tugas ii infrawil

Upload: endy-hernowo

Post on 05-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    1/20

     

    PRAKTEK KERJASAMA DALAM BIDANG INFRASTRUKTUR

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    Oleh:

    Anoraga Jatayu (3613100006)

    Muhammad Ermando N.S. (3613100013)

    Rizki Ade Pratama (3613100019)

    Endy Hernowo (3613100029)

    Ali Wijaya (3613100032)

    JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    2014

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    2/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    ii

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb. 

    Alhamdulillahhirabbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena tak

    lepas dari rahmat dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul

    Praktek Kerjasama dalam Bidang Infrastruktur Jalan Tol Waru-Juanda . Laporan

    inidisusun sebagai pemenuhan tugas II mata kuliah Infrastruktur Wilayah.

    Penulis menyadari bahwa laporan ini tersusun dengan peran serta dari berbagai

     pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1.  Ibu Dr. Ir. Rimadewi Supriharjo, MIP Sebagai dosen pembimbing dalam

    mata kuliah ini, arahan dan bimbingan beliau sangat membantu dalam

     penyusunan makalah.

    2. 

    Kedua orang tua dan keluarga yang telah mendukung selama masa studi diInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

    3. 

    Rekan-rekan di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kotayang selalu

    memberikan dorongan dan motivasi selama proses penyusunan makalah ini.

    4. 

    Penulis yang karyanya sangat bermanfaat sebagai referensi penyusunan

    makalah, serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu  –   persatu

    dalam muqaddimah singkat ini.

    Laporan ini merupakan pembahasan mengenai kerjasama dalam penyediaan

    infrastrukur dalam skala regional. Selain mengidentifikasi mengenai praktek kerjasama,

    namun juga analisa mengenai permasalahan yang ada dalam kerjasama tersebut. Untukitu, disampaikan pula mengenai usulan solusi yang dapat menjawab masalah-masalah

    yang ada.

    Seperti pepatah, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan ini.

    Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk

    itu, kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan, Akhir

    kata, semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 

    Surabaya, 29 Desember 2014

    Penulis

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    3/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    iii

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    ABSTRAK

     Penyediaan infrastruktur perlu melibatkan kerjasama antara seluruh pihak

     yang berkepentingan atau stakeholder. Kerjasama tersebut dilakukan untuk

    menciptakan infrastruktur yang memadai sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kerjasama tersebut melibatkan tiga elemen utama, yaitu: pemerintah, swasta, dan

    masyarakat yang hendaknya saling berpartisipasi aktif mulai dari proses awal

     perencanaan hingga pengelolaan dan evaluasi. Tanpa adanya kerjasama yang

    berkesinambungan antar stakeholder, infrastruktur yang direncanakan akan sangat

     sulit terealisasi. Selain itu, infrastruktur terbangun atau yang sudah ada tidak akan bisa

    berkembang.

     Kerjasama dalam penyediaan infrastruktur tidak selalu berjalan mulus.

     Dengan kata lain, pasti ditemukan permasalahan baik hal yang kecil maupun yang

    besar. Munculnya permasalahan tersebut dikarenakan banyak faktor dan dari pihak

    manapun. Disinilah koordinasi antar stakeholder sangat diperlukan dalam meng-

    overcome permasalahan tersebut. Solusi yang tepat perlu dirumuskan bersama agar

    dapat proses penyelesaian masalah dapat berjalan dengan cepat dan mudah.

    Salah satu contoh kerjasama dalam penyediaan infrastruktur skala regional

    adalah Jalan Tol Waru-Bandara Juanda. Infrastruktur tersebut merupakan kerjasama

     penyediaan infrastruktur antara pemerintah dengan pihak swasta. Adapun permasalahn

     yang dihadapi, yaitu kerugian pihak swasta dan masalah pembebasan tanah. Kerugian

     pihak swasta dikarenakan jumlah unit kendaraan yang melewati jalan tol belum

    memenuhi target yang ditetapkan dalam rencana. Untuk itu, solusi yang diusulkan

    untuk menjawab permasalahan tersebut antara lain: persiapan Plan-B, land capping,

    koneksitas dengan jalan tol eksisting dan rencana, pembangunan kawasn perdagangan

    dan jasa, serta evaluasi berkala.

    Kata kunci :  kerjasama, infrastruktur

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    4/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    iv

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

    ABSTRAK ..................................................................................................................... iii

    DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

    1.2 Tujuan .................................................................................................................... 2

    1.3 Sistematika Pembahasan ........................................................................................ 2BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

    2.1 Infrastruktur yang Dikerjasamakan ....................................................................... 3

    2.2 Lokasi Pengembangan ........................................................................................... 6

    2.3 Model Kerjasama ................................................................................................... 7

    2.4 Permasalahan dan Tantangan ................................................................................. 9

    2.5 Solusi Permasalahan ............................................................................................ 11

    BAB III KESIMPULAN ............................................................................................... 14DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Infrastruktur yang dikerjasamakan ................................................................. 3

    Gambar 2. Papan tanda jalan tol Waru-Juanda di bundaran Waru ................................... 5

    Gambar 3. Rute jalan tol Waru-Juanda ............................................................................ 6Gambar 4. Logo PT. CMS ................................................................................................ 7

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Kenaikan Tarif Jalan Tol Waru-Juanda Tahun 2012 5

    Tabel 2. Sumber Dana Pembangunan Tol Waru Juanda .................................................. 8

    http://c/Users/samsung-pc/Desktop/revisi%202.docx%23_Toc406763619http://c/Users/samsung-pc/Desktop/revisi%202.docx%23_Toc406763623http://c/Users/samsung-pc/Desktop/revisi%202.docx%23_Toc406763629http://c/Users/samsung-pc/Desktop/revisi%202.docx%23_Toc406763629http://c/Users/samsung-pc/Desktop/revisi%202.docx%23_Toc406763623http://c/Users/samsung-pc/Desktop/revisi%202.docx%23_Toc406763619

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    5/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    1

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangInfrastruktur di setiap negara merupakan hal yang sangat penting guna

    meningkatkan kesejahteraan rakyat, begitu pula di Indonesia, sebagai contoh

    tersedianya jaringan jalan (baik jalan biasa maupun jalan tol) akan sangat membantu

     berkembangnya masyarakat di suatu wilayah, kegiatan bisnis atau usaha di suatu

    wilayah akan semakin berkembang seiring dengan semakin baiknya ketersediaan

    infrastruktur jalan yang merupakan akses ke wilayah tersebut. begitu pula jenis-jenis

    infrastruktur lain seperti pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, infrastruktur

    tenaga listrik, penyediaan air minum, infrastruktur persampahan dan juga infrastruktur

    telekomunikasi.

    Pentingnya ketersediaan infrastruktur tersebut membuat pemerintah sebagai pihak

    yang berwenang untuk menyediakan infrastruktur tersebut membutuhkan suatu dana

    yang sangat besar untuk mendanai pembangunan infrastruktur yang menyeluruh dan

     berkesinambungan. Ironisnya, bahwa kemampuan pemerintah untuk menyediakan dana

    untuk menyediakan infrastruktur jauh dari kata cukup. Sebagai gambaran Pemerintah

    memiliki target pembiayaan infrastruktur selama tahun 2009-2014 adalah sebesar

    kurang lebih 1400 trilliun rupiah, sementara kemampuan pemerintah sendiri melalui

    APBN selama 5 tahun diprediksikan hanya mencapai sekitar 400 trilliun rupiah yang

     bertujuan untuk memenuhi program  Millenium Development Goal  pada tahun 2015.

    Dalam hal ini diharapkan peran swasta untuk menutup kekurangan data yang besar

    tersebut.

    Kerjasama dengan berbagai pihak  stakeholder  sangat penting dalam pembangunan

    untuk penyediaan infrastruktur skala wilayah. Kerjasama bisa berupa kerjasama antar

     pemerintah daerah, pemerintah provinsi maupun kerjasama pemerintah dan swasta

    ( public-private partnership). Seberapa peran pemerintah dan swasta yang saling

     bekerja sama dalam penyediaan infrastruktur akan dibahas dalam makalah kali ini.

    Infrastruktur yang akan dieksplorasi yaitu Jalan Tol Waru –  Juanda, yang mana prakter

    kerjasama dalam pembangunan jalan tol Waru-Juanda adalah kerjasama antara

     pemerintah dan swasta.

    BAB I PENDAHULUAN

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    6/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    2

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengeksplorasi dan

    mendeskripsikan praktek kerjasama dalam infrastruktur jalan tol Waru-Juanda.

    1.3 Sistematika Pembahasan

    Makalah ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:

    BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang yang membahas

    tentang penyediaan infrastruktur skala wilayah dan kerjasama antara

     stakeholder   dalam pembangunan infrastruktur tersebut. Tujuan penulisan

    untuk memfokuskan pembahasan yang terdapat dalam makalah ini, serta

    sistematika penulisan yang menjelaskan bagian-bagian dari makalah

    secara terstruktur dan terperici.

    BAB II : Merupakan bab pembahasan yang menjadi inti dari makalah ini yang

    meliputi infrastruktur yang dikerjasamakan dan lokasinya, dalam hal ini

    infrastruktur yang akan dibahas adalah jalan tol Waru-Juanda. Kemudian

     juga dibahasa model kerjasama dari penyediaan infrastruktur tersebut.

    Serta permasalahan dan tantangan juga disertai dengan solusi

     permasalahan.

    BAB III :Merupakan bab penutup yang berisi simpulan dari hasil pembahasan

    kerjasama pembangunan infrastruktur jalan tol Juanda-Waru.

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    7/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    3

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Infrastruktur yang Dikerjasamakan

    Dalam makalah ini, pembahasan infrastruktur yang dikerjasamakan yaitu

     pembangunan jalan tol. Jalan tol di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan

    adalah suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk

    mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Untuk menikmatinya, para

     pengguna jalan tol harus membayar sesuai tarif yang berlaku. Penetapan tarif didasarkan

     pada golongan kendaraan. Bangunan atau fasilitas di mana tol dikumpulkan dapat

    disebut pintu tol, rumah tol, plaza tol atau di Indonesia lebih dikenal sebagai gerbang

    tol. Pembangunan infrastruktur jalan tol memerlukan biaya yang sangat besar dan waktu

     pengerjaan yang relatif lama. Investasi jalan tol adalah investasi jangka panjang yang

     barangkali investor akan tertarik.

    Gambar 1. Infrastruktur yang dikerjasamakan 

    Sumber: http://id.citramarga.com/sekilas-cmnp/investasi-cmnp/anak-

     perusahaan/6/citra-margatama-surabaya/  

    BAB II PEMBAHASAN

    http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_bebas_hambatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tarifhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerbang_tol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerbang_tol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerbang_tol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerbang_tol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tarifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_bebas_hambatan

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    8/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    4

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    Infrastruktur wilayah yang dikerjasamakan yang akan dibahas dalam makalah ini

    adalah Jalan tol Waru-Juanda. Jalan tol Waru Juanda adalah  jalan tol sepanjang 12,8

    kilometer yang mengubungkan antara Bundaran Waru, Sidoarjo Selatan, dan Kota

    Surabaya dengan  bandara Internasional Juanda.  Pembangunan jalan tol Waru-Juanda

    tersebut tidak lepas dari peran  stakeholder   terkait, Peran  stakeholder   dalam

     pembangunan jalan tol Waru-Juanda adalah suatu praktek kerjasama antara pemerintah

    dengan swasta. Dalam Laporan Pengadaan Tanah (Januari 2002) PT Citra Margatama

    Surabaya, dalam pembangunan proyek jalan tol Simpang Susun Waru-Tanjung Perak,

    Surabaya, disebutkan bahwa PT Citra Margatama Surabaya ditetapkan sebagai

     pemenang tender investasi pembangunan proyek jalan tol Simpang Susun Waru-

    Tanjung Perak, Surabaya (SERR), berdasarkan Surat Keputusan Menteri PU tanggal 20

    Maret 1996 .

    Saat ini Jalan Tol Waru-Juanda setiap jalur terdiri atas 2 lajur, masing-masing

    lajur memiliki lebar 3.5m dengan bahu jalan dalam 0.5m dan bahu jalan luar 2m.

    Kecepatan kendaraan minimal adalah 60 km/jam dan maksimal adalah 80 km/jam. jalan

    tol tersebut dibangun dengan sistem eleveted   (layang), sehingga telah memenuhi aspek

    lingkungan yang apabila terjadi genangan atau banjir disekitar jalan ini tidak akan mengganggualiran air . Jalan Tol Waru-Bandara Juanda ini diharapkan memperlancar akses dari dan

    menuju Bandara Juanda serta mengatasi kemacetan di sekitar Bundaran Waru, Jl. Jemur

    Andayani, Jl. Brigjen Katamso dan Jl. Raya Wadungasri yang selama ini merupakan

    simpul-simpul kemacetan di kawasan Surabaya Selatan dan Sidoarjo. Jalan tol ini akan

    terintegrasi dengan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto dan rencana Jalan Tol Aloha-

    Wonokromo-Perak (Tol Tengah). Ruas Jalan Tol Simpang Susun Waru-Bandara

    Juanda, Jawa Timur sepanjang 12, 8 km dan senilai Rp 1,288 triliun resmi beroperasi

     pada tanggal 27 April 2008 setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

    meresmikan ruas tersebut di areal Bandara Juanda Sidoarjo. Dengan adanya jalan tol

    Waru-Juanda diharapkan dapat memacu pembangunan jalan tol lainnya dan dapat lebih

    memacu juga peningkatan perekonomian khususnya di Surabaya.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_tolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Waru,_Sidoarjohttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandara_Internasional_Juandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bandara_Internasional_Juandahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Waru,_Sidoarjohttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_tol

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    9/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    5

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    Gambar 2. Papan tanda jalan tol Waru-Juanda di bundaran Waru

    Sumber: http://id.citramarga.com/sekilas-cmnp/investasi-cmnp/anak-

     perusahaan/6/citra-margatama-surabaya/

    Tarif jalan tol simpang susun Waru-Bandara Juanda Surabaya tanggal 8 Juni

    2012 resmi dinaikkan, menyusuI diterbitkannya Keputusan Menteri Pekerjaan Umum

     No. 348/KPTS/ M/2012 tentang kenaikan tarif jalan bebas hambatan tersebut. Kenaikan

    terbesar berlaku untuk golongan III yang semula Rp10.500 menjadi Rp12.000.

    Perhitungan kenaikan berdasarkan tingkat inflasi dari Badan Pusat Statistik sebesar

    12,48% di wilayah Surabaya selama periode Mei 2010-30 April 2012. Kenaikan harga

    tersebut tidak lain kareana lalu Iintas harian (LHR) kendaraan di ruas itu yang baru

    mencapai 30.000-31.000 unit per hari, padahal rencana bisnis mengatakan angka LHR

    mencapai 50.000 unit per hari. Sejauh ini, pertumbuhan pendapatan mengalami

    kenaikan sekitar 36% dari 2008-2010 dan 26% dalam periode 2010-2011.

    Tabel 2. Kenaikan Tarif Jalan Tol Waru-Juanda Tahun 2012

    Golongan Tarif Lama Tarif baru Kenaikan (%)

    I 5.500 6.000 9.09

    II 8.000 9.000 12.50

    III 10.500 12.000 14.29

    IV 13.500 15.000 11.11

    V 16.000 18.000 12,5

    Sumber : Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), 2012 

    Untuk kenaikan tariff di jalan tol Waru-Juanda pada tahun 2012 memang sudah

    sewajarnya karena sesuai dengan peraturan/regulasi pemerintah uang akan menaikkan

    atau menyesuaikan tariff jalan tol setiap 2 tahun sekali sebagai evaluasi dan penyesuaian

    tariff. Evaluasi tersebut dilakukan oleh BPJT.

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    10/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    6

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    2.2 Lokasi Pengembangan

    Lokasi jalan tol Waru-Juanda menghubungkan Kota Surabaya dengan Bandara

    Internasional Juanda yang ada di Sidoarjo. Gerbang tol tersebut dari Surabaya terletak

    di Bundaran Waru, yang merupakan daerah perbatasan antara Kota Surabaya dengan

    Kabupaten Sidoarjo, dan ujung lain dari jalan tol ini berada di Bandara Juanda yang

     berlokasi di Kabupaten Sidoarjo. Jalan Tol Simpang Susun Waru-Juanda adalah bagian

    dari Jalan Tol Simpang Susun Waru  –  Tanjung Perak atau Surabaya Eastern Ring Road  

    (SERR). Proyek ini menggunakan lahan 11,4 hektar (20%) di wilayah Kota Surabaya

    dan 54,7 hektar (80%) di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Jalan tol sepanjang 12,8 km,

    terbagi dalam beberapa paket konstruksi yaitu:-  Flyover menanggal (1,7 km)

    -  Ruas Dukuh Menanggal - Berbe k (2,9 km)

    -  Ruas Berbek - Tambaksumur (3,8 km)

    -  Ruas Tambaksumur - Bandara Juanda (4,4 km)

    Rute jalan tol Waru-Juanda adalah dari Bundaran Waru-Kawasan Industri SIER-

    Kawasan Permukiman Wadung Asri dan Tambak Sumur-Bandara Juanda.

    Gambar 3. Rute jalan tol Waru-Juanda 

    Sumber: www.cms.co.id

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    11/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    7

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    2.3 Model Kerjasama

    Kerjasama dalam pembangunan jalan tol Waru-Juanda ini adalah Kerjasama

    Pemerintah Swasta (KPS). Yang mana pihak swasta dalam kerjasama tersebut adalah

    PT Citra Margatama. Bentuk kerjasama antara pemerintah dengan PT Citra Margatama

    Surabaya dalam pembangunan jalan tol Waru-Juanda adalah perjanjian BOT ( Build

    Operator Transfer ). Pada dasarnya BOT adalah suatu bentuk pembiayaan proyek

     pembangunan dimana pelaksana proyek harus menyediakan sendiri pendanaan untuk

     proyek tersebut serta menanggung pengadaan material, peralatan, jasa lain yang

    dibutuhkan untuk kelengkapan proyek. Sebagai gantinya pelaksana proyek diberikan

    hak untuk mengoperasikan dan mengambil manfaat ekonominya sebagai ganti atas

    semua biaya yang dikeluarkan untuk selama waktu tertentu.

    Gambar 4. Logo PT. CMS

    Sumber: www.cms.co.id  

    Dalam konteks pengadaan proyek infrastruktur, maka BOT tidak lain adalah

    sebuah kontrak atau perjanjian antara pemilik proyek (pemerintah) dengan pihak lain

    sebagai operator atau pelaksana proyek. Dalam hal ini, pemerintah memberikan hak

     pada PT Citra Margatama Surabaya untuk membangun jalan tol Waru-Juanda serta

    mengoperasikannya 35 tahun (terhitung sejak tahun 2005) dan mengambil seluruh atau

    sebagian keuntungan dan pada akhir masa kontrak harus mengembalikan proyek

    tersebut pada pemerintah.Kontrak BOT adalah kontrak antara instansi pemerintah dan badan usaha/swasta

    ( special purpose company) dalam membangun infrastruktur publik yang bertujuan

    untuk meningkatkan pertumbuhan infrastruktur tanpa pengeluaran dana dari

     pemerintah, dimana pihak swasta (badan usaha) bertanggung jawab atas desain akhir,

     pembiayaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan . Pihak swasta mendapatkan revenue 

    dari pengoperasian fasilitas infrastruktur tersebut selama periode konsesi berlangsung.

     Build Operate Transfer contract   didesain untuk membawa investasi sektor swasta

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    12/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    8

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    membangun infrastruktur baru. Pada BOT, sektor swasta akan membangun, membiayai,

    dan mengoperasikan infrastruktur baru dan sistem baru yang sesuai standar pemerintah.

    Periode operasinya cukup lama agar sektor swasta dapat menerima kembali biaya-biaya

    konstruksi dan mendapatkan keuntungan. Setelah periode operasi selesai, seluruh

    infrastruktur diserahkan kepada pemerintah.

    Untuk struktur Pendanaan, nilai investasi proyek ini sekitar Rp 1,3 Triliun.

    Dengan rincian biaya konstruksi sebesar Rp 1 Triliun dan Biaya Pengadaan tanah Rp

    300 Milyar. Rincian sumber dana dan jumlahnya bisa dilihat dalam tabel berikut:

    Tabel 3. Sumber Dana Pembangunan Tol Waru Juanda

    No. Stakeholder Jumlah investasi

    1. Lender Rp 1 Triliun2. Investor Rp 300 Milyar

    Total Dana Rp 1,3 Triliun

    Sumber: www.academia.edu

    Lender:  Merupakan sebuah badan yang memberikan pinjaman pembiayaan dalam

    sebuah proyek. Seperti perjanjian antara bank dengan pihak swasta. Dalam hal

    ini tidak ada kaitannya dengan konstruksi, antara lain:

    • BCA Rp 500 Miliyar  

    • Bank Mega Rp 500 Miliyar

    Investor:

    • PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (94.7%)

    • PT Jasa Marga (5.3%)

    Biaya operasional:

    • PT Citra Margatama Surabaya 

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    13/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    9

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    2.4 Permasalahan dan Tantangan

    2.4.1 Kerugian Pihak Swasta

    Setelah pembangunan jalan tol Waru-Juanda yang kemudian sudah

    dioperasikan, PT Citra Margatama Surabaya (CMS) tidak mampu menutupi

     pengembalian pinjaman bank (construction loan) dari pendapatan yang diharapkan

    karena tidak tercapainya LHR (Lalu lintas Harian Rata-rata) yang diharapkan

    sebagaimana rencana usaha yang telah ditetapkan. Hal itu diakibat karena sejak jalan tol

    Waru-Juanda diresmikan, jumlah pengguna jalan tol tersebut tidak beranjak dari angka

    25 ribu kendaraan. Sedangkan sesuai dengan rencana perhitungan bersama jalan tol

    Waru - Juanda (12, 8 km) seharusnya memiliki LHR (Lalu lintas Harian rata-rata)

    sesuai business plan yaitu berjumlah 53 ribu kendaraan. Oleh karena itu berakibat pada

     pihak stakeholder yaitu PT Citra Margatama Surabaya (CMS) tidak mampu menutupi

     pengembalian pinjaman bank (construction loan) dari pendapatan yang diharapkan

    karena tidak tercapainya LHR yang diharapkan sebagaimana rencana usaha. Dikutip

    dari Investor Daily (2009), disebutkan utang senilai Rp 951 miliar dengan bunga 14 %

     per tahun itu sebelumnya dikucurkan BCA bersama PT Bank Mega untuk pembangunan

     jalan tol (12,8 km). PT CMS seharusnya membayar cicilan sebesar Rp 11-12 miliar per

     bulan. Namun, CMS tidak sanggup membayar karena kewajiban itu tidak sebanding

    dengan pendapatan perusahaan yang hanya Pp 1,8-2 miliar per bulan. Oleh karena itu

    PT CMS selaku pihak swasta belum diuntungkan atau belum mendapat untung dari

    kerjasama pembangunan infrastruktur jalan tol Juanda-Waru.

    Indrawan Sumantri, Direktur CMNP, mengungkapkan kewajiban CMS kepada

    PT. Bank Central Asia, Tbk. dan PT. Bank Mega, Tbk. Jatuh tempo pada Juli 2014

    silam. Tunggakan hutang di dua bank tersebut saat ini senilai Rp351,33 miliar (24 November

    2014). Hingga saat ini, perseroan sedang melakukan negosiasi dengan pihak kredituruntuk penyelesaian atas kewajiban CMS sebagaimana tertuang dalam perjanjian kredit

    investasi II. Hal tersebut terungkap dalam keterangan resmi kepada PT Bursa Efek

    Indonesia pekan lalu. PT Citra Margatama Surabaya membutuhkan waktu lebih untuk

     bisa menyelesaikan tunggakan hutang di dua bank senilai Rp351,33 miliar. PT CMS

    memerlukan jalan keluar hutang investasi pembangunan jalan tol ini karena tidak sesuai

    dengan rencana bisnis yng telah disusun ketika mengajukan proposal ke bank yang

    ternyata untung yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    14/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    10

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    2.4.2 Masalah Pembebasan Tanah

    Permasalahan lain dari pembangunan jalan Tol Waru-Juanda adalah pada saat

     pembebasan tanah untuk pembangunan. Dampak dari pengadaan tanah untuk

    kepentingan umum dalam pembangunan jalan tol oleh investor swasta dengan model

    KPS kontrak BOT mendapatkan beberapa hambatan. Pada saat tanah dibiayai oleh

    investor swasta sejak SE MenKeu 22 Januari 1997, proses pembebasan tanah menjadi

     berjalan lambat, baik karena naiknya harga tanah yang terlampau tinggi juga masalah-

    masalah sengketa tanah yang berlarut-larut, dan munculnya para spekulan tanah.

    Pembiayaan tanah oleh investor swasta juga berakibat beban risiko kenaikan tanah yang

    sangat tinggi dan tidak dapat diprediksi oleh investor swasta.

    Ganti rugi tanah kepada kurang lebih delapan ribu warga Brebek, Kecamatan

    Waru, Sidoarjo yang tanahnya digunakan untuk pembangunan tol belum diberikan,

    yang mana tuntutan dari warga tersebut sudah disampaikan sejak setahun yang lalu

    tetapi belum juga dikabulkan. Sebagai aksi dalam permasalahan warga dengan

     pembangunan jalan tol tersebut, warga Brebek melakukan pemblokiran jalan tol di

    Simpan Susun Waru-Juanda.

    Selain pemblokiran oleh warga, sekitar 100 warga Desa Wadung Asri,

    Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, menduduki ruas tol Simpang Waru-Juanda pada

    April 2008. Mereka menuntut pembayaran ganti rugi tanah untuk proyek tersebut yang

     belum tuntas. Aksi diawali long march dari Desa Wadung Asri sambil membawa

    spanduk dan poster bernada protes. Warga kemudian menuju ke pintu masuk tol

    Menanggal. Warga hanya ingin menunjukkan pada pengelola tol bahwa jalan yang

    dibangun di atas tanah warga desa itu hingga kini proses ganti rugi belum tuntas. Selain

    ganti rugi, warga juga mempersoalkan kelayakan jalan tersebut karena sejak dibangun

    tol, daerah sekitar Wadung Asri mengalami banjir. Banyak saluran air ditutup untukkepentingan proyek jalan tol Waru-Juanda sehingga saat hujan turun kawasan Wadung

    Asri banjir.

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    15/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    11

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    2.5 Solusi Permasalahan

    Untuk meng-overcome  problema terkait infrastruktur jalan tol Waru-Bandara

    Juanda, diperlukan adanya solusi yang tepat. Dalam pembangunan maupun operasional

    sering muncul suatu permasalahan tertentu yang menghambat proses dari

     perkembangan pembangunannya sendiri. Pencarian solusi perlu dilakukan demi

    mendukung keberlanjutan pembangunan. Berikut adalah usulan untuk menjawab

     permasalahan yang dihadapi oleh infrastruktur jalan tol Waru-Juanda.

    1)  Persiapan Plan-B

    Pada analisis dan review business plan seharusnya ada skenario terburuk

    (manajemen risiko) ketika jaringan jalan lainnya tidak/ belum terbangun pada

    saat ketika jalan tol Waru-Bandara Juanda selesai dibangun. Dengan tidak

    adanya perencanaan  plan-B  yang memadai dari aspek proyeksi lalu lintas

    tersebut, maka banyak kebijakan strategis dari PT CMS yang ”kurang peka”

    dengan membengkaknya biaya investasi. Termasuk masalah kuota kendaraaan

     per hari yang belum tercukupi.

    Transparansi Pemerintah terhadap masterplan  jalan maupun jumlah

    traffic atau lalu-lintas harian (LHR) serta nilai tanah yang ditawarkan dalam

    dokumen   pengadaan investasi jalan tol juga sangat berpengaruh terhadap

     perhitungan investasi oleh investor swasta dalam rencana usaha (business plan).

    Perubahan  masterplan  jalan dan tidak akuratnya nilai tanah dan LHR

    menyebabkan  meningkatnya nilai konstruksi dan tanah serta tidak tercapainya

     pendapatan yang  diharapkan (revenue) dari LHR yang tidak sesuai rencana

    usaha.

    2) 

    Land CappingDalam masalah tanah, pada awalnya (1978-1995), pembebasan tanah

    dilakukan dengan menggunakan anggaran Pemerintah, kemudian setelah tahun

    1995 biaya pengadaan tanah tersebut menjadi sepenuhnya tanggungan investor

    swasta. Dalam kondisi ini investor swasta mengharapkan jaminan Pemerintah

    atas lonjakan harga tanah yang sebenarnya adalah tidak untuk kepentingan

    investor swasta namun untuk kepentingan bersama investor swasta dan

    Pemerintah. Pemerintah berusaha mengantisipasi hal ini dengan kebijakan land

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    16/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    12

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    capping . Pemerintah memutuskan patokan biaya lahan dalam proyek

    infrastruktur yang harus ditanggung oleh investor sebesar 110% atau 2% dari

    nilai investasi. Misalnya, dengan pemberlakuan land capping 110%, jika harga

    lahan jalan tol yang akan dibebaskan semula diperkirakan 100, tetapi

    kenyataannya di lapangan harga riil 130, investor cukup membiayai senilai 110,

    sisanya 20 ditalangi oleh pemerintah. Proses talangan land capping oleh

    Pemerintah akan dilakukan dengan menggunakan skema dana badan layanan

    umum (BLU) yang berada di bawah Departemen PU.  Land capping akan

    dihitung dan dibayarkan Pemerintah pada akhir masa pembebasan lahan.

     Namun, proses pembebasan tanah seharusnya bukan menjadi tanggung jawab

    investor, melainkan Pemerintah. Investor hanya fokus untuk konstruksi fisik

    agar proyek infrastruktur itu dapat cepat terbangun. Ada informasi yang tidak

     pas, seolah-olah land capping itu fasilitas dari Pemerintah. Padahal ini

    merupakan konsekuensi logis yang harus ditanggung Pemerintah dalam sebuah

     proyek. Lahan itu bukan kawasan investor karena harga tanah itu tidak bisa

    diprediksi di lapangan.

    3) 

    Koneksitas dengan Jalan Tol Eksisting maupun Rencana

    Pada penyusunan business plan tahun 1997, salah salah satu asumsi

    dasarnya adalah ruas jalan tol Waru  –  Tanjung Perak (SERR) akan tersambung

    membentuk koneksitas jaringan dengan sejumlah ruas dari jaringan jalan tol di

    Surabaya dan sekitarnya, diantaranya ruas-ruas jalan tol eksisting, yaitu jalan tol

    Surabaya  –   Gempol dan Surabaya  –   Gresik, ruas-ruas rencana jalan tol yaitu

     jalan tol Surabaya  –   Mojokerto, jembatan tol Suramadu, juga ruas jalan arteri

    MERR dan sebagainya.Adanya keterpaduan jaringan jalan tersebut memberikan proyeksi yang

    cukup besar pada volume lalu lintas yang masuk ke jalan tol SERR. Pada

    intinya, solusi terhadap masalah volume kendaraan yang belum memenuhi target

    adalah dengan mengkoneksikan jaringan jalan tol Waru - Bandara Juanda

    dengan jaringan jalan tol eksisting maupun jaringan jalan tol rencana.

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    17/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    13

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    4)  Pembangunan kawasan perdagangan dan jasa

    Area di sekitar jalan tol Waru-Juanda berpotensi dikembangkan sebagai

    kawasan perdagangan dan jasa skala regional. Pengguna jalan tol selama ini

    hanya difokuskan pada orang yang menuju Bandara Juanda. Dengan adanya

    kawasan perdagangan dan jasa di dekat jalur tol Waru-Bandara Juanda, akan

    meningkatkan jumlah kendaraan yang melewati jalan tersebut, sehingga masalah

     belum terpenuhinya volume kendaraan dapat diatasi.

     Namun, dalam perencanaan kawasan perdagangan dan jasa tesebut harus

    memperhatikan dua poin sebagai berikut.

      Ketersediaan lahan parkir di area perdagangan dan jasa yang

    direncanakan. Bangunan direkomendasikan memiliki KDB antara 40-

    60%. Ini dimaksudkan agar selain lahan parkir mencukupi, juga dapat

    mengakomodasi sirkulasi di dalam area perdagangan dan jasa tersebut.

      Adanya akses yang memadai. Akses yang dimaksudkan adalah jalur

    dari jalan tol menuju area perdagangan dan jasa tersebut. Yang harus

    diperhatikan adalah dimensi jalan dan sirkulasinya. Dimensi jalan perlu

    diperhitungkan agar tidak terjadi problem lalu lintas seperti kemacetan

    atau traffic jam di area tersebut.

    5)  Evaluasi Berkala

    Kunci kebeerhasilan dari pembangunan salah satunya adalah evaluasi

    yang terkoordinir. Evaluasi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan

    dapat menganalisa permasalahan dengan lebih komprehensif, dari berbagai sudut

    sesuai peran masing-masing pemangku kepentingan tersebut. Oleh karena itu,

    evaluasi yang dilakukan harus secara berkala. Evaluasi tersebut harus meliputikeseluruhan operasional, mulai dari kondisi fisik eksisting hingga arus

    keuangan, mulai dari hal yang kecil hingga ke besar.

    Untuk evaluasi awal, mengingat adanya permasalahan-permasalahan

    yang masih ada terkait operasional jalan tol Waru-Bandara Juanda, perlu

    dilakukan evaluasi setahun sekali. Setelah permasalahan yang ada saat ini

    terselesaikan, baru kemudian evaluasi selanjutnya dilaksanakan selama 5 tahun

    sekali. Hal ini mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi pengadaan evaluasi.  

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    18/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    14

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    BAB III

    KESIMPULAN

    Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

      Operasi jalan tol Waru - Bandara Juanda merupakan salah satu praktek

    kerjasama dalam bidang infrastruktur transportasi. Jalan tol tersebut dibangun

    untuk mengatasi masalah kepadatan lalu lintas yang sering terjadi di Bundaran

    Waru, Jl. Jemur Andayani, Jl. Brigjen Katamso dan Jl. Raya Wadungasri.

      Lokasi jalan tol Waru - Bandara Juanda terletak di sebagian wilayah Kota

    Surabaya dan kabupaten Sidoarjo. Proyek tersebut menggunakan lahan 11,4

    hektar (20%) di wilayah Kota Surabaya dan 54,7 hektar (80%) di wilayah

    Kabupaten Sidoarjo.

      Bentuk kerjasama antara pemerintah dengan PT Citra Margatama Surabaya

    dalam pembangunan jalan tol Waru-Juanda adalah perjanjian BOT (Build

    Operator Transfer). Dalam hal ini, pemerintah memberikan hak pada PT Citra

    Margatama Surabaya untuk membangun jalan tol Waru-Juanda serta

    mengoperasikannya 35 tahun (terhitung sejak tahun 2005) dan mengambil

    seluruh atau sebagian keuntungan dan pada akhir masa kontrak harus

    mengembalikan proyek tersebut pada pemerintah.

      Salah satu permasalahan yang dihadapi pada proyek jalan tol Waru - Bandara

    Juanda adalah jumlah kendaraan yang menggunakan infrastruktur tersebut.

    Sesuai dengan perhitungan bersama jalan tol Waru - Juanda (12, 8 km)

    seharusnya memiliki LHR (Lalu lintas Harian rata-rata) sesuai business plan 53

    ribu kendaraan, akan tetapi sejak diresmikan jumlahnya tidak beranjak dari 25

    ribu kendaraan. Tantangan ke depan yang dihadapi oleh pihak terkait yaitu perihal pembebasan lahan. Tuntutan masyarakat mengenai ganti rugi yang tak

    kunjung dipenuhi memicu aksi protes yang ditujukan kepada pengelola proyek.

      Untuk mengatasi masalah dan menjawab tantangan, perlu adanya rekomendasi

    demi keberlanjutan infrastruktur yang telah dibangun, Berikut rekomedasi

    tersebut.

    BAB III PENUTUP

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    19/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 

    PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    15

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    1)  Persiapan Plan-B 

    Proyeksi ke depan sebelum proyek dilaksanakan perlu dilakukan. Hal ini

     bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, salah

    satunya menurut studi kasus adalah jumlah kendaraan yang melintas di

     jalan tol tersebut.

    2) 

     Land Capping  

    Terkait permasalahan harga lahan, solusi yang dapat diaplikasikan untuk

    saat ini adalah pemberlakuan kebijakan land capping. Misalnya, dengan

     pemberlakuan land capping 110%, jika harga lahan jalan tol yang akan

    dibebaskan semula diperkirakan 100, tetapi kenyataannya di lapangan

    harga riil 130, investor cukup membiayai senilai 110, sisanya 20

    ditalangi oleh pemerintah. Proses talangan land capping oleh Pemerintah

    akan dilakukan dengan menggunakan skema dana badan layanan umum

    (BLU) yang berada di bawah Departemen PU.

    3) 

    Koneksitas dengan Jalan Tol Eksisting maupun Rencana

    Solusi ini diberikan untuk menjawab masalah kurang terpenuhinya

    volume kendaraan yang melewati jalan tol Waru-Bandara Juanda. Jalan

    tol yang dapat dikoneksikan yaitu jalan tol Surabaya  –   Gempol dan

    Surabaya  –   Gresik yang merupakan jalan tol eksisting, serta ruas-ruas

    rencana jalan tol yaitu jalan tol Surabaya  –   Mojokerto, jembatan tol

    Suramadu, juga ruas jalan arteri MERR.

    4)  Pembangunan kawasan perdagangan dan jasa

    Langkah ini diambil untuk meningkatkan volume kendaraan yang

    melewati jalan tol Waru-bandara Juanda. Namun, perlu diadakan

     penelitian lebih lanjut dalam terkait rencana tersebut.5)

     

    Evaluasi berkala

    Evaluasi dilakukan untuk menganalisa kondisi eksisting yang melibatkan

    seluruh pemangku kepentingan. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk

    meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan kinerja infrastruktur.

  • 8/16/2019 Tugas II Infrawil

    20/20

    JALAN TOL WARU-JUANDA

    INFRASTRUKTUR WILAYAH 16

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    DAFTAR PUSTAKA

    PT. Citra Margha Nusaphala Persada, Tbk. PT Citra Margatama Surabaya. http://id.

    citramarga.com/sekilas-cmnp/investasi-cmnp/anak-perusahaan/6/citra-

    margatama-surabaya/ (Diakses pada 18 Desember 2014)

    Sari, Dimas Novita. Tol Waru Juanda: Pemegang Konsensi Belum Tuntaskan SPH

    Rp114,73 Miliar. http://industri.bisnis.com/read/20130604/45/142852/tol-

    waru-juanda-pemegang-konsensi-belum-tuntaskan-sph-rp11473-miliar . 

    (Diakses pada 18 Desember 2014)

    Rauf, Abdul. SBY Batal Resmikan Tol Waru-Juanda. http://m.inilah.com/news/detail/

    21005/sby-batal-resmikan-tol-waru-juanda. (Diakses pada 18 Desember 2014)

    Pusat Komunikasi Publik.  Presiden Resmikan Jalan Tol Waru-Bandara Juanda.

    http://www1.pu.go.id/uploads/berita/ppw280408rnd.htm. (Diakses pada 18

    Desember 2014)

    Siregar, Adil.  PT Citra Margatama Surabaya Diberi Waktu Selesaikan Tunggakan

    Hutang. http://financeroll.co.id/news/pt-citra-margatama-surabaya-diberi-

    waktu-selesaikan-tunggakan-hutang/. (Diakses pada 18 Desember 2014)

    Dinisari, Mia Chitra. Tarif Waru-Juanda Naik Hingga 14,29%: Jasa Marga Tingkatkan

    Jaringan. http://id.citramarga.com/berita-dan-event/berita-terkini/3067/tarif-

    waru-juanda-naik-hingga-14-29-/   yang dikutip dari Bisnis Indonesia, Hal 6 

    Wed, 6 Jun 2012. (Diakses pada 18 Desember 2014)