intellectual property policy (“ip policy”) fileundang-undang nomor 30 tahun 2000 tentang rahasia...

24
Intellectual Property Policy (“IP Policy”) UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Upload: dangcong

Post on 28-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

Intellectual Property Policy (“IP Policy”)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Page 2: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SYIAH KUALA NO. TAHUN 2019

TENTANG

KEBIJAKAN PUSAT PENGEMBANGAN KEKAYAAN INTELEKTUAL

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

REKTOR UNIVERSITAS SYIAH KUALA Menimbang: a. bahwa peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian serta

pegembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada Hak Kekayaan Intelektual di lingkungan Universitas Syiah Kuala harus terus dilakukan secara berkelanjutan untuk menghasilkan keunggulan riset bagi pengembangan universitas yang bertaraf nasional dan internasional.

b. bahwa Universitas Syiah Kuala sebagai Badan Layanan Umum

perlu mengelola aktiva benda tak bertubuh (intangible asset) berupa Hak Kekayaan Intelektual Universitas Syiah Kuala yang diperoleh dari hasil penelitian dan atau pengembangan yang dilakukan oleh sivitas akademika dan tenaga kependidikan Universitas Syiah Kuala.

c. Karya-karya yang dilahirkan atau dihasilkan oleh kemampuan

intelektual manusia baik melalui curahan tenaga, pikiran dan daya cipta, rasa maupun karsa, harus dilindungi melalui sistem perlindungan Hukum Kekayaan Intelektual yang disebut sebagai Sistem Hak Kekayaan Intelektual.

d. bahwa pengelolaan sebagaimana disebutkan pada huruf b,

dimaksudkan agar pemanfaatan aset Hak Kekayaan Intelektual Universitas Syiah Kuala sebagai Badan Layanan Umum, mendatangkan manfaat bagi Universitas Syiah Kuala dalam menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, memberikan insentif bagi sivitas akademika dan Tenaga Kependidikan Universitas Syiah Kuala dalam rangka pengembagan riset dasar dan riset terapan.

Page 3: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

e. bahwa dalam rangka pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual tersebut dibutuhkan kebijakan Kekayaan Intelektual Universitas Syiah Kuala;

f. bahwa sebagai Badan Layanan Umum Universitas Syiah Kuala

diberi wewenang untuk mengelola kegiatan perolehan, pemilikan, pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual di lingkungan Universitas Syiah Kuala sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku;

g. bahwa Keputusan Rektor Universitas Syiah Kuala Nomor:

838/UN11/KPT/2018 tentang Pengangkatan Koordinator Pusat pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Syiah Kuala, dalam hal ini mengenai perihal Lampiran Koordinator Pusat Pengembangan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada LPPM Universitas Syiah Kuala, perlu disempurnakan dengan adanya aturan dan ketentuan sistem prosedur operasional yang menangani pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual Universitas, Perangkat Satuan Kerja Pusat Pengembangan Kekayaan Intelektual Universitas Syiah Kuala, dan Komisi Pengelolaan Kekayaan Intelektual Universitas Syiah Kuala

h. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudkan

dalam huruf a, sampai huruf g, maka merupakan hal yang urgen dibuat Kebijakan Pusat Pengembangan Kekayaan Intelektual Universitas Syiah Kuala yang selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Rektor Universitas Syiah Kuala.

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Penelitan

dan Pengembangan Lembaga Penelitian dan Universitas. 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan

Varietas Tanaman. 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. 4. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata letak

Sirkuit Terpadu. 6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional

Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

7. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

8. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Guru dan Dosen. 9. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. 10. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara. 11. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. 12. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten.

Page 4: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

13. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik.

14. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

15. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

16. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi Dan Lembaga Penelitian Dan Pengembangan.

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.

18. Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 161Tahun 1962 tentang Pendirian Universitas Syiah Kuala, tanggal 24 April 1962;

19. Peraturan Menteri Riset, Tekonologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 124 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Riset, Tekonologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Syiah Kuala.

20. Peraturan Menteri Riset, Tekonologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2016 tentang Statuta Universitas Syiah Kuala.

21. Keputusan Menteri Riset, Tekonologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 94/M/KPT.KP/2018 tentang Pengangkatan Rektor Universitas,

22. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 361/KMK.05/2018 Tanggal 2 Mei 2018 tentang Penetapan Universitas Syiah Kuala sebagai Badan Layanan Umum (BLU).

MEMUTUSKAN

Menetapkan: KEBIJAKAN PUSAT PENGEMBANGAN KEKAYAAN INTELEKTUAL UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BAB I

KETENTUAN UMUM

PASAL 1

Dalam Peraturan Rektor Universitas Syiah Kuala ini yang dimaksud dengan:

Page 5: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

1. Universitas Syiah Kuala yang selanjutnya disebut Unsyiah adalah Perguruan Tinggi Negeri yang menyelenggarakan program pendidikan akademik vokasi dan profesi dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, olahraga dan seni.

2. Rektor adalah Rektor Unsyiah, merupakan pemimpin yang berwenang dan

bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan Universitas.

3. Dekan adalah pimpinan fakultas yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan fakultas.

4. Fakultas adalah himpunan sumber daya pendukung yang dapat dikelompokkan menurut jurusan/bagian, yang menyelenggarakan dan mengelola Pendidikan Akademik, Pendidikan Vokasi, dan Pendidikan Profesi dalam satu rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, olahraga, dan seni.

5. Biro Akademik adalah unsur penunjang yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di bidang akademik.

6. Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu yang selanjutnya disingkat LP3M adalah lembaga yang mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan penjaminan mutu untuk mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

7. Sivitas Akademika adalah satuan masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.

8. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, olahraga, dan seni secara institusional melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

9. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara resmi di Unsyiah untuk belajar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, olahraga, dan seni.

10. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain pustakawan, tenaga administrasi, laboran, teknisi, serta pranata teknik informasi.

11. Mitra Kerjasama selanjutnya disebut Pihak Ketiga adalah orang, beberapa orang secara bersama-sama, Persekutuan Perdata, Lembaga, Organisasi, atau Badan

Page 6: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

Hukum yang melakukan kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala dalam kegiatan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

12. Kekayaan Intelektual selanjutnya disebut KI adalah merupakan kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia berupa karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, teknologi dan indutri. Karya-karya tersebut dilahirkan atau dihasilkan atas kemampuan intelektual manusia melalui pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, daya cipta, rasa dan karsanya. Hal tersebut yang membedakan KI dengan jenis kekayaan lain, yang juga dapat dimiliki oleh manusia tetapi tidak dihasilkan oleh intelektualitas manusia.

13. Hak Kekayaan Intelektual selanjutnya disebut HKI adalah, hak eksklusif yang

diberikan oleh negara kepada seseorang, sekelompok orang, atau Badan Hukum, untuk memproduksi, melakukan pemanfaatan, atau menggunakan sendiri, hasil karya intelektualnya di bidang Ilmu Pengetahuan, Seni, Sastra, Teknologi dan Produk-produk di bidang perdagangan barang dan jasa, yang meliputi: Hak Cipta, Paten, Merek dan Indikasi Geografis, Rahasia Dagang, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Perlindungan Varietas Tanaman sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.

14. Perlindungan HKI adalah merupakan cara melindungi kekayaan intelektual dengan menggunakan instrumen-instrumen hukum yang ada melalui peraturan perundang-undangan yang disebut Hak Cipta, Hak Paten, Hak Merek dan Indikasi Geografis, Hak Rahasia Dagang, Hak Desain Industri, Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) merupakan “sui generis” dari paten yang berdasarkan sistem hukum di Indonesia pengelolaan Paten dan pengelolaan PVT tidak berada di satu atap, Paten berada di bawah Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, sedangkan PVT dikelola di bawah Kementerian Pertanian Republik Indonesia. PVT tidak menjadi bagian dari kebijakan Pusat pengembangan HKI Unyiah.

15. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

16. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi.

17. Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, alau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata.

Page 7: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

18. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

19. Inventor Unsyiah adalah sivitas akademika dan tenaga kependidikan adalah seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama melakukan invensi untuk melaksanakan ide, yang dituangkan ke dalam kegiatan menghasilkan Invensi, berpotensi paten dalam suatu bidang tertentu dan atau lintas disiplin.

20. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.

21. Pengungkapan invensi (disclosure of invention) adalah kegiatan/upaya yang dilakukan oleh sivitas akademika dan tenaga kependidikan atau Pihak Ketiga yang bekerja untuk dan atas nama Unsyiah, berupa penjelasan, pengungkapan keseluruhan hasil penelitian berpotensi paten atau HKI lainnya kepada Unsyiah dalam rangka perolehan HKI Unsyiah;

22. Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/ atau 3 {tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan Zatau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang darr/ atau jasa.

23. Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pernilik Merek yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau mernberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.

24. Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang danjatau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alarn, faktor manusia atau kornbinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang danjatau produk yang dihasilkan.

25. Hak atas Indikasi Geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemegang hak Indikasi Geografis yang terdaftar, selama reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan atas Indikasi Geografis tersebut masih ada.

26. Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi

garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

Page 8: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

27. Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Industri.

28. Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang

teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

29. Lingkup Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.

30. Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.

31. Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari

berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu.

32. Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Tata

Letak Sirkuit Terpadu. 33. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh

Negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.

34. Pusat Pengembangan Kekayaan Intelektual adalah Pusat Pengembangan KI yang berada di bawah LP3M Unsyiah, bertugas sebagai lembaga pelaksana pengelolaan KI Unsyiah yang dihasilkan dari hasil penelitian, pengembangan pengabdian pada masyarakat, pengembangan kreativitas disiplin ilmu tertentu atau lintas disiplin ilmu dan atau kajian ilmiah yang dilakukan oleh sivitas akademika, tenaga kependidikan di lingkungan Unsyiah, dan atau pihak lain selain sivitas akademika dan tenaga kependidikan yang terikat dengan perjanjian untuk dan atas nama Unsyiah. Tugas lainnya memberikan pelatihan, sosialisasi dan atau konsultasi KI di lingkungan Unsyiah atau pada masyarakat di luar Unsyiah.

35. HKI Unsyiah adalah KI yang dimiliki Unsyiah sebagai Badan Layananan Umum milik negara, yang diperoleh dari pengalihan kepemilikan HKI milik sivitas

Page 9: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

akademika, tenaga kependidikan, atau mitra kerjasama, yang dilakukan melalui surat pengalihan hak atau surat perjanjian pengalihan hak.

36. Pemilik HKI adalah pemilik Hak Cipta, pemilik Hak Paten, pemilik Hak Merek dan Indikasi Geografis, pemilik Hak Desain Industri, pemilik Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, pemilik Rahasia Dagang, dan pemilik Hak Perlindungan Varietas Tanaman.

37. Kebijakan Pusat Pengembangan Kekayaan Intelektual selanjutnya disebut Kebijakan KI, merupakan pedoman yang mengatur pelaksanaan pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual Universitas Syiah Kuala yang dihasilkan dari kegiatan penelitian, pengembangan, dan kreativitas, di lingkungan, yang dilakukan oleh sivitas akademika, tenaga kependidikan, dan/atau pihak lain selain sivitas akademika dan tenaga kependidikan yang terikat dengan perjanjian untuk dan atas nama Unsyiah.

38. Pemegang Lisensi adalah perusahaan atau badan usaha yang mendapatkan izin dari Unsyiah selaku Pemegan HKI, baik untuk melakukan produksi, pemasaran, maupun pemanfaatan HKI Unsyiah berdasarkan suatu perjanjian kerjasama atau perjanjian lisensi HKI.

39. Pemanfaatan HKI Unsyiah adalah segala bentuk kegiatan penggunaan KI untuk keperluan perbanyakan, perbanyakan secara masal, pemasaran, atau distribusi dari barang atau jasa yang dihasilkan dari Pemilik HKI Unsyiah, yang diharapkan mendatangkan manfaat kepada Unsyiah baik berupa pemasukan dalam bentuk royalti maupun manfaat lainnya.

40. Royalti adalah imbalan atas pemanfaatan Hak Ekonomi suatu Ciptaan atau Produk Hak Terkait atau bidang HKI lainnya yang diterima oleh pemilik HKI.

41. Komisi Penilai Kekayaan Intelektual selanjutnya disebut Komisi Penilai KI, adalah pakar atau ahli di bidang Hak Kekayaan Intelektual, terdidi dari Dosen dan Tenaga Kependidikan di lingkungan Unsyiah yang menguasai bidang ilmu HKI atau telah memiliki pengalaman di bidang HKI atau pakar HKI di luar lingkungan Unsyiah yang memiliki pengetahuan dan pengalaman bidang perlindungan HKI.

BAB II

RUANG LINGKUP

PASAL 2

(1) Peraturan Rektor ini, merupakan pedoman pelaksanaan pengelolaan HKI Unsyiah yang dihasilkan dari kegiatan penelitian, pengembangan dan pengembangan kreativitas disiplin ilmu tertentu atau lintas disiplin ilmu dan atau kajian ilmiah yang dilakukan oleh sivitas akademika, tenaga kependidikan di lingkungan Unsyiah, dan

Page 10: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

atau pihak ketiga selain sivitas akademika dan tenaga kependidikan yang terikat dengan perjanjian untuk dan atas nama Unsyiah.

(2) Peraturan Rektor ini, memuat pelaksanaan pengelolaan HKI Unsyiah mencakup hak kekayaan intelektual berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia meliputi, Perlindungan Hak Cipta (Ilmu Pengetahuan, Seni dan Sastra) dan Hak Kekayaan Industri (Paten, Merek dan Indikasi Geografis, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang).

(3) Peraturan Rektor ini, merupakan landasan operasional kerja Pusat Pengembangan KI yang dimiliki oleh sivitas akademika Unsyiah, pihak ketiga yang bekerja untuk dan atas nama Unsyiah, masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah, dalam melakukan penelitian dan/atau kegiatan kreatif sesuai dengan program, proyek, hibah atau perjanjian di bawah naungan Unsyiah.

(4) Peraturan Rektor ini, mencakup, semua kegiatan kreatif keluaran ilmu pengetahuan dan penelitian dalam bentuk wujud nyata (fixation), baik untuk tujuan komersial atau non-komersial, yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya Unsyiah, berdasarkan perjanjian pengalihan lisensi atau perjanjian kerjasama, meliputi semua transfer informasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

(5) Peraturan Rektor ini, menjadi dasar hukum peralihan hak kepemilikan KI, sepanjang tidak diperjanjikan lain, maka Unsyiah merupakan pemegang HKI sivitas akademika, pihak ke-tiga, masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah.

BAB III

ASAS, MAKSUD DAN TUJUAN

PASAL 3

Kebijakan Pusat Pengembangan Kekayaan Intelektual Universitas Syiah Kuala dilaksanakan dengan Asas; (1) Kemanfaatan; (2) Keadilan; (3) Kepastian Hukum; (4) Nondiskriminasi (5) Kejujuran dan Keterbukaan; (6) Akuntabilitas; (7) Efesien dan ekonomis; (8) Kemandirian; (9) Kepercayaan;

Page 11: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

(10) Berkelanjutan.

PASAL 4

Maksud Kebijakan Pusat Pengembangan KI Unsyiah: (1) sebagai jaminan perlindungan KI yang dimiliki oleh sivitas akademika Unsyiah, pihak

ketiga yang bekerja untuk dan atas nama Unsyiah, masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah.

(2) sebagai landasan sistem prosedur operasional perlindungan, pengelolaan dan pengembangan

KI yang dihasilkan oleh sivitas akademika Unsyiah, pihak ketiga yang bekerja untuk dan atas nama Unsyiah, masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah.

(3) sebagai upaya meningkatkan efisiensi, produktivitas dan efektivitas pemanfaatan

sumber daya sivitas akademika Unsyiah, pihak ketiga yang bekerja untuk dan atas nama Unsyiah, masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah, dalam rangka peningkatan dan pengembangan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan perkembangan dan pembaharuan pendidikan seceara terencana, terarah, sistematis dan berkelanjutan.

Bagian Pertama

Tujuan Pembentukan Pusat Pengembangan Kekayaan Intelektual Unsyiah

PASAL 5 Tujuan dibentuknya Pusat Pengembangan Kekayaan Intelektual adalah membantu sivitas akademika Unsyiah, masyarakat, dan instansi terkait dalam menangani HKI dan pengelolaannya. Pengelolaan KI dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Memberi pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hasil kreativitas

intelektual sivitas akademika Unsyiah, pihak ketiga yang bekerja untuk dan atas nama Unsyiah, dan masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah di bidang Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri dalam bentuk yang berwujud (fixation), sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum serta kesusilaan.

(2) Mendorong dihasilkannya karya cipta, invensi, dan temuan-temuan baru lain dalam

proses pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (3). Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan dan

komersialisasi KI.

Page 12: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

Bagian Kedua Tujuan Kebijakan Kekayaan Intelektual dan Batasan Penghargaan Kekayaan

Intelektual

PASAL 6 (1) Unsyiah mengakui dan menghargai reputasi kepemilikan KI sivitas akademika

sepanjang tidak terjadi plagiarisme, dilakukan dengan iktikad batik. (2) Merupakan Pedoman bagi Unsyiah dalam menegakkan standar peraturan

akademik yang berkaitan dengan pelanggaran HKI. (3) Merupakan pedoman kebijakan penghargaan reputasi pemilik KI di lingkungan

Unsyiah, baik dalam proses belajar mengajar maupun ketika civitas akademika Unsyiah melakukan kegiatan profesionalitasnya di luar Unsyiah.

(4) Merupakan pedoman bagi Unsyiah dalam hal melakukan perjanjian kerjasama

dengan pihak ketiga, perjanjian penelitian yang didanai oleh pihak ketiga atau hibah yang dilakukan oleh pihak ketiga kepada Unsyiah, atau perjanjian lisensi yang melibatkan penggunaan hak kekayaan intelektual sivitas akademika Unsyiah, pihak ketiga yang bekerja untuk dan atas nama Unsyiah, masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah, maka Unsyiah harus menghargai dan mengakui kepemilikan KI dari masing-masing subjek hukum tersebut.

(5) Merupakan pedoman bagi Unsyiah untuk dapat melakukan intervensi terhadap

dewan editorial, komite buku teks, panel tinjauan teknis dan sejenisnya untuk menerbitkan karya pemilik KI, ketika terdapat hal-hal yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau ketertiban umum.

BAB IV

PRINSIP UMUM

PASAL 7 (1) Penggunaan KI sivitas akademika Unsyiah, pihak ketiga yang bekerja untuk dan

atas nama Unsyiah, dan masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah, harus memperhatikan dan melindungi hak moral yang selalu melekat pada pemilik HKI, kecuali Pemilik HKI menyerahkan hak moralnya kepada Unsyiah berdasarkan perjanjian secara tertulis.

(2) Sivitas akademika Unsyiah, pihak ketiga yang bekerja untuk dan atas nama Unsyiah, dan masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah melakukan penelitian dan/atau kegiatan kreatif terikat perjanjian untuk dan atas

Page 13: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

nama Unsyiah selaku pemegang HKI, maka sumber daya Unsyiah harus digunakan untuk tujuan Unsyiah dan bukan untuk keuntungan pribadi atau untuk kepentingan lainnya di luar Unsyiah.

(3) Unsyiah mengakui sivitas akademika Unsyiah, pihak ketiga yang bekerja untuk dan atas nama Unsyiah, dan masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika, sebagai pemilik HKI yang dihasilkan tanpa menggunakan dana Unsyiah, dan dapat dibuktikan bahwa kepemilikan KI tersebut tanpa menggunakan sumber daya Unsyiah yang khusus yang tidak tersedia untuk semua unit.

(4) Unsyiah mendorong secara penuh kebebasan ekspresi sivitas akademika melakukan penelitian, pengabdian masyarakat hasil dari KI, dan publikasi hasil penelitian sesuai kinerja akademis masing-masing, sepanjang tidak melanggar peraturan yang berlaku, ketertiban umum dan kesusilaan.

(5) Unsyiah berkewajiban dan bertanggungjawab menyediakan sarana, prasarana, menyediakan lingkungan yang baik bagi sivitas akademika untuk mengeksplorasi KI bagi kemaslahatan masyarakat dalam rangka memperoleh manfaat ekonomi dari hasil kreativitas dalam lingkup KI.

(6) Unsyiah mengakui dan menghargai KI sivitas akademika Unsyiah, sehingga kebijakan Pusat Pengembangan KI merupakan sistem yang dimiliki Unsyiah, sebagai cara efektif memastikan adanya perlindungan hukum, akuntabilitas, aksesibilitas ilmu pengetahuan, teknologi inovatif dan novelti dari sivitas akademika Unsyiah, pihak ketiga, dan masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah di bidang Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri.

BAB V

PENGELOLAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL UNSYIAH

PASAL 8

Pengelolaan HKI Unsyiah dilakukan oleh Pusat Pengembangan KI Unsyiah, meliputi kegiatan perolehan, kepemilikan, perlindungan, dan pemanfaatan HKI Unsyiah.

BAB VI

TUGAS PUSAT PENGEMBANGAN KEKAYAN INTELEKTUAL UNSYIAH

PASAL 9 Pusat Pengembangan Kekayan Intelektual Unsyiah dalam melakukan pelayanan dan pengelolaan kekayaan intelektual bertugas untuk:

Page 14: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

(1) Mengidentifikasi potensi HKI yang dimiliki oleh sivitas akademika dan tenaga kependidikan baik pada tingkat fakultas maupun Unsyiah, yang meliputi potensi pemenuhan persyaratan perlindungan HKI sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, potensi komresial KI, potensi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(2) Melakukan penilaian atau evaluasi bersama tim Komisi Penilai KI mengenai kelayakan teknologi, kelayakan ilmiah, novelti atau keterbaruan KI yang dimiliki oleh sivitas akademika dan tenaga kependidikan.

(3) Melakukan proses pengalihan hak dari KI yang dimiliki oleh sivitas akademika dan tenaga kependidikan kepada Unsyiah selaku pemegang HKI Unsyiah.

(4) Melakukan proses pencatatan bagi Hak Cipta atau pendaftaran bagi HKI lainnya di luar Hak Cipta yang wajib dilindungi melalui pendaftaran dengan prinsip first to file sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Melakukan kerjasama dengan pusat-pusat studi di Unsyiah untuk kegiatan pemanfaatan HKI, meliputi penjajakan dan pencarian mitra kerjasama, pemegang lisensi propektf, penyiapan perjanjian lisensi, perjanjian riset dan pengembangan, serta kegiatan pemanfaatan HKI Unsyiah yang dianggap yang perlu;

(6) Melakukan kegiatan yang dianggap perlu dalam mengelola portofolio HKI Unsyiah.

(7) Memfasilitasi kegiatan pengumpulan pendapatan hasil pemanfaatan HKI Unsyiah berupa royalti, dan pendapatan lainnya, bekerjasama dengan bagian keuangan Unsyiah di bawah Wakil Rektor II dan LPPM.

(8) Memfasilitasi kegiatan penegakan hukum HKI, bekerjasama dengan Kantor wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Aceh.

(9) Mengupayakan pengungkapan invensi atas penelitian berpotensi paten yang dilakukan oleh sivitas akademika dan tenaga kependidikan Unsyiah.

(10) Melakukan sosialisasi, edukasi dan pengembangan kepedulian terhadap HKI Unsyiah baik dilakukan secara internal di lingkungan Unsyiah, bekerjasama dengan pusat-pusat studi di lingkungan Unsyiah, bekerjasama dnegan fakultas-fakultas di Unsyiah, maupun secara eksternal di luar lingkungan Unsyiah bekerjasama dengan berbagai lembaga-lembaga, instansi-instansi, berbagai multi stake holder elemen-elemen lainnya yang berkaitan dengan HKI serta media massa.

(11) Melakukan fungsi kantor lisensi teknologi.

Page 15: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

BAB VII

PEROLEHAN, KEPEMILIKAN, PERLINDUNGAN, DAN PEMANFATAAN HKI UNSYIAH

Bagian Pertama Perolehan HKI Unsyiah

PASAL 10

(1) Unsyiah dapat memperoleh HKI dari pemilik kekayaan intelektual, yang terdiri

dari: a. Sivitas Akademika. b. Tenaga Kependidikan. c. Orang, sekelompok orang, persekutuan perdata, lembaga, organisasi, atau

badan hukum selain sivitas akademika Unsyiah.

(2) Setiap penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tersebut dibiayai baik sebagian atau seluruhnya oleh Unsyiah dan atau menggunakan sarana dan parasarana/fasilitas Unsyiah, wajib dialihkan pengelolaan hak ekonominya kepada Unsyiah berdasarkan surat perjanjian.

PASAL 11

(1) Setiap Sivitas Akademika, Tenaga kependidikan wajib mendukung upaya perolehan HKI Unsyiah.

(2) Dosen dan tenaga kependidikan wajib memberikan laporan penelitian,

pengungkapan invensi dan atau inovasi kepada Unsyiah.

Bagian Kedua

Kepemilikan HKI Unsyiah

PASAL 12

(1) Kepemilikan HKI Unsyiah yang diperoleh dari sivitas akademika dan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 9 ayat (3) Junto Pasal 10 ayat ayat(1) dan ayat (2), dilakukan dengan perjanjian tertulis;

(2) Unsyiah memberikan pengakuan, penghargaan, insentif dan pembagian royalti dari

hasil pemanfaatan HKI Unsyiah kepada pemilik KI sebagaimana tersebut dalam Pasal 10 ayat (1)

Page 16: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

(3) Jika Pemilik KI meninggal dunia, maka ahli waris menerima royalti dari hasil pengelolaan HKI selama dalam jangka waktu perlindungan sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan HKI.

BAB VIII

Perlindungan HKI Unsyiah

PASAL 13

(1) Setiap karya HKI yang dilindungi harus bebas dari plagiarisme dalam berbagai bentuk sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

(2) Untuk melindungi kepemilikan HKI sivitas akademika dan tenaga kependidikan,

Unsyiah selaku pemegang HKI melakukan upaya pencatatan bagi Hak Cipta atau pendaftaran bagi HKI lainnya ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI), atau upaya-upaya hukum lainnya dalam rangka perlindungan kepemilikan HKI sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX

Universitas Syiah Kuala Sebagai Pemegang Lisensi Bagian Pertama

PASAL 14

(1) Unsyiah dapat melakukan kegiatan mengumumkan, menerbitkan, menggandakan, mengkomunikasi kepada publik, mempertunjukkan, menyewakan hak cipta, atau kekayaan industri lainnya yang dilindungi HKI Pemilik KI Unsyiah melalui perjanjian lisensi atau kerjasama dengan pemilik HKI Unsyiah.

(2) Dengan memperhatikan kepentingan yang wajar (fair use principle) dari Pemilik HKI Unsyiah, kegiatan sebagaimana disebutkan dalam ayat (1) di atas. ditujukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bencmarking, atau kerjasama penelitian yang bermanfaat bagi pengembangan fasilitas riset Unsyiah dan sebesar-besarnya ditujukan bagi kemanfaatan pengembangan universitas sesuai visi dan misi Unsyiah.

Bagian Kedua

Pemanfaatan HKI Unsyiah Melalui Lisensi

PASAL 15

(1) Pemanfaatan HKI Unsyiah dilakukan melalui perjanjian lisensi HKI antara Unsyiah dengan pemegang lisensi atau perjanjian kerjasama yang memuat ketentuan mengenai hak dan kewajiban Unsyiah sebagai pemegang HKI dengan pihak ketiga.

Page 17: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

(2) Perjanjian lisensi HKI Unsyiah atau perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ditandatangani oleh Rektor Unsyiah atau Pejabat di lingkungan Unsyiah yang telah mendapatkan pendelegasian dari Rektor.

PASAL 16

(1) Pembagian pendapatan dari hasil pemanfaatan HKI Unsyiah antara Unsyiah dengan pemegang lisensi atau pihak ketiga dibuat dengan suatu perjanjian lisensi, atau perjanjian kerjasama dengan mempertimbangkan komponen biaya penelitian, pengembangan kreatifitas yang dilakukan oleh peneliti, insentif bagi peneliti, biaya penggunaan fasilitas, serta komponen biaya lainnya yang menjadi beban dan dibutuhkan bagi pengembangan Unsyiah.

(2) Pembagian pendapatan dari hasil pemanfaatan HKI Unsyiah antara Unsyiah

dengan Pemilik KI sebagaimana diatur Pasal 8 ayat (1) dilakukan dengan pertimbangan sebagian atau seluruh kontribusi sivitas akademika dan tenaga kependidikan dalam hal-hal sebagai berikut: a. ekspresi dari ide atau gagasan; b. keterlibatan aktif dalam implementasi dalam bentuk aplikasi hasil riset; c. Pengetahuan yang ada di otak /pikiran sesuai dengan pemahaman, keahlian

dan pengalaman peneliti (tacit knowledge); d. Kombinasi sebagaian atau seluruh kontribusi di atas.

(3) Pembagian pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas yang diterima Unsyiah berupa royalti dan pendapatan lainnya, dilakukan dengan asas Kemanfaatan, Keadilan, Kepastian Hukum, Nondiskriminasi, Kejujuran dan Keterbukaan, Akuntabilitas, Efesien dan ekonomis, Kemandirian, Kepercayaan dan Kesetiaan pada Ilmu pengetahuan, almamater, bangsa dan peradaban manusia, Berkelanjutan;

(4) Pembagian royalti dilakukan dengan cara Unsyiah mendapat bagian sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari keseluruhan royalti yang diperoleh Unsyiah dari pemegang lisensi HKI yang harus dialokasikan ke dalam anggaran keuangan Unsyiah dengan mekanisme: a. 50 % (lima puluh persen) dialokasikan untuk dana pengembangan fakultas

atau Pusat Pengembangan dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan di bawah LPPM/Pemilik HKI.

b. 50 % (lima puluh persen) dialokasikan untuk dana pengembangan kemajuan Unsyiah.

(5) Fakultas dimana sivitas akademika dan tenaga kependidikan yang menjadi pemilik HKI mendapat bagian sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari keseluruhan royalti yang diperoleh Unsyiah dari pemegang lisensi HKI Unsyiah yang harus dialokasikan ke dalam anggaran keuangan Unsyiah dengan mekanisme :

Page 18: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

a. 50 % (lima puluh persen) dialokasikan untuk dana pengembangan laboratorium fakultas/pusat kajian/pengembangan sumber daya fakultas.

b. 50 % (lima puluh persen) dialokasikan untuk dana pengembangan lainnya di luar laboratorium fakultas/pusat kajian/pengembangan sumber daya fakultas.

(6) Pemilik HKI secara perseorangan atau secara kelompok mendapatkan bagian 50

% (lima puluh persen) dari keseluruhan royalti yang diperoleh Unsyiah dari Pihak Ketiga, sebagai pemegang Lisensi HKI Unsyiah.

(7) Ketentuan Pasal 14 ayat (4) dan ayat (5) dapat ditinjau oleh Rektor Unsyiah

setiap tahun sesuai dengan perkembangan hasil pemanfaatan HKI Unsyiah. (8) ketentuan Pasal 14 ayat (6) dapat disepakati ulang antara Unsyiah dengan pemilik

HKI sesuai dengan perkembangan hasil pemanfaatan HKI Unsyiah, tanpa mengubah porsi pembagian alokasi pemanfaatan dalam Pasal 16 ayat (4) dan ayat (5). Dalam hal ini Fakultas dimana sivitas akademika dan tenaga pendidikan sebagai pemiki HKI bertugas, tetap mendapatkan porsi yang sama besar dari nilai royalti setelah dikurangi jumlah porsi yang telah disepkati ulang bagi sivitas akademika dan tenaga kependidikan pemilik HKI.

(9) Bila Pemilik HKI adalah perseorangan, sekelompok orang, persekutuan perdata,

lembaga, organisasi atau badan hukum selain sivitas akademika dan tenaga kependidikan sebagaimana diatur Pasal 10 ayat (1) huruf c, maka cara pembagian sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat (4) dan ayat (5) di atas tidak berlaku. Unsyiah mendapatkan 50 % (lima puluh persen) dari royalti tanpa harus berbagi dengan Fakultas/LPPM.

(10) Pemilik HKI dapat mengajukan permohonan cara pembagian hasil di luar

ketentuan sebagaimana diatur Pasal 16 ayat (4), ayat (5) dan ayat (6), kepada Rektor Unsyiah dengan memberikan bukti-bukti yang cukup tentang komponen-komponen biaya yang ditanggung dan dikeluarkan oleh pemilik HKI yang bersangkutan dan Unsyiah, baik secara langsung maupun tidak langsung ketika mewujudkan KI, termasuk penggunaan aktiva berwujud dan tidak berwujud milik Unsyiah.

(11) Aktiva tetap berwujud meliputi, penggunaan fasilitas dan laboratorium Unsyiah,

termasuk namun tidak terbatas pada biaya pemeliharaan, listrik dan alat tulis kantor (ATK) yang digunakan, alat dan bahan laboratorium.

(12) Aktiva tetap tidak berwujud meliputi hak sewa, biaya pengelolaan, biaya yang

dikeluarkan untuk sumber daya manusia pendukung penelitian dan pengembangan HKI, perizinan, biaya pengurusan pencatatan, biaya pengurusan

Page 19: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

pencatatan pendaftaran, biaya-biaya lainnya dalam rangka perlindungan HKI, dan waralaba.

(13) Pendapatan Unsyiah lainnya sebagaimana dimaksudkan Pasal 16 ayat (3)

meliputi, a. pembayaran perdana yang diterima Unsyiah sebagai tanda dicapainya kata

sepakat antara Unsyiah dengan pihak ketiga pemegang lisensi. b. Dividen hasil penyertaan modal Unsyiah pada pihak ketiga pemegang

lisensi sebagai mitra kerjasama. Pembagian dilakukan dengan kesepakatan antara Unsyiah dengan sivitas akademika dan tenaga kependidikan pemilik HKI.

(4) Pembagian pendapatan lainnya sebagaimana dimaksud ayat (13) mengikuti cara pembagian royalti sebagaimana diatur pada Pasal 16 ayat (4) peraturan rektor ini.

BAB VIII

HAK CIPTA

PASAL 17

(1) Hak Cipta

meliputi semua ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra sebagaimana diatur oleh Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, termasuk materi untuk pembelajaran jarak jauh, (E-Learning) terlepas dari formatnya yang diciptakan atau diproduksi, harus dilindungi oleh peraturan hak cipta.

(2) Kepemilika

n Hak Cipta terdiri dari Pencipta, Pemegang Hak Cipta dan Hak Terkait. (3) Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan hak

eksklusif bagi pelaku pertunjukan, producer fonogram, atau lembaga Penyiaran. (4) Kepemilika

n Hak Cipta oleh sivitas akademika Unsyiah, pihak ketiga yang bekerja untuk dan atas nama Unsyiah, masyarakat umum yang melibatkan sivitas akademika Unsyiah, yang memiliki hak moral dan hak ekonomi.

(5) Hak Moral

adalah hak reputasi penghargaan terhadap pencipta yang melekat secara pribadi kepada pencipta sepanjang belum dialihkan kepada Unsyiah atau pihak lain.

(6) Hak

Ekonomi adalah hak yang mendatangkan keuntungan komersial bagi pencipta, berupa hak pengumuman, hak penggandaan, hak penterjemahan ke dalam berbagai

Page 20: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

bentuk, pendistribusian termasuk hak mendapatkan keuntungan ekonomi dari penggunaan media di internet dengan tujuan komersial, Kepemilikan hak ekonomi dapat beralih dan dialihkan.

(7) Penggunaan Secara Komersial adalah pemanfaatan Ciptaan dan/atau produk Hak

Terkait dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomi dari berbagai sumber atau berbayar.

(8) Kolaborasi Riset yang dilakukan antar Institusi atau melibatkan pihak ketiga, sepanjang tidak diperjanjikan lain maka hak cipta dimiliki bersama secara bersama-sama berdaarkan proporsi dan kontribusinya dalam menghasilkan sebuah karya cipta

(9) Penentuan Hak Cipta kolaborasi berdasarkan Kontribusi sebagaimana dimaksudkan

pada ayat (8) sebagai berikut :

1) Dalam hal suatu ciptaan yang dihasilkan dari kontribusi kolaborasi usaha bersama dari beberapa orang yang berbeda, secara tertulis baik itu seorang maupun beberapa orang, untuk pengelolaan baik secara non komersial maupun komersial harus ditentukan sebagai berikut:

a) kontribusi kolaborasi diatur berdasarkan perjanjian.

b) menetapkan hak dan kewajiban masing-masing dari kontribusi termasuk

menghargai karya kontribusi kolaborasi sebagai pemilik HKI dalam publikasi berbagai bentuk baik di Indonesia maupun di luar Indonesia.

2) Apabila terjadi perselisihan di antara pencipta kolaborasi riset maka upaya

penyelesaian dilakukan dengan musyarawarah mufakat atau melalui mekanisme alternatif penyelesaian sengketa.

BAB IX

INVENSI, KEPEMILIKAN INVENSI DAN LISENSI

PASAL 18

(1) Sepanjang tidak diperjanjikan lain, maka invensi yang dimiliki inventor di lingkungan Unsyiah meliputi, semua temuan yang berhubungan dengan produk, proses, aset tidak berwujud seperti target obat dan biomarker, teknologi platform atau perbaikan termasuk model utilitas, tata letak sirkuit terpadu, desain industri yang disebut dalam Kebijakan KI dalam peraturan rektor ini, merupakan invensi yang harus dilindungi oleh Peraturan Rektor Unsyiah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(2) Kepemilikan Invensi

Page 21: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

a. Kepemilikan Unsyiah selaku Pemegang Invensi, dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undang yang berlaku, Inventor Unsyiah harus mengungkapkan keberadaan pengetahuan, teknologi dan informasi paten dan hak terkait lainnya yang terdapat dalam invensinya ke Unsyiah.

c. Unsyiah selaku Pemegang Paten berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan perjanjian Lisensi baik eksklusif maupun non-eksklusif untuk melaksanakan perbuatan membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi Paten.

d. Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku selama jangka

waktu Lisensi diberikan dan berlaku di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB X

SRIPSI, TESIS DAN DISERTASI

PASAL 19

(1) Mahasiswa Unsyiah berhak mendapatkan perlindungan hak cipta atau hak bidang HKI lainya yang berasal dari skripsi, tesis atau disertasinya sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Dengan tidak mengurangi kepentingan yang wajar bagi Mahasiswa Unsyiah dan

atas seizin mahasiswa yang bersangkutan, sepanjang tidak dilakukan embargo penulisan, maka Unsyiah dapat melakukan pengelolaan hasil skripsi, tesis, disertasi mahasiswa Unsyiah dalam rangka melaksanakan fungsi sosial HKI dan transfer ilmu pengetahuan serta teknologi batik di lingkungan Unsyiah maupun di luar lingkungan Unsyiah, yang dilakukan oleh perpustakaan Unsyiah.

(2) Pengelolaan tersebut berupa mereproduksi, menerbitkan dan mendistribusikan

salinan skripsi, tesis dan disertasi, dengan memperhatikan hak moral dan menjunjung tinggi hak reputasi Mahasiswa Unsyiah selaku Pencipta/Pemilik HKI

(3) Dalam hal skripsi/tesis/disertasi berisi informasi rahasia atau memiliki novelti

sehingga berpotensi paten, maka mahasiswa Unsyiah dan Pembimbing/Promotor Mahasiswa dapat menahan akses informasi publik terhadap skripsi/tesis/disertasi, termasuk mengambil langkah lainnya untuk melindungi informasi yang dimiliki dari karyanya.

Page 22: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

(4) Dalam kaitan ayat (3) di atas maka pihak Perpustakaan Unsyiah hanya berkewajiban untuk mempublikasi halaman cover, halaman pengesahan, dan abstrak dari karya yang bersangkutan.

(5) Akses informasi yang bersifat novelti dan rahasia dalam suatu karya tulis berbentuk skripsi/tesis/disertasi yang disimpan dalam perpustakan Unsyiah, secara otomatis dapat dibuka informasinya untuk publik dalam jangka waktu 5 (lima) tahun dihitung sejak tanggal sidang sripsi/tesis atau promosi Doktor oleh mahasiswa Unsyiah yang bersangkutan, dengan tujuan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian serta pengabdian pada masyarakat dengan cara menghormati hak reputasi pencipta, memperhatika hak moral pencipta dan tidak mengurangi kepentingan yang wajar dari pencipta sesuai Undang-undang Hak Cipta Indonesia

(6) Pencegahan plagiarisme bagi penulisan skripsi, tesis, disertasi di lingkungan Unsyiah, dilakukan dengan cara wajib turnitin sejak mahasiswa Unsyiah akan melakukan sidang proposal.

BAB XI

KOMISI PENILAI KEKAYAAN INTELEKTUAL UNSYIAH

PASAL 20

(1) Rektor membuat Surat Keputusan Pengangkatan Komisi Penilai HKI Unsyiah

yang terdiri pakar atau ahli di bidang HKI terdiri dari Dosen dan Tenaga Kependidikan, yang menguasai dan memiliki pengalaman secara langsung bidang KI.

(2) Pemilihan dan penunjukan Komisi Penilai HKI Unsyiah berdasarkan usulan yang diajukan oleh Ketua LPPM setelah mendengar pertimbangangan dari Ketua Pusat Pengembangan KI Unsyiah.

(3) Komisi Penilai KI Unsyiah bertugas membantu Rektor dalam kaitan Pengeloaan HKI yang yang secara langsung berkaitan membantu Pusat Pengembangan HKI dan LPPM Unsyiah sebagaimana disebutkan pada Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) peraturan rektor.

(4) Rektor Unsyiah jika dibutuhkan, dapat menunjuk pakar atau ahli dalam bidang ilmu terkait dari luar lingukungan Unsyiah untuk menjadi Komisi Penilai KI.

(5) Komisi Penilai HKI bertugas secara ad hoc dan bertanggungjawab kepada Rektor Unsyiah.

Page 23: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah

BAB XIII

PASAL 21

SANKSI PELANGGARAN HKI DI UNSYIAH

Setiap Dosen dan Tenaga Kependidikan yang melanggar ketentuan Pasal 5 (ayat 1) dan Pasal 14 ayat (1), Rektor Unsyiah setelah mendengar keterangan dari Pusat Pengembangan HKI dan melalui LPPM yang bersangkutan dikenakan sanksi sebagai berikut:

(1) Dosen dan Tenaga Kependidikan yang bersangkutan tidak perbolehkan mengajukan usulan penelitian dan atau menerima hibah penelitian atau mengajukan usulan-usulan penelitian/pengabdian lainnya yang dikompetisikan atas nama Unsyiah, atau menerima dana dari berbagai sumber manapun atas nama Unsyiah, selama 3 (tiga) tahun sejak diketahui terjadi pelanggaran HKI yang dilakukan.

(2) Jika Dosen dan Tenaga Kependidikan yang bersangkutan masih terikat kontrak penelitian dengan LPPM dan masih akan menerima sisa pembayaran dari penelitian yang masih berlangsung, maka yang bersangkutan tidak berhak mendapatkan sisa pembayaran penelitian serta mengembalikan keseluruhan uang penelitian yang telah diterima.

(3) Dosen di lingkungan Unsyiah tersebut tidak diperkenankan menjadi reviewer selama 3 (tiga) tahun sejak diketahui terjadi pelanggaran HKI yang dilakukan.

BAB XII

PENUTUP

PASAL 22 Peraturan Rektor ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kesalahan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Banda Aceh Pada tanggal Maret 2019

REKTOR UNIVERSITAS SYIAH KUALA Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. NIP. 196208081988031003

Page 24: Intellectual Property Policy (“IP Policy”) fileUndang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia dagang. ... Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain ... Peraturan Pemerintah