tugas k3 bab 7

31
K3 dan Hukum Ketenagakerjaan Disusun Oleh Alfien Putra Hutama (1112030021) Rizki Suryo Dwikatmono (1112030044)

Upload: aphien-putra

Post on 06-Nov-2015

237 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas tentang K3 dimana ini adalah jawaban dari soal K3 dari dosen K3 di salah satu universitas di depok

TRANSCRIPT

K3 dan Hukum Ketenagakerjaan

K3 dan Hukum KetenagakerjaanDisusun OlehAlfien Putra Hutama (1112030021)Rizki Suryo Dwikatmono (1112030044)TujuanTUJUAN Tujuan dari bab ini adalah agar pembaca diharapkan mengerti dan memahami tentang proses pelaksanaan / penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dalam industri jasa konstruksi.Setelah membaca bab ini pembaca diharapkan mampu untuk : Menjelaskan dan menguraikan penerapan K3 pada industri konstruksiMenjelaskan tahapan yang dilakukan dalam menerapkan K3 pada proses pelaksanaan industri konstruksiMenjelaskan type-type penyakit kerja pada proses pelaksanaan konstruksi.Menjelaskan tentang usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyakit akibat kerja.UMUMPada proyek konstruksi kita selalu dihadapkan pada slogan yang dibuat secara besar-besaran berupa spanduk yang bertuliskan :Keselamatan adalah tanpa kecelakaan.Keselamatan tergantung pada andaAwas bahaya kebakaranWaspadalah-tetaplah hidupKeselamatan bermanfaat Utamakan selamat

Manfaat K3 Bagi KontraktorAntara laba dan K3 ada keterkaitan, sehingga merupakan tema diskusi yang tidak berkesudahan, kelihatannya kurang manusiawi bila K3 dilihat dari segi mengejar laba usaha, namun perhatian terhadap K3 justru akan menguntung-kan kontraktor dan juga bagi tenaga kerja konsrtruksi. Tenaga Kerja yang cedera tentu akan menderita fisik dan juga menderita dalam bentuk kerugian finansial. Kontraktor yang mengabaikan K3 juga akan menderita dari segi biaya langsung yang pada akhirnya dapat mempengaruhi eksistensi usahanya.

TerasuransikanKompensasi pendapatan.Biaya pengobatan & perawatan rumah sakit.Penggantian cacat.Biaya rehabilitasiPensiun, tunjangan keluargaBiaya penguburanKebakaranHilang dan rusak Kewajiban terhadap masyarakat

Tidak TerasuransikanBiaya pertolongan pertama.Biaya angkutan.Biaya pemeriksaan / investigasi kecelakaanBiaya laporan.Pekerjaan terhentiPembersihan daerah kecelakaan.Perbaikan peralatan.Waktu yang digunakan untuk pertolongan pertama.Produksi yang hilang atau rusak akibat kecelakaan.Kehilangan ketrampilan akibat kecelakaan.Kemunduran produksi akibat penggantian tenaga kerja trampil yang cedera

Dalam hubungan dengan konstruksi, jika dilihat dari sudut penjaminan dan asuransi, maka ada empat pihak yang berkepentingan perlu dijamin, yaitu:

Pemilik proyek atau pihak pemberi pekerjaan, agar proyeknya bisa selesai sesuai dengan biaya yang sudah disepakati dan dinyatakan dalam kontrak.Kontraktor proyek atau pihak pelaksana pekerjaan (termasuk di dalamnya mereka yang menyediakan bahan-bahan dan alat peralatan proyek), agar selalu bisa memenuhi kewajiban pelaksanaan pekerjaan .Konsultan (baik sebagai perencana maupun sebagai pengawas) yang harus bertanggung jawab atas kebenaran dan kebaikan dari apa yang diberikannya.Masyarakat yang berhubungan dengan pelaksana konstruksi tersebut, yang mencakup :Para pekerja yang turut melaksanakan pekerjaan. Masyarakat umum yang ada sangkut pautnya dengan pekerjaan tersebut. Supaya jangan jadi korban atau dirugikan dalam pelaksanaan pekerjaan .Tidak terasuransikanPeralatan tidak berproduksi.Penyewaan peralatan sebagai ganti peralatan yang rusak.Biaya overhead sementara produksi terhenti.Rugi akibat denda atau pencairan jaminan.Merosotnya semangat kerja dari tenaga kerja.Pertentangan dengan tenaga kerja.Pandangan masyarakat yang merosot, dan sebagainya

Manfaat K3 bagi tenaga kerja kontruksiTenaga kerja konstruksi akan memperoleh haknya bila mengikuti program asuransi. Namun dalam hal tenaga kerja tersebut telah cacat, biasanya tidak mampu lagi menggunakan ketrampilannya dilingkungan usaha jasa konstruksi, iapun terpaksa beralih kegiatan dengan ketrampilan yang lebih rendah dan ini berarti ia akan menerima upah yang lebih rendah dari yang diperoleh sebelum cacat.Tenaga kerja yang cedera perlu mendapat perhatian untuk mendapatkan rehabilitasi, baik fisik maupun mental. Rehabilitasi demikian mungkin mem-butuhkan latihan ulang, agar masih dapat bermanfaat disektor lain. Dapatlah disimpulkan bahwa bagi setiap korban kecelakaan yang mengalami cedera, baginya merupakan kejadian yang merugikan.

Biaya kecelakaan pada pekerjaan dapat dianggap termasuk dan membebani biaya pengadaan proyek, sehingga biaya demikian telah ditransfer dari tenaga kerja dan kontraktor kepada pemberi kerja, yang dalam hal ini menjadi konsumen hasil konstruksi. Kelalaian dan absennya program K3 akhirnya membebani konsumen.Manfaat K3 bagi Pemberi KerjaKecelakaan yang serius dapat mengakibatkan penundaan yang tidak dapat diatasi lagi. Bila hal ini terjadi, maka proyeksi produksi memerlukan revisi. Pemberi tugas kadang-kadang terpaksa untuk mendatangkan peralatan serta mesin-mesin baru untuk dipasang akibat penundaan, yang lebih lanjut mengakibatkan dampak berantai, yang betul-betul menciptakan penderitaan bagi pemberi kerja. Hal demikian tidak perlu terjadi apabila kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan secara efisien dan selamat, sehingga semua pihak mendapatkan keuntungan dan secara khusus bagi pemberi kerja.K3 dan Hubungan kontraktor dengan pemberi kerjaCedera pada tempat pekerjaan mempengaruhi turn over tenaga kerja. Bila kecelakaan bertambah, tenaga kerja berusaha beralih tugas ke tempat lain. Karena kesempatan kerja sulit diperoleh, beralih tugas tidak mudah. Biarpun banyak terjadi kecelakaan, tenaga kerja tetap berada di tempat kerja semula, sehingga dalam kondisi demikian tenaga kerja seakan-akan diperlukan secara berbahaya yang akan berlanjut menjadi ketidakpuasan tenaga kerja.Kondisi demikian dapat menjuruskan tenaga kerja untuk lebih menimbulkan jumlah kecelakaan kerja, tentunya atas kerugian pemberi kerja. Tenaga kerja menyadari penderitaan di lingkungan kerja yang tidak memadai, akan sangat menurunkan produktivitasnyaPerencanaan K3Unsur- unsur K3Penunjang dan pengarahan dari manajemen perusahaan.Organisasi K3Latihan tenaga kerjaPengawasan K3Rencana Kesehatan Kerja dan P3K

Penunjang dan Pengarahan dari Manajemen Perusahaan Perusahaan konstruksi perlu melakukan kebijaksanaan yang lengkap dan jelas mengenai penerapan K3 dan pencegahan kecelakaan yang konsisten. Hal-hal yang lebih lanjut perlu di atur oleh manajemen perusahaan dalam penerapan K3 adalah Menetapkan penanggung jawab serta pemberian wewenang untuk menegakan kebijaksanaan penerapan K3 dan pencegahan kecelakaan di lingkungan operasi pelaksanaan.Mengadakan standar keselamatan kerja yang realistis.Merencanakan seleksi penempatan personil, serta memberikan penjelasan mengenai K3, dan kadang-kadang dalam bentuk indoktrinasi mengenai K3 sehingga K3 menjadi way of life di lingkungan perusahaanLanjutan.....Mengadakan peralatan atau alat kerja yang dapat digunakan oleh tenaga kerja untuk memenuhi syarat-syarat keselamatan.Mengatur agar tenaga kerja menggunakan alat perlindungan kerja yang di syaratkan di lokasi-lokasi kerja.Membantu dalam perencanaan pencegahan kecelakaan pada tahap sebelum operasi pelaksanaan proyek.Berpartisipasi penuh dalam pelaksanaan program K3.

Organisasi K3K3 atau pencegahan kecelakaan secara cepat telah berkembang ke arah ilmu terapan. Peranan petugas K3 (safety officer) menjadi semakin penting. Petugas K3 ditetapkan oleh perusahaan, merupakan tenaga dinamis dan memenuhi per-syaratan. Petugas K3 ini merupakan kunci keberhasilan dalam menegakkan suatu program K3, tugas-tugas petugas K3 antara lain ;Menyusun program K3 di perusahaan.Menghimpun catatan analisa kecelakaan dan penyebabnnya sebagai bahan indikasi pada kecelakaan.Menyebarkan informasi cara mengatasi kecelakaan ke pejabat-pejabat perusahaan dan tenaga kerja.Menyelenggarakan upaya untuk mengatasi penyebab kecelakaan kecil sebelum berkembang menjadi besarLatihan Tenaga KerjaKecelakaan yang terjadi kebanyakan pada tenaga kerja yang mempunyai pengalaman kurang dari 3 bulan pada pekerjaan. Dengan demikian, maka program K3 yang baik perlu dimulai dengan latihan perorangan di tempat kerja. Latihan perorangan kepada seluruh tenaga kerja dan latihan-latihan demikian diperkuat dengan rapat-rapat K3 pada proyek konstruksi. Setiap kesempatan untuk memperagakan atau mendemonstrasikan cara-cara pencegahan kecelakaan, diadakan untuk tetap menanamkan kesadaran K3 demikian pula dengan penggunaan poster-poster, dan metode visual lainnya serta panduan-panduan, peraturan-peraturan dikembangkan penggunaannya sedapat mungkinPengawasan K3Pengawasan K3 menjadi tanggung jawab setiap tenaga kerja dilingkungan kerjanya masing-masing, bukan tanggung jawab organisasi K3 saja. Pemerik-saan K3 perlu diadakan sesering mungkin, dan segera ditindak lanjuti untuk lokasi yang potensial dapat menimbulkan kecelakaan. Prosedur kerja ditempat kerja konstruksi perlu dianalisa dan metode kerja yang tidak betul atau tidak efisien perlu ditonjolkan guna mendapat perbaikan.Peralatan yang rusak bukan saja mengurangi efisiensi tetapi dapat pula menjadi penyebab kecelakaan potensial. Disamping pemeliharaan peralatan perlu pula diadakan alat-alat pelindung terhadap kecelakaanRencana kesehatan Kerja dan P3KOrganisasi K3 perlu menginformasikan kepada tenaga kerja mengenai seluk beluk urusan rumah sakit, dokter, perawatan serta jasa angkutan ambulance. Bila terjadi cedera, perawatan segera dapat mencegah kejadian menjadi lebih parah. Fasilitas P3K disertai petugas yang kompeten siap untuk merawat cedera-cedera ringan dan membuat catatan untuk memenuhi kelengkapan analisa kecelakaan dan penyebabnya. Perlu diingat bahwa tidak suatu program pun dapat mencegah semua kecelakaan.Perusahaan konstruksi dalam penyelenggaraan K3 harus memperhatikan setiap bantuan luar yang ada laporan berkala mengenai berbagai kecelakaan yang terjadi pada perusahaan dan perlu diadakan analisa. Setiap kecelakaan perlu diteliti secara menyeluruh sehingga didapat informasi yang bermanfaat, dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan semacam itu kelak.

Implementasi K3 dalam sektor industri jasa kontruksiOrganisasi K3Dewan K3 Jasa KontruksiKampanye K3Asuransi tenaga kerja kontruksiSertifikasi dan LisensiLatihan K3

Organisasi K3Menyusun program K3 di perusahaan.Menghimpun catatan analisa dan penyebabnnya.Memproses dan menyebarkan informasi K3 dan cara mengatasi kecelakaan di lingkungan perusahaan.Menyelenggarakan upaya untuk mengatasi penyebab kecelakaan dan peningkatan lingkungan kerja di perusahaan..Mengadakan sistem penerimaan saran K3Meninjau ulang secara berkala program K3 perusahaan.Inspeksi K3, dan sebagainya.

Dewan K3 jasa kontruksiDewan K3 jasa konstruksi sebagai dewan K3 sektoral perlu dipertimbangkan untuk diadakan yang anggota-anggotanya dapat terdiri dari :Pejabat-pejabat departemen pekerjaan umum.Pejabat-pejabat departemen tenaga kerja.Wakil-wakil dunia usaha jasa konstruksi, asosiasi profesiPakar-pakar K3Tugas dewan K3 jasa konstruksi dijabarkan secara khusus bagi sektor jasa konstruksi dari DK3N sehingga secara khusus bertugas memonitor, meng-evaluasi serta membantu saran kebijaksanaan penegakan K3 jasa konstruksi kepada pimpinan departemen teknis.

Kampanye K3Pemakaian poster-poster K3 serta slogan-slogan K3 merupakan bagian dari upaya kampanye K3. Disamping penggunaan poster-poster yang bersifat umum K3, perlu pula diadakan poster-poster secara khusus menyangkut kegiatan konstruksi. Poster-poster serta slogan tersebut secara visual mengajak perhatian mengenai K3.Media penyebaran K3 lainnya secara maksimal dapat digunakan dalam upaya pemahaman dan membudayakan K3. Setiap kesempatan untuk memperagakan atau mendemonstrasikan cara-cara pencegahan kecelakaan harus diadakan, untuk makin menanamkan kesadaran ber K3. Sejalan dengan kampanye K3 demikian maka untuk membangkitkan motivasi ber K3, dapat pula diadakan evaluasi K3 pada perusahaan, dari hasil monitoring pelaksanaan K3.

Asuransi Tenaga Kerja KontruksiBerkat upaya perum Astek selama ini, maka berangsur-angsur telah tertanam kesadaran berasuransi yang secara khusus diperuntukan bagi tenaga kerja konstruksi. Kesadaran berasuransi disertai dengan kesadaran ber-K3 akan ber manfaat. Lebih baik mencegah kecelakaan dari pada mengatasi kecelakaan. Keterkaitan kesadaran berasuransi dengan kesadaran ber-K3 akan amat terasa sebagai kebutuhan timbal balik dilingkungan sektor jasa konstruksi.Melihat peranan kunci dari seorang pejabat K3 pada upaya pencegahan kecelakaan kerja, maka pengadaan safety officer untuk setiap perusahaan konstruksi merupakan upaya kunciSertifikasi dan LisensiDengan telah dibuktikannya Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.98/ KPTS/1979, tentang penggunaan Surat Ijin Mengemudi Peralatan, maka operator-operator peralatan dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum berangsur-angsur memiliki Surat Ijin Mengemudi Peralatan, sebagai upaya sertifikasi ketrampilan operator. Sertifikasi demikian perlu pula dikembangkan penerapannya terhadap operator-operator peralatan pada sektor jasa konstruksi sejalan dengan upaya sertifikasi tenaga kerja.Demikian pula terhadap jenis ketrampilan yang bersifat khusus yang menyangkut K3 perlu pemberian lisensi yang diperbarui secara berklala (misalnya operator derek, tukang las, tukang peledakan dan sebagainya).

Latihan K3Telah disebutkan betapa pentingnya pengadaan safety officer sebagai petugas kunci keberhasilan program K3 pada perusahaan konstruksi, sehingga merupakan investasi yang positif untuk melancarkan suatu program latihan bagi safety officer (pejabat K3).Untuk mengembangkan peranan penanaman kesadaran ber K3 maka pada kurikulum setiap latihan perusahaan konstruksi atau tenaga kerja konstruksi selalu mencakup K3, yang perlu tetap dikembangkan dari segi efektivitas serta tepatnya latihan-latihan K3 itu.

Penyakit akibat kerjaSecara umum penyakit akibat kerja dapat juga disebut sebagai penyakit jabatan, yang berarti penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau didapat pada waktu menjalankan pekerjaan. Menurut undang-undang kecelakaan disebutkan bahwa penyakit yang timbul karena hubungan kerja termasuk kecelakaan. Penyakit akibat kerja harus mendapatkan perhatian secara khusus, hal ini dikarenakan bahwa ;Penyakit yang terjadi sebenarnya dapat dicegah, untuk itu perlu adanya kesadaran dan kemauan.Penyakit yang telah terjadi dapat menimbulkan kelainan / cacat yang tidak dapat dipulihkan kembali.Kemungkinan cacat mempunyai frekuensi yang besar.Menyebabkan hilangnya waktu kerja.Penyakit yang timbul / terjadi adalah akibat tindakan / perbuatan manusia itu sendiri.Penyebab penyakit adalah akibat dari apa yang dikerjakan atau yang dihasilkan pekerjaan maupun peralatan yang dipakai untuk bekerja.

Etiologi PenyakitFaktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit akibat kerja dapat dibagi dalam beberapa golongan yaitu :Golongan fisik antara lain ;Suara gaduh dapat menimbulkan pekak atau tuli.Tekanan yang berubah-ubah dapat menyebabkan penyakit caisson.Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan penyakit heat stroke, heat cramp, atau hyperpiera.Suhu terlalu rendah dapat menimbulkan frostbite, white fingger desease, trench foot dan lain-lain.Getaran dapat menyebabkan terganggunya sirkulasi darah tepi dan gangguan syaraf antara lain ; syndrome vibrasi, raynaud phenonem, white finger, low back pain (lumbago), syndrome sciatica dan lain-lain.

Golongan KimiaGolongan kimia antara lain ;Gas seperti CO, H2S, HCN, Amoniak dapat menyebabkan keracunan pada tenaga kerja.Uap diantaranya uap dari logam yang dapat menyebabkan penyakit kulit meradang, keracunan dan metal fume fever.Larutan / zat kimia dapat menyebabkan kulit dermatitis dan luka bakar.Debu, penimbunan debu dalam paru-paru, menyebabkan penyakit tertentu antara lain ;Silicious disebabkan oleh Si2 bebas.Byssinosis disebabkan debu kapas.Asbestosis disebabkan debu asbes.Stenosis disebabkan oleh debu biji timah.Siderosis disebabkan oleh debu yang mengandung Fe2O3Pencegahan Terhadap PenyakitUsaha pencegahan akibat kekurangan segi teknis dibidang konstruksi dapat dilakukan dengan disain kerja yang baik, serta organisasi / pengaturan kerja. Pencegahan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan cara :Substitusi, yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang membahayakan dengan bahan yang tidak membahayakan, tampa mengurangi mutu dan hasil pekerjaan. Isolasi, yaitu menjauhkan atau memiisahkan suatu proses pekerjaan yang mengganggu / membahayakan.Ventilasi, baik secara umum maupun secara lokal yaitu dengan udara bersih yang dialirkan keruang kerja atau dengan menghisap keluar.

Terimakasih atas perhatiannya