tugas kelompok (1)

25
FENOMENA FRAUD DI DUNIA Fraud adalah penggunaan suatu jabatan oleh seseorang untuk memperkaya dirinya melalui penyalahgunaan yang disengaja atau penyalahgunaan pengguanan aset atau sumber daya organiasi (Albrecht et al, 2012). Fraud dapat terjadi di mana saja dan siapa pun berkesempatan untuk melakukannya. Maka pada tahun 1988, Dr Joseph T. Wells mendirikan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dengan menyatakan misi untuk mengurangi kejadian penipuan dan kejahatan kerah putih dan untuk membantu anggotanya dalam deteksi dan pencegahan fraud. Asosiasi ini sangat diperlukan karena banyak kerugian yang dikarenakan oleh fraud. Kerugian yang disebabkan oleh fraud berfluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 terjadi penurunan dari tahun 2010, namun pada tahun 2014 terjadi peningkatan kerugian. Hal ini berarti fraud tidak dapat diprediksi apakah bisa menurun atau meningkat setiap tahunnya seperti yang terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Distribution of Dollar Losses Gambar 2. Occupational Frauds by Category — Frequency

Upload: baiq-normalita-nitisari

Post on 02-Feb-2016

235 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kelompok (1)

FENOMENA FRAUD DI DUNIA

Fraud adalah penggunaan suatu jabatan oleh seseorang untuk memperkaya dirinya melalui penyalahgunaan yang disengaja atau penyalahgunaan pengguanan aset atau sumber daya organiasi (Albrecht et al, 2012). Fraud dapat terjadi di mana saja dan siapa pun berkesempatan untuk melakukannya. Maka pada tahun 1988, Dr Joseph T. Wells mendirikan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dengan menyatakan misi untuk mengurangi kejadian penipuan dan kejahatan kerah putih dan untuk membantu anggotanya dalam deteksi dan pencegahan fraud. Asosiasi ini sangat diperlukan karena banyak kerugian yang dikarenakan oleh fraud.

Kerugian yang disebabkan oleh fraud berfluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 terjadi penurunan dari tahun 2010, namun pada tahun 2014 terjadi peningkatan kerugian. Hal ini berarti fraud tidak dapat diprediksi apakah bisa menurun atau meningkat setiap tahunnya seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Distribution of Dollar Losses

Gambar 2. Occupational Frauds by Category — Frequency

Fraud pada perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama yaitu: penyelewengan aset, korupsi dan fraud pelaporan keuangan. Dari jumlah tersebut, penyelewengan aset adalah yang paling sering terjadi, yaitu 85% kasus dalam penelitian ACFE, serta menyebabkan kerugian rata-rata $ 130.000. Sebaliknya, hanya 9% dari kasus yang terlibat fraud pelaporan keuangan, tapi memiliki pengaruh kerugian yang terbesar, dengan kerugian rata-rata yaitu $1 juta.

Page 2: Tugas Kelompok (1)

Gambar 3. Occupational Frauds by Category — Median Loss

Gambar 4. Frequency and Median Loss of Corruption Cases by Region

Gambar 4 menggambarkan pemecahan kasus korupsi menurut wilayah, bersama dengan kerugian rata-rata masing-masing kasus. Timur Tengah dan Afrika Utara memiliki persentase terbesar dari kasus korupsi diikuti dengan Sub-Sahara Afrika.

Gambar 5. Overlap of Fraud Schemes

Page 3: Tugas Kelompok (1)

Para pelaku fraud tidak hanya melakukan satu jenis fraud saja, tapi dapat lebih melakukan fraud. Seperti yang terlihat pada gambar di atas.

Gambar 6. Initial Detection of Occupational Frauds

Mengidentifikasi fraud dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling banyak dilakukan adalah pengaduan. Biasanya pihak yang melakukan pengaduan adalah pihak-pihak yang dirugikan atas fraud.

Gambar 7. Type of Victim Organization — Frequency

Perusahaan swasta terlihat paling banyak menjadikorban fraud, dapat dilihat persentasenya sebesar 42% dan perusahaan yang paling kecil menjadi korban fraud adalah perusahaan Non-Profit.

Page 4: Tugas Kelompok (1)

Gambar 8. Type of Victim Organization — Median Loss

Gambar 9. Position of Perpetrator

Gambar di atas menjelaskan bahwa fraud paling banyak dilakukan oleh Karyawan kemudian diikuti oleh Manajer dan terakhir oleh Eksekutif.

Page 5: Tugas Kelompok (1)

Gambar 10. Median Loss by Position

Fraud yang dilakukan oleh Ekskutif paling sedikit terjadi namun paling banyak kerugiannya. Karena para ekskutif memiliki pengaruh yang besar pada perusahaan. Sedangkan fraud yang frekuensinya paling banyak dilakukan oleh karyawan, menunjukkan kerugian yang paling sedikit.

Gambar 11. Age of Perpetrator

Berdasarkan tabel di atas, seeorang melakukan fraud rata-rata pada rentang usia 41-45 tahun. Karena pada usia tersebut rata-rata seseorang telah memegang jabatan yang tinggi pada perusahaan. kebanyakan dari pelaku fraud adalah laki-laki.

Gambar 12. Gender of Perpetrator

Page 6: Tugas Kelompok (1)

Gambar 12. Fraud Tree

Kemajuan teknologi dan evolusi terus-menerus dari lingkungan bisnis global memberikan kedua perangkat ditingkatkan serta tantangan tambahan untuk perbuatan dan penyembunyian - serta pencegahan, deteksi dan investigasi - penipuan. bahkan penerang dari perubahan tersebut, bagaimanapun fraud telah mengungkapkan pola yang konsisten dan jelas tentang bentuk skema penipuan mengambil dan biaya relatif dari setiap jenis skema. Secara khusus, frauds dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama: penyalahgunaan aset, korupsi dan penipuan laporan keuangan, dengan masing-masing kategori lanjut dipecah menjadi beberapa subkategori seperti yang ditunjukkan dalam Penipuan dan Penyalahgunaan Klasifikasi Sistem, juga dikenal sebagai Fraud Tree.

Page 7: Tugas Kelompok (1)

FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA

a. Korupsi di Indonesia berdasarkan Corruption Perception Index

Corruption Perception Index mengukur tingkat persepsi korupsi sektor publik di 175 negara/wilayah di seluruh dunia yang dilakukan oleh Organisasi Transparancy International.

Tabel 1. Corruption Perception Index Negara-negara ASEAN Tahun 2014

NegaraRanking ASEAN

Ranking Global

Skor

Singapura 1 7 87Malaysia 2 50 52Filipina 3 85 38Thailand 3 85 38

Indonesia 4 107 34Vietnam 5 119 31

Laos 6 145 25Kamboja 7 156 21Myanmar 7 156 21

Skor : 0 Korupsi Tinggi100 Bebas Korupsi

Sumber : www.transparency.org

Berdasarkan Corruption Perception Index yang dilakukan oleh Transparancy International terlihat pada tabel di atas bahwa tingkat korupsi sektor publik di Indonesia masih tinggi, karena hanya mendapat skor 34 dari skala 100. Secara global Indonesia berada di ranking 107 dari 175 negara, hal ini menunjukkan Indonesia tidak termasuk pada 5 negara dengan korupsi sektor publik terbawah. Untuk skala ASEAN, Indonesia menempati posisi ke-4, yang kemudian diikuti oleh Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar.

Page 8: Tugas Kelompok (1)

b. Korupsi di Indonesia berdasarkan Indeks Persepsi PERC

Sumber : www.asiarisk.com

Tabel 2. Peringkat PERC Negara ASEAN

Berdasarkan Indeks Peringkat PERC yang dilakukan oleh Asia Risk, Indonesia menempati posisi kedua terbawah dalam skala Asia maupun ASEAN dengan skor 8,85. Hal ini berarti tingkat korupsi di Indonesia tinggi dalam skala Asia. Terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 2014. Indonesia telah melakukan upaya untuk penurunan, namun masih jauh bila dibandingkan dengan negara Asia lainnya.

c. Indeks Daya Saing (Global Competitiveness Index) Negara-negara ASEAN Tahun 2015-2016 oleh World Economic Forum (WEF)

WEF mendefiniskan daya saing sebagai kumpulan kelembagaan, kebijakan dan faktor-faktor yang menentukan tingkat produktifitas Negara. Setiap tahun World

No NegaraSkor

2014 20151 Singapura 1,6 1,332 Malaysia 5,25 4,963 Thailand 8,25 6,884 Filipina 7,85 7,435 Kamboja 8 7,756 Indonesia 8,85 8,097 Vietnam 8,73 8,24

Skor : 0 Bebas Korupsi  10 Korupsi Tinggi

Page 9: Tugas Kelompok (1)

Economic Forum menerbitkan laporan pemeringkatan Negara dengan menggunakan indeks daya saing global atau Global Competitiveness Index (GCI).

GCI merupakan ukuran daya saing setiap negara dengan mengunakan 126 indikator yang dikelompokkan dalam 12 pilar yaitu kelembagaan, infrastruktur, lingkungan makro ekonomi, pendidikan dasar dan kesehatan, pendidikan tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, pengembangan pasar keuangan, kesiapan teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis, dan inovasi.

Tabel 3. Global Competitiveness Index (GCI) Negara ASEAN

Ranking ASEAN

Ranking Global

Negara Skor

1 2 Singapore 5.682 18 Malaysia 5.233 32 Thailand 4.644 37 Indonesia 4.525 47 Filipina 4.396 56 Vietnam 4.307 83 Laos 4.008 90 Cambodia 3.949 131 Myanmar 3.32

Skor : 1 Daya Saing Rendah  7 Daya Saing Tinggi

Sumber : www.weforum.org

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dalam hal daya saing Indonesia cukup baik karena berada di ranking 37 dari 140 negara dengan skor 4,52. Untuk skala ASEAN, Indonesia pun berada di ranking 4. Hal ini berarti dalam segi kelembagaan, infrastruktur, lingkungan makro ekonomi, pendidikan dasar dan kesehatan, pendidikan tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar barang, efisiensi pasar tenaga kerja, pengembangan pasar keuangan, kesiapan teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis, dan inovasi Indonesia mampu bersaing dengan skala ASEAN maupun global.

d. Ranking Kemudahan Berinvestasi (Doing Business) Negara ASEAN Tahun 2015

Ranking ini dikeluarkan oleh World Bank Group untuk memperlihatkan ranking kemudahan berinvestasi 189 negara di dunia berdasarkan berbagai indikator yaitu, proses memulai usaha, izin mendirikan bangunan, pendaftaran properti, penyambungan listrik, pembayaran pajak, penegakan kontrak, dan penyelesaian perkara kepailitan.

Page 10: Tugas Kelompok (1)

Tabel 4. Ranking Kemudahan Berinvestasi (Doing Business)

No NegaraRanking Global

1 Singapura 12 Malaysia 183 Thailand 264 Vietnam 785 Filipina 95

6Brunei Darussalam 101

7 Indonesia 1148 Laos 1489 Myanmar 177

Sumber : www.doingbusiness.org

Berdasarkan tabel di atas terlihat Indonesia berada pada ranking 114 secara global dari 189 negara dan ranking 7 dalam skala ASEAN. Hal ini berarti Indonesia harus banyak memperbaiki sistem yang ada agar mempermudah investor dalam berinvestasi karena rankingnya di bawah rata-rata negara ASEAN. Pemerintah perlu mengeluarkan sejumlah kebijakan guna menarik investasi asing ke Indonesia. Salah satunya adalah kebijakan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement) dengan sejumlah negara termasuk Uni Eropa, seperti yang telah dilakukan Vietnam (www.cnnindonesia.com).

e. Integritas Sektor Publik di Indonesia Tahun 2013

Survei Integritas Sektor Publik dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka memberikan penilaian terhadap integritas layanan yang diberikan oleh lembaga pemerintah kepada masyarakat. Hasil penilaian merupakan cerminan bagaimana masyarakat sebagai pengguna layanan memberikan penilaian yang didasarkan dari pengalaman pengguna layanan dalam mengurus layanan di lembaga tersebut. Survei ini dilakukan terhadap 85 instansi yang terdiri atas 20 instansi pusat, 5 instansi vertikal dan 60 instansi pemerintah daerah. Jumlah respondennya mencapai 15.000 yang terbagi dalam 484 unit layanan dengan rincian sebagai berikut: 40 unit layanan di instansi pusat dengan 1.200 responden, 264 unit layanan di instansi vertikal dengan 8.160 responden dan 180 unit layanan di Pemda dengan 5.640 responden.

Page 11: Tugas Kelompok (1)

Indeks Integritas Pusat

Tabel 5. 10 Instansi Pusat Tertinggi

No InstansiIndeks Prestasi

Pengalaman Potensi

Total

1 Badan Pengawas Obat dan Makanan 7,95 7,17 7,692 Kementerian Lingkungan Hidup 7,85 7,23 7,643 RS. Fatmawati 7,99 6,77 7,584 Badan Koordinasi Penanaman Modal 7,8 7,11 7,575 Kementerian Pertanian 7,71 7,03 7,496 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 7,85 6,69 7,467 RS. Cipto Mangunkusumo 7,79 6,75 7,458 Kementerian Kesehatan 7,75 6,73 7,419 Kementerian Komunikasi dan Informatika 7,58 7,07 7,4110 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 7,57 7,06 7,4

Sumber : www.kpk.go.id

Tabel 6. 10 Instansi Pusat Terendah

No InstansiIndeks Prestasi

Pengalaman Potensi

Total

11 Kementerian Keuangan 7,64 6,86 7,3812 Kementerian Perindustrian 7,49 6,99 7,3213 Kementerian Energi Sumber Daya Mineral 7,6 6,73 7,3114 Kementerian Perdagangan 7,42 6,99 7,2815 Kementerian Luar Negeri 7,52 6,7 7,2416 Kementerian Perhubungan 7,3 7,09 7,2317 Kementerian Kehutanan 7,62 6,32 7,1918 Kementerian Kelautan dan Perikanan 7,24 6,88 7,1219 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI 7,41 6,45 7,0920 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 6,96 6,73 6,88

Sumber : www.kpk.go.id

Tabel 7. Indeks Integritas 5 Instansi Vertikal

No InstansiIndeks Prestasi

Pengalaman Potensi

Total

1 Mahkamah Agung 7,62 6,06 7,12 Kementerian Hukum dan HAM 7,4 6,17 6,993 Kepolisian Republik Indonesia 6,99 5,9 6,634 Kementerian Agama 7,03 5,55 6,545 Badan Pertanahan Nasional 6,67 5,72 6,36

Sumber : www.kpk.go.id

Page 12: Tugas Kelompok (1)

Tabel 8. Indeks Integritas Daerah – 10 Pemda Tertinggi

No InstansiIndeks Prestasi

Pengalaman Potensi

Total

1 Pemko Pare Pare 7,83 7,46 7,712 Pemko Surabaya 7,93 6,98 7,613 Pemko Bitung 7,66 7,29 7,544 Pemko Tanjung Pinang 7,87 6,77 7,55 Pemko Gorontalo 7,89 6,7 7,496 Pemko Pematang Siantar 7,79 6,63 7,417 Pemko Mataram 7,75 6,56 7,368 Pemko Denpasar 7,67 6,56 7,39 Pemko Bogor 7,66 6,54 7,2910 Pemko Yogyakarta 7,56 6,71 7,28

Sumber : www.kpk.go.id

Tabel 9. Indeks Integritas Daerah – 10 Pemda Terendah

No InstansiIndeks Prestasi

Pengalaman Potensi

Total

51 Pemko Bandar Lampung 6,75 5,64 6,3852 Pemkab Jember 6,58 5,76 6,3153 Pemko Semarang 6,39 6,1 6,2954 Pemko Balikpapan 6,31 5,96 6,1955 Pemko Palu 6,8 4,88 6,1656 Pemko Bima 6,77 4,74 6,157 Pemko Pekanbaru 6,34 5,46 6,0558 Pemko Bengkulu 6,51 5,09 6,0459 Pemko Palangkaraya 6,28 5,35 5,9760 Pemko Jayapura 5,83 5,36 5,68

Sumber : www.kpk.go.id

Page 13: Tugas Kelompok (1)

Definition of Fraud: Various Terms

1. Fraud (Kecurangan )Kecurangan seringkali menyangkut hal berikut ini: (a) suatu tekanan atau suatu dorongan untuk melakukan kecurangan, (b) suatu peluang yang dirasakan ada untuk melaksanakan kecurangan. Meskipun tekanan dan peluang khusus untuk terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dapat berbeda dari kecurangan melalui perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva, dua kondisi tersebut biasanya terjadi di kedua tipe kecurangan tersebut. Sebagai contoh, kecurangan dalam pelaporan keuangan dapat dilakukan karena manajemen berada di bawah tekanan untuk mencapai target laba yang tidak realistik. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat dilakukan karena individu yang terlibat hidup di luar batas kemampuannya. Peluang dirasakan ada jika seorang individu yakin bahwa ia dapat menghindari pengendalian intern. Sumber: PSA No. 70

2. Error (Kekeliuran)Menurut PSA no. 70 error adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja.

3. Irregulation Irregularities merupakan kesalahan yang disengaja dilakukan oleh manajemen atau karyawan perusahaan yang mengakibatkan kesalahan material terhadap penyajian laporan keuangan, misalnya kecurangan (fraud).Sumber : Sunarto (2003:57)

4. CoruruptionKelompok delik penyuapan (Corruption/korupsi) UU NO.31/1999 jo UU No.20/2001 menyebutkan bahwa pengertian korupsi mencakup perbuatan:- Melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan

keuangan/perekonomian negara (pasal 2).- Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang dapat merugikan keuangan/kedudukan yang dapat merugikan keuangan/ perekonomian negara (pasal 3)pasal 5,6, dan 11)- Kelompok delik penggelapan dalam jabatan (pasal 8, 9, dan 10)- Delik pemerasan dalam jabatan (pasal 12)- Delik yang berkaitan dengan pemborongan (pasal 7)- Delik gratifikasi (pasal 12B dan 12C)

Sumber : www.kpk.go.id

5. GratificationPengertian gratifikasi terdapat pada Penjelasan Pasal 12B Ayat (1) UU No.31 Tahun 1999 juncto UU No.20 Tahun 2001, bahwa : "Yang dimaksud dengan "gratifikasi"

Page 14: Tugas Kelompok (1)

dalam ayat ini adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjawalan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.Sumber : www.kpk.go.id

Jakarta - Sebanyak 35 parsel lebaran diserahkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi kepada KPK. KPK memperkirakan parsel-parsel tersebut bernilai Rp 10,7 juta. Menurut Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono, dari 35 parsel yang diserahkan ke KPK, 15 di antaranya disita untuk negara. Isi dari parsel parsel tersebut bermacam-macam."Berupa kain, keramik, tea set, coffe maker, jam dinding, dan hiasan garuda warna emas," kata Giri melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Kamis (16/10/2014).Parsel-parsel tersebut dibawa dari Semarang ke KPK hari ini. "Karena banyak, kita angkut ya pakai mobil box," ujar Giri. Kini puluhan parsel tersebut berada di ruang gratifikasi KPK.Ada pun yang berisi makanan dan minuman dikarenakan khawatir kadaluarsa, langsung diserahkan ke pihak yang membutuhkan. KPK mengapresiasi tindakan yang dilakukan Hendrar karena bisa menjadi contoh yang baik bagi kepala daerah yang lain.Peraturan tentang laporan dugaan gratifikasi oleh penyelenggara negara ini diatur dalam Pasal 12B ayat (1) UU No 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).Dalam pasal tersebut dijelaskan gratifikasi sebagai pemberian dalam arti luas. Pasal lain yaitu Pasal 12C ayat (1) UU Tipikor bahwa gratifikasi yang diterima penyelenggara negara tidak akan dianggap sebagai suap jika yang bersangkutan melapor ke KPK.Sumber: www.kpk.go.id

6. Illegal acts Menurut PSA 31 (SA 317) tindakan ilegal sebagai pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan. Contohnya adalah pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang ditetapkan pemerintah dan pelanggaran hukum, perlindungan lingkungan.

7. Bribery (Suap)Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II, Tahun 1991, tidak dapat ditemukan defenisi kata ini, tetapi kita dapat menemukan sinonimnya yaitu sogok yang defenisinya adalah dana yang sangat besar yang digunakan untuk menyogok para petugas. Kadang timbul dalam pemikiran saya, mungkinkah karena tidak ada defenisi kata “suap” di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sehingga sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan hal ini dan para pelakunya tidak merasa bersalah?Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Inggris (Webster) halaman 120 digabungkan dengan Buku Ensiklopedi Dunia halaman 487, menyatakan bahwa Suap (Bribe) adalah suatu tindakan dengan memberikan sejumlah uang atau barang atau perjanjian khusus kepada seseorang yang mempunyai otoritas atau yang dipercaya, contoh, para pejabat, dan membujuknya untuk merubah otoritasnya demi keuntungan

Page 15: Tugas Kelompok (1)

orang yang memberikan uang atau barang atau perjanjian lainnya sebagai kompensasi sesuatu yang dia inginkan untuk menutupi tuntutan lainnya yang masih kurang.

8. Fraidulent ReportPengertian Fraudulent financial reporting menurut Arens (2005 : 310) adalah sebagai berikut Fraudulent financial reporting is an intentional misstatement or omission of amounts or disclosure with the intent to deceive users. Most cases of fraudulent financial reporting involve the intentional misstatement of amounts not disclosures. For example, worldcom is reported to have capitalized as fixed asset, billions dollars that should have been expensed. Omission of amounts are less common, but a company can overstate income by omittingaccount payable and other liabilities.Although less frequent, several notable cases of fraudulent financial reporting involved adequate disclosure. For example, a central issue in the enron case was whether the company had adequately disclosed obligations to affiliates known as specialm purpose entities.

Pengertian lain menurut Messier, JR (2000:87), Fraudulent financial reporting dapat menyangkut tindakan seperti manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan, representasi yang salah atau penghilang dari laporan keuangan, salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.

Page 16: Tugas Kelompok (1)

Case 1

1. How much additional revenue must each company generate to recover the losses from the fraud?Clever Inc, is a car manufacturer. Its 2008 income statement is as follows :Sales revenue $ 20.000Less cos of goods sold($ 10.000)Gross margin $ 10.000Expenses ($ 8.000)Net income $ 2.000

Alexander Inc, is a car rental agency based in Florida. Its 2008 income statement is as follows :Sales revenue $ 20.000Expenses ($ 15.000)Net income $ 5.000

Untuk menghitung kehilangan dari kecurangan yang timbul dari laporan laba rugi diatas, kita harus menghitung profit margin dulu untuk melihat perbedaan antara penjualan yang dilakukan perusahaan dan pendapatan besih yang dihasilakan.Clever Inc.

Profit margin : 2.000/20.000 = 0,1Fraud : 1.000/0,1 = 10.000

Alexander Inc.Profit margin : 5.000/20.000 = 0,25Fraud : 1.000/0,25 = 4.000

2. Why are these amounts different?

Terjadi perbedaan jumlah beban antara kedua perusahaan tersebut karena walaupun mempunyai pendapatan yang sama tetapi dengan adanya perbedaan beban yang harus dikeluarkan sehingga net income juga berbeda yang pada akhirnya akan berpengaruh pada besarnya dampak fraud yang terjadi.

3. Which company will probably have to generate less revenue to recover the losses?Perusahaan yang mungkin harus menghasilkan lebih sedikit pendapatan untuk memulihkan kerugian adalah perusahaan Alexander Inc.

Page 17: Tugas Kelompok (1)

Case 4

1. Ruth Mishkin mendapati peluang fraud di perusahaan tempat bekerjanya dikarenakan di perusahaan tersebut telah mempercayakan Ruth untuk memegang tiga departemen, yaitu dibagian pembayaran utang, bagian rekonsiliasi akun bank, dan bagian kas manajemen lainnya. Sehingga tanpa disadari oleh presiden perusahaan dan tanpa adanya pengendalian di setiap bagian pekerjaan, serta presiden tersebut tidak memiliki akses sendiri ke informasi di bagian-bagian tersebut, sehingga membuat Ruth memiliki peluang fraud dengan cara diam-diam mencuri dana perusahaan selama beberapa tahun.

2. Tekanan yang dilakukan oleh Ruth adalah vice pressure yaitu suatu kondisi dimana timbul kebutuhan keuangan yang didasari atas tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan moralitas seperti perjudian, kecanduan narkoba, alkohol, dan hubungan luar nikah (selingkuh). Dalam kasus ini, Ruth memiliki kecanduan unt uk berjudi, sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kehilangan uang sebesar $320.000.

3. Fakta yang terungkap dalam kasus Ruth mendapatkan kesempatan fraud adalah adanya kelemahan pengendalian di perusaahan, seperti tidak ada pengawasan terhadap apa yang dilakukan oleh karyawan atau tidak adanya sistem mutasi pegawai. Kemudian adanya kelemahan dalam mengakses informasi, seperti presiden perusahaan tersebut baru bisa mengakses informasi yang dimiliki oleh pelaku ketika pelaku ijin sakit.

4. Orang yang terlibat pada perjudian, biasanya mereka akan mengalami ketergantungan untuk ingin memenangkan setiap taruhan. Apalagi jika suatu ketika orang tersebut mengalami kekalahan terus menerus sehingga mengalami kerugian material yang besar, maka mereka pasti ingin balik modal, salah satu caranya dengan melipatgandakan taruhan mereka. Ketika orang tersebut ditempatkan dibagian keuangan di tempat kerjanya, maka tidak menutup kemungkinan orang tersebut akan melakukan fraud berdasarkan vice pressure.

Page 18: Tugas Kelompok (1)