tugas mata kuliah makassar

16
Tugas Mata Kuliah Valuasi Jasa Ekosistem Pesisir dan Laut PANDANGAN MENGENAI PEMBANGUNGAN WILAYAH PESISIR KOTA MAKASSAR (Studi Kasus: Pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara Untia dan Kampus Terpadu Wilayah Pesisir Kec. Biringkanaya Kota Makassar) Steven P4600214001

Upload: steven

Post on 15-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

gug

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mata Kuliah Makassar

Tugas Mata KuliahValuasi Jasa Ekosistem Pesisir dan Laut

PANDANGAN MENGENAI PEMBANGUNGAN WILAYAH PESISIR KOTA MAKASSAR

(Studi Kasus: Pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara Untia dan Kampus Terpadu Wilayah Pesisir Kec. Biringkanaya Kota Makassar)

StevenP4600214001

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR TERPADU

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

Page 2: Tugas Mata Kuliah Makassar

Pembangungan Wilayah Pesisir

Kegiatan pembangunan yang tujuan akhirnya untuk meningkatkan

kesejahteraan manusia sangat bergantung pada lingkungan dan sumberdaya

alam dalam memberikan manfaat sosial ekonomi. Pada saat yang bersamaan

kegiatan pembangunan juga sering disertai dampak negatif terhadap lingkungan.

Ini berarti pertumbuhan ekonomi membawa kepada pemahaman bahwa

pertumbuhan ekonomi dan konservasi lingkungan merupakan dua hal yang

saling bertentangan. Kerusakan dalam kualitas lingkungan adalah perlu dan

dapat difahami untuk pertumbuhan ekonomi, dan pengelolaan sumberdaya alam

agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan adalah hal yang tidak dapat

dilakukan oleh negara-negara berkembang. Akan tetapi, akhir-akhir ini semakin

banyak pendapat yang muncul bahwa degradasi lingkungan dan penggunaan

sumberdaya alam yang semena-mena akan menimbulkan kerugian dalam jangka

panjang, dan pada akhirnya akan mengurangi tujuan dari pembangunan itu

sendiri yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara

berkelanjutan.

Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu

daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya dilatarbelakangi

oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia, khususnya di kawasan pesisir,

yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin sempit. Pertumbuhan

penduduk dengan segala aktivitasnya tidak bisa dilepaskan dengan masalah

kebutuhan lahan. Pembangunan yang ditujukan untuk menyejahterakan rakyat

yang lapar lahan telah mengantar pada perluasan wilayah yang tak terbantahkan

Hal ini menyebabkan manusia memikirkan untuk mencari lahan baru,

terutama daerah strategis dimana terjadi aktifitas perekonomian yang padat

seperti pelabuhan, bandar udara atau kawasan komersial lainnya, dimana lahan

eksisting yang terbatas luasan dan kondisinya harus dijadikan dan diubah

menjadi lahan yang produktif untuk jasa dan kegiatan perkotaan.

            Pembangunan kawasan komersial jelas akan mendatangkan banyak

keuntungan ekonomi bagi wilayah tersebut. Asumsi yang digunakan disini adalah

semakin banyak kawasan komersial yang dibangun maka dengan sendirinya

juga akan menambah pendapatan asli daerah (PAD). Reklamasi memberikan

keuntungan dan dapat membantu kota dalam rangka penyediaan lahan untuk

berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pantai, pengembangan

Page 3: Tugas Mata Kuliah Makassar

wisata bahari, dan lain-lain. Namun harus diingat pula bahwa bagaimanapun juga

reklamasi adalah bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap

keseimbangan lingkungan alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang

dinamis sehingga akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola

arus, erosi dan sedimentasi pantai, dan berpotensi gangguan lingkungan.

            Undang-undang no. 27 tahun 2007 pada pasal 34 menjelaskan bahwa

hanya dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang diperoleh lebih

besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya. Namun demikian, pelaksanaan

reklamasi juga wajib menjaga dan memperhatikan beberapa hal seperti a)

keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat; b) keseimbangan antara

kepentingan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan pesisir; serta c)

persyaratan teknis pengambilan, pengerukan dan penimbunan material.

Prinsip Perencanaan Reklamasi Pantai

            Pada dasarnya kegiatan reklamasi pantai tidak dianjurkan namun dapat

dilakukan dengan memperhatikan ketentuan berikut:

Merupakan kebutuhan pengembangan kawasan budi daya yang telah

ada di sisi daratan.

Merupakan bagian wilayah dari kawasan perkotaan yang cukup padat

dan membutuhkan pengembangan wilayah daratan untuk

mengakomodasikan kebutuhan yang ada.

Berada di luar kawasan hutan bakau yang merupakan bagian dari

kawasan lindung atau taman nasional, cagar alam, dan suaka

margasatwa.

Bukan merupakan kawasan yang berbatasan atau dijadikan acuan batas

wilayah dengan daerah/Negara lain.

Terhadap kawasan reklamasi pantai yang sudah memenuhi ketentuan di

atas, terutama yang memiliki skala besar atau yang mengalami perubahan

bentang alam secara signifikan perlu disusun rencana detil tata ruang (RDTR)

kawasan. Penyusunan RDTR kawasan reklamasi pantai ini dapat dilakukan bila

sudah memenuhi persyaratan administratif seperti a) Memiliki RTRW yang sudah

ditetapkan dengan Perda yang mendeliniasi kawasan reklamasi pantai; b) Lokasi

reklamasi sudah ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, baik yang akan

direklamasi maupun yang sudah direklamasi; c) Sudah ada studi kelayakan

tentang pengembangan kawasan reklamasi pantai atau kajian/kelayakan properti

Page 4: Tugas Mata Kuliah Makassar

(studi investasi); dan d) Sudah ada studi AMDAL kawasan maupun regional.

            Rencana detil tata ruang kawasan reklamasi pantai meliputi rencana

struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang di kawasan reklamasi pantai antara

lain meliputi jaringan jalan, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan listrik,

jaringan telepon. Pola ruang di kawasan reklamasi pantai secara umum meliputi

kawasan lindung dan kawasan budi daya. Kawasan lindung yang dimaksud

dalam pedoman ini adalah ruang terbuka hijau. Kawasan budi daya meliputi

kawasan peruntukan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan

peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan pendidikan,

kawasan pelabuhan laut/penyeberangan, kawasan bandar udara,

dan kawasan campuran.

            Tata ruang kawasan reklamasi pantai harus memperhatikan aspek sosial,

ekonomi dan budaya di kawasan reklamasi. Reklamasi pantai memberi dampak

peralihan pada pola kegiatan sosial, budaya dan ekonomi maupun habitat ruang

perairan masyarakat sebelum direklamasi. Perubahan terjadi harus

menyesuaikan 1) Peralihan fungsi kawasan dan pola ruang kawasan; 2)

Selanjutnya, perubahan di atas berimplikasi pada perubahan ketersediaan jenis

lapangan kerja baru dan bentuk keragaman/diversifikasi usaha baru yang

ditawarkan. Aspek sosial, budaya, wisata dan ekonomi yang diakumulasi dalam

jaringan sosial, budaya, pariwisata, dan ekonomi kawasan reklamasi pantai

memanfaatkan ruang perairan/pantai.

Permasalahan dan Dampak Reklamasi Pantai

            Dampak lingkungan hidup yang sudah jelas nampak di depan mata akibat

proyek reklamasi itu adalah kehancuran ekosistem berupa hilangnya

keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati yang diperkirakan akan punah

akibat proyek reklamasi itu antara lain berupa hilangnya berbagai spesies

mangrove, punahnya spesies ikan, kerang, kepiting, burung dan berbagai

keanekaragaman hayati lainnya.

            Dampak lingkungan lainnya dari proyek reklamasi pantai adalah

meningkatkan potensi banjir. Hal itu dikarenakan proyek tersebut dapat

mengubah bentang alam (geomorfologi) dan aliran air (hidrologi) di kawasan

reklamasi tersebut. Perubahan itu antara lain berupa tingkat kelandaian,

komposisi sedimen sungai, pola pasang surut, pola arus laut sepanjang pantai

dan merusak kawasan tata air. Potensi banjir akibat proyek reklamasi itu akan

Page 5: Tugas Mata Kuliah Makassar

semakin meningkat bila dikaitkan dengan adanya kenaikan muka air laut yang

disebabkan oleh pemanasan global.

            Sementara itu, secara sosial rencana reklamasi pantai dipastikan juga

dapat menyebabkan nelayan tradisional tergusur dari sumber-sumber

kehidupannya. Penggusuran itu dilakukan karena kawasan komersial yang akan

dibangun mensyaratkan pantai sekitarnya bersih dari berbagai fasilitas

penangkapan ikan milik nelayan.

Page 6: Tugas Mata Kuliah Makassar

Studi Kasus Pembangunan Megaproyek Utara Makassar (Pelabuhan Perikanan Nusantara, Kampus Terpadu) di Kec. Biringkanaya Kota

Makassar

Letak Geografis

Kota Makassar terletak antara koordinat 119° 24’17’38” Bujur Timur dan

kordinat 5°8’6’19 Lintang Selatan, dimana Kota Makassar terdiri atas 14 wilayah

kecamatan, dengan 143 kelurahan dengan luas wilayah 175,77 km persegi.

Sedangkan batas – batas wilayah administrarif dari letak Kota Makassar,

antara lain :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa

- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros

Kota Makassar dikenal pula merupakan salah satu kota besar di Indonesia

yang dikelilingi oleh pulau-pulau. Oleh karena itu Kota Makassar dikenal dengan

pesisir yang sangat berpotensi sumberdaya alamnya sehingga membuat

masyarakat berdatangan untuk memperoleh kehidupan dan lapangan kerja yang

baik. Seiring dengan hal tersebut, pertambahan jumlah penduduk di Kota

Makassar ini pun semakain meningkat, dengan begitu perkembangan

pembangunan pun juga semakin meningkat, terutama dikawasan pesisir. Hal ini

pula akan menimbulkan dampak negative terhadap sumberdaya alam.

Salah satu kegiatan atau proyek pembangunuan di kawasan pesisir Makassar

saat ini yang memiliki dana yang besar yakni pembangunan “Megaproyek Utara

Makassar”, dimana pembanguan yang sudah berjalan sejak tahun 2005 lalu

yakni Pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia, dan baru

baru ini pembangunan kampus terpadu juga sudah di lakukan.

PPN Untia secara administratif merupakan pelabuhan di salah satu

kampung yang berada Kampung Nelayan, desa Untia, kec. Biringkanaya,

Makassar, Sulawesi Selatan. Wilayah ini dapat ditempuh dengan menggunakan

kendaraan bermotor selama ±1 jam.

Pelabuhan Peikanan Untia ini termasuk dalam perairan Teluk Makassar

dan merupakan pelabuhan baru yang belum selesai pembangunannya dan

belum beroperasi. Daerah sekitar pelabuhan ini terdapat banyak mangrove yang

tumbuh secara alami maupun ditanam oleh masarakat sekitar

Page 7: Tugas Mata Kuliah Makassar

Gambar peta Pelabuhan Perikanan Nusantara Untia Makassar.(Ket: garis

merah adalah mangrove)

Profil Pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara Makassar

Berdasarkan Perda Kota Makassar No. 6 Tahun 2006 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2005-2015 pasal 4 dengan Visi Kota

Makassar yaitu penataan ruang kota adalah mewujudkan Makassar sebagai kota

maritim, niaga, pendidikan, budaya dan jasa yang berorientasi global,

berwawasan lingkungan dan paling bersahabat. Selanjutnya pasal 1 ayat 37

menyatakan bahwa Kawasan Pelabuhan Terpadu adalah kawasan terpadu yang

diarahkan sebagai kawasan yang memberi dukungan kuat dalam sistem ruang

yang bersinergi terhadap berbagai kepentingan dan kegiatan yang lengkap

berkaitan dengan aktivitas kepelabuhanan dan segala persyaratannya.

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia Makassar merupakan salah

satu bentuk pembangunan dari Megaproyek Utara Makassar. Pelabuhan

Perikanan Nusantara Untia ini diharapkan menjadi pelabuhan perikanan yang

bertaraf nasional dan merupakan pelabuhan terbesar di Provinsi Sulawesi

Selatan. Tujuan pembangunan PPN Untia Makassar adalah: 1) meningkatkan

kemampuan armada penangkapan ikan nusantara, yakni meningkatkan jumlah

hasil tangkapan, meningkatkan jumlah armada penangkapan dan jarak fishing

ground yang luas, 2) meningkatkan ekspor hasil perikanan untuk menambah

devisa negara dari sektor non migas dan 3) menyediakan kawasan industri untuk

kegiatan industry perikanan yang berorientasi kepada pemberian nilai tambah

produksi perikanan yakni dengan membangun pelabuhan perikanan dengan

Page 8: Tugas Mata Kuliah Makassar

fasilitas yang memadai (DPK Provinsi Sul-Sel 2005). Selain itu pula

pembangunan kampus terpadu pula merupakan bagian dari megaproyek

Makassar ini akan memerikan dampak terhadap lingkungan.

PPN untia yang dibangun sejak tahun 2005 ini sudah menelan anggaran

yang cukup besar. Dimana sampai tahun 2013 dana untuk pembangunan PPN

Untia Makassar ini sudah berkisar 35 miliar, dimana Pembangunan Pelabuhan

Untia membutuhkan Rp124 miliar dan saat ini progresnya sudah 25 persen.

Saat ini pula sedang terbangun pelabuhan dengan melakukan reklamasi pantai

sepanjang 100 meter, ditambah kolam pelabuhan. Luas Pelabuhan Untia ini

sekitar 40 hektare. (Dikutip dari semangatbaru.com/beritasul-sel 2013).

Valuasi Ekonomi dampak Pembangunan Megaproyek Utara Makassar di desa Untia Kota Makassar

Untuk menghitung valuasi ekonomi suatu pembangunan maka perlu

diperhatikan juga adalah dampak yang ditimbulkan dari pembangunan itu sendiri.

Dampak dari rencana pembangunan suatu usaha yang perlu diperhatikan

adalah:

Dampak Kesehatan manusia

Analisis dampak ini sangat perlu untuk di identifikasi sebalum pembangunan

dilakukan, karena biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan juga sangat

mahal. Selain itu, bisa juga akan berdampak pada kematian manusia

(misalnya akibat pencemaran pada suatu pembanguna industri), dan

kesemuanya itu akan mengeliarkan biaya yang cukup tinggi.

Kesejahteraan Manusia, meliputi: Dampak pada kerusakan bangunan,

tempat tinggal, dan lingkungan fisik lainnya. Selain itu juga akan berdampak

pada kenyaman hidup manusia: kebisingan, keramaian, kepadatan

penduduk.

Dampak pada kehidupan sosial dan budaya manusia, meliputi: Perpindahan

tempat tinggal, Hilangnya mata pencaharian yang merupakan bagian dari

prinsip hidup, Hilangnya semangat kebersamaan dan rusaknya tatanan

sosial dan budaya

Sumberdaya Alam dan Lingkungan, meliputi: Perubahan ekosistem pada

lingkungan sekitar, Hilangnya sumber mata air bersih (terjadi Intrusi air laut),

Polusi udara, suara, dan zat-zat limbah (Pencemaran), terjadinya banjir,

pendangkalan dan juga berdampak pada perubahan suhu udara.

Page 9: Tugas Mata Kuliah Makassar

Berdasarkan hasil survey sendiri yang saya lakukan, Area pesisir desa untia

kota Makassar ini sepanjang pesisir di tumbuhi mangrove yang sangat lebat,

selain itu juga, pada lokasi ini masih banyak nelayan yang menafaatkan

mangrove tersebut selain manjadi nelayan (mencari ikan di laut). Pada daerah ini

juga masih sangat luas area tambak dan area pertanian (tanam padi) yang masih

dikelola oleh masyarakat setempat untuk mencari nafkah, serta masih bisa

menghirup udara segar dan bebas dari keramaian.

Salah satu sumberdaya yang akan mengalami dampak serius dari

pembangunan tersebut adalah ekosistem Mangrove. Oleh karena itu perlu

dilakukan valuasi nilai dari ekosistem tersebut, sehingga dapat diperhatikan pula

keberadaannya pada daerah tersebut. Berikut identifikasi nilai ekonomi dari

ekosistem Mangrove:

.

a) Nilai Penggunaan

Manfaat Langsung:

Manfaat langsung merupakan nilai guna ekosistem mangrove yang

dirasakan manfaatnya secara ekonomis untuk memenuhi kebutuhan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan manfaat langsung ini diperoleh

melalui pendekatan nilai pasar dari berbagai komoditas produk dari ekosistem

mangrove. Hasil nilai manfaat langsung dari pemnfaatan ekosistem mangrove

dapat dilihat pada table berikut ini:

Page 10: Tugas Mata Kuliah Makassar

Contoh Rekapitulasi analisis valuasi ekonomi pemanfaatn Ekosistem Mangrove (Saru, 2013) sumber data primer, 2006

No

Jenis Pemanfaatan

Biaya Operasional (Rp/ha/thn)

Nilai Manfaat (Rp/ha/thn)

Keuntungan/Manfaat Optimal (Rp/ha/thn)

1 Kayu 162.825.16 251.946.56 89.121.40

2 Arang 154.928.33 163.577.24 8.648.91

3 Bibit mangrove 865.333.57 2.468.589.63 1.603.256.06

4 Burung 44.461.16 59.723.94 15.262.78

5 Ikan 7.105.133.72 7.249.454.37 144.320.65

6 Udang 8.070.154.66 27.605.733.5 19.535.578.84

7 Kepiting 682.121.16 3.651.743.05 2.969.621.89

8 Kerang 1.999.646.08 2.350.734.38 351.088.30

9Tambak

Udang+Ikan 1.665.078.80 6.447.500.00 4.782.421.20

10 Tambak Udang 115.031.69 543.7200.81 419.689.12

11 Tambak Ikan 127.661.21 655.175.00 527.513.79

Jumlah 2.099.237.554 5.143.889.848 3.044.652.294

Nilai manfaat langsung yang diterima dari setiaap egiatan tersebut diatas

secara ekonomi atau analisis biaya dan manfaat menunjukkan nilai manfaat

ekosistem mangrove seberasr Rp. 5.143.889.848 per hektar/Tahun, dengan total

biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk operasional pemanfaatan

mangrove sebesar Rp. 2.099.237.554 per hektar/Tahun, sehingga diperoleh

keuntungan sebesar Rp. 3.044.652.294 per hektar/Tahun. Besarnya keuntungan

yang diperoleh ditentukan oleh luas area mangrove dan kondisi mangrove serta

harga pasar. Berdasarkan contoh diatas, pada pesisir Untia ini kegiatan yang

tidak dilakukan pemanfaatan untuk arang dan pemanfaatan burung. Jadi apabila

mengacu pada contoh diatas maka akan diperoleh keuntungan untuk daerah

mangrove disekitar pesisir Untia yakni sebesar Rp. 3.048.897.119 per

hektar/Tahun.

Manfaat Tidak Langsung:

Manfaat tidak langsung merupakan nilai guna ekosistem mangrove secara

tidak langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, akan tetapi eksistensi

atau keberadaan mangrove secara tidak langsung memberikan kontribusi

terhadap kelestarian lingkunagan baik secara fisik maupun ekobiologi. Adapun

Page 11: Tugas Mata Kuliah Makassar

manfaat tidak langsung ekosistem mangrove dapat dijabarkan sebagai berikut

in:

Manfaat tidak langsung secara fisik, keberadaan hutan mangrove

disuatuu lingkungan pesisir merupakan suatu karunia yang tak ternilai

harganya, oleh karena itu mangrove ini patut dipertahankan melalui kegiatan

rehabilitasi dan konservasi. Jika ekosistem mangrove berada dalam kondisi

baik, maka secara fisik dapat berfungsi sebagai pelindung pantai dari

gelombang, badai angina topan, dan intrusi air laut. Sedangkan apabila kondisi

mangrove rusak maka akan mendatangkan masalah berat pula. Untuk

menangani dampak fisik lingkungan yang akan terjadi akan membutuhkan

biaya yang sangat banyak pula seperti pada contoh rekapitulasi valiasi nilai

manfaat tidak langsung :

Sedangkan manfaat tidak langsung secara ekobiologi pada ekosistem

mangrove terdiri dari tempat mencari makan organisme, tempat meemijah, dan

tempat pembesaran berbagai organisme 9ikan, udang, kepiting dll). Untuk

menghitung nilai ekonomi manfaat tidak langsung dari ekobiologi dapat dilihat

pula pada tabe berikut:

Nilai manfaat tidak langsung Secara Fisik* Penahan abrasi

a@Panjang PantaiMisal: 18.550 m (18,55 km)

b@Harga penahan gelombang (break water) ukuran 1x5x6 m

Rp. 3.000.000 per m3

Jadi nilai Manfaat sebagai penahan abrasi axb: Rp. 55.560.000.000

Nilai manfaat tidak langsung Ekobiologi* Penyedia Pakan a@Luas Hutan Mangrove Misal: 113.02 Ha b@Produksi rumah tangga nelayan pertahun Rp. 48.914.229.42Jadi nilai Manfaat sebagai penahan abrasi axb

: Rp. 5.528.286.209Jadi total dari kedua contoh Nilai manfaat tidak langsung tersebut yakni

(manfaat tidak langsung secara fisik untuk lingkungan + manfaat tidak langsung

secara Ekobiologi) = Rp. 61.088.286.209 per hektar/Tahun.

b) Nilai Intristik

Nilai Pilihan dan nilai Keberadaan merupakan suatu bentuk pemanfaatan

potensi ekosistem mangrove pada masa mendatang dengan memperhitungkan

manfaat dan nilai keanekaragaman hayati ekosistem mangrove serta

Page 12: Tugas Mata Kuliah Makassar

mempertahankan untuk generasi selanjutnya, sehingga masih bisa dinikmati

untuk jagka panjang. Untuk menghitung nilai ini agak sulit, karena nilai pasar

tidak terdapat.

Page 13: Tugas Mata Kuliah Makassar

DAFTAR PUSTAKA

Bantuan PPN Untia Mubazir - JPNN.com. (diakses pada hari sabtu, 28 maret 2015)

http://darius-arkwright.blogspot.com/2010/04/pendahuluan-reklamasi-adalah-suatu.html

http://comph3ng.blogspot.com/2011/09/dermaga-biringkanaya.html

http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1506161

http://bombenews.com/2015/02/23/kasus-ppn-untia-akan-jadwalkan-pemeriksaan-saksi/

http://makassar.tribunnews.com/2011/06/14/fadel-muhammad-duit-saya-terbatas

http://citizen6.liputan6.com/read/609609/kemiskinan-nelayan-di-gemerlapnya-kota-makassar

Saru, A. 2013. Mengungkap Potensi Emas Hijau di Wilayah Pesisir. Masagena

Press Makassar