tugas paper mangrove

19
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sekitar 17.500 pulau dengan panjang pantai sekitar 81.000 km, sehingga negara kita memiliki potensi sumber daya wilayah pesisir laut yang besar. Ekosistem pesisir laut merupakan sumber daya alam yang produktif sebagai penyedia energi bagi kehidupan komunitas di dalamnya. Untuk daerah pesisir sendiri memiliki beberapa ekosistem vital seperti ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan ekosistem hutan mangrove . Ekosistem mangrove secara ekologis memiliki produktivitas yang tinggi untuk mendukung lingkungan sekitar. Kerusakan wilayah pesisir berdampak pada terjadinya erosi di daerah hilir, kerusakan ekosistem pesisir, dan sedimentasi yang membahayakan kehidupan dilingkungan pesisir. Hutan mangrove sebagai salah satu ekosistem yang terdapat diwilayah pesisir memiliki peranan yang besar dalam mempertahankan wilayah pesisir. Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk- teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Orang Indonesia seharusnya bisa berbangga diri menjadi kawasan hutan mangrove terluas di dunia. Sayangnya rekor alam di Indonesia ini diikuti pula dengan rekor kerusakan hutan mangrove terbesar di dunia. Dari tahun ke tahun luas hutan mangrove di Indonesia menurun dengan drastis. Sehingga hanya sedikit saja yang kondisinya sangat baik. 50145110816-Mangrove 1

Upload: wiina-parmana

Post on 16-Aug-2015

70 views

Category:

Data & Analytics


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas paper mangrove

BAB 1 Pendahuluan

1.1Latar belakang

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sekitar 17.500 pulau dengan panjang pantai sekitar 81.000 km, sehingga negara kita memiliki potensi sumber daya wilayah pesisir laut yang besar. Ekosistem pesisir laut merupakan sumber daya alam yang produktif sebagai penyedia energi bagi kehidupan komunitas di dalamnya. Untuk daerah pesisir sendiri memiliki beberapa ekosistem vital seperti ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan ekosistem hutan mangrove . Ekosistem mangrove secara ekologis memiliki produktivitas yang tinggi untuk mendukung lingkungan sekitar.

Kerusakan wilayah pesisir berdampak pada terjadinya erosi di daerah hilir, kerusakan ekosistem pesisir, dan sedimentasi yang membahayakan kehidupan dilingkungan pesisir. Hutan mangrove sebagai salah satu ekosistem yang terdapat diwilayah pesisir memiliki peranan yang besar dalam mempertahankan wilayah pesisir. Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Orang Indonesia seharusnya bisa berbangga diri menjadi kawasan hutan mangrove terluas di dunia. Sayangnya rekor alam di Indonesia ini diikuti pula dengan rekor kerusakan hutan mangrove terbesar di dunia. Dari tahun ke tahun luas hutan mangrove di Indonesia menurun dengan drastis. Sehingga hanya sedikit saja yang kondisinya sangat baik.

Luas hutan mangrove di Indonesia pada tahun 1982 adalah 4,25 juta ha, namun pada tahun 1987 luasnya berkurang menjadi 3,24 juta hektar, dan menjadi 2,5 juta hektar pada tahun 1993 (Widigdo, 2000). Nur (2002) menyebutkan bahwa kerusakan ekosistem mangrove terjadi karena pengaruh dua faktor, yakni faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang menyebabkan kerusakan mangrove yaitu terjadinya badai, pemanasan global dan kenaikan muka air laut. Kerusakan yang diakibatkan oleh faktor manusia antara lain adanya penebangan yang tidak bertanggung jawab, konversi lahan yang tidak terkendali serta pemanfaatan wilayah pesisir yang tidak sinkron antar satu wilayah dengan wilayah yang lain. Kerusakan hutan Mangrove yang tidak sedikit ini banyak menimbulkan kerugian, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Sebenarnya mangrove ini memiliki fungsi secara fisik hutan mangrove dapat mencegah terjadinya abrasi pantai dan meredam gelombang laut, secara kimia hutan mangrove berperan dalam penyerapan bahan pencemar (polutan), sumber energi serta pensuplai bahan organik bagi lingkungan di

50145110816-Mangrove 1

Page 2: Tugas paper mangrove

sekitarnya. Sedangkan secara biologis hutan mangrove berfungsi sebagai daerah pemijahan (spawning ground), daerah asuhan (nursery ground) dan daerah pencarian makan (feeding ground) serta sebagai habitat bagi berbagai jenis organisme. Kondisi hutan mangrove di Indonesia yang saat ini sangat memprihatinkan ini karena ketidakpahaman orang-orang Indonesia sendiri inilah yang melatar belakangi saya untuk menyusun paper ini.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa itu mangrove?1.2.2 Apa saja fungsi dari mangrove?1.2.3 Bagaimana kondisi mangrove di Indonesia?1.2.4 Apa penyebab dari kerusakan mangrove tersebut?1.2.5 Upaya-upaya apa yang digunakan untuk penanggulangan

mangrove?

1.3 Tujuan1.3.1 Mengetahui pengertian dari mangrove.1.3.2 Mengetahui fungsi dari mangrove.1.3.3 Mengetahui kondisi mangrove di Indonesia.1.3.4 Mengetahui penyebab dari kerusakan mangrove.1.3.5 Mengetahui upaya-upaya dalam penanggulangan mangrove.

50145110816-Mangrove 2

Page 3: Tugas paper mangrove

BAB 2 Pembahasan

2.1 Pengertian MangroveKata ‘mangrove’ merupakan kombinasi antara bahasa Portugis

mangue dan bahasa Inggris grove. Dalam bahasa Inggris, kata mangrove digunakan untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut dan untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut dan untuk individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedang dalam bahasa Portugis kata ‘mangrove’ digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata ‘mangal’ digunakan untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. Mangrove adalah pohon atau perdu yang tumbuh dipantai diantara batas-batas permukaan air pasang tertinggi dan sedikit diatas rata-rata permukaan air laut selanjutnya Direktorat Jenderal Kehutanan mendefinisikan hutan mangrove lebih spesifik lagi, yaitu tumbuhan yang berkembang di daerah tropika dan subtropika pantai diantara batas-batas permukaan air pasang dan sedikit diatas rata-rata dari permukaan air laut.

Gambar 1. Mangrove

Mangrove adalah sejenis tanaman dikotil yang hidup di habitat payau. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut, antara batas air pasang dan surut. Hutan mangrove biasa ditemukan di sepanjang pantai daerah tropis dan subtropis, antara 32° Lintang Utara dan 38° Lintang Selatan. Istilah ‘mangrove’ digunakan sebagai pengganti istilah bakau untuk menghindarkan kemungkinan salah pengertian dengan hutan yang terdiri atas pohon bakau Rhizophora spp. Karena bukan hanya pohon bakau yang tumbuh di sana. Selain bakau, terdapat banyak jenis tumbuhan lain yang hidup di dalamnya di mana tanaman tersebut mampu tumbuh di tanah basah lunak, habitat air laut dan terkena fluktuasi pasang surut. Sebagai tambahan, tanaman tersebut mempunyai cara reproduksi dengan mengembangkan buah vivipar yang bertunas (seed germination) semasa masih berada pada pohon induknya. Dari sekian banyak jenis mangrove di Indonesia, jenis mangrove yang banyak ditemukan antara lain adalah jenis api-api (Avicennia sp), bakau (Rhizophora sp), tancang (Bruguiera sp), dan bogem atau pedada (Sonneratia sp), merupakan tumbuhan mangrove utama yang banyak dijumpai. Jenis-jenis mangrove tersebut adalah kelompok mangrove yang menangkap, menahan endapan dan menstabilkan tanah habitatnya.

50145110816-Mangrove 3

Page 4: Tugas paper mangrove

Hutan mangrove memiliki ciri-ciri fisik yang unik di banding tanaman lain. Hutan mangrove mempunyai tajuk yang rata dan rapat serta memiliki jenis pohon yang selalu berdaun. Keadaan lingkungan di mana hutan mangrove tumbuh, mempunyai faktor-faktor yang ekstrim seperti salinitas air tanah dan tanahnya tergenang air terus menerus. Meskipun mangrove toleran terhadap tanah bergaram (halophytes), namun mangrove lebih bersifat facultative daripada bersifat obligative karena dapat tumbuh dengan baik di air tawar. Ciri-ciri ekosistem mangrove terpenting dari penampakan hutan mangrove, terlepas dari habitatnya yang unik, adalah :

a. Memiliki jenis pohon yang relatif sedikit;b. Memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti

jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp.;

c. Memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora;

d. Memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.Sedangkan tempat hidup hutan mangrove merupakan habitat yang

unik dan memiliki ciri-ciri khusus ekosistem mangrove, diantaranya adalah :a. Tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau

hanya tergenang pada saat pasang pertama;b. Tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari

darat;c. Daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut

yang kuat;d. Airnya berkadar garam (bersalinitas) payau hingga asin.

2.2 Fungsi MangroveHutan mangrove merupakan hutan yang sering kita jumpai di sekitar

pinggiran pantai, hutan ini memang tidak asing lagi. Namun apakah fungsi dari hutan ini. Karena factor ekonomi dan kurangnya pemahaman dan pengetahuan, hutan mangrove ini tidak perhatikan sedemikan rupa. Dibeberapa wilayah hutan mangrove banyak ditebangi dan dialih fungsikan. Padahal hutan mangrove ini sendiri memiliki beberapa fungsi penting. Berikut adalah beberapa fungsi hutan mangrove yang dibagi dalam beberapa golongan:2.2.1 Fungsi Fisik (Fungsi Ekologis)

a. Menjaga garis pantai tetap stabil dari abrasi air lautDengan adanya hutan mangrove akan menjaga garis pantai untuk tetap stabil dari abrasi air laut. Selain itu pula dapat melindungi pantai dari proses erosi.

b. Melindungi pantai dari proses erosi atau abrasiBadai, angin atau ombak yang besar merupakan factor utama dari rusaknnya lingkungan di pinggiran pantai. Hutan mangrove ini sendiri akan dapat meredam deburan ombak atau hembusan angina yang berpotensi merusak lingkungan pinggiran pantai.

c. Pengendapan lumpurPengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air. Karean bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan mangrove kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.

d. Kawasan penyangga proses intrusi

50145110816-Mangrove 4

Page 5: Tugas paper mangrove

Jika terjadi rembesan air laut ke darat, hutan mangrove akan mencegah proses itu terjadi. Karena air laut akan melewati hutan mangrove terlebih dahulu sebelum merembes ke darat dan mengubah air asin menjadi air tawar. Karena pohon mangrove akan menyerap semua kandungan garam yang terdapat dalam air laut.

e. Memelihara IklimEvapotranspirsi hutan mangrove mampu menjaga kelembaban dan curah hujan kawasan tersebut sehingga keseimbangan terjaga dan perngaruh lainnya yaitu karena keahliannya dalam menyerap karbondioksida (CO2).

2.2.2 Fungsi Kimiaa. Penyerap karbon

Proses fotosintesis mengubah karbon anorganik CO2 menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskann karbon kembali ke atmosfer sebagai CO2. Akan tetapi hutan mangrove justru mengandung sejumlah besar bahan organic yang tidak membusuk. Karena itu hutan mangrove lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon. Selain itu pula hutan mangrove merupakan tempat terjadinya proses daur ulang oksigen.

b. Sebagai penambatan racunBanyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan mangrove bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif.

c. Obat-obatanKulit batang pohonnya dapat dipakai untuk bahan pengawet dan obat-obatan. Macam-macam obat dapat dihasilkan dari tanaman mangrove. Campuran kulit batang beberapa species mangrove tertentu dapat dijadikan obat penyakit gatal atau peradangan pada kulit. Secara tradisional tanaman mangrove dipakai sebagai obat penawar gigitan ular, rematik, gangguan alat pencernaan dan lain-lain.

2.2.3 Fungsi Biologia. Tempat perkembangbiakkan

Berbagai jenis ikan, udang, dan kepiting berkembangbiak di akar akar mangrove. Pemijahan disini dan apabila setelah dewasa akan kembali ke laut. Tidak hanya ikan, burung dan satwa lainnya yang berada di kawasan pantai akan berkembang biak di tempat yang salah satunya adalah hutan mangrove ini. Burung akan membuat sarang di ranting ranting pohon mangrove ini sendiri

b. Sumber plasma nutfah dan sumber genetika.Plasma hutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untuk memelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.

c. Habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut.Hutan mangrove sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan mangrove merupakan tempat

50145110816-Mangrove 5

Page 6: Tugas paper mangrove

mendaratnya ribuat burung pantai ringan migran. Termasuk jenis burung langka blekok Asia (Limnodrumus Semipalmatus). 

2.2.4 Fungsi Ekonomi a. Sebagai bahan baku industri

Hasil dari hutan mangrove ini dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku industri. Penghasil bahan baku industri, misalnya pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, alkohol, penyamak kulit, kosmetika, dan zat pewarna. Karena pada umumnya hutan merupakan penghasil kayu bakar, arang serta kayu untuk bangunan dan perabotan rumah tangga.Akan tetapi pemanfaatan hutan mangrove harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak ada penebangan secara berlebihan ataupun penebangan liar.

b. Sebagai penghasil bibit ikanNelayan tidak perlu pergi ke tengah laut untuk mencari udang, ikan ataupun kepiting. Karena di mangrove sudah terdapat berbagai macam ikan untuk ditangkap.

2.2.5 Fungsi Wisataa. Kawasan wisata alam

Hutan mangrove memiliki nilai estetika baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada didalamnya. Mangrove apabila ditata sedemikian rupa, dapat menjadi tempat wisata yang tak kalah indah dari tempat wisata lain.

b. Sarana pendidikan dan penelitianUpaya pengembangan ilmu pengetahuaan dan teknologi membutuhkan laboraturium lapangan yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.

2.3 Kondisi Mangrove di IndonesiaData FAO (2007) luas hutan Mangrove di Indonesia pada tahun

2005 hanya mencapai 3,062,300 ha atau 19% dari luas hutan Mangrove di dunia dan yang terbesar di dunia melebihi Australia (10%) dan Brazil (7%). Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapau 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, atau sekitar 27% dari luas mangrove di dunia. Kekhasan ekosistem mangrove Indonesia adalah memiliki keragaman jenis yang tertinggi di dunia. Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan dan Papua. Namun demikian, kondisi mangrove Indonesia baik secara kualitatif dan kuantitatif terus menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 1982, hutan mangrove di Indonesia tercatat seluas 4,25 juta ha sedangkan pada tahun 1993 menjadi 3,7 juta ha, dimana sekitar 1,3 juta ha sudah disewakan kepada 14 perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (Onrizal, 2002).

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan Kusmana (1995) diketahui bahwa dalam kurun waktu antara tahun 1982 – 1993 (11 tahun), luas hutan mangrove turun sebesar 11,3 % (4,25 juta ha pada tahun 1982 menjadi 3,7 juta ha pada tahun 1993) atau 1 % per tahun. Data Wetlands International sebagaimana yang diungkapkan Drs. Pramudji, M.Sc. dalam orasi pengukuhan Profesor Risetnya 9 Desember lalu, memperlihatkan bahwa luas hutan mangrove di Indonesia pada tahun 2005 tinggal sekitar 1,5 juta ha. Kecenderungan penurunan tersebut mengindikasikan bahwa terjadi degradasi hutan mangrove yang cukup nyata, yaitu sekitar 200 ribu hektar/tahun. Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan konversi menjadi lahan tambak, penebangan liar dan sebagainya.

50145110816-Mangrove 6

Page 7: Tugas paper mangrove

Ekosistem hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaraman jenis yang tertinngi di dunia, seluruhnya tercatat berjumlah 89 jenis. Beberapa jenis pohon yang banyak dijumpai di wilayah pesisir Indonesia adalah bakau (Rhizophora.spp), Api-api (Avicennia.Spp), Pedada (Sonneratia spp), Tanjung (Bruguiera spp), Nyirih (Xylocarcpus spp), Tenger (Ceriops spp) dan Buta-Buta. NASA (2010) juga mengeluarkan informasi tentang luas mangrove dan sebarannya. menurutnya luas mangrove di indoensia telah berkurang 35% antara tahun 1980-2000 dimana luas mangrove pada tahun 1980 itu mencapai 4,2 juta ha dan pada tahun 2000 berkurang menjadi 2 juta ha.

Kekhasan ekosistem mangrove Indonesia adalah memiliki keragaman jenis yang tertinggi di dunia. Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan dan Papua. Namun demikian, kondisi mangrove Indonesia baik secara kualitatif dan kuantitatif terus menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 1982, hutan mangrove di Indonesia tercatat seluas 4,25 juta ha sedangkan pada tahun 1993 menjadi 3,7 juta ha, dimana sekitar 1,3 juta ha sudah disewakan kepada 14 perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (Onrizal, 2002). Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan Kusmana (1995) diketahui bahwa dalam kurun waktu antara tahun 1982 – 1993 (11 tahun), luas hutan mangrove turun sebesar 11,3 % (4,25 juta ha pada tahun 1982 menjadi 3,7 juta ha pada tahun 1993) atau 1 % per tahun. Data Wetlands International sebagaimana yang diungkapkan Drs. Pramudji, M.Sc. dalam orasi pengukuhan Profesor Risetnya 9 Desember lalu, memperlihatkan bahwa luas hutan mangrove di Indonesia pada tahun 2005 tinggal sekitar 1,5 juta ha.

Tingkat kerusakan mangrove itu ke dalam tiga kategori, yakni masih baik, sebagian rusak dan rusak berat. Kondisi terparah terdapat di pantai Utara Nangroe Aceh Darussalam, Teluk Lampung, Tanjung Pasir (Tangerang), Delta Mahakam (Kaltim), Lombok Barat dan teluk Saleh (NTB). Secara umum, kerusakan tersebut disebabkan oleh tiga faktor, yakni faktor antrogenik, faktor alami dan faktor biologis. Penyebab terbesar adalah faktor antrogenik di mana manusia menjadi pelaku utama perusakan itu. Eksploitasi hutan mangrove yang tidak terencana, adanya penebangan liar, pembukaan lahan mangrove untuk areal pertambakan, pertanian, penggaraman dan pemukiman, kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap manfaat mangrove termasuk juga

50145110816-Mangrove 7

Gambar 2. Keadaan mangrove Indonesia

Page 8: Tugas paper mangrove

persepsi negatif masyarakat terhadap keberadaan mangrove sudah merupakan contoh konkrit bahwa manusialah sesungguhnya yang punya andil besar merusak ekosistem mangrove tersebut.

Konflik pemanfaatan lahan mangrove selalu menjadi bayang-bayang akan timbulnya degradasi baik fisik dan kualitasnya. Hal ini telah mendapatkan perhatian yang serius bagi banyak kalangan pemerhati lingkungan. Pengembangan tambak-tambak beberapa tahun belakangan dapat dikatakan menjadi salah satu faktor yang merusak karena pengembangannya didahului dengan penebangan mangrove sehingga ekosistem yang telah terbentuk sebelumnya mengalami gangguan. Sedangkan faktor alam yang menyebabkan rusaknya mangrove antara lain seperti: banjir, kekeringan, hama penyakit, tsunami, dan kebakaran yang merupakan faktor penyebab relatif kecil.

2.4 Kerusakan Hutan Mangrove dan PenyebabnyaKerusakan ekosistem pesisir berimplikasi langsung terhadap

penurunan kualitas habitat perikanan dan mengurangi stok ikan untuk berkembang serta mengurangi fungsi estetika lingkungan pesisir. Kerusakan fisik lingkungan pesisir ini dipicu oleh faktor-faktor sosial-ekonomi, khususnya masalah pertumbuhan penduduk dan kemiskinan.

Salah satu ekosisitem yang mengalami perubahan yakni ekosistem mangrove. Ekosistem hutan mangrove merupakan sumberdaya alami kaya akan fungsi dan manfaat, salah satunya sebagai peredam dan pelindung dari gempuran gelombang yang timbul. Namun karena ulah manusia yang berbuat kerusakan di muka bumi ini, hutan mangrove yang seharusnya dapat diambil manfaatnya oleh manusia, berubah menjadi rusak. Berikut beberapa jenis kerusakan hutan mangrove. 2.4.1 Kerusakan  secara fisik dan kimia

Pengambilan kayu untuk komersial merupakan salah satu kegiatan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap kerusakan mangrove di Indonesia serta peralihan hutan yang digunakan sebagai tambak dan pertanian.  Sebab- sebab dan akibat perusakan mangrove yang terjadi secara fisik dan kimia akan diuraikan berikut ini :a. Penambangan mineral

Efek yang ditimbulkan akibat aktifitas penambangan mineral yang paling mencolok adalah pengendapan bahan-bahan yang dibawa air permukaan dalam mangrove. Pengendapan yang berlebihan akan merusak mangrove karena terjadinya penghambatan pertukaran air, hara dan udara dalam substrat dan air diatasnya. Terhentinyaa sebagian proses pertukaran menimbulkan tekanan pada mangrove, yang terlihat pada penurunan produktifitas dan kemampuan. Bila proses pertukaran ini tidak berlangsung, kematian mangrove akan terjadi dalam waktu singkat. Selanjutnya jaringan makanan yang berlandaskan pada adanya detritus di mangrove terganggu pula dan secara keseluruhan dapat menurunkan pula produktivitas ikan.

b. Pembelokan aliran air tawarSuatu pengertian yang salah apabila mangrove dalam hidupnya memerlukan air asin saja tetapi pada kenyataannya perkembangan mangrove yang baik terjadi di daerah yang mempunyai masukan air tawar yang cukup.

50145110816-Mangrove 8

Page 9: Tugas paper mangrove

c. Eksploitasi HutanEksploitasi hutan mangrove secara besar- besaran dilakukan dengan system tebang abis. Di daerah tebang habis biasanya akan mengakibatkan penurunan nilai hutan karena pohon- pohon untuk panen berikutnya berupa pohon- pohon dengan kualitas rendah. Kegiatan eksploitasi perlu dilakukan secara hati- hati guna memperkecil kerusakan yang mungkin terjadi, khususnya untuk menjamin kelangsungan mata rantai ekologi adalahekosistem mangrove sehingga fungsinya sebagai sumber keanekaragaman hayati dan stabilisasi lingkungan dapat dipertahankan.

d. Konversi LahanHutan mangrove biasanya dianggap sebagai lahan alternative karena kebutuhan lahan pertanian dan perikanan yang meningkat walaupun sebenanrnya Hutan rawa dalam lingkungan yang asin dan anaerob di daerah pesisir selalu dianggap daerah yang marginal atau sama sekali tidak cocok untuk pertanian dan akuakultur. Reklamasi seperti itu telah memusnahkan ekosistem mangrove dan juga mengakibatkan efek- efek yang negative terhadap perikanan di perairan pantai sekitarnya. Selain itu kehadiran saluran- saluran drainase mengubah system hidrologi air tawar di daerah mangrove yang masi utuh yang terletak kea rah laut dan hal ini mengakibatkan dampak negatif.

e. Tumpahan MinyakTumpahan minyak bumi dan hasil- hasil dengan kapal laut semakin meningkat. Kebocoran, tumpahan dan pembuangan bahan tersebut ke laut sudah sering terjadi. Di berbagai tempat, jalur- jalur angkutan ini berbatasan dengan kawasan mangrove (misalnya selat Malaka) dan kebocoran setra pembuangan minyak dengan sengaja telah menunjukkan dampak negative yang nyata terhadap mangrove.

f. Pembuangan LimbahKegiatan pertanian, agro- industri, industry kimia dan rumah tangga menghasilkan limbah dalam jumlah yang beraneka dan kemudian dibuang ke sungai atau pantai. Limbah cair terlarut atau membentuk suspensi dalam air yang berupa bahan anorganik yang juga terdapat di alam, tetapi kehadiran dalam jumlah berlebihan dalam lingkungan akuatik menyebabkan bahan itu tidak semuanya dapat didaur ulang secara alami.

2.4.2 Kerusakan BiologiKerusakan yang ditimbulkan karena factor biologi adalah

serangan hama. Hama pada tanaman mangrove yang ditemukan di beberapa tempat secara singkat dapay dijelaskan sebagai berikut :a. Ulat ( Lepidoptera )

Ulat kantong Acanthopsyche sp. (Lepidoptera, psychidae) menyerang tanaman Bruguieraispp (tancang) di Cilacap, Rhizophora spp di Purwakarta dan Rhizophora mucronata di Pemalang. Bagian tanaman yang diserang ulat kantong ini adalah bagian daunnya. Tanaman muda yang sebagian besar daun- daun dan kuncup ujung diserang ulat berakibat kematiannya.

50145110816-Mangrove 9

Page 10: Tugas paper mangrove

Ulat bulu (Lepidoptera) menyerang tanaman Rhizophora spp di Pemalang, Brebes, Purwakarta. Hama ini hampir tiap tahun menyerang tanaman bakau muda. Tanaman bakau yang daunnya habis dimakan ulat pada lahan kondisi mongering umumnya mati. Usaha penanggulangan pada daun bakau yang diserang dengan menggunakan tangan dan dikeprak, namun karena populasinya tinggi dicoba dengan insektisida yang sangat terbatas dan diatur pelaksanaannya disesuaikan dengan tata waktu kegiatan empang parit.

Ulat pucuk tunas Capua endoeypa (Lepidoptera) menyerang tanaman Rhizopara mucronatadi Bali. Ulat yang merupakan larva didalam tunas bibit dan memakan tunas tersebut sebelum daun terbuka. Meskipun bibit tidak akan mati, tetapi akan terhenti atau menjadi lambat pertumbuhan sehingga akan menurun kualitasnya. Adanya serangan ini ditandai oleh adanya telur maupun lubang- lubang kecil pada pucuk tunas bibit. Pengendaliannya dengan cara membuka tunas yang ditandai adanya lubang- lubang kecil, kemudian ulat diambil dan dibunuh.

Ulat daun Dasyehira sp, memakan daun semai Avicenmia marma di Bali. Ulat dapat diatasi dengan memasang jaring plastik diatas bedeng, setelah jaring dibuka, sebaiknya segera diperiksa dan bila dijumpai segera dibunuh. Bila terjadi kerusakan serius bisa disemprot dengan insektisida atau dipindahkan ke bedeng pasang surut.

b. Kutu sisik chionapsis sp ( hemiptera, diaspididae)Hama ini dilaporkan menyerang tanaman reboisasi dari

jenis Rhizhopora di Bali tahun 1995 dan kutu sisik berbentuk bulat telur ujungnya membesar yang dilindungi oleh perisai yang lunak. Serangan kutu sisik ini akan menyebabkan daun   menguning dan akhirnya kering. Cara mengendalikan kutu sisik dari hasil penelitian dengan menggunakan fluorbac FC dengan bahan aktif bacilius turingiensisi  dan asodrin 15 wsc, rata- rata serangan hama menurun bahkan sebagian pohon tampak pulih dan berangsur- angsur sehat.

c. BelalangBelalang sering menyerang tanaman mangrove dengan

memakan daunnya terutama yang masih muda. Penanganannya belalang diambil atau bila jumlahnya banyak  dengan menggunakan insektisida. Namun penggunaan insektisida tidak dianjurkan.

d. KetamKetam (Sesarma spp) menyerang buah/benih Brugmera

gymnorrhriza dan Rhizophora spp di Cilacap. Hama ini menyerang pada benih bakau yang masi segar karena mengandung protein karbohidrat (zat gula). Untuk mengurangi yaitu dengan menurunkan kadar gula benih disimpan selama 1 minggu atau membuat pagar kecil sekitar benih dengan daun paku- pakuan atau menggunakan bumbung bambu.

50145110816-Mangrove 10

Page 11: Tugas paper mangrove

Gambar 3. Kerusakan Mangrove

2.5 Upaya Penanggulangan MangroveKonservasi hutan mangrove dan sempadan pantai, Pemerintah R I

telah menerbitkan Keppres No. 32 tahun 1990. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sedangkan kawasan hutan mangrove adalah kawasan  pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan. Sempadan pantai berupa jalur hijau selebar 100 m dari pasang tertinggi kearah daratan. Kawasan pesisir laut yang berupa habitat mangrove sering terjadi kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh manusia maupun oleh alam, karena i t u ada bebe rapa ha l yang pe r l u d i pe rha t i kan da lam men jaga ekos i s tem mangrove da r i ke rusakan ya i t u :1. D ibangun sua tu konsep  pengelolaan yang berbasis

berkelanjutan (sustainable), memiliki visi ke depan (futuretime), terintegrasinya kepentingan ekonomi dan ekologi, dan pelibatan masyarakat dalam menjaga hutan mangrove, meyakinkan masyarakat akan pentingnya hutan mangrove karena banyaknya manfaat dari hutan mangrove.  Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab.

2. Membangun kawasan hutan lindung, yaitu kawasan hutan yang ditetapkan fungsinya un tuk me l i ndung i ke les ta r i an l i ngkungan h idup yang mencakup sumberdaya a lam, sumberdaya buatan, dan nilai bersejarah, budaya bangsa guna kepentingan pembangunan be rke lan ju tan dan t e r j aganya l i ngkungan h idup dae rah pes i s i r pan ta i .

3. Me lakukan   keg ia tan   rehab i l i t as i   hu tan  mang rove ha rus memperha t i kan po la adap tas i t anaman , kesesua ian l ahan dan l i ngkungan ,un tuk mengh inda r i ab ras i a i r l au t yang be rba tasan l angsung dengan kawasan hu tan mang rove .

4. Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir: pemukiman dan vegetasi. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus

50145110816-Mangrove 11

Page 12: Tugas paper mangrove

dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai dan wisata hutan bakau (ekoturisme) berupa wisata alam.

5. Perlu dibangun renstra pengelolaan pada ekosistem mangrove yang dapat mengurangi tekanan  m a s y a r k a t t e r h a d a p h u t a n m a n g r o v e d i a n t a r a n y a d i l a k u k a n p e n g a l i h a n m a t a  pencaharian masyarakat, dimana terdapat sebagian masyarakat yang masih mencari kayu  m a n g r o v e u n t u k d i j u a l , U n t u k m e n g a t a s i h a l i n i m a k a p e r l u d i l a k u k a n u p a y a p e n i n g k a t a n p o t e n s i i k a n d i   k a w a s a n h u t a n m a n g r o v e y a i t u d e n g a n m e l a k u k a n penanaman mangrove sehingga mangrove dapat menjadi tanah bibit (nurseryground) dan tanah perikanan (fishery ground). Jangka panjang hal ini dapat mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan mangrove untuk penjualan kayunya.

6. Adanya political will untuk mempertahankan ekosistem mangrove sebagai upaya untuk menjaga keberadaan pulau-pulau kecil dan gugus pulau. Selain itu perlu dibangun kawasan lebar jalur hijau hutan mangrove sebagai hutan lindung daerah pantai ( the width of mangrove green belt as coastal zone protection forest) Jalur hijau hutan mangrove ini selain berfungsi sebagai penyangga a tau bu f f e r t e rhadap ang in , ge lombang dan a rus j uga mempunya i f ungs i ( 1 ) sumber    produktivitas primer perairan, (2) tempat berlindungnya organisme, (3) stabilisator proses pengendapan lumpur, (4) sebagai filter bagi pencemaran perairan.

7. Penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan yang kuat terhadap perusakan ekosistem hutan mangrove.

50145110816-Mangrove 12

Page 13: Tugas paper mangrove

BAB 3 Penutup

3.1 KesimpulanMangrove adalah pohon atau perdu yang tumbuh dipantai

diantara batas-batas permukaan air pasang tertinggi dan sedikit diatas rata-rata permukaan air laut. Istilah ‘mangrove’ digunakan sebagai pengganti istilah bakau untuk menghindarkan kemungkinan salah pengertian dengan hutan yang terdiri atas pohon bakau Rhizophora spp. luas hutan Mangrove di Indonesia pada tahun 2005 hanya mencapai 3,062,300 ha atau 19% dari luas hutan Mangrove di dunia dan yang terbesar di dunia melebihi Australia (10%) dan Brazil (7%). Ekosistem hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaraman jenis yang tertinngi di dunia, seluruhnya tercatat berjumlah 89 jenis. Konservasi hutan mangrove dan sempadan pantai, Pemerintah R I telah menerbitkan Keppres No. 32 tahun 1990. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sedangkan kawasan hutan mangrove adalah kawasan  pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan.

3.2 SaranSebaiknya mangrove khususnya mangrove yang ada di Indoesia

harus dijaga lebih baik lagi. Karena jumlah hutan mangrove sudah mulai turun. Apabila tidak ada mangrove ini maka daratan di pinngiran pantai lama kelamaan akan terkikis oleh air laut. Mangrove ini mempunyai peranan yang besar baik itu untuk makhluk hidup yang tinggal disana atau buat manusia.

50145110816-Mangrove 13

Page 14: Tugas paper mangrove

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20200/Chapter%20I.pdf;jsessionid=9579221457CD9D6825DC3E8A01852023?sequence=5

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-mangrove.html

http://saryhauliah.blogspot.com/2012/01/kerusakan-ekosistem-mangrove-dan.html

http://priben.blogspot.com/2013/07/pencegahan-kerusakan-ekosistem-mangrove.html

http://www.pusatbiologi.com/2013/12/fungsi-dan-manfaat-hutan-mangrove.html

50145110816-Mangrove 14