upaya guru bimbingan dan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa tentang fungsi guru bk...

22
UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBERIKAN PEMAHAMAN POSITIF SISWA TENTANG FUNGSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 20 KERINCI TAHUN AJARAN 2015/2016 Rencana Judul Proposal Penelitian Skripsi Di Ajukan Oleh : RAMA PURNAMA SARI NIM: 03.2125.12 PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KERINCI TA. 2015

Upload: smpn-4-kerinci

Post on 08-Jan-2017

1.060 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBERIKAN

PEMAHAMAN POSITIF SISWA TENTANG FUNGSI GURU

BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 20 KERINCI

TAHUN AJARAN 2015/2016

Rencana Judul Proposal Penelitian Skripsi

Di Ajukan Oleh :

RAMA PURNAMA SARI

NIM: 03.2125.12

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) KERINCI

TA. 2015

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ix

Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Memberikan Pemahaman

Positif Siswa Tentang Fungsi Guru Bimbingan Konseling Di Smp

Negeri 20 Kerinci Tahun Ajaran 2015/2016

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Batasan Masalah................................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8

F. Metode Penelitian................................................................................. 10

G. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ x

ix

UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBERIKAN

PEMAHAMAN POSITIF SISWA TENTANG FUNGSI GURU

BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 20 KERINCI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bimbingan dan konseling dewasa ini, telah menjadi salah satu pelayanan

pendidikan yang sangat dirasakan pentingnya di sekolah-sekolah. Perkembangan

zaman modern yang begitu pesat banyak menimbulkan perubahan dalam berbagai

aspek kehidupan di masyarakat. Keadaan seperti ini menantang individu untuk

dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan kemajuan bagi setiap siswa.

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris

yaitu “Guidance dan Counseling” dan Bimbingan Konseling itu sendiri adalah

suatu proses pemberian bantuan secara sistematis dan intensif kepada siswa dalam

memahami diri, menerima diri,mengarahkan diri, dan memecahkan masalah yang

dihadapinya, sehingga siswa tersebut dapat mencapai perkembangan yang optimal

sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, dan nilai- nilai yang dianutnya.1

Bimbingan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik

secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara

optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial belajar, dan karir, melalui bebagai jenis

pelayanan dan kegiatan pendukung berdasakan norma-norma yang berlaku.2 Yang

juga merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam memfasilitasi individu

mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif,

pengembangan lingkungan perkembangan, peningkatan keberfungsian individu

dalam linkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan proses perkembangan

yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan.

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dari tingkat satuan

pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dewasa ini semakin

dibutuhkan. Seiring dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

1

Priyatno Prof. Dr,Ermananti Drs, Dasar-dasar Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), h. 105

2Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 2

Teknologi (IPTEK), berbagai persoalan pun muncul dengan segala

kompleksitasnya. Dunia pendidikan tampaknya belum sepenuhnya mampu

menjawab berbagai persoalan akibat perkembangan IPTEK, indikasinya adalah

munculnya berbagai penyimpangan perilaku yang seyogianya tidak dilakukan

oleh peserta didik.

Didalam Al-Qur’an telah disebutkan dalam Qs.Al-Ashr yang merupakan

pokok pikiran tentang bimbingan dan konseling.

Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi

kesabaran”(Qs.Al-ashr:1-3).

Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, adalah

merupakan wadah yang bisa menampung masalah-masalah dan membantu para

siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan mengarahkan peserta

didik mencapai tahap perkembangan yang optimal baik secara akademis

psikologis maupun sosial.

Pendidikan berusaha memberikan bantuan supaya anak didik mendapatkan

perkembangan yang wajar, mendapatkan ketentraman batin, dapat menyelesaikan

problem-problem yang dihadapinya, dan sebagainya. Tentu saja selalu diharapkan

bahwa hal-hal yang demikian itu akan dapat selalu terjadi pada setiap anak didik.

Akan tetapi apa yang terjadi dalam kenyataan tidaklah demikian. Banyak sekali

individu, baik belum dewasa maupun sudah dewasa, yang pada suatu saat tidak

mampu menyelesaikan sendiri problem-problemnya.3

Dalam hubungannya dengan pendidikan, bimbingan merupakan bagian

integral dalam program pendidikan. Bimbingan merupakan pelengkap bagi semua

segi pendidikan. Bimbingan membantu agar proses pendidikan berjalan dengan

3

Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), cet. XI,

hlm. 9-10.

efisien, dalam arti cepat, mudah dan efektif. Sesuai dengan perumusan di atas,

bimbingan memilih bidang masalah yang dihadapi atau yang dialami oleh

individu sebagai bidang operasinya.

Dapat dikatakan bahwa tugas bimbingan dan konseling adalah mendorong

individu untuk mempelajari kesukaran yang ada pada dirinya dan membantu

siswa dalam mencari jalan keluar atau memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi siswa dalam kehidupannya, terutama kehidupan sekolah, baik yang

menyangkut masalah belajar, masalah sosial, maupun masalah pribadi. Selain itu,

tugas bimbingan dan konseling juga berusaha memberikan pelayanan kepada

siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan alam,

lingkungan sosial, maupun lingkungan diri sendiri.

Belajar merupakan inti kegiatan di sekolah, sebab semua sekolah

bertanggung jawab bagi berhasilnya proses belajar bagi setiap siswa yang sedang

studi di sekolah tersebut. Oleh karena itu memberikan pelayanan, bimbingan di

sekolah berarti pula memberikan pelayanan belajar bagi setiap siswa. Adapun

tujuan bimbingan belajar secara umum adalah "Membantu siswa agar mendapat

penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga setiap siswa dapat

belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai

perkembangan yang optimal".4

Proses belajar mengajar dapat diartikan bukan hanya mentransformasikan

ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman dan keterampilan kepada peserta didik,

melainkan juga menggali, mengarahkan dan membina seluruh potensi yang ada

dalam diri peserta didik, sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Proses belajar

mengajar tersebut harus berjalan dengan baik dan efektif yaitu proses belajar

mengajar yang menyenangkan, menggembirakan, bergairah, penuh motivasi tidak

membosankan, serta menciptakan kesan yang baik pada diri peserta didik. Untuk

mewujudkan keadaan yang demikian itu, maka proses belajar mengajar harus

disertai dengan memelihara motivasi, kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan,

4 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I,

hlm. 20.

tujuan-tujuan, kesedian-kesedian dan perbedaan-perbedaan perseorangan di antara

peserta didik.5

Salah satu layanan program dari bimbingan konseling adalah layanan

konseling individu, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik yang mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru

pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan

permasalahannya. Fungsi dari layanan konseling individu sendiri adalah

pengentasan.6

Program bimbingan dan konseling yang ada telah disosialisasikan oleh

guru bimbingan konseling kepada seluruh siswa untuk dimanfaatkan sesuai

masalah dan kebutuhannya siswa masing-masing. Di sisi lain banyak sekali

permasalahan yang dihadapi oleh siswa dimana membutuhkan bantuan seorang

konselor dalam pemecahan masalahnya. Misalnya saja ada beberapa siswa yang

memiliki hambatan / permasalahan dalam dirinya dengan tidak mengetahui bakat,

minat, dan potensi sehingga tidak berkembang secara optimal sehingga terbuang

sia-sia bakat, minat, dan potensi yang ada, serta beberapa masalah pribadi seperti

keluarga atau pergaulan yang menghambat psikologisnya.

Minat siswa untuk memanfaatkan konseling pun beragam. Ada yang aktif

dan antusias dengan program konseling yang ditawarkan oleh konselor sekolah.

Ada yang menanggapinya dengan hal yang biasa. Ada pula yang tidak peduli

dengan layanan konseling yang telah ada. Kenyataannya sering dijumpai layanan

konseling yang ada tidak dimanfaatkan oleh siswa untuk membantu mengatasi

masalah atau hambantan yang dihadapi. Hal ini terlihat dari permintaan konseling

hampir tidak ada / tidak banyak. Apalagi dilapangan banyak sekali ditemukan

adanya siswa yang enggan memanfaatkan layanan konseling yang ada untuk

membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi disebabkan beberapa faktor

diantaranya adalah pengetahuan siswa akan kemanfaatan bimbingan konseling di

5 Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur'an, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005),

cet. I, hlm. 225. 6

Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Bandung: Alfabeta,

2002), hal. 44

sekolah, adanya sarana penunjang dan pandangan siswa terhadap konselor sebagai

pribadi.

Keberhasilan layanan konseling yang diberikan oleh seorang konselor

sekolah dapat dipengaruhi oleh beberapa banyak faktor. Antara lain pengetahuan

dan teknik konseling, adanya minat siswa untuk memanfaatkan layanan konseling

yang ada dan kepribadian konselor yang menunjang konseling.

Tujuan dari bimbingan di SMTP (sekolah menengah tingkat pertama)

adalah membantu peserta didk agar ia mampu mengatasi kesulitan-kesulitan,

memecahkan masalah yang dihadapi, dan mengarahkan diri secara cermat.7

Akan tetapi berdasarkan fakta yang ditemui di SMPN 20 Kerinci, masih

sedikit siswa yang mau datang pada konselor sekolah untuk membicarakan

masalahnya. Berdasarkan hasil observasi di SMPN 20 Kerinci dan hasil dari

wawancara dengan narasumber, serta dari buku jurnal konseling jumlah siswa

yang mau datang pada konselor sekolah untuk membicarakan masalahnya hanya

sedikit. Rendahnya minat siswa memanfaatkan layanan bimbingan konseling

khususnya layanan konseling individu tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, sarana penunjang, pandangan siswa terhadap konselor sebagai pribadi dan

kurang mengertinya fungsi dari layanan bimbingan konseling sebenarnya, masih

ada anggapan siswa bahwa bimbingan dan konseling sebagai “Guru penghukum

siswa”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang guru Bimbingan Dan

Konseling.

Fenomena yang terjadi di sekolah menunjukkan terdapat berbagai

pandangan siswa terhadap guru BK, dimana adanya anggapan bahwa peranan

konselor di sekolah adalah sebagai petugas penghukum siswa yang bermasalah,

yang harus menjaga dan mempertahankan tatatertib, disiplin serta keamanan

sekolah, sehingga konselor sering ditugaskan untuk mencari siswa yang bersalah

dan diberi wewenang untuk mengambil tindakan bagi siswa-siswa yang bersalah.

Pandangan tersebut dapat berakibat siswa akan enggan untuk dating kepada

konselor karena menganggap bahwa dengan dating kepada konselor berarti

7

Abu ahmadi, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal, 137

menunjukkan bahwa siswa mengalami ketidak beresan tertentu, tidak dapat

berdiri sendiri, telah berbuat salah, dan predikat-predikat negative lainnya.

Berdasarkan faktor yang diduga menjadi penyebab rendahnya minat siswa

untuk memanfaatkan layanan konseling individu maka dapat ditarik suatu

permasalahan mengenai masih lemahnya atau kurangnya pemahaman siswa

tentang pentingnya fungsi atau manfaat dari layayan bimbingan dan konseling

yang diberikan oleh guru bimbingan konseling.

Maka dari permasalahan tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti

tentang “UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM

MEMBERIKAN PEMAHAMAN POSITIF SISWA TENTANG FUNGSI

GURU BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 20 KERINCI”

B. RUMUSAN MASALAH

Dengan adanya latar belakang permasalahan diatas dan untuk lebih fokus

pada penelitian ini maka perlu dirumuskan tiga permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 20

Kerinci?

2. Bagaimana pemahaman siswa tentang layanan dan fungsi guru bimbingan

konseling di SMP Negeri 20 Kerinci?

3. Bagaimana upaya guru bimbingan konseling memberikan pemahaman positif

siswa tentang fungsi guru bimbingan konseling di SMP Negeri 20 Kerinci?

C. BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini peneliti akan melihat bagaimana pelaksanaan dan

upaya guru bimbingan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa

tentang fungsi guru bimbingan konseling di SMP Negeri 20 Kerinci. Mengingat

keterbatasan waktu, kemampuan dan biaya, tidak mungkin rasanya penulis

membahas tuntas layanan bimbingan dan koseling tersebut, sehingga dalam

kesempatan ini penulis perlu membatasi masalah atau pertanyaan yang diteliti

yaitu hanya pada aspek :

1. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 20 Kerinci

2. Pemahaman siswa tentang layanan dan fungsi guru bimbingan konseling di

SMP Negeri 20 Kerinci

3. Upaya apa saja yang dilakukan guru bimbingan konseling dalam memberikan

pemahaman positif siswa tentang fungsi guru bimbingan konseling di SMP

Negeri 20 Kerinci

4. Penelitian hanya dikhususkan pada kelas VIII SMPN 20 Kerinci Tahun Ajaran

2015/2016.

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tentu saja tidak dapat lepas dari

adanya sebuah tujuan yang ingin dicapai untuk mewujudkan rasa keinginan dari

sasaran penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a) Mengetahui proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang di

lakukan oleh guru bimbingan konseling di SMP Negeri 20 Kerinci

b) Mendeskripsikan bagaimana pemahaman siswa tentang layanan dan fungsi

bimbingan konseling di SMP Negeri 20 Kerinci.

c) Mengetahui bagaimana Upaya guru bimbingan konseling memberikan

pemahaman positif siswa tentang fungsi guru bimbingan konseling di SMP

Negeri 20 Kerinci?

2. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini mempunyai dua manfaat, yakni manfaat yang

sifatnya teoritis dan manfaat yang sifatnya praktis, secara terinci manfaat yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

a) Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menambah kepustakaan sekaligus

memberikan kontribusi pada dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas

guru bimbingan konseling, khususnya di SMPN 20 Kerinci.

b) Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan dalam upaya

memberikan pemahaman positif siswa tentang pentingnya layanan

bimbingan dan konseling di sekolah.

2) Bagi siswa agar memliki pemahaman dan pandangan yang positif

mengenai pentingnya fungsi dan peran dari bimbingan dan konseling

3) Bagi guru pada umumnya dan guru BK pada khususnya agar lebih

memahami dan meningkatkan pola-pola bimbingan dan pemberian

layanan yang tepat

E. TINJAUAN PUSTAKA

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, belum ada penelitian

terdahulu yang mengangkat tema tentang Pemahaman Positif Siswa selain dari

buku-buku dan artikel yang penulis telusuri. Dan dalam upaya memperoleh hasil

penelitian ilmiah, diharapkan data-data yang digunakan dalam penyusunan skripsi

ini dapat memberikan jawaban yang komprehensif bagi seluruh permasalahan

yang dirumuskan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi duplikasi karangan ilmiah

atau pengulangan penelitian yang sudah diteliti oleh pihak lain dengan

permasalahan yang sama.

Berdasarkan studi pustaka yang peneliti lakukan, kajian tentang persoalan

bimbingan dan konseling dan bimbingan dan konseling Islam bukan persoalan

yang baru. Ada beberapa penelitian yang mengangkat tentang Bimbingan dan

Konseling disekolah dengan penekanan dan objek yang berbeda dan variable

terkaitnya juga berbeda dengan yang peneliti lakukan, tetapi penelitian tersebut

dapat dijadikan rujukan atau reverensi tambahan yang relevan dalam penelitian

yang penulis lakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wilda Fahriyah dengan judul “Peranan

bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar pendidikan agama

Islam (al-qur’an) di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta”.8 Hasil penelitian

menunjukkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan guru

bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran

8 Wilda Fahriyah, Peranan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar

pendidikan agama Islam (al-qur’an) di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta., Skripsi, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

pendidikan agama islam (al-qur’an) yaitu pelayanan orientasi, pelayanan

penempatan, pelayanan pembelajaran, pelayanan informasi, pelayanan pemberian

pengalaman-pengalaman belajar yang menantang, sudah cukup baik dan

signifikan.

Hasil penelitian dari Rahmad Dandy Mulia, untuk mengetahui pengaruh

layanan bimbingan kelompok berbasis multimedia terhadap minat belajar

akademik siswa kelas XI IPA 4 MAN 1 Model Kota Bengkulu. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara minat

belajar akademik sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok berbasis

multimedia dengan minat belajar akademik setelah diberikan layanan bimbingan

kelompok berbasis multimedia dengan t-test.9

Penelitian lainnya yang relevan yaitu penelitian Tri Yuni Astuti, tentang

Upaya Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Melalui Konseling Karir Pada

Siswa.10

Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan konseling karir efektif

dalam meningkatkan motivasi berwirausaha siswa di SMA Institut Indonesia

Semarang. Selain itu penelitian dari Oktavianto Tri. 2013.11

Upaya Meningkatkan

Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu Melalui Layanan Bimbingan

Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran

2012/2013. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan.

Universitas Negeri Semarang. Simpulan dari penelitian ini adalah meningkatnya

minat siswa mengikuti konseling individu setelah mendapatkan layanan

bimbingan kelompok. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah Guru

pembimbing/konselor di SMP Negeri 4 Batang sebaiknya selain memberikan

layanan bimbingan kelompok, guru pembimbing hendaknya memberikan layanan

9Rachmat Dandy Mulia, Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Berbasis Multimedia

Terhadap Minat Belajar Akademik Siswa Kelas XI IPA 4 MAN 1 Model Kota Bengkulu., Skripsi,

Program studi bimbingan dan konseling Jurusan ilmu pendidikan Fakultas keguruan dan ilmu

pendidikan Universitas Bengkulu, 2014.

10Tri Yuni Astuti, Upaya Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Melalui Konseling Karir

Pada Siswa,. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bimbingan dan Konseling, IKIP Veteran Semarang, 2014.

11 Oktavianto Tri. 2013.

11 Upaya Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Konseling Individu

Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Batang Tahun Pelajaran

2012/2013,. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri

Semarang, 2013.

bimbingan dan konseling lain yang relevan untuk mengembangkan minat siswa

dalam mengikuti konseling individu.

Masih banyak lagi penelitian-penelitian yang telah dilakukan dalam

bimbingan dan konseling di sekolah yang bisa dijadikan rujukan atau reverensi

yang dapat digunakan penulis untuk lebih mempertajam penelitian.

F. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memberikan

penjelasan bagaiman upaya mengubah persepsi negatif guru bimbingan konseling

melalui peningkatkan kinerja guru bimbingan konseling di SMP Negeri 20

Kerinci.

Seperti apa kinerja guru bimbingan konseling sebelumya sehingga timbul

persepsi citra negatif, serta bagaimana upaya mengubah persepsi negatif guru

bimbingan konseling melalui peningkatkan kinerja guru bimbingan konseling di

SMP Negeri 20 Kerinci.

Kualitatif menurut Bogdan dan Taylor, sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan prilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu

tersebut secara holistik (utuh). Oleh karena itu pendekatan kualitatif tidak boleh

pengisolasi individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu

memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.12

Dalam penelitian ini, jenis penelitian memakai deskriptif yang langsung

terjun ke informan, yaitu siswa SMP Negeri 20 Kerinci. Sedangkan alasan

menggunakan deskriptif karena bagian dari krakteristik pendekatan kualitatif

dibutuhkan deskriptif data dengan kata-kata bukan mengangkakan data. Peneliti

juga menggunakan Pengamatan melalui partisipatif dan wawancara mendalam

atau wawancara tidak terstruktur guna memperoleh data-data. Dalam wawancara

mendalam bertujuan untuk memperoleh bentukbentuk informasi tertentu dari

12 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h.

3

infoman. Wawancara mendalam pada setiap pertanyaan disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi saat wawancara, khususnya disesuaikan dengan kondisi

informan.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 20 Kerinci. Lokasi tersebut

sangat menarik bagi peneliti untuk mengetahui layanan bimbingan konseling dan

pemahaman positif siswa terhadap bimbingan dan konseling, akan tetapi untuk

kegiatan bimbingan dan konseling yang ada disana masih jauh dari standarisasi

bimbingan konseling yang seharusnya, baik dilihat dari, fasilitas dan pelayanan

bimbingan dan konseling.

3. Tahap-tahap penelitian

Penelitian ini melalui tiga tahapan

a. Tahap Pra Lapangan.

Tahap ini peneliti melakukan pemilihan lapangan sebagai lokasi penelitian

dan mengurus perizinan penelitian. Untuk mengetahui kondisi Bimbingan

Konseling yang ada dilokasi.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Uraian tentang tahap pekerajaan lapangan dibagi atas tiga bagian yaitu

memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta

sambil mengumpulkan data.

Memahami latar belakang penelitian dan partisipasi diri disini adalah

dengan cara berpartisipasi diri memasuki sekolah dalam kegiatan Bimbingan

konseling dan Proses berbaur bersama siswa, guru bimbingan konseling dan

Kepala sekolah. Proses ini adalah partisipasi diri memasuki lapangan serta

berperan dalam aktifitas yang ada seperti aktifitas guru bimbingan konseling,

aktifitas sekolah yang diamati kegiatan di lapangan untuk mengumpulkan data

sebanyak mungkin.

c. Tahap Analisis Data

Proses analisis data ini peneliti mulai dari menelaah seluruh data yang ada

dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, dokumen, dan data lain yang

mendukung.13

4. Jenis dan sumber data

a. Jenis Data

Data merupakan segala keterangan (informasi) mengenai segala hal yang

berkaitan dengan tujuan penelitian. Berdasarkan sumbernya, jenis-jenis data dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari

sumbernya, di amati dan di catat.

b. Data skunder adalah pengumpulan data yang bukan di usahakan sendiri oleh

peneliti. Misalnya, data dari biro statistik, majalah, keterangan-keterangan,

atau publikasi lainnya.14

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini menggunakan dua

macam data, yaitu:

a. Data primer

Data yang diperoleh berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui

wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sample dalam penelitian dan

data ini dapat direkam atau dicatat oleh peneliti. Misalnya: wawancara dengan

siswa dan menanyakan bagaimana kinerja guru bimbingan konseling di SMP

Negeri 20 Kerinci, persepsi atau pemahaman siswa terhadap guru bimbingan dan

konseling dan lain- lain terkait dengan tujuan penelitian.

Dengan adanya data primer, peneliti dapat mengumpulkan data sesuai

dengan masalah penelitian, dapat mengurangi data yang tidak relevan dengan

tujuan awal penelitian.

13 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif …..,148

14 Marzuki, Metodologi Riset (Yogyakarta: BPFE UII, 1995), 55.

b. Data sekunder

Data ini di peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

yaitu berupa buku dan catatan yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter).

Data yang dihimpun adalah data tentang Bimbingan Konseling yang ada di SMP

Negeri 20 Kerinci antara lain; Administrasi bimbingan konseling, struktur

organisasi bimbingan konseling dan kelengkapan fasilitas bimbingan konseling

yang baik berupa data ataupun material yang terdapat dalam ruangan bimbingan

dan konseling.

b. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana dapat diperoleh.15

Dalam penelitian

ini sumber data diperoleh dari;

a. Informan

Informan adalah orang yang dapat memerikan informasi tentang situasi

dan kondisi lapangan penelitian serta hal-hal yang berhubungan dengan

penelitian.16

Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah; siswa , guru

bimbingan konseling dan kepala SMP Negeri 20 Kerinci.

b. Dokumen

Dalam penelitian ini dokumen digunakan sebagai sumber data karena

dapat digunakan untuk menafsirkan, menguji, dan sebagai bukti dalam penyajian

data.17

Dalam penelitian ini dokumen digunakan untuk menggali data tentang

bimbingan konseling terkait dengan tujuan penelitian yaitu bagaimana bimbingan

konseling yang ada di SMP Negeri 20 Kerinci terkait dengan upaya guru

bimbingan konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa tentang fungsi

guru bimbingan konseling di SMP Negeri 20 Kerinci .

15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1998), 114.

16 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1995), h. 103.

17 Moh. Nazir. Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia. 1998),h. 211.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan teknik-

teknik sebagai berikut:

a) Metode Observasi

Metode observasi adalah metode dengan cara pengamatan secara langsung

obyek dan sumber data yang akan diteliti yakni peneliti melakukan kunjungan

langsung ke lokasi penelitian guna mengumpulkan data secara langsung, karena

dengan cara demikian penelitian dapat memperoleh data dengan baik dan akurat.

Observasi data dalam artian luas adalah penelitian secara terus-menerus

melakukan pengamatan atas perilaku seseorang.18

Dengan metode observasi ini penulis menggunakan untuk melihat secara

langsung mengenai” upaya guru bimbingan konseling dalam memberikan

pemahaman positif siswa tentang fungsi guru bimbingan konseling di SMP

Negeri 20 Kerinci”. Observasi yang dimaksud penulis disini adalah pengamatan

langsung mengenai layanan bimbingan dan konseling, upaya guru bimbingan dan

konseling dalam memberikan pemahaman positif siswa, persepsi atau pemahaman

siswa terhadap fungsi dan peran guru bimbingan konseling. Karena itu perlu

penulis kemukakan bahwa pelaksanaan dari metode ini juga didukung dengan

metode yang lain.

b) Metode Interview (Wawancara)

Wawancara (interview) adalah proses percakapan yang berbentuk tanya

jawab dengan tatap muka dan merupakan suatu proses pengumpulan data suatu

peneliltian.19

Interview dalam penelitian ini dipakai untuk mendapatkan data

tentang gambaran umum sekolah dan data tentang pelaksanaan BK di sekolah,

dengan mengadakan interview secara langsung dengan kepala sekolah, guru BK,

dan siswa mengenai bagaimana peran guru bimbingan konseling yang ada di SMP

Negeri 20 Kerinci untuk memperoleh data yang diperlukan metode ini juga

didukung oleh metode yang lain.

18 James, A.Black dan Dean J.Metode dan Masalah Penelitian Sosial. ( Bandung: Eresco,

1992), h. 82 19 Nation, Metod Research. ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 106

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah data yang diperoleh dari dokumen. Dokumentasi

adalah proses melihat kembali sumber data dari dokumen yang ada seperti surat

kabar, majalah, agenda, catatan pribadi, hasil rapat, dan lain sebagainya.

Dokumentasi yang penulis maksud disini berupa kelengkapan yang terdapat

dalam kegiatan bimbingan konseling (administrasi dan kelengkapan lain yang

dibutuhkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling) dan bagaimana bimbingan

konseling yang ada di SMP Negeri 20 Kerinci (profil bimbingan konseling). Serta

data lainnya yang berkaitan dengan bimbingan konseling yang ada di SMP Negeri

20 Kerinci

6. Teknik Analisis Data

Analisis data, menurut Patton adalah proses untuk mengatur urutan data,

mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar.20

Dari

definisi tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa analisis data bermaksud

mengorganisasikan data.

Pada penelitian ini peneliti melalukan proses analisis deskriptif bertujuan

untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari

variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan

untuk pengujian hipotesis. Proses analisis data ini dilakukan dengan menelaah

semua data yang didapat dari wawancara, cacatan lapangan, pengamatan,

dokumentasi dan sebagainya. Seluruh data itu kemudian direduksi atau

dikelompokkan untuk dipelajari dan ditelaah yang pada gilirannya nanti akan di

analisis dalam rangka memperoleh penemuan hasil dari penelitian ini. Suatu yang

penting juga adalah sajian keadaan subjek dan data penelitian secara deskriptif

seperti frekuensi dan presentase, berbagai bentuk grafik pada data yang bersifat

kategorikal, dan lain- lain tetap perlu diketengahkan lebih dahulu sebelum

pengujian hipotesis dilakukan.

Proses analisis data bisa berupa memilahan, mengklasifikasikan, membuat

ikhtisar, mensintesiskan, memberikan kode pada data-data yang diperoleh

20 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif ….., h. 103

sehingga datanya dapat ditelusuri dengan baik, benar dan bermakna bagi proses

penelitian.21

G. SISTEMATIKAN PEMBAHASAN

Agar Proposal penelitian skripsi ini menjadikan satu kesatuan yang

sistematis, maka pembahasannya akan disusun sebagai berikut:

BAB I : Dalam bab ini penulis memaparkan pendahuluan yang terdiri-dari bagian

latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika

pembahasan.

BAB II : Bab ini penulis memaparkan landasan teoritik yaitu peranan guru

bimbingan konseling meliputi: Pengertian guru bimbingan konseling,

tujuan umum bimbingan konseling, macam-macam layanan bimbingan

konseling. Tinjauan peranan guru bimbingan konseling dalam

menumbuhkan minat siswa untuk memanfaatkan layanan konseling

individu meliputi: peran guru bimbingan konseling, minat siswa untuk

memanfaatkan layanan konseling individu, fungsi layanan konseling,

pelaksanaan layanan konseling individu, peran guru bimbingan konseling

dalam menumbuhkan minat siswa untuk memanfaatkan layanan konseling

individu .

BAB III : Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV : Pembahasan, membahas tentang penyajian dan analisis data yang

berisikan tentang paparan mengenai data yang diperoleh dilapangan serta

interpretasi penulis melalui data-data yang berhasil dihimpun yang

berisikan sub-sub bab tentang seting penelitian, penyajian data, analisis

data dan pembahasan.

BAB V : Penutup, pada bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang

diikuti dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

21 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif ….., h. 248

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

1991), cet. I.

Depag RI, 1995, Kurikulum Pendidikan Dasar Sendiri Khas Agama Islam:

Petunjuk Pelaksana Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Dirjen

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam bagian Proyek Peningkatan

MTs.

Dewa Ketut Sukardi, 2001, Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.

James, A.Black dan Dean J, 1992, Metode dan Masalah Penelitian Sosial,

Bandung: Eresco.

Lexy J. Moleong, 1995, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Marzuki, 1995, Metodologi Riset, Yogyakarta: BPFE UII

Moh. Nazir. 1998, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nata, Abuddin, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur'an, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2005), cet. I. Nation, 1996, Metod Research, Jakarta: Bumi Aksara.

Priyatno Prof. Dr,Ermananti Drs, 1999, Dasar-dasar Bimbingan Konseling,

Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian, Yogyakarta: Rineka Cipta.

Suryabrata, Sumardi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002), cet. XI.

OUT LINE

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

NOTA DINAS ................................................................................................. iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

B. Batasan Masalah.......................................................................

C. Rumusan Masalah ....................................................................

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................

E. Tinjauan Pustaka ......................................................................

F. Metode Penelitian.....................................................................

G. Sistematika Pembahasan ..........................................................

BAB II GAMBARAN UMUM SMPN 20 KERINCI

A. Historis dan Geografis..............................................................

B. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik .......................................

C. Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................

D. Struktur Organisasi Sekolah .....................................................

E. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling ......................

F. Visi dan Misi Bimbingan Konseling di SMA Negeri 20

Kerinci .....................................................................................

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG UPAYA GURU

BIMBINGAN KONSELING DALAM MEMBERIKAN

PEMAHAMAN POSITIF SISWA TENTANG FUNGSI

GURU BIMBINGAN KONSELING

A. Guru Bimbingan dan Konseling ..............................................

1. Pengertian Guru Bimbingan Konseling ............................

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah...................

3. Macam-macam Layanan Bimbingan Konseling ................

4. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling .............................

B. Peranan Guru Bimbingan Konseling Dalam Memberikan

Pemahaman Positif Siswa Untuk Memanfaatkan Layanan

Konseling ................................................................................

1. Peran Guru Bimbingan konseling ......................................

2. Minat Siswa Untuk Memanfaatkan Layanan Konseling ...

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling ......................................

4. Pelaksanaan Layanan Konseling ........................................

5. Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam memberikan

Pemahaman Positif Siswa Untuk Memanfaatkan Layanan

Konseling ...........................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Di SMP

Negeri 20 Kerinci .....................................................................

B. Pemahaman Siswa Tentang Layanan Dan Fungsi Guru

Bimbingan Konseling Di SMP Negeri 20 Kerinci ..................

C. Upaya Guru Bimbingan Konseling Memberikan

Pemahaman Positif Siswa Tentang Fungsi Guru Bimbingan

Konseling Di SMP Negeri 20 Kerinci ....................................

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ..................................................................................

B. Saran-Saran ..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................

RIWAYAT HIDUP PENULIS ......................................................................