undang-undang nomor 20 tahun 2000 tentang perubahan undang-undang bphtb

Click here to load reader

Upload: fausta

Post on 05-Jan-2016

128 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB. DIGANTI. UU No 28 Tahun 2009 tentang PDRD. OBJEK BPHTB ( Pasal 85 UU PDRD ). Obyek BPHTB adalah perolehan hak atas Tanah dan / atau Bangunan. Perolehan hak. Pemberian hak baru. Jual beli. Tukar menukar. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

PowerPoint Template

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANGBPHTB

UU No 28 Tahun 2009 tentang PDRD

1HanKDIGANTI1OBJEK BPHTB(Pasal 85 UU PDRD)2Obyek BPHTB adalah perolehan hak atas Tanah dan/ atau BangunanPerolehan hakPemberian hak baruJual beliTukar menukarHibahHibah wasiatWarisPemasukan dalam perseroanPenggabungan/peleburan usahaPemisahan hakPutusan hakimHadiahKelanjutan pelepasan hak, yaitu pemberian hak baru dari negara atas tanah yang berasal dari pelepasan hak.Diluar pelepasan hak, yaitu pemberian hak baru dari negara atau dari pemegang hak milik berdasarkan undang-undang.HanKBukan Obyek BPHTB pasal 85 (4) PDRDHanKa. perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;b. negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum;c. badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut;d. orang pribadi atau Badan karena konversi hak atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama;e. orang pribadi atau Badan karena wakaf; danf. orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah.3SUBJEK PAJAKOrang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunandikenakan kewajiban membayar pajakWajib Pajak4HanK4JENIS PEROLEHAN HAK5Hak MilikHak Guna UsahaHak Guna BangunanHak PakaiHak Milik atas Rumah SusunHak PengelolaanHanKhak milikhak guna usahahak guna bangunanhak pakai

hak milik atas satuan rumah susun

hak pengelolaanJenis hak-hak atas tanahDiatur dalamUU Rumah Susun(UU No. 16 / 1985)Diatur dlm UUPA(UU No. 5 / 1960)Diatur dlm PP No. 112/20006HanK6Penggabungan usaha :Penggabungan dari dua badan usaha atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu badan usaha dan melikuidasi badan usaha lainnya yang menggabung.

Peleburan Usaha :Penggabungan dari dua atau lebih badan usaha dengan cara mendirikan badan usaha baru dan melikuidasi badan-badan usaha yang bergabung tersebut.

Pemekaran Usaha :Pemisahan suatu badan usaha menjadi dua badan usahaatau lebih dengan cara mendirikan badan usaha baru dan mengalihkan sebagian aktiva dan pasiva kepada badan usaha baru tersebut yang dilakukan tanpa melikuidasi badan usaha yang lama .7HanK7 Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya :

Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan dari orang pribadi atau badan kepada Perseroan Terbatas atau badan hukum lainnya sebagai penyertaan modal pada Perseroan Terbatas atau badan hukum lainnya tersebut .

Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan :

Pemindahan sebagian hak bersama atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan kepada sesama pemegang hak bersama . Pengertian8HanK8BPHTB KARENA WARIS/HIBAH WASIAT9Perolehan hak karena waris adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan oleh ahli waris dari pewaris, yang berlaku setelah pewaris meninggal dunia.Perolehan hak karena hibah wasiat adalah peroleh hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan dari pemberi hibah wasiat, yang berlaku setelah pemberi hibah wasiat meninggal dunia.HanKObjek pajak yang diperoleh karena

waris, hibah wasiat, dan pemberian hak pengelolaan

Menurut UU BPHTB pengenaan pajaknya diatur dengan Peraturan Pemerintah.Dengan UU PDRD, semua diatur dengan perda

10HanK10DASAR PENGENAANNilai Perolehan Objek Pajak(NPOP)Harga TransaksiNilai PasarNJOP PBBApabila harga transaksi atau nilai pasar tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP PBB- jual beli- penunjukan pembeli dlm lelangTukar menukar.Hibah.Hibah wasiat.Waris.Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya.Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan hak.Peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang memiliki kekuatan hukum tetap.Penggabungan usaha.Peleburan/pemekaran usaha.Hadiah.11HanK11NPOP TIDAK KENA PAJAK (UU PDRD)12NPOPTKP ditetapkan minimal Rp 60.000.000,-Dan untuk waris/hibah wasiat minimal Rp 300.000.000,-Ditetapkan secara regional oleh Perda kabupaten/kotaKecuali DKI Jakarta ditetapkan oleh Perda ProvinsiHanKNPOP TIDAK KENA PAJAK (UU PDRD Pasal 87)13Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling rendah sebesar Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.Dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat kebawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan paling rendah sebesar Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.HanKTARIF PAJAKPasal 55%Untuk kesederhanaan dan kemudahanpenghitungan pajakTarif TunggalBerdasarkan UU PDRD, maks 5 %, tergantung tiap daerah ditetapkan dalam Perda14HanK14Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak (max 5%) dengan Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOPKP). Besarnya NPOPKP adalah NPOP NPOPTKP. Apabila NPOP lebih rendah dari NJOP PBB tahun terjadinya transaksi, atau bila NPOP tidak diketahui, maka dasar pengenaan pajaknya adalah NJOP PBB.BPHTB = ( NPOP - NPOPTKP ) x Tarif

a t a u bila NJOP digunakan sebagai dasar pengenaan :

BPHTB = ( NJOP - NPOPTKP ) x TarifCara Penghitungan Pajak15HanK15SAAT TERUTANG PAJAK HanKJual Beli,Tukar Menukar,HibahPemasukan dl PerseroanPemisahan Hak, Penggabungan/Peleburan UsahaPemekaran Usaha, HadiahSejak Tgl dibuat dan ditandatanganinya AKTAWaris Sejak tgl ybs mendaftarkan peralihan Hak ke Kantor PertanahanPutusan HakimSejak Putusan PengadilanPemberian Hak BaruSejak Tgl ditandatangani dan diterbitkanSK Pemberian Hak BaruL e l a n gSejak Tgl Penunjukan Pemenang Lelang16Hibah WasiatSejak Tgl dibuat dan ditandatanganinya AKTA16URAIANPAJAK PUSATPAJAK DAERAHSubjekOrang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunanPasal 4 UU BPHTBSama Pasal 86 UU PDRDObjekPerolehan hak atas tanah dan atau bangunanPasal 2 UU BPHTBSamaPasal 85 UU PDRD

TarifSebesar 5%Pasal 5 UU BPHTBPaling Tinggi 5%Pasal 88 UU PDRDMatrik Perbandingan BPHTB17HanK17URAIANPAJAK PUSATPAJAK DAERAHNPOPTKPPaling banyak Rp300 Juta untuk Waris dan Hibah WasiatPaling rendah Rp300 Juta untuk Waris dan Hibah WasiatPaling banyak Rp 60 Juta untuk Selain Waris dan Hibah WasiatPasal 7 UU BPHTBPaling rendah Rp 60 Juta untuk Selain Waris dan Hibah WasiatPasal 87 ayat (4) dan ayat (5) UU PDRDBPHTB terutang5% x (NPOP NPOPTKP)Pasal 8 ayat (2) UU BPHTB5% (Max) x (NPOP-NPOPTKP)Pasal 89 ayat (1) UU PDRDMatrik Perbandingan BPHTB18HanK18URAIANPAJAK PUSATPAJAK DAERAHBPHTB terutang5% x (NPOP NPOPTKP)Pasal 8 ayat (2) UU BPHTB5% (Max) x (NPOP-NPOPTKP)Pasal 89 ayat (1) UU PDRDSaat Terutang Hibah WasiatSaat ybs mendaftarkan peralihan haknya ke BPNPasal 9 ayat (1) huruf i UU BPHTBsejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya aktaPasal 90 ayat (1) huruf d UU PDRDKeberatanPengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajakPasal 16 ayat (7) UU BPHTB

Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib PajakPasal 103 ayat (4) UU PDRDPenguranganPasal 20 UU BPHTB Pasal 36 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c UU KUP Pasal 95 ayat (4) huruf a dan Pasal 107 ayat (2) huruf e UU PDRDMatrik Perbandingan BPHTB19HanK19Tempat terutang pajak adalah di wilayah

Kabupaten, Kota, atau Provinsi yang meliputi letak Objek Pajak

Berdasarkan UU PDRD, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Tanahdan/atau Bangunan berada

20HanK20SSB

Surat Setoran Bea

21HanKHanK

SPPTPBBSurat Pemberitahuan Pajak Terhutang

22TATA CARA PEMBAYARAN (UU BPHTB)

WP,ssb:1bayarBank/K.PosPersepsissb = 5 lbrssb: 1,3,5ssb:5PejabatBank/K.PosOper. IIIKPPNssb:3Lap.blnCopy ssb(ssb:4)

KPP Pratamassb:223HanK23PEMBAGIAN HASIL BPHTB(Ps.23 UU; PMK: 04/PMK.07/08 & PMK: 98/PMK.05/2008)

WP,ssb:1bayarBank/K.PosPersepsissb = 5 lbrssb: 1,3,5ssb:5PejabatJumatSaldoND+ssb:2Bank/K.PosOper. IIISKUPusat : 20%Prop : 16%Kab/Kota64%ND+ssb:2KPPNssb:3Lap.blnCopy ssbRabusaldo(ssb:4)

KPP PratamaBerdasarkan UU PDRD, 100 % masuk ke pemda kab/kota24HanK24SKBKB jk wkt 5 thMelalui pemeriksaan atau ket lain Denda 2 % per bln mak 24 blnSKBKBTjk wkt 5 thDitemukan dt baru dan/atau sebelumnya blm terungkap sanksi kenaikan 100%, kecuali lapor sendiri sebelum diperiksaHanKPasal 97 UU PDRDDalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Daerah dapat menerbitkan:a. SKPDKB dalam hal:1) jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidakatau kurang dibayar;2) jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah dalam jangka waktu tertentu dansetelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran;3) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan.b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.25 Surat Tagihan BPHTB (STPd)STPdMenagih pajak yang tidak/ kurang dibayarMenagih pajak yang kurangdibayar karena salah tulis/Hitung pada SSPdMenagih sanksi adminis-trasi berupa bunga dan/Atau denda+ bunga 2%/Bulan, maks15 Bulan26HanKSurat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar (SKBKB)(UU BPHTB)

PajakKurangdibayarSKBKB+ bunga 2%/bln Maks 24 bulan sejak saat terhutang s/d diterbitkan SKBKB

Dasar PenagihanFiskusWajib PajakDalam jk. Waktu 5 thn sesudah saat terutang pajakBerdasarkan hasil pemeriksaan/ketlain27HanKa. SKPDKB dalam hal:1) jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidakatau kurang dibayar;2) jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah dalam jangka waktu tertentu dansetelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran;3) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan.

FiskusSKBKBT

Wajib PajakDasar Penagihan+ kenaikan 100%, kecuali WP melapor sebelum pemeriksaanSKBKBNovumSurat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar Tambahan (SKBKBT) Pasal 12Dalam jk. Waktu 5 thn sesudah terutang pajakBerdasarkan hasil pemeriksaanBukti baru28HanKSKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang.Pasal 97(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Daerah dapat menerbitkan:a. SKPDKB dalam hal:1) jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar; (sanksi 2%/bulan max 24 bl)2) jika SPTPD tidak disampaikan kepada Kepala Daerah dalam jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran; (sanksi 2%/bulan max 24 bl)3) jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terutang dihitung secara jabatan. (Sanksi 25 % ditambah sanksi 2 %/bulan max 24 bulan sejak saat terhutangnya pajak)b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang. (Sanksi 100%)c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.HanK29(UU PDRD)Kepala Daerah Atau Pejabat Yang ditunjukK E B E R A T A N

WAJIB PAJAKSKPdKBSKPdKBTSKPdLBSKPdNmaks 3 blnsejak diteri-manya skpmaks12 blnKEPUTUSAN- Ditolak- Diterima- Menambah30HanKKEBERATAN/BANDING YANG DITERIMA Pasal 19KeberatanBandingditerimakelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Keputusan Keberatan atau Putusan Banding 31HanKUU PDRDSejak Pelunasan sd SKPdLBKepala Daerah dapat mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebut karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannyaMengurangkan atau membatalkan SPPT, SKPD, SKPDKB SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benarc. mengurangkan atau membatalkan STPDd. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objek pajakPasal 107 ayat (2) huruf:Pasal Terkait BPHTB dalam UU PDRD Pajak Pusat Pasal 36 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c UU KUP dan Pasal 20 UU BPHTB32HanKPasal Terkait BPHTB dalam UU PDRD 33HanKKetentuan Bagi PejabatPasal 91 UU PDRDPPAT/Notaris/Pejabat LelangKakan Pertanahan Kab/KotaBuktiPem-bayaranBPHTBSyarat :

- Penandatanganan Akta/ Risalah Lelang- Pendaftaran hak/peralihan hakSanksi (Pasal 26):PPAT/Kepala Kantor Notaris/Kepala kantor yang membidangi pelayanan lelang negara = Denda Rp 7,5 jutaKakan bidang Pertanahan Kab/Kota = PP 30/198034HanKTgl. 10Kewajiban Melapor Bagi PejabatPasal 92 Undang Undang PDRD

Pembuatan Akta/ Risalah LelangBulan iniBulan berikutnyaBatas waktu pelaporankepada Kepala DaerahSanksi (Pasal 93):Lewat waktu denda Rp250 ribuuntuk setiap laporanPPAT/Notaris/Kepala KLN35HanK35SANKSI BAGI PEJABAT (PS.93)HanK36(1) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan kepala kantor yang membidangi pelayanan lelang negara, yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat (1) dan ayat (2) dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk setiap Pelanggaran.(2) Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris dan kepala kantor yang membidangi pelayanan lelang negara, yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap laporan.(3) Kepala kantor bidang pertanahan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat (3) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.TERIMA KASIH!

37HanK37