tugas ftas_kelompok 16_pasta gigi

25
TUGAS MAKALAH FTAS KOSMETIK PASTA GIGI Disusun oleh: Inas Shoofi Awaliyah 12023257 Dwi Hendrik Sutoyo 12023258 Balqis Hanifa Zahra 12023264 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA i

Upload: prasti-andini

Post on 06-Feb-2016

233 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

TUGAS MAKALAH FTAS KOSMETIK

PASTA GIGI

Disusun oleh:

Inas Shoofi Awaliyah 12023257

Dwi Hendrik Sutoyo 12023258

Balqis Hanifa Zahra 12023264

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2015

i

Page 2: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB 1.....................................................................................................................................1

LATAR BELAKANG............................................................................................................1

A. Definisi...........................................................................................................................1

B. Peraturan Terkait............................................................................................................2

C. Urgensi............................................................................................................................2

BAB 2.....................................................................................................................................5

METODE ANALISIS.............................................................................................................5

A. Formula 1 Daun Jambu Biji...........................................................................................5

1. Komposisi yang digunakan pada penelitian jambu biji :.............................................5

2. Cara pembuatan...........................................................................................................6

3. Uji Sifat Fisik...............................................................................................................7

B. Formula 2 Pasta Gigi dari Gambir..................................................................................8

1. Formula pasta gigi.......................................................................................................8

3. Uji Sifat Fisik.............................................................................................................10

BAB 3...................................................................................................................................13

HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................13

BAB 4...................................................................................................................................15

KESIMPULAN.....................................................................................................................15

A. Kesimpulan dari formula gambir:................................................................................15

B. Kesimpulan dari formula daun jambu biji:...................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

ii

Page 3: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

BAB 1

LATAR BELAKANG

A. DefinisiPasta gigi adalah campuran bahan penggosok, pembersih dan tambahan yang

digunakan untuk membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran

mukosa mulut (Dewan Standirisasi Nasional, 1995). Menurut Michael & Ash (1977), pasta

gigi berisi antibakteri, penggosok, pelembab, pemanis, pengikat dan perasa. Selain itu juga

terdapat juga bahanbahan tambahan yaitu deterjen, pengawet, penyedap dan pewarna. Pasta

gigi adalah sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan dengan sikat gigi untuk tujuan

membersihkan permukaan gigi yang dapat dijangkau (Balsam, 1972).

Dalam catatan sejarah, pertama kali pasta gigi pada peradaban manusia ditemukan

pada 1550 SM di Mesir kuno, dimana bahan-bahan pembuatnya terdiri dari campuran

serbuk batu api, tanah liat, kemenyan dan madu. Sedangkan pada masa Romawi dan

Yunani kuno, pasta gigi terbuat dari serbuk tanduk rusa, serbuk tulang hewan, serbuk batu

apung dan marmer, madu dan berbagai macam tumbuhan obat yang digunakan hingga ke

zaman pertengahan. Sedangkan produk pasta gigi komersial yang sudah diproduksi di

pasaran dimulai di Amerika Serikat pada tahum 1850 dengan nama Sheffield Toothpaste

(Mitsui, 1997).

Depkes RI (1989) menyatakan bahwa suatu bahan baru dapat dikatakan memiliki

aktivitas antimikroba bila diameter hambatan yang terbentuk lebih dari atau sama dengan 6

mm. Oleh karena itu, nilai ini menjadi batas bawah dari rentang konsentrasi hambatan

sedangkan batas atas ditentukan berdasarkan zona hambat terbaik pada konsentrasi tertentu

yang meski konsentrasi tersebut dinaikkan tidak akan memberikan hasil yang berbeda

nyata.

Pasta gigi berfungsi untuk membersihkan permukaan gigi, mengkilapkan

permukaan gigi, mengurangi insiden (peristiwa) karies gigi, meningkatkan kesehatan

1

Page 4: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

gingival (gusi), memberikan sensasi kesehatan mulut dan kontrol bau mulut (Harris, 1987).

Fungsi utama dari pasta gigi adalah menghilangkan pengotor dari permukaan gigi dengan

efek buruk yang kecil terhadap gigi. Timbulnya busa saat menggosok gigi membuat proses

pembersihan gigi menjadi lebih menyenangkan. Fungsi lain dari pasta gigi adalah untuk

mencegah kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut (Mitsui, 1997).

B. Peraturan TerkaitPasta gigi merupakan bagian dari kosmetik karena memiliki fungi untuk

memelihara dan membersihkan gigi dimana fungsi-fungsi tersebut merupakan bagian dari

definisi kosmetik. Kosmetik berasal dari kata Yunani ‘kosmetikos’ yang mempunyai arti

keterampilan menghias atau mengatur.

Pengertian kosmetik dalam Peraturan Menkes RI no 445 tahun 1998 yaitu

kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,

dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau

bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya

tarik atau mengubah rupa, melidungi supata tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau

badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor

HK.00.05.4.1745 tahun 2003 tentang kosmetik menyatakan bahwa kosmetik adalah bahan

atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia

(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut

terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki

bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

C. UrgensiDalam bidang kesehatan terutama kesehatan mulut, masalah yang sering dihadapi

adalah keluhan sakit gigi yang disebabkan karies gigi dan penyakit jaringan pendukung

2

Page 5: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

gigi. Walaupun penyakit ini tidak secara langsung membahayakan jiwa manusia namun

seringkali mengganggu aktivitas manusia.

Gigi berlubang terjadi karena timbulnya plak pada permukaan gigi dan merupakan

penyebab utama timbulnya penyakit gigi dan jaringan pendukung gigi. Plak gigi merupakan

lengketan yang berisi bakteri beserta produkproduknya yang terbentuk pada semua

permukaan gigi. Salah satu yang menyebabkan timbulnya plak adalah bakteri. Jenis bakteri

yang dominan menyebabkan plak gigi adalah jenis Streptococcus mutans. Bakteri

inimempunyai kemampuan untuk memfermentasikan sukrosa menjadi asam, menurunkan

pH permukaan gigi menjadi 5.2 – 5.5 dan menyebabkan demineralisasi gigi (Be Kien Nio

di dalam Kidd & Bechal, 1992).

Masalah kesehatan gigi utama menurut laporan hasil survey oleh Departemen

Kesehatan tahun 1999-2003 salah satunya adalah prevalensi penyakit periodontal dan

karies gigi yang tinggi disebabkan oleh keadaan kesehatan gigi dan mulut yang buruk.

Hasil survey kesehatan gigi dan mulut di tujuh wilayah Pembangunan Provinsi Jawa Barat

tahun 1994 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit karies gigi masyarakat Provinsi Jawa

Barat rata-rata 78,9% dengan angka DMF-T sebesar 5,74. Hal tersebut berarti pada tiap

orang rata-rata terdapat 5 sampai 6 gigi yang berlubang akibat karies dan gigi yang

ditambal maupun yang dicabut karena rusak akibat karies (DinKes Jawa Barat,2004)

Karies adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya interaksi antara bakteri plak, diet, dan gigi. Tidak diragukan lagi bahwa tanpa adanya plak, maka tidak akan timbul karies. Penelitian klasik Keyes tahun 1960 dan Fitzsgerald and Keyes tahun 1960 pada binatang bebas kuman memperlihatkan bahwa plak yang didominasi oleh kuman Streptococcus mutans dan Lactobacillus menyebabkan terbentuknya karies. (Kid EAM, 1992) Karies gigi adalah penyakit bakterial yang menyerang gigi di mana bagian organik dari gigi mengalami destruksi, sedangkan bagian anorganiknya mengalami dekalsifikasi. Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di masyarakat (Anonim, 2008). Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut, permukaan dan bentuk gigi serta mikroorganisme, merupakan penyebab dari karies gigi. Dalam setiap ml air ludah dijumpai 10-200 juta bakteri. Jumlah maksimum bakteri-bakteri ini dijumpai pada pagi hari atau setelah makan. Salah satu mikroorganisme penting yang dijumpai dalam

3

Page 6: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

mulut adalah Streptococcus mutans (Tarigan, 1991). Untuk membunuh atau mengurangi jumlah mikroorganisme ini biasanya digunakan pasta gigi.

4

Page 7: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

BAB 2

METODE ANALISIS

A. Formula 1 Daun Jambu Biji

1. Komposisi yang digunakan pada penelitian jambu biji :

5

Page 8: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

2. Cara pembuatan

6

Page 9: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

3. Uji Sifat Fisika. Organoleptis

Pengamatan sediaan akhir yang meliputi bau, rasa, dan warna yang diamati

secara obyektif dan kontinyu. Pengamatan ini bertjuan untuk melihat terjadinya

perubahan secara signifikan pada sediaan akhir yang telah dibuat.

b. Uji Organoleptis & Volume Pemisahan

Pengujian ini berfokus pada pengolesan sediaan pada kaca objek, lalu

mengamati penampilan permukaan, apakah ada bagian yang terpisah atau tidak.

Sedangkan uji volume pemisahan ialah pengujian dengan melihat perubahan yang

terjadi antara volume pemisahan dengan volume awal sediaan yang dimaksudkan

dalam tabung reaksi.

c. Uji Stabilitas

Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau kosmetik

untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode

penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas dan

kemurniaan produk tersebut. (Joshita Djajadisastra, 2004). Sediaan kosmetika

yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat

diterima selama periode waktu penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan

karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Oleh karena itu,

untuk mengetahui apakah sediaan gel gigi yang dibuat, dapat dikategorikan stabil

secara fisik, maka dilakukan pengujian stabilitas terhadap sediaan kami dengan

metode elevated temperature yaitu suhu dipercepat dengan suhu yang bervariasi

yaitu suhu kamar (27°C), 45°C dan 55°C yang diamati selama satu bulan dan

diamati penampilan sediaan tersebut, apakah terjadi perubahan atau tidak.

d. Uji PH

Pengujian pH dilakukan untuk mengecek dan memastikan bahwasannya pH

dari sediaan gel gigi yang telah dibuat, apakah sesuai standard SNI yang telah

7

Page 10: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

ditetapkan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pH meter jenway,

sebelum sediaan dicelupkan, alat dikalibrasi terlebih dahulu dengan mencelupkan

elektrodanya ke larutan dapar pH 7 kemudiaan pada pH 4, lalu dicoba kembali

pada pH 7. Setelah itu barulah pengukuran pH sediaan dilakukan

e. Uji Kosistensi

Uji konsistensi dilakukan untuk mengukur daya penetrasi atau kekuatan

sediaan yang dibuat, alat yang digunakan untuk mengukurnya ialah penetrometer.

Sediaan ditaroh dalam wadah yang rata bagian bawahnya. Lalu wadahnya

ditempatkan pada meja penetrometer, setelah itu alat dihidupkan lalu batang

penetrometer dinaikkan hingga bersentuhan dengan batang jarum pengukur,

kemudian batang penetrometer didekatkan hingga ujung kepalanya menyentuh

sediaan dalam wadah tadi. Lalu pengukuran dilakukan pembacaan nilai penetrasi

yang terjadi dengan membaca angka yang ditunjuk oleh jarum pembaca.

f. Uji Viskositas

Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar

resistensi suatu sediaan untuk mengalir, makin besar pula viskositanya. (Zulfikri,

2000)

B. Formula 2 Pasta Gigi dari Gambir

1. Formula pasta gigiKomposisi pasta gigi menurut Volk & Ash (1977) dapat dilihat pada Tabel.

8

Page 11: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

Komposisi yang optimum yang digunakan:

2. Cara Kerja

Pembuatan pasta gigi sesuai dengan komposisi Volk & Ash (1997) masih

mempunyai tekstur kurang berbentuk pasta (masih terlalu encer). Prosedur

pembuatan pasta gigi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Gum arab dihaluskan kemudian ditambahkan air destilata yang telah dipanaskan

(suhu 50 - 60ºC) sedikit demi sedikit.

b. Ditambahkah catechin gambir tinggi 80% yang telah dihaluskan 60 mesh.

c. Ditambahkan sakarin kemudian dicampur sampai merata.

d. Ditambahkan gliserin dan dan bahan pengisi pasta gigi (CaCO3 dan MgCO3) yang

sudah dihaluskan kemudian dicampur sampai merata.

f. Kemudian diaduk dan dihomogenkan sampai terbentuk pasta gigi gambir.

9

Page 12: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

3. Uji Sifat Fisik a. Analisis karakteristik fisik dan kimia pasta gigi gambir

Analisis karakteristik fisik dan kimia pada pasta gigi gambir dilakukan

terhadap tekstur, warna, aroma dan homogenitas.

b. pH pasta gigi gambir

Uji pH pada pasta gigi gambir menggunakan pH meter.

c. Viskositas pasta gigi gambir

Uji viskositas pada pasta gigi gambir menggunakanviskosimeter Brookfield

model RVDV – III seri RP 74927.

d. Uji organoleptik pasta gigi gambir

Uji organoleptik menggunakan uji hedonik dilakukan untuk melihat

penerimaan konsumen terhadap pasta gigi gambir. Uji hedonik dilakukan oleh 30

10

Page 13: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

orang panelis semi terlatih mengenai warna, aroma dan tekstur. Uji ini dilakukan

dengan menggunakan skala 1 sampai 7 yaitu :

1 = Sangat tidak suka

2 = Tidak suka

3 = Agak tidak suka

4 = Biasa

5 = Agak suka

6 = Suka

7 = Sangat suka

e. Neraca massa pasta gigi gambir

11

Page 14: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

Neraca massa pasta gigi gambir dihitung berdasarkan formula yang paling

disukai oleh panelis. Hukum konversi massa menyatakan bahwa massa tidak dapat

diciptakan ataupun dimusnahkan. Jadi di dalam suatu proses pengolahan massa

yang masuk harus sama dengan massa yang keluar (Earle, 1969).

f. Analisis mikrobiologis antibakteri pasta gigi gambir

Analisis mikrobiologis antibakteri pada pasta gigi gambir dilakukan dengan menggunakan metode cakram untuk mengukur diameter zona bening. Menurut Depkes RI

12

Page 15: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

(1989) menyatakan bahwa suatu bahan baru dapat dikatakan memiliki aktivitas antimikroba bila diameter hambatan yang terbentuk adalah lebih dari atau sama dengan 0.6 cm.

13

Page 16: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada jurnal gel gigi ekstrak daun jambu biji, latar belakang dibuatnya gel gigi

adalah karena daun jambu biji memiliki khasiat sebagai antiseptik, juga karena inovasi baru

dalam dunia kosmetik, khususnya sediaan gigi. Hal-hal yang di perhatikan dalam membuat

gel gigi adalah optimasi formula dari bahan aktif dan optimasi bahan tambahan. Pada jurnal

dilakukan optimasi pada Na CMC dan CaCO3, serta bahan tambahan Gliserin+sorbitol dan

Na-lauril sulfat.

Setelah masing-masing bahan dilakukan optimasi kemudian dapatlah formula yang

optimum untuk membuat sediaan gel gigi,yakni Na CMC 6%, CaCO3 40%, G;iserin-

sorbitol 25%-5%, dan Na lauril sulfat 3%. Dengan demikian bahan yang digunakan untuk

membuat gel gigi adalah ekstrak daun jambu biji 2%, Na CMC 6%, CaCO3 40%,

gliserin+soritol 25%-5%, Na-lauril sulfat 3%, Minyak permen 0,75 %, Nipagin 0,1 %,

Nipasol 0,01%, Na-Metabisulfit 1%, dan aquadest @100ml.

Sedangkan pada jurnal satunya yakni pembuatan pasta gigi gambir di latar

belakangi kurang lebih sama dengan ekstrak jambu biji, yakni membuktikan bahwa dalam

gambir memiliki khasiat sebagai anti bakteri. Berbeda dari jurnal satunya dimana hal uang

pertama dilakukan adalah optimasi, pada penelitian ini yang dilakukan pertama adalah uji

mikrobiologis pada gambir dan perbandingan antara gum arab dengan catechin gambir.

Pada pembuatan sediaan ini bahan yang digunakan antara lain Gambir, MgCO3,

paperment oil, gliserin, CaCO3, sakarin, Gum arab.

Setelah di buat gel gigi di lakukan pengukuran dan pengujian hasil formula pada

kedua sediaan ini. Yang pertama organoleptis, pada uji ini sediaan gel gigi ekstrak daun

jambu biji di peroleh pemaparan sediaan berwarna hijau muda, berbau menthol, rasa manis

14

Page 17: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

yang cukup bertahan,keadaan ini hanya berlangsung 2 minggu karena memasuki pekan

ketiga sediaan berubah warna menjadi orange kecokelatan, ini dikarenakan adanya

kandungan vitamin C yang mudah teroksidasi oleh cahaya dan pengaruh udara. Sedangkan

pada sediaan gambir memiliki warna krem kecoklatan, berbau menthol, dan memiliki

tekstur agak kental. Tidak dijelaskan lebih jauh tentang berapa lama akan bertahan, karena

peneliti langsung melakukan penilaian melalui percobaan pada responden. Selanjutnya

adalah uji homogenitas, pada uji homogenitas ini kedua sediaan baik gel gigi ekstrak daun

jambu biji, maupun pasta gigi gambir didapat kan hasil yang baik/memuaskan.

Uji PH adalah uji yang selanjutnya dilakukan pada sediaan, untuk ekstrak daun jambu biji di peroleh PH 7,43. Sedangkan pada pasta gigi gambir diperoleh PH 7,34. PH yang di syaratkan oleh SNI 12-3524-1995 untuk pasta gigi adalah 4,5-10,5, jadi kedua sediaan ini dinilai cukup baik untuk sediaan pasta gigi. Uji konsistensi adalah uji yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari sediaan, pada ekstrak daun jambu biji didapatkan hasil yang bervariasi dari masing-masing suhu, semakin lama penyimpanan mengakibatkan turunnya viskositas yang mana berdampak naiknya konsistensi dari sediaan, namun pada pekan ketiga nilai konsistensi mulai menurun kembali. Untuk gambir, uji konsistensi hanya dilakukan pada setelah pembuatan sediaan yang menghasilkan tekstur agak kental. Dan uji yang terakhir adalah uji viskositas, pada ekstrak daun jambu biji dilakukan dengan beberapa variabel, diantaranya pasta gigi yang beredar dipasaran, nilai uji yang diperoleh hampir sama ini karena adanya faktor gelling agent yang digunakan. Viskositas sediaan ini mulai menampakkan penurunan pada pekan ketiga karena gliserin yang dipakai dengan konsentrasi 25%, bersifat higroskopis pada proses penyimpanan menyerap uap air yang mungkin di dapatkan dari ruangan yang dipakai ber AC. Dan pada sediaan gambir uji viskositas yang dilakukan adalah perbandingan antara sediaan yang dibuat antara satu dengan yang lainnya serta produk dipasaran, namun tidak melakukan untuk beberapa hari kedepan, hanya sekali uji saja. Didapatkan hasil tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari beberapa sediaan yang dibuat.

15

Page 18: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

BAB 4

KESIMPULAN

A. Kesimpulan dari formula gambir:Sembilan formula pasta gigi gambir yang diperoleh pada penelitian ini semua

memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia 12 – 3524 – 1995. Konsentrasi gum arab dan

konsentrasi gambir tidak berpengaruh terhadap pH dan viskositas pasta gigi gambir. Hasil

uji hedonik menunjukkan bahwa perbandingan konsentrasi gum arab dan gambir tidak

berpengaruh terhadap kesukaan, aroma dan warna pasta gigi gambir, tetapi berpengaruh

nyata terhadap tekstur. Berdasarkan kesukaan terhadap tekstur pasta gigi gambir, formula

yang paling disukai adalah formula dengan kombinasi antara gum arab dengan gambir pada

perbandingan 15:0.1 (A3B1), 15:0.15 (A3B2) dan 15:0.2 (A3B3). Tiga formula yang

paling disukai berdasarkan konsentrasi gum arab dan gambir, dipilih formula A3B1 yang

memiliki konsentrasi gambir paling rendah. Hasil uji mikrobiologis formula terpilih

(A3B1), pasta gigi tersebut dapat berfungsi sebagai antibakteri Streptococcus mutans. Hasil

perhitungan neraca massa pasta gigi gambir A3B1 diperoleh rendemen 98,8 %.

B. Kesimpulan dari formula daun jambu biji:Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak etanol 70% daun jambu biji dapat dibuat sediaan gel gigi, namun hasilnya

kurang stabil.

2. Konsentrasi Na CMC yang optimal digunakan ialah 6%

3. Formula akhir hasil optimasi bahan pembuat gel gigi yang optimal ialah: Na CMC

6%, CaCO3 40%, Na Lauril Sulfat 3%, dan Gliserin-sorbitol 25%-5%.

16

Page 19: Tugas FTAS_kelompok 16_pasta Gigi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008. Prevalensi Pendirita Karies Gigi Pada Anak , (http://en.wikipedia.org/wiki/journal), diakses tanggal 09 Juli 2010.

Arditia, Dea.2009.Optimasi Formula Sediaan Gel Gigi yang Mengandung Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Na CMC sebagai Gelling Agent.Jakarta:UIN

Balsam, M., S. 1972. Cosmetics Science and Technology, Volume I, 2nded. A Willey Interscience Publication John Willey & Sons, New Cork, London.

Depkes RI. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Depkes RI. Dirjen POM. Jakarta : 56.

Dewan Standrisasi Nasional. 1995. Pasta gigi.Jakarta: Dewan Standrisasi Nasional

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.2004. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 1999-2003. Bandung.

Dwi, Yanita.2006. Kajian Proses Pembuatan Past Gigi Gambir (Uncaria gambir Roxb) sebagai Antibakteri.Bogor: IPB

Kidd EAM, Joyston S. 1992.Pencegahan karies dengan pengendalian plak. Dalam: Narlan Sumawinata, Safrida Faruk. Dasar-dasar karies: Penyakit dan penanggulangannya. Jakarta: EGC

Michael & I. Ash. 1977. A Formulary of Cosmetics Preparation. Chemical Co. Willey Interscience. New York.

17