bab ii tugas

32
TUGAS REKAYASA BAHAN GALIAN INDUSTRI ASPAL OLEH : KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNUVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN 2014

Upload: devi-lusiana

Post on 03-Feb-2016

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vghhhhgg

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Tugas

TUGAS REKAYASA BAHAN GALIAN INDUSTRI

ASPAL

OLEH :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNUVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2014

Page 2: BAB II Tugas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada aspal, baik dari alam maupun hasil residu penyulingan

minyak, mempunyai andil dalam mendukung keberhasilan pembangunan.

Posisi aspal sangat sstrategis ditinjau dari pemakaiannya yaitu sebagai

pelapis, pengikat, pemelihara, penunjang, peningkat, pembangunan jalan,

dan juga pengganti jembatan. Oleh karena itu, aspal merupakan salah satu

indikator untuk menilai hasil pembangunan..

Terhentinya produksi aspal alam buton sejak 1987, dalam skala

makro berarti tidak mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia sementara

dalam skala mikro berarti berkurangnya kontribusi pendapatan nasional

atau daerah. Yang menjadi permasaalahan utama terhentinya aspal alam

buton adalah kendala pemasaran sehingga stok diperusahaan semakin

menumpuk. Disamping itu, adanya aspal hasil sampingan penyulingan

minyak bumi yang harganya lebih murah dan mudah diperoleh.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari Makalah Rekayasa Bahan Galian Industri tentang Aspal

ini adalah untuk memuhi salah satu tugas pada mata kuliah Rencana

Page 3: BAB II Tugas

Bahan Galian Industri S1 Teknik Pertambangan, Universitas Palangka

Raya

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui asal mula aspal

2. Mengetahui persebaran aspal

3. Mengetahui bagaimana system pertambangan aspal meliputi

eksplorasi,penambangan,dan pengolahan.

4. Mengetahui kegunaan aspal

5. Mengetahui potensi dan perkembangan aspal

6. Mengetahui keuntungan dan kerugian aspal

1.3 Manfaat

Manfaat dari Tugas Makalah Rencana Bahan Galian ini diharapkan

menjadi bahan dalam pembelajaran mahasiswa khususnya tentang aspal

didalam aplikasi lingkungan atau lapangan

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana asal mula aspal ?

2 Bagaimana persebaran aspal ?

3 Bagaimana system pertambangan aspal meliputi

eksplorasi,penambangan,dan pengolahan ?

4 Apa saja kegunaan aspal ?

5 Bagaimana potensi dan perkembangan aspal ?

6 Apa keuntungan dan kerugian aspal ?

Page 4: BAB II Tugas

BAB II

ISI

2.1. Asal Mula

Page 5: BAB II Tugas

Aspal merupakan bitumen yang merupakan istilah umum untuk

sekelompok material yang terbentuk dari campuran hidrokarbon yang

dapat dilebur (fusible) dan mencair (soluble) dalam karbon disulfida selain

aspal yang termasuk dalam kelompok ini adalah minyak, aspaltit, dan

minerak wax (lilin).

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan

senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan

klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai

sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat

cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan

secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik.

Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak

jenuh, alifatik dan aromatik yang mempunyai atom karbon sampai 150 per

molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun

aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain.

Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10%

hidrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah

renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan

atas aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa

molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten.

Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.

Page 6: BAB II Tugas

a. Aspal Minyak

Sumber aspal ini berasal  dari kilang minyak (refinery bitumen).

Aspal yang dihasilkan dari industri kilang minyak mentah (crude oil)

dikenal sebagai residual bitumen, straight bitumen atau steam refined

bitumen. Istilah refinery bitumen merupakan nama yang tepat dan umum

digunakan.

Aspal yang dihasilkan dari minyak mentah yang diperoleh melalui

proses destilasi minyak bumi. Proses penyulingan ini dilakukan dengan

pemanasan hingga suhu 350oC dibawah tekanan atmosfir untuk

memisahkan fraksi-fraksi minyak seperti gas oline (bensin), kerosene

(minyak tanah) dan gas oil.

b. Aspal Alam

Aspal alam terbentuk perlahan-lahan dari fraksionasi alami minyak

bumi di dekat minyak bumi. Aspal alam terdapat di alam biasanya dalam

bentuk batuan sehingga biasa disebut batuan aspal. Aspal alam disebabkan

adanya pengaruh tektonik terhadap minyak bumi yang diduga semula

terkandung dalam batuan induk kemudian berimigrasi melalui dasar dan

mengimpregnasi batuan sekitarnya, yaitu batugamping dan batupasir.

Secara teoritis, aspal alam terbentuk perlahan lahan dari fraksionasi alam

minyak bumi di dekat permukaan material aspal membentuk suatu danau

yang mengisi pori-pori, celah batuan, atau deposit yang mengandung

campuran aspal alam dan bahan mineral dalam berbagai porsi.

Di alam, batuan aspal berkadar bitumen sesuai dengan aslinya, seperti:

Page 7: BAB II Tugas

- Batuan aspal kapur yang merupakan natural limestone rock aspalt dengan

kadar 9 – 12 % dan perimbangan material pengotor bebas.

- Batuan aspal yang merupakan natural sandstone rock aspalt berkadar 7%

sisanya bebas dari tanah liat atau material yang lain.

- Batuan aspal terproses yang terdiri atas natural sandstone aspalt yang

becampur dengan beberapa bagian semen aspal.

2.2. Persebaran

Aspal alam di pulau buton, Sulawesi tenggara diketahui sejak awal

abad ke 20. Penyelidikan pertama dilakukan oleh Elbert tahun 1909.

Kemudian, tahun 1922 -1930 oleh departemen tambang pemerintah

belanda di hindia timur. Pada tahun 1926, aspal buton dikerjakan oleh N.V.

Meijnbouwen Cultuur Maatscappij Boeton sampai terjadinya perang

pasific atas dasar kerja borongan untuk pemerintah sampai tahun 1954.

Sejak itu, pengusaha aspal dikelola oleh bagian butas, kementrian

pekerja umum. Tahun 1962 didirikan Perusahaan Aspal Negara (PAN)

sesuai dengan PP no 195 tahun 1961 yang mengusahakan aspal lebih

lanjut. Kemudian berdasarkan PP. No 3 tahun 1984, PAN dialihkan

menjadi PT Sarana Karya (persero).

Kadar aspal dalam batuan bervariasi antara 10-45% bergantung

kepada jenis dan porositas batuan, meskipun dalam lappangan yang sama.

Page 8: BAB II Tugas

Areal aspal biasanya ditemukan pada puncak pegunungan atau dilereng

antiklin.

Dipulau buton terdapat 19 lapangan aspal besar dan kecil 4

diantaranya dikategorikan ekonomis, yaitu lapangan waisiu dengan

cadangan sekitar 200.000 ton dan kadar bitumen rata-rata adalah 30%,

kabungka (4,5 juta ton, 30-45%). Wariti (600.000 ton, 30%), dan lapangan

lawele (20.000 ton, 20-35%), Dengan julah semua potensi sekitar 650 juta

ton.

2.3. PERTAMBANGAN

2.3.1 Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi aspal buton dilakukan dengan dua cara, yaitu

eksplorasi seismik dan elektrik

a. Eksplorasi Seismik

Dilakukan untuk menganalisis tebal tanah penutup. Eksplorasi

dilaksanakan sepanjang 12 garis pengukuran, dengan regu pencatat berada

sekitar 500 meter dari titik tembak untuk dapat menyelidiki sampai

kedalaman 100 meter.

Arah lapisan napal untuk lapisan aspal adalah 340 NE dan

kemiringan 260 NU, sekitar 10 m dibawah lapisan batu aspal. Kecepatan

gelombang antara batu aspal dan napal tidak dapat dihitung dengan

Page 9: BAB II Tugas

analisis, sehingga garis batas antara keduanya hamper tidak diketahui.

Tebal tanah penutup 7 m atau kurang tidak dapat diketahui. Kecepatan

gelombang seismik dalam tanah penutup sekitar 400-600 m/detik,

sedangkan dalam batuan aspal dan napal antara 1.500-3.000 m/detik.

b. Eksplorasi Geolistrik

Dikerjakan dengan dua cara yaitu horizontal dan vertical. Cara

vertical dipakai untuk menyelidiki variasi vertical dari tanah dan batuan.

Kesalahan kecil akibat tidak teraturnya permukaan tanah tidak dapat

dihindarkan. Variasi dari revistisitas arah vertical digambarkan sebagai

resistivity log.

Cara horizontal digunakan untuk menyelidiki variasi horizontal

dari batuan aspal yaitu dengan memindahkan serial elektroda secara

horizontal yang diatur pada interval yang sama (2,5 dan 10 meter) menurut

prinsip wanner melalui pengukuran berulang kali. Resistivitas yang

tercatat menunjukkan kandungan bitumen. Batu aspal berbitumen lebih

tinggi akan mempunyai nilai resistivitas yang relatif lebih tinggi pula.

Tetapi hubungan kuantatif antara kandungan bitumen dan resistivitas tak

dapat diketahui dalam penyelidikan eksplorasi oleh karenanya nilai

resistivitas dibagi menjadi dua golongan.

- Nilai resistivitas lebih dari 150 Ohm-M untuk batu aspal berbitumen di

atas 10%

Page 10: BAB II Tugas

- Nilai resistivitas lebih dari 150 Ohm-M untuk batu aspal berbitumen di

bawah 10% .

Nilai batas resistivitas antara kandungan bitumen yang tinggi dan

rendah perlu dikoreksi setelah hasil analisis kandungan bitumen diketahui.

Pada umumnya tanah alluvial, tanah penutup, dan napal lauk yang

kelihatan mencolok mempunyai resistivitas kurang dari 50 Ohm-M.

dengan demikian material penutup mudah dibedakan dengan batu aspal

ditinjau dari resistivitasnya.

2.3.2. Penambangan

Sampai saat ini penambangan aspal alam hanya dilakukan di

kabungka yang dilakukan dengan cara tambang terbuka. Penambangan

dilakukan dengan cara mengupas tanah penutup kemudian batu aspalnya

dieksploitasi dengan peledakan, pengecilan ukuran pemilihan kadar dan

pencampuran. Kadar bitumen berkisar antara 3-15% dengan hasil

pencampuran berkisar 6,5-7%.

Lapisan aspal buton yang refleksinya batuan induk (batuan

induknya pasir) digali dengan bulldozer (ripping) dan yang batuan induknya

kapur digali dengan peledakan hasil galian aspal buton diangkut ke crushing

plant untuk dipecah menjadi tiga macam ukuran disaring dalam bentuk

curah. Aspal buton curah diangkut kepelabuhan benabung untuk dimuat

Page 11: BAB II Tugas

kekapal/tongkang dengan alat muat ship loader/conveyor dan kemudian

dikirim kedaerah daerah yang memerlukan di Indonesia.

2.3.3. Pengolahan

a. Pengolahan aspal minyak

Pada tahun 1881-1901 berbagai percobaan dilakukan untuk

menemukan konversi dari suatu residu minyak menjadi produk setengah

padat, tetapi hasilnya belum memenuhi persyaratan untuk pelapis jalan

baru pada tahun 1902 aspal minyak dapat diterima oleh pasar dengan

jumlah yang cukup besar kurang lebih 90 % terutama setelah penemuan

minyak dicalifornia yang menghasilkan residu padat dan setengah padat

dengan sifat sama seperti aspal alam. Proses penyulingan minyak mentah

pertama dilakukan dengan menggunakan batch still dengan memisahkan

dari fraksi yang lebih ringan dan lebih volatile hasil residu tergantung dari

pada jumlah fraksi ringan yang dapat dipishkan pada temperature sekitar

7000F. Proses aspal ini dikenal sebagai aspal minyak, sedangkan dari

proses penguapan diperoleh aspal uap. Penemuan tabung kontinu atau pipa

still pada tahun 1912 telah memudahkan prooduk residu secara kontinu

dalam operasinya penemuan tersebut juga memungkinkan untuk

mengelola jenis minyak yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan produk

dari proses ini dikenal dengan straight reduced atau straight non aspalt.

Munculnya proses continuous cracking pada tahun 1923 menyebabkan

aspal panas menjadi factor penentu untuk pengaspalan jalan atau industri

Page 12: BAB II Tugas

dan terus berkembang sehingga pasokan aspal panas cukup dengan hanya

menggunakan fraksi kecil dari minyak mentah pada taraf catalytic

cracking. Setelah itu teknik baru oksidasi terus berkembang misalnya

dengan perubahan bejana peniupan horizontal menjadi vertical, peniupann

bertekanan tinggi, pengontrol temperature yang lebih baik dan pemakaian

katalisator. Produknya sekarang dikenal sebagai air-blow aspalt dengan

berbagai tipe dan kadar. Aspal tiup telah dikembangkan dengan

mencampurkan bahan pengisi, polimer, soloen, dalam bentuk emulsi.

Pengembangan disesuaikan dengan kodisi pasar berdasarkan fungsi dan

pemakaiannya.

b. Pengolahan Batuan Aspal

Untuk memudahkan pengangkutan batuan aspal terutama

pengaspalan dan pelayanan terhadap pemakai diperlukan pengecilan

ukuran dan kadar tertentu. Untuk memproduksi aspal buton perusahaan

telah memiliki 1 unit pemecah batu aspal jenis hummer mill buatan jaques,

Australia dengan kapasitas gilling 250 ton/jam menghasilkan tiga macam

ukuran dengan hasil pecahan atau penggilingan.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen pada tahun 1977, PAN

buton membangun sebuah pabrik dibenabung untuk mencetak aspal dalam

bentuk briket. Pendirian pabrik karena adanya anggapan dari konsumen

aspal bahwa aspal halus dalam bentuk curah adalah bukan aspal. Tetapi

sejak pabrik tidak dipakai lagi karena suatu alas an yang kurang pasti

Page 13: BAB II Tugas

meskipun biaya investasi pendirian pabrik cukup besar sekitar 200 juta.

Pada tahun 1978 dibangun pula suatu pabrik pengolah unit pemecah aspal

dikabunga. Operasi percobaan pada bulan maret –juni 1979 dengan produk

dalam tiga jenis ukuran -50mm sampai dengan +10mm sampai saat ini

crushing plant tersebut masih dipakai.

2.4. Kegunaan

Aspal merupakan komponen utama konstruksi jalan raya.

Penggunaannya bervariasi sebagai pengikat jalan dengan pelapisan

sempurna, disalin teknis yang kompleks untuk ultimate traffic

disemprotkan untuk melindungi lapisan yang telah ada..

Materi aspaltik dari penyulingan minyak mentah merupakan

sumber utama aspal sebagai pengganti aspal alam. Material aspaltik

residu mulai dipakai sebagai pengikat sekitar tahun 1900. Dalam hal ini

aspal minyak menghasilkan komposisi kimia yang sangat berbeda oleh

karena itu beberapa model pengujian untuk mengukur sifat fisik dari

aspal tersebut .

2.4.1 Jenis, Sifat dan Kegunaan

Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan

terbagi atas dua jenis yaitu:

Page 14: BAB II Tugas

1. Aspal Alam

Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:

a. Batuan ( aspal buton)

b. Plastis ( Trinidad)

c. Cair ( Bermuda)

Menurut kemurniannya terdiri dari :

a. Murni ( Bermuda)

b. Tercampur dengan mineral ( aspal buton + Trinidad)

2.  Aspal minyak (buatan)

Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi

bahan baku yang dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak

bumi yang banyak mengandung aspal. Jenis dari aspal buatan antara

lain adalah sebagai berikut:

a. Aspal Keras

Aspal keras digunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang

digunakan dapat berupa aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang

memenuhi persyaratan aspal keras.

Page 15: BAB II Tugas

Jenis-jenis aspal keras :

1. Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan

dengan volume lalu lintas tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim

panas.

2. Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan

dengan volume lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan

cuaca iklim panas.

3. Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan

dengan volume lalu lintassedang / rendah, dan daerah dengan cuaca

iklim dingin.

4. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan

dengan volume lalu lintas rendah, dan daerah dengan cuaca iklim

dingin.

b. Aspal Cair

Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat

(prime coat) digunakan aspal cair jenis MC – 30, MC – 70, MC –

250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS. Untuk keperluan lapis

pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis RC – 70, RC–250

atau aspal emulsi jenis CRS, RS.

Page 16: BAB II Tugas

3. Aspal emulsi

Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan

aspal keras ke dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan

pengemulsi sehingga diperoleh partikel aspal yang bermuatan

listrik positif (kationik), negatif (anionik) atau tidak bermuatan

listrik (nonionik). Jenis-jenisnya adalah;

a. Aspal emulsi anionik

Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras

ke dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi

anionik sehingga partikel-partikel aspal bermuatan ion-negatif

b. Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)

Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat

secara cepat setelah kontak dengan agregat.

c. Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)

Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat

secara lebih cepat setelah kontak dengan agregat. Meliputi : QS-1h

(quick setting-1): Mengikat lebih cepat-1 keras (Pen 40-90).

d. Aspal emulsi jenis mantap sedang

Page 17: BAB II Tugas

Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik

positip.

e. Aspal emulsi kationik

Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal

keras ke dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan

pengemulsi jenis kationik sehingga partikel-partikel aspal

bermuatan ion positif.

f. Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)

Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air

secara cepat setelah kontak dengan agregat.

g. Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)

Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air

secara lambat setelah kontak dengan agregat.

h. Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS)

Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air

secara lebih cepat setelah kontak dengan agregat.

Page 18: BAB II Tugas

i. Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)

Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air

secara sedang setelah kontak dengan agregat.

j. Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting – CRS)

Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat

dari air setelah kontak dengan aggregat.

2.5. Potensi dan Perkembangan

2.5.1. Perkembangan Pemasokan dan Permintaan

Produksi aspal Indonesia terdiri dari aspal alam oleh PT

Sarana Karya dan aspal minyak yang dihasilkan oleh empat dari

delapan kilang minyak pertamina yaitu kilang pangkalan brandan,

musi, cilacap, dan wonokromo.

Aspal alam buton produksinya telah dihentikan sejak

agustus 1987 karena masalah pemasaran hal ini terlihat dengan

turunya produksi aspal buton tahun 1984-1986 sebesar 62%

padahal produksi yang dicapai pada tahun 1983 adalah 533 ribu

ton. Tahun 1983 merupakan titik balik untuk produksi aspal alam

Indonesia, pada tahun 1990 kegiatan pemasaran aspal buton

Indonesia aktif kembali tercatat produksinya tahun 1993 mencapai

200.513 ton, sementara pembeli utama aspal buton ialah direktorat

Page 19: BAB II Tugas

bina marga , departemen pekerja umum, kemudian pemda yang di

Indonesia kawasan timur, BUMN, dan swasta.

Selain itu hampir 50% aspal yang dipakai di Indonesia

berasal dari aspal minyak, sekarang hampir 95% berasal dari aspal

minyak. Pemakaian aspal minyak di Indonesia oleh industry cat,

vernis, dan lak, industry aki, batu batere, barang dari karet, dan

barang daru logam.

2.5.2. Potensi

Potensi cadangan aspal alam dipulau buton saat ini

bejumlah 5,72 ton dengan kadar bitumen 20-30% . mengingat

jumlah cadangan tersebut untuk memasok kebutuhan aspal di

Indonesia yang saat ini lebih dari 500 ribu ton sangat tidak

mungkin oleh karena itu cadangan yang ada masih dapat

dimanfaatkan sebagai pelapis permukaan jalan dan pengikat

agregat sebagai aspal hot mix . konsumen diarahkan ke Indonesia

kawasan timur yang mempunyai jarak yang tidak terlalu jauh

sehingga pengangkutan tidak memerlukan ongkos tinggi.

2.6 Keuntungan dan Kerugian

Ada beberapa keuntungan apabila aspal di Indonesia dimanfaatkan

yaitu sebagai berikut;

Page 20: BAB II Tugas

1. Pemanfaatan kekayaan sumberdaya alam Indonesia

2. Menghemat devisa Negara

3. Menambah kesempatan kerja

4. Penggunaan energy sedikit karena tidak perlu pemanasan

5. Tidak diperlukan teknologi tinggi dan dapat dikerjakan secara padat

karya

6. Merupakan bahan yang plastis yang dengan kelenturannya mudah

diawasi untuk dicampur dengan agreget

Namun, adapula kerugian dalam menggunakan aspal yaitu :

1. Dalam pengaplikasian kehidupan,contohnya jalan aspal bahan aspal ini

tidak tahan terhadap genangan air sehingga memerlukan saluran

drainase yang baik untuk proses pengeringan jalan.

2. Dalam hal perkerasaan beraspal dalam kontruksi jalan, membutuhkan

biaya yang besar selama umur rencana.

Page 21: BAB II Tugas

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dipulau buton saat ini masih terdapat beberapa lapangan aspal

berpotensi, enpat diantaranya dikategorikan ekonomis, potensi cadangan

diperkirakan 5,72 juta ton dengan kadar 20-30%

Sampai dengan tahun 1989 pemasok aspal Indonesia berasal dari

aspal alam buton akan tetapi sejak 1987 produsi aspal buton dihentikan

dengan alas an pemasaran. Disamping itu , mudahnya diperoleh aspal

minyak dengan harga yang lebih murah. Baru pada tahun 1992 produksi

aspal buton berjalan kembali dengan produksi sebesar 200.153 ton, dengan

pemasaran ditujukan ke kawasan timur.

Mengingat jumlah cadangan aspal alam buton dan prospek

pengusaha yang ada saat ini, pemasarannya dapat dilakukan untuk propinsi

yang ada diwilayah Indonesia timur. Untuk itu perlu kebijaksanaan

pemerintah yang dapat mendukung peningkatan aspal alam buton dimasa

mendatang.

Page 22: BAB II Tugas

DAFTAR PUSTAKA

1. G.V. Chilingarian dan T.F. Yen, Bitumens, aspalt, and Tar sands,

Elsevier scientific publishing company, 1978

2. Anomim, buku induk kestatistikaan, pekerja umum edisi VI 1988,

departemen pekerja umum, 1988.

3. Anomim, Aspal, Buku pedoman bahan galian Indonesia 1950-

1965, Bahan Galian Industri, Direktorat pertambangan,

Departemen pertambangan.