laporan praktikum fisiologi ii b-6.doc
DESCRIPTION
faalTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
BLOK KARDIOVASKULER
Disusun oleh:
B2
Mia Indah Sari 1102011162
Nadia Anisha 1102011186
Reza Akbar Nasution 1102011230
Reza Septian Noorady 1102011231
Sugih Primas Adjie 1102011267
Syurlia Putri 1102011273
Tenni Widya Sari 1102011277
Tjut Fiora Tsania Oebit 1102011283
Zahra Astriantani 1102010307
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2011-2012
III.3. PENGARUH PERANGSANGAN N.VAGUS PADA JANTUNG KURA-KURA
PENDAHULUAN : DASAR TEORI
Frekuensi Jantung
Jantung dipersarafi oleh kedua divisi system saraf otonom,yang dapat memodifikasi
kecepatan (serta kekuatan) kontraksi,walaupun untuk memulai kontraksi tidak
memerlukan stimulasi saraf.
Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung dan Struktur yang Mempengaruhi
Jantung
Daerah yang Terpengaruh Efek Stimulasi
Parasimpatis
Efek stimulasi Simpatis
Nodus SA Penurunan kecepatan
depolarisasi ke ambang;
penurunan kecepatan
denyut jantung
Peningkatan kecepatan
depolariasasi ke ambang;
peningkatan kecepatan
denyut jantung
Nodus AV Penurunan eksitabilitas;
peningkatan perlambatan
nodus AV
Peningkatan eksitabilitas;
penurunan perlambatan
nodus AV
Jalur penghantar
ventrikel
Tidak ada efek Mrningkatkan
eksitabilitas;
meningkatkan hantaran
melalui berkas his dan sel
purkinje
Otot atrium Penurunan
kontraktilitas;melemahkan
kontraksi
Meningkatkan
kontraktilitas;
memperkuat kontraksi
Otot ventrikel Tidak ada efek Meningkatkan
kontraktilitas;
memperkuat kontraksi
Medula adrenal Tidak ada efek Mendorong sekresi
epinefrin, suatu hormone
2
yang memperkuat efek
system saraf simpatis
pada jantung, oleh
medulla adrenal
Vena Tidak ada efek Meningkatkan aliran
balik vena, yang
meningkatkan kekuatan
kontraksi jantung mealui
makanisme Frank-
Starling
TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Membebaskan N.Vagus (N.X) kiri dan kanan
2. Membuktikan pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus ( vagotonus) pada
jantung.
3. Mencatat dan menjelaskan pengaruh perangsangan lemah dan kuat N.X. pada
jantung dalam hal :
a. Masa laten
b. Akibat ikutan (after effect)
c. Frekuensi denyut
d. Kekuatan kerutan
2. Mendemonstrasikan peristiwa lolos vagus
Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :
1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat
2. Kimograf rangkap + kertas + perekat + kipas kimograf + statif dan klem.
3. 2 pencatat jantung + 2 penjepit jantung
4. 2 sinyal maknit : - 1 untuk mencatat waktu ( waktu= 1 detik)
1 untuk mencatat tanda rangsang
5. Stimulator induksi + elektroda perangsang + kawat-kawat.
6. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet.
7. Benang + malam + kapas.
Tata kerja
3
III.3.1 pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus pada jantung
1. Ikatlah keempat kaki kuar-kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai
dadanya pada meja operasi.
2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah di bor dari jaringan di bawahnya
dengan menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak
pendarahan.
3. Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-
hati agar jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat denyut jantung
berdenyut dengan jelas.
4. Bebaskan kedua N.X. sesuai dengan petunjuk umum.
5. Buatlah 2 ikatan longgar ada setiap N.X.
6. Buktikanlah bahwa kedua saraf yang saudara bebaskan benar-benar N.X.
dengan cara merangsangnya dengan arus faradic yang cukup kuat dan cukup
lama untuk memperlihatkan efek N.X. terhadap jantung.
P.III.3.1. Apakah N.X. termasuk golongan saraf kolinergik?
Ya, nervus X termasuk saraf kolinergik
P.III.3.2. Bagaimana pengaruh N.X. pada jantung berdasarkan pembagian
saraf adrenergic dan kolinergik?
N.X termasuk saraf kolinergik yang berarti menurunkan kontraksi otot
jantung dan kecepatan denyut jantung
saraf adrenergik yang berarti meningkatkan kontraksi otot jantung dan
kecepatan denyut jantung
P.III.3.3. Apa yang saudaar harapkan dapat dilihat pada jantung kura-kura
bila N.X. di rangsang?
Denyut jantung akan menjadi semakin lambat (bradikardia)
7. Hitunglah frekuensi denyut jantung.
8. Ikatlah kuat-kuat semua ikatan longgar tersebut di atas dan guntinglah kedua
N.X. diantara dua ikatan.
9. Tunggulah 1 menit dan hitunglah kembali frekuensi denyut jantung.
P.III.3.4. Mengapa harus menunggu 1 menit sebelum menghitung kembali
frekuensi denyut jantung?
Karena efek dari pemotongan nervus vagus baru terjadi
4
P.III.3.5. Perubahan apa yang saudara harapkan terjadi ada frekuensi denyut
setelah pemotongan kedua N.X?
Frekuensi jantung akan semakin cepat (takikardia) yang disebabkan oleh
pengaruh saraf otonom (saraf simpatis).
III.3.2. Pengaruh perangsangan N.X. pada atrium dan ventrikel
1. Pasanglah berbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat
mencatat :
a. Mekanomiogram atrium
b. Mekanomiogram ventrikel
c. Tanda rangsang
d. Tanda waktu ( 1 detik )
Usahakan supaya ke empat pencatat di atas mempunyai titik sinkron yang
sedapat – dapatnya terletak pada 1 garis ventrikel.
2. Tanpa menjalankan tromol, rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan
rangsang faradic lemah, sehingga terlihat jelas timbulnya bradikardi.
3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut
jantung sebagai control. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah N.X. kanan
bagian perifer dengan rangsang sub.2 selama ± 5 detik, hentikan tromol
setelah terjadi pemulihan jantung yang sempurna.
Perhatikan : a. Masa laten
b. akibat ikutan ( after effect )
c. frekuensi denyut
d. kekuatan kerutan
P.III.3.6. Apa yang dimaksud dengan: a. Masa laten b. akibat ikutan?
a. Masa laten : Adalah periode antara pemberian rangsang hingga
timbul kontraksi yang pertama
b. Akibat ikutan : Adalah denyut ikutan yang lebih kuat setelah
terjadinya vagal escape
4. Tanpa menjalankan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan
rangsang faradic yang cukup kuat sehingga terlihat jelas timbulnya henti
jantung.
5
5. Setelah menunggu 5 menit ulangi percobaan sub.3 dengan menggunakan
rangsang faradic sub.4. sehingga terjadi henti jabtung 9 cardiac arrast ).
P.III.3.7. Bagaimana mekanisme terjadi henti jantung?
Henti jantung terjadi setelah jantung kura-kura dirangsang dengan arus
listrik pada saat diastole berkali-kali. Jika arus tegangannya semakin
meningkat dan melebihi batas kesanggupan jantung untuk berkontraksi,
maka terjadilah cardiac arrest.
III.3.3. Lolos Vagus ( Vagal Escape )
1. Jalankan tromol kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung
sebagai kontrol. Tanpa mengentikan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian
perifer dengan rangsang faradic cukup kuat (sub.II.4 ) sehingga terjadi henti
jantung. Teruskan perangsangan dan pencatatan sehingga timbul lolos vagus.
Bila perngsangan sudah berlangsung 30 detik tanpa terjadi lolos vagus
hentikan perangsangan.
P.III.3.8. Apa yang dimaksud dengan lolos vagus?
Adalah denyut pertama setelah terjadinya cardiac arrest
P.III.3.9. Bagaimana mekanisme terjadinya lolos vagus?
Pada saat cardiac arrest, tidak terjadi denyut. Tetapi dalam keadaan ini
darah terus mengalir dari atrium ke ventrikel, sehingga katup semilunar
pun terbuka dan terjadilah kontraksi denyut sitole pertama yang tidak
begitu kuat
2. Bila pada asaha saudara yang pertama lolos vagus tidak terjadi, maka boleh dicoba 2x lagi dengan waktu rangsang yang lebih lama, dan bila masih juga belum berhasil hentikanlah percobaan saudara.P.III.3.10. Faktor apa yang menghilangkan kemungkinan terjadinya lolos vagus?Faktor adanya aliran darah di jantung dan impuls listrik jantung yang kurang untuk merangsang kontraksi, dan juga pemberian rangsangan yang tidak kontinyu.
6
HASIL PRAKTIKUM & ANALISA
A. Pengaruh Kegiatan N. X yang Terus-Menerus pada Jantung
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
B. Pengaruh Perangsangan N. X pada Atrium dan Ventrikel
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
C. Lolos Vagus (Vagal Escape)
Pada perangsangan parasimpatis multipel, jantung akan mengalami masa laten dan
bradikardi pada mulanya, kemudian cardiac arrest. Setelah beberapa saat, akan
timbul suatu denyutan baru yang tidak dipengaruhi oleh Nervus Vagus (padahal
ketika itu, Nervus Vagus masih dirangsang). Denyutan itu disebut sebagai Vagal
Escape. Setelah terjadi vagal escape, terdapat denyutan bradikardi sebagai akibat
intervensi kembali Nervus Vagus. Hal tersebut disebut dengan after effect. Setelah
itu, denyut jantung kembali seperti semula.
7
KESIMPULAN
Nervus Vagus memiliki serabut parasimpatis yang berfungsi untuk memperlambat
denyut jantung. Jika Nervus Vagus dipotong, maka tidak ada lagi yang menstimulasi
agar jantung memperlambat kinerjanya sehingga kontraksi akan terus cepat dan
frekuensi pun meningkat.
Cardiac arrest terjadi karena perangsangan faradic yang kuat, kemudian terjadi
hiperpolarisasi yang justru tidak menimbulkan potensial aksi.
Vagal escape dapat terjadi karena jantung memiliki sifat otoritmisitas, jantung akan
memompa dirinya sendiri tanpa stimulasi dari SA Node. Kontraksi jantung yang
terjadi merupakan akibat dari venous return yang terus terjadi sehingga volume end
diastolic pun lebih besar dan merangsang jantung untuk berdenyut.
8
III.5.URUTAN DENYUT KERUTAN BERBAGAI BAGIAN JANTUNG DAN
DENYUT EKTOPIK PADA JANTUNG KURA-KURA
PENDAHULUAN : DASAR TEORI
Aktivitas Listrik Jantung
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung :
a. 99% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis,
yaitu memompa. Sel sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan
sendiri potensial aksi.
b. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi
tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang
bertanggung jawab untuk kontraksi sel sel pekerja. Contohnya nodus sinoatrium,
c. Nodus atrioventrikel, berkas His dan serat purkinje.
Penyebaran Eksitasi Jantung
Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali menyebar ke
kedua atrium. Penyebaran impuls tersebut di permudah oleh dua jalur penghantar
atrium khusus, jalur antaratrium dan jalur antar nodus. Nodus AV adalah satu
satunya titik tempat potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke venrikel. Dari
nodus AV, potensial aksi menyebar cepat keseluruh ventrikel, diperlancar oleh
sistem penghantar vetrikel khusus yang terdiri dari berkas His dan serat purkinje.
Daerah yang mengalami aksiasi abnormal, yakni fokus ektopik, mencetuskan
potensial aksi prematur yang menyebar ke seluruh bagian jantung lainnya sebelum
nodus SA dapat menghasilkan potensial aksi.
Proses Mekanis Pada Siklus Jantung
Siklus jantung tediri dari tiga kejadian penting:
1 Pembentukan aktifitas listrik sewaktu jantung secara otortmes mengalami
depolarisasi dan repolarisasi.
2 Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistle (kontraksi dan
pengosongan) dan diastole (relaksasi dan pengisian) berganti ganti, yang
dicetuskan oleh siklus listrik yang berirama.
9
3 Arah aliran darah melintasi bilik bilik jantung yang ditentukan oleh
pembukaan dan pentupan katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan
oleh aktivitas mekanis.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Membuat sediaan jantung kura sesuai dengan petunjuk umum.
2. Menetapkan urutan berbagai bagian jantung kura atas dasar pengamatan
sendiri.
3. Mencatat mekanokardiogram atrium dan ventrikel kura.
4. Merangsang atrium dan ventrikel jantung dengan arus buka pada berbagai fase
:
Sistole
Puncak sistole
Diastole
Akhir diastole
5. Membedakan peka rangsangan atrium dan ventrikel jantung pada berbagai
fase kontraksi tersebut diatas.
6. Menerangkan terjadinya perbedaan kepekaan pada berbagai fase tersebut
diatas.
ALAT & BAHAN
1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat2. Kimograf rengkap + kapas kimograf + kertas + perekat3. Statif + klem4. Dua sinya maknit :
1 untuk mencatat waktu1 untuk mencatat tanda
5. Kawat listrik6. Stimulator induksi + elektroda perangsang7. Dua pencatat jantung + penjepit jantung 8. Batang kuningan berbentuk huruf L9. Benang + malam10. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet
10
TATA CARA
III.5.1. URUTAN KERUTAN BERBAGAI BAGIAN JANTUNG
1. Ikatlah ke 4 kaki kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya,
ada meja operasi.
2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah dibor dari jaringan dibawahnya
dengan menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak
perdarahan.
P.III.5.1. Bagaimana cara yang baik untuk menghindarkan perdarahan pada
tindakan ini ? Cara menghindari perdarahannya adalah dengan membor
secara hati – hati perisai dada dari kura – kura dan hindari jangan
sampai jaringan dibawahnya terkena. Jaringan dibawah dibuka
menggunakan pinset dan skapel sehingga mengurangi pendarahan.
3. Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-
hati agar jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat jantung berdenyut
dengan jelas.
P.III.5.2. Apa beda anatomi yang penting antara jantung kura-kura dengan
jantung mammalia ? Beda jantung kura – kura dengan jantung mamalia
adalah jantung kura – kura hanya memiliki 1 ventrikel sedangkan
mamalia 2 ventrikel.
4. Pelajari anatomi jantung kura-kura dengan bantuan petunjuk umum. Untuk
mempelajari bagian dorsal angkatlah ventrikel keatas dengan benda tumpul.
P.III.5.3. Apa bahaya manipulasi yang terlalu sering dan kasar terhadap
jantung ? Jika terjadi manipulasi yang terlalu sering dan kasar maka
mengakibatkan kerusakan jantung sampai henti jantung.
5. Nyatakan urutan kerutan berbagai bagian jantung.
III.5.2. DENYUT EKTOPIK ATRIUM DAN VENTRIKEL
1. Pasanglah pelbagi alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat
:
a. Mekanokardiogram atrium
11
b. Mekanokardiogram ventrikel
c. Tanda rangsang
d. Tanda waktu
Usahakan supaya ke 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron yang terletak pada
satu garis vertikal.
P.III.5.4. Apa yang dimaksud dengan titik sinkron ?
Titik sinkron adalah sejumlah titik akhir systole yang sejajar yang
terjadi pada ambang batas maksimum otot jantung dimana semua otot
jantung telah berkontraksi.
2. Tanpa menjalankan tromol kimogrof, carilah kekuatan rangsang buka yang
dapat menimbulkan denyut etopik atrium.
Berlatihlah sebaik-baiknya dalam memberikan rangsang dalam arus buka pada
:
a. Sistole atrium
b. Puncak sistole atrium
c. Diastolik atrium
d. Akhir diastolik atrium
P.III.5.5. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik atrium ?
Denyut ektopik adalah denyut yang timbul akibat ransangan pada otot –
otot diluar SA Node saat terjadi diastole.
P.III.5.6. Pasa saat apa sebaiknya perangsangan diberikan untuk
menghasilkan denyut ektopik ?
Untuk menghasilkan denyut ektopik, perangsangan sebaiknya diberikan
pada saat 1/3 diastole sampai 2/3 diastole.
P.III.5.7. Apa yang dimaksud dengan interval AV ? dan bagaimana
mengukurnya ?
12
Interval AV adalah jarak waktu dibutuhkan atrium dan ventrikel untuk
melakukan systole dan diastole. Cara yang dilakukan dengan
menggunakan mekanokardiogram atrium dan ventrikel.
3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat (lihat gambar) untuk mencatat
10 denyut jantung sebagai kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah
atrium dengan kekuatan rangsang sub.2 pada :
a. Sistole atrium
b. Puncak sistole atrium
c. Diastole atrium
d. Akhir diastolik atrium
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5 – 6 kali.
4. Tanpa menjalankan tromol carilah rangsang buka yang dapat menimbulkan
denyut ektopik ventrikel
P.III.5.8Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik ventrikel?
Denyut ektopik yang mucul pada fase diastolik ventrikel
P.III.5.9. Mengapa ventrikel tidak boleh dirangsang dengan rangsang
faradic?
Karena rangsangannya akan berlebihan
P.III.5.10Apakah denyut ektopik ventrikel diikuti oleh denyut ektopik atrium?
Tidak, denyut ektopik atrium mendahului ventrikel
P.III.5.11. Apa yang dimaksud dengan rehat kompensasi?
rehat kompensasi adalah istirahat saraf setelah melakukan denyut
ektopik untuk menghindari rangsang berlebihan
P.III.5.12. Bila rehat kompensasi penuh dan tidak penuh?
5. Jalankan tombol dengan kecepatan yang tepat
6. Catat 10 denyut normal sebagai control. Tanpa menghentikan tromol
rangsanglah ventrikel dengan kekuatan rangsang sub4 pada:
13
a. systole ventrikel
b. puncak systole ventrikel
c. diastole ventrikel
d. akhir diastole ventrikel
setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6kali.
P.III.5.13.Apakah ada hubungan antara saat perangsangan dengan
amplitudo denyut ektopik yang dihasilkanya?
Iya. Amplitudo lebih tinggi pada saat dirangsang di pertengahan
atau 2/3 diastol
KENDALA
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video saja sehingga ilmu
yang diserap tidak sebaik jika terlibat langsung.
HASIL PRAKTIKUM & ANALISA
A. Urutan Kerutan Berbagai Bagian Jantung
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
B. Denyut Ektopik Atrium dan Ventrikel
ATRIUM
Atrium sistole : Tidak ada denyut ektopik
Atrium puncak sistole : Tidak ada denyut sistole
Atrium diastole : Ada denyut ektopik pada kekuatan 7.5 mV
Atrium akhir diastole : Ada denyut ektopik
VENTRIKEL
Ventrikel sistole : Tidak ada denyut ektopik
Ventrikel puncak sistol : Tidak ada denyut ektopik
Ventrikel diastole : Ada denyut ektopik pada kekuatan 5mV
14
Ventrikel akhir diastole : Tidak ada denyut ektopik
Denyut ektopik : sistol maksimal dan ½ sistol
Denyut ektopik : ½ diastole
15
Denyut ektopik : sistol maksimum dan diastole maksimum
KESIMPULAN
Denyut ektopik merupakan kelainan denyut yang timbul di luar sistol dan diastol
(denyut ekstra sistol). Denyut tersebut dapat dirangsang pada masa di luar refrakter
absolut. Hal ini dapat terjadi pada manusia jika saraf simpatis dirangsang secara
kontinu (dengan konsumsi kopi dan stress yang terus menerus).
16
DAFTAR PUSTAKA
Cameron, J.R.et al. 2006. Fisika Tubuh Manusia. Jakarta : EGC
Sherwood Lauralee, 2001. Fisiologi, Jakarta, penerbit EGC
Ganong.2008.”Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”.Jakarta:EGC.
17