5 ilmu nahwu indo

Upload: saifullah

Post on 02-Mar-2018

449 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    1/116

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    2/116

    Syumila NU Press

    Menguasai ilmu dimulai dengan Nahwu

    compiled from [email protected]

    MENGANDUNG NASEHAT UNTUK PARA GENERASI

    NEGERI

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    3/116

    1 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    :: Nahwu

    Kalam

    Kalam ialah lafazh yang tersusun dan

    bermakna lengkap. Maksudnya, kalam menurut istilah ahli ilmu Nahwu

    ialah harus memenuhi empat syarat, yaitu :

    1.

    Lafazh, yaitu : Ucapan yang

    mengadung sebagian hurruf hijaiyah. Contoh: (kitab),

    (majelis atau tempat pertemuan), (pena),(masjid), dan sebagainya. Jadi suara ayam, bedug, kaleng, petir,

    mesin dan sebagainya tidak termasuk lafazh.

    2. Murakkab (tersusun), yaitu : Ucapan

    yang tersusun atas dua kalimah atau lebih. Contoh : (Zaid

    berdiri), (Allah Mahabesar), (MahasuciAllah). Jadi, kalau satu kalimah saja, bukan temasuk murakkab.

    Yang dimaksud dengan "kalimah" disini ialah sepatah kata.3.

    Mufid (bermakna), yaitu :

    Ungkapanberfaedah yang dapat memberikan pemahaman sehingga

    pendengarnya merasa puas. Contoh : (Zaid berdiri) atau

    (berdiri) saja, sebagai jawaban dari pertanyaan dari

    pertanyaan : (bagaimanakah keadaaan Zaid),

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    4/116

    2 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    (sakit), sebagai jawaban dari pertanyaan :

    (bagaimana Zaid). Jadi, perkataan yang janggal didengar karenatidak dapat dipahaminya, tidak termasuk mufid, misalnya :

    (apabila Zaid berdiri). (apabila ayahkudatang). Tanpa dilengkapi kalimat lainnya. Kalau perkataan itu

    ingin sempurna, maka harus ada tambahannya, seperti :

    = Apabila Zaid berdiri , aku pun berdiri.

    = Apabila ayahku datang, maka akan kuhormatidia.

    4. 4. Wadha', yaitu : Menjadikan lafazhagar menunjukkan suatu makna (pengertian). Dan

    pembicaraannya disengaja serta dengan menggunakan bahasa

    Arab, sebab ilmu Nahwu ini membahas kaidah bahasa Arab.

    Jadi, pembicaraan orang yang mengigau walaupun berbahasa

    Arab atau bukan, tidak termasuk wadha' menurut ahli Nahwu.

    Kata nazhim (penyiar) :

    Kalau menurut mereka(ahli Nahwu) ialah suatu lafazh yang digunakan untuk menunjukkan

    makna yang bersifat musnad (susunan). Sedangkankalimahadalah

    suatu lafazh yang di gunakan untuk menunjukkan makna yang bersifat

    mufrad (tunggal). Pembagian Kalam

    Kalam terbagi menjadi tiga,yaitu : isim, fi'il dan huruf yang memiliki makna.

    1.

    1. Isim, yaituKalimah (kata) yang menunjukkan makna mandiri dan tidak

    disertai dengan pengertian zaman. (Dengan kala lain, isim kata

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    5/116

    3 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    benda).

    Contoh : = Zaid (nama orang); = kitab atau buku;

    = saya atau aku; = kita atau kami Dan seterusnya.

    2. 2. Fi'il, ialah : Kalimah(kata)yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan

    pengertian zaman. (Dengan kata lain, fi'il ialah kata kerja).

    Contoh : = sudah menulis; = dia akan atau sedang

    menulis; = tulislah! = dia akan atau sedang

    makan; = sudah makan; Dan sebagainya.

    Masa itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

    1.

    Masa yang telah lalu (madhi);

    2. Masa sekarang atau yang sedang belangsung (ha);

    3.

    Masa yang akan datang (mustagbal).

    3.

    Huruf, ialah : Kalimah (kata) yang

    menunjukkan makna apabila di gabungkan dengan kalimah

    lainnya. Maksudnya: kalimah (kata) yang dapat menunjukkanmakna apabila dirangkaikan dengan kalimah yang lainnya, tidak

    dapat berdiri sendiri. Dengan kata lain huruf adalah kata depan.

    Contoh: = dari; = ke; = bagaimana? = tidak; dan

    seterusnya. Semua itu mempunyai makna yang pasti bial

    dirangkaikan dengan kalimah lainnya, seperti dalam contoh :

    = saya telah pergi dari pondok ke masjid

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    6/116

    4 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = apakah engkau sudah salat ? = di mana

    rumahmu? Dan sebagainya.

    Kata nazhim (penyair) :Kalimah itu terbagi menjadi isim, fi'il dan huruf; ketiga-tiganya ini

    disebut kalim.

    Tanda-tanda IsimIsim itu dapat diketahui dengan melalui khafadh (huruf akhirnya di-jar-kan), tanwin, kemasukan alif-lam dan huruf khafadh.

    Huruf khafadhHuruf khafadh ialah : min (dari);ilaa (ke); 'an (dari); 'alaa (kepada); fii

    (pada/dalam); rubba (sedikit sekali atau banyak sekali); ba (dengan); kaf

    (seperti); lam (untuk); dan huruf qasam atau sumpah.

    Huruf Qasam atau sumpah

    1. Huruf akhirnya seign di-jar-kan, contoh :

    2.

    Ber-tanwin, contoh :3.

    Kemasukan (bersisipan) huruf jar, contoh :

    1.

    min, seperti : i = aku telah berjalandari Mesir ke Mekah

    2.

    'an, seperti : = aku telah menanyakan

    tentang Mahumud

    3.

    'alaa, seperti : = aku telah menunggangkuda

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    7/116

    5 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    4. fii, seperti : = air itu berada dalam kendi

    5.

    fubba, seperti : = banyak sekali atausedikit sekali lelaki saleh di dalam masjid

    6.

    ba, seperti : = aku telah menulis dengan pena

    7.

    kaf, seperti : = Zaid itu bagaikan bulanpurnama

    8.

    lam, seperti : = demi Allah

    Kata nazhim (penyair)

    Tandaisim itu dapat diketahui dengan melalui tanwin, khafadh, huruf

    khafadh dan dengan melalui lam-alif.

    Tanda-tanda Fi'il

    Fi'il itu

    dapat diketahui dengan melalui huruf qad, sin, saufa dan ta ta-nits yang di-sukun-kan. Maksudnya : Fi'il dpat dibedakan dari

    isim, dan huruf, yaitu dengan masuknya:

    9.

    Qad, contoh : = sesungguhnyaberuntunglah orang-orang yang beriman. (Al Mu-minum

    :1) = kadang-kadang Zaid berdiri.

    10.Sin, contoh : = orang-orang yang kurangakalnya akan mengatakan ...(Al Baqarah :1-2) 3. Saufa,

    contoh : = kamu sekalian kelak akan

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    8/116

    6 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    mengetahui. (Al Takatsur: 4)

    4.

    Ta ta-nits yang disukukan, contoh: = Halimah

    telah datang. = Hindun telah berdiri. Atau boleh juga

    seperti contoh di bawah ini: = sesungguhnya telah

    berdiri salat = matahari telah terbit. Perlu diketahuibahwa tanda fi'il dengan huruf qad itu bisa masik kepada fi'il

    madhi artinya tahqiq, (sesungguhnya atau untuk menyatakansesuatu) dan bisa juga masuk kepada fi'il mudhari'; artinya

    kadang-kadang. Lafazh saufa dan sin khusus untuk fi'il mudhari'

    zaman mustaqbal (masa akan datang). Ada pun fungsinya ialah,

    saufa untuk menyatakan masa yang akan datang (lil ba'iid);

    sedangkan sin untuk menyatakan masa yang akan datang (lil

    qariib).

    Kata nazhim

    Tandafi'ilitu dapat diketahui dengan melalui huruf qad, sin, dan ta ta-nits

    yang di-sukun-kan. Juga dengan huruf ta (dhamir marfu') pada

    lafazh fa'alta secara mutlak, seperti dalam contoh :(engkau telah datang kepadaku); nun (tauid) pada lafazh :

    (kerjakanlah sungguh-sungguh); dan ya (muannats

    mukhathabah) pada lafazh : (kerjakanlah olehmu).

    Tanda Huruf

    Huruf itu

    ialah lafazh yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi'il.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    9/116

    7 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Maksudnya : huruf itu ialah lafazh yang tidak disisipi tanda isim

    atau tanda fi'il. Contohnya ialah seperti huruf khafadh, yaitu

    min, ilaa, 'an, 'alaa, dan sebagainya. Juga seperti huruf istifham :

    dan . Lafazh-lafazh itu disebut huruf, sebab selalu tidak di-tanwin-i atau disisipi alif-lam, qad, ta ta-nits yang di-sukun-kan

    dan sebagainya.

    Kata nazhim :

    Huruf ituselamanya tidak layak diberi tanda, yaitu tiada menerima alamat

    (tanda)

    :: Nahwu

    Fi' il - Fi' il

    Fi'il itu ada tiga macam, yaitu fi'il madhi, fi'il mudhari' dan fi'il amar,

    contoh:

    Fi'il Madhi

    Lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan)yang telah berlalu dan

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    10/116

    8 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    selesai. Alamatnya ialah, sering dimasuki ta tanits yang di-sukun-kan.

    Contohnya seperti:

    Fi'il Mudhari'

    Lafazh yang menunjukkan kejadian(perbuatan)yang sedang

    berlangsung dan yang akan datang. Alamatnya ialah, sering dimasiki

    sin, saufa, lam dan lan.

    Contoh menjadi ; atau menjadi ; atau

    menjadi ; menjadi ; menjadi dan

    sebagainya.

    Fi'il Amar

    Lafazh yang menunjukkan kejadian(perbuatan)pada masa yang akan

    datang. Alamatnya ialah, sering diberi ya muan nats mukhathabah dan

    menunjukkan makna thalab(tuntutan),seperti: menjadi:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    11/116

    9 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    ; menjadi: dan sebagainya.

    Kata nazhim:

    Menurut mereka(ahli Nahwu)fi'il mempunyai tiga fungsi yaitu: fi'il

    madhi, fi'il amar dan fi'il mudhari'.

    Tanda fi'il madhi

    Fi'il madhi selamanya di-fathah-kan huruf akhirnya.

    Contoh: ; ; ; ;

    Perlu diketahui, bahwa yang dimaksud dengan di-fathah-kan huruf

    akhirnya, ialahfathahsecaralafazhseperti contoh tadi, danfathah

    secara perkiraan, seperti: ; ; ;fathah huruf akhirnya ituharus diperkirakan pula bilamanafi'il madhi-nya bertemu dengan

    dhamir marfu'(dhamir yang di-rafa'-kan) karena menjadifa'il-nya,

    seperti: ; ; .

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    12/116

    10 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Kata nazhim:

    Fi'il madhi itu selalu di-fathah-kan huruf akhirnya jika terlepas dari

    dhamir mutaharrik yang di-rafa'-kan.

    Tanda fi'il amar

    Fi'il amar selamanya di-jazm-kan(huruf akhirnya).

    Contoh: , , , dan sebagainya.

    Perlu diketahui, bahwafi'il amar selamanya harus di-jazm-kan huruf

    akhirnya bilamanafi'il madhi-nya yang ber-mabni shahihakhirnya,

    seperti: tetapi bilafi'il madhi-nya terdiri darifi'il yang

    ber-mabni mu'talakhir seperti: makafi'il amar-nya

    harus dibuang huruf 'illat-nya, yaitu menjadi menjadi

    menjadi ; menjadi dan sebagainya.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    13/116

    11 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Kalaufi'il amaritu harus disertai dengan dhamir tatsniyah, seperti:

    atau dhamir Jamak. Seperti: atau dhamirmuannatsah mukhathabah, seperti maka

    tandajazm-nya dengan membuang (menghilangkan) huruf nun.

    Kata nazhim:

    Fi'il amar di-mabni-kan atas sukun atau membuang huruf 'illat atau

    nun.

    Tanda fi'il mudhari'

    Fi'il mudhari' yaitu, fi'il yang diawali dengan salah satu huruf zaidah

    yang empat yang terhimpun dalam lafazh (hamzah, nun, ya, ta)

    dan selamanya di-rafa'-kan, kecuali dimasuki amil yang me-nashab-kan

    atau yang men-jazm-kan(maka harus disesuaikan dengan amil-nya).

    Maksudnya:Fi'il mudhari'itu harus selalu di-rafa'-kan huruf akhirnyadan huruf awalnya harus memakai salah satu dari hurufzaidahyang

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    14/116

    12 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    empat, yaitu hamzah, nun,ya, dan ta, seperti lafazh:

    = dia sedang melakukan(sesuatu);

    = kamu sedang melakukan(sesuatu);

    = aku sedang melakukan(sesuatu);

    = kami(kita)sedang melakukan (sesuatu).

    Kiaskanlah artifi'il-fi'il mudhari'lainnya. Kecuali kalau dimasuki amil

    yang me-nashab-kan, maka harus di-nashab-kan, seperti:

    atau dimasuki amilyang men-

    jazm-kan, maka harus di-jazm-kan, seperti:

    Perlu diketahui, bahwafi'il mudhari'itu ada yang di-rafa'-kannya

    secara lafazh seperti contoh tadi, dan ada pula yang secara perkiraan,

    seperti: dan sebagainya.

    Kalaufi'il mudhari'yang mu'talakhir itu seperti: , di-

    nashab-kan maka menjadi: tetapi kalau di-

    jazm-kan, maka harus dibuang huruf 'illat-nya, sepertl:sebagaimana yang akan diterangkan.

    Kata nazhim:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    15/116

    13 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Para ahli nahwu mengawali fi'il mudhari' dengan salah satu dari huruf

    zaidah yang empat yaitu, hamzah dan nun, demikian pula ya dan ta

    yang terhimpun pada lafazh (wahai pemuda! Engkau telah

    mendekatkan diri).

    Fi'il mudhari' yang terbebas dari amil yang me-nashab-kan dan yang

    men-jazm-kan selamanya harus rafa'.

    Amil-amil yang me-nashab-kan fi'il mudhari

    Amil yang me-nashab-kan itu ada sepuluh, yaitu: (bahwa): (tidak

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    16/116

    14 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    akan); (kalau begitu); (agar); (supaya); lam juhud sesudah

    nafi; (sehingga);jawab dengan fa; jawab dengan wawu, dan au(kecuali).

    Maksudnya: Amil yang me-nashab-kanfi'il mudhari'itu ada sepuluh

    macam dan terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

    Bagian pertama: yang me-nashab-kan secara langsung (dengan zatnya

    sendiri) yaitu:

    1.

    contoh: = bacaanmu mengagumkan aku.

    2.

    contoh: = orang malas tidak akan bahagia.

    3. contoh: = kalau begitu aku akanmenghormatimu.(Sebagai jawaban dari orang yang mengatakan:

    = besok aku akan berkunjung padamu).

    4.

    contoh: = aku datang padamu agar engkau

    mengajariku.

    Bagian kedua: yang me-nashab-kan secara tidak langsung, yaitu oleh

    lafazh yang tersembunyi, bahkan ada yang harus disembunyikan,yaitu ada enam macam:

    1.

    , contoh: , asalnya:

    2.

    , yaitu lam yang berada pada kalimat yang di-nafi-kan,

    contoh: =Dan Allah sekali-kali tidak akan

    mengazab mereka. (al-Anfal: 33) Asalnya:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    17/116

    15 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    3. , dengan arti , seperti dalam contoh:

    = carilah ilmu sampai mautmenjemputmu, atau dengan artiIam ta'lil, seperti dalam contoh:

    = carilah ilmu, karena Allah akanmemberi pahala kepadamu.

    4.

    Menjawab denganfa, seperti dalam contoh: =

    menghadaplah, maka aku akan berbuat baik padamu.5.

    Menjawab dengan wawu ma'iyyah, seperti dalam contoh:

    = menghadaplah, kusertakan kebaikanuntukmu.

    6.

    dengan makna , seperti dalam contoh:

    = niscaya aku akanmenghinakanmu, kecuali kamu melakukan pekerjaan yang

    sudah menjadi kebiasaanmu. Atau dengan makna , seperti

    dalam contoh: = aku benar-benarakan menuntut ilmu sampai aku menguasai ilmu-ilmu agama.

    Kata nazhim:

    Nashab-kanlah (fi'il mudhari')dengan (memakai salah satu huruf

    diantara)sepuluh, yaitu an, lan, kay; demikian pula idzan biladigunakan pada permulaan jawab, lam kay, dan lam juhud, begitu juga

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    18/116

    16 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    hatt, au, wawu, dan fa dalam menjawab, mereka (ahli Nahwu)telah

    berpendapat demikian.

    Huruf fa itu sebagai jawaban sesudah nafyi atau thalab(yakni, amar

    atau nahi)seperti dalam contoh: (Janganlah kamu

    menuntut ilmu sedangkan kamu tidak mau lelah).

    Amil yang men-jazm-kan

    Amil yang men-jazm-kan ada delapan belas, yaitu: lam, lamm, alam,

    alamm, lam amar, lam du'a, l nahi dan l du'a, in, m, man, mahm,

    idzm, ayyun, mat, ayyna, aina, ann, haitsum, kaifam, dan idzan

    khusus dalam syair.

    Maksudnya:Amil-amil yang men-jazm-kan itu ada delapan belas

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    19/116

    17 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    macam dan terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

    Bagian pertama: Yang men-jazm-kan kepada satufi'il mudhari'saja,yaitu:

    1.Lam nafi, seperti:

    =Zaid tidak menolong;

    =Dan tidak ada seorang pun yang setara denganAllah.(al-Ikhlash: 4)

    2.Lammdengan arti lam, seperti:

    =seorang pun belum ada yang memasukirumah ini.

    3.Alam, yaitu lamyang memakaihamzah istifham, seperti:

    = apakah belum ada seorang pun yang mengetahui?;

    = bukankah Kami telah melapangkan untukmudadamu.(an-Nasr: 1)

    4.Alamm, memakai hamzah istifham, seperti:

    = apakah aku tak berbuat baik untukmu;

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    20/116

    18 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = apakah aku tidak mengetahui ke adaanmu.

    5. a.Lam amar, seperti:

    ( = hendaklah Zaid menolong Amr;

    ( = hendaklah yang hadir menyampaikan kepadayang ghaib.(Hadits)

    5.b.Lam du'a, seperti:

    =semoga Rabb kami memberikan(sesuatu) kepada kita.

    6.Lam nahi, seperti:

    =janganlah kamu berbuat dosa.

    Bagian kedua: Yaitu yang men-jazm-kan duafi'il mudhari'yang

    pertamafi'il syarat dan yang keduafi'iljawab syarat, sebagai berikut:

    1.Inhuruf syarat, seperti:

    = apabila Zaid berdiri, niscaya Amr pun

    berdiri.

    pertamafi'il syarat, kedua jawabannya, sebab berdirinya

    'Amritu dengan syarat Zaid berdiri.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    21/116

    19 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    2.Misim syarat, seperti:

    = apa saja yang engkau lakukan, tentu aku punmelakukan.

    3.Manisim syarat, seperti:

    =siapa saja yang engkau tolong,tentu aku pun

    menolongnya besertamu.

    4.Mahmisim syarat, seperti:

    =setiap engkau melakukan, tentu aku pun melakukan.

    5.Idzmhuruf syarat, seperti:

    = apabila Zaid berdiri, niscaya Amr pun akanberdiri.

    6.Ayyunisim syarat, seperti:

    =siapa saja yang engkau kenal, tentu aku punmengenalnya.

    7.Matisim isyarat, dengan makna ayyunseperti:

    = kapan saja engkau makan, maka aku pun makan.

    8.Ayynisim syarat, seperti:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    22/116

    20 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = mana saja yang engkau tolong, tentu aku pun

    menolongnya.

    9.Ainaisim syarat, seperti:

    = di mana saja engkau turun, tentu aku pun turun.

    Huruf m-nya adalah m zaidahatau tambahan.

    10.Annisim syarat, seperti:

    =setiap engkau menuntut ilmu, tentu engkauberuntung.

    11.Haitsumisim syarat, seperti:

    = andaikata engkau taat kepada Allah, maka

    engkau diberi pahala.

    12.Kaifamisim syarat, seperti:

    = bagaimana saja caranya engkau duduk, tentu akupun duduk.

    13.Idzankhusus dalam syair, seperti:

    = bila kesusahan menimpamu, maka kamu

    harus menahan(dengan sabar).

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    23/116

    21 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Kata nazhim:

    Fi'il mudhari di-jazm-kan dengan lam dan lamm terkadang wajib,

    juga l dan lam yang kedua-duanya menunjukkan thalab(tuntutan).

    Demikian pula in, m, man, idzm, ayyun, mat, ayyna, aina, mahm.

    Juga haitsum, kaifam dan ann, seperti(apabila Zaid dan 'Amr berdiri, maka kita pun berdiri).

    Jazm-kan dengan in (syarthiyyah)dan m yang kadang-kadang kedua-

    duanya mutlak diiringi dua fi'il, baik secara lafazh ataupun secara

    mahall.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    24/116

    22 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    :: Nahwu

    Fa' il

    Fa'il ialah isim marfu' yang disebutkan terlebih dahulu fi'il-nya. Danfa'il terbagi menjadi dua bagian, yaitu fa'il yang zhahir dan fa'il yang

    mudhmar (tersembunyi).

    Maksudnya:Fa'ilialah isim marfu'yang disebutkan sesudahfi'il-nya

    (fi'il yang me-rafa'-kannya).

    Contoh: ; lafazh fi'il madhidan menjadifa'il-nyayang di-rafa'-kan oleh dhammah. Lafazh itu di-rafa'-kan oleh

    http://kirim%28%27pustaka/kirim.php?pustaka/detail/1/1/pustaka-23.html%27)http://buka%28%27pustaka/print.php?pustaka/detail/1/1/pustaka-23.html%27)
  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    25/116

    23 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    dhammah, sebab isim mufrad.

    =Dua Zaid itu telah datang. (Lafazh menjadi fa'ilyang di-rafa'-kan dengan alif, sebab isim tatsniyah).

    =Zaid-Zaid itu telah datang. (Lafazh menjadi fa'il

    yang di-rafa'-kan dengan wawu, sebab jamak mudzakkar).

    =Zaid-Zaid itu telah datang. (Lafazh menjadi fa'il yangdi-rafa'-kan dengan dhammah, sebab jamak taksir).

    =Hindun-Hindun itu telah datang(Lafazhmenjadifa'ilyang di-rafa'-kan dengan dhammah, sebab jamak

    muannats).

    Kata nazhim:

    Fa'il ialah isim yang secara mutlak di-rafa'-kan oleh fi'il-nya, dan fi'il

    itu terletak sebelum fa'il.

    Wajib pada fi'il itu di-mujarrad-kan (dibebaskan dari huruf tambahan)

    apabila di-musnad-kan kepada jamak atau mutsanna.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    26/116

    24 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Katakanlah! (dua Zaid dan Zaid-Zaid itu telah

    datang),seperti perkataan (Zaid telah datang dansaudara kami akan datang).

    Fa'il Isim yang Zhahir

    Fa'il isim yang zhahir ialah lafazh yang menunjukkan kepada yang

    disebutnya tanpa ikatan, seperti lafazh (Zaid) dan (laki-Iaki).

    Contoh fa'il isim yang zhahir adalah perkataan: dan seterusnya

    sampai dan lafazh-lafazh yang menyerupainya.

    Kata nazhim:

    Ulama nahwu telah membagi fa'il menjadi fa'il isim yang zhahir dan

    fa'il isim yang mudhmar (dhamir).Adapun fa'il isim yang zhahir ialah,

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    27/116

    25 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    lafazh yang telah disebutkan tadi.

    Fa'il Isim yang Mudhmar

    Fa'il mudhmar, yaitu:

    Lafazh yang menunjukkan kepada pembicara (mutakallim) atau yang

    diajak bicara(mukhathab) atau ghaib.

    Dhamir mututakallimitu terbagi dua, yaitu: mutakallim wahdah, seperti

    lafazh (saya), dan mutakallimberikut teman-temannya, seperti lafazh

    (kami atau kita), yaitu untuk mu'azhim nafsahatau untuk

    mutakallimyang membesarkan dirinya (dalam bahasa Indonesia seperti,

    kami).

    Contoh dhamir mukhathab, seperti lafazh:

    = kamu(ditujukan untuk seorang mukhathab (laki-laki));

    = kamu(ditujukan kepada seorang mukhathabah (perempuan));

    = kamu berdua(ditujukan kepada dua orang yang diajak bicara,

    baik laki-laki ataupun perempuan);= kalian(ditujukan kepada banyak laki-laki yang diajak bicara);

    = kalian(ditujukan kepada banyak perempuan yang diajak bicara);

    Contoh dhamiryangghaib, seperti lafazh:

    = dia (ditujukan kepada orang ketiga laki-laki);= dia(ditujukan kepada orang ketiga perempuan);

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    28/116

    26 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = mereka berdua perempuan(ditujukan kepada dua orang ketiga,

    baik laki-laki ataupun perempuan);

    = mereka(ditujukan kepada banyak laki-laki orang ketiga);

    = mereka(ditujukan kepada banyak perempuan orang ketiga).

    Perlu diketahui bahwa, isim dhamiritu terbagi dua, yaitu:

    1. Dhamir bariz(yang ditarnpakkan), seperti lafazh

    dan seterusnya.

    2. Dhamir mustatir (tersimpan), yaitu sebagaimana kata

    mushannif:

    Contoh (fa'il isim yang rnudhmar) adalah seperti perkataan:

    = aku telah memukul;

    = kami atau kita telah memukul;

    = kamu(laki-laki) telah memukul;

    = kamu(perempuan) telah memukul;

    = kamu berdua(laki-laki atau perempuan) telah memukul;

    = kalian(laki-Iaki) telah memukul;

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    29/116

    27 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = kalian (perempuan)telah memukul;

    = dia(laki-Iaki) telah memukul;

    = dia(perempuan) telah memukul;

    = mereka berdua(laki-Iaki) telah memukul;

    = mereka berdua(perempuan) telah memukul;

    = mereka(laki-Iaki) telah memukul;dan

    = mereka(perempuan)telah memukul.

    Adapun meng-i'rab-nya adalah sebagai berikut:

    1.

    fi'il madhi, dhamir mutakallim wahdah(menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan, tandarafa'-nya mabni

    dhammah).

    2. fi'il madhi, dhamir mutakallim ma'al ghair

    atau mu'azhim nafsah, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabnisukun.

    3. fi'il madhi, dhamir mukhathab mudzakkar

    (menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan, tandarafa'-nya mabni fathah.

    4. fi'il madhi, dhamir muannats(menjadi fa'il-

    nya), di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan mabni kasrah.

    5.

    fi'il madhi, dhamir tatsniyah(menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya mabni dhammah, sedangkan

    huruf mim-nya adalah huruf 'imaddan alif-nya alif tatsniyah.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    30/116

    28 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    6. fi'il madhi, dhamir mukhathab jamak

    mudzakkar(menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan, tanda rafa'-nyamabni dhammah sedangkan huruf mim-nya adalah tanda jamak.

    7.

    fi'il madhi, dhamir mukhathab jamakmuannats(menjadi fa'il-nya), di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya

    mabni dhammah, huruf nun-nya adalah tandajamak muannats.

    8.

    ,fi'il madhisedangkanfa'il-nya adalah dhamir mustatir

    dan taqdirnya

    9. ,fi'il madhi,fa'il-nya dhamir mustatir, taqdir-nya

    ditambahta.

    10. ,fi'il madhi,fa'il-nya alif, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya

    mabni sukun.

    11.

    ,fi'il madhiyang ber-ta tanits,fa'il-nya alif, tanda rafa'-

    nya mabni sukun.

    12.

    ,fi'il madhi,fa'il-nya wawu dhamir, di-rafa'-kan, tandarafa'-nya mabni sukun, sedangkan alif-nya adalah alif mutlak

    jamak.

    13.

    ,fi'il madhi,fa'il-nya nun, di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya

    mabni fathah.

    Kata nazhim:

    Isim mudhmar(dhamir) dibagi dua belas macam, yaitu:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    31/116

    29 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    (aku telah berdiri); (kami atau kita telah berdiri); (kamu

    -laki-laki- telah berdiri); (kamu -perempuan- telah berdiri);

    (kamu berdua telah berdiri); (kalian -perempuan- telah

    berdiri); (kalian -laki-laki- telah berdiri); (seorang laki-laki

    telah berdiri); (seorang perempuan telah berdiri); (dua orang

    laki-laki telah berdiri); (mereka -laki-laki- telah berdiri);

    (mereka -perempuan- telah berdiri); dan seperti perkataan(kalian telah berpuasa satu tahun).

    Itulah dhamir-dhamir muttashil, dan demikian pula dhamir-dhamir

    munfashil.

    Seperti: (Dia belum berdiri kecuali saya dan kalian),

    dan selain yang dua macam ini diketahui secara kias.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    32/116

    30 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    :: Nahwu

    I' rab

    Arti I 'r ab

    "I'rab ialah perubahan akhir kalimah karena perbedaan amil yang

    memasukinya, baik secara lafazh ataupun secara perkiraan."

    Maksudnya:I'rab itu mengubahsyakal tiap-tiap akhir kalimah

    disesuaikan dengan fungsiamilyang memasukinya, baik perubahan itutampak jelas lafazhnya atau hanya secara diperkirakan saja

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    33/116

    31 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    keberadaannya.

    Contoh perubahan secara lafazh:

    =zaid telah datang;

    = aku telah melihat Zaid;

    = aku telah bersua dengan Zaid;

    =Dia memukul;

    = dia tidak akan dapat memukul;

    =dia tidak memukul.

    Contoh perubahan secara diperkirakan keberadaannya:

    =Dia merasa takut;

    = dia tidak akan merasa takut;

    = dia tidak merasa takut;

    =telah datang seorang pemuda;

    =aku telah melihat seorang pemuda.

    Lafazh namanya amil, yang mengubah atau yang

    mempengaruhi akhir kalimah.

    Kata nazhim:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    34/116

    32 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    I'rab menurut mereka (ahli Nahwu)ialah perubahan akhir kalimah,

    baik secara perkiraan maupun secara lafazh karena ada amil masuk

    yang dapat diketahui keberadaannya.

    Pembagian I ' rab

    I'rab terbagi menjadi empat macam, yaitu I'rab rafa', I'rab nashab,

    I'rab khafadh dan I'rab jazm.

    Diantara contoh darii'rab-i'rabtersebut ialah sebagai berikut:

    1. I'rab rafa',seperti:

    = Zaid berdiri

    2.I'rab nashab,seperti:

    = aku telah melihat Zaid

    3.I'rab khafadh, seperti:

    = aku telah bersua dengan Zaid

    4.I'rab jazm, seperti:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    35/116

    33 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = dia tidak memukul

    Kata nazhim:

    I'rab terbagi menjadi empat macam, maka hendaklah diungkapkan

    yaitu, rafa' dan nashab, dan demikian pula jazm dan jar.

    I ' rab I sim

    Diantara i'rab empat macam yang boleh memasuki isim hanyalah i'rab

    rafa', i'rab nashab dan i'rab khafadh. Sedangkah i'rab jazm tidak boleh

    memasuki isim.

    Maksudnya, i'rab-i'rabyang sering memasuki isim adalah sebagai

    berikut:

    1.I'rab rafa'contoh:

    = Salim seorang guru

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    36/116

    34 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    2.I'rab nashab, contoh:

    = aku telah melihat Salim

    3.I'rab khafadh, contoh:

    = aku telah bersua dengan Salim

    Isimitu selamanya tidak menerimai'rab jazm, yakni tidak bisadimasuki oleh amilyang men-jazm-kan.

    I 'rab Fi ' i l

    Diantara i'rab empat macam yang boleh memasuki fi'il hanyalah i'rab

    rafa', i'rab nashab dan i'rab jazm. Sedangkan i'rab khafadh tidak bolehmemasuki fi'il.

    Maksudnya, diantara empat macami'rabyang sering memasukifi'il

    ialahI'rab:

    1.Rafa',contoh:

    = dia menolong;

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    37/116

    35 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = dia membaca;

    = dia mengetahui.

    2.Nashab,contoh:

    = hendaknya dia menolong;

    = hendaknya dia membaca;

    =hendaknya dia mengetahui.

    3.Jazm,contoh:

    = dia tidak menolong;

    = dia tidak membaca;

    = dia tidak mengetahui.

    Amil yang men-jar-kan selamanya tidak bisa diterimafi'il.

    Kata nazhim:

    Semua i'rab selain jazm boleh memasuki isim, dan semua i'rab boleh

    memasuki fi'il kecuali i'rab khafadh tidak boleh.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    38/116

    36 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    :: Nahwu

    Tanda I' rab

    Tanda I'rab Rafa'

    I'rab rafa' mempunyai empat tanda, yaitu: dhammah, wawu, alif dan

    nun.

    Maksudnya:Alamat(tanda) i'rab rafa'ada empat macam, yaitu

    sebagai berikut:

    1.Dhammah, menjadi alamatpokok (tanda asli) i'rab rafa', contoh:

    =Zaid telah datang;

    =Hindun seorang Juru tulis.

    2. Wawu, sebagai pengganti dhammah, contoh:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    39/116

    37 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    =Zaid-zaid itu berdiri;

    = orang-orang yang saleh itu mendapat

    keberuntungan.

    3.Alif, sebagai pengganti dhammah, contoh:

    = dua Zaid itu berdiri.

    4.Nun, sebagai pengganti dhammah, contoh:

    = mereka berdua sedang melakukan(sesuatu);

    = kamu berdua sedang melakukan(sesuatu);

    = mereka sedang melakukan(sesuatu);

    = kalian sedang melakukan(sesuatu);

    = kamu(seorang perempuan)sedang melakukan sesuatu.

    Kata nazhim:

    I'rab rafa' mempunyai empat alamat, yaitu dhammah, wawu, alif,

    demikian pula nun tsabit (tetap)yang tidak dihilangkan.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    40/116

    38 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Lafazh yang di-rafa'-kan dengan memakai dhammah

    Dhammah menjadi alamat bagi i'rab rafa' pada empat tempat, yaitu

    pada isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim dan fi'il

    mudhari' yang pada hurut akhirnya tidak bertemu dengan salah satu

    pun(dari alif tatsniyah, wawu jamak, atau ya muannats mukhathabah).

    Maksudnya:Dhammahmenjadi tanda bagi i'rab rafa'berada pada

    empat tempat, yaitu pada:

    1.Isim mufrad, seperti dalam contoh:

    = ilmu itu cahaya;

    = kitab itu berisi ilmu;

    =Zaid berdiri.

    2.Jamak taksir, seperti dalam contoh:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    41/116

    39 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = kitab-kitab itu berisi ilmu;

    =Zaid-Zaid itu berdiri.

    3.Jamak muannats salim, seperti dalam contoh:

    =Hindun-Hindun itu berdiri;

    = Wanita-wanita muslim itu menuntut ilmu.

    4.Fi'il mudhari'yang pada huruf akhirnya tidak bertemu dengan alif

    dhamir tatsniyah, contoh:

    = dia mengetahui;

    = dia memukul.

    Ta'rif atau definisi isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats

    salim dan fi'il mudhari':

    1.Isim mufrad, ialah:

    Isim yang bukan mutsanna(tatsniyah), bukan jamak, bukan mulhaq

    jamak atau mulhaq tatsniyah dan bukan pula dari asmaul khamsah

    (isim-isim yang lima).

    Contoh isim mufraddengan perubahan secara lafazh:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    42/116

    40 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    =Zaid berdiri.

    Contoh isim mufraddengan perubahan secara perkiraan (taqdiri):

    =seorang pemuda telah datang;

    =Musa telah datang.

    2.Jamak taksir, ialah:

    Lafazh yang berubah dari bentuk mufradnya.

    Contoh:

    lafazh berubah menjad i ;

    lafazh berubah menjadi ;

    lafazh berubah menjadi

    3.Jamak muannats salim, ialah:

    Lafazh yang dijamakkan dengan memakai alif dan ta yang

    ditambahkan.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    43/116

    41 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Contoh lafazh: bentuk tunggalnya: ; bentuk

    tunggalnya ; berasal dari dan

    4.Fi'il mudhari', ialah:

    Lafazh yang menunjukkan kejadian (perbuatan)yang sedang

    berlangsung dan yang akan datang.

    Adapun contoh darifi'il mudhari'yang bertemu dengan alif dhamir

    tatsniyah, wawu jamakdan yang muannats mukhathabahadalah

    sebagai berikut:

    1.

    Yang bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, seperti:

    2.

    Yang bertemu dengan wawu dhamir jamak, seperti:

    3.

    Yang bertemu denganya muannats mukhathabah,

    seperti: .4.

    Yang bertemu dengan nun taukid tsaqilah, seperti:

    .5.

    Yang bertemu dengan nun taukid khafifah, seperti:

    .

    Semua tanda rafa'ini sebagai pengganti dhammah.

    Kata nazhim:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    44/116

    42 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Dhammah menjadi tanda rafa' pada isim mufrad, contohnya seperti:

    ; pada jamak taksir, contohnya seperti: asalnya ; pada

    Jamak muannats salim, contohnya seperti: ; dan pada semua

    fi'il mu'rab/mudhari', contohnya seperti: .

    Lafazh yang di-rafa'-kan dengan wawu

    Wawu menjadi alamat bagi i'rab rafa' pada dua tempat, yaitu pada

    jamak mudzakkar salim dan asmaul khamsah(isim-isim yang lima).

    Asmaul khamsah ituialah:

    = ayahmu; =saudaramu; = iparmu, atau

    mertuamu; = mulutmu;dan =yang mempunyai harta.

    Maksudnya: wawumenjadi tanda bagi i'rab rafa'itu pada dua tempat,

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    45/116

    43 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    yaitu pada:

    1.Jamak mudzakkar salim, seperti dalam contoh:

    = Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.

    (al-Mu'minun: 1)

    =Zaid-Zaid itu telah datang.

    2.Asmaul khamsah, yaitu lafazh: dan yang di-

    idhafat-kan kepada lafazh lainnya, seperti:

    Apabila lafazh: tidak di-idhafat-kan, maka

    i'rab rafa'-nya dengan memakai dhammah. Namun bila di-idafat-kan

    kepadaya mutakallim wahdah,seperti: maka i'rab rafa'-nya bukan dengan wawu, melainkan dengan dhammahyang

    diperkirakan keberadaannya padayamati (yang di-sukun-kan).

    Ta'rif atau definisi jamak mudzakkar salim

    Lafazh yang menunjukkan bentuk jamak dengan memakai wawu dan

    nun pada huruf akhirnya, yaitu bila dalam keadaan rafa', sedangkan ya

    dan nun bila dalam keadaan nashab dan jar.

    Contohnya seperti di bawah ini:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    46/116

    44 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    =Aku telah bersua dengan Zaid;

    =Aku telah melihat Zaid;

    =Zaid-Zaid itu telah datang.

    Huruf wawuyang terdapat pada lafazh itu sebagai pengganti

    dhammah, sedangkan huruf nun-nya sebagai penggantitanwin.

    Kata nazhim:

    Wawu pada jamak mudzakkar salim(menjadi alamat rafa'),seperti

    dalam contoh (orang-orang yang saleh itu adalah

    orang-orang yang mulia).

    Perihalnya sama dengan yang dikemukakan pada asmaul khamsah,

    yaitu yang akan disebutkan secara berturut-turut.

    Lafazh ; dan ketentuan i'rab-nya semua di-mudhaf-kan atau di-idhafat-kan dalam keadaan mufrad atau tunggal

    (bukan mutsanna dan bukan pula jamak) dan dalam keadaan

    mukabbarah(bukan mushaghgharah).

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    47/116

    45 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Lafazh-lafazh yang di-rafa'-kan dengan memakai alif

    Alif menjadi alamat bagi i'rab rafa' khusus pada isim tatsniyah.

    Maksudnya: Alif menjadi tanda bagi i'rab rafa' itu hanya terdapat pada

    isim tatsniyah saja, seperti dalam contoh:

    = dua Zaid itu telah datang;

    = dua orang muslim itu telah datang;

    = ini adalah dua buah kitab.

    Isim tatsniyah, ialah:

    Lafazh yang menunjukkan dua dengan memakai alif dan nun pada

    hurut akhirnya, yaitu bila dalam keadaan rafa', sedangkan ya dan nun

    bila dalam keadaan nashab dan jar.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    48/116

    46 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Contoh yang di-nashab-kan, seperti:

    =Aku telah melihat dua Zaid;

    =Aku telah mengetahui dua orang guru.

    Contoh yang di-jar-kan, seperti:

    =Aku telah bertemu dengan dua Zaid;

    =Aku telah belajar dari dua orang guru.

    Alifsebagai pengganti dhammah, danyasebagai penggantifathahatau

    kasrah, sedangkan nunsebagai pengganti tanwin.

    Kata nazhim:

    Dan pada mutsanna(isim tatsniyah) dengan memakai alif, contoh:

    = dua Zaid. (Alif-nya adalah alamat rafa').

    Lafazh-Iafazh yang di-rafa'-kan dengan memakai nun

    Nun menjadi alamat bagi i'rab rafa' pada fi'il mudhari' bilamana

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    49/116

    47 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    bertemu dengan dhamir tatsniyah atau dhamir jamak mudzakkar atau

    dhamir muannats mukhathabah.

    Maksudnya:Nunmenjadi tanda bagi i'rab rafa'itu padafi'il mudhari'

    yang bertemu dengan dhamir tatsniyah, seperti:

    = mereka berdua(laki-laki)sedang melakukan(sesuatu);

    = kamu berdua sedang melakukan(sesuatu).

    atau dengan dhamir jamak, seperti:

    = mereka(laki-laki)sedang melakukan(sesuatu);

    = kalian(laki-laki)sedang melakukan(sesuatu).

    atau dengan dhamir muannats mukhathabah, seperti:

    = kamu(seorang perempuan)sedang melakukan(sesuatu).

    Kata nazhim:

    Dan nun pada fi'il mudhari' yang telah diketahui(menjadi alamat i'rab

    rafa').

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    50/116

    48 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Yaitu dengan wazan yaf'alni, taf'alni(dhamir Mukhathabah) antum.

    Dan yaf'alna, taf'alna, disertai yaf'alni dan taf'alni.

    Demikian pula dengan taf'alna seperti halnya perkataan tarhamna

    hl(kamu - seorang perempuan- kasih sayang kepada keadaanku).

    Wazan-wazan tersebut terkenal dengan sebutan af'lul khamsah.

    Kesimpulan:

    1.

    Tanda rafa'dengan alifhanya terdapat pada isim tatsniyah.

    2. Tanda rafa'dengan nunhanya terdapat pada af'lul khamsah.

    Tanda I'rab Nashab

    I'rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya dan

    menghilangkan huruf nun yang menjadi tanda i'rab rafa'.

    Maksudnya:I'rab nashabitu mempunyai lima tanda, yaitu:

    1.Fathah, menjadi alamat pokok (tanda asli) i'rab nashab, contoh:

    = aku telah mengenal Bakar;

    = aku telah melihat Zaid.

    2.Alifsebagai penggantifathah, contoh:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    51/116

    49 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = aku telah mengenal saudaramu;

    = aku telah melihat ayahmu.

    3.Kasrahsebagai penggantifathah, contoh:

    = aku telah mengenal guru-guru wanita;

    = aku telah melihat wanita-wanita muslim.

    4. Yajuga sebagai penggantifathah, contoh:

    = aku telah melihat Zaid-Zaid;

    = aku telah melihat dua Zaid.

    5. Menghilangkan huruf nun, contoh:

    = kamu(seorang perempuan) tidak akan dapat berbuat;

    = kalian tidak akan dapat berbuat;

    = mereka tidak akan dapat berbuat;

    = kamu berdua tidak akan dapat berbuat;

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    52/116

    50 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = mereka berdua tidak akan dapat berbuat.

    Kata nazhim:

    I'rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya dan

    membuang(menghilangkan) huruf nun.

    Lafazh-lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai fathah

    Fathah menjadi alamat bagi i'rab nashab berada pada tiga tempat,

    yaitu pada isim mufrad, jamak taksir dan fi'il mudhari' bilamana

    kemasukan padanya amil yang me-nashab-kan dan pada akhir

    kalimatnya tidak bertemu dengan sesuatu pun(dari alif tatsniyah, wawu

    jamak, nun taukid dan sebagainya).

    Maksudnya:Fathahmenjadi tanda bagi i'rab nashabitu berada pada

    tiga tempat, yaitu pada:

    1.Isim mufrad, seperti dalam contoh:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    53/116

    51 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = aku telah melihat Zaid;

    = aku telan membeli sebuah kitab;

    = aku telah belajar ilmu syar'i.

    2.Jamak taksir, seperti dalam contoh:

    = aku telah melihat Zaid-Zaid;

    = aku telah membeli beberapa buah kitab;

    = aku telah belajar beberapa ilmu.

    3.Fi'il mudhari', yaitu yang kemasukan amilyang me-nashab-kan dan

    akhirfi'ilitu tidak bertemu dengan alif dhamir tatsniyah, wawu jamak,

    ya muannats mukhathabah dannun taukid,seperti dalam contoh:

    = dia tidak akan dapat berbuat;

    = kamu tidak akan dapat berbuat;

    = kami akan tetap menyembah patung anak lembuini...(Thaha: 91).

    Kata nazhim:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    54/116

    52 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Nashab-kanlah dengan fathah lafazh yang di-rafa'-kan dengan

    dhammah, kecuali pada lafazh seperti (jamak muannats salim),maka tidak boleh di-nashab-kan dengan fathah.

    Lafazh-Iafazh yang di-nashab-kan dengan memakai alif

    Alif menjadi alamat bagi i'rab nashab berada pada asmaul khamsah,

    contoh: (aku telah melihat ayahmu dan saudaramu); dan

    lafazh yang menyerupainya.

    Maksudnya:Alifmenjadi tanda bagi i'rab nashabitu hanya terdapatpada asmaul khamsahsaja.

    Kata nazhim:

    Jadikanlah alif sebagai alamat untuk me-nashab-kan asmaul khamsah.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    55/116

    53 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Lafazh-lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai kasrah

    Kasrah menjadi alamat i'rab nashab hanya terdapat pada bentuk jamak

    muannats salim saja.

    Contohnya seperti: (bentuk jamak dari lafazh: ).

    (bentuk jamak dari lafazh: )

    Kata nazhim:

    Nashab-kanlah dengan kasrah jamak muannats salim yang telahdiketahui.

    Lafazh-lafazh yang di-nashab-kan dengan memakai ya

    Ya menjadi alamat bagi i'rab nashab pada isim tatsniyah dan jamak(mudzakkar salim).

    Contoh yang berada pada isim tatsniyah seperti:

    = aku telah membaca dua buah kitab.

    Huruf yayang di-sukun-kan dan huruf yang sebelumnya di-fathah-kan.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    56/116

    54 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Contoh yang berada padajamak mudzakkar salimseperti:

    = aku telah melihat guru-guru.

    Hurufyayang di-sukun-kan dan huruf sebelumnya di-kasrah-kan.

    Kata nazhim:

    Alamat nashab pada isim yang telah di-tatsniyah-kan dan pada jamak

    tadzkir dianggap shahih dengan memakai ya.

    Lafazh yang di-nashab-kan dengan membuang (menghilangkan)

    huruf nun

    Membuang(menghilangkan) nun menjadi alamat bagi i'rab nashab

    pada af'alul khamsah yang di-rafa'-kannya dengan memakai nun itsbat

    (tetap).

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    57/116

    55 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Seperti lafazh:

    = hendaknya mereka berdua mengetahui;

    = hendaknya kamu berdua mengetahui;

    = hendaknya mereka mengetahui;

    = hendaknya kalian mengetahui;

    = hendaknya engkau(perempuan) mengetahui.

    Kata nazhim:

    Af'alul khamsah bilamana di-nashab-kan maka membuang huruf nun

    tanda rafa' secara mutlak adalah wajib.

    Tanda I'rab Khafadh

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    58/116

    56 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    I'rab khafadh mempunyai tiga alamat, yaitu: kasrah, ya dan fathah.

    1.Kasrah, yaitu yang menjadi alamat pokok i'rab khafadh, contoh:

    = aku telah bersua dengan Zaid;

    =Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagiMaha Penyayang.

    2. Ya, sebagai pengganti kasrah, contoh:

    = aku telah berjumpa dengan dua Zaid;

    = aku telah berjumpa dengan Zaid-Zaid itu;

    = aku telah berjumpa dengan ayahmu.

    3.Fathah, sebagai pengganti kasrah, contoh:

    = aku telah bersua dengan Ahmad;

    = aku telah shalat di beberapa masjid.

    Kata nazhim:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    59/116

    57 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Alamat khafadh yang telah ditentukan ialah, kasrah, ya dan fathah

    saja.

    Lafazh-lafazh yang di-khafadh-kan atau di-jar-kan dengan

    memakai harakat kasrah

    Kasrah menjadi alamat bagi i'rab khafadh pada tiga tempat, yaitu padaisim mufrad yang menerima tanwin, jamak taksir yang menerima

    tanwin dan jamak muannats salim.

    Contoh isim mufradyang menerima tanwin, seperti:

    = aku telah bersua dengan Zaid;

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    60/116

    58 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = aku telah menulis dengan pena;

    = aku telah shalat di dalam masjidil Haram.

    Contohjamak taksiryang menerima tanwin, seperti:

    = aku telah berjumpa dengan beberapa lelaki;

    = aku telah mengambil ilmu-ilmu itu daribeberapa kitab.

    Contohjamak muannats salim, seperti:

    = aku telah berjumpa dengan wanita-wanita muslim;

    = Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi...

    (Ali Imran: 190)

    Kata nazhim:

    Khafadh-kanlah (jar-kanlah)dengan harakat kasrah isim-isim yang

    telah diketahui dalam keadaan rafa'-nya dengan dhammah bilamana

    munsharif (menerima tanwin).

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    61/116

    59 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Lafazh-lafazh yang di-jar-kan dengan memakai ya

    Ya menjadi alamat i'rab khafadh pada tiga tempat, yaitu pada asmaul

    khamsah, isim tatsniyah dan jamak(mudzakkar salim).

    Contoh dalam bentuk asmaul khamsah, seperti:

    = aku telah bertemu dengan ayahmu,

    saudaramu, mertuamu dan pemilik harta.

    Contoh pada isim tatsniyah, seperti:

    = aku telah duduk di dua rumah;

    = aku telah bersua dengan dua Zaid yangmuslim.

    Contoh padajamak mudzakkar(salim), seperti:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    62/116

    60 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = aku telah bersua dengan Zaid-Zaid yang

    muslim itu.

    Kata nazhim:

    Jar-kanlah dengan memakai ya setiap lafazh yang di-nashab-kan

    dengan huruf ya; demikian pula asmaul khamsah berikut syarat-syaratnya, maka benarlah sikap Anda ini.

    Maksudnya: Setiap lafazh yang di-nashab-kan dengan memakaiya

    maka di-jar-kannya pun dengan memakaiyapula, demikian pula

    asmaul khamsah(isim-isim yang lima).

    Lafazh-lafazh yang di-jar-kan dengan memakai fathah

    Fathah menjadi alamat i'rab khafadh pada isim yang tidak menerima

    tanwin(ghair munsharif).

    Isimyang tidak menerima tanwinitu banyak, diantaranya ialah sebagai

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    63/116

    61 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    berikut:

    1.Isim alamyang ber-wazan af'al, contoh:

    = aku telah bersua dengan Ahmad dan Akram.

    2. 'Alam 'ajamyang hurufnya lebih dari tiga, contoh:

    = aku telah bertemu dengan Yusuf dan Sulaiman.

    3. Bentuk (shighat) muntahal jumu', contoh:

    = aku telah shalat di beberapa masjid.

    = Sesungguhnya Kami telah menghiasilangit yang dekat dengan bintang-bintang.(al-Mulk: 5)

    4. 'Alam muannatsyang memakai ta marbuthah, contoh:

    = aku telah bersua dengan Thalhah dan Fathimah.

    5. 'Alam tarkib mazji, contoh:

    = aku telah bersua dengan Ba'labak.

    6. 'Alamdan 'adal, contoh:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    64/116

    62 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = aku telah bersua dengan 'Umar dan Zuhal.

    (Bentuk asalnya: dan sebagainya)

    Kata nazhim:

    Khafadh-kanlah dengan memakai fathah setiap isim yang tidak

    menerima tanwin(ghair munsharif) dari isim yang bersifat dengan sifat

    fi'il.

    Perlu diketahui, bahwa terjadinya isim ghair munsharifitu karena isim

    tersebut mempunyai 'illat(penyebab), yaitu 'illat washfiyahatau sifat,

    dan 'alamiyah. 'Illatitu ada yang dua 'illatdan ada pula yangsatu 'illat

    menduduki tempat dua 'illat.

    A. Isim ghair munsharif dengan dua 'illat

    1. Washfiyah(sifat).

    1.

    Washfiyahdan 'adal, seperti lafazh:artinya dua-dua; tiga-tiga; empat-empat. Lafazh:

    dan sebagainya disebut washfiyahdan

    'adal, sebab hasil perubahan dari lafazh:

    .

    2.

    Washfiyahdan wazan fi'il, seperti: ber-wazan

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    65/116

    63 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    af'al, asalnya; asalnya:

    asalnya: ; asalnya:

    dan sebagainya.3.

    Washfiyah danziyadah(tambahan) alifdan nun, contoh:

    asalnya: asalnya:

    asalnya: ; dan sebagainya.

    2. 'Alamiyah(nama) dan lain-lainnya, yaitu:

    1. 'Alamiyahdan wazan fi'il, seperti: wazan af'al,

    wazan .

    2.

    'Alamiyahdan 'adal, contoh: . Lafazh ini di-

    ma'dul(dipindahkan) dari merupakan

    perubahan dari dan sebagainya.

    3. 'Alamiyahdanziyadah(tambahan) alifdan nun, contoh:

    asalnya:

    4.

    'Alamiyahdan 'ajamiyah(bahasa asing), contoh:

    .

    5. 'Alamiyahdan tarkib mazji(susunan campuran), contoh:

    asalnya: dan .

    6.

    'Alamiyahdan ta'nits, contoh: dan

    sebagainya.

    B. Isim ghair munsharif dengan satu 'illat yang menduduki tempat

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    66/116

    64 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    dua 'illat ada dua, yaitu:

    1. Shighat(bentuk) muntahal jumu', yaitu wazan

    atau ; contoh: bentuk jamak dari lafazh

    , ber-wazan ; atau bentuk jamak

    dari lafazh , ber-wazan.

    2.

    Sebab alif ta'nits mamdudah, contoh:

    dan dengan alif ta'nits

    maqshurah, contoh: dan sebagainya.

    Semua isim ghair munsharifitu di-rafa'-kan dengan memakai

    dhammah, di-nashab-kan dan di-jar-kan dengan harakatfathah.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    67/116

    65 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Tanda I'rab Jazm

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    68/116

    66 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    I'rab jazm mempunyai dua alamat yaitu, sukun dan membuang.

    Maksudnya:I'rab jazmitu mempunyai dua tanda yaitu,sukunyangmenjadi tanda pokok dan membuang (menghilangkan) nuntanda rafa'

    dan huruf 'illat.

    Contohsukunyang menjadi tanda pokok seperti:

    Contoh membuang nuntanda rafa'seperti:

    Contoh membuang huruf 'illatseperti:

    dan sebagainya.

    Kata nazhim:

    I'rab jazm pada fi'il-fi'il itu dengan memakai sukun, atau membuang

    huruf 'illat, atau membuang nun(tanda rafa')pada af'alul khamsah.

    Lafazh-lafazh yang di-jazm-kan dengan memakai sukun

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    69/116

    67 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Sukun menjadi alamat bagi i'rab jazm pada fi'il mudhari' yang shahih

    akhirnya.

    Fi'il mudhari'yangshahihakhirnya, ialahfi'il mudhari'yang pada

    bagian akhirnya tidak berhuruf 'illat, yaitu: alif, wawudanya,seperti:

    Contoh yang mu'tal, ialah: .Kalau di-jazm-kanmaka huruf 'illat-nya harus dibuang, sebagaimana yang akan

    diterangkan.

    Lafazh-Iafazh yang di-jazm-kan dengan membuang huruf 'illat

    atau nun tanda rafa'

    Membuang itu menjadi tanda bagi i'rab jazm pada fi'il mudhari' yang

    mu'tal akhir dan pada fi'il-fi'il yang dirafa'-kannya dengan nun tetap.

    Contoh yang mu'tal(berhuruf 'illat), seperti:

    menjadi:

    Contoh yang tanda rafa'-nya dengan nun, seperti:

    menjadi:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    70/116

    68 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Kata nazhim:

    Maka membuang nun tanda rafa' secara pasti diharuskan pada af'alul

    khamsah bilamana di-jazm-kan.

    Lafazh yang Di-mu'rab-kan

    Lafazh-lafazh yang di-mu'rab-kan terbagi menjadi dua bagian, yaitubagian yang di-i'rab-i dengan memakai harakat dan bagian yang di-

    i'rab-i dengan memakai huruf.

    Maksudnya: Pasal ini merupakan pengulangan pelajaran yang telah

    lalu, yaitu pada garis besarnya semua lafazh atau kalimat itu ada yang

    di-i'rab-i dengan memakai harakat, baik harakat dhammah, fathah,

    kasrahatausukun,seperti: ; dan sebagainya.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    71/116

    69 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Dan ada yang di-i'rab-i dengan memakai huruf, yaitu: wawu, alif dan

    ya, seperti: dansebagainya.

    Kata nazhim:

    Lafazh yang di-mu'rab-kan itu semuanya kadang-kadang di-i'rab-idengan memakai harakat atau dengan huruf yang didekatkan.

    Lafazh yang di-i'rabi dengan memakai harakat:

    Lafazh yang di-i'rab-i dengan memakai harakat ada empat macam,

    yaitu: isim mufrad, jamak taksir, jamak muannats salim dan fi'ilmudhari' yang tidak bertemu dengan sesuatu pun(dari huruf alif,

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    72/116

    70 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    wawu, ya, nun taukid atau huruf 'illat)

    Semua lafazh itu di-rafa'-kan dengan memakai dhammah, di- nashab-

    kan dengan memakai fathah, di-khafadh-kan dengan memakai kasrahdan di-jazm-kan dengan memakai sukun.

    Maksudnya: Lafazh-Iafazh yang di-i'rab-i dengan memakai harakat

    ada empat macam, yaitu: 1. isim mufrad; 2.jamak taksir; 3.jamak

    muannats salim; dan 4.fi'il mudhariyang pada ujungnya tidak bertemu

    dengan huruf alif, wawu,yadan nun taukid. Semua itu harus di-rafa'-

    kan dengan memakai dhammah, di-nashab-kan dengan memakai

    fathah, di-khafadh-kan dengan memakai kasrahdan di-jazm-kandengan memakaisukun.

    Contoh dalam keadaan rafa' seperti:

    =Zaid telah datang;

    = 'Amr telah duduk.

    Dalam keadaan nashabseperti:

    = aku telah melihat Zaid;

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    73/116

    71 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    = aku telah mengenal 'Amr.

    Dalam keadaan khafadhseperti:

    = aku telah menulis dengan pena.

    Dalam keadaanjazmseperti:

    = bukankah Kami telah melapangkan...(an-Nasr: 1)

    Kata nazhim:

    Yang pertama dari dua bagian tersebut(yang di-i'rab-i dengan harakat)

    ada empat macam sebagaimana yang telah dikemukakan, yaitu di-rafa'-

    kan dengan memakai dhammah.

    Tiap-tiap lafazh yang di-rafa'-kan dengan memakaidhammah maka di-

    nashab-kannya dengan memakai fathah secara mutlak.

    Dan isim yang di-rafa'-kan dengan memakai dhammah harus di-

    khafadh-kan dengan memakai kasrah. Dan fi'il yang di-rafa'-kan

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    74/116

    72 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    dengan memakai dhammah di-jazm-kan dengan memakai sukun.

    Dikecualikan dari ketentuan tadi ialah tiga perkara, yaitu 1. jamak

    muannats salim, di-nashab-kan dengan kasrah; 2. isim yang tidak

    menerima tanwin, di-khafadh-kan dengan fathah, 3. fi'il mudhari' yang

    mu'tal akhir(berhuruf 'illat pada ujungnya), di-jazm-kan, denganmembuang huruf akhirnya, yaitu huruf 'illat.

    Maksudnya: Dikecualikan dari ketentuan tadi (di-nashab-kan dengan

    memakaifathah, di-rafa'-kan dengan memakai dhammah, di-khafadh-

    kan dengan memakai kasrahdan di-jazm-kan dengan memakaisukun),

    yaitu sebagai berikut:

    1.

    Jamak muannats salim, di-nashab-kannya bukan dengan harakatfathah, tapi dengan harakat kasrah, seperti dalam contoh:

    = aku telah melihat Hindun-Hindun itu;

    = aku telah melihat wanita-wanita muslim itu;

    2. Isimyang tidak menerima tanwin(ghair munsharif), di-khafadh-

    kan atau di-jar-kannya bukan dengan harakat kasrah, melainkan

    dengan harakatfathah, seperti dalam contoh:

    = aku telah bersua dengan Ahmad dan

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    75/116

    73 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Ibrahim;

    3. Fi'il mudhariyang mu'tal akhir, di-jazm-kannya bukan dengan

    harakatsukun, melainkan dengan membuang huruf 'illat-nya

    seperti:

    Kata nazhim:

    Tetapi seperti dalam contoh lafazh: (jamak muannats salim),

    untuk me-nashab-kannya dengan memakai kasrah. Dan isim ghair

    munsharif di-jar-kan dengan memakai fathah.

    Semua fi'il mu'tal di-jazm-kan dengan membuang huruf 'illat

    sebagaimana yang telah diketahui.

    Lafazh-lafazh yang di-i'rab-i dengan memakai huruf

    Lafazh yang di-i'rab-i dengan memakai huruf ada empat macam, yaitu:

    1. isim tatsniyah; 2. jamak mudzakkar salim; 3. asmaul khamsah; 4.

    af'lul khamsah, yaitu Yaf'alni, taf'alni, yaf'alna, taf'alna, taf'alna.

    Maksudnya: Lafazh-lafazh yang di-i'rab-i dengan memakai huruf ada

    empat macam, yaitu sebagai berikut:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    76/116

    74 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    1. Isim tatsniyah, contoh: = dua Zaid;

    2.

    Jamak mudzakkar salim, contoh: = Zaid-Zaid;

    3. Asmaul khamsah, contoh: = ayahmu, = saudaramu;

    = iparmu atau mertuamu;

    4.

    Af'alul khamsah, contoh: = mereka berdua sedang

    melakukan(sesuatu); = kamu berdua sedang melakukan

    (sesuatu).

    Kata nazhim:

    Lafazh yang di-mu'rab-kan dengan memakai huruf itu ada empat, yaitu:

    1. mutsanna(isim tatsniyah); 2. mudzakkar yang di-jamak-kan secarashahih(jamak mudzakkar salim, bukan jamak taksir), seperti contoh

    yang telah lalu; 3. asmaul khamsah; dan 4. af'alul khamsah.

    I'rab isim tatsniyah

    Adapun isim tatsniyah maka di-rafa'-kan dengan memakai alif, di-

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    77/116

    75 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    nashab-kan dan di-khafadh-kan dengan memakai ya.

    Contoh di-rafa'-kan dengan memakai alif, seperti:

    = dua Zaid itu telah datang.

    Contoh di-nashab

    :: Nahwu

    Isim Nakirah

    Isim nakirah ialah setiap isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak

    menentukan sesuatu perkara dan lainnya. Singkatnya ialah, setiap isim

    yang layak dimasuki alif dan lam, contoh lafazh dan

    (asalnya dan ).

    Isim Nakirah

    Isim yang menunjukkan kepada satu perkara yang tidak ditentukan.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    78/116

    76 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Misalnya lafazh: artinya laki-laki yang tidak ditentukan (bersifat

    umum), yakni dapat ditujukan kepada setiap laki-Iaki. Atau misalnyalafazh: artinya kitab yang tidak ditentukan, yakni dapat ditujukan

    kepada setiap kertas yang bertuliskan sesuatu ilmu.

    Tetapi kalau diberi alif dan lam, maka pengertiannya ditujukan kepada

    seorang laki-laki tertentu. tidak bersifat umum seperti isim nakirahtadi.

    Demikian pula contoh-contoh lainnya.

    Kata nazhim:

    Bila Anda menghendaki definisi isim nakirah, maka (Anda dapat

    mengatakan)isim yang menerima al yang memberi bekas(tidak seperti

    alif-lam ziyadah atau tambahan).

    Selain isim nakirah adalah isim ma'rifat dan dibatasi(pemakaiannya)

    pada enam macam. Yang pertama, ialah isim mudhmar(dhamir).

    Isim dhamir itu terdiri dari isim dhamir yang zhahir yang di-nisbat-kan

    kepada makna ghaib(seperti lafazh: , hudhur(Sepertl

    lafazh: ), dan mutakallim(seperti lafazh: ).

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    79/116

    77 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Mereka(ahli Nahwu) telah membagi isim dhamir yang kedua kepada

    dhamir muttashil yang mustatir(tersembunyi), (seperti lafazh:

    = Zaid telah membaca; taqdirnya: = dia telah membaca); atau

    yang bariz(tampak), (seperti lafazh: = kamu berdua telah

    membaca; = kamu telah membaca; dan seterusnya); dan dhamir

    munfashil (terpisah, seperti lafazh: dan

    seterusnya).

    Yang kedua dari isim ma'rifat ialah yang terkenal dengan isim 'alam,seperti lafazh: Ja'far(nama orang),Mekkah(nama kota) dan seperti

    lafazh: al-Haram(nama tanah haram).

    Yang ketiga dari isim ma'rifat ialah isim isyarah; seperti lafazh:

    (dan sebagainya). Yang keempat dari isim ma'rifat ialah isim

    maushul, seperti lafazh: .

    Yang kelima dari isim ma'rifat ialah yang di-ma'rifat-kan dengan huruf

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    80/116

    78 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    al, seperti lafazh: menjadi .

    Yang keenam dari isim ma'rifat ialah lafazh yang di-mudhaf-kan

    kepada salah satu diantara bagian yang telah disebutkan tadi.

    :: Nahwu

    Naibul fa' il

    MAF'UL YANG FA'IL-NYA TIDAK DISEBUTKAN

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    81/116

    79 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Naibul fa'il ialah isim marfu' yang tidak disebutkan fa'il-nya. Apabila

    fi'il-nya fi'il madhi, maka dhammah-kanlah huruf awalnya dan huruf

    sebelum akhirnya di-kasrah-kan; dan apabila fi'il-nya fi'il mudhari'

    maka dhammah-kanlah huruf awalnya dan huruf sebelum akhirnya di-

    fathah-kan.

    Maksudnya:Maf'ulyang tidak disebutkanfa'il-nya dinamakan mabni

    majhulatau naibul fa'il, yaitu isimyang asalnya menjadi maf'ullalu

    fa'il-nya dibuang dan maf'ul-nya menggantikan kedudukanfa'il, i'rab-

    nya di-rafa'-kan dan diletakkan sesudahfi'il, seperti :

    asalnya . Lafazh dibuang, lalu lafazh

    menempati tempatfa'il(lafazh ) sebagai pengganti lafazh yang

    dibuang dan lafazh diubah harakatnya menjadi

    asalnya ; asalnya

    ; asalnya ;

    asalnya

    Kata nazhim:

    Tempatkanlah kedudukan fa'il yang dibuang maf'ul-nya pada setiap

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    82/116

    80 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    yang dimiliki oleh fa'il.

    Huruf pertama fi'il yang fa'il-nya tidak disebutkan harus di-dhammah-

    kan, sedangkan huruf yang sebelum huruf terakhir harus di-kasrah-kan.

    Pembagian Maf'ul yang Fa'il-nya Tidak Disebutkan

    Maf'ul yang fa'il-nya tidak disebutkan terbagi atas dua bagian, yaitu

    bagian yang zhahir dan bagian yang mudhmar(dhamir).Bagian yang

    zhahir itu seperti perkataan (Zaid telah dipukul),

    (Zaid akan dipukul), ('Amr telah dimuliakan),('Amr akan dimuliakan).

    Adapun meng-i'rab-nya adalah: fi'il madhi mabni lil majhulatau

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    83/116

    81 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    mabni maf'ul, naibul fa'il.

    fi'il mudhari' mabni lil majhul, dan naibul fa'il.

    Sedangkan isim mudhmar adalah, seperti perkataan(berikut):

    = aku telah dipukul;

    = kami atau kita telah dipukul;

    = kamu(laki-laki) telah dipukul;

    = kamu(perempuan) telah dipukul;

    = kamu berdua telah dipukul;

    = kalian(laki-Iaki) telah dipukul;

    = kalian(perempuan) telah dipukul;

    = dia(laki-laki)telah dipukul;

    = ia(perempuan) telah dipukul;

    = mereka berdua telah dipukul;

    = mereka(laki-laki) telah dipukul;

    = mereka(perempuan) telah dipukul.

    Adapun meng-i'rab-nya adalah: (aku telah dipukul). Lafazh

    fi'il madhi mabni lil maf'ul, dhamir mutakallimmenjadi naibul fa'il

    yang di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan mabni dhammah.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    84/116

    82 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Kata nazhim:

    Naibul fa'il itu adakalanya mudhmar(disembunyikan) dan adakalanya

    muzhhar(ditampakkan). Yang kedua(muzhhar)seperti:(Pembawa kabar gembira itu dimuliakan).

    Adapun yang dhamir, maka hal itu seperti perkataan: (aku telah

    dipanggil); (dia dipanggil); (dia tidak dipanggil kecuali

    aku).

    :: Nahwu

    Isim - isim yang di Rafa'-kan

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    85/116

    83 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Isim-isim yang di-rafa'-kan ada tujuh macam, yaitu: fa'il, maf'ul yang

    tidak disebutkan fa'il-nya, mubtada dan khabar-nya, isim kna dan

    saudara-saudaranya, khabar inna dan saudara-saudaranya, dan lafazh

    yang mengikuti kalimah yang di-rafa'-kan, yaitu ada empat macamsebagai berikut: na'at, taukid, 'athat dan badal.

    Contoh:

    1.Fa'il

    =Zaid telah datang. Lafazh fi'il madhidan fa'il-nya.

    2.Maf'ulyang tidak disebutkanfa'il-nya

    =Ahmad telah ditolong.

    Asalnya: . Lafazh fi'il madhi mabni maf'uldan

    maf'ul yang tidak disebutkanfa'il-nya atau naibul fa'il.

    =Pelajaran sedang atau akan ditulis.

    Lafazh fi'il mudhari' dan naibul fa'il.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    86/116

    84 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    3. dan 4.Mubtada dan khabar-nya

    =Zaid berdiri

    Lafazh mubtadadan khabar-nya.

    5.Isim knadan saudara-saudaranya

    =Zaid itu berdiri

    Lafazh isim dan khabar-nya.

    6. Khabar innadan saudara-saudaranya

    = Sesungguhnya Zaid berdiri.

    Lafazh isim dan khabar-nya.

    7. Lafazh yang mengikuti kalimah yang di-rafa'-kan, yaitu ada empat

    macam:

    a.Na'at(sifat), contoh:

    =Zaid yang alim itu berdiri.

    b. Taukid, contoh:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    87/116

    85 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    =Zaid telah datang dirinya sendiri.

    c. 'Athat, contoh:

    = Telah datang Zaid dan Bakar.

    Lafazh ma'thuf 'alaih(yang di-'athaf-i) dan lafazh ma'thuf

    (yang di-'athaf-kan).

    d.Badal, contoh:

    =Zaid telah datang, yakni saudaramu.

    Kata nazhim:

    Isim-isim yang di-rafa'-kan itu ada tujuh macam, akan dijelaskan

    nama-nama yang telah ditetapkan pada babnya masing-masing.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    88/116

    86 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Mubtada dan Khabar

    Mubtada ialah isim marfu' yang bebas dari amil lafazh, sedangkan

    khabar ialah isim marfu' yang di-musnad-kan kepada mubtada,

    contohnya seperti perkataan: (Zaid berdiri);

    (dua Zaid itu berdiri); dan (Zaid-Zaid itu berdiri).

    Maksudnya:Mubtadaitu isim marfu'yang kosong atau bebas dari amil

    lafazh, yakni: yang me-rafa'-kan mubtadaitu bukan amil lafazh, seperti

    fa'ilatau naibul fa'il, melainkan olehamil maknawi, yaitu oleh ibtida

    atau permulaan kalimat saja.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    89/116

    87 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Sedangkan khabaradalah isim marfu'yang di-musnad-kan atau

    disandarkan kepada mubtada, yakni tidak akan ada khabarkalau tidak

    ada mubtadadan mubtadaitulah yang me-rafa'-kan khabar,seperti

    lafazh: (Zaid berdiri). Lafazh menjadi mubtadayang di-

    rafa'-kan oleh ibtida, tanda rafa'-nya dengan dhammahkarena isim

    mufrad. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya yang di-rafa'-kanoleh mubtada, tanda rafa'-nya dengan dhammahkarena isim mufrad.

    (Dua Zaid itu berdiri). Lafazh menjadi mubtadayang di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan alifkarena isim tatsniyah.

    Sedangkan lafazh menjadi khabar yang di-rafa'-kan oleh

    mubtada, tanda rafa'-nya dengan alif karena isim tatsniyah.

    (Zaid-Zaid itu berdiri). Lafazh mubtadadanmenjadi khabar-nya, di-rafa'-kan dengan memakai wawukarena

    jamak mudzakkar salim.

    Kata nazhim:

    Mubtada ialah isim yang selamanya di-rafa'-kan dan terbebas dari

    setiap lafazh yang menjadi amil.

    Sedangkan khabar ialah isim yang marfu' di-musnad-kan(disandarkan)kepada mubtada karena sesuai pada lafazhnya.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    90/116

    88 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Pembagian Mubtada

    Mubtada itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu mubtada yang zhahir

    dan mubtada yang mudhmar(dhamir).Mubtada zhahir penjelasannya

    telah dikemukakan.

    Sedangkan mubtada yang mudhmar(isim dhamir) ada dua belas, yaitu:

    (saya), (kami atau kita), (kamu -laki-laki), (kamu -

    perempuan), (kamu berdua -laki-laki/perempuan), (kalian -

    laki-laki), (kalian -perempuan), (dia -laki-laki), (ia -

    perempuan), (mereka berdua -laki-laki/perempuan), (mereka

    semua -laki-laki, (mereka semua -perempuan),seperti perkataan

    (saya berdiri).

    Adapun meng-i'rab-nya adalah sebagai berikut: (saya)

    berkedudukan menjadi mubtadayang di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya

    mabni sukun. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya, di-rafa'-kan,

    tanda rafa'-nya dengan dhammah. Dan (kami berdiri).

    Lafazh berkedudukan menjadi mubtada, di-rafa'-kan, tanda rafa'-

    nya dengan mabni dhammah, sedangkan menjadi khabar-nya,

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    91/116

    89 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    juga di-rafa'-kan, tanda rafa'-nya dengan wawukarenajamak

    mudzakkar salim.

    Dan lafazh yang menyerupainya, seperti:

    Kata nazhim:

    Mubtada, yaitu isim zhahir sebagaimana(pada contoh-contoh)yang

    telah dikemukakan, atau dhamir, seperti (kamu patutuntuk menetapkan hukum -diantara manusia).

    Tidak diperbolehkan membuat mubtada dengan menggunakan isimdhamir muttashil, tetapi diperbolehkan dengan setiap dhamir yang

    munfashil. Diantaranya ialah:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    92/116

    90 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Pembagian Khabar

    Khabar itu ada dua bagian, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair

    mufrad.

    1. Khabar mufrad

    (Khabar mufrad) adalah khabar yang bukan berupa jumlah(kalimat)

    dan bukan pula menyerupai jumlah.

    Contoh: (Zaid berdiri); kedua-duanya isim mufrad.

    Dan juga termasuk khabar mufradbila mubtadadan khabaritu terdiridari isim tatsniyahdanjamak, seperti contoh di bawah:

    =Zaid-Zaid itu berdiri;

    = dua Zaid itu berdiri;

    =Zaid-Zaid itu berdiri.

    2. Khabar ghair mufrad

    Khabar ghair mufrad ialah, khabar yang terdiri dari jumlah, seperti

    jumlah ismiyah(mubtada dan khabar lagi), atau jumlah fi'liyyah (yaitu

    terdiri dari fi'il dan fa'il sebagaimana yang akan dijelaskan di bawahini).

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    93/116

    91 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Khabar ghair mufrad ada empat macam, yaitu: 1. Jar dan majrur; 2.

    zharaf; 3. fi'il beserta fa'ilnya; dan 4. mubtada beserta khabarnya.

    Contohnya seperti perkataan: (Zaid berada di dalam rumah);

    khabarnya terdiri dari jar dan majrur. (Zaid berada di

    sisimu); khabarnya zharaf, (Zaid, ayahnya telah berdiri);

    khabarnya terdiri dari fi'il dan fa'il. (Zaid hambaperempuannya pergi); khabar-nya terdiri dari mubtada dan khabar

    lagi.

    Contoh lain:

    = Ustadz atau guru itu berada di dalam madrasah

    atau sekolah.

    Lafazh (lp 56) berkedudukan menjadi mubtada, sedangkan (lp 57)

    khabar-nya.

    (lp 58) = Ustadz itu di hadapan murid-murid.

    Lafazh (lp 59) menjadi mubtada, sedangkan (lp 60)zharaf makn

    (keterangan tempat) menjadi khabar-nya.

    (lp 60) = Ustadz ltu tabiatnya baik.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    94/116

    92 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Lafazh (lp 61) berkedudukan menjadi mubtada, dan (lp 62)fi'il madhi,

    sedangkan (lp 63) menjadifa'il-nya. Jumlahfi'ildanfa'ilberada pada

    mahall(tempat) rafa'yang menjadi khabardari lafazh (lp 64)

    (lp 65) =Zaid hamba perempuannya pergi.

    Lafazh (lp 66) berkedudukan menjadi mubtada, sedangkan (lp 67)

    menjadi mubtadakedua, dan (lp 68) menjadi khabardari mubtada

    kedua yang berada pada mahall(tempat) rafa'menjadi khabarlagi dari

    lafazh (lp 69).

    Perlu diingatkan, bahwa khabaryang dibuat dari jumlah mubtadadan

    khabar, atau terdiri darifi'ildanfa'ildisebut khabar jumlah. Adapun

    khabaryang terdiri darijardan majruratauzharafdisebutsyibh

    (serupa) jumlah, karenajar-majrurdanzharafitu bukan menjadi

    khabar yang sebenarnya, sebab yang menjadi khabaryang sebenarnya

    ialah muta'allaq-nya tersimpan atau tersembunyi, yang taqdir-nya dapat

    atau boleh dengan isim mufrad, seperti: (lp 70) atau dengan jumlahfi'il

    danfa'il, seperti lafazh: (lp 71).

    Lafazh: (lp 72), pada hakikatnya: (lp 73); (lp 74) pada hakikatnya: (lp

    75).

    Oleh karena lafazh muta'allaq-nya dapat di-taqdir-kan (diperkirakan)

    isim mufraddan di-taqdir-kanfi'il madhi, maka disebutlah dengansyibh

    jumlah(serupa jumlah).

    Kata nazhim:

    (lp 76)

    Adakalanya khabar itu mufrad dan ghair mufrad. Yang pertama ialah

    (khabar mufrad), yaitu lafazh dalam nazhaman(bait syair)yang telah

    disebutkan.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    95/116

    93 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    (lp 77)

    Sedangkan khabar ghair mufrad hanya terbatas pada empat macam,yang lain tidak. Empat macam itu ialah zharaf, jar dan majrur, fa'il

    beserta fi'ilnya yang telah dikemukakan, dan mubtada beserta khabar

    yang dimilikinya

    :: Nahwu

    Isim yang dijarkan

    Lafazh-Iafazh yang di-jar-kan ada tiga macam, yaitu:

    1.

    Lafazh yang di-jar-kan oleh huruf jar, contoh:

    2. Lafazh yang di-jar-kan karena idhafat, contoh:

    3. Lafazh yang mengikuli kepada lafazh yang di-jar-kan(yaitu:

    na'at, 'athaf, taukid dan badal), sebagaimana yang telah

    dijelaskan pada bab sebelumnya.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    96/116

    94 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Adapun lafazh yang di-jar-kan dengan huruf, seperti halnya yang di-

    jar-kan oleh min, il, 'an, 'al, f, rubba, ba, kaf, lam dan huruf qasam

    (sumpah), yaitu: wawu, ba dan ta juga dengan mudz dan mundzu.

    Contoh: = aku telah datang sejak hari Ahad.

    Adapun yang di-jar-kan oleh idhafat, seperti perkataan:

    (pelayan Zaid. -Lafazh ghulam adalah mudhaf, sedangkan lafazh Zaidadalah mudhaf ilaih).

    Idhafat itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

    1.

    Idhafat yang diperkirakan mengandung makna lam, contoh:

    (pelayan Zaid. -Taqdir atau bentuk asalnya

    diperkirakan berbunyi = pelayan milik Zaid;

    contoh lainnya seperti: = kitab Ahmad. Taqdirnya

    adalah = kitab milik Ahmad; huruf lamyang

    terdapat pada kedua contoh ini adalah lam yang mempunyai arti

    memiliki).

    2.

    Idhafat yang diperkirakan mengandung makna min, contoh:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    97/116

    95 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    (baju sutera atau baju dari sutera); (pintu

    kayu atau pintu dari kayu); (cincin besi atau cincindari besi); dan lafazh yang sejenis dengannya.

    Kata nazhim:

    Yang men-jar-kan isim itu ada tiga macam, yaitu: huruf, mudhaf danlafazh yang mengikuti.

    Jar-kanlah dengan mudhaf isim yang menyertainya, seperti perkataan:

    (dua orang pembunuh pelayan Zaid, kedua-

    duanya telah dibunuh lagi).

    Lafazh di-jar-kan oleh lafazh

    Mudhaf itu, (adakalanya) dengan memperkirakan makna f, lam, atau

    min, seperti perkataan: (penipuan malam hari. -Taqdirnya

    adalah: = penipuan pada malam hari).Atau seperti:

    (pelayan Zaid. -Taqdirnya adalah: = pelayan

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    98/116

    96 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    milik Zaid).

    Keterangan Tambahan

    Artiidhafat:

    atau

    Ialah nisbah taqyidiyah(pertalian) antara dua perkara (dua isim)yangmenyebabkan isim keduanya berharakat jar.

    Contohnya sebagaimana telah dikemukakan di atas.

    Idhafatdengan memperkirakan makna min,fatau lam, mempunyai

    ciri-ciri sebagai berikut:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    99/116

    97 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    1.Idhafatdengan memperkirakan makna min, ialah:

    Hendaknya mudhaf ilaih-nya sejenis dengan mudhaf-nya.

    Sebagaimana contoh tadi, yaitu baju sutera = baju itu sejenis dengan

    sutera; cincin besi = cincin itu sejenis dengan besi; pintu kayu = pintu

    itu sejenis dengan kayu; dan sebagainya.

    2.Idhafat dengan memperkirakan maknaf, ialah:

    Hendaknya mudhaf ilaih-nya menjadi zharaf bagi mudhaf.

    Sebagimana contoh tadi, yaitu Penipuan pada malam hari. Malam itu

    menjadi waktu terjadinya penipuan; atau seperti =

    wajib puasa Ramadhan.

    Maksudnya: Diwajibkan puasa pada bulan Ramadhan, atau waktu

    puasa wajib adalah bulan Ramadhan, atau bulan Ramadhan itu menjadi

    waktu untuk melakukan puasa wajib.

    3. Adapun idhafatdengan memperkirakan makna lam, ialah idhafat

    dengan susunan kalimat selain dengan memperkirakan minatauf, yaitu

    seperti: pelayan Zaid (pelayan milik Zaid); buku Ahmad (buku milik

    Ahmad) dan sebagainya.

    Syarat mudhaf ialah:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    100/116

    98 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Syarat mudhaf ialah hendaknya terbebas dari al ta'rif dan tanwin.

    Syarat Mudhaf il aih ialah :

    Syarat mudhaf ilaih hendaknya memilih antara al ta'rif dan tanwin

    :: Nahwu

    Isim yang di Nashab-kan

    Isim-isimya yang di-nashab-kan ada 15 macam, yaitu: maf'ul bih,mashdar, zharaf zaman, zharaf makn, hl, tamyiz, mustatsna, isim l,

    munda, khabar kna dan saudara-saudaranya, isim inna dan saudara-

    saudaranya, dua maf'ul, yaitu zhanna dan saudara-saudaranya, maf'ul

    min ajlih, maf'ul ma'ah, dan lafazh yang mengikuti kepada lafazh yang

    di-nashab-kan, yaitu ada empat macam: na'at, 'athat; taukid dan badal.

    Isim yang di-nashab-kan ada 15 macam, yaitu:

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    101/116

    99 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    1. Maf'ul bih, seperti dalam contoh: = aku telah

    membaca al-Qur'an. Lafazh fi'il danfa'il, sedangkan

    lafazh berkedudukan sebagai maf'ul bih, di-nashab-kan, tanda nashab-nyafathah, karena isim mufrad;

    2.

    Mashdar, seperti lafazh pada perkataan:

    = aku telah menolong Zaid dengan sebenar-benarnya;

    3.

    Zharaf zaman, seperti lafazh pada perkataan:

    =pada hari ini aku telah berpuasa;

    4.

    Zharaf makn, seperti lafazh pada perkataan:

    = aku telah duduk di hadapan Zaid;

    5. Hl, seperti lafazh pada perkataan: =Zaid

    telah datang dengan berkendaraan;

    6. Tamyiz, seperti lafazh l pada perkataan:

    = aku telah membeli dua puluh kitab;

    7.

    Mustatsna, seperti lafazh pada perkataan: =

    kaum itu telah datang, kecuali Zaid;

    8.

    Isim l, seperti lafazh pada perkataan: =

    tidak ada pelayan Zaid yang hadir;

    9. Munda, seperti lafazh pada perkataan: =

    wahai saudara Zaid;

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    102/116

    100 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    10.Khabar knadan saudara-saudaranya, seperti lafazh pada

    perkataan: = adalah Zaid seorang qari atau

    pembaca Qur'an;

    11.

    Isim innadan saudara-saudaranya, seperti lafazh pada

    perkataan: =sesungguhnya Zaid seorang qari;12.

    Dua maf'ul, yaituzhannadan saudara-saudaranya, seperti lafazh

    pada perkataan: = aku telahmenduga Zaid berdiri;

    13.

    Maf'ul min ajlih, seperti lafazh pada perkataan:

    =Zaid telah datang sebagai penghormatanbagi 'Amr;

    14.

    Maf'ul ma'ah, seperti lafazh pada perkataan:

    =pemimpin beserta bala tentaranya telahdatang; dan

    15.

    Lafazh yang mengikuti kepada lafazh yang di-nashab-kan, yaitu

    ada empat macam: na'at, taukid, 'athafdan badal.

    Kata nazhim:

    Tiga macam diantara isim-isim yang telah disebutkan tadi(khabar

    kna, isim inna, dan maf'ul zhanna) di-nashab-kan. Berikut ini adalah

    yang sepuluhnya lagi.

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    103/116

    101 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    Semuanya akan disebutkan secara berurutan. Yang pertama dijelaskan

    ialah maf'ul bih.

    :: Nahwu

    Maf ' ul bih

    (Maful bih) ialah, isim manshub yang menjadi sasaran perbuatan

    http://kirim%28%27pustaka/kirim.php?pustaka/detail/1/1/pustaka-14.html%27)http://buka%28%27pustaka/print.php?pustaka/detail/1/1/pustaka-14.html%27)
  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    104/116

    102 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    (objek).

    Maksudnya:Maf'ul bihmenurut istilah ahli Nahwu ialah, isimmanshubyang menjadi sasaran perbuatan pelaku, seperti dalam contoh:

    = aku telah memukul Zaid.

    LafazhZaiditumaf'ul bih, karena menjadi sasaran perbuatan, yaitu

    memukul.

    Contoh lainnya seperti:

    = aku telah menunggang kuda.

    Lafazh kuda itu maf'ul bih, karena menjadi sasaran perbuatan, yaitu

    menunggang.

    Maf'ul bih itu terbagi dua bagian, yaitu maf'ul bih yang zhahir dan

    maf'ul bih yang mudhmar. Adapun maf'ul bih yang zhahir telahdikemukakan penjelasannya, sedangkan maf'ul bih yang mudhmar

    (dhamir) terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu dhamir muttashil dan

    dhamir munfashil.

    Yang dhamir muttashilada dua belas macam, seperti dalam contoh

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    105/116

    103 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    (berikut):

    1.

    = dia(laki-laki) telah memukulku. Lafazh fi'il

    madhi, fa'il-nya mustatir (tidak disebutkan), taqdir-nya ;

    huruf nun-nya lil wiqyah, sedangkan hurufya-nya adalahya

    mutakallim wahdahsebagai maf'ul bih;

    2.

    = dia (laki-laki) telah memukul kami atau kita. Lafazh

    fi'il madhi,fa'il-nya mustatir, taqdir-nya , dan huruf

    n-nya adalah dhamir mutakallim ma'al ghairmenjadi maf'ul

    bih;

    3.

    = dia(laki-laki) telah memukulmu(laki-laki). Lafazh

    fi'il madhi,fa'il-nya mustatir, dan huruf ka-nya adalah

    maf'ul bih.

    4. = dia (laki-laki) telah memukulmu (perempuan). Lafazh

    fi'il madhidanfa'il-nya mustatir, sedangkan huruf ki-nyaadalah maf'ul bih;

    5.

    = dia (laki-laki) telah memukul kamu berdua(dua orang

    laki-laki atau perempuan). Lafazh fi'il madhidanfa'il-

    nya mustatir, sedangkan maful bih-nya adalah lafazhkum;

    6.

    = dia(laki-laki) telah memukul kamu sekalian(para laki-

    laki). Lafazh fi'il madhidanfa'il-nya mustatir,

    sedangkan maf'ul bih-nya adalah lafazh kum;

    7.

    = dia(laki-laki) telah memukul kamu sekalian(para

    wanita). Lafazh fi'il madhidanfa'il-nya mustatir,

    sedangkan maf'ul bih-nya adalah lafazh kunna;

    8.

    = dia (laki-laki) telah memukulnya (laki-laki). Lafazh

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    106/116

    104 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    fi'il madhi danfa'il-nya mustatir, sedangkan huruf hu-

    nya adalah maf'ul bih; dhamir muttashilditujukan untuk oranglaki-laki yang ghaib;

    9. = dia(laki-laki) telah memukulnya(perempuan). Lafazh

    fi'il madhidanfa'il-nya mustatir (tidak disebutkan),

    sedangkan huruf ha-nya adalah maf'ul bih; dhamir muttashil

    ditujukan untuk seorang wanita ghaib;

    10.

    = dia (laki-laki)telah memukul mereka berdua(duaorang laki-laki atau perempuan). Lafazh fi'il madhi,fa'il-

    nya mustatir, sedangkan lafazh hum-nya berkedudukan sebagai

    maf'ul bih; dhamir muttashilditujukan untuk dua orang yang

    ghaib;

    11.

    = dia(laki-laki) telah memukul mereka (para laki-laki).

    Lafazh fi'il madhi,fa'il-nya mustatir, sedangkan lafazhhum-nya berkedudukan sebagai maf'ul bih; isim dhamir

    muttashilditujukan untuk para laki-laki;

    12.

    = dia(laki-laki) telah memukul mereka(para laki-laki).

    Lafazh fi'il madhi,fa'il-nya mustatir, sedangkan lafazhhunna-nya adalah maf'ul bih-nya; isim dhamir muttashil

    ditujukan untuk wanita-wanita yang ghaib.

    Sedangkan yang dhamir munfashil pun ada dua belas macam, seperti

    dalam contoh(berikut):

    1.

    = kepadaku(ditujukan buat mutakallim sendirian);

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    107/116

    105 |N a h w u a d a l a h u m m u l i l m i , i b u n y a i l m u

    2.

    = kepada kami (ditujukan kepada mutakallim berikut

    teman-temannya);3.

    = kepadamu(ditujukan kepada seorang mukhathab);

    4. = kepadamu (ditujukan kepada seorang mukhathabah);

    5.

    = kepada kamu berdua(ditujukan kepada dua orang

    yang diajak bicara, baik laki-laki ataupun perempuan);

    6.

    = kepada kalian(ditujukan kepada para laki-laki);

    7. = kepada kalian(ditujukan kepada para perempuan yangdiajak bicara);

    8.

    = kepadanya(ditujukan kepada seorang laki-laki sebagai

    orang ketiga);

    9. = kepadanya (ditujukan kepada seorang perempuan

    sebagai orang ketiga);

    10. = kepadanya berdua (ditujukan kepada dua orang laki-laki atau perempuan orang ketiga);

    11. = kepada mereka(ditujukan kepada para laki-laki orang

    ketiga);

    12.

    = kepada mereka (ditujukan kepada para wanita orangketiga).

    Kata nazhim:

    Maf'ul bih itu ialah, isim yang di-nashab-kan yang menjadi sasaran

  • 7/26/2019 5 Ilmu Nahwu Indo

    108/116

    106 |N a