tugas pkn kelompok 1

28
BAB VI DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI Oleh : M.jafar A. PENDAHULUAN Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya ingin kembali mahasiswa dengan kompetensi agar siap menjadi warga negara yang cerdas dan baik. Warga yang ideal itu ditunjukan pada kecerdasan sebagai warga negara (civic Intellegent) tsnggung jawab sebagai warga negara (civiv responsibility) dan partisipasi sebagai warga negara ( civic participation). Untuk mencapai kompetensi itu mahasiswa harus memahami tentang demokrasi dan pendidikan demoktrasi. B. ARTI DAN MAKNA DEMOKRASI Demokrasi adalah salah satu istilah bglobal yang sangat popular dan berpebgaruh dalam wacana akademik dan pratik politik. Demokrasi berasal dari bahsa yunani, yaitu demos dan kratos. Demosartinya rakyat dan kratos berate pemerintahan. Jadi demokrasi artinya pemerintahan raktyat yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat penting dan menentukan dalam kebijakan dalam suatu negara. Banyakn literature yang membahas tentang demokrasi. Salah satunya The Advanced Learners Dictionary Of Current English (Hornb, 1962:261) yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah: “(1) Country with principles of govermment inwith all adult citizens share traough their elected representatives; (2) country with government encourages and allows rights nof citizenship such asd freedom of speech, religion, opinion, and association , the

Upload: evihutria

Post on 17-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tugas Pkn Kelompok 1

TRANSCRIPT

BAB VIDEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASIOleh : M.jafarA. PENDAHULUAN Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya ingin kembali mahasiswa dengan kompetensi agar siap menjadi warga negara yang cerdas dan baik. Warga yang ideal itu ditunjukan pada kecerdasan sebagai warga negara (civic Intellegent) tsnggung jawab sebagai warga negara (civiv responsibility) dan partisipasi sebagai warga negara ( civic participation). Untuk mencapai kompetensi itu mahasiswa harus memahami tentang demokrasi dan pendidikan demoktrasi.B. ARTI DAN MAKNA DEMOKRASIDemokrasi adalah salah satu istilah bglobal yang sangat popular dan berpebgaruh dalam wacana akademik dan pratik politik. Demokrasi berasal dari bahsa yunani, yaitu demos dan kratos. Demosartinya rakyat dan kratos berate pemerintahan. Jadi demokrasi artinya pemerintahan raktyat yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat penting dan menentukan dalam kebijakan dalam suatu negara. Banyakn literature yang membahas tentang demokrasi. Salah satunya The Advanced Learners Dictionary Of Current English (Hornb, 1962:261) yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah:(1) Country with principles of govermment inwith all adult citizens share traough their elected representatives; (2) country with government encourages and allows rights nof citizenship such asd freedom of speech, religion, opinion, and association , the assertion of rule of law, majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities, (3)society in wihich treatment of each other by citizens asa equals.Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat yang warga negara dewasa turut berpatisipasi dalam pemerintahan melaluli wakilnya yang dipilih; pemerintahnya mendorong dan menjamin kemerdekaaan bebicara, beragama, berpendapat, berseikat, menegakkan rule of law, adanya pemerintahn mayoritas yang menghormati hal-hak kelompok minoritas; dan masyartakat yang warga negaranya saling member peluang yang sama. Demokrasi menurut bMasoed (1999:24) sebetulnya bukanlah suatu konsep politik modern tentang peraturan negara, tata kehidupan masyarakat (demopkrasi procedural) dan hak-hak masyarakat bernegara, tetapi telah mendarah daging pada bangsa yunani puluhan dsan bahkan ratusan tahun sebelum masehi. Walupun demokrasi merupakan konsep dan praktik bernegara yang sudah sangat lama dalam peradaban manusia, akan tetapi konsep demokrasi selalu menarik untuk terus dikaji baik kalangan akademis, peneliti, pengambil kebijakan maupun ilmuwan politik.Menujrut Dahl (2001), secara hitoris istilah demokrasi telah digunakan pada dua corak nkhusus rezim yang meskipun berbeda satu sama lain, tetapi relative jaluh lebih demokratis dibandingkan dengan semua rezim lain. Pertama, negara kota yang lebihb demokratis, dan kedua, negara bangsa yang relative demokratis. Bila rezim pertama berusaha untuk mendemokrasisasikan pemerintahan yang berukuran besar, maka rezim yang kedua disebut dengan poliarkhi. Bagi Dahl (1986:xxxviii,), demokrasi adalah suatu sistem politik dimana para anggotanya saling memandang antara satu dengan lainnya sebagai orang-orang yang sama dipandang dari segi politik dan mereka itu secara bersama adalah berdaulat dan memiliki segala kemampuan, sumberdaya, lembaga-lembaga yang di perlukan demi memerintah diri mereka sendiri. Jadi masing setiap orang dalam demokrasi memiliki kedaulatannya masing-masing. Kedaulatannya ini sering dengan pengembangan demokrasi diberikan kepada para wakilyang dipilihnya melalui suatu pemilihan umum untuk mewakilinya dalam pemerintahan. Hak-hak dasar yang dimiliki individu sendiri adalah sesuatu yang mutlak yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Oleh karena itu bagi para wakil yang ada dalam memjalankan dan merumuskan segala kebijakan yang akan diberlakukan bagi rakyatnya harus sangat memperhatikanhak-hak individu dan kepentingan minoritas. Karena semua kepentingan dalam politik demokrasi harus mendapatkan tempat yang sama. Dahl memberikan beberapa kretaria untuk proses demokrasi yang dapat dijalankan dalam suatu Negara. Pertama, partisipasi efektif, sebelum sebuah kebijakan digunakan oleh asosiasi, seluruh anggota yang mempunyai kesempatan yang sama dan efektif untuk membuat pandangan mereka diketahui oleh anggota-anggota lainnya sebagaimana seharusnya kebijakan itu dibuat. Kedua adalah persamaan suara. Ketika akhirnya tiba-tiba saat dibuatnya keputusan tentang kebijaksanaan itu, setiap anggota harus mempunyai kesempatan yang sama dan efektif untuk memberikan suara dan seluruh suara yang harus dihitung sama. Ketiga adalah pemahaman yang cerah. Dalam batas waktu yang rasional, setiap anggota harus mempunyai keputusan yang sama dan efektif untuk mempelajari kebijakan-kebijakan alternative yang relevan dan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin. Keempat adalah pengawasan agenda. Setiap anggota harus mempunyai kesempatan eksklusif untuk memutuskan bagaimana dan apa permasalahan yang dibahas dalam agenda. Jadi proses demokrasi yang dibutuhkan oleh tiga criteria sebelumnya tidak pernah tertutup. Berbagai kebijakan asosiasi tersebut terbuka untuk dapat diubah oleh para anggotanya,jika mereka menginginkannya begitu. Kelima adalah pencakupan orang dewasa. Semua, atau paling tidak sebagian besar, orang dewasa menjadi penduduk tetap harusnya memiliki hak kewarganegaraan penuh yangditunjukan oleh empat kreteria sebelumnya. Sebelum abad kedua puluh kreteria ini tidak diterima sebagian besar pendukung demokrasi. Untuk membenarkan hal tersebut kita perlu memeriksa mengapa kita harus mem[perlakukan lainnya nsama secara politik. Mengacu kepada pemikiran tentang karakteristik dan parameter demokrasi dalam kajian ini, dahl dalam karyanya dilemma of pluralist democracy ( 1985 7-11) mengemukakaan beberapa kretaria yang mmesti terwujud dalam sistem demokratis . pertama, pengontrolan terhadap keputusan pemerintah mengenal kebijakan secara konstitusional diberikan kepada para pejabat yang terpilih. Kedua, melalui pemilihan yang teliti dan jujur para penjabat dipilih tanpa paksaan. Ketiga, semua orang dewasasecara praktis juga mempunyai hak untuk mencalonkan diri pada jabatan-jabatan dalam pemeritahan., meskipun pembatasan usia untuk menduduki suatu jabatan mungkin yang blebih ketat ketimbang hak pilihnya. Kelima, rakyat mempunyai hak untuk menyuarakan pendapat tanpa ancaman hukum yang berat mengenai berbagai persoalan politik pada tataran yang lebih luas, termasuk mengkritisi pada penjabat, sistem pemerintahan, ideology yang berlaku dan tatanan sosio-ekonomi. Keenam, rakyat mempunyai hak untuk mendapatkan sumber- sumber informasi alternatife yang ada dan dilindungi oleh hukum. Ketujuh, dalam meningkatkan hak-hak rakyak, warga Negara mempunyai hak dan kebebasan untuk membentuk berbagai partai politik dan perkumpulan yang independen. Untuk mewujudkan kualitas nkultural secara memadai, perlu adanya pemupukan kesadaran nilai-nilai demokrasi dikalangan rakyat melal;ui proses penyadaran atas kemakmuran (ekonomi) dean pendidikan yang merata. Menurut J.W Schoorl (1999:5), makin makmur ekonomi rakyat, makin besar kemungkinan rakyat berpegang pada demokrasi. Pendapat senada dikemukakan oleh Maurice Duverger (1999:6), demokrasi hanya mungkin dikembangkan di dalam masyarakat yang telah mengalami perkembangan teknologi dan ekonomi. Jelasla, bahwa school dan duverger menempatkan kemakmuran dan pendidikan pada posisi dominan bagi terwujudnya demokrasi. Sementara itu Huntington (1994: 26-27) memberikan model yang mengasumsikan sebab-sebab ketimpangan sosio-ekonomi , kekerasan politik dan ketiadaan partisipasi politik yang demokratis terletak dalam kebelakangan sosio-ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu, jawaban untuk penyakit penyakit tersebut adalah modernisasi, dan pembangunan sosio-ekonomi yang cepat, yang akan menaikan kesejateraan ekonomi secara keseluruhan di dalam masyarakat itu dan dengan begitu memungkinkan suatu distribusi kekayaan yang lebih adil, memajukan kesatabilan politik, dan meletakkan landasan bagi partisipasi politik yang lebih luas dan sistem pemerintahan yang lebih demokratis. Sementara itu Seymour martin lipset dan Daniel lerner ( 1994:27) menyajikan data-data komparatif untuk membutikan hubungan yang positif antara pembangunan ekonomi dan demokrasi dalam kasus yang satu dan modernisasi sosio-ekonomi dan partisipasi politik dalam kasus yang lain. Untuk melihat hubungan antar5a pembangunan ekonomi dan demokrasi, maka ( budi Winarno,2007:41-46) memiliki analisa mengacu pada dahl sebagai berikut: dahl menyebutkan bahwa dibandingkan dengan alternative mana pun yang mungkin ada, demokrasi paling tidak unggul dalam sepuluh hal. Pertama, demokrasi membantu dalam mencegah tumbuhnya pemerintahan kaum otokrat yang kejam dan licik. Barangkali, seperti dikemukakan oleh dahl, masalah paling mendasar dan lestari dalam dunia politik adalah mencegah tumbuhnya satu pemerintahan yang otoraktis. Sepanjang sejarah manusia, para pemimpin yang didorong oleh rasa gila kebesaran, kelainan jiwa, kepentingan pribadi, ideology, nasionalisme, kenyakinan agama , perasaan keunggulan batin, atau hanya emosi dalam hati telah mengeksploitasi keunggulan yang luar biasa dari Negara bangsa melalui pemaksaan dan kekerasan untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Kedua, demokrasi menjamin bagi warga negaranya sejumlah hak asasi yang tidak diberikan, dan tidak dapat diberikan oleh sistem-sistem yang demokratis. Ketiga, demokrasi menjamin kebebasan pribadi yang lebih luas bagi warga negaranya dari pada alternative lain yang memungkinkan. Keempat, demokrasi melindungi orang orang, yang berkaitan dengan kepentingan pokok mereka. Menurut dahl, setiap orang menginginkan beberapa hal, yakni kelangsungan hidup, cinta, tempat bernaung, rasa hormat, pakaian, dan sebagainya. Dalam hal ini, demokrasi melindungi kesempatan dan kebebasan untuk memilih, membentuk kehidupan menurut tujuan, pilihan, perasaan, nilai dan kenyakinan, lebih baik dibandingkan dengan sistem politik alternative maupun. Kelima, hanya pemerintahan yang demokrastis yang dapat memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi orang-orang untuk menggunakan kebebasan menentukan nasibnya sendiri, yaitu untuk hidup dibawah hukum yang mereka pilih sendiri. Keenam, hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya untuk menjalankan tanggung jawab moral. Ketujuh, demokrasi membentuk perkembangan manusia lebih dari alternative lain yang memungkinkan. Kedelapan, hanya pemerintahan yang demokratis yang dapat membantu perkembangan kadar persamaan politik yang relative tinggi. Kesembilan, Negara-negara demokrasi modern tidak berperang satu sama lain. Kesepuluh, Negara-negara dengan pemerintahan yang tidak demokratis. Dalam realitas empiris, keunggulan keunggulan demokrasi yang disampaikan oleh dahl ini kini telah mendap[atkan tantanga berat. Pertama, penekanan yang terlalu berlebihan terhadap pemilihan umum. Pada akhirnya, ini akan menegaskan hal-hal yang lebih substansial dalam proses demokrasi, yakni akuntabillitas. Kedua, kegagalan demokrasi representative. Di banyak Negara, seringkali para wakil rakyat yang duduk di senat atau dewan perwakilan rakyat membuat keputusan yang melawan kehendak mayoritas. Rakyat tidak saja tidak dilibatkan dalam proses pengembalian keputusan, tetapi juga seringkali terjadi kebijakn yang menentukan hajat hidup orang banyak tidak didiskusikan dalam debat public yang matang. Ketiga, di beberapa Negara, amerika serikat, misalnya, tingkat partisipasi masyarakat menurun. Ini dapat dimaknai sebagai memudarnya daya tarik demokrasi di mata warga Negara. Munculnya rasa skeptis ini tejadi karena, dalam pemahaman mereka, elit politik dipilih melalui pemilihan umum lebih cenderung memperjuan gkan kepentingannya sendiri dan kelompknya disbandingkan dengan memperjuangkan kepentingan masyrakat luas. Akibatnya, mereka tidak begitu peduli dengan pemilihan umum yang memilih penjabat eksekusip atau wakil-wakil mereka di parlemen. Keempat, apa nyang dimaksud dengan kebebasan (liberty) dan persamaan (equality), di near sekarang ini, telah tereduksi sedemikian rupa. Ketidaksamaan ekonomi pada perkembangannya mendoro0ng terjadinya ketidaksamaaan politik sehingga warga Negara dalam memengaruhi kebijakan public yang menentukan kehidupan mereka juga terbatas. Pada akhirnya, demokrasi representatif, yang merupakan alternative terbaik dalam, kondisi politik modern dewasa ini, telah gagal. Kelima, perkembangan teknologi komunikasi telah mendekonstuksi sedemikian rupa ruang-ruang politik, ekonomi, social , dan bahkan budaya perkembangan demokrasi yang hanya merujuk pada negara bangsa telah mulai dipertanyakan karena neara tidak lagi menjadi entitas otonom sebagaimana pemahaman dalam negara tradisional. Persoalan demokrasi menjadi semakin rentan ketika negara nasional yang menjadi sandaran demokrasi itu telah dikooptasi sedemikian rupa oleh pasar. Oleh karena itu, pandangan dahl yang menyebutkan bahwa negara-negara dengan pemerintahan demokratis harus dilihat secara hati-hati, hingga sekittar dua abad lalu, asumsi yang meratadiantara para ahli filsafat politik bahwa demokrasilah yang paling sesuai bagi warga negara yang sederharna: kemakmuran adalah tanda arsitokrasi, oligarki, monarki, tapin bukan demokrasi.pengalaman pada abad ke 19 dan ke 20 justru memperlihatkan yang sebaliknya. Negara-negara yang tidak demokrastis pada umumnya miskin. Hubungan antara kemakmuran dan demokrasi ini sangat mencolok pada paruh terakhir abad ke 20 sebagian besar penjelasan ditemukan melalui adanya pertalian antara demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar, dimana sebagian besar pasar tidak terlalu diatur, para pekerja bebas untuk berpindah tempat atau pekerjaan, perusahaan peusahaan swasta asing bersaing dalam hal penjualan dan perolehan sumber dan konsumen dapat memimilih barang barang dan jasa- jasa yang di tawarkan oleh penyuplai yang saling bersaing. Pada dua abad yang lampau, ekonomi pasar menghasilkan lebih banyakn kemakmuran dibandingkan alternative lainnya. Dengan demikian kearifan kuno tersebut terulang kembali. Karena semua negara demokrasi modern memiliki ekonomi pasar, dan sebuah negara dengan ekonomi pasar yang mempunyai kemungkinan besar akan berkembang maka negara demokrasi modern kemungkinan besar akan menjadi negara kaya. Ungkapan ini mengundang banyak keberatan. Pertama, jika negara-negara demokrasi diindetikkan dengan negara eropa, maka pernyataan ini menegasikan sejarah kelam penindasan yang dilakukan negara-negara eropa terhadaop negara-negara colonial yang kini masuk katagori negara dunia ketiga. Sulit untuk disangkal bahwa kemakmuran beberapa negara demokrasi eropa merupakan hasil eksploitasi sumber daya alam di negara-negar yang dijajah, dan dalam pandangan beberapa ilmuwan, terus dilanggengkan hingga saat ini dengam cara yang lebih halus melalui liberalisasi dan perdagangan bebas. Pemerintahan demokratis yang kini berjuang untuk demokratisasi dunia pada dasarnya adalah negara dengan sejarah penindasan dan represi yang dalam. Kondisi seperti ini lebih mirip dengan kritikan yang dikemukkan bahwa mereka hanya demokratis dan respek untuk warga negaranya sendiri, tatapi cenderunguntuk orang lain di luar dirinya. Sesuatu yang sebernarnya juga diakui, persoalan kedua adalah dalam banyak kasus, tidak selamanya pembangunan ekonomi dan proses- proses demokrasi tidak sesederhana yang dibanyangkan bahwa ekonomi pasar akan serta merta mendorong kea rah penciptaan demokrasi modern. Faktanya tidaklah demikian. Beberapa negara otoriter atau semiotoriterjustru lebih berhasil dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi sebagaimana ditunjukan oleh pengalaman NICs Asia (2007:44). Mekipun, munculnya kelas menengah baru sebagai akibat pembangunan ekonomi pada akhirnya juga turut mendorong tuntunan partisipasi yang lebih besar seperti ditunjukkan singapura, tetapi fakta bahwal awal masa pembanguanan di korea selatan, Malaysia, singapura, dn bahkan Indonesia dibangun atas otoritarisasi politik. Fakta ketiga bahwa pasar bebas akan mendorong kemakmuran melalui marganalisasi8 peran negara dan pemberian peran besar pada ekonomi swasta merupakan pandangan yang sudah using, dan sama sekali tidak mempunyai pijakan empiris yang memadai. Kejayaan eropa dan amerika serikat.Menurut literature yang mainteream ( arus utama) istilah demokrasi pertama kali dipakai di yunani kuno, khususnya dikota Athen untuk menunjukan sistem pemerintahan yang berlaku disan. Kota- kota daerah yunani pada waktu itu merupakan kota kecil. Penduduknya tidak begitu banyak sehingga mudah dikumpulkan oleh pemerintah dalam suatu rapat untuk mengambil keputusan atau kebijakan bersama. Dalam rapat itu diambil keputusan bersama mengenai garis- garis besar kebijaksanaan pemerintah yang akan dilasanakan dan segal permasalahan mengenai kemasyarakatan. Konsep rakyat serta secara langsung, pemerintahan itu disebut pemerintahan demkrasi langsung. Pemerintahjan demokrasi langsung di Indonesia dapat dilihat di dalam pemerintahan desa. Kepala desa atau lurah dipilih langsung oleh rakyat desa itu sendiri. Pemilihan kepala desa itu dilakukan secara sederhana sekali. Para calon mengunakan tanda gambar hasil pertanian, seperti padi atau pisang. Rakyat memberikan suara kepada calon masing masing yamg dipilih dengan memasukkan lidi kedalam tabung bumbu milik calon yang dipilihnya. Calon yang dimiliki lidi terbanyaklah yang terpilih menjadi kepala desa. Di samping memilih kepala desa, pada hari-hari tertentu warga desa dikumpulkan oleh kepala desa dibalai desa untuk membicarakan masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Peristiwa semacam ini dikenal dengan nama musyawarah desa. Kemajuan ilmu dan teknologi berimplikasi pada kota0kota terus berkembang dan penduduknya pun bertambah sehingga demokrasi langsung tidak lagi diterapkan karena hal-hal berikut. a. Tempat yang dapat menampung seluruh warga kota yang jumlahnya besar tidak mungkin disediakan. b. Musyawarah yang baik dengan jumlah peserta yang besar tdak mungkin dilasanakan. c. Hasil persetujuan secara bulat atau mufakat tidak mungkin tercapai karena sulitnya memungut suara dari semua peserta yang hadir. Bagi negara-negara besar penduduknya bejuta-juta, dengan tempat tinggal yang bertebaran di beberapa daerah pulau, penerapan demokrasi langsung juga mengalami kesukaran. Untuk memudahkan pelaksanaannya. Setiap pendudu dalam jumlah tertenti memilih wakilnya untuk duduk dalam suatu badan perwakilan. Wakil-wakil rakyat yang duduk dalam badan perwakilan inilah yang kemudian menjalankan demokrasi. Rakyat tetap pemegang kekuasaan tertinggi. Hal ini disebut demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.Bagi negara-negara modern, demokrasi tidak langsung dilasanakkan karena hal hal berikut .a. Penduduk yang selalu brtambah sehingga suatu musyawarah pada suatu tempat tidak mungkin dilakukan. b. Masalah yang dihadapi oleh suatu pemerintah makin rumitv dan tdak sederhana seperti yang dihadapi oleh pemerintah yang tradisional. c. Setiap warga negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri di dalam kehidupannya sehingga masalah pemerintahan cukup diserahkan kepada orang yang berminat dan mempunyai keahlian di bidang pemerintahan negara. Istilah demokrasi yang berati pemerintahan rakyat itu, sesudah zaman yunani kuno, tidak disebut lagi. Baru setelah meletusnya revolusi amerika dan revolusi prancis, istilah demokrasi muncul kembali sebagai lawan sistem pemerintahan yang absolute ( monarki mutlak), yang menguasai pemerintahan di dunia barat sebelumnya. Di dalam kenyataannya, demokras dalam arti sistem pemerintahan yang baru ini mempunyai arti luas, yaitu sebagai berikut.a. Mula mula demokrasi berarti politik yang mencakup pengertian tentang pengakuan hak-hak asasi manusia, seperti hak kemerdekaan pers, hak bermusyawarah, serta memilih dan dipilih untuk badan badan perwakilan. b. Kemudian, digunakan istilah demokrasi dalam arti luas , yang selain meliputi sistem politik, juga mencakup sistem ekonomi dan sistem sosial. Dengan demikian, demokrasi dalam arti luas, selain mencakup pengertian demokrasi pemerintahan, juga meliputi demokrasi ekonomi dan sosial. Namun, pengertian demokrasi yang paling banyak dibahs dari dahulu sampai sekarang ialah demokrasi pemerintahan. Landasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi ialah pengakuan terhadap hakikat manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungannya antara satu dan yang lain. Berdasarkan gagasan dasar itu, dapat ditarik dua asas pokok, yaitu: a. Pengakuan partisipasi di dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakilrakyat untuk lembaga lembaga perwakilan rakyat secara bebas dan rahasia;b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya tindakan pemerintahan untuk melindungi hak- hak asasi manusia demi kepentingan bersam.

C. JENIS JENIS DEMOKRASI Pembagian tentang jenis-jenis demokrasi tidaklah begitu ketat, karena ada interaksi diantara satu sejis yang lain. Paling tidak pada bagian ini, anda akan diperkenalkan lebih jauh tentang jenis jenis demokrasi sehingga anda akan lebih jelas mengenai letak kedudukan demokrasi langsung / tidak langsung demokrasi pancasila dan seterusnya.1. Demokrasi Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat Demokrasi, berdasrkan cara menyampaikan pendapat, terbagi menjdi sebagai berikut;a. Demokrasi langsung Dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintahb. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui pe milu. Rakyat memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik. Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat. c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasiperwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga perwakilan rakyat, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan inisiatif rakyat. Demokrasi ini antara lain dijalankan di swiss. Referendum adalah pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara langsung. Refendum dibagi menjadi tiga macam , yaitu sebagai berikut:1). Referendum ini dilakukukan ketika ada perubahan atau pembentukan norma penting dan mendasar dalam UUD (konsitusi) atau UU yang sangat politis. UUD atau UU tersebut yang telah dubuat oleh lembaga perwakilan rakyat dapat dilaksanakan stelah mendapat persetujuan rakyat melaui pemungutan suara terbayak. Jika referendum ini dilaksanakan untuk meminta persetujuan rakyat terhadap hal yang diangap sangat penting atau mendasar. 2). Referendum tidak wwajib Referendum ini dilaksanakn jika dalam waktu tertentu setelah rancangan undang undang diumumkan, sejumlah rakyat yang menyusulkan diadakan referendum jika dalam waktu tertentu tidak ada permintaan dari rakyat, rancangan undang-undang itu dapat menjadi undang-undangyang bersifat tetap.3). Referendum konsultatifReferendum ini hanya sebatas meminta persetujuan saja, karena rakyat tidak mengerti permasalahannya, pemerintah meminta pertimbangan pada ahli bidang tertentu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut:2. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritasnyaa. Demokrasi formal Demokrasi ini secara hukum menetapkan semua orang dalam kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa mengurani kesenjangan ekonomi. Individu diberi kebebasan yang luas sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal. b. Demokrasi material Demokrasi material memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial ekonomi persamaan bidang politik tidak menjadi peoritas. Demokrasi semacam in I di kembangkan di negara sosialis-komunis. c. Demokrasi campuran Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua demokrasi tersebut di atas. Demokrasi ini berupnya menciptakan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat dan hak nsetiap orang. 3. Berdasarkan prisnsip ideology, demokrasia. Demokrasi liberalDemokrasi liberal ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campuran tangan pemerintah. Diminimalkan bahkan di tolak. Tindakan sewenang wenanganya pemerintahan terhadap warganya dihindari. Pemerintaha bertindak atas dasar konstitusi( hukum dasar)b. Demokrasi rakyat atau demokrasi proleterDemokrasi ini bertujuan menyejaterahkan rakyat. Negara yang dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.

4. Berdasarkan wewenang dan hubungan antralat kelengkapan negaraa. Demokrasi sistem parlementerCirri-ciri pemerintahan parlementer, antara lain sebagagai berikut:a. DPR lebih kuat dari pemerintahb. Menteri bertanggungjawab pada DPRc. Program kebijaksanaan cabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemend. Kedudukan kepala negara sebagai symbol tidak dapat diganggu gugatb. Demokrasi sistem / pembagian kekuasaan (presdensial)Cirri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah sebagai berikuta. Negara dikepalai presidenb. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan berdaulatan yang dipilih dari dan oleh rakyat melalui badan perwakilan c. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberikan menterid. Menteri tidak pertanggung jawab kepada DPR, melainkan kepada presidene. Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang samasebagai lembaga negara dan tidak dapat saling membubarkan D. NILAI-NILAI DEMOKRASI Demokrasi tidak hanya menyangkut sistem politik tetapi juga mengandung sistem nilai yang dianut negara demokrasi. Hal yang paling utama dalam menentukan berlakunya sistem demokrasi disuatu negara ialah atau tidaknya asas-asas demokrasi pada sistem itu, yaitu:a. Pengakuan hak-hak asasi manusia sebagai penghargaan terhadap martabat manusia dengan tidak melupakan kepentingan umum;b. Adanya partisipasi dan dukungan rakyat kepada pemerintah.jika dukungan rakyat tidak ada, sulitlah dikatakan bahwa pemerintahan itu adalah suatu pemerintahan demokrasi.Atas dasar itu, berikut akan kita bahas bahwa demokrasi didasari oleh beberapa nilai (value).henry B. mayo dalam Miriam budiardjo (2008:118-119) telah mencoba untuk memerinci nilai-nilai ini, dengan catatan tentu saja tidak berarti bahwa setiap masyarakat demokratis menganut semua nilai ini, melainkan tergantung kepada perkembangan sejarah, aspirasi, dan budaya politik masing-masing nilai-nilai demokrasi yang diutarakan oleh henry B mayo antara lain:a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga:b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dan damai suatu masyarakat yang sedang berubahc. Menyelenggarakan penggantian pimpinan secara teraturd. Membatasipemakaian kekerasan seminimal mungkin:e. ,engakui dengan menganggap wajar adanya keanekaragaman:f. Menjamin tegaknya keadilan;Dengan demikian, untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi, perlu diselenggarakan beberapa lembaga, yaiutu:a. Pemerintahan yang bertanggung jawab;b. Suatu dewan perwakilan golongan-golongan kepentingan kepentingan dalam masyarakat yang dipilih melalui pemilihan umum secara bebas dan rahasia, dimana dewan ini harus mempunyai fungsi pengawasan terhadap pemerinyahn tentu saja pengawasan yang konstruktif (kritik membangun) dan sesuai normatife (aturan yang berlaku);c. Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik, yang menjalin hubungan yang rutin dan bersinambungan antara rakyat dengan pemerintah;d. Pers dan media masa yang bebas untuk menyatakan pendapat;e. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan keadilan. Dalam konteks Indonesia, demokrasi pancasila hanya akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila nilai-nilai yang terkandung di dalanya dapat dipahami dan dihayati sebagai nilai-nilai budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya. Pelaksanaan demokrasi pancasila harus disertai denagan pembangunan bangsa secara keseluruhan karena pembangunanan adalah proses prubahan kea rah kemajuan dan proses pendisdikan bangsa untuk menungkatkan mutu kehidupan bangsa. E. KEUNGGULAN DEMOKRASISebagai suatu sistem, demokrasidapat ditandai denagan cirri-ciri yang melekat pada istilah demokrasi. Cirri-ciri demokrasi antara lain sebagai berikut. a. Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat.b. Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersam. Kepentingan bersama lebih penting dari pada kepentingan individu atau golonganc. Kekuasaan merupakan rakyat. Segala sesuatu yang dijalnkan pemerintah dilakukan untuk kepentingan rakyat. d. Kedaulatan ada ditangan rakyat. Lembaga perwakilan rakyat mempunyai kedudukan penting dalam sistem kekuasaan negara.Setelah anda menyimak cirri demokrasi dan nilai-nilai demokrasi sebagaimana telah diuraikan, coba bandingkan dengan bentuk pemerintahan berikut.a. Oligarki adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh segelintir orang untuk kepentingan orang banyak. Partisipasi rakyat dalam pemerintahan dibatasi atau bahkan ditiadakan dengan dihapusnya lembaga perwakilan rakyat dan keputusannya tertinggi ada pada tangan segelintir orang tersebut.b. Anarki adalah pemerintahan yang kekuasannya tidak jenis dan tidak ada peraturan yang benar-benar dapat dipatuhi. Setiap individu bebas menentukan kehendaknya sendiri- sendiri tanpa aturan yang jelasc. Mobokrasi adalah pemerintahan yang dikuasi oleh kelompok orang yang untuk kepentingan kelompok yang berkusa, bukan untuk kepentingan rakyat. Bisanya mobokrasi dipimpin oleh sekelompok orang yang mempunyai motivasi yang sama. d. Dictator ilah kekuasaan yang terpusat pada seseorang yang berkuasa mutlak (otoriter)Dari uraian tersebut, dapatkah anda menyebutkan keubggulan dan kelemahan demokrasi dibandingkan bentuk pemerintahan yang lain. F. DEMOKRASI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIADalam perjalanan sejarah bangsa, sejak kemerdekaan hingga sekarang banyak pengaman dan pelajaran yang dapat kita ambil, terutama pelaksanaan demokrasi dibidang politik. Sejak negara ini terbentuk pascaproklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945, sudah ada empat macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan kita, yaitu demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila, dan demokrasi pada masa reformasi. Keempat demokrasi tersebut dalam realisasinya memiliki perbedaan dan karakter masing-masing sesuia dengan zamn dan masanya.1. Demokrasi parlemnter (liberal)Demokrasi parlementer di negara kita telah dipraktikkan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama (1945-1949), kemudian dilanjutakan pada masa berlakunya RIS 949 dan UUDS 1950. Pelaksanaan demokrasi parlementer tersebut secara yuridis formal berakhir pada tanggal 5 juli 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembali 1945.Factor lain yang menyebabkan tidak tercapainya stabilitas politik adalah timbulnya perbedaan pendapat yang sangat mendasar di antara partai politik yang ada saat itu. Sebagi contoh dapat kita kaji peristiwanya kegagalan konstituane memperoleh kesepakatan tentang dasar negara. Pada saat itu terdapat dua kubu yang bertentangan yaitu di satu pihak ingin tetap mempertahankan pancasila sebagai dasar negara, sedangkan dipihak lain menghendaki kembali kepada piagam Jakarta yang berarti menghendaki islam sebagai dasar negara. Pertentangan pendapat tersebut terus berlanjutdan tidak pernah mencap[ai kesepakan. Merujuk pada kenyataan politik pada masa itu jelaslah bahwa keadaan partai-partai pada saat itu lebih menonjolkan perbedaan perbedaan pahamnya dari pada mencari persamaan persamaan yang dapat mempersatukan bangsa.Beranjak dari berbagai kegagalan dan kelemahan itulah, demokrasi parlementer di Indonesia ditinggalkan dan diganti dengan demokrasi terpimpin sejak 5 juli 1959. 2. Demokrasi Pancasila TerpimpinKarena adanya kegagalan konsituante dalam menetapkan UUD baru, yang diikuti suhu politik yang memanas dan membanyangkan keselamatan bangsa dan negara, pada 5 juli 1959 presiden soekarno mengeluarkansuatu keputusan yang dikenal dengan dekrit presiden. Secara teoritis pula, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengatasi permaslahan yang dihadapi masyarakat pada waktu itu. Hal itu dapat dilihat dari ungkupan bung karno ketika memberikan amanat kepada konstituante pada 22 april 1959 tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin yang antara lain adalah sebagai berikut. 1. Demokrasi terpimpin bukanlah dictator, berlainan denagan demokrasi sentralisme, dari beberapa pula dengan demokrasi liberal yang dipraktikkan selama ini. 2. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dasar hidup bangsa Indonesia3. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial 4. Inti pimpinan dalam demokrasi terpimpi adalah pemusyarawatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, bukan oleh perdebatan dan penyiasatan yang diakhiri dengan pengaduan dan perhitungan suara pro dan kontras5. Operasi dalam arti menlahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun diharuskan dalam alam demokrasi terpimpin. Tidak bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945 budaya bangsa Indonesia.3. Demokrasi Pancasila pada orde barua. Latar belakang dan makna demokrasi pancasilaKarena adanya berbagai penyelewenangan dan permasalahan yang dialami bangsa Indonesia pada masa berlakunya demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin. Kedua jenis demokrasi tersenut dianggap tidak dicocok untuk diterapkan di Indonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotomg royong. Sejak lahirnya orde baru, diberlakukan demokrasi pancasila, sampai saat ini. Secara konseosional,demokrasi pancasila masih dianggap dan dirasakan paling cocok diterapkan dindonesia.Secara lengkap mdemokrasi pancasla adalah : kerakyatan yang dipimpin oleh hiknah kebijaksanaan dalam permusyarawatan / perwakilan yang ketuhanan yang maha esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, bersatuan yang bersatuan Indonesia ,dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan yang berkedilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Rumusan tersebut mengandung arti bahwa dalam menggunakajn hak- hak demokrasi , haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada tuhan yang maha esa menurut kenyakinan agama masing masing ; menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan sesuai dengan martabat dan harkat manusia; haruslah menjamin persatuan dan keatuan bangsa; ndan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan sosial. Jadi demokrasi pancasila berpangkal tolak dari kekeluargaan dan gotong royong. Semangat kekeluargaan itu sendiri sudah lama dianut dan berkembang dalam masyarakat Indonesia, khususnya di masyarakat perdesaan. Menurut soepomo.dalam masyarakat yang dilandasi semangat kekeluargaan, sumber filosofi yang paling tepat adalah aliran pikiran integralistik. Demikian, dalam demokrasi pancasila nnilai-nilai perbedaan tetap dipilihara sebagai sebuah kekayaan anugrah ntuhan yang Maha Esa. b. Ciri dan aspek demokrasi pancasilaDemokrasi pancasila memiliki cirri khas antara lain bersifat kekeluargaan dan gotongroyongan yang bernapaskan Ketuhanan Ynang Maha Esa: menghargai hak-hak asasi manusiaserta menjamin adanya hak-hak minoritas: p[engambilan keputusan sedapat mungkin didasarkan atas musyawarah untuk mufakat; dan bersendi dan hukum. Selain mewarnai berbagai bidang kehidupan seperti politi, ekonomi, sosial,dan budaya, demokrasi pancasila pun mengandung berbagai aspek , menurut S. pamudji dalam bukunya demokrasi pancasila dan ketahanan nasional, aspek aspek yang mengandung dalam demokrasi pancasila itu adalah sebagai berikut.a). aspek formal, yakni aspek yang mempersoalkan proses dan caranya rakyat menujuk wakilnya dalam badan perwakilan rakyat dan pemerintahan serta bagaimana mengatur permusyarawatan wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai consensus bersama. b). aspek materill, yakni aspek yang mengemukakakan gambaran manusia , dan mengakui harkat dan martabat manusia serta manjamin terwujudnya masyarakat manusia Indonesia sesuai dengan gambaran, harkat, dan martabat tersebut.3). Aspek normative (kaidah), yakni aspek yang mengungkapkan seperangkat norma tau kaidah yang menjadi pebimbing dan kreteria dalam mencapai tujuan kenegaraan. d). aspek optatif, yakni aspek yang mengetengkan tujuan atau keinginan yang hendak dicapai. Tujuan ini meliputi tiga hal yaiutu terciptanya negara hukum, negara kesejaterahan dan negara kebudayaan.e). aspek organisasi, yakni asppek yang mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksansanaan demokrasi pancasila. Wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak di capi. Organisasi ini meliputi organisasi sistem pemerinyahan atau lembaga negara organisasi sosial polotikdi masyarakatf. aspek kejiwaan, yakni semangat para penyelenggara negaradsan semangat parapemimpin pemerintahan. Dalam jiwa demokrasi pancasila dikenal:(1) jiwa demokrasi pancasila pasif yaknin hak untuk mendapatb peerlakuan secara demokrasi pancasila di kenal(2)/ jiwa demokrasi pancasila aktif, yakni jiwa yang mengandung kesediaan untuk memeperlakukan pihk lain sesuai dengan hak-hak yang diberikan oleh demokrsi pancasila (3). Jiwa demokrasi pancasila rasional yakni jiwa objektii dan masuk akal tanpa meninggalkan jiwa kekeluargaan dalam pergaulan masyarakat (4) jiwa pengabdian yakni kesediaan berkorban demi menunaikan tugas jabatan yang dipangkunya dan jiwa kesediaan berkorbandemi menunaikan tugas jabatan yang dipangkunya bdan jiwa bersediaan berkorban untuk sesame manusia warga negara.Apabila kita mengkaji cirri dan prisnsip demokrasi pancasila, dapat dikatakan bahwa demokrasi pancasila tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi constitutional. Namun demikian, dalam praktik demokrasi yang dijalankan pada masa orde baru masih terdapat berbagai penyeimpangan yang tidak sejalan dengan cirri prinsip demokrasi pancasila penyimpangan tersebut secara transparan terungkap setelah munculnya gerakan reformasi dan jatuhnya kekuasaan orde baru di antara penyimpangan yang dilakukan penguasa orde baru khususnya yang berkaitan dengan demokrasi pancasila, yaitu:a. Penyelenggaraan piligan umum yang tidak jujur dan tidak adail;b. Pelengkangan kebebasan berpolitik bagi pegawai negeri nsipil (monoloyalitas) bkhususnya dalam pemilihan umum karena mereka seolah-olah digiring untuk mendukung partai politik tertentu sehingga pemilihan untuk menjadi tidak kompetitif;c. Masih ada intervensi pemerintahan terhadap lembaga peradilan;d. Kurangnya jaminan mengemukkakan pendapat sehingga terjadi penculikan terhadap aktivisi yang dinilai vocal;e. Siistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelag, serta format politik yang tidak demokrasi;f. Marknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang politik dan hukum;g. Menteri-menteri dan gubernur yang diangkat menjadi anggota MPR;h. Menciutkan jumlah partai politikdan sekaligus mengatasi kesempatan partisipasi plitik rakyat ( misalnya kebijakan floating mass);i. Adanya pembatasan kebebasan pers dan media masa melalui pencabutan / pembatasan surat izin usaha perdagangan (SIUP).4. Pelaksanaan Demokrasi Pada Orde ReformasiPelaksanaan demokrasi pancasila pada orde reformasi ntampak lebih marak dibandingkan dengan masa orde baru. Oleh reformasi ini merupakan consensus untuk mengadakan demokraisasi dalam segala bidang kehidupanj. Di antara bidang kehidupan yang menjadi sorotan utama untuk direformasikan adalah bidang politik, ekonomi,dan hukum. Reformasi ketiga bidang tersebut dilakukan sejaligus karena reformasi politik yang berhasil mmewujudkan demokratisasi plitik, tidak akan terjadi demokratisasi ekonomi, yang berarti tidak ada control terhadap oloitik, prinsip rule of sulit diwujudkan sebab dan kolusi. Demikian pula tanpa demokratisasi plitik.Perubahan yang terjadi pada orde reformasi ini dilakukan secara terhadap karena memang reformasi berada denga revolusi yang berkonotasi perubahan mendasar pada semua komponen dala suatu sistem politik yang cenderung menggunakan kekerasan. Menurut Huntington (Chaeder, 1998), reformasi mengandung arti perubahan yang mengarah pada persamaan politik sisioal, dan ekonomi yang lebih merata, termasuk perlusan basis npartisipasi politik rakyat. Pada reformasi dinegara kita sekarang ini upyah, meningkatkan partisipasi politik rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan nernegara merupak salah satu sasaran agenda reformasi.Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila. Perbedaannya terletak pada urutan pelaksanaan dan kritik penyelenggraan. Untuk mewujudkan praktik demokrasi yang sesuai dengan tuntunan reformasi, harus dimulai dari pembentukan peraturan. Hal itu dapat mendorong terjadinya demokratisasi dalam berbagai bidang kehidupan. Untuk itu,pada 10 nhinggan 13 november 1998 MPR mengadakan siding istimewa dan berasil mengubah, menambah serta mencabut ketetap[an MPR sebelumnya yang dianggap tidak sesuai dengan sapirasi rakyat. Selain itu ditetapkan pula nbeberapa ketetapan MPR yang mengatur materi baru. Lahirnya ketetapan MPR diikuti dengan ketetapannya undang-undang organic yang berkaitan dengan kehidupan demokratis. Misalnya undang-undang bidang politik, undang-undang tentang otonomi daerah, dan undang undang tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka muka umum. Oleh karena itu, memahami demokrasi pada orde reformasi ini, pertama harus, dikaji ketetapan MPR hasil siding istimewa MPR 1998 beserta peraturan perundangan lainnya, kemudian dilihat praktik peraturan tersbut.Beerdasarkan peraturan perundang-perundangan demokrasi dalam negara-negara Indonesia dapat dikembalikan pada dianamika kehidupan bernegara Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan sampai saat ini, dengan mengacu kepada konstitusi tertulis yang pernah dan sedang berl;aku, yakni UUD 1945, komsitusi RIS,dan UUD1950, sertapraksis kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang menjadi dampak langsung dan dampak pengiring dari berlakunya setiap konsitusi serta dampak perkembangan internasional pada setiap zamannya itu.G. MAKNA DAN URGENSI PEBDIDIKAN DEMOKRASIPendidikan demokrasi menurut Winataputra (2005;15) adalah upayah sistematis yang dilakukan denagan dan masyarakat untuk memefasilitasi idividu wardanegara agar memahami, menghayati, mengamalkan , dan mengembangkan konsep, prisip dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya dalam masyarakat. Tilaar (1999:156-157) menekan bahwa pembangunan masyarakat manadani terkait dengan proses demokratis yang sedang melanda seluruh dunia. Karena pengenbangan masyrakat madani bagi Indonesia sangat erat kitannya dengan proses demokratisasi, khususnya dalam rangka perluasan fungsi dan optimalisasi peran aktif dari warga yang harus dilakukan dengan cerdas dan baik dalam menbangun masyarakat yang benar-benar demokratis dengan konteks negara maka bertapa pantingnya pendidikan demokrasi bagi warga negara, yang memungkinkan setiap warga negara dapat belajar demokrasi yang baik dimasa mendatang atau learning democracy in democracy and for democracy. Dengan demikian kualitas demokrasi dalam masyarakat madani Indonesia semakin lebih baik. Menurut Gandal dan Finn (1992:2) pendidikan demokrasi di negara maju dan berkembang dianggap penting tetapin sering dianggap rendah dan dilupakan. Oleh karena itu ditgaskan bahwa demokrasi tidak megajarkannya sendiri. Jika kekuatan, bermanfatan, dan tanggung jawab demokrasi tidak dipahami dan dihayati dengan baik oleh karena itu di tekankan lebih lanjut bahwa pendidikan demokrasi harus disikapi secara sadar dan sungguh-sungguh. Implikasi dari pandangan itu, maka diperluakn pendidikan yang bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan dan praktik demokrasi, tetapin juga menghasilkan warfga negara yang berdiri teguh, madiri, demokrasi jangan dilihat tatapi harus dikaitkan dengan banyak haln dipelajari peserta didik(mahasiswa), mungkin dalam pembelajaran sejarah, kewarganegaraan etika,atau ekonomi dan lebih baik lagi terjadi terjadi din luar sekolah. Dengan kata lain pendidikan demokrasi yang baik adalah bagian dari pendidikan yang baik secara umum.Selanjutnhya Gandal dan Finn (1992:4-5) menyarankan dikembangkannya model school-based democracy education paling tidak dalam empat alternative bentuk.pertama, perhatian yang cermat diberikan pada landasan dan bentuk-bentuk demokrasi. Kedua danya, kurikulim yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk mengekspolitasi bagaimana ide demokrasi telah diterjemahakan kedalam bentuk-bentuk kelembagaan dan praktik di berbagi berlahan bumi dalam berbagai kurun waktu. Dengan demikian, peserta didik akan mengetahui bdan memahami kekuatan dan kelemahan demokrasi dalam berbagai konteks ruang dan waktu. Ketiga, adanya kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat mengeksplorasi sejarah demokrasi di negaranya untuk dapat menjawab persoalan kekuatan dan kelemahan demokrasi yang diterapkan negaranya dan berbbagai kurun waktu. Keempat, tersediannya kesempatan bagi siswa untuk memahami kondisi demokrasi yang diterapkan di negara-negara di dunia, sehingga peserta didik memiliki wawasan yang luas tentang ragam sistem sosial demokrasi dalam berbagai konteks. Selain itu, perlu dikembangkajn pendidikan demokrasi dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuleryang bernuasnsa demokrasi dan me njadikan kampus berbagai lingkungan yang demokratis dan pelibatan peserta didik dalam kegiatan masyarakat. Sementara itu snusi (1998:3) menegaskan perlu dikembangkannya berbagai kecerdasan untuk mendukung pelaksanaan demokrasi, khususnya Indonesia, yang mencakup kecerdasan ruhaniyah, kecerdasan naqliyah, kecerdasan aqliyah, (otak logis-rasional), kecedrdasan emosional (nafdiyah), kecerdasan (judgment), kecerdasan membuka keputusan dan memecahkan masalah dan kecerdasan membahasakan dan mengkomunikasikannya. Dengan kata lain perlu dikembangkan pendidikan demokrasi yang bersifat multiemosional yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan dan menggunakan seluruh potensi sebagai individu potensi sebagi individu dan warga dalam masyarakat bangsa bangsa negara yang demokratis.