(skripsi ) oleh lia okta ayu npbdigilib.unila.ac.id/22317/3/skripsi tanpa bab pembahasan.pdf ·...

65
RELEVANSI PEMAHAMAN DAN SIKAP PEMUDA TERHADAP NILAI GOTONG ROYONG UNTUK PEMBANGUNAN DI DESA SEMARANG JAYA KECAMATAN AIR HITAM KABUPATEN LAMPUNG BARAT (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPB FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: others

Post on 08-Aug-2020

16 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

RELEVANSI PEMAHAMAN DAN SIKAP PEMUDA TERHADAP NILAIGOTONG ROYONG UNTUK PEMBANGUNAN DI DESA

SEMARANG JAYA KECAMATAN AIR HITAMKABUPATEN LAMPUNG BARAT

(Skripsi )

Oleh

LIA OKTA AYU NPB

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

ABSTRAK

RELEVANSI PEMAHAMAN DAN SIKAP PEMUDA TERHADAP NILAIGOTONG ROYONG UNTUK PEMBANGUNAN DI DESA

SEMARANG JAYA KECAMATAN AIR HITAMKABUPATEN LAMPUNG BARAT

Oleh

Lia Okta Ayu NPB

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mengalisis pemahaman dan sikappemuda terhadap nilai gotong royong untuk pembangunan di Desa Semarang JayaKecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat.Metode yang digunakan adalahdeskriptif kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah 120 orang dan sampelsebanyak 30 orang (25%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 responden atau 43,33% masuk dalamkategori kurang paham terhadap nilai gotong royong untuk pembangunan dan 14responden atau 46,66% masuk dalam kategori paham terhadap nilai gotongroyong untuk pembangunan. Namun berdasarkan hasil analisis, masyarakat diDesa Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat cenderungmemiliki pemahaman tentang nilai gotong royong tetapi kurang menerapkannilaitersebutke dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: Gotong Royong, Pemuda, dan Sikap

Page 3: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

RELEVANSI PEMAHAMAN DAN SIKAP PEMUDA TERHADAP NILAIGOTONG ROYONG UNTUK PEMBANGUNAN DI DESA

SEMARANG JAYA KECAMATAN AIR HITAMKABUPATEN LAMPUNG BARAT

LIA OKTA AYU NPB

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PPKNJurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 4: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal
Page 5: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal
Page 6: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal
Page 7: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di

Mutaralam pada tanggal 03 juni 1993 yang merupakan anak bungsu dari

empat bersaudara dari pasangan bapak Damin (Alm) dan ibu Sugiarti.

Penulis memiliki tiga kakak yaitu mas Yudi Anto, mas Rudi Setiono dan

mas Deni Setiawan.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis antara lain:

1. Pendidikan SD Negeri 03 Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat, lulus tahun 2007

2. Pendidikan SMP Negeri 2 Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, lulus tahun 2010

3. Pendidikan SMA Negeri 1 Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, lulus tahun 2012

Kemudian pada tahun 2012 penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi

Pendidikan Kewarganegaraan melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SMPTN). Dan pada bulan Juli 2015 sampai bulan September 2015 penulis melaksanakan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Air Hitam Kabupaten Lampung

Barat.

Page 8: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

Motto

Pendidikan Merupakan perlengkapan Paling BaikUntuk Hari Tua

(Aritoteles)

Ápa yang kita tanam itulah yang akan kita tunai.Karena curahan hujan tidak memilih-milih apakah

pohon apel atau hanya semak belukar”(Wira Sagala)

Pertahankan Apa Yang Anda Yakini, Walaupun ItuBerarti Bertahan Seorang Diri

(Lia Okta Ayu NPB)

Page 9: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ku ini kepada

Semua yang telah kuraih tak lepas dari syukurku kepada Allah SWT.

Dengan kasih sayang yang tulus, ku persembahklan karya sederhana ini kepada:

Mamak tersayang Ny. Sugiarti dan Alm. Bapak (Damin) atas segala kasih sayang,

memberikan segalanya kepadaku baik moral maupun materi, dan

do’a yang tak pernah putus dipanjatkan demi keberhasilan ku.

Almamater ku tercinta Universitas Lampung

Page 10: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

SANWACANA

Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan rahmatnya,

sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Relevansi Pemahaman dan Sikap

Pemuda Terhadap Nilai Gotong Royong Untuk Pembangunan Di Desa Semarang Jaya

Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat”. Penulisan skripsi ini merupakan satu

syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada berbagai

pihak yang telah menyumbangkan pemikiran, motivasi, dan waktunya untuk memperlancar

penyelesaian skripsi ini terutama kepadaIbu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. selakuPembimbing

Akademik (PA) dan sebagai pembimbing I, serta Ibu Yunisca Nirmalisa, S.Pd.,

M.Pd.selakuPembimbing II. Ucapan terimakasih juga penulis haturkan kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si.Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

Page 11: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

7. Bapak Drs. Berchah Pitoewas, M.H. selaku pembahas I terima kasih atasmasukan,

saran dan kritikannya kepada penulis;

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

9. Bapak Harsono selaku Juru Tulis yang telah memberi izin penelitian dan atas bantuan

yang diberikan kepada penulis;

10. Seluruh pemudaSemarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat

yang bersedia untuk menjadi responden;

11. Kedua orang tuaku tercintaBapakku Alm. Damin dan mamak ku Sugiarti yang telah

memberikan do’a, kasih sayang motivasi dan semua pengorbanannya untuk ku yang

tiada terkira nilainya dari segi apapun.

12. Mamas ku tersayang mas Rudi, mas Deni, mas Anto, mbak Roma, mbak Watik, serta

ketiga ponakan ku (Satria, Alvin, Keysa) terimakasih untuk semua dukungan, do’a,

kerja keras, serta motivasi yang tidak terhingga dan tidak akan pernah terbayarkan;

13. Sahabatku tersayang Liana, Lia, Sekar, Nuke, Nur, Aini, Rini, Ayu dan Baniyah,

Tatik, Khotim, Hasep, Ani Serta Mulyana terimakasih untuk semua bantuan serta

kebersamaannya yang diberikan.

14. Teman-teman seperjuanganku di Prodi PPKn angkatan 2012 baik ganjil maupun

genap, terima kasih atas dukungan yang kalian berikan;

15. Serta Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai;

Page 12: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

penyajiannya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan kesederhanaannya skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, Maret 2016Penulis

Lia Okta Ayu NPB

Page 13: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................... iHALAMAN JUDUL ................................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ivSURAT PERNYATAAN ............................................................................ vRIWAYAT HIDUP ..................................................................................... viMOTTO ....................................................................................................... viiPERSEMBAHAN........................................................................................ viiiSANWACANA ............................................................................................ ixDAFTAR ISI................................................................................................ xiiDAFTAR TABEL ........................................................................................ xvDAFTAR GAMBAR................................................................................... xviiiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix

I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ................................................................................... 1B. IdentifikasiMasalah ........................................................................... 6C. PembatasanMasalah .......................................................................... 6D. RumusanMasalah .............................................................................. 7E. TujuandanKegunaanPenelitian ......................................................... 7

1. Tujuan Penelitian.......................................................................... 72. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 7

a. Kegunaan Teoritis.................................................................... 7b. Kegunaan Praktis ..................................................................... 8

F. RuangLingkupPenelitian................................................................... 81. Ruang Lingkup Ilmu..................................................................... 82. Ruang Lingkup Subjek ................................................................. 83. Ruang Lingkup Objek .................................................................. 94. Ruang Lingkup Wilayah............................................................... 95. Ruang Lingkup Waktu ................................................................. 9

II. TINJAUAN PUSTAKAA. DeskripsiTeoritis ............................................................................... 10

1. PengertianPemahaman .................................................................. 10

Page 14: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

2. PengertianSikap............................................................................. 11a. Komponen-komponenSikap.................................................. 13b. Ciri-ciriSikap......................................................................... 14c. Faktor-faktor yang mempengaruhisikap ................................ 16d. FungsiSikap............................................................................ 17

3. PengertianPemuda......................................................................... 184. PengertianNilai.............................................................................. 195. PengertianGotongRoyong ............................................................. 206. Pengertian Pembangunan .............................................................. 23

B.Kajian Yang Relevan ........................................................................ 24C. KerangkaPikir ................................................................................... 26

III.METODEPENELITIAN

A. JenisPenelitian................................................................................... 28B. PopulasidanSampel ........................................................................... 29

1. Populasi ........................................................................................ 292. Sampel .......................................................................................... 30

C. VariabelPenelitian ............................................................................. 321. VariabelBebas ............................................................................... 322. VariabelTerikat ............................................................................. 32

D. DefinisiKonseptual danDefinisiOperasional..................................... 32E. Rencana Pengumpulan Variabel ...................................................... 34F. TeknikPengumpulan Data................................................................. 35G. UjiValiditasdanReliabilitas ............................................................... 37

1. Uji Validitas.................................................................................. 372. Uji Reliabilitas.............................................................................. 37

H. TeknikAnalisis Data.......................................................................... 39

IV. HASIL PENELITIANA. Langkah-langkah Penelitian.............................................................. 43

1. Persiapan Pengajuan Judul ........................................................... 432. Penelitian Pendahuluan ................................................................ 443. Pengajuan Rencana Penelitian...................................................... 444. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 455. Pelaksanaan Uji Coba Angket ...................................................... 46

a. Analisis Uji Validitas Angket .................................................. 46b. Analisis Uji Reliabilitas Angket .............................................. 46

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 511. Sejarah Singkat Desa Semarang Jaya ........................................... 512. Sejarah Pembangunan pekon........................................................ 523. Sejarah Pimpinan Kepala Pekon atau Peratin............................... 534. Kondisi Umum Pekon .................................................................. 535. Kependudukan .............................................................................. 55

C. Deskripsi Data................................................................................... 551. Pengumpulan Data........................................................................ 552. Penyajian Data.............................................................................. 55

a. Penyajian Data Indikator Gotong Royong............................... 56

Page 15: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

b. Penyajian Data Indikator Masalah Gotong Royong ................ 60c. Penyajian Data Indikator Hasil dan Bentuk Gotong Royong .. 63d. Penyajian Data Indikator Pemahaman..................................... 66e. Penyajian Data Indikator Perasaan .......................................... 69f. Penyajian Data Indikator Kecenderungan Bertindak............... 72

D. Pengujian Hipotesa............................................................................ 79E. Pembahasan....................................................................................... 84

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ....................................................................................... 88B. Saran ................................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Data penurunan keterlibatan pemuda dalam kegiatangotong royong di Desa Semarang Jaya Kecamatan AirHitam Kabupaten Lampung Barat .................................... 5

Tabel 3.1 Jumlah pemuda di Desa Semarang Jaya Kecamatan AirHitam Kabupaten Lampung Barat tahun 2015 ................. 30

Tabel 3.2 Distribusi sampel penelitian di Desa Semarang JayaKecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung BaratTahun 2015 ....................................................................... 31

Tabel 4.1 Distribusi skor hasil uji coba angket 10 orang di luarresponden untuk item ganjil (X) ........................................ 47

Tabel 4.2 Distribusi skor hasil uji coba angket dari 10 orang diluar responden untuk item genap (Y) ................................ 48

Tabel 4.3 Tabel Kerja antara Item Ganjil (X) dan Item Genap (Y)dari Uji Coba Angket 10 Orang di Luar Responden ......... 48

Tabel 4.4 Sejarah pembangunan Pekon Semarang Jaya KecamatanAir Hitam Kabupaten Lampung Barat............................... 52

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Desa Semarang Jaya Tahun 2016......... 55Tabel 4.6 Distribusi Skor Angket Dari Indikator Gotong Royong.... 56Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Gotong Royong ................ 58Tabel 4.8 Distribusi Skor Angket Dari Indikator Masalah Gotong

Royong............................................................................... 60Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Masalah Gotong Royong.. 62Tabel 4.10 Distribusi Skor Angket Dari Indikator Hasil dan Bentuk

Gotong Royong.................................................................. 63Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Hasil dan Bentuk Gotong

Royong............................................................................... 65Tabel 4.12 Distribusi Skor Angket Dari Indikator Pemahaman.......... 66Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Indikator Pemahaman....................... 68Tabel 4.14 Distribusi Skor Angket Dari Indikator Perasaan ............... 69Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Indikator Perasaan ............................ 71Tabel 4.16 Distribusi Skor Angket Dari Indikator Kecenderungan

Bertindak............................................................................ 72Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Indikator Kecendrungan Bertindak . 74Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Indikator Gotong Royong, Masalah

Page 17: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

Gotong Royong, Hasil dan Bentuk Gotong Royong ......... 76Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Pemahaman, Perasaan,

dan Kecenderungan Bertindak........................................... 78Tabel 4.20 Daftar Tingkat Perbandingan Jumlah Responden

Mengenai Pemahan dan Sikap Pemuda Terhadap NilaiGotong Royong Untuk Pembangunan Di Desa SemarangJaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat.... 79

Tabel 4.21 Daftar kontingensi Perolehan data Pemahaman dan SikapPemuda Terhadap Nilai Gotong Royong UntukPembangunan di Desa Semarang Jaya Kecamatan AirHitam Kabupaten Lampung Barat ..................................... 80

Page 18: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Pikir Penelitian......................................................... 22

Page 19: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan dari Dekan FKIP Unila .......................................................... 952. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ...................................................................... 963. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Pendahuluan........................ 974. Surat Izin Penelitian ........................................................................................... 985. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ............................................. 996. Kisi-Kisi Angket ................................................................................................. 1007. Angket Penelitian................................................................................................ 1018. Tabel Variabel Relevansi Pemahaman dan Sikap Pemuda Terhadap Nilai

Gotong Royong Untuk Pembangunan Di Desa Semarang Jaya KecamatanAir Hitam Kabupaten Lampung Barat ................................................................ 105

Page 20: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang harus dibina dilatih serta

diarahkan kepada hal-hal positif yang dapat menumbuhkan kesejahteraan

sosial dalam suatu lingkungan. Pemuda lah yang dapat merubah pandangan

orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu

untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang

berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma

yang berlaku di dalam masyarakat.

Sumpah pemuda yang pertama kali di cetuskan tanggal 28 oktober 1928,

merupakan pengakuan pertama kali peran pemuda dalam memperjuangkan

untuk melawan penjajah. Kesadaran pemuda pada saat itu untuk bersatu

mencapai kemerdekaan melalui perjuangaan dan pengorbanan jiwa dan raga

untuk melawan penjajah telah menorehkan catatan terbaik di dalam buku

sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pada awal kemerdekaan para pemuda

tampil di depan sebagai kelompok yang memperjuangkan kepentingan rakyat

demi sebuah keadilan.

Page 21: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

2

Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis.

Mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih

sering bermain-main dengan kelompoknya. Padahal, dulu pemudalah yang

berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan pembangunan untuk

memajuan masyarakat. Seandainya saja pemuda-pemuda zaman dahulu

seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo dan lain-lain masih hidup pasti

mereka sedih melihat pemuda-pemuda sekarang ini yang lebih mementingkan

kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi harapan mereka melanjutkan

perjuangan mereka tidak punya lagi semangat nasionalisme.

Masyarakat masih membutuhkan pemuda-pemudi yang memiliki kematangan

intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, memiliki kesetiakawanan sosial dan

semangat nasionalisme yang tinggi dalam pembangunan nasional. Pemuda

diharapkan mampu bertanggung jawab dalam pembinaan kesatuan dan

persatuanNKRI, serta mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam pancasila

agar tercipta kedamaian, kesejahteraan umum, serta kerukunan antar bangsa.

Keberadaan pemuda yang aktif dalam kegiatan kemasyarakat merupakan

salah satu solusi dari upaya pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Sebab

pemuda dengan segala potensinya diharapkan mampu mengangkat derajat

masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan dan organisasi yang

didirikannya.Undang-undang nomor 40 Tahun 2009 menjelaskan tentang

peran tanggung jawab pemuda. Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan

moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala segi aspek

pembangunan nasional.

Page 22: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

3

Faktor penyebab lunturnya sikap gotong royong ini adalah faktor globalisasi

yang dapat meluluhlantarkan budaya tradisional yang ada di negara

Indonesia, budaya asing yang masuk ke Indonesia secara bebas dan kurang

adanya filterisasi menjadi titik awal penyebab mulai lunturnya rasa

Nasionalisme bangsa Indonesia, dan kurangnya kemauaan masyarakat

Indonesia untuk memahami arti Nasionalisme yang sesungguhnya, sehingga

berakibat pada kurangnya tindakan yang mencerminkan rasa Nasionalisme.

Data badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 penduduk berusia 15-19 tahun

sebanyak 20.871.086 orang, dan usia 20-24 tahun sebanyak 19.878.417

orang. jika dijumlahkan mencapai 40.749.503 orang.

Hal ini menunjukan bahwa pemuda merupakan aset sebuah bangsa untuk

dapat berperan aktif serta memiliki agen perubahan sehingga membawa

bangsa kearah lebih baik. Pemuda memang sangat erat kaitannya dengan

perubahan. Karena memang seperti itulah kodratnya. Dengan mobilitasnya

yang sangat tinggi dan daya juang yang kuat, pemuda akan senantiasa

bergerak menciptakan momentum untuk melakukan suatu perubahan. Tingkat

produktivitas pemuda juga menjadi faktor pemicu untuk melakukan sesuatu

hal yang bermanfaat. Maka bukan sesuatu kebetulan jika Presiden Pertama

RI, Ir. Soekarno demikian percaya dengan kekuatan pemuda sebagai kekuatan

perubahan.

Peranan pemuda dikuatkan dengan kenyataan bahwa pemuda-pemuda hari ini

banyak yang mengalami krisis karakter dalam sosialisasi masyarakatpun

turun drastis. Pada zaman tradisional dulu pemuda lebih aktif dalam setiap

Page 23: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

4

kegiatan seperti, kerja bakti, gotong royong, acara-acara keagamaan, adat

istiadat biasanya mereka lah yang mensukseskan acara tersebut. Namun

pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan dan melakukan hal-hal yang

negatif, sedangkan masyarakat membutuhkan peran aktif pemuda untuk

mensukseskan dan mensejakterakan bangsa.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Desa Semarang Jaya

Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lapung Barat, peneliti mendapatkan data

dari Kepala Desa Semarang Jaya, bahwa pemahaman pemuda tentang nilai

gotong royong masih belum mamahami secara baik dan pemuda lebih

mementingkan kepentingan pribadinya sendiri. Hal ini yang menyebabkan

pemuda enggan ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong untuk

pembangunan. Pemuda dalam hal ini lebih di butuhkan untuk memperbaiki

keadaan sosial ekonomi serta kemajuan desa.

Penyebab terjadinya ketidak pahaman pemuda tentang pentingnya gotong

royong untuk pembangunan desa akibat kurangnya wawasan dari diri

pemuda, kurangnya keterampilan pemuda serta kurangnya minat pemuda

untuk menjadikan desa lebih maju.Di sebabkan kurangnya pendidikan yang

diperoleh oleh pemuda di Desa Semarang Jaya.

Page 24: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

5

Tabel 1.1 Data penurunan keterlibatan pemuda dalam kegiatan gotongroyong di Desa Semarang Jaya Kecamatan Air HitamKabupaten Lampung Barat

No. Bulan Jenis Gotong Royong Jumlah pemudayang ikut gotongroyong

1. September 2015 Membersikan selokan 77 Orang

2. Oktober 2015 Menebas rumput-rumput 50 Orang

3. November 2015 Membersihkan masjid danmushola

69 Orang

4. Desember 2015 Menebas rumput-rumput 60 Orang

Jumlah 256 Orang

Sumber: Observasi langsung di setiap kepala Dusun di Desa Semarang Jaya

Sejalan dengan fakta dan kenyataan di atas dapat diketahui bahwa

keterlibatan pemuda dalam kegiatan gotong royong tersebut

menurun.Kegiatan gotong royong tersebut diadakan setiap awal bulan

biasanya pada hari jum’at pagi.Jumlah pemuda yang ada di tabel tersebut

merupakan jumlah keseluruhan dari empat dusun yang ada di desa Semarang

Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat.

Kegiatan gotong royong merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara

bersama-sama dan bersifat suka rela tanpa ada paksaan dari orang lain agar

kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar, mudah dan ringan. Di

Desa Semarang Jaya kesadaran pemudanya untuk melakukan kegiatan gotong

royong semakin menurun karena kurangnya kesadaran terhadap pentingnya

kemajuan desa serta manfaat yang akan diperoleh, oleh karena itu peneliti

ingin melakukan penelitian bagaimana pemahaman dan sikap pemuda di Desa

Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat untuk

Page 25: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

6

pembangunan. Dimulai dari permasalah diatas peneliti mengambil judul

“Relevansi Pemahaman dan Sikap Pemuda Terhadap Nilai Gotong Royong

Untuk Pembangunan di Desa Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam

Kabupaten Lampung Barat”.

B. Identikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka dapat

di identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Menurunnya peran pemuda dalam pembangunan di Desa Semarang Jaya

Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat.

2. Rendahnya kesadaran dari diri pemuda untuk ikut berperan dalam

pembangunan di lingkungannya.

3. Kurangnya pengetahuan pemuda tentang nilai gotong royong.

4. Pemahaman dan sikap pemuda terhadap nilai gotong royong untuk

pembangunan di Desa Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten

Lampung Barat.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dibatasi hanya pada kajian “Relevansi

Pemahaman dan Sikap Pemuda Terhadap Nilai Gotong Royong Untuk

Pembangunan di Desa Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten

Lampung Barat”.

Page 26: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di

atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

Bagaimanakah Relevansi Pemahaman dan Sikap Pemuda Terhadap Nilai

Gotong Royong Untuk Pembangunan di Desa Semarang Jaya Kecamatan Air

Hitam Kabupaten Lampung Barat?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan Relevansi

Pemahaman dan Sikap Pemuda Terhadap Nilai Gotong Royong Untuk

Pembangunan di Desa Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten

Lampung Barat.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini digunakan untuk mengembangkan konsep

ilmu pendidikan, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan dengan

wilayah kajian Pendidikan Nilai Moral Pancasila khususnya sila Yang

Page 27: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

8

Adil dan Beradab dalam pemahan dan sikap pemuda untuk

pembangunan.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini digunakan agar pemuda di Desa

Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat bisa

memahami pentingnya pemahan dan sikap pemuda terhadap nilai

gotong royong untuk pembangunan dan dapat juga digunakan sebagai

bahan informasi serta sumber pengetahuan bagi pemuda.

F. Ruang Lingkup Penelitian

a. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam lingkungan ilmu pendidikan khususnya

generasi muda yang mengkaji tentang peran aktif pemuda dan nilai-nilai

moral untuk pembangunan desa.

b. Ruang Lingkup Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pemuda yang berusia 15 tahun sampai 30

tahun di Desa Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung

Barat Tahun 2015.

Page 28: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

9

c. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah Relevansi Pemahaman dan

Sikap Pemuda Terhadap Nilai Gotong Royong Untuk Pembangunan di

Desa Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat.

d. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini adalah di Desa Semarang Jaya Kecamatan Air

Hitam Kabupaten Lampung Barat.

e. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Waktu dalam penelitian ini adalah sejak dikelurkannya surat izin

penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung No.731/UN26/10/PL/2015 pada tanggal

06 November 2015 sampai dengan mendapatkannya surat keterangan

telah melaksanakan penelitian pada tanggal 11 Februari 2016

Page 29: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Pemahaman

Menurut Frank J. Bruno (1978) dan Anwar Arifin (1984: 45-46),

menjelaskan bahwa “Pemahaman adalah sebuah proses persepsi yang

terjadi secara tiba-tiba tentang keterkaitan yang terjadi dalam keterikatan

yang terjadi dalam keseluruhan”.

Menurut Jalaludin Rakhmat (1997: 33) “Pemahaman adalah aspek

intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia”.

Terkait dengan pemahaman dalam penelitian ini, David O Seart,

Jonathan L. Freeman dan L. Anne Peplau (1999:79), mengemukakan

teori yang disebut dengan teori “Pemahaman sosial (kognisi sosial), teori

ini diarahkan pada penelaahan berbagai proses kognitif yang difokuskan

pada stimulus sosial terutama terhadap perorangan dan kelompok. Yang

menjadi inti pendekatan pemahaman sosial adalah pandangan bahwa

persepsi manusia merupakan proses kognitif yang memandang orang

Page 30: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

11

sebagai pengaman yang terorganisasikan secara aktif, jadi bukalan

sekedar kotak yang pasif, mereka memiliki motifasi untuk

mengembangkan kesan yang terpadu dan berarti, bukan sekedar rasa

suka atau benci”.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas maka dapat di simpulkan

bahwa pemahaman merupakan kemampuan untuk menginterprestasi

suatu informasi dari satu bentuk kebentuk lainnya, penafsiran dan

memperkirakan dengan menggunakan bahasa sendiri.

2. Pengertian sikap

Menurut W.S Winkel (1981: 32), mengungkapkan bahwa “Sikap adalah

kecenderungan seseorang menerima atau menolak sesuatu objek

berdasarkan penilaian terhadap objek yang berharga/baik atau tidak

berharga tidak baik”.

Sikap menurut Bimo Walgito (1984: 54), “Sikap adalah suatu keadaan

dalam diri seseorang yang menggerakkan untuk bertindak, menyertai

manusia dalam perasaan tertentu dalam menanggapi objek dan bentuk

atas dasar pengalaman-pengalaman”.

Menuurut Aiken dalam Kikiapriandi (2012:25), “Sikap sebagai

predisposisi atau kecenderungan yang dipelajari dari seorang individu

untuk merespon secara positif atau negatif dengan intensitas yang

modern atau memadai terhadap objek, situasi, konsep atau orang lain”.

Page 31: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

12

Azwan (1995:46) “menggolongkan definisi sikap dalm tiga kerangka

pemikiran.Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli

psikologi seperti Louis Theurstone, Rensis Likert dan Charles

Osgood”.Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi

perasaan, berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan

mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak

mendukung atau tida memihak (unfavorable).

Pendapat Gerungan (2004:149) “Sikap merupakan kecenderungan untuk

bertindak sesuai dengan sikap objek tadi itu”. Sikap dapat diterjemahkan

sebagai sikap kesediaan bereksi terhadap suatu objek. Selanjutnya

menurut Thurstone dan Back, Kurt W “Sikap sebagai tingkat

kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan

dengan objek psikologi. Orang yang memiliki sikap positif terhadap

suatu objek psikologi apabila ia suka (like) atau memiliki sikap yang

favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap negatif

terhadap objek psikologi bila tidak suka (dislike) atau sikapnya

unfavorable terhadap objek psikologi. (Abu Ahmadi, 2000:153)”.

Pendapat lain mengemukakan bahwa sikap merupakan tintakan

seseorang apakah ia menyetujui, mendukung atau tidak mendukung,

memihak atau tidak memihak terhadap suatu objek (Saifudin Azwar

1988:9). Menurut tokoh yang bernama Newcomb mengemukakan bahwa

Page 32: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

13

sikap adalah kesiapan, kesedihan untuk bertindak dan bukan sebagai

pelaksana motif tertentu (Mar’at, 1981:11).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap

merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak yang bersifat

negatif maupun positif terhadap suatu objek tertentu. Sikap seseorang

terhadap suatu objek sebagai perantara untuk menentukan apakah harus

pro atau kontra terhadap sesuatu.

a. Komponen-komponen sikap

Secara sederhana sikap dapat digambarkan sebagai kecenderungan

seseorang merespon suatu objek, akan tetapi ini dibentuk oleh

komponen-komponen prilaku yang cukup kompleks. Menurut

Rosernberg dan Hovland dalam Fitria (2010:14), menyatakan bahwa

sikap itu merupakan predesposisi untuk merespon sejumlah stimulus

dengan jumlah tertentu. Ketiga respon atau komponen sikap tersebut

yaitu, sebagai berikut :

1. Komponen afektif, menunjukan pada dimensi emosional dari

sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan objek. Objek disini

dirasakan sebagai menyenangkan dan tidak menyenangkan.

2. Komponen kognitif, berupa pengetahuan atau pikiran yang

didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan objek.

3. Komponen behavioral atau konas (pernyataan tentang

kecenderungan bertingkah laku), atau komponen konatif

melibatkan salah satu keinginan untuk bertindak terhadap objek.

Page 33: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

14

Ketiga komponen tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat

dengan penelitian yang di maksud.Komponen afeksi yang

menyangkut emosional banyak ditentukan oleh kepercayaan. Bila

seseorang telah memandang negatif terhadap orang lain, maka akan

merasa malas dan hasilnyapun sangattidak sesuai dengan yang

diharapkan. Komponen kognitif akan timbul kepercayaan yang datang

dari apa yang kita lihat atau apa yang kita alami. Sedangkan

komponen konasi dalam sikap menunjukan kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan

sikapnya terhadap orang lain. Bila seseorang merasa tidak suka

terhadap orang lain, maka wajar bila orang tersebut enggan menyapa

dan berkomunikasi dengan orang tersebut.

b. Ciri-ciri Sikap

Agar dapat lebih memahami sikap ini perlu kiranya mengenali ciri-

ciri sikap. Menurut pendapat Mar’at dalam Mega Puspita (2012: 13)

yang menjelaskan tentang ciri-ciri sikap sebagai berikut:

1. Sikap dapat bersifat relatif menetap dalam sejarah hidup manusia.

2. Sikap merupakan bagian dan konteks persepsi ataupun kognisi

individu.

3. Sikap merupakan penilaian terhadap terhadap sesuatu yang

mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi yang

bersangkutan.

Page 34: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

15

4. Sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin

menjadi indikator yang sempurna, atau bahkan yang tidak

memadai.

5. Sikap tidaklah merupakan sistem fisiologis ataupun diturunkan.

6. Sikap selalu dihubungkan dengan objek manusia, wawasan,

peristiwa atau ide.

7. Sikap diperoleh dalam berintraksi dengan orang lain, baik di

rumah, sekolah, tempat ibadah, atau tempat lainnya melalui

nasehat teladan atau percakapan.

8. Sikap merupakan kesiapan bertindak dengan cara-cara tertentu

terhadap objek.

9. Perasaan dan afeksi merupakan bagian dari sikap akan tampak

pada pilihan yang bersangkutan apakah positif atau ragu.

10. Tingkat intensitas sikap terhadap onjek tertentu kuat atau juga

lemah.

11. Sikap mungkin hanya cocok pada situasi yang sedang

berlangsung, akan tetapi, belum tentu sesuai pada lainnya.

Karena sikap dapat berubah-ubah dan dapat dipelajari, sikap

senantiasa terarah terhadap suatu objek.Oleh karena itu, sikap selalu

terbentuk dan dipelajari dalam hubungannya dengan objek.Karena

hubungan yang terjadi antara seseorang dengan objek, dapat

mempengaruhi sikap orang tersebut terhadap objek itu.Sikap

mengandung perasaan, ini menunjukan sikap terhadap suatu objek

selalu disertai oleh perasaan dengan intensitas tertentu.

Page 35: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

16

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Aswar (2005: 79) Faktor-faktor yang mempengarui sikap

keluarga keluarga terhadap objek sikap antara lain:

1. Pengalaman Pribadi

Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meningkatkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan

lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi

dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengarah orang tua yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotifasi oleh keinginan untuk

berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang

yang di anggap penting tersebut.

3. Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh

sikap kita terhadap berbagai masalah.Kebudayaan telah mewarnai

sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang

memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat

asuhnya.

Page 36: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

17

4. Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual disampaikan

secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisannya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidaklah

mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

6. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

d. Fungsi sikap

Daniel Katz dalam Imam (2011:36) memberi fungsi sikap dalam

empat kategori sebagai berikut:

1. Fungsi UtilitarianMelalui instrument suka atau tidak suka, sikap positif ataukepuasan dan menolak yang memberikan hasil positif ataukepuasan.

2. Fungsi Ego DefensiveOrang cenderung mengembangkan sikap tertentu untukmelindungi egonya dari abrasi psikologi.Abrasi psikologi bisatimbul dari lingkungan yang kecanduan kerja. Untuk melarikandiri dari lingkungan yang tidak menyenangkan ini, orang tersebut

Page 37: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

18

membuat rasionalisasi dengan mengembangakan sikap positifterhadap gaya hidup yang santai.

3. Fungsi Value ExpensiveMengekspresikan nilai-nilai yang dianut fungsi itumemungkinkan untuk mengekspresikan secara jelas citra dirinyadan juga nilai-nilai inti yang dianutnya.

4. Fungsi Knowledge-OrganizationKarena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam memprosesinformasi, maka orang cenderung untuk bergantung padapengetahuan yang didapat dari pengalaman dan informasi darilingkungan.

Berdasarkan beberapa uraian diatas tentang sikap diatas dapat

disimpulkan sikap merupakan suatu tingkah laku dari individu yang

menjadi kebiasaan untuk menginterprestasikan perasaan yang diras

melalui perbuatan baik dalam bentuk perbuatan yang sesuai dengan

aturan adan norma yang berlaku, maupun berupa penglanggaran dari

norma atau aturan yang ada.

3. Pengertian Pemuda

Menurut Mukhlish (2007:1) “pemuda adalah suatu generasi yang

dipundukan dibebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi

lain. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai

generasi penerus, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan

estafet pembangunan secara terus menerus”.

Menurut Undang-Undang nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan

pasal 1 ayat (1), mendefinisikan bahwa “Pemuda adalah warga negara

Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan

perkembangan yang berusia 16 tahun sampai 30 tahun”.

Page 38: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

19

Pemahaman menurut Who dalam Sarlito Sarwono (2008:9) usia 10-24

tahun digolongkan sebagai young people, sedangkan remaja atau

adolescence dalam golongan usia 10-19 tahun.

Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 pasal 17 ayat (1), peran

aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan:

1. Menumbuh kembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindakpada setiap dimensi kehidupan kependudukan.

2. Memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental spiritual,serta.

3. Meningkatkan kesadaran hukum.

Berdasarkan dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemuda merupakan individu yang memasuki usia produktif yang berusia

16-30 tahun yang diharapkan bangsa negara untuk menjadi agent of

change, agent of development, agent of modernization.Karena pemuda

dipandang sebagai individu yang memiliki pemikiran yang kritis dan

berjiwa berani.

4. Pengertian Nilai

Dalam pandangan filsafat, nilai (value)sering dihubungkan dengan

masalah kebaikan. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai, apabila sesuatu

itu berguna, benar (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai

moral), religius (nilai religi), dan sebagainya.Nilai itu ideal, bersifat ide.

Menurut C. Kluckhoon (2007: 30) “Nilai adalah suatu konsepsi yang

eksplisit khas dari perorangan atau karakter dari sekelompok orang

mengenai sesuatu yang di dambakan “.

Page 39: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

20

Menurut Nursal Luth dan Daniel Fernandez (2007: 31) “Nilai adalah

perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan

yang mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu”.

Jadi dapat ditarik kesimpulan nilai adalah kualitas ketentuan yang

memiliki makna bagi manusia yang dapat menimbulkan aksi dan reaksi,

sehingga manusia dapat menerima atau menolak kehadirannya. Nilai

akan menjadi tujuan hidup yang ingin diwujudkan dalam kenyataan.

5. Pengertian Gotong Royong

Kebiasaan hidup tolong menolong dalam lingkungan masyarakat

Indonesia yang dikenal sebagai gotong royong, di satu pihak memang

terbukti memiliki peranan yang cukup penting dalam menggalang

kekuatan ekonomi rakyat.Namun demikian, di pihak yang lain, karena

kegiatan gotong royong biasanya dilakukan secara spontan dan tanpa

ikatan organisasi yang didasarkan atas aturan-aturan tertulis, pelaksanaan

gotong royong pada umumnya dilakukan secara kurang teratur.

Gotong royong menurut Susi (2002:32), “Gotong royong adalah setiap

individu yang melakukan suatu kegiatan secara bersama-sama memiliki

alasan bahwa mereka membutuhkan sesamanya untuk mencapai

kesejahteraan, baik jasmani maupun rohani”.

Menurut Revrisond Baswir (2013:24), gotong royong adalah sebagai

berikut :

Page 40: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

21

1) Bukan merupakan badan hukum,2) Biasanya tidak memiliki aturan tertulis3) Hubungan antara anggota cenderung bersifat emosional.4) Bertindak secara spontan, sporadis dan tidak beraturan5) Cenderung bersifat statis dan tradisional

Aritoteles berpendapat bahwa “Sebagai makhluk sosial, manusia tidak

bisa hidup sendiri. Manusia senantiasa saling membutuhkan satu sama

lain guna mewujudkan keselarasan hubungan antara sesama anggota

masyarakat lainnya”.

Menurut ciri-cirinya gotong royong adalah kerja sama di lingkungan

sosial didasarkan atas adat istiadat.

a. Prinsip kekeluargaan dan gotongroyongan

Prinsip kekeluargaan dan kegotong royongan dalam tata kehidupan

ekonomi adalah prinsip kehidupan kehidupan ekonomi berdasarkan

azas kerjasama atau usaha bersama.Hal ini berarti dalam kegiatan

usaha ekonomi digunakan prinsip kerjasama, saling membantu dalam

suasana demokrasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama

secara adil (adil dalam kemakmuran dalam bidang ekonomi, prinsip

kegotongroyongan dan kekeluargaan terlihat dalam pasal 33 UUD

1945).

Dalam UUD 1945, bunyi pasal 33 tersebut ialah terdapat dari 3 ayat

yaitu:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas

azas kekeluargaan.

Page 41: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

22

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

b. Azas kekuargaan dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari

sekarang ini kita lihat pengalaman azas gotong royong dalam

berbagai kehidupan. Sikap gotong royong memang sudah menjadi

kepribadian bangsa Indonesia yang harus benar-benar dijaga dan

dipelihara, akan tetapi arus kemajuan ilmu dan teknologi ternyata

membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan

kepribadian suatu bangsa, serta selalu dikaitkan oleh perubahan

tatanan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat

Adapun nilai-nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari

kebudayaan bangsa Indonesia, tentu tidak akan lepas dari pengaruh

tersebut. Namun syukurlah bahwa sistem budaya kita dilandasi oleh

nilai-nilai keagamaan yang merupakan bentengb kokoh dalam

menghadapi arus perubahan jaman. Untuk mendapatkan pengaman

azkegotongroyongan dalam berbagai kehidupan perlu membahas azas

kegotongroyongan dalam berbagai kehidupan perlu membahas latar

belakang dan alasan pentingnya bergotong royong yaitu:

Page 42: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

23

a. Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada

dalam kehidupan sesamanya.

b. Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan

suatu kegiatan terasa lebih ringan, mudah dan lancar.

c. Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalm mencapai

kesejahteraan baik jasmani maupun rohani.

d. Manusia sebagai makluk berbudi luhur memiliki rasa saling

mencintai, mengasihi dan tenggang rasa terhadap sesamanya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan gotong royong merupakan

bentuk kerja sama yang dilakukan atas dasar pertimbangan kebutuhan

sesaat, yang bersifat suka rela agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar

dan ringan menurut batas kemampuannya masing-masing.

6. Pengertian Pembangunan

Menurut Soedjatmiko (Nasution, 2004:90) “Pembangunan adalah

kemampuan untuk berkembang secara sosial, ekonomi, politis di semua

tingkat dan didalam semua komponen masyarakat sehingga

memungkinkan bangsa yang bersangkutan untuk mengurangi

kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan lalu survive dan

berkembang di tengah dunia yang tidak stabil, rutin dan semakin tunduk

pada persaingan”.

Pembangunan menurut pasal 1 ayat 7 Peraturan Mentri Dalam Negeri RI

No. 5 tahun 2007 tentang pedoman penataan lembaga kemasyarakatan

Page 43: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

24

adalah upaya untuk melakukan proses perubahan sosial kearah yang lebih

baik bagi kepentingan masyarakat disegala bidang baik desa maupun

kelurahan.

Sedangkan menurut Agus Hadiawan (2006:5) “Menjelaskan bahwa

dalam pengertian pembangunan terkandung arti adanya usaha untuk

mengembangkan, memperbaiki mengenai yang tidak atau kurang baik

dengan yang baik, memuat yang lebih baik, yang sudah baik diusahakan

menjadi lebih baik, dalam pengertian pembangunan tersebut terkandung

pula arti adanya suatu usaha agar benar-benar lebih maju dengan

modernisasi dan pembaharuan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pembangunan adalah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki

atau mengubah segala segi kehidupan agar lebih baik mealalui

perencanaan secara optimaluntuk mencapai sasaran pembangunan dan

perubahan dimasa yang akan datang.

B. Kajian Yang Relevan

1. Tingkat Lokal

Penelitian berbentuk Skripsi ini dilakukan oleh Kiki Apriandi (2012),

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Lampung dengan judul “Pengaruh Pandangan

Materialistis dan sikap Individualistis Terhadap Partisipasi Masyarakat

Dalam Pelaksanaan Kegiatan gotong Royong Di Kelurahan Way

Page 44: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

25

Halim Permai RT 08 Kecamatan sukarame Bandar Lampung Tahun

2012”. Tujuan penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah

masyarakat masih menerapkan gotong royong dalam kehidupan

bermasyarakat, mengetahui bentuk gotong royong dalam masyarakat

perkotaan khususnya di Kelurahan Way Halim Permai, dan

mengetahui tingkat kesadaran masyarakat dalam keikut sertaan

kegiatan gotong royong.

2. Tingkat Nasional

Penelitian berbentuk Skripsi ini dilakukan oleh Desi Cahyowati

(2013), Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret (UNS) dengan judul “Perbedaan Perilaku gotong Royong

Antara Masyarakat Desa Dengan Masyarakat Transisi (Studi Pada

Masyarakat RW VI Desa Ponowaren Kecamatan Tawangsari dan

Masyarakat RW I Kelurahan Combongan Kecamatan Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013)”.Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara perilaku

gotong royong masyarakat desa (RW VI Desa Ponowaren Kec.

Tawangsari, Kab. Sukoharjo) dengan masyarakat transisi (RW I

Kelurahan Combongan Kec. Sukoharjo, Kab. Sukoharjo) tahun 2013.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.

Penelitian ini sangat menunjang kelengkapan data bagi proposal yang

dibuat oleh penulis.Hal ini dikarenakan penelitian ini juga mengkaji

tentang pemahaman dan sikap pemuda terhadap nilai gotong

Page 45: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

26

royong.Tetapi perbedaan terhadap penelitian tersebut adalah untuk

mengetahui apakah masyarakat menerapkan kegiatan gotong royong

dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan peneliti bertujuan untuk

mengkaji pemahaman dan sikap pemuda terhadap nilai gotong royong.

Namun sama-sama memiliki objek yang sama yaitu gotong royong.

C. Kerangka Pikir

Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak yang bersifat

negatif maupun positif terhadap suatu objek tertentu.Sikap seseorang

terhadap suatu objek sebagai perantara untuk menentukan apakah harus

pro atau kontra terhadap sesuatu.

Sikap seseorang berbentuk karena ada objek tertentu yang memberikan

rangsang kepada dirinya. Sikap adalah bagian yang penting di dalam

kehidupan sosial, karena kehidupan manusia selalu dalam berinteraksi

dengan orang lain. Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Sikap positif

memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima

atau bahkan mengharapkan kehadiran-kehadiran objek tertentu. Sedangkan

sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, membenci,

menghindari maupun tidak menyukai keberadaan suatu objek.

Untuk mengetahui gambaran pemahan dan sikap pemuda terhadap nilai

gotong royong untuk pembangunan akan di sajikan dalam bagan sebagai

berikut:

Page 46: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

27

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Pemahaman1. Gotong royong2. Masalah gotong

royong3. Hasil dan bentuk

gotong royong

Relevansi1. Relevan2. Kurang relevan3. Tidak relevan

Sikap1. Pemahaman2. Perasaan3. Kecenderungan

bertindak

Page 47: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

28

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian ini digunakan untuk menentukan jawaban secara

sistematis.Suatu penelitian memerlukan panduan untuk mengumpulkan dan

menguji data sehingga data tersebut akurat.Untuk menguji data dan

mengumpulkan data, maka dibutuhkan metode penelitian.Metode penelitian

adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan untuk

menunjukan keadaan seseorang, lembaga atau masyarakat tertentu pada masa

sekarang ini berdasarkan pada faktor-faktor yang nampak saja (surface faktor)

di dalam situasi yang diselidiki.

Mohamad Ali (1985: 120) menjelaskan adalah:

Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk memecahkanmasalah atau menjawab masalah yang sedang dihadapi pada situasisekarang. Dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan,klarifikasi, dengan analisis atau pengelolahan data, menarikkesimpulan atau melaporkan dengan tujuan untuk membuat gambarantentang suatu keadaan dengan cara objektif dalam suatu deskripsisituasi.

Menurut Winarto Surachmad 1989 : 139 “Metode deskriptif adalah

merupakan menyelidiki yang menuturkan, menganalisis, mengklarifikasi

Page 48: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

29

menyelidikan dengan metode survey, dengan teknik interview, studi

kooperatif, gerak dan waktu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena

bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan, menghubungkan dan

membandingkan kenyataan dalam pemaham dan sikap pemuda terhadap nilai

gotong royong agar pembangunan di desa lebih maju.

Berdasarkan jenis data yang dianalisis, penelitian ini tergolong dalam

penelitian kuantitatif, yaitu “penelitian yang datanya berbentuk angka, atau

data kualitatif yang diangkakan” (Sugiono, 2005:13).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan suatu komponen terpenting dalam penelitian,

mengingat populasi akan menentukan validitas data dalam penelitian.

Menurut Nawawi (2003) “Populasi merupakan keseluruhan objek

penelitian yang dapat berdiri dari manusia, hewan, benda-banda,

tumbuhan, fenomena, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagi sumber

data yang memiliki sumber karakteristik tertentu dalam suatu penelitian”.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang di lakukan di Desa Semarang

Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat diketahui bahwa

jumlah pemudanya adalah 120 orang.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dalam tabel berikut ini.

Page 49: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

30

Tabel 3.1 : Jumlah pemuda di Desa Semarang Jaya Kecamatan AirHitam Kabupaten Lampung Barat Tahun 2015.

No. Nama Dusun Jumlah Pemuda

1. Dusun 1 41

2. Dusun II 38

3. Dusun III 23

4. Dusun IV 18

Jumlah 120

Sumber :Hasil Observasi Data kepala Desa SemarangJaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten LampungBarat 2015

Tabel 1.1 menjalaskan bahwa jumlah pemuda di Desa Semarang Jaya

Kecamatan Air Hitam Lampung Barat Tahun 2015, terdapat 41 orang

di Dusun I, sementara 38 orang di Dusun II, 23 orang di Dusun III dan 18

orang di Dusun IV. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah

pemuda di Desa Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten

Lampung Barat berjumlah 120 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagaian dari populasi yang dijadikan sasaran dalam

penelitian. Untuk menentukan sampel menurut Suharsimi Arikunto

(2006:134) dapat ditentukan dengan car : “Apabila subjek kurang dari 100,

lebih baik diambil semua, sehingga menentukannya merupakan penentuan

populasi. Selanjutnya jumlah subyeknya lebih besar dari 100 maka dapat

Page 50: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

31

diambil antara 10%-15%, atau 20%-25%”. Atau tergantung setidak-

tidaknya dari :

a. Kemampuan penelitian ini dilihat dari segi waktu, kemampuan dan

dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengalamandari setiap subyek, karena hal ini

menyamkut banyak setidaknya dana.

c. Besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti untuk penelitian

yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih

baik.

Berdasarkan pendapat tersebut maka ditentukan besarnya sampel

penelitian ini 25% x 120 pemuda = 30 orang.

Tabel 3.2 : Distribusi sampel penelitian di Desa Semarang JayaKecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung BaratTahun 2015.

No. Nama Dusun Jumlah pemuda perhitungan (25%)

1. Dusun I 41 25% x 41 = 10.25

2. Dusun II 38 25% x 38 = 9.5

3. Dusun III 23 25% x 23 = 5.75

4. Dusun IV 18 25% x 18 = 4.5

Jumlah 120 pemuda 30 pemuda

Sumber : hasil perhitungan proporsional random sampling

Page 51: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

32

C. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:96), variabel penelitian adalah “Objek

penelitian atau apa yang menjadi perhatian”. Variabel penelitian juga

merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan, penelitian atau

gejala-gejala yang diteliti.

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu :

a. Variabel bebas (Xi dan X2) dalam penelitian ini adalah :

1) Relevansi Pemaham (Xi)

2) Sikap pemuda (X2)

b. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Nilai gotong royong

untuk pembangunan.

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

a. Definisi konseptual

Pemahaman adalah aliran, pengertian, mengerti, pengetahuan terhadap

banyak pendapat.Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman

merupakan pengetahuan atau mengerti terhadap sesuatu.

sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak yang bersifat

negatif maupun positif terhadap suatu objek tertentu. Sikap seseorang

terhadap suatu objek sebagai perantara untuk menentukan apakah harus

pro atau kontra terhadap sesuatu.

Page 52: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

33

pemuda merupakan individu yang memasuki usia produktif yang berusia

16-30 tahun yang diharapkan bangsa negara untuk menjadi agent of

change, agent of development, agent of modernization.Karena pemuda

dipandang sebagai individu yang memiliki pemikiran yang kritis dan

berjiwa berani.

Nilai adalah kualitas ketentuan yang memiliki makna bagi manusia yang

dapat menimbulkan aksi dan reaksi, sehingga manusia dapat menerima

atau menolak kehadirannya.

b. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Moh. Nazir (1999: 152) adalah “Suatu

definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti

atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang

diperlukan dalam mengukur kontrak variabel tersebut”.

Pemahamanadalah kemampuan untuk menginterprestasi suatu informasi

dari satu bentuk kebentuk lainnya.Dalam pemahaman memiliki tiga

indikator yang sesuai yaitu

1. Paham,

2. Kurang paham, dan

3. Tidak paham.

Page 53: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

34

Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak yang bersifat

negatif maupun positif terhadap suatu objek tertentu.Sedangkan indikator

sikap pemudanya adalah

1. kognisi,

2. Afeksi, dan

3. Konasi.

Sedangkan indikator nilai dalam penelitian ini adalah

1. Nilai kebenaran,

2. Nilai estetika dan

3. Nilai moral.

E. Rencana Pengumpulan variabel

a. Variabel Bebas

Untuk memperoleh data sesuai yang peneliti inginkan tentang relevansi

pemahaman dan sikap pemuda terhadap nilai gotong royong untuk

pembangunan akan dilakukan dengan penyebaran angket. Setiap item

memiliki 3 alternatif jawaban yang masing-masing terdiri dari a, b, c

sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia.

Adapun dengan pemberian nilainya dengan ketentuan-ketentuan sebagai

berikut:

a. Memilih alternatif A diberi skor 3

b. Memilih alternatif B diberi skor 2

c. Memilih alternatif C diberi skor 1

Page 54: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

35

b. Variabel terikat

Yang berkedudukan sebagai variabel terikat adalah nilai gotong royong

untuk pembangunan.Dalam hal ini pembangunan dapat dilihat dan diukur

melalui daftar pembangunan dan perbaikkan fasilitas yang ada di Desa

Semarang Jaya melalui kegiatan gotong royong khususnya yang di

lakukan pemuda di lingkungan masyarakat tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pokok

a. Angket/Kuesioner

Teknik pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket. Angket atau kuesioner yang berisi daftar

pertanyaan yang secara tertulis terdiri dari item-item pertanyaan yang

berkaitan dengan penelitian dan responden hanya menjawab

pertanyaan dari alternatif jawaban yang sudah ada, diberikan kepada

subjek penelitian untuk menjelaskan Pemahan dan Sikap Pemuda

Terhadap Nilai Gotong Royong Untuk Pembangunan di Desa

Semarang jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat,

angket ini dibuat dengan bentuk soal pilihan ganda yang bersifat

tertutup

Page 55: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

36

2. Teknik Penunjang

a. Observasi

Observasi merupakan cara yang digunakan pada saat awal maupun

dalam pelaksanaan penelitian dengan pengamatan langsung dilokasi

penelitian dan langsung terhadap objek masalah yang diteliti sehingga

mendapatkan data pada masyarakat setempat.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab, baik secara langsung

dan tidak langsung dengan sumber data yang dimiliki. Dalam

penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung yaitu dengan cara

mewawancarai Kepala Desa, masyarakat serta beberapa pemuda di

Desa Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung

Barat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data sekunder yang

berupa keterangan-keterangan, catatan-catatan, laporan dan sebagainya

yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti.

Pelaksanaannya, penulis mencari sumber-sumber tertulis dilokasi

penelitian agar data dapat di pelajari sesuai dengan penelitian.

Page 56: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

37

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Dalam penelitian ini untuk menentukan validitas item soal dilakukan

kontrol langsung terhadap teori-teori yang dimahirkan indikator-indikator

yang dipakai. Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah logical

validity dengan cara judment yaitu dengan menkonsultasikan kepada

Dosen pembimbing. Berdasarkan konsultasi tersebut diadakan revisi atau

perbaikan sesuai dengan keperluan. Adakah uji validitas empiris dilakukan

dengan cara menganalisis secara kuantitatif hasil uji coba instrumen.

Pengujian validitas dengan cara melakukan korelasi antara skor item

koesioner dan total skor koesioner.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sutrisno Hadi (1998:160), “Reliabilitas menunjukkan pengertian

bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Penelitian yang

menggunakan uji coba angket, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu

alat pengumpulan data yang harus diuji reabilitasnya. Untuk mengetahui

apakah suatu alat ukur dapat dipakai atau tidak maka diadakan suatu uji

coba angket dengan teknik belah dua dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Uji coba angket kepada 10 orang di luar responden

2. Hasil uji coba dikelompokkan dalam item ganjil dan genap

Page 57: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

38

3. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan rumus Product

Moment, yaitu:

= ∑ − (∑ ) (∑ )∑ − ∑ ∑ − ∑

Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi antara gejala X dan gejala Y

X = Variabel bebas

Y = Variabel terikat

N = Jumlah Populasi

(Sutrisno Hadi, 1986:57)

4. Untuk reabilitas angket dengan menggunakan rumus Spearman Brown,

sebagai berikut:

Rxy =( )

Keterangan :

Rxy : Koefisien reabilitas seluruh item.

Rgg : Koefisien korelasi item ganjil genap.

(Sutrisno Hadi, 1981: 37)

5. Adapun kriteria realibel (Manasse Mallo, 1986:139) adalah sebagai

berikut:

0,90-1,00 = reliabilitas tinggi

0,50-0,89 = reliabilitas sedang

Page 58: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

39

0,00-0,49 = reliabilitas rendah

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul yaitu

dengan mengidentifikasikan data, penyeleksi dan selanjutnya klasifikasi data

kemudian menyusun data. Adapun tekniknya sebagai berikut:

Untuk mengolah dan menganalisis data, akan digunakan rumus:

I =

Keterangan:

I = Interval

NT = Nilai Tertinggi

NR = Nilai Rendah

K = Kategori

(Sutrisno Hadi, 1986:12)

Setelah itu maka dikelompokkan menggunakan rumus persentase sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (1998:39) yaitu:

P= X 100%

Dimana :

P = Persentase

F = Frekuensi pada klasifikasi atau kategori variasi

N = Jumlah frekuensi dari seluruh klasifikasi atau kategori variasi

Page 59: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

40

Untuk menafsirkan banyaknya persentase (Suharsimi Arikunto, 1998:196)

yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut :

76% - 100% = Baik

56% - 76% = Cukup Baik

40% - 55% = Kurang Baik

Pengujian keeratan hubungan dilakukan dengan menggunakan rumus Chi

Kuadrat, sebagai berikut:

= ( − )Keterangan:

X2 : Chi Kuadrat∶ Jumlah baris∶ Jumlah kolom

Oij : banyaknya data yang diharapkan terjadi

Eij : Banyaknya data hasil pengamatan

(Sudjana, 1996:280).

Page 60: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

41

Kriteria uji sebagian berikut:a. Jika X2 hitung lebih besar atau sama dengan X2 tabel dengan taraf

signifikan 5% maka hipotesis diterima

b. Jika X2 hitung lebih kecil atau sama dengan X2 tabel dengan taraf

signifikan 5% maka hipotesis ditolak

Selanjutnya data akan diuji dengan menggunakan rumus koefisien kontingen,

Sudjana (1996: 280), hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aktivitas

belajar peserta didik terhadap prestasi belajarnya, yaitu:

C =

Keterangan:

C : Koefisien Kontingensi

X2 : Chi Kuadrat

n : Jumlah sampel

(Sudjana, 1996:280)

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi

faktor-faktor, maka harga C dibandingkan dengan koefisien kontingensi

maksimun. Sutrisno Hadi (1989: 317), harga C maksimum dapat dihitung,

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Cmaks =

Page 61: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

42

Keterangan :

Cmaks : Koefisien kontingen maksimum

M : Harga minimum antara banyak baris dan kolom dengan kriteria

uji pengaruh makin dekat dengan harga Cmaks makin besar derajat

asosiasi antar faktor.

Kemudian hasil tersebut dijadikan patokan untuk menentukan tingkat

keeratan pengaruh dengan langkah sebagai berikut :

Keterangan :

C = koefisien kontingensi

Cmaks = koefisien kontingensi maksimum

Sehingga diperoleh klasifikasi atau pengkategorian menurut Sugiyono

(2012:184) sebagai berikut :

0,55 – 0,81 relevan

0,28 – 0,54 kurang relevan

0,00 – 0,27 tidak relevan

Page 62: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

88

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pemahaman dan sikap pemuda terhadap nilai gotong royong untuk pembangunan di

Desa Semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat maka dapat

peneliti simpulkan bahwa tidak relevan antara pemahaman dan sikap pemuda dalam

kegiatan gotong royong untuk pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian

data yang dilakukan bahwa menunjukan tidak relevannya kegiatan gotong royong

tersebut terhadap kemujuan atau pembangunan desa. Dalam penelitian masih banyak

pemuda yang paham terhadap nilai gotong royong tersebut tetapi pemuda tidak

memili sikap untuk melaksanakan kegiatan gotong royong tersebut.

Faktor yang mempengaruhi pemuda memiliki sikap pemahan yang tinggi tetapi tidak

melaksanakan nilai-nilai di dalamnya karena pemuda memilih untuk bekerja untuk

membantu kebutuhan keluarga dari pada untuk mengikuti kegiatan gotong royong.

Faktor lain yang menyebabkan yaitu karena pemuda malas dan merasa itu bukan

tanggung jawab mereka. Pemuda pun ada yang berfikir bahwa kegiatan gotong

royong tersebut tidak memiliki sangki yang tegas. Kesimpulan dari penelitian ini

bahwa tidak relevan antara pemahaman dan sikap pemuda terhadap nilai gotong

royong untuk pembangunan di Desa semarang Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten

Lampung Barat.

Page 63: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

89

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Kepada pemerintah desa dan tokoh masyarakat Semarang Jaya diharapkan dapat

berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong, agar menjadi contoh yang baik

bagi pemuda serta masyarakat

2. Kepada ketua pemuda diharapkan ketika ada pertemuan yang membahas gotong

royong pemuda di ikut sertakan dalam pertemuan tersebut agar pemuda dapat

belajar dan memahami fungsi dan tujuan gotong royong tersebut.

3. Kepada seluruh pemuda dapat menunjukan partisipasinya dalam kegiatan

gotong royong walaupun tidak dalam bentuk fisik, pemikiran, dan benda.

Sehingga semua pemuda yang lain tidak berfikir bahwa pemuda yang lainnya

hanya mementingkan kepentingan diri sendiri.

Page 64: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

DAFTAR PUSTAKA

Apriandi, Kiki. 2012. Pengaruh Pandangan Materialistis dan Sikap IndividualistisTerhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Kegiatan GotongRoyong Di Kelurahan Way Halim Permai RT 08 Kecamatan SukarameBandar Lampung Tahun 2012. Skripsi

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.

---------------------------2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Bina Aksara.

Baswil Revrisond. 2013. Koperasi Indonesia Yogyakarta:BPFE.

Cahyowati, Desi. 2013. Perbedaan Perilaku Gotong Royong Antara Masyarakat DesaDengan Masyarakat Transisi (Studi Pada Masyarakat TW VI DesaPonowaren Kecamatan Tawangsari dan Masyarakat RW I KelurahanCombangan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013. Skripsi

Lalolo Krina, Loina.2003.Indikator danalat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi,dan Partisipasi, badan perncanaan pembangunan nasional. Jakarta.

Mar’at. 1981. Sikapmanusia Perubahan Serta Pengukurannya. Galian.Jakarta.

Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Nawawi. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

------------. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung:Alfabeta.

Page 65: (Skripsi ) Oleh LIA OKTA AYU NPBdigilib.unila.ac.id/22317/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penulis bernama Lia Okta Ayu Novita Putri Bungsu, dilahirkan di Mutaralam pada tanggal

------------. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Walgito, Bimo. 1987. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. YP Fak. Psikologi UGM.Yogyakarta. 301 Halaman

----------------. 2003. Pengantar Sikap. Bina Cipta. Bandung

Wirawan Sarwono, sarlito. 2005. Pengantar Ilmu Psikologi. Bulan Bintang.Jakarta. 285 Halaman.

W.A Genungan. 2000. Psikologi Sosial. Refika Aditama. Bandung. 228 Halaman.

W. S. Winkel. 1991. Bimbingan Konseling di Instituse pendidikan.Grafindo.Jakarta. 270 Halaman.