tugas k3, msdm

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user LAPORAN KHUSUS GAMBARAN UMUM TENTANG PENERAPAN CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS) DI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP May Dwinantono Setyo Nugroho R0008116 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

Upload: jhjggk

Post on 30-Sep-2015

36 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

k3

TRANSCRIPT

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    LAPORAN KHUSUS

    GAMBARAN UMUM TENTANG PENERAPAN CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)

    DI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV

    CILACAP

    May Dwinantono Setyo Nugroho

    R0008116

    PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    Surakarta 2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    PENGESAHAN

    Magang dengan judul : Gambaran Umum Tentang Penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) di PT.Pertamina (Persero)

    Refinery Unit IVCilacap

    May Dwinantono Setyo Nugroho., NIM : R0008116, Tahun : 2011

    Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan

    Penguji Magang

    Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS Surakarta

    Pada hari ................Tanggal....................2011

    Pembimbing I Pembimbing II

    Sumardiyono, SKM., M.Kes Devi Aliyani, SKM NIP. 19650706 198803 1 002

    Ketua Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS

    Sumardiyono, SKM., M.Kes NIP. 19650706 198803 1 002

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

    ABSTRAK

    GAMBARAN UMUM TENTANG PENERAPAN CONTRACTOR SAFETY

    MANAGEMENT SYSTEM (CSMS) DI PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IVCILACAP

    May Dwinantono Setyo Nugroho1, Sumardiyono

    2, Devi Aliyani3

    Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) dan tahap perekrutan calon rekanan kerja di P.T Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap. Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif. Pengambilan data dilakukan berdasarkan observasi dan wawancara kemudian dianalisa menggunakan teknik pengolahan data dan teknik analisa data. Penelitian ini dilaksanakan karena 70% dari pekerja yang bekerja di perkantoran dan Unit pengolahan bukanlah pekerja PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, mereka merupakan pekerja dari kontraktor yang bekerja sama dengan PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap. 80% dari total biaya pemeliharaan PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap digunakan untuk menyewa kontraktor. 90% dari kasus kecelakaan dan insiden HSE yang berkaitan dengan bisnis PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap menimpa para pekerja kontraktor. Maka dari itu perlu adanya Contractor Safety Management System (CSMS) untuk mendapatkan rekan kerja yang berkompeten Hasil: Analisis data dibandingkan dengan pedoman-pedoman atau standar yang ada, yaitu Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan pedoman BPMIGAS. Simpulan: Contractor Safety Management System (CSMS), merupakan sistem untuk memilih rekan kerja yang berkompeten dan PT. Pertamina (Persero) telah melakukan pengawasan dan penilaian agar dapat mengurangi resiko bahaya pada rekan kerja.saran yang diberikan adalah sagar perusahaan lebih banyak melakukan pengawasan pada setiap kegiatan operasional yang dilakukan oleh rekan kerja. Kata kunci : penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) Kepustakaan : 7, 1970 2006. 1, 2, 3 Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas

    Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis panjatkan karena atas

    rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat melaksanakan magang di PT.

    Pertamina (Persero) Refinary Unit IV Cilacap dan menyusun laporan magang ini.

    Laporan magang ini disusun berdasarkan orientasi-orientasi di berbagai unit

    khususnya mengenai Contractor Safety Management System (CSMS) di PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dengan ditunjang oleh data-data

    dari literatur dan petunjuk serta penjelasan dari pembimbing.

    Atas terlaksananya Magang serta tersusunnya laporan Magang ini, penyusun

    mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr. MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

    Universitas Sebelas Maret Surakarta periode 2007-2011.

    2. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan

    Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta periode 2011-2015.

    3. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok, selaku Ketua Program D. III

    Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

    Maret Surakarta periode 2008-2011.

    4. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program D. III Hiperkes

    dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

    Surakarta periode 2011-2015.

    5. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberi

    bimbingan masukan kepada penulis.

    6. Ibu Devi Aliyani, SKM selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan

    dan masukan kepada penulis.

    7. Bapak Ir. R. M. Happy Paringhadi, selaku Manager HR Area/Business

    Partner Refinery Unit IV yang telah memberikan kesempatan bagi penulis

    untuk melaksanakan Kerja Praktek (Magang) di PT. Pertamina (Persero)

    Refinery Unit IV Cilacap.

    8. Bapak Arif Romdlon, SH selaku Panitia pelatihan bagian HR Area/Business

    Partner PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    9. Bapak Sugandi selaku Manager Health, Safety and Environmental (HSE) PT.

    PERTAMINA (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

    10. Bapak Gatot Pratomo, selaku Safety Section Head PT. PERTAMINA

    (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

    11. Bapak Arjon Siagian, selaku pembimbing lapangan Kerja Praktek maupun

    pada saat penulisan laporan.

    12. Bapak Dasiyo, Bapak Heru, Bapak Encu, Bapak Sjahru, Mas Rizki, Mas Al

    Hadiruna yang telah membantu penulis untuk mendapatkan literatur dan data

    yang dibutuhkan.

    13. Mas Agus, Mas Yoga, Mas Andra, Mas Wahyu dan Mas Didi di bagian HSE

    PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap yang membantu penulis

    memperoleh data-data yang dibutuhkan.

    14. Ibu, Kakak, Adik dan saudara-saudaraku semua, terima kasih atas semua

    dukungan moril.

    15. Teman-teman senasib sepenanggungan yang magang di PT. Pertamina

    (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

    16. Teman-teman satu tim (Lia, Isabella, Ocha, Dinar, Dian, Nana).

    17. Seluruh teman-teman seperjuangan di Diploma III Hiperkes dan Keselamatan

    Kerja.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

    sempurna oleh karenanya saran dan kritik membangun dari pembaca sangat

    diharapkan. Semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat bagi yang

    memerlukan.

    Surakarta,

    Penulis,

    May Dwinantono Setyo Nugroho

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ........................................... iii

    ABSTRAK .................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................. v

    DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

    BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

    BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 6

    A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6

    B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 18

    BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 19

    A. Jenis Penelitian ........................................................................ 19

    B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 19

    C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ...................................... 19

    D. Sumber Data ............................................................................. 19

    E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 20

    F. Pelaksanaan .............................................................................. 20

    G. Analisa Data ............................................................................. 20

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 22

    A. Hasil Penelitian ........................................................................ 22

    B. Pembahasan .............................................................................. 37

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 40

    A. Simpulan .................................................................................. 40

    B. Saran ......................................................................................... 41

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 42

    LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Risk Assessment matrix ............................................................... 14

    Gambar 2. Kerangka Pemikiran .................................................................... 19

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Surat Keterangan ijin Magang.

    Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Magang.

    Lampiran 3. Absensi Kerja Praktek.

    Lampiran 4. Jadwal Magang.

    Lampiran 5. Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap.

    Lampiran 6. Kebijakan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja Lindungan

    Lingkungan dan Kebijakan Sistem Manajemen Terpadu.

    Lampiran 7. Contoh hasil evaluasi sementara.

    Lampiran 8. Peta Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap.

    Lampiran 9. Peta Lokasi area 70 PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap.

    Lampiran 10. Surat perintah tentang tim penerapan CSMS.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Indonesia adalah negara yang mempunyai aneka macam sumber daya

    alam, salah satu yang dikenal adalah sumber daya minyak dan gas bumi. Bagi

    negara yang berkembang minyak dan gas bumi sangatlah berguna, dan

    merupakan sumber daya alam yang strategis. Bahkan sampai saat ini peran

    minyak dan gas bumi dalam pembangunan negeri masih sangatlah konsisten.

    Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan akan minyak

    dan gas bumi semakin meningkat. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan

    minyak dan gas bumi, pemerintah membentuk perusahaan pertambangan

    minyak dan gas bumi negara (PERTAMINA) di Indonesia. PT. Pertamina

    (Persero) mengemban tugas negara untuk mengusahakan dan

    mengembangkan potensi sumber daya minyak dan gas bumi. Kebijaksanaan

    didasar kan pada pancasila dan undang-undang dasar Dasar 1945 pasal 33,

    secara operasional dikembangkan atas dasar Undang-Undang Migas No. 22

    tahun 2001.

    PT. Pertamina (Persero) memiliki unit-unit operasi yang besar di seluruh

    Indonesia, meliputi beberapa eksplorasi dan produksi, 7 unit pengolahan, 8

    unit pemasaran dan unit pununjang lainnya. PT. Pertamina (Persero) Refinery

    Unit IV Cilacap adalah salah satu unit usaha yang berada dibawah Direktorat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    Industri minyak dan gas PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV

    Cilacap merupakan industri hilir (downstream) yang mengembangkan potensi

    sumber daya alam minyak dan gas di sektor pengolahan dan pemurnian.

    Proses pemurnian dan pengolahan minyak merupakan suatu proses dimana

    minyak mentah dimurnikan dan diproses menjadi berbagai produk petrolium.

    Proses pemurnian memerlukan banyak sekali peralatan yang kompleks,

    sehingga dapat mengakibatkan terjadinya berbagai macam resiko, antara lain

    : kecelakaan kerja, kebakaran atau peledakan, Penyakit Akibat Kerja (PAK)

    dan pencemaran lingkungan. Isu dalam lingkungan luas yang diakibatkan

    oleh proses pemurnian dan produksi minyak dan gas dapat memberikan efek

    pada level lokal ataupun global. Salah satu masalah yang penting adalah efek

    terhadap pekerja maupun kesehatan masyarakat.

    Dalam beroperasinya kilang PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV

    Cilacap, maka banyak kemungkinan mempunyai potensi bahaya di tempat

    kerja yang bersifat fisik, kimia, biologi, radiasi, ergonomi dan psikologi

    terhadap kesehatan pekerja. Untuk menangani bahaya-bahaya yang ada di

    lingkungan kerja, perlu dilakukan identifikasi, evaluasi, dan kontrol bahaya-

    bahaya tersebut. Identifikasi adalah mengetahui dan mengenal bahaya apa

    saja yang ada di lingkungan tersebut. Evaluasi dimaksudkan untuk

    mengetahui seberapa jauh bahaya itu merupakan ancaman bagi kesehatan

    pekerja. Kontrol adalah cara pengendalian resiko bahaya yang ada di

    lingkungan kerja, agar bahaya-bahaya tersebut dapat dihilangkan atau

    diminimalisir agar tidak lagi merupakan ancaman bagi pekerja.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    Di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap 70% dari pekerja

    yang bekerja di perkantoran dan Unit pengolahan bukanlah pekerja PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, mereka merupakan pekerja

    dari kontraktor yang bekerja sama dengan PT. Pertamina (Persero) Refinery

    Unit IV Cilacap. 80% dari total biaya pemeliharaan PT. Pertamina (Persero)

    Refinery Unit IV Cilacap digunakan untuk menyewa kontraktor. 90% dari

    kasus kecelakaan dan insiden HSE yang berkaitan dengan bisnis PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap menimpa para pekerja

    kontraktor.

    Untuk menjamin kehandalan, kelancaran dan keselamatan operasi

    pengolahan diperlukan peningkatan serta pengembangan sistem dan prosedur

    keselamatan kerja yang baku. Dalam menunjang kegiatan operasi kilang PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, maka peranan Health Safety

    Environmental (HSE) sangatlah penting untuk menunjang pencegahan dan

    penanggulangan bahaya kecelakaan kepada setiap pekerja ataupun para

    kontraktor yang bekerja di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap,

    sehingga kerugian dapat ditekan seminimal mungkin dan mencapai produksi

    semaksimal mungkin. Untuk meningkatkan produktivitas dan mencegah

    terjadinya kecelakaan, kebakaran dan pencemaran lingkungan, PT.Pertamina

    (Persero) Refinery Unit IV Cilacap memberi tugas dan tanggung jawab

    kepada Health Safety Environmental (HSE), untuk melaksanakan kegiatan

    yang berkaitan dengan aspek K3, lingkungan dan bahaya kebakaran secara

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    operasional diseluruh operasi kilang PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit

    IV Cilacap.

    Oleh karena itu pengelolaan aspek K3 dan lingkungan dilakukan secara

    profesional, terpadu dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh pihak

    terkait agar operasi berjalan aman, handal, efisien dan berwawasan. Dengan

    banyaknya kontraktor yang bekerjasama dengan PT.Pertamina (Persero)

    Refinery Unit IV Cilacap, maka harus diwujudkan kerjasama yang baik di

    antara kedua pihak terkait.

    Dalam penelitian kali ini, penulis tertarik untuk mengetahui Penerapan

    Contractor Safety Management System (CSMS) Sebagai Bentuk Persyaratan

    Kerjasama Kontraktor dengan PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV

    Cilacap.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat di rumuskan

    permasalahan :

    Bagaimana penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) di PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap ?

    C. Tujuan

    Dalam pelaksanaan magang ini diharapkan tercapainya tujuan sebagai

    berikut :

    1. Untuk mengetahui penerapan Contractor Safety Management System

    (CSMS) dan tahap perekrutan calon rekanan kerja di PT. Pertamina

    (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    2. Untuk mengetahui manfaat penerapan Contractor Safety Management

    System (CSMS) di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

    D. Manfaat

    Dalam pelaksanaan magang ini diharapkan tercapainya manfaat sebagai

    berikut :

    1. Peneliti

    a. Dapat mengenal secara dekat dan nyata karakteristik serta kondisi

    lingkungan kerja.

    b. Dapat meningkatkan pengetahuan terhadap penerapan Contractor

    Safety Management System (CSMS).

    c. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang keselamatan dan

    kesehatan kerja di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

    d. Dapat menerapkan ilmu yang di peroleh selama kuliah.

    2. Perusahaan

    a. Dapat mengembangkan identifikasi aspek K3 dengan Contractor

    Safety Management System (CSMS).

    b. Dapat memberikan rekomendasi kepada perusahaan dan dapat

    menciptakan kegiatan kerja di tempat kerja yang aman dan nyaman.

    3. Bagi Diploma III Hiperkes dan keselamatan kerja

    a. Dapat menambah kepustakaan mengenai Contractor Safety

    Management System (CSMS).

    b. Dapat menjadi sarana pengembangan ilmu keselamatan dan kesehatan

    kerja.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    c. Dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mengaplikasikan

    ilmu yang didapat dari bangku perkuliahaan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap keselamatan kerja diatur

    melalui peraturan perundangan guna meningkatkan kesadaran bagi pihak

    manajemen maupun karyawan, peraturan tersebut diantaranya adalah Undang-

    undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang bertujuan:

    1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan

    pekerjaaan untuk kesejahteraan, meningkatkan produksi serta

    produktivitas nasional.

    2. Melindungi setiap orang lain yang berada di tempat kerja atas hak

    keselamatannya.

    3. Sumber produksi yang dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.

    PT. Pertamina (Persero) RU IV sangat memperhatikan keselamatan kerja

    bagi karyawan mitra kerja. Hal ini mendorong akan pentingnya meningkatkan

    kesadaran keselamatan kerja di kalangan mitra kerja, dengan mengembangkan

    sebuah program yang disebut dengan Contractor Safety Management System

    (CSMS) yaitu sebuah sistem kontrol terhadap aspek pengelolaan HSE bagi

    mitra kerja yang berkerja di PT. Pertamina (Persero) RU IV.

    Program Contractor Safety Management System (CSMS) ini akan

    memberikan jaminan operasional yang unggul melalui 6 tahapan, yaitu :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    1. Penilaian Risiko

    Tahapan Penilaian Risiko adalah tahap awal untuk mengkaji sejauh

    mana risiko pekerjaan yang akan dikontrakkan.

    2. Pra Kualifikasi

    Tahapan Pra Kualifikasi adalah tahap penyaringan mitra kerja yang

    potensial.

    3. Seleksi

    Tahapan Seleksi adalah tahap proses pemilihan mitra kerja, melalui

    proses tender dengan mempertimbangkan semua aspek, termasuk

    Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan.

    4. Evaluasi Awal

    Tahapan Kegiatan Pra Pekerjaan adalah tahap untuk memastikan

    bahwa aspek aspek yang relevan dengan perencanaan pekerjaan, termasuk

    kajian risiko telah dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak

    terkait, pada awal pelaksanaan kontrak.

    5. Pekerjaan Sedang Berjalan

    Tahapan Pekerjaan Sedang Berjalan adalah tahap untuk menjamin agar

    pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencana.

    6. Evaluasi Akhir

    Tahapan Evaluasi Akhir, adalah tahap untuk mengevaluasi kinerja

    mitra kerja.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    Adapun pertimbangan PT. Pertamina (Persero) RU IV mengembangkan

    program Contractor Safety Management System (CSMS) adalah sebagai

    berikut :

    1. Perlu adanya keseragaman program Contractor Safety Management

    System (CSMS) antara PT. Pertamina (Persero) RU IV dengan mitra kerja.

    2. Menjamin operasi pengelolaan minyak dan gas berjalan dengan aman

    untuk mendukung tercapainya target produksi yang telah diterapkan.

    3. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja para mitra kerja.

    4. Mencegah terjadinya kerugian material, peralatan dan kerusakan

    lingkungan.

    5. Menjaga citra perusahaan.

    Dalam mengimplementasikan Program Contractor Safety Management

    System (CSMS) di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap

    sebelumnya dilaksanakan beberapa tahapan sebagai berikut :

    1. Tahap Pengembangan

    Kegiatan Tahap Pengembangan adalah sebagai berikut :

    a. Pembuatan Pedoman CSMS

    Pembuatan pedoman berguna untuk mengatur seleksi kontraktor ke

    dalam dua tahap, yaitu :

    1) Tahap Administrasi

    Langkah langkah untuk memilih rekan kerja terbaik, khususnya

    dalam hal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan.

    Tahap ini terdiri dari :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    a) Penilaian Risiko

    Prosedur untuk meneliti risiko pekerjaan yang akan

    dikontrakkan dan menentukan kategorinya apakah Rendah (R),

    Sedang (S), atau Tinggi (T). Kategori risiko tersebut kemudian

    menentukan perlu atau tidaknya langkah langkah CSMS

    berikutnya.

    b) Pra Kualifikasi

    Prosedur untuk meneliti kualifikasi rekan kerja dalam hal

    Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan. Hanya

    mereka yang memiliki potensi untuk berkerja secara aman yang

    akan disertakan di dalam proses tender untuk suatu pekerjaan.

    c) Pemilihan

    Prosedur untuk memilih rekan kerja terbaik di antara yang

    mengikuti tender.

    2) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

    Langkah langkah yang bertujuan untuk menjamin Keselamatan,

    Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan di lapangan. Tahap ini

    terdiri dari :

    a) Evaluasi Awal Pekerjaan

    Langkah untuk membuka komunikasi awal antara PT.

    Pertamina (Persero) RU IV dengan rekan kerja pada awal

    pekerjaan mengenai kesamaan rencana dengan implementasi

    HSE.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    b) Evaluasi Pekerjaan Berlangsung

    Langkah inspeksi dan penilaian pelaksanaan lapangan. Ada 2

    macam daftar periksa di bagian ini, yaitu Daftar periksa Inspeksi

    Keselamatan Kerja (Safety Inspection Checklist) dan Daftar

    periksa Program Keselamatan Kerja (Safety Program Checklist).

    Inspeksi harus selalu diikuti dengan langkah langkah koreksi,

    karena mekanisme kontrol tidak akan pernah terbentuk tanpa

    langkah koreksi.

    c) Evaluasi Akhir

    Langkah penilaian kinerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

    Lindung Lingkungan rekan kerja selama Pra Kualifikasi dan

    Pekerjaan Berlangsung. Hasil evaluasi akan disimpan di Bank

    Data, dan menjadi bahan pertimbangan apakah mitra kerja

    tersebut layak untuk pekerjaan yang akan datang.

    Setelah selang waktu tertentu, Data Bank akan memiliki

    sejumlah nama rekan kerja yang baik dan memenuhi syarat

    sehingga proses Pra Kualifikasi dan Pemilihan kemudian akan

    berjalan lebih mudah.

    b. Pembentukan Tim CSMS PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

    Tim CSMS dibentuk menurut surat perintah dari General Manager

    PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap. Adapun susunan dari

    tim CSMS adalah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    1) Pelindung

    Berkewajiban sebagai pelindung dari program CSMS di PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dan mempunyai tugas

    membentuk Tim CSMS.

    2) Penasehat

    Sebagai penasehat dari program CSMS di PT. Pertamina

    (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

    3) Penanggung jawab

    a) Bertanggung jawab terhadap penerapan program CSMS.

    b) Memberikan dukungan terhadap sarana dan prasarana yang di

    butuhkan dalam implementasi CSMS.

    c) Melakukan evaluasi dan laporan terhadap penerapan CSMS

    kepada General Manager

    4) Ketua

    a) Menyusun program kegiatan CSMS dan melaksanakan

    implementasi sesuai dengan program kegiatan.

    b) Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan CSMS.

    c) Merencanakan pertemuan tim CSMS minimal 1 bulan sekali

    d) Melakukan sosialisasi terhadap program kerja ke seluruh bagian

    atau fungsi terkait dan memonitor pelaksanaannya sesuai rencana.

    e) Membuat laporan setiap kegiatan penerapan program CSMS

    kepada General Manager

    f) Menjalankan tugas sebagai Tim CSMS

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    5) Wakil ketua

    a) Bekerja sama dengan ketua dalam melaksanakan tugas Tim

    CSMS.

    b) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai ketua jika tidak

    di tempat dan berhalangan hadir.

    6) Sekertaris

    a) Memberikan masukan kepada ketua Tim untuk menetapkan

    kebijakan dan konsep CSMS secara rutin dan terjadwal sesuai

    dengan keperluan dan urutan prioritas.

    b) Memfasilitasi semua kegiatan CSMS PT. Pertamina (Persero)

    Refinery Unit IV Cilacap.

    c) Mendokumentasikan semua kegiatan CSMS ke seluruh bagian

    atau fungsi terkait.

    d) Melaksanakan semua urusan administrasi dan surat menyurat

    yang berhubungan dengan program CSMS.

    e) Mengkonsep dan bertanggung jawab sampai dengan terbitnya

    hasil penilaian lapangan.

    f) Menginput data-data hasil penilaian lapangan ke data bank.

    g) Melaksanakan tugas sebagai Tim CSMS.

    7) Anggota

    a) Aktif terlibat dalam penerapan CSMS sesuai skala prioritas (target

    program)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    b) Secara berkala mengikuti rapat CSMS yang membahas dan

    mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.

    c) Melaksanakan dan memonitor kegiatan implementasi CSMS.

    d) Melaksanakan dan mencari data tentang penerapan CSMS

    terhadap para penyedia jasa atau kontraktor PT. Pertamina

    (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

    e) Menyatukan persepsi atau pola pikir sehingga interprestasi hasil

    penilaian CSMS dapat dijadikan masukan untuk bahan bagi

    manajemen PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

    c. Up Skilling Pekerja PT. Pertamina (Persero) Refinery UNit IV Cilacap

    yang terlibat CSMS

    Suatu bentuk pengembangan kemampuan pekerja untuk dapat

    mengerti dan memonitor kegiatan implementasi CSMS yang berlangsung

    pada semua rekanan kerja dan dapat untuk menyatukan persepsi atau pola

    pikir sehingga interprestasi hasil penilaian CSMS.

    d. Up Skiling dan sosialisasi CSMS kepada Seluruh Mitra Kerja.

    Suatu bentuk pengembangan dan penyamaan persepsi antara sistem

    HSE PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dengan sistem

    HSE rekan kerja yang bekerja sama.

    2. Tahap Implementasi

    Kegiatan tahap implementasi mencakup :

    a. Melaksanakan Klinik CSMS kepada seluruh Mitra Kerja dan Pekerja

    Pertamina yang terlibat dalam implementasi CSMS. Klinik CSMS

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    adalah suatu bentuk program yang bertujuan untuk menyamakan

    paradigma HSE antara calon rekanan dengan PT. Pertamina (Persero)

    Refinery Unit IV Cilacap. Dengan di laksanakannya klinik CSMS, maka

    semua calon rekanan dapat mengetahui tentang tahapan CSMS dan

    sistem HSE yang ada di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV

    Cilacap.

    b. Melakukan Risk Assessment semua pekerjaan yang sudah berlangsung

    dan yang akan dikerjakan di RU dengan Metoda Risk Assessment Matrix

    untuk menentukan resiko Pekerjaan (High Risk, Medium Risk atau Low

    Risk).

    Gambar 1. Risk Assessment matrix Sumber : Data Sekunder RU IV, 2011

    1) AREA BIRU - Resiko-resiko diasumsikan rendah apabila fasilitas

    atau bisnis memiliki Sistem Manajemen HSSE yang berfungsi dengan

    baik

    Moderate impact

    Moderate effect

    Moderate damage

    Major injury or health effect

    3

    Major impact

    Major effect

    Major damage

    PTD or up to 3 fatalities

    4

    No impact

    No effectNo damage

    No injury or health effect

    0

    EDCBA

    Massive impact

    Massive effect

    Massive damage

    More than 3 fatalities5

    Minor impact

    Minor effect

    Minor damage

    Minor injury or health effect

    2

    Slight impact

    Slight effect

    Slight damage

    Slight injury or health effect

    1

    Has happened more than once per year at the Location

    Has happened at the Location or more than once per year in the Organisation

    Has happened in the Organisation or more than once per year in the Industry

    Heard of in the Industry

    Never heard of in the Industry

    INCREASING LIKELIHOODCONSEQUENCES

    Moderate impact

    Moderate effect

    Moderate damage

    Major injury or health effect

    3

    Major impact

    Major effect

    Major damage

    PTD or up to 3 fatalities

    4

    No impact

    No effectNo damage

    No injury or health effect

    0

    EDCBA

    Massive impact

    Massive effect

    Massive damage

    More than 3 fatalities5

    Minor impact

    Minor effect

    Minor damage

    Minor injury or health effect

    2

    Slight impact

    Slight effect

    Slight damage

    Slight injury or health effect

    1

    Has happened more than once per year at the Location

    Has happened at the Location or more than once per year in the Organisation

    Has happened in the Organisation or more than once per year in the Industry

    Heard of in the Industry

    Never heard of in the Industry

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    2) AREA KUNING Resiko level Medium dan hal-hal berikut harus

    berada pada tempatnya Engineering Standards or best Practice,

    Industry Practices, Hazard Control Sheets, Mini-Bowties.

    3) AREA MERAH resiko merah harus dianalisa dengan analisa Bowtie

    analysis atau equivalent-nya

    c. Melaksanakan penilaian Program HSE mitra kerja dengan metoda

    penilaian dokummen dan Survey ke Kantor dan Workshop mitra kerja

    untuk menentukan Rating High, Medium atau Low. Dimana dalam

    proses penilaian ini memiliki batasan sebagai berikut :

    1) Pekerjaan dengan resiko rendah tidak diharuskan mengikuti

    prakualifikasi, kontraktor langsung mengikuti proses seleksi .

    2) Pekerjaan dengan resiko menengah tidak diharuskan mengikuti

    prakualifikasi, kontraktor langsung mengikuti proses seleksi tetapi

    harus mengikuti seluruh proses dalam tahap pelaksanaan pekerjaan

    sesuai Pedoman Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan

    Lingkungan Kontraktor (A-002/I00400/2003-S0).

    3) Semua pekerjaan yang diklasifikasikan beresiko tinggi setelah

    dilakukan penilaian awal terhadap bahaya yang ada, mutlak harus

    dilaksanakan melalui proses prakualifikasi.

    4) Kriteria nilai minimum yang bisa diterima agar kontraktor lulus

    prakualifikasi SMK3 Kontraktor adalah :

    a) 55 untuk resiko tinggi;

    b) 40 untuk resiko medium;

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    c) 25 untuk resiko rendah.

    5) Jika tidak ada satupun kontraktor yang lulus tahap prakualifikasi,

    sedangkan pekerjaan harus tetap dilaksanakan maka ditempuh

    langkah penerimaan bersyarat. Pada kondisi ini, persyaratan-

    persyaratan khusus harus diterapkan tanpa mengabaikan atau

    mengurangi kaidah HSE, tindakan pengawasan yang ketat untuk

    resiko relatif harus dikenakan pada kontraktor.

    3. Tahap Evaluasi dan Review

    Tujuan dari Evaluasi dan Review :

    a. Melakukan evaluasi bersama terhadap kinerja HSE kontraktor dan PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap.

    1) Dialog dua arah.

    2) Review dan evaluasi data yang diperoleh.

    b. Feed Back terhadap penerapan HSE untuk perbaikan pekerjaan yang

    akan datang .

    c. Memberikan reward atau punishment terhadap kinerja HSE Kontraktor.

    Proses evaluasi dan Review:

    a. Evaluasi akhir harus dilaksanakan segera setelah pekerjaan selesai

    dilaksanakan.

    b. Evaluasi yang dilakukan meliputi:

    1) HSE plan yang dijanjikan

    2) Laporan Pre-Job Activity

    3) Laporan evaluasi Work In Progress (WIP)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    4) Follow up ketidaksesuaian dan gap clossure

    5) KPI yang disepakati

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    B. Kerangka Pemikiran

    Gambar 2.Kerangka Pemikiran

    Pekerjaan yang dikontrakan

    Kontraktor

    Penilaian

    Seleksi

    Pra Pelaksanaan Pekerjaan

    Tinggi

    Pelaksanaan Pekerjaan

    Evaluasi Akhir

    Penilaian Resiko

    Prakualifikasi

    Sedang Rendah

    Tahap Pengembangan

    Tahap Implementasi

    Tahap Evaluasi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian deskriptif yaitu

    memberi gambaran yang jelas dan tepat terhadap objek penulisan. Dalam

    penelitian ini penulis memberikan gambaran tentang penerapan Contractor

    Safety Management System (CSMS) di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit

    IV Cilacap.

    B. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit IV

    Cilacap, yang berlokasi di Desa Donan, Kecamatan Lomanis, Kabupaten

    Cilacap, Jawa Tengah.

    C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

    Objek penelitian ini meliputi kegiatan kerja dan penerapan Contractor

    Safety Management System (CSMS) di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit

    IV Cilacap.

    D. Sumber Data

    Sumber data ini berasal dari :

    1. Sumber data primer

    Sumber data primer ini diperoleh dari observasi di lapangan, wawancara

    serta diskusi dengan pengawas di lapangan dan karyawan PT. Pertamina

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, yan berkaitan dengan masalah yang

    diteliti.

    2. Sumber data sekunder

    Sumber data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang

    berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya

    mengenai penerapan Contractor Safety Management System (CSMS).

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitihan di HSE PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap ini adalah:

    1. Observasi, yaitu berupa pengamatan langsung terhadap aktivitas tenaga

    kerja yang melakukan pekerjaan serta pengamatan terhadap lingkungan

    kerjanya

    2. Studi Kepustakaan, yaitu melalui buku-buku, literatur dan standar

    peraturan yan ada kaitannya dengan penelitihan yang penulis lakukan.

    3. Wawancara, berupa wawancara dengan pengawas dan karyawan dalam

    ruang lingkup PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, baik

    secara terstruktur maupun tidak terstruktur.

    H. Pelaksanaan

    Penelitian ini dilaksanakan di PT.PERTAMINA (Persero) UP IV Cilacap

    pada tanggal 08 Maret 2011 sampai dengan 21 April 2011.

    I. Analisa Data

    Data yang diperoleh akan dianalisa secara deskriptif, yaitu penggambaran

    umum penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) di PT.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap kepada para rekan kerja,

    sehingga PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dapat memperoleh

    rekan kerja yang kompetitif sesuai dengan kriteria kebijakan PT. Pertamina

    (Persero) Refinery Unit IV Cilacap. Analisis data tersebut dibandingkan

    dengan pedoman-pedoman atau standar yang ada, yaitu Permenaker No.

    05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

    Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan pedoman

    BPMIGAS.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap 70% dari pekerja

    yang bekerja di perkantoran dan Unit pengolahan bukanlah pekerja PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, mereka merupakan pekerja dari

    kontraktor yang bekerja sama dengan PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit

    IV Cilacap. 80% dari total biaya pemeliharaan PT. Pertamina (Persero)

    Refinery Unit IV Cilacap digunakan untuk menyewa kontraktor. 90% dari

    kasus kecelakaan dan insiden HSE yang berkaitan dengan bisnis PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap menimpa para pekerja

    kontraktor.

    Dengan penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) dapat

    diketahui tentang kemampuan masing-masing kontraktor dalam bidang Health

    Safety and Environmental (HSE). Dengan adanya hal tersebut PT. Pertamina

    (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dapat mempercayai calon rekanan kerja

    yang memenangkan tender.

    Selain itu PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap harus

    mempercayakan kepada mitra kerja bahwa daerah yang akan dilakukan

    pekerjaan oleh mitra kerja aman dari segala bahaya kebakaran/peledakan,

    kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan. Dalam upaya untuk

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    memperkecil resiko kebakaran/peledakan, kecelakaan kerja dan pencemaran

    lingkungan serta kejadian-kejadian lain yang tidak diinginkan, maka

    Safe Working Practice

    bertujuan untuk mengurangi terjadinya :Unsaafe act Unsafe

    condition

    Penggambaran penerapan Contractor Safety Management System (CSMS)

    Di dalam 14 elemen sistem MKP terdapat satu elemen yang berhubungan

    dengan kontraktor, yaitu tentang Keselamatan Kerja Kontraktor. Oleh karena itu

    PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap Mengembangkan suatu sistem

    yang disebut dengan Contractor Safety Management System (CSMS), adapun

    dasar-dasar (pedoman) dari pengembangan Contractor Safety Management

    System (CSMS) adalah sebagai berikut :

    1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lindungan-Lingkungan PT

    Pertamina (Persero).

    2. Pedoman Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan

    Kontraktor No.A-002/100400/2003-S0

    3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Pertamina (Persero) Refinery

    Unit IV Cilacap.

    4. Manajemen Keselamatan Proses PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV

    Cilacap.

    Contractor Safety Management System (CSMS) itu sendiri adalah Suatu

    Bagian dari sistem manajemen Keselamatan Kerja yang berupaya untuk

    menertibkan Pengelolaan Kontraktor yang menjadi rekanan PT. Pertamina

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    (Persero) dengan memasukan aspek HSE pada setiap tahapan pelaksanaan kontrak

    suatu pekerjaan mulai dari tahap Penilaian Resiko hingga kepada Akhir

    pelaksanaan pekerjaan. Adapun Contractor Safety Management System (CSMS)

    di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap mempunyai tujuan sebagai

    berikut :

    1. Membina dan Meningkatkan kepedulian dan kesadaran kontraktor dalam

    penanganan aspek HSE, sehingga tingkat kecelakaan kerja kontraktor dapat

    diturunkan atau bahkan dihilangkan.

    2. Meningkatkan produktivitas dan citra atau image positif PT. Pertamina

    (Persero) Refinery Unit IV Cilacap di mata pelanggan, masyarakat,

    Pemerintah dan semua pihak terkait.

    3. Membina dan Meningkatkan kemampuan kontraktor lokal dalam menghadapi

    persaingan global

    4. Sebagai Bukti konsistensi Kontraktor dalam penerapan HSE

    Dari penerapan Contractor Safety Management System (CSMS), PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap mendapatkan manfaat yang berupa:

    1. Pembagian Tanggung Jawab Keselamatan Kerja antara Pertamina dan

    Kontraktor menjadi seimbang.

    2. Pertamina akan memperoleh kontraktor yang lebih profesional.

    3. Jumlah Insiden dapat diminimasi karena kontraktor sudah lebih peduli aspek

    HSE.

    4. Meningkatkan produktivitas dan citra Pertamina.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    5. Pertamina dapat mengontrol konsistensi kontraktor dalam menerapkan aspek

    HSE selama kerjasama terjalin.

    Dalam penilaian resiko dikategorikan menjadi 3 tingkatan, yaitu high, mediun

    dan low. Kategori ini dibedakan sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan di

    kerjakan di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap. Penilaian tingkat

    resiko pekerjaan dilakukan oleh direktorat atau unit bisnis masing-masing

    berdasarkan panduan corporate. Contractor Safety Management System (CSMS)

    dibagi menjadi 6 langkah yang berkesinambungan dan dapat mewujudkan tujuan-

    tujuan dari sistem tersebut. Adapun 6 langkah itu adalah :

    1. Risk Assessment (Penilaian resiko)

    Risk Assessment (Penilaian resiko) merupakan langkah pertama dalam

    Program Contractor Safety Management System (CSMS) yang berfungsi untuk

    menilai semua pekerjaan yang akan dikontrakan. Risk Assessment (Penilaian

    resiko) bertujuan untuk mengkaji seberapa besar dampak negatif pekerjaan

    terhadap aspek HSE (keselamatan manusia, peralatan/aset, lingkungan hidup

    dan citra perusahaan). Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam Risk

    Assessment (Penilaian resiko) adalah sebagai berikut :

    a. Jenis Pekerjaan

    Setiap jenis kegiatan atau pekerjaan berpotensi menimbulkan dampak

    negatif pada aspek HSE dalam skala yang berbeda.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    b. Lokasi Kerja

    Lokasi kerja mempengaruhi risiko atau potensi dampak negatif HSE

    (perairan atau laut, ruangan tertutup, sekitar bahan atau peralatan mudah

    terbakar, ketinggian, bawah air).

    c. Rentang Waktu Pelaksanaan Kerja

    Pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung lama akan menimbulkan keletihan

    dan kejenuhan terhadap pekerja yang pada akhirnya akan meningkatkan

    potensi dampak negatif HSE

    d. Bahan atau Material atau Peralatan yang digunakan

    Setiap bahan atau material atau peralatan yang digunakan memiliki potensi

    bahaya dan tingkat resiko yang berbeda

    e. Pekerjaan Simultan atau Gabungan beberapa Kontraktor

    Tingkat kesulitan terhadap pengawasan dan pengendalian pekerjaan yang

    dilakukan secara simultan atau bersamaan oleh beberapa kontraktor ditempat

    yang sama

    f. Pengalaman Kontraktor

    Kontraktor yang berpengalaman cenderung lebih mampu untuk

    mengendalikan bahaya pekerjaannya dibandingkan kontraktor yang belum

    berpenglaman

    2. Pra Kualifikasi

    Prakualifikasi merupakan langkah pertama penyaringan kontraktor untuk

    menjamin hanya kontraktor yang mampu bekerja secara aman yang akan

    diikutsertakan dalam lelang. Kontraktor lulus bersyarat adalah kontraktor yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    telah lulus tahap prakualifikasi namun belum mampu memenuhi sebagian

    persyaratan (ringan) HSE yang diwajibkan dan akan memenuhinya dalam

    waktu yang ditentukan.

    Dalam penilaian pra kualifikasi dikategorikan menjadi 3 tingkatan, yaitu

    high, medium dan low. Adapun langkah-langkah pada tahap Pra kualifikasi

    adalah sebagai berikut :

    a. Kontraktor yang telah lolos prakualifikasi sebelumnya tidak diharuskan

    mengikuti proses prakualifikasi lagi kecuali jika komposisi Sumber Daya

    Manusia berubah.

    b. Kontraktor atau mitra kerja Pertamina yang belum pernah

    mengikuti prakualifikasi atau baru, diharuskan mengisi daftar kuisioner

    sebagai persyaratan ikut serta tahap prakualifikasi.

    c. Untuk pekerjaan yang beresiko tinggi maka prakualifikasi dilakukan

    oleh Tim Evaluasi (Tim Tender yang terdiri dari wakil fungsi terkait)

    yang ditunjuk.

    d. Tim Evaluasi menilai hasil Kuisioner SMK3 Kontraktor sesuai

    Kriteria Evaluasi Prakualifikasi Pertamina dan melakukan klarifikasi

    melalui kegiatan inspeksi dan audit. Hasil pembahasan oleh Tim-

    Evaluasi menghasilkan keputusan :

    1) Lulus, maka kontraktor bersangkutan dimasukkan ke dalam daftar

    calon peserta lelang.

    2) Tidak Lulus, maka kontraktor bersangkutan dikenakan diskualifikasi

    dan diberi umpan balik untuk memberitahukan kepada mereka

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    mengenai alasan kenapa mereka tidak memenuhi syarat dan

    memberitahu mereka mengenai tindakan koreksi terhadap

    kekurangan yang ditemukan.

    e. Jika tidak ada satupun kontraktor yang lulus tahap prakualifikasi,

    sedangkan pekerjaan harus tetap dilaksanakan maka ditempuh langkah

    penerimaan bersyarat. Pada kondisi ini, persyaratan-persyaratan khusus

    harus diterapkan tanpa mengabaikan atau mengurangi kaidah HSE,

    tindakan pengawasan yang ketat untuk resiko relatif harus dikenakan

    pada kontraktor.

    f. Kontraktor yang lulus bersyarat sesuai kondisi yang dapat diterima

    kemudian dimasukkan dalam calon peserta lelang.

    Dalam pelaksanaan tahap Pra Kualifikasi ada suatu batasan-batasan,

    yaitu :

    1. Pekerjaan dengan resiko rendah tidak diharuskan mengikuti prakualifikasi,

    kontraktor langsung mengikuti proses seleksi .

    2. Pekerjaan dengan resiko menengah tidak diharuskan mengikuti

    prakualifikasi, kontraktor langsung mengikuti proses seleksi tetapi harus

    mengikuti seluruh proses dalam tahap pelaksanaan pekerjaan sesuai

    Pedoman Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan

    Kontraktor (A-002/I00400/2003-S0).

    3. Semua pekerjaan yang diklasifikasikan beresiko tinggi setelah dilakukan

    penilaian awal terhadap bahaya yang ada, mutlak harus dilaksanakan melalui

    proses prakualifikasi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    4. Kriteria nilai minimum yang bisa diterima agar kontraktor lulus

    prakualifikasi SMK3 Kontraktor adalah :

    a. 55 untuk resiko tinggi;

    b. 40 untuk resiko medium;

    c. 25 untuk resiko rendah.

    5. Jika tidak ada satupun kontraktor yang lulus tahap prakualifikasi, sedangkan

    pekerjaan harus tetap dilaksanakan maka ditempuh langkah penerimaan

    bersyarat. Pada kondisi ini, persyaratan-persyaratan khusus harus diterapkan

    tanpa mengabaikan atau mengurangi kaidah HSE, tindakan pengawasan

    yang ketat untuk resiko relatif harus dikenakan pada kontraktor.

    3. Selection (Seleksi)

    Tahap seleksi (selection) adalah untuk memilih dan menentukan

    Kontraktor yang paling memenuhi persyaratan dari aspek K3 selain

    persyaratan teknis, ekonomis dan persyaratan lainnya, maka dilakukan

    prosedur berikut :

    a. Persiapan Dokumen Lelang

    1) Bagian kontrak dan Fungsi / Bagian terkait harus membuat rencana

    K3 yang sesuai dengan masing masing jenis pekerjaan. Keseluruhan

    resiko kontrak dan manajemen K3LL harus diberi bobot yang sesuai,

    berikut pertimbangan-pertimbangan lain ketika kriteria seleksi

    dievaluasi.

    2) Bagian kontrak bisa berkonsultasi dengan wakil K3 untuk

    memperoleh bobot yang paling tepat untuk pekerjaan yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    dikontrakkan, biasanya sekitar 20% - 30%, tergantung dari

    kompleksitas pekerjaan. Dokumen yang harus disertakan dalam

    paket lelang adalah :

    a) Sasaran dan Tujuan K3.

    b) Definisi dari Cakupan Rencana K3 dan bahaya yang sudah

    diketahui untuk diperhatikan.

    c) Prosedur pengawasan K3, buku pedoman dan panduan

    keselamatan serta masalah kepatuhan untuk kontrak.

    d) Definisi interface yang diantisipasi antara Pertamina dan

    Kontraktor, strategi pengawasan Pertamina dan interaksi dengan

    operasi Pertamina.

    e) Persyaratan-persyaratan spesifikasi minimum.

    f) Metode evaluasi lelang.

    g) Persyaratan-persyaratan pre-bid dan kunjungan lapangan yang

    mutlak perlu.

    3) Dalam mempersiapkan dokumen kontrak ada beberapa pertimbangan

    yang perlu diambil:

    a) Manajer bertanggung jawab dalam memastikan bahwa

    dokumen lelang menjelaskan persyaratan-persyaratan K3 untuk

    kontrak bersangkutan dan pengetahuan mengenai bahaya yang

    telah diidentifikasi untuk disampaikan kepada kontraktor.

    Pertamina tidak akan pernah mengasumsikan bahwa kontraktor

    mengetahui bahaya di tempat kerja.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    b) Kontraktor mempunyai tanggung jawab sendiri terhadap rencana

    K3 nya, tetapi dokumen-dokumen harus menjeiaskan ketentuan

    yang jelas bagi Pertamina untuk melaksanakan audit K3

    terhadap Kontraktor untuk menilai kepatuhannya.

    c) Dokumen-dokumen harus menyertakan ketentuan bagi Pertamina

    untuk menunda pekerjaan jika kontraktor tidak memenuhi

    Kriteria K3 yang dijelaskan didalam Rencana K3 kontrak.

    d) Pertamina harus memastikan bahwa tahap mobilisasi dan

    demobilisasi tercantum dalam Rencana K3. Pentingnya

    persyaratan-persyaratan SMK3 Kontraktor harus

    dikomunikasikan kepada semua peserta lelang selama waktu

    berlangsungnya rapat klarifikasi pre- Bid.

    b. Pre-bid dan rapat pertemuan.

    Klarifikasi lelang diperlukan untuk memastikan adanya pengertian

    peserta lelang yang jelas mengenai persyaratan-persyaratan lelang,

    tempat kerja, dan aturan-aturan serta persyaratan-persyaratan yang

    dikenakan. Persyaratan-persyaratan lelang harus menyertakan aspek-

    aspek K3, Teknis, Administrasi, Jadwal dan Biaya. Rapat rapat pre-Bid

    dan kunjungan lapangan ditetapkan sebagai sesuatu yang mutlak untuk

    diikuti oleh peserta lelang . Ketidakhadiran dalam rapat pre-Bid dan

    kunjungan lapangan akan mengakibatkan peserta lelang mendapat

    catatan tidak hadir.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    c. Evaluasi Lelang, Peninjauan Lokasi dan Audit

    Selama masa evaluasi lelang, Fungsi / Bagian terkait pemiiik

    pekerjaan, Wakil dari Bagian K3 dan Bagian Kontrak harus

    menyelenggarakan pertemuan untuk membahas program K3 yang dibuat

    oleh Kontraktor dan menilai seberapa efektif kontraktor telah

    memberikan jaminan bahwa semua bahaya sudah dikenali. Apa yang

    telah dievaluasi selama proses Prakualifikasi bisa saja dievaluasi ulang

    dan dibandingkan satu sama yang lain dengan semua peserta lelang,

    kalau terdapat inkonsistensi dengan Pra Kualifikasi peserta lelang.

    Rapat klarifikasi antara Pertamina dan kontraktor juga harus

    dilakukan untuk mengklarifikasi dan menilai selanjutnya kecocokan

    antara rencana-rencana K3 kontraktor dan bagaimana rencana tersebut

    berinteraksi dengan program K3 Pertamina dan dengan program K3

    kontraktor lainnnya. Setelah masalah masalah K3 dievaluasi dan

    diberikan pemberatan sesuai dengan faktor pemberat yang sudah baku,

    hal ini akan dimasukkan dalam evaluasi teknis secara keseluruhan.

    Penilaian ini harus didokumentasikan, sebab merupakan suatu kondisi

    yang sangat penting untuk memenangkan kontrak.

    Inspeksi lapangan mungkin dilakukan untuk memastikan kepatuhan

    terhadap apa yang telah diajukan peserta lelang. Wakii-wakil K3 akan

    membantu dengan menyediakan jaminan K3 dan memberikan

    rekomendasi yang diperlukan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    d. Award/Apresiasi

    Rekomendasi award akan diberikan kepada Panitia lelang (panitia

    tender) untuk persetujuan atau penyerahan sebelum memperoleh

    persetujuan dari otoritas kontrak (contract office). Semua langkah

    persetujuan rekomendasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang

    dijelaskan di dalam buku panduan kontrak.

    4. Pre-Job Activity (Pra Pelaksanaan Pekerjaan)

    Pre Job Activity (Pra Pelaksanaan Pekerjaan) merupakan langkah

    pelakasanaan dalam Program Contractor Safety Management System (CSMS)

    yang berfungsi untuk memastikan HSE plan yang telah dibuat oleh kontraktor

    sudah lengkap dan memastikan bahwa semua HSE Plan yang dibuat akan

    dilaksanakan.

    Untuk memastikan bahwa aspek yang relevan dengan penilaian resiko

    kontrak dan semua aspek K3 lainnya dari kontrak dikomunikasikan dan

    dimengerti oleh semua pihak sebelum pelaksanaan kontrak, maka dilakukan

    prosedur berikut :

    a. Kontraktor terpilih dari tahap seleksi menanda-tangani kontrak kerja.

    b. Fungsi terkait yang merupakan pemilik pekerjaan memeriksa kesiapan

    kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan persyaratan K3

    dan memasukkan hasil-hasil dari aktivitas ini ke sistem database untuk

    menghindari pekerjaan ganda.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    c. Bagian atau Fungsi pemilik proyek mengkomunikasikan aspek-aspek

    resiko K3 yang terkait dengan pekerjaan kontrak dan bersama-sama

    Bagian HSE melakukan inspeksi kegiatan pramobilisasi.

    d. Bagian atau Fungsi pemilik pekerjaan bersama-sama dengan personil

    kunci pihak kontraktor melakukan rapat-rapat atau kick-off meeting

    untuk memberi klarifikasi atau mengangkat masalah K3 lainnya.

    e. Bagian atau Fungsi pemilik pekerjaan memberikan penjelasan dan

    orientasi lapangan kepada kontraktor.

    f. Kontraktor melatih dan memberikan penjelasan kepada para pekerjanya

    mengenai semua bahaya yang potensial dan masalah-masalah K3 yang

    berhubungan dengan pekerjaan.

    g. Bagian HSE Pertamina memeriksa apakah pelatihan K3 tersebut

    dilakukan dan didokumentasikan dengan baik.

    h. Kontraktor dan Bagian atau Fungsi terkait sebagai pemilik pekerjaan

    melakukan mobilisasi untuk memulai aktivitas pekerjaan dengan metode

    operasi yang sesuai dengan rencana K3 yang telah disepakati.

    5. Work in Progress (pelaksanaan pekerjaan)

    Untuk menjamin bahwa pelaksanaan kerja sesuai dengan rencana K3

    yang telah disepakati oleh PT.Pertamina dengan Rekan kerja dan bahwa

    kebutuhan K3 tambahan yang ditemukan selama pekerjaan diperhatikan

    dengan benar. Dalam pelakasanaan work in progress (pelaksanaan

    pekerjaan) dibutuhkan adanya Checklist Inspeksi HSE. Checklist Inspeksi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    HSE adalah Checklist Aspek HSE yang digunakan oleh Pengawas Pelaksana

    dalam melakukan pemeriksaan Aspek HSE Mitra Kerja.

    Dalam pelaksanaan work in progress (pelaksanaan pekerjaan) maka

    dilakukan prosedur berikut :

    a. Datam waktu 7 (tujuh) hari setelah mobilisasi, Manajer Lini yang

    berwenang melakukan kunjungan ke lokasi yang dikelola kontraktor

    untuk mengkomunikasikan harapan manajemen dan memantau kinerja

    mereka dalam hal K3 melalui audit atau inspeksi. Peninjauan lapangan

    tersebut juga dapat dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu untuk

    memastikan semua kewajiban K3 telah dipenuhi.

    b. Bagian atau Fungsi pemilik pekerjaan harus memantau kecakapan

    kontraktor dalam hal pelaksanaan semua komitmen pelatihan yang

    terkait dengan pekerjaan yang dilakukan.

    c. Kontraktor dan Bagian atau Fungsi pemilik pekerjaan melakukan

    inspeksi, audit K3 dan evaluasi sementara secara berkala dengan

    frekuensi sesuai jenis pekerjaan, besar pekerjaan, dan resiko yang terlibat

    dan/atau lamanya kontrak serta mencatatnya dalam sistem database.

    d. Setiap temuan inspeksi dan audit harus dibicarakan satu sama lain antara

    Pertamina dan kontraktor dengan komitmen kedua-belah pihak untuk

    meningkatkan kinerja K3.

    e. Kontraktor melakukan tindakan perbaikan terhadap setiap kekurangan

    yang ditemukan. Bila tidak melaksanakan perbaikan, kontraktor

    bersangkutan akan di beri peringatan atau sangsi berupa peringatan lisan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    maupun tertulis, pemberhentian personil, penundaan kontrak, atau

    bahkan penghentian kontrak.

    f. Kontraktor harus melakukan pengawasan dan komunikasi K3 kepada

    pekerjanya, serta melakukan/berpartisipasi dalam setiap latihan keadaan

    darurat dan melakukan investigasi kecelakaan yang terjadi ditempat

    kerja dan melaporkannya kepada Pertamina.

    6. Final Evaluation

    Untuk mengadakan evaluasi bersama terhadap kinerja K3 Kontraktor

    dengan PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap dan untuk

    memberikan feed back kepada kontraktor dan PT. Pertamina (Persero)

    Refinery Unit IV Cilacap yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk pekerjaan

    di masa depan, maka dilakukan prosedur berikut :

    a. Kontraktor menyerahkan semua informasi dan data guna

    penyusunan laporan evaluasi akhir kepada Bagian atau Fungsi pemilik

    pekerjaan.

    b. Bagian atau Fungsi terkait membahas laporan evaluasi akhir

    kinerja kontraktor berdasarkan kewajiban-kewajiban K3 kontrak,

    Laporan Aktivitas Awal Pekerjaan, Laporan Evaluasi Sementara,

    Tindakan perbaikan selama evaluasi sementara.

    c. Hasil evaluasi akhir didiskusikan dengan kontraktor dan

    memasukkannya dalam sistem database.

    d. Kepala Bagian atau Manajer Fungsi terkait memberikan persetujuan

    terhadap laporan hasil evaluasi akhir.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    e. Bagian atau Fungsi terkait menerbitkan surat peringatan atau pujian

    untuk kinerja yang di bawah atau yang melebihi harapan dan

    mengihmkan laporan evaluasi akhir kinerja kontraktor kepada Fungsi

    HSE.

    f. Bagian safety memasukkan laporan evaluasi akhir kinerja kontraktor ke

    dalam data Bank K3 Kontraktor (SMK3 Kontraktor) .

    B. Pembahasan

    1. Risk Assessment (Penilaian Resiko)

    Dalam tahap penilaian resiko ini PT. Pertamina (Persero) RU IV telah

    mempertimbangkan jenis pekerjaan, lokasi kerja, rentang waktu

    pelaksanaan kerja, bahan atau material atau peralatan yang digunakan. Hal

    ini telah sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 lampiran 1 pada

    pasal 3.(3).(1) tentang identifikasi sumber bahaya dan pasal 3.(3).(2)

    tentang penilaian resiko. Penilaian resiko ini mengacu pada pedoman

    BPMIGAS

    2. Pra Kualifikasi

    Dalam pelaksanaan pra kualifikasi, PT. Pertamina (Persero) RU IV

    Cilacap telah memberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon

    rekan kerja dan menilai setiap hal-hal yang telah disyaratkan tersebut.

    Dalam hal ini PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap telah menyamakan

    segala bentuk persyaratan dan penilaian tersebut dengan pedoman

    BPMIGAS. Pelaksanaan audit SMK3 di perusahaan calon rekan kerja

    untuk membuktikan bahwa penerapan SMK3 telah dilaksanakan, penilaian

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap berpedoman dengan Permenaker

    No. 05/MEN/1996 Bab IV tentang audit Sistem Manajemen Keselamatan

    dan kesehatan kerja.

    3. Selection (Seleksi)

    Dalam pelaksanaan tahap seleksi PT. Pertamina (Persero) RU IV

    Cilacap telah menyeleksi calon rekan kerja dengan mengacu pada

    pedoman BPMIGAS.

    4. Pre-job Activity (Pra pelaksanaan Pekerjaan)

    Dalam pelaksanaan pra pelaksanaan pekerjaan PT. Pertamina hanya

    melakukan inspeksi dan memberikan arahan kepada rakan kerja, karena

    dalam hal ini PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap sebagai pemilik

    pekerjaan. Hal tersebut telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 11

    Tahun 1979 pasal 2 tentang keselamatan kerja pada pemurnian dan

    pengolahan minyak dan gas bumi.

    5. Work In Progress (Pelaksanaan Pekerjaan)

    Dalam pelaksanaan tahap pelaksanaan pekerjaan PT. Pertamina

    (Persero) RU IV Cilacap yang sebagai pemilik pekerjaan telah melakukan

    pemantauan (Inspeksi), audit K3 dan melaporkan segala bentuk kinerja

    pegawai rekan kerja kepada pemilik perusahaan rekanan tersebut agar

    rekanan kerja dapat melakukan perbaikan pada setiap kekurangan yang

    ditemukan, hal tersebut telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 11

    Tahun 1979 tentang keselamatan kerja pada pemurnian dan pengolahan

    minyak dan gas bumi dan pedoman BPMIGAS.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    6. Final Evaluation (Evaluasi Akhir)

    Dalam pelaksanaan evaluasi akhir PT. Pertamina (Persero) RU IV

    Cilacap telah melakukan diskusi kepada pihak rekan kerja, hal ini telah

    sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 tentang

    keselamatan kerja pada pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi

    dan memberikan penghargaan atau peringatan untuk kinerja yang melebihi

    atau dibawah harapan, hal ini telah sesuai dengan pedoman BPMIGAS.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    Dari hasil pengamatan terhadap penerapan Sistem Contractor Safety

    Management System (CSMS) di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV

    Cilacap, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

    1. Penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) di PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV terdiri dari 6 tahapan, yaitu : Risk

    Assessment (Penilaian Resiko) yang telah sesuai dengan Permenaker No.

    05/MEN/1996 lampiran 1 pada pasal 3.(3).(1), Pra Kualifikasi yang telah

    sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 Bab IV, Selection (Seleksi)

    yang telah sesuai dengan pedoman BPMIGAS, Pre-job Activity (Pra

    pelaksanaan Pekerjaan) yang telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah

    No. 11 Tahun 1979 pasal 2, Work In Progress (Pelaksanaan Pekerjaan)

    yang telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 dan

    Final Evaluation (Evaluasi Akhir) yang telah sesuai dengan Peraturan

    Pemerintah No. 11 Tahun 1979.

    2. Penerapan Contractor Safety Management System (CSMS) di PT.

    PERTAMINA (Persero) Refinery Unit IV Cilacap sangat efektif untuk

    mencegah dan mengendalikan unsafe act serta unsafe condition dalam

    kegiatan-kegiatan yang terkait dengan operasional perusahaan karena

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    kehandalan dari rekanan kerja yang terpilih dan pengawasan dari PT.

    Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, sehingga dapat mencegah

    terjadinya kecelakaan.

    B. Saran

    1. Sebaiknya lebih meningkatkan pengawasan K3 setiap aktifitas pekerjaan,

    untuk mengurangi faktor bahaya dan potensi bahaya yang dapat

    menyebabkan kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).

    2. Sebaiknya meningkatkan pengawasan terhadap semua kegiatan yang

    terkait dengan operasional perusahaan baik itu kegiatan pemeliharaan,

    konstruksi ataupun kegiatan lainnya di dalam area proses kilang.

    3. PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap harus lebih tegas

    memberikan peringatan pada setiap temuan pelanggaran dengan

    pemberian hukuman atau sanksi pelanggaran secara konsisten.