tugas kelompok etika 2 (enron)

20
TUGAS ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT Kasus ENRON Nama Mahasiswa : 1. Aliah Ghina 2. Lessy Noviantika 3. Sendhy Saputra Nama Dosen : Dra. Hj. Kencana Dewi, M.Sc, Ak, CA. Angkatan XIX 1

Upload: vhian-vhian-se

Post on 14-Apr-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Enron Company Case

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

TUGAS ETIKA PROFESI DAN

TATA KELOLA KORPORAT

Kasus ENRON

Nama Mahasiswa : 1. Aliah Ghina

2. Lessy Noviantika

3. Sendhy Saputra

Nama Dosen : Dra. Hj. Kencana Dewi, M.Sc, Ak, CA.

Angkatan XIX

Program Pendidikan Profesi Akuntansi

Universitas Sriwijaya

1

Page 2: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

A. PENDAHULUAN

Auditor bukanlah lagi suatu profesi yang awam bagi masyarakat pada saat ini

Bahkan, tidak sedikit pula masyarakat yang ingin terjun pada profesi tersebut mengingat

auditor sebagai profesi tertinggi dari akuntansi. Sebut saja beberapa kantor akuntan publik

seperti Delloite, PwC, KPMG, dan EY telah menuai sukses. Namun, tahun – tahun terakhir

ini profesi auditor mendapat sorotan yang kuat dari masyarakat mengingat terungkapnya

beberapa kasus yang disebabkan profesi tersebut. Masyarakat mulai mempertanyakan

kredibilitas profesi auditor. Salah satu contoh kasus Enron di Amerika Serikat yang menyeret

nama kantor akuntan publik Arthur Andersen. KAP Andersen mengaudit perusahaan Enron

baik secara internal maupun eksternal sejak tahun 1985, baik kantor induk maupun cabang –

cabangnya.

Kejanggalan mulai tercium ketika diketahui Enron bahwa Partner dagang yang

dimiliki oleh Enron hanya satu untuk setiap partnership dan partner tersebut hanya

menyumbang modal yang sangat sedikit (hanya sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan).

Orang awam pasti bertanya mengapa Enron berminat untuk berpartisipasi dalam partnership

dimana Enron menyumbang 97% dari modal.  Sehngga muncul pertanyaan dari mana Enron

membiayai partnership-partnership tersebut. Pembiayaan tersebut ternyata diperoleh Enron

dengan “meminjamkan” saham Enron (induk perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan)

sebagai modal dasar partnership-partnership tersebut. Secara singkat, Enron sesungguhnya

mengadakan transaksi dengan dirinya sendiri. Enron tidak pernah mengungkapkan operasi

dari partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada

pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC). Pada kasus Enron terjadi

kecurangan dalam bentuk manipulasi laporan keuangan  yang menyebabkan kantor akuntan

publik Arthur Andersen keluar dari predikat “ The Big Five “.

Pada laporan keuangan perusahaan, dilaporkan perusahaan melebih – lebihkan laba

sebesar U$ 650 juta dengan tujuan untuk menarik investor. Hasil

pemeriksaan  mengungungkapkan bahwa sejumlah pejabat Enron yang menempati posisi

sebagai manajer dan staff akuntan lainnya ternyata merupakan mantan auditor di KAP

Andersen. Setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan KAP Andersen dinyatakan

2

Page 3: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

bersalah karena turut melakukan kejahatan dengan menghancurkan dokumen- dokumen yang

terkait dengan audit yang mereka lakukan.

Kasus diatas menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat terkait dengan kredibilitas

auditor, apakah sebenarnya auditor dapat mendeteksi atau tidak kecurangan – kecurangan

yang terdapat pada laporan keuangan klien atau auditor mengetahui kecurangan –

kecurangan tersebut tetapi tidak mencamtumkannya pada laporan audit dengan alasan –

alasan tertentu. Kejadian – kejadian diatas jelas mendeskripsikan betapa pentingnya peranan

etika auditor dalam melaksanakan kegiatannya khususnya dalam menjalankan standar umum

audit yang meliputi proses audit, sikap auditor dalam mempertahankan dan mengedepankan

sesuatu yang bersifat independensi, serta penyusunan laporan audit.

Auditor sering kali terjebak pada posisi yang penuh dilema ketika harus tetap

mempertahankan integritas, independensi serta kredibilitasnya sebagai auditor atau harus

menerima imbalan ekonomis yang diberikan oleh klien. Pengembangan dan kesadaran

etis/moral memainkan peran kunci dalam semua era profesi akuntansi. Akuntan secara terus

menerus berhadapan dengan dilema yang melibatkan pilihan antara nilai – nilai yang

bertentangan. Pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu,

sehingga kesadaran etika/moral memainkan peran penting dalam dalam pengambilan

keputusan dalam pekerjaan audit.

3

Page 4: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

B. PEMBAHASAN

Sejarah Perusahaan

Enron Corporation merupakan sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis

di Houston, Texas, Amerika Serikat. Enron jejak akarnya adalah Perusahaan Gas Alam

Utara, yang dibentuk pada tahun 1932, di Omaha, Nebraska. Enron merupakan

perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa)

dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985 oleh

oleh Kenneth Lay. Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik

“Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir,

manajemen mengubah perusahaan tersebut menjadi “Enron Capital and Trade

Resources” yang menjadi perusahaan Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas

alam serta listrik.

Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi kemudian melakukukan

diversifikasi usaha yang sangat luas sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan

energi. Enron memperkerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu

perusahaan terkemuka di dunia yang menduduki ranking ketujuh dari 500 perusahaan

terkemuka di AS dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi.

Enron memang memiliki cakupan bisnis yang luas, dan tidak cukup dengan

prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online” (EOL) pada bulan oktober

1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi

secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi

senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah

rencana besar yang amat ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadbrand

yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan

brandwidth untuk melakukan penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta

dollar guna melaksanakan program ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun

harga saham Enron di Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $

90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai

“Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif di dunia”.

4

Page 5: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

Skandal Perusahaan Enron

Pada tanggal 2 Desember 2001, Enron mengumumkan kebangkrutan perusahaan,

hal tersebut tentunya menimbulkan kehebohan yang luar biasa. Bangkrutnya Enron

dianggap bukan lagi semata-mata sebagai sebuah kegagalan bisnis, melainkan sebuah

skandal yang multidimensional, yang melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka di

Amerika Serikat. Hal ini bisa dilihat dari beberapa fakta yang cukup mencengangkan.

Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang pada awal tahun 2001 sebelum

kebangkrutannya tersebut, masih membukukan pendapatan US$ 100 miliar, ternyata tiba-

tiba melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas bisnis,

nilai kerugian Enron diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku pasar

modal kehilangan US$ 32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi amblasnya

dana pensiun mereka tak kurang dari US$ 1 miliar.

Saham Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal sebelumnya pada

Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar. Oleh karenanya banyak pihak yang

mengatakan kebangkrutan Enron ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis

di Amerika Serikat dan menjadi bahan pembicaraan dan ulasan di berbagai media bisnis

dan ekonomi terkemuka seperti Majalah Time, Fortune, dan Business Week.

Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah

melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara penundaan pencatatan piutang

karena kasnya digunakan untuk kepentingan pribadi, misalnya ada piutang dari pihak A,

pihak B, pihak C. Pelunasan dari pihak A ditunda pencatatannya sampai terjadi pelunasan

dari pihak B. Baru kemudian piutang piutang pihak A dicatat di rekening perusahaan.

Begitu seterusnya sampai terbongkar penipuan tersebut. Manajemen Enron telah

menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan

utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar. Menggelembungkan nilai pendapatan dan

menyembunyikan utang senilai itu tentulah tidak bisa dilakukan sembarang orang.

Diperlukan keahlian khusus dari para profesional yang bekerja pada atau disewa oleh

Enron untuk menyulap angka-angka, sehingga selama bertahun-tahun kinerja keuangan

perusahaan ini tampak tetap mencorong.

5

Page 6: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

Dengan kata lain, telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen

Enron, analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya. Belakangan diketahui

bahwa auditor Enron, Arthur Andersen yang berasal dari kantor Hudson, telah ikut

membantu proses rekayasa keuangan tingkat tinggi tersebut. Komplikasi skandal ini

bertambah karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi gedung putih dan

politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari

perusahaan ini. 70% senator, baik dari Partai Repubik maupun Partai Demokrat, pernah

menerima dana politik. Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggotanya

juga termasuk yang menerima sumbangan dari perusahaan itu.

Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W.Bush

merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaan publik.

Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat

ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush.

Akibat pertalian semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi

telah dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini

maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.

Pembahasan Kasus Enron

Kronologi Kasus Perusahaan Enron

Adapun Kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari berbagai

sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat dijelaskan sebagai berikut:

Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)

membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan

mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di

akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan

bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.

Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP

Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan. Direktur keuangan Enron

berasal dari KAP Andersen. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP

Andersen.

6

Page 7: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting

perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan

hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron

menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas

kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk

mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan.

Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal

yang serius yang perlu diperhatikan.

Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta,

naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan

bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak

menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting

charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode

tersebut menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh

mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.

Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke

pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang

perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan

ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang

sama.

Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk

penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron

(penghambatan terhadap proses peradilan). KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor

enron pada pertengahan juni 2002. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika

memvonis KAP Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses

peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki. KAP

Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien,

7

Page 8: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang

meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.

Permasalahan Audit

Auditor independen bertanggung jawab memberikan assurance services. Sementara

manajeman, dibantu pengacara, penasihat keuangan, dan konsultan, menyajikan informasi

keuangan, akuntan publik bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya

atau tidak. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat bergantung pada

hasil penilaian akuntan publik itu. Kata  “publik” yang menyertai akuntan menunjukkan

bahwa  otoritasnya diberikan oleh publik dan karena itu tanggung jawabnya pun kepada

publik (guarding public interest). Sementara itu, kata “wajar tanpa pengecualian”, yang

menjadi pendapat akuntan publik, mengandung makna bahwa informasi keuangan yang telah

diauditnya layak dipercaya, tidak mengandung keragu-raguan. Karena itu, dalam menjalankan

audit, akuntan wajib mendeteksi kemungkinan kecurangan dan kekeliruan yang material.

Penyimpangan (irregularities) dan kecurangan (fraud) akan dianggap sebagai

kelaziman. Kegagalan untuk bersikap obyektif dan independensi sama artinya dengan

hilangnya eksistensi profesi. Membenarkan, bahkan menutupi, perilaku manajemen yang

manipulatif jelas-jelas merupakan pengkhianatan terhadap tugas “suci” profesi akuntan

publik. Karena itu, sangat wajar jika, dalam kasus Enron, auditor paling dipersalahkan karena

telah gagal melindungi kepentingan publik-sang pemberi otoritas.

Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak manajemen Enron

maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat.

Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak

merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur

berantakan.

Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan

manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak etis, dalam

kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan

dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus

Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan.

Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus

8

Page 9: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini

Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan

melakukan tindakan menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.

Dampak Keruntuhan Enron

Keruntuhan perusahaan energi Enron cukup banyak berdampak bagi dunia bisnis

internasional. Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 karyawan

kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya

yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor

terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan karena simpanan

hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan

Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai.

Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut bersalah

dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa

negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG,

Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche

Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah.

Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai

auditor. Antara lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen), Price Waterhouse

Cooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor

kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40 persen. Masih banyak

lagi hal-hal yang dipengaruhi oleh keruntuhan Enron, seperti munculnya trauma dalam bursa

saham terhadap efek domino skandal Enron. Hal ini membuat para investor mengurangi

aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa dunia menjadi lesu.

9

Page 10: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen

Kasus ini mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi

praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain :

1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor

dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan

perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting

Oversight Board) yang bertugas:

Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik

Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian

mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit perusahaan

public

Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan

mengenakan sanksi jika perlu

Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar

professional di KAP

Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar

professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan publik.

2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act

Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa non audit

kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non audit yang

dilarang :

1) Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.

2) Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.

3) Jasa appraisal dan valuation

4) Opini fairness

5) Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen

6) Broker, dealer, dan penasihat investasi

Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan sebelum melakukan audit.

Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena definisinya diperluas, yaitu

jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris menjadi audit committee.

10

Page 11: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan jasa

audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.

KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee

yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif

perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan

manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.

KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief

accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP

tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.

3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi investigasi

pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut.

Selain itu, kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan

keuangan yang mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi

yang dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan,

menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran ini.

4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi kode etik

bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai berikut

“ Para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam kaidah-kaidah aturan

profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat masyarakat

akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum

yang berlaku”.

5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang melarang

KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya kepada perusahaan

yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.

6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committee SEC,

mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-Undang yang

mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan ketaatanyan terhadap

pedoman corporate governance.

7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE),

menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam pemeriksaan

11

Page 12: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan

diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern

C. KESIMPULAN

Dari kasus tersebut bisa disimpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah

melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan

bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan

keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan

menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya

bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan

mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan

meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan

keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga

berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi

sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.

Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik bisnis

yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion, bribery) dan

keluar dari prinsif good corporate governance.Akhirnya Enron harus menuai suatu

kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.

KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan

profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari

tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui Deception,

discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP Andersen di tutup

disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.

12

Page 13: Tugas Kelompok Etika 2 (Enron)

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah, Syukry dan Abdul Halim. 2002. Pengintegrasian Etika dalam Pendidikan dan

Riset Akuntansi . Kompak, STIE YO.

2. Sukrisno Agoes. 1996. Penegakkan Kode Etik Akuntan Indonesia. Makalah dalam

Konvensi Nasional Akuntansi III. IAI.

3. http://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntan/

4. https://dipawardhana.wordpress.com/2015/11/01/tugas-2-etika-profesi-akuntansi/

5. http://enomutzz.wordpress.com/2012/01/27/etika-dalam-auditing/

6. http://ireneaulia.blogspot.co.id/2014/11/makalah-etika-profesi-akuntansi.html

7. http://tyaalora.blogspot.co.id/2014/11/kasus-enron-tugas-etika-profesi.html

8. https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/

9. http://xsaelicia.blogspot.com/2012/11/etika-dalam-kantor-akuntan-publik.html

13