upaya guru bimbingan dan konseling (bk) dalam

38
UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) PADA PELAJAR DI SMP ARRAHMAN DEPOK Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S.Pd Oleh: Iis Istiqomah NIM. 15311477 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH INTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA 1440/2019 M

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA (JUVENILE

DELINQUENCY) PADA PELAJAR DI SMP ARRAHMAN DEPOK

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S.Pd

Oleh:

Iis Istiqomah

NIM. 15311477

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA

1440/2019 M

Page 2: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA (JUVENILE

DELINQUENCY) PADA PELAJAR DI SMP ARRAHMAN DEPOK

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S.Pd

Oleh:

Iis Istiqomah

NIM. 15311477

Pembimbing,

Alfun Khusnia, S. Psi, M. Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA

1440/2019 M

Page 3: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul "Upaya Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Dalam

Menanggulangi Juvenile Delinquency (Kenakalan Remaja) Pada Pelajar di

SMP Arrahman Depok” yang disusun oleh Iis Istiqomah dengan Nomor Induk

Mahasiswi 15311477 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai

oleh pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan di sidang

munaqasyah.

Jakarta. 15 Juli 2019,

Pembimbing,

Alfun Khusnia, S. Psi, M. Si

Page 4: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

ii

Page 5: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Iis Istiqomah

NIM : 15311477

Tempat/Tanggal Lahir : Serang, 13 November1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Guru Bimbingan dan

Konseling (BK) dalam Menanggulangi Juvenile Delinquency (Kenakalan

Remaja) Pada Pelajar di SMP Arrahman Depok” adalah benar-benar asli

karya sendiri kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan

kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Ciputat, 01 Agustus 2019

Iis Istiqomah

Page 6: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

iv

Motto

لادر سح ت ر امفب ف اىغ اصجح ضبحنب س فز ا م

“Berapa banyak manusia yang tertawa-tawa ketika sore dan pagi

Padahal kain kafannya sedang dijahit sedang dia tidak menyadari”

(Nasehat Imam Syafi’i)

Page 7: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

v

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, juga telah memberikan

kemudahan dan kesehatan dan yang paling utama syukur karena Allah telah

memberikan jiwa semangat yang membara kepada penulis dalam membuat

skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan judul "Upaya

Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Dalam Menanggulangi Juvenile

Delinquency (Kenakalan Remaja) Pada Pelajar di SMP Arrahman

Depok”.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada manusia

sempurna dengan akhlak yang paling mulia yakni junjungan Nabi Muhammad

SAW, karena berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan kehidupan

yang lebih bermartabat dengan kemajuan ilmu yang didasarkan pada Iman dan

Islam. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat kelak.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihak, penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Oleh

karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, M.Hum selaku Rektor Institut

Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.

2. Ibu Dr. Esi Hairani, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu

Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.

3. Ibu Alfun Khusnia, S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing penulis dengan sabar dan menyenangkan. Ibu, semoga

Allah membalas ketulusan mu. Ibu, semoga Allah berikan kebahagiaan

untuk mu sekeluarga.

Page 8: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

vi

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu AI-Qur‟an (IIQ)

Jakarta yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis, baik

secara teoritis maupun praktis selama berada diperkuliahan.

5. Guru-guru Al-Qur'an, keluarga LTTQ yang telah memberikan ilmu dan

senantiasa memotivasi serta memperbaiki bacaan Al-Qur‟an penulis.

6. Bapak kepala sekolah, guru, siswa dan staff administrasi SMP Arrahman

Depok yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam

melakukan penelitian.

7. Kedua orang tua penulis, Ayahanda dan Ibunda terkasih yang tiada henti

siang malam mendoakan putrinya agar berhasil. Ayah dan Ibu, semoga

Allah melipat gandakan ketulusan kalian, semoga Allah membalas airmata

kalian dengan kebahagiaan di hari-hari tua kalian kelak. Ayah dan ibu,

dari dasar hati putri mu ingin mengatakan betapa hati ini ingin

mengucapkan terimkasih. Terimakasih saja tidak cukup tapi putri mu akan

selalu bersyukur. Ayah dan ibu, berkat dukungan kalian, putri mu sudah

menyelesaikan kuliah di IIQ dengan baik. Ayah dan ibu, semoga usaha ku

selama menuntut ilmu bisa menjadi wasilah kita masuk syurga bersama-

sama.

8. Ke-tujuh saudara kandungku yang telah hadir mewarnai hariku, menemani

perjuangan ku, dan mengorbankan tenaganya untuk mensukseskan

keberhasilanku. Terimakasih sudah menjaga adik bungsu kalian ini,

terimaksih sudah menjaga dan melindungiku. Allah pasti membalas

kebaikan kalian semua.

9. Khususnya kepada kakak ipar saya beserta istrinya ibu Ai Mahfudhoh,

terimakasih sudah merelakan waktu tidurnya tersita hanya karena adikmu

ini, semoga Allah berkahi kehidupan kalian.

10. Seluruh teman-temanku Fakultas Tarbiyah, Ushuluddin, Syariah

khususnya Tarbiyah yang telah bekerja sama berjuang bersama dalam

Page 9: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

vii

menuntut ilmu di IIQ Jakarta baik suka maupun duka. Terkhusus untuk

teman satu bimbingan skripsi yang sudah menjadi tim terbaik karena

saling menguatkan dan memberi bantuan.

11. Sahabat-sahabatku tersayang dan semua teman-teman penulis yang tidak

mampu disebutkan satu persatu, khususnya kepada teman apartement elite

yang sudah banyak mengajarkan arti kehidupan tentang perbedaan.

Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Semoga

semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis dicatat sebagai amal

kebaikan yang diterima oleh Allah SWT dan dibalas dengan pahala yang

berlipat ganda serta memberikan manfaat bagi penulis dan bagi siapapun

yang membacanya. Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin. Harapan penulis semoga

skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi

pembaca semua.

Pondok Cabe, 01 Agustus 2019

Peneliti

Iis Istiqomah

NIM 15311477

Page 10: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Translitrerasi merupakan penyalinan dengan penggantian huruf dari

abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi ini transliterasi

arab-latin, mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan Tunggal

Arab Latin Arab Latin

Dh ض A ا

Th ط B ة

Zh ظ T د

a„ ع Ts س

Gh غ J ج

F ف ẖ ح

Q ق Kh خ

K ك D د

L ه Dz ذ

R M ر

Z N ز

S w س

Sy h ش

Sh y ص

Page 11: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

ix

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a ا: a ...: ai

Kasrah : i : i ...: au

Dhammah : u : u

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (اه) al-qamariyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya.

Contoh اىجقرح : al-Baqarah اىدخ al-Madînah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (اه) as-syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya.

Contoh: اىرخو ar-Rajul اىشس asy-Syams

4. Syaddah (Tasydid)

Syaddah (Tasydid) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ),

sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid. Aturan ini berlaku secara

umum, baik tasydid yang berada di tengahkata, di akhir kata ataupun yang

terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh: اب ثبلله Âmanna billâhi ا اىسفبء–Âmana as-Sufahâ`u

5. Ta‟ Marbuthah (ح)

Apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na`at), maka

huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh: الافئدح al-Af`idah

Sedangkan ta` Marbûthah (ح) yang diikuti atau disambungkan (di-washal)

dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi huruf “t”. Contoh:

al-Âyat al-Kubrâ–الاخ اىنجر

Page 12: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

x

6. Hamzah

Hamzah ditrasliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila terletak di awal kata,

hamzah tidak dilambangkan, karena dalam bahasa Arab berupa alif.

Contoh: شء–Syai`un ارد Umirtu

7. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi

apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang

Disempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat,

huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Ketentuan

yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak

miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk

nama diri dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal

nama diri, bukan kata sandang. Contoh: `Ali Hasan al-Âridh, al-Asqallânî,

al-Farmawî, dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an dan

nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital.

Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah, dan seterusnya.

Page 13: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................i

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii

PERNYATAAN PENULIS..........................................................................iii

MOTTO.........................................................................................................iv

KATA PENGANTAR..................................................................................vii

PEDOMAN TRANSLITERASI...................................................................x

DAFTAR ISI...............................................................................................xiii

DAFTAR TABEL.......................................................................................xiv

DATAR LAMPIRAN...................................................................................xv

ABSTRAK...................................................................................................xvi

ABSTRACK...............................................................................................xvii

BAB I PENDAHAULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................1

B. Identifikasi Masalah.......................................................................8

C. Pembatasan Masalah......................................................................8

D. Perumusan Masalah.......................................................................9

E. Tujuan Penelitian...........................................................................9

F. Manfaat Penelitian.........................................................................9

G. Tinjuan Pustaka............................................................................10

H. Sistematika Penulisan...................................................................12

Page 14: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

xii

BAB II KAJIAN TEORI..............................................................................14

A. Juvenile Delinquency (Kenakalan Remaja)..............................14

1. Pengertian Juvenile Delinquency.........................................14

2. Aspek-Aspek Juvenile Delinquency ....................................15

3. Macam-Macam Perilaku Juvenile Delinquency ..................17

4. Faktor Penyebab Perilaku Juvenile Delinquency .................18

5. Upaya Menanggulangi Juvenile Delinquency......................24

B. Bimbingan dan Konseling.........................................................34

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling..................................34

2. Sejarah Bimbingan dan Konseling.......................................37

3. Bimbingan dan Konseling di Sekolah..................................38

4. Fungsi Bimbingan dan Konseling........................................41

5. Aspek dan Indikator Kompetensi

Profesional Guru Bimbingan Konseling...............................44

6. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah......................46

7. Kualifikasi Guru BK............................................................50

8. Kegiatan-Kegiatan Bimbingan dan Konseling di

Sekolah.................................................................................51

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................54

A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................54

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian.............................................54

C. Subjek Penelitian....................................................................55

D. Instrumen Penelitian...............................................................56

E. Teknik Keabsahan Data..........................................................63

F. Teknik Analisis Data Penelitian..............................................63

Page 15: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN...................................................................65

A. Gambaran Umum SMP Arrahman Depok..............................65

B. Analisis Upaya Guru BK dalam Menanggulangi Juvenile

Delinquency pada Pelajar di SMP Arrahman Depok.............68

BAB V PENUTUP........................................................................................86

A. Kesimpulan.............................................................................86

B. Saran.......................................................................................86

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................88

LAMPIRAN

Page 16: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Wawancara

Tabel 3.2 Instrumen Observasi

Tabel 4.1 Pilar SMP Arrahman Depok

Page 17: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Hasil Wawancara

Lampiran II Hasil Observasi

Lampiran III Dokumentasi

Lampiran IV Surat Permohonan Izin Wawancara dan Penelitian

Lampiran V Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing

Lampiran VI Surat Keterangn Telah Melakukan Penelitian

Lampiran VII Curriculum Vitae

Page 18: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

xvi

ABSTRAK

Iis Istiqomah. 2019. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Dalam

Menanggulangi Juvenile Delinquency (Kenakalan Remaja) Pada Pelajar di

SMP Arrahman. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Tarbiyah, Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.

KPAI mengungkapkan kasus kekerasan terhadap anak dominan terjadi

di lingkungan sekolah pada awal 2018, yaitu Januari sampai Februari.

Berdasarkan data nasional KPAI, 72 persen terjadi kasus kekerasan fisik dan

anak menjadi korban dari kebijakan sekolah. Banyak faktor yang

mengakibatkan kenakalan remaja terus berkembang, di antaranya faktor media

sosial, pergaulan teman, sekolah, keluarga dan lain sebagainya. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya guru BK dalam

mengatasi kenakalan siswa SMP Arrahman Depok. Fokus penelitian ini adalah

menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan oleh guru BK dalam mengatasi

siswa yang melakukan kenakalan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif analisis. Adapun data yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder. Data yang dianalisis adalah hasil wawancara dengan kepala sekolah,

guru BK, siswa dan wali murid.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor terbesar penyebab

kenakalan remaja adalah faktor pergaulan; media sosial; dan faktor keluarga.

Namun semua itu dapat diatasi oleh pihak-pihak tertentu dengan upaya

preventif, upaya kuratif dan upaya pembinaan. Karena pada dasarnya tidak ada

anak yang nakal, yang ada hanya lah anak yang butuh bantuan dan bimbingan

oleh orang dewasa.

Kata kunci : Kenakalan remaja, tawuran, guru BK

Page 19: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

xvii

ABSTRACT

Iis Istiqomah. 2019. Efforts of Teacher Guidance and Counseling in

Overcoming Juvenile Delinquency in Students in Arrahman Middle

School. Islamic Religious Education Study Program, Tarbiyah Faculty,

Jakarta Institute of Qur'an Science.

KPAI revealed that cases of violence against children predominantly

occurred in the school environment in early 2018, namely January to February.

Based on KPAI's national data, 72 percent occurred cases of physical violence

and children became victims of school policies. Many factors cause juvenile

delinquency to continue to develop, including social media factors, friendships,

school, family and so forth. The purpose of this study was to determine how

the BK teacher's efforts in overcoming the mischief of students from SMP

Arahman Depok. The focus of the study is to explain the efforts made by the

BK teacher in dealing with students who commit delinquency.

This research uses a qualitative approach with descriptive analytical

methods. The data used are primary data and secondary data. The data

analyzed were the results of interviews with school principals, school

counselors, students and student guardians.

The results showed that the biggest factor causing juvenile delinquency

was social factors; social media; and family factors. But all of that can be

overcome by certain parties with preventive efforts, curative efforts and

coaching efforts. Because basically there are no naughty children, there are

only children who need help and guidance by adults.

Keywords: Juvenile delinquency, brawl, guidance and counseling teacher

Page 20: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sesuatu yang menjadi bagian penting dalam

kehidupan suatu bangsa, karena hal tersebut menjadi perhatian dari

berbagai lapisan, baik dari keluarga, masyarakat, sekolah maupun

pemerintah. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai

usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai

di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah

pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.1

Namun saat ini, degradasi moral generasi muda semakin

memprihatinkan, sikap acuh tak acuh remaja terhadap akhlak merupakan

fenomena yang timbul akibat pertentangan jiwa baik dalam dirinya

sendiri atau lingkungannya, baik itu di rumah maupun di sekolah. Dalam

dunia pendidikan sering ditemukan perilaku siswa yang tidak diinginkan.

Umumnya ini menjadi masalah yang dihadapi siswa, khususnya di

tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas

(SMA). Beberapa masalah kenakalan remaja yang dialami diantaranya

1 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 1

Page 21: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

2

kebut-kebutan, perkelahian, bolos sekolah, narkoba, tawuran dan lain-

lain. Hal ini disebut dengan juvenile delinquency.2

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat aksi

tawuran pelajar menurun sepanjang 2014 hingga 2017. Pada tahun 2014

terdapat 24 persen aksi tawuran, 2015 menjadi 17,9 persen, sedangkan

2016 dan 2017 menjadi masing masing 12,9 persen. Selanjutnya KPAI

mencatat kasus tawuran di Indonesia meningkat 1,1 persen sepanjang

2018 yang berarti mencapai 14 persen. Dengan jumlah 202 anak

berhadapan dengan hukum akibat terlibat tawuran dalam rentang dua

tahun terakhir (2017-2018). KPAI mengungkapkan kasus kekerasan

terhadap anak dominan terjadi di lingkungan sekolah pada awal 2018,

yaitu Januari sampai Februari. Berdasarkan data nasional KPAI, 72

persen terjadi kasus kekerasan fisik dan anak menjadi korban dari

kebijakan sekolah. Masalah kebijakan sekolah misalnya, anak pelaku

kekerasan dikeluarkan dari sekolah dan sulit kembali mendapatkan hak

bersekolah. Kemudian terdapat laporan kekerasan psikis sebanyak 9

persen, kekerasan finansial atau pemalakan atau pemerasan 4 persen dan

kekerasan seksual sebanyak 2 persen, dan ditemukan 74 kasus anak

dengan kepemilikan senjata tajam.3

Pelajar merupakan bagian individu yang hidup dalam situasi

transisi antara dunia anak menuju dewasa. Di sinilah tahap dimana

remaja mulai menyadari kebutuhan-kebutuhan sosialnya untuk diterima

dan diakui oleh masyarakat di sekitarnya. Ruang baru yang mereka

miliki terkadang menuntut hadirnya budaya solidaritas yang dalam

2 Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 kenakalan Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2017), h. 23 3 Anadolu Agency, “KPAI: Tren Tawuran Pelajar Menurun dalam Tiga Tahun

Terakhir”, https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/kpai-tren-tawuran-pelajar-menurun-dalam-

tiga-tahun-terakhir/1252927, (diakses tanggal 12 September 2018)

Page 22: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

3

beberapa peristiwa mungkin menyimpang menjadi sebuah sikap

fanatisme dan vandalisme. Inilah mengapa kemunculan tawuran dan

pemalakan selalu diwarnai dengan kehadiran kelompok geng yang

cenderungan mendapat predikat negatif pada identitas kelompok geng

tersebut. Biasanya kelompok geng ini cenderung dengan fanatis dan

dogmatis serta solidaritas yang tinggi darı setiap anggotanya. Inilah sisi

psikologis remaja yang harus dipahami sebagai latar belakang kenapa

remaja cenderung terlibat dalam perilaku-perilaku menyimpang atau

kenakalan (delinquency) semacam tawuran antar pelajar dan pemalakan.4

Pada umumnya perilaku juvenile delinquency merupakan sebuah

kelompok bermain yang diawali dengan hal-hal dinamis. Permainan

yang mula-mula bersifat netral, baik dan menyenangkan, kemudian

ditransformasikan dalam aksi eksperimental bersama yang berbahaya

dan sering mengganggu dan merugikan orang lain. Pada akhirnya

kegiatan tadi ditingkatkan menjadi perbuatan kriminal.5

Secara psikologis, juvenile deliquency digolongkan sebagai salah

satu bentuk kenakalan yang dilakukan oleh pelajar remaja.6 Kenakalan

itu pada umumnya merupakan kegagalan sistem kontrol-diri terhadap

impuls-impuls yang kuat dan dorongan-dorongan instinktif. Impuls-

impuls kuat, dorongan primitif dan sentimen-sentimen hebat itu

kemudian disalurkan lewat perbuatan kejahatan, kekerasan, dan agresi

keras yang dianggap mengandung nilai lebih oleh anak-anak remaja tadi,

4 Agoes Dariyo, psikologi perkembangan Remaja,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2004),

h. 27 5 Kartini Kartono, Kenakalan Remaja,(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2017), h. 106

6 Soetyono Iskandar, Filsafat Pendidikan Vokasi, (Yogyakarta: Budi Utama, 2018),

h. 50

Page 23: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

4

sehingga merasa perlu dipamerkan energi dan semangat hidupnya dalam

wujud aksi bersama atau perkelahian massal.7

Berbagai kenakalan remaja sering dijumpai pada siswa-siswa di

beberapa sekolah sehingga berdampak buruk pada prestasinya. SMP

Arrahman Depok merupakan salah satu sekolah dari sekian banyak

sekolah yang beberapa siswanya menjadi pelaku juvenile delinquency.

Bahkan, di lingkungan sekitarnya sekolah SMP Arrahman Depok

terkenal dengan tawurannya. Menurut buku data kasus yang dimiliki

SMP Arrahman Depok, tercatat pada tahun 2010 terjadi pemalakan

antar-teman yang dilakukan oleh salah satu siswanya yang

mengakibatkan orang tua dari korban pemalakan lapor kepada pihak

sekolah. Di tahun yang sama pula terjadi tawuran antara kelas VII

dengan kelas VIII yang berlokasi di rel kereta api.

Masyarakat menyayangkan atas peristiwa tawuran yang sering

dilakukan siswa SMP Arrahman Depok. Apalagi tawuran ini disebabkan

oleh hal-hal yang sepele, contohnya berebut lapangan sepak bola.

Meskipun tidak sampai ada korban jiwa tapi tawuran tetaplah tawuran

yang mengakibatkan luka-luka dan melanggar norma. Lebih

disayangkannya lagi ketika aksi tawuran ini berhasil tidak diketahui

pihak sekolah. Hanya sekitar 30 persen aksi tawuran yang berhasil

diketahui dan dilaporkan ke pihak sekolah. Salah satu faktor yang

membuat aksi tawuran ini terjadi adalah adanya tempat yang strategis,

yiatu rel kereta api.8

Dalam kasus kenakalan ini, tidak serta merta remaja yang harus

disalahkan, karena masa remaja adalah masa yang penuh goncangan,

7 Kartini Kartono, kenakalan Remaja, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2017), h.105

8 Wawancara dengan Koordinator BK SMP Arrahman Depok, AZK, Depok, 15

Maret 2019

Page 24: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

5

masa pencarian identitas, dimana jika tidak didampingi oleh para

pendidik dan orangtua maka remaja akan mudah terjerumus pada

perilaku-perilaku negatif.9 Penyebab terjadinya juvenile delinquency

menurut toeri struktural fungsional (Durkheim) adalah karena struktural

dalam sekolah dan pendidikan yang salah.10

Kondisi ini merupakan

tantangan dalam dunia pendidikan khususnya guru bimbingan dan

konseling untuk mengatasi masalah kenakalan yang begitu meresahkan,

sehingga para pelajar perlu mendapatkan perhatian yang lebih oleh guru

bimbingan dan konseling disekolah.

Guru bimbingan dan konseling dituntut agar dapat memberikan

pemahaman serta penguatan kepada para siswa sehingga dapat

memperoleh solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalahnya. Seperti

yang dinyatakan oleh Sunarto dan Hartono bahwa para siswa mungkin

mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami konsep-konsep

yang abstrak. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa anak dalam

proses belajar perlu medapatkan arahan dan bimbingan supaya ia mampu

mengembangkan cara berpikirnya.11

Sebagaimana firman Allah SWT

dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 125:

عظخ اىحسخ ا اى خ سجو رثل ثبىحن دع إى خبدى ثبىز أحس

رثل (521) إ أعي ضو ث ع سجي أعي زد ثبى

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara

yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa

9 Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta: Kencana,

2014), h. 254 10

Soetyono Iskandar, Mardi Syahir, filsafat Pendidikan Vokasi, (Yogyakarta:

Deepublish, 2018), h. 52 11

Heru Sriyono, bimbingan dan konseling belajar bagi siswa di sekolah, (depok:

rajawali pers, 2015), h. 12

Page 25: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

6

yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang

mendapat petunjuk”. (Q.S. An-Nahl (16):125)

Maksud dari ayat di atas adalah bahwa kita harus mengajak

sesama manusia ke jalan yang benar dengan cara yang bisa diterima

orang lain, dengan perkataan yang tegas dan benar yang dapat

membedakan antara yang hak dan yang batil. Kemudian berdiskusi

dengan tutur kata yang baik, rasional dan bijaksana sehingga bisa

meresap ke dalam hati pendengarnya dan mau untuk mengamalkannya.12

Begitu pula dengan pendidik atau pembimbing di sekolah yang

harus mendorong muridnya agar tidak melakukan sesuatu yang sia-sia

dan mencari ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu yang membawanya pada

kebahagiaan di dunia dan di akhirat sebagaimana tujuan utama dari

pekerjaan guru yaitu mendidik. Mengajar dan mendidik adalah tugas

yang diwariskan oleh Nabi Muhammad Saw.13

Sebagaimana dalam

haditsnya bahwa Rasulullah Saw bersabda:

ب ثعثذ لار الاخلاق ا نبر

“Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan

akhlak". (HR. Al-Bukhari)

Dalam hadits di atas benar adanya bahwa Nabi sangat

mengutamakan akhlak dari pada yang lainnya. Hal ini terbukti dengan

mengingat kisah Nabi yang memiliki banyak musuh saat itu, di

antaranya adalah Uqbah ibn Abi Mu'id dan Nadlar ibn Harits. Dua orang

ini sudah keterlaluan dalam memusuhi Nabi bahkan ketika masih di

Mekah, Uqbah pernah menginjak leher Nabi yang sedang shalat di

Maqom Ibrahim. Dia pula yang telah menindihkan kotoran unta di

punggung Nabi ketika sedang sujud hingga akhirnya Fatimah harus

12

Al-Qur`an dan Terjemahan, (Jakarta: House Almahira), h. 281 13

Ahmad Mansur, Pendidik Karakter Berbasis Wahyu, (Tangerang Selatan: Gaung

Persada, 2016) h. 81

Page 26: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

7

mengangkatnya dengan berurai air mata. Air mata yang keluar dari Putri

Rasul inilah yang membuat hati beliau benar-benar perih dibanding

siksaan itu sendiri. Nadlar selama di Mekah selalu melecehkan Al-

Qur'an. Ia sengaja menumpulkan cerita-cerita dari orang-orang Iran dan

sekitarnya untuk menyaingi Al-Qur'an. Nabi bisa saja marah dan balas

dendam, tapi yang dilakukan Nabi adalah bersabar dan tidak menebar

kebencian, karena dengan upaya ini diharapkan dapat meluluhkan hati

seseorang agar berubah menjadi baik, yakni dengan kelembutan bukan

kekerasan.14

Demikianlah guru bimbingan dan konseling dihadirkan di

sekolah untuk membantu peserta didik, baik yang melakukan kenakalan

maupun tidak. Guru bimbingan dan konseling akan mengupayakan cara-

cara yang efektif untuk membantu peserta didiknya. Upaya untuk

menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan

perkelahian antar pelajar dan pemalakan di sekolah dapat dilakukan

melalui dua pendekataan yaitu: (1) Pendekatan disiplin yaitu dengan

memberikan sangsi untuk menghasilkan efek jera. (2) Pendekatan

bimbingan dan konseling yaitu melalui bimbingan dan konseling dengan

mengutamakan pada upaya penyembuhan dengan menggunakan

berbagai layanan dan teknik yang ada.15

Upaya di atas sama halnya dengan upaya yang dilakukan oleh

guru bimbingan dan konseling di SMP Arrahman Depok dalam

mengatasi kenakalan siswanya yang meresahkan masyarakat. Dimulai

dengan kerjasama dari seluruh pihak, yakni guru, orang tua, masyarakat,

pemerintah dan tenaga pengaman yang dikerahkan. Akhirnya usaha yang

14

Team Sejarah 2010, Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW Lentera

Kegelapan. (Lirboyo: Pustaka Gerbang Lama, 2014) h. 352 15

Tohirin , Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 27

Page 27: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

8

diupayakan pun membuahkan hasil, terbukti dari data kasus SMP

Arrahman Depok yang mengalami tingkat kenakalan peserta didiknya

mulai menurun di setiap tahunnya.

Terkait dengan masalah di atas, peneliti merasa tertarik untuk

meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang upaya guru bimbingan dan

konseling dalam menanggulangi juvenile delinquency pada pelajar.

Sehingga peneliti mengambil judul “Upaya Guru Bimbingan dan

Konseling (BK) dalam Menanggulangi Juvenile Delinquency

(Kenakalan Remaja) pada Pelajar di SMP Arrahman Depok”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Kenakalan remaja dapat mencoreng nama baik sekolah.

2. Kenakalan remaja mengakibatkan kerugian baik fisik maupun psikis,

baik merugikan diri sendiri maupun orang lain.

3. Kenakalan remaja dianggap sebagai solusi untuk memecahkan

masalah yang dihadapi oleh para remaja.

4. Orangtua yang tidak dapat menangani kenakalan anaknya kemudian

menyerahkan permasalahan anaknya kepada pihak sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyak sekali faktor/upaya yang bisa dilakukan untuk

menanggulangi juvenile delinquency, maka penelitian ini perlu dibatasi

pembahasannya, yakni:

1. Kenakalan remaja dalam penelitian ini dibatasi hanya pada kenakalan

siswa berupa tawuran dan pemalakan.

2. Guru bimbingan dan konseling dalam penelitian ini adalah guru

bimbingan dan konseling di SMP Arrahman Depok.

Page 28: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

9

3. Pelajar dalam penelitian ini yakni siswa kelas VIII SMP Arrahman

Depok.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di

atas, maka penulis mengemukakan perumusan masalah yaitu:

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya Kenakalan remaja

pada pelajar di SMP Arrahman Depok?

2. Bagaimanakah upaya guru BK dalam menanggulangi Kenakalan

remaja pada pelajar di SMP Arrahman Depok?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang tersebut di atas maka

dapat dinyatakan bahwa penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya juvenile

delinquency pada pelajar di SMP Arrahman Depok.

2. Mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru BK dalam

menanggulangi juvenile delinquency pada pelajar di SMP Arrahman

Depok.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai

sumber informasi dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang

terjadi dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam terutama

dalam menanggulangi keresahan masyarakat tentang juvenile

delinquency yang dilakukan oleh pelajar aktif di sekolah.

2. Secara praktis

a) Bagi guru

Page 29: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

10

Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu dapat meningkatkan

kualitas pengajaran yang lebih baik yaitu dengan menjadi contoh

suri tauladan bagi siswa dan memberikan motivasi kehidupan

agar siswa memilki keinginan menjadi manusia yang bernilai.

b) Bagi siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu dapat meningkatkan

semangat dan motivasi dalam mempelajari dan menerapkan

pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-sehari.

Sehingga tercipta generasi muda yang intelektual dan berakhlakul

karimah. Dengan begitu tidak ada masyarakat yang merasa

dirugikan dengan keresahan yang terjadi oleh pelaku tawuran.

c) Bagi peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu dapat memberikan

pengalaman dalam meningkatkan upaya pengajaran pendidikan

agama Islam. Bahwa seorang guru tidak hanya memberikan

informasi tapi juga menjadi suri tauladan bagi muridnya.

Sehingga guru bisa menanggulangi berbagai macam karakter

siswa terlebih terhadap pelaku juvenile delinquency.

d) Bagi peneliti lain

Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain yaitu dapat menjadi

rujukan, sumber informasi dan bahan referensi penelitian

selanjutnya agar bisa dikembangkan dalam materi-materi yang

lainnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

G. Tinjauan Pustaka

1. Skripsi yang disusun oleh Muliana Suryantoro, mahasiswa

Universitas PGRI Yogyakarta, yang berjudul “Peranan Guru

Bimbingan Dan Konseling Dalam Menangani Kenakalan Remaja

Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Gamping”. Persamaan skripsi

Page 30: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

11

Muliana Suryantoro dengan penulis adalah sama-sama membahas

tentang peran guru Bimbingan dan Konseling dalam membantu

masalah pelajar di sekolah. Namun perbedaanya adalah skripsi

Muliana Suryantoro membahas tentang kenakalan remaja di SMP

Negeri 4 Gamping sedangkan peneliti di MTs Arrahmaniyah Depok.

2. Skripsi yang disusun oleh Wahyu Novarianto, mahasiswa Fakultas

Hukum, Universitas Lampung, Yang Berjudul “Upaya

Penanggalungan Terjadinya Tawuran Antar Pelajar”.

Persamaan skripsi Muliana Suryantoro dengan penulis adalah sama-

sama membahas tentang pelajar yang melakukan delinkuen yang

marak terjadi. Namun perbedaanya adalah skripsi Muliana

Suryantoro melakukan penelitian tentang upaya penanggulangan

tawuran yang dilakukan oleh dinas sosial, pihak sekolah dan polresta

sedangkan penulis membahas upaya penanggulangan juvenile

delinkuen yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling

disekolah

3. Skripsi yang disusun oleh Nabella Dananier, mahasiswi UIN Sunan

Kalijaga tahun 2016, yang berjudul “Efektivitas Bimbingan Dan

Konseling Cognitive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan

Determinasi Diri Siswi Mts Nurul Ummah Kota Gede Yogyakarta”.

Persamaan skripsi Nabella Dananier dengan penulis adalah sama-

sama membahas tentang peran guru Bimbingan dan Konseling

dalam membantu masalah pelajar di sekolah. Namun perbedaanya

adalah skripsi Nabella Dananier membahas tentang bulliying yang

kerap dilakukan sekolah tersebut sedangkan penulis membahas

tentang delinkuen yang dilakukan diluar lingkungan sekolah.

4. Skripsi yang disusun oleh Regina Amelia, mahasiswi Fakultas

Hukum, Universitas Hasanuddin Makassar tahun 2015, yang

Page 31: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

12

berjudul “Tinjauan Krimonologis Terhadap Tawuran Antar Sekolah

Yang Di Lakukan Oleh Pelajar Di Kota Palopo”.

Persamaan skripsi Regina Amelia dengan penulis adalah sama-sama

membahas tentang keresahan masyarakat terhadap perilaku

menyimpang. Namun perbedaanya adalah skripsi Regina Amelia

membahas tentang Undang-Undang yang mengacam bagi pelaku

tawuran sedangkan penulis fokus meneliti uapaya guru BK dalam

menanggulangi pelaku delinkuen.

5. Skripsi yang disusun oleh Afrina Rizki Lubis, Jurusan Bimbingan

Konseling Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan Tahun 2017 yang berjudul

“Peran Guru BK Dalam Membentuk Pribadi Siswa Menjadi Pribadi

Yang Unggul Kelas XI-IPA MAPN-4 Medan”. Data diperoleh

dengan wawancara, observasi partisipan, dan studi dokumentasi

kemudian dianalisis dengan pendekatan fenomenologi dan analisis

deskriptif.

Persamaan skripsi Afrina Rizki Lubis dengan skripsi penulis adalah

sama-sama membahas tentang upaya guru BK dalam membentuk

pribadi yang unggul untuk siswa dan siswinya. Namun

perbedaannya yaitu penulis membahas tentang upaya guru BK

dalam mengatasi siswa yang menjadi perilaku delinkuen.

H. Sistematika Penulisan

Teknik penulisan laporan dalam penelitian ini akan merujuk

pada buku Petunjuk Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan

oleh Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta. Sistematika penulisan adalah

penjelasan tentang bagian-bagian yang akan ditulis di dalam penelitian

secara sistematis. Hasil akhir dari penulisan ini akan dituangkan dalam

laporan tertulis dengan sistematika, sebagai berikut:

Page 32: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

13

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup pembahasan mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini mencakup landasan teoritis atau konsep yang

mendukung penulisan, yaitu meliputi: (a) Pengertian juvinelie

delinquency, aspek-aspek juvenile delinquency, macam-

macam juvenile delinquency, faktor penyebab juvenile

delinquency, upaya menanggulangi juvenile delinquency. (b)

pengertian bimbingan dan konseling, sejarah bimbingan dan

konseling, bimbingan dan konseling di sekolah, fungsi

bimbingan dan konseling, tujuan bimbingan dan konseling,

kualifikasi guru bimbingan dan konseling, kegiatan-kegiatan

bimbingan dan konseling di sekolah.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup tempat dan waktu, pendekatan dan jenis

penelitian, sumber data/subjek penelitian, instrumen dan

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini meliputi pembahasan yang mencakup gambaran umum

objek penelitian, deskripsi data dan analisis data serta

interpretasi data.

BAB V PENUTUPMerupakan bab penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran.

Page 33: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Faktor yang menyebabkan/mempengaruhi terjadinya juvenile

delinquency di SMP Arrahman Depok adalah (a) broken home; (b)

solidaritas antar-teman. Sedangkan aspek dari juvenile delinquency yaitu

aspek orientasi, emosi, interaksi sosial, dan aktivitas.

SMP Arrahman Depok menggunakan pendekatan preventif dan

kuratif untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya juvenile

delinquency; upaya ini dilakukan melalui managament konflik, yaitu

koordinasi antara kepala sekolah, koordinator BK, guru mata pelajaran,

dan guru wali kelas yang disebut dengan team work sehingga siswa

dapat ditangani dengan baik; Adanya kerjasama yang baik antara pihak

sekolah dan orang tua siswa dalam mengatasi permasalahan siswa;

B. Saran

1. Bagi Siswa

Aktif mengikuti program dan kegiatan yang disediakan

sekolah; Tidak mudah terperngaruh oleh lingkungan yang tidak

baik; Siswa diharapkan mampu menjaga diri dan menjaga

kepercayaan orang tua agar menjadi anak yang dibanggakan; Siswa

diharapakan menjalani masa remajanya dengan produktif dan

semangat yang tinggi.

2. Bagi orang tua

Orang tua harus menyadari bahwa dirinya memiliki tanggung

jawab atas didikan anak-anaknya; Diharapkan kepada orang tua agar

Page 34: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

86

lebih bijkasana dalam menghadapi anaknya yang sedang menjalani

proses kedewasaannya.

3. Bagi guru Bk

Menghidupkan fungsi dan tujuan BK di sekolah, memberi

bantuan kepada peserta didik dengan cara yang terbaik.

Membimbing dengan sepenuh hati dengan maksud menolong

peserta didik agar dapat menemukan kehidupan yang bahagia

dengan mampu beradapatasi di lingkungannnya.

4. Bagi sekolah

Menyediakan guru BK yang sudah berkualifikasi,

profesional dan berpengalaman.

Page 35: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

87

DAFTAR PUSTAKA

Aburarera, Sukarno. dkk, Filsafat Hukum. Jakarta: Kencana, 2013

Abdurrahman, Maman. Ali Muhidin, Sambas. Panduan Praktis Memahami

Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011

Anadolu Agency, “KPAI: Tren Tawuran Pelajar Menurun dalam Tiga Tahun

Terakhir”, https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/kpai-tren-

tawuran-pelajar-menurun-dalam-tiga-tahun-terakhir/1252927.

Diakses tanggal 12 September 2018

Anwar, Fuad Landasan Bimbingan dan Konseling Islam. Yogyakarta: Budi

Utama, 201

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya, 2014

Dariyo, Agoes. psikologi perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia,

2004

Farid, Mohammad. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Gava Media, 2015

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Jakarta: Yayasan Kelopak, 2004

Handoko, Martin. Riyanto, Theo. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Depok: PT Kanisius, 2010

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Hikmawati, Fenti. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Iskandar, Soetyono . Filsafat Pendidikan Vokasi. Yogyakarta: Budi Utama,

2018

Page 36: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

88

Kartono, Kartini. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2017

Kartono, Kartini. Pemimpin Dan Kepimimpinan. Jakarta. Raja Grafindo

Persada, 2003

KPAI, “Tawuran Pelajar Memprihatinkan Dunia Pendidikan”,

http://www.kpai.go.id/artikel/tawuran-pelajar-memprihatinkan-

dunia-pendidikan. 14 Mei 2014)

Lubis, Namora Lumanggo. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori

Dan Praktik. Jakarta: Kencana, 2014

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2010

Mansur, Ahmad. Pendidik Karakter Berbasis Wahyu. Tangerang Selatan:

Gaung Persada, 2016

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002

Nurihsan, Ahmad Juntika. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar

Kehidupan. Bandung: Refika Aditama, 2014

Nurihsan. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika

Aditama, 2002

Pojok Jabar, “Tawuran, Tiga Pelajar SMP di Limo Depok Kritis Kena

Bacok”, https://jabar.pojoksatu.id/depok/2019/01/24/tawuran-tiga-

pelajar-smp-di-limo-depok-kritis-kena-bacok/, (diakses tanggal 24

Januari 2019)

Page 37: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

89

Pramukti, Angger Sigit. Primaharsya, Fuady .Sistem Pendidikan Pidana

Anak. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2015

Rahmat. PAI Interdisipliner. Yogyakarta: Deepublish, 2016

Satori, Dja‟man. Dja‟man Komariyah, Aan. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2011

Sriyono, Heru. Bimbingan Dan Konseling Belajar Bagi Siswa Di Sekolah.

Depok: Rajawali Pers, 2015

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2018

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Peelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2016

Suprapto, Paulus Hadi. Delukuensi Anak Pemahaman dan Penanggulangan.

Malang: Bayumedia Publishing, 2008

Susanto, Ahmad. Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak. Jakarta:

Prendamedia Group, 2015

Team Sejarah 2010. Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW Lentera

Kegelapan. Lirboyo: Pustaka Gerbang Lama, 2014

Tohirin. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Widiyanti, Ninik. Waskita, Yulius. Kejahatan dalam Masyarakat dan

Pencegahannya. Jakarta: Bina Aksara, 1987

Willis, Sofyan S. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabet, 2017

Page 38: UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DALAM

117