tutorial i hypertensi

Upload: yovita-stevina-sutantio

Post on 18-Jul-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Hasil Tutorial I Tekanan Darah Tinggi 15 dan 18 Agustus 2006

Disusun oleh: Kelompok 18

Yovita Stevina Sutantio (0610002) Billie Ssancho Thea (0610036) Katherine Hermanto (0610039) Gita Mutiara Shalimar Suryadi (0610082) Agatha Anindhita (0610109) Cliffceda (0610118) Vania Catleya Estina (0610124) Mery Sihombing (0610161) Sanggam Tua Hamonangan H. (0610170) Rahel M. F. Sigiro (0610188)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2006

Ringkasan Skenario Perempuan, 58 tahun Keluhan: pandangan kabur baik untuk melihat dekat maupun jauh Hasil pemeriksaan oftamologik: o Retinopati hipertensif o Papilla nervus opticus memucat o Tekanan darah 190/120 mmHg Hasil anamnesis: o Tidak ada tanda-tanda stroke Hasil pemeriksaan laboratorium: o Darah rutin dalam batas normal o Kadar glukosa 150 mg% Setelah dua minggu: bicaranya pelo dan tidak jelas Keesokan hari: o Kelumpuhan total di anggota gerak kanan o Tidak dapat berbicara o Selalu mengantuk o Tekanan darah 250/150 mmHg

Daftar Istilah Asing oftamologik: cabang ilmu kedokteran tentang anatomi, fisiologi, patologi mata dll dan penyakitnya; atau pemeriksaan mata rentinopati hipertensif: hipertensi yang berat dan berlangsung lama akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah halus di beberapa tempat di retina. Juga terjadi perubahan permeabilitas dindingnya dan dari tempat itu terjadi pelepasan sel darah merah ke jaringan sekitarnya. Suatu perembesan sel darah merah di daerah permukaan retina yang terdiri dari serabut-serabut saraf akan memberikan gambaran perdarahan berbentuk nyala api. Kelainan ini disebabkan karena kerusakan jaringan di retina yang disebut retinopati papilla nervi optici: (discus nervi optici)

anamnesis: 1) rekoleksi; 2) sejarah kasus pasien medis atau psikiatris, terutama dengan mempergunakan ingatan pasien; 3) kumpulan data mengenai seorang pasien, keluarga, lingkungan sebelumnya dan pengalaman-pengalaman yang meliputi rasa, perasaan/tindakan abnormal yang diamati oleh pasien sendiri atau oleh orang lain dengan tanggal-tangaal manifestasinya serta lamanya, juga hasilhasil pengobatan; 4) ingatan imuno-logik

stroke: 1) serangan mendadak dan berat disebut juga ictus; 2) sindrom stroke; 3) denyutan blood pressure: 1) tekanan darah melawan dinding setiap pembuluh darah; 2) tekanan darah pada dinding arteri, bergantung pada kekuatan gerak jantung, kelenturan dinding arteri, dan volume serta viskositas darah. Maksimum atau systolic blood pressure terjadi pada akhir stroke output ventrikel kiri jantung. Minimum atau diastolic blood pressure terjadi pada diastol ventrikel. Mean blood pressure merupakan rata-rata ketinggian tekanan darah, dan basic blood pressure adalah tekanan dalam keadaan basal atau tekanan pada saat istirahat dan dalam keadaan tenang.

Tujuan Pembelajaran Mengetahui definisi, pengukuran, dan ukuran tekanan darah normal. Mengetahui definisi, penyebab, gejala, komplikasi, pencegahan, dan pengobatan penyakit tekanan darah tinggi. Mengetahui berbagai hal mengenai stroke sebagai salah satu hasil komplikasi tekanan darah tinggi. Mengetahui kadar glukosa normal dan tak normal.

Tekanan DarahTekanan darah adalah tekanan yang dikenakan terhadap dinding pembuluh arteri semasa peredaran darah yang disebabkan oleh denyutan jantung. Naik dan turunnya gelembung tekanan darah seirama dengan pemompaan jantung untuk mengalirkan darah di pembuluh arteri. Tekanan darah memuncak pada saat jantung memompa dinamakan systole, dan menurun sampai tekanan terendah saat jantung tidak memompa disebut diastole. Mekanismenya adalah sebagai berikut, pada akhir sistol, ventrikeldan batang nadi mulai menurun. Sistol yang tadinya mulai mengempis mulai mengendur, sehingga darah dari ventrikel kembali ke batang nadi, tetapi tidak bisa karena katup antara batang nadi dan ventrikel langsung tertutup. Karena itu tekanan batang nadi langsung meninggi dan vebtrikel semakin merosot sampai 0 mmHg, sehingga katup terdorong dan terbuka. Tekanan sistol tertinggi disebut sistolik dan tekanan distol terendah disebut diastolik. Selisih antara sistolik dengan diastolik disebut denyut nadi.

Alat pengukur tekanan darah disebut sphigomanometer yang terdiri dari kantong udara, dengan alat ukur yang berisi mercury (raksa). Caranya: kantong udara dililitkan sekeliling bahu atas tangan yang dihubungkan dengan bola pemompa udara dan alat ukur mercury oleh pipa-pipa karet. Jika bola pemompa dipakai memompa udara memasuki kantong udara maka kantong udara akan menekan pembuluh darah arteri sehingga menghentikan aliran darah pada arteri. Pada saat udara pada kantong udara dilepas, mercury pada alat pengukur akan turun dengan menggunakan stethoscope yang diletakkan pada nadi arteri, kita dapat memantau adanya suara duk pada saat turunnya tekanan kantong udara menyamai tekanan pada pembuluh darah arteri berarti

mengalirnya kembali darah pada arteri, tekanan darah terbaca pada alat ukur mercury bersamaan dengan suara duk menunjukkan tekanan darah sistolik.

Faktor yang mempengaruhi pengukuran tekanan darah antara lain posisi tubuh, kondisi pernafasan /emosi, olahraga dan tidur. Biasanya tekanan darah terendah terjadi saat tidur dan tertinggi jika terangsang (exited), stress atau saat berolahraga. Tekanan darah bergantung pada beberapa hal, yaitu keadaan pembuluh darah (luas penampang, elastisitas, penyumbatan /penyempitan), detak jantung, kecepatan peredaran darah, dan kekuatan jantung memompa darah. . Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Kelainan tekanan darah dibagi dua, yaitu hipotensi (tekanan darah rendah) dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipotensi terjadi jika tekanan darah seseorang di bawah 120/80 mmHg selama selang waktu yang cukup lama. Sementara hipertensi terjadi jika tekanan darah seseorang di atas 140/90 mmHg.

Kategori Normal Normal tinggi Hipertensi stadium 1 (Ringan) Hipertensi stadium 2 (Sedang) Hipertensi stadium 3 (Berat) Hipertensi Stadium 4 (Maligna)

Sistolik (mmHg) < 130 130 139 140 159

Diastolik (mmHg) < 85 85 89 90 99

160 179

100 109

180 209

110 119

>= 210

>= 120

Rumus untuk menghitung tekanan darah adalah: BP = CO + TPR Keterangan: BP: blood pressure = 1) tekanan darah melawan dinding setiap pembuluh darah; 2) tekanan darah pada dinding arteri, bergantung pada kekuatan gerak jantung, kelenturan dinding arteri, dan volume serta viskositas darah. Maksimum atau systolic blood pressure terjadi pada akhir stroke output ventrikel kiri jantung. Minimum atau diastolic blood pressure terjadi pada diastol ventrikel. Mean blood pressure merupakan rata-rata ketinggian tekanan darah, dan basic blood pressure adalah tekanan dalam keadaan basal atau tekanan pada saat istirahat dan dalam keadaan tenang. CO: cardiac output = volume efektif darah yang dicurahkan oleh salah satu ventrikel jantung per satuan waktu (biasanya volume per menit); setara dengan stroke volume dikalikan nadi TPR: total peripheral resistance = resistensi /perlawanan vaskular dari sirkulasi sistemik: selisih antara mean tekanan arteri dan tekanan vena sentral dibagi dengan output jantung.

Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)Hipertensi adalah tekanan darah arterial tinggi; berbagai kriteria sebagai batasannya telah diajukan, berkisar dari sistol 140 mmHg dan diastol 190 mmHg hingga setinggi sistol 200 mmHg dan diastol 110 mmHg. Hipertensi dapat memiliki penyebab yang tidak diketahui (essential atau idiopathic h.) atau berkaitan dengan penyakit primer lain (secondary h.); (Dorland, 2002:1051).

Tekanan darah tinggi digolongkan menjadi dua macam, yaitu : 1. essensial: hipertensi yang terjadi tanpa penyebab organik yang dapat ditemui; disebut juga primary h. dan idiopathic h. 2. sekunder: hipertensi yang disebabkan oleh atau berkaitan dengan berbagai penyakit primer, seperti gangguan ginjal, gangguan sistem saraf pusat, penyakit endokrin, dan penyakit vaskular (Dorland, 2002:1051-1052). Pada tekanan darah tinggi essensial, ada kecenderungan untuk mengidap penyakit tekanan darah tinggi yang diturunkan secara genetis. Sedangkan pada tekanan darah tinggi sekunder, penderita awalnya tidak mempunyai kecenderungan mengidap tekanan darah tinggi. Akan tetapi, penyakit ini muncul akibat adanya penyakit lain maupun akibat efek samping pemakaian obat-obatan tertentu. Contoh penyebab hipertensi sekunder: penyakit parenkim ginjal, penyakit pembuluh darah ginjal, kelainan pembuluh darah, kelainan neurologist, penyakit endokrin, dan intoksikasi. Meningkatnya tekanan darah dipengaruhi oleh tiga hal, antara lain: 1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan setiap detiknya 2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu, darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Keadaan ini disebut arteriosclerosis. Selain itu, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu saat arteri kecil /arteriola sementara waktu mengerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.

3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi juga dapat menyebabkan naiknya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Hal-hal yang dapat menjadi pendorong terjadinya tiga hal tersebut di atas antara lain sebagai berikut: 1. dipengaruhi oleh suatu zat yang dihasilkan ginjal, yaitu renin. Renin berubah menjadi angiotensin yang menyebabkan arteri kecil menyempit sehingga menimbulkan hipertensi 2. kelainan pada ginjal dapat menyebabkan hipertensi, misalnya penyempitan pembuluh arteri di ginjal 3. gaya hidup tidak sehat 4. pengaruh rokok dan alkohol 5. konsumsi garam berlebihan 6. kegemukan 7. diabetes 8. stress berlebihan. Penyakit tekanan darah tinggi biasanya tidak menunjukkan adanya gejala-gejala awal. Biasanya, penyakit ini terdeteksi akibat adanya komplikasi lebih lanjut. Tekanan darah tinggi seringkali menimbulkan beberapa komplikasi buruk bagi tubuh, antara lain:

Otak: stroke akibat infark serebral, yaitu tersumbat atau pecahnya pembuluh darah utama di otak. Stroke dapat menyebabkan kelumpuhan, demensia, kebutaan, atau berbagai gangguan otak serius lainnya. Jantung: penyakit jantung kronis dan gagal jantung akibat kelebihan beban kerja jantung. Gejalanya antara lain keletihan, nafas pendek (terengah-engah), serta pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki. Ginjal: penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal akibat perdarahan yang menimbulkan banyak kerusakan pada ginjal. Mata: retinopati hipertensi dan kebutaan. Hipertensi yang berat dan berlangsung lama akan menyebabkan penyempita pembuluh darah halus di beberapa tempat di retina. Juga terjadi perubahan permeabilitas dindingnya dan dari tempat itu terjadi pelepasan sel darah merah ke jaringan sekitarnya. Suatu perembesan sel darah merah di daerah permukaan retina yang terdiri dari serabut-serabut saraf akan memberikan gambaran perdarahan berbentuk nyala api atau flame shaped. Kelainan ini disebabkan karena kerusakan jaringan di retina yang disebut retinopati. Tekanan darah tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan secara teratur. Tujuan pemeriksaan laboratorium pada pasien yang telah didiagnosis menderita hipertensi adalah: o Untuk mencari kemungkinan penyebab hipertensi sekunder o Untuk menilai apakah ada penyulit dan kerusakan organ target o Untuk memperkirakan prognosis

o Untuk menentukan adanya faktor-faktor lain yang mempertinggi risiko penyakit jantung koroner dan stroke Pemeriksaan laboratorium untuk hipertensi ada dua macam, yaitu: 1. Panel Evaluasi Awal Hipertensi: pemeriksaan ini dilakukan segera setelah pasien didiagnosis menderita hipertensi dan sebelum memulai pengobatan 2. Panel Hidup Sehat dengan Hipertensi: untuk memantau keberhasilan terapi. Tekanan darah tinggi dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat, antara lain sebagai berikut: 1. Mengontrol pola makan dengan menghindari makanan berlemak dan mengandung garam. American Heart Association menyarankan konsumsi maksimum garam sebanyak satu sendok teh per hari. Sementara konsumsi lemak disarankan kurang dari 30% dari konsumsi kalori setiap hari. 2. Memperbanyak konsumsi potassium /kalium (K) dan magnesium (Mg) yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran segar. Kalium dapat menjaga dinding pembuluh darah tetap elastis. 3. Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal pf Clinical Nutrition ditemukan bahwa pria yang makan sedikitnya satu porsi per hari sereal dari jenis padi-padian kecil kemungkinan terkena penyakit jantung hingga 20%. 4. Melakukan olahraga ringan secara rutin selama 30 sampai 45 menit lima hari dalam seminggu. 5. Menjaga berat badan agar ideal. 6. Berhenti merokok untuk menghindari risiko munculnya komplikasi lain seperti penyakit jantung dan stroke.

7. Mengurangi konsumsi alkohol. Setelah terapi gaya hidup tersebut diterapkan dan hasilnya tidak memuaskan, pasien hipertensi dapat mulai mengkonsumsi obat. Amiloride dan spironolakton bisa menjadi obat pilihan bagi penderita tekanan darah tinggi. Obat yang tidak terlalu mahal ini, bisa menurunkan tekanan darah, selain obat-obat standar yang biasa digunakan. Ini adalah hasil penelitian yang dilakukan Indiana University School of Medicine beberapa waktu lalu. Amiloride dan spironolakton adalah diuretic yang sudah ada sejak beberapa tahun. Namun sering diabaikan para dokter, ujar para peneliti. Obat ini bekerja dengan membatasi natrium yang diserap kembali oleh ginjal. Ginjal melakukan pekerjaan yang menakjubkan berkaitan dengan natrium yang masuk ke dalam tubuh. Sayang, saat ini begitu banyak garam ada dalam makanan yang dikonsumsi, sehingga ginjal terlalu berat bekerja untuk mengolahnya, ujar dr Howard Pratt, sang peneliti. Karena itulah, tekanan darah mudah sekali menjadi tinggi. Dengan membatasi jumlah garam yang bertahan di ginjal, amiloride and spironolakton akan membantu menurunkan tekanan darah. Dalam catatannya tampak banyak dokter yang meresepkan obat dalam dosis tinggi. Beberapa ada yang menambahkan jenis obat lain yang lebih mahal, meski kadang tak terlalu efektif. Hal ini dilakukan terutama pada pasien yang tidak dapat merespon tetapi standar tekanan darah tinggi yang diberikan. Diharapkan dengan adanya penemuan ini, para dokter bisa mencoba amiloride atau spironolakton yang harganya relatif murah sebagai obat alternatif.

StrokeMenurut Kamus Kedokteran Dorland, stroke adalah 1) serangan mendadak dan berat; disebut juga ictus, 2) sindrom stroke, 3) denyutan. Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragi. Stroke iskemik terjadi bila darah pada sebagian otak berkurang. Sel-sel yang kekurangan oksigen akan tidak berfungsi secara sempurna. Serangan iskemik ringan atau TIA (Transient Ischaemic Attack) menyebabkan sel-sel otak berhenti melakukan fungsi normalnya selama beberapa menit, sampai paling lama 24 jam. Penyebab stroke iskemik yaitu adanya endapan kolesterol dan lemak atau artherosclerosis /plaque. Stroke hemoragi disebabkan oleh adanya pendarahan. Stroke karena pendarahan terjadi saat arteri di otak pecah dan darah tumpah ke otak atau rongga antara permukaan luar otak dan tengkorak. Stroke hemoragi terjadi pada mereka yang mempunyai tekanan darah tinggi. Stroke hemoragi dapat menekan otak dan menyebabkan jaringan otak membengkak. Gejala-gejala stroke antara lain: o Kehilangan rasa atau kelemahan pada muka, bahu atau kaki o Merasa bingung, kesulitan berbicara dan penangkapan pengertian o Kesulitan melihat pada sebelah mata ataupun keduanya

o Tiba-tiba merasa kesulitan berjalan, pusing, dan kehilangan keseimbangan atau koordinasi o Sakit kepala

Kadar Glukosa dalam DarahTerdapat tiga cara pemeriksaan kadar gula dalam darah, yaitu pemeriksaan saat puasa, pemeriksaan 2 jam setelah makan, dan pemeriksaan sewaktu. Pemeriksaan saat pusa dilakukan saat pasien telah menjalani puasa selama minimal delapan jam. Kadar gula darah yang normal adalah kurang dari 110 mg/dl. Pada pemeriksaan yang dilakukan 2 jam setelah pasien makan, kadar glukosa dalam darah yang normal adalah kurang dari 140 mg/dl. Sedangkan pada pemeriksaan sewaktu, kadar normalnya kurang dari 200 mg/dl.