makalah pendidikan kewarganegaraan fix

23
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia termasuk salah satu negara di Asia Tenggara yang berada di antara Benua Asia dan Benua Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan populasi terbesar ke empat di dunia. Sebagaimana negara-negara lainnya, Indonesia memiliki sistem untuk menjalankan kehidupan permerintahannya. Sistem tersebut adalah sistem pemerintahan. Ada beberapa macam sistem pemerintahan di dunia ini. Setiap sistem pemerintahan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, karakteristik, dan perbedaan masing-masing. Di Indonesia, sistem pemerintahan sering mengalami pergantian. Selain itu juga terjadi perubahan pokok-pokok sistem pemerintahan sejak dilakukan amandemen UUD 1945. Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat sehingga bersifat statis atau sulit untuk dirubah. Jika suatu pemerintahan mempunyai sistem yang statis dan absolut maka hal itu akan berlangsung selamanya.

Upload: tatap-pamuji

Post on 08-Dec-2015

248 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

punya tatap

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia termasuk salah satu negara di Asia Tenggara yang berada di antara

Benua Asia dan Benua Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan populasi terbesar ke empat di

dunia. Sebagaimana negara-negara lainnya, Indonesia memiliki sistem untuk

menjalankan kehidupan permerintahannya. Sistem tersebut adalah sistem

pemerintahan. Ada beberapa macam sistem pemerintahan di dunia ini. Setiap sistem

pemerintahan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, karakteristik, dan

perbedaan masing-masing. Di Indonesia, sistem pemerintahan sering mengalami

pergantian. Selain itu juga terjadi perubahan pokok-pokok sistem pemerintahan sejak

dilakukan amandemen UUD 1945.

Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu

kestabilan negara. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme

karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan

rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat sehingga bersifat statis

atau sulit untuk dirubah. Jika suatu pemerintahan mempunyai sistem yang statis dan

absolut maka hal itu akan berlangsung selamanya.

Dalam pandangan secara umum, sistem pemerintahan menjaga kestabilan

masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga

fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi dan keamanan

sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan bersifat demokrasi dimana

seharusnya masyarakat bisa turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan

tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem

pemerintahan itu secara menyeluruh.

Dalam pandangan secara lebih sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai

sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan

negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun

radikal dari rakyatnya itu sendiri. Dengan demikian kita perlu memperhatikan semua

aspek yang berhubungan dengan sistem pemerintahan agar sistem pemerintahan di

Page 2: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

Indonesia dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan konstitusi negara Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memberi judul makalah ini “Sistem

Pemerintahan Indonesia”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian sistem pemerintahan?

2. Apa macam-macam sistem pemerintahan?

3. Bagaimana sistem pemerintahan di Indonesia?

C. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengertian sistem pemerintahan,

2. macam-macam sistem pemerintahan,

3. sistem pemerintahan di Indonesia.

2

Page 3: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SISTEM PEMERINTAHAN

1. Tiga pengertian sistem pemerintahan

a. Sistem pemerintahan dalam arti sempit, yakni sebuah kajian yang melihat

hubungan antara legislatif dan eksekutif dalam sebuah negara. Berdasar

kajian ini dibedakan dua model pemerintahan, yakni, sistem parlementer dan

sistem presidensial.

b. Sistem pemerintahan dalam arti luas, yakni suatu kajian pemerintahan negara

yang bertolak dari hubungan antara semua organ negara, termasuk hubungan

antara pemerintah pusat dengan bagian-bagian yang adadi dalam negara.

Bertitik tolak dari pandangan ini sistem pemerintahan negara dibedakan

menjadi negara kesatuan, negara serikat (federal), dan negara konfederansi.

c. Sistem pemerintahan dalam arti sangat luas, yakni kajian yang

menitikberatkan hubungan antara negara dan rakyat. Berdasar kajian ini dapat

dibedakan sistem pemerintahan monarki, pemerintahan aristokrasi, dan

pemerintahan demokrasi.

2. Sistem pemerintahan menurut para ahli

a. Aristoteles

Aristoteles membagi bentuk pemerintahan menurut jumlah orang

yang memerintah dan sifat pemerintahannya menjadi enam, yakni monarki,

tirani, aristokrasi, oligarki, republik (politea) dan demokrasi.

b. Polybius

Polybius membagi bentuk pemerintahan menurut jumlah orang yang

memerintah serta sifat pemerintahannya. Berdasar sudut pandang ini dapat

dibedakan enam jenis pemerintahan, yakni, monarki, tirani, aristokrasi,

oligarki, demokrasi, dan anarki (oklokrasi).

c. Kranenburg

Kranenburg menyatakan adanya ketidakpastian penggunaan istilah

monarki dan republik untuk menyebut bentuk negara atau bentuk

pemerintahan.

3

Page 4: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

d. Leon Duguit

Leon Duguit membagi bentuk pemerintahan berdasarkan cara

penunjukan kepala negaranya, yakni sistem republik yang kepala negaranya

diangkat lewat pemilihan dan sistem monarki yang kepala negaranya diangkat

secara turun temurun.

e. Jellinec

Jellinec membagi bentuk pemerintahan menjadi dua, yakni republik

dan monarki. Pendapat ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Leon

Duguit.

B. MACAM-MACAM SISTEM PEMERINTAHAN

Ada beberapa sistem pemerintahan yang dianut negara-negara di dunia, misalnya

saja sistem yang sering dianutoleh negara demokrasi adalah sistem presidensial dan

sistem parlementer. Di dalam studi ilmu negara dan ilmu politik sendiri dikenal

adanya tiga sistem pemerintahan yaitu: Presidensial, Parlementer, dan Referendum.

1. Sistem Presidensial

Dalam sistem Presidensial secara umum dapat disimpulkan mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut:

a. Kepala Negara sekaligus menjadi Kepala Pemerintahan (eksekutif),

b. pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (DPR). Pemerintah dan

parlemen mempunyai kedudukanyang sejajar,

c. eksekutif dan legislatif sama-sama kuat,

d. menteri-menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden,

e. masa jabatan presiden dan wakil presiden tertentu, misalnya 5 tahun.

2. Sistem Parlementer

Prinsip-prinsip atau ciri-cirinya sistem pemerintahan parlementen

adalah sebagai berikut.

a. Kepala negara tidak berkedudukan sebagai kepala pemerintahan karena ia

lebih bersifat simbol nasional,

4

Page 5: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

b. pemerintahan dilakukan oleh sebuah Kabinet yang dipimpin oleh seorang

perdana menteri,

c. kedudukan eksekutif lebih lemah dari pada parlemen,

d. kabinet bertanggung jawab kepada parlemen, dan dapat dijatuhkan parlemen

melalui mosi, ntuk mengatasi kelemahan sistem parlemen yang terkesan

mudah jatuh bangun, maka kabinet dapat meminta kepada kepala negara

untuk membubarkan parlemen (DPR) dengan alasan yang sangat kuat

sehingga parlemen dinilai tidak representatif.

3. Sistem Referendum

Dalam sistem referendum badan eksekutif merupakan bagian dari legislatif.

Badan eksekutif yang merupakan bagian badan legislatif adalah badan pekerja

legislatif. Artinya dalam system ini badan legislatif membentuk sub badan di

dalamnya sebagai pelaksana tugas pemerintah. Kontrol terhadap badan legislatif

di dalam sistem ini dilakukan langsung oleh rakyat melalui lembaga referendum.

Pembuat undang-undang dalam sistem ini diputuskan langsung oleh seluruh

rakyat melalui dua macam mekanisme, yaitu:

a. Referendum obligatoir, yaitu referendum untuk menentukan disetujui atau

tidaknya oleh rakyat tentang berlakunya suatu peraturan atau undang-undang

yang baru. Referendum ini disebut referendum wajib,

b. referendum fakultatif, yaitu referendum untuk menentukan apakah suatu

peraturan atau undang-undang yang sudah ada tetap untuk terus diberlakukan

ataukah harus dicabut, referundum ini merupakan referendum tidak wajib.

Dalam prakteknya sistem yang sering dipakai oleh negara-negara adalah sistem

presidential atau sistem parlementer. Seperti halnya Indonesia yang pernah

menerapkan kedua sistem itu. Sebelum perubahan UUD 1945 Indonesia menganut

sistem presidensial, namun penerapannya tidak murni atau bisa dikatakan ‘quasi

presidensial’. Mengingat presiden adalah sebagai mandataris MPR yang

konsekuensinya harus bertanggung jawab kepada MPR (parlemen), namun setalah

perubahan UUD 1945 Indonesia menganut sistem pemerintah presidensial secara

murni karena presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR (parlemen).

5

Page 6: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

C. SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi, "bahwa

kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar

Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia

yang berkedaulatan rakyat”. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, yang berbunyi,

"Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.”

Dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan

bentuk pemerintahannya adalah Republik. Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk

pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai

kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4

Ayat 1 yang berbunyi, "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan

pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar." Dengan demikian, sistem

pemerintahan di Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial. 

Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem

pemerintahan presidensial. Namun dalam praktiknya banyak bagian-bagian dari sistem

pemerintahan parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia.

Sehingga secara singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan di

Indonesia adalah sistem pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan

antara sistem pemerintahan presidensial dengan sistem pemerintahan parlementer.

Apalagi bila dirunut dari sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa kali perubahan

periodisasi Sistem Pemerintahan, diantaranya adalah sebagai berikut ini.

1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949

a. Bentuk Negara : Kesatuan

b. Bentuk Pemerintahan : Republik

c. Sistem Pemerintahan : Presidensial

d. Konstitusi : UUD 1945

e. Lama periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949

f. Presiden dan Wapres : Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta (18 Agustus

1945 - 19 Desember 1948) dan Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI)

(19 Desember 1948 - 13 Juli 1949)

6

Page 7: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

Pernyataan van Mook untuk tidak berunding dengan Soekarno adalah salah

satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensil menjadi

parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu

sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai

kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis

dianggap sebagai figur yang tepat untuk dijadikan ujung tombak diplomatik,

bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda. Setelah munculnya

Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 November 1945, terjadi pembagian

kekuasaan dalam dua badan, yaitu kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komite

Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-kekuasaan lainnya masih tetap

dipegang oleh presiden sampai tanggal 14 November 1945. Dengan keluarnya

Maklumat Pemerintah 14 November 1945, kekuasaan eksekutif yang semula

dijalankan oleh presiden beralih ke tangan menteri sebagai konsekuensi dari

dibentuknya sistem pemerintahan parlementer.

2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950

a. Bentuk Negara : Serikat (Federasi)

b. Bentuk Pemerintahan : Republik

c. Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer)

d. Konstitusi : Konstitusi RIS

e. Lama periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950

f. Presiden dan Wapres :

Ir. Soekarno = presiden RIS (27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950)

Assaat = pemangku sementara jabatan presiden RI (27 Desember 1949 - 15

Agustus 1950)

Pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 september 1949 dikota Den Hagg

(Netherland) diadakan konferensi Meja Bundar (KMB). Delegasi RI dipimpin oleh

Drs. Moh. Hatta, Delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federale Overleg) dipimpin oleh

Sultan Hamid Alkadrie dan delegasi Belanda dipimpin olah Van Harseveen. Adapun

tujuan diadakannya KMB tersebut itu ialah untuk meyelesaikan persengketaan

Indonesia dan Belanda selekas-lekasnya dengan cara yang adil dan pengakuan

kedaulatan yang nyata, penuh dan tanpa syarat kepada Republik Indonesia Serikat

(RIS). Salah satu keputusan pokok KMB ialah bahwa kerajaan Balanda mengakui

7

Page 8: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dam tidak dapat dicabut kembali

kepada RIS selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949. Demikianlah pada

tanggal 27 Desember 1949 Ratu Juliana menandatangani Piagam Pengakuan

Kedaulatan RIS di Amesterdam. Bila kita tinjau isinya konstitusi itu jauh menyimpang

dari cita-cita Indonesia yang berideologi pancasila dan ber UUD 1945 karena :

a. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalisme) yang terbagi

dalam 16 negara bagian, yaitu 7 negara bagian dan 9 buah satuan kenegaraan

(pasal 1 dan 2 Konstitusi RIS).

b. Konstitusi RIS menentukan suatu bentuk negara yang leberalistis atau

pemerintahan berdasarkan demokrasi parlementer, dimana menteri-menterinya

bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah kepada parlemen

(pasal 118, ayat 2 Konstitusi RIS).

c. Mukadimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa atau

semangat pembukaan UUD proklamasi sebagai penjelasan resmi proklamasi

kemerdekaan negara Indonesia (Pembukaan UUD 1945 merupakan

Decleration of independence bangsa Indonesia, kata tap MPR no.

XX/MPRS/1996). Termasuk pula dalam pemyimpangan mukadimah ini adalah

perubahan kata- kata dari kelima sila pancasila. Inilah yang kemudian yang

membuka jalan bagi penafsiran pancasila secara bebas dan sesuka hati hingga

menjadi sumber segala penyelewengan didalam sejarah ketatanegaraan

Indonesia.

3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959

a. Bentuk Negara : Kesatuan

b. Bentuk Pemerintahan : Republik

c. Sistem Pemerintahan : Parlementer

d. Konstitusi : UUDS 1950

e. Lama periode : 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959

f. Presiden dan Wapres : Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta

UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia

sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 .

UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950

8

Page 9: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi

Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama

Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta. Konstitusi

ini dinamakan "sementara", karena hanya bersifat sementara, menunggu

terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi

baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis,

namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut.

Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante

untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota

konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956. Namun pada kenyataannya

sampai tahun 1958 belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan.

Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada

UUD '45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu, Presiden Soekarno lantas

menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada 22 April 1959 yang

isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD '45. Pada 30 Mei 1959 Konstituante

melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan

199 suara tidak setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak tetapi

pemungutan suara ini harus diulang, karena jumlah suara tidak memenuhi

kuorum. Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959.

Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk

meredam kemacetan, Konstituante memutuskan reses yang ternyata merupkan

akhir dari upaya penyusunan UUD. Pada 5 Juli 1959 pukul 17:00, Presiden

Soekarno mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana

Merdeka.

4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Demokrasi Terpimpin)

a. Bentuk Negara : Kesatuan

b. Bentuk Pemerintahan : Republik

c. Sistem Pemerintahan : Presidensial

d. Konstitusi : UUD 1945

e. Lama periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966

f. Presiden dan Wapres : Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta

9

Page 10: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden.

Latar belakang dikeluarkannya dekrit ini adalah:

a. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan sering jatuh bangunnya

kabinet dan persaingan partai politik yang semakin menajam.

b. Kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-undang dasar

c. Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan bersenjata di daerah-

daerah.

Berikut Isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959:

a. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.

b. Pembubaran Badan Konstitusional

c. Membentuk DPR sementara dan DPA sementara

Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin

1. Bentuk pemerintahan Presidensial Ir. Soekamo sebagai Presiden dan Perdana

menteri dengan kabinetnya dinamakan Kabinet Kerja.

2. Pembentukkan MPR sementara dengan penetapan Presiden No. 2 tahun 1959.

Keanggotaan MPRS terdiri dari 583 anggota DPR ditambah dengan utusan-

utusan daerah dan 200 wakil-wakil golongan.

3. Pembentukkan DPR sementara berdasarkan penetapan Presiden No. 3 tahun

1959 yang diketuai oleh Prcsiden dengan 45 orang anggotanya.

4. Pembentukkan Front Nasional melalui penetapan Prcsiden No. 13 tahun 1959.

tertanggal 31 Desember 1959. Tujuan Front Nasional adalah: a. Menyelesaikan

Revolusi Nasional b. Melaksanakan pembangunan semesta nasional c.

Mengembalikan Irian Barat dalam wilayah RI. Front Nasional banyak

dimanfaatkan oleh PKI dan simpatisannya sebagai alat untuk mencapai tujuan

politiknya.

5. Pembentukkan DPRGR Presiden Soekarno pada 5 Maret 1959 melalui

penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 membubarkan DPR hasil Pemilu sebagai

gantinya melalui penetapan Presiden No. 4 tahun I960 Presiden membentuk

DPRGR yang keanggotaannya ditunjuk oleh Soekarno.

10

Page 11: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

6. Manipol USDEK Manifesto politik Republik Indonesia (Manipol) adalah isi

pidato Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1959. Atas usul DPA

Manipol dijadikan GBHN dengan Ketetapan MPRS No. 1 MPRS/I960,

Menurut Presiden Soekano intisari dari Manipol ada lima yaitu : UUD 1945,

Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan

Kepribadian Indonesia. Disingkat menjadi USADEK. Berkembang pula ajaran

Presiden Soekano yang dikenal dengan NASAKOM (Nasionalisme, Agama

dan Komunis).

7. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 200 dan 201 tahun 1960 Presiden

membubarkan Partai Masyumi dan PSI dengan alasan para pemimpin partai

tersebut mendukung pemberontakan PRRI/Permesta.

Keadaan Ekonomi Mengalami Krisis, terjadi kegagalan produksi hampir di semua

sektor. Pada tahun 1965 inflasi mencapai 65 %, kenaikan harga-harga antara 200-

300 %. Hal ini disebabkan oleh:

1. penanganan dan penyelesaian masalah ekonomi yang tidak rasional, lebih

bersifat politis dan tidak terkontro.

2. adanya proyek merealisasikan dan kontroversi.

Pada masa demokrasi terpimpin ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945,

diantaranya:

1. Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil

Ketua DPA menjadi Menteri Negara

2. MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup

3. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September

Partai Komunis Indonesia

5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)

a. Bentuk Negara : Kesatuan

b. Bentuk Pemerintahan : Republik

c. Sistem Pemerintahan : Presidensial

d. Konstitusi : UUD 1945

11

Page 12: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

e. Lama periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998

f. Presiden dan Wapres : 

1) Soeharto (22 Februari 1966 – 27 Maret 1968)

2) Soeharto (27 Maret 1968 – 24 Maret 1973)

3) Soeharto dan Adam Malik (24 Maret 1973 – 23 Maret 1978)

4) Soeharto dan Hamengkubuwono IX (23 Maret 1978 –11 Maret 1983)

5) Soeharto dan Try Sutrisno (11 Maret 1983 – 11 Maret 1988)

6) Soeharto dan Umar Wirahadikusumah (11 Maret 1988 – 11 Maret 1993)

7) Soeharto dan Soedharmono (11 Maret 1993 – 10 Maret 1998)

8) Soeharto dan BJ Habiebie (10 Maret 1998– 21 Mei 1998)

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan

menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun

pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,

terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban

rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada

fihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita. Pada masa Orde

Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui

sejumlah peraturan:

1. Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR

berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan

melakukan perubahan terhadapnya

2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara

lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945,

terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang

merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

6. Sistem Pemerintahan Periode 1998 – sekarang

a. Bentuk Negara : Kesatuan

b. Bentuk Pemerintahan : Republik

c. Sistem Pemerintahan : Presidensial

d. Konstitusi : UUD 1945

12

Page 13: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

e. Lama periode : 21 Mei 1998 – sekarang

f. Presiden dan Wapres :

1) B. J Habiebie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)

2) Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri (20 Oktober 1999 –

23 Juli 2001)

3) Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz (23 Juli 2001 – 20 Oktober

2004)

4) Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla (20 Oktober

2004 – 20 Oktober 2009)

5) Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono (20 Oktober 2009 – 2014)

6) Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla (20 Oktober 2014 – 20

Oktober 2019)

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan

(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945

antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan

pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada

Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan

multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentangsemangat penyelenggara

negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Tujuan perubahan UUD

1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanannegara,

kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi

dannegara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi

dan kebutuhanbangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya

tidak mengubah PembukaanUUD 1945, tetap mempertahankan susunan

kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem

pemerintahan presidensial.

13

Page 14: Makalah Pendidikan Kewarganegaraan Fix

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Sistem pemerintahan yakni kajian yang menitikberatkan hubungan antara negara

dan rakyat, semua organ negara, dan hubungan antara legislatif dan eksekutif dalam

suatu negara.

2. Macam-macam sistem pemerintahan adalah.

1) Sistem pemerintahan presidensial.

2) Sistem pemerintahan parlementer.

3) Sistem pemerintahan referendum.

3. Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya

adalah Republik. Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik,

Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan

sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang

berbunyi, "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan

menurut Undang-Undang Dasar". Dengan demikian, sistem pemerintahan di

Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial. 

B. SARAN

Kita perlu memperhatikan semua aspek yang berhubungan dengan sistem

pemerintahan agar sistem pemerintahan di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan

sesuai dengan konstitusi negara Indonesia. Unsur-unsur yang kadang menjadi akar

permasalahan harus bisa diselesaikan dan diperbaiki.

14