isu pembangunan (map untirta 2014)

24
ISU PEMBANGUNAN MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK (MAP) UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA (UNTIRTA) Peran Karang Taruna Provinsi Banten Terhadap Pemberdayaan Masyrakat Disusun Oleh : 1. FIRMAN KHAIRUL HAKIM

Upload: administrasi-publik

Post on 25-Jul-2015

140 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

ISU PEMBANGUNAN

MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK (MAP)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA (UNTIRTA)

Peran Karang Taruna Provinsi Banten Terhadap Pemberdayaan Masyrakat

Disusun Oleh :

1. FIRMAN KHAIRUL HAKIM

Serang, 1 Desember 2014

Page 2: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu konsep perubahan sosial yang terus menerus

menuju kearah perkembangan dan kemajuan memerlukan masukan-masukan yang

menyeluruh dan berkesinambungan dan merupakan usaha - usaha yang dilakukan

oleh pemerintah dan masyarakat untuk mencapai tujuan Negara. Adanya suatu

pembangunan di wilayah tertentu berarti adanya usaha pemerintah untuk menuju

kearah perbaikan secara bertahap dan berencana untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, Oleh karena itu pembangunan yang dilaksanakan harus secara

komprehensif, baik itu secara fisik maupun pembangunan dari sumber daya

manusianya.

Sejalan dengan semangat paradigma pembangunan di era otonomi yang

mengakui kesetaraan proporsi sektor masyarakat dengan sektor negara dan swasta

sebagai stakeholders pembangunan, maka aksi-aksi pemberdayaan masyarakat

menjadi signifikan dilakukan. Hal ini disadari keyakinan jika masyarakat di suatu

daerah menunjukan tingkat emansipasi yang tinggi dalam segala kegiatan

pembangunan, maka secara tidak langsung mereka telah memperkuat kemampuan

bangsanya sendiri dalam menghadapi dinamika perubahan pada lingkup regional

maupun global. Dari sini upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat

seharusnya menjadi bagian integral dari upaya suatu bangsa dalam rangka

memperbaiki tingkat inisiasi, peran serta atau partsipasi dan emansipasi para

warganya dalam program pembangunan.Padahal telah kita ketahui bahwa kondisi

masyarakat saat ini yang sudah benar-benar menuntut usaha perbaikan yang segera

dan signifikan.

Page 3: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain peningkatan prakarsa

dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan perumahan, pengembangan

usaha ekonomi, pengembangan Lembaga Keuangan serta kegiatan -kegiatan yang

dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menaikkan hasil produksinya.

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

lapisan masyarakat bawah yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain,

pemberdayaan (empowering) adalah memampukan dan memandirikan masyarakat

miskin.

Salah satu lembaga yang mempunyai peran terhadap pemberdayaan

masyarakat adalah Karang Taruna yang bisa diartikan sebagai organisasi kepemudaan

di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda

nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari,

oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan

atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan

sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah

pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan

kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia

dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada.

Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar

dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan

masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada

tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan

organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun

masa yang akan datang.1

1http://blogpakistaji.blogspot.com/2013/10/mengenal-karang-taruna.html , di akses pada tanggal 29 November 2014.

Page 4: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

Sebagai salah satu kekuatan sosial, Karang Taruna memiliki peran strategis

dalam pemberdayaan dan pengembangan ekonomi kerakyatan guna mendukung

pengentasan kemiskinan dan pengangguran, khususnya di kalangan generasi muda.

Sebagai motor penggerak ekonomi pedesaan, Karang Taruna lebih memprioritaskan

pengembangan program-program yang berorientasi pada usaha kesejahteraan sosial.

Karenanya, sesuai dengan semangat paradigma baru Karang Taruna, maka pada

Tanggal 11 Maret 2012 Karang Taruna Provinsi Banten melaunching program

TAWIRA atau Taruna Wirausaha yang berlangsung sampai saat ini. Taruna

Wirausaha merupakan wadah yang bertujuan memberi wawasan, pendidikan dan

motivasi kepada para pemuda untuk beraktualisasi melalui bidang wirausaha guna

menekan tingkat pengangguran di usia produktif

Mengacu pada pemaparan di atas, Penulis tertarik untuk mengangkat isu

mengenai Peran Karang Taruna Terhadap Pemberdayaan Masyarakat di Provinsi

Banten dalam menekan tingkat pengangguran yang ada di Provinsi Banten.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas, Permasalahan yang dikaji dari penelitian

ini adalah:

a. Apa pengertian Karang Taruna?

b. Bagaiman Peran Karang Taruna Provinsi Banten Terhadap Pemberdayaan

Masyrakat?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui Pengertian Karang Taruna

b. Untuk Mengetahui Peran Karang Taruna Provinsi Banten Terhadap

Pemberdayaan masyarakat

Page 5: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana masyarakat diharapkan menjadi

cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan pembangunan serta ikut

memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga dalam

masyarakat. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,

pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan

kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya Pemberdayaan masyarakat

diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan

peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentu-

kan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga

dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat. Pendampngan sosial

merupakan suatu strategi yang menentukan keberhasilan program pemberdayaan

masyarakat.2

Sebab dalam pendampingan sosial memiliki prinsip pekerjaan sosial yaitu

membantu orang agar dapat membantu dirinya sendiri. Pemberdayaan masyarakat

sangat memperhatikan pentingnya partisipasi publik yang kuat. Dalam kaitan dengan

pendampingan sosial, maka pekerja sosial seringkali diwujudkan dalam kapasitas

sebagai pendamping bukan sebagai penyembuh atau pemecah masalah secara

langsung. Pemberdayaan mayarakat angat membutuhkan komitemen dari berbagai

elemen masyarakat termasuk para elit kekuasaan dengan mengedepankan banwa

peberdayaan masyarakat merupakan tugas yang utama dari elit untuk mengurangi

tingkat kemiskinan dalam masyarakat.

Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka (1996), manusia

adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang menekankan pada

proses memberikan kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya,

mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan 2http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031- ACE_SURYADI/frnsiskakorompisbab2.pdf. Di akses pada tanggal 28 November 2014.

Page 6: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

untuk menentukan pilihan hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan

harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.

Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan

upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang

mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua

kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan

pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.3

Mubyarto (1998) menekankan bahwa terkait erat dengan pemberdayaan

ekonomi rakyat. Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada

pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha

yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentukan jenis usaha,

kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan sistem

pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan

masyarakat ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat.4

Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang

bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang

bersangkutan. Suatu masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan

mental, terdidik dan kuat, tentunya memiliki keberdayaan yang tinggi. Keberdayaan

masyarakat merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan,

dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.

Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa yang di dalam wawasan

politik disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya bahwa apabila masyarakat

memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, maka hal tersebut merupakan bagian dari

ketahanan ekonomi nasional.

Berbagai Ukuran Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat.

3Gunawan Sumodiningrat, 1996, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, PT. Bina Rena Pariwara, Jakarta4 Mubyarto, 1998, Koperasi Pedesaan, Jakarta: PT. Galia Indonesia Regards.

Page 7: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

Untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaan masyarakat telah berhasil,

perlu ada pemantauan dan penetapan sasaran, sejauh mungkin yang dapat diukur

untuk dapat dibandingkan. Pemberdayaan masyarakat dengan sendirinya berpusat

pada bidang ekonomi, karena sasaran utamanya adalah memandirikan masyarakat, di

mana peran ekonomi teramat penting. Cara mengukurnya telah banyak berkembang,

seperti yang antara lain telah disebut di atas indeks Gini, jumlah orang yang hidup di

bawah garis kemiskinan, jumlah desa miskin, peranan industri kecil, nilai tukar

pertanian, upah minimum dan sebagainya.

Pembangunan manusia yang berkualitas bukan hanya menyangkut aspek

ekonominya, tetapi juga sisi lainnya, yaitu pendidikan dan kesehatannya. Di bidang

ini, juga telah banyak ukuran dikembangkan antara lain persentase penduduk yang

buta aksara, angka partisipasi sekolah untuk SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi,

angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, persentase penduduk yang kurang

gizi, dan rata-rata umur harapan hidup. Selain itu juga sedang dikembangkan oleh

Bappenas bersama BPS semacam angka indeks kesejahteraan rakyat yang

menggabungkan indikator ekonomi, kesehatan, dan pendidikan ke dalam suatu angka

indeks. Dindunia internasional indeks kesejahteraan semacam ini telah dikembangkan

oleh UNDP yang dikenal dengan nama Human Development Index (HDI) seperti

telah dikemukakan di atas.

Manusia juga harus mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi melalui

pembangunan spiritual, sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat, dalam rangka

membangun masyarakat berakhlak. Terkait dengan itu adalah pembangunan budaya,

yakni untuk menciptakan, di atas budaya yang menjadi jati diri bangsa Indonesia,

sikap budaya kerja keras, disiplin, kreatif, ingin maju, menghargai prestasi dan siap

bersaing. Ukurannya tentu sangat relatif dan terutama bersifat kualitatif.

Dalam pembangunan budaya perlu dikembangkan orientasi kepada ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pemberdayaan teknologi, merupakan jawaban yang

Page 8: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

berjangkauan jauh ke depan dan berkesinambungan dalam membangun masyarakat

yang maju, mandiri dan sejahtera. Pemberdayaan masyarakat harus pula berarti

membangkitkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif

dalam kehidupan masyarakatnya. Masyarakat yang secara politik terisolasi bukanlah

masyarakat yang berdaya, artinya tidak seluruh aspirasi dan potensinya tersalurkan.

Maka, aspek politik juga terdapat dalam pemberdayaan masyarakat. Salah satu

ukurannya, seperti indikator yang dikembangkan Dasgupta (1993), adalah hak

berpolitik (mengikuti pemilu) dan hak sipil.5

Lahirnya konsep pemberdayaan sebagai antitesa terhadap model

pembangunan yang kurang memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun

dari kerangka logik sebagai berikut : (1) bahwa proses pemusatan kekuasaan

terbangun dari pemusatan kekuasaan faktor produksi; (2) pemusata kekuasaan faktor

produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan masyarakat pengusaha pinggiran;

(3) kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem pengetahuan, sistem

politik, sistem hukum dan sistem ideologi yang manipulatif untuk memperkuat

legitimasi; dan (4) pelaksanaan sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hukum dan

ideologi secara sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat, yaitu

masyarakat berdaya dan masyarakat tunadaya (Prijono dan Pranarka, 1996). Akhirnya

yang terjadi ialah dikotomi, yaitu masyarakat yang berkuasa dan manusia yang

dikuasai. Untuk membebaskan situasi menguasai dan dikuasai, maka harus dilakukan

pembebasan melalui prose pemberdayaan bagi yang lemah (empowerment of the

powerless).

Alur pikir di atas sejalan dengan terminologi pemberdayaan itu sendiri atau

yang dikenal dengan istilah empowerment yang berawal dari kata daya (power). Daya

dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam tetapi dapat diperkuat dengan unsur–

unsur penguatan yang diserap dari luar. Ia merupakan sebuah konsep untuk

5 Ginandjar Kartasasmita, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat, Jawa Timur: Surabaya, 14 Maret 1997.

Page 9: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

memotong lingkaran setan yang menghubungkan power dengan pembagian

kesejahteraan. Keterbelakangan dan kemiskinan yang muncul dalam proses

pembangunan disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pemilikan atau akses pada

sumber–sumber power. Proses historis yang panjang menyebabkan terjadinya power

dis powerment, yakni peniadaan power pada sebagian besar masyarakat, akibatnya

masyarakat tidak memiliki akses yang memadai terhadap akses produktif yang

umumnya dikuasai oleh mereka yang memiliki power. Pada gilirannya

keterbelakangan secara ekonomi menyebabkan mereka makin jauh dari kekuasaan.

Begitulah lingkaran setan itu berputar terus. Oleh karena itu, pemberdayaan bertujuan

dua arah. Pertama, melepaskan belenggu kemiskinan, dan keterbelakangan. Kedua,

memperkuat posisi lapisan masyrakat dalam struktur ekonomi dan kekuasaan.

Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan

upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang

mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua

kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan

pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.

Kartasasmita (1996) mengemukakan pendapatnya bahwa upaya

pemberdayaan rakyat harus dilakukan melalui tiga cara. Pertama, menciptakan

suasana dan iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang.

Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa setiap individu dan masyarakat memiliki

potensi yang dapat dikembangkan. Hakikat kemandirian dan dan keberdayaan rakyat

adalah keyakinan bahwa rakyat memiliki potensi untuk mengorganisasikan dirinya

sendiri dan potensi kemandirian individu perlu diberdayakan. Proses pemberdayaan

rakyat berakar kuat pada proses kemandirian kemandirian setiap individu yang

kemudian meluas ke keluarga, serta kelompok masyarakat baik di tingkat lokal

maupun nasional. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh rakyat

dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan,

menyediakan prasarana dan sarana, baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh

Page 10: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

masyarakat lapisan bawah. Ketiga, memberdayakan rakyat dalam arti melindungi

yang lemah dan membela kepentingan masyarakat.

pemberdayaan masyarakat dikelompokkan dalam Pembangunan Daerah. Hal

ini menunjukkan bahwa aspek politik akan memegang peranan penting, mengingat

pembangunan daerah berpeluang untuk dijadikan sebagai instrumen penguatan

demokrasi. Arah kebijakan tersebut antara lain dinyatakan:

“Mempercepat pembangunan pedesaan dalam rangka pemberdayaan

masyarakat terutama petani dan nelayan melalui penyediaan prasarana,

pembangunan sistem agribisnis, industri kecil dan kerajinan rakyat,

pengembangan kelembagaan, penguasaan teknologi, danpemanfaatan sumber

daya alam.“

“Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah sesuai dengan

potensi dan kepentingan daerah melalui penyediaan anggaran pendidikan

yang memadai.“

Kembali di sini secara konsisten dikemukakan aspek ekonomi berupa petani,

nelayan, prasarana fisik, agribisnis, industri kecil, kerajinan rakyat, penguasaan

teknologi, serta pemanfaatan sumberdaya alam. Aspek sosial mencakup

pengembangan kelembagaan dan pendidikan. Aspek politik tidak ditunjukkan secara

eksplisit, walaupun di muka telah disebutkan bahwa aspek ini menjadi implikasi dari

pembangunan daerah. Aspek budaya perlu dipandang sebagai transformasi etika

menuju kemodernan.6

6Ginandjar Kartasasmita, 2003, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat, Jakarta: Pasca Sarjana ITB

Page 11: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

BAB III

PEMBAHASAN

Karang Taruna adalah Lembaga Sosial yang berdiri dari, oleh, dan untuk

masyrakat, merupakan wahana partisipasi dan aspirasi dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat, yang

bersetujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkehidupan

berbangsa dan bernegara, meningkatkan kemampuan masyarakat sebagai Sumber

Daya Manusia (SDM) untuk mengolah dan memanfaatkan potensi Sumber Daya

Alamat (SDA) terutama dalam bidang agrobisnis, olah raga, kesenian dan parawisata

semua itu dilakukan dalam upaya menuntaskan kemiskinan dan pengangguran yang

ada di Desa-Desa, sehingga masyarakat setempat bisa memanfaatkan wadah tersebut

untuk meningkatkan kualitas hidup.

Dengan itu diperlukan pemberdayaan masyarakat baik kota maupun daerah.

Perbedayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan dan meningkatkan

kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok dalam memecahkan

berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan

kesejahteraan masyarakat di daerah tertentu. Dalam hal ini, pemberdayaan

masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah

daerah serta berbagai pihak lain seperti lembaga sosial yang berada di bawah naungan

pemerintah daerah maupun pusat.

a. Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terpadu

Aplikasi dan rumusan program dari Pelayanan Sosial Terpadu Karang Taruna

di Provinsi Banten antara lain sebagai berikut:

Dengan Kegiatan Preventif (pencegahan), dengan sasaran

utama”Meningkatkan Kreativitas dan Peran Aktif Karang Taruna dalam Pelayanan

Kesejahteraan Sosial” maka kegiatan yang direncanakan terdiri dari:

Page 12: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

1. Penyelenggaraan kegiatan budaya dan parawisata

2. Penyelenggaraan kegiatan olah raga dan kesenian

3. Penyelenggaraan ekonomi kreatif

4. Penyelenggaraan kegiatan kegiatan pencegahan bencana (mitigasi)

diwilayah rawan bencana alam dan bencana sosial.

A. Peran Karang Taruna Provinsi Banten terhadap Pemberdayaan Masyarakat

Dalam Pembangunan Sosial yang dilakukan pada dasarnya adalah

mengembangkan atau membangun masyrakat sebagai suatu lembaga lokal, termasuk

unit-unit didalamnya, seperti keluarga dan individu, dan bukan sekedar pada aspek

pembangunan fisik. (Suhartini dkk, 2005) Pemberdayaan masyarakat dapat

memberikan akses kepada masyarakat, lembaga dan organisasi masyarakat dengan

memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas

kehidupannya, karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh

keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan serta adanya kondisi

kemiskinan yang dialami oleh sebagian masyarakat.

Dengan Penjelasan di atas bahwa bisa ditarik kesimpulan, dalam

pemberdayaan masyrakat memerlukan seorang pendamping sosial seperti karang

taruna yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang kuat sebagai salah satu

strategi yang sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat.

Sesuai dengan prisip pekerjaan sosial, yakni membantu masyarakat khussnya para

pemuda agar membantu dirinnya sendiri. Dalam konteks ini peranan pekerja sosial

seringkali diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai pendamping, bukan sebagai

penyempuh atau pemecah masalah (problem solver) secara langsung. Akan tetapi,

Pekerja sosial harus berperan sebagai Mediator atau Fasilitator terutama pada saat

terdapat perbedaan yang mencolok dan mengarah pada konflik antara berbagai pihak.

Karang Taruna Provinsi Banten adalah aset semua warga Banten, tidak tua

ataupun muda, yang menjadi perhatian karang taruna saat ini adalah pemberdayaan

Page 13: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

generasi muda untuk menjadi pemimpin dilingkungannya, dengan cara mengirim

para kadernya yang mempunyai kemampuan dalam berbagai event nasional maupun

internasional. Karang taruna banten telah melibatkan diri dengan forum

kepemimpinan pemuda dunia semata untuk menyatukan persepsi menuju perdamaian

global.

Karang taruna banten telah berupaya membangun kesadaran pemuda dalam

menjalankan pengabdiannya terhadap masyarakat, bnagsa dan negara. Oleh karena

itu, kegiatan yang dilakukan karang taruna provinsi banten fokus kepada

pembangunan desa, dalam penggerak pemuda pedesaaan, karang taruna mendirikan

Taruna Wirausaha (Tawira), pada mulanya tawira ini menjadi program unggulan

yang dipusatkan di desa-desa yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat desa

dan membangun kretivitas masyarakat.

Karang Taruna Provinsi Banten terus mengoptimalkan program Taruna

Wirausaha (Tawira) sebagai wadah bagi pengembangan kemampuan wirausaha di

kalangan anggota karang taruna.  Keberadaan 300 Taruna Wirausaha (Tawira) yang

ada di Banten, dianggap sebagai hal yang cukup menggembirakan walau pun tetap

ada langkah untuk menambah jumlah tersebut.

Melalui program Tawira, karang taruna di setiap daerah kabupaten/kota di

provinsi di harapkan dapat melopori jiwa kewirausahaan bagi pemudanya dengan

memfasilitasi pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaaan masyarakat dan

kesejahteraan sosial. Tawira merupakan wadah yang bertujuan memberi wawasan,

pendidikan dan motivasi serta aksebilitas bagi para pemuda untuk berwirausaha.7

Tawira yang dilakukan Karang Taruna menjadi motor penggerak

perekonomian terutama di pedesaan bagi para pemudanya di seluruh kabupaten dan

kota dibanten. Dengan pemetaan potensi bidang usaha diharapkan karang taruna

banten mempunyai pilot project outlet-outlet wirausaha pemuda dengan ragam bidang

usahanya di setiap desa di banten. Sebab Banten mempunyai potensi kewirausahaan

bagi pemuda yang siap digarap secara sungguh-sungguh. Hal ini dibuktikan dengan

7 Maksis Skhabi, Kusma Supriatna. 2013. Merawat Kesetiakawanan Sosial. Banten: Arsad Press.

Page 14: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

terpilihnya karang taruna Gunung Sugih, kota Cilegon sebagai karang taruna

berprestasi Tingkat Nasional pada tahun 2011.

BAB IV

Page 15: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

KESIMPULAN

Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) menjadi isu utama

dalam program dan orientasi pembangunan nasional pada saat ini. Kegiatan

peningkatan kesejahteraan masyrakat dan pembangunan desa diupayaka melibatkan

masyarakat secara aktif melalui pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat di Provinsi Banten yang dilakukan oleh Karang

Taruna maupun pihak swasta adalah sebagai komitmen dalam memberdayakan

masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata yang

menyangkut masa depannya. Pemberdayaan masyarakat juga diarahkan pada

pengembangan sumberdaya manusia di daerah tersebut, penciptaan peluang berusaha

yang sesuai dengan keinginan masyarakat, sehingga Masyarakat setempat memiliki

kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik.

Salah satu perogram Karang Taruna Provinsi Banten adalah Tawira,

keberadaan Tawira ini sebagai motor penggerak ekonomi pedesaan, dalam hal ini

Karang Taruna lebih memprioritaskan pengembangan program-program yang

berorientasi pada usaha kesejahteraan sosial. Umumnya, Tawira yang dibina Karang

Taruna ini mereka bergerak di bidang industri kreatif ekonomi skala kecil dan

produk-produk pertanian.

.

Page 16: Isu pembangunan (MAP UNTIRTA 2014)

DAFTAR PUSTAKA

Hatu, A. Rauf. Pemberdayaan Dan PendampinganSosialDalamMasyarakat.

Gorontalo: FakultasIlmuSosialUniversitasNegeriGorontalo.

Kartasasmita, Ginandjar, 1996, Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan

Pertumbhan dan Pemerataan, Jakarta: Cides

Kartasasmita, Ginandjar, 2003, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Konsep

Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat, Jakarta: Pasca Sarjana ITB.

Mubyarto, 1998, KoperasiPedesaan, Jakarta: PT. Galia Indonesia Regards.

Pranarka, A.M.W., danMoelyarto, Vidhyandika, 1996. “Pemberdayaan

(Empowerment).“DalamOnny S. Prijonodan A.M.W. Pranarka (ed)

PemberdayaanKonsep, KebijakandanImplementasi, Jakarta: CSIS.

Sakhabi, Maksis, Kusma Supriatna. 2013. Merawat Kesetiakawanan Sosial. Banten:

Arsad Press.

Sumodiningrat, Gunawan, 1996, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan

Masyarakat, PT. Bina Rena Pariwara, Jakarta

Suhartini dkk.2005. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. LkiS Pelangi Aksara.

Yogyakarta.

Website;

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/

195207251978031- ACE_SURYADI/frnsiskakorompisbab2.pdf . Di akses pada

tanggal 28 November 2014.

http://blogpakistaji.blogspot.com/2013/10/mengenal-karang-taruna.html, di akses

pada tanggal 29 November 2014.