satu anggota
4 Hasil wawancara dengan Pak Rif’an, S.E selaku Guru Mata Pelajaran Matematika
MTs. NU Nurul Huda Mangkang kelas VIIIB, yang diperoeh pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009.
5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 242.
6 Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan penerapannya di SMP, Makalah dalam pelatihan bagi Guru-guru Matematika SMP Se-Jawa Tengah, (Semarang: UNNES, 2006), hlm. 12.
4
kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca, (2) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita termasuk menulis apa yang diketahui, apa yang ditanya, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, (3) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, (4) Menulis urutan komposisi penyelesaian soal, (5) saling merevisi dan mengedit (jika ada yang perlu direvisi).7
Dengan demikian, model pembelajaran yang tepat diterapkan dalam
penyelesaian soal cerita adalah pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif tipe CIRC
merupakan model pembelajaran yang tepat dalam menyelesaikan soal cerita
matematika. Dengan demikian peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative
Integrated Reading And Composition) dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Peserta Didik Kelas VIIIB
Semester Gasal MTS NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran
2009/2010”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul diatas
dan demi menghindarkan dari bermacam-macam penafsiran, maka penulis
memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum
dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang
diadakan.
1. Aktivitas belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku,
jadi melakukan kegiatan. Inilah yang menjadikan aktivitas merupakan
prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.8 Dengan
demikian jelas bahwa dalam kegiatan belajar, peserta didik harus aktif
7 Amin Suyitno, Mengadopsi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading And Composition) dalam meningkatkan keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita, Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam 2005 FMIPA UNNES, (Semarang: UNNES, 2005), cet. I, hlm. 1.
8 Sardiman, AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992), Cet. IV, hlm. 93.
5
berbuat, atau dengan kata lain dalam belajar sangat membutuhkan adanya
aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
2. Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.9 Pada penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah
berupa nilai akhir atau nilai tes formatif yang diperoleh peserta didik
pada tiap siklusnya.
3. Pembelajaran Kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada beberapa
unsur dalam pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta dalam
kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar kelompok, dan
adanya tujuan yang harus dicapai.10
4. CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition.
CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran cooperative
learning. Pembelajaran cooperative learning tipe CIRC adalah salah satu
model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan soal yang
berbentuk cerita sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dan
keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita.11
5. Soal cerita adalah Soal cerita yang dimaksud adalah soal cerita matematika
yang merupakan salah satu masalah yang harus dipecahkan dalam mata
pelajaran matematika. Soal cerita ini mempunyai peranan penting dalam
pemecahan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
6. SPLDV adalah suatu persamaan yang tepat mempunyai dua peubah dan
masing-masing variabelnya berpangkat satu.12 Materi ini merupakan salah
satu materi yang ada dalam mata pelajaran matematika khususnya di
9 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta, PT
Rineka Cipta, 1999), hlm. 37. 10 Wina Sanjaya, op.cit., hlm. 241 11 Amin Suyitno, op. cit., hlm. 12 12 Moh. Kholik A, Matematika untuk SLTP kelas 2 Semester 2, ( Jakarta: Penerbit
Airlangga), 2003, hal.29.
6
tingkat satuan pendidikan SMP dan sederajatnya. Sesuai dengan
kurikulum KTSP yang berlaku.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana skenario penerepan model pembelajaran Cooperative Learning
tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV kelas
VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran
2009/2010?
2. Bagaimana aktivitas belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita
pada materi SPLDV kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda
Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010?
3. Bagaimana hasil belajar peserta didik setelah melalui CIRC dalam
menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV kelas VIIIB semester gasal
di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC
dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV kelas VIIIB semester
gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam menyelesaikan
soal cerita pada materi SPLDV kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU
Nurul Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010
3. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal
cerita pada materi SPLDV kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul
Huda Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010.
E. Manfaat Penelitian
Sedangkan hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat antara lain:
7
1. Bagi Peserta didik MTs. NU Nurul Huda Mangkang
a. Dalam mengikuti proses belajar mengajar, diharapkan peserta didik
mampu menerapkan prinsip-prinsip kerja sama dalam kelompoknya.
b. Meningkatkan hasil belajar sehingga dapat belajar tuntas.
c. Adanya perubahan variasi dalam proses pembelajaran sehingga
mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran dan
menumbuhkan rasa senang belajar matematika.
2. Bagi Guru MTs. NU Nurul Huda Mangkang
a. Adanya perubahan model pembelajaran matematika dalam
menyelesaikan soal cerita yang menitikberatkan pada penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning tipe CIRC.
b. Sumbangan pemikiran dan pengabdian guru dalam turut serta
mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang ditekuni.
c. Dengan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas ini guru dapat
mengembangkan secara kreatif terutama dalam pemilihan model
pembelajaran yang tepat dengan materi.
3. Bagi Pihak MTs. NU Nurul Huda Mangkang
a. Diharapkan dengan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan
sumber pemikiran sebagai alternatif meningkatkan kualitas
pembelajaran, khususnya kualitas pembelajaran Matematika di MTs.
NU Nurul Huda Mangkang.
b. Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran Cooperative Learning
tipe CIRC yang dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya di MTs. NU
Nurul Huda Mangkang.
c. Diharapkan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak lulus
UN karena pelajaran matematika di MTs. NU Nurul Huda Mangkang.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORI
A. Kajian Teori
1. Belajar
Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk
memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu
belajar sebagai suatu kejadian telah dikenal, bahkan disadari atau tidak
telah dilakukan oleh manusia. Namun pengertian yang lengkap untuk
memenuhi keinginan semua pihak, khususnya keinginan-keinginan pakar-
pakar di bidang pendidikan psikologi, sampai sekarang telah diberikan. Itu
tidak berarti tidak perlu, dan tidak dapat memahami apa sebenarnya yang
dimaksud dengan belajar.
Para ahli telah mencoba menjelaskan pengertian belajar dengan
mengemukakan rumusan/ definisi menurut sudut pandang masing-masing,
baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditentukan dalam belajar.
Terdapat perbedaan pendapat antara ahli yang satu dengan ahli yang lain.
Namun, perlu diketahui bahwa di samping perbedaan terdapat pula
persamaan pengertian dalam definisi-definisi tersebut.
Diantara pengertian belajar. “Belajar diartikan aktivitas
pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri
belajar di bawah bimbingan pengajar.”1 Ada beberapa definisi yang
diungkapkan oleh pakar pendidikan salah satunya, Slameto,
mendefinisikan. “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.”2. Ada definisi yang lain yaitu menurut Sholeh Abdul Aziz
mendefinisikan belajar:
1 Umar Tirtarahardja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:. Rineka Cipta, 2000),
hlm. 51. 2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
1995), hlm. 2.
9
ا نالتلعم هو تيغيرفذ يلا نهمتملع طيأر ىلع حبرة قابسف ةيحثد فياه تيغيار
جدي3 اد.
“Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman lama, kemudian terjadilah perubahan yang baru.”
Muhibbin syah dalam bukunya yang berjudul ”Psikologi
Pendidikan” ada tiga rumusan yang dapat ditinjuau dari beberapa sudut
pandang:
Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah) belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi/pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.4
Menurut teori disiplin mental belajar adalah “pelatihan dan
pengumpulan pengetahuan.” Sedangkan dari teori behaviourisme, belajar
adalah “suatu perubahan dalam tingkah laku.”5
Sehingga dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk
peningkatan perubahan tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan,
kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan dan lain-lain.
Belajar yang memiliki cangkupan yang begitu luas dan
komprehensif memiliki prinsip-prinsip belajar, antara lain:6
a. Dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan berpartisipasi
aktif meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional,
3 Sholeh Abdul Aziz, Abdul Aziz Abdul Majid, Attarbiyah Waturuqu Al-Tadris, juz 1,
(Mekkah : Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169. 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 91. 5 M. Aguston, Strategi Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia, 2005), hlm. 18. 6 Slameto, op.cit., hlm. 27-28.
10
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur,
penyajian yang sederhana sehingga peserta didik mudah menangkap
pengertiannya,
c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
d. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya,
e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
Dengan adanya prinsip di atas tentu ada faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar peserta didik. Secara global dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:7
a. Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik. Faktor internal
meliputi aspek fisiologis, dan aspek psikologis.
1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), meliputi faktor
kesehatan dan cacat tubuh.
2) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah), meliputi tingkat
kecerdasan peserta didik, sikap peserta didik, bakat peserta didik,
minat peserta didik, dam motivasi peserta didik.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik)
1) Faktor keluarga, meliputi; cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi
keluarga.
2) Faktor sekolah, meliputi; metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat, meliputi; kegiatan peserta didik dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat.8
7 Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 132.
11
c. Faktor pendekatan belajar peserta didik
Pendekatan belajar merupakan cara yang digunakan peserta didik
dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu.
Faktor-faktor belajar tersebut menjadikan belajar adalah key
term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,
sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai
suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan. Belajar
juga merupakan suatu yang komplek khususnya bagi peserta didik dengan
melihat berbagai faktor yang mempengaruinya.
2. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
a. Aktivitas Belajar
Mengapa di dalam belajar diperlukan aktivitas?. Pertanyaan
tersebut mengingatkan kita pada prinsip belajar adalah berbuat,
berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.
Berangkat dari pengertian-pengertian diatas sangat jelas
bahwa kegiatan pendidikan berlangsung dalam interaksi antara
pendidik dan peserta didik. Interaksi tersebut akan menjadi lebih
efektif, apabila peserta didik sendiri ikut aktif dalam proses kegiatan
pendidikan sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar dari
aktivitas belajar. Aktivitas belajar ini dilakukan oleh peserta didik, dan
diharapkan mampu mendapatkan banyak pengalaman belajar serta
mampu memahami materi secara maksimal.
Dalam menyelesaikan soal cerita matematika dalam
pembelajaran kooperatif, setiap peserta didik dituntut aktif dalam tim
kelompoknya. Mereka saling menyampaikan idenya, kemudian untuk
didiskusikan bersama. Setiap peserta didik memiliki peranan masing-
masing sesuai dengan pengalaman dan kemampuannya. Aktivitas
belajar ini tidak hanya ada aktivitas fisik yang berupa membaca,
8 Slameto, op.cit., hlm. 60.
12
menulis, mendengar, dan lainnya tetapi meliputi aktivitas spikis yang
berupa memecahkan masalah, menyimpulkan hasil percobaan, dan
lainnya.
Salah satu peranan guru dalam pembelajaran yaitu membantu
peserta didik dalam memahami materi. Bimbingan guru akan
mendorong dan mengarahkan mereka untuk melakukan aktivitas
belajar. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam membangkitkan
aktivitas belajar peserta didik, diantaranya:9
a. Keaktifan Psikis
1). Mengajukan pertanyaan keaktifan dan membimbing diskusi
peserta didik.
2). Memberikan tugas-tugas untuk memecahkan masalah-masalah,
menganalisis, mengambil keputusan.
3). Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan
keterangan, memberikan pendapat.
b. Keaktifan Fisik
1). Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan
bengkel, laboratorium, kelas, dan sebagainya.
2). Mengadakan pameran, karyawisata, dan sebagainya.
Berdasarkan kutipan dari Dimyati dan Mudjiono
mengemukakan pendapat dari Thorndike, mengatakan keaktifan
peserta didik dalam belajar dengan hukum “Law of Exercise” yang
berbunyi bahwa, “belajar memerlukan adanya latihan-latihan”.10
Sedangkan Montessori yang dikutip oleh Sardiman menyatakan,
“peserta didik memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri,
membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan
9 Ahmad Rohani HM dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 1995), hlm. 6. 10 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2006),
hlm. 45.
13
mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya”.11
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar merupakan prinsip interaksi belajar mengajar, jika
tidak ada aktivitas dalam belajar maka tidak akan terjadi belajar.
Menurut Paul B. Diedrich menyusun macam-macam aktivitas
peserta didik, diantaranya:12
a. Visual activities, meliputi membaca, memperhatikan gambar, percobaan.
b. Oral activities, meliputi memberi saran, merumuskan, bertanya.
c. Listening activities, meliputi mendengarkan uraian, diskusi, pidato.
d. Writing activities, meliputi menulis cerita, karangan, laporan.
e. Drawing activities, meliputi menggambar, membuat grafik, diagram.
f. Motor activities, meliputi melakukan percobaan, membuat konstruksi.
g. Mental activities, meliputi memecahkan soal, menganalisa.
h. Emotional activities, meliputi merasa bosan, gembira, semangat.
Dengan berbagai macam-macam aktivitas yang dapat
diterapkan di sekolah, maka keadaan sekolah menjadi lebih dinamis,
tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar
yang maksimal dan memperlancar peranan sebagai pusat dan
transformasi kebudayaan.
S. Nasution Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi
pengajaran para siswa, oleh karena: 13
a. Peserta didik mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara integral.
11 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992),
hlm. 95. 12 S. Nasution, Diktaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 91. 13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakara: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm.
175.
14
c. Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan peserta didik.
d. Peserta didik bekerja menurut minat dan kemantapan sendiri.
e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
f. Mempercepat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.
g. Pengajaran dilaksanakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis.
h. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan adanya asas aktivitas tersebut, kiranya jelas bahwa
faktor aktivitas sangat mendukung dalam kegiatan proses belajar
mengajar dengan tujuan bisa mengaktifkan peserta didik.
b. Hasil Belajar
Apabila berbicara tentang hasil belajar, maka tidak lepas dari
pembicaraan tantang kegiatan atau pelaksanaan belajar, mengingat
proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting.
Akan tetapi sering kali seorang guru dan peserta didik dihadapkan
pada permasalahan yang mengganggu pembelajaran.
Semua permasalahan tersebut dalam kaitannya dengan proses
belajar mengajar haruslah dapat teratasi, sehingga dapat mencapai
hasil belajar yang diharapkan, karena hasil belajar dapat menunjukkan
sampai dimana tercapainya tingkat keberhasilan suatu tujuan dalam
proses belajar mengajar.
Menurut Mulyono Abdurrahman, “hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.”14
Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan, “hasil belajar adalah
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang.”15 Berdasarkan kedua pendapat
14 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999), hlm. 37. 15 Nana Syodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 102.
15
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu
gambaran tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi pada
materi yang disampaikan oleh guru di kelas.
Penilaian hasil belajar dapat dilakukan sekali setelah suatu
kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Penilaian hasil belajar ini
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
proses pembelajaran telah berjalan dengan efektif. Dari segi guru,
penilaian hasil belajar sangat membentuk gambaran mengenai
penerapan pembelajarannya, apakah model pembelajaran yang
digunakan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik yang telah
terjadi sebelumnya. Pada pelajaran matematika terdapat tiga bagian
aspek penilaian terdiri atas aspek pemahaman konsep, aspek
penalaran, dan aspek pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, hasil
belajar yang dinilai adalah hasil belajar pada aspek pemecahan
masalah khususnya bentuk soal cerita.
Pada dasarnya hasil belajar merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar
individu. Beberapa faktor tersebut sangat penting untuk dikenalkan
kepada peserta didik dengan tujuan untuk membantu mencapai hasil
yang sebaik-baiknya. Sebagaimana yang dinyatakan dalam gambar di
bawah ini yaitu:
Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw
input) yaitu peserta didik yang membawa faktor dalam yaitu fisiologi
dan psikologi, merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini
Raw input Teaching-learning proses Out put
Instrumental input
Environmental input
16
diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar
(teaching learning proses). Di dalam proses belajar mengajar turut
berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan (environmental input)
dan faktor yang sengaja dirancang (instrumental input). Guna
mencapainya keluaran yang dikehendaki (out put).16 Adapun untuk
lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Faktor luar
Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada ranah
diluar peserta didik, diantaranya:
a) Lingkungan : alam dan sosial
b) Instrumental : kurikulum/bahan ajar, guru/pengajar,
sarana dan fasilitas, administrasi/manajemen.
b. Faktor dalam
Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada peserta
didik, diantaranya:
a) Fisiologi : kondisi fisik, kondisi panca indra
b) Psikologi : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan
kognitif.17
Adanya faktor yang dipaparkan di atas dimaksud
memberikan bekal atau pengetahuan kepada guru atau pengajar agar
dalam mencapai hasil belajar tidak terpaku atau memperhatikan faktor
dalam saja tetapi memperhatikan dua faktor tersebut sebagi ajuan
memperbaikan hasil belajar peserta didik. Penjelasan tentang faktor-
faktor hasil belajar menuntut seorang pengajar bukan hanya menjadi
pengajar, tetapi menjadi pendidik karena pengajar belum tentu
pendidik, sebaliknya pendidik pastilah pengajar.
3. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran menurut definisi Oemar Hamalik adalah “suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal
16 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), hlm.106-107
17 Ibid, hlm. 107
17
material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
untuk mencapai tujuan pembelajaran.”18
Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak, yaitu guru dan peserta
didik yang di dalamnya mengandung dua unsur sekaligus, yaitu mengajar
dan belajar (teaching dan learning). Jadi pembelajaran telah mencangkup
belajar. “Istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah yang
sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau
kegiatan belajar mengajar (KBM).”19 Dengan demikian pembelajaran
didefinisikan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya
sehingga terjadi perubahan secara relatif permanen di dalam tingkah laku
yang tampak sebagai hasil pengalaman. Adanya kesimpulan dari
pembelajaran dapat didefinisikan pembelajaran matematika merupakan
suatu kegiatan interaksi dalam kegiatan belajar mengajar antara peserta
didik, guru dan lingkungan sekitar dalam menguasai beberapa kompetensi
matematika yang ada.
Beberapa pendapat mengenai pengertian matematika diantaranya,
menurut Hudoyo:
Matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas alasan logik yang menggunakan pembuktian deduktif.”20
Menurut Sujono dalam bukunya Abdul Halim Fathani, “matematika
adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara
sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang
penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan.”21
18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm.
57 19 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang :
Rasail Media Group, 2008), hlm.9 20 Techonly 13, “Proses Belajar Matematika Dan Hakekat Matematika”, http://techonly
13.wodpress.com/2009/07/04/proses-belajar-matematika-dan-hakekat-matematika/, yang diakses pada hari rabu, 21 Oktober 2009
21 Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, (Jogjakatra: Ar-Ruzz Media,2009), hlm.19
18
Dari kedua pendapat tersebut disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu
yang berkaitan dengan angka, struktur-struktur dan hubungan-
hubungannya yang diatur secara terorgorganisasi menurut urutan yang
logis dan sistematis.
Dengan beberapa sudut pandang para ilmuwan dalam
mendefinisikan matematika, menurut R. Soedjadi, ada beberapa
karakteristik matematika sebagai berikut.22
a. Memiliki objek yang abstrak. b. Bertumpu pada kesepakatan. c. Berpola pikir deduktif. d. Memiliki simbol yang kosong dari arti. e. Memperhatikan semesta pembicaraan. f. Konsisten dalam sistemnya.
Pembelajaran matematika ini sudah harus dikenalkan kepada
peserta didik mulai dari SD sampai SMA bahkan juga di perguruan tinggi.
Cornelius mengemukakan pentingnya belajar matematika adalah:23
a. Sarana berpikir yang jelas dan logis. b. Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. c. Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman. d. Sarana untuk mengembangkan kreativitas.
e. Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Dalam mengajarkan matematika seorang guru matematika yang
professional dan kompeten mempunyai wawasan landasan yang dapat
dipakai dalam perencanaan dan pelaksnaan pembelajaran matematika.
Wawasan itu berupa dasar-dasar teori belajar yang dapat diterapkan untuk
pengembangan dan perbaikan pembelajaran matematika, diantaranya
yaitu:24
a. Teori Thorndike
Teori Thorndike disebut teori penyerapan, yaitu teori yang
memandang peserta didik selembar kertas putih, penerima
22 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional,1990), hlm. 13.
23 Mulyono Abdurrahman, op.cit., hlm. 253. 24 Gatot Muhsetyo, dkk., Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2008), hlm. 8.
19
pengetahuan yang siap menerima pengetahuan secara pasif.
Pandangan belajar seperti ini mempunyai dampak terhadap pandangan
mengajar. Mengajar dipandang sebagai perencanaan dari urutan bahan
pelajaran yang disusun secara cermat, mengkomunasikan bahan
kepada peserta didik, dan membawa mereka untuk praktik
menggunakan konsep atau prosedut baru. Konsep dan prosedur baru
itu akan semakin mantap jika makin banyak latiha. Pada prinsipnya
teori ini menekankan banyak memberi praktik dan latihan kepada
peserta didik agar konsep dan prosedur dapat mereka kuasai dengan
baik.
b. Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap
tingkat perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran
matematika diberikan, terutama untuk mnyesuaikan keabstrakan
bahan matematika dengan kemampuan berpikir abstrak anak pada saat
itu. Penerapan teori Piaget dalam pembelajaran matematika adalah
perlunya keterkaitan materi baru pelajaran matematika dengan bahan
pelajaran matematika yang telah diberikan, sehingga lebih
memudahkan peserta didik dalam memahami materi baru.
c. Teori Vygotsky
Teori Vygotsky berusaha mengembalikan model
konstruktivistik belajar mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok.
Melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui
kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator. Dengan
kegiatan yang beragam, peserta didik akan membangun
pengetahuannya sendiri melalui diskusi, tanya jawab, kerja kelompok,
pengamatan, pencatatan, pengerjaan, dan presentasi.
d. Teori George Polya (pemecahan masalah)
Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan
meningkatkan pembelajaran matematika sehingga peserta didik
20
mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika
menghadapi suatu masalah.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika perlu
ditentukankan satu terobosan alternatif, yaitu sebuah terobosan pendekatan
pembelajaran matematika, menurut Mutadi dalam bukunya terobosan-
terobosan tersebut yaitu sebagai berikut25:
a. Membuat pelajaran matematika hadir ke tengah siswa bukan sebagai sesuatu yang abstrak dan menakutkan, melainkan sebagai sesuatu yang berangkat dari kehidupan siswa itu sendiri,
b. Memberikan satu permasalahan yang menantang untuk didiskusikan dan diselesaikan menurut cara berfikir meraka,
c. Memberikan kesempatan untuk bekerjasama dan beradu argumentasi dalam memecahkan masalah dalam kelompok belejarnya,
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil pemikiran-baik pribadi maupun kelompok- di depan kelas,
e. Memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran matematika.
Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila seluruh
komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dapat saling
mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Adapun komponen-komponen
dalam kegiatan belajar mengajar meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.26 4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Dalam menyampaikan suatu materi, seorang guru diharapkan
mampu menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan kemampuan peserta didik dalam
menerima materi. Menurut Wina Sanjaya, “strategi pembelajaran
merupakan perencanaan, cara atau serangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.”27
25 Mutadi, Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat
Tenaga Teknis Keagamaan Depag Bekerjasama dengan Ditbina Widyaiswara LAN-RI, 2007)., hlm. 2-3.
26 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 48.
27 Wina Sanjaya, Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), hlm. 326.
21
Berdasarkan pendapat di atas, ada pernyataan peserta didik
mengenai kesulitan dalam mempelajari penyelesaian soal cerita pada
pelajaran matematika maka, model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dipilih dalam meningkatkan aktivitas belajar guna meningkatkan hasil
belajar. Menurut Soekamto,dkk mendefinisikan model pembelajaran
adalah:
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.28
Pemilihan model pembelajaran ini mempunyai peranan penting
dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada peserta didik dan mampu
menciptakan komunikasi dua arah sehingga suasana kelas menjadi lebih
aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Sebelum menerapkan model pembelajaran tersebut, seorang guru
harus memahami pembelajaran kooperatif agar mampu menanamkan nilai-
nilai kerja sama dikalangan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
Hal ini dikarenakan tidak semuanya kerja sama dalam kelompok belajar
adalah kooperatif. Ada beberapa ketentuan-ketentuan atau batasan-batasan
suatu kerja sama dalam kelompok dikatakan kooperatif.
a. Pembelajaran Kooperatif secara umum
1) Tinjauan Umum Pembelajaran Kooperatif
Mutadi mendefinisikan pembelajaran kooperatif atau
cooperative learning adalah “sebuah grup kecil yang bekerja
bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah,
melengkapi latihan atau untuk mencapai tujuan tertentu.”29
Menurut Spencer Kagan dalam penulisannya yang berjudul
“Cooperative Learning” menyatakan “cooperative learning is a
successful teaching strategy in which small teams, each with
28 Trianto, Mode-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm.5 29 Mutadi, op.cit, hlm.35
22
students of different levels of ability, use a variety of learning
activities to improve their understanding of a subject".”30
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi mengajar yang
baik dengan dalam kelompok kecil, dimana tingkat kemampuan
setiap peserta didik berbeda, menggunakan sebuah variasi dalam
aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka
pada materi.
Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan sebuah group
kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan
masalah untuk mencapai tujuan bersama.
2) Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif ini berbeda kelompok belajar, bukan
hanya sekedar kumpulan individu melainkan merupakan satu
kesatuan yang memiliki ciri dinamika dan emosi tersendiri.
Pentingnya belajar kooperatif atau belajar bekerjasama
dikemukakan oleh Syekh al-Zarnudji.
31.ديعبب ىهالن ىلأو نم نكتال # ايحتل مولعالب اسالنراكذ
”Diskusikan ilmu dengan orang lain agar ilmu tetap hidup dan janganlah kamu jauhi orang-orang yang berakal pandai.”
Beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 32 a. Pembelajaran tim
Tim merupakan tempat untuk mencapai keberhasilan
pembelajaran. Oleh karena itu, semua anggota dalam tim harus
saling membantu untuk mencapai keberhasilan tim.
30 Spencer Kagan,”Coopoerative Learning”, http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperative
learnin, htm, yang diakses pada hari rabu, 21 Oktober 2009. 31 Syekh al-Zarnudji, Ta’lim al-Muta’alim Thariq al-Ta’alum, (Semarang: Toha Putra,
tt), hlm. 29. 32 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 244
23
b. Manajemen kooperatif
Dalam pembelajaran koperatif terdapat manajemen yang
sangat berperan sebagai pedoman dalam bekerja sama, empat
fungsi pokok dari manajemen kooperatif ini yaitu: fungsi
perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi
kontrol.
c. Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan kooperatif merupakan keberhasilan bersama
dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok tidak hanya
melaksanakan tugas masing-masing tetapi perlu adanya kerja
sama sesama anggota kelompok. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang mengajarkan bahwa
manusia harus saling bekerja sama33 yaitu:
والعدوان الإثم على تعاونوا ولا والتقوى البر على وتعاونوا…
.ابالعق شديد الله إن الله واتقوا
". . . Dan tolong- menolonglah kamu atas kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong- menolong atas dosa dan kejelekan. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.34 (QS. Al-Maidah: 2).
d. Keterampilan Bekerja Sama
Keterampilan bekerja sama merupakan keanekaragaman
kegiatan yang dilaksanakan dalam sebuah kelompok untuk
memecahkan permasalahan secara bersama. Setiap anggota
kelompok diharapkan mampu mewujudkan komunikasi dan
33 Sebagaimana Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa ayat tersebut merupakan prinsip
dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakwaan. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Volume. 3, hlm. 14.
34 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tarjamah, (Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1999), hlm. 157.
24
interaksi dengan anggota lain dalam menyampaikan ide, dan
memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.
3) Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif.35
Tidak semua kerja kelompok dapat dikatakan pembelajaran
kooperatif. Beberapa unsur yang terdapat pada pembelajaran
kooperatif, diantaranya:
a. Ketergantungan Positif
Keberhasilan kelompok tergantung pada usaha setiap
anggotanya. Setiap anggota mempunyai kesempatan
menyumbangkan ide-ide kepada anggota kelompok yang lain.
Dengan demikian bagi anggota kelompok yang kurang mampu
tidak merasa minder terhadap anggota yang lain. Sebaliknya,
peserta didik yang lebih pandai juga tidak merasa dirugikan
karena anggota yang kurang mampu, sedikit banyak sudah
memberikan sumbangsih pada kelompok.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Tanggung jawab perseorangan ini merupakan sesuatu yang
harus dimiliki anggota dalam kelompok. Terwujudnya
keberhasilan sangat ditentukan oleh peserta dalam memberikan
sesuatu yang terbaik kepada kelompoknya. Sehingga semua
anggota kelompok memutuskan untuk melaksanakan tugas
masing-masing agar tidak menghambat jalannya belajar
kelompok.
c. Interaksi Tatap Muka
Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan
yang luas untuk bertatap muka dan berdiskusi kepada setiap
anggota kelompok. Dengan demikian memberikan pengalaman
yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja
35 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-
Ruang Kelas, (Jakarta: Grsindo, 2007), hlm. 30
25
sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan
masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-
masing anggota.
d. Partisipasi dan Komunikasi Antaranggota
Dengan partisipasi dan komunikasi dalam pembelajaran
kooperatif akan melatih sikap sosial peserta didik di
masyarakat. Pada dasarnya, keberhasilan suatu kelompok juga
tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan
pendapat mereka.
e. Evaluasi proses kelompok
Dalam pembelajaran sangat diperlukan suatu evaluasi yang
merupakan penilaian dari hasil belajar. Dalam pembelajaran
kooperatif ini, yang dimaksudkan evaluasi proses kelompok
merupakan penilaian proses kerja kelompok dan hasil
kerjasama untuk dapat bekerja lebih efektif. Evaluasi ini juga
digunakan sebagai tahap perbaikan untuk pembelajaran yang
akan datang.
4) Sintak atau langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif.36
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mempunyai
beberapa tahap atau fase, meliputi:
Tabel 1
FASE-FASE PEILAKU GURU
Fase 1 : Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar
Fase 2 : Present information Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal
Fase 3: Organize students into learning teams Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan
36 Agus Supriyono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009), hlm. 65
26
transisi yang efisien Fase 4 : Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5 : Test on the materials Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6 : Provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok
b. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and
Composition. CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran
kooperatif. Pada dasarnya model pembelajaran CIRC merupakan
sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran
membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar.37 Dalam
pembelajaran ini bertujuan untuk mengintegrasikan kemampuan
memahami bacaan yang baru dipelajari dalam pelajaran menulis.
Robert E. Slavin mengemukakan bahwa, “unsur-unsur penting yang
terdapat dalam model pembelajaran kooperatif CIRC ada tiga jenis,
yaitu kegiatan yang terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami
bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu.”38
Menurut Amin Suyitno, “pembelajaran kooperatif tipe CIRC
dapat digunakan dalam pembelajaran matematika khusus pada materi
pemecahan masalah soal bentuk cerita.”39 Pembelajaran ini
merupakan upaya meningkatkan hasil belajar, aktivitas belajar dan
37 Robert E. Slavin, Cooperatif Learning: Teori, Riset and Praktik, terj: Nurulita Yusron,
(Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 200. 38 Ibid, hlm.204 39 Amin Suyitno, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan penerapannya
di SMP, Makalah dalam pelatihan bagi Guru-guru Matematika SMP Se-Jawa Tengah, (Semarang: UNNES, 2006), hlm. 13.
27
keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita, sehingga
model tersebut cocok untuk diterapkan di kelas.
Dalam model pembelajaran CIRC, peserta didik ditempatkan
dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4-5
peserta didik. Dalam pembagian kelompok bersifat heterogen, yang
tidak membedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat
kecerdasan peserta didik sehingga setiap kelompok diharapkan terdiri
dari peserta didik yang pandai, sedang/lemah, dan masing-masing
peserta didik merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran
kelompok tersebut, diharapkan peserta didik mampu meningkatkan
daya pikir, kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
Dengan mengadopsi model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
maka dapat diterapkan pada pelajaran matematika khusunya
pemecahan masalah pada soal bentuk cerita. Beberapa langkah CIRC
dalam pembelajaran matematika, adalah sebagai berikut.40
a. Guru menjelaskan suatu materi tertentu kepada para peserta didiknya.
b. Guru memberikan latihan soal cerita termasuk cara menyelesaikan soal cerita tersebut.
c. Guru siap melatih peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
d. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar peserta didik yang heterogen. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang.
e. Guru mempersiapkan 1 atau 2 soal cerita dan membagikannya kepada setiap peserta dalam kelompok yang sudah ditentukan.
f. Guru memberitahukan agar setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik sebagai berikut.
1) Salah satu anggota kelompok membaca dan anggota yang lain mendengarkan sambil mencermati soal cerita yang telah dibacakan.
40 Ibid, hal. 13-14
28
2) Membuat prediksi atau menafsirkan atas isi soal cerita, termasuk menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu,
3) Saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita,
4) Menuliskan penyelesaian soal cerita secara sistematis (menuliskan urutan komposisi penyelesaian),
5) Saling merevisi dan mengedit pekerjaaan/penyelesaian (jika ada yang perlu direvisi).
6) Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.
g. Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.
h. Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan kepada kelompok secara proporsional.
i. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan dapat mengerjakan soal cerita yang diberikan guru.
j. Guru meminta kepada perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
k. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan.
l. Guru memberikan tugas/ PR soal cerita secara individual kepada peserta didik tentang pokok bahasan yang dipelajari.
m. Guru bisa membubarkan kelompok yang dibentuk dan para peserta didik kembali ketempat duduknya masing-masing.
n. Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara klasikal tentang strategi dalam pemecahan masalah khususnya soal bentuk cerita.
o. Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan kompetensi yang ditentukan.
5. Materi Pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variable (SPLDV)
Menurut Ronald Sitorus ”SPLDV adalah suatu sistem persamaan
yang terdiri atas dua persamaan linier. Setiap persamaan memiliki 2
variabel.” Adapun bentuk umumnya :
ax + by = c
29
px + qy = r.41
Keterangan:
a, b, c, p, q, r merupakan konsonan yang bisa diisi dengan bilangan,
sedangkan x dan y adalah variabel. Penyelesaiannya, yaitu mencari nilai x
dan y yang memenuhi kedua persamaan tersebut, dengan beberapa cara
diantaranya sebagai berikut:
a. Subtitusi
Menurut Cholik A. Sugiono, kata ”subtitusi” hampir sama artinya
dengan ”pengganti”. Maka yang dimaksudkan dengan menyelesaikan
sistem persamaan linier dua variabel dengan metode subtitusi artinya
”dilakukan dengan cara menganti salah satu variabel dengan variabel
lainnya, yaitu menganti x dengan y, atau menganti y dengan x.”42
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier dua
variabel (SPLDV) berikut ini dengan metode subtitusi!
3x + 2y = 16
2x - y = 6
Pembahasan:
Metode Subtitusi:
2x – y = 6
y = 2x - 6
subtitusikan persamaan y = 2x – 6 ke persamaan
3x + 2y = 16
3x + 2 (2x - 6) = 16
3x + 4x – 12 = 16
7x = 28
x = 4
Kita cari y dari persamaan:
41 Ronald Sitorus, Bimbingan Pemantapan Matematika SMP, (Bandung: CV.Yrama
Widya), 2006, hlm. 41. 42 Moh. Kholik A, Matematika untuk SLTP kelas 2 Semester 2, ( Jakarta: Penerbit
Airlangga), 2003, hal.38.
30
2x – y = 6
2 . 4 – y = 6
8 – 6 = y
y = 2
Jadi HP = {(4,2)}
b. Eliminasi
Menurut Cholik A. Sugiono, ”metode eliminasi artinya
metode menghilangkan salah satu variabel. Pada metode eliminasi,
angka dari koefisian variabel yang akan dihilangkan harus sama atau
dibuat menjadi sama.”43
Perlu diketahui bahwa dua variabel yang sama akan
tereliminasi atau hilang bila dikurangkan atau dijumlahkan. Artinya
untuk menghilangkan variabel x atau y dapat dikurangkan atau
dijumlahkan dengan variabel x atau y pada persamaan lain yang
mempunyai koefisien sama.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan
metode eliminasi!
x + y = 6
2x –y = 0
Pembahasan:
Metode Eliminasi:
Eliminasi variabel y
x + y = 6
2x –y = 0 +
3x = 6
x = 2
Eliminasi variabel x dengan menyamakan koefisiennya
x + y = 6 x 2 2x + 2y = 12
2x –y = 0 x 1 2x - y = 0 -
43 Ibid., hlm. 41.
31
3y = 12
y = 4
Jadi HP = {(2,4)}
Selanjutnya jika variabel yang akan dihilangkan dari dua persamaan
yang diketahui tidak memiliki koefisian yang sama, maka koefisian
dari peubah yang akan dihilangkan boleh dikalikan dengan suatu
bilangan, sehingga koefisen peubah yang akan dihilangkan menjadi
sama.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut ini dengan
metode eliminasi!
2x -3 y = 17
3x + y = 9
Pembahasan:
Metode Eliminasi:
2x -3 y = 17 x 1 2x - 3 y = 17
3x + y = 9 x 3 9x +3 y = 27 +
11x = 44
x = 1144 = 4
2x -3 y = 17
2.4 -3 y = 17
8 -3 y = 17
-3 y = 17-8
-3 y = 9
y = 3
9−
= -3.
jadi, Hp adalah {(4,-3)}.44
c. Metode Gabungan Eliminasi dan Subtitusi
44 Ibid., hlm. 41.
32
Dari beberapa cara menyelesaiakan Sistem Persamaan Linier, metode
gabungan eliminasi dan subtitusilah yang sering digunakan untuk
menyelesaikan suatu SPLDV. Ini dikarenakan, metode eliminasi dan
subtitusi lebih mudah.
Contoh:
Tentukan HP dari SPLDV berikut dengan metode gabungan eliminasi
dan subtitusi!
2x + 5y = 11
x + y = 4
Pembahasan:
Eliminasi variabel x
2x + 5y = 11 x 1 2x + 5y = 11
x + y = 4 x 2 2x + 2y = 8 -
3y = 3
y = 1
karena x telah tereliminasi, kita akan mencari x dengan
mensubtitusikan ke persamaan
x + y = 4
x + 1 = 4
x = 3
Jadi HP = {(3,1)}
d. Penerapan SPLDV dalam Soal Cerita
Mengapa materi Sistem Persamaan Linier yang penulis teliti?
Pembelajaran matematika untuk materi Sistem Persamaan Linier
merupakan materi yang masih dianggap relatif sulit. Apalagi jika
pembelajarannya sudah sampai pada soal cerita yang berkaitan dengan
SPLDV.
Langkah pertama untuk menyelesaikan masalah sehari-hari
yang menggunakan perhitungan matematika adalah dengan menyusun
33
model matematika dari soal itu, lalu menyelesaikannya dengan
SPLDV. Dari materi SPLDV ini, penulis mengambil Kompetensi
Dasar yaitu siswa mampu merancang model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dan siswa dapat
menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dan penafsirannya.
Contoh:
Linda membawa dompet yang berisi 15 lembar uang seribu dan dua
ribu rupiah. Jika jumlah uang Linda Rp 23.000,00. Berapa lembar
masing-masing uang Linda?
Pembahasan:
Misalkan banyaknya uang seribu rupiah adalah x, dan banyaknya uang
dua ribu rupiah adalah y, maka model matematikanya adalah:
x + y = 15
kemudian 1000x + 2000y = 23.000
x + 2y = 23
modelnya adalah
x + y = 15…(i)
x + 2y = 23….(ii)
dengan cara eliminasi variable x
x + y = 15
-x + 2y = 23
- y = -8
y = 8
y = 8 disubtitusikan ke persamaan (i):
x + y = 15
x+ 8 = 15
x = 7
Jadi uang seribu rupiah ada 7 lembar dan uang dua ribuan rupiah ada 8
lembar.
34
Jadi dapat disimpulkan untuk menyelesaikan soal-soal cerita
tersebut terlebih dahulu diterjemahkan ke dalam kalimat atau model
matematika, baru kemudian diselesaikan persamaannya dengan
beberapa metode dalam menyelesaikan system persamaan linier dua
variable.
6. Penerapan CIRC dalam Penyelesaian Soal Cerita Matematika
Dalam perkembangan pembelajaran matematika sangat diperlukan
diperlukan proses berpikir peserta didik. Berdasarkan kurikulum KTSP,
hampir setiap materi matematika baik di tingkat SD, SMP, dan SMA
terdapat pemecahan masalah dengan dua macam soal pemecahan masalah
yaitu soal bentuk cerita dan soal non cerita. Dari dua jenis soal tersebut
merupakan kesatuan dari pembelajaran matematika. Guru yang selesai
memberikan pembelajaran matematika diusahakan memberikan latihan
baik soal noncerita maupun soal bentuk cerita. Setelah itu peserta didik
diharapkan mampu menguasai penyelesaian masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
Penyelesaian dari masalah-masalah tersebut menghendaki adanya
metode pemecahan. Suatu pemecahan masalah dapat dikatakan berhasil
apabila peserta didik mampu mendefinisikan dan menganalisa
permasalahan, mendapat informasi yang diperlukan dan menarik
kesimpulan berdasarkan data yang dimiliki.
Bobrow Jerry, “menyatakan bahwa proses penyelesaian merupakan
metode langkah demi langkah yang membantu mengenali soal dengan cara
yang teratur, terfokus, dan sistematis.”45 Penyelesaian soal cerita ini
merupakan proses penerjemahan kalimat soal cerita ke dalam kalimat
45 Bobrow Jerry, Cliff Quick Review TM Matematika Dasar dan Pra-Aljabar, Alih Bahasa:
Ervina YUdha Kusuma, S.S , (Bandung: Pakar Raya, 2004), hlm. 135.
35
matematika. Dengan demikian, penyelesaian soal cerita dapat
terselesaikan jika sudah memahami bilangan-bilangan yang diketahui.
Tingkat kesulitan dari soal cerita itu dipengaruhi oleh panjang
pendeknya kalimat, pemahaman menerjemahkan kalimat. Hal tersebut
sangat berkaitan dengan tujuan dari pembelajaran matematika yaitu
membantu peserta didik untuk mengenal situasi kontekstual sesuai dengan
lingkungan yang memerlukan aturan operasi matematika yang telah
dipelajari. Sebagaimana pendapat George Polya tentang langkah-langkah
penyelesaian adalah sebagai berikut.46
a. Memahami masalah
1). Memahami kalimat.
2). Mengubah masalah dengan kalimat matematika.
3). Mengidentifikasi apa yang diketahui.
4). Mengidentifikasi apa yang ditanyakan.
b. Menyusun rencana pemecahan.
Dalam bagian ini peserta didik diminta untuk mencari hubungan antara
apa yang diketahuhi dengan apa yang ditanyakan. Hubungan itu
biasanya berupa teorema atau rumus-rumus matematika.
c. Melaksanakan rencana pemecahan
Peserta didik diharapkan memilih metode yang sesuai untuk
menyelesaikan dengan persamaan atau model matematika yang ada.
d. Memeriksa kembali.
Peserta didik melakukan pemeriksaan terakhir atas jawaban yang telah
diperoleh dari proses pengerjaan yang telah dilakukan, dalam hal ini
melakukan kesimpulan dari penyelesaian permasalahan.
Berkaiatan dengan langkah dalam penyelesaian, Amin Suyitno
mengatakan, Kegiatan pokok dalam CIRC untuk memecahkan soal
cerita meliputi rangkaian atau langkah-langkah kegiatan bersama yang
spesifik, yakni:
46 John L. Mark, Athur A. Hiatt, Evelyn M. Nevfeld, Metode Pengajaran Matematika
Untuk Sekolah Dasar , Alih Bahasa: Bambang Sumantri, (Jakarta:s Erlangga, 1998), hlm. 59.
36
(1) salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca, (2) membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita termasuk menulis apa yang diketahui, apa yang ditanya, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu, (3) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, (4) Menulis urutan komposisi penyelesaian soal, (5) saling merevisi dan mengedit (jika ada yang perlu direvisi).47
Adanya dua pendapat tersebut, yang pendapat pertama
menerangkan langkah-langkah secara umum dalam menyelesaikan
soal cerita sedangkan pendapat kedua menerangkan langkah-langkah
yang spesifik model CIRC dalam penyelesaian soal cerita, sehingga
langkah- langkah penerapan model dalam materi soal cerita adalah
sebagai berikut:
1. Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota
saling membaca soal cerita atau permasalahan yang diberikan oleh
guru
2. Membuat prediksi atau menafsirkan isi soal cerita termasuk
menulis apa yang diketahui, apa yang ditanya, dan memisalkan
yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu. Contoh: wawan
membawa uang yang berisi 10 lembar uang seribu dan lima ratus
rupiah. Jika jumlah uang wawan Rp 22.000,00. Berapa lembar
masing-masing uang wawan?
Diketahui:
- 10 lembar uang seribu dan lima ratus rupiah
- Jumlah uang wawan Rp 22.000,00
Misalkan banyaknya uang seribu rupiah adalah x, dan banyaknya
uang lima ratus rupiah adalah y
x + y = 10…(i)
1000x + 5000y = 22.000
x + 5y = 22….(ii)
47 Amin Suyitno, Mengadopsi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading And Composition) dalam meningkatkan keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita, Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam 2005 FMIPA UNNES, (Semarang: UNNES, 2005), cet. I, hlm. 1.
37
Ditanya:
Berapa lembar masing-masing uang wawan?
3. Saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita,
dalam hal ini rencana penyelesaian adalah model matematika atau
kalimat matematika dengan begitu peserta didik menyelesaikan
soal cerita dengan tingkat pemahaman masing-masing. Seperti
kelanjutan langkah penyelesaian soal di atas.
Jawab:
maka model matematikanya adalah:
x + y = 10…(i)
x + 5y = 22….(ii)
kemudian gunakan eliminasi
x + y = 10
x + 5y = 22 -
-4 y = -12,
y = 3.
y = 3
disubtitusikan ke persamaan (i):
x + y = 10
x + 3 = 10
x = 7
Kesimpulan:
Jadi uang seribu rupiah ada 7 lembar dan uang lima ribuan rupiah
ada 3 lembar.
4. Menulis urutan komposisi penyelesaian soal. Peserta didik dituntut
untuk mengurutkan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal
cerita, sesuai di atas yaitu: diketahui, ditanya dan jawab serta
kesimpulan.
5. Saling merevisi dan mengedit. Peserta didik dituntut untuk saling
mengedit pekerjaan antar peserta didik, mencocokan dan
38
mendiskusikan hasil penyelesaian serta mengambil keputusan
penyelesaian soal cerita yang dirasa benar.
B. Kajian Pustaka
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto
kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun
kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang
terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang
membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik
dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis
akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang suda ada. Ada beberapa
bentuk tulisan penelitian yang akan penulis paparkan.
Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis
temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya
dengan skripsi yang akan penulis susun.
Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya
meliputi: Penelitian yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Cooperative
Tipe CIRC Bermediakan Kartu Soal Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Segiempat Di Kelas VI
SMP N 7 Semarang Tahun 2006/2007” oleh Muslikhah, mahasiswa
Universitas Negeri Semarang. Pada penelitian ini merupakan penelitian yang
mengkaji pada pemecahan soal cerita matematika materi segiempat dengan
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC yang menggunakan media kartu
dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian
menunjuk model pembelajaran kooperatif tipe CIRC bermediakan kartu soal
lebih efektif untuk mengajarkan materi bangun segi empat, khususnya dalam
menyelesaikan soal cerita dibandingkan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional. 48
48 Muslikhah, ” Keefektifan pembelajaran cooperative tipe CIRC bermediakan kartu soal
terhadap hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi segiempat di kelas VI SMP N 7 Semarang Tahun 2006/2007”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007.
39
Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
IXA SMP 3 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Peluang
Melalui Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
And Composition(CIRC) ”oleh Noor Wijayanti, mahasiswa Universitas Negeri
Semarang. Pada penelitian ini mengkaji pada pemecahan soal cerita
matematika materi peluang dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian pada siklus I
menunjukkan ketuntasan belajar pada aspek pemahaman konsep 57%, aspek
penalaran dan aspek penalaran dan komunikasi 36%, dan aspek pemecahan
masalah 32%. Sedangkan pada siklus II, aspek pemahaman konsep 91%,
aspek penalaran dan komunikasi 89% dan aspek pemecahan masalah 86%.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan model tesebut daat
meningkatkan hasil belajar.49
Selain itu juga pada penelitian yang berjudul “Menggunakan Aktivitas
Dan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada
Pokok Bahasan Persamaan Dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel Dengan
Menggunakan Langkah Polya Dan Lembar Kerja Siswa Di Kelas VII SMP
Islam Jondang Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2006/2007” oleh Khamidun
Nugroho, mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Pada penelitian tersebut
juga mengkaji pemecahan soal cerita matematika dengan materi yang berbeda
yaitu persamaan dan pertidaksamaan satu variabel dengan menggunakan
langkah penyelesaian dari polya dan lembar kerja untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan pada
siklus I nilai rata-rata hasil tes 6.32. sedangkan pada siklus II nilai rata-rata
hasil tes 7.08. dari hasil tersebut terdapat peningkatan hasil belajar.50
49 Noor Wijayanti, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IXA SMP 3 Kudus Tahun
Pelajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Peluang Melalui Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition(CIRC)”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007.
50 Khamidun Nugroho, “Menggunakan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel dengan menggunakan langkah polya dan lembar kerja siswa di kelas VII SMP Islam Jondang Kedung Jepara Tahun pelajaran 2006/2007”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007.
40
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, sebagai bahan perbandingan
yang sudah teruji keshahihannya. Dengan materi yang berbeda pada pelajaran
matematika maka penulis mengambil judul penelitian “Upaya Meningkatkan
Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition)
dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel Peserta Didik Kelas VIIIB Semester Gasal MTs NU Nurul Huda
Mangkang Tahun Pelajaran 2009/2010”. Maksudnya yaitu bagaimana
penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal
cerita materi SPLDV untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, sehingga
pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif dan bermakna bagi peserta didik
dalam mendapatkan pengalaman belajar yang mempengaruhi keberhasilan
belajar. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti
diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah khususnya
penyelesaian soal cerita pada pelajaran matematika.
C. Kerangka Berpikir
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah peserta
didik akan merasa tertarik untuk mempelajari matematika karena materi yang
disampaikan berupa soal cerita yang ada hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari. Dengan belajar secara kooperatif, peserta didik akan merasa lebih
mudah untuk memahami materi yang dipelajari, karena adanya kerja sama dan
tukar pikiran antara peserta didik dalam kelompoknya.
Pada materi pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
jika penyampaiannya menggunakan metode kooperatif tipe CIRC akan
membuat siswa lebih mudah untuk mempelajarinya. Peserta didik dapat
mengetahui bahwa pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada materi
penyelesaian soal cerita mempuyai keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari
yang mungkin pernah dialami oleh peserta didik. Pokok Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel pada materi penyelesaian soal cerita yang dirasa sulit
oleh peserta didik akan lebih mudah dipelajari, dikarenakan metode kooperatif
tipe CIRC lebih menekankan pada kerja sama antar peserta didik dalam
41
kelompoknya dan sekaligus tipe kooperatif tersebut lebih spesifik dengan
penyelesaian soal cerita. Sehingga akan menimbulkan peningkatan aktivitas
belajar dan hasil belajar.
Logikanya, Berdasarkan uraian tersebut jika pembelajaran pada materi
pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada materi penyelesaian soal
cerita dilakukan dengan mengimplementasikan model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC akan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil
belajar.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC akan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik
MTs. Nurul Huda kelas VIII B semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 pada
materi pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada materi penyelesaian
soal cerita.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR).
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
suatu kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik.1
Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap, secara
rinci sebagai berikut:
a. Perencanaan
1). Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
indikator keberhasilan penelitian.
2). Mempersiapka fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas.
3). Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis proses
dan hasil tindakan.
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
tindakan penerapan pembelajaran kooperatif CIRC dalam menyelesaikan
soal cerita dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik
yang telah direncanakan.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan.
Peneliti mempersiapkan lembar pengamatan yang telah disiapkan untuk
mengetahui kondisi kelas terutama aktivitas belajar peserta didik yang
berpengaruh pada hasil belajar peserta didik dalam penyelesaian soal
1 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),
hlm. 3.
43
cerita. Disamping itu, peneliti juga melaksanakan pengamanatan terhadap
tindakan guru dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan, dianalisis dan
didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pelajaran matematika dan
dicari solusi dari permasalahan pembelajaran yang telah berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi diri tentang penerapan
pembelajaran kooperatif CIRC dalam menyelesaikan soal cerita yang dapat
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik guna berpengaruh pada hasil
belajar peserta didik dalam penyelesaian soal cerita.
Pelaksanaan penelitian ini dengan model yang dibuat oleh John Elliot.2
Sebagaimana gambar di bawah ini:
Penelitian ini dilaksanakan dalam disusun dalam 3 tahap/siklus penelitian
yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pra siklus dilakukan untuk mengetahui
pelaksaan pembelajaran yang belum menggunakan model pembelajaran
matematika yaitu Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated
Reading And Composition). Sedangkan siklus 1 dan siklus 2 terdiri atas
2 Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV. Widya Karya, 2009), hlm. 10
Pelaksanaan tindakan
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan Siklus I
Pelaksanaan tindakan
Perencanaan
Refleksi
pengamatan Siklus II
44
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hal ini ditempuh untuk
membandingkan dan menggambarkan proses pembelajaran pada tiap-tiap
siklus.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah peserta didik kelas
VIIIB di MTs Nurul Huda Mangkang sejumlah 41 orang, yang terdiri dari 17
peserta didik laki-laki dan 24 peserta didik perempuan (daftar peserta didik
ada pada lampir 6).3
C. Kalaborator
Kalaborator dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) adalah peneliti
yang bersama-sama dengan guru dalam melaksanakan penelitian, sedangkan
guru tersebut adalah adalah guru matematika kelas VIIIB di MTs Nurul Huda
Mangkang yaitu Bpk. Rif’an, S.Ag.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VIIIB di MTs NU
Nurul Huda Mangkang Semarang.
2. Waktu
dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November pada semester gasal
Tahun Pelajaran 2009/2010. Untuk lebih detainya ada pada jadwal
penelitian sebagai berikut:
jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
di MTs. NU Huda Mangkang.
3 Hasil dokumentasi MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun ajaran 2009/2010, yang
diperoleh pada hari 5 Oktober 2009.
45
Tabel 2
Jadwal Penelitian
No Tahapan Tanggal/Bulan
Alokasi Waktu Kegiatan Ket
1. Observasi Awal
Oktober
Satu bulan
a. Wawancara dengan guru matematika kelas VIIIB
b. Persiapan dan pencarian data yang mendukung rencana pelaksanaan penelitian
2. Pra penelitian
9-11-09 Dua jam pelajaran (2 x 45’)
a. Mengamati guru dalam mengajar matematika
b. Evaluasi dan refleksi
12-11-09 Dua jam pelajaran (2 x 45’)
a. Perkenalan peneliti/ praktikan dengan peserta didik
b. Pembahasan PR c. Mengerjakan soal pretes d. Membahas soal pretes
3. Penelitian Siklus 1
16-11-08 Dua jam pelajaran (2 x 45’)
a. Penjelasan peneliti tentang materi yang akan disampaikan dan sekaligus car penyelesaiannya dengan metode yang diterapkan.
b. pembagian kelompok dan mengerjakan soal
c. diskusi dan presentasi hasil diskusi
d. pemberian tugas rumah e. pemberian soal formatif
siklus I dan peserta didik mengerjakannya.
4. Siklus 2 19-11-08 Dua jam pelajaran (2 x 45’)
a. Penjelasan peneliti tentang materi yang akan disampaikan dan sekaligus car penyelesaiannya dengan metode yang diterapkan.
b. pembagian kelompok dan mengerjakan soal
c. diskusi dan presentasi hasil diskusi
d. pemberian tugas rumah dan pemberian soal formatif siklus II dan peserta didik mengerjakannya
5. Paska penelitian
Nov-Des 2 minggu Pembuatan laporan hasil penelitian
46
E. Desain Penelitian
penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam beberapa siklus. Selain tahap pra siklus setiap siklus meliputi 4 (empat)
tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
pengamatan dan tahap refleksi.
Sebagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
a. Pra siklus
Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan mengambil evaluasi dari
pembelajaran materi SPLDV pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan
evaluasi pembelajaran pada tahun-tahun sebelumnya diperoleh nilai rata-
rata tes formatif materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV)
matematika dua tahun terakhir kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda
Mangkang di bawah KKM yaitu dibawah 60, ketuntasan belajar peserta
didik kurang dari 75% dan aktivitas belajar peserta didik kurang dari 80%.
Informasi ini diperoleh dari Pak Rif’an, S.Ag selaku Guru Mata Pelajaran
Matematika MTs. NU Nurul Huda Mangkang kelas VIIB, yang diperoleh
pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009. Dari Kondisi seperti ini tentunya
berakibat pada nilai mid semester atau semester karena materi tersebut
berkaiatan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini juga akan
diukur dengan indikator penelitian yaitu akan dilihat hasil belajar dari
peserta didik dan keaktifan peserta didik. Untuk penggalian data tentang
hasil belajar melalui dokumentasi sedangkan untuk keaktifan peserta didik
tahun lalu dengan melakukan wawancara. Adapun bahan wawancara
menggunakan instrument keaktifan peserta didik pada siklus I dan II
sebagai pertanyaan untuk guru. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk
membandingkan keberhasilan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative
Integrated Reading And Composition) pada siklus 1 dan siklus 2.
47
b. Siklus I
1. Perencanaan
a) Peneliti dan guru merencanakan materi “Pemecahan Masalah konsep
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) dalam Kehidupan
Sehari-hari yaitu pemecahan terhadap soal cerita” dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
b) Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada
materi yang telah direncanakan, dan diserahkan kepada guru agar
dipelajari sesuai yang dikehendaki oleh peneliti.
c) Peneliti menyiapkan soal cerita 1 buah sebagai bahan diskusi peserta
didik.
d) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang meliputi lembar
pengamatan aktivitas peserta didik dan lembar pengamatan guru
dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran.
e) Peneliti membentuk kelompok-kelompok yang heterogen (diperoleh
dari soal tes pretes). Peserta didik dibagi menjadi 10 kelompok dan
setiap kelompoknya beranggotakan 4-5 peserta didik.
2. Pelaksanaan Tindakan
a). Guru memberikan salam kepada semua peserta didik.
b). Guru mengadakan absensi terhadap kehadiran peserta didik.
c). Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembelajaran yang
akan dilakukan yaitu pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Adapun
langkah-langkahnya secara mendetail telah disampaikan sebelum
pelaksanaan siklus.
d). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu peserta didik
diharapkan mampu menyelesaikan soal cerita dengan langkah yang
spesifik.
e). Guru menyajikan materi pembelajaran (soal cerita tentang materi
SPLDV) sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
48
f). Guru menginformasikan tentang pembagian kelompok yang telah
dilakukan pada pertemuan sebelumnya dan meminta peserta didik
untuk mengingat nama maupun teman kelompoknya.
g). Guru bersama peneliti mengatur peserta didik dalam kelompok agar
setiap anggota kelompok mampu bertatap muka.
h). Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan
pembagian tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara
bersama-sama dengan penuh tanggung jawab. peneliti bertindak
sebagai pengamat.
i). Guru memberikan satu permasalahan kepada setiap kelompok. Dan
setiap kelompok mendiskusikan permasalahan tersebut.
j). Guru menganjurkan agar peserta didik dalam kelompok dapat
mengerjakan secara bersama-sama sebagaimana aktivitas dalam
pembelajaran CIRC yang dipandu oleh ketua kelompok.
k). Guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan bimbingan
terhadap peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok untuk
menyelesaikan tugas kelompok.
l). Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya kepada
guru.
m). Guru meminta perwakilan dari kelompok tertentu untuk menyajikan
hasil kerja kelompoknya di papan tulis.
n). Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan tanggapan.
o). Guru bersama peserta didik membahas hasil diskusi dan sambil
mengulang hal-hal yang dianggap sulit sekaligus memberikan
kesimpulan tentang penyelesaian soal cerita.
p). Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan para peserta didik
kembali ke tempat duduk masing-masing.
q). Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara
klasikal tentang strategi pemecahan soal cerita.
49
r). Guru memberikan tes formatif individu sebagai tingkat pemahaman
dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV.
3. Pengamatan
a). Pengamatan terhadap peserta didik mengamati aktivitas belajar baik
peserta didik dengan guru maupun peserta didik dengan peserta didik
dalam proses pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam penyelesaian
soal cerita matematika.
b). mengamati guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan
model kooperatif tipe CIRC.
c). Dengan mencatat keberhasilan dan hambatan-hambatan yang
dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan
harapan penelitian
4. Refleksi
Refleksi merupakan analisis dan evaluasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada tahap
siklus I yang dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra.
a). Menganalisis hasil pengamatan siklus I untuk membuat simpulan
sementara terhadap pelaksanaan pengajaran di siklus II.
b). Mendiskusikan dengan guru tentang hasil analisis untuk tindakan
perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian selanjutnya dalam
siklus II.
c. Siklus II
1. Perencanaan
a). Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi
yang sama dengan siklus I dengan pengelolaan kelas yang lebih
efektif.
b). Peneliti menyiapkan 1 buah soal cerita sebagai bahan diskusi peserta
didik.
c). Peneliti menyiapkan kembali lembar pengamatan yang meliputi
lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan lembar pengamatan
guru kegiatan pembelajaran.
50
d). Peneliti menyiapkan kamera untuk dokumentasi.
e). Peneliti membetuk kelompok-kelompok yang heterogen yang sama
dengan siklus I.
f). Guru diharapkan mampu memperbaiki pengelolaan kegiatan
pembelajaran dan lebih memberikan bimbingan kepada setiap
kelompok.
2. Pelaksanaan Tindakan
a). Guru memberikan salam kepada semua peserta didik.
b). Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik.
c). Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembelajaran yang
akan dilakukan yaitu pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
d). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu peserta didik
diharapkan mampu menyelesaikan soal cerita dengan langkah yang
spesifik.
e). Guru melalui tanya jawab dengan mengingatkan kembali tentang
pemecahan masalah dalam menyelsaikan soal cerita matematika.
f). Guru menyajikan sebuah soal cerita matematika pada materi
SPLDV, dengan lebih menekankan pada penerjemahan dari soal
cerita kebentuk kalimat matematika.
g). Guru menginformasikan tentang pembagian kelompok sama seperti
pertemuan pembelajaran siklus I. Guru mengulangi nama peserta
didik dalam setiap kelompok.
h). Guru bersama peneliti mengatur peserta didik dalam kelompok agar
setiap anggota kelompok mampu bertatap muka.
i). Guru tetap memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran dan
pembagian tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara
bersama-sama dengan penuh tanggung jawab.
j). Guru memberikan 1 buah permasalahan kepada setiap kelompok.
Dan setiap kelompok mendiskusikan permasalahan tersebut sampai
semua anggota kelompok mengerti apa yang telah didiskusikan..
51
k). Guru tetap membimbing agar peserta didik dalam kelompok dapat
menyelesaikan secara bersama-sama sebagaimana aktivitas dalam
pembelajaran CIRC yang dipandu oleh ketua kelompok.
l). Guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan bimbingan yang
lebih terhadap setiap kelompok dalam berdiskusi untuk
menyelesaikan tugas kelompok.
m). Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah
memahami materi yang telah dipelajari dan dapat mengerjakan soal
cerita yang telah diberikan.
n). Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya kepada
guru.
o). Guru meminta perwakilan dari kelompok tertentu untuk menyajikan
hasil kerja kelompoknya di papan tulis.
p). Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan tanggapan.
q). Guru bersama peserta didik membahas hasil diskusi dan sambil
mengulang hal-hal yang dianggap sulit sekaligus memberikan
kesimpulan tentang penyelesaian soal cerita.
r). Guru memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk
bertanya pada tahap-tahap penyelesaian soal cerita matematika yang
dianggap paling sulit.
s). Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan para peserta didik
kembali ke tempat duduk masing-masing.
t). Guru memberikan tes akhir sebagai evaluasi terakhir dalam
menyelesaikan soal cerita matematika pada materi SPLDV.
3. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan yang sama pada siklus 1.
4. Refleksi
Mendiskusikan hasil pengamatan bersama guru mitra. Setelah akhir
siklus II ini maka diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
52
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam
menyelesaikan soal cerita materi SPLDV.
F. Metode Penyusunan Instrumen
1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RPP digunakan sebagai acuan untuk diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran di kelas. RPP tersebut dibuat sesuai dengan model
pembelajaran yang dipakai yaitu pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
2. lembar Soal
Dibuat sesuai dengan materi yang akan dikaji. Soal terdiri dari soal
kelompok dan soal individu atau soal tes formatif. Soal tersebut diujikan
pada siklus I dan siklus II. Untuk soal tes formatif pada siklus I diujikan
sebagai pencapaian indikator keberhasilan sementara pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC, sebagai
perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus dan
sebagai evaluasi untuk refleksi pada siklus 2. Sedangkan tes formatif pada
siklus 2, untuk melihat keberhasilan model pembelajaran CIRC dalam
hasil belajar dan ketuntasan belajar peserta didik. Sedangkan soal PR
(Pekerjaan Rumah) sebagai stimulant agar peserta didik mau belajar dan
memperdalam pokok bahasan yang dibahas.
3. Instrumen Pengamatan
Instrumen pengamatan disusun dengan indikator-indikator yang bisa
mengukur keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran materi
SPLDV dalam menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC.
Untuk instrument pada siklus I diujikan sebagai pencapaian indikator
keberhasilan sementara pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC, sebagai perbandingan keaktifan dan
prosentase keaktifan belajar pada pra siklus dan sebagai evaluasi untuk
refleksi pada siklus 2. Sedangkan pengamatan pada siklus 2, untuk melihat
53
keberhasilan model pembelajaran CIRC dalam keaktifan dan prosentase
keaktifan belajar peserta didik.
G. Metode Pengumpulan Data
Dasar untuk mencapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data yang
mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
beberapa metode yaitu:
1. Metode tes
Metode tes merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehinggga menghasilkan suatu
nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat
dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan
nilai standar yang ditetapkan.4
Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang kemampuan
menyelesaikan soal cerita materi SPLDV sebagai hasil belajar peserta
didik setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Dalam
penelitian tersebut menggunakan soal tes yang berbentuk uraian.
2. Metode Observasi
Metode observasi ini merupakan alat pengumpul data yang banyak
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya
suatu kegiatan yang dapat diamati dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan.5
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pengelolaan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC oleh guru dan aktivitas peserta didik.
Pengamatan ini dilakukan setiap siklus untuk membuat kesimpulan
pelaksanaan pembelajaran yang akan direfleksikan diakhir siklus sebagai
bahan dasar pelaksanaan pada siklus berikutnya.
4 Wayan Nurkaneana, Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1986), hlm. 25. 5 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan penilaian pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2001), cet. 2, hlm. 109.
54
3. Metode Angket
Metode Angket merupakan salah satu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.6
Dalam penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup. Suharsimi
Arikunto menyatakan angket tertutup merupakan sejumlah pertanyaan
yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.7
Tujuan dari penggunaan ini untuk mengetahui permasalahan yang
dihadapi oleh peserta didik dalam pemecahkan soal cerita dalam
matematika.
4. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila
penelitian ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondenya sedikit/kecil.8
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian
tindakan, diantaranya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran matematika, aktivitas dan hasil belajar peserta didik
sebelum pemberian tindakan.
5. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku
tentang pendapat, teori, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.9
6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
R&D), (Bamdung: Alfabeta, 2008), hlm. 137. 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakiek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), edisi. V, hlm. 128. 8 Sugiyono, op.cit., hlm. 142 9 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm.
181.
55
Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik
yang termasuk dalam subjek penelitian, data-data yang berkaitan dengan
madrasah mulai dari struktur organisasi, daftar nama peserta didik yang
menjadi subjek penelitian, nilai formatif materi terakhir sebelum
pemberian tindakan dan sebagainya.
H. Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah
pengumpulan data sangat bervariasi bentuknya tergantung bagaimana data
yang terkumpul akan diorganisasikan.10 Pada penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif, merupakan penelitian untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa
adanya pada saat penelitian dilakukan. 11
Data hasil pengamatan penelitian ini diolah dengan analisis deskriptif
untuk menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan tiap siklus
dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui pembelajaran
matematika Cooperative Learning Tipe CIRC.
Apabila datanya telah terkumpul, data diklasifikasikan menjadi dua
kelompok data yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data
kualitatif yang dinyatakan dengan kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang
berbentuk kata-kata tersebut disisihkan sementara, karena akan sangat berguna
untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data
kuantitatif.12
Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif peserta
didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan menghitung rata-rata
nilai ketuntasan belajar.
10 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 344. 11 Ibid, hlm. 309 12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI,
(Jakarta: PT Rineka Cipta,2006), hlm. 239.
56
1. Menghitung rata-rata.
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:
Nx
x ∑=
Keterangan:
x = rata-rata nilai.
∑ x = jumlah seluruh nilai.
N = jumlah peserta didik.
2. Menentukan ketuntasan belajar
a. Data yang diperoleh hasil belajar peserta didik dapat ditentukan
ketuntasan belajar individu dengan peserta didik dikatakan tuntas atau
tidak tuntas apabila hasil belajar :
> 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas .
Hal ini sesuai dengan kesepakatan guru dan peneliti dengan
memperhatikan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik.
b. Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan
belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan
perhitungan:
Ketuntasan belajar:
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu
menyelesaikan atau mencapai minimum 60 sekurang-kurangnya 75%
dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.
%100xdidikpesertaseluruh
belajartuntasyangdidikpeserta
∑∑
57
I. Indikator Keberhasilan
a. Meningkatnya aktivitas belajar peserta didik dengan presentase aktivitas
belajar peserta didik > 80%.
b. Meningkatnya rata-rata nilai hasil belajar peserta didik > 70
c. Meningkatnya presentase ketuntasan belajar peserta didik > 75%.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM MADRASAH
1. Sejarah Berdirinya Madrasah
Madrasah Tsanawiyah NU Nurul Huda Mangkangkulon Tugu Kota
Semarang adalah Lembaga Pendidikan yang didirikan pada tanggal 2
Pebruari tahun 1968 oleh Pengurus MWC NU Semarang Tugu dan
Pengurus Ranting NU Mangkangkulon yang sadar dan menaruh perhatian
terhadap keadaan serta perkembangan pendidikan putra-putri Islam
Indonesia. Pada perkembangan selanjutnya pengelolaan penyelenggaraan
Lembaga dilakukan oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama
Mangkangkulon.1
2. Letak Geografis Madrasah
MTs NU Nurul Huda beralamat lengkap di Jalan Irigasi Utara
Mangkangkulon 04/04 Tugu Semarang 50155, berlokasi di Kelurahan
Mangkangkulon Kecamatan Tugu Kota Semarang, dengan jarak kurang
lebih 16 kilometer dari pusat Kota, dan hanya seratus meter dari jalan raya
Semarang-Jakarta. Lokasinya berada di lingkungan Masjid dan Pondok
Pesantren. Adapun tata letak MTs NU Nurul Huda adalah sebagai berikut:
Sebelah selatan : Pon Pes Putra Putri Al Ishlah
Sebelah Utara : Rumah Penduduk
Sebelah Barat : Masjid Attaqwiem
Sebelah Timur : Jl. Irigasi Utara (PP Raudlatul Qur’an). 2
Adapun denah lokasi secara jelas (ada pada lampiran 7).
1 Hasil dokumentasi MTs. Nurul Huda Mangkang Semarang, yang diperoeh pada hari
Senin tanggal 12 November 2009. 2 Ibid
59
3. Struktur Organisasi Madrasah, Keadaan Guru dan peserta didik.
a. Struktur Organisasi
MTs. Nurul Huda sebagai lembaga formal dalam pendidikan
mempunyai banyak kegiatan yang harus dilaksanakan dalam rangka
mencapai keberhasilan disekolah maka dibentuklah struktur organisasi
madrasah. Adapun struktur organisasi MTs. Nurul Huda Mangkang
sebagai berikut:3
STRUKTUR MTs NU NURUL HUDA
3 Ibid
PENGURUS MTs NU NURUL HUDA
KEPALA MADRASAH
Ka. TU
TU Perpustakaan
TU Keuangan
TU Administrasi
Wakil Kepala Bidang
Kesiswaan
Wakil Kepela Bidang
Pengajaran
BP / BK WALI KELAS
GURU
SISWA
OSIS Pramuka
KOMITE
WAKIL KEPALA MADRASAH
60
b. Susunan Staf.4
SUSUNAN STAF
MTs NU. NURUL HUDA SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Kepala Madrasah : Drs. H. Ajma’in Yahya
Wakil Kepala Madrasah : Drs. H. Samsudin, S.Pd
Ka. TU : M. Muhibuddin, S.Pd.I
Wakabid. Kurikulum : Rif’an, S.Ag
Wakabid. Kesiswaan : Mukhoyir, S.Ag
BK : Sugeng, SE
Dra. Hj. Sri Mulyati
Staf TU Bid. Administrasi : Maskon
Staf TU Bid. Keuangan : Drs. Syahir
Staf TU Bid. Perpust & Sar Pras : Agus Nahtadi
Wali Kelas 7. A : Istiadatus Solekah, S.Ag
Wali Kelas 7. B : Moh. Rifa’i, S.Sos.I
Wali Kelas 7. C : Nasrullah, S.Pd.I
Wali Kelas 7. D : Roisyatun, S.Pd
Wali Kelas 7. E : Dzikron Masyhadi, S.H.I
Wali Kelas 8. A : Ummi Hani’ I M, S.Ag
Wali Kelas 8. B : Abdul Mukti, S.Ag
Wali Kelas 8. C : Ali Murtadho, S.H.I
Wali Kelas 8. D : Djasri Mustofa
Wali Kelas 9. A : KH. Ali Hasan
Wali Kelas 9. B : Masyhadi, S.Ag, SH
Wali Kelas 9. C : Drs. Shobirin, M.Si
Wali Kelas 9. D : Suryati, A.Md
Wali Kelas 9. E : H. Mahbub Ghozaly
4 Ibid
61
c. Keadaan Guru dan Peserta didik
Para guru yang mengajar di MTs. Nurul Huda Mangkang ini
berjumlah 28 guru. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-
beda mulai sarjana sampai diploma. Sedangkan jumlah peserta didik
berdasarkan data 2009/2010 adalah 636 peserta didik. Dengan rincian
kelas VII = 188, Kelas VIII = 228, sedangkan kelas IX = 220.5
B. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Penelitian Prasiklus
Pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti belum memberikan metode
yang akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pengajaran yang
digunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih
menggunakan metode yang konvensional yaitu guru menjelaskan materi
SPLDV kepada peserta didik dengan detail atau menyeluruh sedangkan
aktivitas peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru mereka dari
tempat duduk mereka masing-masing. Setelah guru menjelaskan materi
SPLDV maka dilanjutkan dengan memberikan contoh sedangkan peserta
didik menyalinnya di buku tulis mereka masing-masing.
Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan mengambil evaluasi dari
pembelajaran materi SPLDV pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan
evaluasi pembelajaran pada tahun-tahun sebelumnya diperoleh nilai rata-
rata tes formatif materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV)
matematika dua tahun terakhir kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda
Mangkang di bawah KKM yaitu dibawah 60, ketuntasan belajar peserta
didik kurang dari 75% dan aktivitas belajar peserta didik kurang dari 80%.
Informasi ini diperoleh dari Pak Rif’an, S.Ag selaku Guru Mata Pelajaran
Matematika MTs. NU Nurul Huda Mangkang kelas VIIB, yang diperoeh
pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009. Dari Kondisi seperti ini tentunya
berakibat pada nilai mid semester atau semester karena materi tersebut
berkaitan.
5 Ibid
62
2. Hasil Penelitian Siklus I
Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada hari senin, tanggal 16 November
2009 dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan metode Cooperatif Learning Tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading And Composition). Proses
pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan peserta didik
membaca asmaul husna dan dilanjutkan dengan mengabsesn kehadiran
peserta didik (daftar hadir pada lampiran 4 dan daftar peserta didik ada
pada lampiran 6). Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan judul
pokok bahasan dan indikator (RPP pada lampiran 16).
Pokok bahasan yang dipelajari adalah Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel (SPLDV) dalam menyelesaikan soal cerita. Guru
memberi motivasi kepada peserta didik dan memberikan apersepsi
dengan mengingat kembali materi SPLDV dalam menyelesaikan soal
cerita. Dalam mengingat kembali tentang materi tersebut peserta didik
berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan
oleh guru. Guru memberikan permasalahan dan cara penyelesaian
pemecahan masalah bentuk cerita dengan langkah-langkah yang
spesifik, yaitu: apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan tulis cara
menjawabnya serta kesimpulan jawaban. Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik bagi yang belum paham untuk
diulang secukupnya. Kemudian guru mempersilahkan peserta didik
untuk membentuk kelompok yang telah dibuat (daftar kelompok pada
lampiran 5) sesuai dengan nilai pretes (ada pada lampiran 10) untuk
menyelesaikan permasalahan atau soal cerita (soal kelompok ada pada
lampiran 17) yang dibagi oleh guru dengan setiap kelompok mendapat
satu permasalahan yang sama dan mendapatkan satu lembar langkah-
langkah yang sesuai dengan metode yang digunakan.
63
Guru menyampaikan peserta didik agar dalam tiap kelompok
terjadi serangkaian kegitan seperti langkah-langkah yang telah
diberikan. Guru memberikan pengarahan agar semua anggota
kelompok ikut serta dalam berdiskusi. Guru juga memberikan
bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan, jika
diperlukan, dan ketua kelompok menyampaikan keberhasilan
kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang
dialami anggota kelompoknya, setelah waktu yang ditentukan habis,
guru mempersilahkan seorang peserta didik untuk maju ke depan
sebagai wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi
hasil presentasi tersebut. Guru memberikan penghargaan kepada
peserta didik yang telah mempresentasikan hasil diskusinya. Guru
membubarkan kelompok untuk kembali ke tempat masing-masing.
Kemudian guru memberikan PR (soal PR ada pada lampiran 18 ).
Sebagai penutup guru dan peserta didik menyimpulkan
pemecahan masalah pada soal cerita. Dilanjutkan dengan memberikan
tes formatif dengan dua soal ( soal tes siklus I ada pada lampiran 19)
untuk dikerjakan oleh peserta didik secara individu. Setelah berakhir
waktunya, mengucapkan salam kepada peserta didik.
b. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada siklus
pertama, adalah sebagai berikut:
1) Hasil pengamatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran
a) Peserta didik belum mampu mengkondisikan diri dalam bentuk
kelompok dikarenakan belum terbiasa dengan pembelajaran
kelompok, dan terkesan malu-malu. Sehingga pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
CIRC belum terlaksana sebagaimana mestinya.
b) Peserta didik kurang berani bertanya, masih malu untuk
menjawab pertanyaan dari guru atau teman. Oleh karenanya
64
guru kadang menunjuk ketua kelompok atau peserta didik yang
lain untuk menjawab pertanyaan guru.
c) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan
untuk menyelesaikan tugas.
2) Hasil pengamatan aktivitas guru
a) Guru belum maksimal dalam membimbing peserta didik dalam
diskusi kelompok.
b) Guru belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik, hal ini
menyebabkan alokasi waktu tidak berjalan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Evaluasi Siklus I
1) Tes evaluasi
Evaluasi pada siklus I ini dilakukan pada hari senin, tanggal 16
November 2009, dengan alokasi waktu 20 menit. Pada evaluasi
siklus I ini guru memberikan soal dalam bentuk esai yang terdiri
dari 2 butir soal (ada pada lampiran 19).
2) Evaluasi pelaksanaan
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus I guru
bersama peneliti melakukan diskusi terhadap pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated
Reading And Composition) pada siklus I tersebut dengan
mendiskusikan hal-hal yang masih kurang dan perlu perbaikan
adalah:
a) Peserta didik belum bisa mengkondisikan diri dalam kelompok,
sehingga diskusi kelompok belum nampak hidup.
b) Guru belum maksimal dalam membimbing peserta didik dalam
diskusi kelompok.
c) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan
untuk menyelesaikan tugas.
d) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan.
65
d. Hasil Refleksi
Berdasarkan evaluasi pada siklus I maka perlu adanya
perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru
untuk siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Guru dalam memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif
dalam pembelajaran dan dapat mengkondisikan diri dalam
berdiskusi kelompok.
2) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik
beriskusi kelompok.
3) Alokasi waktu akan lebih disesuaikan dengan soal yang diberikan
kepada peserta didik.
4) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan
sehingga perlu dilakukan siklus II.
3. Hasil Penelitian Siklus II
a. Pelaksanaan tindakan
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan
penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal
yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II.
Siklus II dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 19 November
2009 dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan metode Cooperatif Learning Tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading And Composition). Proses
pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan peserta didik
membaca asmaul husna dan dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran
peserta didik (daftar hadir pada lampiran 4 dan daftar peserta didik ada
pada lampiran 6). Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan judul
pokok bahasan dan indikator (RPP pada lampiran 23).
Pokok bahasan yang dipelajari adalah Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel (SPLDV) dalam menyelesaikan soal cerita. Guru
memberi motivasi kepada peserta didik dan memberikan apersepsi
66
dengan mengingat kembali materi SPLDV dalam menyelesaikan soal
cerita pada siklus I. Dalam mengingat kembali tentang materi tersebut
peserta didik berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan prasyarat yang
diajukan oleh guru. Guru memberikan permasalahan dan cara
penyelesaian pemecahan masalah bentuk cerita dengan langkah-
langkah yang spesifik, yaitu: apa yang diketahui, apa yang ditanyakan
dan tulis cara menjawabnya serta kesimpulan jawaban yang sama
dengan siklus I. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
bagi yang belum paham untuk diulang secukupnya. Kemudian guru
mempersilahkan peserta didik untuk membentuk kelompok yang telah
telah dilakukan pada siklus I (daftar kelompok pada lampiran 5) untuk
menyelesaikan permasalahan atau soal cerita (soal kelompok ada pada
lampiran 24) yang dibagi oleh guru dengan setiap kelompok mendapat
satu permasalahan yang sama dan mendapatkan satu lembar langkah-
langkah yang sesuai dengan metode yang digunakan.
Guru menyampaikan peserta didik agar dalam tiap kelompok
terjadi serangkaian kegitan seperti langkah-langkah yang telah
dilakukan pada siklus I. Guru memberikan pengarahan agar semua
anggota kelompok ikut serta dalam berdiskusi. Guru juga memberikan
bimbingan secara merata kepada kelompok yang mengalami kesulitan,
jika diperlukan, dan ketua kelompok menyampaikan keberhasilan
kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang
dialami anggota kelompoknya, setelah waktu yang ditentukan habis,
guru mempersilahkan peserta didik untuk maju ke depan sebagai wakil
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Mereka sangat
antusias untuk maju kedepan untuk mempresentasikan hasil keja
kelompok, ini dibuktikan banyaknya yang angkat tangan sebagai
perwakialan kelompok untuk maju kedepan.
Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi hasil presentasi tersebut. Mereka banyak bertanya kepada
peserta didik yang mempresentasikan, sehingga guru pun membantu
67
untuk mengkondisikan mereka. Guru memberikan penghargaan kepada
peserta didik yang telah mempresentasikan hasil diskusinya. Guru
membubarkan kelompok untuk kembali ke tempat masing-masing.
Kemudian guru memberikan PR. Sebagai penutup guru dan peserta
didik menyimpulkan pemecahan masalah pada soal cerita. Dilanjutkan
dengan memberikan tes formatif dengan dua soal ( soal tes siklus II
ada pada lampiran 26) untuk dikerjakan oleh peserta didik secara
individu. Setelah waktu selesai guru meninggalkan ruangan dengan
mengucapkan salam.
b. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada siklus II,
adalah sebagai berikut:
1) Hasil pengamatan aktifitas peserta didik
a) Proses diskusi kelompok berjalan dengan lancar, hal ini karena
peserta didik mulai terbiasa dengan pembelajaran berkelompok
sehingga mampu mengkondisikan diri dalam bentuk kelompok.
b) Peserta didik sudah berani pertanyaan guru tanpa guru
menunjuknya.
c) Antusias peserta didik dalam mempresentasikan di depan kelas
sudah mulai nampak.
d) Keaktifan peserta didik dalam bertanya ketika waktu presentasi
semakin meningkat
2) Hasil pengamatan aktifitas guru
a) Guru sudah terbiasa dengan model diterapkan. Hal ini
dibuktikan guru sudah bias menguasai kelas dengan baik.
b) Guru telah memberikan bimbingan secara merata ketika
membimbing peserta didik berdiskusi kelompok.
c) Guru memotivasi peserta didik dan memberi respon positif
terhadap peserta didik yang aktif.
68
c. Evaluasi Siklus II
1) Tes evaluasi
Evaluasi pada siklus II ini dilakukan kamis, tanggal 19 November
2009 dengan alokasi waktu 20 menit. Pada evaluasi siklus II ini
guru memberikan soal dalam bentuk esai yang terdiri dari 2 butir
soal (ada pada lampiran 26).
2) Evaluasi pelaksanaan
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus II guru
bersama peneliti melakukan diskusi terhadap pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated
Reading And Composition) pada siklus II diperoleh adalah:
a) Peserta didik sudah bisa mengkondisikan diri dalam kelompok,
sehingga diskusi kelompok belum nampak hidup.
b) Guru sudah maksimal dalam membimbing peserta didik dalam
diskusi kelompok.
c) Peserta didik sudah bisa memaksimalkan waktu yang diberikan
untuk menyelesaikan tugas.
d) Hasil belajar peserta didik telah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan.
e) Keaktifan peserta didik telah meingkat sesuai indicator yang
ditetapkan.
d. Hasil Refleksi
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang diperoleh
dari penelitian menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah
cukup baik daripada pada siklus sebelumnya. Meningkatnya hasil
belajar peserta didik yang ditandai dengan rata-rata hasil belajar
peserta didik dan ketuntasan belajar dan prosentase keaktifan peserta
didik sudah mencapai indikator keberhasilan yang dicapai. Sehingga
peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus berikutnya.
69
C. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Prasiklus
Pada pembelajaran prasiklus ini, guru masih menggunakan
metode konvensional yaitu belum menggunakan metode Cooperatif
Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition)
yang ditawarkan oleh peneliti. Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan
mengambil evaluasi dari pembelajaran materi SPLDV pada tahun-tahun
sebelumnya. Berdasarkan evaluasi pembelajaran pada tahun-tahun
sebelumnya diperoleh nilai rata-rata tes formatif materi sistem persamaan
linier dua variabel (SPLDV) matematika dua tahun terakhir kelas VIIIB di
MTs. NU Nurul Huda Mangkang. Adapun hasil belajar dan keaktifan
peserta didik pada tahun lalu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3
Hasil belajar dan Keaktifan peserta didik tahun lalu
Berdasarkan data di atas (ada pada lampiran 11.a dan 11.b
berkaitan dengan hasil belajar) dapat diperoleh rata-rata hasil belajar dan
ketuntasan belajar pada pra siklus adalah 58.58 dan 56.25% (ada pada
lampiran 12). Dokumentasi ini diperoleh oleh Pak Rif’an, S.Ag selaku
Guru Mata Pelajaran Matematika MTs. NU Nurul Huda Mangkang kelas
VIIB, yang diperoleh pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2009.
Berkaitan dengan keaktifan peserta didik tahun lalu, diperoleh
dengan berdasarkan wawancara dengan Pak Rif’an, S.Ag pada hari Senin
tanggal 5 Oktober 2009, dengan prosentase keaktifan peserta didik ada
pada tabel di atas, sehingga prosentase keaktifan peserta didik pada pra
siklus adalah 35.2% (ada pada lampiran 13).
Tahun Rata-rata hasil belajar
Ketuntasan Belajar
Keaktifan peserta didik
2007/2008 58.75 62.5%. 35.63%
2008/2009 58.4 50%. 34.8%
70
Adanya hal tersebut bisa disimpulkan pembelajaran tahun-tahun
lalu masih terpaku dengan guru dan peserta didik kurang aktif dalam
pembelajaran, ini menjadikan pembelajaran ini belum sesuai dengan apa
yang dikatakan dengan pembelajaran aktif. Dengan pembelajaran yang
bersifat ceramah menjadikan penanaman konsep dalam materi kurang
terutama materi soal cerita yang membutuhkan pemahaman dalam
menterjemahkan kalimat matmatika.
Dengan mengkaji pembelajaran 2 tahun yang lalu yang belum
mampu menghasilkan nilai diatas rata-rata sesuai KKM, maka dapat
disimpulkan bahwa masalah yang terjadi adalah guru dan model
pembelajaran yang perlu dirubah, untuk itu perlu adanya metode yang
spesifik yang baru yang mampu menigkatkan aktivitas dan hasil belajar,
salah satunya metode yang ditawarkan oleh peneliti yaitu Cooperatif
Learning Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition).
2. Pembahasan Siklus I
Pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik 69.4
dengan presentase ketuntasan belajar 65.85% sebanyak 27 peserta didik
tuntas belajar dan 14 peserta didik tidak tuntas belajar (ada pada lampiran
20) dan presentase aktivitas peserta didik sebesar 67.14% (ada pada
lampiran 15).
Berdasarkan hasil yang diperoleh ada beberapa kekurangan yang
dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik. Guru belum dapat
menyiapkan kondisi fisik peserta didik dengan baik. Guru kurang merata
dalam membimbing peseta didik dalam kelompoknya, karena guru belum
terbiasa melakukan model pembelajaran kooperatif, sehinggga ada
beberapa kelompok yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya sesuai yang
diinginkan. Kemudian guru juga kurang dapat memanfaatkan waktu secara
proposional. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang dalam memahami
materi yang diajarkan. Pada pembelajaran berikutnya diharapkan guru
dapat memberikan bimbingan dan arahan secara jelas kepada pada tiap
kelompok, dan dapat mengatur waktu secara proporsional.
71
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap peserta didik pada siklus
I, diskusi yang dilakukan peserta didik belum berjalan dengan baik. Hal ini
peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan,
karena sebelumnya peserta didik hanya melakukan pembelajaran yang
konvensional. Tidak semua anggota kelompok ikut aktif dalam berdiskusi,
karena dalam satu kelompok terdiri dari peserta didik yang pandai, sedang
dan kurang sehingga peserta didik kurang mampu masih mengharapkan
tugas yang diberikan cukup dikerjakan oleh peserta didk yang pandai. Ada
beberapa peserta didik yang merasa bahwa anggota kelompoknya kurang
cocok sehingga antara peserta didik dalam kelompok tersebut kurang
terjadi kerjasama. Dalam mempresentrasikan hasil diskusinya, perwakilan
dari peserta didik masih kurang berani dan canggung,dikarenakan belum
terbiasa. Peserta didik juga kurang berani dalam mengemukakan pendapat
walaupu mereka telak diberi kesempatan. Pada pembelajaran berikutnya
guru diharapkan dapat memberikan. Motivasi yang lebih baik dan
penghargaan pada peserta didik sehingga peserta didik dapat lebih aktif
dan pembelajaran.
Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tes formatif
silklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil
jawaban pada salah satu soal, peserta didik belum bisa mengerjakan dan
mengetahuai apa yang dikehendaki oleh soal tersebut.
Berdasarkan hasil yang diperoleh di siklus I mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan nilai pra siklus, hal ini dapat dilihat
dari tabel berikut:
72
Tabel 4
Hasil belajar dan keaktifan belajar pra siklus dan siklus I
3. Pembahasan Siklus II
Pada siklus II ini yang diperoleh rata-rata hasil belajar peserta
didik 79.02 dengan presentase ketuntasan belajar 87.8% (ada pada
lampiran 27) dan presentase aktivitas peserta didik sebesar 85.67% (ada
pda lampiran 22).
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II kegiatan
pembelajaran dengan model Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative
Integrated Reading And Composition) sudah berjalan dengan baik. Selama
berlangsungnya siklus II diperoleh kemampuan guru dalam mengelolaan
pembelajaran oleh guru sebesar 89%. Peningkatan ini disebabkan guru
sudah terbiasa dengan metode pembelajaran yang dilakukan. Motivasi
yang diberikan guru menjadikan peserta didik menyadari pentingnya
materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Pengamatan terhadap peserta didik pada pembelajaran siklus II
menunjukkan persentase aktivitas peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran model Cooperatif Learning Tipe CIRC (Cooperative
Integrated Reading And Composition) sebesar 85.67%.
Kegiatan pada siklus II sudah berjalan dengan baik, pada
umumnya semua anggota kelompok sudah aktif mulai terlibat dalam
menyelesaikan tugas kelimpoknya. Hal ini terjadi karena sudah setiap anak
sudah memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Aktifnya peserta didk juga terjadi karena sudah menyadari bahwa ternyata
Pra Siklus Siklus I
Rata-rata hasil belajar 58.58 69.4
Ketuntasan belajar 56.25% 65,85%
Prosentase keaktifan peserta
didik 35.2%. 67.14%.
73
materi tersebut berhubungan dengan masalah kehidupan sehari-
hari.metode yang diterapkan juga cukup menarik dan mengurangi
kebosananterhadap kegiatan belajar mengajar. Proses diskusi antara yang
peserta didik dalam kelompoknya juga berlangsung dengan bai, karena
interaksi antara peserta didik yang pandai dan kurang pandai sudah terjadi.
Pada siklus II ini peserta didik sudah berani dan banyak yang
antusias untuk mempresentasikan hasi kerja kelompoknya.. Hal ini sudah
mulai terbiasa dan punya keberanian untuk melakukan presentasi di depan
kelas, hasil yang disampaikan cukup baik, dan peserta didik sudah tidak
terlihat canggung dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Peserta yang memberi tanggapan terhadap hasil presentasi juga meningkat.
Peserta didik juga aktif dan semangat pada waktu mengerjakan soal tes
formatif secara individu yang diberikan dan sebagian besar peserta didik
dapat menjawab dengan benar.
Meningkatnya aktivitas peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran menyebabkan hasil belajar juga meningkat. Adapaun
peningkatan presentase aktivitas dan hasil belajar pada pra siklus, siklus I
dan siklus II dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 5
Perbandingan hasil belajar dan keaktifan belajar semua siklus
G
r
a
f
Dengan demikian hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan
dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil tes formatif siklus II dengan rata-rata hasil belajar
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Rata-rata hasil belajar 58.58 69.4 79.02
Ketuntasan
hasilbelajar 56.25% 65.85% 87.8%
Prosentase keaktifan
belajar 35.2%. 67.14%. 85.67%.
74
peserta didik 79.02 dan ketuntasan belajar 87.8% serta persentasee
aktivitas belajar peserta didik 85.67%, maka dapat disimpulkan dengan
penerapan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading And Composition) dapat meningkatkan
aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik MTs NU Nurul Huda kelas
VIIIB semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 pada pokok bahasan
SPLDV untuk penyelesaian soal cerita.
75
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh simpulan berikut.
1. Skenario penerapan Pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada materi pokok
SPLDV untuk menyelesaikan soal cerita adalah skenario penerapan
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta
didik kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun
Pelajaran 2009/2010. yang disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang memuat langkah-langkah proses pembelajaran yang
bercirikan Pembelajaran kooperatif tipe CIRC, yakni: (1) salah satu anggota
kelompok membaca atau beberapa anggota saling membaca, (2) membuat
prediksi atau menafsirkan isi soal cerita termasuk menulis apa yang diketahui,
apa yang ditanya, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel
tertentu, (3) saling membuat ikhtisar atau rencana penyelesaian soal cerita, (4)
Menulis urutan komposisi penyelesaian soal, (5) saling merevisi dan mengedit
(jika ada yang perlu direvisi).
2. Aktivitas peserta didik dengan Pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada materi
pokok SPLDV untuk menyelesaikan soal cerita mengalami peningkatan yaitu
pada siklus I, presentase keaktivan peserta didik 67.14%, dan pada siklus II
meningkat menjadi 85.67%.
3. Model Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi pokok SPLDV untuk menyelesaikan soal cerita
kelas VIIIB semester gasal di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Tahun
Pelajaran 2009/2010. Ini terbukti pada siklus I rata-rata hasil belajar dan
ketuntasan belajar 69.4 dan 67.14%. dan pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi 79.02 dan 87.8%.
76
B. SARAN
Berdasarkan penelitian diatas dapat disampaikan saran-saran sebagai
berikut.
1. Dalam pembelajaran matematika guru harus mampu memilih model dan
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan
kepada peserta didik agar peserta didik merasa mudah dalam memahami
materi.
2. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar maka,
dalam kegiatan pembelajaran pada penyelesaian soal cerita khususnya pada
materi SPLDV disarankan menggunakan model pembelajaran tersebut.
C. PENUTUP
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tak lupa
mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat,
Taufiq dan Hidayah-Nya.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam
skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga
amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amien.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Sholeh Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, Attarbiyah Waturuqu al-
Tadris, juz 1, Mekkah : Darul Ma’arif, t.th.
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta, PT
Rineka Cipta, 1999.
Aguston, M., Strategi Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia, 2005.
Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo Offet, 2004.
Al-Zarnudji, Syekh Ta’lim al-Muta’alim Thariq al-Ta’alum, Semarang: Toha
Putra, tt.
AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali,
1992.
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
_____, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
_____, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta:
PT Rineka Cipta,2002.
_____, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2006.
Bahri, Syaiful Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tarjamah, Semarang: CV. Asy-Syifa’,
1999.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006.
E., Robert Slavin, Cooperatif Learning: Teori, Riset and Praktik, terj: Nurulita
Yusron, Bandung: Nusa Media, 2008.
Halim, Abdul Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, Jogjakatra: Ar-Ruzz
Media,2009.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.
_____, Proses Belajar Mengajar, Jakara: PT. Bumi Aksara, 2007.
Jerry, Bobrow, Cliff Quick Review TM Matematika Dasar dan Pra-Aljabar, Alih
Bahasa: Ervina YUdha Kusuma, S.S , Bandung: Pakar Raya, 2004.
Kholik, Moh. A, Matematika untuk SLTP kelas 2 Semester 2, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2003.
L., John Mark, Athur A. Hiatt, Evelyn M. Nevfeld, Metode Pengajaran
Matematika Untuk Sekolah Dasar , Alih Bahasa: Bambang Sumantri,
Jakarta: Erlangga, 1998.
Lie, Anita, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning Di
Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Grsindo, 2007.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.
Muhsetyo, Gatot dkk., Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008.
Muslikhah, ” Keefektifan pembelajaran cooperative tipe CIRC bermediakan kartu
soal terhadap hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal
cerita matematika materi segiempat di kelas VI SMP N 7 Semarang
Tahun 2006/2007”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas
FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007.
Mutadi, Pedekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat
Tenaga Keagamaan-Depag Bekerja Sama Dengan Ditbina Widyaiswara
Lan RI, 2007.
Nasution, S., Diktaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Nugroho, Khamidun, “Menggunakan aktivitas dan hasil belajar peserta didik
dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan persamaan dan
pertidaksamaan linier satu variabel dengan menggunakan langkah
polya dan lembar kerja siswa di kelas VII SMP Islam Jondang Kedung
Jepara Tahun pelajaran 2006/2007”, Skripsi Program Pendidikan
Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007.
Nurkaneana, Wayan, Sunartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,
1986.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1999.
Quraish, M. Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
Jakarta: Lentera Hati, 2002. Menjelaskan bahwa ayat tersebut
merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapapun,
selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakwaan. Lihat
Rohani, Ahmad HM dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 1995.
Sanjaya, Wina, Kajian Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.
_____, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana, 2007.
Sitorus, Ronald, Bimbingan Pemantapan Matematika SMP, Bandung: CV.Yrama
Widya, 2006.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka
Cipta, 1995.
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang :
Rasail Media Group, 2008.
Soedjadi, R., Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional,1990.
Spencer Kagan,”Coopoerative Learning”, http://edtech.kennesaw.edu/intech
/cooperative learning,htm, yang diakses pada hari rabu, 21 Oktober
2009.
Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang: CV. Widya Karya, 2009.
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan penilaian pendidikan, Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2001.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
R&D), Bamdung: Alfabeta, 2008.
Supriyono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.
Suyitno, Amin, Mengadopsi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) dalam
meningkatkan keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita, Prosiding
Seminar Nasional Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam 2005
FMIPA UNNES, Semarang: UNNES, 2005.
_____, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan penerapannya di
SMP, Makalah dalam pelatihan bagi Guru-guru Matematika SMP Se-
Jawa Tengah, Semarang: UNNES, 2006.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995.
Syodih, Nana Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Techonly 13, “Proses Belajar Matematika Dan Hakekat Matematika”,
http://techonly 13.wodpress.com/2009/07/04/proses-belajar-matematika-
dan-hakekat-matematika/, yang diakses pada hari rabu, 21 Oktober 2009.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta:. Rineka Cipta,
2000.
Trianto, Mode-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007.
Wijayanti, Noor, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IXA SMP 3 Kudus
Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Pokok Bahasan Peluang Melalui
Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
Composition(CIRC)”, Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas
FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2007.
Yusuf, Syamsul L. N., Buku Materi Pedagogik Pendidik Dasar, Bandung:
Sekolah Pasca Sarjana, 2007.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Ahmad Makyy Nurul Awwal
NIM : 3105131
Tempat Tanggal Lahir : Mekah, 13 September 1986
Alamat Asal : Jl. Bulu raya RT. 02/RW. III Desa Bulu Jowo
Kecamatan Bancar Kabupaten Tuban Jatim
Jenjang Pendidikan
1. SDN Bulu Jowo II Lulus Tahun 2000
2. SMPN II Tuban Lulus Tahun 2003
3. MAN Lasem Lulus Tahun 2005
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2005
Pengalaman Organisasi Intra Kampus
1. Pengurus Harian Himatika IAIN Walisongo periode
2006/2007
2. Pengurus SEMA Fakultas Tarbiyah Periode
2008/2009
3. Redaktur Majalah edukasi periode 2008/2009
4. Redaktur Jurnal Edukasi Periode 2009/2010
Pengalaman organisasi ekstra kampus
1. Wakil Ketua PP. Roudhotut Tholibin periode
2008/2009
2. Dewan Pertimbangan Santri PP. Roudhotut Tholibin
periode 2009/2010
Semarang, 14 Desember 2009
Peneliti
Ahmad Makyy Nurul Awwal NIM. 3105131
Lampiran 1 ANGKET PESERTA DIDIK
TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MTs. NU NURUL HUDA MANGKANG
Nama :……………………………… Kelas :……………………………… Alamat :……………………………… Petunjuk: Silanglah jawaban a, b, c, atau d sesuai dengan pilihan anda dari setiap
pertanyaan di bawah ini! Mohon diisi dengan sejujur-jujurnya! Angket ini disebarkan peneliti, murni untuk menyelesaikan skripsi dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika. 1. Mata pelajaran apa yang paling anda anggap sulit diantara mata pelajaran yang lain?
a. Bahasa (Inggris/Indo) c. IPA b. Matematika d. IPS
2. Diantara nilai hasil belajar anda, pelajaran apa yang nilainya paling rendah? a. Bahasa (Inggris/Indo) c. IPS b. Matematika d. IPA
3. Apakah kamu berani bertanya jika belum paham tentang penjelasan guru? a. sangat berani b. berani c. kurang berani d. Tidak berani
4. Apakah anda menyukai pelajaran Matematika? a. tidak suka b. Biasa saja c. suka d. sangat suka
5. Menurut anda, apakah anda suka dengan soal cerita? a. tidak suka b. Biasa saja c. suka d. sangat suka
6. Apakah menurutmu soal cerita lebih mudah daripada soal non cerita? a. sangat mudah c. tidak mudah b. mudah d. Sulit sekali
7. Bagaimana gurumu dalam menerangkan soal cerita? a. jelas c. tidak jelas b. cukup jelas d. tidak jelas sekali
8. Apakah gurumu dalam menerangkan soal cerita menggunakan langkah-langkah tertentu? a. sering sekali c. jarang-jarang b. biasa saja d. tidak pernah
9. Apakah kamu sering mendapatkan soal-soal latihan atau PR yang berbentuk soal cerita? a. sering sekali c. jarang-jarang b. sering d. tidak pernah
10. Apakah kamu sering mendapatkan penyelesaian dari soal cerita yang diberikan gurumu? a. sering sekali c. jarang-jarang b. sering d. tidak pernah
“Selamat Mengerjakan” *Terimakasih atas partisipasi anda dalam membantu proses penelitian skripsi ini.
Lampiran 2
HASIL JAWABAN ANGKET PESERTA DIDIK TERHADAP
PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS VIII.B
NO NAMA SISWA Jawaban Soal Nomor KET.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Afriyan Mustofa Sugma C B C C C C B A B B 2 Agus Sudarsono B B C B B C B B A A 3 Agus Zaenal Arifin A B C C B C A B B B 4 Ahmad Abdul Kohar C B C B B B B A C D 5 Ahmad Ulil Absor D D B B B C A B C A 6 Ahmad Ulul Azmi Firdaus A B C B B C A B B B 7 Didik Susila B B B B B C B C A A 8 Dwi Kurniawan D B C C C B B C C C 9 Eni Safitriana B B C C B C B B D C 10 Erniza Pratiwi B B B B C C B C B B 11 Esti Rahayu Astutik D B C D B C B D D D 12 Fahrul Rizal - - - - - - - - - - Alpa 13 Intan Okta Riana B B C B C C A A C B 14 Irwan Cholik Sunarya B B B B B C B C B A 15 Ismi Ika Apriliani B B B C B C B B C B 16 Isna Jayanti Rahayu B B C C B C B B C C 17 Laila Zulfitra B B C B C C A A C B 18 Lukviana Dwi Herjianti B B C C C C B A C B 19 Lutfizal Nur Hidayatul P C D B D A C C A A B 20 M. Farid Alfiana C B C B B B A A C D 21 Malichatul Chasanah - - - - - - - - - - Izin 22 MM. Anita Susilowati C B C B B C B B D D 23 Muhammad Alaudin Zaki B B C B B C B A C B 24 Muhammad Kasyanto B B C B B C B B A A 25 Muhammad Narsehab D B B C C C A B B B 26 Mutiah Rahma Aisyah A A C C C C B D D D 27 Nur Asmanah A B B B C C A A D D 28 Nurul Hikmah - - - - - - - - - - Sakit29 Reza Irnanda B B C B C B B B C C 30 Rofiatul Azizah B B C C B B B A C B 31 Rosidah B B C C B B B B C C 32 Rudi Utomo - - - - - - - - - - Alpa 33 Sahebah Puji Lestari B B C B C C B A C B 34 Septi Nur Fadhilah B B B B B C B C C C 35 Setya Ningsih - - - - - - - - - - Izin 36 Shiya Faoziyah Haqi D C C B B C B B C C 37 Suciatun A C C B B C B B C B 38 Sunindro B B B B C C A C C C 39 Syva Widi Ariyanti B B B B B C B D D D 40 Wahyudi Prasetyo B B C B B C B B A A 41 Zulfa Fepbiandani B B C B B C C D D D
JUMLAH 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Lampiran 3
FREKUENSI DAN PROSENTASE JAWABAN ANGKET
PESERTA DIDIK KELAS VIII.B TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA
No Pernyataan soal Jawaban siswa Frekuensi Prosentase
1. Mata pelajaran apa yang paling sulit menurutmu?
a. Bahasa (Inggris/Indonesia) b. Matematika c. IPA d. IPS
5 21 5 5
13.9% 58.3% 13.9% 13.9%
2. Diantara nilai hasil belajar anda, pelajaran apa yang nilainya paling rendah?
a. Bahasa (Inggris/Indonesia) b. Matematika c. IPS d. IPA
1 31 2 2
2.7% 86.1% 5.6% 5.6%
3. Apakah kamu berani bertanya jika belum paham?
a. sangat berani b. berani c. kurang berani d. Tidak berani
0 11 25 0
0% 30.6% 69.4%
0% 4. Apakah anda menyukai pelajaran
matematika? a. Tidak suka b. Biasa saja c. suka d. sangat suka
0 23 11 2
0% 63.8% 30.6% 5.6%
5. Menurut anda, apakah anda suka dengan soal cerita?
a. Tidak suka b. biasa saja c. suka d. sangat suka
1 23 12 0
2.7% 63..8% 33.5%
0% 6. Apakah menurutmu soal cerita lebih
mudah daripada soal non cerita? a. sangat mudah b. mudah c. tidak mudah d. Sulit sekali
0 6
30 0
0% 16.7% 83.3%
0% 7. Bagaimana gurumu dalam
menerangkan soal cerita? a. Jelas b. cukup jelas c. tidak jelas d. tidak jelas sekali
9 25 2 0
25% 69.4% 5.6% 0%
8. Apakah gurumu dalam menerangkan soal cerita menggunakan langkah-langkah tertentu?
a. sering sekali b. biasa saja c. jarang-jarang d. tidak pernah
11 15 6 4
30.6% 41.6% 16.7% 11.1%
9. Apakah kamu sering mendapatkan soal-soal latihan atau PR yang berbentuk soal cerita?
a. sering sekali b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah
5 6 17 8
13.9% 16.7% 47.2% 22.2%
10. Apakah kamu sering mendapatkan penyelesaian dari soal cerita yang diberikan gurumu?
a. sering sekali b. sering c. jarang-jarang d. tidak pernah
6 14 8 8
16.7% 38.9% 22.2% 22.2%
Ket: Frekuensi : Jumlah peserta didik yang menjawab pertanyaan tiap point Rumus : Frekuensi X 100% Total siswa (36)
Lampiran 4
DAFTAR HADIR KEGIATAN PTK SISWA KELAS VIII.B MTs.NU NURUL HUDA MANGKANG TAHUN 2009/2010
NO NAMA SISWA Jenis Pra siklus Siklus I Siklus II
kelamin
1 Afriyan Mustofa Sugma L · · · 2 Agus Sudarsono L · · · 3 Agus Zaenal Arifin L · · · 4 Ahmad Abdul Kohar L · · · 5 Ahmad Ulil Absor L · · · 6 Ahmad Ulul Azmi Firdaus L · · · 7 Didik Susila L · · · 8 Dwi Kurniawan L · · · 9 Eni Safitriana P · · · 10 Erniza Pratiwi P · · · 11 Esti Rahayu Astutik P · · · 12 Fahrul Rizal L · · · 13 Intan Okta Riana P · · · 14 Irwan Cholik Sunarya L · · · 15 Ismi Ika Apriliani P · · · 16 Isna Jayanti Rahayu P · · · 17 Laila Zulfitra P · · · 18 Lukviana Dwi Herjianti P · · · 19 Lutfizal Nur Hidayatul P P · · · 20 M. Farid Alfiana L · · · 21 Malichatul Chasanah P · · · 22 MM. Anita Susilowati P · · · 23 Muhammad Alaudin Zaki L · · · 24 Muhammad Kasyanto L · · · 25 Muhammad Narsehab L · · · 26 Mutiah Rahma Aisyah P · · · 27 Nur Asmanah P · · · 28 Nurul Hikmah P · · · 29 Reza Irnanda P · · · 30 Rofiatul Azizah P · · · 31 Rosidah P · · · 32 Rudi Utomo L · · · 33 Sahebah Puji Lestari P · · · 34 Septi Nur Fadhilah P · · · 35 Setya Ningsih P · · · 36 Shiya Faoziyah Haqi P · · · 37 Suciatun P · · · 38 Sunindro L · · · 39 Syva Widi Ariyanti P · · · 40 Wahyudi Prasetyo L · · · 41 Zulfa Fepbiandani P · · ·
Lampiran 5
DAFTAR KELOMPOK BELAJAR KELAS VIIIB SIKLUS I Dan SIKLUS II
Kelompok I Kelompok V
No. Nama Anggota
1. Dwi Kurniawan
2. Rofiatul Azizah
3. Rudi Utomo
4. Irwan Cholik Sunarya
Kelompok II Kelompok VI
Kelompok III Kelompok VII
No. Nama Anggota
1. M. Farid Alfiana
2. Setya Ningsih
3. Reza Irnanda
4. Laila Zulfitra
5.
Kelompok IV Kelompok VIII
No. Nama Anggota
1. Sunindro
2. Afriyan Mustofa Sugma
3. Zulfa Fepbiandani
4. Eni Safitriana
5.
No. Nama Anggota
1. Ahmad Abdul Kohar
2. Ismi Ika Apriliani
3. Malichatul Chasanah
4. Mutiah Rahma Aisyah
5. Nurul Hikmah
No. Nama Anggota
1. Muhammad Kasyanto
2. Agus Zaenal Arifin
3. Lukviana Dwi Herjianti
4. MM. Anita Susilowati
5.
No. Nama Anggota
1. Sahebah Puji Lestari
2. Shiya Faoziyah Haqi
3. Ahmad Ulul Azmi Firdaus
4. Ahmad Ulil Absor
No. Nama Anggota
1. Wahyudi Prasetyo
2. Erniza Pratiwi
3. Syva Widi Ariyanti
4. Suciatun
Kelompok IX No. Nama Anggota
1. Didik Susila
2. Esti Rahayu Astutik
3. Nur Asmanah
4. Muhammad Narsehab
Kelompok X No. Nama Anggota
1. Fahrul Rizal
2. Intan Okta Riana
3. Lutfizal Nur Hidayatul P
4. Muhammad Alaudin Zaki
No. Nama Anggota
1. Isna Jayanti Rahayu
2. Agus Sudarsono
3. Septi Nur Fadhilah
4. Rosidah
Lampiran 6 DAFTAR SUBJEK PENELITIAN PESERTA DIDIK KELAS VIIIB
Wali Kelas :Abdul Mukti, S.Ag Ketua Kelas :
No. L/P NAMA PESERTA DIDIK1 L Afriyan Mustofa Sugma 2 L Agus Sudarsono 3 L Agus Zaenal Arifin 4 L Ahmad Abdul Kohar 5 L Ahmad Ulil Absor 6 L Ahmad Ulul Azmi Firdaus 7 L Didik Susila 8 L Dwi Kurniawan 9 P Eni Safitriana 10 P Erniza Pratiwi 11 P Esti Rahayu Astutik 12 L Fahrul Rizal 13 P Intan Okta Riana 14 L Irwan Cholik Sunarya 15 P Ismi Ika Apriliani 16 P Isna Jayanti Rahayu 17 P Laila Zulfitra 18 P Lukviana Dwi Herjianti 19 P Lutfizal Nur Hidayatul P 20 L M. Farid Alfiana 21 P Malichatul Chasanah 22 P MM. Anita Susilowati 23 L Muhammad Alaudin Zaki 24 L Muhammad Kasyanto 25 L Muhammad Narsehab 26 P Mutiah Rahma Aisyah 27 P Nur Asmanah 28 P Nurul Hikmah 29 P Reza Irnanda 30 P Rofiatul Azizah
31 P Rosidah 32 L Rudi Utomo 33 P Sahebah Puji Lestari 34 P Septi Nur Fadhilah 35 P Setya Ningsih 36 P Shiya Faoziyah Haqi 37 P Suciatun 38 L Sunindro 39 P Syva Widi Ariyanti 40 L Wahyudi Prasetyo 41 P Zulfa Fepbiandani
Lampiran 7
DENAH LOKASI MTs NU NURUL HUDA MANGKANG SMG
MASJID “BAITUL AMININ “
LOKASI
Lampiran 8 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
WAWANCARA
Pokok-pokok wawancara dengan Bpk. Rif’an, S.E, selaku guru matematika kelas VIII B di MTs NU
Nurul Huda Mangkang meliputi :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika yang terjadi di MTs NU Nurul Huda Mangkang?
2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran matematika?
3. Bagaimana kondisi peserta didik/ kelas dalam pembelajaran matematika?
4. Apakah peserta didik sering diberi soal sebagai latihan baik soal cerita maupun soal non cerita?
5. Dengan mengetahui hasil belajar, apakah materi soal cerita pada SPLDV sulit bagi peserta didik?
6. Berkaitan dengan perolehan nilai peserta didik, apakah sudah mencapai nilai KKM dan berapa peserta didik
yang tuntas belajar?
7. Berapa rata-rata nilai peserta didik tahun lalu dan berapa kira-kira prosentase keaktifan peserta didik pada
materi tersebut?
8. Pada KBM di kelas, sudah banyak peserta didik yang berani bertanya dan mempresentasikan hasil
pekerjaannya?
9. Dengan berlakunya KTSP, apakah strategi pembelajaran matematika MTs NU Nurul Huda Mangkang sudah
menerapkan strategi pembelajaran yang berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning)?
10. Pernahkah dalam pembelajaran matematika menggunakan metode cooperatif learning?
Lampiran 9 SOAL TES PRETES:
Nama :
Kelas :
Waktu : 20 menit
Tentukan penyelesaian sistem persamaan berikut dengan metode gabungan subsitusi dan eliminasi!
b. 2x + y = 3 dan 3x – 2y = 22 c. 4x – 3y = 11 dan -2x + 5y = -16
Kunci Jawaban Tes Awal Pretes: No. Langkah-langkah penyelesaian Skor
1.
2.
2x + y = 3 dan 3x – 2y = 22 Langkah 1: Mengeliminasi variabel y dengan menyamakan koefisiennya.
2x + y = 3 x 2 4x + 2y = 6 3x – 2y = 22 x 1 3x - 2y = 22
7x = 28, maka x = 4 Langkah 2: Subtitusi nilai x= 4 ke persamaan 2x + y = 3 2 (4) + y = 3 8 + y = 3 y = -5 Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {(4,-5)}.
4x – 3y = 11 dan -2x + 5y = -16 Langkah 1: Mengeliminasi variabel x.
4x - 3y = 11 x 1 4x - 3y = 11 -2x + 5y = -16 x 2 -4x + 10y = -32
7y = -21, maka y = -3 Langkah 2: Subtitusi nilai y= -3 ke persamaan 4x – 3y = 11 4x – 3(-3) = 11 4x + 9 = 11 4x = 2 x = 1/2 Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {(1/2,-3)}.
20
20
10
20
20
10
lampiran 10 DAFTAR NILAI PRETES Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : SPLDV Jumlah Peserta didik yang diteliti : 41 anak Tahun Pelajaran : 2009/2010 No. L/P Nama Peserta Didik Nilai Keterangan 1 L Afriyan Mustofa Sugma 50 TIDAK TUNTAS 2 L Agus Sudarsono 60 TUNTAS 3 L Agus Zaenal Arifin 45 TIDAK TUNTAS 4 L Ahmad Abdul Kohar 40 TIDAK TUNTAS 5 L Ahmad Ulil Absor 65 TUNTAS 6 L Ahmad Ulul Azmi Firdaus 65 TUNTAS 7 L Didik Susila 60 TUNTAS 8 L Dwi Kurniawan 50 TIDAK TUNTAS 9 P Eni Safitriana 70 TUNTAS 10 P Erniza Pratiwi 55 TIDAK TUNTAS 11 P Esti Rahayu Astutik 60 TUNTAS 12 L Fahrul Rizal 60 TUNTAS 13 P Intan Okta Riana 60 TUNTAS 14 L Irwan Cholik Sunarya 65 TUNTAS 15 P Ismi Ika Apriliani 40 TIDAK TUNTAS
16 P Isna Jayanti Rahayu 55 TIDAK TUNTAS
17 P Laila Zulfitra 75 TUNTAS 18 P Lukviana Dwi Herjianti 80 TUNTAS 19 P Lutfizal Nur Hidayatul P 60 TUNTAS 20 L M. Farid Alfiana 45 TIDAK TUNTAS 21 P Malichatul Chasanah 40 TIDAK TUNTAS 22 P MM. Anita Susilowati 80 TUNTAS 23 L Muhammad Alaudin Zaki 60 TUNTAS 24 L Muhammad Kasyanto 40 TIDAK TUNTAS 25 L Muhammad Narsehab 60 TUNTAS 26 P Mutiah Rahma Aisyah 85 TUNTAS 27 P Nur Asmanah 60 TUNTAS 28 P Nurul Hikmah 85 TUNTAS 29 P Reza Irnanda 75 TUNTAS 30 P Rofiatul Azizah 50 TIDAK TUNTAS 31 P Rosidah 60 TUNTAS 32 L Rudi Utomo 65 TUNTAS
33 P Sahebah Puji Lestari 50 TIDAK TUNTAS 34 P Septi Nur Fadhilah 60 TUNTAS 35 P Setya Ningsih 45 TIDAK TUNTAS 36 P Shiya Faoziyah Haqi 50 TIDAK TUNTAS 37 P Suciatun 60 TUNTAS 38 L Sunindro 45 TIDAK TUNTAS 39 P Syva Widi Ariyanti 60 TUNTAS 40 L Wahyudi Prasetyo 50 TIDAK TUNTAS 41 P Zulfa Fepbiandani 70 TUNTAS Jumlah 2410 Rata-rata 58.78
Keterangan: Kriteria hasil belajar : > 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Pengamat
Rif’an, S. Ag Ahmad Makyy NA
Lampiran 11.a DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PRASIKLUS Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang Mata Pelajaran : Matematika Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Materi Pokok : SPLDV Jumlah Peserta didik : 48 anak Tahun Pelajaran : 2007/2008 NO. NAMA NILAI KETERCAPAIAN PESERTA DIDIK
1 ABDUL WACHID 40 TIDAK TUNTAS 2 AFUAH 60 TUNTAS 3 AHMAD ASIF SAIFULLAH 70 TUNTAS 4 AHMAD ASRIFIN 40 TIDAK TUNTAS 5 AHMAD KHUSNUL MAROM 50 TIDAK TUNTAS 6 AHMAD MUNIF 50 TIDAK TUNTAS 7 AJENG NUGRAHENI 70 TUNTAS 8 ANGGI MERDEKAWATI. K 60 TUNTAS 9 ANITA SETIYANI 70 TUNTAS
10 ARBA ANIS QUMAERAHMAH 70 TUNTAS 11 ASSIFAQOTUL MABRUR 55 TIDAK TUNTAS 12 ATIKA ZULFA 55 TIDAK TUNTAS 13 CHOIRUL CHANIN 60 TUNTAS 14 DINI AZIFAH PUTRI 60 TUNTAS 15 DWI ASIH WIDIASTUTI 60 TUNTAS 16 ENDAH PUJI LESTARI 80 TUNTAS 17 FAJAR PRASETYO 60 TUNTAS 18 FINA FITRI SUGIANTI 60 TUNTAS 19 FITRI HIDAYATULLAH 65 TUNTAS 20 HADWI NUR CHAYATI 55 TIDAK TUNTAS 21 HERU SETIAWAN 60 TUNTAS 22 INDAH LUTFIYANI 70 TUNTAS 23 INTAN NURFANI 70 TUNTAS 24 JAZILATUR ROHMAH 60 TUNTAS 25 KIKI RIZKI AMALIA DEWI 70 TUNTAS 26 KURNIA SAFITRI 50 TIDAK TUNTAS 27 LAILA NUR TAHAJUDA 50 TIDAK TUNTAS 28 LINA RAHAYU 50 TIDAK TUNTAS 29 LUDDVIA FARIDA 50 TIDAK TUNTAS 30 M. KHOLID MAWARDI 40 TIDAK TUNTAS 31 M, MABRUR SYAHRI SHIDIQ 70 TUNTAS 32 M. MIFTAHUDIN 60 TUNTAS 33 MALSI UMAR 40 TIDAK TUNTAS 34 MUH. ISNAINI RIFQI 40 TIDAK TUNTAS 35 MUH. ZUHRI AMIN 70 TUNTAS 36 NINDYA PUTRI EKA YANTI 60 TUNTAS 37 NUR FAIZIN 40 TIDAK TUNTAS 38 NUR RIWAYATI 60 TUNTAS
39 NUR ROFIQ 50 TIDAK TUNTAS 40 PUJI ASTUTIK 70 TUNTAS 41 PUTRI YULSI AKHVADIAN 70 TUNTAS 42 RAGIL BAYU NUGROHO 40 TIDAK TUNTAS 43 SITI KURNIATI 70 TUNTAS 44 SITI MUZAROFAH 70 TUNTAS 45 SUGATI 40 TIDAK TUNTAS 46 WAHYU SAEFUDIN 70 TUNTAS 47 WULAN MEI LUAWATI 70 TUNTAS 48 FIFIN SUSANTO 70 TUNTAS
JUMLAH 2820 NILAI RAT-RATA 58.75
Keterangan: Kriteria hasil belajar : > 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas Berdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat: • 2028)(∑ =xdidikpesertaseluruhnilai
• 30)(∑ =Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh
• ∑ = 48)(Ndidikpeserta
Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = N
x∑ Ketuntasan belajar(%) =
NFtb
x100%
= 48
2820 =
4830
x 100%
= 58.75 = 62.5%
Ttd, Guru Mata Pelajaran Rif’an, S. Ag
Lampiran 11.b DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PRASIKLUS Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang Mata Pelajaran : Matematika Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Materi Pokok : SPLDV Jumlah Peserta didik : 48 anak Tahun Pelajaran : 2008/2009
NO. NAMA NILAI KETERCAPAIAN PESERTA DIDIK 1 ACHMAD ARIFIN 45 TIDAK TUNTAS 2 ACHMAD NUR SALIM 50 TIDAK TUNTAS 3 AHMAD SAEFULLAH 55 TIDAK TUNTAS 4 ANI AMBARSARI 65 TUNTAS 5 ANIK ZARO'AH 50 TIDAK TUNTAS 6 ANTON PRAYITNO 55 TIDAK TUNTAS 7 ARIDA ARIFANI 65 TUNTAS 8 ARIFIN RUSTIN ABIDIN 60 TUNTAS 9 BAGUS AHMADHON 45 TIDAK TUNTAS
10 BAMBANG NUGROHO 65 TUNTAS 11 DEWI FITRIANA 55 TIDAK TUNTAS 12 DIAH RATNASARI 65 TUNTAS 13 EKA YULI SULFIYATI 45 TIDAK TUNTAS 14 EKO WIDODO 55 TIDAK TUNTAS 15 FEBRIANA PUSPA SUKMA 70 TUNTAS 16 IDA MURNIYATI 50 TIDAK TUNTAS 17 IRMA SAFITRI 65 TUNTAS 18 JAZILATUL MUNASIFAH 60 TUNTAS 19 KHOIRUN NIKMAH 50 TIDAK TUNTAS 20 LAILATUL AROFAH 65 TUNTAS 21 M. ALVIAN SYAH PUTRA 60 TUNTAS 22 M.NUR HIDAYATULLAH FIRDAUS 65 TUNTAS 23 M. NURUL ANWAR 55 TIDAK TUNTAS 24 MISBAHUL MUNIR 45 TIDAK TUNTAS 25 MUH. BAHRUL ULUM 45 TIDAK TUNTAS 26 MUH. LUTFI ANANTA 50 TIDAK TUNTAS 27 MAFTUCHATUS SAADAH 70 TUNTAS 28 MASRUROTUN AINIYAH 60 TUNTAS 29 MILADIAH MUFTI NUR HABIBAH 70 TUNTAS 30 MUH.RIFQI SETIAWAN 50 TIDAK TUNTAS 31 MUH. RYAN PAMBUDI 75 TUNTAS 32 MUH. SABIDIN 60 TUNTAS 33 MUHIS ADTYA ROHMAN 70 TUNTAS 34 NIRMAS DARA ANANDA 70 TUNTAS 35 NUR AINI 60 TUNTAS 36 NUR AMALIATUS SOLIKAH 55 TIDAK TUNTAS 37 NUR CHASANAH 60 TUNTAS 38 NURUL WAHIDAH 60 TUNTAS
39 RATNA AYU SAPUTRI 70 TUNTAS 40 RINI RISMAWATI 50 TIDAK TUNTAS 41 ROCHMAWATI FITRIA 55 TIDAK TUNTAS 42 SAEFUL ANAM 75 TUNTAS 43 SHODIQ GHOZALI 50 TIDAK TUNTAS 44 SITI MUKATUN 70 TUNTAS 45 THOIFUR AZMI 55 TIDAK TUNTAS 46 TRIO PUTRA PAMUNGKAS 50 TIDAK TUNTAS 47 UMI KHASANAH 55 TIDAK TUNTAS 48 WASIS TRI WAHYUNI 55 TIDAK TUNTAS
JUMLAH 2800 NILAI RATA-RATA 58.4
Keterangan: Kriteria hasil belajar : > 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas Berdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat: • 0028)(∑ =xdidikpesertaseluruhnilai
• 24)(∑ =Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh
• ∑ = 48)(Ndidikpeserta
Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = N
x∑ Ketuntasan belajar(%) =
NFtb
x100%
= 48
2800 =
4824
x 100%
= 58.4 = 50%
Ttd, Guru Mata Pelajaran Rif’an, S. Ag
Lampiran 12 DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PRASIKLUS
Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang Mata Pelajaran : Matematika Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya Materi Pokok : SPLDV Tahun Pelajaran : 2 tahun yang lalu yaitu 2007-2009
NO. Daftar Nilai Pra Siklus
KETERANGAN Pada tahun 07-08 Pada tahun 08-09 1 40 45 2 60 50 3 70 55 4 40 65 5 50 50 6 50 55 7 70 65 8 60 60 9 70 45
10 70 65 11 55 55 12 55 65 13 60 45 14 60 55 15 60 70 16 80 50 17 60 65 18 60 60 19 65 50 20 55 65 21 60 60 22 70 65 23 70 55 24 60 45 25 70 45 26 50 50 27 50 70 28 50 60 29 50 70 30 40 50 31 70 75 32 60 60 33 40 70 34 40 70 35 70 60 36 60 55 37 40 60
38 60 60 39 50 70 40 70 50 41 70 55 42 40 75 43 70 50 44 70 70 45 40 55 46 70 50 47 70 55 48 70 55
2820 2800 JUMLAH 58.75 58.4 NILAI RAT-RATA
62.5% 50% KETUNTASAN BELAJAR Keterangan: Dengan adanya pengambilan nilai hasil pada materi SPLDV pada 2 tahun yang lalu, maka didapat:
• Pada tahun 2007-2008 didapat nilai rata-rata = 58.75 dan ketuntasan belajar = 62.5%.
• Pada tahun 2008-2009 didapat nilai rata-rata = 58.4 dan ketuntasan belajar = 50%.
Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = njumlahtahu
iratajumlahnila
= 2
58.4 58.75+
= 58.58
Ketuntasan belajar(%) =njumlahtahu
jarntasanbelajumlahketu
= 2
%50%5.62 +
= 56.25% Kesimpulan: Hasil di atas sebagai rata-rata hasil belajar peserta didik di prasiklus sebesar 58.58 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 56.25%. Hasil ini sebagai pembanding pada siklus berikutnya.
Ttd, Guru Mata Pelajaran
Rif’an, S. Ag
Lampiran 13
Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Pra Siklus
Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Tahun Lalu
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Materi Pokok : SPLDV
Pada tahun : 2007-2008
Jumlah peserta didik : 48 anak
Pengamatan tindakan
NO. ASPEK PENGAMATAN BANYAK SISWA
I
II
KEGIATAN AWAL
a. Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
b. Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan prasyarat yang
diajukan guru.
KEGIATAN INTI
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pemecahan soal
cerita.
d. Peserta didik yang aktif dalam diskusi kelompok.
e. Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas kelompok.
f. Partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan mengenai
materi yang dibahas..
g. peserta didik yang mempuyai kemampuan mengemukakan pendapat
atau hasil diskusi waktu diskusi kelompok.
h. Peserta didik mampu mengambil kesimpulan dari hasil diskusi.
43
30
43
15
40
Jumlah perolehan skor = 171
Skor maksimal = 480
Maka,
Prosentase (%) aktivitas peserta didik = 480171
x 100%
= 35.63%
KESIMPULAN:
Pencapaian aktivitas peserta didik pada tahun ajaran 2007-2008 adalah 35.63%. Pada hasil
aktivitas ini belum tersentuh oleh model pembelajaran jadi masih menggunakan konvensional. Dengan melihat
hasil tersebut jelas bahwa kurangnya interaksi antar peserta didik.
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti
Rif’an, S. Ag Ahmad Makyy NA
Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Tahun Lalu
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Materi Pokok : SPLDV
Pada tahun : 2008-2009
Jumlah peserta didik : 48 anak
Pengamatan tindakan
NO. ASPEK PENGAMATAN BANYAK SISWA
I
II
KEGIATAN AWAL
a. Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
b. Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan prasyarat
yang diajukan guru.
KEGIATAN INTI
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang
pemecahan soal cerita.
d. Peserta didik yang aktif dalam diskusi kelompok.
e. Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas
kelompok.
f. Partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan
mengenai materi yang dibahas..
g. peserta didik yang mempuyai kemampuan mengemukakan
pendapat atau hasil diskusi waktu diskusi kelompok.
h. Peserta didik mampu mengambil kesimpulan dari hasil diskusi.
40
30
42
15
40
Jumlah perolehan skor = 167
Skor maksimal = 480
Maka,
Prosentase (%) aktivitas peserta didik = 480167
x 100%
= 34.8%
KESIMPULAN:
Pencapaian aktivitas peserta didik pada tahun ajaran 2008-2009 adalah 34.8%. Pada hasil
aktivitas ini belum tersentuh oleh model pembelajaran jadi masih menggunakan konvensional. Dengan melihat
hasil tersebut jelas bahwa kurangnya interaksi antar peserta didik menyebabkan keaktifan peserta didik sangat
kurang
Prosentase Keaktifan Pra Siklus:
Dengan melihat keaktifan pada tahun lalu, maka prosentase keaktifan peserta didik pada pra siklus adalah
menjumlahkan prosentase aktivitas tahun 2007/2008 dan tahun 2008/2009 kemudian dibagi dengan dua =
2%8.34%63.35 +
= 35.2%
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti
Rif’an, S. Ag Ahmad Makyy NA
Lampiran 14
LEMBAR OBSERVASI GURU PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Nama Guru yang diamati : Bpk. Rif’an, S.Ag
Satuan Pendidikan/ Kelas : MTs. NU Nurul Huda Mangkang/ VIIIB
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : SPLDV
Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
SPLDV dan penafsirannya.
Indikator : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
SPLDV dan penafsirannya
Diamati Hari/ Tanggal : Senin/ 16-11-2009
Jam Pelajaran Ke : I-II
Jumlah Sisiwa Waktu diamati : 41 peserta didik
Tindakan Mengajar
No. Aspek Pengamatan Pelaksanaan 1 2 3 4
1.
2.
Apersepsi
Menyiapkan kondisi fisik peserta didik
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi
yang telah disampaikan.
Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk
belajar.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC
Pemberian permasalahan dan penyelesaian pemecahan
masalah dengan bentuk cerita dengan tipe CIRC
Menjelaskan jalannya pembelajaran kooperatif tipe
CIRC.
Membentuk kelompok-kelompok belajar peserta didik
secara heterogen (berdasarkan hasil prasiklus).
Menumbuhkan kerjasama antar anggota kelompok
peserta didik untuk bekerja secara kelompok.
Membimbing kinerja kelompok baik secara individu
maupun klasikal secara proporsional.
√ √ √ √
√
√
√
√
√
√
3.
Membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam
menyelesaikan masalah.
Memotivasi peserta didik untuk menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas.
Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
kepada teman yang ada di depan kelas.
Memberikan umpan balik dan evaluasi atas materi yang
telah dipresentasikan oeh peserta didik secara singkat.
Mengevaluasi pembelajaran koperatif tipe CIRC.
Menutup pelajaran
Memberikan tes soal cerita secara individu untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik sesuai
kompetensi yang ditentukan.
Menyimpulkan materi diakhir pembelajaran dengan
strategi tersebut pemecahan masalah khususnya tentang
pemecahan soal cerita.
√
√
√
√
√
√
• KRITERIA PENILAIAN,
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Jumlah maksimal skor = 64 Diperoleh skor = 43 Prosentase = Skor X 100% Prosentase = 43 X 100%
64 64 = 67.1%
Penarikan Kesimpulan:
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di siklus I kurang optimal, hal ini terbukti dngan adanya
beberapa langkah penerapan pembelajaran yang belum terlaksana secara optimal. Oleh karena itu, perlu
perbaikan untuk mengoptimalkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal
cerita materi SPLDV.
Semarang, 16 November 2009
Pengamat Ahmad Makyy NA
Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam menyelesaikan Soal Cerita Materi Hinpunan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Materi Pokok : SPLDV
Hari/Tanggal : Senin/16-11-2009
Jam Pelajaran Ke : I-II (dari jam 07.00 s/d jam 08.30)
Jumlah peserta didik yang waktu diamati : 41 anak
Pengamatan tindakan
No. Nama Aspek Pengamatan Jumlah Prosentase A B C D E F G H (%)
1 Afriyan Mustofa Sugma 3 2 2 1 2 1 1 2 14 43.75% 2 Agus Sudarsono 3 2 2 1 1 1 1 2 13 40.63% 3 Agus Zaenal Arifin 3 2 2 2 1 1 1 2 14 43.75%4 Ahmad Abdul Kohar 3 2 2 1 2 1 1 2 14 43.75% 5 Ahmad Ulil Absor 3 3 3 2 2 2 2 2 19 59.38% 6 Ahmad Ulul Azmi Firdaus 3 3 3 3 3 2 2 2 21 65.63% 7 Didik Susila 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 8 Dwi Kurniawan 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 9 Eni Safitriana 4 3 3 4 4 3 3 3 27 84.38%
10 Erniza Pratiwi 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 11 Esti Rahayu Astutik 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 12 Fahrul Rizal 3 3 3 3 2 2 2 2 20 62.50% 13 Intan Okta Riana 3 2 2 3 3 3 3 3 22 68.75% 14 Irwan Cholik Sunarya 4 3 3 4 4 3 3 3 27 84.38% 15 Ismi Ika Apriliani 3 2 3 3 3 3 3 3 23 71.88%16 Isna Jayanti Rahayu 3 2 3 3 3 3 3 3 23 71.88% 17 Laila Zulfitra 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 18 Lukviana Dwi Herjianti 4 4 3 4 4 4 3 3 29 90.63% 19 Lutfizal Nur Hidayatul P 3 2 2 3 3 3 2 3 21 65.63% 20 M. Farid Alfiana 3 2 2 1 1 1 1 3 14 43.75% 21 Malichatul Chasanah 3 3 3 3 3 2 2 2 21 65.63%22 MM. Anita Susilowati 4 4 3 3 4 3 4 3 28 87.50% 23 Muhammad Alaudin Zaki 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 24 Muhammad Kasyanto 3 3 3 1 2 1 1 2 16 50.00% 25 Muhammad Narsehab 3 2 2 2 2 1 1 2 15 46.88% 26 Mutiah Rahma Aisyah 4 4 3 4 4 4 4 3 30 93.75% 27 Nur Asmanah 3 2 3 3 3 3 2 2 21 65.63%28 Nurul Hikmah 4 4 3 4 4 3 2 2 26 81.25% 29 Reza Irnanda 3 4 3 4 4 4 4 3 29 90.63% 30 Rofiatul Azizah 3 4 3 3 3 3 3 3 25 78.13% 31 Rosidah 3 2 3 3 3 2 2 2 20 62.50% 32 Rudi Utomo 4 4 3 4 3 2 3 2 25 78.13%
33 Sahebah Puji Lestari 3 3 3 3 3 2 3 2 22 68.75% 34 Septi Nur Fadhilah 3 3 3 3 3 2 2 2 21 65.63% 35 Setya Ningsih 3 2 2 2 3 2 2 2 18 56.25% 36 Shiya Faoziyah Haqi 3 2 2 2 3 2 2 2 18 56.25% 37 Suciatun 3 2 2 2 3 2 2 2 18 56.25% 38 Sunindro 3 2 2 1 2 1 1 2 14 43.75% 39 Syva Widi Ariyanti 3 3 3 3 3 2 2 2 21 65.63% 40 Wahyudi Prasetyo 3 3 3 3 3 2 1 2 20 62.50% 41 Zulfa Fepbiandani 4 4 3 4 4 3 3 3 28 87.50%
Jumlah skor 131 115 111 113 118 97 95 101 881 KETERANGAN:
• ASPEK PENGAMATAN,
Kegiatan awal
a. Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
b. Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan guru.
Kegiatan inti
C. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pemecahan soal cerita.
D. Peserta didik yang aktif dalam diskusi kelompok.
E. Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas kelompok.
F. Partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas..
G. peserta didik yang mempuyai kemampuan mengemukakan pendapat atau hasil diskusi waktu
diskusi kelompok.
H. Peserta didik mampu mengambil kesimpulan dari hasil diskusi.
• KRITERIA PENILAIAN,
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh:
Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh = 881
Skor Maksimum = 1312
Maka,
Prosentase (%) aktivitas peserta didik = 1312881
x 100%
= 67.14%
KESIMPULAN:
Pencapaian aktivitas peserta didik dengan peserta didik pada siklus I adalah 67.14%. Dengan hasil
aktivitas yang diperoleh ternyata belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 80%. Sehingga penerapan
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV untuk meningkatkan hasil
belajar Kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang harus melaksanakan pembelajaran lagi pada siklus II.
Semarang, 16 November 2009 Pengamat
Ahmad Makyy NA
Lampiran 16
SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIIIB/I Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 jam pelajaran) Standar Kompetensi : memahami SPLDV dan menggunakannya dalam pemecahaan
masalah.. Kompetensi Dasar : menyelesaika model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
SPLDV dan penafsirsnnya Indikator : menyelesaika model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
SPLDV dan penafsirsnnya
I. TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan memahami konsep SPLDV, peserta didik mampu menyelesaikan masalah bentuk cerita yang berkaitan dengan SPLDV.
II. MATERI PEMBELAJARAN Menyelesaikan masalah bentuk cerita yang berkaitan dengan SPLDV.
III. METODE PEMBELAJARAN Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Compocition) dengan metode ekspositori, tanya jawab, diskusi kelompok dan pemberian tugas.
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Peserta didik Waktu
1.
2.
Pendahuluan: Apersepsi:
Mengingat kembali tentang bagaimana cara menyelesaikan SPLDV dengan metode subtitusi dan eliminasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
K
K
5’
2'
3.
4.
5.
6.
7.
Kegiatan Inti: Pemberian permasalahan dan cara penyelesaian pemecahan masalah bentuk cerita dengan langkah-langkah yang spesifik, yaitu: apa yang diketahui, tulis apa yang ditanyakan dan tulis cara menjawabnya. Tanya jawab dengan peserta didik tentang materi yang telah disampaikan, apakah peserta didik sudah paham atau belum, apabila belum paham maka penjelasan diulang lagi kembali (secukupnya). Membacakan nama kelompok setiap kelompok yang terdiri 4 peserta didik yang heterogen (berdasarkan hasil pretes). Guru memberikan satu soal cerita pada tiap kelompok. Guru menyampaikan peserta didik agar dalam tiap kelompok terjadi serangkaian kegitan sebagai berikut. a. Salah satu anggota kelompok membaca, yang lainnya
mendengarkan sambil memahami maksud soal tersebut.
K
K
K
G
G
10’
5’
5’
3’
10’
8.
9.
10.
11.
12.
b. Bersama-sama membuat prediksi/menafsirkan isi soal cerita, termasuk apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu.
c. Saling membuat rencana penyelesaian. d. Menuliskan penyelesaian soal cerita secara urut e. Memeriksa kembali penyelesaian. f. Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru. Dalam pelaksanaan item no.7, guru berkeliling mengawasi, membimbing kerja kelompok dan fasilitator jika diperlukan. Salah satu perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya didepan kelas. Guru mengevaluasi dan memberikan hasil yang tepat. Guru membubarkan kelompok. Dan peserta didik kembali ke tempat duduknya masing-masing. Guru memberikan tugas rumah
G
K
K
G
K
8’
10’
5’
3’
2’
13.
14.
Penutup: Guru bersama peserta didik menyimpulkan pemecahan masalah pada soal cerita. Guru memberikan tes formatif berdasarkan materi yang telah diberikan (lampiran).
K I
2’
20’
Keterangan: I =Individual; K = Klasikal; G = Group
V. ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN ♦ Buku Paket Matematika kelas VIII semester I. ♦ Lembar Kerja Siswa kelas VIII semester I. ♦ Lingkungan sekolah dan lingkungan kelas yang mendukung materi.
VI. PENILAIAN 1. Prosedur Tes:
Tes Awal : - Tes Proses : Ada Tes Akhir : Ada
2. Jenis Tes:
Tes Awal : - Tes Proses : Pengamatan Tes Akhir : Tertulis Essay
3. Alat Tes: Tes Awal : - Tes Proses : Terlampir Tes Diskusi : Terlampir
Semarang, 16 November 2009 Mengetahui, Kepala MTs NU Nurul Huda Semarang Guru Mata Pelajaran
Drs. H. Ajma’in Yahya Rif’an, S.Ag
Lampiran 17
TUGAS DISKUSI KELOMPOK SIKLUS I
Kelompok …. Nama Anggota:
1. ………………………………… 2. ………………………………… 3. ………………………………… 4. ………………………………… 5. ................................................... Diskusikanlah pemecahan soal cerita dibawah ini!!! Nanda membeli 3 batang pensil dan 5 buku tulis seharga Rp 14.500,00. Ani membeli 2 batang pensil dan 3 buku
yang sama dengan yang dibeli oleh Dewi seharga Rp. 9.000,00. Jika Santi membeli 1 batang pensil dan 4 buku
tulis tersebut dengan uang sebesar Rp. 20.000,00. Berapakah besar uang kembaliannya Santi?
Penyelesaian: 1) Menentukan apa yang diketahui (diketahui)
2) Menentukan apa yang ditanyakan (ditanya)
3) Melaksanakan perencanaan atau mencari jawaban(jawaban)
4) Mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban (Kesimpulan)
Selamat Mengerjakan
“Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul”
KUNCI JAWABAN TUGAS DISKUSI KELOMPOK SIKLUS I
Langkah-langkah penyelesaian
Lampiran 18
Menentukan apa yang diketahui dalam kalimat matematika.
• Nanda membeli 3 batang pensil dan 5 buku tulis seharga Rp
14.500,00
• Ani membeli 2 batang pensil dan 3 buku yang sama dengan yang
dibeli oleh Dewi seharga Rp. 9.000,00.
Menentukan apa yang ditanyakan dalam kalimat matematika.
Jika Santi membeli 1 batang pensil dan 4 buku tulis tersebut dengan uang
sebesar Rp. 20.000,00. Berapakah besar uang kembaliannya Santi?
Melaksanakan rencana atau mencari jawaban
Misalkan harga 1 batang pensil = x
Harga 1 buku tulis = y
Model matematikanya adalah : 3x + 5y = 14.500…….(i)
2x + 3y = 9.000……(ii) Dengan metode eliminasi
3x + 5y = 14.500 x 2 6x + 10y = 29.000
2x + 3y = 9.000 x 3 6x + 9y = 27.000 _
y = 2.000
kemudian mencari x,
2x + 3y = 9.000
2x + 3(2.000) = 9.000
2x + 6.000 = 9.000
2x = 3.000
x = 1.500
Jika Santi membeli 1 batang pensil dan 4 buku tulis tersebut dengan
uang sebesar Rp. 20.000,00, maka
1x + 4y = .......
1(1.500)+ 4 (2.000) = 9.500
Mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban.
Jadi, besar uang kembaliannya Santi adalah 20.000 – 9.500 = 10.500
Lembar Soal Tugas rumah Siklus I Petunjuk: a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal ini. b. Isilah nama dan no. absen pada lembar jawaban. c. Kerjakan soal ini dengan mencantumkan sistematika jawaban diantaranya apa yang diketahui dari soal cerita
(DIKETAHUI), apa yang ditanyakan (DITANYA), menjawab soal (JAWAB), dan kesimpulan dari soal cerita tersebut.
d. Jangan menyontek pekerjaan teman. Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan sistematis!
1. Meri dan tatik bekerja pada sebuah pabrik roti bagian pembungkusan roti. Meri dapat membungkus 150 roti setiap jam dan tatik dapat membungkus 200 roti setiap jam. Banyak waktu yang dipergunakan untuk bekerja meri dan tatik tidak sama. Jumlah jam untuk bekerja meri dan tatik adalah 15 jam dan banyak roti yang dapat dibungkus 2.650 buah. Tentukan lama bekerja meri dan tatik!
2. Perbandingan antara umur ariel dan zaky adalah 9 :7. Empat tahun yang lalu perbandingan umur mereka 7: 5. Tentukan umur mereka masing-masing ?
Jawaban Soal Tugas rumah Siklus I No. Langkah-langkah penyelesaian Skor
1. Diketahui :
Meri dapat membungkus 150 roti setiap jam, tatik dapat membungkus 200
roti setiap jam. Jumlah jam mereka = 15 jam dan banyak roti yang dapat
dibungkus = 2.650
Ditanya:
Tentukan lama bekerja meri dan tatik?
Jawaban:.
Misal : jam meri = x, jam tatik = y
Maka, model menjadi
x + y = 15
150x + 200 y = 2.650 3x + 4 y = 53
Dengan menggunakan metode subtitusi
x + y = 15 x = 15 – y
3x + 4 y = 53
3(15 – y)+ 4 y = 53
45 – 3y + 4 y = 53
y = 53 - 45
y = 8
x + y = 15
x + 8 = 15
x = 7
Kesimpulan:
Jadi lama bekerja meri dan tatik adalah 7 jam dan 8 jam
5
2
15
3
2. Diketahui :
Perbandingan umur ariel dan zaky =9 : 7
Empat tahun lalu perbandingan umur mereka = 7: 5
Ditanya:
Tentukan umur mereka masing-masing?
Jawaban:
Misal umur ariel = x dan umur zaky = y
perbandingan kedua bilangan = 9 : 7, sehingga menjadi
9 x = 7y
9 x - 7y= 0
Empat tahun lalu = 7(x –4) = 5(y – 4)
= 7x –28 = 5y – 20
= 7x- 5y = 28-20
= 7x - 5y = 8
Maka sistem persamaannya adalah
9x - 7y= 0
7x – 5y=8
5
2
15
Dengan metode subtitusi
9 x = 7y
x = 7/9 y
7 ( 7/9 y )– 5y=8
49/ 9 y – 5y = 8
49/ 9 y – 45 / 9 = 8
4/ 9 y = 8
y = 8* 9/ 4
y = 18
9x - 7y= 0
9x – 7(18)= 0
9x – 126 = 0
x = 126
x = 14
Kesimpulan:
Jadi umur ariel dan zaky adalah 14 dan 18
3
• PENILAIAN
Nilai = ∑skor
Lampiran 19
Lembar Soal Tes Siklus I
Petunjuk: a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal ini. b. Isilah nama dan no. absen pada lembar jawaban. c. Kerjakan soal ini dengan mencantumkan sistematika jawaban diantaranya apa yang diketahui dari soal cerita
(DIKETAHUI), apa yang ditanyakan (DITANYA), menjawab soal (JAWAB), dan kesimpulan dari soal cerita tersebut.
d. Jangan menyontek pekerjaan teman. Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan sistematis!
1. Harga 4 pensil dn 5 buku tulis Rp. 20.000,00 sedangkan harga 3 pensil dan 4 buku tulis Rp. 18.000,00. Berapa harga 1 pensil dan 1 buku tulis!
2. Jumlah 2 bilangan cacah adalah 30 dan selisih kedua bilangan itu adalah 6. Tentukan kedua bilangan itu !
Lembar jawaban Soal Tes Siklus I
Nama siswa :..............................................
No. Absen/ Kelas :..............................................
Jawaban Soal Tes Siklus I No. Langkah-langkah penyelesaian Skor
1. Diketahui :
4 pensil +5 buku tulis = 20.000
3 pensil + 4 buku tulis = 15.500
Ditanya:
Berapa harga 1 pensil dan 1 buku tulis?l
Jawaban:.
Misal : pensil = x, buku tulis = y
Maka, model matematika menjadi
4x + 5 y = 20.000
3x + 4 y = 15.500
Kemudian menggunakan metode eliminasi
4x + 5 y = 20.000 x 3 12x + 15 y = 60.000
3x + 4 y = 15.500 x 4 12x + 16 y = 62.000 -
- y = -2.000
y = 2 .000
4x + 5 y = 20.000
4x + 5 (2.000) = 20.000
4x + 10.000 = 20.000
4x = 10.000
x = 2.500
Kesimpulan:
Jadi harga 1 pensil dan 1 buku tulis adalah 2.500 + 2.000 = 4.500
10
5
30
5
2. Diketahui :
Jumlah bilangan cacah = 30
Selisih kedua bilangan = 6
Ditanya:
Tentukan kedua bilangan itu ?
Jawaban:
Misal kedua bilangan itu adalah x dan y
Jumlah kedua bilangan = x + y= 30
Selisih dua bilangan = x – y= 6
Maka sistem persamaannya adalah
x + y= 30 ............(1)
x – y= 6 ...............(2)
10
5
30
dengan menggunakan metode subtitusi
x – y= 6
x = 6 + y .
kemudian persamaan 2 dimasukkan ke persamaan 1
x + y= 30 x = 6 + y
(6 + y) + y= 30 x = 6 + 12
6 + 2y = 30 x = 18
2 y = 24
y = 12
Kesimpulan:
Jadi kedua bilangan itu adalah 18 dan 12.
5
• PENILAIAN
Nilai = ∑ skor
Lampiran 20 DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang Mata Pelajaran : Matematika Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Materi Pokok : SPLDV Jumlah Peserta didik yang Hadir: 41 anak Tahun Pelajaran : 2009/2010
NO. L/P NAMA PESERTA DIDIK NILAI KETERANGAN
1 L Afriyan Mustofa Sugma 70 TUNTAS 2 L Agus Sudarsono 75 TUNTAS 3 L Agus Zaenal Arifin 75 TUNTAS 4 L Ahmad Abdul Kohar 80 TUNTAS 5 L Ahmad Ulil Absor 80 TUNTAS 6 L Ahmad Ulul Azmi Firdaus 65 TUNTAS 7 L Didik Susila 80 TUNTAS 8 L Dwi Kurniawan 55 TIDAK TUNTAS 9 P Eni Safitriana 55 TIDAK TUNTAS 10 P Erniza Pratiwi 80 TUNTAS 11 P Esti Rahayu Astutik 80 TUNTAS 12 L Fahrul Rizal 50 TIDAK TUNTAS 13 P Intan Okta Riana 50 TIDAK TUNTAS 14 L Irwan Cholik Sunarya 80 TUNTAS 15 P Ismi Ika Apriliani 75 TUNTAS 16 P Isna Jayanti Rahayu 75 TUNTAS 17 P Laila Zulfitra 80 TUNTAS 18 P Lukviana Dwi Herjianti 85 TUNTAS 19 P Lutfizal Nur Hidayatul P 55 TIDAK TUNTAS 20 L M. Farid Alfiana 65 TUNTAS 21 P Malichatul Chasanah 85 TUNTAS 22 P MM. Anita Susilowati 85 TUNTAS 23 L Muhammad Alaudin Zaki 55 TIDAK TUNTAS 24 L Muhammad Kasyanto 75 TUNTAS 25 L Muhammad Narsehab 55 TIDAK TUNTAS 26 P Mutiah Rahma Aisyah 90 TUNTAS 27 P Nur Asmanah 85 TUNTAS 28 P Nurul Hikmah 85 TUNTAS 29 P Reza Irnanda 85 TUNTAS 30 P Rofiatul Azizah 55 TIDAK TUNTAS 31 P Rosidah 65 TUNTAS
32 L Rudi Utomo 55 TIDAK TUNTAS 33 P Sahebah Puji Lestari 75 TUNTAS 34 P Septi Nur Fadhilah 75 TUNTAS 35 P Setya Ningsih 50 TIDAK TUNTAS 36 P Shiya Faoziyah Haqi 70 TUNTAS 37 P Suciatun 55 TIDAK TUNTAS 38 L Sunindro 50 TIDAK TUNTAS 39 P Syva Widi Ariyanti 55 TIDAK TUNTAS 40 L Wahyudi Prasetyo 55 TIDAK TUNTAS 41 P Zulfa Fepbiandani 75 TUNTAS
Jumlah 2845 Keterangan: Kriteria hasil belajar : > 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas Berdasarkan nilai prasikus diatas maka, didapat: • ∑ = 2845)(xdidikpesertaseluruhnilai
• ∑ = 27)(Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh
• ∑ = 41)(Ndidikpeserta
Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = N
x∑ Ketuntasan belajar(%) =
NFtb
x100%
= 41
2845 =
4127
x 100%
= 69.4 = 65.85% Kesimpulan: Pencapaian rata-rata hasil belajar di siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini
terbukti dengan perolehan rata-rata hasil belajar sebesar 69,4 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 65,85%.
Oleh karena itu, agar penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita materi
SPLDV untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang berhasil,
maka harus dilaksanakan pembelajaran lagi pada siklus II.
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Pengamat
Rif’an, S. Ag Ahmad Makyy NA
Lampiran 21
LEMBAR OBSERVASI GURU PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Nama Guru yang diamati : Bpk. Rif’an, S.Ag
Satuan Pendidikan/ Kelas : MTs. NU Nurul Huda Mangkang/ VIIIB
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : SPLDV
Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
SPLDV dan penafsirannya.
Indikator : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
SPLDV dan penafsirannya
Diamati Hari/ Tanggal : Kamis/19-11-2009
Jam Pelajaran Ke : I-II
Jumlah Sisiwa Waktu diamati : 41 peserta didik
Tindakan Mengajar
No. Aspek Pengamatan Pelaksanaan 1 2 3 4
1.
2.
Apersepsi
Menyiapkan kondisi fisik peserta didik
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi
yang telah disampaikan.
Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk
belajar.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC
Pemberian permasalahan dan penyelesaian pemecahan
masalah dengan bentuk cerita dengan tipe CIRC
Menjelaskan jalannya pembelajaran kooperatif tipe
CIRC.
Membentuk kelompok-kelompok belajar peserta didik
secara heterogen (berdasarkan hasil prasiklus).
Menumbuhkan kerjasama antar anggota kelompok
peserta didik untuk bekerja secara kelompok.
Membimbing kinerja kelompok baik secara individu
maupun klasikal secara proporsional.
Membantu peserta didik yang merasa kesulitan dalam
menyelesaikan masalah.
Memotivasi peserta didik untuk menyampaikan hasil
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3.
diskusi di depan kelas.
Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
kepada teman yang ada di depan kelas.
Memberikan umpan balik dan evaluasi atas materi yang
telah dipresentasikan oeh peserta didik secara singkat.
Mengevaluasi pembelajaran koperatif tipe CIRC.
Menutup pelajaran
Memberikan tes soal cerita secara individu untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik sesuai
kompetensi yang ditentukan.
Menyimpulkan materi diakhir pembelajaran dengan
strategi tersebut pemecahan masalah khususnya tentang
pemecahan soal cerita.
√
√
√
√
√
• KRITERIA PENILAIAN,
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Jumlah maksimal skor = 64 Diperoleh skor = 57 Prosentase = Skor X 100% Prosentase = 57 X 100%
64 64 = 89%
Penarikan Kesimpulan:
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di siklus II sudah optimal, hal ini terbukti dngan adanya
beberapa langkah penerapan pembelajaran yang sudah terlaksana secara optimal. Oleh karena itu, dengan adanya
pengelolan pembelajaran yang optimal, maka siklus II ini sudah cukup dalam menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita materi SPLDV.
Semarang, 19 November 2009 \ Pengamat
Ahmad Makyy NA
Lampiran 22
Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dalam menyelesaikan Soal Cerita Materi Hinpunan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Materi Pokok : SPLDV
Hari/Tanggal : Senin/19-11-2009
Jam Pelajaran Ke : I-II (dari jam 07.00 s/d jam 08.30)
Jumlah peserta didik yang waktu diamati : 41 anak
Pengamatan tindakan
No. Nama Aspek Pengamatan Jumlah Prosentase A B C D E F G H (%)
1 Afriyan Mustofa Sugma 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 2 Agus Sudarsono 2 2 3 3 3 3 2 3 21 65.63% 3 Agus Zaenal Arifin 3 2 3 3 3 2 2 3 21 65.63% 4 Ahmad Abdul Kohar 3 2 3 3 3 2 2 3 21 65.63% 5 Ahmad Ulil Absor 4 3 4 4 4 3 3 4 29 90.63%6 Ahmad Ulul Azmi Firdaus 4 3 4 4 4 3 3 4 29 90.63% 7 Didik Susila 2 3 3 3 3 3 3 3 23 71.88% 8 Dwi Kurniawan 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 9 Eni Safitriana 4 3 4 4 4 4 4 4 31 96.88%
10 Erniza Pratiwi 3 3 3 3 4 4 3 3 26 81.25% 11 Esti Rahayu Astutik 3 3 3 4 4 4 3 3 27 84.38%12 Fahrul Rizal 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 13 Intan Okta Riana 3 3 3 4 4 3 3 3 26 81.25% 14 Irwan Cholik Sunarya 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88% 15 Ismi Ika Apriliani 3 4 4 4 4 4 4 4 31 96.88% 16 Isna Jayanti Rahayu 3 3 4 4 4 3 3 3 27 84.38% 17 Laila Zulfitra 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88%18 Lukviana Dwi Herjianti 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88% 19 Lutfizal Nur Hidayatul P 3 3 4 4 4 3 4 4 29 90.63% 20 M. Farid Alfiana 3 3 3 2 3 3 2 3 22 68.75% 21 Malichatul Chasanah 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 22 MM. Anita Susilowati 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88% 23 Muhammad Alaudin Zaki 3 4 4 4 4 4 4 4 31 96.88% 24 Muhammad Kasyanto 2 3 3 3 3 3 3 3 23 71.88% 25 Muhammad Narsehab 3 3 3 3 4 3 3 3 25 78.13% 26 Mutiah Rahma Aisyah 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88% 27 Nur Asmanah 3 4 4 4 4 4 4 4 31 96.88% 28 Nurul Hikmah 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88% 29 Reza Irnanda 4 3 4 4 4 4 4 4 31 96.88% 30 Rofiatul Azizah 3 3 3 4 4 3 3 3 26 81.25% 31 Rosidah 3 3 3 4 4 3 3 3 26 81.25% 32 Rudi Utomo 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88% 33 Sahebah Puji Lestari 3 3 4 4 4 3 3 3 27 84.38% 34 Septi Nur Fadhilah 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88%
35 Setya Ningsih 3 4 3 3 4 4 4 4 29 90.63% 36 Shiya Faoziyah Haqi 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88% 37 Suciatun 4 3 3 3 3 3 3 3 25 78.13% 38 Sunindro 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75.00% 39 Syva Widi Ariyanti 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88% 40 Wahyudi Prasetyo 3 3 4 3 3 3 3 4 26 81.25% 41 Zulfa Fepbiandani 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96.88%
Jumlah skor 136 135 145 147 151 140 126 144 1124 KETERANGAN:
• ASPEK PENGAMATAN,
Kegiatan awal
a. Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
b. Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan prasyarat yang diajukan guru.
Kegiatan inti
c. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pemecahan soal cerita.
d. Peserta didik yang aktif dalam diskusi kelompok.
e. Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas kelompok.
f. Partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas..
g. peserta didik yang mempuyai kemampuan mengemukakan pendapat atau hasil diskusi waktu
diskusi kelompok.
h. Peserta didik mampu mengambil kesimpulan dari hasil diskusi.
• KRITERIA PENILAIAN,
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Berdasarkan data pada siklus II ini maka, diperoleh:
Skor keseluruhan yang diperoleh = 1124
Skor Maksimum = 1312
Maka,
Prosentase (%) aktivitas peserta didik = 13121124
x 100%
= 85.67%
KESIMPULAN:
Pencapaian aktivitas peserta didik di siklus II ini sudah lebih mencapai indikator keberhasilan
yaitu ≥ 80%. Terbukti dengan hasil aktivitas peserta didik pada siklus II yaitu 85.67%. Oleh karena itu,
penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita pada materi SPLDV untuk
meningkatkan aktivitas belajarpeserta didik Kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang sudah berhasil
dan sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I.
Semarang, 19 November 2009 Pengamat,
Ahmad Makyy NA
Lampiran 23 SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIIIB/I Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 jam pelajaran) Standar Kompetensi : memahami SPLDV dan menggunakannya dalam pemecahaan
masalah. Kompetensi Dasar : menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan SPLDV dan penafsirannya. Indikator : Menyelesaiakan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan SPLDV dan penafsirannya.
VII. TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan memahami konsep SPLDV, peserta didik mampu menyelesaikan masalah bentuk cerita yang berkaitan dengan SPLDV.
VIII. MATERI PEMBELAJARAN Menyelesaikan masalah bentuk cerita yang berkaitan dengan SPLDV.
IX. METODE PEMBELAJARAN Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Compocition) dengan metode ekspositori, tanya jawab, diskusi kelompok dan pemberian tugas.
X. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN No. Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Peserta didik Waktu
1.
2. 3.
Pendahuluan Apersepsi: Mengingat kembali tentang penyelesaian soal cerita.
Menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memberikan salah satu contoh jawaban atas tugas rumah sesuai dengan permintaan peserta didik dan menerangkan kepada peserta didik agar dapat dipahami.
K
K I
8’
2’
10’
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kegiatan Inti Membagi beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri 4 peserta didik yang heterogen (berdasarkan hasil tes formatif siklus I). Guru memberikan satu permasalah cerita pada tiap kelompok. Guru menyampaikan peserta didik agar dalam tiap kelompok terjadi serangkaian kegitan sebagai berikut. a. Salah satu anggota kelompok membaca, yang lainnya
mendengarkan sambil memahami maksud soal tersebut. b. Bersama-sama membuat prediksi/menafsirkan isi soal
cerita, termasuk apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan memisalkan yang ditanyakan dengan suatu variabel tertentu.
c. Saling membuat rencana penyelesaian. d. Menuliskan penyelesaian soal cerita secara
urut(menuliskan urutan komposisi penyelesaian). e. Memeriksa kembali penyelesaian. f. Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru. Dalam pelaksanaan item no.7, guru berkeliling mengawasi, membimbing kerja keompok dan fasilitator jika diperlukan. Salah satu perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya didepan kelas. Guru mengevaluasi dan memberikan hasil yang tepat, kemudian memberikan kesempatan peserta didik lain untuk bertanya. Guru membubarkan kelompok. Guru memberikan tugas rumah
K
G
G
G
G
K
K
K
5’
3’
10’
8’
10’
5’
3’
2’
11.
12.
Penutup: Guru bersama peserta didik menyimpulkan pemecahan masalah pada soal cerita. Guru memberikan tes formatif berdasarkan materi yang telah diberikan (lampiran).
K I
5’
20’
Keterangan: I =Individual; K = Klasikal; G = Group XI. ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
♦ Buku Paket Matematika kelas VIII semester I. ♦ Lembar Kerja Siswa kelas VIII semester I. ♦ Lingkungan sekolah dan lingkungan kelas yang mendukung materi.
XII. PENILAIAN 1. Prosedur Tes:
Tes Awal : Ada Tes Proses : Ada Tes Akhir : Ada
2. Jenis Tes: Tes Awal : Oral Test Tes Proses : Pengamatan Tes Akhir : Tertulis Essay
3. Alat Tes: Tes Awal : Tercantum dalam RPP Tes Proses : Terlampir Tes Diskusi : Terlampir
Semarang, 19 November 2009 Mengetahui, Kepala MTs NU Nurul Huda Semarang Guru Mata Pelajaran
Drs. H. Ajma’in Yahya Rif’an, S.Ag
Lampiran 24 TUGAS DISKUSI KELOMPOK SIKLUS II
Kelompok …. Nama Anggota: 1. ………………………………… 2. ………………………………… 3. ………………………………… 4. ………………………………… 5. .................................................... Diskusikanlah pemecahan soal cerita dibawah ini!!!
Harga 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal adalah Rp. 90.000,00, sedangkan harga 3 pasang sepatu dan
4 pasang sandal adalah Rp. 130.000,00. Tentukan harga sepasang sepatu dan sepasan sandal!
Penyelesaian: 1) Menentukan apa yang diketahui(diketahui)
2) Menentukan apa yang ditanyakan (ditanya)
3) Melaksanakan perencanaan atau mencari jawaban(jawaban)
4) Mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban.(kesimpulan)
Selamat Mengerjakan
“Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul”
KUNCI JAWABAN TUGAS DISKUSI KELOMPOK II
Langkah – langkah menyelesaikan soal cerita dan penilaian! Langkah-langkah Penyelesaian
Menentukan apa yang diketahui dalam kalimat matematika.
2 ps sepatu dan 3 ps sandal adalah Rp. 90.000,00
3 ps sepatu dan 4 ps sandal adalah Rp. 130.000,00
Menentukan apa yang ditanyakan dalam kalimat matematika.
Harga sepasang sepatu dan sepasan sandal?
Melaksanakan rencana atau mencari jawaban
Misal:
Jika ps sepatu adalah x dan ps sandal adalah y, maka
model matematikanya adalah
2x + 3y = 90.000
3x + 4y = 130.000,
penyelesainnya:
2x + 3y = 90.000 x 3 6x + 9y = 270.000
3x + 4y = 130.000 x 2 6x + 8y = 260.000 –
y = 10.000
2x + 3y = 90.000
2x + 3 (10.000 )= 90.000
2x + 30.000 = 90.000
2x = 90.000 – 30.000
2x = 60.000
x = 30.000
Mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban.
Jadi harga sepasang sepatu dan sepasang sandal adalah
x = harga sepasang sepatu = Rp.30.000
y = harga sepasang sandal = Rp.10.000
Lampiran 25
Lembar Soal Tugas rumah Siklus II Petunjuk: a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal ini. b. Isilah nama dan no. absen pada lembar jawaban. c. Kerjakan soal ini dengan mencantumkan sistematika jawaban diantaranya apa yang diketahui dari soal
cerita (DIKETAHUI), apa yang ditanyakan (DITANYA), menjawab soal (JAWAB), dan kesimpulan dari soal cerita tersebut.
d. Jangan menyontek pekerjaan teman. Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan sistematis!
1. Perbandingan 2 bilangan bulat positif x dan y adalah 3: 2 dan jumlahnya 20. Tentukan masing-masing bilangan itu?
2. Angga mengadakan perjalanan dengan sepeda motor sejauh x km dalam waktu t jam dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Jika untuk menempuh jarak itu ia menghendaki 10 menit lebih cepat, maka kecepatan rata-ratanya menjadi 72 km/jam. Berapa jarak yang ditempuh?
Jawaban Soal Tugas rumah Siklus II No. Langkah-langkah penyelesaian Skor
1. Diketahui :
Perbandingan dua bilangan bulat x dan y adalah 3: 2 dan jumlahnya =20
Ditanya:
Tentukan masing-masing bilangan itu?
Jawaban:
Misal dua bilangan itu adalah = x dan y, maka
x + y= 20
Perbandingan dua bilangan bulat x dan y adalah 3: 2 menjadi
x : y= 3:2
3x = 2y
3x - 2y = 0
Maka modelnya
x + y= 20 x = 20 - y
3x – 2y=0
Dengan menggunakan metode subtitusi
3x – 2y=0
3( 20 - y ) – 2y=0
60 – 3y - 2y =0
-5y = - 60
y = 12
x + y = 20
x + 12 = 20
x = 8
Kesimpulan:
Jadi kedua bilangan itu adalah 8 dan 12
3
2
15
5
2. Diketahui :
dengan v= 60 km/jam, maka:
Jarak = kecepatan x waktu
x =60t
dengan v=72 km/jam waktu menjadi 10 menit lebih cepat
Ditanya:
Berapa jarak yang ditempuh?
Jawaban:
Misal
x = jarak , t = waktu
jika v= 60 km/jam, maka:
Jarak = kecepatan x waktu
5
2
15
x =60t
kemudian
jika v=72 km/jam, maka:
waktu= (t-1/6) jam
Jarak = kecepatan x waktu
x = 72 (t-1/6)
x = 72 t – 12
terdapat dua persamaan yaitu:
x =60t
x = 72 t – 12
kemudian memasukkan persamaan yang ke-1 ke-2
60t = 72 t – 12
- 12 t = -12
t = 1
jarak yang ditempuh
x = 72 t – 12
x = 72 (1) – 12
x = 60
Kesimpulan: jadi jarak yang ditempuh adalah 60 km
3
• PENILAIAN
Nilai = ∑skor
Lampiran 26
Lembar Soal Tes Siklus II
Petunjuk: a. Bacalah basmalah sebelum mengerjakan soal ini. b. Isilah nama dan no. absen pada lembar jawaban. c. Kerjakan soal ini dengan mencantumkan sistematika jawaban diantaranya apa yang diketahui dari soal
cerita (DIKETAHUI), apa yang ditanyakan (DITANYA), menjawab soal (JAWAB), dan kesimpulan dari soal cerita tersebut.
d. Jangan menyontek pekerjaan teman. Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan sistematis!
1. Jumlah panjang dan lebar sebuah persegi panjang adalah 240. jika panjangnya lebih 50 cm dari lebarnya. Tentukan luas persegi panjang tersebut?
2. Harga 4 buku dan 3 pensil Rp 5.500,00 sedang harganya 5 pensil adalah 2.500. Jika adik membeli 1 buku dan 10 pensil berapa adik harus membayar?
Lembar jawaban Soal Tes Siklus II
Nama siswa :..............................................
No. Absen/ Kelas :..............................................
Jawaban Soal Tes Siklus II 1. Diketahui :
P+l = 240
P= l + 50
Ditanya:
Tentukan luas persegi panjang tersebut?
Jawaban:
Misal P= x, l= y, maka
x + y= 240
x = y + 50 x - y= 50
maka model matematika
x + y= 240
x - y= 50
dengan metode subtitusi
x + y= 240
(y + 50)+ y= 240
2y + 50 = 240
2y = 190
y = 95
maka x
x = y + 50
x = 95 + 50
x = 145
Kesimpulan:
Jadi luas persegi panjang adalah
L = 95 x 145
= 13775.
10
5
30
5
2. Diketahui :
4 buku + 3 pensil = 5.500
5 pensil = Rp 2.500
Ditanya:
Jika adik membeli 1 buku dan 10 pensil berapa adik harus membayar!
Jawaban:
Misalkan
Buku = x, pensil = y, maka
4 x + 3y = 5.500
5y = 2.500, maka model matematikannya
4 x + 3y = 5.500 .........(i)
10
25
30
5y = 2.500...................(ii)
Mencari nilai y
5y = 2.5004 4x + 3y = 5.500
y = 500, mencari x 4 x + 3(500) = 5.500
4 x + 1.500 = 5.500
4 x = 4.000
x = 1.000
Kesimpulan: Jadi jika adik membeli 1 buku dan 10 pensil berapa adik harus membayar =
1x + 10y = .......
1(1.000)+ 10 (500) = 6.000
5
• PENILAIAN
Nilai = ∑ skor
Lampiran 27
DAFTAR HASIL BELAJAR SIKLUS II Satuan Pendidikan : MTs. NU Nurul Huda Mangkang Mata Pelajaran : Matematika Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
Materi Pokok : SPLDV Jumlah Peserta didik yang diamati : 41 anak Tahun Pelajaran : 2009/2010 NO. L/P NAMA PESERTA DIDIK NILAI KETERANGAN
1 L Afriyan Mustofa Sugma 70 TUNTAS 2 L Agus Sudarsono 70 TUNTAS 3 L Agus Zaenal Arifin 70 TUNTAS 4 L Ahmad Abdul Kohar 85 TUNTAS 5 L Ahmad Ulil Absor 70 TUNTAS 6 L Ahmad Ulul Azmi Firdaus 55 TIDAK TUNTAS 7 L Didik Susila 75 TUNTAS 8 L Dwi Kurniawan 80 TUNTAS 9 P Eni Safitriana 85 TUNTAS
10 P Erniza Pratiwi 80 TUNTAS 11 P Esti Rahayu Astutik 80 TUNTAS 12 L Fahrul Rizal 80 TUNTAS 13 P Intan Okta Riana 75 TUNTAS 14 L Irwan Cholik Sunarya 75 TUNTAS 15 P Ismi Ika Apriliani 85 TUNTAS 16 P Isna Jayanti Rahayu 80 TUNTAS 17 P Laila Zulfitra 80 TUNTAS 18 P Lukviana Dwi Herjianti 100 TUNTAS 19 P Lutfizal Nur Hidayatul P 85 TUNTAS 20 L M. Farid Alfiana 55 TIDAK TUNTAS 21 P Malichatul Chasanah 80 TUNTAS 22 P MM. Anita Susilowati 85 TUNTAS 23 L Muhammad Alaudin Zaki 55 TIDAK TUNTAS 24 L Muhammad Kasyanto 80 TUNTAS 25 L Muhammad Narsehab 90 TUNTAS 26 P Mutiah Rahma Aisyah 100 TUNTAS 27 P Nur Asmanah 90 TUNTAS 28 P Nurul Hikmah 100 TUNTAS 29 P Reza Irnanda 90 TUNTAS 30 P Rofiatul Azizah 85 TUNTAS 31 P Rosidah 55 TIDAK TUNTAS 32 L Rudi Utomo 55 TIDAK TUNTAS
P Sahebah Puji Lestari 85 TUNTAS
Keterangan Keterangan: Kriteria hasil belajar : > 60 = tidak tuntas ≤ 60 = tuntas Berdasarkan nilai prasikus diatas maka, didapat: • ∑ =)(xdidikpesertaseluruhnilai
• ∑ belatuntasdidikpesertaseluruh
• ∑ = 41)(Ndidikpeserta
Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = N
x∑ Ketuntasan belajar(%) =
NFtb
x100%
= 41
3240 =
4136
x 100%
= 79.02 = 87,8% Kesimpulan:
Pencapaian hasil belajar di siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Terbukti
dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 79.02 dengan ketuntasan belajar yaitu 87.8%. Sehingga
penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dalam menyelesaikan soal cerita materi himpunan untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIIB di MTs. NU Nurul Huda Mangkang sudah berhasil
yaitu dengan adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I.
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Pengamat Rif’an, S. Ag Ahmad Makyy NA
P Septi Nur Fadhilah 80 TUNTAS P Setya Ningsih 80 TUNTAS P Shiya Faoziyah Haqi 85 TUNTAS P Suciatun 80 TUNTAS L Sunindro 70 TUNTAS P Syva Widi Ariyanti 80 TUNTAS L Wahyudi Prasetyo 90 TUNTAS P Zulfa Fepbiandani 90 TUNTAS
Jumlah 3240
Lampiran 28 DAFTAR NILAI TES
Mata Pelajaran : Matematika
Aspek : Pemecahan Masalah berupa soal cerita Pada materi
SPLDV
Kelas/ Semester : VIIIB/ I
Tahun Pelajaran : 2009/2010 No. Nama Siklus I Siklus II
1 Afriyan Mustofa Sugma 70 70
2 Agus Sudarsono 75 70
3 Agus Zaenal Arifin 75 70
4 Ahmad Abdul Kohar 80 85
5 Ahmad Ulil Absor 80 70
6 Ahmad Ulul Azmi Firdaus 65 55
7 Didik Susila 80 75
8 Dwi Kurniawan 55 80
9 Eni Safitriana 55 85
10 Erniza Pratiwi 80 80
11 Esti Rahayu Astutik 80 80
12 Fahrul Rizal 50 80
13 Intan Okta Riana 50 75
14 Irwan Cholik Sunarya 80 75
15 Ismi Ika Apriliani 75 85
16 Isna Jayanti Rahayu 75 80
17 Laila Zulfitra 80 80
18 Lukviana Dwi Herjianti 85 100
19 Lutfizal Nur Hidayatul P 55 85
20 M. Farid Alfiana 65 55
21 Malichatul Chasanah 85 80
22 MM. Anita Susilowati 85 85
23 Muhammad Alaudin Zaki 55 55
24 Muhammad Kasyanto 75 80
25 Muhammad Narsehab 55 90
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Pengamat
Rif’an, S. Ag Ahmad Makyy NA
26 Mutiah Rahma Aisyah 90 100
27 Nur Asmanah 85 90
28 Nurul Hikmah 85 100
29 Reza Irnanda 85 90
30 Rofiatul Azizah 55 85
31 Rosidah 65 55
32 Rudi Utomo 55 55
33 Sahebah Puji Lestari 75 85
34 Septi Nur Fadhilah 75 80
35 Setya Ningsih 50 80
36 Shiya Faoziyah Haqi 70 85
37 Suciatun 55 80
38 Sunindro 50 70
39 Syva Widi Ariyanti 55 80
40 Wahyudi Prasetyo 55 90
41 Zulfa Fepbiandani 75 90 Jumlah 2845 3240
Nilai rata-rata 69.4 79.02
Lampiran 29
LEMBAR DOKUMENTASI
Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
Di awal pembelajaran, guru menjelaskan soal cerita, memberi latihan dan menjelaskan soal cerita dalam bentuk SPLDV
Peserta didik sedang melakukan kerja kelompok untuk soal cerita atau masalah yang diberikan oleh guru
Guru memberi bimbingan kepada kelompok untuk bediskusi dalam menyelesaikan soal cerita
salah satu peserta didk sedang mempresentasikan atau menyajikan pekerjaan kelompok
Menjelang akhir pembelajaran, guru menjelaskan secara klasikal tentang pemecahan masalah dalam soal cerita
Peserta didik sedang mengerjakan tes formatif