tugas nahwu vi

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu an-Nahwu (bahasa Arab: و حﻦﻦﻦ اﻦﻦ; bahasa Indonesia: nahu, sintaksis; bahasa Inggris: syntax) merupakan salah satu bagian dasar dari ilmu tata bahasa bahasa Arab untuk mengetahui jabatan kata dalam kalimat dan bentuk huruf/harakat terakhir dari suatu kata. (Wikipedia). Ilmu nahwu sangat penting untuk kita berinteraksi dalam menggunakan tata Bahasa Arab yang baik dan benar, begitupun dalam mempelajari Al-Qur’an. Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diturunkan dalam bahasa Arab. Hal ini disebutkan sendiri Al-Qur'an, setidaknya dalam 9 ayat, yaitu; (QS. Yusuf (12):2), (QS. ar-Ra‟d (11):37), (QS. Thaha (20):113), (QS. az-Zumar (39):28), (QS. Fushshilat (41):3), (QS. asy-Syûrâ (42):7), (QS. az-Zukhruf (43):3), (QS. al-Ahqâf (46):12), (QS. an-Nahl (16):103). Kesembilan ayat tersebut menyatakan adanya hubungan yang tidak bisa dipisahkan antara Al-Qur'an dengan bahasa Arab. Hubungan itu telah menjadikan bahasa Arab sebagai medium yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Al-Qur'an, dan Al-Qur'an pun telah menjadikan bahasa Arab memperoleh status yang universal yang dinikmatinya sejak abad pertengahan, ketika ia muncul sebagai salah satu bahasa penting dunia hingga kini. 1

Upload: dedi-kusdinar

Post on 14-Jun-2015

852 views

Category:

Education


12 download

DESCRIPTION

Mudah-mudahan berguna

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Nahwu VI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu an-Nahwu (bahasa Arab: النحو bahasa Indonesia: nahu, sintaksis; bahasa ;علم

Inggris: syntax) merupakan salah satu bagian dasar dari ilmu tata bahasa bahasa Arab untuk

mengetahui jabatan kata dalam kalimat dan bentuk huruf/harakat terakhir dari suatu kata.

(Wikipedia). Ilmu nahwu sangat penting untuk kita berinteraksi dalam menggunakan tata

Bahasa Arab yang baik dan benar, begitupun dalam mempelajari Al-Qur’an.

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diturunkan dalam bahasa Arab. Hal ini disebutkan

sendiri Al-Qur'an, setidaknya dalam 9 ayat, yaitu; (QS. Yusuf (12):2), (QS. ar-Ra‟d

(11):37), (QS. Thaha (20):113), (QS. az-Zumar (39):28), (QS. Fushshilat (41):3), (QS. asy-

Syûrâ (42):7), (QS. az-Zukhruf (43):3), (QS. al-Ahqâf (46):12), (QS. an-Nahl (16):103).

Kesembilan ayat tersebut menyatakan adanya hubungan yang tidak bisa dipisahkan antara

Al-Qur'an dengan bahasa Arab. Hubungan itu telah menjadikan bahasa Arab sebagai

medium yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Al-Qur'an, dan Al-Qur'an pun telah

menjadikan bahasa Arab memperoleh status yang universal yang dinikmatinya sejak abad

pertengahan, ketika ia muncul sebagai salah satu bahasa penting dunia hingga kini.

Bahasa Arab (Arab: عربي ditransliterasikan sebagai ‘Arabī), merupakan sebuah

bahasa terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa Semitik. Bahasa ini muncul

dari daerah yang sekarang termasuk wilayah negara Arab Saudi. Bahasa ini berkait rapat

dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aramia. Bahasa Arab Moden telah dikelaskan sebagai satu

makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa-bahasa ini dituturkan di

seluruh Dunia Arab, manakala Bahasa Arab Piawai diketahui di seluruh Dunia Islam.

Bahasa Arab Modern berasal dari Bahasa Arab Klasik yang telah menjadi bahasa

kesusasteraan dan bahasa liturgi Islam sejak sekitar abad ke-6. Skrip Arab ditulis dari kanan

ke kiri. Bahasa Arab telah memberi banyak kosa kata kepada bahasa lain dari dunia Islam,

sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropah. Semasa Zaman Pertengahan

bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutamanya dalam sains, matematik, dan

falsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropah turut meminjam banyak kata darinya,

jadi Bahasa Arab merupakan kunci utama yang harus di pelajari atau dikaji, maka Bahasa

Arab merupakan pisau analisis untuk mengkaji alqur’an khusunya. Oleh karena itu, untuk

1

Page 2: Tugas Nahwu VI

mengkaji  bahasa arab agar mudah dipahami terlebih dahulu harus dimulai dari pembahasan

yang paling mendasar. Maka dari itu kami mencoba menyusun makalah ini dengan

mengambil bagian-bagian Ilmu Nahwu.

B. Tujuan

        Dari uraian pendahulun di atas, adapun tujuan penulisan makalah yang kami buat  antara

lain :

1. Pembahasan masdar.

2. Pembahasan isim masdar

3. Fungsi isim Fail.

4. Fungsi sigoh mubalagoh.

5. Peran Isim Maf’ul.

Bab II

PEMBAHASAN

2

Page 3: Tugas Nahwu VI

1. MASDAR

a. Definisi

Masdar merupakan sebuah kata isim yang menunjukan pada ma’na pekerjaan ,

dan harus mengandung pada huruf fi’il dalam tasrifannya.

Contoh : ... , , دخرجة دخرج احسانا احسن تصدقا تصدق

Semuanya hurufnya itu tidak boleh kurang dari huruf-huruf fi’ilnya, kecuali

mempunyai alasan dalam tasrifannya.

b. Fungsi Masdar

Masdar berperan seperti peranan fi’ilnya yang mempunyai makna lazim dan

muta’adi,

Contoh : الناس احترامك ,سرنى

Adapun apabila masdar yang diambil dari fi’il lazim, maka dia itu tidak

membutuhkan maf’ul bih, dan cukup dengan hanya merofa’kan fa’ilnya.

Contoh : احترامك سونى

c. Fungsi Masdar pada peranan fi’il ada dua yaitu:

- Masdar yang menggatikan fi’ilnya

- Masdar yang mempunyai kata tambahan ,ما yang di samarkan pada ان

fi’ilnya

Maka fi’il yang didahului dengan an masdariyyah pada saat mempunyai makna

waktu lampau atau akan datang , dan begitu juga dengan maa masdariyah pada saat

mempunyai makna waktu lampau, sekarang, dan akan datang . akan tetapi semua itu

memiliki penjelasan yang kuat pada makna waktu sekarang

Contoh : المتكلم مدح ان باالمس ساءنا تقديره و نفسه المتكلم مدح باالمس ساءنا

نفسه

d. Jenis - jenis peranan masdar

Masdar ini memiliki kata tambaha yang di samarkan pada fi’ilnya seperti ,ما dan , ان

berperan pada tiga macam masdar yaitu :

a. Masdar mudhaf

Masdar ini mempunyai fungsi yang lebih banyak dari peranan biasanya , dan

masdar ini dapat di idshafatkan pada fai’ilnya atau maf’ulnya

Contoh : Masdar idhofat pada fa’ilnya المرء مجانبة و الزم العقالء المرء مصاحبة

السفهاء

3

Page 4: Tugas Nahwu VI

Masdar idhofat pada maf’ulnya الله اال اله ال ان شهدة خمس على االسالم بني

صوم و الزكاة ايتاء و الصالة اقام و الله رسول محمدا ان و

سبيل اليه االستطاع من البيت وحخ رمضان

b. Masdar Manwun

Maasdar yang beperan seperti fi’ilnya , dan ulama nahwu mengatakan bahwa

mereka memakai peranan masdar ini, dan itu juga masdar ini lebih dekat

menyerupai dengan fi’il dari masdar mudhaf, dan masdar yang disertai dengan alif

lam

Contoh : . : مقربة ذى يتيما مسغبة ذى يوم في اتعم او تعالى .قوله

المقيل # عن هامهن أذلنا قوم رأوس السيوف ب بضرب

c. Masdar yang disertai dengan alif lam

Masdra ini berfungfsi seperti layaknya masdar yang lainnya , akan tetapi sedikit

digunakan karna adanya alif lam dari kekhususan kalimat isim , maka masdar ini

jauh dari bentuk fi’ilnya

Contoh : # االجل يراخي الفرار يخال أعداءه النكاية ضعيف

2. ISIM MASDAR

a. Definisi

Kalimat yang sebanding dengan Masdar dalam menunjukan pada

maknanya, dan perbedaanya dalam isim masdar ini tidak boleh terdiri dari semua

huruf fi’il madhinya, tetapi dari huruf –huruf fi’ilnya dikurangi seperti عطاءmaka

isim masdarnya dariاعطىdan dia sepadan dengan kataاعطاءdalam

maknanya ,dan akan tetapi isim masdarnya di bedakan dari pengurangan hamzah

yang pertama.

b. Perbedaan antara masdar dan isim masdar

Isim masdar tidak mengandung pada semua huruf-huruf fi’ilnya, di kurangi

satu huruf atau lebih banyak selain dari pengganti.

Contoh : – – – وضوء وجواب كالم توضأ – – – dari fi’il عطاء أجاب كلم اعطى

Adapun masdar yang mengandung semua huruf – huruf fi’il madhi pada

lafadz, perkiraan, atau pengurangan satu huruf serta penggantinya.

Contoh pada lafadz : لفظا فعل حروف على المشتمل

Contoh pengurangan, dan pengganti : عدة يعيد وعد

4

Page 5: Tugas Nahwu VI

Contoh pengurangan huruf isim masdar pada lafadz : اقامة اقام

c. Fungsi isim masdar

Isim masdar berperan seperti fungsi masdar yang berperan dengan

maknanya, tetapi fungsi ini sedikit digunakan.

Contoh dari seorang penya’ir : # المائة عطائك بعد و عني الموت رد بعد أكفرا

الرتاعا

3. FUNGSI ISIM FA’IL

a. Definisi

Isim yang dibertuk dari fi’il , dan fungsi ism fa’il seperti peran fi’ilnya yang

lazim dan muta’adi Contoh : , , ساجد, منتصر صائم زاهد

b. Macam – macam isim fa’il

1.Apabila tanpa alif lam maka tidak akan berfungsi kecuali dengan du syarat :

Menunjukan makna waktu sedang atau akan datang

Mengguanakan huruf nafyi, istifham, nida, mukhbaru anhu, hal, atau mausuf

2. isim fa’il yang disartai dengan alif lam maka fungsinya mutlak ,begitu juga apabila

menunjukan makna waktu lampau,sedang, atau akan datang

Contoh : غدا او االن او امس المساكين المعطي جاء

4. FUNGSI SHIGOH MUBALAGOH

a. Definisi

Shigoh memiliki isi kandungan makna banyak , sedangkan mubalagoh

mempunayi makna fi’il. Dan ini semua adalah perubahan dari shigoh ism fa’il yang

terdiri dari rtiga huruf

Contoh : الصدق وقائل الخير صانع محمد

b. Wazan-wazan shigoh mubalagoh

فعل – – – - فعيل فعول مفعال فعUال

Shigoh mubalagoh mempunyai peranan sama dengan fi’ilnya seperti ism

fa’il,dan juga ketentuannya. Maka jika shigoh mubalagoh disertai dengan alif lam

5

Page 6: Tugas Nahwu VI

maka fungsinya mutlak. Dan jika shigoh mubalagoh tanpa alif lam maka fungsinya

memiliki dua syarat yang yaitu :

Menunjukan makna waktu sedang atau akan datang

Mengguanakan huruf nafyi, istifham, nida, mukhbaru anhu, hal, atau mausuf

5. PERAN ISIM MAF’UL

a. Definisi

Isim yang terbuat dari fi’il mabni majhul, dan menunjukan maf’ul pada

tempat fi’ilnya Contoh : , محبوب, مسموع مفهوم

b. Syarat peran Isim maf’ul

Pada semua peranan isim sebelumnya, dari syarat –syarat fungsi ism fa’il , hampir

sama, tetapi isim maf’ul ini memiliki syarat tersendiri , yaitu :

Tanpa alif lam, yang mempunyai dua syarat

Menunjukan makna waktu sekarang, dan akan dating

Disertai dengan huruf Nafyi, Istifham, Mubtada, dan Mausuf

c. Fungsi Isim Maf’ul

Isim maf’ul berperan segaimana peranan fi’il mabni majhul yang

merofa’kan naibul fa’il

Contoh : القران الصبي حفظ

Dan begitu pula Perkembangan fi’il ini yang merofakan naib fa’il , maka peranan

isim maf’ul memiliki fungsi tersendiri . Dan ketika isim maf’ul ini diletakan ditmpat

fi’il mabni majhul , maka peranannya sama

Contoh : القران؟ أمحفوظ

Begitu juga fi’il muta’adi yang emiliki dua maf’ul ,dan tiga maf’ul. maka pertama dia

akan merofa’kan pada naib fa’il dan membiarkan maf’ulnya

Contoh : جاره زيد اكرم

Mungkin untuk menguraikan makna isim maf’ul pada tempat fi’il mabni majhul

Contoh : منجيا الكذب المظنون هل

6

Page 7: Tugas Nahwu VI

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Ilmu an-Nahwu (bahasa Arab: النحو ;bahasa Indonesia: nahu, sintaksis ;علم

bahasa Inggris: syntax) merupakan salah satu bagian dasar dari ilmu tata bahasa

bahasa Arab untuk mengetahui jabatan kata dalam kalimat dan bentuk huruf/harakat

terakhir dari suatu kata. (Wikipedia). Ilmu nahwu sangat penting untuk kita

berinteraksi dalam menggunakan tata Bahasa Arab yang baik dan benar, begitupun

dalam mempelajari Al-Qur’an.

B. Saran

Yang menjadi saran penulis sebaiknya kita lebih baik lagi dalam mempelajari

Ilmu Nahwu yang merupakan dasar ilmu bahasa arab, semoga dengan disusunnya

makalah ini bisa membuat khususnya penulis lebih semangat lagi dalam mempelajari

Ilmu Nahwu dan umumnya untuk para pembaca lainnya, juga penulis menyarankan

untuk mengaplikasikan Ilmu Nahwu ini pada aflikasi interaksi berkomunikasi yang

baik dan benar dan juga untuk menjadikan pisau analisis dalam mempelajari kitab

suci Al-Qur’an.

7