uas pelaporan amilya putri

24
UJIAN AKHIR SEMESTER TAKE HOME Disusun untuk memenuhi syarat penilaian Ujian Akhir Semester pada mata kuliah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan Oleh: Amilya Putri Rahmadanti NIM 2013220783 Kelompok Diskusi: 1. Mohamad Apip 2. Amilya Putri 3. Lita Permatasari 4. Tendi PROGRAM PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Upload: fraudku

Post on 27-Nov-2015

354 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pelaporan

TRANSCRIPT

Page 1: UAS Pelaporan Amilya Putri

UJIAN AKHIR SEMESTER TAKE HOME

Disusun untuk memenuhi syarat penilaian Ujian Akhir Semester

pada mata kuliah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan

Oleh:

Amilya Putri Rahmadanti

NIM 2013220783

Kelompok Diskusi:1. Mohamad Apip2. Amilya Putri 3. Lita Permatasari4. Tendi

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

Page 2: UAS Pelaporan Amilya Putri

1. Salah satu karakteristik standar akuntansi adalah bahwa standar tersebut tidak

mengatur prosedur akuntansi, namun merupakan pedoman yang lengkap tentang

fungsi akuntansi sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan. Jelaskan

dan uraikan landasan apa saja yang diatur dalam standar akuntansi keuangan.

Menurut saya landasan yang diatur dalam standart akuntansi tercantum secara

keseluruhan dalam kerangka konseptual. Kerangka kerja konseptual mencakup konsep-

konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep- konsep lainnya

mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-

ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan

pelaporan. Dalam Statement of Financial Accounting Concept no. 8, FASB menyebutkan

“The Conceptual Framework is a coherent system of interrelated objectives and

fundamental concepts that prescribes the nature, function, and limits of financial

accounting and reporting and that is expected to lead to consistent guidance”.

Sedangkan Hendriksen (1977) menyebutkan kerangka kerja konseptual akuntansi adalah

seperangkat prinsip yang koheren, hipotetis, konseptual, dan pragmatis yang membentuk

kerangka kerja umum untuk referensi lingkup penelitian. Berdasar dua pengertian di atas

dapat disimpulkan bahwa kerangka konseptual mencoba menyediakan teori akuntansi

yang lebih terstruktur. Sesuai FASB, kerangka konseptual merumuskan sifat, fungsi,

serta batasan pelaporan dan akuntansi keuangan. (SFAC No. 1). Dari kerangka

konseptual tersebut akan digunakan sebagai dasar dan pedoman mengembangan

kebijakan akuntansi. Pandangan yang dianut oleh orang-orang yang terlibat dalam

pengembangan kerangka konseptual adalah jika praktek pelaporan keuangan ingin

dikembangkan secara logis dan konsisten (penting untuk membangun kepercayaan

public pada praktek akuntansi), maka yang harus dikembangkan terlebih dahulu adalah

consensus dalam isu-isu penting seperti :

- Makna sebenarnya pelaporan keuangan beserta lingkupnya

- Karakteristik organisasi atau atribut yang mengindikasikan bahwa suatu entitas harus

membuat laporna keuangan.

- Tujuan pelaporan keuangan

- Karakteristik kualitatif yang harus ada dalam informasi keuangan

- Elemen-elemen pelaporan keuangan

- Aturan pengukuran mana yang harus diterapkan dalam elemen akuntansi, dan lain-

lain

Page 3: UAS Pelaporan Amilya Putri

2. Terdapat perdebatan pandangan apakah akuntansi perlu diregulasi atau tidak.

Jelaskan bagaimana pada level teori, dan uraikan perlu atau tidaknya regulasi,

serta implementasi dalam praktik. Uraikan jika terlalu banyak standar akuntansi,

dan dampaknya dalam praktik, serta alternatif cara mengatasinya. Jelaskan pula

alasan perusahaan enggan mengungkapkan lebih banyak informasi keuangan.

Regulasi berkembang seiring dengan perkembangan akuntansi. Namun, dalam

perkembangannya sendiri, regulasi tidaklah didukung oleh beberapa pihak. Terdapat

tarik-menarik yang sangat kuat antara pihak yang setuju dengan yang tidak setuju terkait

dengan apakah diperlukan regulasi terhadap standar akuntansi keuangan. Pihak yang

tidak menginginkan regulasi berargumen dengan menggunakan teori keagenan (agency

theory) yang menyatakan bahwa manajemen memiliki insentif membuat laporan yang

andal dan disajikan secara sukarela kepada pemilik (shareholder) semata-mata untuk

menyelesaikan konflik antara pemilik dan manajemen (Astika, 200).

Teori keagenan menjelaskan dan memprediksi perilaku manajemen dan pemilik

perusahaan yang terlibat dalam hubungan keagenan. Dalam hubungan keagenan,

manajemen sebagai agen adalah pihak yang diminta oleh pemilik sebagai prinsipal untuk

melakukan tugas mengelola perusahaana atas nama pemilik (prinsipal) dan bertujuan

untuk memaksimumkan kesejahteraan prinsipal (Jensen dan Meckling dalam Subroto,

2007). Laporan keuangan digunakan untuk memonitor hubungan kerja (hubungan

keagenan) serta untuk menilai dan menentukan kompensasi yang akan dibayarkan

kepada manajer (Belkaoui dalam Subroto, 2007). Perusahaan dituntut untuk menyajikan

laporan secara sukarela dan pengguna informasi dapat memaksa pihak-pihak terkait

untuk menyajikan informasi tersebut.

Kontrak-kontrak antara manajemen dan pemilik dan kekuatan pasar dapat mendorong

manajemen memproduksi informasi secara sukarela. Para pendukung produksi informasi

tanpa regulasi, menggunakan alasan ini menolak adanya regulasi. Kaum pendukungnya

percaya bahwanya manajemen akan bersedia secara sukarela untuk menyediakan

informasi sesuai dengan permintaan informasi yang ada di pasar. Namun, pandangan ini

terbukti gagal karena pada halnya informasi akuntansi merupakan suatu barang publik,

yang faktanya membuat gagalnya pasar informasi. Hal ini menyebabkan manajemen

tidak bersedia untuk menyediakan informasi sehingga menyebabkan kerugian bagi pihak

yang berkepentingan. Selain itu, manajemen tidak memberikan informasi secara

keseluruhan, terkait kegagalan yang dialami perusahaan, sehingga menimbulkan asimetri

Page 4: UAS Pelaporan Amilya Putri

informasi. Hal-hal tersebut kemudia menguatkan untuk ditetapkannya regulasi untuk

mengatur penyediaa informasi.

Pihak-pihak yang menginginkan regulasi akan mengunakan teori kepentingan publik

(The Public Interest Theory) dan teori kepentingan kelompok (The Interest Group

Theory) untuk menyukseskan keinginannya karena pada dasarnya, baik kegagalan pasar

maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa adanya regulasi akuntansi

(Scott, 2000). Perkembangan regulasi menimbulkan dua pihak, yakni pihak yang pro-

regulasi dan pihak yang kontra-regulasi. Pihak kontra regulasi akan menjelaskan dengan

perspektif pasar bebasnya, sedangkan pihak yang pro regulasi akan menjelaskan dengan

teori kepentingan publik, capture theory dan teori kepentingan group yang kesemuanya

menjadi bagian dari teori regulasi.

Perspektif pasar bebas melihat bahwa informasi merupakan suatu komoditas yang

dipengaruhi oleh kekuatan tawar-menawar. Permintaan akan informasi yang benar dan

akurat menunjukkan adanya hukum permintaan atas informasi. Manajemen yang tidak

menyediakan informasi dan tidak menyediakan secara lengkapakan takut akan

munculnya pendangan bahwa manajemen melakukan suatu tindakan oportunis dengan

mengoperasikan perusahaan hanya untuk memaksimalkan keuntungan pribadi dengan

tanpa meningkatkan nilai-nilai bagi perusahaan. Perspektif ini membantah adanya

private economic incentive bagi organisasi untuk menghasilkan informasi akuntansi

secara sukarela, dan dengan adanya peran regulasi menyebabkan ketidakefisienan biaya.

Pada kenyataannya, prespektif pasar bebas tidak benar-benar berlaku dan terjadi

kegagalan pasar informasi keuangan. Kegagalan pasar informasi dapat terjadi karena

beberapa sebab, antara lain karena, produsen informasi memonopoli pasokan informasi,

sifat informasi akuntansi sebagai barang publik, dan adanya masalah adverse selection

dan moral hazard (Subroto, 2007). Monopoli manajemen merupakan tindakan

manajemen yang merasa bahwa dirinya merupakan satu-satunya penyedia informasi

terkait perusahaan, sehingga manajemen dapat dengan sesuai keinginannya untuk

memanipulasi informasi akuntansi. Informasi akuntansi adalah barang publik, sebagai

barang publik, informasi akuntansi dapat dikonsumsi suatu pihak tanpa mengurangi

peluang pihak lainnya. Manajemen cenderungt tidak bersedia untuk memproduksi

informasi akuntansi karena sebagai barang publik, produsen tidak dapat membebankan

biaya produksikepada semua pemakai (externalities) dan pemakai dapat bebas

mengkonsumsi tanpa harus membayarnya (fiee-rider).

Page 5: UAS Pelaporan Amilya Putri

Adverse selection merupakan tindakan yang ingin memanfaat keunggulan

informasinya dan menyebabkan manajemen tidak akan mau untuk memberitahu berita

buruk terkait perusahaan. Manajemen menutupi berita-berita tersebut untuk menikmati

keuntungan dari informasi yang baik terkait perusahaan. Moral hazard merupakan

kejadian dimana segala tindakan yang telah dilakukan manajemen tidak dapat kita amati

secara langsung. Informasi yang disediakan belum tentu menunjukkan suatu keterjadian

yang kongkret. Kegagalan pasar kemudian dianggap sebagai dasar alasan kenapa

regulasi dibutuhkan. Regulasi dibuat untuk memastikan penyediaan informasi yang

lengkap dan benar oleh manajemen.

Teori kepentingan publik menyatakan bahwa regulasi terjadi karena tuntutan publik

dan muncul sebagai koreksi atas kegagalan pasar. Kegagalan pasar terjadi karena adanya

alokasi informasi yang belum optimal dan ini dapat disebabkan oleh (1) keengganan

perusahaan mengungkapkan informasi, (2) adanya penyelewengan informasi, dan (3)

penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya. Menurut Posner (1974), Teori

Kepentingan Publik menyatakan bahwa peraturan diperuntukkan sebagai keuntungan

publik secara keseluruhan, dan pengaturnya (pelaksana peraturan tersebut)

merepresentasikan minat masyarakat dalam mengoperasikannya. Pembuatan perundang-

undangan dipertimbangkan sebagai sikap adil antara manfaat sosial dan biaya sosial dari

suatu peraturan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa regulasi

memang sangat diperlukan pada jaman sekarang.

Standard Overload adalah standard yang melebihi apa yang diperlukan oleh entitas

terlalu mahal dan menjadi tidak perlu atau banyaknya permintaan untuk melakukan

reduksi dalam reglasi akuntansi dengan berbagai alasan. Accounting Standard Overload

umumnya berhubungan dengan pertumbuhan standard akuntansi. Situasi- situasi berikut

ini diidentifikasi sebagai accounting standard overload:

a) Standard yang terlalu banyak

b) Standard yang terlalu rumit

c) Tidak tegas (rigid) sehingga sulit membuat pilihan penerapannya atau tidak ada

standard yang baku, membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit

d) general-purposes standards yang gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan

diantara para penyaji, pengguna, dan CPA.

e) Pengungkapan yang berlebihan dan/atau pengukuran yang terlalu kompleks.

Standar akuntansi yang jumlahnya banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh

serius terhadap kinerja akuntan, antara lain:

Page 6: UAS Pelaporan Amilya Putri

Nilai informasi yang disajikan bagi para pengguna, dan keputusan yang dibuat para

manajer.

Para pengguna juga akan semakin bingun oleh jumlah dan kompleksitas catatan

yang digunakan untuk menjelaskan persyaratan yang ada dalam setiap standar

Manajer akan kewalahan oleh standar yang terlalu banyak dan kompleks, hal ini

dapat menyebabkan para manajer akan berusaha mencari perubahan-perubahan

dalam bisnis mereka yang tidak harus mengikuti sejumlah standar akuntansi

Dapat menyebabkan akuntan mengalami kegagalan, karena tidak bisa fokus terhadap

tugasnya karena banyaknya data yang diperlukan untuk memenuhi suatu standar.

Seperti contoh dalam kasus audit, akuntan bisa saja lupa untuk melakukan prusedur

dasar audit atau kehilangan fokus audit disebabkan karena banyaknya ketentuan

akuntansi yang kompleks

Masalah standar overload menyebabkan berbagai kelompok yang berkempentingan

berusaha mengidentifikasi dan memberikan solusi. Komite khusus AICPA tentang

standar akauntansi mengevaluasi berbagai kemungkinan pendekatan berikut ini yang

dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut :

Menentukna pengungkapan dan pengukuran yang berbeda

Menentukan perubahan terhadap standar akuntansi publik untuk pelaporan informasi

keuangan

Tidak ada perubahan, mempertahankan yang sudah ada (status quo)

Melakukan perubahan terhadap konsep GAAP menjadi dua jenis GAAP, misalnya

GAAP khusus untuk pengusaha besar dan GAAP khusus untuk pengusaha kecil.

Beberapa argumentasi perusahaan enggan mengungkapkan lebih banyak informasi

keuangan yang terkadang bertentangan dengan pihak lain:

- Pengungkapan informasi keuangan yang berlebihan akan membantu pesaing dan

merugikan pemegang saham.

- Serikat pekerja akan memperoleh keuntungan dengan adanya informasi keuangan

terkait upah yang seharusnya mereka terima.

- Investor sering dinyatakan tidak dapat memahami kebijakan dan prosedur akuntansi

yang digunakan oleh manajemen.

- Sumber-sumber infomasi lainnya dianggap telah mampu untuk memberikan

informasi tersebut dengan biaya lebih rendah dibandingkan laporan keuangan yang

membutuhkan biaya lebih tinggi apabila ingin menyajikan informasi secara lengkap.

Page 7: UAS Pelaporan Amilya Putri

- Tidak adanya informasi yang cukup terkait kebutuhan informasi inverstor,

mengingat luasnya pengguna dari laporan keuangan itu sendiri.

3. Dalam perumusan standar akuntansi ada tiga pendekatan, yaitu diatur oleh

pemerintah, swasta, dan diserahkan langsung pada pasar bebas. Jelaskan kelebihan

dan kekurangannya.

Pendekatan Sektor Publik

Kelebihan Regulasi Kelemahan Regulasi

1. Secara umum sudah diketahui bahwa

proses inovasi dalam akuntansi

didasarkan pada peran lebaga

pemerintah

2. Regulasi sektor publik dalam standar

akuntansi dimotivasi oleh kebutuhan

untuk melindungi kepentingan umum

3. Keinginan untuk meyajikan tingkat

pengungkapan kepada publik yang

dianggap perliu dan memadai dalam

pembuat keputusan

4. Lembaga pemerintah mempunyai

legitimasi yang lebih besar melalui

kewenangan statutori yang lebih jelas.

Selain itu lembaga pemerintah

memeiliki kekuatan memaksa yang

lebih besar dari pada lembaga sektor

swasta

5. Sejumlah tuntutan agar sektor publik

menjadi pengawas dan pengendali

muncul disaat suatu tujuan

bertentangan dengan kepentingan

umum.

1. Umumnya diketahui bahwa

diperlukan biaya yang besar untuk

memenuhi ketentuan pemerintah

dalam penyajian informasi

2. Beberapa orang beragumen bahwa

birokrat mempunyai kecendrungan

untuk memaksimalkan total aggaran

biro mereka.

3. Akan timbul kondisi yang berbahaya

apabila penyususn standar bersifat

politis.

4. Beberpa kalangan mempertanyakan

tentang perlunya sistem pemerintahan

yang didukung kekuatan kepolisian

Pendekatan Sektor Swasta

Page 8: UAS Pelaporan Amilya Putri

Kelebihan Regulasi Kelemahan Regulasi

1. FASB terlihat respontif terhadap

berbagai konstituen

2. FASB tampak mampu menarik,

sebagai anggota atau staf, orang-orang

yang memiliki pengetahuan teknis

yang diperlukan untuk

mengembangkan dan

mengimplementasikan sistem

pengukuran dan penggunaan

alternative

3. FASB terlihat sukses dalam

memperoleh tanggapan dari beberapa

konstituensinya dan dalam menanggapi

sejumlah masukan.

1. FASB tidak memiliki kewenangan

statutori dan kekuatan untuk

memaksakan aturan yang dibuatnya,

serta menghadapi tantangan

penolakan oleh kongres maupun oleh

lembaga pemerintah lainnya

2. FASB sering dituduh tidak

independen dari konstituenya yang

besar, kantor akuntan public

3. FASB sering dituduh lamban dalam

menanggapi isu-isu utama yang

krusial bagi sejumlah konstituennya

Pendekatan Pasar Bebas

Kelebihan Regulasi Kelemahan Regulasi

1. Pendekatan pasar bebas dalam

menghasilkan standar akuntansi

dimulai dari asumsi dasar bahwa

informasi akuntansi merupakan sebuah

produk yang bersipat ekonomis, sama

seperti barang atau jasa lainnya.

2. Pengungkapan informasi yang optimal

sebanding dengan harga yang optimal

dari informasi tersebut

1. Pendekatan ini lebih cenderung

diakibatkan karena adanya kegagalan

pasar, kegagalan pasar bisanya terjadi

karena adanay alokasi informasi yang

belum optimal dan dapat disebabkan

oleh:

Keenggangan perusahaan

mengungkapkan informasi,

Adanya penyelewengan informasi

Penyajian informasi akuntansi

secara tidak semestinya.

4. Jelaskan dan uraikan perbedaan antara manajemen laba, manipulasi akuntansi,

pilihan kebijakan akuntansi, dan kecurangan akuntansi.

Page 9: UAS Pelaporan Amilya Putri

Manajemen laba (earning management) adalah pilihan yang dilakukan oleh manajer

mengenai pemilihan kebijakan akuntansi, atau tindakan yang berdampak terhadap laba,

sehingga untuk mencapai beberapa tujuan spesifik dari pelaporan laba (Scott, 2000).

Selain itu manajemen laba merupakan tindakan yang dilakukan oleh manajemen

perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi

mengenai keuntungan ekonomis (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami

perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan.

Manipulasi akuntansi adalah penyimpangan yang dilakukan secara sengaja dari dari

standart akuntansi yang berlaku umum untuk menggelembungkan informasi keuangan

yang dilaporkan dan dimaksudkan untuk menutupi kegagalan atau kecurangan keuangan

dari pemangku kepentingan maupun auditor. manipulasi akuntansi secara umum bisa

dikelompokkan menjadi dua yakni manipulasi akuntansi yang melaggar PABU dan

maipulasi akuntansi yang selaran dengan PABU.

Kebijakan akuntansi menurut SAK (2002:1) adalah kebijakan akuntansi meliputi

pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan

manajemen untuk penyusunan dan penyajian laporan keungan. Dari penjelasan tersebut

dapat disimpulkan bahwa kebijakan akuntansi merupakan cara perusahaan untuk

memutuskan dari berbagai pilihan yang tersedia yang memberikan keuntungan paling

besar bagi perusahaan untuk diterapkan dalam menyusunan laporan keuangan perusahaan

tersebut.

Kecurangan akuntansi, dari sudut pandang akuntansi dan audit, kecurangan adalah

penggambaran yang salah dari fakta material dalam buku besar atau laporan keuangan.

Kecurangan dapat juga ditujukan pada organisasi oleh pihak luar, misalnya, penjual,

pemasok, kontraktor, konsultan dan pelanggan, dengan cara penagihan yang berlebihan,

dua kali penagihan, substitusi material yang lebih rendah mutunya, pernyataan yang salah

mengenai mutu dan nilai barang yang dibeli, atau besarnya kredit pelanggan. Kecurangan

(Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian

tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi

pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk

melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan

adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.

Page 10: UAS Pelaporan Amilya Putri

5. Manajemen laba pada umumnya tidak dapat dideteksi secara langsung sehingga

digunakan proksi akrual diskresioner. Jelaskan metode untuk mendeteksi

manajemen laba tersebut.

Beberapa penelitian telah banyak yang mengangkat tema terkait pendeteksian manajemen

laba, salah satunya Jones (1991). Jones (1991) melakukan sped regretion dalam model

ini. Akrual diskresioner diperoleh dengan membandingkan akrual tahun t (pada saat

terjadinya manipulasi laba) dengan rata-rata akrual perusahaan tersebut dilihat dari tahun-

tahun sebelumnya. Selain itu, akrual diskresioner dapat juga dihitung dengan menghitung

perbedaan antara net income dan cash flow. Manajemen melakukan peningkatan laba

melalui kebijakan akrual dapat dideteksi dari empat items akrual yaitu: biaya amortisasi,

peningkatan net accounts receivable, peningkatan inventory, dan penurunan accounts

payble and accrual liabilities.

6. Jelaskan dan uraikan perkembangan dan isu dari Good Corporate Governant

(GCG), Behavioral Finance, dan Corporate Sosial Responsibility (CSR). Uraikan

pula isu tersebut terkait dengan bidang akuntansi keuangan dan pelaporannya jika

memang ada.

CSR sangat penting dalam penerapan GCG, hal ini terjadi karena dalam tata kelola

perusahaan, perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap para pemangku

kepentingan baik itu karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas.

Selain itu perusahaan perlu melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang meningkatkan

kesejahteraan masyarakat diluar kegiatan-kegiatan ekonomi yang memang menjadi tujuan

perusahaan.. Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi para pelaku

bisnis, yaitu Transprency (Keterbukaan Informasi), Accountability (Akuntabilitas),

Responsibility (Pertanggungjawaban), Indepadency (Kemandirian), Fairness (Kesetaraan

dan Kewajiban). Prinsip Responsibilty (Pertanggungjawaban) merupakan prinsip yang

mempunyai hubungan paling dekat dengan CSR. Dalam prinsip ini, penekanan yang

signifikan diberikan kepada stakeholders perusahaan. Melalui penerapan prinsip ini

diharapkan perusahaan dapat menyadari bahwa kegiatan operasionalnya seringkali

menghasilkan dampak eksternal yang harus ditanggung oleh stakeholders. Oleh karena

itu, wajar bila perusahaan juga memperhatikan kepentingan dan nilai tambah bagi

stakholders-nya. Namun dalam praktiknya masih saja terdapat kendala yang dikarenakan

Page 11: UAS Pelaporan Amilya Putri

kurang tegasnya pemerintah mengenai CSR dan status untuk CSR ini masih merupakan

voluntare disclosure atau baru dilakukan secara sukarela.

7. Konsep historical cost sering mendapat kritik tajam karena dianggap sudah

ketinggalan jaman dan tidak relevan dalam menyajikan informasi akuntansi.

Namun demikian, keandalan informasi justru telah dibuktikan oleh historical cost,

karena bisa ditelusuri kepada bukti transaksi, yaitu pada saat terjadinya transaksi

tersebut. Disamping itu, fair market value justru tidak fair karena hanya

penaksiran oleh beberapa pihak yang bisa jadi hanya bersifat sangat subjektif.

Jelaskan pendapat saudara baik setuju maupun yang tidak setuju!

Historical Cost Principle adalah prinsip akuntansi yang mengakui harta/utang pada nilai

historisnya/harga perolehan. Penggunaan Historical Cost Principle membuat laporan

keuangan yang disajikan akan lebih reliable. Hal tersebut dikarenakan jumlah yang

dicatat dalam setiap transaksi didukung dengan bukti yang jelas dan nyata, sehingga

pencatatannya pun dapat dipertanggungjawabkan dan akurat. Namun seiring dengan

perkembangan kebutuhan pengguna laporan keuangan, muncul berbagai kritik terhadap

penggunaan Historical Cost Principle. Sekarang ini investor lebih menuntut informasi

yang lebih relevan dalam pengambilan keputusan. Latar belakang tersebut mendasari

penggunaan Fair Value Accounting (FVA) dalam membuat laporan keuangan.

Ada tiga komponen ekonomi modern yang menyebabkan Historical Cost Principle

kurang valid untuk digunakan dalam penyajian laporan keuangan jika dibandingkan saat

model ini dikembangkan, antara lain: tingkat perubahan harga secara khusus yang

disebabkan oleh hal-hal seperti kemajuan teknologi dan pergeseran preferensi konsumen,

tingkat perubahan harga secara umum yang disebabkan oleh inflasi, serta fluktuasi nilai

tukar mata uang.

Menurut pendapat saya penggunaan Fair Value Accounting (FVA) lebih baik

dibandingkan Historical Cost Principle. Reliable dan relevan terkadang tidak dapat kita

penuhi dengan sempurna secara bersamaan, harus ada salah satu yang dikorbankan.

Namun tentu saja, penggunaan Fair Value Accounting (FVA) bukan tanpa cacat sama

sekali. Prinsip Fair Value Accounting (FVA) tetap harus lebih dikembangkan kembali

karena masih memiliki banyak kelemahan, seperti misalnya dianggap tidak fair karena

hanya penaksiran oleh beberapa pihak yang bisa jadi hanya bersifat sangat subjektif .

Page 12: UAS Pelaporan Amilya Putri

8. Isu tentang IFRS, IAS, harmonisasi dan konvergensi terkait erat dengan faktor

budaya (culture) antarnegara. Berikan penjelasan singkat tentang isu-isu tersebut.

Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik

akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut

dapat beragam (Choi, et al.,1999). Standart harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan

dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari

berbagai negara. Keuntungan dari harmonisasi antara lain informasi keuangan dapat

diperbandingkan, menghemat waktu dan uang, serta meningkatkan perkembangan pasar

modal domestik menuju pasar modal internasional.

Hal inilah yang mendorong perubahan peraturan akuntansi domestik ke arah IFRS.

Dengan menerapkan IAS (IFRS) dalam laporan keuangan perusahaan domestik berarti

laporan keuangan berbicara dengan bahasa akuntansi yang sama, hal ini akan

memudahkan perusahaan multinasional dalam berkomunikasi dengan cabang-cabang

perusahaannya yang berada dalam negara yang berbeda, serta meningkatkan kualitas

pelaporan manajemen dan pengambilan keputusan. Sedangkan di Indonesia, Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI) mengumumkan bahwa Standar akuntansi internasional (IFRS)

akan mulai berlaku di Indonesia pada tahun 2012 secara keseluruhan atau full adoption

(sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2009). Dengan demikian, saat ini standar akuntansi

keuangan nasional sedang dalam proses konvergensi secara penuh dengan IFRS.

Proses harmonisasi dan kovergensi IFRS tersebut tentu saja mengalami hambatan, antara

lain hambatan antara lain nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem

pemerintahan pada tiap tiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan

multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi

antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.

Faktor budaya (culture) merupakan hal yang perlu diperhatikan. Budaya timbul dan

tercermin dari kehidupan masyarakat di suatu negara, serta tentu saja tercermin dari

kehidupan ekonomi masyarakat tersebut. Misalnya saja kehidupan ekonomi di Indonesia

dengan Amerika tentu saja memiliki banyak perbedaan dalam hal transaksi ekonomi

ataupun sumber dayanya. Budaya juga tercermin dalam prinsip akuntansi domestik di

setiap negara yang memang telah disesuaikan dengan perekonomian di negara masing-

masing. Selain itu, pastinya setiap negara ingin mempertahankan budaya masing-masing

Page 13: UAS Pelaporan Amilya Putri

sebagai ciri khas dan kepribadian bangsanya. Dengan demikian, proses harmonisasi dan

konvergensi tersebut tidak akan mudah karena memerlukan waktu dan biaya yang tidak

sedikit untuk dapat menyeragamkan standar akuntansi yang sama untuk semua negara

dengan budaya yang berbeda.

9. Pengungkapan informasi akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam pengungkapan

wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Jelaskan menurut pendapat saudara!

Apakah pengungkapan ini telah diatur dengan regulasi? Apakah ada Undang-undang

yang mengaturnya?

Pengungkapan Wajib (mandatory disclousure), Pengungkapan Wajib merupakan

pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Peraturan

tentang standar pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan

penawaran umum dan perusahaan publik.  Ketentuan mengenai Kewajiban

Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik diatur dalam

peraturan nomor X.K.6.  Laporan tahunan wajib memuat ikhtisar data keuangan

penting, laporan dewan komisaris, laporan dewan direksi, profit perusahaan, analisis

dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab direksi atas

laporan keuangan, dan laporan keuangan yang telah diaudit. Ikhtisar data keuangan

penting meliputi sekurang-kurangnya:  

a. penjualan / pendapatan usaha; l. jumlah investasi;

b. laba (rugi) kotor m jumlah kewajiban;

c. laba (rugi) usaha; n. jumlah ekuitas;

d. laba (rugi) bersih; o. rasio laba (rugi) terhadap jumlah aktiva;

e. jumlah saham yang beredar p. rasio laba (rugi) terhadap ekuitas;

f. laba (rugi) bersih per saham; q. rasio lancar;

g. proforma penjualan / pend

apatan usaha (jika ada)

r. rasio kewajiban terhadap ekuitas;

h. proforma laba (rugi) bersih

(jika ada)

s. rasio kewajiban terhadap jumlah aktiva;

i. proforma laba (rugi) bersih per t. rasio kredit yang diberikan terhadap jumlah

Page 14: UAS Pelaporan Amilya Putri

saham (jika ada) simpanan (khusus untuk perbankan);

j. modal kerja bersih u. rasio kecukupan modal (khusus untuk

perbankan); dan

k. jumlah aktiva v. informasi keuangan perbandingan lainnya yang

relevan dengan perusahaan.

Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure), Pengungkapan Sukarela merupakan

pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa

diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Perusahaan memiliki keleluasaan dalam

melakukan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan sehingga menimbulkan

adanya keragaman atau variasi luas pengungkapan sukarela antar perusahaan.

Pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara meningkatkan kredibilitas

pelaporan keuangan perusahaan dan untuk membantu investor dalam memahami

strategi bisnis perusahaan. Dalam konteks pengungkapan sukarela manajemen

perusahaan bebas memilih untuk memberikan informasi akuntansi lainnya yang

dianggap relevan dalam mendukung pengambilan keputusan oleh pemakai laporan

tahunan.

Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi secara sukarela

dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkapkan

informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya.

Manfaat utama yang diperoleh perusahaan dari pengungkapan sukarela adalah biaya

modal yang rendah. Pengunkapan informasi oleh perusahaan diharapkan akan

membantu investor dan kreditor memahami risiko investasi.

Pengungkapan Cukup yang digunakan (Adequate Disclosure)

(Hendriksen dan Breda, 2002) menyebutkan bahwa konsep adequate disclosure

(pengungkapan cukup), konsep ini digunakan untuk pengungkapan minimum yang

disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat

diinterprestasikan dengan benar oleh investor.

10. Berikan penjelasan tentang apa yang terkait dengan akuntansi lingkungan yang

saudara fahami.

Pendekatan akuntansi biaya lingkungan secara sistematis dan tidak hanya berfokus pada

akuntansi untuk biaya proteksi lingkungan, tetapi juga mempertimbangkan biaya

Page 15: UAS Pelaporan Amilya Putri

lingkungan terhadap material dan energi. Akuntansi biaya lingkungan menunjukkan biaya

riil atas input dan proses bisnis serta memastikan adanya efisiensi biaya dan diaplikasikan

untuk mengukur biaya kualitas dan jasa.

Pemahaman sifat dan relevansi akuntansi lingkungan sangat beragam tergantung

perspektif para profesional dan orientasi fungsional para praktisi. Aspek-aspek yang

menjadi bidang garap akuntansi lingkungan adalah sebagai berikut:

Pengakuan dan identifikasi pengaruh negatif aktifitas bisnis perusahaan terhadap

lingkungan dalam praktek akuntansi konvensional.

Identifikasi, mencari dan memeriksa persoalan bidang garap akuntansi konvensional

yang bertentangan dengan kriteria lingkungan serta memberikan alternatif solusinya.

Melaksanakan langkah-langkah proaktif dalam menyusun inisiatif untuk memperbaiki

lingkungan pada praktik akuntansi konvensional.

Pengembangan format baru sistem akuntansi keuangan dan nonkeuangan, sistem

pengendalian pendukung keputusan manajemen ramah lingkungan.

Identifikasi biaya-biaya (cost) dan manfaat berupa pendapatan (revenue) apabila

perusahaan lebih peduli terhadap lingkungan dari berbagai program perbaikan

lingkungan.

Pengembangan format kerja, penilaian dan pelaporan internal maupun eksternal

perusahaan.

Pengembangan teknik-teknik akuntansi pada aktiva, kewajiban dan biaya dalam

konteks non keuangan khususnya ekologi.

Ada beberapa Tujuan Penerapan Akuntasi Lingkungan akuntansi lingkungan:

1. Akuntasi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen lingkungan, sebagai alat

manajemen lingkungan akuntasi lingkungan digunakan untuk menilai keefektifan

kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya konservasi

lingkungan. Data akuntasi lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya

fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya konservasi lingkungan keseluruhan dan juga

investasi yang diperlukan untuk kegiatan pengelolaan lingkungan. Selain itu akuntasi

lingkungan juga digunakan untuk menilai tingkat keluaran dan capaian tiap tahun

untuk menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang harus berlangsung terus menerus.

2. Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat, sebagai alat

komunikasi dengan publik, akuntansi lingkungan digunakan untuk menyampaikan

dampak negatif lingkungan, kegiatan konservasi lingkungan dan hasilnya kepada

Page 16: UAS Pelaporan Amilya Putri

publik. Tanggapan dan pandangan terhadap akuntansi lingkungan dari para pihak,

pelanggan dan masyarakat digunakan sebagai umpan balik untuk merubah pendekatan

perusahaan dalam pelestarian atau pengelolaan lingkungan.