etika bisnis. tugas kelompok

27
Mata Kuliah : Etika Bisnis Nama Anggota : 1. Iklima Fitri Rahmatiah 2. Shinta Oktaviani Rami 3. Yozi Latul Aini Kelas : 4EA18 Judul : Bab 1 (Definisi Etika dan Bisnis sebagai sebuah profesi) Bab 2 (Prinsip etika dalam bisnis serta etika dan lingkungan) Sumber : 1. Prof. Drs.H.A.Widjaja, Etika Pemerintahan, Edisi kedua, Bumi Aksara, Jakarta, 1997 2. Buku dalam Penulisan Pengertian Etika Bisnis dan Prinsip Prinsip Etika Bisnis : 3. Budi Untung, 2012. Hukum dan Etika Bisnis. Yang Menerbitkan CV Andi Offset : Yogyakarta 4. Rahim, Supli. 2008. Etika Lingkungan dan Persfektif Filsafat .

Upload: iklima-fitri-rahmatiah-ii

Post on 04-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Softskill

TRANSCRIPT

Page 1: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Etika Bisnis

Nama Anggota : 1. Iklima Fitri Rahmatiah

2. Shinta Oktaviani Rami

3. Yozi Latul Aini

Kelas : 4EA18

Judul : Bab 1 (Definisi Etika dan Bisnis sebagai sebuah profesi)

Bab 2 (Prinsip etika dalam bisnis serta etika dan lingkungan)

Sumber :

1. Prof. Drs.H.A.Widjaja, Etika Pemerintahan, Edisi kedua, Bumi Aksara, Jakarta, 1997

2. Buku dalam Penulisan Pengertian Etika Bisnis dan Prinsip Prinsip Etika Bisnis :

3. Budi Untung, 2012. Hukum dan Etika Bisnis. Yang Menerbitkan CV Andi Offset :

Yogyakarta

4. Rahim, Supli. 2008. Etika Lingkungan dan Persfektif  Filsafat. 

5. K Bertens, 2000.Pengantar Etika Bisnis. Penerbit Kanisius :Yogyakartata

6. widjaja, AW. Masyarakat dan Permasayarakatan Ideologi Pancasila, bandung, Armico,

1985

7. “ HUKUM DAN ETIKA BISNIS” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M tahun 2012

Page 2: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

HAKIKAT ETIKA BISNIS

A. Hakikat Etika Bisnis

Menurut Drs. O.P. Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis

atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut

moral. Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian

dari tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang

sistem ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan

pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-

sistem ekonomi, struktur bisnis.

B. Pengertian Etika Bisnis

Menurut Dr. H. Budi Untung adalah pengetahuan tentang tata cara ideal

pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas

yang berlaku secara universal dan secara ekonomi atau sosial. Penerapan norma

dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan dalam bisnis. Dalam

penerapan etika bisnis, maka bisnis mesti mempertimbangkan unsur norma dan

moralitas yang berlaku di dalam masyarakat. Di samping itu etika bisnis dapat

digerakkan dan dimunculkan dalam perusahaan sendiri karena memiliki relevansi

yang kuat dengan profesionalisme bisnis

Page 3: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

DEFINISI ETIKA

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethes” berarti kesediaan jiwa akan kesusilaan,

atau secara bebas dapat diartikan kumpulan dari peraturan-peraturan kesusilaan. Etika juga

merupakan cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi

mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti

benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Dalam pengertian kumpulan dari peraturan-

peraturan kesusilaan sebetulnya tercakup juga adanya kesediaan karena kesusilaan dalam dirinya

minta minta ditaati pula oleh orang lain. Aristoteles juga memberikan istilah ethica yang meliputi

dua pengertian yaitu etika meliputi kesediaan dan kumpulan peraturan, yang mana dalam bahasa

Latin dikenal dengan kata Mores yang berati kesusilaan, tingkat salah satu perbuatan (lahir,

tingkah laku), kemudian perkataan Mores tumbuh dan berkembang menjadi Moralitas yang

mengandung arti kesediaan jiwa akan kesusilaan.

Etika menurut Hobbs dalam Wignjosoebroto berkaitan dengan stnadar perilaku diantara

orang-orang dalam kelompok social. Etika merupakan prinsip-prinsip nilai moral yang

sistematis. Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak

kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki

oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah

dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut

dengan “self control“, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk

kepentingan kelompok itu sendiri. Dengan demikian, maka Moralitas mempunyai pengertian

yang sama dengan Etika atau sebaliknya, dimana kita berbicara tentang Etika Birokrasi tidak

terlepas dari moralitas aparat Birokrasi penyelenggara pemerintahan itu sendiri.

Etika dan moralitas secara teoritis berawal dari pada ilmu pengetahuan (cognitive) bukan

pada efektif. Moralitas berkaitan pula dengan jiwa dan seamangat kelompok masyarakat. Moral

terjadi bila dikaitkan dengan masyarakat, tidak ada moral bila tidak ada masyarakat dan

seyogyanya tidak ada masyarakat tanpa moral dan berkaitan dengan kesadaran kolektif dalam

masyarakat. Menurut Immanuel Kant teori moralitas tidak hanya mengenai hal yang baik dan

yang buruk, tetapi menyangkut masalah yang ada dalam kontak social dengan masyarakat, ini

berarti Etika tidak hanya sebatas moralitas individu tersebut dalam artian aparat birokrasi tetapi

Page 4: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

lebih dari itu menyangkut perilaku di tengah-tengah masyarakat dalam melayani masyarakat

apakah sudah sesuai dengan aturan main atau tidak, apakah etis atau tidak.

Menurut Haryanto, M.A. bahwa Etika merupakan instrumen dalam masyarakat untuk

menuntun tindakan (perilaku) agar mampu menjalankan fungsi dengan baik dan dapat lebih

bermoral. Ini berarti Etika merupakan norma dan aturan yang turut mengatur perulaku seseorang

dalam bertindak dan memainkan perannya sesuai dengan aturan main yang ada dalam

masyarakat agar dapat dikatakan tindakannya bermoral.

Dari beberapa pendapat yang menegaskan tentang pengertian Etika di atas jelaslah bagi

kita bahwa Etika terkait dengan moralitas dan sangat tergantung dari penilaian masyarakat

setempat, jadi dapat dikatakan bahwa moral merupakan landasan normative yang didalamnya

mengandung nilai-nilai moralitas itu sendiri dan landasan normative tersebut dapat pula

dinyatakan sebagai Etika yang dalam Organisasi Birokrasi disebut sebagai Etika Birokrasi.

Kecenderungan atau gejala yang timbul dewasa ini banyak aparat birokrasi dalam

pelaksanaan tugasnya sering melanggar aturan main yang telah ditetapkan. Etika Birokrasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan sangat terkait dengan moralitas dan mentalitas aparat birokrasi

dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan itu sendiri yang tercermin lewat fungsi pokok

pemerintahan, yaitu fungsi pelayanan, fungsi pengaturan atau regulasi dan fungsi pemberdayaan

masyarakat.

Jadi berbicara tentang Etika Birokrasi berarti kita berbicara tentang bagaimana aparat

Birokrasi tersebut dalam melaksanakan fungsi tugasnya sesuai dengan ketentuan aturan yang

seharusnya dan semestinya, yang pantas untuk dilakukan dan yang sewajarnya dimana telah

ditentukan atau diatur untuk ditaati dilaksanakan, terutama dalam mewujudkan aparatur yang

bersih dan berwibawa yang dapat melaksanakan pemerintahan yang baik, serta dapat melayani

kepentingan-kepentingan masyarakat.

Etika disebut juga filsafat moral merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang

tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan

bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam

norma, diantaranya norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma

hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan, norma agama berasal dari agama, norma

moral berasal dari suara hati dan norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari.

Page 5: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

Etika dan Etiket

Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan

antara etika dengan etiket yaitu:

Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai hanya mengenai

manusia, tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.

Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi

perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang

tidak boleh dilakukan.

Adapun perbedaannya adalah :

Etiket menyangkut cara melakukan suatu perbuatan. Etiket menunjukkan cara yang tepat

artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Etika tidak

terbatas pada cara melakukan suatu perbuatan, justru etika memberi norma tentang

perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan

atau tidak boleh dilakukan.

Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.

Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja

dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Etika lebih absolut. Perintah seperti “jangan

berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.

Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang

manusia dari segi dalam. Penipu dapat saja bertutur kata dengan lembut, berarti memegang

etiket, namun itu dilakukan untuk menipu, berarti mempunyai etika tidak baik. Orang

munafik biasanya selalu mempunyai etiket yang baik namun etikanya selalu tidak baik

karena apa yang ada di dalam berbeda dengan apa yang dikeluarkan.

Etika dan Moral

Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada

sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral

merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban

manusia.

Page 6: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat

yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat

rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan moral

melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral yang sebenarnya).

Pluralisme moral diperlukan karena:

Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah budaya dan

agama yang hidup berdampingan

Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat

yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional

Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan

ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.

Moralitas

Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di antara

sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia. Norma

moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada

perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan

kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan

manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri.

Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang

berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau

adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber.

Etika dan Moralitas

Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan

ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar,

sistematik dan normatif.

Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi yang bersedia

untuk dipersoalkan tanpa perkecualian.

Page 7: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas

dengan pengertian dangkal.

Sistematis artinya membahas langkah demi langkah.

Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.

Etika Hukum

Etika hukum adalah peraturan-peraturan yang mengatur tata tertib

masyarakat dan dibuat oleh lembaga kekuasaan Negara. Sanksinya mengikat dan

memaksa berupa ancaman hukuman dengan sumber peraturan perundangan,

yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Lanjutan F. Cara (usage) 

Cara mengacu pada perbuatan pada hubungan antarindividu dengan

penyimpangan akan mendapatkan celaan, cemoohan, atau ejekan.

Etika dan Agama

Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk

memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam

agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan

orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:

1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa

Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan

memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.

2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling

berbeda dan bahkan bertentangan.

3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama

menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggung-singgung dalam wahyu.

Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.

4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi

rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran

agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap

orang dari semua agama dan pandangan dunia.

Page 8: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

Istilah berkaitan

Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos, iktikad dan kode etik atau

kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk.

Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok

dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di

sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.

Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada

seorang wanita.

Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan

ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang

tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.

Kode atika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah

profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya.

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia

dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang

buruk.

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan

buruknya prilaku manusia :

1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan

rasionalsikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini

sebagaisesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk

mengambilkeputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan

polaprilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu

yangbernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar

dankerangka tindakan yang akan diputuskan.

Page 9: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

a. ETIKA UMUM,

Berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusiabertindak secara etis,

bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika danprinsip-prinsip moral dasar

yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak sertatolak ukur dalam menilai baik atau

buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang

membahas mengenai pengertian umum danteori-teori.

b. ETIKA KHUSUS

Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.

Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam

bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan

prinsip-prinsip moral dasar. Namun,penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai

perilaku saya dan oranglain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi

oleh kondisiyang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil

suatukeputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :

a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya

sendiri.

b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku

manusiasebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu

samalain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota

umatmanusia saling berkaitan.Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik

secara langsung maupunsecara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis

terhadpa pandangan-pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat

manusia terhadaplingkungan hidup.

Page 10: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

SISTEM PENILAIAN ETIKA :

1) Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau

jahat,susila atau tidak susila.

2) Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah

mendarahdaging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam

jiwa, bilatelah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu budi

pekerti,pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan,

cita-cita,niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.

Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai pada 3 (tiga)tingkat :

1. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa

rencanadalam hati, niat

2. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti

3. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.

Secara umum etika bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, etika bisnis memiliki prinsip-

prinsip umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis

yang dimaksud. Adapun prinsip prinsip etika bisnis tersebut sebagai berikut :

1. Prinsip Otonomi dalam Etika Bisnis

Prinsip otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki

kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan

misi yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung

pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu

sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.

Dalam prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan sebagai kehendak dan rekayasa

bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan keahlian perusahaan dalam usaha untuk

mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan sebagai

Page 11: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

kelembagaan. Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan ini tanpa merugikan pihak lain

atau pihak eksternal.

Dalam pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut dengan kebijakan eksekutif

perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran ,

kesejahteraan para pekerjanya ataupun komunitas yang dihadapinya. Otonomi disini harus

mampu mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam menggunakan

sumber daya ekonomi.Kalau perusahaan telah memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai

dengan nilai universal maka perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan

keluwesan yang melekat pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika

bisnis.

Dua perusahaan atau lebih sama-sama berkomitmen dalam menjalankan etika bisnis,

namun masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan berbeda-beda dalam

menjalankannya.Sebab masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan

berbeda-beda dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan memiliki kondisi

karakter internal dan pendekatan yang berbeda dalam mencapai tujuan, misi dan strategi

meskipun dihadapkan pada kondisi dan karakter eksternal yang sama. Namun masing-masing

perusahaan memiliki otoritas dan otonomi penuh untuk menjalankan etika bisnis. Oleh karena itu

konklusinya dapat diringkaskan bahwa otonomi dalam menjalankan fungsi bisnis yang

berwawasan etika bisnis ini meliputi tindakan manajerial yang terdiri atas : (1) dalam

pengambilan keputusan bisnis, (2) dalam tanggung jawab kepada : diri sendiri, para pihak yang

terkait dan pihak-pihak masyarakat dalam arti luas.

2. Prinsip Kejujuran dalam Etika Bisnis

Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam

mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika dikelola dengan

prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain yang

terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasarkan

kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip

kejujuran terhadap diri sendiri ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola

perusahaan maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip

kejujuran terhadap semua pihak terkait.

Page 12: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

3. Prinsip Keadilan dalam Etika Bisnis

Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis

adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak

langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam stakeholder. Oleh

karena itu, semua pihak ini harus mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang diberikan

oleh masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak dari bisnis.

Tolak ukur yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan ini sesuai dengan ukuran-

ukuran umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh prinsip keadilan

dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen,

menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan

keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.

4. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri dalam Etika Bisnis

Pinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang

dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke

masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan

kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama.

Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat tentu

tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan

ingin memberikan respek kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut

para pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Segala aspek aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh semua armada di dalam

perusahaan, senantiasa diorientasikan untuk memberikan respek kepada semua pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan. Dengan demikian, pasti para pihak ini akan memberikan

respek yang sama terhadap perusahaan. Sebagai contoh prinsip hormat pada diri sendiri dalam

etika bisnis : manajemen perusahaan dengan team wornya memiliki falsafah kerja dan

berorientasikan para pelanggan akan makin fanatik terhadap perusahaan. Demikian juga, jika

para manajemennya berorientasikan pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang

Page 13: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

berprestasi karena sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loya

terhadap perusahaan.

antara kelompok pasrial dan kelompok universal atau global.Etika ini hanya berlaku bagi

kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal, regional dan konvensi,

sifat dan lain-lain.Dengan demikian tidak berlaku bagi semua pihak atau masyarakat yang

bersifat global.

Hak dan Kewajiban

A. HAK

Dalam pemikiran dewasa ini barang kali teori hak adalah pendekatan yang paling banyak

dipakai untuk mengevaluasii baik buruknyasuatu perbuatan perilaku. Sebetulnya teori hak

merupakan suatu aspek dari teori deontology, karena hak berkaitan dengan kewajiban. Malah

bias dikatan hak dan kewajiban merupakan dua sisi dari uang logam yang sama. Kewajiban satu

orang biasanya serentak berarti juga hak dari orang lain. Dalam hak janji, umpanya, jika saya

berjanji sesuatu kepada teman, saya berkewajiban untuk menepati janji saya, sedangkan teman

saya itu berhak bahwa saya melakukan apa yang saya janjikan. Dalam teori etika dulu diberi

tekanan terbesar pada kewajiban,tapi sekarang kita mengalami keadaan sebaliknya, karena

sekarang segi hak paling banyak ditonjolkan. Biarpun teori hak ini sebetulnya berakar dalam

deontology, namun sekarang ia mendapat suatu identitas tersendiri dank arena itu pantas dibahas

tersendiri pula.

Hak didasrkan atas martabat manusia dan martabat bsemua manusia itu sama. Karena itu

teori hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Entah menjabat raja, atau terlahir

sebagai bangsawan, atau termasuk rakyat biasa, martabatnya selalu sama. Entah seseorang kaya

atau miskin, atau dalam keadaan ekonomis yang sedang, dari segi martabatnya tidak ada

perbedaan dan akibatnya ia tidak boleh diperlakukan dengan cara yang berbeda. Teori hak

sekarang begitu popular, karena dinilai cocok dengan penghargaan terhadap individu yang

memiliki harkat tersendiri. Karena itu manusia individual siapa pun tidak pernah boleh

dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan yang lain. Menurut perumusan termasyur dari

Immanuel Kant----yang kita kenal sebagai orang yang meletakkan dasar filosofis untuk

Page 14: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

deontology--,manusia merupakan suatu tujuan pada dirinya (an end in it self). Karena itu

manusia selalu harus dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak boleh diperlakukan

semata-mata sebagai sarana dari tercapinya tujuan lain.

Sebagaimana halnya dalam hal pemikiran moral pada umumnya, demikian juga dengan

etika bisnis sekarang teori hak diberi tempat yang penting. Dalam hal ini etika bisnis sekarang

teori hak diberi tempat yang terpenting. Dalam hal ini etika bisnis dalam bentuk sekarang hanya

melanjutkan perjuangan di bidang social-ekonomi yang berlangsung pada masa sebelumnya.

Perjuangan kaum buruh dalam zaman industrilisasi seluruhnya dilatarbelakangi wawasan hak.

Demikian juga upaya kaum wanita untuk mencapai status sama dengan pria. Dapat dimengerti

kalau dalam pendekatan hak terutama diberikan tekanan pada individu.

TEORI KEUTAMAAN

Dalam teori teori yang dibahas sebelumnya, baik buruknya perilaku manusia dipastikan

berdasarkan suatu prinsip atau norma. Kalau sesuai dengan norma, suatu perbuatan baik, kalau

tidak sesuai, perbuatan adalah buruk. Dalam konteks utilitarisme, suatu perbuatan adalah baik,

jika membawa kesenangan sebesar-besarnya bagi jumlah orang banyak. Dalam rangka

deontology, suatu perbuatan adalah baik, jika sesuai dengan prinsip janga mencuri, umpamanya.

Teori-teori ini semua didasarka atas prinsip (rule-based).

Di samping teori ini, mungkin lagi suatu pendekatan lain yang tidak menyoroti perbuatan,

tetapi memfokuskan pada seluruh manusia sebagaipelaku moral. Tidak ditanyakan “what shoul

he/she do?” melainkan “what kind of person should he/she be?” teori tipe terakhir ini adalah

keutamaan yang memandang sikap atau akhlak seseorang.Tidak ditanyakan apakah suatu

perbuatan tertentu adil,atau jujur, atau murah hati,melainkan apakah seseorang itu bersikap adil,

jujur, murah hati dan sebagainya.

KEWAJIBAN

A. Kewajiban Karyawan dan Perusahaan

1) Kewajiban karyawan terhadap perusahaan

a. Kewajiban ketaatan

Page 15: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

Karyawan harus taat pada atasannya di perusahaan, justru karena ia bekerja disitu.

Bila direktur perusahaan berdiri didepan pintu kantornya dan member perintah

kepada orang yang kebetulan lewat di jalan, orang itu tidak wajib sama sekali

mematuhi perintah itu, karena tidak mempunyai ikatan apapun dengan perusahaan

dimana sang direktur memegang pimpinan. Demikian juga, jika sang direktur

member perintah kepada karyawan dari perusahaan lain. Tetapi bagi orang yang

mempunyai ikatan kerja dengan perusahaan, salah satu implikasi dari statusnya

sebagai karyawan adalah bahwa dia harus mematuhi perintah dan petunjuk dari

atasannya. Pertama karyawantidak perlu dan malah tidak boleh mematuhi

perintah yang menyuruh dia melakuakan sesuatu yang tidak bermoral. Kedua

karyawan tidak wajib juga mematuhi perintah atasannya yang tidak wajar,

walaupun dari segi etika tidak ada keberatan. Ketiga karyawan juga tidak perlu

mematuhi perintah yang memang demi kepentingan perusahaan, tetapi tidak

sesuai dengan penugasan yang disepakati, ketika dia menjadi karyawan di

perusahaan itu.

1. Kewajiban Konfidensialitas

Adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang bersifat konfidensial dank

arena itu rahasia yang telah diperolehdengan menjalankan suatu profesi. Banyak

profesi mempunyai suatu kewajiban konfidensialitas, khususnya profesi

kedokteran. Dalam konteks perusahaan juga konfidensialitas bias memegang

peranan penting. Karena seseorang bekerja pada suatu perusahaan, bias saja dia

mempunyai akses kepada informasi rahasia. Contoh terkenal adalah akuntan.

Karena pekerjaannya, dia tahu persis bagaimana financial perusahaan, tetapi

pengetahuan itu tidak boleh dibawa keluar.

2. Kewajiban Loyalitas

Kewajiban loyalitas pun merupakan konsekuensi dari status sebagi karyawan

perusahaan. Dengan mulai bekerja di suatu perusahaan, karyawan harus mendukung

tujuan-tujuan perusahaan, karena sebagai karyawania melibatkan diri untuk turut

merealisasikan tujuan-tujuan tersebut, dank arena itu pula ia harus menghindari apa yang

Page 16: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

bias merugikan kepentingan perusahaan. Karyawan yang melakukan hal itu memenuhi

kewajiban loyalitas.

Faktor utama yang bias membahayakan terwujudnya loyalitas adalah konflik

kepentingan, artinya konflik antara kepentinganpribadi karyawan dan kepentingan

perusahaan. Karyawan tidak boleh menjalankan kegiatan pribadi, yang bersaing dengan

kepentingan perusahaan. Karena itu ia tidak boleh melibatkan diridalam kegiatan yang

terbentur dengan kewajiban itu. Dalam konteks loyalitas ini termasuk juga masalah etis

seperti menerima komisi atau hadiah selaku karyawan perusahaan.

B. Kewajiban Perusahaan Terhadap Karyawan

1. Perusahaan tidak boleh mempraktekan diskriminasi

Diskriminasi adalah masalah etis yang baru tampak dengan jelas dalam paro kedua

dari abad ke-20. Seperti berlaku banyak hal laindi zaman kita, tempat asal

permasalahan ini adalah Amerika Serikat. Salah satu prinsip dasar yang di tulis

Thomas Jefferson dalam Deklarasi kemerdekaan AMERIKA “we hold these truths to

be selft-evident :that all men are created equal and endowed by their creator with

certain inalienablerights”. Tetapi persamaan semua warga Negara yang dari semula

di anggap begitu eviden, pada kenyataannya hanya perlahan lahan di akui oleh

amerika serikat. Sekitar tahun 1950-an masih banyak diskriminatif di praktekan.

2. Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja

3. Kewajiban member gaji yang adil

Teori Lingkungan Hidup

Masalah sekitar lingkungan hidup baru disadari sepenuhnya dalam tahun 1960-an.

Sekaligus disadari pula bahwa masalah itu secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh

bisnis modern, khususnya oleh cara berproduksi dalam industry yang berdasarkan ilmu dan

berteknologi maju. Tentu banyak keluhan tentang pengaruh negative dari industri atas

lingkungan hidup. Dalam kesastraan dapat kita baca bagaimana penghuni disekitar pabrik pabrik

diasosiasikan dengan asap,jelaga, dan bau yang tidak sedap.

Ada 6 problem yang dengan jelas menunjukan dimensi Global :

Page 17: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

1. Akumulasi bahan beracun

2. Efek rumah kaca

3. Perusakan lapisan ozon

4. Hujan asam

5. Deforestasi dan penggurunan

6. Keanekaan hayati

Prinsip Etika Dalam Lingkungan Hidup

1. Lingkungan hidup sebagai “the commons”

Dalam zaman modern, dengan bertambahnya jumlah penduduk system ini tidak bias

di pertahankan lagi dan lading umum itu diprivatisasi dengan menjualnya kepada

penduduk perorangan. Bagi masyarakat yang bersangkutan kejadian ini merupakan

suatu perubahan yang besar.

Menurut Hardin, masalah lingkungan hidup dan masalah kependudukan dapt

dibandingkan dengan proses menghilangnya the commons.

2. Lingkungan hidup tidak lagi eksternalitas

Dengan demikian serentak juga harus ditinggalkan pengandaian kedua tentang

lingkungan hidup dalam bisnis modern, yakni bahwa sumber sumber daya alam itu

tidak terbatas. Mau tidak mau harus kita akui lingkungan hidup dan komponen-

komponen di dalamnya tetap terbatas walaupun barangkali tersedia dalam kapasitas

yang besar.

3. Pembangunan yang berkelanjutan

Jika krisis lingkungan dipertimbangkan dengan serius, bagi ekonomi masih ada satu

konsekuensi lain yang sulit di hindarkan. Setelah dihadapi dengan masalah

lingkungan, kini banyak orang menjadi petranyaan apakah dogma ekonomi ini masih

dapat di pertahankan. Yang untuk pertama kali di mempersoalkan pertumbuhan

ekonomi terus menerus adalah kelompok cendikiawan yang d kenal dengan nama

THE CLUB OF ROME. Pembangunan berkelanjutan dapat memperdamaikan

beberapa pandangan tentang hubungan antara ekonomi dan lingkungan hidup yang

selama ini tampak bertentangan dan sehingga sulit untuk di jembatani. Pertentangan

Page 18: Etika Bisnis. Tugas Kelompok

di antara mereka yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan mereka yang menolak

dapat di perdamaikan, karena kalau kita menyetujui prinsip pembangunan

berkelanjutan,pertumbuhan tetap dimungkinkan, asalkan untuk masa depan terbuka

aspek ekonomi yang berkualitas sama.