tugas individu.docx

21
A. JUDUL Pengaruh Jenis Kelamin Tingkat Kecerdasan Siswa (IQ) Terhadap Hasil Belajar Siswa Menerapkan Konsep Logaritma Pada Pembelajaran Matematika Di SMKN 1 Mojokerto. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar siswa menerapkan konsep logaritma pada pada pembelajaran matematika? 2. Apakah ada pengaruh tingkat kecerdasan (IQ) pada penerapan konsep logaritma tehadap hasil belajar siswa? 3. Apakah ada pengaruh jenis kelamin dan tingkat kecerdasan (IQ) terhadap hasil belajar siswa? C. KAJIAN PUSTAKA 1. Jenis Kelamin a. Penjelasan Menurut Hungu (2007) jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara pria dengan wanita secara biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh pria dan wanita, dimana pria memproduksi sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsinya tetap dengan pria dan

Upload: uchihacandra

Post on 07-Feb-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Statistika Anareg

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS INDIVIDU.docx

A. JUDUL

Pengaruh Jenis Kelamin Tingkat Kecerdasan Siswa (IQ) Terhadap Hasil

Belajar Siswa Menerapkan Konsep Logaritma Pada Pembelajaran

Matematika Di SMKN 1 Mojokerto.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar siswa

menerapkan konsep logaritma pada pada pembelajaran matematika?

2. Apakah ada pengaruh tingkat kecerdasan (IQ) pada penerapan konsep

logaritma tehadap hasil belajar siswa?

3. Apakah ada pengaruh jenis kelamin dan tingkat kecerdasan (IQ)

terhadap hasil belajar siswa?

C. KAJIAN PUSTAKA

1. Jenis Kelamin

a. Penjelasan

Menurut Hungu (2007) jenis kelamin (seks) adalah perbedaan

antara pria dengan wanita secara biologis sejak seseorang lahir. Seks

berkaitan dengan tubuh pria dan wanita, dimana pria memproduksi

sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara

biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan

biologis dan fungsinya tetap dengan pria dan wanita pada segala ras

yang ada di muka bumi. Jadi semua manusia dibedakan jenis

kelaminnya menjadi 2 yaitu:

1) Pria

2) Wanita

b. Perbedaan Pria Dan Wanita Secara Biologis

Wanita berpendapat bahwa tidak ada perbedaan anatara pria dan

wanita kecuali murni biologis (Barnhouse, 1988, dikutip dari Hartati,

2002). Secara biologis, pada dasarnya wujud pria dan wanita berbeda

secara fisik. Pada umumnya pria berbadan kekar, dan lebih berotot

dibandingkan dengan wanita yang umumnya lebih pendek, lebih

Page 2: TUGAS INDIVIDU.docx

kecil dan kurang berotot. Fisik wanita berbeda dengan pria, suara

wanita lebih halus wanita melahirkan sedangkan pria tidak

(Budiman, 1985, dikutip dari Hartati, 2002).

c. Perbedaan Secara Psikologisa

Wanita dan pria mempunyai perbedaan secara psikologis dimana

pria cenderung lebih rasional, lebih aktif dan agresif, sedangkan

wanita sebaliknya lebih emosional dan lebih pasif (Budiman, 1985,

dikutip dari Hartati, 2002). Menurut Parson (dikutip dari Hartati,

2002) menyatakan bahwa stereotype wanita adalah ekspresif, artinya

perhatian wanita lebih tertuju pada perasaan dan hubungan

interpersonal. Benyamin Spock (dikutip dari Hartati, 2002)

mengemukakan bahwa stereotype pria adalah instrumental, artinya

bahwa perhatian pria lebih tertuju pada instrumental, artinya bahwa

perhatian pria lebih tertuju pada pemecahan masalah. Untuk itu pria

dituntut mempunyai sifat logic, penuh percaya diri dan bertingkah

laku yang mengarah pada sasaran.

d. Perbedaan Secara Sosiologis

Sis Heyster (dikutip dari Hartati, 2002) menggolongkan pria

kedalam tipe pecinta alam, pejabat, pencari kultur sedangkan wanita

digolongkan ke dalam tipe keibuan, romantis, tenang dan intelektual.

Kaum wanita cenderung lebih tinggi motif sosialisasinya, lebih

sensitive dan mengikuti perasaan dalam hubungan spontan dengan

teman dekatnya sedangkan pria cenderung rasional, agresif dalam

memenuhi kebutuhan sosialnya.

2. Tingkat kecerdasan siswa/Kecerdasan Intelegensi (IQ)

Kecerdasan Intelegensi

Kecerdasan adalah kapasitas seseorang untuk memperoleh

pengetahuan (belajar dan memahami), mengaplikasikan pengetahuan

pengetahuan (memecahkan masalah), dan melakukan penalaran abstrak

(C. George Boeree, Metode Pembelajaran dan Pengajaran, terj. Abdul

Qodir Shaleh, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 125).

Page 3: TUGAS INDIVIDU.docx

Sedangkan intelegensi adalah kemampuan menghadapi dan

menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif,

kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif dan

kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar secara cepat.

(J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, terj. Kartini Katono, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2010, hlm. 253).

Walters dan gardner, sebagaimana dikutip Saifuddin Azwar,

berpendapat intelegensi adalah suatu kemampuan atau serangkaian

kemampuan intelegensi adalah suatu kemampuan atau serangkaian

kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah, atau

produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu (Saifuffin

Azwar, Pengantar, hlm. 7). Menurut William stern sebagaimana

dikutip oleh baharuddin, intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk

menghadapi dan mengatasi keadaan-keadaan atau kesulitan baru

dengan sadar, dengan berpikir cepat dan tepat (Baharuddin, Psikologi,

hlm. 126). Sedangkan menurut Terman, sebagaimana dikutip oleh F.

Patty et. al, intelegensi adalah kesanggupan belajar secara abstrak (F.

Patty, et. al, Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya: Usaha Nasional,

1982).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

intelegensi adalah suatu kesanggupan atau kemampuan untuk

melaksanakan pekerjaan dengan cepat, mudah dan tepat (Baharuddin,

Psikologi, hlm. 127).

Kecerdasan Intelegensi (Intelligence Quotint) adalah suatu

indeks tingkat relative kecermerlangan anak, setelah ia dibandingkan

dengan anak-anak lain yang seusianya (J.P. Chaplin, Kamus, hlm.253).

pengukuran intelegensi yang pertama dilakukan oleh Alfred Binet,

pengukuran yang digunakan oleh binet mengambil perbedaan antara

usia mental (MA) dan usia kronologis (CA) (Desmita, Psikologi, hlm.

168). Menurut binet intelegensi anak akan terus bertambah sampai

umur 15, diatas umur 15 yang bertambah hanyalah pengetahuannya saja

(Baharuddin, Psikologi, hlm. 128).

Page 4: TUGAS INDIVIDU.docx

Binet dibantu dengan simon mengklasifikasikan kecerdasan

intelegensi (IQ) lalu menjadi 3 golongan: (Baharuddin, Psikologi, hlm

131-132).

Tabel 1. Klasifikasi Tingkatan Menurut Binet

Interval Predikat Tingkat Sekolah

> 120 Superior Orang yang pandai/ sangat pandai.

90-119 Rata-rata Dapat menyelesaikan sekolah lanjutan.

< 89 Borderline Mempelajari sesuatu dengan lambat, tidak

biasa mengikuti pendidikan di sekolah.

Dalam Penelitian ini, penelitian menggunakan klasifikasi

tingkatan IQ menurut Binet.

3. Hasil belajar

a. Pengertian

Banyak pendapat yang dikemukakan berkaitan dengan hasil

belajar, baik dari kalangan islam maupun lainnya. Misalnya al-

Zarnuji yang berangkat dari suatu konsep dasar, bahwa belajar

bernilai ibadah dan mengantarkan seseorang untuk memperoleh

kebahagiaan duniawi dan ukhrowi. Ia menekankan bahwa proses

belajar mengajar hendaknya mampu menghasilkan ilmu yang berupa

kemauan pada tiga ranah, baik dari proses belajar mengajar

hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk

kemaslahatan diri dan manusia.

Hasil belajar juga adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward

Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, serta sikap dan cita-cita.

Baginya belajar menghasilkan perubahan dari semua proses belajar.

Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri peserta didik karena

sudah menjadi bagian dalam kehidupan peserta didik tersebut (Nana

Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 1999), hlm. 22.).

Page 5: TUGAS INDIVIDU.docx

Dari semuanya maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar

merupakan :

1) Pengalaman ilmu yang diperoleh demi kemaslahatan diri dan

sesamanya, dan mendapatkan duniawi dan ukhrowi.

2) Perubahan mental dan tingkah laku pada individu.

3) Suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah

dilakukan berulang-ulang.

4) Hasil belajar akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau

bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil turut

serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin

mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

b. Macam-macam Hasil Belajar

Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,

baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis

besar membagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah

afektif dan ranah psikomotoris (Nana Sudjana, Penilaian, hlm. 22).

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek

pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat berikutnya

termasuk kognitif tingkat tinggi (Nana Sudjana, Penilaian, hlm.22).

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi,

dan internalisasi (Nana Sudjana, Penilaian, hlm 22). Ranah

psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni

gerakan reflek, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan

gerakan ekspresif dan interpretatif (Nana Sudjana, Penilaian, hlm

23).

Page 6: TUGAS INDIVIDU.docx

D. DESAIN PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan desain dengan jenis

penelitian kuantitatif artinya data dapat dihitung maupun dinilai.

Penelitian kuantitatif, menurut Robert Domoyer (dalam Given, 2008:

713), adalah pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk

mengumpulkan, menganalisa dan menampilkan data dalam bentuk

numerik daripada naratif. Desain penelitian adalah sebagai berikut:

Tingkat Kecerdasan (IQ)

Borderline Rata-rata Cerdas

Jenis

Kelamin

Pria X X X

Wanita X X X

Dalam hal ini tingkat kecerdasan (IQ) sebagai variabel moderator

dengan dibagi menjadi 3 tingkatan dan jenis kelamin sebagai variabel

bebas yang dibedakan menjadi 2, sedangkan Hasil belajar sebagai

variabel terikat. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti apakah ada

pengaruh jenis kelamin dan tingkat kecerdasan (IQ) terhadap hasil belajar

siswa dengan data yang didapat dari hasil ujian siswa dan perbedaan

berdasarkan jenis kelamin dan ditinjau dari tingkat kecerdasan (IQ)

masing-masing siswa.

2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Menurut Suharsimi Arikuto (1998:99) Variabel Penelitian adalah

objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Macam-macam variabel didefinisikan sebagai berikut: /

a. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini, Jenis kelamin masuk dalam variabel bebas

dan dibagi menjadi 2 yakni pria dan wanita.

Page 7: TUGAS INDIVIDU.docx

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang saling berhubungan

dengan data yang berada pada variabel lain atau variabel yang

tergantung pada variabel lain. Maka pada penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah nilai hasil belajar ujian kompetensi siswa

menerapkan konsep logaritma. Variabel hasil belajar dapat diukur

dengan indicator: (1) Menjelaskan konsep algoritma (2) Menjelaskan

sifat-sifat loaritma (3) Menggunakan table algoritma (4) Melakukan

operasi aljabar pada logaritma dengan mengunakan sifat-sifatnya.

c. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah veriabel yang (memperkuat dan

memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Tingkat kecerdasan (IQ) berperan sebagai variabel moderator

dimana tingkat kecerdasan (IQ) dibagi menjadi 3 variabel itu yakni

borderline, rata-rata dan superior. Pada penelitian ini variabel tingkat

kecerdasar (IQ) dibagi berdasarkan hasil tes IQ yang telah dilakukan

dengan menggunakan indikator: (1) Keaktifan siswa dikelas, (2)

Dapat menyelesaikan soal perhitungan deangan cepat, (3) , dan (4)

Hasil nilai tes tingkat kecerdasan (IQ) apakah berada diatas atau

dibawah hasil rata-rata .

E. DESKRIPSI DATA

Dalam suatu penelitian yang akan digunakan untuk menguji hipotesis

apakah ada pengaruh hasil belajar siswa pada kompetensi menerapkan konsep

logaritma di SMKN 1 MOJOKERTO dilihat dari jenis kelamin dan

kecerdasan (IQ). Sampel yang digunakan sebanyak 60 siswa, jenis kelamin

yang digunakan sebagai variabel A, A1 adalah Pria dan A2 adalah wanita.

Sedangkan tingkat kecerdasan (IQ) adalah variabel bebas yang akan dibagi

menjadi 3 kategori yaitu B1 adalah Boederline, B2 Rata-rata, dan B3 Superior.

Nilai ujian siswa (Variabel terikat) ditunjukkan dari sampel sebagai akibat

Page 8: TUGAS INDIVIDU.docx

dari 2 variabel bebas tersebut diukur setelah pelaksanaan eksperimen, data-

data yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Skor hasil belajar dilihat dari jenis kelamin pria

Berdasarkan hasil output deskripsi data menggunakan SPSS versi 21

pada lampiran 2 diperoleh harga n= 30; mean = 84,1333;

median=84,00; mode = 80; variance = 32,533; skewness = 0,473;

kurtosis = -0,447; nilai minimum = 76,00; nilai maksimum = 96,00;

dan sum = 2524.

Berikut ini merupakan histogram dari skor hasil belajar dilihat dari

jenis kelamin pria.

2. Skor hasil belajar dilihat dari jenis kelamin pria

Berdasarkan hasil output deskripsi data menggunakan SPSS versi 21

pada lampiran 2 diperoleh harga n = 30; mean = 80,9333; median =

80,00; mode = 80,00; variance = 43,789; skewness = -0,252; kurtosis

= 1,011; nilai minimum = 64,00; nilai maksimum= 96,00; dan sum =

2428.

Berikut ini merupakan histogram dari skor hasil belajar dilihat dari

jenis kelamin perempuan.

Page 9: TUGAS INDIVIDU.docx

3. Skor hasil belajar dilihat dari tingkat kecerdasan borderline

Berdasarkan hasil output deskripsi data menggunakan SPSS versi 21

pada lampiran 2 diperoleh harga n = 20; mean = 86,4; median =

86,00; mode = 84,00; variance = 30,989; skewness = -0,099; kurtosis

= -0,133; nilai minimum = 76,00; nilai maksimum = 96,00; dan sum

= 1728,00.

Berikut ini merupakan histogram dari skor hasil belajar dilihat dari

tingkat kecerdasan borderline.

Page 10: TUGAS INDIVIDU.docx

4. Skor hasil belajar dilihat dari tingkat kecerdasan rata-rata

Berdasarkan hasil output deskripsi data menggunakan SPSS versi 21

pada lampiran 2 diperoleh harga n = 20; mean = 82,00; median =

80,00; mode = 80,00; variance = 37,895; skewness = 0,289; kurtosis

= 1,165; nilai minimum = 68,00; nilai maksimum = 96,00; dan sum =

1640.

Berikut ini merupakan histogram dari skor hasil belajar dilihat dari

tingkat kecerdasan borderline.

5. Skor hasil belajar dilihat dari tingkat kecerdasan superior

Berdasarkan hasil output deskripsi data menggunakan SPSS versi 21

pada lampiran 2 diperoleh harga n = 20; mean = 79,20; median =

80,00; mode = 80,00; variance = 27,958; skewness = -1,112; kurtosis

= 2,491; nilai minimum = 64,00; nilai maksimum = 88,00; dan sum =

1584.

Berikut ini merupakan histogram dari skor hasil belajar dilihat dari

tingkat kecerdasan superior.

Page 11: TUGAS INDIVIDU.docx

F. PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS

Terdapat 2 persyaratan dalam pengujian analisis variansi 2 jalur:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji sebaran data memiliki distribusi

normal. Pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

dengan signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil output uji normalitas menggunakan SPSS versi 21 pada

Lampiran 3 diperoleh harga-harga sebagagai berikut:

a. Pria

Berdasarkan hasil output uji kolmogorov-smirnov diperoleh hasil

signifikansi sebesar 0,311. Karena nilai signifikansi lebih besar dari

taraf nyata 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau dapat

dikatakan bahwa sampel diambil dari populasi yang berdistribusi

normal.

Page 12: TUGAS INDIVIDU.docx

b. Wanita

Berdasarkan hasil output uji kolmogorov-smirnov diperoleh hasil

signifikansi sebesr 0,303. Karena nilai signifikansi lebih besar dari

taraf nyata 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau dapat

dikatakan bahwa sampel diambil dari populasi yang berdistribusi

normal.

c. Borderline

Berdasarkan hasil output uji kolmogorov-smirnov diperoleh hasil

signifikansi sebesar 0,513. Karena nilai signifikansi lebih besar dari

taraf nyata 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau dapat

dikatakan bahwa sampel diambil dari populasi yang berdistribusi

normal.

d. Rata-rata

Berdasarkan hasil output uji kolmogorov-smirnov diperoleh hasil

signifikansi sebesar 0,092. Karena nilai signifikansi lebih besar dari

taraf nyata 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau dapat

dikatakan bahwa sampel diambil dari populasi yang berdistribusi

normal.

e. Superior

Berdasarkan hasil output uji kolmogorov-smirnov diperoleh hasil

signifikansi sebesar 0,340. Karena nilai signifikansi lebih besar dari

taraf nyata 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau dapat

dikatakan bahwa sampel diambil dari populasi yang berdistribusi

normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk apakah sebaran data bersifat homogen.

Pengujian homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji levene.

Page 13: TUGAS INDIVIDU.docx

Berdasarkan hasil uji levene menggunakan SPSS versi 21 pada Lampiran

3, hasil belajar dengan jenis kelamin diperoleh nilai signifikansi 0,301.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai P (0,301) > 0,05 sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa variansi data homogen.

Berdasarkan hasil uji levene menggunakan SPSS versi 21 pada Lampiran

3, hasil belajar dengan tingkat kecerdasan (IQ) didapatkan nilai

signifikansi 0,991. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nialai P

(0,991) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variansi data homogen.

G. PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengujian disini mengunakkan analisis anava 2 jalur dimana terdapat 3 hipotesis dimana

1 Ada perbedan jenis kelamin terhadap hasil belajar siswa menerapkan konsep logaritma pada pada pembelajaran matematika dinyatakan dengan H0 : μH1

2 Apakah ada pengaruh tingkat kecerdasan (IQ) pada penerapan konsep

logaritma tehadap hasil belajar siswa

3 Apakah ada pengaruh jenis kelamin dan tingkat kecerdasan (IQ) terhadap

hasil belajar siswa

H. SIMPULAN

Page 14: TUGAS INDIVIDU.docx