tugas tksdl

21
I. Pendahuluan Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus berkembang sementara luas lahan tidak berkembang, menyebabkan tekanan penduduk terhadap sumberdaya lahan semakin berat. Pada sisi lain, lapangan pekerjaan yang terbatas mendorong masyarakat tidak memiliki banyak pilihan mata pencaharian kecuali bertani dengan memanfaatkan lahan yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya. Akibat pemanfaatan dan penggunaan yang demikian menjadikan lahan mengalami degradasi yang kemudian disebut lahan kritis. Terjadinya degradasi lahan ini tidak saja terjadi pada daerah-daerah lain di Indonesia, tetapi juga dapat terjadi Desa Gedangan kecamatan Maduran kabupaten Lamongan, sebagai dampak dari kegiatan konversi lahan pertanian untuk alokasi penggunaan lain yang tidak terkendali, perambahan hutan, dan penanaman monokultur Pengusahaan sumberdaya lahan potensial yang kurang mengindahkan aspek lingkungan dan lebih mengutamakan hasil/keuntungan finansial sesaat yang disertai dengan kurangnya pengetahuan petani dalam menerapkan teknik konservasi yang baik memberi peluang yang besar berubahnya lahan potensial menjadi lahan-lahan kritis baru. Akibat kurangnya upaya rehabilitasi pada lahan kritis dan upaya konservasi pada lahan potensial kritis, jumlah lahan kritis tersebut tidak pernah menurun dan terus bertambah dari waktu ke waktu. Melihat fenomena di atas, maka dalam pemanfaatan sumberdaya lahan, dibutuhkan suatu kearifan dan menjaga keseimbangan lingkungan dengan menerapkan teknik konservasi

Upload: nia-ain

Post on 26-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas TKSDL

TRANSCRIPT

Page 1: tugas TKSDL

I. Pendahuluan

Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan

kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus

berkembang sementara luas lahan tidak berkembang, menyebabkan tekanan penduduk

terhadap sumberdaya lahan semakin berat. Pada sisi lain, lapangan pekerjaan yang terbatas

mendorong masyarakat tidak memiliki banyak pilihan mata pencaharian kecuali bertani

dengan memanfaatkan lahan yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya. Akibat

pemanfaatan dan penggunaan yang demikian menjadikan lahan mengalami degradasi yang

kemudian disebut lahan kritis.

Terjadinya degradasi lahan ini tidak saja terjadi pada daerah-daerah lain di

Indonesia, tetapi juga dapat terjadi Desa Gedangan kecamatan Maduran kabupaten

Lamongan, sebagai dampak dari kegiatan konversi lahan pertanian untuk alokasi

penggunaan lain yang tidak terkendali, perambahan hutan, dan penanaman monokultur

Pengusahaan sumberdaya lahan potensial yang kurang mengindahkan aspek

lingkungan dan lebih mengutamakan hasil/keuntungan finansial sesaat yang disertai dengan

kurangnya pengetahuan petani dalam menerapkan teknik konservasi yang baik memberi

peluang yang besar berubahnya lahan potensial menjadi lahan-lahan kritis baru. Akibat

kurangnya upaya rehabilitasi pada lahan kritis dan upaya konservasi pada lahan potensial

kritis, jumlah lahan kritis tersebut tidak pernah menurun dan terus bertambah dari waktu ke

waktu.

Melihat fenomena di atas, maka dalam pemanfaatan sumberdaya lahan, dibutuhkan

suatu kearifan dan menjaga keseimbangan lingkungan dengan menerapkan teknik

konservasi yang tepat sehingga pemanfaatan sumberdaya lahan yang lestari dan

berkelanjutan dapat tercapai dalam rangka menfungsikan lahan untuk memenuhi kebutuhan

sekarang maupun generasi mendatang. Artinya bahwa dalam pemanfaatan lahan untuk

pengembangan pertanian diperlukan perencanaan dan penanganan yang tepat dan

bertanggung jawab, agar lahan tersebut tidak terdegradasi dan tetap memberikan

keuntungan ekonomi. Abdurachman (2008) mengemukakan bahwa salah satu bagian

penting dari budi daya pertanian yang sering terabaikan oleh para praktisi pertanian di

Indonesia adalah konservasi tanah. Hal ini terjadi antara lain karena dampak degradasi tanah

tidak selalu segera terlihat di lapangan, atau tidak secara drastis menurunkan hasil panen.

Dampak erosi tanah dan pencemaran agrokimia, misalnya, tidak segera dapat dilihat seperti

halnya dampak tanah longsor atau banjir bandang. Padahal tanpa tindakan konservasi tanah

Page 2: tugas TKSDL

yang efektif, produktivitas lahan yang tinggi dan usaha pertanian sulit terjamin

keberlanjutannya.

Kegiatan penilaian keberlajutan ini dilakukan untuk melihat secara dini apabila ada

masalah dengan manajemen yang kurang tepat, untuk mengevaluasi kinerja program supaya

ada perbaikan bila perluuntuk memberi masukan kepada pengambil kebijakan dan

perencana sebagai dasar penyusunan program dan kebijakan selanjutnya, yang nanti nya

berguna untuk masyarakat, fasilitator (pengembang dan penyuluh), peneliti, pengambil

kebijakan dan perencana

II. Daftar isian untuk menilai keberlanjutan

Indikator Tahun

Tanah Erosi atau

kehilangan tanah

2006 2007 2008 2009 2010 2011 201

2

Produktivitas

tanah

3 3 3 3 3 3 3

Jenis-jenis tanah

bermasalah

2 2 2 2 2 2 2

Aliran air 1 1 1 1 1 1 1

Banjir

/kekeringan

2 2 2 2 3 3 3

Kualitas air 2 2 2 2 2 2 2

Hutan Kawasan yang

dilindungi

2 2 2 2 1 1 1

Jenis tanaman 2 2 2 1 1 1 1

Hasil hutan

ikutan (bukan

kayu)

3 2 2 2 2 2 2

Margasatwa 2 2 2 1 1 1 1

Pengambilan

hasil hutan dan

pemburuan

1 1 1 1 1 1 1

Pertanian Sumber air 2 2 2 2 2 2 2

Pengendalian 1 1 1 1 1 1 1

Page 3: tugas TKSDL

gulma hama dan

penyakit

Ternak 1 1 1 1 1 1 1

Pola tanam 1 1 1 1 1 1 1

Tenaga kerja 2 2 2 2 2 2 2

Modal 2 2 2 2 2 2 2

Masyarakat Pola pemukiman 3 3 3 3 3 3 3

Makanan, gizi

dan kesehatan

3 3 3 3 3 3 3

Struktur dan

kondisi

masyarakat

3 3 3 3 3 3 3

Ketenaga kerjaan

dan ketentraman

3 3 3 3 3 3 3

Kemungkinan

berpapar bahan

pencemaranpolus

i

2 2 2 2 2 2 2

Akses terhadap

pelayanan

pendukung

2 2 2 2 2 2 2

Partisipasi

masyarakat

2 2 2 2 2 2 2

Peraturan 2 2 2 2 2 2 2

Praktek-praktek

tepat guna

setempat

2 2 2 2 2 2 2

III. Pembahasan Hasil Wawancara

Page 4: tugas TKSDL

Dari hasil wawancara di Desa Gedangan- Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan

didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Indikator Tanah

Dari hasil wawancara indikator tanah yang telah disajikan dalam tabel diatas

di dapatkan pada tahun 2006-2012 terjadi erosi ringan, produktivitas tanah cukup

baik namun menurunkan hasil panen, tanah bermasalah sering cukup terjadi,

karakteristik aliran air terlalu banyak aliran meluap setelah hujan, banjir atau

kekeringan cukup sering, dengan kualitas air sedang.

Dari perbandingan literatur bahwasanya kerusakan tanah dapat terjadi oleh;

kehilangan unsur hara atau bahan organik dari daerah perakaran, terakumulasinya

garam di daerah perakaran (salinisasi), terkumpulnya atau terungkapnya unsure

hara yang merupakan racun bagi tanaman, penjenuhan tanah oleh air (water

logging) serta erosi. Kerusakan tanah terutama disebabkan hilangnya lapisan

permukaan tanah oleh kekuatan pukulan butir-butir hujan dan kekuatan daya

angkut aliran permukaan air hujan selanjutnya akan terbentuk lahan kritis.Tingkat

bahaya erosi merupakan salah satu indikator dalam menentukan degradasi lahan.

Hilangnya sebagian tanah karena erosi mengakibatkan antara lain: 1. Penurunan

produktifitas tanah, 2. Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman, 3. Kualitas

tanaman menurun, 4. Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang,

5. Struktur tanah menjadi rusak, 6. Lebih banyak diperlukan tenaga untuk mengolah

tanah dan 7. Pendapatan petani berkurang.

Indikator tanah rusak yang perlu di reklamasi

Reklamasi lahan adalah suatu upaya pemanfaatan, perbaikan dan

peningkatan kualitas kesuburan lahan pertanian yang terdegradasi baik yang

rusak secara alami maupun pengaruh manusia melalui penerapan teknologi dan

pemberdayaan masyarakat desa.Sesuai dengan definisinya, tujuan utama

reklamasi adalah menjadikan kawasan yang rusak atau tak berguna menjadi

lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut, biasanya dimanfaatkan

untuk kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian,

serta objek wisata

Indicator tanah rusak yang perlu di rehabilitasi

Rehabilitasi lahan ialah usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan

meningkatkan kondisi lahan yang rusak (krisis), agar dapat berfungsi secara

optimal, baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air, maupun sebagai

Page 5: tugas TKSDL

unsur perlindungan alam lingkungan. Faktor degradasi tanah dapat terjadi

secara alami dan dipercepat akibat aktivitas manusia seperti deporestasi,

kebakaran hutan, tambang, dan perladangan berpindah. Rehabilitasi juga

berdampak meningkatkan produktivitas tanah terdegradasi sehingga mampu

mendukung sistem usahatani. Degradasi tanah menurunkan sifat-sifat tanah dan

produktivitas tanah. Penggunaan amelioran, sebagai bahan organik merupakan

salah satu upaya untuk rehabilitasi tanah terdegradasi. Sehingga perlu dilakukan

konservasi tanah. Salah satunya yaitu dengan memperbaiki vegetasinya dalam

artian tidak menanam tanaman monokultur sehingga terjadi keseimbangan

dalam ekosistem tersebut.

Tanaman atau tumbuhan yang khusus ditanam untuk melindungi tanah

dari ancaman kerusakan oleh erosi dan atau untuk memperbaiki sifat fisik dan

sifat kimia tanah .Fungsi tanaman penutup tanah: Menahan daya perusak butir-

butir hujan yang jatuh , 2) Menahan aliran air di atas permukaan tanah, 3)

Meningkatkan laju infiltrasi air ke dalam tanah, 4) Menekan tingkat erosi, 5)

Menambah bahan organik tanah , 4) Mengurangi kandungan air tanah melalui

transpirasi. Persyaratan tanaman penutup tanah: 1) Mudah diperbanyak, 2)

Sistem perakaran tidak menganggu tanaman pokok, 3) Cepat tumbuh dan

banyak menghasilkan daun, 4) Toleran tehadap pemangkasan, 5) Resisten

terhadap hama dan penyakit, 6) Mampu menekan pertumbuhan gulma, 7)

Mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk tanaman lain. Selain cara

diatas cara-cara dibawah ini juga dapat dijadikan sebagai konservasi diantaranya

adalah:

Menggunakan kesesuaian dan kemampuan lahan

Klasifikasi kemampuan lahan : Penilaian lahan (komponen-

komponen lahan) secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam

beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi

dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari . Misalnya: lahan

untuk perkebunan

Klasifikasi kesesuaian lahan : Penilaian dan pengelompokan

lahan dalam arti kesesuaian relatif lahan atau kesesuaian absolut lahan

bagi suatu penggunaan tertentu. Misalnya : lahan untuk perkebunan

karet

Dengan metode vegetasi

Page 6: tugas TKSDL

Dengan metode vegetasi : Adalah penggunaan

tanaman/tumbuhan dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya rusak

hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan daya rusak aliran permukaan

dan erosi.

Teknik konservasi tanah secara vegetatif yang akan diuraikan

dalam monograf ini adalah:

a. Penghutanan kembali

Penghutanan kembali (reforestation) secara umum

dimaksudkan untuk mengembalikan dan memperbaiki kondisi

ekologi dan hidrologi suatu wilayah dengan tanaman pohon-

pohonan. Penghutanan kembali juga berpotensi untuk

peningkatan kadar bahan organik tanah dari serasah yang jauh

di permukaan tanah dan sangat mendukung kesuburan tanah.

Hutan mempunyai fungsi tata air yang unik karena mampu

menyimpan air dan meredam debit air pada saat musim

penghujan dan menyediakan air secara terkendali pada saat

musim kemarau (sponge effect).

b. Wanatani

Wanatani (agroforestry) adalah salah satu bentuk usaha

konservasi tanah yang menggabungkan antara tanaman pohon-

pohonan, atau tanaman tahunan dengan tanaman komoditas

lain yang ditanam secara bersama-sama ataupun bergantian.

Penggunaan tanaman tahunan mampu mengurangi erosi lebih

baik daripada tanaman komoditas pertanian khususnya

tanaman semusim.teknik penanaman wanatani ada beberapa

macam di antarnya : 1. Pertanaman sela, 2. Pertanaman lorong,

3. Pekarangan, 4. Tanaman pelindung 5. Silvipastura (Sistem

silvipastura sebenarnya adalah bentuk lain dari sistem tumpang

sari, seperti rumput gajah dan lain-lain.

c. Strip rumput

Teknik konservasi dengan strip rumput (grass strip)

biasanya menggunakan rumput yang didatangkan dari luar areal

lahan, yang dikelola dan sengaja ditanam secara strip menurut

garis kontur untuk mengurangi aliran permukaan dan sebagai

Page 7: tugas TKSDL

sumber pakan ternak. Dalam upaya lebih meningkatkan

efektifitasnya dalam menahan erosi, strip rumput dapat

dikombinasikan dengan mulsa, Selain bertujuan untuk menahan

erosi, sistem ini juga efektif dalam mempertahankan kelengasan

tanah.

d. Mulsa

Dalam konteks umum, mulsa adalah bahan-bahan (sisa

tanaman, serasah, sampah, plastik atau bahan-bahan lain) yang

disebar atau menutup permukaan tanah untuk melindungi

tanah dari kehilangan air melalui evaporasi. Mulsa juga dapat

dimanfaatkan untuk melindungi permukan tanah dari pukulan

langsung butiran hujan sehingga mengurangi terjadinya

e. Sistem penanaman menurut strip

Penanaman menurut strip (strip cropping) adalah sistem

pertanaman, dimana dalam satu bidang lahan ditanami

tanaman dengan jarak tanam tertentu dan berselang-seling

dengan jenis tanaman lainnya searah kontur. istem ini biasa

diterapkan di daerah dengan topografi berbukit sampai

bergunung dan biasanya dikombinasikan dengan teknik

konservasi lain seperti tanaman pagar, saluran pembuangan air,

dan lain-lain.

f. Tanaman penutup tanah

Tanaman penutup tanah (cover crop) adalah tanaman yang

biasa ditanam pada lahan kering dan dapat menutup seluruh

permukaan tanah (Gambar 12). Tanaman yang dipilih sebagai

tanaman penutup tanah umumnya tanaman semusim/tahunan

dari jenis legum yang mampu tumbuh dengan cepat, tahan

kekeringan, dapat memperbaiki sifat tanah (fisik, kimia, dan

biologi) dan menghasilkan umbi, buah, dan daun.

g. Penerapan pola tanam

Pola tanam adalah sistem pengaturan waktu tanam dan

jenis tanaman sesuai dengan iklim, kesesuaian tanah dengan

jenis tanaman, luas lahan, ketersediaan tenaga, modal, dan

pemasaran. Pola tanam berfungsi meningkatkan intensitas

Page 8: tugas TKSDL

penutupan tanah dan mengurangi terjadinya erosi.1. Pergiliran

tanaman, 2. Tumpang sari 3. Tumpang gilir (relay cropping)

pengaturan waktu panen dan tana).

h. Dengan metode mekanik (fisik/teknik sipil)

Semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap

tanah, dan pembuatan bangunan yang ditujukan untuk

mengurangi aliran permukaan dan erosi serta meningatkan

kelas kemampuan tanah disebut sebagai metode konservasi

secara sipil teknis/mekanik. Beberapa contoh metode

konservasi mekanik adalah berbagai macam teras (bangku,

gulud, kebun, individu), rorak, pembuatan berbagai macam

saluran pembuangan air, dan saluran drainase lainnya. Teras

bangku merupakan metode konservasi mekanik yang telah

banyak diaplikasikan petani di Indonesia, khususnya di Pulau

Jawa.

b. Indikator Hutan

Dari data hutan kawasan yang dilindungi padata tahun 2006-2009 kodisinya

sedag (kurang pelanggaran dan kebakaran) namun pada tahun 2010 dan 2011

kondisinya menghawatirkan banyak pelanggaran dan kebakaran, jenis tanaman

pada tahun 2006-2008 sedang sedangkan pada tahun 2009-2012 jumlah jenis

tanaman mulai sedikit, hal ini dikarenakan kurang sadarnya masyarakatakan fungsi

hutan itu sendiri. Hasil hutan ikutan bukan kayu pada tahun 2006 bermacam-macam

namun pada tahun 2007-2013 hasil hutan ikutan bukan kayu sangat sedikit,

margasatwa pada tahun 2006-2009 jumlah dan perburuan sedang sedangkan pada

tahun pada tahun 2010-2012 jumlah sedikit dan banyaknya perburuan. Pengambilan

hasil hutan dan pemburuan pada tahun 2006-2012 merusak.

Dari hasil wawancara berarti dapat disimpulkan bahwa kanekaragaman tanaman

rendah karena kurang sadarnya masyarakat akan pentingya hutan sehingga terjadi

penurunan toleransi manusia akan hutan. Perlu adanya penyuluhan serta hukuman

yang lebih tegas terhadap masyarakat yang merusak lingkungan, hal ini yang

menyebabkan pertanian tidak berlanjut dan berangsur-angsur akan mengalami

degradasi, tidak seimbanga eksistem, dan akan semakin tinggi peluang terjadinya

erosi, banjir dan tanah longsor.

Page 9: tugas TKSDL

c. Indikator pertanian

sumber air umum nya dari air hujan dan irigasi kecil, meskipun air irigasi berasal

dari sungai bengawan solo yang besar, namun tidak selalu petani mendapatkan air

dikarenakan terbatasnya biaya. pengendalian gulma, hama dan penyakit dengan

bahan-bahan kimia, ternak dipelihara secara terpisah, pola tanam lahan hanya untuk

satu jenis tanaman sesuai permintaan pasar, tenaga kerja dan modal anggota

keluarga, masyarakat setempat dan dari luar

Dari hasil wawancara indikator pertanian belum bisa dikatakan berlanjut karena

pengendalian hama, gulma dan penyakit menggunakan bahan kimia secara

terjadwal dan rata-rata petani di Desa tersebut tidak mengerti mengenai dosis yang

harus dipakai, mereka beranggapan bahwa semakin banyak di beri pestisida maka

hama, penyakit dan gulma akan semakin cepat teratasi dan semakin baik bagi

tanaman nya. Seharus nya ternak dipelihara bersamaan dengan pertanian agar

adanya hubungan ekosistem yang baik yang saling menguntungkan. Seharusnya

tidak memakai sistem penanaman monokultur, namun menggunakan agroforestri,

alley cropingatau sistem penanaman campuran agar ekosistem seimbang.

d. Indikator masyarakat

pola pemukiman menetap, makanan gizi dan kesehatan cukup pangan, gizi

seimbang, kondisi pemukiman baik, Struktur dan kondisi masyarakat baik, Ketenaga

kerjaan, tenang dan tentram, Kemungkinan berpapar bahan pencemaran polusi ada,

Akses terhadap pelayanan pendukung kurang, Partisipasi masyarakat partisipasi

kurang, peraturan ada peraturan namun tidak berjalan dengan baik, Praktek-praktek

tepat guna setempat diterapkan dalam skala sedang

jika dilihat dari indikator Masyarakat maka dapat dilihat dapat menuju ke

sistem pertanian berlanjut, dilihat dari pola pemukiman yang menetap, gizi dan

kesehatan cukup pangan, gizi seimbang, kondisi pemukiman baik, Struktur dan

kondisi masyarakat baik, Ketenaga kerjaan, tenang dan tentram,meskipun

Kemungkinan berpapar bahan pencemaran polusi Akses terhadap pelayanan

pendukung kurang, Partisipasi masyarakat partisipasi kurang, peraturan ada

peraturan namun tidak berjalan dengan baik, dan Praktek-praktek tepat guna

setempat diterapkan dalam skala sedang namun bisa dilakukan upaya konservasi

agar bisa menjadi sistem pertanian berkelanjut

IV Pembahasan Keberkelanjutan

Page 10: tugas TKSDL

Menurut Gips, suatu sistem pertanian itu bisa disebut berkelanjutan jika memiliki

sifat-sifat sbb:

1. Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri

2. Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi

pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak

mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya

3. Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa

dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain

4. Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan

martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada

5. Luwes yang berarri mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini,

dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa

mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.

Indikator pertanian berkelanjutan dari hasil wawancara dapat dijelaskan secara

berikut:

ecologically sound

A. Pengendalian Hama Alami: Pada pertanian berkelanjutan, salah satu cara

untuk mengendalikan hama adalah dengan cara metode mengimpor musuh

alami hama tertentu. Metode ini dikenal sekitar 1 abad laludi California. Di

sana serangga bersisik (Icerya purchasi) dibasmi mengggunakan serangga

jenis kumbang (Rodolia cardinalis). Kumbang Rodolia cardinalistelah

berhasil memberantas hama serangga bersisik di berbagai belaahan dunia

(Espig, 1988). Selain itu, contoh pengendalian hama menggunakan

pemangsa alami juga terjadi pada kumbang badak atau dikenal dengan

Oryctes rhonoceros. Kumbang badak diberantas dengan virus yang bersifat

patogen (Espig, 1988).

B. Pestisida Alami: Pestisida alami sangat penting bagi pertanian

berkelanjutan. Pestisida alami mengandung senyawa kimia alami yang dapat

mengusir hama tanaman budidaya. Contohnya adalah: ekstrak biji daun

nimba (Azadirachta indica); ekstrak biji bunga krisan (Chrysanthemum

cinerariifolium) efektif mengendalikan semut, aphid, ulat, dan kutu daun;

ekstrak biji bawang putih (Allium sativum) efektif mengendalikan serangan

aphid, ekstrak daun paitan (Tithonia diversifolia) efektif mengendalikan

serangan rayap, bakteri Bacillus thuringiensis efektif mengendalikan

Page 11: tugas TKSDL

ulat Plutella xylostella dan Crocidolomia binotalis; cendawan Trichoderma

sp. dapat menekan serangan Fusarium sp. Rhizoctonia sp., dan Phythium sp.

terhadap tanaman hortikultura (Zulkarnaen, 2009).

C. Agroforestri: Pada pertanian berkelanjutan, salah satu pola tanam yang

digunakan adalah menggunakan pola tanam berbasis agroforestri. Pola

tanam ini secara umum adalah pola tanam yang memadukan integrasi

pohon hutan dengan ladang. Fungsi ekologi pohon hutan dapat memberi

manfaat berupa pengangkutan unsur hara, penambatan nitrogen, kenaikan

bahan organik tanah, perbaikan strutuktur tanah, dan pengendalian erosi.

Pohon dapat mengembangkan sistem perakaran yang jauh lebih dalam dari

tanaman musiman, sehingga pohon dapat menyerap unsur hara yang tidak

diserap oleh tanaman budidaya. Unsur hara yang didapat oleh pohon hutan

dibawa kembali kedalam daur biologi kedalam kayu pohon, daun, serta

buah pohon. Salah satu pohon yang memiliki biomasa terbesar adalah

lamtoro. Penaman pohon lamtoro dalam sistem agroforestri dapat

memberikan dampak positif bagi sistem pertanian berkelanjutan (Espig,

1988).

D. Skema Suksesi: Pada pertanian berkelanjutan, salah satu pola bertanamnya

adalah meniru suksesi hutan. Metode suksesi biasanya dilakukan pada lahan

yang keanekaragamanhayatinya kurang. Konsepnya adalah petani menanam

suatu tanaman, kemudian tanaman tersebut tidak dipanen secara total dan

membiarkan tanaman budidaya di tumbuhi ilalang dan semak belukar.

Dengan adanya metode suksesi, keanekaragaman hayati akan bertambah,

sehingga konsep keberlanjutan akan dapat diwujudkan (Sutejo, 1987).

E. Keanekaragaman Tanaman: Ciri umum dari pertanian berkelanjutan

adalah keanekaragaman tanaman. Bahkan sistem yang berorientasi pasar

pun akan menghasilkan beberapa produk. Salah satu sistem pertanian

berkelanjutan yang berorientasi pasar adalah sistem pertanian drip di

Meksiko. Dalam banyak hal, mencampurkan tanaman akan meningkatkan

pertumbuhan, bukan menghalanginya. Penggunaan kacang-kacangan

sebagai tanaman sela akan meningkatkan kesuburan tanah. Di Tomo Acu

misalnya, petani menggunakan pohon pengikat nitrogen sebagai

pengganti tiang untuk tanaman merica yang merambat.Dengan berbagai

Page 12: tugas TKSDL

jenis tanaman yang ditanam, hal ini akan menghindari kekurangan pangan

karena beragamnya tanaman yang akan dipanen (Sutejo, 1987).

F. Rotasi Tanaman: Salah satu metode pertanian berkelanjutan adalah

menerapkan sistem rotasi tanam. Rotasi tanam dapat meningkatkan

kandungan bahan mineral tanah. Rotasi tanam yang disarankan adalah

Rhizobium, Phaseolus sp, dan lain lain. Hal tersebut karena kedua jenis

tanaman tersebut dapat menimbun N (Sutejo, 1987).

G. Sistem Pengolahan Minimal: Pertanian berkelanjutan juga menggunakan

metode sistem pengolahan minimal. Pada tanah yang memiliki top soil tipis,

atau pada tanah yang kemiringannya curam, sebisa mungkin mengolah

tanah secara minimal untuk pengembalian atau peningkatan unsur hara

(Sutejo, 1987).

H. Daur Ulang Zat Hara: Daur ulang zat hara didaerah tropika berlangsung

cepat dan efisien. Kebanyakan hara terikat pada vegetasi hidup. Ketika

vegetasi hidup itu mati, zat hara akan di urai oleh mikroba dan zathara

tersebut dapat digunakan oleh tanamanan. Pada konsep pertanian

berkelanjutan, hara di lahan pertanian lebih banyak karena terdapat pola

daur ulang hara dari tumbuhan yang telah mati lalu dibiarkan. Dengan

hara yang lebih banyak, lahan dapat ditanami secara lebih intensif tanpa

merusak kesuburan lahan pertanian (Gradwohl dan Greenberg, 1991).

I. Pengembalian Sisa Tanam: Salah satu metode pertanian berkelanjutan

adalah pengembalian sisa tanaman. Pengembalian sisa-sisa tanaman dari

musim panen pada tanah sedapat mungkin harus dilakukan. Dengan teknik

pengembalian sisa tanaman pada tanah, sisa tanaman akakn cepat

terombak melalui penguraianoleh jasad renik sehingga akan menjadi bahan

organik tanah. Adanya bahan organik tanah akan meningkatkan kualitas

tanah, sehingga tanaman budidaya akan tumbuh lebih baik (Sutejo,

1987).

J. Penggunaan Pupuk Organik: Pupuk oraganik selalu digunakan pada sistem

pertanian berkelanjutan. Pupuk organik berasal dari serasah tumbuhan

atau sisa hewan yang telah mati. Pupuk organik harus memiliki beberapa

persyaratan yaitu: N harus mudah diserap oleh tanaman dalam bentuk

organik, pupuk tidak meninggalkan asam organik dalam tanah, Pupuk

sebaiknyamemiliki kandungan C yang tinggi seperti hidrat arang. Pupuk

Page 13: tugas TKSDL

organik memiliki peran penting untuk menggemburkan lapisan top soil.

Pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan jasad renik yang baik

untuk kesuburan tanah. Walaupun demikian, pupuk organik tidak bis

diandalkan karenakandungan mineralnya sedikit (Sutejo, 1987).

K. Menggunakan Pupuk Hijau: Pupuk hijau diperlukan dalam sistem pertanian

berkelanjutan. Pupuk hijau didapat dengan menggunakan famili leguminosa.

Tanaman dari famili leguminosa digunakan karena banyak mengandung N.

Adanya N akan mendorong zat renik untuk menguraikannya. Dalam

hidupnya, zat renik membutuhkan N untuk hidup. Kandungan N yang tinggi

(perbandingan C/N besar) melebihi tersedianya N yang diperlukan jasad

renik, kelebihannya ini dimanfaatkan tanaman bagi peningkatan

pertumbuhan dan perkembangannya (Sutejo, 1987).

L. Metode Konsevasi Tanah: Pada pertanian berkelanjutan, fungsi ekologi

sangat diperhatikan. Salah satunya dengan cara menjaga kesuburan tanah.

Dalam konsep pertanian berkelanjutan dalam hal konservasi tanah, dikenal

sebuah istilah yaiutu using for immediate needs and saving for future

use yang artinya adalah bahwa dalam mengelola dan pengelolaan tanah,

dibutuhkan perhatian mengenai kebutuhan yang segera (sekarang) serta

manfaatnya yang akan datang bagi generasi penerusnya (Kartasapoetra et.

al., 1985). Cara pengkonversian tanah yang bisa dilakukan dalam sistem

pertanian yang berkelanjutan adalah:

1. Berdaya upaya agar permukaan tanah tetap tertutupi tanaman

pelindung, sehingga kandungan organiknya dapat dipertahankan.

2. Pembuatan sengkedan yang mengikuti kontur tanah agar tidak terjadi

erosi.

3. Segala tindakan atau perlakuan dalam melakukan pengolahan tanah

seperti membajak, menggaru, menyimpan bedengan pembibitan, dan

lain-lain harus sejajar dengan garis kontur tanah agar tidak terjadi erosi.

M. Metode Konservasi Air: Metode konservasi air dapat dilakukan dengan

sistem pengaturan jadwal irigasi, atau dengan cara yang lebih mudah yaitu

mengembangkan tanaman rerumputan yangg tidak mengganggu di sela-sela

tanaman budidaya yang dapat berfungsi ganda yang dapat mencegah erosi

serta menjadi makanan ternak (Kartasapoetra et. al., 1985). Salah satu

tanaman rumput yang digunakan adalah Cynodon dactylon (bermuda

Page 14: tugas TKSDL

grass),Pennisctum clanddestium (kikuyu grass), dan Pueraria

phaseolides (Tropical kudzu). Penggunaan tanaman rumput diatas sangat

beralasan karena tanaman rumput tersebut dapat tumbuh dengan cepat

sehingga dalam waktu pendek tanah dapat tertutup pleh rumput tersebut.

Rumput tersebut secara sistematis berfungsi sebagai pelindung

permukaan tanah dari tumbukan butir-butir air hujan dan memperlabat

aliran permukaan, sedangkan bagian akar rumput dapat memperkuat

resistensi tanah dan membantu melancarkan infiltrasi air kedalam tanah

(Kartasapoetra et. al., 1985).

Socially just

Pertanian berkelanjutan hadir sebagai salah satu jalan pemutus mata

rantai kemiskinan utamanya yang ada di pedesaan. Stabilitas produksi yang

terus meningkat dengan harga bahan hasil panen pertanian organik yang tinggi

mulai menjajikan input bagi pedesaan miskin. Selain itu, pertanian berkelanjutan

juga berkorelasi positif dengan peningkatan kesehatan masyarakat. Hal ini

karena produk pertanian yang dihasilkan memiliki sertifikasi aman dimakan, baik

dalam jangka waktu yang berkepanjangan, dan bebas pestisida, serta

persenyawaan sintetis lainnya.

Pertanian berkelanjutan juga telah berisi campur tangan pemerintah

dan para ahli lingkungan pertanian yang mulai tersadar untuk hidup optimal,

baik optimal secara ekonomi ataupun optimal dalam menjaga lingkungan agar

terus bisa hidup. Selain itu sumber daya manusia yang digunakan sudah lebih

dewasa, lebih terbuka sehingga lebih mengerti benar tentang alam dan

bagaimana merawatnya tanpa harus mengabaikan aktivitas ekonomi usaha tani

yang berorientasi profit. Pengetahuan didapatkan secara formal mauopun

nonformal dari sharing para penuluh lapang.

Economically viable

Pendapatan aktual yang dituai memang lebih rendah ketimbang sistem

pertanian yang lain hanya sajahal ini akan terus meningkat seiring dengan

meningkatnya laju perbaikan kualitas lahan-lahan. Sistem permodalan yang

digunakan harus bersumber dari dana pribadi, ataupun pinjaman dari bank-bank

negeri, koperasi pemerintahan ataupun lembaga penyedia jasa kredit resmi

lainnya. Hal ini untuk menghindari terselenggaranya praktek pembungaan

pinjaman yang salah. Selain itu diharapkan petani berkontribusi aktif mengikuti

Page 15: tugas TKSDL

asuransi sehingga ketika hasil yang dituai belum maksimal masih tersedia uang

untuk tetap betahan hidup. Daya saing ekonomis produk konvensional lebih

tinggi. Hal ini karena orientasi pasar yang dituju pertama kali adalah konsumen

tingkat atas yang mapan dalam hal membeli. Hasil panenan akan lebih terjual

mahal seiring dengan laju kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan

organik sebagai salah satu produk dari pertanian berkelanjutan.

culturally acceptable

di desa Gedangan-kecamatan maduran-kabupaten Lamongan sudah tidak

percaya lagi dengan sistem kepercayaan tidak lagi menggunakan pranoto

mongso (berpegang pada alam), tidak percaya lagi denga tahayyul.