tugas gigi
TRANSCRIPT
Debris, Plak, dan Kalkulus
Debris : Sisa makanan/deposit lunak yang dapata dibersihkan dengan berkumur
atau dengan semprotan air
Plak : Merupakan deposit lunak yang membentuk biofilm yang melekat pada
permukaan gigi, tidak terlihat kasat mata, dapat dilihat dengan
menggunakan disclosing
Kalkulus : Suatu massa yang keras melekat pada permukaan gigi
Klasifikasi Karies Berdasarkan ICDAS
D1 : Dalam keadaan kering, terlihat lesi putih pada permukaan gigi
D2 : Dalam keadaan basah, sudah terlihatv adanya lesi putih pada permukaan
gigi
D3 : Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi
D4 : Lesi email lebih dalam, tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah
mencapai bagian Dentino Enamel Junction (DEJ)
D5 : Lesi telah mencapai dentin
D6 : Lesi telah mencapai pulpa
White Spot Lesion Karies Gigi
White spot lesion merupakan warna keputihan seperti kapur, yang lebih putih
daripada gigi sekitarnya, namun belum terbentuk lubang gigi atau kavitas (Gambar kiri).
Biasanya white spot terlihat di bagian gigi yang dekat dengan gusi. Pada keadaan ini
sudah terjadi kehilangan mineral-mineral elemen gigi yang bila didiamkan akan menjadi
lubang atau kavitas (seperti gambar tengah), namun proses ini bisa dihentikan dengan
pembersihan yang tepat dan penghentian faktor-faktor penyebabnya.
Obat Kumur (Antiseptic)
Clorhexidine : Kumur-kumur 2x sehari dengan menggunakan 0.2% larutan
chlorhexidine akan mengurangi jumlah mikroorganisme dalam
saliva sebanyak 80%.
Listerin : Merupakan antiseptic yang efektif sebagai anti plak
Hexetidine : mempunyai sifat antibakteri, bermanfaat untuk bakteri gram positif
dan negative, serta dapat digunakan untuk mengurangi peradangan
Povidon Iodine : Povidon Iodine 1% sebagai obat kumur yang dapat dipakai untuk
mengurangi bakteremia setelah pencabutan gigi atau perawatan
bedah
Pengobatan Stomatitis
Triamcinolone acetonide 1mg : Bufacomb, Kenalog
Xerostomia
- Xerostomia didefinisikan sebagai keluhan subjektif dari mulut kering yang
disebabkan oleh penurunan produksi saliva.
- Xerostomia adalah kondisi yang berhubungan dengan penurunan penghasilan saliva
dan perubahan dalam komposisi saliva seperti saliva menjadi kental.
- Xerostomia juga berkaitan dengan gangguan mengunyah, gangguan bicara,
gangguan pengecapan, halitosis, dan meningkatnya infeksi oral
Terapi : Pemberian cairan pengganti saliva baik metal selulosa atau mucin
Anatomi Gigi
Karies Email, Karies Dentin, Karies Pulpa
Karies Email (Superficial)
Di mana karies baru mengenai enamel saja, sedangkan dentin belum terkena
Karies Dentin (Media)
Di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
Karies Pulpa (Profunda)
Di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah
mengenai pulpa.
Iritasi Pulpa (Pulpitis)
Pulpitis Reversibel : Merupakan kondisi inflamasi ringan hingga sedang karena adanya
stimuli/rangsangan dan puilpa mampu kembali pada keadaan tidak
terinfeksi setelah stimukus ditiadakan
Penyebab : Riwayat trauma oklusi, termal, bakteri dan kimiawi
Subjektif : Rasa sakit yang tajam dan sebentar, berlangsung beberapa detik
Tidak spontan
Peka terhadap stimulus
Objektif : Histopatologi :
hiperemis, dentin reparative, pembuluh darah melebar, ekstravasasi
cairan edema, dan adanya sel inflamasi
Tes Pulpa : Memberikan respon
Tes Periapeks : Tidak sensitive
Radiologis : Normal
Pulpitis Irreversible : Kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat
simptomatis/asimptomatis.
Subjektif : Rasa sakit spontan, tajam, menusuk selama beberapa menit hingga
jam, dan kadang pasien tidak dapat tidur
Objektif : Histopatologis :
Inflamasi akut dan kronis pada pulpa, leukosit polimorfonuklear,
eksudat dan limfosit
Tes Pulpa : Memberikan respon
Tes Periapeks : Memberikan respon nyeri jika dipalpasi atau
perkusi
Radiologis : Menunjukkan sedikit penebalan ligament
periodontal, kadang erosi lamina dura.
Nekrose Pulpa
Merupakan matinya jaringan pulpa seluruhnya/sebagian. Disebabkan adanya inflamasi atau
injuri kronik yang menyebabkan infark iskemik dan mengakibatkan kematian pulpa.
Subjektif : Tidak ada rekasi terhadap stimulus
Tes pulpa : Tidak memberikan respon
Radiologis : Penebalan ligament periodontal dan adanya radioilusen periapikal
Terdapat 2 nekrosis pulpa :
Likuefaksi : Pengentalan dan pencairan, terjadi bila enzim proteolitik mengubah
jaringan menjadi massa yang lunak, cairan atau debris amorfus
Koagulasi : Bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau diubah menjadi
bahan solid
Periodontitis
Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi ( jaringan
periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi adalah gusi, tulang yang membentuk
kantong tempat gigi berada, dan ligamen periodontal (selapis tipis jaringan ikat yang
memegang gigi dalam kantongnya dan juga berfungsi sebagai media peredam antara gigi
dan tulang).
Suatu keadaan dapat disebut periodontitis bila perlekatan antara jaringan
periodontal dengan gigi mengalami kerusakan. Selain itu tulang alveolar (tulang yang
menyangga gigi) juga mengalami kerusakan. Periodontitis dapat berkembang dari gingivitis
(peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah
tulang di bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan
periodontal.
Antibiotik
- Spektrum luas : Ampicilin, Amoksisilin, hetacilin, tetraciclin, kloramfenikol,
gentamicin
- Spektrum sempit :
Gram positif : benzilpenicillin, cloxacillins, cephalosporin, eritomycin
Gram negative : poliymixin B, collistin
Antibiotik Dosis Dewasa Indikasi Kontraindikasi
Ampicilin 250-500 mg 2-3
kali sehari
Pengobatan paska bedah
baik minor maupun mayor,
pengobatan infeksi gram
positif dan negatif
Hipersensitivitas, hati-
hati pada kehamilan,
menyusui
Amoksisislin 250-500 mg 3
kali sehari
Pengobatan paska bedah
baik minor maupun mayor,
pengobatan infeksi gram
positif dan negative, infeksi
kulit, luka selulitis
Hipersensitivitas, jika
ada kegagalan ginjal
dosis dewasa <500
mg/12jam
Tetrasiklin 250-500 mg 4
kali
sehari(diminum
1 jam sebelum
makan atau 2
jam sesudah
makan
Pengobatan paska bedah
baik minor maupun mayor,
pengobatan infeksi gram
positif dan negatif
Hipersensitivitas,
penderita ginjak, wanita
hamil, menyusui, anak
dibawah 8 tahun
Eritromisin 250-500 mg 2-4
kali sehari,
infeksi berat 4
gram perhari
Pengobatan paska bedah
baik minor maupun mayor,
pengobatan infeksi
streptococcus, pengganti
penisilin
Hiersensitivitas, hatii
hati pada penderita
gangguan hepar
Metronidazol 250-500 mg 3-4
kali sehari
Pengobatan paska bedah
baik minor maupun mayor,
untuk kuman anaerob,
pengobatan infeksi anaerob
Trimester pertama
kehamilan,
hipersensitivitas
Klindamisin 150-300 mg 3-4
kali sehari
Infeksi yang disebabkan oleh
bakteri anaerob, infeksi yang
disebabkan oleh strain,
streptococci, penumococci,
staphylococci
Hipersensitivitas
Kloramfenikol 125-250 mg 4 Pengobatan paska bedah Hipersensistivitas,
kali sehari baik minor maupun mayor,
infeksi parah, septikimia dan
bakterimia
gangguan hati dan ginjal
Analgetik
Agen Analgetic Dosis dewasa Kontraindikasi
Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDS)
Ibuprofen 400 mg, 2-4 kai sehari Asma, tukak lambung, tendesi
perdarahan, hepatitis, kehamilan,
menyusui, hipersensitivitas aspirin
Asma Mefenamat 250-500 mg, 3 kali sehari
Celecoxib 100 mg, 2 kali sehari
Non-NSAIDS
Paracetamol
(Acetominofen)
500-1000 mg, maks 4 kali
sehari
Penyakit ginjal atau Hati
Nefopam 30-60 mg, maks 3 kali
sehari
Kelainan kejang, kehamilan, penyakit
ginjal atau hati
Obat Anti Anxietas
- Diazepam
Diazepam memudahkan aktivitas Gamma Amino Butyric Acid (GABA) pada SSP,
mempunyai efek sedasi. Dosis awal diazepam 4 mg/hari, dosis maksimal 60 mg/hari
- Baclofen
Efek sedasi lebih sedikit, dosis 2x15 mg/hari, dapat ditingkatkan hingga 100 mg/hari
Persarafan Gigi Dan Mulut
Serabut saraf yang terapat pada gigi baik rahang atas dan rahang bawah juga pada mata
terhubung melalui saraf trigeminus ( nervus V/ganglion gasseri).
- N.V1 Cabang Opthalmicus
- N.V2 Cabang Maxillaris
- N.V3 Cabang Mandibula
Cabang maxillaris (rahang atas) dan mandibularis (rahang bawah) penting pada
kedokteran gigi. Cabang maxillaris memberikan inervasi sensorik ke gigi maxillaris, palatum,
dan gingiva. Cabang mandibularis memberikan persarafan sensorik ke gigi mandibularis,
lidah, dan gingiva. Variasi nervus yang memberikan persarafan ke gigi diteruskan ke
alveolaris, ke soket di mana gigi tersebut berasal. Nervus alveolaris superior ke gigi
maxillaris berasal dari cabang maxillaris nervus trigeminus. Nervus alveolaris inferior ke gigi
mandibularis berasal dari cabang mandibularis nervus trigeminus.
Cabang Maxillaris Mempersarafi :
Palatum
- Membentuk atap mulut dan lantai cavum nasi, terdiri dari :
- Palatum durum (langit keras)
- Palatum mole (langit lunak)
PALATUM DURUM
Terdapat tiga foramen :
- foramen incisivum pada bidang median ke arah anterior
- foramina palatina major di bagian posterior
- foramina palatina minor ke arah posterior
Bagian depan palatum :
N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum), mempersarafi gigi anterior rahang atas
Bagian belakang palatum :
N. Palatinus Majus (keluar dari foramen palatina mayor), mempersarafi gigi premolar dan
molar rahang atas.
PALATUM MOLAE
- N. Palatinus Minus (keluardari foramen palatina minus), mempersarafi seluruh
palatina mole.
PERSARAFAN DENTIS DAN GINGIVA RAHANG ATAS
Permukaan labia dan buccal :
N. alveolaris superior posterior, medius dan anterior
- Nervus alveolaris superior anterior, mempersarfi gingiva dan gigi anterior
- Nervus alveolaris superior media, mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan molar
I bagian mesial
- Nervus alveolaris superior posterior, mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian
distal, molar II dan molar III
Permukaan palatal :
N. palatinus major dan nasopalatinus
- Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum),
mempersarafi gingiva dan gigi anterior rahang atas
- Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari foramen palatina mayor),
mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan molar rahang atas.
CABANG MANDIBULARIS :
PERSARAFAN DENTIS
Dipersyarafi oleh Nervus Alveolaris Inferior, mempersarafi gigi anterior dan posterior gigi
rahang bawah
PERSARAFAN GINGIVA
Permukaan labia dan buccal :
- N. Buccalis, mempersarafi bagian buccal gigi posterior rahang bawah
- N. Mentalis, merupakan N.Alveolaris Inferior yang keluar dari foramen Mental
Permukaan lingual :
- N. Lingualis, mempersarafi 2/3 anterior lidah, gingiva dan gigi anterior dan posterior
rahang bawah