untirta - sastra indonesia

11

Click here to load reader

Upload: ari-nabawi

Post on 12-Jun-2015

905 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Untirta - Sastra Indonesia

A. Latar belakang

Saya memilih pembahasan Sastra Indonesia Lama berisi sejarah. Karena

saya ingin mengkaji dan lebih mengetahui tentang Sastra Indonesia Lama

yang berisi sejarah. Menurut saya juga sepertinya masih banyak orang

khususnya Mahasiswa yang belum mengetahui tentang Sastra Indonesia Lama

berisi sejarah ini. Sastra Indonesia Lama berisi sejarah dapat dilihat dari ciri

umum dan tujuan penulisan sastra sejarah. Ciri umum dan tujuan penulisan

sastra sejarha mencakup tiga pembahasan, yaitu :

1. Ciri atau sifat umum sastra sejarah

2. Tujuan penulisan naskah sejarah

3. Relevansi penelitian sastra sejarah

Kita akan mengetahui secara spesifik mengenai sastra Indonesia lama

berisi sejarah dalam pembahasan.

Selain itu dalam pembahasan saya juga akan mencoba tentang peranan

unsur kepercayaan dalam genealogi raja dan Islam dan Zulkarnain sebagai

asal keturunan Raja Melayu. Kedua pembahasan tersebut masih berhubungan

dengan Sastra Indonesia Lama berisi sejarah.

Salah satu tujuan penelitian hasil sastra lama ialah untuk mengetahui

akan pikiran, kepercayaan, atau pandangan hidup masyarakat waktu itu yaitu

masyarakat lama. Dalam rangka inilah pokok penelitian ini dibekukan,

khususnya untuk mengetahui bagaimana pandangan, alam pikiran atau

kepercayaan masyarakat terhadap genealogi raja mereka. Penelitian ini

dititikberatkan pada hasil sastra Indonesia lama yang berisi sejarah, seperti

Tambo Minangkabau dan Hikayat Aceh.

B. Ciri Umum dan Tujuan Penulisan Sastra Sejarah

Dalam sastra Indonesia lama banyak kita jumpai naskah sastra sejarah

ini dan cukup banyak mendapat perhatian peneliti filologi baik berupa

disertaim skripsi maupun monograf.

Masih banyak naskah sejarah dalam sastra Indonesia lama yang belum

digarap secara mendalam, di antaranya “Hikayat Raja-raja Pasai”, ”Sejarah

Page 2: Untirta - Sastra Indonesia

Raja-raja Riau”, ”Silsilah Melayu dan Bugis”, ”Tambo Minangkabau“, ”Asal-

usul Bangkulu”,dan ” Raja-raja Sambas”.

Para peneliti sejarah baik dari barat maupun dari Indonesia umumnya

merasa kecewa membaca naskah-naskah berisi sejarah itu. Mereka umumnya

berpendapat bahwa naskah sejarah itu tidak dapat digunakan sebagai sumber

sejarah. Jelas pendapat ini bertentangan dengan pendapat umum mengenai

sejarah yang dikatakannya naskah sebagai sumber sejarah.

Lima orang asli sejarah Minangkabau tidak kalah kecewanya. Mereka

mengatakan bahwa dalam “Tambo Minangkabau” itu hanya terdapat 2% fakta

sejarah yang tenggelam dalam 98% mitologi (Mansoer, 1970:IX, 38-39).

Berdasarkan hal itu, jelaslah alasan pertama para ahli sejarah tidak dapat

menggunakan naskah sejarah sebagai sumber sejara ialah karena unsur sejarah

dalam naskah itu dicampuradukkan ditimbuni oleh unsur mite, legende, dan

dongeng.

Menanggapi dua pendapat yang bertentangan ini yaitu di satu pihak

mengatakan naskah sejarah sebagai sumber sejarah, di pihak lain naskah

sejarah tidak dapat digunakan sebagai sumber sejarah, baiklah kita tinjau

sejenak sifat-sifat umum atau ciri-ciri umum sastra sejarah, tujuan

penulisannya, serta relevansi penelitian sastra sejarah ini untuk masa sekarnag.

C. Ciri atau sifat umum sastra sejarah

Dalam hal penggunaan karya sastra sebagai sarana penelitian sejarah,

agaknya perlu kita perhatikan pandangan Teeuw (1978:87) ini sebagai berikut.

"Banyak teks sastra Indonesia bersifat sejarah, mengandung bahan-bahan

sejarah, mirip dengan sejarah, mencipta bayangan sejarah atau citra, dan

seterusnya. Oleh karena itu, sejarawan seringkali tertarik oleh teks

semacam itu (babad, sejarah, dan lain-lain) dan seringkali kecewa pula:

sebab ternyata data-data faktual teks semacam itu seringkali tidak ada, atau

sedikit sekali. Dalam hal ini harus dibedakan antara teks susastra dan teks

bukan susastra. Dalam teks susastra yang membina dunia rekaan tertentu,

sejarawan harus sangat hati-hati. Hal-hal dan faktafakta cerita hanya

Page 3: Untirta - Sastra Indonesia

mendapat makna dalam keseluruhan makna karya sastra itu. Kita harus

memahami karya sastra sebagai dunia makna."

Demikianlah ciri, corak atau sifat-sifat umum penulisan cerita sejarah

dalam naskah sejarah itu.

D. Tujuan penulisan naskah sejarah

Tujuan penulisan naskah sejarah ini sesuai pula dengan fungsi sastra

secara umum. Fungsi sastra itu tidak lain ialah menyenangkan dan berguna

(kutipan dari pendapat Harace : duice et utile Lihak wellek, 1962:30).

Menyenangkan karena cerita dalam naskah sejarah itu dapat menimbulkan

rasa kebanggaan dan kesenangan. Berguna karena dalam naskah sejarah itu

berkandung ide atau buah pikiran yang luhur dan tinggi, pertimbangan yang

dalam tentang sifat-sifat baik dan buruk, khususnya sifat-sifat raja, dan

pandangan yang jauh ke depan.

E. Relevansi penelitian sastra sejarah

Dengan mengetahui ciri, sifat, dan tujuan penulisan sastra sejarah itu

dapatlah diketahui relevansi penelitian sastra sejarah apda masa sekarang.

Sebagaimana diketahui bahwa dalam sastra sejarah itu bukanlah fakta sejarah

yang diutamakan, tetapi lebih mementingkan segi sosial dan kebudayaan

masyarakat. Dengan demikian penelitian sastra sejarah itu lebih relevan

terhadap hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang kebudayaan, sistem

pemerintahan, sistem nilai masyarakat, kepercayaan, dan cara berpikir

masyarakat.

F. Peranan unsur kepercayaan daam Genealogi Raja

Genealogi raja dalam sastra Indonesia lama berisi sejarah

Dalam hikayat Aceh (Iskandar, 1958:66-71) diceritakan bahwa Raja

Syah Muhammad kawin dengan seorang putri yang keluar dari buluh. Dari

perkawinan itu baginda memperoleh seorang anak laki-laki bernama Sultra

Ibrahim dan seorang perempuan bernama Putri Sapiah. Saudara baginda Raja

Page 4: Untirta - Sastra Indonesia

Syah Mahmud kawin dengan putri bungsu dari tujuh orang bidadari yang

turun dari kayangan dan berputra dua orang, seorang laki-laki bernama

Sulaiman Syah dan seorang perempuan bernama Putri Arkiah. Anak-anak

mereka ini satu dengan yang lainnya dikawinkan. Dari keturunan mereka

lahirlah raja-raja Aceh, Raja Muzafar Syah, sepupu dari Sultan Perkasa Alam.

Diceritakan bahwa Raja Munawar, Syah bapak raja syah muhammad dan

Syah Mahmud yang disebutkan di atas adalah putra Iskandar Zulkarnain. Raja

Munawar Syah kawin dengan putri dari kayangan.

Silsilah keturunan tersebut di atas dimaksudkan untuk meninggikan

derajat Sultan Perkasa Alam. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah kutipan di

bawah ini.

“Kata yang bercerita: Adapun Sri Sultan Perkasa Alam Johan berdaulat

itu daripada pihak asal nasab baginda raja keindraan itu turun-temurun

daripada nasab dan bangsa Raja Iskandar Zulkarnain dan daripada asal

nasab dan bangsa yang daripada putri baludari yang berdarah putih yang

raja keindraan daripada nasab dan bangsa Maha Bisnu yang raja diraja

keindraan. Karena bahwa Dasarata Maharaja itu pada suatu zaman

mendapat perbudai Sri rama bernama Putri Mandudari pada perdu buluh

betung dan bahwa moyang Sri Sultan Perkasa Alam bernama Rajay

Syah Mahmud yang pada suatu zaman pendapat putri anak baludari yang

berdarah putri yang raja keindraan pada perdu buluh betung jua.

Maka kata yang empunya cerita, jikalau Allah Subhanahu wa Taala

hendak mengaruniai akan seorang raja-raja anak putri baludari yang di perdu

buluh betung itu daripada anak cucu Bisnu jua. Maka asal nasab Seri Sultan

Perkasa Alam berdaulat seperti yang telah disebut ini daripada pihak ayah

baginda.

Dari uraian tersebut di atas jelaslah bahwa genealogi memang

memegang anan periling sekali, tidak saja untuk menentukan seseorang

berhak atau tidak menjadi raja, juga untuk memuliakan raja dan

mengagungkan raja itu. Hal yang menonjol yang kita jumpai dalam genealogi

raja-raja itu dan yang ingin ditonjolkan oleh rakyatnya ialah ketinggian derajat

Page 5: Untirta - Sastra Indonesia

raja mereka. Raja digambarkan tidak sebagai manusia biasa, maka ia

dilahirkan bukan oleh manusia biasa. Ia adalah keturunan dewa, raja

keindraan, orang yang lahir dari buih, betting atau keturunan raja besar seperti

Raja Iskandar Zulkarnain. Raja juga orang yang mempunyai banyak

keistimewaan, kepintaran, ketangkasan, dan mempunyai benda-benda magis

yang orang lain tidak bisa memilikinya. Hal ini juga dapat dilihat dari tanda-

tanda ajaib pada waktu ia ilahirkan.

Unsur kepercayaan terhadap Genealogi Raja dalam dua cerita yang

berasal dari India

Setelah kita meninjau penulisan genealogi yang terdapat dalam naskah-

naskah berisi sejarah serta membicarakan maksud penulisan itu, baiklah

ditinjau pula pengaruh asing, khususnya pengaruh Hindu yang menyebabkan

orang pada waktu itu mempunyai pandangan hidup, kepercayaan dan cara

berpikir yang demikian. Dua cerita yang berasal dari India, yaitu Hikayat

Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama dapat kita pergunakan sebagai dasar

untuk mengetahui bagaimana kepercayaan orang Hindu terhadap genealogi

rajanya.

Unsur kepercayaan terhadap Genealogi Raja Singosari Ken Angrok

Pengaruh kepercayaan Hindu dalam masalah genealogi ini tentu akan

lebih terasa pada masyarakat Jawa, karena agama Hindu lebih subur hidupnya

di Pulau Jawa. Sebagai salah satu contoh kepercayaan masyarakat Jawa dalam

genealogi raja Singosari, Ken Angrok.

Dalam “Tambo Minangkabau” diceritakan bahwa Iskandar Zulkarnain

adalah keturunan raja Minangkabau. Diceritakan bahwa Iskandar Zulkarnain

itu adalah anak Nabi Adam yang bungsu. Tuhan memerintahkan kepada

malaikat untuk mengambil seorang bidadari dari surga untuk istrinya. Dari

perkawinannya itulah lahir tiga orang putranya yaitu Sutan Sri Maharaja Alif

yang menjadi raja di Benua Rum. Sultan Sri Maharaja Dipang yang menjadi

raja di Benua Cina, dan yang bungsu Sultan Sri Maharaja Diraja yang menjadi

Page 6: Untirta - Sastra Indonesia

raja di Pulau Perca yang pusat pemerintahannya di Pagaruyung, Minangkabau

ini (Tambo Minangkabau, MI. 489:3-10).

G. Kesimpulan

Salah satu tujuan penulisan geanologi raja ialah untuk mengagung--

agungkan dan memuliakan kedudukan raja. Bahwa rajanya berasal dari

keturunan raja besar di dunia, bahkan ada pula yang menghubungkannya

dengan dewa-dewa dari kayangan. Bagi masyarakat dulu genealogi memegang

peranan penting. Keturunannya inilah yang menentukan posisinya dalam

masyarakat. Dengan menceritakan garis keturunan raja yang istimewa ini raja

dalam pandangan masyarakat dianggap sebagai orang yang istimewa dan luar

biasa, karena memiliki garis keturunan yang tinggi, sehingga tidak ada orang

lain yang menyamainya. Raja digambarkan sebagai tokoh yang mempunyai

magic power suatu kekuatan yang luar biasa, karena segala kekuasaan pada

zaman dahulu terpusat pada diri raja. Raja harus didewa-dewakan, supaya ia

memiliki wibawa dan moral yang tinggi di mata masyarakat, sehingga ia

benar-benar dihormati oleh rakyatnya. Inilah salah satu tujuan penulis sejarah

dalam naskah-naskah berisi sejarah.

Page 7: Untirta - Sastra Indonesia

PEMBAHASAN SASTRA INDONESIA LAMA

BERISI SEJARAH

Nama : Ira Anisa Purawirangun

NIM : 050433

Kelas : NIA

Mata Kuliah : Perbanus

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG – BANTEN

2008