unit 5 atletik - spada.fip.unm.ac.id

42
UNIT 5 ATLETIK Deskripsi Mata kuliah: Membahas pengertian, sejarah dan beberapa aspek dasar Atletik, nomor-nomor atletik, teknik dasar nomor-nomor atletik, serta mampu memperagakan/melakukan dan menilainya melalui pengamatan dan latihan. Tujuan/Sasaran belajar; Setelah mengikuti perkuliahan pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi, mahasiswa memiliki pengetahuan, keterampilan , nilai dan sikap terhadap pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi serta mampu: 1. Mendefinisikan atletik 2. Mengemukakan sejarah atletik 3. Menyebutkan nomor-nomor atletik 4. Menjelaskan teknik dasar atletik 5. Menerapkan nomor-nomor atletik 6. Mengklasifikasikan teknik dari nomor-nomor atletik 7. Menentukan teknik nomor-nomor atletik 8. Merangkaikan berbagai bentuk dan gerakan dasar atletik secara berkesinambungan Pendahuluan Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua, yang dilakukan oleh manusia sejak zaman Yunani Kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik adalah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh manusia di dalam hidup dan kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, berdasarkan atas sejarah, atletik adalah sebagai ibu dari semua cabang olahraga (Mother of Sport). Di dalam setiap penyelenggaraan pesta olahraga seperti; PON, ASIAN GAMES, SIA GAMES, Olimpiade, atletik adalah salah satu cabang olahraga yang selalu dijadikan acara pokok yang diperlombakan dalam penyelenggaraan pesta-pesta olahraga tersebut. Bahkan dianggap tidak sah jika di dalam suatu pesta olahraga, apabila atletik tidak dimasukkan dalam acara pesta olahraga tersebut. Cabang olahraga atletik di Indonesia sudah dikenal sejak zaman penjajahan belanda, tetapi hanya terbatas pada para pelajar dan orang-orang yang berada di kota-kota besar saja.

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

UNIT 5

ATLETIK

Deskripsi Mata kuliah:

Membahas pengertian, sejarah dan beberapa aspek dasar Atletik, nomor-nomor atletik, teknik

dasar nomor-nomor atletik, serta mampu memperagakan/melakukan dan menilainya melalui

pengamatan dan latihan.

Tujuan/Sasaran belajar;

Setelah mengikuti perkuliahan pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi, mahasiswa memiliki

pengetahuan, keterampilan , nilai dan sikap terhadap pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi

serta mampu:

1. Mendefinisikan atletik

2. Mengemukakan sejarah atletik

3. Menyebutkan nomor-nomor atletik

4. Menjelaskan teknik dasar atletik

5. Menerapkan nomor-nomor atletik

6. Mengklasifikasikan teknik dari nomor-nomor atletik

7. Menentukan teknik nomor-nomor atletik

8. Merangkaikan berbagai bentuk dan gerakan dasar atletik secara berkesinambungan

Pendahuluan

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua, yang dilakukan oleh manusia

sejak zaman Yunani Kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang

olahraga atletik adalah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh manusia di dalam hidup dan

kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, berdasarkan atas sejarah, atletik adalah sebagai ibu

dari semua cabang olahraga (Mother of Sport).

Di dalam setiap penyelenggaraan pesta olahraga seperti; PON, ASIAN GAMES, SIA

GAMES, Olimpiade, atletik adalah salah satu cabang olahraga yang selalu dijadikan acara

pokok yang diperlombakan dalam penyelenggaraan pesta-pesta olahraga tersebut. Bahkan

dianggap tidak sah jika di dalam suatu pesta olahraga, apabila atletik tidak dimasukkan dalam

acara pesta olahraga tersebut.

Cabang olahraga atletik di Indonesia sudah dikenal sejak zaman penjajahan belanda,

tetapi hanya terbatas pada para pelajar dan orang-orang yang berada di kota-kota besar saja.

Page 2: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Sedangkan bagi masyarakat yang berada di kampung-kampung dan daerah-daerah yang

terpencil, tidak banyak yang mengetahuinya. Oleh karena itu sampai saat ini, masih banyak

bagi pelajar dan remaja yang kurang menyenangi program pelajaran atletik. Mereka belum

menyadari, bahwa atletik merupakan dasar untuk dapat melakukan bentuk-bentuk gerakan

yang terdapat di dalam cabang olahraga yang lainnya. Dengan mengikuti kegiatan latihan

atletik, mereka akan digembeleng fisik dan mentalnya. Mereka akan dilatih kekuatan,

kecepatan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, daya tahan, koordinasi gerakan, keuletan,

kedisiplinan, dan percaya diri, serta bertanggungjawab.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka program pengajaran atletik hendaknya sudah

ditanamkan pada anak-anak sejak dari sekolah dasar, agar mereka memiliki dasar-dasar

gerakan yang benar, baik untuk membina dan meningkatkan kesegaran jasmaninya,

mengembangkan kemamuan jasmaninya, maupun untuk meningkatkan prestasi optimalnya

dalam satu cabang olahraga yang digemarinya.

A. Pengertian dan Sejarah Atletik

Atletik diartikan sebagai aktivitas jasmani yang kompetitif/dapat diadu, meliputi

beberapa nomor-nomor yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak-dasar manusia seperti

berjalan, berlari, melompat dan melempar (Suyono, 1993). Atletik merupakan jenis olahraga,

meliputi berbagai macam pertandingan dengan keahlian yang berbeda-beda, namum, yang

pokok ada dua jenis yaitu track dan field. Track terdiri dari lari jarak dekat, jarak sedang, relay

dengan rintangan, dan lari-lari. Field meliputi melempar dan melompat (Rud Midgley, 2000).

Istilah atletik berasal dari kata athlon atau athlum, bahasa Yunani. Kedua kata tersebut

mengandung makna: pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan. Orang yang

melakukan kegiatan atletik dinamakan Athleta, atau dalam bahasa Indonesia tersebut atlet.

Atletik seperti yang diketahui sekarang, dimulai sejak diadakan Olimpiade Modern

yang pertama kali di kota Athena pada tahun 1896 dan terbentuknya/lahirnya badan dunia

Federasi Atletik Amatir Internasional pada tahun 1912. Sejak tahun ini program atletik selalu

dimodifisir dan diperluas, tidak selalu nampak dalam cara yang rasional, sejak event yang

dilombakan dalam program olimpiade di hari-hari awal didasarkan atas program-program yang

beradal dari negeri Inggris, seperti misalnya penggunaan unit alat-ukur imperial dan

merubahnya menjadi sistem metrik. Jadi, atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat

diperlombakan dalam bentuk kegiatan jalan, lari, lempar dan lompat.

Untuk menyampaikan pengertian tersebut, Anda dapat menggunakan ilustrasi berupa

gambar sederhana. Misalnya, ada seorang manusia yang berasal dari negara Yunani Kuno,

Page 3: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

dengan ciri khas pakaian kebesaran. Gambar itu dimaksudkan untuk menanamkan pemahaman

kepada anak bahwa atletik merupakan cabang olahraga yang pertamakali muncul pada zaman

Yunani Kuno. Karena atletik ini memiliki beberapa bentuk kegiatan yang beragam, maka

atletik dapat dijadikan sebagai pembina cabang olahraga lainnya. Bahkan, ada yang menyebut

atletik sebagai ”Ibu” dari semua cabang olahraga. Sebab, keterampilan dasar olahraga, tercakup

di dalamnya. Seiring dengan perkembangan olahraga banyak olahragawan menggunakan

gerakan atletik sebagai bentuk pemanasan. Sesuai dengan tugas gerak yang dilakukan, maka

dikenal pula istilah track and field yang menunjuk kepada kegiatan di lintasan dan lapangan.

Bahkan, ada yang mengatakan, kegiatan senam (gymnastics) merupakan komponen atletik.

Untuk lebih memudahkan menyampaikan informasi kepada siswa sekolah dasar (SD),

guru perlu mengutarakannya dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami anak.

Penggunaan gambar merupakan media yang efektif untuk menyampaikan pesan tersebut.

Kedudukan atletik sebagai bagian dari cabang olahraga yang lainnya, dapat dilukiskan dalam

wujud seorang ibu yang melakukan cabang lain sebagai anak-anaknya. Atletik merupakan

kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan bermain atau

olahraga yang diperlombakan, dalam bentuk jalan, lari, lempar dan lompat. Karena atletik

merupakan dasar bagi pembinaan olahraga, maka atletik sangat penting dan perlu diajarkan

kepada anak-anak sejak usia dini. Tentu saja, pembelajaran atletik di SD secara khusus

disesuaikan dengan kemampuan para siswa.

B. Gerakan Dasar Atletik

Pada halaman yang terdahulu telah dikemukakan, bahwa gerakan dasar atletik adalah

gerakan manusia di dalam kehidupannya sehari-hari, yaitu berjalan, berlari, melompat, dan

melempar. Oleh karena itu, atletik adalah suatu cabang olahraga yang meliputi atas nomor-

nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Anak-anak di dalam kehidupannya hampir sebagian

dari waktunya dihabiskan untuk bermain, dengan melakukan berbagai bentuk gerakan

berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Anak-anak di kelas-kelas permulaan Sekolah

Dasar (SD) akan merasa senang bila mendapatrkan pelajaran yang telah diketahui

sebelumnya, mereka akan lebih cepat dan terampil di dalam melakukannya. Oleh karena

itu, bentuk-bentuk gerakan dasar atletik perlu ditanamkan kepada anak-anak kelas

permulaan SD. Anak-anak dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan

keterampilan gerakan dasar atletik tersebut. Karena itu kepada anak-anak perlu

ditanamkan, bagaimana cara melakukan gerakan dasar atletik yang benar.

Page 4: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka di bawah ini dikemukakan mengenai

pembentukan gerakan dasar atletik bagi anak-anak SD terutama pada kelas-kelas

permulaan sebagai berikut:

1. Berbagai Bentuk Gerakan Berjalan

Untuk anak-anak kelas permulaan SD, pelaksanaan pelajaran gerakan berjalan, antara

lain dapat dilakukan dengan cara:

a. Berjalan biasa, berjalan dengan ujung kaki, berjalan sambil mengangkat lutut tinggi-

tinggi, langkah pendek, langkah panjang. Mula-mula dilakukan pelan-pelan, kemudian

cepat (coba pelajari kembali pada pembentukan gerakan dasar dalam pengembangan

kemampuan jasmani).

Berjalan Biasa (Victor G Simanjuntak, dkk. 2008)

Gambar 38

b. Gerakan dasar berjalan dalam atletik

Di dalam cabang olahraga atletik terdapat perlombaan jalan, yaitu perlombaan jalan

cepat. Pada perlombaan jalan cepat, sewaktu berjalan salah satu kaki harus selalu

kontak (menginjak/menempel) tanah/jalan. Jadi apabila salah seorang atlit waktu

berjalan kelihatan oleh juri/wasit dan kedua kakinya lepas dari tanah, maka si atlet itu

dianggap gagal di dalam mengikuti perlombaannya. Oleh karena itu, perbedan antara

jalan dan lari pada cabang olahraga atletik, adalah kalau jalan salah satu kaki selalu

kontak dengan tanah, sedangkan kalau lari kedua kaki itu ada saat melayangnya di udara

atau kedua kaki itu lepas dari tanah.

Untuk teknik gerakan jalan cepat yang harus dikuasai oleh anak-anak SD atau para atlet

sewaktu berjalan cepat, terutama pada waktu melangkah kaki yaitu: usahakan agar

melangkah secepat mungkin tetapi kaki tumpu harus tetap kontak dengan tanah,

Page 5: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

sebelum kaki belakang yang akan dilangkahkan (kaki ayun) mendarat di tanah. Cara

melakukannya antara lain seperti di bawah ini.

Bersamaan dengan mengangkat paha kaki kanan ke depan, tungkai kaki kanan dan

tangan kiri diayunkan ke depan, diikuti dengan badan dicondongkan kedepan. Pada saat

kaki kanan mendarat (kontak dengan tanah), secepatnya paha kaki kiri angkat ke depan

yang bersamaan mendarat (kontak dengan tanah), secepatnya paha kaki kiri angkat ke

depan yang bersamaan dengan tungkai bawah kaki kiri dan tangan kanan di ayunkan ke

depan, diikuti oleh badan dicondongkan ke depan, demikian seterusnya.

Bentuk gerakan teknik berjalan cepat (Agus Mukholid, 2007)

Gambar 39

2. Berbagai Bentuk Gerakan Berlari

Untuk anak-anak SD, terutama kelas-kelas permulaan, pelaksanaan pelajaran gerakan

dasar berlari dapat dilakukan dengan cara:

a. Lari pelan-pelan kemudian cepat

b. Lari dengan ujung kaki pelan-pelan kemudian cepat

c. Lari di tempat dengan ujung kaki, kemudian cepat

d. Lari berjingkat-jingkat dengan kaki kiri dan kaki kanan sampai jarak yang ditentukan

sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

e. Lari secepat-cepatnya sampai jarak yang ditentukan, sesuai dengan tingkat kemampuan

anak.

Page 6: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Rangkaian berbagai bentuk gerakan berlari (a samapi e)

(Victor G Simanjuntak, dkk. 2008)

Gambar 40

Untuk bentuk-bentuk gerakan dasar berlari tersebut di atas dapat dipelajari kembali pada

pembentukan gerakan dasar dalam pengembangan kemampuan jasmani.

3. Berbagai Bentuk Gerakan Melompat

a. Lari sambil berjingkat-jingkat dengan kaki kiri dan kanan secara bergantian.

b. Lompat meraih sesuatu benda/dinding di atas.

c. Lompat jauh tanpa awalan dan dengan awalan.

d. Lompat melewati temannya yang merangkak.

e. Lompat-lompat di tempat dengan menggunakan berbagai variasi, misal seperti:

mengangkat kedua kaki lurus ke depan, mengenakan lutut ke dada, membuka kedua

kaki ke samping, dan sebagainya.

Lari sambil berjingkat dan lompat meraih dinding setinggi mungkin

Gambar 41

Page 7: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Berbagai variasi bentuk gerakan melompat (a sampai e)

(Victor G Simanjuntak, dkk. 2008)

Gambar 42

4. Berbagai Bentuk Gerakan Melempar

Untuk pembentukan gerakan dasar melempar bagi anak-anak SD, terutama pada kelas-

kelas permulaan antara lain dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut:

a. Latihan melemparkan bola tenis, bola kasti, atau bola plastik dengan tangan kiri dan

kanan secara bergantian tanpa awalan atau dilakukan di tempat.

b. Latihan melemparkan bola voli atau bola basket, dengan satu tangan dan dua tangan,

baik dengan cara melemparkan ke atas, maupun dengan cara mendorong atau

menolakkannya ke atas ke depan.

Page 8: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Melempar bola satu dan dua tangan (Victor G Simanjuntak, dkk. 2008)

Gambar 43

5. Kombinasi Pembentukan Gerakan Jalan, Lari, Lompat dan Lempar

Apabila anak-anak telah benar-benar menguasai bentuk-bentuk gerakan dasar berjalan,

berlari, melompat, dan melempar tersebut diatas, maka untuk latihan berikutnya kita

kombinasikan bentuk-bentuk gerakan dasar tersebut, antara lain seperti di bawah ini.

a. Anak-anak disuruh jalan, kemudian lari sampai batas yang telah di tetapkan terus

melompat. Baik melompat keatas ke depan (mengarah kelompat jauh) maupun

melompat ke atas (mengarah ke lompat tinggi) dan jatuh mendarat dengan kedua kaki

mengeper.

b. Anak-anak disuruh jalan, kemudian lari sampai batas yang telah di tetapkan ambil bola,

kemudian melemparkan sejauh-jauhnya.

1) Melemparkan bola tenis atau bola kasti sejauh-jauhnya ke atas ke depan, yang

mengarah kepada nomor lempar lembing.

2) Mendorong atau menolakkan bola voli atau basket sejauh-jauhnya ke atas ke depan,

yang mengarah kepada nomor tolak peluru.

C. Nomor Lari dalam Cabang Olahraga Atletik

Apakah anda masih ingat? Apa perbedaan antara lari dan jalan? Di dalam cabang

olahraga atletik, nomor lari terdiri atas lari jarak pendek, lari jarak menengah, dan lari jarak

jauh. Selain dari itu ada lari sambung, lari gawang dan lari halang rintang. Namun untuk

program pengajaran di SD, yang akan di kemukakan dalam penulisan di sini hanyalah

mengenai lari jarak pendek dan lari sambung.

Adapun nomor-nomor lari yang umum diperlombakan, antara lain sebagai berikut:

1. Macam-macam Nomor Lari

Page 9: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

a. Lari jarak pendek

Lari jarak pendek (sprint), adalah suatu cara lari di mana si atlet harus menempuh

seluruh jarak dengan kecepatan yang semaksimal mungkin. Nomor lari jarak pendek

yang diperlombakan untuk putra maupun putrid, terdiri atas: (1) 100 m, (2) 200 m,

dan (3) 400 m. selain dari itu lari sambung (estafet): (1) 4 x 100 m, dan (2) 4 x 400 m.

sedangkan dalam perlombaan lari gawang, untuk putrid 100 m dan 400 m gawang,

serta untuk putra 110 m dan 400 m gawang.

Teknik Lari Sprint atau cepat (lari jarak pendek) (Victor G Simanjuntak, dkk. 2008)

Gambar 44

b. Lari jarak Menengah

Untuk lari jarak menengah (middle distance running) terdiri atas: (1) 800 m, (2) 1500

m, (3) 3000 m lari haling rintang/lari melewati rintang dan ditambah dengan rintangan

air dalam kolam (steeple chase).

Teknik Lari jarak menengah (Gerry A. Carr (1997)

Gambar 45

c. Lari jarak jauh

Untuk lari jarak jauh (long distance running) terdiri atas: (1) 5.000 m, (2) 10.000 m,

dan (3) 42.195 m atau yang kita kenal dengan lari maraton.

Page 10: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Dari ketiga nomor lari tersebut, lari jarak pendek merupakan dasar, baik untuk nomor

lari jarak menengah maupun untuk nomor lari jarak jauh, terutama mengenaik teknik

dan kecepatannya. Perbedaan hanya terletak pada sikap badan waktu berlari, gerakan

kaki dan ayunan tangan, peraturan napas, dan jarak yang ditempuhnya. Untuk lebih

jelasnya perhatikan pada contoh gambar di bawah ini.

Teknik lari jarak jauh (Kemendikbud, 2014)

Gambar 46

Berdasarkan apa yang telah dikemukakan mengenai ketiga nomor lari tersebut, maka yang

akan diuraikan dalam buku ini terutama mengenai teknik lari jarak pendek dan uraian

singkat mengenai lari sambung (estafet).

2. Teknik Lari Jarak Pendek

Untuk dapat mencapai suatu prestasi yang optimal, selain si atlet itu harus memiliki

kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, dan reaksi yang baik, juga harus

memahami dan menguasai teknik gerakannya.

Teknik untuk lari jarak pendek yang harus benar-benar dipahami dan dikuasai oleh para

atlet ataupun siswa-siswa SD adalah:

a. Teknik star.

b. Teknik lari.

c. Teknik melewati garis finish.

Untuk dapat melakukan teknik-teknik gerakan tersebut, harus dilakukan dengan jalan

latihan yang teratur dan terus menerus.

a. Teknik start

Di dalam perlombaan lari jarak pendek (sprint), teknik star yang umum digunakan adlah

start jongkok (crouching start). Untuk melakukan teknik start jongkok ada tiga macam,

yaitu: (1) start pendek (bunch start), star menengah (medium start), dan (3) start panjang

(longated start). Perbedaan di antara macam-macam start tersebut hanya terletak pada

Page 11: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

penempatan kaki bagian depan dan lutut. Sedangkan penggunaannya tergantung pada

atletnya sendiri. Coba Anda jelaskan! Bagaimana perbedaan dan penggunaan dari ketiga

macam bentuk start jongkok tersebut? Untuk memudahkan di dalam menyajikan bahan

pelajaran start jongkok kepada anak-anak SD, yang akan diuraikan di sini adalah start

menengah (medium start). Pentahapan latihannya antara lain sebagai berikut:

Sikap permulaan :

Berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua tangan di samping badan, pandangan ke depan.

Gerakannya:

Hitungan 1 : Langkahkan kaki kiri ke depan.

Hitungan 2 : Letakkan lutut kaki kanan di samping ibu jari kaki jaraknya kira-kira satu

kepal,

badan tegak, paha kaki kanan membentuk sudut +90o.

Hitungan 3 : angkat kedua tangan ke depan lurus sejajar bahu, dengan jari-jari tangan

dirapatkan dan ibu jari tangan dibuka ke dalam, hingga/telunjuk dan ibu jari

tangan membentuk huruf V.

Hitungan 4 : Jatuhkan ke depan dan letakkan jari-jari tangan di belakang garis start,

telunjuk

dan ibu jari tangan hampir merupakan garis sejajar dengan garis start. Kedua

lengan tetap lurus dan berat badan hampir seluruhnya berada pada kedua

tangan, leher lemas dan pandangan ke depan kira-kira 1 – 11/2 m.

Hitungan 5 : angkat pinggul ke atas hingga pantat lebih tinggi dari pundak. Lutut kaki

yang

depan membentuk sudut lebih kurang 90o dan kaki yang belakang (kanan)

kira-kira 120o. Kedua lengan tetap lurus, berat badan pada kedua tangan,

leher tetap lemas, dan kepala mengikuti gerak badan.

Hitungan 6 : Lari secepat-cepatnya dengan menolakkan kaki pada start blok (bila

memakai

start blok), tangan kiri diayunkan ke depan, badan condongkan ke depan.

Catatan : Pentahapan latihan start tersebut dimaksudkan untuk lebih memudahkan dan

membiasakan bagi anak-anak, di dalam mempelajari start.

Page 12: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Rangkaian Teknik Start Jongkok (Aip Syarifudin dan Muhadi 1992)

Gambar 47

Perlu diketahui bahwa di dalam perlombaan lari jarak pendek ada 3 aba-aba yang digunakan

untuk memberangkatkan pelari (atlet), yaitu: bersedia …, sia…ap! Ya! Atau tembakkan

pistol. Oleh karena itu, apabila anak-anak telah memahami dan menguasai terhadap

pentahapan belajar start tersebut, maka untuk latihan berikutnya lakukan dengan

menggunakan aba-aba yang berlaku dalam perlombaan lari. Caranya sebagai berikut:

1. Pada waktu aba-aba: “Bersedia…!” anak-anak langsung disuruh melakukan gerakan

pada hitungan 1 s/d 4.

2. Pada waktu ab-aba: Sia..ap!” anak-anak disuruh melakukan gerakan pada hitungan 5.

3. Pada waktu aba-aba: “ya” anak-anak disuruh melakukan gerakan pada hitungan 6, yaitu

lari.

Start yang dipergunakan untuk lari jarak menengah, jarak jauh, dan lari sambung oleh

pelari ke 2, 3, dan 4, adalah start berdiri.

b. Teknik lari

Untuk teknik lari pada jarak pendek yang harus di pahami dan dikuasai oleh para atlet

ataupun anak-anak SD, adalah:

1. Lari dengan ujung kaki

2. Lutut atau paha diangkat tinggi

3. Ayunan tangan dari belakang ke depan

4. Badan condong ke depan

Frekuensi gerakan tungkai dalam lari jarak pendek sangat memegang peranan penting.

Sedangkan ayunan tangan dan kecondongan badan, selain untuk membantu kelajuan lari juga

untuk menjaga keseimbangan. Kekuatan dan frekuensi gerakan tungkai harus benar-benar

dikuasai serta dapat dilakukan luwes dan lancar.

Page 13: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Untuk dapat mewujudkan teknik lari pada jarak pendek tersebut, pentahapan latihannya antara

lain sebagai berikut:

1) Latihan gerakan kaki

Sikap permulaan:

Berdiri tegak, kedua kaki hampir rapat, kedua tangan di samping badan pandangan ke

depan.

Gerakannya:

Angkat tumit kaki kiri ke atas tinggi, lutut dibengkokkan lurus ke depan. Kemudian

tekankan ujung kaki kiri ke tanah sambil tumit diturunkan, tumit kaki kanan diangkat ke

atas tinggi dengan lutut dibengkokkan lurus ke depan.

Tekankan lagi ujung kaki kanan ke tanah sambil lutut diturunkan dan tumit kaki kiri

diangkat ke atas tinggi. Demikian seterusnya tumit diangkat dan diturunkan dengan

menekankan ujung kaki ke tanah, dilakukan secara bergantian. Pelaksanaannya mula-mula

pelan makin lama makin cepat.

Teknik gerakan dasar lari cepat (tangan dan kaki) Gerry A. Carr 1997)

Gambar 48

2) Latihan pengangkatan lutut/paha

Sikap permulaan : Sama seperti latihan

Gerakannya:

Bersama dengan mengangkat tumit kaki kiri, lutut/paha kaki kiri diangkat keatas tinggi,

hingga paha dengan tungkai bawah membentuk sudut +90o, ujung kaki menuju ke bawah

ke depan, kemudian turunkan lagi ke bawah. Pada saat ujung kaki kiri kena tanah, segera

tumit kaki kanan diangkat bersamaan dengan lutut/paha diangkat tinggi ke atas, hingga

paha dengan tungkai bawah membentuk sudut +90o ujung kaki menuju kebawah,

kemudian turunkan lagi. Demikian seterusnya dilakukan secara bergantian. Lakukan

secara berulang-ulang, mula-mula dilakukan di tempat pelan-pelan makin lama makin

Page 14: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

cepat, kemudian dilakukan sambil bergerak maju ke depan dengan gerakan yang secepat-

cepatnya.

Teknik dasar pengangkatan lutut/paha (Gerry A. Carr 1997)

Gambar 49

3) Latihan ayunan tangan

Sikap permulaan : Sama seperti pada latihan 1)

Gerakannya :

Pertama, ayunkan tangan kiri dan tangan kanan secara bergantian ke depan ke belakang

lurus dan lemas, pangkal gerakan mulai dari persendian bahu seperti berjalan. Lakukanlah

secara berulang-ulang mula-mula pelan, makin lama makin cepat.

Kedua apabila gerakan tersebut sudah dikuasai dan dapat dilakukan dengan benar dan baik,

kemudian sikut agak dibengkokkan dan jari-jari tangan dikepalkan lemas. Ayunkan tangan

kiri ke depan ke atas sampai ibu jari tangan ada dimuka hidung, tangan kanan diayunkan

kebelakang. Kemudian bersamaan dengan tangan kiri dari depan diayunkan kebelakang.,

tangan kanan diayunkan dari belakang ke depan ke atas sampai ibu jari tangan ada di muka

hidung. Demikian seterusnya dilakukan ayunan tangan ke depan dan ke belakang secara

bergantian, dan pangkal gerakannya dimulai dari persendian bahu. Lakukan secara

berulang-ulang, mula-mula pelan makin lama makin cepat.

Setelah pentahapan latihan tersebut benar-benar sudah dikuasai dan dapat dilakukan

dengan benar dan baik. Coba kombinasikan antara latihan gerakan kaki, pengangkatan

lutut/paha dengan ayunan tangan. Lakukan secara berulang-ulang, mula-mula dilakukan

di tempat pelan-pelan makin lama makin cepat. Setelah benar-benar dikuasai dan dapat

dilakukan dengan cepat, luwes, dan lancar, coba lakukan sambil bergerak maju ke depan.

Page 15: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Teknik dasar mengayun tangan/lengan (Gerry A. Carr 1997)

Gambar 50

4) Latihan kecondongan badan

Sikap permulaan: Sama seperti pada latihan 1)

Gerakannya:

Angkat tumit ke atas tinggi, sambil badan diluruskan dan dicondongkan ke depan. Pada

saat terasa badan akan jatuh ke depan., secepatnya lutut kaki kiri diayun ke belakang.

Kemudian disusun dengan mengangkat dan melangkahkan kaki kanan ke depan,

bersamaan dengan tangan kiri diayun ke depan tangan kanan diayun ke belakang.

Demikian seharusnya. Lakukan secara berulang-ulang sampai benar-benar dikuasai dan

dapat dilakukan dengan baik, gerakan kaki dan tangan seperti pada latihan 1), 2), dan 3).

Setelah pentahapan latihan dari gerakan 1), 2), 3) dan 4) dikuasai dan dapat dilakukan

dengan cepat, luwes dan lancar, lakukanlah latihan dengan mengkombinasikan gerakan

dari latihan 1), 2), 3) dan 4).

Teknik dasar lari cepat dengan condong badan (Gerry A. Carr 1997)

Gambar 51

c. Teknik melewati garis finish

Dalam perlombaan lari, terutama pada lari jarak pendek teknik untuk melewati garis

finish harus benar-benar dikuasai oleh setiap pelari. Karena bila ada pelari yang bersamaan

Page 16: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

melewati garis finish, maka akan dilihat pelari mana yang terlebih dahulu dadanya atau

salah satu anggota badannya menyentuh pita finish itulah yang dianggap terlebih dahulu

masuk atau pemenangnya.

Di dalam perlombaan lari jarak pendek ada tiga cara melewati garis finish, yaitu:

1) Dengan cara menjatuhkan dada ke depan.

2) Dengan cara menjatuhkan salah satu bahunya kedepan.

3) Dengan cara lari terus secepat-cepat sampai beberapa meter melewati garis finish.

Teknik melewati Finish (Agus Mukholid, 2007)

Gambar 52

3. Lari Gawang

Lari gawang merupakan satu jenis keterampilan lari cepat sambil melewati rintangan dalam

ketinggian tertentu (1,067 meter) keterampilan lari gawang memerlukan kemampuan

koordinasi yang tinggi, terutama saat melewati rintangan. Untuk itu dalam mengajarkan lari

gawang harus mulai dari cara melompati rintangan yang rendah secara bertahap, meningkat

hingga ketinggian tertentu. Menurut IAAF, teknik dalam melompati gawang dapat dibagi

atas tiga (3) fase; Take-Off, Hurdle Clearance, Landing. Sebagai catatan teknik Hurdle

clearance dapat dibagi atas dua fase: melewati gawang dan fase melakukan sprint di antara

gawang. Hurdle clearance (fase melewati gawang) itu sendiri dapat dikaji atas saat take off

(awalan melayang sebelum gawang) saat melewati di atas mistar gawang dan pendaratan

setelah melewati gawang (IAAF, 1990). Agar penjelasan yang diberikan bermakna

perhatikan gambar sebagai berikut:

Page 17: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Teknik Lari Gawang (Victor G. Simanjuntak, dkk, 2008)

Gambar 53

Pada dasarnya, lari gawang ini memiliki teknik perpaduan antara lari dan lompat. Secara

khusus, teknik yang baku untuk orang dewasa tersebut adalah sebagai berikut:

1) Setelah melakukan tiga kali langkah cepat ke arah gawang, badan harus dimiringkan ke

depan pada saat melompat sementara kaki depan diluruskan.

2) Tangan pada sisi badan yang berlawanan dengan kaki depan, harus diluruskan ke depan,

seolah-olah menggapai ujung kaki depan.

3) Bahu dan pinggul tetap sejajar dengan gawang.

4) Setelah melewati gawang, kaki depan diturunkan ke bawah, hingga menyentuh lintasan.

5) Saat kaki depan menyentuh lintasan, kaki yang satunya lagi dalam posisi ditekuk dan kedua

tangan menjaga keseimbangan.

6) Kaki yang di belakang, dilangkahkan ke depan untuk siap kembali melewati gawang

berikutnya.

Hal yang perlu dihindari dalam lari gawang:

1. Terlalu cepat meluruskan kaki depan.

2. Daya dorong yang tidak sempurna pada saat bertolak.

3. Bertolak terlalu dekat dengan gawang menyebabkan terjadi suatu lompatan (ke atas) yang

semestinya sekedar gerak dorong cepat lewat gawang.

4. Terlalu menekuk kaki pendarat pada saat mendarat.

5. Badan condong maliuk ke belakang saat mendarat.

6. Langkah pertama menjauhi gawang sangat lemah.

Hal hal yang harus diutamakan dalam lari gawang;

1. Bawa kaki depan ke atas dalam keadaan bengkok dan dorong pinggul/pinggang ke depan.

2. Gerakkan kaki penolak sebagai hasil suatu gerak dorong dan bukannya sekedar gerak

menariknya dari tanah.

3. Perpendek waktu melayang (di atas gawang) dengan mengusahakan badan selalu rendah

sewaktu melampaui gawang.

Page 18: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

4. Lari Sambung (Estafet)

Lari sambung atau lari beranting atau sering juga dikatakan dengan estafet (relay) yaitu

perlombaan lari beregu di mana setiap anggota regunya menempuh jarak yang sama dan

pada akhir bagian masing-masing menyerahkan tongkat kepada pelari yang berikutnya,

kecuali pelari terakhir.

Dalam perlombaan lari sambung setiap regunya terdiri 4 (empat) orang pelari, oleh

karena itu sering disebutkan dengan estafet 4 x 100 m atau 4 x 400 m. Artinya setiap pelari

dari setiap regunya menempuh jarak 100 m atau 400 m. pelaksanaannya adalah sebagai

berikut: Pelari ke-I lari membawa tongkat, pada akhir bagian dari jaraknya meneyerahkan

tongkat kepada pelari ke-II menyerahkan kepada pelari ke-III menyerahkan tongkatnya

kepada pelari ke-IV.

a. Teknik penerimaan tongkat

Di dalam perlombaan lari sambung ada cara untuk menerima tongkat, yaitu:

1) Penerimaan tongkat dengan cara melihat (visual), yakni sambil berlari menerima

tongkat, dengan melihat kepada tongkat yang akan diterimanya. Cara penerimaan

tongkat semacam ini, biasanya dilakukan pada perlombaan lari sambung 4 x 400 m.

2) Penerimaan tongkat dengan cara tidak melihat (nonvisual), yakni sambil berlari

menerima tongkat, dengan tidak melihat terhadap tongkat yang akan diterimanya.

Cara penerimaan tongkat semacam ini, biasa dilakukan pada lari sambung 4 x 100

m.

Teknik pemberian dan penerimaan tongkat Non visual dan visual

Page 19: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

(Gerry A. Carr, 1997) Gambar 54

b. Teknik pemberian dan penerimaan tongkat

Untuk dapat memenangkan dalam perlombaan dalam perlombaan lari sambung, selain

setiap pelari dari setiap regunya memiliki kekuatan, kecepatan, dan penguasaan teknik lari

di lintasan lurus dan tikungan, juga harus mempunyai kerja sama dan menguasai teknik

pemberian dan penerimaan tongkatnya. Karena di dalam perlombaan lari sambung sering

terjadi kekalahan yang dialami oleh suatu regu, disebabkan ketidaklancaran di dalam

pemberian dan penerimaan tongkatnya.

Teknik pemberian dan penerimaan tongkat yang biasa digunakan adalah:

1) Pemberian dan penerimaan tongkat dari bawah.

2) Pemberian dan penerimaan tongkat dari atas.

Dari kedua teknik tersebut, yang sekarang dipergunakan oleh regu-regu estafet adalah

teknik pemberian dan penerimaan tongkat dari atas:

1) Teknik pemberian dan penerimaan tongkat dari bawah

Teknik pemberian dan penerimaan tongkat dari bawah adalah memberikan dengan

tangan kiri menerima dengan tangan kanan, yang dilakukan sambil berlari. Caranya

sebagai berikut:

- Pelari ke-I memberikan tongkat kepada pelari ke-II yang diterima dengan tangan

kanan, yaitu dengan jalan mengayunkan tongkatnya dari belakang ke depan

melalui bawah dengan tangan kiri setelah melihat tangan kanan yang akan

menerima tongkat (pelari ke-II) berada dibelakang lurus dengan telapak tangannya

menghadap kebelakang, ibu jarinya terbuka lebar dan jari-jari yang lainnya rapat

kira-kira berada segaris dengan pinggangnya dan agak kebelakang.

- Pelari ke-II mengayunkan tangan kanannya dari depan ke belakang lurus kira-kira

setinggi pinggangnya kebelakang. Setelah tongkat diterima dan terpegang dengan

baik, maka sambil berlari tongkatnya di pindahkan ke tangan kiri, dan pelari ke III

menerimanya dengan tangan kanan. Demikian seterusnya memberi dengan tangan

kiri, menerima dengan tangan kanan.

Page 20: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Rangkaian teknik pemberian dan penerimaan tongkat dari atas dan

dari bawah tanpa melihat (Gerry A. Carr, 1997)

Gambar 55

2) Teknik pemberian dan penerimaan tongkat dari atas.

Teknik pemberian dan peneriamaan tongkat dari atas, dilakukan dengan cara menerima

dengan tangan kiri memberi dengan tangan kiri, menerima dengan tangan kanan

memberikannya pun dengan tangan kanan lagi, dan kedudukan para pelarinya selang-

saling. Cara melakukannya sebagai berikut:

a) Pelari ke-I sambil melakukan start jongkok memegang tongkat dengan tangan kanan,

kemudian lari secepat-cepatnya. Setelah sampai pada batas penerimaan tongkat

melihat tangan kiri pelari ke-II berada di belakng lurus, dengan telapak tangan

menghadap ke atas, ibu jari terbuka lebar dan jari-jari yang lainnya rapat, maka pelari

ke-I mengayunkan tongkatnya dari belakang ke atas ke depan dan meletakkannya

pada telapak tangan kiri pelari ke-II.

b) Pelari ke-II setelah menerima dan memegang tongkatnya dengan baik terus lari

secepat-cepatnya, dan memberikan tongkatnya dengan tangan kiri. Kemudian pelari

ke-III menerimanya dengan tangan kanan, dan memberikannya lagi kepada pelari ke-

IV dengan tangan kanan lagi. Pelari ke-IV menerima dengan tangan kiri dan

membawanya sampai melewati garis finish.

Page 21: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Teknik pemberian dan penerimaan tongkat dengan melihat (Gerry A. Carr, 1997)

Gambar 56

Catatan:

1. Yang memberikan tongkat mengayunkan tangannya dari belakang melalui bawah

disamping badan ke atas ke depan, dan meletakkan tongkatnya dari atas. Sedangakan

yang menerima mengayunkan tangannya lurus dari depan kebelakang sampai + berada

di bawah bahu sedikit, melalui bawah di samping badan. Telapak tangan menghadap ke

atas ibu jari terbuka lebar, jari-jari tangan lainnya rapat (hampir seperti anak meminta

uang).

2. Untuk latihan mula-mula dapat dilakukan jalan dulu, kemudian dengan lari-lari kecil,

setelah lancar dengan lari agak lebih cepat.

3. Batas penerimaan tongkat adalah 20 m.

4. Setelah pemberian dan penerimaan tongkat sudah benar-benar dikuasai, coba lakukan

latihan 4 x 50 m.

5. Susunan pelari untuk teknik pemberian dan penerimaan tongkat dari atas, pelari ke-II

berada di sebelah kanan pelari ke-I, pelari ke-III berada di sebelah kiri pelari ke-II, dan

pelari ke-IV di sebelah kanan pelari ke-III.

6. Pelari ke-I memakai start jongkok, sedang pelari ke-II s/d ke-IV memakai start melayang.

Artinya dari sikap berdiri setelah melihat yang akan memberikan tongkat sudah dekat

segera lari secepat-cepatnya.

D. Nomor Lompat

Nomor lompat adalah salah satu bagian dari cabang olahraga atletik, yang selalu

diperlombakan dalam kejuaran atletik, pesta-pesta olahraga baik yang bersifat nasional

maupun internasional.

Page 22: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Yang dimaksudkan dengan nomor lompat di sini, adalah melakukan suatu bentuk

gerakan lompatan dengan tujuan untuk memperoleh hasil lompatan yang sejauh-jauhnya

atau setinggi-tinggi dengan menggunakan tolakan satu kaki.

1. Macam-macam Nomor Lompat

Dalam cabang olahraga atletik ada 4 (empat) nomor lompat yang biasa diperlombakan,

yaitu nomor lompat: (1) jauh, (2) tinggi, (3) jangkit, dan (4) tinggi galah.

Dari masing-masing nomor lompatan tersebut, terdapat bermacam-macam bentuk atau

sikap badan sewaktu berada di udara atau diatas mistar, yang kita kenal dengan istilah

gaya.

Nomor lompat yang akan diuraikan di sini, adalah nomor lompat jauh gaya jongkok

dan gaya menggantung serta nomor lompat tinggi gaya gunting dan gaya guling. Nomor

lompat yang akan diuraikan di sini, adalah nomor lompat jauh gaya jongkok dan gaya

menggantung serta nomor lompat tinggi gaya gunting dan gaya guling.

2. Teknik Lompat Jauh

Untuk memperoleh hasil lompatan yang optimal, selain si pelompat itu harus memiliki

kecepatan, ketepatan, kekuatan, kelentukan dan koordinasi gerakan, juga harus menguasai

tekniknya.

Teknik untuk lompat jauh yang harus benar-benar dikuasai oleh para pelompat, adalah:

a. Awalan atau ancang-ancang

b. Sikap atau tumpuan

c. Sikap badan diudara

d. Sikap mendarat

a. Awalan

Awalan atau ancang-ancang adalah gerakan permulaan untuk mendapatkan kecepatan

pada waktu akan melakukan lompatan. Kecepatan yang diperoleh dari hail awlan ini

disebut dengan kecepatan horizontal, yang sangat berguna untuk membantu kekuatan

tolakan ke atas ke depan (pada lompat jauh atau lompat janggkit)

Jarak awalan yang biasa digunakan dalam perlombaan nomor lompat jauh adalah: (1)

untuk putra antara 40 sampai dengan 50 m, (2) untuk putri antara 30 sampai dengan 45 m.

Namun untuk murid-murid SD di sesuaikan dengan tingkat kemampuannya, misal antara

15 s/d 30 m, atau antara 15 sampai dengan 20 m.

Page 23: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Cara untuk menentukan jarak awalan sampai ke papan tolakan supaya tepat, dapat

dilakukan dengan jalan:

1) Mencoba beberapa kali lari secepat-cepatnya dari batas permulaan pengambilan

awalan sampai ke papan tolakan. Jika sudah tepat baru diukur.

2) Mencoba beberapa kali lari secepat-cepatnya mulai dari papan tolakan ke tempat

permulaan akan mulai melakukan awalan. Jika sudah tepat baru diukur.

3) Menggunakan gabungan dari kedua cara tersebut di atas.

Untuk menjaga kemungkinan ketidaktepatan antara awalan dan tolakan, biasanya dilakukan

dengan menempatkan dua buah tanda, yaitu tanda ke-I diletakkan pada permulaan akan

melakukan awalan, dan tanda yang kedua diletakkan beberapa meter sebelum papan

tolakan.

Lapangan lompat Jauh (Aip Syarifudin dan Muhadi 1992)

Gambar 57

Tanda ke-I digunakan untuk permulaan akan melakukan awalan.

Tanda ke-II digunakan jika merasa awalan tidak cocok, maka berbelok ke kiri atau ke

kanan.

Sebab jika berbelok sudah lewat dari tanda ke-II, akan sulit untuk menghindarkan

diskualifikasi.

b. Tolakan (Take-off)

Tolakan adalah perpindahan dari gerakan horizontal ke arah vertical yang dilakukan

dengan cepat. Kekuatan tolakan diperoleh dari kekuatan kaki yang yang digunakan untuk

menolak, dibantu dengan kecepatan awalan.

Pada waktu akan melakukan tolakan, badan agak dikendangkan ke belakang, kaki

tumpu atau kaki tolak lurus, kaki belakang atau kaki ayun lututnya agak dibengkokkan,

berat badan berada pada kaki belakang, kedua tangan ke belakang, dan kepala agak

ditengadahkan. Pada waktu melakukan tolakan, bersamaan dengan menolakkan kaki tolak

yang sekuat-kuatnya ke atas kedepan pada papan tolakan, kaki yang belakang ayunkan

Page 24: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

sekuat-kuatnya dari belakang ke atas kedepan lurus dibantu dengan ayunan kedua tangan

dari belakang ke depan ke atas.

Gerakan tolakan kaki (Aip Syarifudin dan Muhadi 1992)

Gambar 58

c. Sikap badan di udara

1) Untuk lompat jauh gaya jongkok (gaya Ortodok)

Sikap badan di udara jongkok, badan dibulatkan, kedua lutut ditekuk, kedua tangan

lurus ke depan.

Teknik lompat jauh gaya jongkok (Victor G Simanjuntak, dkk, 2008)

Gambar 59

2) Untuk lompat jauh gaya menggantung (hang style)

Sikap badan di udara dilentingkan ke belakang, kedua tungkai ke belakang, dan kedua

tangan ke atas ke belakang, seperti orang yang sedang menggantung. Perhatikan sikap

badan pada gambar di bawah ini.

Teknik lompat jauh gaya menggantung (hang style) (Victor G Simanjuntak, dkk,

2008)

Gambar 60

Page 25: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

3) Untuk lompat jauh gaya jalan di udara (walking in the air)

Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. Mengapa disebut

gaya berjalan di udara, karena gerak dari sikap badan di udara menyerupai orang yang

sedang berjalan. Fase yang harus dilalui dalam lompat jauh jalan di udara hampir sama

dengan dua jenis lompat jauh yang sebelumnya. Fase tersebut adalah fase awalan,

tumpuan, melayang, dan mendarat.

Teknik lompat jauh gaya jalan di udara (walking in the air)

(Victor G Simanjuntak, dkk, 2008)

Gambar 61

d. Sikap mendarat

Pada waktu akan mendarat usahankan agar dapat membawa berat badan ke depan, yaitu

dengan cara membungkukkan badan ke depan, kedua tungkai atau kaki diluruskan, kedua

tangan diayunkan ke depan. Pada waktu kedua kaki mendarat segera kepala tundukkan

kedepan, badan bungkukkan ke depan, kedua lutut ditekuk atau dibengkokkan, dan kedua

tangan dibawa ke depan. Perhatikan gambar di bawah ini

.

Sikap/teknik mendarat lompat jauh (Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992)

Gambar 62

3. Lompat Jangkit (Hop Step and Jump)

Lompat jangkit atau lompat jingkat atau sering juga dikatakan lompat tiga, adalah suatu cara

melompat di mana si pelompat melakukan lompatan yang didahului dengan berjingkat,

Page 26: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

kemudian melangkah, terus melompat. Misalnya bila si pelompat berjingkat dengan kaki

kiri sebagai kaki tumpunya, maka pelaksanaannya sebagai berikut:

Berjingkat dengan kaki kiri mendarat dengan kaki kiri lagi, kemudian kaki kanan

dilangkahkan ke depan, pada saat kaki kanan mendarat terus melompat sejauh-jauhnya.

Secara singkat pelaksanaannya sebagai berikut: kiri-kiri – kanan – melompat.

Teknik untuk melompat jangkit sama seperti teknik untuk lompat jauh, bedanya adalah

didahului jinjit/jangkit, langkah, kemudian lompat.

Teknik Lompat Jangkit (Hop Step and Jump)

Gerry A. Carr 1997

Gambar 63

4. Lompat Tinggi

Yang dimaksud dengan lompat tinggi di sini, adalah suatu bentuk lompatan dalam

usaha untuk dapat melewati rintangan atau mistar yang dipasang setinggi-tingginya

dengan menggunakan tolakan satu kaki. Untuk dapat mencapai hasil lompatan yang

setinggi-tingginya (optimal), selain si pelompat itu memiliki kecepatan, ketepatan,

kekuatan, kelentukan, dan koordinasi gerakan, juga harus menguasai tekniknya.

Teknik untuk nomor lompat tinggi yang harus benar-benar dipahami dan dikuasai oleh

para pelompat maupun murid-murid SD, adalah:

a. Awalan atau ancang-ancang.

b. Tolakan atau tumpuan.

c. Sikap badan di atas mistar.

d. Sikap mendarat.

a. Awalan atau ancang-ancang

Cara melakukan awalan untuk lompat tinggi agak berbeda dengan awalan untuk

melompat jauh. Pengambilan awalan pada lompatan tinggi biasanya dengan

mempergunakan langkah, misalnya 3 langkah, 5 langkah, 7 langkah, dan seterusnya sesuai

dengan ketinggian mistar yang akan dilompatinya. Kecepatan awalan dalam lompat tinggi

Page 27: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

biasanya dilakukan secara berangsur-angsur, artinya mulai dari pelan makin lama makin

cepat. Namun yang perlu diperhatikan adalah, bahwa tiga langkah yang terakhir akan

melakukan tolakan, langkah harus lebih panjang dan cepat, serta badan agak direndahkan

dan agak dikendangkan atau dicondongkan ke belakang.

Teknik pengambilan awalan (Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992)

Gambar 64

b. Tolakan

Tolakan adalah perpindahan gerakan dari kecepatan horizontal kearah vertical, yang

harus dapat dilakukan dengan cepat dan kuat, dibantu dengan ayunan kaki belakang, kedua

lengan, gerakan badan dan kepala. Sedangkan sikap badan pada waktu akan melakukan

tolakan adalah sebagai berikut:

1) Pada saat akan melakukan tolakan, secepatnya pergelangan kaki tolak atau tumpu

kendangkan ke atas, badan direbahkan ke belakang hingga berat badan pada kaki belakang

(kaki ayun).

2) Lutut kaki ayun agak dibengkokkan, bersiap-siap dengan pengumpilnya yang panjang

untuk diayunkan ke depan ke atas mistar.

3) Kedua lengan atau tangan berada dibelakang lurus, bersiap-siap untuk diayunkan dari

belakang ke depan ke atas, dan terus ke belakang atas untuk membawa persendian bahu

ke atas dan membantu mengangkat badan, dalam usaha mempertinggi kekuatan tolakan.

4) Kepala ditengadahkan.

Teknik tolakan kaki (Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992)

Page 28: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Gambar 65

c. Sikap badan di atas mistar

1) Sikap badan di atas mistar pada lompat tinggi gaya gunting (eastern cut off), adalah

sebagai berikut:

a. Setelah kaki yang diayunkan melewati di atas mistar dan pada saat badan berada

diatas mistar, segera badan berbalik kearah tempat mengambil awalan dan

bersamaan dengan kaki tolak atau tumpu disilangkan (diguntingkan) di bawah kaki

ayun.

b. Mendarat dengan kaki tolak lagi, dan badan menghadap ketempat permulaan

mengambil awalan.

c. Awalan pada lompat gaya gunting, dilakukan dari depan. Perhatikan gambar di

bawah.

Beberapa Sikap badan (gaya) di atas mistar lompat tinggi (Suyono 1993)

Gambar 66

2) Sikap badan di atas mistar pada lompat tinggi gaya guling, ada dua macam yaitu:a) gaya

guling sisi (western roll), dan b) gaya guling perut (straddle).

a) Gaya giling sisi (western roll)

1. Awalan dari samping, sudut awalan antara 28-30 derajat, menolak dengan kaki yang

terdekat dengan mistar.

2. Setelah kaki ayun melewati di atas mistar, segera kaki tolak disilangkan di bawah

kaki ayun, badan dimiringkan di atas mistar kea rah tempat pengambilan awalan.

3. Mendarat dengan kaki tolak lagi, badan membungkuk, kedua tangan menyentuh

tanah atau pasir atau kasur busa, menghadap ke tempat awalan. Perhatikan gambar

di bawah.

Page 29: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Lompat tinggi gaya guling sisi (Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992)

Gambar 67

b) Gaya guling perut (straddle)

1. Awalan dari samping, sudut awalan antara 28 – 30 derajat, menolak dengan kaki yang

terdekat dengan mistar.

2. Setelah kaki ayun melewati di atas mistar, segera badan dibalikkan telungkup di atas

mistar, usahakan pinggul lebihh tinggi dari pundak, kepala tundukkan ke bawah mistar.

Tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di belakang punggung atau rapat pada

perut. Kaki tolak atau tumpu dengan lutut ditekuk ke samping atas agak ke belakang.

3. Mendarat pada kaki ayun bersamaan dengan tangan (kaki kanan tangan kanan),

diteruskan berguling ke depan pada bahu (bahu kanan). Perhatikan gambar di bawah.

Lompat Tinggi gaya Guling perut (straddle)

(Aip Syarifudin dan Muhadi, 1992)

Gambar 68

d. Sikap Mendarat (landing)

Sikap mendarat atau sikap jatuh pada lompat tinggi, sebenarnya sudah tidak lagi

menjadikan suatu unsur yang menentukan keberhasilan lompatan. Karena tugas si

pelompat itu selesai pada saat si pelompat dapat melewati mistar. Namun untuk menjaga

terjadinya kecelakaan, maka perlu diusahakan agar pada waktu mendarat si pelompat itu

tidak mengalami kecelakaan atau cedera. Caranya antara lain sebagai berikut:

Page 30: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

1) Untuk lompat tinggi gaya gunting dan gaya guling sisi, usahakan pada waktu mendarat

badan mengeper, dengan jalan membungkukkan badan dan membengkokkan lutut.

2) Untuk lompat tinggi gaya guling perut, usahakan kaki ayun dan tangan yang dekat

dengan kaki ayun bersama-sama mendarat, dengan badan mengeper, terus berguling ke

depan pada bahu.

3) Gaya Flop

Lompat tinggi gaya flop merupakan gaya yang terbaru dan sekarang banyak

dipergunakan oleh pelompat-pelompat dunia. Dibandingkan dengan gaya yang lain,

gaya ini lebih efesien dalam memanfaatkan momentum ke atas dari gaya centrifugal.

Fase-fase dalam lompat tinggi gaya flop adalah sebagai berikut: awalan, tumpuan,

melayang dan pendaratan.

a. Fase awalan

Awalan dalam lompat tinggi gaya flop biasanya dilakukan lari awalan 9 sampai 11

langkah melalui garis yang melengkung untuk 4 sampai 5 langkah terakhir. Langkah

awalan ini lebih pendek dari pada langkah awalan untuk lompat tinggi gaya standdle,

terutama beberapa langkah terakhir dan gerak tumit pertama yang berat dikurangi.

Gerak kaki dari sedikit mengikuti suatu jalur yang pararel dengan mistar lompat,

langkah terakhir dilakukan cepat dan lebih pendek dari pada langkah kedua dari

belakang. Lengan bersiap untuk melakukan gerakan mengangkat yang terakhir

sedangkan badan condongkan ke belakang sedikit.

b. Fase tolakan/take off

Ini terjadi sangat cepat, kaki penolak ditekuk sedikit dari pada gaya straddle dan kaki

yang belum umumnya diangkat dengan dibengkokkan, kaki penolak, mengikuti

garis normal dari lengkung awalan, dicampakkan hampir pararel dengan mistar

lompat dan kaki bebas memutar ke dalam pada saat lutut diangkat kuat setinggi

pinggang. Gerak rotasi untuk memutar punggung terhadap mistar lompat dihasilkan

oleh keduanya, oleh kaki bebas ditarik ke dalam menyilang badan oleh kaki penolak

memutar menghadap suatu garis yang lebih pararel dengan mistar lompat. Kedua

lengan didorongkan ke atas sekuat-kuatnya dan sendi bahu dalam gerakan

mengangkat ini. Ada sedikit gerak memilin antara bahu dan pinggang, dengan bahu

dan muka diputar sedikit terhadap mistar.

c. Fase Melayang

Pada fase titik tinggi lompatan, atlet telah memutar sedemikian sehingga

punggungnya menghadap mistar lompat. Kedua kaki tergantung rileks, ditekuk dan

Page 31: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

sedikit terpisah. Pinggang terangkat, menghasilkan sikap melengkung yang khas.

Pada ketinggian mistar, badan terus berotasi memutar bagian atasnya melintang.

Kepala dan bahu diturunkan ke arah matras pendaratan kemudian segera sesudah

pingang melewati mistar, kepala melewati atas dan kaki yang saat ini bengkok adalah

diangkat. Melewati mistar yang terakhir dilakukan dengan pertama mengangkat lutut

kemudian segera meluruskan kaki. Pendaratan dilakukan dengan punggung dan kaki

terus bergerak ke belakang.

Teknik Lompat tinggi gaya Flop (IAAF (1990)

Gambar 69

Berdasarkan gambar di atas dapat dianalisis bahwa fase dalam lompat tinggi gaya flop dapat

dibagi atas empat (4) fase; approach (awalan sampai langkah terakhir), take off (tolakan), bar

clearance (posisi melayang melewati mistar), dan landing (pendaratan).

Hal-hal yang perlu untuk dihindari dalam lompat tinggi gaya flop adalah sebagai berikut:

a) Lari awalan yang terlalu kencang.

b) Langkah akhir yang telalu panjang dan lambat.

c) Condong badan ke arah mistar lompat.

d) Kekurangan daya angkat dari lengan pada saat bertolak.

e) Sikap badan yang kurang menguntungkan di atas mistar.

f) Membentuk lengkung badan yang prematur/mendahului.

g) Gerakan melewati mistar terlalu lambat oleh tungkai kaki.

Hal-hal yang harus diutamakan dalam lompat tinggi gaya flop adalah sebagai berikut:

1) Lari awalan dengan kecepatan yang terkontrol.

2) Lakukan langkah akhir cepat.

3) Ciptakan angkatan vertikal pada saat bertolak/take off.

4) Dorong bahu dan lengan ke atas pada saat bertolak.

Page 32: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

5) Turunkan kepala dan angkat pinggang di atas mistar.

6) Habiskan gerak angkatan secara maksimal sebelum memulai gerak rotasi/memutar.

7) Angkatlah kaki dan kemudian luruskan dengan cepat segera setelah pinggang melewati

mistar (Suyono, 1993: 73).

E. Nomor Lempar

1. Macam-macam Nomor Lempar

Di dalam cabang olahraga atletik ada 4 (empat) nomor lempar yang biasa di

perlombakan nomor lempar: (1) lembing, (2) cakram, (3) tolak peluru, dan (4) lontar

martil.

Nomor lempar yang harus diajarkan di SD, adalah lempar bola kecil dan bola besar,

tolak peluru dan lempar lembing.

2. Teknik Melempar Bola Kecil dan Bola Besar

Latihan melemparkan bola kecil dan bola besar bagi murid-murid di SD, dimaksudkan

sebagai persiapan menuju kepada lempar lembing dan tolak peluru. Bola kecil yang dapat

dipergunakan untuk latihan melempar antara lain adalah: bola tenis, bola kasti, bola

rounders, atau bola base ball dan soft ball. Sedangkan bola besar dapat dipergunakan bola

voli, bola basket, bola tangan, atau bola kaki.

a. Teknik melempar bola kecil

Untuk teknik melempar bola kecil bagi murid-murid SD, dapat Anda pelajari kembali

pada pelajaran pengembangan kemampuan jasmani yang telah dikemukakan pada

bagian yang lalu.

b. Teknik melempar bola besar

Latihan melemparkan bola besar bagi murid-murid SD, sebagai persiapan menuju

kepada tolak peluru. Oleh karena itu di dalam pelaksanaannya bola itu bukan

dilemparkan, tetapi di tolakkan. Teknik melemparkan bola besar sebagai persiapan

menuju kepada tolak peluru, adalah sebagai berikut:

Sikap permulaan:

Berdiri tegak, kaki kiri diddepan kaki kanan di belakang. Kedua tangan memegang bola

dengan sikut dibengkokkan dekat ke dada (kalau menolak dengan tangan kanan, kalau

dengan tangan kiri kebalikannya). Pandangan ke arah sasaran.

Gerakannya:

Sambil kedua tangan membawa bola ke atas pundak kanan, badan direbahkan ke belakang,

lutut kaki kanan agar dibengkokkan, berat badan pada kaki kanan, kaki kiri lurus ke depan

lemas. Kemudian dorong atau tolakkan bola sekuat-kuatnya dengan tangan kanan ke depan

Page 33: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

ke atas saat lengan lurus. Dibantu dengan kekuatan menolakkan kaki kanan dan

melonjakkan badan ke depan ke atas. Bola lepas pada saat lengan lurus, sambil kaki kanan

mendarat, kaki kiri diangkat lemas ke belakang dan badan condong ke depan.

3. Tenik Tolak Peluru

Berat peluru digunakan dalam perlombaan atletik adalah: untuk putri 4 kg, untuk putra

7 seperempat kilogram. Sedangkan untuk murud-murid SD beratnya adalah: Untuk putri

2 – 3 kg. untuk putra 3 – 4 kg.

Teknik untuk tolak peluru yang harus dipahami dan dikuasai oleh murid-murid SD

maupun para atlet, antara lain adalah:

a. Cara memegang dan meletakkan peluru.

b. Sikap badan pada waktu akan menolak.

c. Cara menolakkan peluru.

d. Sikap akhir setelah menolak.

e. Cara mengambil awalan.

a. Cara memegang dan meletakkan peluru

Peluru diletakkan pada ujung pangkal telapak tangan dengan jari-jari tangan

dijarangkan mencengkeram atau memgang peluru. Ibu jari tangan menjaga agar peluru

tidak tergelincir ke dalam, dan jari kelingking menjaga agar peluru tidak tergelincir ke

luar. Kemudian peluru diletakkan pada bahu atau pundak menempel pada leher, sikut

ditekuk ke samping agak serong ke depan lemas, tangan kiri dengan sikut dibengkokkan

berada di depan badan lemas untuk menjaga keseimbangan.

Cara memegang peluru (Muhajir, 2004)

Gambar 70

b. Sikap badan pada waktu akan melakukan peluru

Page 34: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Kaki kiri di depan lurus, kaki kanan di belakang dengan lutut dibengkokkan, berat badan

pada kaki kanan, dan badan menyampingi arah tolakan. Tangan kiri dengan sikut

dibengkokkan menuju kearah tolakan lemas (bagi orang yang tidak kidal).

c. Cara menolakkan peluru

Peluru dari bahu di dorong dengan tangan kanan ke atas ke depan sekuat-kuatnya, hingga

tangan lurus. Gerakan dimulai dari persendian bahu dan peluru lepas pada saat angan lurus

dengan kekuatan tangan, dibantu dengan kekuatan seluruh anggota badan dengan menolak

kaki kanan dan melonjakkan badan ke atas ke depan.

d. Sikap akhir setelah menolakkan peluru

Sikap akhir setelah menolakkan peluru sering juga dikatakan dengan gerak lanjutan (follow

thrue), yaitu kaki kanan mendarat kaki kiri diangkat lemas ke belakang, badan condong ke

depan, tangan kiri ke bawah belakang dan tangan kanan dengan sikut dibengkokkan berada

depan dekat ke perut lemas untuk menjaga keseimbangan agar tidak jatuh ke depan.

Pandangan ke arah jalannya peluru dan ke tempat peluru jatuh. Rangkaian urutan teknik

tolak peluru dari a sampai dengan d, dapat diperhatikan pada bagan gambar di bawah ini.

Rangkaian sikap/teknik dasar tolak peluru tanpa awalan

(Muhajir, 2004)

Gambar 71

e. Cara mengambil awalan

Dalam perlombaan tolak peluru dilaksanakan dalam lapangan yang berbentuk lingkaran

dengan ukuran sebagai berikut: Garis tengah lingkaran = 2,135 m, sudut lemparan = 40o

balok tolakan tebalnya = 10 cm dan panjangnya = 1,22 m, dan batas tengah lapangan ke

kiri dan ke kanan masing-masing = 0,75 m yaitu batas ke luar setelah menolak. Perhatikan

pada gambar berikut.

Page 35: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Lapangan tolak peluru (Muhajir, 2004)

Gambar 72

Cara mengambil awalan dalam tolak peluru yang biasa dipergunakan ada dua cara,

yaitu: (1) cara menyampingi arah tolakan, dan (2) membelakangi arah tolakan (gaya

O’Brien).

1. Mengambil awalan dengan cara menyampingi arah tolakan

Berdiri di dalam lingkaran bagian belakang, sikap badan seperti pada latihan tanpa awalan.

Pada waktu akan menolakkan peluru, kaki kiri digerakkan ke depan lurus, bersamaan

dengan kaki kanan dilompat kedepan. Pada saat kaki kena pada balok tolakan, secepatnya

pinggul dan badan diputar hingga menghadap ke arah tolakan, serta bersamaan dengan

peluru ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan ke atas dengan bantuan kekuatan selurh tubuh,

diteruskan dengan gerak lanjutan.

Teknik tolak peluru dengan awalan menyamping (Yanto Kusyanto,1994)

Gambar 73

2. Mengambil awalan dengan cara membelakangi arah tolakan

Berdiri di dalam lingkaran bagian belakang badan membelakangi arah tolakan. Lutut kaki

kanan ditekuk, badan dibungkukkan ke depan, kaki kiri lurus ke belakang (ke arah tolakan)

lemas. Pada waktu peluru akan ditolakkan, kaki kiri diangkat dijulurkan sekuat-kuatnya

Page 36: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

atau secepat-cepatnya ke arah tolakan bersamaan dengan kaki kanan diseret atau ditarik

mengikuti gerakan kaki kiri dan usahakan keadaan badan tetap condong ke depan.

Pada saat kaki kiri kena pada balok tolakan, secepatnya badan putar bersamaan dengan

pinggul didorong ke depan ke atas, dan pada saat badan menghadap ke arah tolakan

secepatnya dan sekuat-kuatnya tolakan peluru ke atas ke depan dengan bantuan kekuatan

seluruh tubuh yang diteruskan dengan gerak lanjutan.

Teknik tolakan peluru dengan awalan membelakang

(Aip Syarifudin dan Muhadi 1992/1993)

Gambar 74

4. Teknik Lempar Lembing (javelin throw)

Teknik melempar lembing pada dasarnya hampir sama dengan cara melemparkan bola

kasti atau bola kecil, namun mengingat alat yang akan dilemparkan itu mempunyai ukuran

berat dan panjang, maka teknik untuk lempar lembing yang harus dipahami dan dikuasai

oleh murid-murid SD atau para pelempar adalah:

a. Cara memegang lembing

b. Sikap badan waktu akan melempar

c. Cara melemparkan lembing

d. Sikap badan setelah melemparkan lembing

e. Cara mengambil awalan dan membawa lembing.

Lembing yang biasa dipergunakann dalam perlombaan terbuat dari kayu atau dari metal

(logam) yang pada ujungnya dipasang mata lembing yang runcing. Ukuran lembing yang

dipergunakan untuk perlombaan adalah:

a. Untuk putra : berat = 800 gram (antara 805 – 825 gram)

Panjang = 2,60 – 2,70 m

b. Untuk putri : berat = 600 gram (605 – 620 gram)

Panjang = 2,20 – 2,30 m

c. Baik untuk putra maupun putri, pada titik tengah (di tengah-tengah) lembing dililit

dengan

Page 37: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

tali yang terbuat dari benang sepanjang kurang lebih 150 – 160 mm, yaitu untuk

pegangannya.

Lembing yang biasa digunakan untuk latihan di sekolah-sekolah termasuk SD, adalah

lembing bambu.

a. Cara memegang lembing

Cara memgang lembing yang umum digunakan ada dua macam, yaitu: (1) dengan ibu

jari dan telunjuk, dan /(2) dengan ibu jari dan jari tengah. Caranya sebagai berikut:

1) Pegangan dengan ibu jaridan telunjuk

Lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembingnya menuju

ke badan, kemudian ibu jari dan telunjuk memegang pangkal lilitan tali lembing yang

kuat atau erat agar dapat mendorong lembing pada waktu dilemparkan. Sedangkan jari-

jari yang lain turut membantu memegang dan menutupi lilitan tali lembing dengan

lemas.

2) Pegangan dengan ibu jari dan jari tengah

Sama seperti di atas, hanya yang memegang pangkal tali lembing adalah ibu jari dan jari

tengah. Sedangkan jari-jari yang lainnya sama seperti di atas. Untuk lebih jelasnya

perhatikan pada gambar berikut.

Cara memegang lembing

(Aip Syarifudin dan Muhadi 1992/1993)

Gambar 75

b. Sikap badan waktu akan melemparkan lembing

Berdiri tegak, kaki kiri di depan, kaki kanan di belakang. Lembing dipegang dengan tangan

kanan atau kiri (sesuai dengan kebiasaan) di atas kepala dengan sikut dibengkokkan ke

samping, ujung mata lembing menuju ke bawah atau ke arah sasaran. Keadaan seluruh

badan lemas, tangan kiri dengan sikut dibengkokkan berada di depan badan untuk

membantu menjaga keseimbangan.

c. Cara melemparkan lembing

Page 38: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Pada waktu lembing akan dilemparkan, dari atas kepala lembing dibawa ke belakang

dengan tangan lurus diputar diputar ke dalam. Badan direbahkan ke belakang dengan lutut

kaki kanan dibengkokkan, berat badan berada pada kaki kanan. Kemudian bersamaan

dengan membengkokkan sikut, lembing dibawa secepat-cepatnya ke atas kepala, pinggul

didorong ke depan, dan lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas kepala ke atas ke

depan hingga tangan lurus. Dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuat-kuatnya ke atas

ke depan dan badan dilonjakkan ke atas ke depan. Lembing lepas pada saat tangan lurus,

dan jari-jari tangan mendorong pangkal tali lembing.

d. Sikap badan setelah melemparkan lembing (follow thrue)

Setelah kaki kanan ditolakkan keatas ke depan mendarat kaki kiri diangkat ke belakang

lemas. Badan agak miring dan condong ke depan kaki kiri ke belakang lemas, tangan

kanan dengan sikut agak dibengkokkan berada di bawah dekat ke perut, dan tangan kiri

lemas ke belakang. Pandangan ke arah jalannya lembing sampai jatuh. Perhatikan gambar

di bawah.

Lempar Lembing tanpa awalan (Jess Jarver, 2007)

Gambar 76

e. Cara mengambil awalan dan membawa lembing

Teknik melemparkan lembing dengan awalan yang biasa digunakan adalah:

1. Dengan menggunakan langkah silang (Cross step)

2. Dengan menggunakan berjingkat dan melangkah (hop step)

1) Teknik pengambilan awalan dengan langkah silang

Awalan dilakukan dengan secepat-cepatnya dengan lembing dibawa di atas kepala atau

di samping badan (sesuai dengan kebiasaan atau keenakannya), kemudian beberapa

meter (kurang lebih antara 6-8 m) sebelum batas lemparan mengadakan langkah silang

(cross step), yaitu pada kaki kanan menginjak tanda 6 atau 8 m di belakang batas

lemparan, segera kaki kiri dilangkahkan ke depan, badan diputar ke samping kanan dan

lembing dibawa ke belakang lurus. Pada saat kaki kiri mendarat, segera kaki kanan

dilangkahkan ke depan kaki kiri menyilang, pada saat kaki kanan mendarat secepatnya

kaki kiri dilangkahkan lagi ke depan lurus. Badan dimiringkan ke belakang. Bersamaan

Page 39: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

dengan kaki kiri mendarat, secepatnya dan sekuat-kuatnya lemparkan lembing dari

belakang melewati atas kepala ke atas ke depan dibantu dengan kekuatan tolakan kaki

kanan dan lonjakan badan ke atas ke depan, dan diteruskan dengan gerak lanjutan (follow

through). Perhatikan gambar di bawah.

Lempar Lembing dengan awalan (Jess Jarver, 2007)

Gambar 77

F. Perlombaan Gabungan

Yang dimaksud dengan perlombaan gabungan di sini, adalah suatu bentuk perlombaan di

mana seorang atletik harus melakukan beberapa nomor yang terdapat dalam cabang

olahraga atletik dalam batas waktu yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1. Macam-macam Perlombaan Gabungan

a. Pancalomba

Pancalomba terdiri atas 5 perlombaan (event) yang harus dilombakan dalam satu hari,

dengan urutan sebagai berikut: lompat jauh, lempar lembing, lari 200 m, lempar cakram,

dan lari 1500 meter

b. Dasalomba

Dasalomba terdiri atas 10 perlombaan (event) yang harus diselesaikan dalam perlombaan

selama dua hari berturut-turut, dengan urutan sebagai berikut:

Hari pertama : Lari 100 m, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, dan lari 400 m,

Hari kedua: Lari 110 m gawang, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing,

dan lari 1500 m.

c. Saptalomba dan Hepatathlon

Saptalomba terdiri atas 7 perlombaan (event) yang dilombakan dalam dua hari secara

berturut-turut, dengan urutan sebagai berikut :

Hari pertama : Lari 100 m gawang, lompat tinggi, tolak peluru, dan lari 200 m

Hari kedua : Lompat jauh, lempar lembing, dan lari 800 m.

d. Trilomba

Trilomba adalah perlombaan gabungan yang diperuntukkan bagi murid-murid Sekolah

Dasar. Trilomba terdiri atas 3 perlombaan (event) yang harus dilaksanakan dalam satu hari.

Dengan urutan sebagai berikut : lari cepat 60 m untuk putrid 80 m untuk putra, tolak peluru,

Page 40: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

dan lompat jauh. Adapun jenis perlombaan selain seperti tersebut di atas adalah sebagai

berikut :

a. Pancalomba dan dasalomba untuk putra

b. Saptalomba untuk putri

c. Perlombaan gabungan untuk sekolah :

1. Untuk murid-murid SD Trilomba

2. Untuk siswa-siswa SLTP Pancalomba

3. Untuk siswa-siswa SLTA Pancalomba

Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam nomor-nomor atletik, di bawah ini

akan dikemukakan mengenai : Unsur-unsur pokok untuk nomor lari, lompat dan lempar.

Unsur-unsur Pokok (Basic fundamental)

Untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan prestasi optimal dalam cabang olahraga

atletik, para Pembina, atletik maupun guru pendidikan jasmani perlu memahami dan

menguasai mengenai unsur-unsur pokok di bawah ini.

a. Unsur-unsur pokok untuk nomor lari

Unsur-unsur pokok untuk nomor lari yang harus dipahami dan dikuasai, adalah:

1) Harus mempunyai kecondongan badan sesuai dengan jarak dan kecepatan yang akan

ditempuh.

2) Harus dapat mengatur pernapasan secara wajar.

3) Harus ada koordinasi dan relasi antara semua otot yang mempunyai hubungan yang

satu dengan yang lainnya

4) Harus mempunyai irama langkah dan ayunan tangan sesuai dengan kecepatan

lainnya.

b. Unsur-unsur pokok untuk nomor lompat

Unsur-unsur pokok untuk nomor lompat yang harus dikuasai adalah:

1) Harus dapat membangun daya momentum yang sebesar-besarnya.

2) Harus dapat memindahkan momentum-momentum yang horizontal kea rah vertical

3) Harus dapat mempersatukan paduan dari daya-daya tersebut dengan tenaga badan pada

saat melakukan tolakan

4) Harus dapat memanfaatkan titik berat badan (center of gravity) yang efisien.

c. Unsur-unsur pokok untuk nomor lempar

Unsur-unsur pokok untuk nomor lempar yang harus dipahami dan dikuasai adalah:

1) Harus dapat membangun body momentum yang sebesar-besarnya

Page 41: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

2) Harus dapat menggabungkan momentum yaitu tersebut dengan tenaga seluruh badan

yang besar-besarnya, melalui suatu jarak waktu maksimum pada lintasan titik berat

badan yang seproduktif mungkin. Kecepatan alat yang dilemparkan atau ditolakkan

ditentukan antara laian: oleh jarak di antara titik permulaan dan titik pelepasan dari alat

yang dilemparkan atau ditolakkan sejauh-jauhnya, dengan waktu yang sesingkat-

singkatnya.

Page 42: UNIT 5 ATLETIK - spada.fip.unm.ac.id

Tugas/Latihan

Setelah Anda pelajari materi atletik yang disajikan, maka untuk mengetahui sampai sejauh

mana pemahaman dan penguasaan Anda terhadap materi tersebut coba kerjakanlah tugas-

tugas/latihan di bawah ini.

1. Apa yang dimaksud dengan atletik? Dan apa yang Anda ketahui tentang cabang olahraga

atletik tersebut? Jelaskan dengan kalimat Anda sendiri!

2. Dapat dijadikan berapa bagiankah cabang olahraga atletik itu? Coba tuliskan nomor-nomor

apa saja yang terdapat dalam setiap bagiannya?

3. Untuk dapat melakukan nomor-nomor atletik dengan benar, murid-murid atau atlit harus

memahami dan menguasai teknik dasarnya dulu. Teknik-teknik dasar apakah yang

dimaksud itu? Coba jelaskan satu per satu!

4. Jelaskan dengan kalimat Anda sendiri, bagaimana cara menerapkan nomor jalan, lari,

lompat dan lempar kepada murid-murid SD kelas I sampai VI !

5. Bagaimanakah cara mengklasifikasikan teknik dan nomor-nomor atletik pada murid-murid

SD? Coba jelaskan dengan kalimat Anda sendiri dan berikan beberapa contohnya!

6. Bagaimanakah cara Anda dapat menentukan teknik nomor-nomor atletik yang dilakukan

oleh murid-murid SD itu benar? Coba jelaskan dan berikan contohnya!

7. Anda ciptakan beberapa bentuk dan variasinya mengenai rangkaian gerak jalan, lari, lompat

dan lempar dalam bentuk video yang didownload di youtube untuk:

a. Murid-murid SD kelas rendah

b. Murid-murid SD kelas tinggi

CATATAN

• DIKIRIM KE CLASSROOM SEBELUM PERTEMUAN PERKULIAHAN

BERIKUTNYA (JAM 23.59) WITA.

SILAHKAN ANDA PELAJARI UNIT 5 ATLETIK DAN SETELAH ITU ANDA

SELESAIKAN TUGAS YANG ADA PADA FILE UNIT 5 KEMUDIAN DIKIRIM KE

CLASSROOM SEBELUM PERTEMUAN PERKULIAHAN BERIKUTNYA (JAM

23.59) WITA.