tugas yoga
TRANSCRIPT
PERENCANAAN USAHA
( BUSINESS PLAN )
A. PENGERTIAN DAN MANFAAT PERENCANAAN USAHA ( BUSINESS PLAN )
1. Pengertian perencanaan usaha
Pada awal berdirinya usaha, diperlukan suatu acuan atau rencana agar usaha tersebut
dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Perencanaan usaha atau business plan
adalah suatu dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua
unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai suatu perusahaan untuk
memulai usahanya. Business plan dibuat untuk jangka panjang ataupun jangka pendek.
Perincian business plan tergantung pada perusahaan yang akan memulai operasinya.
Sehingga pihak penyedia dana akan tertarik untuk ikut serta dalam usaha tersebut.
Dari hasil interview dengan 100 orang pendiri perusahaan yang mempunyai
pertumbuhan tinggi, terungkap bahwa para wirausaha sedikit sekali yang melakukan
perencanaan usaha (business plan) pada tingkat awal. Bahkan 41% dari mereka tidak
mempunyai rencana usaha, 26% hanya memiliki perencanaan seadanya, 5% hanya membuat
proyeksi keuangan, dan 28% membuat perencanaan usaha secara jelas.
Jika seorang wirausaha akan membuka usaha baru, belum tentu seratus persen
berhasil jika tidak terlebih dahulu membuat perencanaan usaha (business plan). Perencanaan
usaha perlu dibuat walau sangat sederhana. Sebaiknya perencanaan usaha dibuat secara
tertulis dan resmi, karena merupakan alat untuk memegang kendali dan menjaga agar usaha
perusahaan tidak menyimpang.
Perencanaan usaha adalah keseluruhan proses tentang hal-hal yang akan dikerjakan
pada masa yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
sangat pen-ting, karena perencanaan usaha merupakan pedoman kerja bagi seorang
wirausaha. Pada umumnya, perencanaan usaha mengatur tentang proses kegiatan usaha,
produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, keuangan usaha, pembelian, tenaga kerja,
dan penyediaan atau pengadaan peralatan.
2. Prinsip perencanaan usaha
Adapun prinsip-prinsip perencanaan usaha itu sebagai berikut.
1. Perencanaan usaha harus dapat diterima oleh semua pihak.
2. Perencanaan usaha harus fleksibel dan realistis.
3. Perencanaan usaha harus mencakup seluruh aspek kegiatan usaha.
4. Perencanaan usaha harus merumuskan cara-cara kerja usaha yang efektif dan
efisien.
3. Manfaat perencanaan usaha
Jika demikian, apa sajakah manfaat perencanaan usaha itu. Adapun manfaat perencanaan
usaha itu di antaranya:
1. Membimbing jalannya kegiatan usaha.
2. Mengamankan kelangsungan hidup usaha.
3. Mengembangkan kemampuan manajerial di bidang usaha.
4. Sebagai pedoman/petunjuk bagi pimpinan perusahaan di dalam menjalankan
usahanya.
5. Mengetahui apa-apa yang akan terj adi dalam usaha.
6. Sebagai alat berkomunikasi dalam usaha.
7. Sebagai alat untuk memperkecil risiko usaha.
8. Memperbesar peluang untuk mencapai laba.
9. Memudahkan perolehan bantuan kredit modal dari bank.
10. Sebagai pedoman di dalam pengawasan.
4. Kegiatan perencanaan usaha.
Perencanaan usaha adalah sebuah selling document yang mengungkapkan daya tarik
dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang dana potensial. Jadi, perencanaan usaha
merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang wirausaha yang mengembangkan
dan meng-gambarkan semua unsur yang relevan, baik internal maupun eksternal untuk
memulai suatu usaha. Pada umumnya, dalam bisnis terdapat dua macam kegiatan
perencanaan usaha yaitu sebagai berikut.
a. Kegiatan kewirausahaan yang mencakup tugas-tugas, seperti mengadakan kontak dengan
para bankir, akuntan, pengacara, serta orang-orang yang membantu dalam hal finansial
dan hukum.
b. Aspek-aspek bisnis yang dianggap rutin. Hal ini meliputi laporan keuangan bulanan,
memonitor serta merevisi anggaran dan manajemen produksi.
Perencanaan usaha yang akan dibuat seorang wirausaha, harus didasarkan pada
kebutuhan-kebutuhan utama dari bisnis dan tidak pada motif-motif pribadi. Perencanaan
usaha yang baik itu, akan tampak dalam perumusan tujuan dan sasaran spesifik, serta
membantu para karyawan. Perencanaan usaha akan berhasil apabila kegiatan-kegiatan itu
berkaitan langsung dengan kebutuhan dan sasaran usaha.
Dengan dibuatnya perencanaan usaha maka seorang wirausaha akan dapat:
1. menstabilkan kesempatan kerja dalam usaha.
2. menyusun anggaran operasional usaha.
3. menggunakan kapasitas produksi.
Perencanaan usaha dapat ditinjau dari dua cara yaitu perencanaan usaha jangka
pendek dan perencanaan usaha jangka panjang.
Di sini seorang wirausaha diharapkan mampu menggarap perencanaan usaha jangka
pendek dan dapat merumuskan untuk mencapai sasaran dan tujuannya. Perencanaan usaha itu
harus mencakup berbagai jenis kegiatan, di antaranya:
1. Mempelajari dan meramalkan masa depan usaha.
2. Menentukan sasaran beserta fasilitas yang diperlukan dalam usaha.
3. Membuat program kerja dan perhitunganusaha.
4. Menentukan prosedur kerja di dalam usaha.
5. Menentukan rencana anggaran usaha.
6. Membuat kebijaksanaan usaha.
Perencanaan usaha jangka panjang dapat dibagi beberapa tahap, sehingga jangka
waktu untuk setiap tahap akan menjadi pendek. Untuk memonitor penerapan perencanaan
usaha jangka panjang, seorang wirausaha harus membuat daftar pemeriksaan bahwa setiap
tahap rencana dapat diselesaikan dengan jadwal.
Perencanaan usaha yang dibuat oleh seorang wirausaha, harus dieksperimenkan
dengan teknik dan metode baru.
B. KOMPONEN UTAMA DALAM PERENCANAAN USAHA
Perencanaan usaha dapat digolongkan menjadi delapan kompOnen utama yaitu :
menetapkan misi usaha, menganalisis lingkungan eksternal menganalisis lingkungan internal,
menentukan sasaran dan tujuan usaha mengembangkan strategi usaha, menyiapkan program,
melaksanakan program dan mengumpulkan umpan balik serta melakukan pengendalian.
a. Misi Usaha
Setiap usaha perlu mendefinisikan misinya secara lebih spesifik, yaitu meliputi
produk dan aplikasinya, kompetensi, segmen pasar, dan lain-lain. Setiap usaha juga harus
mendefinisikan sasaran dan kebijakannya sebagai suatu bisnis.
b. Analisis Lingkungan Eksternal (Analisis Peluang dan Ancaman)
Umumnya setiap usaha harus mengamati kekuatan lingkungan makro (demografi,
ekonomi, teknologi, politik/hukum dan sosial/budaya) dan pelaku lingkungan mikro yang
utama (pelanggan, pesaing, saluran distribusi pemasok) yang mempengaruhi perolehan laba
di pasar. Tujuan utama pengamatan lingkungan adalah melihat peluang pemasaran
yaitu suatu kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dalam rangka memperoleh laba.
Peluang dapat dicatat dan dipilah menurut daya tariknya dan kemungkinan berhasilnya.
Sebagian perkembangan dalam lingkungan eksternal juga merupakan ancaman, yaitu
tantangan akibat kecenderungan yang tidak menguntungkan atau perkembangan yang akan
mengurangi penjualan dan laba apabila tidak dilakukan gerakan pemasaran defensif.
c. Analisis Lingkungan Internal (Analisis Kekuatan dan Kelemahan)
Selain mengetahui peluang yang menarik di lingkungan, perlu juga memilik keahlian
yang dibutuhkan untuk sukses dalam peluang itu, sehingga setiap usaha perlu menilai
kekuatan dan kelemahannya secara periodik. Hal ini dilakukan dengan cara mengkaji
kompetensi pemasaran, keuangan produksi dan organisasi perusahaan. Setiap faktor dinilai
apakah merupakan kekuatan utama, kekuatan sampingan, netral, kelemahan sampingan atau
kelemahan utama. Dengan menghubungkan penilaian secara vertikal, profil kekuatan dan
kelemahan utama suatu usaha akan tampak, misalnya kompetensi pemasaran dikaji apakah
merupakan kekuatan utama atau sebaliknya.
d. Formulasi Tujuan
Setelah usaha menentukan misi dan mengkaji lingkungannya, lalu suatu usaha harus
mengembangkan sasaran dan tujuan tertentu untuk periode perencanaan. Tahap ini disebut
formulasi tujuan. Umumnya sasaran berjumlah lebih dari satu, meliputi laba, pertumbuhan
penjualan, peningkatan pangsa pasar, inovasi, dan lain-lain. Sasaran-sasaran unit usaha harus
hirarkis (dari yang paling penting sampai yang kurang penting), kuantitatif (besaran dan
waktunya), realistis (bukan angan-angan), dan konsisten.
e. Formulasi Strategi
Tujuan menunjukkan apa yang ingin dicapai oleh suatu usaha, sedangkan Strategi
menunjukkan bagaimana cara mencapainya. Walaupun banyak jenis strategi, Porter (1980),
telah merangkumnya menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Keunggulan Biaya Keseluruhan : strategi yang berusaha keras mencapai biaya
produksi dan distribusi yang paling rendah, sehingga harganya lebih rendah dari
pada pesaingnya dan mendapatkan pangsa pasar yang besar. Usaha dengan
strategi ini harus trampil dalam rekayasa, pembelian, produksi atau distribusi, dan
tidak perlu terlalu trampil dalam menjual.
2. Pembedaan (Diferensiasi) : strategi ini berusaha mencapai kinerja terbaik dalam
manfaat pelanggan yang diinginkan kebanyakan pelanggan dalam pasar. Suatu
usaha dapat menjadi yang terbaik dalam pelayanan, mutu, gaya dan teknologi.
Usaha ini akan membina kekuatannya yang memberikan keunggulan kompetitif
dalam keuntungan. Jadi suatu usaha yang ingin memimpin dalam mutu, harus
membuat atau membeli komponen terbaik, memadukannya dengan baik, dan
memeriksanya dengan teliti.
3. Fokus : dalam hal ini suatu usaha memfokuskan diri pada salah satu segmen pasar
yang sempit, dan tidak mengejar pasar umum. Suatu usaha mengenali kebutuhan
segmen ini dan melakukan keunggulan biaya atau pembedaan dalam segmen
sasaran itu.
f. Formulasi Program
Setelah suatu usaha menetapkan strategi utamanya, maka harus dikembangkan
program pendukungnya. Jadi kalau diputuskan untuk unggul dalam teknologi, maka harus
dijalankan program untuk memperkuat Litbang-nya, mengumpulkan informasi teknologi,
mengembangkan produk mutakhir, melatih para penjual teknis, mempublikasikan keunggulan
teknologinya, dan lain-lain.
g. Pelaksanaan Program
Strategi yang jelas dan program pendukung yang matang tidak ada artinya, jika dalam
pelaksanaannya menemui kegagalan. Beberapa elemen lunak berikut ini adalah hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program, yaitu :
Gaya : semua karyawan berpikir dan bertindak serupa.
Kemampuan : semua karyawan memiliki kemampuan cukup untuk menjalankan
strategi usaha.
Staf : mempekerjakan orang yang cakap, melatih mereka dengan baik dan
menugaskan mereka pada tempat yang sesuai.
Nilai bersama : semua karyawan memiliki nilai dan misi yang sama.
h. Umpan Balik dan Pengendalian
Selama suatu Usaha melaksanakan strateginya, selama itu juga harus mengamati
hasilnya dan memantau perkembangan baru di lingkungan sekitarnya. Ada lingkungan yang
stabil dari tahun ke tahun, ada yang berubah perlahan-lahan sesuai perkiraan, ada juga yang
berubah cepat tanpa dapat diramalkan. Harus diyakini bahwa lingkungan selalu berubah
sehingga perlu menilai dan mengubah pelaksanaan, program, strategi atau bahkan
sasarannya.
C. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN USAHA
Ada 5 (lima) langkah dasar yang harus diikuti dalam perencanaan usaha, yaitu:
1. Menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman). Langkah ini merupakan salah satu tahapan
yang amat penting dan dilaksanakan menggunakan analisis SWOT.
2. Memformulasikan strategi usaha jangka pendek dan jangka panjang (visi, misi,
objektif, strategi, dan kebijakan).
3. Menerapkan rencana strategi (program, anggaran, dan prosedur).
4. Mengevaluasi kinerja strategi usaha.
5. Melakukan follow-up dengan feed back yang berkesinambungan.
Perencanaan usaha perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang
akan didirikan. Sedangkan langkah-langkah penyusunan perencanaan lainnya yang perlu
ditempuh, yaitu:
1. menjelaskan masalah.
2. memperoleh informasi yang lengkap.
3. menganalisis dan menggolongkan informasi.
4. perkiraan dan hambatan dalam perencanaan.
5. menentukan rencana pengganti.
6. memilih rencana yang diusulkan.
7. menyusun urutan dan waktu secara terperinci untuk rencana yang diusulkan.
8. memeriksa kemajuan-kemajuan rencana yang diusulkan.
Suatu perencanaan usaha yang dibuat tertulis merupakan perangkat yang tepat untuk
menjaga agar usaha seorang wirausaha tidak menyimpang. Mengapa perencanaan usaha perlu
dibuat? Ada beberapa tujuan penting yang mendasari seorang wirausaha harus membuat
perencanaan usaha, di antaranya:
1. untuk menjamin adanya tujuan dari berbagai personil yang ada dalam usaha.
2. untuk mengundang orang-orang yang potensial agar bergabung dan bekerja sama
dalam usaha.
3. untuk mengatur dan bekerja sama dengan usaha perusahaan-perusahaan lain.
4. untuk meningkatkan keberhasilan dalam usaha.
5. untuk melakukan merger dan akuisisi ke sebuah usaha perusahaan besar.
Perencanaan usaha yang dibuat seorang wirausaha, berusaha merinci profit, neraca
perusahaan, dan proyeksi aliran khas. Sedangkan mengenai kedalaman dan rincian
perencanaan usaha sangat tergantung pada luas tidaknya usaha. Membuat perencanaan usaha
itu adalah memikirkan, menimbang-nimbang, niemutuskan, dan menentukan hal-hal berikut
ini:
1. Apa yang akan dikerjakan di dalam usaha?
2. Kapan pekerjaan usaha itu akan dilaksanakan?
3. Bagaimana cara mengerjakan pekerjaan usaha?
4. Siapa saja yang ditugaskan untuk melakukanpekerjaan usaha?
5. Di mana pekerjaan usaha akan dilaksanakan dan mengapa harus dikerjakan?
D. KERANGKA PERENCANAAN USAHA
1. Perencanaan usaha pada umumnya disusun dengan memuat pokok-pokok perencanaan,
yaitu:
1. Nama perusahaan
2. Lokasi :
a. Lokasi perusahaan
b. Lokasi pertokoan
c. Lokasi perusahaan
d. Lokasi perkantoran
e. Lokasi pabrik
3. Komoditi yang diusahakan
4. Konsumen yang dituju
5. Pasar yang akan dimasuki
6. Partner yang akan diajak kerjasama
7. Personal yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan
8. Jumlah modal yang diharapkan dan yang tersedia
9. Peralatan perusahaan yang perlu disediakan
10. Penyebaran informasi/promosi
a. Lokasi
Kerangka perencanaan usaha yang akan disusun oleh seorang wirausaha
harus mencakup nama dan lokasi perusahaan.
Lokasi perusahaan menyangkut:
Lokasi perkantoran, yang disebut tempat kediaman.
Lokasi badan usaha, yang disebut tempat kedudukan.
Tempat kedudukan berarti tempat badan usaha, sedangkan tempat kediaman
berarti tempat perusahaan beroperasi. Adapun per-bedaan tempat kedudukan
dengan tempat kediaman, sebagai berikut:
Tempat kediaman perusahaan banyak tergantung pada rentabilitas yang
diharapkan, sedangkan tempat kedudukan badan usaha mementingkan
pada segi hukumnya.
Memilih tempat badan usaha lebih mudah daripada memilih tempat
perusahaan.
Tempat yang baik untuk badan usaha belum tentu baik untuk
perusahaan.
Untuk menetapkan lokasi pabrik/industri, seorang wirausaha perlu
memperhitungkan beberapa hal, antara lain:
1. Dekat dengan sumber material.
2. Dekat dengan pasar.
3. Mudah mendapatkan air dan bahan bakar.
4. Mudah mendapatkan tenaga kerja.
5. Mudah mendapatkan fasilitas transportasi.
6. Mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat dan masyarakat.
b. Komoditi Yang Diusahakan
Sedangkan kesempatan untuk memilih komoditi yang akan direncanakan,
memerlukan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Adanya kemampuan untuk bersaing dengan usaha lain.
2. Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang ingin dikerjakan.
3. Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis usaha tertentu.
4. Teridentifikasinya kebutuhan masyarakat terhadap jenis barang atau jasa
tertentu.
Para wirausaha sebenarnya telah lama mengenai dan melakukan perencanaan
usaha yang strategis bagi perusahaannya, serta aktivitas formulasi rencana usaha
jangka panjang bagi efektivitas peluang dan tantangan lingkungan usaha.
Perencanaan usaha seorang wirausaha akan mencakup misi perusahaan, tujuan
yang akan dicapai, pengembangan strategi, dan pedoman kebijakan.
2. Bentuk Formal Perencanaan Usaha (Business Plan Form)
1. Halaman depan
2. Daftar isi
3. Rangkuman eksekutif
4. Penjelasan tentang perusahaan
5. Pemasaran
6. Barang dan jasa yang dihasilkan
7. Usaha meningkatkan penjualan
8. Permodalan
9. Apendix
E. PANDANGAN USAHA DAN MENGIDENTIFIKASI KEGIATAN PERUSAHAAN
1. Visi Perusahaan
Dalam melaksanakan usahanya, seorang wirausaha harus mempunyai visi. Visi
perusahaan adalah wawasan yang menjadi sumber arah bagi perusahaan dan digunakan untuk
memandu perumusan misi. Dengan kata lain, visi perusahaan adalah pandangan jauh ke
depan, ke mana perusahaan tersebut akan dibawa atau gambaran apa yang diinginkan oleh
perusahaan. Visi perusahaan sebenarnya merupakan gambaran masa depan yang akan dipilih
dan yang akan diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan (Strategic Planing &
Management, J.B. Whittaker).
Visi perusahaan itu akan menunjukkan suatu kondisi ideal tentang masa depan yang
realistik, dapat dipercaya, meyakinkan, serta mengandung daya tarik. Pernyataan visi
perusahaan, akan memberikan petunjuk ke arah mana perusahaan akan menuju dan seperti
apa keadaan yang dijumpai pada saat itu.
Perumusan visi perusahaan, harus merupakan shared vision dari seluruh komponen
organisasi. Adapun tujuan penetapan visi perusahaan itu.adalah sebagai berikut:
a. Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan.
b. Memiliki orientasi pada masa depan perusahaan.
c. Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan.
d. Memberikan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas.
e. Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan.
Adapun persyaratan dan kriteria visi perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan.
b. Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi
perusahaan.
c. Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman.
d. Memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan.
e. Memungkinkan pencapaian tujuan perusahaan.
f. Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroperasi.
Seorang wirausaha yang mempunyai visi, keinginannya ditujukan pada masa depan
pribadi dan perusahaannya. Visi yang paling penting adalah perusahaan yang mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan impiannya. Pada umumnya perusahaan yang mempunyai
atau memiliki visi untuk masa depannya, selalu mengarahkan segala potensinya untuk
mehcapai keberhasilan.
Langkah awal dalam merencanakan strategi kewirausahaan dalam perusahaan adalah
penyebaran visi dari inovasi yang ingin dicapai oleh seorang wirausaha. Adapun pentingnya
visi bagi perusahaan adalah sebagai elemen utama bagi suatu strategi untuk mencari
pencapaian hasil yang lebih tinggi. Penyebaran visi perusahaan, membutuhkan identifikasi
dari sasaran-sasaran yang spesifik dan program-program yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.
2. Misi Perusahaan
Misi perusahaan adalah tindakan untuk merealisasikan visi perusahaan. Karena visi
harus mengakomodasi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan perusahaan, maka
misi dapat diartikan sebagai tindakan untuk memenuhi semua kelompok kepentingan terkait.
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan perusahaan, setiap organisasi
perusahaan harus mempunyai misi yang jelas arahnya. Pernyataan misi perusahaan, akan
membawa organisasi perusahaan kepada suatu fokus tujuan dan sasaran. Misi perusahaan
akan menjelaskan, mengapa organisasi perusahaan itu harus ada dan apa yang dilakukannya,
serta bagaimana melakukannya.
Dalam konteks organisasi perusahaan, pernyataan misi yang telah tersusun dengan
baik akan menetapkan tujuan yang unik dan dapat membuat suatu usaha yang berbeda
dengan usaha-usaha lainnya. Maka dari itu, misi perusahaan harus dilaksanakan agar tujuan
organisasi perusahaan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
Adapun perumusan misi perusahaan dapat dilakukan dengan:
a. melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, pegawai perusahaan, masyarakat,
mitra kerja, akademisi, dan birokrasi.
b. menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada, untuk
memungkinkan perusahaan melaksanakan kegiatannya dengan lebih baik dan
dengan biaya seefisien mungkin.
c. menilai lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan, apakah misi
organisasi perusahaan tidak bertentangan secara internal dan eksternal.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi perusahaan, yaitu
sebagai berikut:
1. Produk atau pelayanan jasa apa yang dihasilkan dan yang akan ditawarkan kepada
konsumen?
2. Kualitas apa yang diinginkan pada masa mendatang yang berhubungan dengan
manfaat dan keuntungan masyarakat terhadap produk atau pelayanan jasa?
3. Apakah produk atau pelayanan jasa tersebut, memang dibutuhkan oleh masyarakat?
4. Sasaran publik mana yang akan dilayani?
F. TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN USAHA
1. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh perusahaan
yang bersangkutan. Tujuan perusahaan adalah target yang bersifat kuantitatif dan pencapaian
target tersebut merupakan ukuran keberhasilan kinerja perusahaan. Tujuan perusahaan pada
dasarnya untuk jangka panjang, dengan tugas yang harus diselesaikan selama waktu itu, dan
akan mengarahkan kinerja perusahaan.
Karena pentingnya konsistensi terhadap tujuan, maka perumusan misi dan visi
perusahaan harus dilakukan dengan serius. Misi dan visi perusahaan harus dirumuskan
sependek mungkin dengan spesifikasi yang jelas, sehingga setiap orang akan selalu
mengingatnya.
Karena selalu ingat terhadap perusahaannya, maka segala kegiatan selalu terorjentasi
kepada tujuan. Seorang Wirausaha harus dapat memecah tujuan utama perusahaannya,
menjadi tujuan-tujuan yang lebih kecil yang disebut sasaran. Seorang Wirausaha harus dapat
mewujudkan tujuan perusahaannya, sedikit demi sedikit, dan tetap mempunyai fokus pada
tujuan utama.
Apapun tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan, harus dipertimbangkan dari
berbagai sudut. Tulislah tujuan perusahaan tersebut, kemudian tanyakan dan jawablah
sendiri, di antaranya:
1. Apakah perusahaan sudah menentukan tujuannya dengan jelas?
2. Apakah tujuan perusahaan itu realistis atau hanya khayalan?
3. Apakah tujuan perusahaan itu bisa dicapai? Mampukah perusahaan melakukannya?
4. Apakah tujuan perusahaan itu merupakan tujuan kecil atau besar?
5. Apakah tujuan perusahaan fleksibel?
6. Sewaktu berusaha untuk mencapai tujuan itu, bisakah perusahaan mengukur kema-
juannya?
7. Apakah tujuan perusahaan itu untuk jangka pendek, menengah, atau panjang?
8. Seberapa besar pengorbanan waktu, tenaga, dan uang?
Secara lebih rinci, seorang Wirausaha menetapkan tujuan perusahaan di dalam
perencanaan usahanya sebagai berikut:
a. Untuk mencapai keberhasilan di dalam usaha.
b. Mengatur dan membentuk kerja sama dengan perusahaan lain.
c. Berguna untuk melakukan merger dengan perusahaan lain.
d. Mengundang orang-orang yang mempunyai keahlian untuk bekerja sama.
e. Menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai personil yang ada di dalam
perusahaan.
2. Sasaran Perusahaan
Untuk merealisasikan ide usaha atau perencanaan perusahaan, diperlukan konsep usaha
dan saran-saran usaha yang akan dicapai. Penentuan sasaran dan strategi yang dilakukan
seorang Wirausaha selalu memperhatikan kebutuhan fungsional, kemampuan, kesempatan,
dan sebagainya. Secara konvensional, sasaran perusahaan harus didahului oleh adanya
analisis mengenai kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan
ancaman (threat) yang dihadapinya.
Sedangkan yang dimaksud dengan sasaran perusahaan adalah penjabaran dari tujuan,
yaitu sesuatu yang akan dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Agar
sasaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien maka sasaran perusahaan harus dibuat secara
spesifik, terukur, jelas kriterianya, dan disertai indikator-indikator yang lebih rinci. Sasaran
perusahaan mungkin dapat dirumuskan untuk mencapai pertumbuhan yang pelan-pelan
ataukah pertumbuhan yang cepat untuk keuntungan sesaat.
Untuk memudahkan dalam menentukan sasaran usaha, sebaiknya perusahaan memilih
hal-hal sebagai berikut:
a. Kemampuan menghasilkan laba
Laba bersih yang akan dicapai setelah biaya-biaya dan pajak, harus tumbuh melebihi
indeks biaya hidup. Kalau tidak demikian, maka wirausaha akan ketinggalan dalam
usahanya.
b. Kedudukan pasar
Apa yang diinginkan perusahaan mengenai kedudukan di pasar? Apa perusahaan ingin
menjadi pemimpin pasar? Apa perusahaan ingin menjadi salah satu perusahaan yang
besar? Apa perusahaan ingin menjadi pengi-kut saja dengan pangsa pasar minoritas?
c. Sumber daya manusia
Apakah sikap pengetahuan dan keterampilan wirausaha akan ditingkatkan sesuai dengan
tuntutan zaman?
d. Pengembangan usaha
Seorang wirausaha yang mengelola usahanya, perlu meningkatkan:
penjualan
penetrasi pasar
laba
asset
unit usaha
organisasi kerja
e. Sumber daya keuangan
Tingkat efisiensi mana yang akan dicapai? Margin bersih berapa yang diinginkan? Laba
investasi berapa yang diharapkan? Berapa dana yang dibutuhkan dalam investasi? Berapa
dana yang dibutuhkan dalam operasi usaha?
f. Sarana kerja
Sarana kerja, semakin lama dipakai akan semakin rusak dan usang. Dalam hal ini, apakah
sarana perlu diganti? Apakah sarana perlu diperbaiki?
g. Tanggung jawab sosial
Apakah berwirausaha itu semata-mata demi mencari keuntungan? Apakah seorang
wirausaha mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan? Apakah seorang wirausaha
ingin diterima oleh masyarakat sekitarnya?
Selanjutnya, seorang wirausaha di dalam merencanakan usaha yang akan dibuatnya harus
didahului oleh analisis SWOT, yaitu mengenai kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunity), dan ancaman atau bahaya-nya (threat) yang akan dihadapi oleh
perusahaan.
Berikutnya, seorang wirausaha harus menyusun sasaran usahanya; satu sasaran atau lebih
yang terdiri atas sasaran keuangan, peralatan, dan sebagainya. Untuk. memudahkan dalam
penentuan perencanaan usaha, perlu dikenali dulu beberapa bidang usaha pokok. Kesimpulan
dalam menetapkan sasaran perusahaan yang akan dicapai, di antaranya:
a. Kemampuan menghasilkan laba.
b. Sumber daya manusia.
c. Sumber daya keuangan.
d. Kedudukan pasar.
e. Sarana kerja.
f. Pengembangan usaha.
g. Tanggung jawab sosial.
G. KUNCI KEBERHASILAN USAHA
1. Faktor-faktor Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha adalah suatu pernyataan adanya persesuaian antara rencana dengan
proses pelaksanaan serta hasil yang dapat dicapainya. Adapun faktor-faktor yang mendukung
keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:
a. Adanya perencanaan yang tepat dan matang, serta dapat dilaksanakan dengan baik.
b. Adanya visi, misi, dan dedikasi yang tinggi dari usaha atau bisnisnya.
c. Adanya komitmen yang tinggi dalam usaha untuk mencapai tujuan dan prestasi.
d. Adanya dana yang cukup untuk usaha.
e. Adanya SDM yang handal dan teknologi tinggi.
f. Adanya manajemen usaha yang baik, tepat, dan realistis.
g. Adanya faktor internal dan eksternal berupa peningkatan permintaan akan barang
dan jasa.
h. Adanya keterampilan dan pengalaman dalam bidang usaha.
i. Adanya kecocokan minat atau interes terhadap barang usaha.
j. Adanya kebutuhan konsumen yang terpuaskan.
k. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap sebagai penunjang usaha.
Faktor-faktor lain yang menjadi dasar keber-hasilan dalam usaha, di antaranya:
• faktor keuntungan.
• faktor fasilitas dan kemudahan.
• faktor teknis dan permodalan.
• faktor pemasaran dan penjualan.
• faktor tenaga kerja dan bahan baku.
• faktor persaingan dan risiko.
• faktor manajemen dan pengalaman.
Mengapa wirausaha yang berhasil secara alamiah cenderung konservatif? Mengapa
wirausaha yang berkemam-puan managerial kuat, cenderung bertahan pada rencana?
Secara lebih rinci dan luas, faktor-faktor pen-dukung keberhasilan perusahaan adalah sebagai
berikut.
a. Faktor manusia
Keberhasilan dan kebahagiaan dalam berwirausaha merupakan cita-cita dan tujuan setiap
manusia. Manusia merupakan makhluk sosial dan makhluk hidup yang banyak akalnya.
Dengan modal dasar akal, manusia akan mampu mewujudkan tujuan di dalam usahanya.
Oleh karena itu, manusia sangat terlibat di dalam kegiatan berwirausaha untuk memperoleh
keuntungan yang diharapkannya. Betapapun cang-gihnya teknologi, jika manusianya
pemalas, bodoh, apatis, dan tidak mempunyai semangat untuk maju maka sudah barang tentu
segala kegiatan usahanya akan menemui kegagalan.
b. Faktor keuangan
Faktor keuangan merupakan faktor penunjang dan pendukung keberhasilan dalam
berwirausaha. Keuangan dipergunakan untuk modal usaha, seperti untuk biaya produksi,
pembelian bahan baku, promosi pemasaran, mem-bayar upah/gaji para pegawai, dan
sebagainya. Adapun faktor keuangan yang perlu dipelajari oleh para wirausaha, sebagai
berikut:
1) Perkiraan Jumlah dana yang dibutuhkan.
2) Struktur pembiayaan yang menguntungkan.
3) Perhitungan biaya, harga, dan laba yang diinginkan.
4) Pemenuhan dana dari pinjaman, sumber pinjaman, Jumlah pinjaman, dan
persyaratannya.
Agar mampu bertahan dan berkembang, seorang wirausaha harus dapat mengelola
keuangan secara ketat dan disiplin. Seorang wirausaha yang mengelola perusahaan, minimal
harus mengetahui dan mampu menerapkan pedoman dasar dalam mengurus keuangan. Kunci
utama dalam mengurus keuangan adalah dengan adanya pembukuan dan administrasi yang
rapi, teliti, dan tepat. Seorang wirausaha yang mengurus keuangan usahanya, perlu mem-
perhatikan hal-hal berikut ini:
1) Buatlah pembukuan yang teratur dan tertib!
2) Catatlah semua uang yang masuk dan keluar dengan cermat dan teliti!
3) Periksalah keabsahan semua bukti-bukti pengeluaran uang!
4) Pisahkan harta pribadi dengan keuangan perusahaan!
5) Tentukan gaji para karyawan, termasuk gaji pemilik perusahaan!
6) Buatlah anggaran untuk semua aspek keuangan dan bandingkan dengan
realisasinya!
c. Faktor organisasi
Organisasi sangat diperlukan dan merupakan wadah kegiatan yang ada dalam usaha, agar
mencapai tujuan yang diharapkan. Organisasi usaha tidak hanya ditinjau dari segi statisnya
saja, akan tetapi ditinjau juga dari segi dinamis-nya. Adapun fungsi organisasi dalam usaha
adalah untuk menetapkan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam mengelompokkan
kegiatan berwirausaha.
Dengan adanya organisasi, berarti seorang wirausaha dapat:
1) Mempertegas hubungan dengan para karyawan.
2) Menciptakan hubungan antarkaryawan.
3) Mengetahui tugas yang akan dijalankan para karyawan.
4) Mengetahui kepada siapa para karyawan itu harus bertanggung jawab.
Kita mengetahui bahwa organisasi usaha perusahaan tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Adanya sekelompok orang yang bekerja.
2) Adanya kerja sama satu sama lain.
3) Adanya kegiatan kerja yang berbeda-beda tetapi saling berhubungan.
Adapun yang menjadi sasaran faktor organisasi adalah untuk mendapatkan bentuk kerja
sama yang berguna bagi perusahaan. Sedangkan tujuan faktor organisasi adalah untuk
meningkatkan pemasaran produk yang jauh lebih efektif dan efisien dengan hasil yang
memuaskan. Dengan adanya faktor organisasi maka sumber daya akan masuk ke dalam suatu
pola, sehingga orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan dapat bekerja sama secara
berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai suatu tujuan.
Seorang wirausaha yang ingin bertindak dengan berhasil guna, sebaiknya menguasai:
1) Tindakan apa saja yang harus dilakukan?
2) Siapa-siapa saja yang harus membantunya?
3) Kepada atasan mana ia harus laporan?
4) Siapa saja bawahan yang harus memberi laporan?
Bagi para karyawan (bawahan), hal-hal yang perlu diketahui dan dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
1) Jenis pekerjaan yang harus dilakukan.
2) Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Hubungan pekerjaannya dengan teman-teman kelompoknya.
4) Batas-batas yang jelas antara pekerjaannya dengan pekerjaan lainnya.
5) Anggota kelompok kerja terdekat yang terjalin kesinambungan tugasnya.
d. Faktor perencanaan
Perencanaan yang baik dalam usaha adalah mendiskusikan masalah operasional,
manajemen, kepemilikan, administrasi, memproduksi barang, pemasaran, dan sebagainya.
Perencanaan usaha berfungsi untuk menentukan dan merumuskan tujuan akhir saja. Fungsi
perencanaan usaha meliputi perumusan maksud berwirausaha, yang ditujukan dalam bentuk
sasaran yang akan dicapai.
Perencanaan usaha merupakan alat penga-wasan dan alat pengendalian. Oleh karena itu,
seorang wirausaha sejak mendirikan perusahaan, dan pada saat itu pula, sudah mulai
merencanakan:
1) Produk apa yang akan dibuat?
2) Berapa Jumlah dana yang diperlukan?
3) Berapa Jumlah produk yang akan dibuat?
4) Ke mana produk akan dipasarkan?
Perencanaan usaha sebenarnya bukan suatu hal yang rumit, tetapi membutuhkan
komitmen untuk berfikir secara rinci mengenai memulainya suatu usaha. Adapun yang
menjadi dasar utama dalam perencanaan usaha adalah memiliki gambaran yang jelas
mengenai produk-produk. yang akan ditawarkan atau dipasarkan kepada konsumen.
Perencanaan usaha itu bertujuan, di antaranya untuk:
1. mendorong cara berfikir seorang wirausaha jauh ke depan.
2. mengkoordinasi kegiatan usaha.
3. mengawasi kegiatan-kegiatan usaha.
4. merumuskan tujuan usaha yang akan dicapai.
e. Faktor mengatur usaha
Usaha perusahaan akan mencakup banyak hal, di antaranya masalah penggunaan dana
perusahaan. Seorang wirausaha yang me-ngelola usahanya dengan baik, selalu berhubungan
dengan kegiatan perencanaan, peng-organisasian, pengawasan, dan pengendalian usaha. Pada
umumnya, seorang wirausaha yang sudah berpengalaman dapat menghindari masalah-
masalah atau hal-hal yang banyak merugikan perusahaannya. Oleh sebab itu, pengalaman
berwirausaha sangat penting karena wirausaha yang bersangkutan akan dapat bekerja lebih
giat, lebih efisien, dan lebih efektif daripada perusahaan yang baru didirikan.
Di dalam mengatur perusahaan, seorang wirausaha perlu. melakukan kegiatan usaha
sebagai berikut:
1. Menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usahanya.
2. Menyusun struktur organisasi usaha.
3. Memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan.
4. Menetapkan balas jasa dan insentif.
5. Membuat jadwal usaha.
6. Pengaturan mesin-mesin produksi.
7. Pengaturan tata laksana usaha.
8. Penataan barang-barang.
9. Penataan administrasi usaha.
10. Pengawasan usaha dan pengendaliannya.
f. Faktor pemasaran
Faktor pemasaran produk perusahaan dapat ditinjau berikut ini:
1) Daya serap pasar dan prospeknya.
2) Kondisi pemasaran dan prospeknya.
3) Program pemasarannya.
g. Faktor administrasi
Bisnis atau usaha apapun yang akan dijalan-kan oleh seorang wirausaha, perlu sekali
mencatat kejadian-kejadian dalam kegiatan usahanya. Seorang wirausaha yang berhasil di
dalam usahanya adalah yang selalu mencatat dan mendokumentasikan segala kejadian usaha-
nya, yang berkaitan dengan masalah administrasi.
k. Faktor fasilitas pemerintah
Fasilitas pemerintah, khususnya pemerintah daerah, sangat diperlukan. Fasilitas yang
diperlu-kan itu berupa pemberian bantuan modal, ban-tuan kemudahan dalam mengurus izin
usaha, dan sebagainya. Berdasarkan Undang-Undang Repub-lik Indonesia Nomor 9 Tahun
1995, fasilitas pemerintah yang diberikan kepada wirausaha yang mengelola usaha kecil, di
antaranya:
1) keringanan membayar pajak.
2) kemudahan dalam memberi izin usaha.
3) memberikan keringanan dalam tarif prasarana usaha.
4) memberikan kemudahan dalam pendanaan usaha.
5) membantu dalam penyebaran informasi pasar, teknologi, desain, dan peningkatan
kualitas produk.
6) memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan dalam usaha.
7) membantu fasilitas listrik, bahan baku, jalan raya, pemasaran produk ke luar negeri,
dan sebagainya.
Jika perusahaan yang memperoleh fasilitas itu mendapat suatu kemajuan di dalam
usahanya, sudah barang tentu akan menunjang pemerintah di dalam:
pemasukan pajak.
pembangunan daerah.
sosial budaya masyarakat setempat.
mengentaskan kemiskinan.
mengurangi pengangguran
Menurut W. Keith Schilit (Rising Stars and Fast Fades, 1994), ada 8 hal yang membuat
usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau keberhasilan, yaitu:
1) Peluang pasar yang baik.
2) Keunggulan persaingan.
3) Kualitas barang/jasa.
4) Inovasi yang berproses.
5) Dasar budaya perusahaan.
6) Menghargai pelanggan dan pegawai.
7) Manajemen yang berkualitas.
8) Dukungan modal yang kuat