universitas indonesia prosedur audit aset …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-ta-okta...

91
UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET TETAP PADA PT BCD LAPORAN MAGANG OKTA VADHYAH AHLINA 0906532515 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2013 Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Upload: haxuyen

Post on 03-Feb-2018

260 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

 

 

UNIVERSITAS INDONESIA

 

PROSEDUR AUDIT ASET TETAP PADA PT BCD

LAPORAN MAGANG

OKTA VADHYAH AHLINA

0906532515

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK JANUARI 2013

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

 

 

UNIVERSITAS INDONESIA

 

PROSEDUR AUDIT ASET TETAP PADA PT BCD

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

OKTA VADHYAH AHLINA

0906532515

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK JANUARI 2013

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

ii

Universitas Indonesia

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

iii

Universitas Indonesia

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

iv

Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan kepada Penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan tepat

waktu. Penulisan laporan magang ini berisi penjelasan dan hasil analisa Penulis atas

prosedur audit aset tetap pada PT. BCD yang mulai dilaksanakan pada bulan Juni tahun

2012.

Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih memiliki banyak kekurangan

dan keterbatasan. Namun, Penulis berharap laporan ini dapat memberi manfaat bagi para

pembaca. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu Penulis dalam proses pembuatan laporan magang ini maupun proses

belajar Penulis selama di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, antara lain:

1. Ibu Viska Anggraita selaku dosen pembimbing Penulis dalam proses penulisan

laporan magang ini yang telah memberikan banyak masukkan dari awal sampai

akhir pembuatan laporan magang ini.

2. Ibu Vera Diyanti dan Ibu Nurul Husnah selaku dosen penguji yang telah memberi

banyak masukkan.

3. KAP RED yang telah memberikan kesempatan bagi Penulis untuk mengikuti

program kegiatan magang selama tiga bulan pada tahun 2012.

4. PT. BCD yang telah memberikan data-data yang sangat membantu dalam proses

pembuatan lapran magang.

5. Ibu Penulis yaitu R. Nurmi Siddik yang telah membesarkan Penulis dengan penuh

kasih sayang dan selalu mendukung Penulis sehingga Penulis dapat

menyelesaikan laporan magang ini.

6. Keluarga besar Penulis yang telah memberikan banyak dukungan dan semangat

terutama di saat proses kegiatan magang berlangsung.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

v

Universitas Indonesia

7. Teman-teman Penulis selama di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

termasuk teman-teman yang mengikuti program magang di KAP RED yaitu

Penny, Azhar, Endang, Kak Naufal, Nindya, dan lain-lain yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

8. Teman-teman terdekat Penulis yang telah menjadi teman yang begitu baik dan

selalu mendukung Penulis selama bertahun-tahun yaitu Anggun, Arum P.S, Kak

Arum, Hikmah, Icha, Ivo, Morel, Ninda, Ochy, Riesta, Sahid, dan Tia.

9. Rekan-rekan kerja yang senantiasa membantu Penulis dalam proses kegiatan

magang sehingga Penulis dapat membuat laporan magang ini dan mendapat

pengalaman yang berharga yaitu Pak Marwoto, Kak Ratna, Mimi, Mas Rendra,

Fiki, dan Mbak Tika.

10. Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, terima kasih atas ilmu

dan bimbingan yang sangat berharga yang telah diberikan selama ini.

11. Berbagai staf Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang telah memberikan

kontribusinya secara langsung maupun tidak langsung sehingga Penulis dapat

terus mengejar ilmu dan cita-cita selama Penulis belajar.

Akhir kata, Penulis memanjatkan doa agar segala bantuan dan kebaikan yang diberikan

oleh pihak-pihak yang telah disebutkan di atas diberikan balasan oleh Tuhan Yang Maha

Esa. Penulis berharap agar laporan magang ini dapat memberikan kontribusi dalam

bidang pendidikan terutama bagi adik-adik yang berminat untuk mengambil program

magang dan tertarik untuk berkarir di Kantor Akuntan Publik.

Depok, 21 Desember 2012

Penulis

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

vi

Universitas Indonesia Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

vii

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Okta Vadhyah Ahlina

Program Studi : Akuntansi

Judul : Prosedur Audit Aset Tetap pada PT. BCD

Laporan ini berisi tentang bagaimana prosedur audit aset tetap dilakukan atas PT. BCD

yang bergerak di industri produksi semen. Laporan ini mendeskripsikan tahapan prosedur

audit yang dilakukan untuk mengaudit PT. BCD. Laporan ini membahas mengenai isu-

isu seperti pembatasan lingkup audit, penurunan nilai aset Construction in Progress, dan

keraguan atas keberlangsungan usaha. Selain itu juga dilakukan analisis mengenai aset

tetap dan proses audit di PT. BCD.

Kata kunci:

Aset Tetap, Pembatasan Lingkup Audit, Construction in Progress, Keberlangsungan

Usaha, Prosedur Audit

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

viii

Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Okta Vadhyah Ahlina

Study Program : Accounting

Title : Fixed Asset Audit Procedures at PT. BCD

This internship report contains description about the audit process done at PT. BCD

which engaged in cement production industry. This report describes the steps of the audit

procedures taken in auditing PT. BCD. This report describes the issues such as limitation

of scope in auditing procedures, company’s going concern, and the impairment of

tangible assets owned under the classification of Construction in Progress. This report

also shows the analysis of the audit procedures done by the auditors and the tangible

assets owned by PT. BCD.

Keywords:

Property, Plant, & Equipment, Audit Limitation of Scope, Construction in Progress,

Going Concern, Audit Procedures

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

ix

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………...………………………………………… i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………………… ii

TANDA PERSETUJUAN AKHIR MAGANG……………………………………….. iii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………………….. vii

ABSTRAK………………………………………………...…………………………... viii

DAFTAR ISI…………………………………………………..……………………..... ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………..…………………… xii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Program Magang……………………………………………………. 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Program Magang………………………………………………. 2

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang………………………………….. 3

1.4 Ruang Lingkup dan Pelaksanaan Kegiatan Magang………………………………… 3

1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang……………………………………………………. 5

1.6 Sistematika Penulisan………………………………………………………………... 6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Proses Audit………………………………...………………………………............ 7

2.1.1 Perencanaan dan Pendesainan Pendekatan Audit………………………………… 7

2.1.2 Test of Control dan Tes Substantif atas Transaksi……………………………….. 10

2.1.3 Analytical Procedure dan Test of Detail Balance………………………………… 12

2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit…………………………... 14

2.2 Pendekatan-Pendekatan Audit……………………………………………………... 14

2.3 Risiko dan Materialitas…………………………………………………………….. 16

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

uiperpustakaan
Sticky Note
Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

x

Universitas Indonesia

2.4 Opini-opini Audit…………………………………………………………………... 18

2.5 Kelangsungan Usaha PSA 30………………………………………………………. 19

2.6 Audit Aset Tetap…………………………………………………………………… 20

2.7 Standar Akuntansi Aset Tetap……………………………………………………... 27

2.8 Construction in Progress (CIP)…………………………………………………….. 28

2.9 Kelangsungan Usaha………………………………………………………………. 28

2.10 Standar Akuntansi Penurunan Nilai Aset………………………………………… 29

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Profil KAP RED…………………………………………………………………..... 31

3.2 Metodologi Audit KAP RED………………………………………………………. 31

3.2.1 Penerimaan Klien dan Evaluasi Ulang………………………………….... 31

3.2.2 Pra-Perencanaan………………………………………………………….. 33

3.2.3 Perencanaan………………………………………...………………….…. 33

3.2.4 Fieldwork – Transaksi, Akun-Akun, dan Penyajian…………………….... 34

3.2.5 Penyelesaian dan Pelaporan…………………………………………….… 35

3.3 Profil PT. BCD……………………………………………………………………... 35

3.3.1 Awal Pendirian PT. BCD………………………………………………… 36

3.3.2 Dampak Krisis Moneter pada PT. BCD………………………………….. 36

3.3.3 Kondisi Bisnis PT. BCD……….………………………..………………... 38

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Fase-Fase Pelaksanaan Audit di PT. BCD…………………………………………. 40

4.1.1 Penerimaan Klien dan Evaluasi Ulang………………………………...…. 40

4.1.2 Pra-Perencanaan………………………………………………………….. 41

4.1.3 Perencanaan……………………………………….…………………….... 45

4.1.4 Fieldwork – Transaksi, Akun, dan Penyajian…………………………….. 45

4.1.5 Penyajian dan Pelaporan………………………………………………….. 46

4.2 Prosedur Audit Aset Tetap………………………………………………………….. 48

4.2.1 Aset Tetap PT. BCD………………………………………..…………….. 53

4.2.2 Prosedur Analisis Aset Tetap……………………………………….…….. 53

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

xi

Universitas Indonesia

4.2.3 Penyusutan Akuntansi………………………………………………...….. 54

4.2.4 Penjualan Aset Tetap…………………………………………….……….. 56

4.2.5 Penurunan Nilai Aset Construction in Progress (CIP)…………………… 59

4.2.6 Memastikan Seluruh Aset Tetap Dimiliki Oleh Klien…………………… 61

4.2.7 Cek Fisik Aset Tetap……………………………………………………... 61

4.2.8 Dampak Hasil Audit Aset Tetap Terhadap Opini Audit…………………. 61

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………. 62

5.2 Saran………………………………………………………………………………... 62

5.2.1 Untuk KAP RED………………………………………………………..... 62

5.2.2 Untuk PT. BCD…………………………………………………………... 63

5.2.3 Untuk yang Berminat menjadi Peserta Magang………………………….. 64

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………... 65

LAMPIRAN

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

xii

Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 General Transaction-Related Audit Objectives……………………………… 11 

Tabel 2.2 General Balance-Related Audit Objectives………………………………….. 13

Tabel 2.3 General Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives………………. 14

Tabel 2.4 Balance-Related Audit Objectives Akuisisi PPE……………….………........ 21

Tabel 2.5 Balance-Related Audit Objetives Penjualan PPE………………...………….. 22

Tabel 2.6 Balance-Related Audit Objectives Akun PPE……………………………….. 23

Tabel 2.7 Balance-Related Audit Objectives Beban Depresiasi………………….…….. 25

Tabel 2.8 Balance-Related Audit Objectives Akumulasi Depresiasi……...…………… 25

Tabel 2.9 Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives………………………... 26

Tabel 3.1 Perencanaan Pembangunan Pabrik Tuban…………………………………… 37

Tabel 4.1 Z Score Analysis……………………………………………………………... 43

Tabel 4.2 Materiality Determination……………………………………………………. 44

Tabel 4.3 Program Audit Aset Tetap…………………………………………………… 48

Tabel 4.4 Lead Schedule…………………………………………………………...…… 52

Tabel 4.5 Beban Depresiasi…………………………………………………………….. 54

Tabel 4.6 Akumulasi Depresiasi……...………………………………………………… 55

Tabel 4.7 Saldo Akhir Aset Tetap………………………………………………………. 55

Tabel 4.8 Vouching Penjualan Aset Tetap……………………………………………... 57

Tabel 4.9 Komparasi Indikasi Penurunan Nilai Dengan Keadaan

Pabrik………………………………………………………………………… 59

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

xiii

Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ikhtisar Proses Audit………………………………………………………. 8

Gambar 2.2 Hubungan di Antara Siklus………………………………………………... 15

Gambar 2.3 Asset Impairment………………………………………………………….. 30

Gambar 3.1 KAP RED Audit Approach Flowchart…………………………………….. 32

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Program Magang

Pendidikan adalah sistem yang dibuat untuk mencerdaskan manusia dari segi

spiritual, emosional, sosial, dan intelektual sehingga ia dapat menjadi manusia yang

berilmu, kreatif, dan mandiri. Pendidikan formal yang dilakukan di sekolah dan di

universitas difokuskan pada pendidikan akademis untuk mengembangkan

pengetahuan dan intelektualitas manusia agar dapat memiliki keterampilan hidup.

Keterampilan hidup inilah yang dijual oleh manusia untuk mencari nafkah agar dapat

hidup secara mandiri. Tetapi manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup

sendiri sehingga mereka perlu saling tolong-menolong untuk menciptakan standar

kehidupan yang lebih baik.

Masyarakat berinteraksi dengan kompleks dan diperlukan kecerdasan sosial

dan emosional untuk beradaptasi dengan nilai dan norma yang dijunjung oleh suatu

lingkungan masyarakat. Sehingga dalam mencari nafkah, tidak hanya menjual

keterampilan yang dimiliki tetapi juga perlu didampingi dengan kemampuan

bersosialisasi yang baik dengan sesama agar dapat diterima oleh suatu kelompok

masyarakat. Maka dari itu, pendidikan formal tidak cukup karena hanya mendukung

pengembangan akademis saja.

Magang adalah suatu program pelatihan yang dibuat oleh berbagai perusahaan

untuk memberikan fasilitas bagi para mahasiswa untuk mengasah dan

mempraktikkan keterampilan di dunia nyata dan secara bersamaan juga menjadi

media dalam mengasah kecerdasan sosial dan emosional. Mahasiswa diterjukan

langsung di lingkungan kerja dimana mereka diharapkan untuk mempraktikkan

pengetahuan akademis yang telah dipelajari dan memperbaiki kemampuan

bersosialisasi sekaligus membantu kegiatan bisnis perusahaan. Program magang

menjadi salah satu media pendidikan yang penting mengingat banyaknya ilmu yang

dapat diambil dan juga mempersiapkan mental mahasiswa dalam bekerja. Program

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

2

 

magang yang diberikan di Kantor Akuntan Publik dapat memberikan mahasiswa

akuntansi kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu akuntansi dan audit yang

dipelajari di universitas. Program magang di Kantor Akuntan Publik juga melatih

kemampuan bersosialisasi karena mahasiswa dituntut untuk berkomunikasi dengan

klien, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan bekerja dengan anggota tim yang

berbeda-beda.

1.2 Tujuan dan Manfaat Program Magang

Tujuan dari program magang ini adalah untuk memenuhi salah satu prasyarat

memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selain itu,

program magang juga menjadi media pendidikan mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia untuk dapat mempraktikkan ilmu pengetahuan yang diperoleh

selama kuliah dan mengembangkan kemampuan emosional dan sosial dalam

bersosialisasi di lingkungan kerja.

Manfaat program magang yang diselenggarakan oleh KAP RED menurut

Penulis antara lain:

• Memiliki pengetahuan mengenai aplikasi teori audit di tempat kerja yang

sesungguhnya

• Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dasar untuk menjadi auditor

eksternal

• Memahami dengan lebih baik bagaimana kegiatan audit berjalan

• Mengasah hard-skill dan soft-skill sehingga selanjutnya dapat mudah terbiasa

beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru

• Dapat mengevaluasi diri sehingga mengetahui kelebihan dan kekurangan

yang ada pada diri sendiri baik di pengetahuan akademis maupun di

kemampuan beradaptasi

• Meningkatnya kemampuan berkomunikasi karena diharuskan untuk

berkomunikasi dengan klien untuk memperoleh penjelasan mengenai

permasalahan yang ada saat melakukan kegiatan audit

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

3

 

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang

Penulis melaksanakan kegiatan magang di KAP RED selama tiga bulan yang

berlangsung sejak tanggal 11 Juni sampai dengan 11 September 2012. Selama

program magang, Penulis mengikuti proses audit di empat klien yang berkedudukan

di Jakarta dan Tangerang. Keempat klien ini bergerak di jenis sektor usaha yang

berbeda-beda seperti sektor jasa pertambangan, sektor perdagangan, sektor industri

kimia semen, dan sektor properti dan real estate.

Penulis, selama program magang berlangsung, diperlakukan seperti layaknya

auditor junior yang bekerja di KAP RED yang dituntut untuk memiliki tanggung

jawab dan tingkat profesionalitas yang sama dengan auditor junior lainnya.

1.4 Ruang Lingkup dan Pelaksanaan Kegiatan Magang

Selama kegiatan program magang berlangsung, Penulis telah mengikuti

proses audit di klien-klien berikut yaitu:

a. PT. X

PT. X bergerak di sektor jasa pertambangan. PT. X memberikan jasa dengan

menyediakan mesin dan tenaga kerja untuk proses kegiatan penggalian untuk

perusahaan tambang yang mengkhususkan kegiatan usahanya ke penggalian

emas. PT. X berdiri sejak tahun 2010 dan mulai beroperasi pada tahun 2011.

Proses audit dilakukan untuk laporan keuangan tahunan periode 31 Desember

2011. Proses audit PT. X yang diikuti oleh Penulis adalah melakukan full

vouching akun pembelian.

b. PT. Y

PT. Y bergerak di bidang usaha perdagangan. PT. Y membeli barang-barang

salah satu perusahaan yang memproduksi produk farmasi, alat kesehatan, dan

consumer goods. Lalu PT. Y menjual barang-barang ini ke toko-toko retail.

Penjualan terbesarnya adalah ke salah satu pasar swalayan terbesar di

Indonesia. Proses audit dilakukan untuk laporan keuangan tahunan yang

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

4

 

berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Proses audit hampir selesai disaat

Penulis ditugaskan ke PT. B dan Penulis diberikan tugas untuk mengaudit

akun Trade Debitor dan Trade Creditor.

c. PT. BCD

PT. BCD bergerak di industri pembuatan semen. PT. BCD adalah perusahaan

yang masih di dalam tahap pengembangan (development stage). PT. BCD

telah menjadi perusahaan produksi semen yang berada di tahap

pengembangan sejak tahun 1997 tetapi krisis moneter di Indonesia pada tahun

1998 mengganggu kegiatan pembangunan PT. BCD. Karena krisis moneter,

PT. BCD melakukan pemberhentian pembangunan atas perusahaannya dan

tidak lagi beroperasi secara aktif sejak tahun 1998 karena kekurangan modal.

Namun PT. BCD masih tetap berdiri sampai sekarang dibantu oleh pemegang

saham PT. BCD yang selalu memberikan pinjaman kepada manajemen PT.

BCD untuk membiayai berbagai pengeluaran yang diperlukan. Proses audit

dilakukan untuk laporan keuangan tahunan yang berakhir pada tanggal 31

Desember 2011. Proses audit diikuti Penulis dari awal sampai akhir fase

fieldwork. Penulis mengaudit akun Other Debtors and Prepayment,

Shareholders’s Fund, Tangible Fixed Assets, Other Creditors and Accruals,

dan Operating Costs.

d. PT. Z

PT. Z adalah perusahaan publik yang bergerak di bidang usaha properti dan

real estate. PT. Z adalah developer yang membangun suatu wilayah dengan

membuat jalan, jembatan, aliran air, tempat-tempat berbelanja, dan

perumahan. Lalu PT. Z menyewakan tempat-tempat berbelanja dan menjual

perumahan-perumahan yang telah dibangun. Selain itu, PT. Z juga membuat

usaha transportasi mandiri yang menghubungkan daerah perumahannya ke

pusat kota (Tangerang – Sudirman) karena lokasi perumahannya yang cukup

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

5

 

jauh dari perkotaan. Disini, Penulis melakukan proses review untuk laporan

keuangan PT. Z periode 1 Januari sampai dengan 31 Juni 2012. Proses review

diikuti Penulis dari awal sampai akhir. Penulis memegang akun Investment

Property, Shareholder’s Fund, Trade Creditors, dan Bank Loan.

1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang

Dalam laporan magang ini, Penulis akan membahas mengenai proses audit

atas akun aset tetap di PT. BCD. Penulis juga akan membahas mengenai isu-isu yang

muncul saat mengaudit PT. BCD seperti isu penurunan nilai pada aset Construction

in Progress, kelangsungan usaha, dan pembatasan lingkup audit. Selain itu, penulis

akan menganalisa kecukupan prosedur audit di PT. BCD.

Penulis memilih kegiatan audit di PT. BCD sebagai laporan magang karena

Penulis dipercaya untuk mengaudit lebih banyak akun sehingga Penulis dapat

memberikan lebih banyak analisis. Selain itu, permasalahan yang ada di PT. BCD

juga lebih menarik untuk dijadikan bahan laporan magang karena adanya isu

penurunan nilai (impairment) aset CIP, pembatasan lingkup audit, dan kelangsungan

usaha. Ketiga isu ini signifikan sehingga mempengaruhi opini audit yang akan

dikeluarkan oleh KAP RED.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan magang ini dibagi menjadi 5 (lima) bab disertai dengan lampiran

dengan rincian sebagai berikut:

a. Bab 1 – Pendahuluan

Bab 1 adalah bagian pendahuluan yang membahas mengenai program magang

secara umum seperti latar belakang, tujuan dan manfaat program magang,

tempat dan periode program magang berlangsung, ruang lingkup kegiatan

magang dan sebagainya. Bab 1 juga membahas mengenai sistematika

penulisan setiap bab dari laporan magang ini yang terdiri dari lima bab.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

6

 

b. Bab 2 – Landasan Teori

Bab 2 adalah bagian yang menjelaskan teori-teori yang telah dipelajari selama

di kegiatan perkuliahan yang relevan dengan permasalahan-permasalahan

yang akan dibahas di laporan magang. Landasan teori diambil dari berbagai

sumber yaitu dari PSAK, SPAP, buku teori audit karangan Arens, dan

sebagainya. Teori-teori ini akan menjadi dasar Penulis dalam proses

pembahasan yang akan dijelaskan di bab 4.

c. Bab 3 – Profil Perusahaan

Bab 3 menjelaskan profil kantor akuntan publik dimana Penulis diberi

kesempatan untuk melaksanakan kegiatan magang yaitu KAP RED dan

metodelogi audit yang digunakan KAP RED. Selain itu, Penulis juga

memberikan gambaran mengenai profil dan permasalahan yang ada di PT.

BCD.

d. Bab 4 – Pembahasan

Bab 4 memberikan pembahasan secara menyeluruh mengenai topik laporan

magang yaitu mengenai audit akun aset tetap yang dilakukan oleh Penulis

selaku junior auditor untuk periode 31 Desember 2011 berikut dengan isu-isu

yang ditemui seperti isu pembatasan lingkup audit, penurunan nilai aset CIP,

dan kelangsungan usaha.

e. Bab 5 – Kesimpulan dan Saran

Bab 5 memberikan kesimpulan atas pembahasan yang telah dilakukan di bab

4 dan pembahasan mengenai kecukupan prosedur audit di PT. BCD. Lalu

Penulis juga memberikan kontribusi berupa saran untuk PT, BCD, KAP RED,

dan para pembaca laporan magang ini.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

7

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Proses Audit

Arens (2009) mendeskripsikan proses audit sebagai kegiatan mengumpulkan

dan mengevaluasi bukti-bukti berkualitas atau qualified agar laporan keuangan sesuai

dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya antara klien dan auditor.

Lebih lanjut, Arens membagi prosedur audit menjadi beberapa fase yaitu:

1. Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit

2. Melakukan Pengujian atas Pengendalian (Test of Control) dan Pengujian

Substantif Transaksi (Substantive Test of Transactions)

3. Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci Saldo (Test of Detail

Balance)

4. Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit

Gambar 2.1 memperlihatkan tahapan prosedur audit dengan langkah-langkah

yang perlu dilakukan dalam proses audit pada umumnya. Berikut adalah penjelasan

mengenai masing-masing tahapan proses audit berdasarkan Arens (2009):

2.1.1 Perencanaan dan Pendesainan Pendekatan Audit

Perencanaan audit dilakukan auditor agar kegiatan audit tidak memakan biaya

yang banyak, dapat mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, dan juga dapat

menghindari kesalahpahaman kontrak kerjasama dengan klien. Pada tahap

perencanaan dan pendesainan pendekatan audit, auditor memprediksi risiko salah saji

yang ada laporan keuangan klien dengan mempelajari bisnis klien beserta kegiatan

operasi klien sehari-hari. Lalu auditor menganalisa sistem pengendalian internal yang

digunakan oleh klien. Dengan semakin memahami keadaan perusahaan, auditor dapat

memperkirakan seberapa besar risiko salah saji pada data yang diberikan oleh klien

dan dimana sumber-sumber salah saji tersebut kemungkinan besar berada.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

8

Gambar 2.1 Ikhtisar Proses Audit

Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal

Memahami bisnis dan industri klien

Menilai risiko bisnis klien

Melakukan prosedur analitis pendahuluan

Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta

risiko bawaan

Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian

Mendapatkan informasi untuk menilai risiko kecurangan

Merencanakan untuk mengurangi tingkat penilaian

risiko pengendalian?

Melakukan pengujian pengendalian

Melakukan pengujian substantive transaksi

FASE I

Merencanakan &

Merancang Pendekatan Audit

FASE II

Melakukan Pengujian atas

Pengendalian Internal &

Pengujian Substantif Transaksi

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

9

Gambar 2.1 Ikhtisar Proses Audit

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

Mengembangkan rencana dan program audit secara keseluruhan

Menilai kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan

Melakukan prosedur analitis

Melakukan pengujian substantif transaksi

Melakukan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan

Mengumpulkan bukti akhir

Mengevaluasi hasil

Menerbitkan laporan audit

Komunikasi dengan komite audit dan manajemen

Tinggi, Rendah, Sedang, atau Tidak Diketahui

FASE III

Melakukan Prosedur Analitis

& Pengujian

Terperinci Saldo

FASE IV

Menyelesaikan Audit &

Menerbitkan Laporan

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

10

Pengendalian internal sendiri adalah seperangkat prosedur dan kebijakan yang

berfungsi untuk memberikan kepastian kepada manajemen bahwa perusahaan

berjalan searah dengan tujuan perusahaan. Salah satu fungsi pengendalian internal

adalah mengatur mengenai proses pencatatan akuntansi perusahaan agar risiko

kecurangan dan risiko kesalahan manusia dapat diperkecil sehingga data-data

keuangan perusahaan dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Dengan memahami tingkat risiko yang ada dan keefektifan atas pengendalian internal

klien, auditor dapat mendesain pendekatan audit yang efektif dan efisien.

2.1.2 Pengujian Pengendalian Internal dan Tes Substantif atas Transaksi

A. Test of Control

Setelah fase perencanaan dan pendesainan, fase selanjutnya adalah melakukan

pengujian pengendalian internal (test of control) yang berguna untuk mengetahui

apakah ekspektasi auditor atas pengendalian internal perusahaan sesuai dengan

kenyataan. Dengan melakukan pengujian, auditor memastikan apakah pengendalian

atas proses pencatatan transaksi-transaksi usaha telah berjalan dengan benar. Jika

menurut auditor pengendalian internal sudah berjalan dengan baik, maka auditor

dapat mengurangi sample yang akan diambil untuk melakukan tes substantif.

Terdapat empat tahapan dalam melakukan pengujian pengendalian internal

yaitu pertama-tama auditor harus memahami dokumen apa saja yang diperlukan dan

bagaimana sistem pengendalian internal perusahaan. Kedua, auditor harus

memprediksi risiko misalnya tidak ada pemisahan tugas. Ketiga, auditor harus

melakukan pengujian pengendalian internal dengan cara mengetes dokumen-

dokumen, memperhatikan proses pengendalian yang sedang berjalan, dan melakukan

kembali prosedur tersebut sendiri. Yang terakhir adalah auditor menetapkan planned

detection risk dan mulai merancang substantive tests.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

11

B. Substantive Tests

Setelah auditor melakukan pengujian pengendalian internal, auditor juga

melakukan substantive test yaitu memastikan bahwa jumlah yang dicatat sesuai dan

tidak ada salah saji yang material dalam perhitungan jumlah uang pada transaksi-

transaksi yang dilakukan maupun saldo akhir setiap akun. Terdapat tiga jenis

substantive tests yaitu substantive tests of transactions, analytical procedures, dan

test of detail balance.

Substantive tests of transactions digunakan untuk memastikan bahwa keenam

general transaction-related audit objectives terpenuhi di setiap kelas transaksi siklus-

siklus audit. Test of control dan substantive tests of transactions biasanya dilakukan

secara bersamaan. Tabel 2.1 menunjukkan objektif-objektif audit pada tahap

substantive tests of transactions. Auditor berusaha untuk menilai tingkat pemenuhan

keenam objektif audit saat melakukan pengujian atas transaksi-transaksi yang ada di

perusahaan sehingga auditor dapat memberikan opini mengenai sistem transaksi di

klien. Auditor membuat prosedur pengujian dengan mengambil sample yang

menggambarkan seluruh transaksi yang ada.

Tabel 2.1 General Transaction-Related Audit Objectives

General Transaction-Related Audit Objectives

Occurrence Transaksi yang dicatat memang benar ada atau terjadi

Completeness Transaksi yang ada atau yang terjadi telah dicatat seluruhnya

Accuracy Transaksi yang dicatat disajikan dalam jumlah yang benar

Posting and

Summarization

Transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam arsip utama atau

buku besar dengan tepat dan telah diikhtisarkan dengan benar

Classification Transaksi yang dimasukkan dalam jurnal klien telah diklasifikasian

dengan tepat

Timing Transaksi dicatat pada tanggal yang benar

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

\

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

12

Dalam melakukan pengujian pengendalian internal dan substantive tests,

auditor akan fokus pada pengumpulan dan pemilihan bukti-bukti audit beserta analisa

dari data yang diperoleh dari bukti-bukti tersebut. Jenis-jenis bukti audit yang

digunakan menurut Arens (2009) seperti pemeriksaan fisik, konfirmasi saldo akhir,

dokumentasi, prosedur analitis, melakukan tanya jawab dengan klien, menghitung

ulang perhitungan akuntansi klien, dan sebagainya.

Auditor harus menggunakan bukti-bukti audit yang memenuhi standar sebagai

bukti audit. Bukti yang persuasive atau yang memenuhi standar adalah bukti yang

appropriate dan sufficient. Bukti yang appropriate adalah bukti yang relevan dan andal.

Seperti yang telah dijelaskan di buku Arens (2009), bukti yang appropriate adalah bukti

yang objektif, aktual, diberikan oleh pihak yang independen, di dapat dari klien yang

memiliki pengendalian internal yang baik, dan di dapat langsung oleh auditor.

Bukti audit juga harus sufficient atau cukup untuk membantu auditor menganalisa

dan mengeluarkan opini audit. Ukuran sampel yang diambil oleh auditor harus ukuran

yang dapat merepresentasikan populasi sehingga menjamin kualitas audit. Semakin besar

ukuran sample yang diambil, maka akan semakin bagus kualitas sampel tersebut. Jika

auditor memiliki ekspektasi bahwa salah saji di akun-akun klien besar dan kontrol

internal klien kurang efektif, maka akan semakin besar ukuran sample yang diperlukan.

2.1.3 Melakukan Analytical Procedure dan Test of Detail Balance dari Laporan

Posisi Keuangan

A. Analytical Procedure

Prosedur analitis adalah cara auditor untuk mengetahui hubungan-hubungan antar

akun satu ke akun yang lain, membandingkan persentase perubahan dari tahun ke tahun,

membandingkan perubahan-perubahan ke perusahaan sejenis, dan sebagainya sehingga

auditor dapat memberi kesimpulan apakah jumlah rupiah masing-masing akun wajar atau

tidak.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

13

B. Test of Detail Balance

Test of Detail Balance merupakan prosedur audit yang sangat penting dalam

kegiatan audit karena sebagian besar bukti yang digunakan adalah bukti dari pihak ketiga

sehingga dinilai lebih terpercaya seperti konfirmasi hutang dan piutang. Dalam

melakukan test of detail balance, yang menentukan seberapa banyak atau seberapa detail

tes yang perlu dilakukan ditentukan dari hasil pengujian pengendalian internal,

substantive tests of transactions, dan analytical procedure. Di tahap test of detail

balance, auditor berusaha untuk menilai tingkat pemenuhan objektif-objektif audit saldo

akhir. Objektif-objektif tersebut menurut Arens (2009) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 General Balance-Related Audit Objectives

General Balance-Related Audit Objectives

Occurrence Jumlah saldo akhir yang dicatat memang benar-benar ada

Completeness Jumlah saldo yang ada telah dicatat

Accuracy Jumlah saldo akhir yang dimasukkan dinyatakan dalam jumlah yang

benar

Classification Jumlah saldo akhir yang dimasukkan dalam daftar milik klien telah

diklasifikasikan dengan benar

Cut-Off Saldo akhir menggambarkan keadaan yang sebenarnya untuk periode

tersebut

Detail Tie-In Jumlah total saldo di master file sama dengan jumlah saldo di general

ledger

Realizable

Value

Aset dicatat pada estimasi jumlah yang dapat direalisasikan

Rights and

Obligation

Memastikan bahwa seluruh aset memang milik perusahaan dan tidak

ada yang menjadi jaminan pinjaman hutang

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

14

2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit

Fase terakhir adalah mengeluarkan laporan audit yang sebelumnya telah diperiksa

kembali oleh auditor. Di fase ini, auditor dituntut untuk meraih kesimpulan menyeluruh

bahwa laporan keuangan klien telah disajikan sesuai dengan peraturan akuntansi yang

berlaku dan tidak ada salah saji yang material. Pada fase ini, auditor telah berusaha

semaksimal mungkin dalam melaksanakan empat fase sebelumnya dan telah memenuhi

dua jenis objektif audit yaitu general transaction-related audit objectives dan general

balance-related audit objectives. Tugas auditor pada fase ini adalah menjamin bahwa

objektif-objektif audit untuk penyajian dan pengungkapan dapat terpenuhi. Objektif-

objektif tersebut seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 General Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives

General Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives

Occurrence &

Rights &

Obligations

Memastikan event yang diungkapkan di laporan keuangan memang

benar-benar terjadi dan klien memiliki hubungan hak atau kewajiban

atas event tersebut 

Completeness Seluruh informasi yang diperlukan untuk diungkapkan di laporan

keuangan telah dijabarkan di laporan keuangan

Valuation &

Allocation

Seluruh jumlah angka yang disajikan di laporan keuangan akurat dan

menggunakan metode valuasi yang tepat

Classification &

Understandability

Klasifikasi-klasifikasi dalam laporan keuangan benar dan penyajian

laporan keuangan harus mempermudah pengguna laporan keuangan

untuk mengerti apa yang disajikan di laporan keuangan

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

2.2 Pendekatan-Pendekatan Audit

Berdasarkan buku Arens “Auditing and Assurance Services” (2009), terdapat dua

cara untuk memberikan segmen terhadap akun-akun yang akan diaudit. Cara pertama

adalah dengan membuat setiap akun menjadi segmen yang terpisah dan cara yang kedua

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

15

adalah dengan membagi sesuai dengan siklus transaksi dimana di dalam satu siklus

terdapat beberapa akun yang sering berhubungan.

Cara yang pertama, yaitu dengan membuat seluruh akun-akun yang ada di sistem

akuntansi klien menjadi satu segmen, bukan cara yang paling tepat karena akan

menyulitkan proses audit dan tidak efisien. Namun cara pendekatan seperti ini tepat

untuk beberapa akun misalnya akun aset tetap. Cara yang kedua adalah dengan membagi

sesuai dengan transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan. Dengan cara yang seperti

ini, terlihat terdapat lima siklus yang ada di dalam kegiatan perusahaan dengan kas umum

yang menjadi penghubung. Kelima siklus audit tersebut adalah siklus penjualan dan

penagihan, siklus akuisisi dan modal, siklus pembelian dan pembayaran. siklus

penggajian dan kepegawaian, dan siklus persediaan dan pergudangan.Siklus-siklus ini

saling berhubungan dan kegiatan usaha dibalik siklus-siklus ini saling mendukung

kegiatan operasi perusahaan dengan menggunakan kas sebagai penghubung antar siklus

atau sebagai pemutar modal. Hal ini seperti yang digambarkan di Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Hubungan di Antara Siklus

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

Kas Umum

Siklus Akuisisi Modal dan

Siklus Penjualan dan Penagihan

Siklus Persediaan dan Pergudangan

Siklus Pembelian dan Pembayaran

Siklus Penggajian dan Kepegawaian

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

16

2.3 Risiko dan Materialitas

A. Risiko

Pada fase awal, auditor memprediksi berbagai risiko yang ada di perusahaan

klien. Risiko-risiko ini dapat mempengaruhi proses audit dan tanggung jawab auditor atas

laporan keuangan yang diaudit. Berikut adalah cara auditor untuk menghitung risiko-

risiko yang ada dan memperkecilnya sehingga tingkat risiko sesuai dengan keinginan

auditor (Arens, 2009).

Planned Detection Risk (2009): Risiko bukti-bukti audit untuk suatu segmen tidak dapat

mendeteksi salah saji yang ada sehingga melebihi tolerable misstatement. PDR adalah

variabel dependen yang menyesuaikan dengan AAR, IR, dan CR. PDR menentukan

jumlah bukti substantif dimana auditor berencana untuk mengumpulkannya. Semakin

rendah PDR, semakin banyak bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor

Inherent Risk (IR): Perkiraan auditor bahwa terdapat salah saji yang material di dalam

suatu segmen sebelum mempertimbangkan keefektifitasan sistem internal control klien.

Semakin tinggi IR maka akan semakin rendah PDR. Jika PDR rendah, maka bukti audit

yang dibutuhkan harus semakin banyak

Control Risk (CCR): Perkiraan auditor mengenai apakah salah saji yang ada di dalam

suatu segmen dapat dideteksi atau dicegah oleh internal control klien. Hubungannya

sama dengan IR terhadap PDR.

Acceptable Audit Risk (AAR): Tingkat kesediaan auditor atas kemungkinan bahwa

laporan keuangan memiliki salah saji yang material setelah kegiatan proses audit selesai

dan opini audit telah dinyatakan. Jika auditor menggunakan AAR yang rendah, maka

auditor ingin lebih yakin bahwa laporan keuangan tidak ada salah saji yang material

PDR AAR

IR x CR

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

17

Setelah auditor melaksanakan prosedur audit, menilai tingkat pemenuhan setiap

objektif audit, dan telah mendokumentasikan bukti-bukti audit atau sampel, auditor akan

membuat Audit Risk Model untuk mengevaluasi hasil audit. Audit Risk Model yang

digunakan adalah seperti berikut ini:

AcAR = IR x CR x AcDR

Achieved Audit Risk (AcAR): Risiko yang diambil oleh auditor bahwa akun yang telah

diaudit dan yang direpresentasikan di laporan keuangan belum bebas dari salah saji

material

Achieved Detection Risk (AcDR): Perkiraan risiko bukti audit untuk suatu segmen

pendekatan audit tidak dapat mendeteksi salah saji melebihi tolerable amount. Auditor

dapat mengurangi AcDR dengan lebih banyak mengakumulasi bukti-bukti.

Jika AcAR belum mencapai target yang ingin dicapai oleh auditor, maka auditor

dapat mengurangi AcAR dengan menambah bukti-bukti audit untuk mengurangi AcDR

dan lebih banyak melakukan pengujian pengendalian internal untuk mengurangi control

risk.

B. Materialitas

Materialitas adalah batas salah saji informasi di laporan keuangan yang dapat

mengubah keputusan ekonomis pengguna laporan keuangan. Penentuan batas materialitas

yaitu untuk memperkirakan seberapa besar angka nominal salah saji atau penghilangan

informasi yang diperlukan di laporan keuangan sehingga membuat pengguna laporan

keuangan mengubah keputusannya. Auditor menentukan dua jenis materialitas yaitu

overall materiality dan performance materiality seperti yang dijelaskan oleh Arens

(2009) sebagai berikut:

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

18

a. Overall Materiality

Dalam menentukan overall materiality, auditor dapat memilih untuk

menggunakan saldo akhir dari salah satu akun-akun seperti earnings from operation, aset

lancar, total aset, pendapatan, atau hutang lancar. Pilihan ini tergantung dari penilaian

auditor mengenai kondisi operasi bisnis klien. Overall materiality ini adalah perkiraan

auditor atas batas angka nominal salah saji di laporan keuangan secara keseluruhan.

b. Performance Materiality

Setelah menentukan overall materiality, auditor menentukan tingkat materialitas

per segmen audit yang dinamakan performance materiality. Alokasi materialitas setiap

segmen berbeda-beda tergantung dari ekspektasi auditor atas seberapa banyak salah saji

yang mungkin ada, biaya untuk mengaudit segmen tersebut,dan perkiraan overstatement

dan understatement dalam satu segmen atau akun.

2.4 Opini-Opini Audit

Pada tahap akhir kegiatan audit, auditor mengeluarkan opini atas laporan

keuangan klien. Opini auditor menjadi dasar para pengguna laporan keuangan dalam

mengintepretasikan data sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Berbagai tipe

opini auditor berdasarkan PSA 29 yang berhubungan dengan pembahasan adalah sebagai

berikut:

A. Wajar Tanpa Pengecualian

Menurut PSA 29, opini ini menyatakan bahwa laporan keuangan telah

menyajikan informasi keuangan perusahaan secara benar dan tidak ada salah saji yang

material. Seluruh laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi

keuangan yang berlaku di Indonesia.

B. Tambahan Dengan Bahasa Penjelasan

Keadaan tertentu yang terjadi di perusahaan mengharuskan auditor untuk

menambahkan paragraf untuk menjelaskan apa yang harus diketahui oleh pengguna

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

19

laporan keuangan. Keadaan tertentu ini misalnya pendapat auditor sebagian didasarkan

atas laporan auditor independen lain, terdapat penyimpangan atas prinsip akuntansi yang

ditetapkan secara formal oleh badan yang berwenang, dan lain sebagainya yang dapat

dilihat di PSA 29.

C. Wajar Dengan Pengecualian

Menurut PSA 29 mengenai Laporan Auditor Atas Laporan Keuangan Auditan,

pendapat Wajar Dengan Pengecualian ini menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan

secara wajar kecuali dari hal-hal yang dikecualikan. Hal-hal tersebut dikecualikan

dikarenakan oleh adanya pembatasan lingkup audit, baik yang disebabkan oleh keputusan

klien maupun karena keadaan. Contohnya adalah kegagalan memperoleh bukti yang

cukup atau ketidakcukupan catatan akuntansi sehingga auditor harus memberitakan

kepada pengguna laporan keuangan bahwa ada hal-hal yang tidak dijamin kewajaran

informasinya.

D. Tidak Wajar

Berdasarkan PSA 29, opini tidak wajar dikeluarkan oleh auditor apabila laporan

keuangan tidak menyajikan informasi keuangan secara wajar dan tidak sesuai dengan

standar akuntansi yang berlaku.

E. Tidak Memberikan Pendapat

Auditor tidak memberikan opini atas laporan keuangan karena auditor tidak

melaksanakan audit yang memadai untuk memberikan opini atas laporan keuangan.

Contohnya adalah jika auditor tidak mampu memperoleh bukti yang cukup karena

pembatasan lingkup audit.

2.5 Kelangsungan Usaha PSA 30

Menurut PSA 30 mengenai Pertimbangan Auditor Atas Kemampuan Entitas

Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya, auditor bertanggungjawab untuk

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

20

mengevaluasi apakah ada kemungkinan bahwa klien tidak dapat mempertahankan

kelangsungan usaha minimal satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang diaudit.

Auditor harus menanyakan ke manajemen apakah pihak manajemen memiliki

rencana mengenai kemungkinan ketidakberlangsungan usaha atas perusahaan. Jika

manajemen memiliki rencana dengan cukup pengungkapan, maka auditor dapat

memberikan opini audit dengan paragraf penjelas berkaitan dengan kelangsungan usaha

entitas atau penekanan atas suatu hal (emphasis of a matter).

2.6 Audit Aset Tetap

Aset Tetap (Property, Plant, and Equipment/Properti, Pabrik, dan Peralatan)

adalah aset-aset yang memiliki masa pakai lebih dari satu tahun dan digunakan untuk

keperluan kegiatan usaha sehingga tujuan kepemilikannya bukan untuk diperjualbelikan.

Aset-aset ini biasa disingkat menjadi PPE. Klien membeli dan menjual PPE bukan untuk

pendapatan usaha melainkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan finansial dan

efisiensi operasi perusahaan. Kategori-kategori pengujian atas audit aset tetap menurut

Arens (2009) adalah sebagai berikut:

A. Melakukan prosedur analitis

Kegunaannya adalah untuk menghindari kemungkinan salah saji material dalam

catatan yang telah dibuat oleh klien khususnya untuk beban depresiasi dan akumulasi

depresiasi. Dengan membandingkan rasio tahun ini dengan tahun lalu untuk rasio beban

depresiasi per total PPE dan rasio akumulasi depresiasi per total PPE, auditor dapat

menemukan kemungkinan salah saji.

B. Verifikasi akuisisi aset tetap yang dibuat di tahun berjalan

Auditor melakukan verifikasi akuisisi aset tetap (property, plant, and equipment)

yang dilakukan di tahun berjalan untuk memenuhi general balance-related audit

objectives. Dalam proses verifikasi ini, kadang auditor akan menemukan kesalahan yang

dilakukan oleh akuntan klien misal kesalahan klasifikasi pada aset yang dibeli atau

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

21

mencatat biaya transaksi sebagai beban padahal semestinya harus dikapitalisasi. Objektif

audit untuk saldo akhir dari proses verifikasi akusisi aset tetap ditunjukkan pada tabel 2.4

Tabel 2.4 Balance-Related Audit Objectives Akuisisi Aset Tetap

Balance-Related Audit Objectives

General Specific Procedures

Detail Tie-In Akuisisi di tahun berjalan dalam skedul akuisisi sesuai dengan jumlah yang tertera di master file dan jumlah totalnya sesuai dengan di jurnal umum

• Footing skedul akuisisi • Telusuri akuisisi ke

master file • Telusuri total di buku

besar Completeness Akuisisi yang ada telah dicatat • Periksa faktur vendor

dari akun terkait • Telaah jika ada

perjanjian dari akuisisi aset tersebut

Classification Akuisisi di tahun berjalan dicatat dan diklasifikasikan dengan benar

• Periksa faktur vendor untuk memastikan klasifikasi pembelian aset benar

• Periksa faktur vendor dan akun terkait untuk mengecek jika ada kesalahan klasifikasi akun

• Periksa apakah ada biaya yang seharusnya dikapitalisasi

Cut-off Akuisisi di tahun berjalan tercatat dalam periode yang benar

• Telaah transaksi yang mendekati tanggal neraca untuk mengecek apakah telah dimasukkan di periode yang benar

Rights Klien mempunyai hak atas kepemilikian aset yang diakuisisi di tahun berjalan

• Periksa faktur vendor, kontrak jual beli, akte kepemilikan, dan laporan penerimaan barang

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

22

C. Verifikasi penjualan aset tetap (PPE) yang dibuat di tahun berjalan

Dengan melakukan verifikasi atas PPE yang dijual oleh klien, auditor juga

sekaligus menilai pengendalian internal klien. Verifikasi ini berguna untuk memastikan

bahwa seluruh penjualan aset tetap dicatat dalam jumlah yang benar, tidak terdapat

management fraud, pencurian, dan sebagainya. Objektif audit atas saldo akhir dari proses

penjualan aset dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Balance-Related Audit Objectives Penjualan Aset Tetap

Balance-Related Audit Objectives

General Specific Procedures

Detail Tie-In Penjualan di tahun berjalan dalam skedul penjualan sesuai dengan jumlah yang tertera di master file dan jumlah totalnya sesuai dengan di jurnal umum

• Footing skedul penjualan

• Telusuri penjualan aset ke master file

• Telusuri total di buku besar

Occurrence Penjualan aset di tahun berjalan terbukti keberadaannya

• Periksa faktur penjualan dan laporan pemindahtanganan

• Periksa ketidakadaan aset secara fisik

• Cek apakah penambahan aset baru menggantikan aset yang lama

Completeness Penjualan yang ada telah dicatat • Periksa faktur penjualan dari akun terkait

• Telaah jika ada perjanjian dari penjualan aset tersebut

Classification Penjualan di tahun berjalan dicatat dan diklasifikasikan dengan benar

• Periksa faktur penjualan agar dapat melihat klasifikasi penjualan aset memang benar

• Periksa faktur penjualan dan akun terkait untuk mengecek jika ada kesalahan klasifikasi akun

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

23

Tabel 2.5 Balance-Related Audit Objectives Penjualan Aset Tetap

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

D. Verifikasi saldo akhir di akun aset tetap

Sebelum auditor membuat perencanaan mengenai tes audit yang akan dilakukan

untuk memenuhi objektif-objektif yang ada di Tabel 2.6, auditor harus memahami

bagaimana sistem pengendalian internal klien. Dengan memahami pengendalian internal,

auditor dapat memperkirakan risiko-risiko yang ada yang membantu auditor untuk

menentukan seberapa banyak sampel yang diperlukan untuk memenuhi objektif detail

tie-in dan apakah diperlukan pengecekkan fisik aset tetap.

Tabel 2.6 Balance-Related Audit Objectives Akun Aset Tetap

General Balance-Related Audit Objectives

General Specific Procedures

Occurrence Jumlah aset tetap yang dicatat memang benar-benar ada • Lakukan pengecekan fisik

atas aset tetao

Completeness Jumlah aset tetap yang ada telah dicatat

• Jika ada kemungkinan data di master file tidak sesuai dengan kenyataan, maka diadakan pengecekkan fisik dengan menggunakan sampel dari master file

General Specific Procedures

• Periksa apakah ada biaya yang berhubungan dengan penjualan aset

Cut-off Penjualan di tahun berjalan tercatat dalam periode yang benar

• Telaah transaksi yang mendekati tanggal neraca untuk mengecek apakah telah dimasukkan di periode yang benar

Rights Klien sudah tidak lagi mempunyai hak atas kepemilikian aset yang dijual di tahun berjalan

• Periksa faktur penjualan

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

24

Tabel 2.6 Balance-Related Audit Objectives Akun PPE

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

E. Verifikasi beban depresiasi dan akumulasi depresiasi

Beban depresiasi adalah beban yang tidak dilakukan verifikasi dengan

menggunakan pengujian pengendalian internal maupun substantive test karena

jumlah yang tercatat ditentukan menggunakan metode alokasi, bukan dari

transaksi dengan pihak luar. Maka bila beban depresiasi atas aset tetap jumlahnya

material, auditor harus mengadakan verifikasi walaupun dalam proses transaksi

pembelian aset tetap itu sendiri telah dilakukan pengujian pengendalian internal

dan substantive test. Verifikasi ini lebih menekankan ke rekalkulasi dan

memastikan kebijakan akuntansi yang digunakan konsisten. Tabel 2.7 dan Tabel

General Specific Procedures

Accuracy Jumlah aset tetap yang dimasukkan dinyatakan dalam jumlah yang benar

• Diasumsikan sudah diverifikasi oleh audit periode sebelumnya

Classification Jumlah aset tetap yang dimasukkan dalam daftar milik klien telah diklasifikasikan dengan benar

• Diasumsikan sudah diverifikasi oleh audit periode sebelumnya

Cut-Off

Transaksi mendekati tanggal neraca dicatat dalam periode yang benar

• Telaah apakah saldo akhir aset tetap merupakan saldo akhir yang telah dimasukkan di periode yang benar

Detail Tie-In

Jumlah total saldo aset tetap di master file sama dengan jumlah saldo PPE di buku besar

• Telusuri seluruh saldo aset tetap di master file

• Telusuri seluruh saldo aset tetap di buku besar

Realizable Value

Aset tetap dicatat pada estimasi jumlah yang dapat direalisasikan

• Jika jumlahnya material, evaluasi apakah perlu menggunakan Net Realizable Value.

Rights and Obligation

Memastikan bahwa seluruh aset tetap memang milik perusahaan dan tidak ada yang menjadi jaminan pinjaman hutang

• Membaca perjanjian pinjaman atau kredit

• Mengirimkan permintaan konfirmasi atas pinjaman kepada bank atau institusi kredit

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

25

2.8 menunjukkan objektif-objektif audit untuk kategori tes verifikasi beban

depresiasi menurut Arens (2009):

Tabel 2.7 Balance-Related Audit Objectives Beban Depresiasi

Balance-Related Audit Objectives

General Specific Procedures

Accuracy Perhitungan beban depresiasi akurat • Melakukan rekalkulasi metode depresiasi

Cut-Off Beban depresiasi dibebankan sesuai dengan periode akuntansi yang seharusnya

• Telaah beban depresiasi yang mendekati tanggal neraca untuk mengecek apakah telah dimasukkan di periode yang benar

Detail Tie-In Beban depresiasi di tahun berjalan dalam skedul depresiasi sesuai dengan jumlah yang tertera di master file dan jumlah totalnya sesuai dengan di jurnal umum

• Footing skedul depresiasi

• Telusuri beban depresiasi ke master file

• Telusuri total di buku besar

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

Tabel 2.8 Balance-Related Audit Objectives Akumulasi depresiasi

Balance-Related Audit Objectives

General Specific Procedures

Accuracy Akumulasi depresiasi yang dinyatakan di master file akurat

• Melakukan rekalkulasi atas akumulasi depresiasi

Detail Tie-In

Akumulasi depresiasi yang dinyatakan di master file sesuai dengan yang dinyatakan di buku besar

• Footing skedul akumulasi depresiasi

• Telusuri akumulasi depresiasi ke master file

• Telusuri total di buku besar

Cut-Off

Total akumulasi depresiasi sesuai dengan jumlah yang seharusnya di dalam periode akuntansi yang di audit

• Telaah apakah saldo akhir aset tetap merupakan saldo akhir yang telah dimasukkan di periode yang benar

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

26

F. Pengujian penyajian dan pengungkapan aset tetap

Setelah melakukan pengujian substantif sehingga telah mengetahui tingkat

pemenuhan objektif-objektif transaksi dan saldo akhir, yang dilakukan oleh auditor

selanjutnya adalah memastikan objektif-objektif yang ada di Tabel 2.9 terpenuhi.

Kegunaan objektif-objektif yang ada di Tabel 2.9 adalah untuk memastikan laporan

keuangan secara menyeluruh terbebas dari salah saji, dapat mudah dimengerti oleh

pengguna, dapat memberikan informasi mengenai kontrak-kontrak aset tetap yang dapat

mempengaruhi kinerja perusahaan di masa yang akan datang, dan sebagainya. Berikut

Presentation & Disclosure – Related Audit Objectives untuk audit akun aset tetap

berdasarkan buku Arens (2009):

Tabel 2.9 Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives

Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives

General Specific Procedures

Occurrence, Rights, &

Obligations

Memastikan event yang diungkapkan di laporan keuangan memang benar-benar terjadi dan klien memiliki hubungan hak atau kewajiban atas event tersebut 

• Hak milik dan kontrak kepemilikan dari aset tetap harus diungkapkan

• Aset sewa guna usaha diungkapkan secara terpisah dan pihak yang memiliki aset harus dicantumkan

Completeness Seluruh informasi yang diperlukan untuk diungkapkan di laporan keuangan telah dijabarkan di laporan keuangan

• Seluruh aset tetap yang dimiliki disajikan di laporan keuangan

Valuation &

Allocation

Seluruh jumlah angka yang disajikan di laporan keuangan akurat dan menggunakan metode valuasi yang tepat

• Nilai dari aset tetap dan alokasi dari metode depresiasi benar

Classification &

Understandability

Klasifikasi-klasifikasi dalam laporan keuangan benar dan penyajian laporan keuangan harus mempermudah pengguna laporan keuangan untuk mengerti apa yang disajikan di laporan keuangan

• Seluruh jenis fixed asset diklasifikasikan dengan benar dan cara penyajiannya tidak menyulitkan bagi pengguna laporan keuangan untuk mengerti klasifikasi-klasifikasi tersebut

Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

27

2.7 Standar Akuntansi Aset Tetap

Berdasarkan PSAK 16 revisi tahun 2011, aset tetap adalah aset berwujud yang

dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan produksi dan

kegiatan penyediaan barang dan jasa. Aset tetap juga dapat disewakan kepada pihak lain

untuk menambah pendapatan perusahaan. Aset diklasifikasikan menjadi aset tetap jika

aset tersebut berwujud dan diekspektasikan dapat digunakan lebih dari satu tahun.

A. Biaya Perolehan

Sesuai dengan PSAK 16 mengenai Aset Tetap paragraf 7, biaya perolehan aset

tetap dapat diakui jika memang terdapat manfaat ekonomis yang akan didapat oleh

perusahaan di masa yang akan datang dan biaya tersebut dapat diukur dengan andal.

Setelah aset tetap dimiliki oleh perusahaan, selanjutnya terdapat aktifitas perawatan aset

tetap. Biaya-biaya ini seperti biaya tenaga kerja, biaya suku cadang kecil, dan sebagainya.

Biaya perawatan diklasifikasikan menjadi beban perawatan aset tetap.

B. Penyusutan

Beban penyusutan aset dialokasikan menggunakan metode akuntansi yang

berlaku. Metode tersebut seperti straight line method, diminishing balance method, dan

sum of the unit method. Manajemen perusahaan menentukan metode akuntansi yang

sesuai dengan pola penggunaan manfaat aset tetap yang dimiliki. Kondisi aset tercermin

dari masa manfaat ekonomis aset tetap yang digunakan oleh perusahaan. Beban

penyusutan diakui dan dilaporkan di laporan laba rugi.

C. Penghentian Pengakuan

Pengehentian pengakuan aset tetap terjadi jika aset tetap dijual atau dianggap

sudah tidak ada lagi nilai ekonomis yang diharapkan akan didapat di masa depan. Laba

atau rugi yang muncul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dilaporkan di laporan

laba rugi. Jika perusahaan mendapat laba, maka laba harus diklasifikasikan sebagai

pendapatan lain-lain, bukan pendapatan usaha.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

28

D. Penyajian di Laporan Keuangan

Pada laporan keuangan perusahaan, harus diungkapkan metode penyusutan dan

masa manfaat yang digunakan dalam perhitungan akuntansinya. Laporan keuangan juga

harus dapat memperlihatkan aset tetap yang tersedia untuk dijual, yang sedang dalam

proses konstruksi, dan sebagainya. Laporan keuangan juga harus dapat menunjukkan

mengapa terdapat perubahan aset tetap dari angkaaudit tahun lalu dengan angka audit

tahun sekarang.

2.8 Construction in Progress (CIP)

Berdasarkan buku Kieso “Intermediate Accounting”, aktiva dalam penyelesaian

(CIP) adalah istilah akuntansi yang mengacu pada klasemen sementara untuk aset yang

sedang dalam proses pembangunan atau sedang dirakit. Jika aset ini telah selesai

dibangun dan sudah siap untuk dioperasikan, maka aset akan dikeluarkan dari klasifikasi

construction in progress dan menjadi bagian klasifikasi sumber daya yang digunakan

oleh perusahaan dalam kegiatan usahanya untuk mendapat keuntungan.

Dalam klasifikasi CIP, nilai aset di CIP seiring semakin majunya proses

konstruksi, maka nilai CIP akan semakin bertambah. Namun tidak semua biaya yang

dikeluarkan dalam membangun aset tersebut diklasifikasikan sebagai CIP. Terdapat

biaya-biaya yang harus diklasifikasikan sebagai beban ada pula pengeluaran yang dapat

dikapitalisasi.

Berdasarkan PSAK 16 paragaf 6, nominal yang dapat dimasukkan dalam

klasifikasi CIP hanya nominal rupiah yang bisa didapatkan oleh perusahaan jika

perusahaan ingin menjual aset-aset yang berada di klasifikasi CIP. Sehingga jumlah saldo

yang ada di CIP merupakan gambaran harga pasar atau nilai pakai aset tersebut.

Pemborosan yang terjadi selama proses pembangunan maupun biaya perawatan aset CIP

tidak boleh dikapitalisasi.

2.9 Kelangsungan usaha

Walaupun kegiatan audit hanya bertujuan untuk memastikan bahwa laporan

keuangan bebas dari salah saji yang material, namun auditor juga bertanggungjawab

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

29

untuk mengevaluasi apakah perusahaan memiliki risiko tidak mampu mempertahankan

kelangsungan usaha atau tidak berdasarkan PSA 30. Jika auditor menyatakan bahwa

perusahaan akan bertahan atau dapat beroperasi minimal selama satu periode pelaporan

normal atau 12 bulan sejak tanggal penutupan buku.

Hal-hal yang membuat timbulnya keragu-raguan atas kelangsungan usaha klien

berdasarkan Arens (2009) adalah jika ada satu atau lebih dari faktor berikut yang muncul,

yaitu:

a) Kerugian operasi yang cukup signifikan atau working capital defeciencies

b) Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya dengan tepat

waktu

c) Kehilangan konsumen terbesar, terjadinya bencana alam, atau kesulitan mencari

karyawan

d) Terdapat permasalahan dengan hukum atau permasalahan legal sehingga membuat

kegiatan operasi perusahaan terganggu

Jika perusahaan klien memiliki keraguan atas kemampuan kelangsungan usaha

yang cukup besar, maka auditor harus memberikan opini yang disertai dengan paragraf

yang menjelaskan tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.

2.10 Standar Akuntansi Penurunan Nilai Aset

Berdasarkan PSAK 48 revisi 2009 paragraf 9, perusahaan harus mengakui

adanya penurunan nilai dari aset tetap jika terdapat indikasi-indikasi eksternal sebagai

berikut:

• Harga jual aset menurun secara signifikan seiring dengan berjalannya waktu

ataupun dikarenakan penggunaan aset tetap

• Terdapat perkembangan terbaru di pasaran sehingga nilai pasar aset tetap

menurun misalnya perkembangan teknologi membuat aset tetap yang dimiliki

oleh perusahaan kurang efisien dan efektif relatif dengan aset tetap jenis baru

• Terdapat perubahan selera pasar ataupun perubahan permintaan yang dikarenakan

hal-hal lain sehingga harga pasar aset tetap menurun

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

30

Selain indikasi-indikasi eksternal, terdapat indikasi-indikasi yang informasinya

diperoleh dari internal perusahaan. Indikasi-indikasi internal tersebut adalah:

• Terdapat bukti keusangan atau kerusakan fisik pada aset tetap

• Terdapat bukti dari pihak internal bahwa aset tetap yang dimiliki tidak dapat

berfungsi atau beroperasi sebaik yang diperkirakan sebelumnya

• Terdapat bukti bahwa arus kas yang diharapkan muncul dari pengoperasian aset

tetap dan kas untuk pembiayaan untuk perawatan aset tetap lebih tinggi secara

signifikan dari yang diperkirakan sebelumnya

Maka jika terdapat indikasi-indikasi penurunan nilai seperti yang telah

dideskripsikan sebelumnya, perusahaan harus melakukan pengujian penurunan nilai

dengan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jika jumlah terpulihkan lebih

rendah dari jumlah tercatat, maka perusahaan harus menurunkan nilai tercatat aset tetap

sesuai dengan nilai terpulihkan. Nilai terpulihkan suatu aset adalah nilai yang lebih

tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau fair value less cost to sell

dan nilai pakai atau value-in-use. Jadi jika nilai terpulihkan lebih rendah dari nilai yang

tercatat, perusahaan harus melakukan write-off atau yang disebut juga asset impairment.

Berikut ilustrasi panduan untuk melakukan asset impairment berdasarkan buku Kieso

“Intermediate Accounting” terbitan tahun 2011:

Gambar 2.3 Asset Impairment

Sumber : Intermediate Accounting, Kieso (2011)

Jumlah Tercatat

Komparasikan ke

Jumlah Terpulihkan

Ambil yang Lebih Tinggi

antara

Fair Value Less Cost to Sell

Value-in-Use

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

31

BAB 3

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Profil KAP RED

KAP RED didirikan pada tahun 1985. KAP ini pada awalnya hanya menyediakan

jasa audit dan assurance. Tetapi, sejak awal didirikan sampai sekarang, KAP RED terus

berusaha untuk dapat mengembangkan kualitas dan jenis jasa yang ditawarkan. Saat ini,

KAP RED telah sukses menyediakan berbagai macam jasa profesional sehingga dapat

memberikan klien jasa-jasa akuntansi dan konsultasi yang terintegrasi.

KAP RED berafiliasi dengan ABC International yang merupakan salah satu dari

10 besar kelompok akuntansi dan konsultasi di dunia. ABC International memiliki lebih

dari 32.000 profesional di 776 kantor di lebih dari 76 negara di seluruh dunia. KAP RED

sendiri di Indonesia telah memiliki dua kantor yang bertempat di Jakarta dan Surabaya

dan memiliki lebih dari 500 profesional yang memberikan berbagai jenis jasa akuntansi

dan konsultasi bagi berbagai jenis bisnis perusahaan.

3.2 Metodologi Audit KAP RED

KAP RED memiliki metodologi audit yang terdiri dari empat fase. Keempat fase

ini adalah penerimaan klien dan evaluasi ulang, pra-perencanaan/perencanaan, fieldwork,

dan penyelesaian dan pelaporan audit. Metodologi audit KAP RED dapat dilihat pada

Gambar 3.1 Berikut adalah penjelasan mengenai pendekatan metodologi audit pada KAP

RED berdasarkan materi pelatihan yang diberikan:

3.2.1 Penerimaan Klien dan Evaluasi Ulang

Pada fase ini, partner dan manajer sebagai auditor yang lebih berpengalaman

dituntut untuk melakukan due diligence terhadap calon klien baru. Auditor harus

memahami latar belakang perusahaan, mengerti jasa seperti apa yang dibutuhkan oleh

calon klien, menilai tingkat integritas manajemen, dan mempelajari kegiatan bisnis calon

klien untuk menilai apakah ada kemungkinan fraud dan aktivitas ilegal yang dilakukan

oleh calon klien.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

32

Gambar 3.1 KAP RED Audit Approach Flowchart

Sumber : Materi Pelatihan Audit, KAP RED (2012)

Independent Confirmation 

Client Acceptance 

Fraud Risk Assessment

Knowledge of Business 

Business Risk 

Materiality

Preliminary Analytical Procedure 

Preliminary Going Concern 

Accounting Risk Assessment

Risk Report 

Financial Statements Areas 

Worksheets

Not Material 

Financial Reporting Processes

Internal Audit

Information Technology

Entity Level Control

High Risk Material 

Audit Response Decision Tree 

Control Testing Substantive 

Analytical ReviewTest of Detail 

Summary of Unadjusted Mistatement

Final Reviews

Opinion  Management Letter Points 

Communications to Those Charged 

with 

Low Risk Material

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

33

Selain itu, auditor harus memastikan bahwa calon klien telah memenuhi standar ethics

and independence policies yang telah dibuat oleh KAP RED.

Sebelum membuat engagement terms, auditor harus melakukan konsultasi dengan

Head of Audit and Assurance jika calon klien ternyata sering diinvestigasi oleh pihak

regulator atau pada saat engagement audit sebelumnya terdapat pembatasan scope audit

atau kegiatan audit yang sedang direncanakan ini akan ada pembatasan scope audit.

Beberapa hal yang didiskusikan di tahap pembuatan engagement terms antara lain

batasan-batasan perjanjian, tanggung jawab auditor KAP RED dan calon klien, hukum

dan regulasi yang disepakati akan diikuti, biaya yang dikenakan dan metode pembayaran,

dan bukti kesepakatan bahwa auditor KAP RED dapat mengakses dokumen-dokumen,

karyawan-karyawan, dan catatan-catatan yang dibutuhkan untuk kegiatan audit.

3.2.2 Pra-Perencanaan

Pada tahap perencanaan, auditor membuat preliminary analytical procedure

untuk menganalisa perubahan-perubahan rasio keuangan. Auditor KAP RED biasanya

menggunakan model Altman Z Score Analysis untuk mengetahui tingkat solvabilitas

keuangan klien. Tingkat solvabilitas ini sangat penting karena dapat mempengaruhi

kelangsungan usaha klien.

Selanjutnya, auditor berusaha untuk mengerti dan memahami kegiatan bisnis

klien dan sistim pengendalian internal klien untuk dapat memperkirakan risiko-risiko

audit. Risiko-risiko audit seperti risiko bisnis, risiko fraud, dan lain-lain. Auditor juga

mempelajari kegiatan bisnis klien dengan lebih mendalam seperti mengecek bagaimana

struktur kepemilikan modal dan manajerialnya, mengerti seperti apa produk, kondisi

pasar, hubungan ke vendor, dan kegiatan operasinya, serta regulasi apa yang harus

diperhatikan atas isu-isu yang ada di perusahaan klien. Setelah auditor dapat memperoleh

gambaran mengenai perusahaan klien, maka tingkat materialitas dapat ditentukan.

3.2.3 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, auditor membentuk tim audit yang bertanggungjawab

penuh atas proses audit laporan keuangan klien. Satu tim audit di KAP RED biasanya

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

34

terdiri dari partner, manajer, auditor in-charge, dan asisten audit. Tim audit ini yang akan

mengembangkan prosedur audit seperti apa yang akan dilakukan saat berada dikantor

klien. Manajer juga harus melakukan meeting dengan tim audit sehingga seluruh tim

audit mengetahui hal-hal penting mengenai klien dan apa saja yang perlu diperhatikan

saat mengaudit klien tersebut. Selanjutnya, manajer dan in-charge melakukan koordinasi

dengan klien mengenai waktu dan pelaksanaan kegiatan audit (fieldwork).

3.2.4 Fieldwork – Transaksi, Akun-Akun, dan Penyajian

Pada tahap ini, auditor melakukan pengujian pengendalian internal untuk

mengetahui kualitas pengendalian internal yang ada di perusahaan klien. Hasil dari

pengujian ini menentukan seberapa banyak dan seberapa detail informasi yang harus

diperoleh untuk di pengujian substantif. Dengan mengerti pengendalian internal klien dan

mengetahui batasan-batasannya, auditor mengetahui risiko-risiko yang ada dalam

pemenuhan objektif-objektif audit.

Pengujian substantif adalah pengujian yang dilakukan oleh auditor untuk menilai

tingkat pemenuhan dari asersi-asersi manajemen. Asersi-asersi yang dinilai adalah

existence, occurrence, rights and obligations, completeness, valuation, measurement, dan

presentation and disclosure. Terdapat tiga jenis pengujian substantif yaitu substantive

tests of transactions, analytical procedure dan test of detail balance. Contoh-contoh

kegiatan yang dilakukan oleh auditor di pengujian substantif adalah sebagai berikut:

Menghadiri saat pengecekkan persediaan yang dilakukan oleh klien 

Meminta konfirmasi pihak-pihak eksternal dan yang berhubungan (related

parties) 

Melakukan estimasi akuntansi dan mengecek konsistensi metode akuntansi yang

diterapkan 

Melakukan perhitungan atas risiko salah saji material di laporan keuangan 

Penyingkapan mengenai kelangsungan usaha 

Penyingkapan hal-hal terkait dengan kepatuhan, legal, hukum, dan klaim 

Penyingkapan mengenai subsequent events 

Penyingkapan komitmen dan hubungan kontinyasi 

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

35

3.2.5 Penyelesaian dan Pelaporan 

Pada tahap terakhir, auditor KAP RED akan melakukan evaluasi atas salah saji

yang teridentifikasi saat melakukan audit. Lalu auditor in-charge akan melakukan

prosedur analitis terakhir untuk mengecek perubahan-perubahan final dari nilai akun-

akun dan mengecek pekerjaan asisten-asisten audit. Proses ini dilanjutkan dengan

pembuatan laporan keuangan yang selama proses pembuatannya harus dikomunikasikan

dengan klien.

Setelah klien setuju dengan apa yang akan diungkap dan direpresentasikan oleh

auditor di dalam laporan keuangan, klien harus memberikan management representation

letter yaitu bukti bahwa klien setuju dengan laporan keuangan yang telah disusun oleh

auditor KAP RED dan klien bersedia untuk bertanggungjawab sesuai dengan

management representation letter yang diberikan ke auditor. Lalu auditor memberikan

opini atas laporan keuangan tersebut. Auditor juga akan mengkomunikasikannya dengan

pihak manajemen klien. Setelah itu, laporan keuangan dikeluarkan dan dikirimkan

kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan.

3.3 Profil PT. BCD

PT. BCD didirikan pada tanggal 31 Desember 1994. Akta pendiriannya disetujui

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 4 April 1995. Pada tanggal 19

November 2007, PT BCD mengubah status kepemilikan dari perusahaan penanaman

modal dalam negeri (PMDN) menjadi penanaman modal asing (PMA). Perubahan ini

dikarenakan restrukturisasi hutang sehingga ada perubahan struktur kepemilikan saham

di PT. BCD. Penyebab restrukturisasi hutang ini adalah karena PT. BCD tidak mampu

membayar hutang yang dipinjam untuk keperluan pembangunan pabrik di Tuban akibat

kenaikkan nilai tukar mata uang dollar terhadap rupiah saat krisis moneter tahun 1998.

PT. BCD adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi dan penjualan

semen. Sampai tanggal 31 Desember 2011, PT BCD masih berada di tahap

pengembangan (development stage) sesuai dengan definisi yang dijelaskan di PSAK 6

tentang Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan. Menurut PSAK 6 revisi 2009, salah

satu ciri perusahaan dalam tahap pengembangan adalah perusahaan yang masih

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

36

memfokuskan kegiatan operasinya dalam membangun aset-aset produksi. Hal ini sama

dengan PT. BCD yang masih belum dapat beroperasi akibat aset-aset produksi yang

belum lengkap. Sampai tanggal 31 Desember 2011, PT BCD memiliki 67 karyawan

(tidak diaudit). PT BCD berkantor pusat di Jakarta dan memiliki pabrik untuk pendirian

pabrik di wilayah Tuban.

3.3.1 Awal Pendirian PT. BCD

Setelah didirikan pada tanggal 31 Desember 1994, PT. BCD mulai melakukan

tahap perencanaan pembuatan proyek pembangunan pabrik untuk memproduksi arang

besi dan semen. Pabrik ini berlokasi di Tuban (Isle de Java), Jawa Timur, Indonesia. Di

tahap perencanaan ini, PT. BCD membeli jasa konsultan dengan tenaga ahli yang

mengerti dalam menangani pembangunan pabrik-pabrik produksi untuk perusahaan-

perusahaan semen seperti PT. BCD. Setelah manajemen PT. BCD memilih perusahaan

jasa konsultan yang sesuai, proses tahap perencanaan pembangunan pabrik di Tuban

mulai dilaksanakan pada bulan Juni tahun 1995 dan diselesaikan pada bulan Oktober

tahun 1996.

Berdasarkan dokumen singkat yang didapat dari situs resmi perusahaan jasa

konsultasi yang membantu PT BCD melakukan perencanaan pembangunan pabrik, pada

bulan Oktober 1996 telah diambil kesepakatan seperti yang dideskripsikan pada Tabel

3.1.

3.3.2 Dampak Krisis Moneter pada PT. BCD

Setelah selesai melakukan tahap perencanaan pembangunan pabrik, PT. BCD

mulai melakukan pembangunan gedung dan pembelian mesin & peralatan. Proses

pembangunan terus berlangsung hingga krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada

tahun 1997. PT. BCD langsung memberhentikan pembangunan pabrik walaupun tahap

pembangunan telah selesai 90%.

Hal ini disebabkan oleh nilai tukar mata uang dollar terhadap rupiah yang

meningkat pesat dan diperparah dengan semakin melemahnya kegiatan usaha di sektor

konstruksi di Indonesia pada saat itu. Kondisi ini memaksa seluruh perusahaan semen di

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

37

Indonesia secara tidak langsung menurunkan agregat produksi semennya. Keadaan ini

sangat menyulitkan perusahaan-perusahaan semen di Indonesia terutama perusahaan

yang sedang dalam tahap pembangunan seperti PT. BCD.

Tabel 3.1 Perencanaan Pembangunan Pabrik Tuban

Nama Perusahaan: PT. BCD

Lokasi Pabrik: Tuban, Jawa Timur, Indonesia

Dimulai Tanggal: Juni, 1995

Diselesaikan Tanggal: Oktober, 1996

Barang Produksi: Arang Besi dan Semen

Rencana Produksi Tahunan: 150.000 ton Arang Besi

Investasi: $ 3.000.000

Deskripsi Rencana Pembangunan Pabrik:

PT BCD setuju untuk mengakuisisi peralatan dari pabrik yang dimiliki perusahaan produksi semen yang didirikan di Spanyol.

Tugas pertama Perusahaan Jasa Konsultasi adalah untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi peralatan-peralatan yang telah di dapat dari akuisisi peralatan pabrik sehingga PT BCD mengetahui peralatan-peralatan apa saja yang belum dimiliki dan masih perlu dipesan.

Lalu Perusahaan Jasa Konsultasi akan melakukan koordinasi dalam kegiatan pengiriman peralatan dari Spanyol ke Surabaya (Indonesia). Koordinasi ini dilaksanakan oleh insinyur local dan juga insinyur dari KHD Humbolt Wedag AG sampai keseluruhan proyek pembangunan pabrik di Tuban, Jawa Timur selesai.

Sumber : Website Adrian Consultores

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

38

Melemahnya nilai rupiah atas dollar mempersulit kondisi keuangan PT. BCD

sebab PT. BCD mengandalkan hutang dengan mata uang dollar dari investor asing untuk

membiayai pembangunan pabrik di Tuban. Pabrik PT. BCD pada saat krisis moneter

belum selesai pembangunannya tetapi pembiayaan dihentikan oleh investor asing

tersebut. Keadaan ini menyebabkan PT. BCD tidak mampu meneruskan pembangunan

pabrik yang membuat PT. BCD tidak bisa beroperasi (Pui-Kwan Tse, 1999).

PT. BCD memberhentikan proyek pembangunan pabrik di Tuban sejak tahun

1998 dan tidak pernah ada kegiatan penerusan pembangunan pabrik sampai bulan

Desember 2011. PT. BCD tidak pernah melakukan penilaian kembali atas nilai dari

mesin dan gedung yang terdapat di Tuban sehingga nilai rupiah yang digunakan adalah

nilai historis dan diklasifikasikan sebagai Constructions in Progress.

Investor asing yang sebelumnya memberikan pinjaman kepada PT. BCD untuk

membangun pabriknya di Tuban akhirnya membuat kesepakatan kepada manajemen PT

BCD. Salah satunya adalah dengan melakukan rekstrukturisasi hutang menjadi modal.

Maka dari itu, status PT. BCD diubah dari perusahaan modal dalam negeri (PMDN)

menjadi perusahaan modal asing (PMA) pada bulan November tahun 2007.

PT. BCD, yang tidak lagi melanjutkan pembangunan pabrik maupun melakukan

kegiatan usaha di bidang lain, memusatkan perhatiannya pada perawatan gedung, mesin,

dan peralatan yang telah dibeli untuk pabriknya di Tuban. Pemilik PT. BCD terus

memberikan pinjaman setiap bulan untuk membiayai beban operasi yang harus

ditanggung oleh PT. BCD. Beban operasi ini sebagian besar adalah gaji pegawai dan

biaya perawatan gedung dan mesin yang ada di Tuban, Jawa Timur.

3.3.3 Kondisi Bisnis PT. BCD

Manajemen PT. BCD sudah berusaha agar dapat menyelesaikan proyek

pembangunan pabrik sehingga dapat mulai beroperasi. Tetapi hal ini cukup sulit

dikarenakan produksi dan penjualan semen di Indonesia dikuasai oleh perusahaan-

perusahaan semen besar seperti Semen Gresik Group, PT. Indocement Tunggal Perkasa

Tbk, dan PT. Holcim Indonesia.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

39

Dalam penjelasan yang dipaparkan di Notes to Partner untuk audit tahun 2010,

manajemen PT. BCD terus berusaha untuk mencari investor dan memberikan dua pilihan

bagi investor yang berminat yaitu investor dapat mendanai penyelesaian pembangunan

pabrik berupa bangunan dan mesin yang ada di Tuban atau investor dapat membeli

pabrik dengan harga wajar pada saat pembelian.

Namun, sampai proses audit tahun 2011 selesai, belum ada kesepakatan antara

manajemen PT. BCD dengan pihak investor manapun. Untuk proses audit laporan

keuangan periode 31 Desember 2011, manajemen PT. BCD mengatakan bahwa PT. BCD

sedang dalam proses negosiasi pembelian PT. BCD oleh PT. XYZ. Tetapi, Penulis tidak

memiliki keterangan langsung dari klien dikarenakan kontrak magang Penulis telah

selesai sebelum klien memberikan keterangan secara lebih rinci.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

40

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Audit di PT. BCD

Pada bab ini, Penulis akan memberikan penjelasan atas proses audit yang telah

dilakukan selama menjadi auditor junior KAP RED di PT. BCD. Penulis akan

memberikan gambaran atas pelaksanaan audit yang telah dilakukan berdasarkan fase-fase

audit yang dimiliki oleh KAP RED.

4.1.1 Penerimaan Klien dan Evaluasi Ulang

Pada tahap ini auditor mengevaluasi perusahaan yang menjadi calon klien untuk

memperkecil risiko menerima klien dengan permasalahan keuangan yang terlalu rumit

yang berdampak pada ketidakefisienan bisnis KAP RED sendiri. Salah satu isu yang

perlu diperhatikan adalah kelangsungan usaha dari klien. Auditor bertanggungjawab

untuk memberikan opini atas kemungkinan kelangsungan usaha klien dan jika auditor

memberikan opini bahwa klien dapat mempertahankan kelangsungan usahanya minimal

12 bulan kedepan tetapi pada kenyataannya tidak, auditor dapat dituntut oleh

stakeholders.

PT. BCD sendiri telah di audit oleh KAP RED sejak tahun 2009 sehingga yang

perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi ulang untuk memperoleh gambaran atas

perubahan bisnis klien dari tahun 2010 ke tahun 2011. Dari hasil evaluasi, ternyata tidak

banyak perubahan yang berarti pada PT. BCD antara tahun 2010 ke tahun 2011. Isu-isu

utama di PT. BCD masih mengenai isu penurunan nilai aset construction in progress, isu

kemampuan mempertahankan kelangsungan usaha, dan ketidakmampuan PT. BCD

membayar hutang-hutangnya.

PT. BCD secara keseluruhan memiliki risiko audit yang tinggi (high audit risk

engagement) karena PT. BCD menolak melakukan pengujian penurunan nilai aset

construction in progress sejak tahun 2009 sehingga opini tertinggi yang di dapat

diperoleh adalah wajar dengan pengecualian. Selain itu, sejak audit tahun 2009, opini

untuk PT. BCD memang selalu diberi paragraf penjelas mengenai ketidakmampuan

mempertahankan kelangsungan hidupnya oleh KAP RED. Risiko yang paling tinggi

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

41

 

terdapat di akun Hutang Usaha (Project Payable) karena PT. BCD tidak mampu

membayar hutang sehingga ada kemungkinan PT. BCD memanipulasi keuangannya.

Apalagi sejak audit tahun 2009, manajemen PT. BCD selalu menolak prosedur

konfirmasi akun Hutang Usaha.

Jika diamati, proses audit ini dilakukan agar PT. BCD dapat memberikan bukti

kepada pihak pemungut pajak bahwa PT. BCD tidak melakukan kegiatan operasi sejak

tahun 1998 dan PT. BCD selalu mengalami kerugian. PT. BCD belum memiliki

pendapatan sedangkan beban operasi terus berjalan.Beban-beban operasi perusahaan

terdiri dari gaji pegawai dan biaya perawatan mesin dan peralatan di pabrik PT. BCD di

Tuban, Jawa Timur.

Selain untuk keperluan perpajakkan, laporan keuangan yang telah diaudit juga

berfungsi sebagai laporan hasil kegiatan perusahaan kepada calon investor yang tertarik

untuk membeli atau meneruskan pembangunan pabrik PT. BCD dan pemegang saham

PT. BCD.

4.1.2 Pra-Perencanaan

Pada tahap ini, manajer akan membuat preliminary analytical procedure. Tahap

ini adalah dimana auditor berusaha untuk menganalisa perubahan-perubahan rasio

keuangan dan memahami kegiatan bisnis dan permasalahan baru yang ada di PT. BCD.

Tetapi pada tahap ini preliminary analytical procedure tidak dilakukan oleh manajer

karena perubahan-perubahan akun tidak terlalu banyak dan akun-akun aktif di PT. BCD

sedikit sehingga asisten audit dapat langsung melakukan fieldwork dengan panduan

kertas kerja audit tahun sebelumnya (2010).

Di tahap preliminary analytical procedure, seharusnya auditor juga melakukan

Altman Z Score Analysis yang berguna untuk mengetahui tingkat solvabilitas perusahaan.

Namun prosedur ini juga tidak dilakukan karena tidak banyak perubahan yang ada di PT.

BCD. Pada Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa perubahan actual Z score memang tidak

banyak dan kesimpulan dari Z score sama dengan kesimpulan tahun lalu (perhitungan

penulis).

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

42

 

A. Analisis Z Score

Z Score (Altman) adalah model perhitungan yang digunakan untuk

memperkirakan kemampuan kondisi keuangan perusahaan . Z Score berguna untuk

mendeteksi apakah ada kesulitan kondisi keuangan perusahaan dan apakah ada

kemungkinan bangkrut dalam jangka waktu dua tahun ke depan.

Jika actual Z Score yang diperoleh berada di bawah angka 3.00 maka kemampuan

solvabilitas perusahaan harus benar-benar diperhatikan oleh auditor saat mengaudit

karena hal ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak kuat dan bisa saja

menjadi tidak stabil walaupun tidak dapat diprediksi dua tahun kedepan perusahaan akan

bangkrut atau tidak.

Sedangkan jika actual Z Score di bawah 1.80 maka kemungkinan besar bisnis

perusahaan akan memiliki masalah solvabilitas dalam jangka waktu dua tahun. Nilai ini

menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan sangat lemah dan kemungkinan besar

akan bangkrut dalam jangka waktu dua tahun kedepan.

Rumus Z Score adalah:

Z = X1 + X2 + X3+ X4 + X5

Komponen-komponen yang digunakan dalam menghitung Z Score adalah:

X1 : (Current Assets – Current Liabilities) / Total Assets

X2 : Retained Earnings / Total Assets

X3 : (Income Before Tax + Interest) / Total Assets

X4 : Market Capitalization / Total Liabilities

X5 : Total Revenue / Total Assets

Dapat dilihat bahwa Z Score yang diperoleh oleh PT. BCD dari tahun 2009

sampai tahun 2010 sangat kecil, bahkan mencapai titik minus. Tetapi, nilai ini memang

menggambarkan kondisi keuangan PT. BCD yang sebenarnya karena PT. BCD selalu

rugi dan memiliki current liabilities yang lebih besar dibandingkan current assets. Setiap

tahun, Z Score PT. BCD semakin menurun akibat semakin bertambahnya net loss

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

 

d

B

2

B

d

d

m

m

k

d

d

d

se

itambah PT.

BCD sudah d

2009 (Audite

B. Menentuk

Pada

apat diterim

engan keten

materialitas.

Pada

mengaudit PT

arena PT. B

ari Constru

iberikan ole

iperoleh bat

ehingga akun

. BCD juga t

dapat diklasif

ed) – 2010 (

kan Materia

tahap ini, au

ma oleh aud

ntuan di KA

Tabel 4.2 m

T. BCD peri

BCD tidak b

ction in Pr

h klien yaitu

tas salah saj

n-akun yang

tidak pernah

fikasikan seb

Tabel

Unaudited)

alitas

uditor berus

ditor. Audito

AP RED y

memberikan p

iode 31 Dese

eroperasi da

rogress. Jum

u Rp 50,628

ji untuk hig

g memiliki sa

h beroperasi

bagai perusa

.

4.1 Z Score

)

saha untuk m

or menggun

ang berfung

penjelasan a

ember 2011

an memiliki

mlah total a

8,176,068. D

gh audit risk

aldo akhir le

sehingga tid

ahaan yang b

e Analysis

2010 (A

menentukan

nakan tabel

gsi untuk p

atas penentu

. Dasar yang

aset yang s

aset (unaudi

Dengan meng

k engagemen

ebih dari Rp

dak memiliki

bangkrut.

Audited) – 20

risiko salah

yang telah

panduan per

uan tingkat m

g digunakan

sangat besar

ited) berdas

gikuti peratu

nt sejumlah

243,960,000

i pendapatan

011 (Unaud

h saji yang m

h didesain s

rhitungan tin

materialitas u

n adalah tota

r yang bersu

arkan data

uran di Tabe

Rp 243,960

0 harus diau

43

n. PT.

dited)

masih

sesuai

ngkat

untuk

l aset

umber

yang

el 4.2,

0,000

dit.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

44

 

Tabel 4.2 Materiality Determination

Sumber : Kertas Kerja Audit

Client Name : PT BCD Prepared by :

Period of : December 31, 2011 Date :

Reviewed by :

Date :

> The primary purpose of this memo is to document the calculation of planning materiality.

> Planning materiality will then be used to guide the extent of the audit procedures performed.

> Planning materiality will be used at the and of the audit in the evaluation phase - as will an assesment of qualitative materiality based

on the results of the business.

MATERIALITY LIMIT GUIDELINE

Range below should be used if client's turn over or gross asset is taken as a basis to establish planned materiality limit.

These figures are expressed in IDR. Conversion rate used is USD 1 to

to 4,534,000,000 = 1.80% +

to 9,068,000,000 = 1.50% +

to 18,136,000,000 = 1.25% +

to 45,340,000,000 = 1.15% +

to 90,680,000,000 = 1.00% +

to 181,360,000,000 = 0.90% +

to 680,100,000,000 = 0.85% +

to 906,800,000,000 = 0.80% +

to 1,360,200,000,000 = 0.70% +

to 1,813,600,000,000 = 0.60% +

to -beyond- = 0.50% +

A. Enter the larger of revenues or total assets (actual or estimate) total assets

B. Enter % from table above

C. Product of A x B

D. Add monetary amount from table above

E. Calculated materiality limit

F. Materiality - rounded down to

Materiality limit at the planning stage (5% of allowance) (a)

Acceptable projected misstatement:

> Low audit risk engagement (a * 60%) (b)

> High audit risk engagement (a * 40%)

Threshold (b * 3%)

------------ This is the end of Materiality Limit Guideline ------------

642,301,761

642,000,000

609,900,000

-

243,960,000

7,318,800

50,628,176,068

1.00%

506,281,761

136,020,000

906,800,000,001 1,858,940,000

1,360,200,000,001 3,219,140,000

1,813,600,000,001 5,032,740,000

90,680,000,001 226,700,000

181,360,000,001 317,380,000

680,100,000,001 952,140,000

9,068,000,001 49,874,000

18,136,000,001 68,010,000

45,340,000,001 136,020,000

MATERIALITY DETERMINATION

9,068IDR

-zero or below- 13,602,000

4,534,000,001 27,204,000

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

45

 

4.1.3 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, manajer melakukan rapat singkat untuk mendiskusikan

hal-hal yang terjadi di PT BCD. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut:

1. PT. BCD sudah lama tidak beroperasi sejak tahun 1998 akibat krisis moneter

sehingga PT. BCD tidak memiliki pendapatan/tidak ada kegiatan produksi

2. PT. BCD memiliki pabrik di Tuban yang diberhentikan proses pembangunannya

sejak semester dua tahun 1998 akibat krisis moneter

3. Ada kemungkinan auditor tidak akan melakukan kunjungan ke pabrik Tuban

karena proses audit berlangsung pada bulan puasa

4. Manajemen PT. BCD menolak untuk melakukan pengujian penurunan nilai atas

aset Construction in Progress yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur

5. Manajer menentukan tanggal dan jangka waktu tim audit melakukan audit di PT.

BCD (fieldwork)

4.1.4 Fieldwork – Transaksi, Akun, dan Penyajian

Tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian pengendalian internal. Karena

akun-akun dan transaksi-transaksi yang ada di sistem akuntansi PT. BCD sedikit, maka

manajer KAP RED memutuskan untuk membuat satu kali pengujian pengendalian untuk

semua kertas kerja secara menyeluruh. Penulis ditugaskan untuk melakukan TOC dengan

mengambil sample berbagai transaksi yang ada di PT. BCD selama tahun 2011.

Penulis melakukan tes atas sistem pengendalian internal PT. BCD dengan

melakukan tes otorisasi atas arus masuk dan keluarnya kas dari rekening-rekening bank

yang dimiliki oleh PT. BCD. PT. BCD memiliki sistem pengendalian internal yaitu

seluruh pembayaran maupun penerimaan kas harus diotorisasi oleh direktur dan manajer

keuangan. Selanjutnya manajer keuangan yang mencatat transaksi itu di sistem akuntansi

perusahaan dan manajer keuangan juga yang menyimpan dokumen-dokumen pendukung

penerimaan dan pengeluaran kas.

Dalam pelaksanaannya, pengujian pengendalian internal dilakukan di hari terakhir

pada fase fieldwork padahal pengujian pengendalian internal seharusnya dilakukan

sebelum melakukan tes substantif untuk memperkirakan risiko-risiko kecurangan yang

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

46

 

ada. Berdasarkan pengujian pengendalian internal ini, ditemukan kelemahan pada sistem

pengendalian internal perusahaan yaitu kelemahan dalam hal pemisahan tugas karena

manajer keuangan memiliki dua tugas yaitu mencatat dan menyimpan dokumen. Hasil

pengujian pengendalian internal dapat dilihat di bagian lampiran nomor delapan.

Untuk laporan magang ini, penjelasan mengenai pengujian substantif difokuskan

di akun aset tetap. Pelaksanaan audit aset tetap dijelaskan di bagian 4.2. Pada bagian ini,

Penulis menjelaskan mengenai prosedur audit aset tetap dengan menggunakan program

audit KAP RED.

4.1.5 Penyajian dan Pelaporan

Saat ini, proses audit di PT. BCD masih berada di tahap penyelesaian dan

pelaporan. Berdasarkan keterangan manajer KAP RED, proses pembuatan laporan

keuangan PT. BCD masih tertunda akibat masih ada data-data yang diperlukan sebagai

bukti audit. Data-data ini lebih mengarah ke perencanaan kerjasama PT. BCD dengan

calon-calon investor.

Fokus untuk fase penyajian dan pelaporan adalah mengenai keraguan auditor

KAP RED atas kelangsungan usaha PT. BCD karena keraguan ini sudah muncul sejak

semester dua tahun 1998 yaitu sejak terjadinya krisis moneter. Pada saat krisis moneter

terjadi, PT. BCD sedang melakukan investasi besar-besaran untuk membangun pabrik di

Tuban dengan menggunakan pinjaman dari investor asing. Pinjaman ini menggunakan

mata uang dollar. Saat krisis moneter berlangsung, mata uang rupiah terhadap dollar

melemah sangat signifikan yang menyebabkan meningkatnya jumlah hutang PT. BCD

kepada investor asing tersebut.

PT. BCD pada saat itu masih belum beroperasi sehingga PT. BCD belum

memiliki pemasukkan sama sekali untuk membayar hutang-hutang ataupun meneruskan

pembangunan secara mandiri karena investor asing tersebut menolak untuk memberikan

tambahan pinjaman dana ke PT. BCD akibat melonjaknnya nilai tukar antara dollar ke

rupiah.

Sejak itu, PT. BCD memberhentikan pembangunan pabrik di Tuban dan

mengandalkan pinjaman dari salah satu pemegang saham PT. BCD untuk membiayai

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

47

 

beban-beban operasi seperti gaji karyawan, pajak, dan sebagainya. Sehingga

kelangsungan usaha PT. BCD tergantung dari pinjaman dana dari pemegang saham

tersebut dan juga tergantung dari apakah PT. BCD dapat menemukan alternatif agar

pembangunan pabrik di pabrik Tuban dapat terselesaikan atau paling tidak pabrik

tersebut di beli oleh perusahaan semen lain.

Sampai diselesaikannya fieldwork audit tahun 2011, manajemen PT. BCD masih

dalam proses negosiasi dengan calon investor yang tertarik untuk membeli pabrik

tersebut sehingga belum ada kepastian apakah PT. BCD dapat mulai beroperasi secara

aktif dalam waktu dekat. Opini auditor untuk PT. BCD adalah PT. BCD tidak mampu

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya karena PT. BCD tidak beroperasi sejak

tahun 1998.

Sesuai dengan peraturan SPAP mengenai kelangsungan usaha, auditor harus

menanyakan kepada manajemen atas perencanaan manajemen agar perusahaan dapat

mulai beroperasi. Pada audit tahun 2010, manajemen PT. BCD dapat memberikan

gambaran perencanaan dalam menghadapi isu going concern perusahaannya. Manajemen

PT. BCD dan pemegang saham PT. BCD yang selalu memberikan pinjaman setiap bulan

untuk membiayai operasi perusahaan memberikan konfirmasi kepada auditor KAP RED

bahwa pemegang saham akan terus memberikan suntikan dana bagi PT. BCD setiap

bulan minimal selama dua belas bulan kedepan. Manajemen juga akan terus berupaya

untuk mencari investor baru yang dapat membantu pembangunan pabrik atau

mengakuisisi pabrik PT. BCD di Tuban.

Untuk opini audit tahun 2011, kemungkinan besar masih sama dengan opini audit

tahun 2010 karena kondisi perusahaan yang tidak jauh berubah. Opini auditor pada tahun

2010 perlu ditambahkan paragraf penjelas mengenai keraguan kelangsungan usaha dan

usaha-usaha yang dilakukan manajemen untuk membuat perusahaannya dapat bangkit

kembali.

Selain isu kelangsungan usaha, isu lainnya adalah mengenai penurunan nilai aset

Construction in Progress yang masih menggunakan nilai historis dari tahun 1998.

Manajemen menolak untuk memperbaharui catatan akuntansi untuk melakukan

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

48

 

penurunan nilai atas aset CIP. Permasalahan mengenai CIP ini akan dibahas lebih lanjut

di bagian 4.2 yaitu di bagian pembahasan mengenai pengujian substantif audit aset tetap.

4.2 Prosedur Audit Aset Tetap

Bagian ini akan menjelaskan bagaimana audit aset tetap dilakukan oleh tim audit.

Pertama-tama adalah tim audit menggunakan program audit KAP RED sebagai panduan

kegiatan audit. Yang perlu diperhatikan selain program audit adalah perubahan-

perubahan saldo akun aset tetap dan mengaudit transaksi-transaksi penyebab perubahan

itu dan menghitung kembali penyusutan untuk memastikan bahwa PT. BCD konsisten

menggunakan metode depresiasinya. Berikut adalah program audit aset tetap KAP RED

yang digunakan sebagai panduan saat mengaudit aset tetap PT. BCD.

Tabel 4.3 Program Audit Aset Tetap

No.  Prosedur Audit  Asersi  Komentar  Ref. 

Jadwal Kontinuitas       

 

Dapatkan  jadwal  kontinuitas  untuk properti,  pabrik,  dan  peralatan,  lalu lakukan hal‐hal sebagai berikut: 

Sudah dilakukan  (lihat lampiran 

nomor 4) 

4.2.2 Penyusutan Aset Tetap 

 a)  Samakan  komponen  dari  jadwal  ke buku besar. 

 

  b) Uji akurasi perhitungan dari jadwal   

 c)  Bandingkan  saldo  awal  dengan  saldo akhir periode 

 

Penambahan Aset Tetap       

 

Dari daftar penambahan aset tetap untuk satu tahun, ambil beberapa sampel untuk menguji hal‐hal sebagai berikut: 

EA 

Tidak ada pembelian aset tetap 

 

 

a)  Samakan  harga  beli  dan  tanggal pembelian  dengan  dokumen‐dokumen pendukung. 

   

 b)  Pastikan  klien memiliki  hak milik  atas PPE 

   

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

49

 

No.  Prosedur Audit  Asersi  Komentar  Ref. 

Pengurangan Aset Tetap       

 

Dari daftar pengurangan aset tetap untuk satu tahun, ambil beberapa sampel untuk menguji hal‐hal sebagai berikut: 

EA 

Sudah dilakukan 4.2.3 Penjualan Aset Tetap 

 

a)  Samakan  jumlah  tercatat  dan  tanggal penjualan  /  pengurangan  dengan dokumen‐dokumen pendukung. 

 

Dokumen pendukung tidak lengkap 

 

4.2.3 Penjualan Aset Tetap 

 

b) Melakukan  vouching atas penerimaan yang  diterima  dari  penjualan  aset  tetap dan biaya  yang dikeluarkan  ke dokumen pendukung. 

 

 

c)  Komparasi  nilai  buku  bersih  saat penjualan  dilakukan  dengan  jadwal kontinuitas dan buku besar. 

 

 

 

 d)  Review  kalkulasi  mengenai  laba  dan rugi saat menjual aset tetap. 

  Keuntungan penjualan tidak dicatat. Catatan jurnal akuntansi 

salah. 

 

Kebijakan Amortisasi       

 Pastikan  bahwa  kebijakan  amortisasi klien konsisten dan proporsional. 

A  Tidak ada aset tak berwujud 

 

Penurunan Nilai    Aset Construction in Progress 

 

 

a)  Menanyakan  ke  manajemen  apakah kondisi  aset  tetap  ada  yang mengindikasikan  bahwa  nilai  buku diperlukan pengujian penurunan nilai. 

V Menurut manajemen tidak ada indikasi penurunan nilai 

4.2.4 Aset CIP 

 

b)  Jika  ada  kejadian  yang mengindikasikan  bahwa  nilai  buku  aset tetap  tidak  dapat  di  realisasi,  harus dilakukan pengujian penurunan nilai.  

 Indikasi‐indikasi 

sesuai dengan PSAK 48 

4.2.4 Aset CIP Tabel 4.9 

Penurunan Nilai ke Harga Wajar       

 

Jika  terdapat  indikasi  nilai  buku  di  atas harga  wajar  atau  ekspektasi  kas  yang dapat  diperoleh, maka  harus  di  lakukan penurunan nilai  

V  Manajemen menolak untuk melakukan 

pengujian penurunan nilai atas aset CIP 

 

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

50

 

No.  Prosedur Audit  Asersi  Komentar  Ref. 

Perbaikan dan Pemeliharaan       

 Perhatikan  akun  perbaikan  dan pemeliharaan  jika  ada  item  yang seharusnya dikapitalisasi. 

CA  Sudah dilakukan dan tidak ada item yang perlu dikapitalisasi 

 

Operasi Sewa       

 

Pastikan  bahwa  semua  aset  tetap  yang dimiliki  dengan  perjanjian  operasi  sewa tidak  ada  yang  melalui  perjanjian  sewa kapital 

CEA  Tidak ada aset tetap yang memiliki 

perjanjian operating lease 

 

Capital Leases   

Tidak ada perjanjian capital lease untuk seluruh aset tetap 

 

 Dari deretan aset dengan perjanjian sewa capital,  ambil  beberapa  sampel  untuk menguji hal‐hal sebagai berikut: 

EA   

  a) Merunut ke dokumen pendukung       b) Tes akurasi pencatatan     

 c)  Pastikan  bahwa  aset  itu  memang seharusnya  diklasifikasikan  di  Sewa Kapital 

   

Pembatasan       

 Perhatikan  apakah  ada  aset  tetap  yang memiliki  batasan  kepemilikan  atau  yang menjadi jaminan 

CEAV  Ada permasalahan kepemilikan atas akta 

tanah  

4.2.5 Kepemilikan 

Tanah Translasi       

 Verifikasi  jika  ada  aset  tetap  yang menggunakan  mata  uang  selain  rupiah lalu konversikan mata uang tersebut 

V  Tidak ada aset tetap yang dinilai 

menggunakan mata uang asing 

 

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

51

 

PROSEDUR TAMBAHAN

No.  Prosedur Audit  Asersi  Komentar  Ref. 

Dokumen Pendukung – Risiko Kecurangan       

 

Jika ada risiko kecurangan, periksa kembali dokumen‐dokumen  pendukung  untuk  PPE yang jumlahnya signifikan. Contohnya bukti pengiriman  barang,  variasi  harga  jual/beli, dan tujuan menjual/membeli aset.   

EA 

Ada kesalahan pencatatan di transaksi penjualan aset 

4.2.3 Penjualan 

Aset Tetap 

Tambahan/Pengurangan   Tidak dilakukan 

pengecekkan fisik atas aset yang dijual. Namun aset yang dijual tersebut nilainya tidak material. Aset tetap dijual sebagai 

pengganti gaji. 

 

 

a) Analisa sebab mengapa ada penambahan dan pengurangan aset tetap 

  4.2.3 Penjualan 

Aset Tetap 

 b) Inspeksi aset baru jika jumlahnya besar     

Mengecek fisik aset dan menghitung jumlah aset 

  Tidak dilakukan pengecekkan fisik akibat 

kendala waktu saat melakukan fieldwork 

4.2.6 Pengecekkan Fisik 

 

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

52

 

Tabel 4.4 Lead Schedule Aset Tetap

Sumber : Kertas Kerja Audit

Ref

DrRe

fCr

Acqu

isitio

n Cos

tLa

nd60

,225,8

40

GL60

,225,8

40

60,22

5,840

PY

Vehic

le14

0,643

,616

GL

140,6

43,61

6

15

0,984

,016

PY(10

,340,4

00)

Offic

e Fixt

ure an

d Equ

ipmen

t79

,050,1

82

GL79

,050,1

82

79,05

0,182

PY

Facto

ry Bu

ilding

171,6

44,88

2

GL17

1,644

,882

171,6

44,88

2

PY

Site U

tilities

101,0

94,59

4

GL10

1,094

,594

101,0

94,59

4

PY

Mach

inery

13,11

4,320

GL

13,11

4,320

13

,114,3

20

PY

Cons

tructi

on In

Prog

ress

Build

ing12

,333,2

34,34

3

GL12

,333,2

34,34

3

12,33

3,234

,343

PY

Mach

inery

38,07

8,663

,394

GL

38,07

8,663

,394

38

,078,6

63,39

4

PY

Accu

mulat

ed D

eprec

iation

Vehic

le14

0,643

,616

GL

140,6

43,61

6

15

0,984

,016

PY(10

,340,4

00)

Offic

e Fixt

ure an

d Equ

ipmen

t78

,603,2

88

GL78

,603,2

88

78,18

0,164

PY

423,1

24

Facto

ry Bu

ilding

171,6

44,88

2

GL17

1,644

,882

171,6

44,88

2

PY

Site U

tilities

101,0

94,59

4

GL10

1,094

,594

101,0

94,59

4

PY

Mach

inery

13,11

4,320

GL

13,11

4,320

13

,114,3

20

PY

Net B

ook V

alue

60,67

2,733

GL

60,67

2,733

61

,095,8

58

PY(20

,257,6

76)

0.54%

0.00%

0.00%

0.00%

-13.16

%

0.00%

0.00%

-6.85

%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

-6.85

%

Acco

unt(s

) Title

WP Ref.

Clien

t's B

alanc

eDe

c 31,

2011

(unau

dited

)

CAJE

. (P)

AJE .

(P)R

JEAu

dited

Balan

ceDe

c 31,

2011

Audit

edBa

lance

Dec 3

1, 20

10

Increa

se(D

ecrea

se)

%

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

53

 

4.2.1 Aset Tetap PT. BCD

Pada Tabel 4.4, ditunjukkan detail aset tetap PT. BCD. Berikut adalah deskripsi

penggunaan dari akun-akun tersebut:

1. Tanah

Tanah adalah tanah yang berada dekat dengan pabrik semen yang dibeli oleh PT.

BCD pada tahun 1995 namun PT. BCD belum melakukan penggantian nama atas

akta tanah tersebut.

2. Bangunan

Segala macam bentuk bangunan dan item-item yang mendukung terbentuknya

bangunan yang dimiliki oleh PT. BCD di Tuban namun di luar dari construction

in progress misal segala keperluan untuk lapangan parkir, gudang sementara,

teras, dan sebagainya.

3. Pabrik utilitas

Segala macam peralatan yang mendukung berjalannya pabrik di Tuban namun

di luar klasifikasi construction in progress seperti sistem drainase air, lampu

jalan, jembatan, dan sebagainya.

4. Mesin

Mesin yang digunakan diluar kepentingan untuk memproduksi semen misalnya

seperti genset tetapi diluar dari mesin yang berada diklasifikasi CIP.

5. Kendaraan

Mobil, motor, pick-up, truk, bus, dan segala macam jenis kendaraan bermotor

yang membantu transportasi karyawan maupun bahan produksi.

6. Peralatan kantor

Berbagai barang elektronik untuk membantu karyawan dalam melakukan

transaksi dan bisnis perusahaan seperti printer, komputer, fax, telepon genggam,

dan sebagainya.

4.2.2 Prosedur Analitis Aset Tetap

Penulis akan menganalisa perubahan-perubahan yang ada di akun-akun aset tetap.

Perubahan aset tetap di PT. BCD hanya pada pengurangan kendaraan bermotor saja.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

 

S

p

b

m

d

4

a

un

d

k

si

si

d

elain itu tida

engembanga

erubah. Sel

memenuhi ob

ilakukan ada

.2.3 Penyus

. Beban Dep

Penul

ntuk tahun

epresiasi ya

lien, tidak te

istem pembu

Am

aud

Am

G/L

Dif

PT. B

istem depre

engan keten

ak ada pemb

an pabrik d

anjutnya, au

bjektif-objek

alah sebagai

utan Akunt

presiasi

is melakuka

2011. Set

ang dihitung

erdapat perb

ulatan saja.

mount of deprec

dit

mount of deprec

L

fference

CD menerap

siasi aset te

ntuan alokasi

belian aset te

di Tuban se

uditor akan

ktif audit unt

berikut:

tansi

an verifikasi

elah dilaku

oleh Penul

edaan yang

Tabel

ciation expense

ciation expense

pkan metode

etap. Manaj

i masa pakai

Bangun

Pabrik

Mesin

Kendar

Peralata

etap di tahun

ehingga nila

melakukan

tuk saldo ak

i atas perhitu

ukan rekalku

lis dan deng

material. Pe

4.5 Beban D

e as of Dec 31,

e as of Dec 31,

e straight lin

jemen PT.

sebagai ber

nan

Utilitas

raan

an Kantor

n 2011. PT.

ai construct

n test of det

khir. Kegiata

ungan beban

ulasi, perbe

gan beban de

rbedaan seb

Depresiasi

, 2011 per

, 2011 per

ne atau garis

BCD meng

rikut:

: 10 tahu

: 8 tahun

: 10 tahu

: 5 tahun

: 4 tahun

BCD juga ti

tion in prog

tail balance

an test of det

n depresiasi

edaan antara

epresiasi ya

esar 3 beras

lurus dalam

ggunakan si

un

n

un

n

n

idak melanju

gress juga

e sehingga d

tail balance

i yang diken

a jumlah b

ang dihitung

al dari perbe

423,1

423.1

m mengaloka

stem garis

54

utkan

tidak

dapat

yang

nakan

beban

oleh

edaan

124

121

3

asikan

lurus

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

 

b

te

P

c.

d

b

as

p

re

B

se

. Akumulas

Untuk

elah diaudit

erbedaan ini

Am

201

Am

201

Dif

. Nilai Buku

Setela

epresiasi, Pe

ersih atau n

set atau nilai

Berda

erbedaan ya

ekalkulasi Pe

BCD, kecual

esuai dengan

Am

Am

Dif

Tot

si depresiasi

k perbedaan

t dengan ju

i berasal dar

mount of Acc. d

11 per audit

mount of Acc. d

11 per G/L

fference

u Bersih Ase

ah melakuka

enulis lalu m

et book valu

i historis den

asarkan perh

ang materia

enulis sehin

li yang bera

n GAAP Ind

mount of TFAs'

mount of TFAs'

fference

tal reduction of

i

saldo akhir

umlah dari

ri sistem pem

Tabel 4.6

depreciation ex

depreciation ex

et Tetap

an perhitung

menghitung k

ue adalah ni

ngan nilai ak

hitungan ya

al antara per

gga dapat di

ada dalam k

donesia dan b

Tabel 4.7

NBV as of De

NBV as of De

f tangible FA i

r akumulasi

buku besar

mbulatan buk

6 Akumulas

xpense as of De

xpense as of De

gan kembal

kembali perh

ilai yang dip

kumulasi dep

ang telah d

rhitungan y

isimpulkan b

klasifikasi co

bebas dari sa

Saldo Akhi

ec 31, 2011 per

ec 31, 2011 per

n year 2011>>

depresiasi a

r, perbedaan

kan dari perb

si depresias

ec 31,

ec 31,

li atas beba

hitungan nil

peroleh jika

presiasi aset

dilakukan o

ang dilakuk

bahwa net b

onstruction

alah saji yan

ir Aset Teta

r audit

r G/L

>>

aset tetap un

n yang ada

bedaan aloka

si

an depresias

lai buku dari

mengurangi

tetap.

leh Penulis

kan oleh kli

book value d

in progress

g material.

ap

ntuk jumlah

a tidak mat

asi depresias

505,100,7

505,109,2

8,5

i dan akum

i aset tetap.

i nilai pemb

s, tidak terd

ien dengan

dari aset tetap

s, telah disa

60,664,2

60,672,7

8,5

10,340,4

55

yang

terial.

si.

700

228

528

mulasi

Nilai

belian

dapat

hasil

p PT.

ajikan

225

733

508

400

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

56

 

4.2.4 Penjualan Aset Tetap

Penulis melakukan verifikasi atas pengurangan aset tetap pada klasifikasi vehicle

senilai Rp 10,340,400. Setelah dicek di dokumen pendukung, diketahui bahwa PT. BCD

menjual mobil perusahaan sebagai pengganti gaji karyawan. Pengujian yang dilakukan

adalah memeriksa bukti atas transaksi yang telah terjadi dan mendokumentasikannya atau

disebut juga dengan vouching.

Auditor diwajibkan untuk membuat vouching atas penambahan maupun

pengurangan aset tetap. Vouching adalah kegiatan mengecek bukti-bukti dokumen dan

mendokumentasikan keterangan-keterangan yang ada di dalam dokumen tersebut ke

dalam tabel vouching.

Selain mencatat data-data yang dapat diperoleh dari vouching ke kertas kerja audit

aset tetap, auditor juga harus memfotokopi dokumen tersebut dan memasukkannya ke

temporary file. Temporary file adalah file yang disediakan oleh KAP RED untuk

menyimpan fotokopi dokumen-dokumen sebagai bukti telah melakukan audit dengan

bukti yang memadai.

a) Vouching Penjualan Aset Tetap

Tabel 4.8 adalah kertas kerja audit aset tetap untuk vouching penjualan dan

pembelian aset tetap perusahaan dalam periode tahun 2011. Vouching ini berguna untuk

menjamin bahwa klien mempunyai bukti atas penambahan atau penjualan asset tetap

untuk menghindari fraud dan kesalahan pencatatan. Fungsi vouching yaitu untuk

memenuhi asersi existence, ownership, dan cut-off.

Karena penjualan atau pembelian aset tetap pada tahun 2011 hanya ada satu

transaksi, maka coverage yang dimiliki oleh tabel ini adalah sebesar 100%. Jika terdapat

banyak penjualan dan pembelian aset tetap pada tahun 2011, auditor akan menetapkan

coverage yang diinginkan dan akan melakukan sampling.

Auditor diharuskan untuk memfotokopi dokumen yang di dapat dan

memasukkannya ke dalam temporary file. Fungsi tahap ini adalah untuk memenuhi asersi

existence, ownership¸dan cut-off. Namun, catatan akuntansi perusahaan beserta dokumen

penjualan aset tetap tidak lengkap sehingga harus dicatat sebagai audit findings.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

57

 

Tabel 4.8 Vouching Penjualan Aset Tetap

Sumber : Kertas Kerja Audit

b) Audit Findings

Diketahui dari buku besar PT. BCD, salah satu kendaraan bermotor dengan nilai

perolehan Rp 10,340,400 dan memiliki nilai buku sebesar Rp 0 pada tahun 2011 karena

di jual perusahaan. Setelah melakukan inquiry ke manajemen PT. BCD, diketahui bahwa

kendaraan ini diberikan kepada karyawan yang mengundurkan diri dari PT. BCD sebagai

pengganti gaji. Maka auditor harus meminta bukti penerimaan bahwa kendaraan tersebut

memang benar diberikan kepada karyawan sebagai pengganti gaji namun manajemen PT.

BCD tidak dapat menunjukkan bukti yang memadai bahwa mobil tersebut dijual sebagai

pengganti gaji.

Penulis telah menanyakan mengenai harga jual yang diberikan pada saat transaksi

berlangsung. Manajemen PT. BCD mengatakan bahwa kendaraan diberikan kepada

karyawan dengan menggunakan nilai harga pasar yaitu sebesar Rp 2,000,000. Dengan

melihat catatan akuntansi, seharusnya perusahaan mencatat gain on sale of fixed assets

1 2 3 4 a b c

1 30-Mar-11 Suzuki Sidekick A. B. Koryanto 10,340,400

10,340,400

Amount of selling of tangible fixed asset in 2011 taken as sample 10,340,400 Total amount of selling of tangible tangible fixed asset in 2011 10,340,400 Percentage of sample to total population 100.00%

Legend for Assertions:1 Existence

2 Ownership

3 Cut-Off

No WP Reff Date Item Description Buyer/Seller NameCTD

AmountAssertions

T O T A L >>>

1200.052

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

58

 

sebesar Rp 2,000,000 karena kendaraan tersebut sudah terdepresiasi sepenuhnya tetapi

PT. BCD tidak mencatat gain itu.

Setelah ditanya lebih lanjut, gaji karyawan tersebut adalah sebesar Rp 6,800,000.

Jadi selain memberikan mobil, manajemen PT. BCD juga memberikan uang kepada

karyawan sebesar Rp 4,800,000. Sehingga Rp 2,000,000 gain on sale of fixed assets

merupakan bagian dari gaji pegawai. Namun manajemen PT. BCD hanya mencatat

pengeluaran uang sebesar Rp 4,800,000 itu sebagai biaya representasi dan hiburan, bukan

biaya gaji pegawai.

Lalu manajemen PT. BCD meminta auditor untuk mendebet akun beban

representasi dan hiburan terhadap gain on sale of fixed assets senilai Rp 2,000,000 namun

hal ini tidak boleh dilakukan karena ini adalah beban gaji pegawai bukan beban

representasi dan hiburan. Auditor harus membuat audit adjustment atas kesalahan

pencatatan ini.

c) Audit Adjustment yang Diajukan

Jika auditor menemukan salah pencatatan yang dilakukan oleh klien, maka

auditor harus melakukan audit adjustment (AJE). Jika karena klien salah mengklasifikasi

akun-akun saat mencatat transaksi, harus diadakan reklass atau reclassification (RJE).

Jurnal yang dibuat oleh klien adalah sebagai berikut:

Representation and Ent. Expense 4,800,000

Cash 4,800,000

Karena klien tidak mencatat keuntungan dari penjualan kendaraan, maka auditor

harus membuat audit adjustment. Bentuk jurnal AJE:

Salary Expense 2,000,000

Gain on Sale of Vehicle 2,000,000

Karena auditor menemukan bahwa gaji karyawan diklasifikasikan ke

representation and entertainment expense, bukan ke salary expense, maka harus

dilakukan reklasifikasi atau RJE. Bentuk jurnal RJE:

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

59

 

Salary Expense 6,800,000

Representation and Ent. Exp 6,800,000

Setelah memasukkan jurnal-jurnal penyesuaian, Auditor harus memperbaharui

data di lead schedulue beban-beban operasi dan kertas kerja pendapatan lain-lain karena

akun-akun yang ada di penyesuaian di atas mengubah jumlah audited balance untuk

tahun 2011.

4.2.5 Penurunan Nilai Aset Construction in Progress (CIP)

KAP RED mengaudit PT. BCD sejak tahun 2009. PT. BCD yang memiliki pabrik

pabrik semen di Tuban selalu menolak permintaan auditor KAP RED untuk melakukan

pengujuian penurunan nilai atas aset CIP di Tuban karena manajemen PT. BCD beralasan

bahwa tidak ada penurunan nilai atas aset CIP. Namun menurut tim auditor KAP RED,

CIP PT. BCD perlu diadakan penilaian kembali berhubung terdapat indikasi penurunan

nilai

Alasan mengapa aset CIP harus dilakukan pengujian penurunan nilai oleh PT.

BCD adalah karena aset CIP tersebut memenuhi indikasi-indikasi penurunan nilai sesuai

dengan PSAK 48 revisi tahun 2009 seperti yang telah dideskripsikan di Tabel 4.9.

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen PT. BCD seharusnya

melakukan pengujian penurunan nilai atas aset CIP. Bila memang terjadi penurunan nilai,

maka aset tetap PT. BCD harus diturunkan jumlah tercatat dengan jumlah terpulihkan.

Tabel 4.9 Komparasi Indikasi Penurunan Nilai Dengan Keadaan Pabrik

Indikasi-Indikasi PSAK 48 Keadaan Pabrik PT. BCD

Harga jual aset menurun secara signifikan

seiring dengan berjalannya waktu ataupun

dikarenakan penggunaan aset tetap

Kondisi mesin dan gedung pabrik di Tuban

memenuhi indikasi ini karena PT. BCD

telah mulai membangun pabrik tersebut

sejak tahun 1997.

Terdapat perkembangan terbaru di pasaran

sehingga nilai pasar aset tetap menurun

Nilai pasar pabrik menurun karena

teknologi yang digunakan yaitu teknologi

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

60

 

Tabel 4.9 Komparasi Indikasi Penurunan Nilai Dengan Keadaan Pabrik

Sumber : Pengolahan Sendiri

Indikasi-Indikasi PSAK 48 Keadaan Pabrik PT. BCD

misalnya perkembangan teknologi

membuat aset tetap yang dimiliki oleh

perusahaan kurang efisien dan efektif

relatif dengan aset tetap jenis baru

dari tahun 1997 sehingga sudah banyak

mesin-mesin lain yang memiliki teknologi

yang lebih baik sehingga indikasi ini

terpenuhi.

Terdapat perubahan selera pasar ataupun

perubahan permintaan yang dikarenakan

hal-hal lain sehingga harga pasar aset tetap

menurun

Indikasi ini terpenuhi karena industri

semen dikuasai oleh perusahaan-

perusahaan semen besar sehingga

menyulitkan untuk menjual pabrik ke

perusahaan lain.

Terdapat bukti dari pihak internal bahwa

aset tetap yang dimiliki tidak dapat

berfungsi atau beroperasi sebaik yang

diperkirakan sebelumnya

Tidak terdapat bukti dari pihak internal

bahwa mesin-mesin yang ada di pabrik

tidak dapat beroperasi dengan baik namun

penjelasan ini didapatkan pada audit tahun

2010 dan yang menilai hanya auditor KAP

RED yang kurang memahami bagaimana

kualitas mesin pabrik yang diharapkan.

Terdapat bukti bahwa arus kas yang

diharapkan muncul dari pengoperasian aset

tetap lebih rendah secara signifikan dari

yang diharapkan dan kas untuk pembiayaan

untuk perawatan aset tetap lebih tinggi

secara signifikan dari yang diperkirakan

sebelumnya

Indikasi ini terpenuhi karena arus kas yang

diharapkan untuk didapat turun secara

signifikan akibat teknologi mesin yang

kemungkinan besar sudah tertinggal. Selain

itu seluruh aset CIP tidak dioperasikan

untuk kegiatan produksi maupun penerusan

pembangunan sejak tahun 1998.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

61

 

4.2.6 Memastikan Seluruh Aset Tetap Dimiliki Oleh Klien

Auditor mengecek kepemilikan aset tanah sebesar Rp 60,225,840. Tanah seluas 2

hektar ini terletak tidak jauh dari pabrik PT. BCD di Tuban. Tanah oleh PT. BCD pada

tahun 1995 dibeli dari penduduk setempat namun PT. BCD belum mengganti

kepemilikan atas akta tanah. Jika nama kepemilikan atas tanah bukan pada PT. BCD, PT.

BCD tidak dapat mengakui kepemilikan atas aset tanah tersebut.

4.2.7 Cek Fisik Aset Tetap

Auditor KAP RED pada saat audit tahun sebelumnya (2010) melakukan

kunjungan ke pabrik dalam pembangunan (CIP) untuk mengecek perubahan jumlah

barang-barang yang ada di Tuban dan mengecek apakah mesin-mesin masih dapat

berjalan dengan baik atau tidak. Berdasarkan notes to partner untuk tahun audit 2010,

keadaan mesin-mesin di Tuban masih baik dan tidak ada perubahan yang material atas

kuantitas barang-barang yang ada di pabrik Tuban, Jawa Timur.

Untuk audit tahun 2011, tim audit KAP RED tidak melakukan kunjungan pabrik

akibat kendala jadwal fieldwork yang berlangsung pada bulan puasa. Manajer KAP RED

juga belum melakukan kunjungan pabrik sampai sekarang. Menurut SPAP, prosedur

kunjungan ke pabrik di Tuban wajib dilakukan oleh auditor.

4.2.8 Dampak Hasil Audit Aset Tetap Terhadap Opini Audit

Untuk opini audit tahun 2011, kemungkinan besar opini audit yang

dikeluarkan sama dengan opini audit tahun sebelumnya karena manajemen PT. BCD juga

menolak untuk melengkapi catatan akuntansinya dan lebih memilih aset Construction in

Progress untuk dikecualikan di laporan keuangan. Opini audit tahun 2010 yaitu Wajar

Dengan Pengecualian. Pengecualian ini khusus untuk akun Construction in Progress dan

ditambahkan dengan paragraf penjelas mengenai isu kelangsungan usaha PT. BCD. Di

paragraf penjelas ini diberikan informasi mengenai rencana-rencana yang akan dilakukan

oleh manajemen PT. BCD dalam upayanya mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaannya.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

 

 

62

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil audit aset tetap adalah PT. BCD

menolak melakukan pengujian penurunan nilai atas aset Construction in Progress

sedangkan nilai aset sangat besar. Hal ini membatasi lingkup audit auditor sehingga opini

tertinggi yang dapat diperoleh PT. BCD adalah Wajar Dengan Pengecualian.

Pengecualian ini khusus untuk akun Construction in Progress.

Proses audit yang dilakukan di PT. BCD sudah dilakukan sesuai prosedur-

prosedur audit yang seharusnya kecuali auditor tidak melakukan cek fisik aset

Construction in Progress dan pengujian pengendalian internal yang tidak dilakukan.

5.2 Saran

Penulis telah menyelesaikan program magang yang dilaksanakan di KAP RED

selama tiga bulan dan telah menyelesaikan proses audit di PT BCD yang berlangsung

selama satu minggu. Penulis, dengan segala keterbatasannya, ingin memberikan saran-

saran bagi KAP RED, PT. BCD, dan mahasiswa akuntansi yang berencana ingin

mengikuti program magang KAP . Semoga saran-saran dari Penulis dapat memberikan

manfaat bagi masing-masing pihak.

5.2.1 Untuk KAP RED

Saran penulis bagi KAP RED berdasarkan kekurangan yang ada yaitu:

1) Pemahaman dan pengujian pengendalian internal perusahaan seharusnya dilakukan

pada tahap awal sebelum melakukan pengujian substantif. Namun saat melakukan

fieldwork, kedua tahap ini dilakukan di hari terakhir. Bila dilakukan sebelum

pengujian substantif, maka akan mempengaruhi perhitungan risiko-risiko yang ada

sehingga dapat mempengaruhi pengujian substantif.

2) Auditor tidak melakukan konfirmasi AP karena manajemen PT. BCD menolak

prosedur ini. Kemungkinan yang ada adalah hutang perusahaan lebih besar dari yang

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

63

 

di laporkan di laporan keuangan perusahaan (potensi understatement). Sehingga

seharusnya jika opini audit yang dikeluarkan adalah wajar dengan pengecualian,

pengecualian tidak hanya diberikan di akun Construction in Progress tetapi juga di

akun Hutang Usaha.

3) Auditor tidak melakukan cek fisik Construction in Progress karena keterbatasan

waktu, seharusnya prosedur ini harus tetap dilakukan agar auditor dapat membuktikan

bahwa aset Construction in Progress memang ada dan seharusnya dilakukan

penurunan nilai. Jika PT. BCD menolak melakukan pengujian penurunan nilai, maka

auditor dapat langsung memutuskan untuk memberi opini audit tertinggi yaitu Wajar

Dengan Pengecualian untuk akun Construction in Progress.

5.2.2 Untuk PT. BCD

Penulis ingin memberikan saran untuk manajemen PT BCD berdasarkan dari hasil

proses audit PT BCD untuk periode 31 Desember 2011. Dengan melihat kekurangan-

kekurangan yang ada saat mengaudit aset tetap, berikut adalah saran-saran untuk PT.

BCD:

1) PT. BCD harus memperbaiki sistem pengendalian internal yang ada karena

walaupun dalam melakukan pembayaran harus disetujui oleh direktur dan

manajemen keuangan, dalam kasus penjualan aset tetap, terdapat pelanggaran

ketentuan pajak PPh 21. Dengan menutupi jumlah yang sebenarnya dibayarkan ke

karyawan, PT. BCD melanggar hukum padahal di keterangan Management

Representation Letter (MRL) terdapat kepastian dari manajemen PT. BCD bahwa

PT. BCD tidak melakukan perbuatan pelanggaran hukum.

2) Sebaiknya manajemen PT. BCD melakukan pengujian penurunan nilai aset CIP

karena CIP sudah sangat lama sekali tidak dilakukan penilaian kembali sejak tahun

1998. Selain itu, berdasarkan PSAK 48, terdapat indikasi penurunan nilai.

3) PT. BCD juga sebaiknya mengganti nama akta tanah karena PT. BCD sudah lama

membeli tanah tersebut yaitu sejak tahun 1995. PT. BCD juga berisiko dapat

kehilangan kepemilikan tanah itu. PT. BCD seharusnya tidak dapat mencatat tanah

di Tuban sebagai aset perusahaan karena akta tanah bukan milik PT. BCD.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

64

 

5.2.3 Untuk yang Berminat menjadi Peserta Magang

Berdasarkan pengalaman magang yang telah dilalui Penulis di kantor akuntan

publik, terdapat beberapa saran yang Penulis dapat sampaikan bagi peserta magang yang

berminat untuk magang di kantor akuntan publik:

1) Peserta magang sebaiknya mempelajari kembali teori-teori akuntansi selama kuliah

terutama Intermediate Accounting karena dalam melakukan proses audit, peserta

magang akan melakukan penyesuaian-penyesuaian jurnal yang telah dibuat oleh

klien.

2) Selain itu, peserta magang sebaiknya mempelajari kembali pelajaran audit karena

peserta magang disamakan statusnya dengan auditor junior lain yang sudah

diberikan program pelatihan audit yang lebih lama dan lebih mendalam

dibandingkan program pelatihan yang diberikan terhadap peserta magang. Bahkan

di beberapa kantor akuntan publik ada yang tidak memberikan program pelatihan

sama sekali.

3) Peserta magang sebaiknya aktif dan kritis dalam memahami dan melakukan

prosedur audit sehingga peserta magang memperoleh lebih banyak wawasan

mengenai dunia audit.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

65

 

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, Ronald J Elder, and Mark S Beasley. (2009). Auditing and Assurance

Services: An Integrated Approach 12th Edition. New Jersey. Prentice Hall.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba

Empat.

Kieso, Donald, Jerry Weygandt, and Terry Warfield (2011). Intermediate Accounting

IFRS Edition. New Jersey. Wiley.

Altman, E. (2000). Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting the Z-Score

and Zeta Models.

Kwan Tse, Pui. (1999). The Mineral Industry of Indonesia. U.S Geological Survey

Mineral Yearbook.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

Lampiran 1: Balance Sheet PT. BCD

ASSETS Notes 2011 2010Rp Rp

Current AssetsCash on Hand and in Banks 2.d, 3 136,262,825 136,262,825Other Receivables

(Net of accumulated allowance for doubtful accounts ofRp 267,399,525 and Rp 15,455,500 as of December 2010 and2009, respectively) 2.c, 4 36,150,000 36,150,000

Prepaid Expenses 2.b, 5 300,000,000 300,000,000Total Current Assets 472,412,825 472,412,825

Non Current AssetsProperty, Plant and Equipment

(Net of accumulated depreciation of Rp 2,575,089,824 and 2.f, 2.g, Rp 2,568,463,370 as of December 31, 2010 and 2009, respectively) 2.h, 7 252,364,968,022 252,364,968,022

Total Non Current Assets 252,364,968,022 252,364,968,022

TOTAL ASSETS 252,837,380,847 252,837,380,847

LIABILITIES AND CAPITAL DEFICIENCY Notes 2011 2010Rp Rp

Current LiabilitiesProject Payable 2.d, 8 33,380,622,250 33,380,622,250Others Payable 9 221,794,699 221,794,699Taxes Payable 2.i, 6.a 425,390,179 425,390,179Total Current Liabilities 34,027,807,128 34,027,807,128

Non Current LiabilitiesLong Term Liability 10 142,028,063,163 142,028,063,163Due to Related Parties 2.e, 11 24,211,459,023 24,211,459,023Estimated Liabilities on Employees Benefits 2.j, 12 1,967,828,322 1,863,353,777Total Non Current Lialibilities 168,207,350,508 168,102,875,963

Stockholders' Equity Capital Stock - par value of Rp 1,000 per share 13

Authorized - 175,000,000 shares Issued and Fully Paid - 62,500,000 shares 62,500,000,000 62,500,000,000

Paid In Capital In Excess of Par Value 67,000,000,000 67,000,000,000Deficit Accumulated During The Development Stage (80,970,811,588) (78,793,302,244)Total Stockholders' Equity 48,529,188,412 50,706,697,756

TOTAL LIABILITIES AND STOCKHOLDERS' EQUITY 250,764,346,049 252,837,380,847

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

Lampiran 2: Mutasi Aset Tetap

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo AkhirRp Rp Rp Rp

Acquisition CostLand 60,225,840 -- -- 60,225,840 Vehicle 150,984,016 -- 10,340,400 140,643,616 Office Fixture and Equipment 79,050,182 -- -- 79,050,182 Factory Building 171,644,882 -- -- 171,644,882 Site Utilities 101,094,594 -- -- 101,094,594 Machinery 13,114,320 -- -- 13,114,320

576,113,833 -- 10,340,400 565,773,433

Construction in ProgressBuilding 12,333,234,343 -- -- 12,333,234,343 Machinery 38,078,663,394 -- -- 38,078,663,394

50,411,897,736 -- -- 50,411,897,736

Accumulated DepreciationVehicle 150,984,016 -- 10,340,400 140,643,616 Office Fixture and Equipment 78,180,164 423,124 -- 78,603,288 Factory Building 171,644,882 -- -- 171,644,882 Site Utilities 101,094,594 -- -- 101,094,594 Machinery 13,114,320 -- -- 13,114,320

515,017,975 423,124 10,340,400 505,100,700

61,095,858 60,672,733 Nilai Buku

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

Lampiran 3: Notes to Financial Statement (PPE)

2.f. Property, Plant and Equipment

Property, plant and equipment are carried at cost less their accumulated depreciation. Land is not depreciated. Depreciation is computed by using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets, as follows:

Years

Building : 10

Site Utilities : 8

Machineries : 10

Vehicles : 5

Office Equipment : 4

The cost of maintenance and repairs is charged to the statements of income as incurred, while significant renewals and betterments are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their cost and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the statements of income for the year.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

Lampiran 4: Test of Net Book Value

No Item Description Cost of Acquisition

Date of Use

Economic Life

(month) Depreciation

(month) Months Elapsedto Date

Accumulated Depreciation

Carrying Value as per Audit

Carrying Value as per Book

Difference

A Land

1 Land 60,225,840 07/09/95 -

- 60,225,840

60,190,951 -

B Building

1 Fence Yard

30,822,483 31/05/96 120 256,854 120 30,822,483

-

-

-

2 Temporary Warehouse

3,500,000 22/07/96 120 29,167 120

3,500,000 -

-

-

3 Site Off. Fac. & Genset House

2,036,364 04/11/96 120 16,970 120

2,036,364 -

-

-

4 Genset Cable Installations

1,456,909 02/12/96 120 12,141 120

1,456,909 -

-

-

5 Teras Joglo

1,640,000 02/04/97 120 13,667 120 1,640,000

-

-

-

6 Security

Office & Diesel Tank St

1,859,726 03/04/97 120 15,498 120

1,859,726 -

-

-

7 Warehouse & Office Building

115,942,400 01/05/97 120 966,187 120

115,942,400 -

-

-

8 Driver's

Waiting & Parking Area

2,290,000 01/05/97 120 19,083 120

2,290,000 -

-

-

9 Warehouse Pos Guard & Toilet

3,150,000 18/06/97 120 26,250 120

3,150,000 -

-

-

10 Gaz Analyzer Space

1,121,400 31/12/97 120 9,345 120

1,121,400 -

-

-

11 Container Office Space

2,960,000 31/12/97 120 24,667 120

2,960,000 -

-

-

12 Genset House

4,865,600 31/12/97 120 40,547 120

4,865,600 -

-

-

171,644,882

171,644,882 -

C Cite Utilities

1 Temporary Road Priority I

14,208,800 30/12/96 96 148,008 96

14,208,800 -

-

-

2 Land

Penetration & Site Garden

2,717,444 24/02/97 96 28,307 96

2,717,444 -

-

-

3 Buis Decker 6,606,228 24/02/97 96 68,815 96

6,606,228 -

-

-

4

Drainase,Portal,Flag Place etc.

1,449,181 27/03/97 96 15,096 96

1,449,181 -

-

-

5 Drainage

Temp. Road,Stone Cor

7,147,612 02/04/97 96 74,454 96

7,147,612 -

-

-

6 Foundation Fan II

7,200,000 09/05/97 96 75,000 96

7,200,000 -

-

-

7 Temporary Road Lighting

10,533,600 27/05/97 96 109,725 96

10,533,600 -

-

-

8 Temporary & Bridge Conveyor

30,660,329 11/07/97 96 319,378 96

30,660,329 -

-

-

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

9 Buis Decker 648,000 31/12/97 96 6,750 96

648,000 -

-

-

10 Temporary Road Lighting

15,573,400 31/12/97 96 162,223 96

15,573,400 -

-

-

11 Water Pressure Tank

4,350,000 15/04/98 96 45,313 96

4,350,000 -

-

-

101,094,594

101,094,594 -

-

-

D Machinery -

1 Caterpillar Genset

12,010,320 08/08/96 120 100,086 120

12,010,320 -

-

-

2 Isuzu Genset + Dinamo

1,104,000 10/03/98 120 9,200 120

1,104,000 -

-

-

13,114,320

13,114,320 -

E Vehicle -

v 1 Toyota Kijang Rover

7,570,000 18/12/95 60 126,167 60

7,570,000 -

-

-

v 2 Honda Motor 880,000 24/01/96 60 14,667 60

880,000 -

-

-

v 3 Honda Accord Cielo

24,706,050 29/02/96 60 411,768 60

24,706,050 -

-

-

v 4 Toyota Kijang LX

7,814,790 03/06/96 60 130,247 60

7,814,790 -

-

-

v 5 Taft GT 4x4

14,105,255 06/06/96 60 235,088 60 14,105,255

-

-

-

v 7 Honda GL Max 125

950,000 27/06/96 60 15,833 60

950,000 -

-

-

v 8 Komatsu Forklift

30,793,400 08/08/96 60 513,223 60

30,793,400 -

-

-

v 9 Isuzu Panther Pick Up I

7,661,716 16/09/96 60 127,695 60

7,661,716 -

-

-

v 10 Isuzu Panther Pick Up II

7,655,807 28/10/96 60 127,597 60

7,655,807 -

-

-

v 11 Isuzu Panther Pick Up III

7,655,807 02/12/96 60 127,597 60

7,655,807 -

-

-

v 12 Isuzu Panther Pick Up IV

7,674,444 23/01/97 60 127,907 60

7,674,444 -

-

-

v 13 Suzuki Trail TR. 125 ER

1,043,000 31/01/97 60 17,383 60

1,043,000 -

-

-

v 14 Mercedes Benz Bus

16,208,546 10/06/97 60 270,142 60

16,208,546 -

-

-

v 15 Water Tank Truck

2,700,000 16/08/97 60 45,000 60

2,700,000 -

-

-

v 16 Honda Supra Fit 125cc

3,224,800 27/12/05 60 53,747 60

3,224,800 -

-

-

140,643,616

140,643,616 -

-

-

F Office Equipment -

v 1 Printer DeskJet HP

255,000 30/03/95 48 5,313 48

255,000 -

-

-

v 2 Computer 486 DX100

680,000 09/06/95 48 14,167 48

680,000 -

-

-

v 3 Panasonic Typewriter

70,000 13/06/95 48 1,458 48

70,000 -

-

-

v 4 Computer Data Switch

50,000 30/06/95 48 1,042 48

50,000 -

-

-

v 5 Computer Notebook Acer

990,000 05/07/95 48 20,625 48

990,000 -

-

-

v 6 Printer Laser HP 5L

490,000 14/07/95 48 10,208 48

490,000 -

-

-

v 7 Drawing Hanger Datascrip

254,546 25/08/95 48 5,303 48

254,546 -

-

-

v 8 Exhaust Fan 60,000 18/10/95 48 1,250 48

60,000 -

-

-

v 9 CD ROM Pro Media

60,000 15/01/96 48 1,250 48

60,000 -

-

-

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

v 10 Fax Modem 80,000 26/01/96 48 1,667 48

80,000 -

-

-

v 11 Handy Talky 148,000 28/01/96 48 3,083 48

148,000 -

-

-

v 12 Handphone JH

280,000 08/04/96 48 5,833 48

280,000 -

-

-

v 13 Computer Sets Pentium

2,545,000 01/05/96 48 53,021 48

2,545,000 -

-

-

v 14 Fire Extinguisher

214,400 17/05/96 48 4,467 48

214,400 -

-

-

v 15 Modem & Ethernet

368,000 01/06/96 48 7,667 48

368,000 -

-

-

v 16 Handy Talky 219,000 05/06/96 48 4,563 48

219,000 -

-

-

v 17 Paper Shredder Machine

107,000 10/06/96 48 2,229 48

107,000 -

-

-

v 18 Refrigerator 194,000 10/06/96 48 4,042 48

194,000 -

-

-

v 19 TV Toshiba 184,200 10/06/96 48 3,838 48

184,200 -

-

-

v 20 Gas Banner Rinnai

23,000 10/06/96 48 479 48

23,000 -

-

-

v 21 Panasonic Facsimile

270,000 10/06/96 48 5,625 48

270,000 -

-

-

22 Electric Typewriter

95,000 10/06/96 48 1,979 48

95,000 -

-

-

23 Panasonic Cordless Phone

117,000 10/06/96 48 2,438 48

117,000 -

-

-

24 Furniture (5Boards & 5 tab)

380,418 10/06/96 48 7,925 48

380,418 -

-

-

25 Computer Pentium

820,000 10/06/96 48 17,083 48

820,000 -

-

-

26 Furniture (Dining table & ch)

547,920 13/06/96 48 11,415 48

547,920 -

-

-

27 Florence Springbed

563,040 02/07/96 48 11,730 48

563,040 -

-

-

28 Computer Pentium 133 Intel

1,347,000 03/07/96 48 28,063 48

1,347,000 -

-

-

29 CC Mail & 10 users License

225,600 24/07/96 48 4,700 48

225,600 -

-

-

30 Pager Nusapage

59,400 26/07/96 48 1,238 48

59,400 -

-

-

31 Computer Pentium & Printer

780,000 08/08/96 48 16,250 48

780,000 -

-

-

32 Computer HJ Pentium 100

980,000 20/08/96 48 20,417 48

980,000 -

-

-

33 Photocopy Machine Sharp

1,898,400 30/08/96 48 39,550 48

1,898,400 -

-

-

34 Telephone Lines

2,050,000 02/08/96 48 42,708 48

2,050,000 -

-

-

35 Furniture Tuban Office

6,983,000 30/08/96 48 145,479 48

6,983,000 -

-

-

36 Stabilizer Covomer & Ups

606,150 13/09/96 48 12,628 48

606,150 -

-

-

37 Calculator Printing

65,000 10/10/96 48 1,354 48

65,000 -

-

-

38 Furniture II Tuban Office

5,334,230 09/10/96 48 111,130 48

5,334,230 -

-

-

39 Warehouse Steel Rack

3,186,000 17/10/96 48 66,375 48

3,186,000 -

-

-

40 Fire Extinguisher

502,500 23/10/96 48 10,469 48

502,500 -

-

-

41 Handy Talky 219,000 25/10/96 48 4,563 48

219,000 -

-

-

42 Facsimile Toshiba TF 428

540,000 08/11/96 48 11,250 48

540,000 -

-

-

43 Handphone Motorola JT

360,000 27/11/96 48 7,500 48

360,000 -

-

-

44 Handy Talky 292,000 13/11/96 48 6,083 48

292,000 -

-

-

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

45 Polaroid Camera

70,000 27/11/96 48 1,458 48

70,000 -

-

-

46 Computer & Printer

1,220,000 15/09/96 48 25,417 48

1,220,000 -

-

-

47 Computer & Printer

1,320,000 12/10/96 48 27,500 48

1,320,000 -

-

-

48 Computer & Printer

1,655,000 10/11/96 48 34,479 48

1,655,000 -

-

-

49 Computer & Printer

1,220,000 12/12/96 48 25,417 48

1,220,000 -

-

-

50 Computer & Printer

660,000 24/01/97 48 13,750 48

660,000 -

-

-

51 Computer

500,000 31/01/97 48 10,417 48 500,000

-

-

-

52 Motorola HP 8700

330,000 17/03/97 48 6,875 48

330,000 -

-

-

53 Computer Pentium,Harddisk,up

1,275,000 28/04/97 48 26,563 48

1,275,000 -

-

-

54 Panen Drawings

640,000 14/04/97 48 13,333 48

640,000 -

-

-

55 New Handy Talky + charger

370,000 01/04/97 48 7,708 48

370,000 -

-

-

56 Sharp Freezer

100,000 07/05/97 48 2,083 48

100,000 -

-

-

57 Photocopy Machine Sharp

2,000,400 19/05/97 48 41,675 48

2,000,400 -

-

-

58 Oki Copyboard

1,485,000 16/06/97 48 30,938 48

1,485,000 -

-

-

59 Computer set & Epson Printer

820,000 17/06/97 48 17,083 48

820,000 -

-

-

60 Filing Cabinet

220,000 17/06/97 48 4,583 48

220,000 -

-

-

61 HP Calculator Financial

45,000 10/06/97 48 938 48

45,000 -

-

-

62 Conference Desk

39,600 10/06/97 48 825 48

39,600 -

-

-

63 New Handy Talky + Charger

400,000 10/06/97 48 8,333 48

400,000 -

-

-

64 Panasonic PABX set

1,002,000 25/07/97 48 20,875 48

1,002,000 -

-

-

65 Printer Epson LQ 2170

310,000 24/07/97 48 6,458 48

310,000 -

-

-

66 Computer J & J

511,000 25/07/97 48 10,646 48

511,000 -

-

-

67 Okida

Computer & HP LaserJet

1,089,000 19/08/97 48 22,688 48

1,089,000 -

-

-

68 Handy Talky Motorola

260,000 06/09/97 48 5,417 48

260,000 -

-

-

69 Ricoh Facsimile Machine

780,000 19/09/97 48 16,250 48

780,000 -

-

-

70 Philip Genie Handphone

370,000 19/09/97 48 7,708 48

370,000 -

-

-

71 Fire Extinguisher

2,496,000 03/11/97 48 52,000 48

2,496,000 -

-

-

72 Director's Chair

292,000 07/11/97 48 6,083 48

292,000 -

-

-

73 Telephone set & Ethernet Card

225,200 12/11/97 48 4,692 48

225,200 -

-

-

74 Computer Pentium 200

550,000 12/01/98 48 11,458 48

550,000 -

-

-

75 Uchida Dispenser MD 03 P

185,000 17/04/98 48 3,854 48

185,000 -

-

-

76 AC National 720,000 31/07/98 48 15,000 48

720,000 -

-

-

77 Handy Talky Icom + Charger

510,000 18/09/00 48 10,625 48

510,000 -

-

-

78 Vaccum Cleaner Sanyo

134,700 01/00/00 48 2,806 48

134,700 -

-

-

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

79 Panasonic Facsimile

277,800 10/04/01 48 5,788 48

277,800 -

-

-

80 Notebook Toshiba Satelite

3,260,000 05/11/01 48 67,917 48

3,260,000 -

-

-

81 Top Level Theodolite

10,032,178 23/01/02 48 209,004 48

10,032,178 -

-

-

82 HP Printer Deskjet 3820

250,000 16/02/03 48 5,208 48

250,000 -

-

-

83 Lion Cupboard

320,000 04/06/04 48 6,667 48

320,000 -

-

-

84 Panasonic Facsimile

860,000 03/08/04 48 17,917 48

860,000 -

-

-

85 PC Pentium IV

540,000 29/05/05 48 11,250 48

540,000 -

-

-

86 Intel PC Pentium IV 2,28mhz

1,060,000 28/10/05 48 22,083 48

1,060,000 -

-

-

87 Intel PC Pentium IV 3.0mhz

720,000 27/11/06 48 15,000 48

720,000 -

-

-

88 Intel PC Pentium IV 3.0mhz

720,000 15/12/06 48 15,000 48

720,000 -

-

-

89 Umax Scanner Astra 5600

228,000 15/11/07 48 4,750 48

228,000 -

-

-

90 PC Intel Core Duo

640,000 27/05/08 48 13,333 43

573,333 66,667

333,320

(266,654)

91 MS Binding Multiple

433,500 22/09/08 48 9,031 39

352,219 81,281

406,416

(325,135)

92 Printer Epson 410,000 3-Nov-10 48 8,542 14

119,583 290,417

1,494,796

(1,204,379)

79,050,182

78,611,817

GRAND TOTAL >>> 565,773,433

505,109,228

60,664,205

60,672,746

118,620,624

Amount of TFAs' NBV as

of Dec 31, 2011 per audit 60,664,205

Amount of TFAs' NBV as of Dec 31, 2011 per G/L

60,672,733

Difference

8,529 immaterial

Total reduction of tangible FA in year 2011>>>

10,340,400

Conclusion:

 

 

 

 

 

 

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

Lampiran 5: Notes to Financial Statement (PPE)

2.f. Property, Plant and Equipment

Property, plant and equipment are carried at cost less their accumulated depreciation. Land is not depreciated. Depreciation is computed by using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets, as follows:

Years

Building : 10

Site Utilities : 8

Machineries : 10

Vehicles : 5

Office Equipment : 4

The cost of maintenance and repairs is charged to the statements of income as incurred, while significant renewals and betterments are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their cost and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the statements of income for the year.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

Lampiran 6: Notes to Financial Statement (Going Concern)

15. Economic Condition in Indonesia and the Company’s Going Concern  

 

The economic condition in Indonesia had affected to the Company’s activities. The accompanying financial statements have been prepared assuming that the Company will continue its activities as a going concern. As the affect of the monetary crisis in Indonesia on semester II of 1997, since 1998, developing process of the Company’s cement plant have been suspended because the domestic cement supply and demand up to 2008 still not conducive yet. Recently, the Company’s main activities are maintaining the unfinished cement plant development project to keep its best conditions. In 2010, the Company’s deficit accumulated during the development stage is amounting to Rp xx,xxx,xxx,xxx or xx,xx% of its paid in capital. This fact raises a doubt about the Company’s ability to continue as a going concern.

In response to this condition, the action undertook and will be taken is continue its cement plant development project and complete this project by beginning of 2011. The Company will continue its cooperation agreement with PT XYZ Tbk among other by extended land lease period, increase its plant’s product capacity as well as continuing raw material supply agreement and royalty agreement. If so required, the shareholders of the Company also prepared to give an option to PT XYZ Tbk to acquire the Company’s cement plant or equity participation under certain term and conditions to be agreed upon by the Company. The Company also obtains a confirmation that the shareholders will provide continuing financial support during development stage trough the shareholders’ letter dated December 1, 20xx.

The Company’s ability to sustain its going concern is depend heavily on the support from its shareholder, and its ability to continue the cement plant development, which cause significant uncertainty which will affect the Company’s assets recovery and its ability to realize its assets and to extinguish its liabilities at normal course of business and at the amount stated in the financial statements. The accompanying financial statements do not include any adjustment that might results from these conditions.

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

Lampiran 7: Perkiraan Opini Audit

 

  As disclosed in Note 7 to the financial statements, the Company has project to build the cement plant in Tuban, East Java recorded under Construction in Project. The project has been postponed since 1998 due to  the affect of  the monetary crisis  in  Indonesia on semester  II of 1997. Since there was no development or construction on this plant, there is possibility of impairment in value of Construction in Progress. The Company’s management believe that there  is no  impairment  in value of Construction  in Progress. However, there  is no independent valuer report to asses the fair value nor recoverable value of  the Construction  in Progress as of December 31, 2011. We were unable  to obtained  independent valuer report supporting the Company’s Construction  in Project as described  in Note 7 to the financial statements, nor were we able  to  satisfy ourselves as  to  the  recoverable value of  the Construction  in Progress by other auditing procedures. 

 

  In our opinion,  except  for  the  effects of  such  adjustments,  if  any,  as might have been  to be necessary had we been able  to examine   evidence  regarding  the  recoverable value of Construction  in Progress,  the financial statement referred to above present fairly, in all material respects, the financial position of  PT BCD as of December 31, 2011 and 2010, and the results of its operations, changes in its stockholders’ equity and its cash flows for the years then ended in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia. 

 

  The  accompanying  financial  statements have been prepared  assuming  that  the Company will continue  to operate as a going  concern. Note 15  to  the  financial  statements disclosed  that  the 1997 crisis had caused the development of the Company’s cement plant have been suspended which rise of a doubt about  the Company’s ability  to continue as going concern. Note 15  to  the  financial  statements also disclosed the action undertook by management and their plan to response to such condition. The Company’s ability to sustain its going concern is depend heavily on the support from its stockholder and its  ability  to  continue  the  cement  plant  development,  which  cause  significant  uncertainty  in  the Company’s assets recovery and  its ability  to realize  its assets and  to extinguish  its  liabilities at normal course of business and at the amounts stated  in the  financial statements. The accompanying  financial statements do not include any adjustment that might results from these conditions. 

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20356689-TA-Okta Vadhyah.pdf · BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 2.1.4 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan

Lampiran 8: Test of Control

WHT 232% a b c

1 1284/BCA Payroll for Jan 2011 25-01-2011 19,881,800 v v v

2 1301/BCA Operating fund for April 2011 Site Tuban 25-03-2011 22,020,200 v v v

23 1371/BCA Stationaries 15-12-2011 204,020 v v v1329/BCA 1st Payment to RED 28-06-2011 2,800,000 280,000 (56,000) 3,024,000 v v v

RO6/BCA Receipt from Shareholders 27-06-2011 52,000,000 v v

10 1337/BCA Travel Ticket to Tuban with RED Accountant 27-07-2011 600,000 v v v

11 1333/BCA Payroll for Jun 2011 25-07-2011 16,985,350 v v v12 1345/BCA Stationaries 25-08-2011 359,350 v v v

1351/BCA Out of Pocket Money 16-09-2011 148,400 v v v

16 1347/BCA Receipt from Shareholders 26-09-2011 49,000,000 v v

17 1358/BCA Payroll for Oct 2011 25-10-2011 17,461,350 v v v

18 R10/BCA Receipt from Shareholders 25-10-2011 48,000,000 v v

1358/BCA 2nd Payment for RED 18-11-2011 2,800,000 280,000 (56,000) 3,024,000 v v v

No. No. INVOICE PRODUCT INV.DATE TOTAL TAGIHAN ADJ PPN 10% AFTER TAXTOC Remarks

Risk Exposure1 Unauthorized Payment2 Mistatement of Invoice Valuation

Key Controla. Invoice is authorized by Directorb. Invoice is authorized by Managerc. Total amount of operating expenses in calculation agree with General Ledger

Sampling MethodRandom

Workdone:1 Inquire the control procedures applied2 Inspect the key controls applied3 Scan documents reliability (authorization as stated in SOP, signatures)

Conclusion Auditor believes that the Company has an adequate and appropriate controls to mitigate risk. Key controls applied are effective.

Notes:Setiap penerimaan dana dari Shareholder, pihak yang mengautorisasi hanya manager

Prosedur audit ..., Okta Vadhyah, FE UI, 2013