tugas mata kuliah analisis
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH
ASESMEN DAN EVALUASI
** Analisis butir soal **
** Format penilaian psikomotorik **
** Format penilaian afektif **
Oleh
Evi Nuriah
117795002
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Dr. Wasis, M.Pd
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis
pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis kualitatif (qualitative control) dan
analisis kuantitatif (quantitative control). Analisis kualitatif sering pula dinamakan sebagai
validitas logis (logical validity) yang dilakukan sebelum soal digunakan. Gunanya untuk
melihat berfungsi tidaknya sebuah soal. Analisis soal secara kuantitatif sering pula
dinamakan sebagai validitas empiris (empirical validity) yang dilakukan untuk melihat lebih
berfungsi tidaknya sebuah soal setelah soal itu diujicobakan kepada sampel yang
representatif.
Salah satu tujuan dilakukannya analisis adalah untuk meningkatkan kualitas soal,
yaitu apakah suatu soal (1) dapat diterima karena telah didukung oleh data statistik yang
memadai, (2) diperbaiki, karena terbukti terdapat beberapa kelemahan, atau bahkan (3) tidak
digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama sekali.
Uji validasi (validity)
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (soal uji
coba) yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengkorelasi
setiap skor variabel jawaban responden dengan total skor masing-masing variabel, kemudian
hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05 dan 0,01. Tinggi
rendahnya validitas instrumen akan menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Jadi, dapat dikatakan, bahwa semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes
tersebut semakin mengenai pada sasarannya (sahih), atau semakin menunjukkan apa yang
seharusnya diukur.
Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto (1998):
Dimana:
r = Koefisien korelasi n = Banyaknya sampel
x = Skor masing-masing item y = Skor total variabel
Reliabilitas (Reability)
Keajegan dan ketidakajegan skor tes merupakan fokus dari pengkajian tentang
reliabilitas. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi perolehan skor peserta didik
(Thorndike) yang berakibat pada ketidak-ajegan terhadap skor.
Tingkat Kesukaran (Difficulty)
Ada beberapa alasan untuk menyatakan tingkat kesukaran soal. Bisa saja tingkat
kesukaran soal ditentukan oleh kedalaman soal, kompleksitas, atau hal-hal lain yang
berkaitan dengan kemampuan yang diukur oleh soal. Namun demikian, ketika kita mengkaji
lebih mendalam terhadap tingkat kesukaran soal, akan sulit menentukan mengapa sebuah soal
lebih sukar dibandingkan dengan soal yang lain.
Secara umum, menurut teori klasik, tingkat kesukaran dapat dinyatakan melalui
beberapa cara diantaranya (1) proporsi menjawab benar, (2) skala kesukaran linear, (3) indeks
Davis, dan (4) skala bivariat. Proporsi jawaban benar (p), yaitu jumlah peserta tes yang
menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes
seluruhnya merupakan tingkat kesukaran yang paling umum digunakan.
Intinya, bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama dapat
diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing
butir item tersebut. Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-
butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu
mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Angka yang
dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat kesulitan item itu dikenal dengan
istilah difficulty index (angka indeks kesukaran item), yang dalam dunia evaluasi hasil belajar
umumnya dilambangkan dengan huruf P, yaitu singkatan dari kata proportion (proporsi =
proporsa).
Daya Beda (Discriminant index)
Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya
suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang
ada dalam kelompok itu. Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta tes yang
berkemampuan rendah adalah indeks daya (item discrimination).
Indeks daya pembeda soal-soal yang ditetapkan dari selisih proporsi yang menjawab
dari masing-masing kelompok. Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan
fungsi tes secara keseluruhan. Dengan demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda
soal yaitu daya dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan
peserta tes yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
berkisar antara -1 sampai dengan +1. Tanda negatif menunjukkan bahwa peserta tes yang
kemampuannya rendah dapat menjawab benar sedangkan peserta tes yang kemampuannya
tinggi menjawab salah. Dengan demikian soal indeks daya pembedanya negatif menunjukkan
terbaliknya kualitas peserta.
Pengecoh (Distraktor)
Pada saat membicarakan tes objektif bentuk multiple choice item tersebut untuk setiap
butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan beberapa
kemungkinan jawab, atau yang sering dikenal dengan istilah option atau alternatif.
Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara 3 sampai dengan 5 buah (dalam
penelitian ini, kami menggunakan 5 alternatif jawaban, yaitu a, b, c, d dan e), dan dari
kemungkinan-kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu, salah satu
diantaranya adalah merupakan jawaban betul (kunci jawaban), sedangkan sisanya adalah
merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban salah itulah yang biasa dikenal dengan
istilah distractor (pengecoh).
Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu: menganalisis
pola penyebaran jawaban item. Adapun yang dimaksud dengan pola penyebaran
jawaban item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimanatestee menentukan
pilihan jawabnya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada
setiap butir item.
Distraktor dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila
distraktor tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5 % dari seluruh peserta tes.
Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan terhadap fungsi distraktor tersebut maka
distraktor yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik dapat dipakai lagi pada tes-
tes yang akan datang, sedangkan distraktor yang belum dapat berfungsi dengan baik
sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan distraktor yang lain.
BAB II
DATA HASIL UJI COBA DAN ANALISA
A. Kisi-kisi dan Soal Uji Coba
B. Analisis Butir Soal
B.1 Data Hasil Uji Coba/ Data Mentah
B.2 Penskoran Data
B.3 Uji Validitas (Validity)
B.4 Uji Reabilitas (Reability)
B.5 Daya Beda (Discriminant index)
B.6 Tingkat Kesukaran (Difficulty)
B.7 Pengecoh (Distractor)
KISI-KISI SOAL
(uji coba analisis tes hasil belajar)
Nama sekolah : SMA NEGERI 2 LAMONGAN Kelas/semester : XI IPA 6/1
Mata Pelajaran : FISIKA
Standar Kompetensi:
2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
Kompetensi dasar:
2.2 Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk teknologi
2.3 Memformulasikan konsep induksi Faraday dan arus bolak-balik serta penerapannya
Materi:
INDUKSI MAGNET
No Indikator soal Butir soalTabel TAXONOMI
Jawaban SkorC1 C2 C3 C4 C5 C6
1 Siswa dapat menentukan jenis kutup-kutup magnet secara tepat
1. Magnet secara umum mempunyai dua buah kutub, yaitu:a. Utara dan selatanb. Barat dan timur
√ A 1
BA DC
c. Utara dan baratd. Timur dan selatane. Kiri dan kanan
2 Siswa dapat menjelaskan definisi dari medan magnet secara jelas dan tepat serta mengetahui efek kejadian yang ditimbulkannya.
2. Yang dimaksud dengan medan magnet adalah...a. Gejala timbulnya arus listrik pada
suatu penghantar karena pengaruh medan magnet yang berubah-ubah.
b. Gaya tarik atau gaya tolak yang bekerja pada sebuah kutub magnet atau pada sebuah muatan listrik yang bergerak.
c. Ruang disekitar magnet sedemikian sehingga magnet-magnet lain yang diletakkan dalam ruang ini akan merasakan atau mengalami gaya magnetik.
d. Magnet yang timbul pada suatu penghantar saat dialiri arus listrik
e. Benda-benda yang dapat ditarik kuat oleh sebuah magnet.
√ C 1
3 Siswa dapat menganalisa kejadian yang mungkin terjadi jika dua buah magnet saling didekatkan, serta dapat
3. Perhatikan gambar dibawah ini! √ A
menentukan jenis-jenis kutup magnet yang dihassilkan dari peristiwa induksi tersebut.
Diketahui dua buah magnet batang yang kutub-kutubnya diberi nama A, B, C dan D. Bila kedua magnet tersebut didekatkan, maka akan terjadi gaya tolak menolak. Jika D adalah kutub utara, maka kutub-kutub lainnya adalah...a. A kutub utara, B kutub selatan, C
kutub selatanb. A kutub utara, B kutub utara, C
kutub selatanc. A kutub selatan, B kutub utara, C
kutub utarad. A kutub selatan, B kutub selatan, C
kutub utarae. A kutub utara, B kutub selatan, C
kutub utara
4 Siswa mengetahui tentang bagian-bagian magnet yang mempunyai gaya magnet lemah dan gaya magnet paling kuat.
4. Bagian magnet yang medan magnetnya terlemah adalah...a. Bagian tengahb. Bagian pinggirc. Ujungd. Kutube. Tepi
√ A
5 Siswa dapat mengingat serta memahami hubungan antara medan magnet, panjang kawat serta jarak r melalui sebuah persamaan matematika.
5. Besarnya kuat medan elektromagnet disuatu titik yang berjarak r dari kawat berarus listrik yang sangat panjang (l = ~) dapat ditentukan dengan persamaan..
a. dB=μ0 Idl sinθ
r2
b. B=μ0∋¿2l
¿
c. B=μ0∋¿l¿
d. B=μ0 I
2 πr
e. B=μ0∋¿
2 πr¿
√ D 1
6 Siswa dapat menerapkan persamaan umum hukum Lorentz untuk menentukan besarnya induksi magnet dalam sebuah contoh kasus atau soal cerita.
6. Sebuah kawat lurus panjang dialiri arus listrik sebesar 40A. Besarnya induksi magnet pada sebuah titik yang jaraknya 10 cm dari pusat kawat tersebut adalah.a. 8.10-6 Tb. 4.10-5 Tc. 8.10-5 Td. 12.10-5 Te. 4.10-4 T
√ C 1
7 Siswa dapat menganalisa setiap kejadian yang mungkin
7. Seutas kawat yang dialiri arus listrik dengan arah ke barat diletakkan dalam
√ C 1
ditimbulkan dari setiap kejadian berdasarkan teori gaya Lorentz dan percobaan oersted.
medan magnet yang arahnya keatas. Gaya yang dialiri kawat tersebut arahnya...a. Ke atasb. Ke bawahc. Ke utarad. Ke selatane. Ke timur
8 Siswa dapat menganalisa kejadiaan yang timbul jika dua buah kawat lurus yang sangat panjang didekatkan satu sama lain padda jarak r
8. Dua buah kawat lurus yang sangat panjang diletakkan satu dari yang lain pada jarak r. Kedua kawat masing-masing dialiri arus sebesar I yang arahnya sama. Maka kedua kawat itu akan...a. Tolak menolak dengan gaya
sebanding rb. Tarik menarik dengan gaya
sebanding r -2
c. Tolak-menolak dengan gaya sebanding r -2
d. Tarik-menarik dengan gaya sebanding r -1
e. Tarik-menarik dengan gaya sebanding r2
√ C 1
9 Siswa dapat mengevaluasi dan menghitung massa partikel jika diketahui beberapa besaran yang mendukung.
9. Sebuah partikel bermuatan listrik 50 C, dari keadaan diam, dipercepat dengan beda potensial 200V sebelum memasuki daerah bermedan magnet seragam 0,4 T. Arah gerak partikel tegak lurus arah medan magnet sehingga partikel bergerak melingkar dengan jari-jari 10 cm. Tentukan massa partikel tersebut!
a. 0,1 gb. 0,2 gc. 1 gd. 2 ge. 3 g
√ B 1
10 Siswa dapat mengevaluasi dan menentukan besarnya medan listrik melalui soal cerita dan memadukannya dengan sebuah gambar.
10. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah elektron ditembakkan dengan kecepatan 4x105 m/s melalui ruang bermedan listrik dan bermedan magnet yang saling tegak lurus dan tegak lurus
√ E 1
pula dengan arah gerak elektron. Jika besar medan magnet 0,6 tesla, berapakah besarnya medan listrik agar elektron tetap bergerak lurus!
a. 1,2 x 105 T
b. 1,2 x 105 V/m
c. 2,4 x 105 T
d. 2,4 x 105 N
e. 2,4 x 105 V/m
B. Analisis Butir Soal
B.1 Data Hasil Uji Coba/ Data Mentah
Dalam analisis data ini, kami peneliti menggunakan software anatest untuk
mengolah dan menganalisis data. Berikut ini adalah Tabel hasil penskoran data mentah
yang kami dapatkan dari hasil uji coba yang diberikan pada siswa.
Tabel 2.1 Data Mentah Jawaban Siswa
B.2 Penskoran Data
Dalam analisis data ini, kami peneliti menggunakan software anatest untuk mengolah
dan menganalisis data. Berikut ini adalah hasil penskoran data dari hasil uji coba yang diberikan
pada siswa. Berikut ini adalah hasil penskoran data yang ditunjukkan oleh program anastest.
====================================================================
Rata2= 5.53
Standar Deviasi= 1.52
Tabel 2.2 Data Mentah Jawaban Siswa
B.3 Uji Validitas (Validity)
Tujuan dari uji validitas soal ini adalah untuk memvalidasi setiap butir soal yang diujikan
apakah valid atau tidak. Berikut ini adalah Tabel hasil perhitungan excel menggunakan rumus:
r xy=N ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
√ {N ∑ X 2−(∑ X )2} {N ∑Y 2−(∑ Y )2}Dimana:
rxy = koefisien korelasi
X = skor tes pada butir soal yang dicari validitasnya
Y = skor soal yang dicapai tes
N = jumlah peserta tes
X = jumlah skor butir tes yang diukur validitas
Y = jumlah skor total
XY = Jumlah hasil kali skor batir soal dengan skor total
Tabel 2.3 Uji validasi Soal Tes
Nomor Soal
ΣX ΣX2 (ΣX)2 N NΣX2 ΣY ΣY2 (ΣY)2 NΣY2 ΣXY NΣXY (ΣX)(ΣY)
1 37 37 1369 40 1480 221 1307 48841 52280 205 8200 81772 24 24 576 40 960 221 1307 48841 52280 143 5720 53043 26 26 676 40 1040 221 1307 48841 52280 149 5960 57464 29 29 841 40 1160 221 1307 48841 52280 172 6880 64095 25 25 625 40 1000 221 1307 48841 52280 146 5840 55256 19 19 361 40 760 221 1307 48841 52280 121 4840 41997 24 24 576 40 960 221 1307 48841 52280 139 5560 53048 20 20 400 40 800 221 1307 48841 52280 117 4680 44209 7 7 49 40 280 221 1307 48841 52280 51 2040 1547
10 10 10 100 40 400 221 1307 48841 52280 64 2560 2210
N∑XY-(∑X)(∑Y) N∑X2-(∑X)2 N∑Y2-(∑Y)2 {N∑ X2−(∑ X )2} {N∑Y 2−(∑Y )2}√ {N ∑ X2−(∑ X )2} {N ∑Y 2−(∑Y )
2}Rxy Interpretasi Keterangan
23 111 3439 381729 617,8422 0,04 Sangat Rendah Tidak Valid
416 384 3439 1320576 1149,163 0,36 Rendah Valid
214 364 3439 1251796 1118,837 0,22 Rendah Valid
471 319 3439 1097041 1047,397 0,45 Cukup Valid
315 375 3439 1289625 1135,617 0,28 Rendah Valid
641 399 3439 1372161 1171,393 0,55 Cukup Valid
256 384 3439 1320576 1149,163 0,22 Rendah Valid
260 400 3439 1375600 1172,86 0,22 Rendah Valid
493 231 3439 794409 891,2962 0,55 Cukup Valid
350 300 3439 1031700 1015,726 0,34 Rendah Valid
Dari uji validitas diatas, terihat bahwa soal nomor 1 mempuyai interpretassi validitas sangat rendah atau bisa dikatakan tidak valid. Hal ini dikarenakan soal terlalu mudah, sehngga antara kelompok atas dan kelompok bawah tidak bisa terbedakan. Atau dengan kata lain soal nomor 1 tidak valid dan tidak cocok digunakan pada siswa di kelas XI IPA 6 yang dimaksud.
B.4 Uji Reabilitas (reability)
Dengan menggunakan bantuan anastest, data-data hasil uji coba kami
masukkan, sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut:
B.5 Daya Beda
Dengan menggunakan bantuan anastest, data-data hasil uji coba kami
masukkan, sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut:
Indeks diskriminasi item umumnya diberi lambang dengan huruf D (singkatan
dari discriminatory power).
Indeks Klasifikasi Interpretasi
< 0,20 Poor
Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah
sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda
yang baik
0,20 – 0,40 SatisfactoryButir item yang bersangkutan telah memiliki daya
pembeda yang cukup (sedang)
0,40 – 0,70 GoodButir item yang bersangkutan telah memiliki daya
pembeda yang baik
0,70 – 1,00 ExcellentButir item yang bersangkutan telah memiliki daya
pembeda yang baik sekali
Bertanda
negatif (-)-
Butir item yang bersangkutan daya pembedanya
negative sekali (jelek sekali)
B.6 Tingkat kesukaran
Dengan menggunakan bantuan anastest, data-data hasil uji coba kami
masukkan, sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut:
Tindak Lanjut Hasil Analisis
Interpretasi Item Tindak Lanjut
Sukar
1. butir item dibuang atau didrop dan tidak dikeluarkan
lagi dalam tes-tes hasil belajar yang akan datang
2. diteliti ulang, dilacak, dan ditelusuri sehingga dapat
diketahui faktor yang menyebabkan butir item yang
bersangkutan sulit dijawab oleh testee, apakah
kalimat soalnya kurang jelas, apakah petunjuk cara
mengerjakan soalnya sulit dipahami, ataukah dalam
soal tersebut terdapat istilah-istilah yang tidak jelas,
dsb. Setelah dilakukan perbaikan, butir-
butir item tersebut dikeluarkan lagi dalam tes hasil
belajar yang akan datang.
3. butir-butir yang terlalu sulit dapat digunakan
kembali dalam tes (terutama tes seleksi) yang
sifatnya sangat ketat.
SedangButir item ini dapat dikeluarkan lagi dalam tes-tes hasil
belajar pada waktu-waktu yang akan datang
Mudah
1. butir item dibuang atau didrop dan tidak dikeluarkan
lagi dalam tes-tes hasil belajar yang akan datang
2. diteliti ulang, dilacak, dan ditelusuri sehingga dapat
diketahui faktor yang menyebabkan butir item yang
bersangkutan sulit dijawab oleh testee, apakah
kalimat soalnya kurang jelas, apakah petunjuk cara
mengerjakan solnya sulit dipahami, ataukah dalam
soal tersebut terdapat istilah-istilah yang tidak jelas,
dsb. Setelah dilakukan perbaikan, butir-
butir item tersebut dikeluarkan lagi dalam tes hasil
belajar yang akan datang.
3. butir-butir yang terlalu sulit dapat digunakan
kembali dalam tes (terutama tes seleksi) yang
sifatnya longgar.
B.7 Pengecoh
Dengan menggunakan bantuan anastest, data-data hasil uji coba kami
masukkan, sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut:
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
C. Penulisan Butir Soal
A. 1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba
A.2 Soal Uji Coba
D. Analisis Butir Soal
B.1 Data Hasil Uji Coba/ Data Mentah
B.2 Penskoran Data
B.3 Uji Validitas (Validity)
B.4 Uji Reabilitas (Reability)
B.5 Daya Beda (Discriminant index)
B.6 Tingkat Kesukaran (Difficulty)
B.7 Pengecoh (Distractor)