tugas kelompok sosbud
TRANSCRIPT
Makalah
SOSIAL BUDAYA
“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRILAKU”
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Bena Rio Rahmat Irena wahyuni
Sandro Nova novianti
Marsepfly Siti Hardiana
Atika Uci Silvia
PEMINATAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PRILAKU PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes) HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN 2O12
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ factor yang mempengaruhi
perilaku”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sosial Budaya Dan
Perilaku Kesehatan.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
wassalam
Penulis
KELOMPOK 2
A. Konsep Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktifiktas
organisasi yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas
dari manusia itu sendiri, oleh sebab itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup :
berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Untuk kerangka analisis
dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat
diamati secara langsung atau secara tidak langsung.
Skinner dalam Notoatmodjo (2003) seorang ahli perilaku mengatakan bahwa perilaku
adalah merupakan hasil hubungan antara ransangan (stimulus) dan tanggapan serta respons.
Respons tersebut dibedakan menjadi dua yaitu : a). Respondent respons atau reflexive
respons, adalah respons yang ditimbulkan oleh ransangan-ransangan tertentu. Peransangan-
peransangan yang semacam itu disebut eliciting stimuli, karena menimbulakan repons-
respons yang relatif tetap, misalnya : makanan lezat menimbulkan air liur, cahaya yang kuat
akan menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya; b). Operan respons atau instrumental
respon adalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti peransang tertentu. Peransang
semacam ini disebut reinforcing stimulu atau reinforcer, karena peransangan-peransangan
tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme.oleh sebab itu, peransang
yang demikian itu mengikuti atau memperkuat suatu perilaku tertentu yang telah ditentukan.
Apabila seorang anak belajar atau telah melakukan suatu perbuatan, kemudian memperoleh
hadiah, ia akan menjadi giat belajar atau akan lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut.
B. Prosedur Pembentukan Perilaku
Seperti yang telah disebutkan diatas sebagian besar perilaku manusia adalah operant
respons. Untuk itu membentuk jenis respons atau perilaku ini perlu diciptakan adanya suatu
kondisi tertentu, yang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku operant
conditioning dalam ini menurut Skinner dalam Notoatmodjo (2003) adalah sebagai berikut;
1). Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer brupa
hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk; 2). Melakukan analisis untuk
mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki.
Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepatdan menuju kepada
terbentuknya perilaku yang dimaksud; 3). Dengan menggunakan secara urut komponen-
komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi renforcer atau hadiah untuk
masing-masing komponen tersebut. 4). Melakukan pembentukan perilaku, dengan
menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah
dilakukan, maka hadiahnya diberikan , hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku
atau tindakan tersebut cenderung akan sering dilakukan
C. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku manusia
1. Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor
yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan,
jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan
dijelaskan secara lebih rinci seperti di bawah ini:
a. Jenis Ras/ Keturunan
Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku
khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku ras
Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam kegiatan
olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong, agak
tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula beberapa ras
lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan
pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa
dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas.
Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-laki
cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
c. Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya.
Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis.
Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak
teman.
d. Kepribadian
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya
yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik
yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan
kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari
pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku
sehari-harinya.
e. Intelegensia
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak
secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku
individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh
intelegensia adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara
cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.
f. Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu
latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus,
misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.
2. Faktor Eksternal
a. Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar
mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat
besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi
akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah.
b. Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang
diajarkan oleh agama yang diyakininya.
c. Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah
laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup
pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku
orang Papua.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku
individu karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu
untuk mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga
menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
e. Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi perilaku seseorang.
D. Domain Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organime,namun dalam memberikan respon sangat tergantung
karakteristik atau factor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa
meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda.
Factor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan
prilaku. Determinan prilaku dibedakan menjadi dua:
1. Determinan atau factor Internal
Yaitu karakteristik orang yang bersangkutan,yang bersifat given atau bawaan,
misalnya tingkat kecerdasan,tingkat emosional,jenis kelamin,
2. Determinan atau factor eksternal
Yaitu lingkungan, baik itu lingkungan fisik,social,buday,ekonomi, politik. Factor
lingkungan ini sering merupakan factor yang dominan yang mewarnai yang mewarnai
prilaku seseorang.
Benjamin Bloom seorang psikolog pendidikan, membedakan adanya tiga bidang perilaku,
yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian dalam perkembangannya, domain perilaku
yang diklasifikasikan oleh Bloom dibagi menjadi tiga tingkat:
1) Pengetahuan (Knowledge).
Pengetahuan merupakan hasil ” tahu ” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
manusia, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behavior). Oleh karna itu dari pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo (2003) mengungkapkan
pendapat rogers, bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurut, yakni : a). Awareness (kesadaran), dimana orang
tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus ( objek );
b). Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek
sudah mulai terbentuk; c). Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik atau
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik; d). Trial dimana subjek dimulai mencoba sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus; e). Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian
dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan, bahwa perubahan perilaku tidak
selalu melewati tahap-tahap tersebut diatas.
2) Sikap (Attitude).
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Dari berbagai batasan tentang sikap dapat disimpulkan, bahwa
manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata mennjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Newcomb salah seorang ahli
psikologi sosial menyatakan, bahwa sikap ini merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tertapi merupakan predisposisi tindakan
atau perilaku.
3) Praktek atau tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk
terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
E. Determinan Perilaku
Determinan perilaku berangkat dari faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Dari teori
Lawrence Green menganilisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan.
Perilaku itu sendir ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yaitu :
1. Faktor-faktor predisposisi (predisfosing factors), yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap,keyakinan, nilai nilai dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujudnya dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong (Reinforcing factors), yang terwujud dalam sikapdan
perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang laiin yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo 2005).
F. Perilaku Sehat
Menurut Becker Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep
perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga
domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health
attitude) dan praktik kesehatan (health practice).
Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu
yang menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi
tiga dimensi :
a. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang
diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti
pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor
yang terkait. dan atau memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas
pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
b. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau
penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap
terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, sikap
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari
kecelakaan.
c. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua
kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti
tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap
faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, tindakan tentang
fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.