tugas agama ii

20
TUGAS AGAMA II PENGGUNAAN NATUR-E DALAM ISLAM Disusun oleh : Aldila Azmi R. Layalia 051011073 A FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA 1

Upload: aldila-azmi

Post on 27-Dec-2015

73 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Halal dan Haram

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Agama II

TUGAS AGAMA II

PENGGUNAAN NATUR-E DALAM ISLAM

Disusun oleh :

Aldila Azmi R. Layalia

051011073

A

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

1

Page 2: Tugas Agama II

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….....3

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................4

1.3 Tujuan ………………………………………………………….....4

1.4 Manfaat............................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang Halal dan Haram...............................……………5

2.2 Tinjauan tentang Produk Natur - E………………………………..7

2.3 Tinjauan tentang Gelatin.................................................................8

BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………....9

BAB IV KESIMPULAN dan SARAN ...............................................................12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………...........................13

LAMPIRAN.................................................................................................14

2

Page 3: Tugas Agama II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia dalam kehidupannya sehari – hari tidak bisa terlepas dari suatu

kegiatan konsumsi, baik barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan serta

kepuasannya. Berkaitan dengan suatu kegiatan konsumsi barang yang masuk

kedalam tubuh manusia, akan sangat penting apabila konsumen mengetahui

komposisi bahan penyusun barang yang dikonsumsinya, telah sesuai dengan

kesehatan dan tuntutan agamanya atau tidak. Jika dulu pengolahan bahan baku

suatu produk bersifat sederhana dan tergantung dari alam, maka berbeda dengan

sekarang dimana manusia mampu mengolah apa yang terkandung dari alam,

sampai yang terkecil sekalipun. Dengan demikian dalam mengidentifikasi tentang

proses dan bahan yang digunakan dalam suatu industri, baik pangan, obat –

obatan ataupun kosmetika tidak lagi menjadi sesuatu yang sederhana, namun

keseluruhannya harus diperiksa secara lebih rinci dan teliti.

Berkaitan dengan kehalalan suatu produk, dalam ajaran agama Islam, halal

dan haramnya segala sesuatu adalah hukum yang sudah ditetapkan oleh Allah

SWT. Larangan dalam mengkonsumsi barang – barang haram telah disebutkan

dengan jelas dalam Al – Qur’an. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-

Baqarah, ayat 168: “Hai sekalian umat manusia makanlah dari apa yang ada di

bumi ini secara halal dan baik. Dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah syetan.

Sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian”.

Natur – E adalah salah satu contoh produk obat sekaligus kosmetika yang

kini banyak digunakan oleh masyarakat, terutama wanita. Natur- E tersedia dalam

3 macam bentuk produk, yaitu Natur-E soft capsule, Natur-E daily face cream dan

Natur-E daily nourishing lotion. Natur – E soft capsule digunakan untuk

perawatan kulit dari dalam, sedangkan Natur-E daily face cream dan Natur-E

daily nourishing lotion untuk perawatan kulit dari luar. Yang menjadi masalah

adalah apakah Natur – E yang banyak dikonsumsi ini telah jelas kehalalannya

dalam Islam, baik dari segi bahan ataupun proses pembuatannya.

3

Page 4: Tugas Agama II

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana hukum penggunaan produk Natur-E dalam Islam?

1.3. Tujuan

Mengetahui hukum penggunaan produk Natur-E dalam Islam.

1.4. Manfaat

Dapat memberi informasi kepada umat Islam tentang produk kosmetika dan

obat yang banyak beredar di pasaran, Natur-E, bagaimana kehalalannya dan

hukum penggunaannya dalam Islam.

4

Page 5: Tugas Agama II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan tentang Halal dan Haram

Sesuatu disebut halal jika diperbolehkan dalam syariat Islam. Sedangkan

sesuatu disebut haram apabila tidak diperbolehkan (dilarang) oleh syariat Islam.

Salah satu daripada rahmat Allah terhadap manusia, yaitu Ia tidak membiarkan

manusia dalam kegelapan terhadap masalah halal dan haram, bahkan yang halal

dijelaskan sedang yang haram diperinci. FirmanNya:

Artinya: "Dan sungguh Allah telah menerangkan kepadamu apa-apa yang Ia

haramkan atas kamu." (Q.S. Al-An'am: 119).

Prinsip – prinsip halal dan haram disebutkan oleh LPPOM – MUI, yaitu

pada dasarnya segala sesuatu halal hukumnya; penghalalan dan pengharaman

hanyalah wewenang Allah SWT semata; mengharamkan yang halal dan

menghalalkan yang haram termasuk perilaku syirik terhadap Allah SWT; sesuatu

yang diharamkan karena ia buruk dan berbahaya; pada sesuatu yang halal sudah

terdapat sesuatu yang dengannya tidak lagi membutuhkan yang haram; sesuatu

yang mengantarkan kepada yang haram maka haram pula hukumnya; menyiasati

yang haram, haram hukumnya; niat baik tidak menghapuskan hukum haram; hati-

hati terhadap yang syubhat agar tidak jatuh ke dalam yang haram; sesuatu yang

haram adalah haram untuk semua (LPPOM – MUI, 2008).

Halam dan Haram berdasarkan Al- Qur’an diantaranya :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-

baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-

benar kepada-Nya kalian menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan

bagi kalian bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih atas nama

5

Page 6: Tugas Agama II

selain Allah. Barang siapa dalam keadaan terpaksa, sedangkan ia tidak

berkehendak dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya

Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih” (Q.S. Al – Baqarah: 172-173) .

Dalam surat Al – A’raf, ayat 157 :

Artinya: “Dia menghalalkan kepada mereka segala yang baik dan mengharamkan

kepada mereka segala yang kotor” (Q.S. Al-A’raf: 157)

Masalah halal yang sudah jelas, boleh saja dikerjakan. Dan soal haram pun

yang sudah jelas, samasekali tidak ada rukhsah untuk mengerjakannya, selama

masih dalam keadaan normal. Tetapi di balik itu ada suatu persoalan, yaitu antara

halal dan haram. Persoalan tersebut dikenal dengan nama syubhat, suatu persoalan

yang tidak begitu jelas antara halal dan haramnya bagi manusia. Hal ini bisa

terjadi mungkin karena tasyabbuh (tidak jelasnya) dalil dan mungkin karena tidak

jelasnya jalan untuk menerapkan nas (dalil) yang ada terhadap suatu peristiwa

(Qardhawi, 1993).

Terhadap persoalan ini Islam memberikan suatu garis yang disebut Wara'

(suatu sikap berhati-hati karena takut berbuat haram). Dimana dengan sifat itu

seorang muslim diharuskan untuk menjauhkan diri dari masalah yang masih

syubhat, sehingga dengan demikian dia tidak akan terseret untuk berbuat kepada

yang haram. Cara semacam ini termasuk menutup jalan berbuat maksiat.

Disamping itu cara tersebut merupakan salah satu macam pendidikan untuk

memandang lebih jauh serta penyelidikan terhadap hidup dan manusia itu sendiri.

Dasar pokok daripada prinsip ini ialah sabda Nabi yang mengatakan: "Yang halal

sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas, di antara keduanya itu ada beberapa

perkara yang belum jelas (syubhat), banyak orang yang tidak tahu: apakah dia itu

masuk bagian yang halal ataukah yang haram? Maka barangsiapa yang

menjauhinya karena hendak membersihkan agama dan kehormatannya, maka dia

akan selamat,. dan barangsiapa mengerjakan sedikitpun daripadanya hampir-

hampir ia akan iatuh ke dalam haram, sebagaimana orang yang menggembala

6

Page 7: Tugas Agama II

kambing di sekitar daerah larangan, dia hampir-hampir akan jatuh kepadanya.

Ingatlah! Bahwa tiap-tiap raja mempunyai daerah larangan. Ingat pula, bahwa

daerah larangan Allah itu ialah semua yang diharamkan." (Riwayat Bukhari,

Muslim dan Tarmizi, dan riwayat ini adalah lafal Tarmizi) (Qardhawi, 1993).

2.2. Tinjauan Produk Natur – E

Natur – E adalah salah satu contoh produk obat sekaligus kosmetika yang

kini banyak digunakan oleh masyarakat, terutama wanita. Produk obat sekaligus

kosmetika produksi PT. Darya – Varia ini tersedia dalam 3 macam bentuk produk,

yaitu Natur-E soft capsule, Natur-E daily face cream dan Natur-E daily nourishing

lotion. Natur – E soft capsule digunakan untuk perawatan kulit dari dalam,

sedangkan Natur-E daily face cream dan Natur-E daily nourishing lotion untuk

perawatan kulit dari luar.

Gambar 1. Produk Natur - E

Natur – E soft capsule terbuat dari ekstrak minyak biji bunga matahari serta

ekstrak biji gandum yang mengandung vitamin E aktif dan alami (d-α-tokoferol).

Setiap 1 soft capsule Natur E mengandung d-alpha tocopherol 100 IU, yang

bermanfaat sebagai nutrisi kulit dan antiokidan yang melindungi kulit dari dalam

terhadap ancaman kerusakan radikal bebas. Dikatakan bahwa kapsulnya terbuat

dari gelatin yang berasal dari tulang rawan sapi.

Sedangkan untuk Natur – E daily face cream dan nourishing lotion

keduanya mengandung : Butiran Vitamin E yang memberikan efek moisturizer

lebih lama dengan antioksidan serta nutrisi yang baik untuk kulit, minyak biji

delima sebagai antioksidan untuk meningkatkan elastisitas dan kelembutan kulit

7

Page 8: Tugas Agama II

serta tabir surya untuk melindungi kulit dari efek buruk sinar UVA+UVB

sehingga kulit tetap cerah dan bersinar sepanjang hari.

2.3. Tinjauan Tentang Gelatin

Gelatin didapat dengan hidrolisis sebagian dari kolagen yang didapat dari

kulit, jaringan penghubung putih dan tulang-tulang hewan. Biasanya tersedia

dalam bentuk serbuk, serpihan atau lembaran. Stabil terhadap udara saat kering

tapi rentan dekomposisi mikrobial nila lembab. Normalnya, kapsul gelatin keras

mengandung kelembaban 13% sampai 16%. Namun bila disimpan dalam

lingkungan yang kelembabannya tinggi dapat terserap oleh kapsul dan kapsul

akan kehilangan bentuk kakunya. Gelatin larut dalam air panas dan ciaran

lambung yang hangat, dan sebagai protein, gelatin dicerna oleh enzim proteolitik

(Allen et al, 2011). Umumnya gelatin berasal dari babi, sebagian kecil lainnya

berasal dari sapi dan ikan. Gelatin kini banyak digunakan untuk pangan, obat –

obatan maupun kosmetika.

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam ajaran agama Islam, halal dan haramnya segala sesuatu adalah

hukum yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Halal dan haram disini tidak

hanya tentang makanan yang dikonsumsi melainkan pula obat – obatan serta

kosmetika.

8

Page 9: Tugas Agama II

Natur – E sebagai salah satu produk obat dan kosmetika yang banyak

digunakan masyarakat, terutama wanita, masih diragukan kehalalannya. Titik

kritis dari produk Natur – E ini adalah terletak pada kapsul lunak yang terbuat dari

gelatin. Gelatin sendiri didapatkan dengan hidrolisis sebagian dari kolagen yang

didapat dari kulit, jaringan penghubung putih dan tulang-tulang hewan (Allen et

al, 2011). Status halalnya tergantung pada asal bahannya serta proses

produksinya. Dimana (1) Gelatin berasal dari babi, yang mana babi sendiri telah

diharamkan untuk dikonsumsi; (2) Gelatin berasal dari sapi ataupun dari hewan

lain, namun proses produksinya diragukan, karena produsen seorang yang non

muslim.

Untuk permasalahan pertama, ketika gelatin berasal dari babi, yang

diharamkan untuk mengkonsumsinya, maka tentu saja hukum dalam

mengkonsumsi gelatin sendiri menjadi haram pula. Menurut data dari SKW

Biosystem suatu perusahaan gelatin multinasional bahwa produk gelatin dunia

pada tahun 1999 sebanyak 254.000 ton terdiri dari sumber kulit sapi sebanyak

28.7 %, kulit babi sebanyak 41.4% serta kontribusi tulang sapi sebesar 29.8 %,

dan sisanya dari ikan (Anonim, 2010). Dari data tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa sebagian besar gelatin yang beredar berasal dari babi.

Dalam Al- Qur’an telah disebutkan, dalam surat Al-Maidah, ayat 3 :

Artinya : “Diharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, hewan yang

disembelih dengan atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang

jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas kecuali yang kalian sempat

menyembelihnya. Dan diharamkan pula bagi kalian binatang yang disembelih di

sisi berhala” (Q.S. Al – Maidah : 3).

Babi diharamkan karena babi adalah binatang yang kotor dan najis. Ilmu

kedokteran sekarang ini mengakui, bahwa makan daging babi itu berbahaya,

9

Page 10: Tugas Agama II

karena berdasarkan penyelidikan ilmiah, bahwa makan daging babi itu salah satu

sebab timbulnya cacing pita (Qardhawi, 1993). Begitu pula bahan turunan dari

babi itu sendiri, dimana salah satunya adalah gelatin.

Sedangkan untuk permasalahan yang kedua, di Indonesia, gelatin sendiri

masih merupakan barang impor, dan negara pengimpor utama adalah Eropa dan

Amerika (Anonim, 2010). Pembuatan gelatin pada prinsipnya adalah pemanfaatan

limbah rumah pemotongan hewan (RPH). Repotnya, RPH di negara yang

masyarakat Muslimnya minoritas, RPH merupakan hal yang khusus. Mereka

hanya akan menyembelih hewan dengan prosedur yang halal, bila daging hewan

tersebut akan diekspor ke negara-negara yang mayoritas penduduknya

Muslim. Dengan kata lain, mereka hanya akan menerapkan proses penyembelihan

yang halal berdasarkan pemesan pelanggan. Sehingga terbuka kemungkinan

dalam kurun waktu tertentu, RPH tersebut tidak memotong hewan dengan

menggunakan prosedur halal. Kondisi inilah yang menjadi akar persoalan

munculnya keraguan atas kejelasan status hukum menyangkut gelatin.

LPPOM – MUI menyatakan bahwa daging dan bahan turunan hewani yang

berasal dari hewan halal dapat menjadi tidak halal jika disembelih tanpa

mengikuti aturan syariat Islam. Hal-hal yang menjadi titik kritis proses

penyembelihan adalah sebagai berikut : Penyembelih (harus seorang muslim yang

taat dan melaksanakan syariat Islam sehari-hari); Pemingsanan (tidak

menyebabkan hewan mati sebelum disembelih); Peralatan/pisau (harus tajam);

Proses pasca penyembelihan (hewan harus benar-benar mati sebelum proses

selanjutnya dan darah harus keluar secara tuntas) (LPPOM – MUI, 2008).

Dari pihak Natur-E sendiri mungkin mengungkapkan bahwa gelatin yang

digunakan pada kapsul produknya merupakan gelatin yang berasal dari tulang

sapi, namun belum ada sertifikasi halal dari LPPOM – MUI yang memang

menegaskan hal ini. Selain itu, jika para produsen gelatin mengklaim bahwa

produknya adalah gelatin sapi, boleh jadi pernyataan itu benar. Hanya saja,

apakah sapi (kulit dan tulangnya) tersebut disembelih dengan cara yang halal, itu

yang harus dipastikan kembali. Seperti yang terdapat dalam Surat Al – Hujuraat

ayat 6, dimana kita sebagai seorang yang beriman dianjurkan mencari tahu

kepastian perkara – perkara yang menjadi subhat :

10

Page 11: Tugas Agama II

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik

membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak

menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya

yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S Al-Hujuraat: 6).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

1. Natur-E adalah salah satu produk obat dan kosmetika yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat, terutama wanita, dimana titik kritis

kehalalannya terletak pada kapsul gelatinnya.

2. Gelatin Natur-E mungkin dinyatakan berasal dari sapi, bukanlah dari babi,

namun belum ada sertifikasi halal dari LPPOM – MUI yang menyatakan hal

tersebut. Selain itu, proses produksinya sendiri masih perlu dipertanyakan

karena sebagian besar gelatin merupakan hasil impor dari negara luar,

terutama Eropa dan Amerika.

11

Page 12: Tugas Agama II

Saran :

1. Melakukan penelusuran lebih lanjut mengenai gelatin yang terkandung dalam

produk untuk memastikan tepat bahan dan tepat cara memproduksi atau cara

memperolehnya.

2. Masyarakat, terutama umat muslim dituntut agar lebih berhati - hati dan

cermat dalam memilih produk obat ataupun kosmetika untuk dikonsumsi.

3. Umat Islam dituntut menghindari perkara-perkara yang syubhat karena

menjaga diri dari perkara syubhat merupakan hal yang diutamakan dalam

agama.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V., Popovich, N.G., Ansel, H.C., 2011. Ansel’s Pharmaceutical Dosage

Forms and Drug Delivery Systems Ninth Edition. Baltimore: Lippincott

Williams & Wilkins.

Anonim, 2010. Gelatin Halal, Gelatin Haram. Di akses dari

http://www.halalguide.info/2010/02/02/gelatin-halal-gelatin-haram/ pada

tanggal 03 Juli 2014.

LPPOM – MUI, 2008. Panduan Umum Sistem Jaminan Halal LPPOM – MUI.

Jakarta.

Qardhawi, Y., 1993. Halal dan Haram dalam Islam. Bangil: PT. Bina Ilmu.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/14/01/09/mz3y7h-ini-alasan-

perlu-mewaspadai-kehalalan-gelatin, diakses pada tanggal 03 Juli 2014.

12

Page 14: Tugas Agama II

14