tugas individu praktikum auditing_yudistira_0910233029_ca_kasus 6.doc

8
TUGAS INDIVIDU PRAKTIKUM AUDITING KASUS 6 YUDISTIRA 0910233029 CA JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: yudistira

Post on 02-Jan-2016

245 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

selamat menikmati

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS INDIVIDU PRAKTIKUM AUDITING_YUDISTIRA_0910233029_CA_KASUS 6.doc

TUGAS INDIVIDU PRAKTIKUM AUDITING

KASUS 6

YUDISTIRA

0910233029

CA

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2013

Page 2: TUGAS INDIVIDU PRAKTIKUM AUDITING_YUDISTIRA_0910233029_CA_KASUS 6.doc

SOAL NOMOR 2

Dalam pengujian yang dilakukan oleh auditor terkait dengan cek yang dikeluarkan, asersi

yang ingin diuji oleh auditor adalah asersi keberadaan. Asersi keberadaan itu sendiri merupakan

asersi (pernyataan) yang menyatakan apakah baik transaksi atau bukti-bukti yang ada benar-

benar terjadi pada periode tersebut. Dalam kasus ini auditor menguji asersi tersebut untuk

mengetahui apakah cek benar-benar dikeluarkan untuk melakukan pembayaran pembelian

persediaan atau cek yang dikeluarkan adalah cek fiktif.

SOAL NOMOR 3

a. Tidak, menurut saya, berdasarkan pengendalian dalam prosedur perusahaan, perusahaan

tidak akan membayar barang yang belum diterima karena bagian treasuri akan mencocokan

kesesuaian faktur, dokumen permintaan barang serta laporan penerimaan barang sebelum

mengeluarkan cek untuk pembelian barang serta dengan asumsi tidak ada kolusi antar bagian

yang terkait, namun jika terjadi kolusi maka hal tersebut mungkin bisa terjadi.

b. Ya, menurut saya perusahaan mungkin tidak mampu membayar persediaan yang telah

diterima karena dalam pembelian barang secara kredit, perusahaan tidak melakukan analisis

terhadap posisi utang serta likuiditas perusahaan sehingga risiko gagal bayar utang dagang

perusahaan mungkin terjadi.

c. Sifat transaksi pembelian persediaan barang dagang perusahaan merupakan transaksi yang

sering dilakukan dan nilainya besar karena nilai persediaan pada perusahaan retail memiliki

nilai yang besar, pencatatan persediaan yang dilakukan pihak eksternal perusahaan sehingga

kesalahan dalam pencatatan pembelian barang dagang dan pencatatan persediaan oleh pihak

Page 3: TUGAS INDIVIDU PRAKTIKUM AUDITING_YUDISTIRA_0910233029_CA_KASUS 6.doc

eksernal akan berdampak pada kesalahan dalam prosedur terkait dengan pembelian

persediaan.

SOAL NOMOR 4

Dokumen 6 a merupakan bentuk working paper yang dibuat oleh KAP AS&R dalam

pelaksanaan audit untuk mendokumentasikan temuan-temuanya.

Tujuannya dokumen 6 a sesuai dengan sasaran audit yang telah ditentukan auditor adalah :

Untuk memeriksa semua barang dipesan dan diterima tepat dan sesuai dengan tujuan

bisnis perusahaan

Untuk memeriksa beban dan aset dinilai dan diklasifikasikan dengan tepat

Untuk memeriksa pengeluaran kas dilakukan dengan komitmen yang sah dan

disetujui oleh orang yang tepat.

Untuk memeriksa asersi manajemen mengenai perolehan barang dan persediaan

Dokumen 6 a merupakan milik KAP AS&R karena dokumen tersebut merupakan bentuk

dokumentasi auditor atas temuan-temuanya selama audit berlangsung serta dokumen penunjang

dalam pemberian opini audit atas kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan, hal tersebut

sesuai dengan pernyataan dalam SA Seksi 339 paragraf 5 yang menyebutkan bahwa pada

dasarnya isi dari kertas kerja (dokumen 6 a ) itu mencakup :

a. Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan diamatinya

standar pekerjaan lapangan yang pertama.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit

dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.

Page 4: TUGAS INDIVIDU PRAKTIKUM AUDITING_YUDISTIRA_0910233029_CA_KASUS 6.doc

c. Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah diterapkan, dan pengujian

yang telah dilaksanakan, memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk

menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menunjukkan diamatinya standar

pekerjaan lapangan ketiga.

SOAL NOMOR 5

Berdasarkan PSAP No 5, Pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten harus di-review untuk

menentukan apakah pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara memadai dan auditor harus

menilainya apakah hasilnya sejalan dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan auditor.

Pelaksanaan supervisi merupakan bentuk pengawasan agar pekerjaan audit tetap berjalan secara

efektif dan efisien dalam mencapai sasaran audit yang telah ditetapkan dan sekaligus

pelaksanaan supervisi untuk melihat apakah hasil dari pekerjaan yang didapat sudah benar dan

belum untuk kemudian dilakukan pembenaran lebih lanjut oleh auditor bila terjadi kesalahan.

SOAL NOMOR 6

Istilah N-2 yang terletak pada bagian atas dokumen audit 6 a merupakan indeks yang

menunjukkan nomor akun serta nomor pengujian yang terdapat pada working paper auditor.

Istilah N-2 dalam Kertas Kerja audit 6 a merupakan kode akun untuk persediaan. Penomoran

tersebut digunakan auditor untuk memudahkan dalam dokumentasi pengujian-pengujian auditor

atas akun-akun tertentu.

SOAL NOMOR 7

Kertas kerja audit merupakan bentuk dokumentasi auditor atas temuan-temuan selama

audit berlangsung. Kertas kerja audit harus dibuat dengan baik dimana dapat memberikan

Page 5: TUGAS INDIVIDU PRAKTIKUM AUDITING_YUDISTIRA_0910233029_CA_KASUS 6.doc

informasi mengenai temuan-temuan audit serta kertas kerja terutama berfungsi untuk (PSA

No 15) :

A. Menyediakan penunjang utama bagi laporan auditor, termasuk representasi tentang

pengamatan atas standar pekerjaan lapangan, yang tersirat ditunjukkan dalam laporan

auditor dengan disebutkannya frasa "berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia."

B. Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit.

Oleh karena itu, sasaran, kesimpulan dan keluasan pengujian yang ditampilkan

merupakan informasi yang penting dalam dokumentasi audit, dapat menjadi bahan dalam

pelaksanaan supervisi serta menjadi pendukung auditor dalam membuat opini audit.

SOAL NOMOR 8

Dalam pelaksanaan audit, prosedur audit yang didesain dibuat berbeda untuk setiap

perusahaan dimana terdapat penyesuaian dengan operasional bisnis klien. Namun dalam hal

ini, meskipun prosedur yang dilaksanakan berbeda, KAP harus merancang prosedur sesuai

dengan SPAP dan prosedur yanhg berbeda dirancang agar auditor dapat melakukan audit

secara efektif dan efisien serta tidak semua jenis perusahaan dapat diterapkan prosedur yang

sama dikarenakan sifat bisnis yang berbeda. KAP AS&R menerapkan prosedur audit yang

berbeda dan menurut saya bagi kontrol kualitas KAP, yang lebih baik adalah prosedur yang

standar karena lebih mudah dalam pelaksanaan kontrol pada KAP namun untuk menyikapi hal

tersebut, setiap KAP dapat menerapkan prosedur standar minimal yang harus diterapkan pada

setiap jenis perusahaan dan juga untuk efektivitas dan efisiensi, auditor diberikan wewenang

untuk merancang prosedur tambahan yang sesuai dengan setiap jenis perusahaan.