uji efek analgetik temulawak curcuma xanthorhizza roxb.) pada mencit jantan dengan metode geliat

36
UJI EFEK ANALGETIK TEMULAWAK (Curcuma xanthorhizza Roxb.) PADA MENCIT JANTAN DENGAN DENGAN METODE GELIAT Pembimbing : Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU., Apt.

Upload: asida-gumara

Post on 16-Jan-2017

92 views

Category:

Science


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

UJI EFEK ANALGETIK TEMULAWAK (Curcuma xanthorhizza Roxb.) PADA MENCIT JANTAN DENGAN

DENGAN METODE GELIATPembimbing :

Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU., Apt.

Page 2: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Oleh :Reksy Rafsanjani 13307141016Tanti Wulandari 13307141028Asida Gumara Mukti 13307144015

UJI EFEK ANALGETIK TEMULAWAK (Curcuma

xanthorrhiza Roxb.) PADA MENCIT JANTAN

DENGAN METODE GELIAT

Page 3: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

BAB IPENDAHULUAN

Page 4: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Latar Belakang

Page 5: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

The P

ower

of Po

werP

oint

Latar Belakang

KurkuminTemulawak

Page 6: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Latar Belakan

g Masalah

Berdasarkan zat-zat yang terkandung pada temulawak

saat ini telah diketahui manfaatnya yaitu sebagai penambah nafsu makan, memperbaiki kesehatan

fungsi pencernaan, memperbaiki fungsi hati,

pereda nyeri sendi dan tulang (analgesik), dan sebagai

antioksidan (BPOM, 2005). Analgetika atau obat

penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau

menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.

Dengan berkembangnya zaman,khasiat rimpang temulawak

semakin diakui. Saat ini sudah dibuktikan secara ilmiah lewat berbagai penelitian. Rimpang

temulawak banyak dimanfaatkan sebagai jamu atau obat tradisinal. Hal ini menimbulkan banyaknya

produk jamu atau obat tradisional yang dipasarkan dalam bentuk perasaan, instan, dan serbuk.

Bentuk perasaan dibuat dari umbi temulawak yang diparut dan

diperas. Untuk bentuk instan di buat dari perasan temulawak yang di masak dengan gula. Sedangkan

bentuk serbuk dibuat dari umbi temulawak yang dirajang tipis-tipis dan dikeringkan, kemudian dibuat

menjadi bentuk serbuk.

Ketiga bentuk sediaan diatas belum diketahui apakah

memiliki efek analgesik yang efektifnya sama dengan

bentuk obat generic seperti aspirin yang telah terbukti

keefektifannya dalam pengobatan nyeri. Untuk itu

peneliti ingin melakukan penelitian tentang efek

analgetik dari temulawak instan sebagai obat

tradisional yang tidak memiliki efek samping

membahayakan dan dapat digunakan sebagai penganti

aspirin.

Page 7: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Identifikasi Masalah

1• Jenis

temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) yang digunakan untuk uji analgetik.

2• Bentuk

sediaan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) untuk uji analgetik.

3• Jenis Mecit

yang digunakan untuk uji analgetik.

4• Metode uji

analgetik yang akan digunakan dalam penelitian uji efek analgetik.

5• Dosis

efektif temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) sebagai analgetik.

Page 8: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

1

2

3

4

5

Temulawak

Bentuk Sediaan

Jenis temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) yang akan digunakan untuk uji analgetik

adalah temulawak yang di peroleh dari daerah Yogyakarta.

Bentuk sediaan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) untuk uji anlgetik adalah dalam bentuk perasaan yang dimasak dengan gula (instan) yang ada di pasaran, perasan temulawak murni dan temulawak serbuk.Mencit

Jenis mecit yang digunakan adalah mecit yang berjenis kelamin jantan, berumur 2-3

bulan dengan bobot 20-30 gram.MetodeMetode pengujian analgetik yang digunakan pada mencit adalah metode geliat.

Variasi dosis/konsentrasi

Terdapat 3 variasi dosis/konsentrasi (instan temulawak, perasan temulawak dan serbuk

temulawak) yang akan diuji coba pada mencit.

Pembatasan Masalah

Page 9: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Bagaimana efek analgetik dari beberapa variasi dosis temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dalam bentuk perasaan yang dimasak dengan gula (instan), perasan temulawak murni dan temulawak serbuk pada mencit jantan?

Mengetahui efek analgetik dari beberapa variasi dosis temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dalam bentuk perasaan yang dimasak dengan gula (instan), perasan temulawak murni dan temulawak serbuk pada mencit jantan.

Kegunaan PenelitianHasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan dengan efek samping yang minim serta bermanfaat pada pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang farmasi.

Page 10: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Page 11: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

11

Deskripsi TeoriTanaman Temulawak

Klasifikasi tanaman temulawak:Divisi : SpermatophytaSub divisi : AngiospermaeKelas : MonocotyledonaeOrdo : ZingiberalesKeluarga : ZingiberaceaeGenus : CurcumaSpesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Bambang Wahono, 2008).

Page 12: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Analgetik

Narkotika(morfin, kodein (metilmorfin), petidin, dan metadon)

Non Narkotika(asetilsalisilat (asetasol dan aspirin), fenasetin, dan aminofenazon (aminopirin dan piramidon)

Page 13: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Cara aspirin mengobati rasa nyeri yaitu dengan menghambat enzim siklooksigenase dan mengasetiliasi gugus aktifserin. Trombosit sangat rentan terhadap penghambatan ini karena tidak mampu mengadakan regenerasi enzim sehingga dosis tunggal aspirin 40 mg sehari telah cukup untuk menghambat siklooksigenase trombosit manusia selama masa hidup trombosit yaitu 8-11 hari (Anonim, 2011).

• Aspirin adalah salah satu obat yang biasa digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri atau sebagai obat analgetik. Aspirin merupakan golongan obat analgesik, antpiretik serta obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang merupakan suatu kelompok obat heterogen.

Page 14: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Metode Analgetik

Metode Geliat

Metode Nyeri Panas

Metode Penapisan Analgetik untuk

Nyeri Sendi

Page 15: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Penelitian yang relevan

Penelitian tentang efek analgetik pada tumbuhan jenis curcuma salah satunya oleh Mohammad Syahrir Syahruddin, Santun Bhekti Rahimah, dan Budiman dengan judul “Efek Analgetik Ekstrak Etanol Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria) terhadap Nyeri Akut pada Tikus yang Diinduksi dengan Metode Tail Immersion”. Pada penelitian ini diketahui bahwa ekstrak kunyit putih memiliki efek analgetik yang terbentuk diakibatkan karena kurkumin yang merupakan zat aktif pada kunyit putih dapat menghambat kerja enzim siklooksigenase, sehingga prostaglandin tidak terbentuk.

Penelitian yang dilakukan oleh Jumiatul Yazizah Jahwa dengan judul “Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol 70% Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiz Roxb) Pada Mencit (Mus Musculus) Jantan Galur Swiss Yang Diinduks Nyeri Asam Asetat Dengan Metode Geliat (Writhing Test)”. Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa ekstrak etanol 70% rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dengan dosis 140 mg/KgBB, 280 mg/KgBB dan 560 mg/KgBB memiliki efek analgesik pada mencit jantan galur Swiss. Sedangkan pada dosis 280 mg/KgBb dan 560 mg/KgBB memberikan efek analgesik yang efektivitasnya hampir setara dengan pemberian aspirin dalam penurunan jumlah geliat mencit (mus musculus) jantan galur Swiss yang diinduksi asam asetat dengan metode geliat (writhing test).

Page 16: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Kerangka Berpikir

Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu yang merupakan tanaman khas yang banyak tumbuh di Indonesia. Temulawak mengandung senyawa aktif berupa zat kurkumin, yang mana diasumsikan bermanfaat sebagai analgetik. Analgetik adalah obat penghilang nyeri atau zat-zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran penggunanya.

Pada tiap mencit dalam tiap kelompok uji, dihitung jumlah geliat masing-masing mencit dengan tujuan mendapat data IC50 dari grafik hubungan konsentrasi atau dosis temulawak dengan jumlah geliat yang ditimbulkan oleh mencit. Berdasarkan hal diatas, maka penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi perasan temulawak terhadap hewan uji (mencit).

Uji analgetik pada temulawak dilakukan dengan pemberian perasan, insta, dan temulawak pada mencit dengan berbagai konsentrasi hingga mencapai IC50. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode geliat. Uji analgetik diawali dengan proses penyiapan sediaan bahan uji, yaitu perasan temulawak dan menyiapkan hewan uji.

Hewan uji berupa mencit dibagi menjadi lima kelompok, yang mana tiap kelompok berisi lima ekor mencit. Pada kelompok I, hewan uji diberi perlakuan oral dengan asetosal. Pada kelompok II, hewan uji diberi perlaukan oral dengan akuades. Pada kelompok III, IV dan V hewan uji diberi perlakuan oral dengan 3 macam variasi dosis/konsentrasi yang berbeda pada tiap bahan uji.

Page 17: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Page 18: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Subjek Penelitian Objek PenelitianSubjek pada penelitian ini adalah mencit jantan Objek pada penelitian ini

adalah efek analgetik temulawak

Page 19: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Variabel Penelitian

Variabel bebas

Waktu dan variasi

dosis/konsentrasi

Variabel terikat

Efek analgetik

Variabel kontrol

Mencit jantan

Page 20: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Alat

Kandang

Mencit

Alat-alat gelas

Alat parut

Sonde lambung

Timbangan analitik

Spuit injeksi

Stopwatch

Page 21: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Bahan

Bahan Uji

Perasan temulawak

Serbuk temulawak

Temulawak instan

Bahan Kimia

Asetosal

Akuades

Asam asetat

Page 22: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

• Rancangan penelitian

1

• Persiapan hewan uji

2 • Penyiapan bahan uji

3

• Uji pendahuluan

4 • Uji efek analgetik

5

Page 23: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Rancangan Penelitian Mencit dibagi ke dalam lima

kelompok, setiap kelompok berisi lima ekor mencit. Total jumlah mencit jantan yang digunakan pada penelitian ini adalah 25 ekor. Pengambilan mencit dilakukan secara acak kemudian diberi nomor.

Page 24: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Persiapan Hewan Uji

Selama beberapa hari, mencit dibiarkan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Berat badan dan keadaan fisik mencit tetap diamati setiap hari. Mencit yang siap menjadi hewan uji memiliki ciri-ciri antara lain bulu yang bersih, mata yang jernih, dan berat badannya tidak mengalami penurunan.

Mencit Jantan

Page 25: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Penyiapan Bahan Uji

Pembuatan perasan

temulawakPembuatan

larutan temulawak

instan

Pembuatan larutan serbuk

temulawakPembuatan larutan obat pembanding

Pembuatan asam asetat

Perasan temulawak yang akan digunakan yaitu perasan temulawak murni (100%), perasan temulawak 1 : 1 dan perasan temulawak 1 : 2. Mencit dengan berat badan kurang lebih 20 gram diberikan larutan sebanyak 1 mL.

Temulawak instan dilarutkan dalam air dan di buat stok sebanyak 50ml tiap dosis.

Temulawak serbuk dilarutkan dalam air dan dibuat stok sebanyak 50ml tiap dosis.

Sebagai kontrol positif digunakan analgetik aspirin dengan dosis 0,1456 mg/20 gramBB mencit.

Asam asetat yang digunakan adalah asam asetat dengan konsentrasi 1%

Page 26: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Uji pendahuluan yang akan dilakukan meliputi tiga tahapan antara lain, uji pendahuluan kadar asam asetat

yang akan digunakan, uji pendahuluan untuk menentukan waktu induksi, dan uji pendahuluan untuk mencari kadar

asetosal yang tidak menimbulkan geliat pada mencit.

Uji Pendahuluan

Page 27: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Uji Efek Analgetik Mencit dikelompokkan menjadi

lima kelompok, dimana masing-masing kelompok berisi lima ekor mencit.Dibuat tabel pengelompokkan dan perlakuan pada mencit serta uji statistik yang akan digunakan.

Page 28: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

28

Tabel Pengelompokkan Mencit pada Uji Efek

Analgetik

Kelompok Uji

Perlakuan secara Oral

Induksi Asam Asetat

Jumlah mencit (ekor)

Keterangan

I Asetosal √ 5 Kontrol positif

II Akuades √ 5 Kontrol negatif

III Larutan I(dosis/konsentrasi I)

√ 5

IV Larutan II(dosis/konsentrasi II)

√ 5

V Larutan III(dosis/konsentrasi III)

√ 5

Page 29: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Prosedur Uji Anagetik

Mencit tidak diberi makanan sebelum uji

dilakukan, namun tetap diberi minum.

Mencit ditimbang berat badannya

sebelum dilakukan uji.

Mencit dikelompokkan

dengan pengambilan secara acak, dimana pada tiap kelompok

diisi dengan lima ekor mencit.

Pada kelompok IV, tiap mencit diberi

perasan temulawak dengan konsentrasi 50 ppm kemudian diinduksi dengan

asam asetat.

Pada kelompok III, tiap mencit diberi

perasan temulawak 100% kemudian diinduksi dengan

asam asetat.

Pada kelompok II (kontrol negatif), tiap mencit diberi larutan akuades secara oral kemudian diinduksi

dengan asam asetat.

Pada kelompok I (kontrol positif), tiap

mencit diberi asetosal secara oral kemudian

diinduksi dengan asam asetat.

Pada kelompok V, tiap mencit diberi perasan

temulawak dengan konsentrasi 100 ppm kemudian diinduksi

dengan asam asetat.

Selang 10 menit setelah diberi

perlakuan, jumlah geliat mencit dihitung

tiap lima menit secara kontinyu

selama satu jam.

Page 30: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

30

Uji StatistikaData yang diperoleh dihitung nilai IC50 dengan membuat kurva hubungan antara persen inhibisi dengan konsentrasi dosis dan menggunakan uji statistik ANOVA.

Page 31: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Daftar Pustaka IAnonim. 2011. Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat.

www.itokindo.org, diakses 13 April 2016.Bangun, Abednego. 2012. Ensiklopedia Tanamanan Obat Indonesia. Bandung: Indonesia Publishing House, hal 422-423.Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2005. Info POM.Bambang,Wahono.2008.Temulawak.pustakaalbayaty.files.wordpress.co m/2008/05/temulawak.pdf, diakses 14 April 2016Jumiatul Yazizah Jahwa. 2016. Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol 70% Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) Pada

Mencit (Mus Musculus) Jantan Galur Swiss Yang Diinduksi Nyeri Asam Asetat Dengan Metode Geliat (Writhing Test). Surakarta: Fakultas Kedokteran UMS.

Kelompok Kerja Ilmiah. 1993. Penapisan Framakologi, Pengujian Fitokimia, dan Pegujian Klinik. Jakarta: Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam.

Page 32: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat Edisi ke-5. Bandung: ITBNurfina Aznam dan Eddy Sulistiowati. 2001. Kimia Farmasi. Jakarta: Univeritas Terbuka.Syahruddin, Mohammad Syahrir, Santun Bhekti Rahimah, Budiman. 2014. Efek Analgetik Ekstrak Etanol Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria) Terhadap Nyeri Akut Pada Tikus Yang Diinduksi Dengan Metode Tail Immersion. Bandung: Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Bandung.Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja.2013.Obat-Obat Penting Khasiat,

Penggunaan, dan Efek Samping. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo;p.312-313.Thomas A.N.S.2008.Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta : Kanisius;.p.33

Page 33: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Anonim. Tanpa tahun. “Temulawak”.http://herbaljogja.indonetwork.co.id/product/temulawak-1725868, diakses pada tanggal 10 November 2016Agung E., Nugroho. 2012. Prinsip Aksi Obat & Nasib Obat dalam

Tubuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Bunga D. Ayurini dan Gunardi. 2010. Pengaruh Ekstrak Etanol

Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.)terhadap Jumlah Geliatan Mencit BALB/C yang Diinjeksi Asam Asetat 0,1%. Artikel Ilmiah. Semarang: Universitas

Diponegoro.Diana Wijayanti. 2013. Efek Analgetik Ekstrak Air Daun Salam

(Syzygium polyanthum) pada Mencit dengan Metode Geliat. Naskah Publikasi. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.Filbert, Harry S.J., Koleangan, Max R.J., Runtuwene, Vanda S.,

Kamu. 2014. “Penentuan Aktivitas Antioksidan Berdasarkan Nilai IC50 Ekstrak Metanol dan Fraksi Hasil Partisinya pada Kuliat Biji Pinang Yaki Areca vestiara Giseke)”. Jurnal MIPA UNSTRAT online 3. Volume 2, Hlm 149-154, http://ejournal.unstrat.ac.id/index.php/jmuo

Daftar Pustaka II

Page 34: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

 Gembong, Tjitrosoepomo. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-

Obatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Mukhriani. 2014. “Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif”. Jurnal Kesehatan. 2(VII). Hlm. 361-363.Riyanto. 2016. “Asetosal”.http://www.mipa-farmasi.com/2016/05/asetosal.html, diakses pada 10 November 2016.Syaiful, Aprilianto. 2014. “Uji Analgetik”. http://farmasiapriliant56.blogspot.co.id/2014/05/uji-anlgetik.html. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2016Zullies, Ikawati. 2008. “Mengenal Aspirin”. https://zulliesikawati.wordpress.com/2008/10/10/mengenal-aspirin/, diakses pada tanggal 10 November 2016.

Page 35: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

Agnesi Lasarus, Johanis A. Najoan, Jane Wulsan. 2013. Uji Efek

Analgesik Ekstrak Daun Pepaya (Carica pepaya (L.)) Pada Mencit. Manado:Universitas Sam Ratulangi

Australia New Zealand Food Standards Code: "Standard 1.2.4 – Labeling of ingredients"Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2005.

Info POM. 6 (6) : 1-12.Devaraj, S., Eshafani, A.S., Ismail. S., Ramanathan, S., Yam, M.F.,

2010. Evaluation of the Antinociceptive Activity and Acute Oral Toxicity of Standardized Ethanolic Extract

of the Rhizome of Curcuma xanthorrizha Roxb. Molecules Journal. 15 : 2925-34.Hartwig, M.S., Wilson, L.M., 2012. Nyeri:Patofisiologi Konsep

Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2. Edisi 6. Jakarta : EGC pp.1064-81.Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Willliamson, E.M., 2010.

Farmakognosi dan Fitoterapi. Jakarta : EGC pp. 49&50.

Daftar Pustaka III

Page 36: Uji Efek Analgetik Temulawak Curcuma xanthorhizza Roxb.) pada Mencit Jantan dengan Metode Geliat

International Association for the Study of Pain (IASP)., 2002. What

causes cancer pain?. Available at http://www.iasppain.org/PCU02-2.html. Diakses pada 19

Agustus 2015.Jayaprakasha, G.K., Jaganmohan, R.L., Sakariah, K.K., 2006.

Antioxidant Activities of Curcumin, Demethoxycurcumin and Bisdemethoxycurcumin. Food Chemistry. 98 : 720-24Nurfina Aznam dan Eddy Sulistiowati. 2001. Kimia Farmasi. Jakarta:

Univeritas Terbuka.Wilmana, P.F., Gunawan, S.G., 2012. Analgesik-antipiretik,

Analgesik. Antiinflamasi nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya : Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapetik FK UI pp. 230- 237.