penetrasi budaya konvergensi di indonesia: sebuah...

22
UNIVERSITAS INDONESIA PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH STUDI PADA ID.WIKIPEDIA.ORG SABRINA LUTFIA CRAFFITASARI 1006695381 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONESIA DESEMBER 2013 Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

UNIVERSITAS INDONESIA

PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA:

SEBUAH STUDI PADA ID.WIKIPEDIA.ORG

SABRINA LUTFIA CRAFFITASARI

1006695381

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS INDONESIA

DESEMBER 2013

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 2: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

Penetrasi Budaya Konvergensi di Indonesia: Sebuah Studi pada id.wikipedia.org

Sabrina Lutfia Craffitasari, 1006695381

Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok,

Depok, 16424, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Seiring dengan kehadiran konvergensi media di segala aspek kehidupan manusia, maka banyak pula aspek-aspek kehidupan manusia yang terkena pengaruh dan berubah sehingga memunculkan budaya baru, yaitu budaya konvergensi. Budaya konvergensi sendiri dapat ditinjau dari tiga buah aspek yang tidak dapat saling dilepaskan: konvergensi media, kecerdasan kolektif, dan budaya partisipasi. Dalam perkembangannya, situs internet Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak nyata dari budaya konvergensi sendiri. Karakteristik Wikipedia.org menjadi salah satu contoh terbaik dalam melihat cara budaya konvergensi hadir dan bekerja dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan dari tahun ke tahun, Wikipedia.org menjadi salah satu ensiklopedia dalam jaringan (daring) yang paling lengkap. Wikipedia.org pun menghadirkan berbagai pilihan bahasa di dalamnya, salah satunya Wikipedia Bahasa Indonesia. Berangkat dari hal ini, peneliti ingin melihat seberapa jauh penetrasi dan pembentukan budaya konvergensi di Indonesia dengan mengambil Wikipedia.org sebagai contoh kasus. Dengan menggunakan Wikipedia.org diharapkan hal ini dapat menjelaskan mengenai Indonesia mengadaptasi budaya konvergensi dalam aspek pengoptimalan penggunaan konten serta fungsi yang disediakan oleh internet.

Kata kunci: budaya konvergensi, konvergensi media, kecerdasan kolektif, budaya partisipasi, ensiklopedia

Penetration of Convergence Culture in Indonesia: A Study on id.wikipedia.org

Abstract As media convergence becoming part of human life, there are a lot of human aspects got influenced and changed. The changes often make a new culture: the convergence culture. The convergence culture itself can be seen from three point of views that is related to each other: media convergence, collective intelligence and participation culture. In later development, Wikipedia.org is a website of real artefacts of the convergence culture itself. The website itself is one of the best examples to see convergence culture in very daily basis. Years passed, Wikipedia.org becomes one of the most complete online encyclopaedias. Nowadays, Wikipedia has developed several language options; one of them is Wikipedia Indonesia. But there are still a lot of. Start from here, the researcher wants to know how deep the penetration of convergence culture in Indonesia by taking Wikipedia Indonesia as samples. Besides that, this research also hopes to find about Indonesian adapting convergence culture in optimalizing content use. Key words: convergence culture, collective intelligence, media convergence, participation culture, encyclopaedia

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 3: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 4: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 5: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 6: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

Pendahuluan

Kehadiran teknologi saat ini telah membawa kehidupan manusia dalam tahap yang semakin

canggih dan praktis. Dengan bantuan teknologi, kehidupan manusia telah jauh dipermudah,

khususnya setelah kelahiran teknologi digital. Melalui teknologi digital yang semakin

konvergen, manusia mencapai sebuah tahapan di mana jarak dan waktu tidak lagi menjadi

masalah. Dari berbagai sisi pun, kehadiran konvergensi juga sangat meningkatkan efektivitas

dan efisiensi di mana berbagai format media (teks, suara, gambar, dan video) dapat di

transmisikan cukup dengan menggunakan sebuah media saja, misalnya menggunakan telepon

genggam. Saat ini, konvergensi tidak lagi hanya dirasakan oleh jurnalis yang harus cepat

dalam mengirimkan berita, tetapi konvergensi juga sudah dirasakan oleh masyarakat luas

ketika konvergensi semakin merasuk ke bagian kehidupan masyarakat sehari-hari. Sebut saja,

akses situs hiburan Youtube di dunia maya yang dapat diakses dengan menggunakan iPhone.

Selain hiburan, kehadiran konvergensi dalam kehidupan sehari-hari juga semakin mendorong

masyarakat luas untuk berpartisipasi aktif di dunia virtual. Misalnya melalui pengelolaan

weblog, atau lebih sering disebut dengan blog, sebagai sarana jual-beli daring.

Ketika teknologi digital semakin mengakar di dalam masyarakat, maka teknologi tersebut

tanpa sadar telah menjadi bagian dari budaya masyarakat. Seiring dengan hal tersebut, muncul

lah dengan yang disebut sebagai budaya konvergensi. Budaya konvergensi ini sebenarnya

tidak lain merupakan manifestasi dari perbauran teknologi digital saat ini dengan kehidupan

manusia. Jika Macluhan (2004) menyatakan bahwa teknologi merupakan ekstensi dari

manusia, maka hal tersebut terbukti ketika konvergensi menjadi bagian dari budaya manusia.

Ada pun budaya konvergensi ini dapat dilihat dari semakin meluasnya budaya partisipasi,

misalnya perubahan konsumen menjadi prosumen yang aktif mengunggah konten misalnya

melalui weblog atau blog; lalu munculnya kecerdasan kolektif seperti situs-situs Wikipedia

atau pun Wikia; dan semakin berkembangnya konvergensi media, seperti situs-situs

multimedia dan gadget yang mampu mengakses berbagai konten multimedia tersebut.

Dengan semakin tidak asingnya manusia dengan konvergensi, maka budaya konvergensi pun

semakin merebak, tidak terkecuali di Indonesia. Akan tetapi, masing-masing negara memiliki

cara tersendiri dalam mengadaptasi konvergensi yang sedang terjadi saat ini; sehingga

masing-masing negara berbeda dalam hal penetrasi budaya konvergensi itu sendiri. Penetrasi

teknologi sendiri, sangat lah berpengaruh dalam menentukan tiingkat penetrasi budaya

teknologi itu sendiri. Negara-negara maju yang penetrasi teknologinya tergolong tinggi tentu

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 7: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

saja memiliki budaya konvergensi dalam tingkat yang berbeda dengan budaya konvergensi

yang ada di negara-negara dengan penetrasi teknologi rendah.

Wikipedia merupakan sebuah situs dengan yang dapat mewakili budaya konvergensi dengan

sangat baik. Wikipedia memiliki unsur-unsur dari budaya konvergensi: budaya partisipasi,

kecerdasan kolektif, dan konvergensi media. Wikipedia merupakan sebuah media baru yang

memungkinkan pencantuman multimedia (teks, suara, gambar, video), memungkinkan

partisipasi aktif pengguna, serta menyediakan sarana untuk mengumpulkan berbagai pecahan

informasi menjadi informasi yang lebih utuh dalam bentuk ensiklopedia daring. Dengan

sifatnya yang demikian, Wikipedia merupakan situs yang menarik untuk mengkaji mengenai

masalah budaya konvergensi. Wikipedia saat ini telah hadir dalam 285 bahasa, salah satunya

adalah bahasa Indonesia. Menjadi menarik membahas mengenai Wikipedia bahasa Indonesia

karena pada saat ini Wikipeda Indonesia memang telah memiliki lebih dari dua ratus ribu

artikel, tetapi perkembangannya masih sangat jauh dibandingkan dengan Wikipedia berbahasa

Inggris yang jumlah artikelnya telah mencapai lebih dari empat juta artikel.

Dengan kesenjangan yang ada antara Wikipedia bahasa Indonesia dengan Wikipedia bahasa

Inggris, maka dari sini dapat dilihat penetrasi budaya konvergensi, khususnya di negara

Indonesia. Indonesia merupakan negara berkembang dengan penetrasi teknologi yang cukup

tinggi, akan tetapi, melalui Wikipedia dapat dilihat bahwa masih ada kesenjangan yang sangat

tinggi. Dari hal ini, muncul pertayaan, sejauh apa pembentukan budaya konvergensi di

Indonesia? Lalu, hal-hal apa saja yang menyebabkan berbedanya pembentukan budaya

konvergensi di Indonesia?

Tinjauan Teoritis Konvergensi

Dalam bukunya, Jenkins (2007) bercerita mengenai kasus yang sempat ramai tahun 2001

ketika di internet muncul serangkaian gambar tokoh Bert dari Sesame Street dalam berbagai

rekayasa gambar digital dalam tema “Bert is Evil”. Dalam serangkaian gambar ini, muncul

gambar Bert sedang bersama Osama Bin Laden, berhubungan intim dengan Pamela

Anderson, hingga foto Bert sebagai Klansman sebagai Unabomber bersama Adolf Hitler.

Keberadaan teknologi digital saat ini, memungkinkan rekayasa digital semacam ini dilakukan

oleh seluruh pengguna. Pada dasarnya teknologi digital memang memungkinkan terjadinya

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 8: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

hal ini. Dengan teknologi digital, pengguna dapat membuat, merekayasa, menyunting, dan

bertukar berbagai konten digital yang ada.

Lalu, seiring dengan kehadiran teknologi digital yang semakin meluas aplikasinya, terjadi

pula apa yang disebut dengan konvergensi. Terlebih lagi, konvergensi yang terjadi tidak

hanya sebatas teknologi, tetapi juga meliputi konvergensi di berbagai bidang yang

menghasilkan berbagai dampak. Pada dasarnya konvergensi merupakan sebuah kondisi di

mana arus konten multimedia dapat diakses melalui berbagai platform, lalu terdapat

kerjasama di antara pelaku-pelaku dalam industri media, dan perubahan perilaku pengguna

media yang akan mencari segala kebutuhan dan pengalaman hiburan mereka dengan berbagai

cara (Jenkins, 2007). Kata konvergensi sendiri tidak pernah memiliki definisi yang disepakati

bersama. Jim Caroll (Grant, 2009) bahkan mengatakan bahwa konvergensi seperti seks yang

dilakukan para remaja: tidak ada yang benar-benar tahu tetapi semua orang berpikir hal

tersebut baik; semua orang berpikir orang lain juga melakukannya, yang mengatakan sedang

melakukannya kemungkinan besar berbohong, yang benar- benar melakukannya tidak benar-

benar tahu cara melakukannya; sekali dicoba, hal tersebut baru disadari akan butuh waktu

untuk melakukannya dengan benar; dan yang paling penting tidak pernah ada cara yang

paling benar dalam melakukannya. Hal yang dikatakannya bukannya tidak berdasar

mengingat kata “konvergensi” sendiri telah menjadi sebuah buzzword di mana semua orang

menggunakannya hingga maknanya terlalu luas dan tidak terdefinisi. Berdasarkan “Oxford

Learner’s Dictionary” konvergensi sendiri secara harfiah berarti menuju satu titik.

Akan tetapi, sekalipun tidak memiliki definisi yang disepakati bersama, dimensi-dimensi

dalam konvergensi dapat diidentifikasi. Menurut Gordon (2003 (Jenkins, 2007)) mengatakan

bahwa konvergensi dapat diidentifikasi melalui lima dimensi, yakni dimensi kepemilikan

media, dimensi taktik pelaksanaan, dimensi struktur media, dimensi pengumpulan informasi,

dan terakhir dimensi presentasi atau stroytelling. Bahkan Grant (2009) menyebutkan bahwa

konvergensi “...too nebulous to be used to identify specific variables, processes, and media-

related phenomena”. Oleh karena sifat konvergensi yang sangat multidimensi ini, banyak

aspek atau dimensi lain yang harus dilihat; salah satunya adalah dimensi budaya dalam

konvergensi yang menjadi perhatian utama dalam makalah ini.

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 9: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

Budaya

Berdasarkan kamus daring “Merriam Webster”, disebutkan bahwa budaya atau culture

didefiniskan sebagai

“the set of values, conventions, or social practices associated with a particular

field, activity, or societal characteristic”

Dengan kata lain seperangkat nilai, konvesi, atau praktik sosial yang diasosiasikan dengan

bidang tertentu, aktivitas, atau karakteristik tertentu dalam masyarakat. Dari sini jelas dapat

dilihat bahwa kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari budaya tertentu karena setiap

unsur kegiatan dan kehidupan manusia merupaka cerminan dari suatu budaya.

J. J. Hoenigman (Koentjaraningrat, 1997) menyebutkan bahwa dalam sebuah budaya, terdapat

tiga komponen yang tidak terpisahkan. Komponen pertama adalah komponen ide atau

gagasan, komponen kedua adalah aktivitas, dan komponen terakhir adalah artefak. Komponen

ide atau gagasan merupakan sebuah wujud ideal mengenai sebuah kebudayaan. Komponen

ide atau gagasan sifatnya abstrak dan tidak dapat ditemui dengan panca indra manusia.

Komponen ini tertanam di masing-masing anggota sebuah kebudayaan karena bisa dikatakan

bahwa komponen gagasan atau ide ini adalah nyawa dari sebuah kebudayaan karena

komponen ide atau gagasan berperan sebagai batasan untuk menjaga arah pertumbuhan

sebuah budaya. Komponen ide atau gagasan ini tercermin dalam bentuk norma-norma, nilai,

dan aturan yang berlaku. Komponen berikutnya adalah komponen aktivitas sebagai kumpulan

tidakan yang terpola dalam masyarakat. Komponen aktivitas ini terbentuk, salah satunya,

melalui interaksi. Melalui komponen ini, maka komponen ide atau gagasan bisa tetap

dipertahankan melalui aktivitas manusia yang merupakan turunan dari komponen ide atau

gagasan. Dibandingkan dengan komponen ide atau gagasan, komponen aktivitas ini lebih

konkret dan bisa didokumentasikan atau pun diobservasi karena komponen ini merupaka

komponen nyata terlihat. Komponen aktivitas ini salah satunya bisa berupa pekerjaan yang

sedang dijalankan. Terakhir adalah komponen artefak yang merupakan hasil atau perwujudan

dari sebuah kebudayaan. Komponen ini paling nyata dan dapat dilihat secara langsung karena

komponen artefak merupakan manifestasi nyata akan kebudayaan yang dihasilkan manusia.

Melalui komponen artefak ini, dapat dilihat simbol-simbol dari sebuah kebudayaan. Dalam

simbol-simbol di artefak tersebut, dapat diidentifikasi komponen aktivitas maupun gagasan

atau ide karena komponen artefak merupakan refleksi nyata akan sebuah kebudayaan tertentu.

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 10: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

Ketiga komponen kebudayaan ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena masing-

masing komponen saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Komponen ide atau

gagasan mengatur aktivitas manusia dalam menghasilkan artefak yang bisa dilihat secara

langsung dan melalui artefak itu pula manusia dapat melihat manifestasi nyata sebuah

kebudayaan. Sedangkan dengan kehadiran artefak-artefak tersebut juga dapat mempengaruhi

aktivitas dan ide. Oleh karenanya, keberadaan artefak-artefak dapat membentuk pemikiran

baru sebagai kontemplasi akan budaya lama dan akibatnya tercipta gagasan baru yang

kemudian membentuk sebuah kebudayaan yang baru pula. Pada akhirnya, akan terbentuk lagi

manifestasi baru sebuah kebudayaan.

Budaya Konvergensi

Ithiel de Sola Pool, dalam bukunya Technologies of Freedom pada tahun 1983 mengatakan

bahwa konsep konvergensi dalam industri media akan membuat sebuah perubahan yang

mendasar (Jenkins, 2007).

“A process called the “convergence of modes” is blurring the lines between

media, even between point-to-point communications, such as the post,

telephone, and telegraph, and mass communications, such as the press,

radio, and televisions. A single physical means—be it wires, cables, or

airwaves—may carry services that in the past were provided in separate

ways. Conversely, a service that was provided in the past by any one

medium—be it broadcasting the press, or telephony—can now be provided

in several physical ways. So the one-to-one relationship that used to exist

between a medium and its use is eroding.”

Di sini, Pool menjelaskan dengan kehadiran konvergensi, media dan penggunaannya yang

tradisional dengan cepat akan tergantikan dengan cara baru yang “terkonvergen”.

Konvergensi sangat mengaburkan batas antara komunikasi point-to-point dan komunikasi

massa; misalnya saja dengan kehadiran niche broadcasting di mana pengguna saat ini dapat

memilih acara tertentu yang ingin ia tonton saja seperti dalam video on demand atau sering

juga disebut VoD. Dengan kehadiran video on demand, maka penyedia konten biasanya

menyediakan beragam konten supaya bisa memenuhi kebutuhan penggunanya. Oleh

karenanya, konvergensi sangat lah bergantung terhadap partisipasi aktif pengguna. Dengan

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 11: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

keberadaan media baru yang lebih interaktif dan memungkinkan umpan balik cepat, maka

pengguna akan lebih mudah berpartisipasi aktif dalam mencari kebutuhannya sendiri.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa setiap aktivitas dan perilaku manusia

tergabung dalam suatu budaya tertentu, tidak terkecuali dalam konvergensi. Dalam budaya

konvergensi, media lama dan media baru saling membentur dan bersatu, di mana masyarakat

dan korporasi media bersilangan, dan di mana kekuatan konsumen dan produsen media

berinteraksi dalam cara yang terbayangkan.

Ketika bebricara konvergensi, maka hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari tiga aspek

penyusunnya, yaitu aspek konvergensi media, aspek budaya partisipasi, dan aspek kecerdasan

kolektif (collective intellegence)(Jenkins, 2007). Dalam dunia konvergensi media, suatu berita

dapat beredar dengan cepat dan mendunia. Sebuah berita di protes di Timur Tengah bisa hadir

di ruang keluarga setiap keluarga di dunia dan disaksikan oleh jutaan, bahkan milyaran orang.

Dengan keberadaan konvergensi media, pertukaran informasi akan terjadi dengan sangat

cepat seolah informasi terus bersirkulasi tanpa henti. Misalnya saja pada kasus “Bert is Evil”,

rekayasa gambar digital tersebut muncul di seluruh dunia. Baik di televisi (CNN), di berbagai

situs-situs yang ada di internet, hingga di sebuah jasa percetakakan yang ada di Bangladesh

pun menampilkan gambar serupa. Hal ini tidak terlepas dari peran internet yang memudahkan

aliran informasi berputar demikian cepat dan dapat diakses oleh siapa saja sehingga

persebaran informasi semakin luas. Dan hal ini pun tidak bisa dilepaskan dari budaya

partisipasi. Internet merupakan sebuah medium yang sangat interaktif dan setiap orang yang

terhubung dalam jaringan dapat membuat, mengunduh, merekayasa, dan mengunggah sebuah

informasi yang didapat. Dengan segala kemudahannya ini, internet memungkinkan

persebaran informasi dari seorang pengguna ke pengguna lain dengan sangat cepat. Misalnya

saja dengan situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace, Linkd In, hingga ke situs

blogging dan microblogging seperti Blogger, Tumblr, Twitter, Plurk, Heelo¸ dan sebagainya.

Dengan kehadiran situs-situs tersebut, setiap orang dengan akunnya masing-masing dapat

berbagi informasi. Cukup mengetik dan mengunggahnya, maka informasi pun akan tersebar.

Dengan banyaknya informasi yang tersebar dan terdesentralisasi, maka pengguna dapat

mencari informasi yang mereka butuhkan dengan bebas. Jadi, dalam budaya konvergensi,

pengguna bukan lah pengguna pasif, melainkan pengguna yang berpartisipasi aktif, baik

dalam mencari mau pun menghasilkan. Terakhir, dalam budaya konvergensi ada yang disebut

dengan kecerdasan kolektif. Dalam konteks kecerdasan kolektif, diasumsikan bahwa tidak ada

orang yang mengetahui segalanya, akan tetapi, masing-masing individu mengetahui sesuatu.

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 12: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

‘Sesuatu-sesuatu’ ini dikumpulkan hingga akhirnya membentuk sebuah kesatuan kombinasi

kecerdasan. Misalnya saja Wikipedia. Ensiklopedi terbuka ini tidak dibuat dan diisi oleh satu

orang saja. Dalam Wikipedia, semua orang dapat berkontribusi menghasilkan artikel-artikel,

dan dari artikel-artikel tersebut terbentuk lah sebuah ensiklopedi yang terpadu dan ‘utuh’.

Jadi, bisa dikatakan bahwa budaya konvergensi tidak terbatas pada aspek teknis saja, tetapi

juga aspek sosial. Maka itu, tidak salah jika disebutkan bahwa budaya konvergensi

sebenarnya merupakan pergeseran paradigma:

“A move from medium specific content toward that flows across multiple

media channels, toward the increased interdependence of communication

system, toward multiple ways of accessing media content, and toward ever

more complex relation between top-down corporate media and bottom-up

participatory culture”.

Dimensi Budaya Konvergensi

Dalam konvergensi, sebelumnya telah disebutkan bahwa budaya partisipasi merupakan salah

satu komponen penyusun budaya konvergensi. Dengan sirkulasi media yang begitu bebas,

luas, cepat, dan tidak terhalang oleh batasan negara membuat media saat ini sangat

bergantung kepada partisipasi aktif konsumen. Dalam budaya konvergensi, konsumen bukan

sekedar khalayak pasif seperti yang ada pada media lama, melainkan pengguna yang aktif

dalam mencari konten yang diinginkannya dan memproduksi konten-konten lain. Dengan

adanya budaya partisipasi ini, muncul lah dengan yang disebut dengan user-generated media

dan user-generated content. Istilah user-generated media secara umum merujuk kepada

media yang diciptakan oleh pengguna, misalnya saja situs-situs dengan domain tetap yang

diciptakan oleh pengguna. Contohnya, situs Wikia.com merupakan user-generated media di

mana situs tersebut dimiliki oleh seorang pengguna. Sedangkan blog-blog yang biasa

digunakan tidak dapat disebut sebagai user-generated media karena blog-blog yang ada hanya

menumpang. Alamat konvergensi.komunikasi.or.id bukan merupakan user-generated media

karena “konvergensi” hanya menumpang domain pada komunikasi.or.id; hal yang sama

berlaku pada situs-situs dengan domain blogspot.com, tumblr.com, dan sebagainya. Berbeda

halnya dengan user-generated content di mana pengguna merupakan produsen konten, bukan

media. Oleh karenanya, konten-konten blog yang ada dapat dikatakan sebagai user-generated

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 13: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

content. Kedua istilah tersebut (user-generated media dan user-generated content) muncul

tidak lain karena adanya partisipasi aktif dari pengguna dalam produksi media dan konten.

Apalagi saat ini produksi media sangat lah murah; hanya perlu membeli domain dan domain

tersebut dapat dipergunakan secara bebas. Dengan ini lah pengguna dari kalangan masyarakat

umum dapat berpartisipasi. Keberadaan “Bert is Evil” pun tidak terlepas dari bentuk

partisipasi tersebut.

Kembali ke perkataan J. J. Hoenigman ( di Koentjaraningrat, 1997), dalam sebuah budaya

terdapat tiga aspek: ide, perilaku, dan artefak; maka dalam budaya konvergensi dimensi

budaya partisipasi pun hal tersebut tidak bisa dilepaskan. Dalam dimensi budaya partisipasi,

dikenal konsep adokrasi, yaitu organisasi yang memiliki karakter sedikit hierarki dan setiap

orang diharapkan dapat berpartisipasi sesuai dengan kapabilitas serta pengetahuannya

masing-masing, serta perubahan kepemimpinan sesuai dengan perubahan tugas yang ada.

Selanjutnya, dalam budaya partisipasi dikenal pula istilah fan culture di mana penggemar

suatu hal akan terus mengembangkan dunia yang disukai. Sehingga dunia yang disukai

tersebut akan terus berkembang da terbentuk lah sebuah dunia yang utuh. Dalam fan culture,

semua orang dapat berpartisipasi dalam mengambangkan dunia tersebut untuk menjadi lebih

utuh dan luas. Lalu, hal ini dapat dilihat melalui rekayasa yang ada, misalnya fan art, video

amatir, dan sebagainya. Dan berangkat dari fan culture ini, produsen dalam industri sudah

mulai mempertimbangkan partisipasi dan aspirasi para penggemar. Jadi hierarki yang ada

tidak hanya top-down tetapi juga bottom-up.

Keberadaan budaya partisipasi ini tidak terlepas dari dimensi konvergensi media di mana

dengan konvergensi, persebaran informasi tidak dapat dibatasi. Termasuk dalam bidang

jurnalisme (Grant, 2009). Dalam bidang jurnalisme, peleburan berbagai jurnalis dari beragam

media dalam satu newsroom memang kerap disebut sebagai bentuk efektifitas dan efisiensi

terkati dengan keberadaan konvergensi. Sayangnya, hal ini tidak berarti identitas melebur

menjadi satu. Sering kali dalam suatu newsroom masing-masing pihak masih membawa

budayanya masing-masing. Misalnya saja, dalam sebuah newsroom, jurnalis cetak masih

memegang teguh budaya dan identitasnya, hal yang sama berlaku dengan jurnalis media

elektronik. Perbedaan yang terjadi dapat menyebabkan masalah dalam newsroom. Oleh

karenanya Filak mengenalkan tiga buah teori. Dalam gagasan besarnya, Filak mengatakan

tiga buah teori ini adala CIIM, DCM, dan MDIM. Melalui tiga buah teori tersebut, diharapkan

perbedaan tersebut akan melebur sehingga tercipta keterampilan jurnalisme yang seupa (tidak

berbeda antara jurnalis cetak atau elektronik) terkait dengan budaya yang masing-masing

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 14: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

dibawa ranahnya. Melalui kemampuan jurnalisme yang merata ini lah, bisa muncul newsroom

yang lebih terkonvergen seperti dalam newsroom 3.0. (Grant, 2009).

Terakhir, budaya konvergensi juga tidakdapat dipisahkan dari kecerdasan kolektif. Konsep

kecerdasan kolektif berangkat dari asumsi bahwa tidak ada orang yang mengetahui segalanya,

tetapi masing-masing orang memiliki secuil kecerdasan yang bila disatukan akan membentuk

suatu kecerdasan yang utuh. Denga ini, semua orang memiliki peran dan partisipasinya

masing-masing dalam membentuk kecerdasan kolektif. Hal ini berangkat, lagi-lagi, dari

konsep adokrasi yang menentang nilai-nilai keeksklusifan intellectual property (Jenkins,

2007). Akan tetapi, sekalipun terdapat adokrasi, masing-masing anggota masih memiliki rasa

sebagai seorang anggota dari grup mereka. Mereka yang merasa tergabung akan secara aktif

turut berpartisipasi dan berkolaborasi dalam berbagi dan membentuk suatu hal. Contoh bentuk

nyatanya adalah keberadaan Wikipedia sebagai ensiklopedi terbuka di mana semua orang

dapat mengakses dan berkontribusi di dalamya. Dengan pengatahuan orang-orang yang msih

sedikit, semua orang menyumbangkan artikel, sehingga terdapat sebuah ensiklopedia dalam

jaringan yang masif dan dapat diakses siapapun dengan akses internet.

Sayangnya dalam proses menuju budaya konvergensi, masih terdapat hambatan-hambatan.

Salah satunya adalah budaya media massa, yaitu consumer’s habit (Russel Neumann, 1991 on

Jenkins, 2007). Dalam budaya media massa, khalayak hanya menerima sajian media massa

dan hanya menjadi konsumen semata. Produksi aktif menggunakan media massa sangat lah

rendah dan terbatas pada kelompok tertentu dengan modal kuat saja. Padahal hal ini dapat

menghambat potensi teknologi digital. Dalam modelnya, Neumann mengatakan bahwa

teknologi yang ada saat ini sudah siap, sayangnya, budaya yang ada belum memadai.

Partisipasi aktif tidak didukung oleh media lama.

“The new development in horizontal, user-controlled media that allow the

user to amend, reformat, store, copy, forward to others and comment on the

flow of ideas do not rule mass communication.”

Sedangkan media baru sangat mendorong partisipasi aktif dengan memperluas kembali fungsi

asli. Misalnya perangkat lunak Linux yang merupakan open-source yang memungkinkan

penyuntingan dan ekspansi fungsinya oleh semua orang. Sayangnya, dengan budaya media

massa, sering kali pengguna hanya menggunakan tanpa memproduksi dan hal ini sangt lah

menghamabat teknologi yang ada saat ini.

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 15: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

Selain masalah budaya media massa, masalah lainnya adalah jurang keterampilan antara

setiap orang. Tidak semua orang yang menulis di Wikipedia memiliki kemampuan menulis

sehingga kualitas artikel yang dihasilkan pun sangat beragam dengan sudut pandang yang

sangat beragam pula. Dari sisi pembacanya pun, keterbukaan Wikipedia yang memungkinkan

semua orang mengisi artikelnya, membuat konten-konten Wikipedia berisikan hal-hal yang

bisa sangat multiperspektif sehingga bisa menimbulkan kerancuan dalam nilai-nilai yang

terkandungnya (Lih, 2004). Pencipta Wikipedia sendiri pun menekankan bahwa, “... When it

is clear to reader that we do not expect them to adopt any particular opinion...thus to

encourage in them intellectual independence... We, the creators of Wikipedia, trust readers’

competence to form their own opinion themselves.” Oleh karenanya, dibutuhkan pula

kemampuan melek media digital untuk menggunakannya.

Hasil Analisis Wikipedia merupakan sebuah ensiklopedia bebas yang dapat diakses dalam jaringan. Saat ini,

Wikipedia merupakan salah satu dari sepuluh besar situs yang paling sering dikunjungi dan

merupakan situs yang paling populer dan terbesar dalam hal referensi di dunia

virtual(Wikipedia.org Site Info, 2012). Wikipedia dibentuk di bawah organisasi nirlaba

bernama “Wikmedia Foundation”. Wikipedia, pada awalnya, dibentuk dengan nama

Nupedia yang dirilis oleh Jimmy Wales dibantu oleh Larry Sanger pada 9 Maret 2000.

Mulanya, “Nupedia” hanya dapat ditulis oleh para pakar bidang tertentu dan artikel yang

ditulis pun akan melewati proses peninjauan kembali dengan proses formal. Akan tetapi,

Jimmy Wales sebagai pencipta Wikipedia merasa bahwa perkembangan “Nupedia” sangat lah

lambat dengan sedikitnya jumlah artikel yang bertambah. Oleh karenanya, Wales

memprakarsai untuk mengubah Nupedia menjadi Wikipedia, sebuah ensiklopedia bebas yang

dapat diisi dan disunting oleh siapa pun, tidak hanya para pakar bidang masing-masing. Pada

15 Januari 2001, Wikipedia, yang namanya digagas oleh Sanger, resmi berdiri(Wikipedia,

2012).

Berbeda dengan ensiklopedia konvensional, Wikipedia merupakan sebuah ensiklopedia

daring yang dapat disunting oleh siapapun secara bebas.Semua orang dengan berbagai latar

belakang dapat melakukan proses penyuntingan konten, penambahan referensi, gambar, dan

berbagai bentuk media lainnya. Dalam pembuatan sebuah artikel, Wikipedia menyertakan

tujuh kriteria utama sebuah artikel, contohnya jenis konten, netralitas, keterpercaya sumber

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 16: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

dan sebagainya (Wikipedia:About, 2012). Akan tetapi, artikel yang telah dipublikasikan pun

akan disunting kembali oleh penyunting Wikipedia lainnya. Tanpa harus memiliki akun

Wikipedia sekalipun, setiap orang dapat mengunggah, menyunting, menghapus, maupun

menambahkan isi artikel yang ada di Wikipedia; walau pun terdapat beberapa batasan yang

lebih ketat dalam hal penyuntingan halaman yang berisikan isu sensitif dan riskan terkena

vandalisme. Akan tetapi, sekalipun tanpa batasan penyuntingan, pengguna Wikipedia tetap

dapat melihat versi terdahulu sebuah artikel di Wikipedia dengan mengakses halaman

“History” (di en.wikipedia.org) atau “Versi terdahulu” (di id.wikipedia.org). Dari halaman

tersebut akan muncul daftar penyuntingan dari waktu ke waktu. Dan jika penyuntingan

terbaru dianggap tidak sesuai, maka versi sebelumnya dapat ditampilkan kembali.

Kehadiran ensiklopedia daring ini sebenarnya menawarkan hal yang sangat berbeda dengan

ensiklopedia konvensional. Selain dengan sifatnya yang digital, Wikipedia juga diakses

daring. Selain itu, Wikipedia menyatakan bahwa dengan keterbukaannya, Wikipedia

memungkinkan pengurangan bias karena dapat disunting siapapun; walau pun di sisi lain, bisa

pula bermakna vandalisme karena penyuntingan bebasnya. Akan tetapi, perlu dicatat, dengan

format daringnya, Wikipedia menawarkan kolaborasi nyata dalam menulis dan

memperbaharui sebuah ensiklopedia (Wikipedia:About, 2012). Apalagi saat ini Wikipedia

telah memiliki ensiklopedia yang tersedia dalam 285 bahasa di dunia dan jumlah artikel yang

telah dipublikasi mencapai dua puluh tiga juta artikel dalam berbagai bahasa (Wikipedia,

2012).

Wikipedia bahasa Indonesia sendiri, lahir hanya setahun setelah kelahiran Wikipedia, yaitu

pada 29 November 2003. Uniknya, artikel pertama Wikipedia Indonesia, justru terpublikasi

terlebih dahulu yaitu pada tanggal 30 Mei 2003 (Indonesian Wikipedia, 2012). Pada tahun

2006, Wikipedia bahasa Indonesia telah menjadi Wikipedia dengan pertumbuhan ketiga

tercepat di Asia, dan pada 2010 menjadi keempat terbesar pertumbuhannya di seluruh Asia.

Salah satu kontributor awal yang memperkenalkan Wikipedia bahasa Indonesia adalah Revo

Soekatno yang pada tahun 2004 telah menulis sejumlah artikel di Wikipedia bahasa

Indonesia. Maka, tidak heran jika oleh Harian KOMPAS pada tahun 2006 Revo Soekatno

disebut sebagai “Bapak dari Wikipedia bahasa Indonesia”. Adapun tapak tilas Wikipedia

bahasa Indonesia (Wikipedia bahasa Indonesia, 2012):

• artikel pada 16 Maret 2004

• 10.000 artikel pada 31 Mei 2005

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 17: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

• 50.000 artikel pada 1 Februari 2007

• 100.000 artikel pada 21 Februari 2009

• 180.000 artikel pada 26 Desember 2011

• 211.246 artikel pada 22 Desember 2012

Sayangnya, jumlah artikel tersebut tidak seberapa jika dibandingkan dengan artikel Wikipedia

bahasa Inggris yang tapak tilasnya (English Wikipedia Statistic, 2012):

• 100.000 artikel pada 20 Januari 2003

• 500.000 artikel pada 17 Maret 2005

• 1.000.000 artikel pada 1 Maret 2006

• 2.000.000 artikel pada 24 November 2007

• 3.000.000 artikel pada 16 Agustus 2009

• 4.124.231 artikel pada 22 Desember 2012

Melalui angka-angka tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan Wikipedia bahasa Indonesia

memang bisa terhitung kecil, yaitu sekitar lima persen (5%) dari jumlah total artikel

Wikipedia bahasa Inggris. Wikipedia, baik bahasa Inggris mau pun bahasa Indonesia,

merupakan ensiklopedia terbuka yang bisa ditulis dan disunting oleh siapapun, akan tetapi

minimnya jumlah artikel Wikipedia bahasa Indonesia yang hanya berjumlah 5% dari

Wikipedia bahasa Inggris menjadi pertanyaan. Tentu saja hal ini dapat dikaji dari sisi budaya

konvergensi.

Wikipedia, baik yang berbahasa Indonesia mau pun berbahasa Inggris, merupakan contoh

yang sangat baik dalam hal kecerdasan kolektif. Dalam kecerdasan kolektif, orang-orang

saling menuangkan informasi yang mereka punya dan kemudian digabungkan sehingga

membentuk sebuah informasi yang utuh. Wikipedia merupakan sebuah ensiklopedia yang

sangat terbuka sehingga memungkinkan semua orang, baik yang tidak terdaftar sekalipun,

untuk berbagi secuil informasi yang mereka punya (Jenkins, 2007). Kecerdasan kolektif

dalam budaya konvergensi tidak menitikberatkan kepada para ahli dan pakar dalam

bekolaborasi menulis; justru budaya konvergensi menitikberatkan kepada masyarakat luas

untuk bersama-sama berkolaborasi menciptakan sebuah kecerdasan kolektif.

Wikipedia yang lahir dengan gagasan “kolaborasi menulis” merupakan contoh yang sangat

baik dalam konteks kecerdasan kolektif. Melalui Wikipedia, penulis artikel dapat mengoreksi

dan menambahkan di artikel lain sehingga terbentuk komponen informasi yang lebih semakin

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 18: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

utuh. Sedangkan dari Wikipedia sendiri, bentuk ideal dari artikel adalah, koreksi terus

menerus dan perbaharuan dari kejadian-kejadian yang baru marak dalam artikelnya oleh

berbagai penyunting. Melalui cara tersebut, diharapkan dapat terbentuk sebuah informasi utuh

yang akurat, netral, dan bebas bias karena telah melalui suntingan dari berbagai sudut

pandang (Wikipedia:About, 2012).

Jika berbicara mengenai budaya partisipasi yang ada di dalam Wikipedia, maka hal tersebut

dapat dilihat dari jumlah anggota aktif Wikipedia, baik yang berbahasa Inggris mau pun

bahasa Indonesia, serta jumlah suntingan yang dilakukan.

Tabel 1. Perbandingan Konten Wikipedia Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Wikipedia bhs. Indonesia Wikipedia bhs. Inggris

Halaman Konten 211.140 4.126.172

Berkas yang dimuatkan 35.004 798.269

Jumlah suntingan sejak Wikipedia

dimulai

7.206.764 581.542.394

Rata-rata suntingan per halaman 7,85 10,05

Pengguna terdaftar 422.982 18.095.643

Pengguna aktif (yang melakukan

aktivitas selama 30 hari terakhir)

1.879 133.322

Penyunting 74 5.676

Dari tabel di atas (English Wikipedia Statistic, 2012; Wikipedia:Statistik, 2012) dapat dilihat

bahwa saat ini, Wikipedia bahasa Indonesia masih sangat lah minim dari segi konten mau pun

pengguna. Sebagai catatan, dari 211.140 artikel yang ada, hampir lima puluh persennya

(95.593 artikel) merupakan artikel rintisan yang artinya artikel tersebut masih sangat

mendasar dan belum memiliki nilai informasi yang tinggi (Wikipedia bahasa Indonesia,

2012). Pada dasarnya angka-angka ini menunjukkan bahwa budaya partisipasi masyarakat

Indonesia sebagai penutur bahasa Indonesia masih sangat lah lemah di media baru.

Dengan jumlah masyarakat Indonesia yang mencapai lebih dari dua ratus juta penduduk,

hanya 0,1% penduduk Indonesia yang berpartisipasi di Wikipedia bahasa Indonesia padahal

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 19: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

Wikipedia merupakan salah satu situs yang paling banyak dikunjungi dan dijadikan referensi

dasar. Hal ini merujuk kepada masih rendahnya budaya partisipasi di Indonesia. Kuatnya

budaya media lama bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya hal ini. Budaya media lama

menciptakan yang disebut sebagai consumer habit oleh Neuman(Jenkins, 2007). Dengan

budaya media lama, maka pengguna hanya menjadi konsumen pasif yang hanya menerima

informasi tanpa menyebarkannya kembali. Tentu saja hal ini menjadi masalah ketika hadir

media baru yang interaktif. Media baru bersifat sangat interaktif dan mampu memberikan

umpan balik yang sangat cepat, oleh karenanya dalam media baru, informasi tidak mungkin

hanya berasal dari satu sumber informasi saja

Dalam konteks budaya konvergensi, media baru menawarkan media yang justru dikontrol

oleh pengguna (konsumen) (Jenkins, 2007). Ketika pengguna dapat berpartisipasi aktif, maka

muncul lah istilah “prosumen” (produsen-konsumen) di mana pengguna tidak lagi menjadi

konsumen pasif tetapi juga menjadi produsen aktif. Media baru memiliki potensi tersebut,

termasuk dalam situs Wikipedia bahasa Indonesia. Wikipedia bahasa Indonesia

memungkinkan partisipasi aktif dari pengguna Wikipedia bahasa Indonesia untuk turut

membangun sebuah ensiklopedia daring. Artikel-artikel dalam Wikipedia bahasa Indonesia

pun sebenarnya merupakan hasil tulisan publik luas yang secara bersama membangun

ensiklopedia luas. Sayangnya, masyarakat Indonesia masih banyak terjebak dalam budaya

media lama di mana pengguna hanya mengambil informasi yang disediakan tanpa kembali

berpartisipasi aktif.

Wikipedia merupakan situs yang sangat bergantung kepada keaktifan pengguna dalam

memproduksi konten (Reagle, 2010). Jika pengguna situs tersebut sebagian besar

berpartisipasi aktif, maka situs tersebut akan berkembang dengan sangat cepat. Akan tetapi,

sebaliknya, jika sebagian besar pengguna situs masih terjebak budaya media lama, maka

perkembangan situs pun akan sangat lambat, seperti kasus yang terjadi dalam Wikipedia

bahasa Indonesia.

Akan tetapi, lambatnya perkembangan Wikipedia bahasa Indonesia, tidak hanya sebatas

karena masalah partisipasi aktif pengguna Wikipedia bahasa Indonesia. Lambatnya

perkembagan Wikipedia bahasa Indonesia juga disebabkan karena penetrasi media digital di

Indonesia pun memang masih belum sedalam penetrasi media digital di negara-negara maju

(Makitan, 2011). Dalam hal ini, Wikipedia bahasa Inggris bisa dikatakan sebagai ensiklopedia

yang ditulis oleh orang-orang penutur bahasa Inggris, yang jika melihat teknologinya, maka

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 20: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

orang-orang tersebut tersebar di Amerika Serikat dan Eropa. Indonesia memang salah satu

negara dengan penetrasi media digital yang tidak terlalu rendah, tetapi juga belum

sepenuhnya melek media digital. Diskrepansi antara masyarakat melek media digital dan yang

belum melek media digital masih sangat besar sehingga konvergensi media saat ini hanya bisa

diakses oleh sebagian orang saja (Hobbs, 2011). Kehadiran konten multimedia yang bisa

diunggah dan diunduh baru dipahami sebagian orang saja. Akibatnya, pengguna Wikipedia

bahasa Indonesia yang aktif dalam memperkaya konten Wikipedia bahasa Indonesia masih

sebatas orang-orang yang melek media digital. Padahal, jika melihat faktanya, sebagian besar

orang Indonesia masih belum melek media digital. Ketidakmelekan media digital dan

ketiadaan akses terhadap teknologi ini lah yang tidak memungkinkan akses tehadap media

konvergen sehingga sulit bagi bagian masyarakat ini untuk berpartisipasi (Hobbs, 2011).

Diskusi dan Pembahasan Konvergensi saat ini telah membawa perubahan dalam hidup manusia sehingga terbentuk lah

budaya konvergensi. Dalam budaya konvergensi sendiri terdapat tiga penyusun yang terdiri

atas budaya partisipasi, konvergensi media, dan kecerdasan kolektif. Ketiga aspek tersebut

tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan dan saling menopang satu sama lain. Seperti

dalam Wikipedia. Wikipedia merupakan media yang memerlukan keterampilan dalam

menggunakan media yang semakin terkonvergen dan partisipasi aktif dari pengguna dalam

menghasilkan kecerdasan kolektif; tidak terkecuali Wikipedia bahasa Indonesia. Sayangnya,

kondisi yang terjadi saat ini masih memiliki jurang yang membuat konvergensi masih belum

mengeluarkan potensi ekspansi penggunaaanya. Diskrepansi melek media dgital menghambat

masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam memperkaya Wikipedia bahasa

Indonesia. Sekali pun ada yang mampu, maka jumlahnya masih sangat kecil, yaitu hanya

sekitar 0,1% dari total dua ratus juta penduduk Indonesia. Selain itu, danya budaya konsumen

sering kali menghambat perkembangan Wikipedia bahasa Indonesia. Masyarakat saat ini

masih sangat terlena dengan budaya media lama yang hanya memebrikan informasi tanpa

menuntut umpan balik atau partisipasi. Akibatnya, media baru yang secara teori sangat lah

interaktif, tidak dapat berkembang dengan cepat seperti yang terjadi pada Wikipedia bahasa

Indonesia.

Dengan kondisi yang seperti itu, maka dapat dikatakan bahwa saat ini penetrasi budaya

konvergensi di Indonesia masih parsial. Keberadaan Wikipedia bahasa Indonesia sebagai

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 21: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

salah satu Wikipedia dengan artikela terbanyak memang merupakan pencapaian dalam hal

kecerdasan kolektif, tetapi jika dibandingkan dengan Wikipedia bahasa Inggris, maka dapat

dilihat bahwa budaya partisipasi di Indonesia masih dapat dikatakan rendah. Selain itu, secara

sumber daya, Indonesia memang masih belum dapat memenuhinya sehingga masih ada

diskrepansi dalam hal konvergensi media, baik secara keterampilan melek media,

keterjangkauan dalam mengakes teknologi yang ada juga masih sangat timpang antara satu

bagian masyarakat dengan yang lainnya. Ketiga pilar yang harusnya menyangga budaya

konvergensi masih belum sepenuhnya tercipta, sehingga bukan hal aneh jika budaya

konvergensi di Indonesia masih dikatakan parsial.

Untuk itu, dibutuhkan persiapan dalam konteks budaya yang memicu partisipasi aktif

masyarakat. Hal tersebut dapat berupa penyisipan dalam kurikulum sekolah saat ini hingga

upaya migrasi perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan media baru yang mampu

memicu partisipasi aktif. Pendidikan melek media digital juga diperlukan dalam mendorong

masyarakat dalam mencari informasi dan menyebarkan informasi kembali. Stimulus tersebut

harus mampu menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi aktif sehingga potensi

konvergensi bisa dieksplor dan dioptimalkan.

Daftar Referensi Grant, A. E. (2009). Understanding Media Convergence: The State of the Field. New York: Oxford University Press.

Hobbs, R. (2011). Promoting Intellectual Curiosity with Digital and Media Literacy. School Library Journal .

Jenkins, H. (2007). Convergence Culture: Where Old and New Media Collide. New York: New York University Press.

Koentjaraningrat. (1997). Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Lih, A. (2004). Wikipedia as Participatory Journalism: Reliable Sources? Metrics for Evaluating Collaborative Media as a News Resource. 5th International Symposium on Online Journalism .

Mcluhan, M. (2004). Understanding Media: The Extension of Man. Massachussetts: The MIT Press.

Reagle, J. M. (2010). Good Faith Collaboration: the Culture of Wikipedia. Cambridge, MA: The MIT Press.

English Wikipedia Statistic. (2012, December 26). Retrieved from Wikipedia.org: http://en.wikipedia.org/wiki/Special:Statistics

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013

Page 22: PENETRASI BUDAYA KONVERGENSI DI INDONESIA: SEBUAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20368945-MK-Sabrina Lutfia Craffitasari.pdf · Wikipedia.org merupakan salah satu contoh artefak

Indonesian Wikipedia. (2012, December 26). Retrieved from Wikipedia.org: http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesian_Wikipedia

Makitan, G. (2011, December 14). Penterasi Komputer Indonesia Terendah di ASEAN. Retrieved from Tempo.co: http://www.tempo.co/read/news/2011/12/14/090371714/Penetrasi-Komputer-Indonesia-Terendah-di-ASEAN

Wikipedia. (2012, December 26). Retrieved from Wikipedia.org: http://en.wikipedia.org/wiki/Wikipedia

Wikipedia bahasa Indonesia. (2012, December 26). Retrieved from Wikipedia.org: http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia_bahasa_Indonesia

Wikipedia.org Site Info. (2012, December 26). Retrieved from Alexa.com: http://www.alexa.com/siteinfo/wikipedia.org

Wikipedia:About. (2012, December 26). Retrieved from Wikipedia.org: http://en.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:About

Wikipedia:Statistik. (2012, December 26). Retrieved from Wikipedia.org: http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Statistik#Jumlah_halaman_rintisan

Penetrasi budaya ..., Sabrina Lutfia Craffitasari, FISIP UI, 2013