jepang dlm teori sosbud marx

Upload: dini-fajria-meita

Post on 17-Jul-2015

135 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

JEPANG DLM TEORI SOSIAL BUDAYA: MARXOleh: Bachtiar Alam, Ph.D.

1

DASAR PEMIKIRAN Marx adalah ahli ilmu sosial pertama yangmencoba membuat teori sosial yg mencoba menerangkan dinamika kehidupan sosial manusia dlm bentuk sebuah teori. Inti pemikiran Marx diungkapkan dlm beberapa tulisannya yg terbit pada paroh akhir abad ke-19, seperti Manifesto of the Communist Party, A Contribution to the Critique of Political Economy, dan karya terbesarnya: Das Kapital (Capital, Shihon-

ron)

2

ASUMSI UTAMA Asumsi utama Marx adalah bahwa manusia &alam berada dalam hubungan dialektis, berhadapan satu sama lain, di mana untuk mempertahankan hidupnya manusia mau tidak mau harus mengolah alam, yaitu produksi. Dlm proses produksi itu akan terbentuk hub2 produksi,yaitu struktur bawah. Struktur bawah selanjutnya akan menentukan hubungan2 sosial, dan keseluruhan isi dari struktur atas masyarakat tsb, yaitu keseluruhan nilai &gagasan yg terwujud sbg sistem hukum, politik, agama, budi-pekerti, dsb.3

Lebih rinci, Marx menjelaskan, bhw cara2

suatu masyarakat berproduksi utk mempertahankan dirinya dpt disebut sbg modus produksi (mode of production) yang terdiri dari hubungan2 produksi serta alat2 produksi yg dimiliki oleh masyarakat tsb pada zaman tertentu. Di atas modus produksi itu akan terbentuk hubungan2 sosial tertentu, yg dalam kenyataannya terwujud sebagai kelas2 sosial yaitu pengelompokan warga masyarakat berdasarkan aksesnya terhadap modus produksi.4

Kemudian oleh kelas2 sosial itu, terutama oleh

kelas sosial yg dominan, dibentuk seperangkat hukum, politik, agama, budi-pekerti, dsb., yg dpt memberi justifikasi bagi hubungan2sosial yang terwujud. Keseluruhan tatanan sosial seperti ini, yg mencakup modus produksi, hubungan2 sosial, serta struktur-atas pada suatu masyarakat di titik sejarah tertentu, oleh Marx disebut sbg formasi sosial (social formation). Ketika terjadi inovasi/perubahan besar pd modus produksi masyarakat ttt, maka akan terjadi perubahan besar pd hubungan2 sosial yg ada, yg pd gilirannya akan merubah total formasi sosial masyarakat tsb.5

Oleh sebab itu, menurut Marx, sepanjang

sejarah manusia telah terjadi beberapa kali transformasi sosial seperti ini, yaitu peralihan dari masyarakat purba, (ancient) feodal, (feudal) menjadi kapitalis (capitalist).

6

Kutipan dari karya Marx The general conclusion at which I arrived and which,once reached, became the guiding principle of my studies can be summarised as follows. In the social production of their existence, men inevitably enter into definite relations, which are independent of their will, namely relations of production appropriate to a given stage in the development of their material forces of production. The totality of these relations of production constitutes the economic structure of society, the real foundation, on which arises a legal and political superstructure and to which correspond definite forms of social consciousness.

7

The mode of production of material life

conditions the general process of social, political and intellectual life. It is not the consciousness of men that determines their existence, but their social existence that determines their consciousness. At a certain stage of development, the material productive forces of society come into conflict with the existing relations of production or this merely expresses the same thing in legal terms with the property relations within the framework of which they have operated hitherto. The changes in the economic foundation lead sooner or later to the transformation of the whole immense superstructure.8

In broad outline, the Asiatic, ancient, feudal and

modern bourgeois modes of production may be designated as epochs marking progress in the economic development of society. The bourgeois mode of production is the last antagonistic form of the social process of production antagonistic not in the sense of individual antagonism but of an antagonism that emanates from the individuals' social conditions of existence but the productive forces developing within bourgeois society create also the material conditions for a solution of this antagonism. The prehistory of human society accordingly closes with this social formation.

9

In studying such transformations it is always

necessary to distinguish between the material transformation of the economic conditions of production, which can be determined with the precision of natural science, and the legal, political, religious, artistic or philosophic in short, ideological forms in which men become conscious of this conflict and fight it out. Just as one does not judge an individual by what he thinks about himself, so one cannot judge such a period of transformation by its consciousness, but, on the contrary, this consciousness must be explained from the contradictions of material life, from the conflict existing between the social forces of production and the relations of production.10

Kapitalisme Dari kesemua formasi sosial yg telahterwujud sepanjang sejarah manusia, menurut Marx masyarakat kapitalis merupakan formasi sosial yg paling krusial karena meskipun transformasi sosial selanjutnya tergantung pd kontradiksi2 yg terkandung secara inheren dlm sisitem kapitalisme itu sendiri, kontradiksi2 itu tidak dapat dilihat dengan mudah karena kapitalisme sebagai sistem ekonomi selalu tampak sebagai suatu sistem ygpaling rasional.11

Karya Marx yang terbesar dan terpenting,menganalisa kontradiks2 sistem kapitalisme. Berbeda dengan sistem ekonomi lainnya, sistem kapitalisme ditandai oleh kehadiran pasar bebas tenaga kerja di mana tenaga kerja itu sendiri menjadi komoditi. Tetapi berbeda dengan komoditi lainnya tenaga kerja adalah komoditi yang paling unik karena nilai gunanya semata-mata untuk memproduksi komoditi lainnya.12

Das Kapital, secara khusus mencoba

Karena adanya keunikan seperti ini, tenaga

kerja adalah sumber dari nilai surplus yang dihasilkan dalam sistem pertukaran kapitalis, yaitu sistem yang berasal dari Uang, menjadi Komoditi, lalu kembali menjadi Uang lagi (MC-M, Money Commodity Money, di mana Mlebih besar daripada M). Dengan kata lain, tenaga kerja dpt menghasilkan nilai tukar yg lebih besar drpd yg dibutuhkan utk mempertahankan hidupnya, sehingga oleh Marx tenaga kerja dilihat sebagai sumber dari nilai surplus.

13

Kontradiksi Sistem Kapitalisme Menurut Marx, sistem kapitalisme yang mempunyai keunikan seperti ini mengandung kontradiksi yang pada gilirannya akan menghancurkan dirinya sendiri. Pertama, karena dalam sistem kapitalisme yg bertumpu pd pola pertukaran M-C-M, akan terjadi peningkatan produksi terus menerus, baik sbg akibat inovasi teknologi maupun sbg akibat kompetisi di antara sesama produsen, maka mau tidak mau akan terjadi kelebihan produksi yg mengakibatkan resesi & depresi ekonomi secara besar-besaran.14

Kedua, untuk meningkatkan produktivitas,

para kapitalis (produsen) terus menerus memperbarui teknik produksinya, sehingga rasio tenaga kerja (variable capital) terhadap mesin, barang modal dan bahan baku (constant capital) menjadi semakin kecil. Rasio ini secara teknis oleh Marx disebut sebagai komposisi organik dari kapital (organic composition of capital) dan diekpresikan dalam formula C/V.

15

Marx melihat sumber nilai surplus yang

dihasilkan dalam pertukaran kapitalis adalah tenaga kerja, sehingga dengan semakin kecilnya komposisi organik dari kapital, pada suatu saat nilai surplus akan mendekati nol secara tak terhingga, dan pada waktu itulah, menurut Marx, sistem kapitalis akan hancur dari dalam. Jelas tampak dari keseluruhan uraian ini, bahwa Marx telah mencoba mengungkapkan hukum2 yg menguasai dinamika sistem kapitalisme secara ilmiah, shngga Marx menjadi pionir dari ilmu sosial modern.16

Jepang dan Teori Marx Teori Marx mempunyai arti penting bagiJepang terutama karena berhasilnya industrialisasi Jepang pada zaman Meiji menuntut penjelasan khusus dari perspektif teori Marx. Teori Marx klasik, memakai konsep Asiatic Mode of Production untuk menjelaskan mengapa di Asia tidak muncul masyarakat kapitalis, sehingga perkembangan ekonomi Jepang memberi tantangan tersendiri.17

Hal ini menimbulkan perdebatan tersendiri

di kalangan ahli ekonomi Marxis di Jepang, yaitu (1)mazhab Koza-ha yg menilai di Jepang belum timbul sistem kapitalisme sejati, dan masih berupa masy feodal, dan (2)mazhab Rono-ha yg menganggap di Jepang sdh terwujud sistem kapitalisme. Perdebatan di antara kedua mazhab ini berkembang dng munculnya mazhab ketiga yg sangat berpengaruh, yaitu mazhab Uno (Uno Gakuha) yg mencoba melihat teori ekonomi Marx lebih sbg teori ilmiah.18

Karena adanya perkembangan2 spt ini,

teori ekonomi Marx sangat berkembang di Jepang. Fakultas2 Ekonomi di Jepang mencakup dua aliran, yaitu: (1)Ilmu Ekonomi Marxis (Marukei: Marx Keizaigaku), (2)Ilmu Ekonomi Keynesian (Kinkei: Kindai Keizaigaku) Penterjemahan karya2 Marx maju pesat di Jepang: Complete Works of Marx and Engels, dng indeks yg sangat rinci, terbit pertama-tama, bukan di Jerman atau Inggirs, tetapi di Jepang pd th 1933.19