tugas translet diare

7/24/2019 TUGAS TRANSLET DIARE

1/8

Frequency of Viral, Parasitic, and Bacterial Pathogens After exclusion of repeatsamples and samples frompatients >14 years of age or with cystic fibrosis, chronic

inflammatory bowel disease, leukemia, or a history ofrecent antimicrobial drug usage, 303 of

9! consecuti"e fecal samples remained for analysis# $f these, 134 werefrom the first periodof the study, %arch 1&%ay 1', when diarrheogenicE. coli were sought together with other

enteropathogens, and 1(9 were from the period %ay 1(&August 31, when E. coli were not

sought# )he fre*uency of bacterial, "iral, and parasitic pathogens identified during the !

phases of the study are shown in )able !# +uring the first period, a putati"e etiologic agent

was identified in -((./ of 134 children# +iarrheogenicE. coli were found in 4! -31./ of

these children, followed by enteric adeno"irus -10./, Salmonella sp# -10./, Campylobacter

spp# -9./, Giardia sp# -(./, rota"irus -4./, and Cryptosporidium sp# -!./#$f the 4!E. coli

isolates, 30 -1./ were 2 ( -14./ were higa toxin&producing E. coli -)2/, of

which 3 were 52 4 -10./ were enteroaggregati"e E. Coli -A2/, 1 -!./ was

enterotoxigenic E. coli and 1 -!./ was enteroin"asi"e E. coli# 6ine children -./ were

infected with >1 pathogen, including ! concurrently infectedwith 2 and adeno"irus or2 and rota"irus, and

Frekuensi Viral, parasit, dan bakteri Patogen Setelah eksklusi sampel

berulang dan sampel dari pasien> 14 tahun atau dengan cystic fbrosis,

kronis penyakit radang usus, leukemia, atau riwayat penggunaan obat

antimikroba baru-baru ini, ! dari "#$ berturut-turut sampel tin%a tetap

untuk analisis& 'ari %umlah tersebut, 14 adalah dari periode pertama

penelitian, 1 (aret-1) (ei, ketika diarrheagenic *& coli yang dicari

bersama-sama dengan yang lain enteropathogenic, dan 1+" berasal dariperiode (ei 1+-1 gustus ketika *& coli tidak dicari& Frekuensi bakteri,

irus, parasit dan patogen diidentifkasi selama $ .ase penelitian ini

adalah ditun%ukkan pada /abel $& Selama periode pertama, etiologi putati.

agen diidentifkasi di 00 ++23 dari 14 anak-anak& 'iarrheagenic *& coli

ditemukan di 4$ 123 dari ini anak-anak, diikuti oleh adenoirus enterik

1!23, Salmonella sp& 1!23, ampylobacter spp& "23, 5iardia sp& +23,

rotairus 423, dan ryptosporidium sp& $23& 'ari 4$ *& coli isolat, !

#123 adalah *P*6 + 1423 adalah toksin Shiga-memproduksi *& coli

S/*3, yang yang *7*6 4 1!23 adalah enteroaggregatie *& oli**3, 1 $23 adalah enterotoksigenik *& coli6 dan 1 $23 adalah

enteroinasi. *& coli& Sembilan anak-anak #23 yang terin.eksi> 1

patogen, termasuk $ bersamaan terin.eksi dengan *P* dan adenoirus

atau *P* dan rotairus, dan

)A78 1


2/8

1 each with EPEC and Giardia sp.; STEC and Campylobacter sp.; STEC and Giardia

sp.; EAEC and Campylobacter sp., and EAEC and rotavirus. All EPEC isolates were

atypical EPEC (i.e., PCR negative or bfpA!. "eter#ination o the $%& serotype and

inti#in su'type o ) o the *+ EPEC strains (1 was not via'le! indicated that they were

highly heterogeneous (Ta'le *!. Although * strains (R1, R1-1, and R! were $/

nontypa'le%&*, inti#in/a; and (R0) and R1+! were $1-*%&, inti#in 2, theseisolates were neither te#porally nor geographically related to each other and showed

so#e dierences in their carriage o accessory virulence/related actors (data not

shown!. Two other isolates (R-+ and R*! were $**%& 'ut had dierent inti#in

types. Ten isolates were $/serogroups that were classiied as nontypa'le 'ecause they

did not react with any o the availa'le $/typing sera ($13$101!, and isolates could

not 'e serotyped 'ecause they were rough. $nly 1 isolate (R+! 'elonged to an E.Coli

serotype, $10%&, that is co##only associated with EPEC (4!. "uring the second

period o the study, whenE. coli was not sought, putative pathogens were identiied in

)) (-0.4! o 1) children; rotavirus was the #ost re5uent (**.4!, ollowed 'y

Campylobacter (11.04!, adenovirus (.4!, Salmonella (-.*4!, Giardia (1.04!, and

Cryptosporidium (+.4! spp. 6our patients were inected with 71 pathogen% *concurrently inected with rotavirus

1 masingmasing dengan 2 dan :iardia sp # )2 dan 2ampylobacter sp # )2 dan

:iardia sp # A2 dan 2ampylobacter sp#, +an A2 dan rota"irus# emua isolat 2

yang atipikal 2 -yaitu, 2; negatif untuk bfpA/# enentuan $< 5 serotipe dan intimin

subtipe dari !9 dari 30 strain 2 -1 tidak layak/ menun=ukkan bahwa mereka sangat

heterogen -)abel 3/#%eskipun 3 strain -;41, ;1'1, ;44( dan/ adalah $nontypable< 534,

intimina! dan ! -;9 dan ;104/ adalah $1'3< 5, intimin , isolat terse'ut tida8

te#poral atau geograis 'erhu'ungan satu sa#a lain dan #enun9u88an 'e'erapa

per'edaan dala# 8ereta #ere8a a8tor/virulensi ter8ait a8sesori (data tida8

dita#pil8an!# +ua isolat lainnya -;!'0 dan ;43(/ adalah $33< 5( tapi memiliki =enis yang

berbeda intimin# epuluh isolat $serogrup yang diklasifikasikan sebagai nontypable karena

mereka tidak bereaksi dengan salah satu yang tersedia $mengetik sera -$1$11/, dan

isolat tida8 dapat serotyped 8arena #ere8a 8asar# 5anya 1 isolat -;404/ milik seorang

serotipe # 2oli, $1!< 5!, yang umumnya terkait dengan 2 -4/# elama periode kedua

penelitian, ketika # coli tidak dicari, patogen diduga diidentifikasi di 99 -',(./ dari 1(9

anakanak rota"irus adalah yang paling sering -33,./, diikuti oleh 2ampylobacter -11,./,

adeno"irus -,./, almonella -',3./, :iardia -1,./, dan 2ryptosporidium -0,(./ spp#

mpat pasien terinfeksi> 1 patogen< 3 bersamaan terinfeksi rota"irus

Patients inected with rotavirus or adenovirus were signiicantly #ore li8ely to have a

history o vo#iting than those with no pathogen identiied or those inected with EPEC,

Sal#onella, or Ca#pylo'acter spp. The re5uency o vo#iting in patients inected with

EPEC and in those with no pathogen identiied was si#ilar. A'do#inal pain was

reported signiicantly #ore re5uently in patients inected with Ca#pylo'acter spp.

than in those inected with EPEC (p : +.++, /tailed 6isher eact test!, adenovirus (p :

+.+++-!, rotavirus (p : +.+++-!, or those in who# no pathogen was detected (p : +.++*!.


3/8

The duration o diarrhea was signiicantly longer in patients with EPEC than in those

inected with adenovirus (p : +.++, /tailed Student t test!, rotavirus (p : +.+++*!,

Ca#pylo'acter (p : +.+++*!, Sal#onella (p : +.+!, and those without an identiia'le

pathogen (p : +.+!.


4/8

signifkan lebih lama pada pasien dengan *P* dibandingkan pada mereka yang

terin.eksi adenoirus p : !,!!$, $-tailed u%i Student t3, rotairus p : !,!!!3,

ampylobacter p : !,!!!3, Salmonella p : !,!$3 , dan mereka yang tidak

patogen yang dapat diidentifkasi p : !,!$3& Selain itu, diare persisten

didefnisikan sebagai diare yang berlangsung> 14 hari3 secara signifkan lebih

umum pada pasien yang terin.eksi dengan atipikal *P* dibandingkan mereka

yang terin.eksi adenoirus, rotairus, ampylobacter, Salmonella, dan mereka

yang tidak patogen diidentifkasi /abel 43& 'iare persisten %uga dikembangkan di

4 +23 dari 11 pasien yang terin.eksi dengan 5iardia sp& Frekuensi diare

persisten yang berhubungan dengan 5iardia secara signifkan lebih besar dari itu

disebabkan adenoirus p : !,!3, rotairus p : !,!13, dan amplyobacter, tapi

tidak Salmonella atau atipikal *P* p> !,1, $-tailed u%i Fisher3& 'emam secara

signifkan lebih umum pada pasien yang terin.eksi rotairus atau Salmonella

dibandingkan pada mereka yang terin.eksi dengan *P*, adenoirus, atau

ampylobacter, dan mereka yang tidak diidentifkasi patogen& 'ehidrasi> )2

ter%adi secara signifkan lebih sering pada pasien yang terin.eksi rotairusdibandingkan pada mereka yang terin.eksi dengan *P*, adenoirus,

ampylobacter, Salmonella, dan mereka yang tidak patogen yang dapat

diidentifkasi&


5/8

rotavirus predo#inated. @n agree#ent with our indings ro# a co##unity/'ased study

in


6/8

sebelumnya, kami mengamati bahwa serotipe 2 terkait dengan diare berbeda dari yang tercantum

oleh $rganisasi esehatan +unia yang %en=adi karakteristik 2 -9/#Bntuk menentukan apakah

atipikal 2 adalah penyebab diare, kami membandingkan temuan klinis dan laboratorium anak

anak yang terinfeksi bakteri ini dengan orangorang yang terinfeksi dengan patogen mapan dan

mereka di antaranya ada patogen diidentifikasi# 5ipotesis yang mendasari penelitian ini adalah bahwa

=ika atipikal 2 tidak patogen, ge=ala, tandatanda, dan temuan laboratorium pada pasien yang

terinfeksi bakteri ini akan sama dengan yang pada pasien yang tidak patogen yang ditemukan# 5asil

penelitian menun=ukkan bahwa diare disebabkan atipikal 2 secara signifikan lebih sering ter=adi

pada anak lakilaki dan itu bertahan lebih lama dari diare pada pasien tanpa patogen diidentifikasi atau

mereka yang terinfeksi adeno"irus, rota"irus, 2ampylobacter spp#, Atau almonella sp# enelitian ini

=uga menun=ukkan bahwa infeksi atipikal 2 umumnya ter=adi pada anakanak C! tahun, dengan

!. C!4 bulan usia dibandingkan dengan ''. untuk kelompok studi pertama secara keseluruhan

-$; 3,0, 9'. 2D 1,1,', p E 0,03, !tailed u=i Fisher/# Dnfeksi 2 dikaitkan dengan muntah di

G'0. pasien, umumnya tidak disertai demam, sakit perut, atau dehidrasi dan tidak ditandai dengan

darah pada tin=a atau leukosit, yang menun=ukkan bahwa itu bukan inflamasi di alam# Alasan untuk

frekuensi yang lebih tinggi dari atipikal 2 anak lakilaki tidak dikenal tetapi menegaskanpengamatan tidak kami publikasikan dari studi berbasis masyarakat, di mana '' isolat diperoleh dari

33 pasien lakilaki, dan 34 diperoleh dari 3' pasien wanita -$; 1,', 9' 2D 1,1!,9!, p E 0,009,.

!tailed Fisher exact test/

The validity o the clinical and la'oratory assess#ents peror#ed in this study was

indicated 'y the conir#ation o the well/8nown associations o speciic pathogens with

particular para#eters% younger age o children inected with EPEC and viruses than

those inected with Ca#pylo'acter or Sal#onella spp.; rotavirus and Sal#onella

inections with ever; rotavirus with dehydration and an overall greater severity o

disease; Ca#pylo'acter sp. with ecal 'lood; and Ca#pylo'acter and Sal#onella spp.

with ecal leu8ocytes (!. Persistent diarrhea (lasting #ore then 1 days! eventually

develops in a su'stantial proportion o children with acute inectious gastroenteritis and

#ay 'eco#e chronic, leading to #ala'sorption, ailure to thrive, and #alnutrition (*!.

Awide range o inectious agents has 'een i#plicated in the cause o persistent diarrhea,

including viruses, in particular rotavirus; protoBoa, such as =iardia and

Cryptosporidiu# spp., and 'acteria, including E. Coli (*,!. @n #ost cases, however,

la'oratory investigation o children with persistent diarrhea ails to yield an identiia'le

cause. The indings o this study suggest that a nu#'er o these cases #ay 'e caused 'y

inection with atypical EPEC, which is seldo# sought in these patients. "espite the

persuasive evidence o a volunteer study and reports o out'rea8s o diarrhea attri'uted

to atypical EPEC (-,!, the role o atypical EPEC in disease is controversial. @n

several reports, however, ro# countries as diverse as @ran, orway, Peru, Poland,

South Arica, the Fnited States, and the Fnited Gingdo# (+,3*!, as well as

Australia (),**!, atypical EPEC strains have 'een @dentiied in children with acute

diarrheal disease. Atypical EPEC has also previously 'een reported in association with

prolonged diarrhea (*!. 6or ea#ple, &ill et al. (*-! reported that o children

inected with EPEC re5uiring hospital ad#ission or acute diarrhea, lie/threatening,chronic sy#pto#s developed in (*4!. 6ive o these children were inected with


7/8

EPEC o serogroups $11 or $10, which re5uently do not produce p (1,*!.

otwithstanding these previous reports, however, the current study is the irst to

characteriBe the illness caused 'y atypical EPEC in a syste#atic way and to co#pare

the eatures o atypical EPEC inection with those o other etiologic agents o diarrhea.

The reasons why persistent diarrhea develops #ore re5uently in children inected withatypical EPEC than in those inected with adenovirus, rotavirus, Ca#pylo'acter or

Sal#onella spp. are not 8nown. @n a recent study,


8/8

disebabkan oleh atipikal 2 secara sistematis dan untuk membandingkan fitur Dnfeksi 2 dari

atipikal dengan orangorang dari agen etiologi lain dari diare# Alasan mengapa diare persisten

berkembang lebih sering pada anakanak yang terinfeksi atipikal 2 daripada terinfeksi

adeno"irus, rota"irus, 2ampylobacter atau almonella spp# tidak dikenal# +alam penelitian terbaru,

%ellmann dkk# -3/ menemukan bahwa hanya 1! -C9./ dari 13 pasien yang terinfeksi dengan A

positif strain 52 ketika diselidiki dalam waktu 14 hari dari timbulnya diare tetap positif ketika

diu=i ulang 31( hari kemudian, dibandingkan dengan semua ' pasien yang awalnya terinfeksi dengan

Apositif, stxnegatif # coli -yaitu, atipikal 2/ -$; 110,4, 9'. 2D ',!11,(, p C0,0001, !

tailed Fisher exact test/# )emuan ini menun=ukkan bahwa atipikal 2 mungkin memiliki

kecenderungan bawaan untuk bertahan lebih lama di usus dari "arietas # coli yang menyebabkan

diare yang lebih sementara yang di alami# 2 melekat erat pada epitel sel dan mengganggu proses

seluler normal -3/,

dan bukti menun=ukkan bahwa atipikal 2 dapat menghambat apoptosis sel epitel usus -39/, yang

mungkin disebabkan kurangnya 7fp -40/# Fiturfitur ini dapat mendukung kolonisasi usus

berkepan=angan oleh atipikal 2 dibandingkan dengan patogen usus lainnya#%eskipun penyakit

karena atipikal 2 adalah ringan dan umumnya tidak berhubungan dengan dehidrasi, pentingnyaterletak pada hubungannya dengan diare berkepan=angan, penyumbang utama penyakit masa kanak

kanak, terutama di negaranegara berkembang# )emuan kami =uga menyarankan

bahwa inter"ensi yang ditargetkan terhadap atipikal 2 mungkin bermanfaat dalam mengelola

anak dengan berkepan=angan diare#

tugas translet diare

Documents