tugas ckd kelompok vi kmbc

50
PRAKTEK PROFESI MEDICAL SURGICAL NURSING Oleh: KELOMPOK VI - ADMILA YUDIA RISNI - ACHMAD MUJAHID - ANSYORUDDIN - AKHBAR FAHANI - DENIS YONIAR - DWI SUPRIYANTO - FENNY ANTARINA - RIDUAN - ROSDIANA - SAINA SALONG - SHELPI N.KRITIANI DIKETAHUI OLEH: PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK (Ns. MUTIMANDA M.Kep) (Ns. YANTI DIANA S.Kep) 0

Upload: muhammad-hasnul-fahmy

Post on 09-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Ckd

TRANSCRIPT

PRAKTEK PROFESI MEDICAL SURGICAL NURSING

Oleh:KELOMPOK VI

ADMILA YUDIA RISNI - ACHMAD MUJAHID ANSYORUDDIN - AKHBAR FAHANI DENIS YONIAR - DWI SUPRIYANTO FENNY ANTARINA - RIDUAN ROSDIANA - SAINA SALONG SHELPI N.KRITIANI

DIKETAHUI OLEH:

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(Ns. MUTIMANDA M.Kep)(Ns. YANTI DIANA S.Kep)

INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES BINAWANANGKATAN XIV TAHUN 2014/2015

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang Ginjal mempunyai peran penting sebagai organ pengekresi dan non ekresi, sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh seperti urea, fosfor, dan sebagainya. Sebgai organ non eksresi ginjal berperan sebagai penghasil hormon tertentu, pengatur asam basa tubuh, pengatur keseimbangan ion tubuh dan sebagainya. Sehingga secara tidak langsung ginjal berfungsi sebagai pengatur homeostasis tubuh (Syaifuddin, 2006).Penyakit Ginjal Kronik (PGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah penyakit ginjal tahap akhir sebagai penyimpangan progresif fungsi ginjal yang tidak dapat pulih. Sebagai akibatnya tubuh tidak mampu untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, dan cairan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (Baughman, 2001). Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kerusakan ginjal ini mengakibatkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan lemas sehingga kualitas hidup pasien menurun (Brunner & Suddarth, 2001). Diseluruh dunia menurut NKF 26 juta orang dewasa Amerika telah mengalami CKD, dan jutaan orang lain akan meningkatkan resiko. Perhimpunan nefrologi indonesia menunjukkan 12,5 persen dari penduduk indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal, itu berarti secara kasar lebih dari 25 juta penduduk mengalami CKD. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan perhimpunan nefrologi indonesia, di Semarang ditemukan bahwa 2 kasus Chronic Kidney Disease pada bulan januari hingga juli 2009 sebanyak 232 kasus (Kidney Organizazion, 2011).Berbagai sebab penyakit CKD antara lain adalah glomerulo nefritis kronis, ginjal polikistik, kelainan vaskuler, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal skunder akibat penyakit sistemik seperti diabetes, infeksi, obat-obatan, preparat toksik, preparat lingkungan seperti timah, kadmium, merkuri, dan kromium. Berbagai sebab tersebut pada akhirnya dapat merusak ginjal atau menurunkan fungsi ginjal. Pada akhirnya dapat menunjukkan berbagai gejala-gejala klinis seperti hipertensi, gagal jatung kongestif, gatal-gatal atau pruritis, anoreksia, mual, muntah, perubahan tingkat kesadaran, oedema, turgor jelek (Baughman, 2000).Berbagai komplikasi dapat terjadi pada penderita CKD baik pada organ lain maupun keseimbangan hormon. Komplikasi yang terjadi pada organ lain seperti pada jantung, dimana dapat terjadi hipertensi karena naiknya tekanan jantung dan gagal jantung kongestif. Komplikasi lain seperti pada paru-paru dapat terjadi infeksi paru atau oedema pulmonal. Sedangkan pada keseimbangan hormon dapat terjadi berkurangnya hormon eritropoetin yang mengakibatkan terjadinya pemendekan umur dari eritrosit yang memicu terjadinya anemia berat. Karena kerusakan ginjal pengaturan kalsium dalam tubuh jadi tidak normal yang mengakibatkan terjadinya penyakit tulang (Suwitra, 2006).Menurut Annual Data Report United States Renal Data System yang dirilis pada tahun 2000, memperkirakan prevalensi gagal ginjal kronis mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dalam kurun waktu tahun 1998-2008. Hal tersebut juga terjadi di Indonesia yaitu diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 8 % tiap tahun. Data yang diterima dari RSU dr. Soetomo Jakarta pada tahun 2004-2006, diperkirakan tiap tahun ada 2.000 pasien baru dengan kasus gagal ginjal. Dari data tersebut didapat bahwa sekitar 60-70 % dari pasien tersebut berobat dalam kondisi sudah masuk tahap gagal ginjal terminal sehingga pasien harus bergantung pada mesin cuci darah (hemodialisa) seumur hidup (Winata, 2007). Pelaksaan terapi hemodialisa merupakan prosedur penyelamatan jiwa yang akhir-akhir ini dilakukan sebanyak 320.000 orang di Amerika Serikat (Pence, 2007). Pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang harus dihadapkan dengan berbagai masalah seperti masalah finansial, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual yang hilang, depresi dan ketakutan terhadap kematian. Gaya hidup yang terencana berhubungan dengan terapi hemodialisa (misalnya pelaksanaan terapi hemodialisa 2-3 kali seminggu selama 3-4 jam) dan pembatasan asupan cairan sering menghilangkan semangat hidup pasien. Hal ini akan mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis (Brunner & Suddarth, 2001). Kualitas hidup merupakan keadaan dimana seseorang mendapatkan kepuasan atau kenikmatan dalam kehidupan sehari-hari. Kualitas hidup tersebut menyangkut kesehatan fisik dan kesehatan mental. Yang berarti jika seseorang sehat secara fisik dan mental maka orang tersebut akan mencapai suatu kepusan dalam hidupnya. Kesehatan fisik itu dapat dinilai dari fungsi fisik, keterbatasan peran fisik, nyeri pada tubuh dan persepsi tentang kesehatan. Kesehatan mental itu sendiri dapat dinilai dari fungsi sosial, dan keterbatasan peran emosional (Hays, 1992). Dukungan keluarga dapat mempengaruhi kepuasan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari termasuk kepuasan terhadap status kesehatannya. Menurut Marilyn (1998), terdapat hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya dimana peran keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga, mulai dari strategi-strategi hingga fase rehabilitasi. Mengkaji dan memberikan perawatan kesehatan merupakan hal yang penting dalam membantu setiap anggota keluarga untuk mencapai suatu keadaan sehat hingga tingkat optimum. Moran, dkk (1997) menyatakan dukungan keluarga berpengaruh penting dalam pelaksanaan pengobatan berbagai jenis penyakit kronis sedangkan menurut Bosworth (2009) dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anggota keluarganya.Penyakit CKD merupakan penyakit yang memerlukan perawatan dan penanganan seumur hidup. Fenomena yang terjadi banyak klien yang keluar 3 masuk Rumah Sakit untuk melakukan pengobatan dan dialisis. Oleh karena itu peran perawat sangat penting dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien CKD, serta diharapkan tidak hanya terhadap keadaan fisik klien tetapi juga psikologis klien. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan dengan Chronic Kidney Disease sebagai pemenuhan tugas Seminar kelompok VI Mahasiswa Profesi Ners.

1. TUJUAN PENULISAN1. Tujuan UmumPenulis dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD. 2. Tujuan Khususa. Mampu menguasai konsep dasar tentang penyakit CKD.b. Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnose keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan perawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan.c. Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.d. Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung serta permasalahan yang muncul dari asuhan keperawatan yang diberikan.

1. METODE PENULISANPenyusunan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif naratif untuk memudahkan dalam mengetahui gambaran tentang Chronic Kidney Disease (CKD). Dalam pelaksanaannya penulis melakukan studi kasus dengan proses keperawatan, sedangkan teknik pengumpulan data meliputi :1. Studi kepustakaan dari buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan masalah Chronic Kidney Disease.2. Studi dokumenter dengan menggunakan catatan medik atau cacatan keperawatan pada klien Chronic Kidney Disease.3. Wawancara langsung pada klien dan keluarga klien.4. Observasi dan partisipasi aktif dengan merawat klien di rumah sakit.5. Dokumentasi hasil asuhan keperawatan pada pasien CKD.

1. SISTEMATIKA PENULISANUntuk mendapatkan gambaran secara jelas mengenai penyusunan karya tulis ini maka akan diuraikan secara singkat dalam bentuk per bab. Karya tulis ini disusun dalam 5 bab yaitu : Bab I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang, tujuan, metode dan teknik penulisan / pengumpulan data, sistematika penulisannya. Bab II Konsep Dasar, meliputi pengertian, stadium gagal ginjal, anatomi dan fisiologi, etiologi dan predisposisi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian fokus, pathways keperawatan, focus intervensi dan rasional. Bab III Tinjauan Kasus, meliputi pengkajian, analisa data, pathways keperawatan kasus, diagnosa keperawatan, nursing care plan (NCP), implementasi dan evaluasi. Bab IV Pembahasan. Bab V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.

BAB IICKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)

1.KONSEP DASARA.PengertianGagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap. (Doenges, 1999 ; 626)Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001 ; 1448)Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 199 2; 812)Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible. (Arif Mansjoer, 2001 ; 531)B.Etiologi Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

C.PatofisiologiPada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).

D.KlasifikasiGagal ginjal kronik dibagi 3 stadium : Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal dan penderita asimptomatik. Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat. Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.

K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG : Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2 Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89 mL/menit/1,73 m2 Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2 Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2 Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal terminal.Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test ) dapat digunakan dengan rumus : Clearence creatinin (ml/menit) = ( 140 umur ) x BB (kg)72 x creatinin serum

Pada wanita hasil tersebut dikalikan dengan 0,85

E.Manifestasi KlinisManifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369): a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresib. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin-angiotensin-aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut: a. Gangguan kardiovaskulerHipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.b. Gannguan PulmonerNafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.c. Gangguan gastrointestinalAnoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.

d. Gangguan muskuloskeletalResiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot otot ekstremitas. e. Gangguan Integumenkulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.f. Gangguan endokrimGangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.g.Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basabiasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.h.System hematologiAnemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

F.Pemeriksaan PenunjangDidalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain :1.Pemeriksaan lab.darah HematologiHb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit RFT ( renal fungsi test )ureum dan kreatinin LFT (liver fungsi test ) ElektrolitKlorida, kalium, kalsium Koagulasi studiPTT, PTTK BGA2. Urine Urine rutin Urine khusus : benda keton, analisa kristal batu3. Pemeriksaan kardiovaskuler ECG ECO 4. Radidiagnostik USG abdominal CT scan abdominal BNO/IVP, FPA Renogram RPG ( retio pielografi )

G.PenatalaksanaanPenatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :a) Konservatif Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin Observasi balance cairan Observasi adanya odema Batasi cairan yang masukb) Dialysis Peritoneal dialysisbiasanya dilakukan pada kasus kasus emergency. Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD (Continues Ambulatori Peritonial Dialysis) HemodialisisYaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan : AV fistule : menggabungkan vena dan arteri Double lumen:langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke jantung) c) Operasi Pengambilan batu transplantasi ginjal

H.Komplikasi ensepalopati uremia perikarditis neuropati perifer hiperkalemia yang meningkat infeksi yang mengancam

ASUHAN KEPERAWATANA.Pengkajian1.Aktivitas / istirahatGejala:kelelahan ekstrim, kelemahan, malaise, insomnia, gelisahTanda:kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak2.SirkulasiGejala:riwayat hipertensi, palpitasi, nyeri dada (angina)Tanda:hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum, dan pitting pada kaki dan tanganDistritmia jantung, nadi lemah, hipotensi ortostatik, perdarahan3.Integritas EgoGejala:faktor stres, perasaan tidak berharga, tidak ada harapan, tidak ada kekuatanTanda:menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian4.EliminasiGejala:penurunan frekuensi urine, oliguria, anuriaAbdomen kembung, diare atau konstipasi5.Makanan / cairanGejala:peningkatan BB (edema)Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, pernapasan amoniaTanda:distensi abdomen, pembesaran hati, perubahan turgor kulit, edema, perdarahan gusi6.NeurosensoriGejala:sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas-kebasTanda:gangguan status mental, rambut tipis, rapuh pada kuku, kehilangan memori7.Nyeri / kenyamananGejala :nyeri panggul, sakit kepala, kram ototTanda:perilaku berhati-hati, distraksi, gelisah8.PernapasanGejala:napas pendek, batuk dengan atau tanpa sputum kental dan banyakTanda:takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul, batuk produktif dengan sputum merah muda encer9.KeamananGejala:kulit gatal, ada / berulangnya infeksiTanda:pruritus, ptekie, ekimosis pada kulit, demam10.SeksualitasGejala:penurunan libido, aminorea, infertilitas11.Interaksi sosialGejala:kesulitan menentukan kondisi, misalnya tidak mempu bekerja

B.Diagnosa Keperawatan yg mungkin munculMenurut Doenges (1999) dan Lynda Juall (2000), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah:1. Penurunan curah jantung b.d beban jantung yang meningkat2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d edema sekunder : volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah4. Perubahan pola nafas b.d hiperventilasi sekunder: kompensasi melalui alkalosis respiratorik5. Intoleransi aktivitas b.d oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan6. Kerusakan integritas kulit b.d gangguan status metabolik7. Risiko tinggi cidera b.d penekanan produksi / sekresi eritropoitin8. Gangguan perfusi jaringan9. Resti terjadinya infeksi10. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan medis (hemodialisa) b.d salah interpretasi informasi.

C.Intervensi1. Penurunan curah jantung b.d beban jantung yang meningkatIntervensi: a. Auskultasi bunyi jantung dan paruR: Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teraturb. Kaji adanya hipertensiR: Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)c. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10)R: HT dan GGK dapat menyebabkan nyerid. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitasR: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d edema sekunder : volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2OIntervensi:a. Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan dan haluaran, turgor kulit tanda-tanda vitalb. Batasi masukan cairanR: Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon terhadap terapic. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairanR: Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairand. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan haluaranR: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output

3. Intoleransi aktivitas b.d oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihanIntervensi: a. Pantau pasien untuk melakukan aktivitasb. Kaji fektor yang menyebabkan keletihanc. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahatd. Pertahankan status nutrisi yang adekuat

BAB IIITINJAUAN KASUS1. Pengkajian a. Identitas KlienNama:Ny. SUmur:41 tahunStatus:sudah MenikahAgama:IslamPendidikan:SMAPekerjaan:ibu rumah tanggaNo. MR:00251900Ruang Rawat:Lat.6 Blok C Kamar 608Alamat:Jln. Bhakti No. 46, Cilincingb. Penanggung jawabNama:Tn. SUmur:45 tahunPekerjaan:Karyawan swastaHubungan Keluarga:SuamiAlamat: Jln. Bhakti No. 46, Cilincingc. Diagnosa dan Informasi MedikTanggal Masuk:07-05-2015Tanggal didata:11-05-2015Diagnosa Medik:CKD2. Riwayat Kesehatana. Keluhan UtamaKlien merasa pusing, mual, urin berwarna kemerahan, nyeri.b. Riwayat Kesehatan SekarangKlien didata pada tanggal 13-05- 2015, klien mengatakan selalu ingin muntah setiap sesudah makan, yang mana muntah berisi cairan dan apa yang dimakan, klien juga mengatakan sakit kepala dan badannya terasa lemah dan letih. Selain itu klien mengatakan nafsu makannya berkurang.

c. Riwayat Kesehatan DahuluKlien mengatakan ia mempunyai riwayat hipertensi sejak pertama kali dirawat di rumah sakit.Sebelumnya klien tidak tahu dan tidak pernah kontrol.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami penyakit seperti yang dialami klien, keluarga juga mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit berat dan penyakit turunan lainnya seperti DM, hipertensi, jantung dll.

3. Data Biologisa. MakanSehat :3 x sehari, habis dengan porsi biasa dengan menu nasi, lauk, sayur + buahSakit:3 x sehari, diit yang disediakan tidak dimakan karena klien muntah setelah makan 1 sendok)b. MinumSehat:+ 1200 cc / hari, air putihSakit:+ 800 cc / hari, air putih

c. Istirahat dan tidurSehat:+ 7 8 jam / hariSakit:+ 5 6 jam / hari, kesulitan tidur selama dirumah sakit.

d. EliminasiSehat:BAB 1x sehari tidak ada keluhan, BAK + 100 cc / hari tidak ada masalahSakit:BAB 1 x sehari, BAK + 800 cc/hari, tidak ada keluhan dan masalah

e. Personal hygieneWaktu sakit klien mandi 1 x sehari, dilap keluarga

4. Pemeriksaan FisikKesadaran: CMCTD: 150/90 mmHgN: 80x/mntSuhu: 37 0CP: 24x/mntBB Sehat: 65 kgBB Sakit: -1. KepalaRambut warna hitam, tidak rontok, kusam, tidak ada peradangan pada kulit kepala dan rambut tampak bersih.

2. MataSimetris kiri dan kanan, konjungtiva agak anemis, sclera tidak ikterik, respon pupil terhadap cahaya baik.

3. HidungTidak ada peradangan pada hidup, klien tidak terpasang O2, tidak ada keluaran cairan pada hidung.

4. Mulut dan tenggorokanMukosa mulut lembab, tidak ada peradangan pada tonsil, caries (+), mulut tampak bersih.5. TelingaSimetris Ki-Ka, pendengaran klien normal, tidak ada peradangan pada kedua telinga dan membran tympani masih utuh.6. Dada / thoraxI:simetris kiri dan kananP:Fremitus kiri dan kananP:SonorA:vesikuler7. JantungI:Ictus tidak terlihatP:Ictus teraba 1 jari mid RIC VP:Linca med clavicula sinistra RIC VA:Bunyi jantung normal8. AbdomenI:Perut sedikit membuncitP:Hati, limpa tidak terabaP:TympaniA:Bising usus (+), 15x/mnt9. GenitaliaTidak ada kelainan pada ganitalia, pasien terpasang kateter10. Ekstremitas Pada ekstremitas bawah dan ekstremitas atas terdapat oedem.

5. Dada PsikologisKlien mengatakan ia yakin akan sembuh dan klien dangat berharap agar cepat sembuh.6. Data SosialHubungan klien dengan keluarga baik, semua biaya pengobatan dan perawatan klien ditanggung BPJS.

7. Data SpiritualKlien beragama Islam dan taat dalam melaksanakan ibadah shalat namun semenjak sakit klien jarang melaksanakan ibadah.8. Pemeriksaan Penunjang1) Hasil pemeriksaan hematology,Hb : 8.5 g/dlLeukosit: 9,45 x 103/ulHematokrit: 25,7 %Trombosit: 225x 103/ulUreum: 227 mg/dlKreatinin: 23,51 mg/dl

Therapy 1) Obat-obatan injeksia. Omeprazole 2x1b. Cinam2x1c. granni 3x1Oral :Captropil 2x6,25Aminofren 3x1 Sanlesar 3x50Lacidopil3x 12) IVFD

ANALISA DATANODATAMASALAHETIOLOGI

1DS : Klien mengatakan kakinya oedema Klien mengatakan badannya terasa lemah dan letih DO : Terdapat oedema pada kaki / tungkai Intake dan ouput tidak seimbang Penurunan fungsi regulator ginjalGangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2DS : Klien mengatakan tidak ada nafsu makan Klien mengatakan badannya terasa lemah dan letih.

DO : Diit yang disediakan tidak dimakan Klien tampak mual dan muntah Klien tampak letih dan lesu

Penurunan produksi energi metabolicPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3DS :Klien mengatakan seluruh badannya terasa lemah dan letih

DO : Klien tampak lesu Klien murung Klien tidak bertenaga Aktivitas klien dibantu

Penurunan produksi energi metabolitikKelelahan

PERENCANAAN KEPERAWATAN

NoDiagnosaRencana KeperawatanRasional

TujuanIntervensi

1Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d penurunan fungsi legulator ginjalGangguan keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi dengan kriteria : Haluaran urine dan berat jenis dalam batas normal Berat badan stabil TTV dalam batas normal Turgor kulit membaik Mukosa mulut lembab Tidak ada oedema dalam jangka waktu 3 x 24 jam Pantau TTV klien setiap 2 x 24 jam

Pemasukan dan pengeluaran seimbang dan akur kehilangan cairan Rencana penggantian cairan dalam batas normal dan berikan pemasukan selama 24 jam Kaji kulit wajah area tergantung pada daerah oedema Kolaborasi dengan dokter dan lab. dalam pemberian obat dan pengecekan cairan dan elektrolit Dengan memantau TTV klien, dapat diketahui perkembangan dan keadaan klien Untuk menemukan fungsi ginjal, keb. Pengganti cairan dan penurunan resiko keblebihan cairan Memantau, menghindari periode tanpa cairan, meminimalkan kekurangan cairan

Oedema terjadi terutama pada daerah jaringan tergantung pada tubuh Dengan kolaborasi dengan dokter dapat diketahui obat yang harus diberikan.

2Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia mual, muntahNutrisi dapat terpenuhi dalam waktu 3 x 24 jam dari kriteria Porsi makan yang diberikan habis Klien tidak lemah lagi Klien tidak pucat lagi Konjungtiva tidak anemis Kaji / catat pemasukan diet

Berikan makanan sedikit dan sering

Lakukan perawatan mulut / oral hygiene

Pertahankan kebersihan klien dan kebersihan dilingkungan sekitar klien Sajikan makanan dalam keadaan hangat

Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh, BUN, albumin serum, tranferin, natrium dan kalium Berikan kalori tinggi, diit rendah / sedang protein terumasuk kompleks karbohidrat dan sumber lemak untuk memenuhi kebutuhan kalori (hindari sumber gula pekat Berikan obat sesuai indikasi Sesiaan besi

Kalsium

Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet Meminimalkan anorexia dan mual sehubungan dengan menurunnya peristaltic Perawatan mulut dapat menyegarkan rasa mulut dan meningkatkan nafsu makan Kebersihan diri dan lingkungan dapat meningkatkan nafsu makan klien

Makanan yang masih hangat dapat menghindari rasa mual Indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan dan kebutuhan / efektivitas terapi

Karbohidrat memenuhi kebutuhan energi membatasi jaringan katabolisme

Defesiensi bise dapat terjadi bila protein dibatasi Memperbaiki kadar normal serum untuk memperbaiki fungsi jantung dan neuromuscular, pembekuan darah dan metabolisme tulang.

3 Kelelahan b/d penurunan produksi energi metabolicKlien tidak lelah lagi dalam waktu 1 x 24 jam dengan kriteria Klien tampak bersemangat Klien tidak letih dan lesu lagi Klien tidak murung lagi Evaluasi laporan kelelahan, kesulitan menyelesaikan tugas, perhatikan kemampuan tidur / istirahat dengan tepat Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan Identifikasi faktor stres / psikologis yang dapat memperberat

Rencana periode istirahat adekuat

Berikan bantuan ddalam aktivitas sehari-hari dari ambulasi

Tingkatkan tingkat partisipasi sesuai toleransi pasien

Kolaborasi Awasi kadar elektrolit termasuk kalsium, magnesium dan kalium Menentukan derajat (berlanjutnya / perbaikan) dari efek ketidakmampuan

Mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi

Mungkin mempunyai efek akumulatif (sepanjang faktor psikologis) yang dapat diturunkan bila masalah dan takut diakui / diketahui Mencegah kelelahan berlebihan dan menyimpan energi untuk penyembuhan regenerasi jaringan Mengubah energi, memungkinkan berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan / normal, memberikan keamanan pada pasien

Meningkatkan rasa membaik / meningkatkan kesehatan dan membatasi prustasi

Ketidakseimbangan dapat menggangu fungsi neuromuscular yang memerlukan peningkatan penggunaan energi untuk menyelesaikan tugas dan potensial perasaan lelah.

CATATAN PERKEMBANGAN

NOTGLNo.DxIMPLEMENTASIEVALUASI

111-05-15I Memantau tekanan darah, pernafasan, nadi, suhu, kapiler refill pada jari dan mukosa mulut Melakukan pemantauan pemasukan melalui parenteral dan peroral + 800 cc/hari. Pengeluaran melalui urine + 600 cc/hari Memberikan cairan pengganti melalui parenteral dan peroral sesuai dengan kebutuhan klein dan therapy yang diberikan Melihat kulit wajah, kaki dan tangan terutama pada daerah tergantung pada area oedema Berkolaborasi dengan dokter dan lab dalam memberikan obat dan mencek kesimbangan cairan dan elektrolit, natrium, kalium, ureum dan kreatinin.S : Klien mengatakan kakinya oedem Klien mengatakan badannya tidak merasa lemah lagiO : Mukosa mulut tidak keringA :Masalah teratasi sebagianP :Intervensi dilanjutkan

211-05-15II Mengkaji / mencatat pemasukan diet Memberikan makanan sedikit dan sering Melakukan perawatan mulut / oral hygiene Menyajikan makanan dalam keadaan hangat Mengawasi pemeriksaan laboratorium contoh BUN, albumin serum, transperin, natrium dan kalium Memberikan kalori tinggi, diit rendah / sedang protein. Termasuk kompleks karbohidrat dan sumber lemak untuk memenuhi kebutuhan kalori (menghindari sumber gula pekat) Memberikan obat sesuai indikasi Memberikan diitS : Klien mengatakan badannya tidak merasa lemah lagi

O :Diit yang disediakan tidak habis, klien tampak lemah

A :Masalah belum teratasiP :Intervensi dilanjutkan

311-5-15III Mengevaluasi laporan kelelahan kesulitan menyelesaikan tugas, memperhatikan kemampuan tidur / istirahat dengan tepat Mengkaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan Mengidentifikasi faktor stress / psikologis yang dapat memperberat Merencanakan periode istirahat adekuat Memberikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dan ambulansi Meningkatkan tingkat partisipasi sesuai toleransi pasien Mengawasi kadar elektrolit termasuk kalsium, magnesium dan keliumS :Klien mengatakan seluruh badannya terasa lemah dan letihO : Klien tampak lesu, klien tampak murungA :Masalah belum teratasiP :Intervensi dilanjutkan

112-5-151- - Menimbang berat badan harian keseimbangan masukan dan haluaran turgor kulit dan adanya oedema tekanan darah, denyut dan irama nadi.- Membatasi masukan cairan- Mengidentifikasi sumber potensial cairan - Menjelaskan keluarga tentang dan pembatasan cairan- Tentukan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri. Skala 0-4.- Memberikan posisi kaki agak tinggi.S :- klien mengatakan bengkak nya berkurang.O : - Klien tampak lebih nyaman - Mukosa mulut tidak keringA :Masalah teratasi P :Intervensi dilanjutkan

2

313-5-15

13-5-15

2

3 Mengkaji / mencatat pemasukan diet Memberikan makanan sedikit dan sering Melakukan perawatan mulut / oral hygiene Menyajikan makanan dalam keadaan hangat Mengawasi pemeriksaan laboratorium contoh BUN, albumin serum, transperin, natrium dan kalium Memberikan kalori tinggi, diit rendah / sedang protein. Termasuk kompleks karbohidrat dan sumber lemak untuk memenuhi kebutuhan kalori (menghindari sumber gula pekat) Memberikan obat sesuai indikasi Memberikan diitS : Klien mengatakan nafsu makan nya bertambah. Klien mengatakan tidak muntah lagi.O :Diit yang disediakan habis, klien tampak tidak lemas lagi.A :Masalah teratasiP : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan badannya sudah tidak lemah dan letihO : Klien tampak sudah tidak murung lagi.A :Masalah teratasiP :Intervensi dilanjutkan

Mengevaluasi laporan kelelahan kesulitan menyelesaikan tugas, memperhatikan kemampuan tidur / istirahat dengan tepat Mengkaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan Mengidentifikasi faktor stress / psikologis yang dapat memperberat Merencanakan periode istirahat adekuat Memberikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dan ambulansi Meningkatkan tingkat partisipasi sesuai toleransi pasienMengawasi kadar elektrolit termasuk kalsium, magnesium dan kelium

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI

Mansjoer, Arief. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

34