uas stetoskop.docx

9
RESUME DIAGNOSTIK STETOSKOP Dosen Pembimbing : M. Ridha Ma’ruf, ST, MT Sumber, ST, MT Oleh : Hanif Zakki (P27838113031) Pramitha Galuh A. P. (P27838113035) 2C2

Upload: pramitha-galuh-ajeng-pradana

Post on 05-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

RESUME DIAGNOSTIKSTETOSKOP

Dosen Pembimbing :M. Ridha Maruf, ST, MTSumber, ST, MT

Oleh :Hanif Zakki(P27838113031)Pramitha Galuh A. P.(P27838113035)2C2

Politeknik Kesehatan Kemenkes SurabayaJurusan Teknik Elektromedik2015

BAB I

Sistem respirasi dapat dipisahkan menjadi 2 saluran yaitu saluran atas dan bawah. Saluran pernafasan atas terdiri dari hidung, paranasal sinus, pharinx, dan larinx. Fungsi dari saluran ini adalah untuk menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara sebelum mencapai unit pertukaran gas. Saluran bawah pernafasan dimulai dari trachea, bronchus utama kanan yang terbagi menjadi 3 lobar atau bagian paru (atas, tengah dan bawah), bronchus kiri yang terbagi menjadi 2 lobar, bronchioli, dan berakhir di alveoli, dimana terjadi pertukaran gas.Suara paru-paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernafasan selama proses pernafasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari saluran udara yang lebih lebar ke saluran udara yang lebih sempit atau sebaliknya. Pada saat inspirasi, udara mengalir dari saluran udara yang lebih luas ke saluran udara yang lebih sempit sehingga turbulensi yag terjadi lebih kuat sedangkan pada saat ekspirasi terjadi sebaliknya. Ini menyebabkan pada saat inspirasi suara yang terdengar lebih keras. Secara umum suara paru -paru dibagi menjadi 3, suara normal, suara abnormal dan suara tambahan. Suara-suara tersebut dibagi dalam beberapa kategori berdasar pitch, intensitas, lokasi dan rasio inspirasi dan ekspirasi.Suara paru-paru normal terbagi atas 4 kelompok, yaitu tracheal, bronchial, bronchovesikular dan vesikular. Suara pernafasan tracheal sangat nyaring dan pitch-nya relatif tinggi. Inspirasi dan ekspirasi relatif sama panjang. Suara ini dapat didengar di atas trakea yang agak jarang dilakukan pada pemeriksaan rutin. Suara pernafasan vesikular merupakan suara pernafasan normal yang paling umum dan terdengar hampir di semua permukaan paru-paru. Suaranya lembut dan pitch rendah. Suara inspirasi lebih panjang dibanding suara ekspirasi. Suara vesikular bisa terdengar lebih kasar dan sebagian terdengar lebih panjang apabila ada ventilasi yang cepat dan dalam, misalnya setelah berolah raga atau pada anak -anak yang memiliki dinding dada yang lebih tipis. Suara vesikular juga bisa lebih lembut jika pasien lemah, tua, gemuk atau sangat berotot. Suara bronchial sangat nyaring, pitch tinggi, dan suara terdengar dekat dengan stetoskop. Terdapat gap antara fasa inspirasi dan ekspirasi pada pernafasan, dan suara ekspirasi terdengar lebih lama dibanding suara inspirasi. Jika suara ini terdengar dimana-mana kecuali di manubrium, hal tersebut biasanya mengindikasikan terdapat daerah konsolidasi yang biasanya berisi udara tetapi berisi air. Terdapat suara pernafasan yang tingkat instensitas dan pitch-nya sedang. Inspirasi dan ekspirasinya sama panjang. Suara ini terdengar sangat baik di ICS ke-1 dan ke-2 dan di antara skapula. Dengan suara bronchi, jika terdengar di mana-mana selain di batang utama bronchus, biasanya mengindikasikan daerah konsolidasi.

Gambar 1. Lokasi suara paru-paru normal

Selain itu masih terdapat suara paru -paru tambahan yang muncul karena adanya kelainan pada paru-paru yang disebabkan oleh penyakit. Misalnya pleural rub, crackle, wheezing, grunting, dan ronchi. Suara tersebut masih harus dianalisis dengan hasil pemeriksaan lain misalnya palpasi, untuk memutuskan diagnosis penyakit paru-paru.Suara jantung yang didengar oleh dokter dengan menggunakan stetoskop sebenarnya terjadi pada saat penutupan katup jantung. Kejadian ini dapat menimbulkan anggapan yang keliru bahwa suara jantung tersebut disebabkan oleh penutupan daun katup tersebut, tetapi sebenarnya disebabkan oleh efek arus pusar (eddy) di dalam darah akibat penutupan katup tersebut.Detak jantung menghasilkan dua suara yang berbeda yang dapat didengarkan pada stetoskop, yang sering dinyatakan dengan lub-dub. Suara lub disebabkan oleh penutupan katup triscupid dan mitral (atrioventrikular) yang memungkinkan aliran darah dari atria (serambi jantung) ke ventricle (bilik jantung) dan mencegah aliran balik. Umumnya hal ini disebut suara jantung pertama (S1), yang terjadi hampir bersamaan dengan timbulnya kompleks QRS dari elektrokardiogram dan terjadi sebelum systole (periode jantung berkontraksi). Suara dub disebut suara jantung kedua (S2) dan disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aortic dan pulmonary) yang membebaskan darah ke sistem sirkulasi paru-paru dan sistemik. Katup ini tertutup pada akhir systole dan sebelum katup atrioventrikular membuka kembali. Suara S2 ini terjadi hampir bersamaan dengan akhir gelombang T dari elektrocardiogram. Suara jantung ketiga (S3) sesuai dengan berhentinya pengisian atrioventrikular, sedangkan suara jantung keempat (S4) memiliki korelasi dengan kontraksi atrial. Suara S4 ini memiliki amplitude yang sangat rendah dan komponen frekuensi rendah.Jantung abnormal memperdengarkan suara tambahan yang disebut murmur. Murmur disebabkan oleh pembukaan katup yang tidak sempurna atau stenotic (yang memaksa darah melewati bukaan sempit), atau oleh regurgitasi yang disebabkan oleh penutupan katup yang tidak sempurna dan mengakibatkan aliran balik darah. Dalam masing-masing kasus suara yang timbul adalah akibat aliran darah dengan kecepatan tinggi yang melewati bukaan sempit. Penyebab lain terjadinya murmur adalah adanya kebocoran septum yang memisahkan jantung bagian kiri dan bagian kanan sehingga darah mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan sehingga menyimpangkan sirkulasi sistemik.

BAB IIPRINSIP ALATStetoskop digunakan saat ini didasarkan pada karya asli Laennec, yakni terdiri dari 2 bagian utama: Sungkup (bell) untuk menghimpun suara dari daerah yang akan diperiksa. Sungkup bisa jadi terbuka atau tertutup oleh membran tipis. Bagian kedua adalah earpieces.Sungkup atau mangkuk terbuka (open bell) berfungsi untuk menyesuaikan impedansi antara kulit dan udara. Kulit manusia memiliki frekuensi resonansi alami yang efektif untuk menghantarkan bunyi jantung. Kulit pasien yang bersentuhan dengan sungkup terbuka berfungsi seperti diafragma. Frekuensi resonansi ditentukan oleh diameter sungkup dan tekanan sungkup pada kulit. Semakin kencang kulit tertarik atau semakin kecil diameter sungkup, semakin tinggi frekuensi resonansinya. Murmur jantung yang frekuensinya rendah tidak akan terdengar apabila stetoskop terlalu kencang ditekan ke kulit.Sungkup atau mangkuk tertutup (closed bell), yaitu sebuah sungkup yang memiliki diafragma dengan frekuensi resonansi tertentu. Frekuensinya biasanya tinggi sehingga mampu menapis suara-suara berfrekuensi rendah. Frekuensi resonansinya ditentukan juga oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang mengatur frekuensi sungkup terbuka. Stetoskop sungkup tertutup digunakan khususnya untuk mendengarkan bunyi paru yang frekuensinya lebih tinggi daripada bunyi jantung.Walaupun selang hanya berperan mengantarkan gelombang suara dari sungkup ke earpieces, tetapi perhitungannya tidak sederhana. Suara termasuk dalam kategori gelombang mekanik. Gelombang bunyi cenderung menyebar ke segala arah. Perhitungan bunyi tidak hanya menyangkut energi, tetapi menyangkut intensitas, yaitu energi yang menyebar pada semua bidang dalam suatu waktu. Bila diameter selang terlalu kecil, banyak suara yang akan hilang akibat gesekan. Jika diameter terlalu besar, maka volume udara yang dipindahkan menjadi terlalu banyak. Untuk frekuensi di atas 100 Hz efisiensinya akan berkurang seiring dengan semakin panjangnya selang. Misalkan dengan perubahan selang dari panjang 7,5 cm menjadi 66 cm menyebabkan frekuensi suara yang sebesar 200 Hz akan hilang sebesar 15 dB selama perambatan. Biasanya agar didapatkan hasil yang baik, stetoskop dibuat dengan panjang selang 25 cm dan lubang yang berdiameter 0,3 cm. Ini boleh jadi merupakan hasil terbaik setelah ujicoba dari berbagi ukuran. Earpieces harus terpasang tepat di telinga karena kebocoran udara mengurangi suara yang terdengar. Semakin rendah frekuensi suara tentunya semakin bermakna kebocoran tersebut.

BAB IIISEJARAH ALATSebelum tahun 1818, satu-satunya metode yang ada untuk memeriksa dada adalah perabaan dengan tangan, perkusi, dan kadang-kadang, auskultasi dekat dengan telinga menempel ke dada. Dalam A Treatise on the Diseases of the Chest and on Mediate Auscultation (1818), R. T. H. Laennec menjelaskan tujuan menempelkan telinga langsung ke dada: "tindakan ini selalu tidak menyenangkan, baik bagi dokter maupun pasien; pada wanita, tindakan ini tidak saja lancang, tetapi juga sulit diterapkan; dan bagi orang-orang yang berada di rumah sakit, tindakan ini menyebalkan." Pada saat itu, dokter secara rutin melakukan kunjungan rumah dan mengobati hampir semua pasien di rumahnya. Hanya pasien amal yang pergi ke rumah sakit.Laennec menggunakan metode auskultasi langsung sampai tahun 1816 saat ia sedang memeriksa seorang gadis dengan gejala umum sakit jantung. Karena pasien tersebut gemuk, muda, dan perempuan, maka ia merasa bahwa metode pemeriksaan yang lazim tersebut tidaklah pantas. Namun, ia ingat bahwa apabila salah satu ujung dari sepotong kayu digores dengan jarum, suara yang timbul akan dapat didengar dengan jelas jika ujung kayu yang lain ditempelkan ke telinga. Ia dengan segera menggulung beberapa lembar kertas membentuk silinder dan menempelkan salah satu ujungnya ke telinganya dan ujung yang lain ke dada di atas jantung gadis tersebut. Hasilnya sangat dramatis dan mendorong Laennec menyempurnakan alatnya. Akhirnya ia menciptakan suatu silinder kayu berongga dengan panjang 30 cm dan diameter bagian dalamnya sekitar 1 cm serta diameter bagian luarnya 4 cm. Ia menyebut alat ini sebagai stetoskop, yang berarti "melihat dada". Dalam bukunya, ia melaporkan risetnya mengenai stetoskop dan interpretasinya tentang bunyi alami dan patologis dari paru, jantung, dan suara.Stetoskop yang saat ini digunakan didasarkan pada karya asli Laennec. Bagian-bagian utama pada stetoskop modern adalah sungkup (bell), yang mungkin terbuka atau tertutup oleh membran tipis, dan earpieces.

REFERENSI

1. http://mitaunair-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-67012-Mata%20Kuliah%20Biomedik-SEJARAH%20DAN%20CARA%20KERJA%20STETOSKOP.html di akses pada hari Sabtu, 20 Juni 2015

2. http://smarandhana.blogspot.com/2011/07/stetoskop.html di akses pada hari Sabtu, 20 Juni 2015

3. http://www.researchgate.net/publication/266342762_Stetoskop_Elektronik_Sederhana_Berbasis_PC_dengan_Fasillitas_Pengolahan_Sinyal_Digital_untuk_Auskultasi_Jantung_dan_Paru di akses pada hari Sabtu, 20 Juni 2015