paper sosbud
TRANSCRIPT
Kata Pengantar
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. karena telah
memberikan rahmatnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan paper mengenai
budaya makanan provinsi Sumatera Selatan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosio
Budaya Makanan.
Paper ini berisikan tentang profil, budaya, dan makanan khas provinsi
Sumatera Selatan. Oleh karena itu, kita dapat mempelajari dan memahami budaya
daerah tersebut, sehingga dapat menambah wawasan dan memperkenalkan budaya
daerah tersebut di luar daerah dan manca negara. Selain itu, Sumatera Selatan telah
mengalami akulturasi budaya dengan bangsa lain, seperti arab dan cina, sehingga
memperkaya budaya dan ragam makanannya.
Semoga paper ini dapat memperkaya wawasan kita mengenai budaya –
budaya di Indonesia. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, kami
mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan paper
ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Tim penulis
Maret, 2010
Page | 1
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I Profil Provinsi Sumatera Selatan 4
1. Geografis 4
2. Iklim 5
3. Sejarah provinsi Sumatera Selatan 5
4. Kehidupan Sosial 6
5. Suku 7
6. Pemerintahan 8
7. Sumber Daya Alam 9
8. Investasi Provinsi Sumatera Selatan 12
BAB II Makanan Khas 14
1. Makanan Pokok 14
2. Lauk Pauk 15
3. Sayuran 20
4. Hidangan Sepinggan 20
5. Aneka Kue 28
6. Minuman 31
7. Makanan Kesempatan Khusus 32
Page | 2
BAB III Faktor yang Mempengaruhi Sosio Budaya Makanan 34
1. Tata Cara Menghidang 34
2. Tata Cara Menyantap Hidangan 35
3. Ragam Penggunaan Bumbu 37
BAB IV Kumpulan Resep 39
Page | 3
BAB I
PROFIL PROVINSI SUMATRA SELATAN
1. Geografis
Propinsi Sumatera Selatan merupakan suatu kawasan seluas 99.888,28
kilometer persegi di pulau Sumatra, Indonesia bagian Barat yang terletak di sebelah
Selatan garis khatulistiwa pada 10 - 40 derajat lintang Selatan dan 102 - 108 derajat
Bujur Timur.
Bagian daratan propinsi ini berbatasan dengan propinsi Jambi di sebelah Utara.
propinsi Lampung di Selatan dan propinsi Bengkulu di bagian Barat. Sedang di
bagian Timur berbatasan dengan pulau Bangka dan Belitung Sumatera Selatan
dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena wilayah ini dalam abad 712
Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Indonesia yang
berpengaruh sampai ke Formosa dan Cina di Asia serta Madagaskar di Afrika.
Disamping itu, Sumatra Selatan sering pula disebut sebagai Daerah Batanghari
Sembilan. karena di kawasan ini terdapat 9 sungai besar yang dapat dilayari sampai
jauh ke hulu, yakni: sungai Musi, Ogan, Komering, Lematang, Kelingi, Rawas,
Batanghari Leko dan Lalan serta puluhan lagi cabang-cabangnya.
Page | 4
2. Iklim
Wilayah ini beriklim tropis dan basah. Sepanjang tahun propinsi ini hanya
dipengaruhi oleh dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Suhu udaranya
bervariasi antara 24,7 sampai 32,9 derajat Celsius dengan tingkat kelembaban udara
berkisar antara 82% sampai 88%. Musim Hujan Relatif jatuh pada bulan Oktober
sampai bulan April. Variasi curah hujan berkisar antara 2.100 mm sampai 3.264 mm.
Biasanya bulan Desember merupakan bulan curah hujan paling banyak. Sedangkan
musim kemarau biasanya dimulai bulan Juni sampai bulan September.
3. Sejarah Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan
sebutan Bumi Sriwijaya, ; pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini
merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim
terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke
Madagaskar di Benua Afrika. Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada
di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak
bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri china
Pada awal abad ke-15 berdirilah ; Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai
datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih berjaya,
kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.
Page | 5
4. Kehidupan Sosial
Jumlah agama yang menjadi bahasan ini hanya meliputi 5 agama yaitu : Islam,
Khatolik, Kristen, Budha dan Hindu. Di tahun 2003 persentase pengikut agama Islam
sebesar 95,16 persen, Budha 1,53 persen, Khatolik 1,29 persen, Kristen 1,16 persen
dan Hindu 0,86 persen.
Hubungan sosial terutama di dasarkan kepada semangat kebangsaan, walaupun
dalam kehidupan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, seperti dalam
bercakap-cakap atau cara bicara yang sopan.
Pada umumnya penduduk Sumatera Selatan sangat hormat kepada para tamu
dan pengunjung yang berasal dari daerah lain. Gaya hidup mereka sangat dipengaruhi
oleh era modernisasi. Sebagian besar penduduk sangat terbuka dalam perilaku mereka
terutama dengan aspek positif serta menyambut baik reformasi dan inovasi terutama
yang berkaitan dengan konsep pembangunan.
Seperti halnya dengan provinsi lain yang ada di Sumatera Selatan dibagi habis
menjadi kabupaten dan kota. Kabupaten / kota dibagi menjadi kecamatan - kecamatan
dan dibagi lagi menjadi desa - desa dan kelurahan - kelurahan.
Jumlah desa di Sumatera Selatan sebanyak 343, jumlah kecamatan sebanyak 149,
dengan jumlah penduduk sekitar 6,7 juta jiwa (3,29 %).
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat setiap aparat
pemerintahan menegakkan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih dan
bertanggungjawab. Ciri khas dari pemerintah seperti ini adalah efektif, efisien,
Page | 6
transparan, partisipatif, responsif dengan indikasi terjalin satu sama lain.
5. Suku
Penduduk Sumatera Selatan sebesar 6,7 juta jiwa dengan Penduduk asli
Sumatera Selatan terdiri dari kelompok - kelompok etnis dengan barbagai bahasa dan
logat bahasa lokal. Kelompok - kelompok etnis dan suku dimaksud adalah Palembang,
Ogan, Komering , Semendo, Pasemah, Gumai, Lintang, Musi Rawas, Meranjat, Kayu
Agung, Ranau, Kisam dan lain-lain. Semua kelompok etnis tersebut taerjalin satu
sama lain dalam hubungan social termasuk dan kelompok - kelompok pendatang dan
orang asing. Bahkan hubungan antara etnik dilakukan melalui perkawinan. Masing -
masing kelompok etnik atau suku memiliki tradisi dan kebudayaan masing-masing
kelaompok etnis Sumatra Selatan memiliki perbedaan dan kesamaan baik dalam seni
maupun kebudayaan. Mayoritas penduduk Sumatera Selatan beragama Islam yang
juga mempengaruhi adat istiadat dan kebiasaan serta kehidupan sehari - hari mereka.
Hari - hari Raya Islam dirayakan dengan khusuk, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul
Adha, Maulud Nabi, Isra' Mi'raj dan Nuzzulul qur'an. Masjid dan tempat temapt
ibadah lainnya terdapat dimana-mana
Page | 7
6. Pemerintahan
Secara administratif Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 10 (sepuluh)
Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, beserta perangkat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Pemerintah Kabupaten dan Kota membawahi Pemerintah
Kecamatan dan Desa / Kelurahan. Pemerintahan Kabupaten / Kota tersebut sebagai
berikut :
Kab. Ogan Komering Ulu ( Ibukota Baturaja)
Kab. OKU Timur ( Ibukota Martapura)
Kab. OKU Selatan( Ibukota Muara Dua)
Kab. Ogan Komering Ilir ( Ibukota Kayu Agung)
Kab. Muara Enim ( Ibukota Muara Enim)
Kab. Lahat ( Ibukota Lahat)
Kab. Musi Rawas ( Ibukota Lubuk Linggau)
Kab. Musi Banyuasin ( Ibukota Sekayu)
Kab. Banyuasin ( Ibukota Pangkalan Balai)
Kota Ogan Ilir ( Ibukota Indralaya)
Page | 8
Kota Palembang ( Ibukota Palembang)
Kota Pagar Alam ( Ibukota Pagar Alam)
Kota Lubuk Linggau ( Ibukota Lubuk Linggau)
Kota Prabumulih ( Ibukota Prabumulih)
7. Sumber Daya Alam
Lahan sawah irigasi teknis mencapai 6,757 ha dan
irigasi non teknis 809 ha. Lahan pertanian mencapai
5.524.725 ha atau setara dengan 70% total luas
wilayah Sumatera Selatan. Kendati demikian, lahan
padi di provinsi ini pada 2005 mencapai 626.849 ha
dengan jumlah produksi 2.320.110 ton. Dari jumlah produksi itu, sekitar 171.928 ton
berasal dari produksi lahan kering seluas 73.504 ha. Kabupaten dengan luas areal dan
produksi padi tertinggi adalah Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Timur.
Saat ini lahan sawah abadi seluas 752.150 ha, terdiri atas 399.521 ha atau
55% lahan sawah irigasi 113.655 ha atau 15% lahan sawah pasang surut, sawah lebak
dan sawah tadah hujan dan sisanya 238.974 ha atau 30% adalah lahan sawah yang
belum ditanami.
Perkebunan terhampar luas. pada 2005, kebun mencapai 26.884 ha dengan
produksi 75.556 ton dan kebun ketela pohon seluas 14.432 ha dengan produksi
179.952 ton. Luas tanaman ubi jalar 3.379 ton, kebun bawang daun 330 ha dengan
jumlah produksi 27.748 ton, kubis produksi 49.930 ton, sawi 770 ha jumlah produksi
Page | 9
68.799 ton.
Sumatera Selatan terkenal dengan produksi buah-buahan khususnya duku,
durian, nanas dan pisang. Luas perkebunan duku mencapai 3.851 ha dengan produksi
62.226 ton, perkebunan durian 40.486 ha total produksi 29.000 ton. Namun
demikian, pohon duku dan durian banyak yang sudah tua sehingga diremajakan.
Perkebunan nanas mencapai 4.670 ha dan total produksinya 513.858 ton. Selain itu,
perkebunan alpukat terhampar di atas lahan 275 ha dengan produksi 1.852 ton,
perkebunan belimbing 95 ha memproduksi 1.786 ton, perkebunan jambu biji 311 ha
memproduksi 13.085 ton, perkebunan jambu 834 ha memproduksi 15.442 ton,
perkebunan jeruk siam 7.003 ha memproduksi 2.660.363 ton, perkebunan manggis
763 ha memproduksi 2.286 on dan perkebunan nangka seluas 1.484 ha dengan
produksi 18.681 ton.
Provinsi ini juga memiliki sumber daya perkebunan seluas 1.878.983 ha
yang merupakan perkebunan milik rakyat dan perusahaan, terdiri dari perkebunan
karet, kelapa sawit, tebu, kopi, kelapa, lada dan lainnya dengan total produksi
4.040.150 ton. Ada empat komoditas yang dominan yaitu kelapa sawit, karet, kopi
dan kelapa. Keempat komoditas tersebut tersebar hampir tersebar di semua
kabupaten/kota. Kepemilikan perkebunan rakyat masih dominan dibandingkan milik
perusahaan dan lainnya. Areal produksi karet rakyat seluas 1,2 juta ha, diikuti lahan
produksi kelapa sawit 1,1 juta ha. Selama 20 tahun terakhir, laju pertumbuhan kedua
komoditas ini sangat fantastis sebagai hasil kerja keras semua komponen yang
berkecimpung dibidangnya.
Page | 10
Di sektor perikanan dan kelautan, penduduk yang menggeluti sektor ini
mencapai 115.388 rumah tangga perikanan. Persentase perikanan diperoleh dari hasil
budidaya ikan (56,18%), perairan umum (39,31%) dan perikanan laut (4,51%).
Pembangunan perikanan dititikberatkan pada pembangunan perikanan budidaya,
termasuk di dalamnya pascapanen, yang pada 2005 mencapai 88.954,5 ton.
Hasil produksi ternak mulai dari daging, susu dan telur terus meningkat
clari tahun ke tahun. Pada 2005, produksi daging sapi, kerbau, kambing, babi dan
unggas mencapai 44.676 ton, Sedangkan produksi susu segar mencapai 277.000 liter,
produksi telur sebesar 46.183 ton.
Provinsi ini memiliki potensi pertambangan yang cukup besar, antara lain
cadangan minyak bumi sebanyak 5,03 miliar barrel (10% cl) atau 5.032.992 matrick
stack tank barrel. Cadangan minyak bumi diproduksi dengan pertumbuhan 10% per
tahun dan dapat bertahan 60 tahun, Sedangkan cadangan batu bara diperkirakan
sebesar 16.953.615.000 ton atau 60% cadangan nasional. Luas areal usaha
pertambangan umum mencapai 1.030.128,75 ha, dengan pertambangan minyak dan
gas 2.243,120,15 ha.
7. Sosial Budaya Provinsi Sumatera Selatan
Page | 11
Sumatera Selatan di kenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena
wilayah ini di abad VII – XII Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan
terkuat di Indonesia yakni Kerajaan Sriwijaya. Pengaruhnya bahkan sampai ke
Formosoa dan Cina di Asia serta Madagaskar di Afrika.
Di provinsi yang amat sangat terkenal dengan kain songket dan kain
pelanginya ini terdapat 12 jenis bahasa daerah dan delapan suku, di antaranya
dominan adalah Suku Palembang, Suku Komering, Suku Ranau, dan Suku Semendo.
Untuk menjaga keragaman ini tetap berada dalam harmoni, pemerintah lokal membuat
peraturan daerah yang bertujuan untuk mengelola kebudayaan yang ada. Peraturan ini
mencakup pemeliharaan bahasa, sastra serta aksara daerah, pemeliharann kesenian,
pengelolaan kepurbakalaan kesejarahan serta nilai tradisional dan museum. Pariwisata
Sumatera Selatan bahkan dalam koridor peraturan daerah in, agar pariwisata di sana
tetap berbasis kebudayaan Sumatera Selatan di satu sisi dan bernilai ekonomi tinggi di
sisi yang lain.
Masyarakat Sumatera Selatan umumnya hidup rukun dan agamis. Selama
periode 2004 – 2006, misalnya, tidak terdapat catatan buruk tentang konflik antar
kelompok atau antarsuku tertentu. Kendati demikian, sebagai langkah preventif
pemerintah harus berupaya menggalang kerukunan diantara masyarakatnya dengan
menghadirkan tokoh agama terkenal, dan lain sebagainya. Di berbagai forum
semacam itulah pemerintah menekankan pentingnya harmoni dan stabilitas demi
kelanjutan pembangunan.
8. Investasi Provinsi Sumatera Selatan
Page | 12
Nilai export Sumatera Selatan tahun 2004 mencapai 282,400,859.00 ribu
US $ dari perternakan hewan, daging sapi, perikanan, produk peternakan hewan,
perkebunan, sayuran, buah-buahan dan kacang, kopi, teh, rempah-rempah, minyak
biji-bijian, karet, resin, alas berbahan tanaman, minyak lemak hewani dan nabati,
gula, permen, dan kakao.
Beberapa peluang bisnis antara lain industri kelapa sawit, industri bahan
kimia, iindustri bahan bangunan, industri keramik, alat tulis, hutan industri, industri
pengelasan dan jasa teknologi khusus. Untuk menunjang keperluan bisnis, tersedia
fasilitas dan infrastruktur telekomunikasi, tansportasi, air, listrik, perbankan,
keuangan, pelabuhan, bandara, dan perhotelan. Bandara di sana antara lain Sultan
Mahmud Baharudin II, Silampiri, TJ. Enim, Banding Agung, and Serdang
Gelumbang, pelabuhan di asana antara lain idi Sungai Lumpur, Sungsang, Upang,
Palembang, and Boom Baru.
BAB II
Page | 13
MAKANAN KHAS
1. Makanan Pokok
Makanan pokok kebanyakan masyarakat Sumatera Selatan adalah nasi. Jenis
beras yang digemari berbeda dengan jenis beras yang di gemari masyarakat Jawa.
Umumnya masyarakat Jawa menggemari beras yang berbulir pendek dengan alasan
lebih pulen, sedangkan masyarakat Sumatera, termasuk Sumaatera Selatan
menggemari beras yang berbulir panjang.
Tidak jauh berbeda dengan daerah lain, di Sumatera Selatan nasi tidak hanya
di makan begitu saja dengan lauk pauk, namun dapat diolah dengan bumbu dan
rempah sehingga memiliki cita rasa yang berbeda. Beberapa olahan makanan pokok
khas Sumatera Selatan antara lain adalah :
1. Nasi Samin
Nasi samin merupakan hidangan khas Sumatera Selatan yang mendapat
pengaruh dari arab. Nasi samin merupakan hidangan wajib pada pesta
perkawinan orang palembang asli untuk acara cacap – cacapan. Nasi samin
berbahan dasar beras putih dengan minyak samin dan bumbu bawang merah,
bawang putih, kemiri, dan rempah – rempah yang terdiri dari cengkeh,
kapulaga dan kayu manis yang diikatkan dan diletakan di atas nasi pada saat
Page | 14
memasak. Adapula yang memberi parutan nanas pada resepnya. Teknik
membuatnya seperti diliwet. Nasi samin memiliki rasa yang gurih dan aroma
rempah yang kuat.
2. Nasi Minyak
Sama halnya dengan nasi samin, nasi minyak juga merupakan
makanan pokok berbahan dasar beras dan minyak samin dengan bumbu –
bumbu yang sama pula. namun perbedaannya terletak pada warna dan rasa.
Nasi minyak berwarna merah karena menggunakan saus tomat. Nasi minyak
banyak disajikan untuk acara – acara adat, perhelatan besar vorang palembang
asli dan dapat juga untuk sarapan pagi.
2. Lauk Pauk
Lauk pauk adalah segala macam makanan yang disajikan sebagai peneman
utama hidangan nasi, umumnya banyak mengandung protein, baik hewani maupun
nabati. Di Sumatera Selatan bahan lauk pauk yang banyak digunakan adalah lauk
pauk hewani, antara lain daging, unggas, dan ikan. Namun yang banyak di konsumsi
adalah yang berasal dari ikan. Ini terbukti dari banyaknya hidangan lauk pauk yang
Page | 15
berasal dari ikan. Hidangan lauk pauk yang khas di Sumtera Selatan antara lain
adalah :
1. Gulai Malbi
Malbi merupakan penganan lauk pauk yang khas menyerupai semur.
Malbi dapat dibuat dari daging khas dalam, ayam kampung maupun hati sapi.
Bumbu – bumbu yang digunakan adalah bawang merah , bawang putih,
kemiri, lada, dan kecap manis, serta kelapa parut yang disangrai dan ditumbuk
hingga mengeluarkan minyak. Malbi banyak di sajikan untuk lauk pauk sehari
– hari ataupun perhelatan besar dan perkawinan. Gulai ini sangat cocok
dihidangkan dengan nasi putih panas atau nasi samin dengan taburn bawang
goreng.
2. Pindang Patin
Pindang patin adalah hidangan lauk pauk khas dari Sumatera Selatan.
Adanya hidangan ini karena di sepanjang sungai Musi banyak hidup ikan
patin. Ikan patin sangat nikmat dan memiliki jaringan otot dan serat yang
halus. Ikan patin sungai berbeda dengan ikan patin yang dipelihara
menggunakan tambak. Ikan patin sungai lebih besat dibandingkan ikan patin
Page | 16
tambak, hal ini dikarenakan ikan patin sungai banyak menyerap sari – sari
makanan alami dari sungai. Selain itu, tak beda dengan salmon, ikan patin
bertelur di hilir sungai, telurnya menetas di hilir sungai, lalu ikan patin remaja
melakukan perjalanan melawan arus menuju hulu. Sehingga setelah sampai di
hulu sungai ikan patin telah tumbuh dewasa dan memiliki jaringan otot dan
serat yang halus. Tekstur ikan patin menyerupai ikan lele. Rasanya enak untuk
hidangan pesmol, gulai maupun yang terkenal adalah pindang.
Pindang patin telah lama ada sebelum pempek ditemukan. Pindang
patin adalah hidangan yang menyerupai sup ikan dengan bumbu bawang
merah, cabe merah, kunyit, lengkuas, serai, asam, terasi dan potongan nanas.
Kuah pindang patin berwarna merah, cocok dihidangkan panas dengan nasi
putih. Pindang patin telah menjadi lauk keseharian masyarakat Sumatera
Selatan. Pindang patin juga disajikan pada acara – acara perhelatan besar.
3. Brengkes
Brengkes merupakan hidangan khas seperti pepes, namun teknik
membungkusnya berbeda dengan pepes. Brengkes berbahan dasar ikan.
Namun dapat pula diganti udang. Aslinya ikan yang digunakan untuk
membuat brengkes adalah ikan tembakang, namun karena ikan tersebut sudah
Page | 17
langka, maka diganti dengan ikan patin atau belida. Bumbu – bumbunya
terdiri dari cabai merah, bawang merah, ketumbar, kemiri, terasi, asam jawa,
dan terkadang ada pula yang menambahkan tempoyak. Teknik olahnya adalah
di kukus, namun ada pula yang membuatnya dengan cara direbus dengan
alasan agar ikannya berkuah. Selain bumbu – bumbu, dapat dula dimasukan
sayuran sepert tomat dan kacang panjang.
Namun kini, brengkes sudah jarang dibuat dan dijual di pasar – pasar,
karena teknik bungkusnya yang rumit dan kelangkaan ikan tembakangnya.
Brengkes sendiri diambil dari kata Beringkes yang artinya merapikan /
memasukkan kedalam satu wadah. Inilah yang menjadi cerminan yang bisa
dilihat dati tampilan Brengkes. Ketika dibuka, akan terlihat susunan yang
begitu rupa dalam bungkus daun pisang, tersusun dan tertata rapi.
4. Ikan Pakasam
Ikan pakasam atau kasam merupakan ikan yang difermentasi menggunakan
garam dan sedikit nasi putih. Prosesnya kurang lebih seminggu. Ikan yang
yang digunakan adalah ikan baung (sejenis ikan patin) dan dapat pula
menggunakan ikan lele. Biasanya ikan ini dimasak menjadi sambal, di
Page | 18
campurkan pada gulai, atau ditumis biasa dengan cabe, bawang merah, kunyit,
dan sereh.
5. Pindang Salai
Pindang salai terbuat dari ikan salai yang diberi bumbu menyerupai
pindang patin. Ikan salai biasanya dijual dalam keadaan sudah diasapkan. Ikan
yang digunakan selain ikan salai dapat pula ikan baung dan patin, ikan ini
telah melalui proses pengasapan yang lama sehingga beratnya menjadi ringan.
Ikan ini sangat mahal, tetapi sangat nikmat dijadikan lauk pauk.
6. Kluntup
Kluntup atau Klutup adalah hidangan lauk pauk yang terbuat dari ikan. Jenis
ikan yang digunakan adalah ikan tembakang, ikan gurame, atau ikan patin.
Ikan tersebut diungkap bersama irisan cabe merah, bawang merah, bawang
putih, asam, sereh, garam, sedikit gula, dan sedikit minyak. Selain diiris,
bumbunya juga boleh dihaluskan.
Page | 19
3. Sayuran
Hidangan sayuran yang biasa dikonsumsi masyarakat Sumatera Selatan
banyak diolah dengan teknik tumis dan gulai. Biasanya kombinasi rasa gurih, pedas
dan bersantan menjadi ciri dari hidangan sayuranya. Hidangan sayurannya
merupakan kombinasi dari daerah d Sumatera lainnya, seperti gulai daun ubi, gulai
nangka, dll. Namun setelah mengobservasi pada sebagian perantau Sumatera Selatan
di Jakarta, biasanya untuk sayuran mereka memakan lalapan seperti terong hijau,
terong ungu kecil, dan daun jambu monyet.
4. Hidangan Sepinggan
Masyarakat Sumatera Selatan gemar mengkonsumsi hidangan sepinggan, baik
sebagai makanan berat, selingan, maupun jajanan. Banyak hidangan sepinggan
Sumatera Selatan yang telah populer higga pelosok negeri. Beberapa hidangan
sepinggannya memiliki kesamaan bahan, tetapi kuah dan bumbunya berbeda.
Diantara yang terkenal antara lain adalah :
1. Pempek
Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat
dari ikan dan sagu. Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam
kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat
dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe
rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko
dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya
Page | 20
pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan
rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Salah satu pelengkap dalam
menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie
kuning.
Pempek banyak ragamnya, antara lain adalah :
Jenis pempek Gambar
Empek-empek Kapal Selam
( berisi telur ayam )
Empek-empek Lenjer ( berbentuk
lonjong seperti lontong )
Empek-empek Lenggang
( pempek lenjer dipanggang
dengan kocokan telur )
Empek-empek Kulit ( berbentuk
tipis )
Page | 21
Empek-empek Adaan
Empek-empek Tahu
Empek-empek Kerupuk ( disebut
juga empek – empek keriting,
bentuknya seperti kerupuk mie )
Empek-empek Pistel (berbentuk
seperti pastel berisi serutan
papaya mengkal yang ditumis)
Empek-empek Panggang
(pempek yang diolah dengan cara
dipanggang, tidak digoreng)
Page | 22
Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya
perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud
Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-
empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk
lelaki tua keturunan Cina.
Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65
tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin
menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum
seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia
kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling
dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru
tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena
penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut
akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.
Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin
langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus
yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih. Pada
perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya
ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap
Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah.
Page | 23
Dari satu adonan pempek, ada banyak makanan yang bisa dihasilkan,
bergantung baik pada komposisi maupun proses pengolahan akhir dan pola
penyajian. Di antaranya adalah Laksan, Tekwan, Model, dan Celimpungan.
2. Tekwan
Sama seperti halnya pempek, tekwan juga merupakan makanan hasil
alkuturasi dengan bangsa cina. Bedanya dengan pempek, tekwan lebih
menyerupai hidangan sup bola – bola ikan.
Tekwan dibuat dari gilingan ikan belida, tenggiri, maupun gabus yang
diolah bersama sagu layaknya membuat pempek. Tekwan dibentuk bulat namun
tidak bulat seperti bola namun agak pipih. Tekwan disajikan dengan kaldu udang
yang diberi bumbu bawang merah dan bawang putih. Selain itu, tekwan juga
memakai pelengkap seperti jamur kuping, soun, sedap malam, bangkuang yang
diiris julliene, dan daun bawang. Jika ingin rasa yang pedas tekwan boleh
disantap dengan sambal rawit.
3. Model
Sama halnya dengan tekwan, model disajikan dengan kaldu udang
berbumbu. Namun model merupakan adonan dasar pempek yang diisi dengan
Page | 24
tahu dan digoreng. Model diberi pelengkap cacahan timun, irisan daun
bawang, irisan seledri, dan bawang goreng. Jika menginginkan rasa yang
pedas, mdel disantap dengan sambal cabe rawit, edangkan untuk rasa yang
agak asin, boleh ditambahkan kecap manis.
4. Mie Celor
Mie celor merupakan hidangan mie telor yang diberi pelengkap toge,
irisan daun bawang, irisan seledri, bawang goreng dan telur rebus. Mie celor
disajikan dengan kuah kaldu udang berbumbu bawang merah, cabe merah,
garam, gula dan lada yang diberi santan dan dikentalkan. Aslinya, dalam
penyajiannya, mie dan toge dicelupkan kedalam kuah menggunakan saringan
kecil (dicelor), barulah dimasukan kedalam mangkok dan diberi pelengkap
lainnya, namun kini, untuk menghemat waktu, mie dan toge serta pelengkap
lainnya di masukan kedalam mangkok dan disiram kuah.
Page | 25
5. Burgo
Burgo merupakan hidangan khas Sumatera Selatan yang berbahan dasar
tepung beras dan disajikan dengan kuah ikan berbumbu bawang putih,
lengkuas, kencur, gara dan kelapa parut.. Tepung beras diolah dengan sedikit
sagu, garam dan air. Setelah diaduk rata, adonan tepung beras di dadar diatas
kukusan hingga matang. Selagi panas, adonan tepung beras tersebut di gulung.
Jika ingin disajikan, burgo di potong – potong terlebih dahulu. Tekstur burgo
menyerupai kwetiaw. Burgo diberi pelengkap irisan daun bawang, bawang
goreng dan telur rebus.
6. Laksan
Laksan merupakan hidangan dengan bahan adonan dasar pempek yang
dibentuk oval. Laksan disajikan dengan kuah ikan gabus bersantan yang diberi
bumbu cabe merah, bawang merah, bawang putih, jahe, sedikit kencur,
Page | 26
lengkuas, kemiri, ketumbar, lada, garam, serai, salam, temu kunci, kemiri, dan
kelapa parut. Selain itu laksan di beri pelengkap irisan kucai, bawang goreng,
dan sambal goreng.
7. Celimpungan
Sama halnya dengan laksan, celimpungan terbuat dari adonan dasar
pempek yang dibentuk bulat pipih. Celimpungan disajikan dengan kuah ikan
gabus bersantan yang diberi bumbu bawang merah, bawang putih, kapulaga,
jintan, kunyit, serai, daun salam, daun jeruk, lengkuas, garam, lada, dan gula.
Celimpungan disajikan pula dengan pelengkap bawang goreng dan kerupuk
ikan. Celimpungan banyak disajikan sebagai menu sarapan dan banyak dijual
di pasar – pasar tradisional di Sumatera Selatan.
Celimpungan sendiri merupakan pelesetan nama dari kata cemplung.
Dimana pada saat memasukkan celimpungan kedalam kuah santan mendidih
terdengar kata ‘plung’. Adonan pempek yang berbentuk pipih ini akhirnya
dinamakan dengan Celimpungan.
Sangat susah unntuk mencari Celimpungan di siang hari karena
celimpungan memang khas dijual oleh pedagang keliling baik yang menggunakan
keranjang jinjing maupun gerobak pada pagi hari untuk sarapan. Biasanya,
makanan ini banyak dijual diseputaran kawasan 26 ilir karena diderah ini
merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya masih keturunan orang asli
Palembang.
Page | 27
Diperhelatan acara adat seperti Ngunduh Mantu ataupun Akad Nikah yang
diselenggarakan pada pagi hari biasanya celimpungan disediakan untuk para
anggota keluarga besar sebelum melakukan hantaran ke rumah calon mempelai
wanita.
5. Aneka Kue
Kue – kue Sumatera Selatan banyak bercirikan menggunakan santan, rasa
manis, dan sebagian memiliki aroma khas seperti durian dan pandan, serta umumnya
diolah dengan teknik kukus dan panggang. Beberapa kue – kue Sumatera Selatan
yang terkenal adalah :
1. Bolu Kojo
Bolu kojo banyak disajikan sebagai menu sarapan pagi, camilan di sore
hari dan acara – acara adat, adat pernikahan seperti mutuske kato, munggah,
cacap – cacapan, dll. Bolu kojo berwarna hijau dan dipanggang menggunakan
Page | 28
cetakan berbentuk bunga, namun ada pula hanya menggunakan cetakan bulat
biasa. Bolu kojo terbuat dari santan kental, telur bebek, gula putih, gandum
dan sari daun pandan dan suji dan ditaburi wijen.
2. Maksubah
Maksubah merupakan kue khas Sumatera Selatan yang biasa disajikan
pada saat lebaran dan menjamu tamu. Oleh masyarakat etnis cina, maksubah
banyak disajikan pada acara adat seperti imlek. Maksubah memiliki makna
sebagai tanda bakti anak pada orang tua, tanda bakti menantu ke mertua pada
saat acara hantaran, dan tanda penghormatan tuan rumah kepada tamunya.
Kue ini sangat rumit pembuatannya, tidak jauh berbeda dengan kue
lapis. Namun bahan – bahannya sangat sederhana, yaitu telur bebek, susu
kental manis, gula, dan mentega. Kue ini sangat manis karena banyak
mengandung gula dan sangat lembut karena tidak pakai gandum, namun agak
amis karena menggunakan telur bebek. Oleh karena itu maksubah
mengandung kolesterol yang tinggi.
Maksubah sangat mahal, hal ini dikarenakan dalam proses
pembuatannya di perlukan ketelatenan dan waktu yang lama. Maksubah
biasanya dicetak dalam sebuah loyang segi empat berukuran 21 x 21 x 7 cm.
Page | 29
Untuk setiap loyang maksuba itu, disiapkanlah adonan 28 butir telur bebek,
satu kaleng susu kental manis, seperempat kg mentega, dan sekitar delapan
ons gula pasir. Tahap pertamanya adalah mencampur telur, gula dan mentega
yang dilelehkan, lalu terakhir adalah susu. Penambah aroma kue dapat
ditambahkan jika ingin mengurangi aroma telur dan susu yang sangat kuat.
Pemanggangan kue ini sangat rumit. Pemanggang yang digunakan biasanya
panggangan tradisional. Semacam oven terbuat dari tanah dengan pengapian
di bagian bawah dan atas yang dinyalakan secara manual.
Adonan maksuba dimasukkan dan dipanggang sedikit demi sedikit
sehingga kue yang dihasilkan berlapis-lapis. Untuk setiap lapisan, dituangkan
sekitar 250 ml adonan ke dalam loyang. Setelah lapisan yang dipanggang
matang, adonan dituangkan kembali di atas lapisan maksubah untuk membuat
lapisan berikutnya.
Maksubah tidak memiliki sejarah tertulis seperti halnya pempek,
namun maksubah diyakini sebagai hidangan istana kesultanan yang telah
memasyarakat. Di istana, maksubah digunakan untuk menjamu tamu
kesultanan sebagai simbol tanda hormat.
3. Bolu 8 Jam
Bolu 8 jam adalah penganan khas yang terbuat dari adonan yang sama
dengan maksubah, namun kue ini tidak dilapis dan dipanggang melainkan
langsung dikukus. Namun ada pula yang menambahkan tepung gandum pada
resepnya. Dinamakan bolu 8 jam karena kue ini dikukus selama 8 jam.
Apabila kurang dari 8 jam, kue ini tidak akan jadi secara maksimal. Bolu 8
Page | 30
jam banyak di sajikan pada acara – acara adat, lebaran, dan hantaran pada
acarah munggah, cacap – cacapan pada pernikahan.
4. Engkak Ketan
Engkak ketan atau kue lapis ketan merupakan penganan khas
Sumatera Selatan yang banyak dijumpai pada saat acara perhelatan besar
seperti pernikahan, hari raya dan acara adat lainnya. Engkak ketan berbahan
dasar tepung ketandan bahan tambahan seperti santan, gula, telur, susu kental
dan mentega. Bentuknya seperti kue lapis. Teksturnya kenyal namun tidak
lengket karena mengandung banyak santan serta rasanya manis.
6. Minuman
Minuman yang paling terkenal dari provinsi Sumatera Selatan adalah Es
Kacang Merah. Kacang merah yang digunakan direbus terlebih dahulu menggunakan
air gula sehingga rasanya manis. Kacang merah tersebut disajikan dengan serutan es
dan susu kental manis. Es kacang merah banyak dijual di pinggir jalan, sekolah –
Page | 31
sekolah bahkan di kafe – kafe. Es kacang merah yang terkenal adalah es kacang
merah bang Mamat di Palembang.
7. Makanan Kesempatan Khusus.
Makanan khas Sumatera Selatan selalu disajikan pada kesempatan khusus,
acara – acara adat, seperti pernikahan, lebaran, dll.
Contohnya adalah pada saat prosese pernikahan seperti Mutuske Kato
yaitu saat kedua pihak keluarga membuat keputusan dalam hal yang berkaitan
dengan Hari Ngantarke Belanjo, Hari Pernikahan, saat Munggah, Nyemputi
dan Nganter Penganten, Ngalie Turon (Munggah 2 kali di tempat laki-laki &
perempuan), Becacap atau Mandi Simburan dan Beratib. Di hari ini,
rombongan keluarga pria mendatangi kediaman pihak wanita dimana pada
saat itu pihak pria membawa 7 tenong (Sangkek susun 3) yang antara lain
berisi gula pasir, terigu, telur itik, pisang dan buah-buahan. Menjelang pulang,
7 tenong pihak pria ditukar oleh pihak wanita dengan isian jajanan khas
Palembang untuk dibawa pulang. Aneka kue atau jajanan khas Palembang di
antaranya adalah Srikayo, Engkak Ketan Maksubah, Bolu Delapan Jam, Bolu
Kojo, Krupuk Besak dan makanan lainnya seperti Tekwan dan Mpek-empek.
Page | 32
Demikian juga pada saat Munggah, sebuah prosesi yang merupakan
puncak rangkaian acara perkawinan adat Palembang. Saat Munggah, terdapat
acara Cacap-cacapan dan Suap-suapan. Nasi Kuning Kunyit Ayam merupakan
makanan yang wajib ada dalam acara ini. Saat acara Suap-suapan, kedua
pengantin, melakukan suapan Nasi Kunyit Panggang Ayam yang dibuat mirip
seperti tumpeng. Menurut Watie Iskandar dari Watie Iskandar Wedding
Organizer & Decoration, Makna dari acara ini menandakan bahwa sang anak
yang menjadi pengantin dianggap sudah dewasa. Acara suap-suapan ini
menjadi simbol bahwa tugas orangtua untuk memberi nafkah sudah berakhir.
Untuk acara Cacap-cacapan, ritual ini dilakukan hampir sama seperti
Suap-suapan. Tetapi untuk Cacap-cacapan ini berupa air bunga yang di
usapkan ke dahi dan ubun-ubun pengantin pria dan pengantin wanita. Setelah
acara ini biasanya di lakukan acara perjamuan dengan susunan makanan
panjang di mana di tengahnya ada Kemplang Tunjung, Srikayo, Bolu Kojo,
Tekwan, Srikayo dan berbagai makanan lainnya.
Page | 33
BAB III
FAKTOR LAINNYA YANG MEMPENGARUHI SOSIO BUDAYA
MAKANAN
1. Tata Cara Menghidang
Orang Palembang sendiri menyebut cara hidang tradisional dengan
“Hidangan”. Wujudnya seperti cara makan di daerah Timur Tengah, tetapi lebih
bersih karena tetap memakai piring masing-masing. Ternyata cara
menghidangkannya juga tidak segampang yang dibayangkan, karena ada tata
cara tersendiri.
Pertama-tama setelah membentangkan taplak meja di lantai (makannya
lesehan diatas tikar atau karpet), dihidangkankan nasi yang telah ditaruh di tempat
besar yang disebut dulang. Setelah itu dikeluarkan “pulur”. Pulur adalah sebutan
buat aneka sambal, seperti sambal mangga dan sambal cobek. Ini pun tetap harus
diatur, karena penghidangannya harus ditata dan ditaruh disudut-sudutnya taplak
meja. Setelah pulur dihidangkan, baru dihidangkan Lauk, dengan aturan yang
hampir sama dengan Pulur, hanya saja tempatnya berbeda. Lauknya bisa
bermacam-macam. Malam itu lauknya ada Malbi; semur daging ala Palembang,
Ayam Goreng serta Sate Pentul; sate ikan yang enaknya luar biasa. Kemudian
baru dikeluarkan air minum dan piringnya, serta baskom kecil dan “jug” air
Page | 34
untuk mencuci tangan. Setelah semua terhidang, baru hidangan bisa disantap
bersama-sama.
2. Tata Cara Menyantap Hidangan
Biasanya masyarakat Sumatera Selatan menyantap makanan dengan
tangan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Sumatera Selatan
beragama Islam, sehinnga beracuan pada sunah Rasul. Menyantap setiap jenis
hidangan berbeda. Contohnya pada hidangan pempek.biasanya masyarakat di
Pulau Jawa menyantap pempek bersamaan dengan cukanya sekaligus.
Sedangkan aslinya, pempek disajikan terpisah dengan cukanya.
Menyantapnya hanya dicelupkan ke dalam cukanya.
Tata cara menyantap makan juga terlihat membudaya pada masyarakat
di daerah Pagaralam, Sumatera Selatan. Banyak cara yang dilakukan
masyarakat di daerah ini untuk mempererat hubungan silaturahmi atau
memupuk rasa persatuan dan kesatuan di lingkungan tempat mereka tinggal
atau desa.
Salah satunya adalah seperti tradisi pantauan raye sebagaimana
dilakukan ketika memeriahkan setiap menyambut hari raya baik Idul Fitri dan
Idul Adha, dengan cara menikmati sajian makan bukan di rumah tapi Mesjid.
Namun demikian untuk masyarakat Pagaralam memiliki ciri tersendiri yang
tidak dilakukan pada perayaan hari besar Islam yang lain dalam
Page | 35
menyambutnya, tapi dalam tradisi pantauan ada salah satu kegiatan yang
dilakukan dengan acara makan bersama.
Hari raya Idul Fitri atau juga biasa disebut dengan hari "raye" bahasan
Besemah disambut dengan cukup meriah. Inilah terbukti dengan banyaknya
aneka ragam makanan yang disajikan demkian juga dengan saat hari raya Idul
Adha.
Yang menarik untuk perayaan Idul Fitri biasanya masyarakat
Pagaralam sekitarnya melaksanakannya di Mesjid saja, dimana setiap
keluarga yang ada di satu desa tersebut masing-masing membawa nampan
yang berisi kue, roti dan makanan lainya.
Nampan-nampan berisi kue ini disatukan di masjid dikumpulkan menjadi
satu, dan selepas sholat Idul Fitri mereka secara bersama-sama menyantap
hidangan tersebut. Setiap rumah yang ada menyumbangkan nampan berisi
makanan dan nantinya akan dimakan selepas sholat Idul Fitri
Page | 36
3. Ragam Penggunaan bumbu
Masyarakat Sumatra Selatan banyak menggunakan bumbu – bumbu
pedas, berempah, asam, dan gurih pada hidangannya. Contohnya pada cuka
pempek yang bercita rasa asam, manis dan pedas, yang terbuat dari gula aren dan
asam, ebi, cabe rawit dan bawang putih. Selain itu, masyarakat Sumatera Selatan
juga membuat bumbu – bumbu khusus yang difermentasi, seperti rusip dan
tempoyak.
1. Temoyak
Tempoyak adalah masakan yang berasal dari buah durian yang
difermentasi. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi
sebagai lauk teman nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung (hal ini
jarang sekali dilakukan, karena banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan
aroma dari tempoyak itu sendiri) dan dijadikan bumbu masakan. Tempoyak
dikenal di Indonesia (terutama di Sumatera dan Kalimantan), serta Malaysia.
Tempoyak diriwayatkan dalam Hikayat Abdullah sebagai makanan
sehari-hari penduduk Terengganu. Ketika Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
Page | 37
berkunjung ke Terengganu (sekitar tahun 1836), ia mengatakan bahwa salah
satu makanan kegemaran penduduk setempat adalah tempoyak. Berdasarkan
sejarah yang ada dalam Hikayat Abdullah, tempoyak merupakan makanan
khas dari Malaysia.
Adonan tempoyak dibuat dengan cara menyiapkan daging durian, baik
durian lokal atau maupun durian monthong (kurang bagus karena terlalu
banyak mengandung gas dan air). Durian yang dipilih diusahakan agar yang
sudah masak benar, biasanya yang sudah nampak berair. Kemudian daging
durian dipisahkan dari bijinya, setelah itu diberi garam sedikit. Setelah selesai,
lalu ditambah dengan cabe rawit yang bisa mempercepat proses fermentasi.
Namun proses fermentasi tidak bisa terlalu lama karena akan mempengaruhi
rasa akhir.
Setelah proses di atas selesai, adonan disimpan dalam tempat yang
tertutup rapat. Diusahakan untuk disimpan dalam suhu ruangan. Bisa juga
dimasukkan ke dalam kulkas (bukan freezer-nya) namun fermentasi akan
berjalan lebih lambat. Tempoyak yang berumur 3-5 hari cocok untuk dibuat
sambal karena sudah asam namun masih ada rasa manisnya. Sambal
tempoyak biasanya dipadukan dengan ikan Teri, ikan mas, ikan mujair
ataupun ikan-ikan lainnya.
Page | 38
BAB IV
KUMPULAN RESEP
1. PEMPEK PISTEL
Bahan pempek :
1. 1 kg daging ikan tengiri (sudah bersih dari kulit dan durinya)
2. 25 ml air es
3. 500 gram tepung kanji
4. 100 gram tepung terigu
5. 2 sendok teh garam
6. 1 sendok teh penyedap rasa
Bahan isi:
1. 250 gram papaya muda, kupas, serut kasar, remas dengan garam dan bilas
dengan air agar tidak bergetah.
2. 100 gram toge
3. 1 sendok makan minyak goreng
4. ½ sendok makan tepung maizena
5. 50 ml air
6. 2 sendok makan ebi
7. 1 siung bawang putih
8. ½ sendok teh ketumbar
9. 1 sendok teh garam
Page | 39
Cara Membuat pempek pistel :
1. Pempek : daging ikan diblender atau dihancurkan dengan food processor.
Campur dengan tepung kanji, tepung terigu dan air es. Aduk sambil diuleni
hingga benar-benar tercampur rata. Terus aduk hingga kalis.
2. Isi : Tumis bawang putih. Tambahkan ketumbar, garam, dan ebi. Masukkan
papaya dan toge. Kentalkan dengan tepung maizena yang diberi air. Masak
jangan terlalu matang. Sisihkan.
3. Lumuri tangan dengan tepung agar tidak lengket. Ambil adonan pempek.
Tipiskan dan bentuk bulat. Isikan di tengahnya papaya muda. Rapatkan kedua
ujung adonan lalu jepit ujungnya dengan tangan. Hasilnya terbentuk seperti
kue pastel. Terus bentuk hingga adonan habis.
4. Rebus adonan hingga matang. Angkat dan atiriskan. Dinginkan terlebih dulu.
Goreng dalam minyak panas hingga kecoklatan. Hidangkan dengan kuah cuka
Page | 40
2. MODEL
Bahan :
1/2 resep adonan dasar
4 tahu putih kwalitas baik
Minyak untuk menumis dan menggoreng
1250 ml air atau kaldu kulit dan kepala udang
2 cm jahe
1 batang bawang daun, simpulkan
1 batang daun seledri, simpulkan
150 g udang kupas, rebus, haluskan
Garam secukupnya
1/4 sdt gula pasir
1 blok kaldu instan
Haluskan :
6 siung bawang putih
1 sdt lada butir
1 1/2 sdt tongcai
1 sdm ebi
Pelengkap :
Mentimun cacah
1 batang bawang daun, iris halus
1 batang seledri, iris halus
Sambal cabai rawit
Page | 41
Kecap asin
Cara membuat :
1. Bungkus tahu dengan adonan dasar pempek. Goreng dalam minyak panas.
Angkat dan tiriskan.
2. Kuah : didihkan air atau kaldu udang dengan jahe, daun bawang dan daun
seledri.
3. Sementara itu tumis bumbu halus, masukkan udang. Aduk-aduk hingga
anyir udang hilang.
4. Didihkan kaldu. Masukkan pempek tahu goreng, garam, gula dan kaldu
Instan. Masak sebentar hingga pempek lunak. Angkat.
5. Penyajian : potong kasar pempek tahu goreng, letakkan di mangkuk
saji. Tambahkan soun.
6. Tuang kaldu panas dan taburi bawang goreng dan irisan seledri.
Sajikan dengan sambal cabai rawit dan kecap asin.
Page | 42
MIE CELOR PALEMBANG
BAHAN :
250 udang kupas dan kepala dan kulitnya dibuat kaldu
1 liter air
4 bawang putih
4 cabe merah
1 bulion blok
merica, gula dan garam secukupnya
200 santan kara
4 sdm terigu untuk mengentalkan kuah
minyak untuk menumis
BAHAN PELENGKAP:
mie telor
tauge
irisan seledrie
irisan daun bawang
bawang goreng
cuka
sambel cabe rawit.
telor rebus
Page | 43
CARA:
Buat kaldu udang dengan 1 liter air, saring.
Tumis bw putih dan cabe yg sudah dihaluskan.
Masukan ½ udang yg sudah di blender, tumis sampai berubah warna,
masukan tumisan kedalam kaldu udang tadi.
Didihkan kaldu tadi dan masukan separoh udang yg sudah di potong tiga,
masak sampai mendidih, lalu masukan santan, bulion, garam, merica dan gula.
masak sampai matang
Siapkan dalam mangkok, mie, tauge, potongan telor, irisan seledri, irisan daun
bawang, bawang goreng dan cuka, lalu tuangkan kuah kedalamnya.
Page | 44
Bolu Kojo
Bahan:
1/2 kaleng susu kental manis
250 cc santan kental
5 butir telur
200 gr gula pasir
200 gr tepung terigu
2 sdm mentega, cairkan
3 sdm wijen, sangrai
Untuk air daun pandan dan suji:
10 lembar daun pandan
5 lembar daun suji
50 cc air
Cara Membuat:
Buat air daun pandan dan suji: tumbuk daun pandan dan suji, tambahkan air.
Peras dan saring Campur susu, santan, dan air daun pandan suji. Sisihkan
Kocok telur dan gula pasir hingga mengental, masukkan campuran susu dan
santan, aduk rata
Masukkan tepung terigu dan mentega cair, aduk hingga rata. Tuang ke dalam
2 buah loyang bentuk bunga yang sudah dialasi kertas roti, diolesi mentega,
Page | 45
dan ditaburi tepung terigu
Panggang dalam oven api bawah dengan panas sedang (kurang lebih 40
menit). Apabila adonan sudah mulai mengeras tapi masih basah, bisa ditaburi
wijen. Panggang lagi hingga kering, angkat.
Bolu 8 Jam
Bahan:
22 butir telur bebek
1/2 sdt vanili
420 gr gula pasir
1 kaleng susu kental manis (395 cc)
2 sdm tepung terigu
50 gr margarin, cairkan
cetakan persegi ukuran 20x20 cm, olesi margarin, alasi kertas roti
Cara Membuat:
1. Campur telur dan gula. Kocok-kocok hingga gula larut. Tuang susu kental
manis. Aduk hingga rata
2. Masukkan terigu dan vanili. Aduk hingga rata. Tuang margarin cair. Aduk
hingga rata
3. Tuang adonan ke cetakan. Kukus selama delapan jam
4. Tambahkan air di dandang dengan air mendidih setiap kali air susut
Page | 46
Engkak Ketan
Bahan:
½ kg tepung ketan putih
½ kg gula pasir
10 btr telur ayam
3 gls santan dari 3 kelapa, dimasak
1 klg susu kental manis
4 sdm mentega utk melapis
Caranya :
· Gula dan telur dikocok sampai mengembang
· Masukkan tepung ketan
· Masukkan santan sedikit demi sedikit.
· Masukkan susu kental manis
· Loyang 20×20 dioles mentega lalu alasi dengan kertas, panggang kue
dengan sistim seperti lapis legit, 3 lapis pertama pakai api bawah lalu pindah
api atas, kalo adonan sudah selesai balik lagi pakai api bawah utk
mematangkan semuanya.
· Oles setiap lapis dengan mentega.
Page | 47