universitas indonesia analisis hubungan …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369029-mk-reinata...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS HUBUNGAN CUSTOMER ENGAGEMENT DAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT BLITZMEGAPLEX
MELALUI TWITTER (Studi Kasus Akun Twitter Resmi @Blitzmegaplex)
MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
REINATA PRISKILA
1006695324
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
HUBUNGAN MASYARAKAT DEPOK
DESEMBER 2013
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
1
Analisis Hubungan Customer Engagement dan Customer Relationship Management Blitzmegaplex Melalui Twitter
Reinata Priskila
Department of Communication Science, Faculty of Social and Political Science, Universitas Indonesia,
Kampus UI Depok 16424, Indonesia
Abstrak
Perkembangan teknologi komunikasi dengan munculnya media baru mengambil fungsi dalam kehumasan, salah satunya customer engagement sebagai bagian dari customer relationship management yang dilakukan perusahaan dalam menjalin hubungan dengan publiknya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kegiatan customer engagement sebagai bagian dari customer relationship management yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui media sosial yaitu Twitter, dengan menggunakan teknik analisis isi pada data kuantitatif dan kualitatif selama periode 1-15 Desember 2012. Pada akhir penelitian, ditemukan bahwa kegiatan customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui Twitter mengandung keempat tahap customer engagement. Dalam menjalankan strategi komunikasi publik dan membina hubungan dengan publiknya, Blitzmegaplex menerapkan model praktik humas two-way symmetrical model dan mengandung keenam indikator hubungan yaitu trust, komitmen, control mutuality, kepuasan, relasi komunal, serta relasi transaksional.
The Correlation Analysis between Customer Engagement and Customer Relationship Management of Blitzmegaplex on Twitter
Abstract The growth of communication technology where the new media is growing takes part in various public relations activities, including customer engagement as part of customer relationship management which is done by the company to engage with their public. The research is done to analyze the customer engagement activities as part of Blitzmegaplex’s customer relationship management through social media Twitter, using the content analysis method on both quantitative and qualitative data on December 1st, 2012 until December 15th, 2012. At the end of the research, it is concluded that Blitzmegaplex’s customer engagement activities contain the four phases of customer engagement, but the collaboration phase is still weak. In doing their public communication strategy, Blitzmegaplex applies the two-way symmetrical model of public relations practice model and includes the six relationship indicators which are trust, commitment, control mutuality, satisfaction, communal relationship, and transactional relationship.
Kata kunci / keywords: customer, customer engagement, customer relationship management,
social media, twitter
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
2
Pendahuluan
Perkembangan teknologi komunikasi dan berbagai aspek lainnya membuat masyarakat
sebagai konsumen tidak lagi menjadi pihak pasif. Konsumen menjadi semakin ‘pintar’ dan
aktif mencari informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan/produk. Hal ini
tentu menciptakan kompetisi yang kuat di antara perusahaan dengan produk-produk sejenis,
sekaligus berefek pada sulitnya menciptakan loyalitas pada diri konsumen.
Konsumen atau customer dalam kaitannya dengan ilmu kehumasan dipandang
sebagai salah satu publik eksternal humas yang menjadi fokus pada kegiatan customer
relations (Nugraheni, 2012). Customer relations berusaha untuk menciptakan komunikasi
dua arah untuk menambahkan nilai bagi konsumen dan mengenali keinginan konsumen,
kegiatan customer relations ditempatkan oleh perusahaan sebagai usaha untuk memenangkan
dunia persaingan bisnis yang semakin ketat, juga menjadi ranah kegiatan humas dalam
menjalin hubungan jangka panjang dengan konsumen (Nugraheni, 2012).
Kegiatan pembinaan hubungan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap
konsumennya bertujuan untuk menciptakan engagement antara perusahaan dengan konsumen
yang jika terjalin dengan baik, dapat menciptakan loyalitas pada diri konsumen. Customer
engagement merupakan salah satu bentuk dari customer relationship management. Dalam
artian tradisional dapat diartikan sebagai kumpulan informasi dari perusahaan ke pelanggan
atau visitor. Dari definisi tersebut, terlihat bahwa customer engagement yang dilakukan pada
waktu lampau masih bersifat satu arah. Seiring berjalannya waktu, dengan perkembangan
teknologi yang ada, customer engagement pada saat ini didefinisikan sebagai suatu proses
yang menggambarkan sebuah hubungan yang sehat antara konsumen dengan sebuah merek
(Cook, 2011, p.14). Perluasan arti dari customer engagement ini didukung penuh dengan
adanya perkembangan media baru, yaitu maraknya penggunaan media sosial dan media
online di dunia internet.
Websites dan media online saat ini banyak digunakan oleh perusahaan sebagai
channel komunikasi perusahaan dengan konsumennya, melalui relasi dan interaksi yang
bersifat dua arah. Hal ini berbeda dengan penggunaan media tradisional yang cenderung
bersifat satu arah. Ketika para ahli kehumasan berpikir mengenai customer engagement,
mereka harus berpikir mengenai bagaimana cara menggabungkan atau melibatkan customer
di dalam perusahaan, produk, atau brand di berbagai media, misalnya melalui media online,
khususnya media sosial, yang dijadikan sebagai sarana customer untuk menyalurkan
feedback dan memberikan kontribusi peran dalam proses co-create sebuah produk atau merek
(Nugraheni, 2012). Hellen (2011) media sosial sebagai sebuah media online dimana para
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
3
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi melalui blog,
social network atau jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.
Salah satu bentuk dari customer engagement dalam Twitter adalah menciptakan tweet
yang ditujukan kepada konsumen atau followers dan memicu adanya tweet berkelanjutan
yang berkaitan dengan tweet yang diciptakan oleh perusahaan, baik berupa feedback maupun
berupa interaksi di antara sesama konsumen. Dengan adanya customer engagement,
hubungan komunikasi yang terjalin bersifat dua arah dan membuat informasi yang dulunya
terbatas menjadi sangat terbuka. Konsumen dapat mengakses informasi melalui berbagai
cara, termasuk dengan mendapatkan informasi tersebut dari rekan dalam lingkungan sosial.
Purwanti (2011) dalam artikelnya berjudul “80 Persen Perusahaan Asia Optimalkan
Sosial Media” menyebutkan mengenai studi yang dilakukan oleh perusahaan konsultan
komunikasi global Burson-Marsteller “2011 Asia Pasific Corporate Social Media Study”
menunjukkan hasil bahwa sebanyak 80 persen perusahaan di Asia yang terdaftar di The Wall
Street Journal’s Asia 200 Index telah memiliki akun sosial media, angka ini meningkat 40%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang signifikan ini menunjukkan
pentingnya peran media sosial dalam mengjangkau target khalayak suatu perusahaan.
Salah satu perusahaan di Indonesia yang menggunakan media sosial sebagai sarana
melakukan kegiatan customer engagement adalah Blitzmegaplex. Blitzmegaplex adalah
sebuah jaringan bioskop yang ada di Indonesia, pertama kali berdiri pada tahun 2006 di kota
Bandung\. Blitzmegaplex menyediakan berbagai jenis film dari berbagai macam genre yang
dapat dinikmati oleh konsumennya, karena Blitzmegaplex hadir dengan minimal 8 layar di
setiap lokasi bioskop. Tidak hanya film-film Hollywood, Blitzmegaplex juga menyediakan
Film Festiva, Arthouse, Film India, Animasi, dan berbagai film yang berasal dari seluruh
dunia dengan berbagai bahasa.
Dalam mempromosikan layanan yang dimiliki oleh Blitzmegaplex, media yang
digunakan tidak hanya media cetak seperti iklan di majalah, koran, atau billboard.
Blitzmegaplex memanfaatkan jejaring sosial untuk memberikan update informasi mengenai
Blitzmegaplex sekaligus untuk membangun hubungan dengan konsumennya. Jejaring sosial
utama yang dipilih oleh Blitzmegaplex adalah Twitter.
Rumusan Masalah dan Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan di atas, media online khususnya media sosial
memiliki peranan penting dalam menjalin hubungan perusahaan dengan publiknya karena
media sosial memfasilitasi bentuk interaski yang bersifat dua arah. Sebagai bagian dari
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
4
strategi komunikasi perusahaan, bagaimana kegiatan customer engagement yang dilakukan
oleh Blitzmegaplex melalui Twitter bila dihubungkan dengan konsep-konsep yang sesuai?
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kegiatan customer engagement sebagai
bagian dari customer relationship management yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui
media sosial yaitu Twitter.
Tinjauan Teoritis
Customer Engagement
Patterson (2006) mendefenisikan customer engagement sebagai sebuah level fisikal, kognitif,
dan emosional yang muncul dalam hubungannya dengan perusahaan. Nugraheni (2012)
menjabarkan definisi customer engagement dari berbagai ahli sebagai sebuah proses dalam
level fisikal, kognitif, maupun emosional yang berusaha melibatkan dan berinteraksi dengan
customer secara individual dalam komunikasi dua arah sesuai konteks, konten, waktu, serta
saluran yang tepat, yang mampu menciptakan dialog yang interaktif dan pengalaman
emosional pada konsumen serta mampu mempengaruhi keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian dengan mendengar, mengerti, dan segera merespon kebutuhan mereka,
dan mampu membantu penyelesaian masalah konsumen.
Evans (2008) menjabarkan empat tahap dalam proses engagement suatu perusahaan
dengan konsumennya. Keempat tahap itu adalah:
1. Consumption
Consumption merupakan tahap awal dari sebuah consumer engagement. Dalam tahap
ini, usaha yang dilakukan perusahaan bertujuan agar proses konsumsi menjadi
aktivitas publisher. Tahapan ini mengandung segala jenis informasi yang
berhubungan dengan perusahaan maupun produk yang membuat konsumen menjadi
‘lebih tahu’, sehingga keterlibatan konsumen menjadi acuan untuk mengadakan
aktivitas online yang mendorong konsumen untuk membaca, mengunduh, melihat
konten digital yang terdapat dalam media sosial. Informasi yang dimaksud dapat
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
5
berupa konten yang dibuat perusahaan baik yang bersifat promosi atau informatif,
juga konten yang dibuat oleh internet user lainnya, misalnya komentar dari
konsumen. Perusahaan dapat memicu stimulasi konsumen untuk melakukan konsumsi
dengan menampilkan konten yang dapat memotivasi konsumen untuk memberikan
ide atau berbagi seperti tips, pemecahan masalah, solusi, update menarik, komentar
yang membangun, konten-konten seperti audi, foro, video, link, status, dsb.
(Nugraheni, 2012).
2. Curation
Curation adalah tahap kedua dalam proses engagement. Setelah melalui tahapan
consumption, konsumen akan menyortir, memilih, menyaring, memberi tanggapan
atau menggambarkan content yang ada. Proses ini dapat menjadi tindakan yang
memotivasi konsumen lainnya dan menciptakan interaksi atau forum diskusi
mengenai sebuah produk atau merek tertentu. Konten yang dibuat oleh konsumen
dapat bermanfaat bagi konsumen lainnya sebagai bahan pertimbangan dan informasi
yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
3. Creation
Tahap curation sangat berpengaruh terhadap tahap selanjutnya yaitu creation. Dalam
tahap ini, customers tidak lagi hanya menjadi ‘pembaca’ tetapi menjadi pembuat
konten, dengan “mengiklankan” sendiri apa yang mereka buat mengenai produk atau
merk tersebut. Pada tahapan ini, third party websites mengambil peran penting,
dimana anggota komunitas (customers) melakukan sharing experience tentang
produk/merk tersebut. Creation merupakan langkah proses yang besar dalam tahapan
customer engagement, konten yang dibuat oleh customers juga tidak selalu positif,
sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Keterlibatan konsumen
dalam tahap ini juga sangat bergantung pada penciptaan konten oleh perusahaan yang
memotivasi anggota komunitas untuk menanggapi, bertukar informasi, pengalaman,
atau memberikan dukungan.
4. Collaboration
Collaboration merupakan tahapan akhir dari customer engagement. Tahapan ini
merupakan penggabungan dari tahapan consumption, curation, dan creation yang
sangat berpotensial dalam sebuah bisnis. Dalam tahapan ini, para customers
membentuk kolaborasi berupa komunitas yang solid. Kolaborasi ini terjadi secara
alami di antara anggota masyarakat atau customers, yang mengandung interaksi
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
6
antara customers perusahaan atau produk tersebut. Meskipun terjadi secara alami,
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan berpengaruh terhadap terciptanya kolaborasi
ini.
Tahapan kegiatan customer engagement yang dilakukan oleh perusahaan dapat dikategorikan
ke dalam model praktik humas yang digunakan oleh perusahaan tersebut. Tiap model terkait
dengan sejauh mana tahapan customer engagement dilakukan oleh suatu perusahaan.
Grunig (1992) mengemukakan empat model praktik humas yang dapat dihubungkan
dengan customer relationship management, yaitu:
a. Press Agency/Publicity
Praktik PR dalam tahap ini berbentuk propaganda dengan komunikasi yang bersifat
searah, dengan tujuan untuk memberikan publisitas yang menguntungkan perusahaan,
misalnya dengan penggunaan nama selebriti atau perangkat yang dapat memicu
perhatian orang. Publisitas yang diberikan oleh perusahaan berisi informasi yang
terkait dengan perusahaan agar pasar atau publik tertarik untuk melakukan tindakan
sesuai yang diinginkan oleh perusahaan. Model ini memiliki unsur yang sama dengan
promosi dan publisitas.
b. Public Information Model
Dalam model ini, praktik humas yang dilakukan mirip dengan praktik yang dilakukan
oleh jurnalis. PR memiliki peran dalam menyebarluaskan informasi kepada publik
dan mengendalikan alur informasi di antara masyarakat dan media massa. Bentuk dari
model ini adalah penyebaran informasi yang dilakukan melalui konten tulisan seperti
pada press release, newsletter, direct mail, dsb. Model komunikasi yang digunakan
dalam bentuk ini masih besifat satu arah.
c. One-Way Assymetrical Model
Pada model ini, pihak PR atau perusahaan dalam praktiknya menyampaikan pesan
dengan menggunakan teknik persuasi maupun manipulasi dengan tujuan
mempengaruhi perilaku pasar, agar mau bekerja sama, bersikap, dan berpikir sesuai
dengan harapan organisasi, namun tanpa dilakukan riset mengenai masyarakat
terlebih dahulu. Organisasi lebih fokus kepada bagaimana agar publik dapat
menyesuaikan diri dengan organisasi dibanding dengan bagaimana agar organisasi
dapat menyesuaikan diri dengan publik.
d. Two-Way Symmetrical Model
Dalam model ini, kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau PR berdasarkan riset
yang terlebih dahulu dilakukan mengenai pasar. Kegiatan dilakukan menggunakan
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
7
teknik dan strategi komunikasi yang sesuai agar organisasi dan publik dapat saling
menyesuaikan diri. Model ini dilakukan tidak hanya untuk mempengaruhi perilaku
konsumen tetapi juga mengelola konflik dan memperbaiki pemahaman publik
mengenai perusahaan atau produk, sehingga kedua pihak bersama-sama berubah
untuk bertemu di satu titik tengah.
Indikator Relasi Hon & Grunig
Hon dan Grunig (1999) menciptakan Skala Pengukuran Hubungan Masyarakat sebagai alat
ukur hubungan organisasi dengan publik yang terdiri dari enam komponen hubungan.
Keberhasilan suatu hubungan organisasi dengan publiknya dapat diukur dari komponen yang
dikandung dalam hubungan tersebut, yang terdiri dari:
• Trust
Trust adalah rasa kepercayaan yang bersifat dua arah, yang lahir di antara perusahaan
dengan konsumennya. Dari pihak konsumen, trust timbul sebagai hasil dari kepuasan
atas layanan yang diberikan oleh perusahaan, dan pihak perusahaan juga memiliki
trust terhadap konsumennya yang berperan sebagai target bisnis perusahaan. Terdapat
tiga dimensi dalam trust, yaitu integritas, kepercayaan publik terhadap organisasi
yang jujur dan adil, dependability, yaitu kepercayaan publik bahwa organisasi akan
melakukan apa yang dikatakannya, serta kompetensi, yaitu kepercayaan publik bahwa
organisasi mampu melakukan sesuai yang ia katakan.
• Commitment
Indikator ini berkaitan dengan keinginan untuk memelihara relationship jangka
panjang, misalnya dengan merespon setiap pertanyaan, tips, dan informasi yang
berguna dari kedua pihak.
• Control Mutuality
Indikator ini terjadi sebagai bentuk dari kemampuan yang dimiliki publik untuk
berbagi dalam sebuah percakapan, sehingga berbentuk komunikasi dua arah.
• Satisfaction
Indikator ini berkaitan dengan emosi konsumen, yaitu penunjukkan rasa kepuasan
atau apresiasi atas layanan yang diberikan oleh perusahaan.
• Relasi transaksional
Dalam indikator relasi ini, aspek marketing lebih kuat daripada aspek relationship
(lebih terkait kepada produk/jasa yang ditawarkan), dan marketing dilakukan dengan
adanya pemberian reward.
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
8
• Relasi komunal
Dalam indikator ini, alur informasi tidak selalu terkait dengan produk/jasa atau
perusahaan, tetapi juga informasi secara umum yang berguna bagi customers atau
followers.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content analysis) terhadap data yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Holsti (1969, p.14) mendefinisikan analisis isi sebagai suatu teknik
penelitian untuk menarik kesimpulan dengan mengidentifikasi karakteristik-karakteristik
khusus suatu pesan secara objektif dan sistematik.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah konten Twitter @blitzmegaplex sebagai
salah satu media sosial yang digunakan oleh Blitzmegaplex dalam melakukan kegiatan
customer engagement. Konten Twitter Blitzmegaplex akan dianalisis dari segi angka, terkait
dengan jumlah pergerakan tweets dan followers, serta dari segi isi, terkait dengan konten dari
jenis tweet yang di-update oleh Blitzmegaplex.
Pengamatan terhadap aktivitas akun Twitter Blitzmegaplex dilakukan selama 15 hari,
terhitung dari periode 1 Desember 2012 hingga 15 Desember 2012.
Hasil Penelitian
Blitzmegaplex memiliki akun Twitter dengan username @blitzmegaplex. Akun Twitter ini
telah aktif digunakan oleh Blitzmegaplex sejak 4 Juni 2008. Hingga 15 Desember 2012,
Blitzmegaplex telah memiliki 215.389 followers yang sebagian besar adalah masyarakat
Indonesia, dan telah memberikan update di Twitter sebanyak 46.009 kali. Jumlah kedua hal
ini terus bertambah setiap harinya.
Gambar 1 Twitter stats @blitzmegaplex hingga 15 Desember 2012
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
9
Berdasarkan penghitungan yang dilakukan oleh mesin online penghitung tweets,
http://twittercounter.com, stats atau pergerakan akun Twitter @blitzmegaplex hingga tanggal
15 Desember 2012. Rata-rata, setiap minggunya @blitzmegaplex mendapatkan tambahan
followers sebanyak 324 orang. Angka ini tergolong cukup tinggi bila dibandingkan dengan
akun-akun Twitter pada umumnya. Namun, berbanding sangat jauh dengan followers-nya,
following dari akun @blitzmegaplex tidak terlampau banyak, hanya sekitar 480 orang dan
tidak memiliki pergerakan signifikan. Sedangkan untuk keaktifan dalam meng-update tweets,
@blitzmegaplex telah meng-update lebih dari 46 ribu kali, angka yang juga tergolong tinggi
untuk sebuah akun Twitter secara umum maupun akun Twitter dari sebuah company maupun
produk, jika dihitung secara rata-rata sejak masa aktif pada tahun 2008 hingga akhir periode,
Blitzmegaplex rata-rata meng-update Twitter sebanyak 25 kali per hari.
Pergerakan tweets dari @blitzmegaplex selama 15 hari dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2 Grafik jumlah tweets @blitzmegaplex periode 1-15 Desember 2012
Grafik di atas diambil dari http://twittercounter.com. Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa
jumlah tweets dari @blitzmegaplex paling banyak terdapat pada awal Desember yaitu
mencapai lebih dari 100 tweets. Namun di hari berikutnya, grafik justru menurun cukup
drastis dan @blitzmegaplex hanya memberikan 2 update tweets, angka yang cukup jauh bila
dibandingkan dengan hari sebelumnya. Di 13 hari berikutnya, @blitzmegaplex tetap
memberikan update tweets setiap harinya meskipun jumlahnya tidak lagi mencapai angka
100 seperti pada hari pertama.
Untuk pergerakan followers dari @blitzmegaplex selama 15 hari, dapat digambarkan melalui
grafik berikut:
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
10
Gambar 3 Grafik pergerakan jumlah followers @blitzmegaplex periode 1-15 Desember 2012
Selama 15 hari, followers @blitzmegaplex terus meningkat setiap harinya, hal ini dapat
dilihat dari grafik yang terus naik secara konstan dan titik-titiknya tidak pernah berada di
garis yang rata.
Tweets yang di-update oleh @blitzmegaplex sebagian besar adalah mention atau
menanggapi pertanyaan dari customer (followers dari @blitzmegaplex). @blitzmegaplex
selalu berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh customer. Pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh customer berkisar mengenai info tayang atau jadwal film,
lokasi Blitzmegaplex yang menayangkan film tertentu, dan pembelian tiket. Namun, tidak
jarang pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh followers merupakan pertanyaan yang
terpicu dari info yang diberikan oleh Blitzmegaplex, seperti promosi maupun kuis yang
diadakan oleh Blitzmegaplex.
Selama rentang waktu analisis yang dilakukan (15 hari), info yang sedang gencar
diberikan oleh Blitzmegaplex adalah mengenai info tayang film-film terbaru, tiket
#SMTownLiveInTokyo3D yang disediakan oleh Blitzmegaplex, dan kuis #LifeofPiblitz yang
berhadiah merchandise dari Blitzmegaplex.
Secara rutin, untuk meningkatkan partisipasi publik, Blitzmegaplex mengadakan kuis
online mingguan #blitzCardEXTRAVAGANZA yang berhadiahkan voucher bernilai uang.
Blitzmegaplex rutin mengadakan kuis yang diadakan secara online ketika film-film yang
sedang hit ditayangkan di Blitzmegaplex.
Analisis
Tanggapan dan jawaban yang rutin diberikan oleh Blitzmegaplex terhadap followers-
nya merupakan bentuk customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex untuk
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
11
mempertahankan followers-nya. Blitzmegaplex berusaha untuk menghargai dan menjawab
pertanyaan maupun keluhan yang diberikan oleh followers-nya, hal inilah yang menjadi salah
satu faktor mengapa update tweets @blitzmegaplex berjumlah cukup besar dan sebagian
besar merupakan mention yang berisi jawaban terhadap followers atau customers dari
Blitzmegaplex.
Kuis-kuis yang diadakan oleh Blitzmegaplex juga menjadi salah satu bentuk usaha
Blitzmegaplex untuk mempertahankan loyalitas konsumennya. Dengan adanya kuis-kuis
yang berhadiah tiket maupun voucher, tingkat partisipasi followers dari @blitzmegaplex
dapat dikatakan cukup tinggi dalam pembinaan hubungan antara Blitzmegaplex dengan
customers-nya. Selain itu, Blitzmegaplex juga menghargai komentar-komentar positif yang
diberikan oleh customer melalui Twitter di mana komentar-komentar positif ini di-retweet
oleh Blitzmegaplex.
Bila dilihat dari tahapan customer engagement yang dikemukakan oleh Evans (2008),
tahapan customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Consumption
Dalam tahap ini, usaha yang dilakukan perusahaan bertujuan agar proses konsumsi
menjadi aktivitas publisher dan membuat konsumen menjadi ‘lebih tahu’. Dalam
customer engagement yang dilakukan di media sosial seperti yang dilakukan oleh
Blitzmegaplex, kegiatan yang menjadi contoh dari tahapan ini adalah ketika
customers atau followers dari @blitzmegaplex membaca, mengunduh, melihat, atau
mendengar konten digital yang diberikan oleh @blitzmegaplex melalui Twitter-nya.
Melalui Twitter, Blitzmegaplex memberikan informasi yang terkait dengan
update mengenai Blitzmegaplex, seperti info jadwal dan lokasi tayang film-film
terbaru, promosi yang diberikan, kuis-kuis online, informasi yang membuat followers
menjadi tahu kegiatan dan informasi baik yang dilaksanakan secara rutin maupun
periodik (acara-acara atau kuis tertentu) dan memiliki wawasan mengenai
Blitzmegaplex.
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
12
Gambar 4 Informasi yang diberikan oleh @blitzmegaplex untuk memicu consumption
2. Curation
Dalam tahap ini, costumers menyortir, memilih, menyaring, memberi tanggapan atau
menggambarkan content yang ada. Konten yang telah diberikan oleh Blitzmegaplex
dalam tahapan sebelumnya digunakan oleh customer agar lebih bermanfaat bagi orang
lain, misalnya dengan adanya review mengenai konten, sehingga konten tersebut
dapat menjadi pertimbangan bagi customer lain. Tidak hanya mendapatkan informasi
dari Blitzmegaplex, tetapi customer menjadi lebih terinformasi dengan adanya
informasi tambahan dari sesama customer, sehingga customer dapat memilih produk
yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan customer.
Dalam tahapan customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex,
tahapan ini terjadi ketika customer memberi tanggapan mengenai informasi yang
diberikan oleh Blitzmegaplex melalui Twitter, berupa tanggapan maupun pertanyaan,
atau me-retweet informasi yang mereka anggap penting untuk menjadi informasi bagi
lingkungan sosial online followers tersebut. Dalam tahapan ini, konten yang diberikan
oleh Blitzmegaplex mendapatkan feedback dari customer, yang dapat menjadi tolak
ukur untuk melihat nilai konten.
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
13
Gambar 5 Interaksi customer dengan @blitzmegaplex
3. Creation
Dalam customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui
Twitter, tahapan ini terjadi ketika followers atau customers meng-update tweets
mengenai pengalamannya dengan Blitzmegaplex yang dapat dilihat oleh lingkungan
sosial online orang tersebut. Tweets positif mengenai Blitzmegaplex memiliki
pengaruh yang baik terhadap wawasan masyarakat luas mengenai Blitzmegaplex,
karena terkadang customers lebih percaya dan terpengaruh oleh komentar yang
diberikan oleh sesama customer, yang lebih menunjukkan keaslian dibandingkan
dengan update yang diberikan oleh perusahaan yang seringkali dianggap sebagai
promosi.
Gambar 6 Review positif mengenai Blitzmegaplex oleh customer
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
14
4. Collaboration
Collaboration merupakan tahapan akhir dari customer engagement. Dalam tahapan
ini, para customers membentuk kolaborasi berupa komunitas yang solid. Dalam
kolaborasi terjadi ketika @blitzmegaplex mengadakan kuis dan followers-nya aktif
mengikuti kuis tersebut. Namun, tweets yang berisi pembicaraan mengenai
Blitzmegaplex lebih banyak terjadi di antara followers dengan lingkungan sosialnya
masing-masing, dibandingkan dengan interaksi antar customers yang sebelumnya
tidak saling kenal. Tweets dari @blitzmegaplex yang berisi info beberapa kali memicu
pembicaraan antara customers yang menanggapi info dari @blitzmegaplex tersebut,
sehingga interaksi lebih banyak terjadi antara @blitzmegaplex dengan followers-nya.
Bila dihubungkan dengan model praktik humas yang dikemukakan oleh Grunig (1992),
strategi komunikasi yang dilakukan oleh Blitzmegaplex sebagai bentuk customer engagement
yang sampai tahap collaboration menunjukkan bahwa Blitzmegaplex menggunakan model
two-way symmetrical model. Kegiatan customer engagement yang dibangun oleh
Blitzmegaplex melalui Twitter menjadi salah satu bentuk usaha Blitzmegaplex untuk
menjangkau publik melalui cara yang sesuai dengan kebutuhan publik, yaitu mencitpakan
interaksi di media sosial sebagai medium yang cocok untuk berbagai kalangan. Dalam
menciptakan interaksi ini, Blitzmegaplex tidak hanya menjadi press agency yang melakukan
publisitas semata, atau menyebarkan release, newsletter, seperti yang terdapat pada public
information model, di mana komunikasi masih bersifat searah, melainkan membangun
komunikasi bersifat dua arah yang dapat saling menguntungkan kedua pihak. Ketika
melakukan update informasi melalui Twitter, Blitzmegaplex tidak hanya mementingkan
informasi yang ingin disampaikan tetapi juga mengedepankan pentingnya merespon
pertanyaan atau kebutuhan informasi dari publik. Hal ini terlihat dari jumlah dialog dua arah
yang terjadi dalam Twitter @blitzmegaplex dengan konsumennya.
Dalam memberikan informasi terhadap konsumennya, Blitzmegaplex memilih waktu-
waktu yang tepat atau prime time, sehingga informasi yang berguna dapat sampai dan
menjangkau target publik secara luas, sekaligus memicu feedback yang datang dari publik
baik berupa direct question maupun retweet yang dilakukan oleh publik atas informasi
tersebut.
Hubungan yang dijalin oleh Blitzmegaplex dengan customer-nya berdasarkan
indikator relasi oleh Hon & Grunig (1999) dapat dilihat melalui enam indikator interaksi
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
15
yang terjadi dalam media sosial Twitter yang digunakan sebagai medium komunikasi
Blitzmegaplex dengan customer-nya. Penjabarannya adalah sebagai berikut:
• Trust
Hubungan antara Blitzmegaplex dengan customer-nya menunjukkan adanya indikator
trust di dalam customer relationship management yang dilakukan oleh Blitzmegaplex
melalui Twitter timbul dari kepuasan atas layanan yang diberikan oleh Blitzmegaplex
terhadap konsumennya. Hal ini dapat dilihat dari contoh salah satu tweet followers
yang di-retweet oleh Blitzmegaplex.
Gambar 7 Customer mengungkapkan kepuasannya atas layanan Blitzmegaplex
• Commitment
Dalam menyatakan komitmennya terhadap pelanggannya, Blitzmegaplex bersedia
memberikan segala jenis informasi yang dibutuhkan oleh customer terkait dengan
Blitzmegaplex. Respon yang diberikan oleh Blitzmegaplex atas pertanyaan yang
diajukan oleh customer dapat menjadi bentuk nyata bahwa Blitzmegaplex menghargai
setiap pertanyaan yang diberikan oleh customer-nya. Rutinitas Blitzmegaplex dalam
mengadakan kuis-kuis atau update informasi yang bersifat harian juga merupakan
bentuk komitmen Blitzmegaples dalam menjalin hubungan dengan publiknya.
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
16
Gambar 8 Contoh bentuk komitmen Blitzmegaplex terhadap customer
• Control Mutuality
Indikator ini terjadi sebagai bentuk dari kemampuan yang dimiliki publik untuk
berbagi dalam sebuah percakapan, sehingga berbentuk komunikasi dua arah. Dalam
strategi komunikasi yang dilakukan oleh Blitzmegaplex, indikator ini terjadi melalui
sistem mentions (@reply), direct message, atau retweet dari Blitzmegaplex dan
customers atau followers-nya.
Gambar 9 Bentuk interaksi dua arah antara Blitzmegaplex dengan customer
• Satisfaction
Indikator ini berkaitan dengan emosi konsumen, yaitu penunjukkan rasa kepuasan
atau apresiasi atas layanan yang diberikan oleh perusahaan. Beberapa kali,
Blitzmegaplex melakukan retweet atas tweet yang berisi kepuasan customer atas
pelayanan Blitzmegaplex, tweet yang mengandung konten seperti ini dapat
mempengaruhi customer lainnya dalam melakukan keputusan pembelian.
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
17
Gambar 10 Bentuk kepuasan customer yang diungkapkan melalui Twitter
• Relasi transaksional
Dalam indikator relasi ini, aspek marketing lebih kuat daripada aspek relationship,
dan marketing dilakukan dengan adanya pemberian reward. Kuis yang dilakukan oleh
Blitzmegaplex dapat menjadi salah satu contoh dari relasi ini. Kuis diadakan untuk
memicu customers agar melakukan pembelian tiket atau menonton di Blitzmegaplex
dengan adanya hadiah-hadiah seperti tiket gratis atau voucher.
• Gambar 11 Contoh relasi transaksional berupa kuis yang diadakan oleh Blitzmegaplex
• Relasi komunal
Dalam indikator ini, alur informasi tidak selalu terkait dengan produk/jasa atau
perusahaan, tetapi juga informasi secara umum yang berguna bagi customers atau
followers. Blitzmegaplex jarang memberikan informasi yang tidak terkait dengan
perusahaan dan produk dalam Twitter yang digunakan. Informasi di luar produk yang
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
18
diberikan biasanya mengenai acara-acara yang diselenggarakan oleh pihak lain namun
menggunakan Blitzmegaplex sebagai venue acara.
Gambar 12 Blitzmegaplex memberikan informasi mengenai acara eksternal yang diadakan di
Blitzmegaplex
Kesimpulan
Interaksi yang dilakukan oleh Blitzmegaplex dengan customer-nya melalui media
sosial Twitter menjadi salah satu bentuk kegiatan customer engagement yang dilakukan oleh
Blitzmegaplex dengan tidak hanya menyampaikan informasi yang bersifat searah tetapi juga
membangun komunikasi dua arah dengan customer-nya, melalui pertanyaan maupun memicu
feedback dan partisipasi customer. Kegiatan customer engagement yang dilakukan oleh
Blitzmegaplex melalui Twitter menunjukkan setiap tahapan dalam customer engagement
yang dikemukakan oleh Evans (2008), namun tahap collaboration belum terlalu menonjol.
Dalam menjalankan strategi komunikasinya, Blitzmegaplex menerapkan model praktik
humas yang keempat yaitu two-way symmetrical model dnngan rutin meng-update informasi
positif mengenai Blitzmegaplex, memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan, juga
menanggapi keluhan-keluhan yang berasal dari customers.
Penjalinan hubungan antara Blitzmegaplex dengan customers mengandung keenam
indikator hubungan yang dikemukakan oleh Hon dan Grunig (1999) yaitu trust, komitmen,
control mutuality, kepuasan, relasi komunal, serta relasi transaksional. Customer engagement
yang dilakukan oleh Blitzmegaplex dilakukan untuk mempertahankan loyalitas customer,
mengingat kompetisi dalam bisnis ini di Indonesia cukup kuat, oleh karena itu usaha untuk
mempertahankan loyalitas konsumen menjadi hal yang patut diperhatikan.
Saran
Secara praktis, saran yang dapat diberikan kepada Blitzmegaplex terkait dengan hasil
penelitian adalah :
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
19
1. Penjalinan hubungan yang berkelanjutan dengan para followers Twitter, mengingat
aktivitas customer engagement yang dilakukan melalui Twitter berpotensi dalam
memicu partisipasi followers dalam kegiatan tersebut.
2. Blitzmegaplex dapat membentuk suatu komunitas yang beranggotakan publik yang
menjadi pelanggan setia Blitzmegaplex, sehingga kegiatan customer engagement
yang dilakukan melalui media sosial dapat menghasilkan kegiatan engagement dalam
dunia nyata, seperti gathering komunitas Blitzmegaplex atau kegiatan ‘nonton
bareng’.
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya meneliti satu
pihak, Blitzmegaplex, sebagai pihak yang menjalin relasi dengan publiknya melalui aktivitas
online di Twitter. Selain itu, loyalitas sebagai tujuan dari customer engagement tidak dapat
dinilai melalui penelitian ini karena periode penelitian terbilang pendek (15 hari). Dalam
penelitian selanjutnya, publik yang menjadi followers di Twitter dapat menjadi objek
penelitian customer engagement yang dilakukan oleh Blitzmegaplex. Penelitian longitudinal
dapat dilakukan untuk melihat loyalitas customer yang terbentuk dari kegiatan customer
engagement.
Untuk penelitian selanjutnya, dapat juga dilakukan penelitian terhadap kegiatan yang
dilakukan di media sosial lain seperti Facebook, YouTube, yang juga memiliki peran besar
dalam membangun relasi perusahaan dengan publik.
Daftar Referensi
Cook, Sarah. (2011). Customer Care Excellent: How to Create an Effective Customer Focus.
London: Kogan Page.
Evans, D., Mc Kee, J. (2010). Social Media Marketing: The Next Generation of Business
Engagement. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.
Grunig, J. E. & Grunig, L. A. (1992). Models of public relations and communication. In J. E.
Grunig (Ed.), Excellence in public relations and communication management (pp.
285-326). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.
Hellen. 2011. Analisa Penggunaan Social Media Sebagai Bentuk Implementasi Strategi
Promosi Event The 17th Binus Online Job Expo (Periode 23-24 Maret 2011).
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013
20
Holsti, Ole. (1969). Content Analysis for the Social Sciences and Humanities. MA: Addison-
Wesley.
Hon, L.C. and Grunig, J.E. (1999). Guidelines for measuring Relations in Public Relations.
Gainesville: Institute for Public Relations.
Nugraheni, Catherina. 2012. Pengaruh Customer Engagement Melalui Media Sosial
Terhadap Kepercayaan Merek (Studi pada Facebook Sunsilk Indonesia).
Patterson, P., Yu, T., De Ruyter, K.. (2006). Understanding customer engagement in services.
Proceedings of ANZMAC 2006 Conference: Advancing Theory, Maintaining
Relevance.
Purwanti, Tenni. 29 Oktober 2011. 9- Persen Perusaahaan Asia Optimalkan Sosial Media.
Artikel diakses pada tanggal 12 Desember 2013 di
http://tekno.kompas.com/read/2011/10/29/16164450/80.Persen.Perusahaan.Asia.Opti
malkan.Sosial.Media
Analisis hubungan ..., Reinata Priskila, FISIP UI, 2013