makalah individu.docx

25
TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN KELAS Dosen Pengampu: Dr. Yasaratὅdὅ Wau, MPd Makalah: PERANAN MANAJEMEN KELAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK OLEH : TABITA EVADYANTI MARU’AO NIM : 8146132059 PROGRAM PASCA SARJANA ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 1

Upload: timotiusgea

Post on 01-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH

ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN KELAS

Dosen Pengampu:Dr. Yasaratd Wau, MPd

Makalah:PERANAN MANAJEMEN KELAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIKOLEH :TABITA EVADYANTI MARUAONIM : 8146132059

PROGRAM PASCA SARJANA

ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang memberikan kesehatan dan kemampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan Pengelolaan Kelas. Melalui makalah ini penulis akan sedikit menjelaskan secara sederhana tentang Peranan manajemen kelas dalam pembentukan karakter peserta didik. Bangsa yang memiliki karakter yang kuat adalah ciri dari bangsa yang besar, yang maju, dan yang unggul yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Membentuk karakter anak bangsa dapat dilakukan sejak dini, sejak masih dibangku sekolah. Membentuk karakter peserta didik dapat dilakukan melalui proses belajar dan pembelajaran di kelas. Seperti pepatah mengatakan bahwa, Tak ada gading yang tak retak demikian pula dengan makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan karena itu, kepada para pembaca dimohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi bertambahnya wawasan penulis. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat.Medan, Maret 2015Penulis

DAFTAR ISIHALCOVER ............................................................................................................... 1KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3Bab I PENDAHULUAN ........................................................................ 4 - 5Bab II PEMBAHASAN .......................................................................... 6 - 15Bab III PENUTUP .................................................................................... 16DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPendidikan adalah sebuah proses yang terencana guna mencapai tujuan pendidikan. Artinya ialah suatu proses pendidikan itu terlaksana secara terencana, sistematis dan akan tepat sasaran. Objek dari pendidikan ialah pendidik dan peserta didik. Proses pendidikan tidak akan pernah berjalan dengan efektif ketika pendidik tidak professional. Professional disini diartikan bahwa pendidik harus memiliki kemampuan manajemen kelas yang baik. Berkaitan dengan manajemen kelas seorang pendidik dituntut untuk tidak hanya menguasai satu atau dua jenis pendekatan dan strategi dalam manajemen kelas. Selain itu, peserta didik juga berperan penting untuk mendukung keefektifan suatu proses pembelajaran artinya ialah peserta didik merupakan objek dari manajemen kelas yang dilakukan oleh pendidik.Kelas sebagai sistem sosial di sana terdapat dalam perspektif sosiologi, kelas merupakan bagian dari mikrososiologi yang menelaah kehidupan kelompok sosial di sekolah dengan keseluruhan dinamika yang terjadi di dalamnya. Di sana terdapat gabungan dari individu-individu yang membentuk suatu kelompok sosial yang teratur dan memiliki fungsi dan peran yang kompleks dalam kacamata pendidikan. Ruang kelas memenuhi standar definisi kelompok sosial karena sekumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.Saat ini, fungsi manajemen kelas sering diabaikan oleh pendidik, karena pendidik hanya melakukan proses pentransferan ilmu saja. Tidak memperhatikan pentingnya manajemen kelas itu dalam kaitannya sebagai wahana pembentukan karakter manusia. Oleh karena itu, makalah ini dengan tema KELAS SEBAGAI WAHANA PEMBENTUKAN KARAKTER MANUSIA kemudian penulis memberi sebuah judul yaitu : PERANAN MANAJEMEN KELAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK .

B. Perumusan Masalah.

Setelah mengetahui apa yang menjadi latar belakang, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kelas?2. Apakah yang dimaksud dengan karakter?3. Sejauhmana peranan manajemen kelas dalam pembentukan karakter peserta didik?

C. Tujuan dan Manfaat.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut:1. Dapat mengetahui pengertian dari manajemen.2. Menambah wawasan mengenai bagaimana mengelola manajemen kelas.3. Dapat mengetahui pengertian dari karakter.4. Dapat menarik kesimpulan tentang peranan manajemen kelas dalam pembentukan karakter peserta didik.5. Memenuhi tugas mata kuliah : Administrasi dan Pengelolaan Sekolah yang diampu oleh : Dr. Yasaratd Wau, M.Pd berupa tugas individu.

BAB IIPEMBAHASANA. Manajemen Kelas1. Pengertian menajemen kelas.Pengertian manajemen kelas dari beberapa pakar antara lain, Weber .W.A. (1988), mendefenisikan manajemen kelas sebagai ompleks of teaching behavior of teacher efficient instruction yang mengandung pengertian bahwa segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi murid agar dapat belajar dengan baik.

Johson dan Bany, (1970) menguraikan bahwa manajemen kelas adalah merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasan kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah: sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif.

Sementara Adnan Sulaeman (2009) mendefinisikan manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara efesien atau memungkinkan pesrta didik belajar dengan baik.Dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen kelas adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk memberdayakan sumber daya yang ada di kelas untuk mencapai tujuan.

2. Kegiatan administratif manajemen kelasdiantaranya adalah sebagai berikut :a. Perencanaan kelas;Perencanaan yang utama adalah menjabarkan kurikulum menjadi program pembelajaran yang konkrit sesuai dengan waktu yang tetsedia. Seperti: program tahunan, program semester, program bulanan,program mingguan, dan program harian. Selain itu perlu juga kegiatan ekstrakurikuler seperti: program pramuka,olahragakesenian,les belajar tambahan, bimbingan konseling, uks, dsb.b. Pengorganisasian kelas;Guru diharapkan dapat membagi beban kerja, tanggung jawab,wewenang kepada semua pihak (guru dan guru) dan juga mengikut sertakan siswa dalam pengelolaan kelas. Melengkapi alat-alat yang diperlukan dan membuat struktur organisasi kelas.c. Pengarahan kelas; Pengarahan kelas dilakukan agar setiap kegiatan tidak menyimpang dari tujuan dan ketentuan. Hal ini tentunya memerlukan bimbingan dan kerjasama dengan kepala sekolah,supervisor, dan konselor dengan jalan musyawarah.d. Koordinasi kelas; Koordinasi bertujuan membawa semua material,fasilitas, dan teknik-teknik kedalam hubungan kerja yang harmonis dengan tugas dan peranan masing-masing untuk menyampaikan saran, pendapat dan gagasan baik dalam bidang kerjanya sendiri maupun bidang kerja yang menjadi tanggung jawab yang bersangkutan.e. Komunikasi kelas Menonjolkan hubungan manusiawi yang harmonis, dengan cara musyawarah,diskusi baik hubungan pribadi maupun kelompok dengan menggunakan jaringan komunikasi yang berdaya guna.f. Kontrol kelas Apabila ada yang menemukan kekurangan tentunya perlu adanya upaya perbaikan, untuk itu perlu adanya control kerja terhadap program kelas yang telah disusun. Apabila ini sudah dilakukan maka akan muncul penilaian terhadap keberhasilan dan kegagalan kerja yang dilakukan.

B. Karakter1. Pengertian karakterSecara etimologis, karakter berasal dari bahasa Yunani, Charassein yang artinya mengukir. Menurut bahas, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah system keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut dapat bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu (Singh dan Agwan,2000).Pengertian karakter menurut Pusat bahasa dekdinas adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, sifat, tabiat, temperamen, watak.Adapun berkarakter adalah berkepribadai,berperilaku, bersifat dan berwatak.

2. Nilai-nilai karakterBerdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma social, peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan yang maha esa, diri sendiri, sesame manusia, dan lingkungan serta kebangsaan. Berikut adalah daftar nilai-nilai utama yang dimaksud dan deskripsi ringkasnya:a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan,Yaitu : religious; pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ke-Tuhanan dan/atau ajaran agamanya.b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (personal)i. JujurPerilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.ii. BertanggungjawabSikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara dan Tuhannya.iii. Bergaya hidup sehatSegala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam men ciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.iv. DisiplinTindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.v. Kerja kerasPerilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.vi. Percaya diriSikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.vii. Berjiwa wirausahaSikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.viii. Berpikir logis, kritis, dan inovatifBerpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhirkan dari apa yang telah di miliki.ix. MandiriSikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.x. Ingin tahuSikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.xi. Cinta ilmuCara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pegetahuan.c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesamai. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/ hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban dii sendiri serta orang lain.ii. Patuh pada aturan-aturan socialSikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.iii. Menghargai karya dan prestasi orang lainiv. SantunSifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.v. DemokratisCara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungani. Peduli social dan lingkunganSikap dantindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.ii. Nilai kebangsaanCara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.iii. NasionalisCara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.iv. Menghargai pendidikan karakterSikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku dan agama.

3. Hakikat pendidikan karakterDalam UU No.20 tahun 2003, pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa.b. Berakhlak mulia.c. Sehat.d. Berilmu.e. Cakapf. Kreatif.g. Mandiri.h. Menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.Pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran pada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.4. Pentingnya pendidikan karakterKarakter baik merupakan persyaratan agar kompetensi yang dimiliki seseorang dipakai secara bijaksana. Kompetensi akan menjadi kekayaan bagi banyak orang apabila kompetensi tersebut disertai karakter yang baik. Sebalinya orang yang berkompetensi tinggi tetapi tidak mempunyai karakter yang baik cenderung akan memakai kompetensinya untuk hal-hal yang merugikan masyarakat. Dengan demikian, apabila dalam satu masyarakat kerusakan karakter meluas, maka bangsa tersebut akan digerogoti sendiri oleh warganya, atau dengan kata lain masyarakatnya akan melakukan tindakan merusak diri sendiri.Hubungan antara kualitas karakter dan kemajuan bangsa sangat erat. Bangsa yang maju ditandai dengan kualitas karakter masyarakatnya yang baik, Thomas Lickona, professor pendidikan dari Cortland University, mengungkapkan bahwa ada 10 tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda itu sudah ada berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Dengan kata lain, jika 10 tanda itu ada di Indonesia, bersiap-siap bahwa Indonesia akan menuju jurang kehancuran. Ke sepuluh tanda tersebut adalah:1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja.2. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk.3. Pengaruh peer grup yang kuat dalam tindak kekerasan.4. Meningkatnya perilaku merusak diri seperti penggunaan narkoba, alcohol, dan seks bebas.5. Semakin kaburnya pedoman moral baik.6. Semakin menurunnya etos kerja.7. Semakin rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan pendidik.8. Rendahnya rasa tanggungjawab individu dan warganegara.9. Membudayanya kebohongan dan ketidakjujuran.10. Adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.Sumber :buku Diknas, judul : membangun karakter bangsa Indonesia melalui kursus dan pelatihan.

C. Peranan manajemen kelas dalam pembentukan karakter peserta didik.1. Peranan wali kelasSekolah adalah rumah kedua bagi anak-anak usia sekolah. Selain bapak dan ibu guru, di sekolah ada orang yang dianggap sebagai orang tua bagi siswa di suatu kelas yang sering dikenal dengan nama wali kelas. Peran sebagai orang tua bagi kelas perwalian atau kelas binaan seharusnya menjadikan wali kelas tidak semata-mata menjalankan tugas sampiran sama seperti yang tertuang dalam tugas pokok dan fungsi (tupoksi) wali kelas tetapi wali kelas bekerja dengan profesional sesuai tupoksi, mengerjakannya tulus dari hati, dan yang lebih penting lagi menjalin komunikasi dan kedekatan personal emosional dengan warga kelas. Wali kelas harus mengetahui karakter, ciri pribadi, kelebihan, dan kekurangan dari masing-masing anak binaan di kelas. Wali kelas dapat bertindak sebagai guru, orang tua, teman, yang bisa mengelola dan memanage kelas dalam suasana yang semestinya (saat serius, kelas dikondisikan untuk bisa membawa diri, dan saat santaipun kelas dapat menyesuaikannya).Pada awal penugasan sebagai wali kelas, merupakan bagian paling penting, karena kesan pertama bagaimanapun juga akan berdampak bagi kelangsungan hubungan berikutnya. Beberapa hal yang perlu bagi wali kelas yaitu:1. Pada pertemuan awal : diskusikan dengan kelas binaan kelas kondusif seperti apa yang ingin diwujudkan bersama, tetapkan visi dan misi kelas serta perangkat organisasi kelas. Sepakati aturan main berkaitan dengan penanaman nilai misal tanamkan kepada kelas binaan mengenai kedisiplinan hadir.Aturan main yang ditetapkan di awal ini harus secara konsisten dilaksanakan. 2. Dalam kesehariannya, wali kelas harus memperhatikan: Apabila ditengah-tengah perjalanan terdapat anak binaan yang alpha, harus dilakukan pendekatan sehingga diketahui penyebabnya, dan harus telaten membina baik untuk siswa yang bersangkutan maupun pembinaan klasikal. Biasakan pula wali kelas untuk izin atau menginformasikan kepada kelas apabila wali kelas berhalangan tidak dapat mendampingi siswa pada pertemuan kelas yang disepakati. Sederhana tetapi ini akan dicontoh siswa. Wali kelas biasanya adalah guru mata pelajaran tertentu bagi kelas binaannya. Pada mata pelajaran yang diampunya tersebut, tanamkan kebiasaan menghargai proses dan tidak semata-mata berorientasi hasil. Saat nilai ulangan anak baik, sampaikan betapa rasa bangga itu luar biasa karena anak-anak telah berusaha sungguh-sungguh dan jujur, sebaliknya jika menjumpai ketidakjujuran, tunjukkan bahwa hal itu benar-benar mengecewakan, dan anak didik apabila memiliki kedekatan emosional dengan wali kelasnya, ia akan merasa bersalah dan menyesal telah mengecewakan orang yang mereka sayangi. Penanaman kejujuran ini juga dilaksanakan dalam pembimbingan wali kelas setiap saat, dipantau, serta di ingatkan terus menerus. Wali kelas ataupun guru juga harus jujur mengakui bahwa belum bisa menjawab pertanyaan siswa dan baru akan mencari referensi terlebih dahulu, jujur mengakui pada pertemuan kemarin terdapat materi yang terlewatkan, dan sebagainya, hal ini secara tidak langsung mengajari kepada anak untuk jujur mengakui kekurangan dan kesalahannya. Senyum, menyapa, jabat tangan, cium tangan, adalah suatu kebiasaan yang baik dan sangat indah apabila dapat tertanam dan menjadi bagian dari hidup anak-anak. Hal ini tidak akan terbentuk dengan sendirinya. Mengharap anak menjadi baik, tentu saja harus diajarkan dengan hal yang baik. Guru berpapasan dengan siswa biasakan senyum dan menyapa atau mengucap salam, maka di hari-hari seterusnya siswa akan otomatis senyum dan menyapa saat berpapasan dengan guru. Ajak siswa berjabat tangan terlebih dahulu maka di hari berikutnya pasti siswa yang akan mengulurkan tangannya terlebih dahulu. Hal sederhana tetapi berdampak anak merasa dihargai dan keberadaannya diakui adalah mengenal namanya. Guru ataupun wali kelas penting untuk mengenal dan menghafal nama siswa, selain membawa kedekatan tersendiri juga memudahkan di dalam komunikasi. Guru yang mengenal dengan baik nama siswanya pasti akan dikenal juga oleh siswanya. Siswa akan peduli dengan guru atau wali kelas tersebut sehingga tidak akan ada siswa memanggil dengan Bapak IPA atau Ibu PPKn. Jika kita amati, sebetulnya apa yang kita kehendaki dilakukan oleh siswa lebih baik kita lakukan terlebih dahulu kepada siswa, maka siswa akan mengikuti. Bimbing kelas binaan dengan kasih sayang, dekat, namun tetap disiplin, maka anak-anak kelas binaan akan tumbuh menjadi anak-anak yang tidak brutal, tidak keras hati, namun tumbuh menjadi anak yang dewasa, punya empati, dan mampu mengembangkan kreatifitasnya dengan baik. Di kelas anak-anak nyaman karena melihat kesabaran wali kelasnya dalam mengoordinir kelas, sehingga mereka akan tumbuh menjadi remaja yang mampu mengendalikan emosi. Jika wali kelas melihat perilaku yang tidak semestinya, semisal siswa kelas binaan berbicara dengan bahasa Jawa ngoko kepada salah satu guru maka seperti layaknya orang tua, memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk mengingatkan, namun cara mengingatkannya adalah dilain waktu dan hanya dengan siswa yang bersangkutan (tidak didepan umum). Tidak pernah berhenti untuk mengingatkan manakala melihat anak-anak melakukan kesalahan baik kecil maupun besar. Koordinasi dengan kelas harus sering dilakukan. Saat kelas ada kegiatan lomba, sesibuk apapun wali kelas, alokasikan waktu untuk mendampingi kelas binaan dalam koordinasi kelas. Tanamkan kepada kelas binaan utamakan kepentingan kelas dari pada kepentingan pribadi, sehingga di setiap pertemuan kelas, anak-anak wajib mengikuti, dan jika berkepentingan wajib izin kepada wali kelas. Wali kelaspun mengutamakan kepentingan kelas dari pada kepentingan pribadinya, karena seharusnya pulang di akhir jam kerja tetapi bergabung dengan kelas dan melakukan koordinasi. Akan berbeda apabila wali kelas tidak terlibat langsung dalam setiap koordinasi kelas, pasti anggota kelas tidak lengkap dalam koordinasi tersebut. Pertemuan pertama dan kedua kelas, mungkin menjadi suatu keterpaksaan bagi salah satu atau sekelompok anak, akan tetapi jika di biasakan untuk wajib hadir lengkap kecuali siswa berkepentingan maka ini akan menjadi suatu kebiasaan positif untuk selalu terlibat dengan urusan kelas. Wali kelas adalah orang yang paling dekat dengan anak-anak kelas binaan sehingga paling mudah untuk menanamkan suatu sikap dan nilai yang baik kepada anak. Sikap nilai yang baik inilah yang sering dikenal dengan pendidikan karakter. Syarat keberhasilannya adalah ketulusan, kedekatan, konsistensi, dan keteladanan dari diri wali kelas itu sendiri. jadi, sangatlah jelas bahwa peranan manajemen kelas sangat mempengaruhi pembentukan karakter peserta didik.2. Tugas guru dalam manajemen perilaku siswa.Dalam tugas kesehariannya, guru berhadapan dengan siswa yang tinggi, sedang, dan rendah prestasi akademiknya. Diapun berhadapan dengan dengan siswa yang baik-baik dan santun, arogan, cuek, pengganggu bahkan siswa yang pernah melakukan tindakan criminal, dll.Mengapa siswa cenderung berperilaku buruk? Ada banyak factor yang menyebabkan antara lain, factor social, ekonomi, cultural, agama, jenis kelamin, ras, tempat tinggal, perbedaan potensi kognitif, kesehatan, kebiasaan hidup, dll.Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai berikut:a. Pengambil inisiatif, pengarahan dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.b. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota masyarakat. Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik.c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggungjawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.d. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.e. Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar, gurupun bertanggungjawab akan kelancaran pendidikan dan harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.f. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru. Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk menjadi anggota masyarakat dewasa.g. Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar pada masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan.

BAB IIIPENUTUPKesimpulan :Pendidikan akan lebih bermakna jika tidak semata mata berada pada ranah kognitif saja. Pengetahuan dan keterampilan didukung dengan sikap dan perilaku yang positif akan menjadi sosok pribadi yang berkarakter. Wali kelas sebagai orang tua bagi siswa di kelas binaan memiliki hubungan kedekatan yang lebih sehingga dapat berperan yang lebih pula dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan di kelas binaannya. Penanaman nilai akan efektif apabila diteladani atau diberikan contoh. Keteladanan akan jauh lebih bermakna dari seribu perkataan.Saran :Bagi wali kelas jalinlah kedekatan emosional dengan kelas binaan sehingga mudah untuk menanamkan nilai-nilai karakter untuk siswa di kelas binaan. Selain menanamkan nilai, yang tidak kalah penting adalah melaksanakan terlebih dahulu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKADiknas, membangun karakter bangsa Indonesia melalui kursus dan pelatihan.Johnson dab Bany (1970), Classroom Management; Theory and Skill, Training, New York, Machimilan.Singh dan Agwan (2000), Encyclopedia of the holy Quran, New delhi, balaji Offset.Sulaeman Adnan (2009), Management Kelas, Review of Islamic Economic, Vol. 13, No.1.UU No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional.Weber. W.A (1988), Organization Structure as a Context for Administration Ethics, Washington D.C.17