tugas kewarganegaraan fix bgt

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Politik luar negeri Indonesia semenjak pasca proklamasi kemerdekaan memang sudah menganut politik luar negeri bebas aktif. Hal ini tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 alinea keempat yang intinya bebas aktif, anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk manifestasinya dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Dalam arti luas, politik luar negeri adalah pola perilaku yang digunakan oleh suatu Negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri berhubungan dengan proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pilihan jalan tertentu. Tujuan tersebut memuat gambaran mengenai keadaan negara dimasa mendatang serta kondisi masa depan yang diinginkan. Pelaksanaan politik luar negeri diawali oleh penetapan kebijaksanaan dan keputusan dengan mempertimbangkan hal-hal yang didasarkan pada faktor-faktor nasional sebagai faktor internal serta faktor-faktor internasional sebagai faktor eksternal.

Upload: fandi-a-panjloe

Post on 26-Jul-2015

40 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Politik luar negeri Indonesia semenjak pasca proklamasi kemerdekaan

memang sudah menganut politik luar negeri bebas aktif. Hal ini tertuang

dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 alinea

keempat yang intinya bebas aktif, anti imperialisme dan kolonialisme dalam

segala bentuk manifestasinya dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang digunakan oleh

suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Dalam arti luas,

politik luar negeri adalah pola perilaku yang digunakan oleh suatu Negara

dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri

berhubungan dengan proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pilihan

jalan tertentu. Tujuan tersebut memuat gambaran mengenai keadaan negara

dimasa mendatang serta kondisi masa depan yang diinginkan. Pelaksanaan

politik luar negeri diawali oleh penetapan kebijaksanaan dan keputusan

dengan mempertimbangkan hal-hal yang didasarkan pada faktor-faktor

nasional sebagai faktor internal serta faktor-faktor internasional sebagai

faktor eksternal.

Prinsip politik luar negeri yang bebas aktif tersebut merupakan suatu

acuan atau penunjuk arah untuk membentuk atau mengembangkan

pengertian, sikap, dan tingkah laku seluruh warga negara Indonesia tentang

politik luar negeri negaranya. Bebas yang artinya tidak terikat oleh suatu

ideologi atau oleh suatu politik negara asing atau oleh blok negara-negara

tertentu, atau negara-negara adikuasa. Aktif artinya dengan sumbangan

realistis giat mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerjasama

internasional dengan menghormati kedaulatan negara lain. Prinsip-prinsip ini

selalu dilontarkan dan digunakan secara konsisten oleh perangkat negara.

Tidak hanya diterapkan secara internasional, sebaliknya justru politik

bebas aktif juga memberikan keuntungan bagi kepentingan nasional.

Berdasarkan prinsip bebas aktif ini Indonesia selalu mengingatkan bahwa

Page 2: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

setiap negara memiliki hak untuk memilih bentuk pemerintahannya sendiri

dan mengikuti langkah-langkah pembangunannya sesuai dengan prioritas-

prioritas pembangunan, latar belakang budaya dan evolusi historisnya yang

spesifik.

B. Tujuan

Mengetahui penerapan politik bebas aktif Indonesia secara periodik

baik penerapan secara nasional maupun Internasional.

Page 3: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

BAB II

ISI

A. Pengertian Politik Bebas Aktif

1. Politik Luar Negeri Bebas Aktif Secara Internasional

Politik luar negeri Republik Indonesia merupakan suatu kebijakan

yang diambil oleh pemerintah dalam hubungannya dengan dunia

internasional. Kebijakan-kebijakan yang diamksud tentunya dalam upaya

untuk perwujudan mencapaian tujuan nasional. Melalui politik luar negeri,

pemerintah memproyeksikan kepentingan nasionalnya ke dalam

masyarakat antar bangsa. Adapun tujuan politik luar negeri Republik

Indonesia adalah untuk mewujudkan tujuan dan kepentingan nasional.

Tujuan tersebut memuat gambaran mengenai keadaan negara dimasa

mendatang serta kondisi masa depan yang diinginkan.

Proses pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia tersebut

diawali dengan penetapan kebijakan dan keputusan dengan

mempertimbangkan beberapa hal yang didasarkan pada faktor-faktor

nasional sebagai faktor internal, serta faktor-faktor internasional sebagai

faktor eksternal.

Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia

tergambarkan secara jelas di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945 alinea I dan alinea IV. Alinea I menyatakan bahwa "... kemerdekaan

ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia

harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri

keadilan ..." Selanjutnya pada alinea IV dinyatakan bahwa "... dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial ..."  Jelaslah bahwa politik luar negeri RI

mempunyai landasan atau dasar hukum yang sangat kuat, karena diatur di

dalam Pembukaan UUD 1945.

Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian bebas dan aktif :

a. B.A Urbani menguraikan pengertian bebas sebagai berikut : perkataan

bebas dalam politik bebas aktif tersebut mengalir dari kalimat yang

tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut : supaya

Page 4: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

berkehidupan kebangsaan yang bebas. Jadi menurut pengertian ini,

dapat diberi definisi sebagai “berkebebasan politik untuk menentukan

dan menyatakan pendapat sendiri, terhadap tiap-tiap persoalan

internasional sesuai dengan nilainya masing-masing tanpa apriori

memihak kepada suatu blok”.

b. Mochtar Kusumaatmaja merumuskan bebas aktif sebagai  berikut :

Bebas, dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada

kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian

bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila. Aktif, berarti bahwa

di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak

bersifat pasif-reaktif atas kejadian-kejadian internasionalnya, melainkan

bersifat aktif.

c. A.W Wijaya merumuskan: Bebas, berarti tidak terikat oleh suatu

ideologi atau oleh suatu politik negara asing atau oleh blok negara-

negara tertentu, atau negara-negara adikuasa (super power). Aktif

artinya dengan sumbangan realistis giat mengembangkan kebebasan

persahabatan dan kerjasama internasional dengan menghormati

kedaulatan negara lain.

2. Politik Bebas Aktif Secara Nasional

Politik bebas aktif adalah kehidupan kenegaraan berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat

mendorong partisipasi masyarakat dalam suatu system. Politik dalam

negeri Indonesia merupakan politik yang bebas dan aktif. Bebas berarti

berkebebasan politik untuk menentukan dan menyatakan pendapat sendiri,

terhadap tiap-tiap persoalan nasional sesuai dengan nilainya masing-

masing. Sedangkan, aktif berarti ikut memberikan sumbangan, baik dalam

bentuk pemikiran maupun keikutsertaan secara aktif dalam menyelesaikan

berbagai konflik, sengketa dan permasalahan dalam negeri.

Page 5: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

B. Politik Bebas Aktif Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa

1. Politik Bebas Aktif Orde Lama

Pertikaian yang terjadi antara blok barat dengan blok timur terjadi

semenjak PD II berakhir, yang juga pada saat itu beriringan dengan

merdekanya Negara Indonesia. Pada saat itu, terdapat permasalahan politik

global, yaitu perang dingin antara blok barat (dibawah pimpinan Amerika

Serikat) dengan blok timur (dibawah pimpinan Uni Soviet). Saat itu,

Indonesia berada dibawah kepimimpinan presiden Soekarno yang diwakili

oleh Hatta. Dalam keadaan dibawah pimpinan Soekarno, Indonesia

berhasil menarik perhatian dunia internasional karena keaktifan, peranan

dalam kancah internasional serta ide-ide brilian mengenai pertikaian antara

blok barat dan blok timur. Dasar politik luar negeri Indonesia digagas oleh

Soekarno dan Hatta, yang juga mengemukakan tentang gagasan pokok

non-Blok. Gerakan non-Blok merupakan suatu gagasan untuk tidak

memihak antara blok Barat (AmerikaSerikat) dan blok Timur (Uni Soviet).

Sebagai bangsa yang mandiri, Indonesia harus mampun untuk tidak

bergantung kepada negara lain, maka hal tersebut menjadi salah satu dasar

dalam konsep politik bebas aktif Indonesia. Dengan politik luar negeri

bebas aktif, Indonesia dapat menentukan sikapnya dalam menghadapi

kondisi politik global pada masa itu.Selain itu orientasi dari bebas tersebut

adalah anti kolonialisme, sehingga Indonesia tidak mendukung adanya

kolonialisme maupun imperialisme. Indonesia juga menghindari timbulnya

konflik terbuka. Dari hal-hal yang telah disebutkan tersebut Indonesia juga

harus mempertahankan politik luar negeri bebas aktif sehingga ideologi

bangsa tetap teguh dan tidak terpengaruh dan terintervensi oleh ideologi

negara-negara lain. Selain itu faktor penduduk, teknologi, ekonomi,

kestabilitasan negara, serta militer dapat berkembang beriringan dan

sejalan.

Dalam hal ini, Indonesia menegaskan bahwa politik luar negerinya

bebas dan aktif. Alasan ketidakberpihakan Indonesia dalam konflik kedua

blok ini karena Hatta tidak mempercayai bahwa aliansi Indonesia dengan

salah satu kekuatan negara adidaya tersebut yang bersaing ketat dalam

bipolarisme ekonomi dan ideologi dunia pasca perang dunia akan mampu

mewujudkan keinginan Indonesia. Hal ini akan dapat tercapai apabila

Page 6: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

Indonesia mengedepankan kebijakan yang didasarkan pada perdamaian

dan persahabatan dengan semua bangsa atas dasar saling menghargai dan

non-interference. Atas dasar prinsip-prinsip tersebut Indonesia dapat

melindungi diri dari ancaman eksternal, sehingga stabilitas politik dan

pembangunan untuk menyejahterakan rakyat dapat tercipta. Karena

pertimbangan inilah Indonesia tidak melakukan aliansi dengan salah satu

blok baik itu Amerika Serikat atau Uni Soviet.

Kebijakan luar negeri yang membiarkan aliansinya dengan salah

satu blok hanya akan menyebabkan upaya untuk mewujudkan konsolidasi

internal yang ingin mencapai tujuan nasional mengatasi kesulitan. Selain

itu, Indonesia juga mengimplementasikan politik bebas aktif ini dalam

negara lainnya dikawasan Asia Tenggara. Pengikatan diri secara ideal

kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif juga dapat dilihat

dari posisi Indonesia atas konflik dua China. Indonesia mengakui Beijing

dibanding Taipei yang didukung oleh Amerika Serikat. Melihat kenyataan

ini, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa agenda politik luar negeri

Indonesia pada saat itu lebih banyak ditentukan oleh kepentingan politik

domestik (dalam hal kerja sama), daripada mengikuti tekanan lingkungan

internasional yang pada saat itu didominasi oleh dua kekuatan besar yang

berseberangansecara ideologi yatiu Amerika Serikat dan UniSoviet.

Namun nyatanya pada masa orde lama Indonesia tidak menerapkan

sepenuhnya politik bebas aktif yang dicetuskannya. Secara jelas terlihat

Indonesia pada saat itu cenderung berporos ke Timur dan dekat dengan

negara-negara komunis seperti Cina dan Uni Soviet dibandingkan dengan

negara-negara Barat seperti Amerika Serikat. Hal ini menyulut kontroversi

dimata dunia internasional, karena Indonesia yang awalnya menyatakan

sikap sebagai negara non-Blok menjadi berpindah haluan. Hal ini

membuat tidak berjalan dengan efektifnya politik luar negeri bebas aktif

saat itu.

2. Politik Bebas Aktif Orde Baru

Orde baru merupakan masa pemurnian politik luar negeri bebas

aktif yang dilakukakn oleh soeharto. Soeharto tidak melakukan perubahan

total kebijakan politik yang digariskan oleh para pendahulunya. Meskipun

Page 7: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

demikian, soeharto secara tegas menyatakan akan melakukan pemurnian

pelaksanann politik yang bebas aktif. Soeharto menyadari bahwa untuk

mengangkat indonesia dari krisis ekonomi akan menjadi prioritas

utamanya. Namun, hal itu haruslah diikuti dengan membangun sistem

politik internal yang lebih stabil serta lingkungan eksternal yang damai.

Jika pada masa orde lama lebih menekan pada kestabilan dan

tujuan politik dalam urusan domestiknya, di orde baru ini soeharto

mencoba memperbaiki kestabilan ekonomi dengan memahami kedua

prinsip independen dan aktif. Indonesia berhak menentukan sendiri

kebijakannya dalam mencapai tujuan domestiknya, dalam hal ini soeharto

menekankan pada sistem perekonomian, karena menurut soeharto di era

orde lama pemerintah terlalu menekankan pada sistem politik dan

lingkungan eksternal yang pada prinsipnya bersifat terlalu aktif. Hal ini

menyebabkan sistem perekonomian menjadi tidak stabil karena lebih fokus

kepada masalah politik internasional ketimbang memperbaiki keadaan

perekonomian dalam negeri

Tingginya kepercayaan diri soeharto telah mempengaruhi

Indonesia untuk lebih memainkan peran aktif dalam masalah-masalah

internasional ini ditunjukan dalam peristiwa penting seperti peran aktif

Indonesia dalam peringatan 30 tahun Konferensi Asia Afrika (dalam

konteks politik), Indonesia menjadi ketua Gerakan Non Blok dan

penyelenggara pertemuan Asia Pasific Economic Coorporation (APEC) di

Bogor (dalam konteks ekonomi), sebagai penengah konfrontasi Singapura

dan Malaysia atas sengketa pulau, memprakarsai pertemuan-pertemuan

tingkat regional (ASEAN). Dari peristiwa-peristiwa tersebut jelaslah

bahwa soeharto pada era orde baru benar-benar berupaya untuk

memurnikan kembali politik bebas aktif tidak hanya dalam konteks

internasional saja, tetapi juga dalam konteks domestik, di mana lebih

menekankan pada kestabilan perekonomian demi kesejahteraan rakyat.

3. Politik Bebas Aktif Orde Reformasi

a. Masa Pemerintahan BJ. Habibie

Diawal masa pemerintahannya, Habibie menghadapi persoalan

legitimasi yang cukup serius. Akan tetapi, Habibie berusaha

Page 8: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

mendapatkan dukungan internasional melalui beragam cara.

Diantaranya, pemerintahan Habibie menghasilkan dua Undang-Undang

(UU) yang berkaitan dengan perlindungan atas hak asasi manusia.

Selain itu, pemerintahan Habibie pun berhasil mendorong ratifikasi

empat konvensi internasional dalam masalah hak-hak pekerja.

Pembentukan Komnas Perempuan juga dilakukan pada masa

pemerintahan Habibie yang pendek tersebut. Dengan catatan positif atas

beberapa kebijakan dalam bidang HAM yang menjadi perhatian

masyarakat internasional ini.

Habibie berhasil memperoleh legitimasi yang lebih besar dari

masyarakat internasional untuk mengkompensasi minimnya legitimasi

dari kalangan domestik. Habibie mendapatkan kembali kepercayaan

dari dua institusi penting yaitu IMF sendiri dan Bank Dunia. Kedua

lembaga tersebut memutuskan untuk mencairkan program bantuan

untuk mengatasi krisis ekonomi sebesar 43 milyar dolar dan bahkan

menawarkan tambahan bantuan sebesar 14 milyar dolar. Hal ini

memperlihatkan bahwa walaupun basis legitimasi dari kalangan

domestik tidak terlampau kuat, dukungan internasional yang diperoleh

melalui serangkaian kebijakan untuk memberi image positif kepada

dunia internasional memberi kontribusi positif bagi keberlangsungan

pemerintahan Habibie saat periode transisi menuju demokrasi dimulai.

Keinginan Habibi mengakselerasi pembangunan sesungguhnya

sudah dimulainya di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN)

dengan menjalankan program evolusi empat tahapan alih tehnologi

yang dipercepat “berawal dari akhir dan berakhir diawal. Pemerintahan

Habibie pula yang memberi pelajaran penting bahwa kebijakan luar

negeri, sebaliknya, juga dapat memberi dampak negatif bagi

kelangsungan pemerintahan transisi. Kebijakan Habibie dalam

persoalan Timor-Timur menunjukan hal ini dengan jelas. Habibie

mengeluarkan pernyataan pertama mengenai isu Timor Timur pada

bulan Juni 1998 dimana ia mengajukan tawaran untuk pemberlakuan

otonomi seluas-luasnya untuk provinsi Timor Timur.

Proposal ini, oleh masyarakat internasional, dilihat sebagai

pendekatan baru. Di akhir 1998, Habibie mengeluarkan kebijakan yang

Page 9: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

jauh lebih radikal dengan menyatakan bahwa Indonesia akan memberi

opsi referendum untuk mencapai solusi final atas masalah Timor Timur.

Beberapa pihak meyakini bahwa keputusan radikal itu merupakan

akibat dari surat yang dikirim Perdana Menteri Australia John Howard

pada bulan Desember 1998 kepada Habibie yang menyebabkan Habibie

meninggalkan opsi otonomi luas dan memberi jalan bagi referendum.

Akan tetapi, pihak Australia menegaskan bahwa surat tersebut hanya

berisi dorongan agar Indonesia mengakui hak menentukan nasib sendiri

(right of self-determination) bagi masyarakat Timor Timur.

Namun, Australia menyarankan bahwa hal tersebut dijalankan

sebagaimana yang dilakukan di Kaledonia Baru dimana referendum

baru dijalankan setelah dilaksanakannya otonomi luas selama beberapa

tahun lamanya. Karena itu, keputusan berpindah dari opsi otonomi luas

ke referendum merupakan keputusan pemerintahan Habibie sendiri.

Aksi kekerasan yang terjadi sebelum dan setelah referendum kemudian

memojokkan pemerintahan Habibie. Legitimasi domestiknya semakin

tergerus karena beberapa hal. Pertama, Habibie dianggap tidak

mempunyai hak konstitusional untuk memberi opsi referendum di

Timor Timur karena ia dianggap sebagai presiden transisional. Kedua,

kebijakan Habibie dalam isu Timor Timur merusakan hubungan saling

ketergantungan antara dirinya dan Jenderal Wiranto, panglima TNI

pada masa itu. Habibie kehilangan legitimasi baik dimata masyarakat

internasional maupun domestik.

Di mata internasional, ia dinilai gagal mengontrol TNI, yang

dalam pernyataan-pernyataannya mendukung langkah presiden Habibie

menawarkan refendum, namun di lapangan mendukung milisi pro

integrasi yang berujung pada tindakan kekerasan di Timor Timur

setelah referendum. Di mata publik domestik, Habibie juga harus

menghadapi menguatnya sentimen nasionalis, terutama ketika akhirnya

pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin Australia masuk ke Timor

Timur. Sebagai akibatnya, peluang Habibie untuk memenangi

pemilihan presiden pada bulan September 1999 hilang. Sebaliknya,

citra TNI sebagai penjaga kedaulatan territorial kembali menguat.

Page 10: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

Padahal sebelumnya peran politik TNI menjadi sasaran kritik kekuatan

pro demokrasi segera setelah jatuhnya Suharto pada bulan Mei 1998.

b. Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid

Hubungan sipil militer merupakan salah satu isu utama dalam

perjalanan transisi menuju demokrasi di Indonesia. Dinamika hubungan

sipil militer ini terutama terlihat dalam isu separatisme, baik di Aceh

maupun Papua. Isu Timor Timur seperti diuraikan diatas juga menjadi

contoh penting yang memperlihatkan keterkaitan antara faktor domestik

(hubungan sipil militer) dan faktor eksternal (diplomasi dan politik luar

negeri). Bila dalam periode Habibie terjadi hubungan saling

ketergantungan antara pemerintahan Habibie dengan TNI, pada masa

Abdurrahman Wahid terjadipower struggle yang intensif antara

presiden Wahid dengan TNI sebagai akibat dari usahanya untuk

menerapkan kontrol sipil atas militer yang subyektif sifatnya.

Pasca reformasi, ketika Abdurrahman Wahid memimpin

Indonesia, politik luar negeri Indonesia cenderung mirip dengan politik

luar negeri Indonesia yang dijalankan oleh Soekarno pada masa orde

lama, dimana lebih menekankan pada peningkatan citra Indonesia pada

dunia internasional. Pada masa pemerintahannya, politik internasional

RI menjadi tidak jelas arahnya. Hubungan RI dengan dunia Barat

mengalami kemunduran setelah lepasnya Timor Timur. Salah satu yang

paling menonjol adalah memburuknya hubungan antara RI dengan

Australia.

Wahid memiliki cita-cita mengembalikan citra Indonesia di

mata internasional, untuk itu dia melakukan banyak kunjungan ke luar

negeri selama satu tahun awal pemerintahannya sebagai bentuk

implementasi dari tujuan tersebut. Dalam setiap kunjungan luar negeri

yang ekstensif selama masa pemerintahannya yang singkat,

Abdurrahman Wahid secara konstan mengangkat isu-isu domestik

dalam pertemuannya dengan setiap kepala negara yang dikunjunginya.

Termasuk dalam hal ini, selain isu Timor Timur, adalah soal integritas

teritorial Indonesia seperti dalam kasus Aceh dan isu perbaikan

ekonomi.

Page 11: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

Namun, sebagian besar kunjungan – kunjungannya itu tidak

memiliki agenda yang jelas. Bahkan, dengan alasan yang absurd, Wahid

berencana membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sebuah

rencana yang mendapat reaksi keras di dalam negeri. Dan dengan tipe

politik luar negeri Indonesia yang seperti ini membuat politik luar

negeri Indonesia menjadi tidak fokus yang pada akhirnya hanya

membuat berbagai usaha yang telah dijalankan oleh Gus Dur menjadi

sia-sia karena kurang adanya implementasi yang konkrit.

c. Masa Pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Belajar dari pemerintah presiden yang sebelumnya, Megawati

lebih memperhatikan dan mempertimbangkan peran DPR dalam

penentuan kebijakan luar negeri dan diplomasi seperti diamanatkan

UUD 1945. Seperti diketahui, selama ini Komisi I DPR telah

menjalankan peran cukup signifikan dan tegas dalam mempengaruhi

dan mengontrol pelaksanaan aktivitas diplomasi Indonesia. Karena itu,

Megawati mengupayakan sebuah “mekanisme kerja” yang lebih solid

dengan Komisi I DPR sehingga diharapkan dapat memunculkan

concerted and united foreign policy sebagai hasil kerja bersama

lembaga eksekutif dan legislatif yang lebih konstruktif dan bertanggung

jawab atas dasar prinsip check and balance. Andaikata memungkinkan,

dapat diterapkan bipartisanship foreign policy yang berlandaskan

kolaborasi partai-partai yang ada.

Terlepas dari pentingnya politik luar negeri dan diplomasi

sebagai salah satu platform pemerintahan baru dalam membantu upaya

pemulihan ekonomi dan stabilitas keamanan di dalam negeri, Megawati

lebih memprioritaskan diri mengunjungi wilayah-wilayah konflik di

Tanah Air seperti Aceh, Maluku, Irian Jaya, Kalimantan Selatan atau

Timor Barat di mana nasib ratusan ribu atau mungkin jutaan pengungsi

dalam kondisi amat memprihatinkan. Dengan kata lain, anggaran

Presiden ke luar negeri lebih diperhemat dan dialokasikan untuk

membantu mengurangi penderitaan rakyat di daerah-daerah itu, tanpa

harus mengabaikan pelaksanaan politik luar negeri dan diplomasi

sebagai salah satu aspek penting penyelenggaraan pemerintah yang

Page 12: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

pelaksanaannya di bawah koordinasi Menteri Luar Negeri. Dan yang

lebih penting, untuk membuktikan kepada rakyat bahwa pemerintah

Megawati memiliki sense of urgency dan sense of crisisyang belum

berhasil dibangun pemerintahan sebelumnya.

Namun masa pemerintahan presiden Abdurachman Wahid

mewarisi pemerintahan yang lemah dan diperburuk oleh kondisi

keamanan yang tengah diambang separatism atau communal violence.

Dan pada akhirnya Megawati sebagai presiden selanjutnya juga tak

mampu membawa pemerintahan pada stabilitas yang lebih besar

kendati perpolitikan Megawati pada masa pemerintahannya jauh

memiliki temper serta filosofi politik yang jauh lebih berkualifikasi

dalam menjalankan konsiliasi nasional dan kohesi daripada alternatif.

Tapi sangat disayangkan ia tidak memiliki kemampuan untuk memaksa

dan mengkohenren admistrasinya. Hasilnya adalah perbaikan ekonomi

yang tak jauh lebih membaik dari sebelumnya

d. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono

Bagaimanapun selama masa pemerintahan yang terdahulu SBY

telah berhasil mengubah citra Indonesia dan menarik investasi asing

dengan menjalin berbagai kerjasama dengan banyak negara pada masa

pemerintahannya, antara lain dengan Jepang. Perubahan-perubahan

global pun dijadikannya sebagai opportunities. Jika PLNRI yang

diterjemahkan Bung Hatta adalah ‘bagaikan mendayung di antara 2

karang’, maka Pak Banto mengatakan bahwa PLNRI di masa SBY

adalah ‘mengarungi lautan bergelombang’, bahkan ‘menjembatani 2

karang’. Hal tersebut dapat dilihat dengan berbagai insiatif Indonesia

untuk menjembatani pihak-pihak yang sedang bermasalah.

Kemudian, terdapat aktivisme baru dalam PLNRI masa SBY.

Ini dilihat pada: komitmen Indonesia dalam reformasi DK PBB, atau

gagasan SBY untuk mengirim pasukan perdamaian di Irak yang terdiri

dari negara-negara Muslim (gagasan ini belum terlaksana hingga kini).

Selain itu, terdapat ciri-ciri khas PLNRI di masa SBY, yaitu :

1) terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis dengan negara-negara

lain (Jepang, China, India, dll).

Page 13: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

2) terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia pada perubahan-

perubahan domestik dan perubahan-perubahan di luar negeri.

3) ‘prakmatis kreatif’ dan ‘oportunis’, artinya Indonesia mencoba

menjalin hubungan dengan siapa saja yang bersedia membantu dan

menguntungkan pihak Indonesia.

4) TRUST, yaitu: membangun kepercayaan terhadap dunia

Internasional. Yakni: unity, harmony, security, leadership,

prosperity. 5 Hal dalam konsep TRUST ini kemudian menjadi

sasaran PLNRI di tahun 2008 dan selanjutnya.

Pak Banto terlihat menilai sangat positif kinerja dari PLNRI

SBY pada masa pemerintahannya yang terdahulu. Namun kemudian, ia

pun menyebutkan sisi kekurangan dari PLNRI SBY. Menurut beliau,

PLNRI SBY kurang bisa menyelesaikan masalah-masalah di dalam

negeri. Di sini kita dapat melihatnya dari bertambah banyaknya jumlah

orang miskin di Indonesia. Padahal, jika secara konseptual PLN disebut

sebagai perpanjangan tangan dari kebijakan domestik, seharusnya

PLNRI bisa menjadi media penyelesaian masalah di dalam negeri. Oleh

karena itu, banyak pihak yang menganggap PLNRI SBY dengan

sebutan: It’s about Image. Karena SBY berlaku hanya untuk

memulihkan citra baik Indonesia di luar negeri, dan kurang

memperhatikan ke dalam negeri.

C. Penerapan Politik Bebas Aktif Indonesia secara Nasional dan Internasional

Berikut implementasi politik bebas aaktif dalam nasional seperti :

1. Setiap warga negara bebas membentuk organisasi ataupun partai politik

dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945

2. Setiap warga negara berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti Pemilihan

Umum dan bebas untuk memilih tanpa adanya paksaan dari pihak manapun

3. Partai politik, baik yang kalah maupun yang menang dalam pemilihan

umum, bebas untuk menentukan nasib partai politiknya sendiri untuk

menjadi koalisi (pro pemerintah) atau oposisi (kontra pemerintah).

Politik bebas aktif secara internasional bangsa indonesia dapat terlihat

dari keikutsertaannya dalam organisasi besar dunia, seperti: ASEAN, PBB,

dan APEC.

Page 14: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

Tak hanya itu, bangsa Indonesia juga aktif terlibat dalam penyelesaian

konflik internasional, seperti pencetusan gerakan Non Blok setelah Perang

Dunia II, bekerja sama dengan negara-negara menjembatani konflik yang

terjadi antara Israel dan Palestina,

Page 15: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Politik luar negeri Republik Indonesia merupakan suatu kebijakan

yang diambil oleh pemerintah dalam hubungannya dengan dunia

internasional. Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri Republik

Indonesia tergambarkan secara jelas di dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945 alinea I dan alinea IV. Sedangkan, Politik dalam negeri adalah

kehidupan kenegaraan berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang mampu

menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam suatu

system. Politik dalam negeri Indonesia merupakan politik yang bebas dan

aktif. Politik yang bebas dan aktif memiliki pengertian berkebebasan politik

untuk menentukan dan menyatakan pendapat sendiri, terhadap tiap-tiap

persoalan internasional sesuai dengan nilainya masing-masing.

Dalam periodenya, Indonesia memiliki tiga periode dimana terjadi

enam kali pergantian kekuasaan. Pada masing-masing periode, politik bebas

aktif yang diterapkan di Indonesia pun memiliki pergantian dan perubahan.

B. Saran

Dalam realisasinya, tidak hanya pemerintah yang memiliki peran

dalam politik bebas aktif ini, namun juga kita sebagai bangsa Indonesia perlu

aktif dan berperan langsung dalam pelaksanaan politik yang bebas dan aktif

ini demi kebijakan yang lebih baik bagi Indonesia.

Page 16: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH

KEWARGANEGARAAN

POLITIK BEBAS AKTIF YANG DITERAPKAN BANGSA INDONESIA

SECARA NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Disusun Oleh :

Elsa Yulistine G1B007010Fandi Aji Satria G1B008060Afiet Permatasari G1B008088Ajeng Prastiwi G1B011019Indah Cahyani G1B011021Shella Kartika Andira G1B011036Rifa Moni Utami G1B0110Novy Nur Kusumawardhani G1B011041Michika Adhisa Putri G1B011048Anshah Shafa Nabilah G1B011055Yuditha Nindya Kartika R G1B0110Siti Nurul Afiyanti G1B011072

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU- ILMU KESEHATANJURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

PURWOKERTO

2012

Page 17: Tugas Kewarganegaraan Fix Bgt

DAFTAR PUSTAKA

Mustofa. 2009. Politik Luar Negeri Indonesia.

http://mustofasmp2.wordpress.com. Diakses tanggal 10 Juni 2012.

Leifer, Michael. 1989. Politik Luar Negeri Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia.

Wurlan, Dr. Asep dan Sri Rahayu. 2005. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan

Real intitute Bandung. Bandung.