tugas refrat yoga

33
Pendahuluan Terminasi kehamilan telah dilakukan sejak lama terutama dilakukan pada kehamilan trimester awal. Diperkirakan 26 juta kehamilan dilakukan terminasi dengan cara legal. Obat-obatan yang digunakan tersedia untuk terminasi kehamilan harus mempunyai nilai keaman untuk pasien dan untuk dokter. Dan telah dilakukan uji coba Biasanya terminasi kehamilan dapat dilakukan apa bila dapat beresiko untuk kehidupan ibunya, dan untuk kesehatan mental. Bila terminasi dilakukan lebih awal akan lebih aman. Terminasi dapat dilakukan dengan medikasi (terminasi medik/ obat-obatan), atau melalui prosedur vakum. Tipe prosedur yang diinginkan tergantung dari riwayat kesehatan, berapa lama usia kehamilan dan referensi perorangan. Pada umumnya, terminasi kehamilan kurang beresiko dibandingkan membiarkan anak lahir. komplikasi dari terminasi sangat jarang terjadi kurang dari 2 dari 100 kasus. banyak dari komlikasi terjadi ketika terminasi dilkukan lebih dari 14 minggu kehamilan. Pada beberapa kasus bekuan darah tersimpan dalam uterus. atau tidak semua sisah jaringan terangkat hal ini membutuhkan prosedur vakum ulangan. Resiko lain termasuk perdarahan ,infeksi, cedera pada uterus, dan atau organ lainya, atau sulit terjadi kehamilan selanjutnya. Pada beberapa komlikasi yang jarang tersebut seharusnya membutuhkan teransfusi darah atau operasi abdominal atau mengangkat uterus.

Upload: yoga-zunandy-pratama

Post on 23-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Tugas Refrat Yoga

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Refrat Yoga

Pendahuluan

Terminasi kehamilan telah dilakukan sejak lama terutama dilakukan pada kehamilan trimester

awal. Diperkirakan 26 juta kehamilan dilakukan terminasi dengan cara legal. Obat-obatan yang

digunakan tersedia untuk terminasi kehamilan harus mempunyai nilai keaman untuk pasien dan

untuk dokter. Dan telah dilakukan uji coba

Biasanya terminasi kehamilan dapat dilakukan apa bila dapat beresiko untuk kehidupan ibunya,

dan untuk kesehatan mental.

Bila terminasi dilakukan lebih awal akan lebih aman. Terminasi dapat dilakukan dengan

medikasi (terminasi medik/ obat-obatan), atau melalui prosedur vakum. Tipe prosedur yang

diinginkan tergantung dari riwayat kesehatan, berapa lama usia kehamilan dan referensi

perorangan.

Pada umumnya, terminasi kehamilan kurang beresiko dibandingkan membiarkan anak

lahir. komplikasi dari terminasi sangat jarang terjadi kurang dari 2 dari 100 kasus. banyak dari

komlikasi terjadi ketika terminasi dilkukan lebih dari 14 minggu kehamilan. Pada beberapa kasus

bekuan darah tersimpan dalam uterus. atau tidak semua sisah jaringan terangkat hal ini

membutuhkan prosedur vakum ulangan. Resiko lain termasuk perdarahan ,infeksi, cedera pada

uterus, dan atau organ lainya, atau sulit terjadi kehamilan selanjutnya. Pada beberapa komlikasi

yang jarang tersebut seharusnya membutuhkan teransfusi darah atau operasi abdominal atau

mengangkat uterus.

Sejarah terminasi kehamilan dalam ilmu falsafah

Pada dasarnya wanita telah melakukan terminasi kehamilannya sejak permulaan sejarah

tercatat. Dalam sejarah Yunani dan Romawi, terminasi kehamilan diselenggarakan untuk

mengontrol populasi. Dewa-dewa tidak melarangnya dan tidak terdapat hukum negara yang

berhubungan dengan hal itu, ahli-ahli falsafa yunani bahkan menganjurkan terminasi atau tidak

melarangnya, tetapi Phytagoras tidak menyetujui terminasi kehamilan ini, karena ia berpendapat

bahwa pada saat fertilisasi, telah masuk suatu Roh. Hipocrates adalah salah seorang pengikutnya,

sehingga dalam Sumpah Hipocrates terdapat sanksi terhadap perbuatan abortus / terminasi

Page 2: Tugas Refrat Yoga

kehamilan. Hal tersebut tidak dilaksanakan dan ajaran Hipocrates diabaikan, dokter-dokter

Yunani dan Romawi tetap melaksanakan terminasi kehamilan atas perminataan para wanita.

Di dalam ajaran Islam terdapat pula macam-macam aliran, tetapi dengan indikasi medis,

baik yang berasal dari ibu maupun yang berasal dari janin, terutama sebagai hasil dari kemajuan

subspesialisasi fetomaternal berupa imunologi, amniocentesis, USG dan lain-lain, maka indikasi

adalah jelas dan terminasi dapat dilaksanakan. Pengontrolan reproduksi, sebenarnya harus

diselenggarakan sebelum terjadinya pembuahan. Menurut pandangan Islam, untuk mencegah

kelahiran seorang anak yang cacat, sebaiknya digunakan cara-cara kontrasepsi daripada memilih

terminasi kehamilan.

Dalam suatu debat mengenai terminasi kehamilan ada sebuah kata yang dianggap sangat penting.

Kehidupan (life), kehidupan potensial (potential life) dan hidup (alive). Ada yang berpendapat

bahwa embrio atau janin adalah hidup (alive) atau memiliki kehidupan manusia yang hidup.

Dalam hal ini apakah janin memiliki kehidupan sebagai manusia (life) atau memiliki kehidupan

yang potensial sebagai manusia (potential life).

Yang juga membingungkan adalah kata janin dan embrio. Secara emosional janin akan lebih

berarti jika dibandingkan dengan embrio

.

Terminasi kehamilan dipandang dari segi hukum

Definisi legal paling umum tantang abortus terapeutik sampai saat itu adalah terminasi

kehamilan sebelum janin mampu hidup dengan tujuan menyelamatkan nyawa ibu. Beberapa

Negara memperluas hukum mereka menjadi “untuk mencegah cidera tubuh yang serius atau

permanen pada ibu atau mempertahankan kehidupan atau kesehatan ibu. Beberapa Negara

bagian mengijinkan abortus apa bila kehamilan kemungkinan besar melahirkan bayi dengan

malpormasi berat.

Hukum abortus ketat yang berlaku hingga tahun 1973 sebenarnya belum lama

diundangkan. Abortus sebelum adanya gerkan janin pertama kali (quickenling) yang umunya

terjadi pada usia gestasi antara 16 sampai 12 minggu, sah atau ditoleransi secara luas diamerika

Page 3: Tugas Refrat Yoga

serikat dan inggris sampai tahun 1973. pada tahun ini diperlakukan undang-undang yang

menyebabkan abortus sebelum adanya gerakan janin .

Amerika Serikat dan banyak negara maju, berkesimpulan bahwa seorang warga negara

berhak akan privacy, termasuk hak wanita untuk mengontrol tubuhnya. Negara sekarang tidak

lagi berintervensi atau mencegah seorang wanita memperoleh pelaksanaan terminasi kehamilan

terutama sebelum kehamilan berusia 22 minggu (WHO).

Debat mengenai abortus (terminasi kehamilan) berkisar pada seksualitas, karena di dalam

masyarakat masih banyak warga yang berpandangan sangat puritan terhadap seks.

Menurut Williams Obstetrics, 18th ed., 1989, dokter / SpOG yang berlatar belakang ilmu

kedokteran, ilmu filsafat dan teologi, tidak dapat sampai pada konsensus kapan kehidupan itu

dimulai..

Definisi

“Terminasi kehamilan”, adalah mengakhiri kehamilan dengan sengaja sehingga tidak

sampai ke kelahiran. baik janin dalam keadaan hidup atau mati.

Indikasi

Bortus tertunda (missed abortion)

Telur kosong (Blighted Ovum)

Molahidatidosa

Abortus insipiens

Abortus incomplet

Ketuban pecah dini

Kehamilan lewat waktu

Pertumbuhan janin terhambat (pjj) berat

Page 4: Tugas Refrat Yoga

Kematian janin dalam rahim

Alasan-alasan mengapa seorang wanita

memilih terminasi kehamilan (induced abortion)

Di Amerika Serikat, seorang wanita memilih terminasi kehamilan, karena ia tidak ingin

melanjutkan kehamilannya, dengan alasan bahwa memiliki anak dalam kehidupannya dapat

mengakibatkan masalah-masalah yang kompleks, sehingga kualitas hidupnya terancam.

Alasan-alasannya, biasanya pertimbangan pragmatis, sedangkan pembenaran (justifikasinya)

mengikutsertakan etika, moral dan juga sering sekali rasional.

Dengan bermacam-macam alasan seorang wanita memilih terminasi kehamilan :

1. Ia mungkin seorang yang menjadi hamil di luar pernikahan

2. Pernikahannya tidak kokoh seperti yang ia harapkan sebelumnya

3. Ia telah cukup anak, dan tidak mungkin dapat membesarkan seorang anak lagi

4. Janinnya ternyata telah terpapar (exposed) pada suatu substansi teratogenik.

5. Ayah anak yang dikandungnya bukan suaminya

6. Ayah anak yang dikandungnya bukan pria / suami yang diidamkan untuk perkawinannya

7. Kehamilannya adalah akibat perkosaan

8. Wanita yang hamil menderita penyakit yang berat

9. Ia memiliki alasan eugenik, ingin mencegah lahirnya bayi dengan cacat bawaan

Indikasi-indikasi tersebut di atas dapat dibagi menjadi 4 (empat) bagian :

1. Alasan kesehatan

2. Alasan mental

3. Alasan cacat bawaan si janin

4. Alasan seksual

Persiapan untuk terminasi kehamilan

Terminasi kehamilan harus dilakukan dalam kerangka kerja hukum dan terbatas : hukum yang

relevan bervariasi antara pemerintah Australia dan pemerintah Selandia Baru. Para praktisi harus

mengenal kondisi daerahnya.

Page 5: Tugas Refrat Yoga

Tidak semua wanita yang memutuskan untuk melakukan terminasi kehamilan akan melakukan

terminasi, dan proses pengambilan keputusan ini harus didukung oleh praktisi kesehatan yang

terkait, dengan spesifikasi informasi yang akurat dan dukungan dan konseling kritis.

Berdasarkan kondisi klinis setiap perempuan, kebutuhan dan preferensi, preparasi untuk

terminasi kehamilan meliputi :

Konfirmasi kehamilan dan penilaian gestasi berdasarkan sejarah klinis dan pengujian, tes

kehamilan dan/atau pengujian ultrasound.

- untuk menghindari prosedur yang tidak perlu jika seorang perempuan tidak hamil atau

keguguran sudah terjadi;

- untuk memeriksa kehamilan ektopik; dan

- untuk meyakinkan pemilihan prosedur yang tepat.

Beberapa penelitian melaporkan pengujian ultrasound rutin : meskipun ultrasound

diperlukan, tetapi tidak diperhitungkan oleh RCOG sebagai syarat penting dalam

pelaksanaan aborsi untuk semua kasus. Ultrasound mungkin diperlukan untuk menilai

gestasi secara lebih tepat jika ditawarkan aborsi medis.

Sejarah umum dan pengujian untuk menilai resiko medis.

Golongan darah dan status Rhesus

- untuk mengidentifikasi Rhesus negatif pada perempuan untuk pemberian Anti-D, untuk

mencegah imunisasi Rhesus dan tindak lanjutnya pada saat kehamilan.

Antibiotik profilaktik atau tes untuk infeksi genital.

Rencana kontrasepsi berkelanjutan setelah terminasi.

A. pengahiran kehamilan sampai umur kehamilan 12 minggu

Persiapan

keadaan umum memungkinkan yaitu Hb > 10 gr % tekann darah baik

pada abortus (febrilis infeksiosa), diberikan dahulu antibiotika parenteral sebelum

dilakukan kuretase tajam atau tumpul

Page 6: Tugas Refrat Yoga

pada abortus tertunda (miseed abortion), dilakukan pemeriksaan laboraturium

tambahan yaitu:

- pemriksan trombosit

- fibrinogen

- waktu pendarahan

- waktu pembekuan

- waktu protrombin

tindakan

o kuretase vakum

o kuretase tajam

o dilatasi dan kuretase tajam

B. pengahiran kehamilan > 12 minggu sampai 20 minggu

1. misoprostol 200 ug intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian

pertma

2. pemasangan batang laminaria 12 jam sebelumnya

3. kobinasi pemasangan batang laminaria dengan misoprostol atau pemberian tetes

oksitosin 10 IU dalam 500 cc Dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal

60 tetes per menit

C. pengakhiran kehamilan

Page 7: Tugas Refrat Yoga

1. misoprostol 100 ug intravaginal, yang dapat diulangi satu kali 6 jam sesudah pemberian

pertama.

2. pemasangan batang laminaria selama 12 jam

3. pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam Dektrose 5% mulai 20 tetes permenit sampai

maksimal 60 tetes permenit

4. kombinasi 1 dan 3 untuk janin hidup maupun janin mati

5. kombinasi 2 dan 3 untuk janin mati

D. Usia kehamilan > 28 minggu

1. misoprostol 50 ug intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian

pertama

2. pemasangan metrolia 100 cc 12 jam sebelum induksi untuk pemasangan serviks (tidak

efektif bila dilakukan pada KPD)

3. pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam Dektrose 5% mulai 20 tetes permenit sampai

maksimal 60 tetes untuk primi dan multigravida, 40 tetes untuk grande multigravida

sebanyak 2 labu.

4. kombinasi ketiga cara diatas

Induksi abortus secara medis

Sepanjang sejarah, banyak bahan pernah dicoba sebagai abortifasien oleh wanita yang berupaya

keras untuk tidak hamil. Umumnya yang terjadi bukan abortus tetapi penyakit sistemik yang

serius atau bahkan kematian. Bahkan saat ini, hanya terdapat sedikit obat abortifasien yang

efektif dan aman.

Terminasi medik akan lengkap saat 6-48 jam setelah pemakaian pil pervaginam.

Page 8: Tugas Refrat Yoga

Untuk mengontrol nyeri anda akan diberikan obat. Beberapa wanita lebih menyukai terminasi

medika oleh karena lebih prepersi. Keberhasilan terminasi medik 95%. Jika terminasi medik

tidak berhasil, harus dilakukan prosedur vakum

Jika melakukan terminasi vakum pada 12 minggu pertama kehamilan ini akan mendilatasi atau

membuka lebar serviks (pembukaan natural keuterus) kemudian tube plastik steril diletkan pada

kedalam uterus. Jaringan kehamilan dan saluran uterus akan disedot oleh suction. Pada beberapa

kasus anada akan ditanya sehari sebelum akan dilakukanya laminaria dimasukan kedalam

serviks. Atau akan diberikan beberapa tablet misoprostol untuk dimasukan kedalam vagina

sebelum prosedur dilakukna. Kedua cara diatasdapat membantu melunakan serviks. mereka

dapat melakukna prosedur dengan aman. Untuk mengontrol nyeri saat dilkukan prosedur, anda

akan diberikan pengobatan untuk melupuhkan area dan obat peroral untuk tidur (penenang).

Oksitosin

Pemberian oksitosin dosis tinggi dalam sedikit cairan intra vena dapat menginduksi abortus pada

kehamilan trimester ke dua salah satu reagen yang kami buktikan adalah campuran 10 amp

oksitosin 1 ml (10 IU/ml) kedalam 1000 ml larutan ringer laktat. Larutan ini mengandung 100

mU oksitosin per ml. Infus intravena dimulai dengan kecepatan 0,5 ml/mnt (50 mU/mnt).

Kecepatan infus ditabah setiap 15-30 menit sampai maksimum 2 ml/mnt (200mU/mnt). Apa bila

pada kecepatan infus ini belum terjadi kontraksi yang efektif, konsentrasi oksitosin didalam

cairan infus ditigkatkan. Sebaiknya larutan yang telah diinfuskan dibuang sebagian dan sisahkan

500 ml, yang mengandung konsentrasi 100 mU oksitosin per ml. Ke dalam 500 ml ini

ditabahkan lima ampul oksitosin. Larutan yng berbentuk sekarang mengandung oksitosin 200

mU/ml dan kecepatan infus dikurangi menjadi 1 ml/mnt (200 mU/mnt) kecepatan infus kembali

ditingkatkan secara bertahap sampai mencapai 2 ml /mnt (400 mU/mnt) dan kecepatan ini

dibiarkan selama 4 atau 5 jam atau sampai janin dikelurkan

Larutan hiperosmotik intraamnion

Agar terjadi abortus pada trimester ke dua, dapat dilakukan penyuntikan 20 sampai 25 persen

salin atau urea 30 sampai 40 persen kedalam kantung amnion untuk merangsang kontraksi uterus

dan pembukaan serviks. Cara ini jarang digunakan, amerika serikat american college of

Page 9: Tugas Refrat Yoga

obsterikan and gynecologists (1987), cara telah digantikan oleh dilatasi dan evakusi. Manfaat

dari teknik dilatasi atau evakuasi antara lain adalah kecepatan, biaya lebih rendah, dan lebih

jarang menyebabkan nyeri dan trauma emosi.

Salin hipertonik dapat menimbulkan penyulit serius, termasuk kematian penyulit lain mencakup:

1. krisis hiperosmolar akibat masuknya salin hipertonik kedalam sirkulasi ibu

2. gagal jantung

3. syok septik

4. peritonitis

5. perdarahan

6. koagulasi intravaskular diseminata

7. intoksikasi air

urea hiperosmotik

urea 30 sampai 40 persen yang dilarutkan dalam larutan dektrosa 5% disuntikan kedalam

kantung amnion, diikuti oleh oksitosin intravena dengan kecepatan sekitar 400 mU/ml. Urea plus

oksitosin adalah abortifasien yang sama efektifnya seperti Salin hipertonik, tetapi lebih kecil

kemungkinanya untuk menimbulkan toksisitas. Urea plus prostaglandin F 2a yang disuntikkan ke

dalam kantung amnion juga sama efektifitas.

prostaglandin

karena kekurangan metode-metode medis lain dalam menginduksi abortus, prostaglandin dan

beragam anolognya digunakan secara luas untuk mengahiri kehamilan, terutama pada trimester

kedua. Senyawa-senyawa yang sering digunakan adalah prostaglandin E2, prostaglandin F2a dan

anolog tertentu khususnya 15-metil prostaglandin F2a metil ester, PGE,-metil ester (gameprostat)

dan misiprostol.

Page 10: Tugas Refrat Yoga

Prostaglandin E2

Aplikasi lokal gel prostglandin E (dinoproston) banyak digunakan untuk pematangan serviks. Proses pematangan serviks yang dipicu oleh prostaglandin sering mencakup inisiasi persalinan. Pemakaian prostaglandin E dosis rendah meningkatkan kemungkinan keberhasilan induksi, mengurangi insidensi persalinan yang berkepanjangan, dan mengurangi dosis oksitosin maksimal dan total. Sekitar separuh dari wanita yang mendapat prostaglandin E, memasuki peralinan dalam 24 jam pertama.

Pemberian

Dianjurkan diberikan di kamar bersalin. Pasien tetap berbaring selama paling sedikit 30 menit setelah aplikasi, diperlukan observasi 30 menit sampai 2 jam. Apabila tidak ada perubahan pada aktivitas uterus atau frekuensi denyut jantung janin setelah periode ini pasien dipindahkan atau dipulangkan. Apabila terjadi kontraksi, pada 4 jam pertama , dan bula kontraksi teratur, pemantauan denyut jantung dan tanda – tanda vital harus dicatat.

Efek Samping

Efek sistemik yang bisa terjadi adalah demam, muntah, dan diare akibat prostaglandin E. Hasil yang diperoleh pada neonatus bisa menyebabkan skor apgar rendah.

Prostaglandin E1

Misoprostol (cytotec) adalah suatu prostaglandi E 1 sintetik dan saat ini tersedia dalam sediaan tablet g untuk mencegah ulkus peptikum. (Obat ini digunakan titak diindikasikan resmi ) sebagai pematangn serviks prainduksi persalinan. Mesoprostol adalah obat murah dibandingkan dengan gel dinoproston 0,5 mg. Obat ini setabil pada suhu kamar mudah diberikan peroral atau dimasukan kedalam vagina ,tetapi jarang ke serviks

Misoprstol vagina

Studi awal mngisaratkan bahwa tablet misoprostol dimasukan kedalam vagina lebih baik secara efektifitas dibandingkn gel prostaglandin E2 intrservikal. Pemakaian misoprostal intravginal dalam 25 g (seperempat tablet 100g) pemakian ini dianggap dapat mengurangi kebutuhan oksitosin mencapai anggka persalinan pervaginam 24 jam induksi yang lebih tinggi, dan secara bermakna menurun interval antara induksi sampai melahirkan

Dosis 50 g menyebabkan peningkatan takisistol, pengeluaran mekonium, dan aspirasi mekonium, secara bermakna dibandingkan dengan gel prostaglandin E2. juga dapat meninggkatkan insiden resiko seksio sesaria akibat hiperstimulasi uterus dibandingkn dengan dioproston. Dosis 25g setiap tiga jam menyebabkan penurunan secara bermakna efek merugikan dibandingkan dengan dosis 50 g. Laporan-laporan mengenai ruptur uteri pada wanita dengan riwayat bedah uterus sebelum menyebkan pemakian isoprostol di kontrsindikasikan para wanita ini, dalam sebuah laporan ruptur uteri pada 5 diantara 89% dengan riwayat seksio sesaria yang

Page 11: Tugas Refrat Yoga

diinduksi dengan mesoprostol dibandingkan dengan hanya satu dari 423 wanita serupa yang idak diberikan misoprostol (p= 0,0001)

Misoprostol oral

Windrim dkk melaporkan bahwa misoprostol peroral memiliki efektifvitas untuk pematangan serviks dan menginduksi persalinan dengan pemberian intravaginal. Bennet dan rekan (1998) serta toppozada dkk (1997) mendapat adanya pemendekan interval sampai pelahiran pada aplikasi vaginal tetapi lebih, sering terjadi frekuensi denyut jantung jain. Adair dkk (1998) menyimpulkan bahwa aflikasi oral dan vagina sama efektifnya tetapi dosis oral 200g berkitan dengan peninggktan kelainan kontraktilitas uterus. Wing (1999) melaporkan bahwa 50g misoprostol peroral kurang efektif dibandingkan dengan 25g misoprostol pervaginam untuk pematangan srviks dan menginduksi persalinan. Para ahli penelitian (wing Dkk, 2000) kemudian melaporkan bahwa bawa dosis oral 100 g sama efektifitasnya dengan dosis 25 g intravaginal.

Tehnik

Prostaglandin dapat bekerja dapat bekerja secara efektif pada serviks dan uterus apabila:

1. dimasukan ke vagina sebagai supositoria atau pesarium tepat didekat serviks2. diberikan sebagai gel melalui sebuah kateter kedalam kanalis cerpikalis dan bagian paling

bawah uterus secara ektraovular3. disuntikkan intra muskular4. disuntikan kedalam kanun amnion melalui amniosentesi5. diminum peroral

mifepriston

antiprogesteron oral ini telah digunakan untuk menimbulkan abortus pada gestasi dini, baik

tersendiri atau dikobinasikan dengan prostglandin oral. Efektipitas obat ini sebagai abortifasien

didasarkan pada afinitas reseftornya yang tinggi terhadap tempat pengikatan progestron dosis

tunggal 600 mg yang diberikan sebelum gestasi 6 minggu menyebabkan abortus pada 85%

kasus.

Pada kehamilan trimester pertama yang tidak tumbuh, mifepriston dosis tunggal 600 mg memicu

ekspulsi pada 82% wanita

Epostan

Page 12: Tugas Refrat Yoga

Inhibitor hidroksisteroid-3 dehidrigenase ini menghambat sintesis progesteron endogen.

Apabila diberikan dalam 4 minggu setelah hitungan pertama hait terahir, obat ini akan

memicu abortus pada sekitar 85% wanita. Respon klinis mungkin berkaitan dengan kadar

progesteron endogen dalam darah. Mual adalah efek samping yang tersering, dan apa bila

abortusnya tidak komplit terdapat resiko perdarahan. Antiprogestin yang lain.

METODE TERMINASI KEHAMILAN

Kehamilan dapat dihentikan dengan menggunakan metode bedah atau medis, atau kombinasi

keduanya. Bab ini menekankan pada metode yang berbeda, apa yang bisa diharapkan semua

perempuan dari setiap metode, seberapa baguskah cara kerja metode ini, dan apa resiko dan efek

sampingnya.

Kuretase suction yang pertama digambarkan secara mendetail karena metode ini adalah metode

yang paling sering digunakan di Australia dan Selandia Baru, dan banyak informasi mengenai

aplikasinya selama dua sampai tiga dekade terakhir.

Metode Bedah

Sebagian besar informasi tentang aborsi bedah dan komplikasinya dilaporkan dalam serangkaian

kasus dan penelitian kelompok, beberapa diantaranya tergolong penelitian yang sangat

signifikan. Tinjauan Cochrane menunjukkan ketidakcukupan data untuk membuat rekomendasi

berdasarkan percobaan acak tentang metode bedah untuk terminasi kehamilan muda.

Terminasi bedah mencakup penggunaan obat-obatan dan teknik-teknik lain sebelumnya untuk

melembutkan dan memperbesar serviks.

Tehnik bedah untuk aborsi .

Kehamilan dapat dikeluarkan secara bedah melalui serviks yang telah dibuka atau melalui

abdomen dengan histerotomi atau histerektomi.

Tehnik abortus

Tehnik bedah

Dilatasi serviks diikuti oleh evakuasi uterus

Page 13: Tugas Refrat Yoga

Kuretase

Aspirasi vakum ( kuretase isap)

Dilatasi dan evakuasi (D&E)

Dilatasi dan ektraksi (D&E).

Aspirasi haid

Laparotomi

Histerotomi

Histeroktomi

Teknik medis

Oksitosin intravena

Cairan hiperosmotik intraamnion

o Salin 20 %

o Urea 30%

Prostaglandin E2, F2a dan analognya

o Injeksi intramnion

o Injeksi ektraovular

o Injeksi vagina

o Injeksi parentral

o Injeksi oral

Page 14: Tugas Refrat Yoga

Antiprosgesteron – RU 486 (mifepriston) dan epostan

Preparasi Serviks

Preparasi serviks dapat dilakukan sebelum kuratase, tergantung usia gestasi dan gambaran klinis

lainnya dan secara rutin dilakukan sebelum dilatasi dan evakuasi.

Metode mempersiapkan serviks adalah :

Dilator osmotik (ruang laminaria atau dilator hidrofilik) ditempatkan dalam serviks,

dimana dilator menyerap kelembaban dan menyebar dengan lambat agar serviks

membuka. Proses ini mungkin memerlukan waktu beberapa jam sampai satu hari atau

lebih dan lebih umum digunakan dalam terminasi trisemester kedua. Komplikasi dilator

osmotik, termasuk fragmen dan infeksi yang tertahan, baru-baru ini telah ditinjau

kembali.

Satu agen farmakologis, biasanya prostaglandin seperti misoprostol atau gemeprost;

terbukti bahwa mifepriston juga dapat digunakan untuk tujuan ini.

Preparasi serviks terbukti meningkatkan dilatasi dasar dan mengurangi tenaga yang diperlukan

untuk mencapai dilatasi yang cukup sebelum kuretase. Percobaan acak yang terkontrol

menunjukkan penurunan dalam perdarahan selama operasi berlangsung dan dokter bedah secara

subyektif menilai serviks lebih mudah untuk berdilatasi. Satu penelitian besar juga menemukan

penurunan yang signifikan pada durasi perdarahan dan pengobatan infeksi pelvik pada

perempuan yang sebelumnya mendapat pengobatan prostaglandin, diperkirakan karena evakuasi

uterus yang lebih mudah setelah preparasi.

Menurut penelitian kelompok retrospektif, trauma serviks tidak sering terjadi jika serviks

dipersiapkan sebelum dilatasi, dengan beberapa bukti dimana insiden perforasi uterus berkurang

setelah preparasi serviks.

Pengeluaran secara digital

Tindakan ini dilakukan untuk menolong penderita ditempat-tempat yang tidak ada fasilitas

kuretase, sekurang-kerangnya untuk menghentikan pendarahan. Hal ini sering kita lakukan pada

keguguran yang sedang berlangsung (abortus incipiens) dan keguguran (abortus incompletus).

Page 15: Tugas Refrat Yoga

Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ada pembukaan serviks uteri yang

dapat dilalui oleh satu jari longgar dan kavum uteri cukup luas karena manipulasi ini akan

menimbulkan rasa nyeri, maka sebaiknya dilakukan dalam narkosa umum intervena (ktalar) tau

anastesi (bimanual) jari telunjuk tangan kanan dimasukan kedalam jalan lahir untuk

mengeluarkan hasik konsepsi sedangkan tangan kiri mengeluarkan memegang korpus uteri untuk

memfiksasi melalui dinding perut. Dengan mengunakan jari, kikislah hasil konsepsi sebanyak

mungkin atau sebersih munkin

Kuretase Suction

Kuretase suction adalah prosedur bedah minor yang merupakan metode utama yang digunakan di

Australia dan Selandia Baru untuk terminasi kehamilan tiga bulan pertama.

Prosedur

Preparasi serviks dapat atau tidak dapat digunakan lebih dulu.

Anestesi bisa total bisa lokal, dengan atau tanpa pembiusan oral atau intravenous; metode ini

akan tergantung pada kesediaan klinik tertentu dan pilihan ibu hamil.

Serviks didilatasi dengan menggunakan dilator logam untuk mengakomodasi kuret suction yang

dipilih, kuretase dilakukan dengan menggunakan penghisap bertenaga listrik pada daerah yang

akan dikuret, dan rongga uterus kemudian dapat diperiksa dengan forceps jaringan dan/atau kret

logam.

Kuretase tajam sebaiknya tidak digunakan Agen oksitoksik dapat diberikan secara intravenous

untuk menstimulasi uterus berkontraksi dan menurut hasil penelitian dapat mengurangi

perdarahan, meskipun efek hemorrhage yang berpotensi membahayakan jiwa belum dinilai.

RCOG tidak memberikan rekomendasi dan WHO merekomendasikan untuk tidak menggunakan

agen oksitoksik rutin dengan kuretase suction.

Efek samping

Dapat menyebabkan nyeri selama dilakukan terminasi dan membutuhkan analgetik.

Perdarahan berlangsung selama 18 hari dan diikuti adanya spoting.

Dan dapat meyebabkan kehilangan sebagian darah (Anemia)

Page 16: Tugas Refrat Yoga

Muntah, jika mengunakan prostaglandin, dari obat-obatan anastesi

Komplikasi

Perporasi uterus

Trauma servikal

Kuretase (kerokan)

Kuretase adalah cara membersikan hasil konsepsi memakai alat kuretase, penolong harus

menolong melakukan pemerikaan dalam untuk menentukan letak unteru, keadaan serviks dan

besarnya uterus. Gunnya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi.

Persiapan sebelum melakukan kuretase

Persiapan penderita

- lakukanlah pemeriksaan umum tekanan darah, nadi, keadaan jantung dan paru-paru

dan sebagainya.

- Pasanglah infus cairan sebagai profilaksis.

Persiapan alat-alat kuretase.

Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia dalam bak alat dalam keadaan aseptik berisi:

Sepekulum dua buah

Sonde uterus

Cunam muzeux atau cunam porsio

Berbagai ukuran busi Hegar

Bermacam-macam ukuran sendok kuret

Page 17: Tugas Refrat Yoga

Cunam abortus, kecil dan besar

Pinset dan klem

Kain steril dan sarung tangan dua pasang

Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi

Pada umumnya diperlukan anastesi infiltrasi lokal atau umum secara intravena dengan

Ketalar.

Tehnik kuretase

1. tentukan letak rahim, yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam alat-alat yang dipakai

umumnya terbuat dari metal dan biasanya melengkung karena itu memasukan alat-alat

harus disesuaikan dengan letak rahim. Gunanya supaya jangan terjadi segalah arah (fase

raute) dan perforasi

2. bendungan rahim (sondage) masukan bendungan rahim sesuai dengan letak rahim dan

tentukan panjang atau dalamya bendungan rahim caranya adalah setelah ujung sonde

terasa membentur pundus uteri, telunjuk tangan kanan diletakan pada porsio dan tariklah

sonde keluar lalu baca berapa cm dalam rahim.

3. Dilatasi bila pembukaan serviks belum cukup untuk memasukan sendok kuret, lakukanlah

terlebih dahulu didilatasi dengan dilatator atau baugie Hegar. Peganglah busi seperti

memgang pensil dan masukanlah hti-hati sesui letak rahim. Untuk sendok kuret terkecil

biasanya diperlukan dilatasi sampai Hegar no 7 . untuk mencegah kemungkinan

perforasi usahakanlah memakai sndok kuret yang agak besar, dengan diatasi yang lebih

besar.

4. kuretase, seperti dilakukan , pakailah sendok kuret yang agak besar memasukanya bukan

dengan kekuatan dan melakukan kerokan biasanya mulailah denagan bagian tengah .

pakailah sendok kuret yang tajam (ada tanda berigi) karena lebih epektif dan lebih terasa

Page 18: Tugas Refrat Yoga

saat melakukan kerokan pada dinding rahim dalam (seperti bunyi mengkur kelapa)

dengan demikian kita tahu bersi atau tidaknya hasil kerokan.

5. cunam abortus, pada abortus insipien dimana kelihatan jaringan pakailah cunam abortus

untuk mengeluarkannya yang biasanya diikuti oleh jaringan lainya. Dengn demikian

sendok kuret hanya dipakai untuk mmbersikan sisa-sisa yang ketinggalan saja.

6. perhatian, memegang, memasukan dan menarik alt-alat haruslah hati-hati lkukanlah

dengan lembut sesui dengan arah dan letak rahim.

Kuretase rahim

Adalah cara mengeluarkan hasil konsepsi dengan alat vakum. Alat ini terdiri dari kanul kuret

berbagai ukuran yang dihubngkan dengan pompa vakum atau sumber vakum lainya. Untuk

vakum kuretase ini diperlukan tekanan negatif sekitar 700 mmhg

Tehnik kuretase vakum

1. kanul ukuran yang sesuai dengan pembekuan dimasukn kedalam kavum uteri.

2. kanul dihubungkan dengan sumber vakum, baik elektrik ataupun serupa semprit besar

3. kanul digerakan pelan-pelan dari atas kebawah kemudian diputar sampai 180 derajat

sehingga rahim seluruhnya keluar dalam satu penampungan atau dalam semprit

kelebihan cara kuretase vakum

- kurang menimbulkan trauma, rasa nyeri dalam perdarahan

- jarang terjadi ferporasi karena yang dipakai adalah kanul plastik dibandingkan

sendok kuret dari logam

- waktu yang dipergunakan begitu pula dilatasiserviks ebih singkat an dapat dipakai

pada pembukaan kecil.

Page 19: Tugas Refrat Yoga

Dilatasi dan kuretasi

Abortus bedah dilakukan mula-mula dengan mendilatasi serviks dan kemudian mengosongkan

uterus dengan mengerok isi uterus (kuretase tajam) secara mekanis, melakukan aspirasi vakum

(kuretase isap) atau keduanya tehnik untuk vakum manual dini baru-baru ini diulas oleh

Macisaac dan jones (2000). Kemudian terjadi penyulit termasuk perforasi uterus, laserasi

serviks, perdarahan, pengeluaran janin dan plasenta yang tidak lengkap, dan infeksi meningkat

setelah trimester pertama. Atas alasan ini kuretase atau aspirasi vakum seyogyanya dilakukan

sebelum minggu ke 4 .

Untuk usia gestasi diatas 16 minggu, dilakukan dilatasi dan evakuasi (D&E), tindakan ini berupa

dilatasi serviks lebar diikuti oleh destruksi dan evakuasi mekanis bagian-bagian janin. Setela

janin seluruhnya dikeluarkan, digunakan kuret vakum berlubang besar untuk mengeluarkan

plasenta dan jaringan yang tersisa. Dilatasi dan ektraksi (D&X) serupa dengan (D&E) kecuali

bahwa pada (D&X) bagian janin pertama kali diektraksi melalui serviks yang telah membuka

untuk mempermuda dilakukan tindakan

Tanpa adanya penyakit sistemik pada ibu, kehamilan biasanya diakiri dengan kuretase atau

evakuasi/ ektraksi tanpa rawat inap. Apa bila abortus tidak dilakukan lingkup rumah sakit, perlu

tersedia pasilitas dan kemampuan untuk resusitasi jantung paru yang efektif dan akses segera

kerumah sakit.

Teknik dilatasi dan kuretasi

Bibir cervik anterior dijepit dengan tenakulum berigi. Anasttik lokal misalnya lidokain 1 atau 2

persen sebanyak 5 ml disuntikan secara bilateral kedalam serviks cara lain, digunakan blok

paraservikal.

Uterus disonde degan hati-hati untuk mengidentifikasi status os internum dan untuk meastikan

ukuran dan posisi uterus. Serviks dipelebar lebih lanjut dengan dilator hegar atau pratt sapai

kuret isap aspirator vakum dengan ukuran diaeter yang meadai dapat diasukan. Jari ke empat dan

ke lima tangan yang dimasukan dilator harus diletakan diperineum dan bokong sewaktu dilator

Page 20: Tugas Refrat Yoga

didorong melewati os internum. Hal ini merupakan pengamanan tambahan agar tidak terjadi

perporasi uterus.

Kemudian digunakan kuretase isap untuk mengasapirasi produk kehamilan. Aspirator vakum

digerakan diatas permukaan secara sistematis agar seluruh rongga uterus trcakup. Apa bila hal ini

telah dilakukan dan tidak ada lagi jaringan yang terisap, dilakukan kuretasi tajam dengan hati-

hati apa bila diperkirakan masih terdapat potongan janin atau plasenta. Kuret tajam lebih efektif

dan bahaya yang ditimbulkannya seharusnya tidak lebih besar dari pada yang ditimbulkan oleh

intrumen tumpul. Perporasi uterus jarang terjadi pada saat kuret digerakan kebawah, tetapi dapat

terjadi saat measukan setiap intrumen kedalam uterus. Manipulasi harus dilakukan dengn ibu jari

dan teluju.

Pda kasu-kasu yang telah melewati gestasi 16 minggu, janin di ektraksi, biasanya dalam

potongn-potongan, dengan mengunakan forsep Sopher atau serupa dengan intrumen destruktif

lainya. Abortus tahap lanjut tidak tidak menyenakan bagi dokter dan paramedis dan lebih

berbahaya bagi wanita yang bersangkutan. Resiko perforasi dan leserasi uterus meningkat akibat

janin yang lebih besar dan uterus yang lebih tipis

Perlu ditekankan kembali bahwa morbiditas segera atau belakangan, dapat dijga apa bila:

1. servik telah cukup membuka tanpa trauma sebelum mengupayakan pengeluaran janin

dan jaringan gstasi

2. pengeluaran hasil konsepsi dilakukan tanpa menyebabkan perporasi uterus

semua jaringan kehamilan dikeluarkan

DAFTAR PUSTAKA

1. www.MJFAI 2005,61;151-154

2. www.ranzcog. Edu.au

Page 21: Tugas Refrat Yoga

3. www.pdf

4. Cunningham, F, Gant, N, Leveno, J, Gillstrap III L, Hauth, J, Wenstrom K. OBSTETRI

WILLIAM, edisi 21. EGC, Jakarta, 2004. Hal 151-153

5. Cunningham, F, Gant, N, Leveno, J, Gillstrap III L, Hauth, J, Wenstrom K. OBSTETRI

WILLIAM, edisi 21. EGC, Jakarta, 2004. Hal 968-970

6. Mochtar, R. OBSTETRI OPERATIF dan OBSTETRI SOSIAL, jilid 2. EGC, Jakarta, 1998.

Hal 41-46

7. Sofi Rifayani Krisnandi, pedoman diagnosis dan trapi obstetri dan ginekologi, pakultas

kedokteran unuversitas padjadjaran dandung 2005; hal 24-25.

8. Winkjosastro, H, ILMU KEBIDANAN. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

Jakarta, 2002. Hal 905 – 93

Page 22: Tugas Refrat Yoga

Cardiotocography (CTG) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat kontraksi maupun tidak. Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik.

Cara pengukuran Cardiotocography hampir sama dengan doppler hanya kalau pada Cardiotocography yang ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi kontraksi, alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit.

Pengertian UmumSuatu alat untuk mengetahui kesehatan janin di dalam rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi rahim.Pemeriksaan Cardiotocography penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam keadaan :- Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi kronis, dll)- Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)- Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)- Polihidramnion (air ketuban berlebih)Pemeriksaan Cardiotocography :-    Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.-    Waktu pemeriksaan selama 20 menit,-    Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi.-  Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan pertolongan yang  sesuai.-    Konsultasi langsung dengan dokter kandungan

Mekanisme pengaturan DJJ : (normal 120-160dpm)- SSSimpatis, yang bekerja pada miokardium, dmn dengan obat (beta adrenergik) akn

merang/ meningkatkan kekuatan otot jantung, frek & curah jantung.

Page 23: Tugas Refrat Yoga

- SSParaS, sebagian besar dipeng o/ N.Vagus yang b’asal dr batang otak.Bekerja pd nodul SA dan AV serta neuron. Rang/ Nvagus (ex asetilkolin) akan menurunkan kerja jantung, frek & curah jantung, sedangkan hambatan pd Nvagus (ex atropin) akn meningkatkan kerja, frek & curah jantung.

- Baroreseptor, letaknya diarkus aorta dan sinus karotid, dimana saat tekanan tinggi pd daerah tersebut, maka reseptor-reseptornya akan merang/ nvagus untuk menurunkan kerja, frek dan cjantung

- Kemoreseptor yang terletak di aorta dan badan karotid (bagian perifer) serta di batang otak (sentral), dimana berf/ dalam pengaturan kadar CO2 dan O2 pd darah dan cairan otak. Pd saat O2 turun dan CO2 naik, maka reseptor sentral akn mengakibatkan takhikardi sehingga aliran darah bnyk dan O2 meningkat pd darah & cairan otak

- SSPusat, berfungsi mengatur variabilitas DJJ. Pd keadaan tidur dimana aktivitas otak tidak ada, maka variabilitas menurun.

- St hormonal, pd keadaan stress (asfiksia) maka adrenal mengeluarkna epi&norepi untuk meningkatkan kerja, frek dan cjantung.

Karakterisitik DJJ :   Basa fetal hearth rate, yakni baseline dan variabilitas disaat tidak ada gerakan dan

kontraksi ut.   Reactivity, merupakan perubahan pola DJJ saat ada gerakan dan kontraksi.

Baseline RateNormal 120-160dpm, ada juga yang membuat 120-150 dpm. Takhikardi jika djj > 160dpm, dan bradikardi jika djj < 120dpm.Takhikardi dapat terjadi pada keadaan : (Hipoksia janin (ringan / kronik), Kehamilan preterm (<30 minggu), Infeksi ibu atau janin, Ibu febris atau gelisah, Ibu hipertiroid, Takhiaritmia janin, Obat-obatan (mis. Atropin, Betamimetik.).

Variabilitas DJJSuatu gbrn osilasi yg tdk teratur yg tampak pd rekaman djj, dan merupakan hasil dr interaksi antara s.simpatis (kardioakselerator) dg s.para (kardiodeselerator). pada keadaan hipoksia variabilitas akan menurun sampai menghilang. Dibedakan atas dua periode : variabilitas jangka pendek dan jangka panjang. Jangka panjang dibedakan lagi : normal (6-25dpm), berkurang (2-5dpm), menghilang (<2dpm) dan saltatory (>25dpm).

Perubahan periodik DJJSuatu perubahan pola djj yg berhubungan dengan kontraksi & gerakan janin (akselerasi dan deselerasi)Indikasi CTG : Hipertensi, DMG, gerak janin kurang, riw. obstetri jelek, PRM, postterm, oligohidramnion, polihidramnion, gamelli, iugr, ibu dengan penyakit penyerta, kehamilan dengan anemia. - (Sumber Ensiklopedi Kedokteran).- See more at: http://www.duniaalatkedokteran.com/2010/10/cardio-tocography-ctg.html#sthash.JipJNHNH.dpuf