tugas ftas_kelompok 16_pasta gigi
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH FTAS KOSMETIK
PASTA GIGI
Disusun oleh:
Inas Shoofi Awaliyah 12023257
Dwi Hendrik Sutoyo 12023258
Balqis Hanifa Zahra 12023264
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2015
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB 1.....................................................................................................................................1
LATAR BELAKANG............................................................................................................1
A. Definisi...........................................................................................................................1
B. Peraturan Terkait............................................................................................................2
C. Urgensi............................................................................................................................2
BAB 2.....................................................................................................................................5
METODE ANALISIS.............................................................................................................5
A. Formula 1 Daun Jambu Biji...........................................................................................5
1. Komposisi yang digunakan pada penelitian jambu biji :.............................................5
2. Cara pembuatan...........................................................................................................6
3. Uji Sifat Fisik...............................................................................................................7
B. Formula 2 Pasta Gigi dari Gambir..................................................................................8
1. Formula pasta gigi.......................................................................................................8
3. Uji Sifat Fisik.............................................................................................................10
BAB 3...................................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................13
BAB 4...................................................................................................................................15
KESIMPULAN.....................................................................................................................15
A. Kesimpulan dari formula gambir:................................................................................15
B. Kesimpulan dari formula daun jambu biji:...................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16
ii
BAB 1
LATAR BELAKANG
A. DefinisiPasta gigi adalah campuran bahan penggosok, pembersih dan tambahan yang
digunakan untuk membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran
mukosa mulut (Dewan Standirisasi Nasional, 1995). Menurut Michael & Ash (1977), pasta
gigi berisi antibakteri, penggosok, pelembab, pemanis, pengikat dan perasa. Selain itu juga
terdapat juga bahanbahan tambahan yaitu deterjen, pengawet, penyedap dan pewarna. Pasta
gigi adalah sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan dengan sikat gigi untuk tujuan
membersihkan permukaan gigi yang dapat dijangkau (Balsam, 1972).
Dalam catatan sejarah, pertama kali pasta gigi pada peradaban manusia ditemukan
pada 1550 SM di Mesir kuno, dimana bahan-bahan pembuatnya terdiri dari campuran
serbuk batu api, tanah liat, kemenyan dan madu. Sedangkan pada masa Romawi dan
Yunani kuno, pasta gigi terbuat dari serbuk tanduk rusa, serbuk tulang hewan, serbuk batu
apung dan marmer, madu dan berbagai macam tumbuhan obat yang digunakan hingga ke
zaman pertengahan. Sedangkan produk pasta gigi komersial yang sudah diproduksi di
pasaran dimulai di Amerika Serikat pada tahum 1850 dengan nama Sheffield Toothpaste
(Mitsui, 1997).
Depkes RI (1989) menyatakan bahwa suatu bahan baru dapat dikatakan memiliki
aktivitas antimikroba bila diameter hambatan yang terbentuk lebih dari atau sama dengan 6
mm. Oleh karena itu, nilai ini menjadi batas bawah dari rentang konsentrasi hambatan
sedangkan batas atas ditentukan berdasarkan zona hambat terbaik pada konsentrasi tertentu
yang meski konsentrasi tersebut dinaikkan tidak akan memberikan hasil yang berbeda
nyata.
Pasta gigi berfungsi untuk membersihkan permukaan gigi, mengkilapkan
permukaan gigi, mengurangi insiden (peristiwa) karies gigi, meningkatkan kesehatan
1
gingival (gusi), memberikan sensasi kesehatan mulut dan kontrol bau mulut (Harris, 1987).
Fungsi utama dari pasta gigi adalah menghilangkan pengotor dari permukaan gigi dengan
efek buruk yang kecil terhadap gigi. Timbulnya busa saat menggosok gigi membuat proses
pembersihan gigi menjadi lebih menyenangkan. Fungsi lain dari pasta gigi adalah untuk
mencegah kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut (Mitsui, 1997).
B. Peraturan TerkaitPasta gigi merupakan bagian dari kosmetik karena memiliki fungi untuk
memelihara dan membersihkan gigi dimana fungsi-fungsi tersebut merupakan bagian dari
definisi kosmetik. Kosmetik berasal dari kata Yunani ‘kosmetikos’ yang mempunyai arti
keterampilan menghias atau mengatur.
Pengertian kosmetik dalam Peraturan Menkes RI no 445 tahun 1998 yaitu
kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,
dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau
bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya
tarik atau mengubah rupa, melidungi supata tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.00.05.4.1745 tahun 2003 tentang kosmetik menyatakan bahwa kosmetik adalah bahan
atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut
terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki
bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
C. UrgensiDalam bidang kesehatan terutama kesehatan mulut, masalah yang sering dihadapi
adalah keluhan sakit gigi yang disebabkan karies gigi dan penyakit jaringan pendukung
2
gigi. Walaupun penyakit ini tidak secara langsung membahayakan jiwa manusia namun
seringkali mengganggu aktivitas manusia.
Gigi berlubang terjadi karena timbulnya plak pada permukaan gigi dan merupakan
penyebab utama timbulnya penyakit gigi dan jaringan pendukung gigi. Plak gigi merupakan
lengketan yang berisi bakteri beserta produkproduknya yang terbentuk pada semua
permukaan gigi. Salah satu yang menyebabkan timbulnya plak adalah bakteri. Jenis bakteri
yang dominan menyebabkan plak gigi adalah jenis Streptococcus mutans. Bakteri
inimempunyai kemampuan untuk memfermentasikan sukrosa menjadi asam, menurunkan
pH permukaan gigi menjadi 5.2 – 5.5 dan menyebabkan demineralisasi gigi (Be Kien Nio
di dalam Kidd & Bechal, 1992).
Masalah kesehatan gigi utama menurut laporan hasil survey oleh Departemen
Kesehatan tahun 1999-2003 salah satunya adalah prevalensi penyakit periodontal dan
karies gigi yang tinggi disebabkan oleh keadaan kesehatan gigi dan mulut yang buruk.
Hasil survey kesehatan gigi dan mulut di tujuh wilayah Pembangunan Provinsi Jawa Barat
tahun 1994 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit karies gigi masyarakat Provinsi Jawa
Barat rata-rata 78,9% dengan angka DMF-T sebesar 5,74. Hal tersebut berarti pada tiap
orang rata-rata terdapat 5 sampai 6 gigi yang berlubang akibat karies dan gigi yang
ditambal maupun yang dicabut karena rusak akibat karies (DinKes Jawa Barat,2004)
Karies adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya interaksi antara bakteri plak, diet, dan gigi. Tidak diragukan lagi bahwa tanpa adanya plak, maka tidak akan timbul karies. Penelitian klasik Keyes tahun 1960 dan Fitzsgerald and Keyes tahun 1960 pada binatang bebas kuman memperlihatkan bahwa plak yang didominasi oleh kuman Streptococcus mutans dan Lactobacillus menyebabkan terbentuknya karies. (Kid EAM, 1992) Karies gigi adalah penyakit bakterial yang menyerang gigi di mana bagian organik dari gigi mengalami destruksi, sedangkan bagian anorganiknya mengalami dekalsifikasi. Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di masyarakat (Anonim, 2008). Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut, permukaan dan bentuk gigi serta mikroorganisme, merupakan penyebab dari karies gigi. Dalam setiap ml air ludah dijumpai 10-200 juta bakteri. Jumlah maksimum bakteri-bakteri ini dijumpai pada pagi hari atau setelah makan. Salah satu mikroorganisme penting yang dijumpai dalam
3
mulut adalah Streptococcus mutans (Tarigan, 1991). Untuk membunuh atau mengurangi jumlah mikroorganisme ini biasanya digunakan pasta gigi.
4
BAB 2
METODE ANALISIS
A. Formula 1 Daun Jambu Biji
1. Komposisi yang digunakan pada penelitian jambu biji :
5
2. Cara pembuatan
6
3. Uji Sifat Fisika. Organoleptis
Pengamatan sediaan akhir yang meliputi bau, rasa, dan warna yang diamati
secara obyektif dan kontinyu. Pengamatan ini bertjuan untuk melihat terjadinya
perubahan secara signifikan pada sediaan akhir yang telah dibuat.
b. Uji Organoleptis & Volume Pemisahan
Pengujian ini berfokus pada pengolesan sediaan pada kaca objek, lalu
mengamati penampilan permukaan, apakah ada bagian yang terpisah atau tidak.
Sedangkan uji volume pemisahan ialah pengujian dengan melihat perubahan yang
terjadi antara volume pemisahan dengan volume awal sediaan yang dimaksudkan
dalam tabung reaksi.
c. Uji Stabilitas
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau kosmetik
untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode
penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas dan
kemurniaan produk tersebut. (Joshita Djajadisastra, 2004). Sediaan kosmetika
yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat
diterima selama periode waktu penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan
karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Oleh karena itu,
untuk mengetahui apakah sediaan gel gigi yang dibuat, dapat dikategorikan stabil
secara fisik, maka dilakukan pengujian stabilitas terhadap sediaan kami dengan
metode elevated temperature yaitu suhu dipercepat dengan suhu yang bervariasi
yaitu suhu kamar (27°C), 45°C dan 55°C yang diamati selama satu bulan dan
diamati penampilan sediaan tersebut, apakah terjadi perubahan atau tidak.
d. Uji PH
Pengujian pH dilakukan untuk mengecek dan memastikan bahwasannya pH
dari sediaan gel gigi yang telah dibuat, apakah sesuai standard SNI yang telah
7
ditetapkan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pH meter jenway,
sebelum sediaan dicelupkan, alat dikalibrasi terlebih dahulu dengan mencelupkan
elektrodanya ke larutan dapar pH 7 kemudiaan pada pH 4, lalu dicoba kembali
pada pH 7. Setelah itu barulah pengukuran pH sediaan dilakukan
e. Uji Kosistensi
Uji konsistensi dilakukan untuk mengukur daya penetrasi atau kekuatan
sediaan yang dibuat, alat yang digunakan untuk mengukurnya ialah penetrometer.
Sediaan ditaroh dalam wadah yang rata bagian bawahnya. Lalu wadahnya
ditempatkan pada meja penetrometer, setelah itu alat dihidupkan lalu batang
penetrometer dinaikkan hingga bersentuhan dengan batang jarum pengukur,
kemudian batang penetrometer didekatkan hingga ujung kepalanya menyentuh
sediaan dalam wadah tadi. Lalu pengukuran dilakukan pembacaan nilai penetrasi
yang terjadi dengan membaca angka yang ditunjuk oleh jarum pembaca.
f. Uji Viskositas
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar
resistensi suatu sediaan untuk mengalir, makin besar pula viskositanya. (Zulfikri,
2000)
B. Formula 2 Pasta Gigi dari Gambir
1. Formula pasta gigiKomposisi pasta gigi menurut Volk & Ash (1977) dapat dilihat pada Tabel.
8
Komposisi yang optimum yang digunakan:
2. Cara Kerja
Pembuatan pasta gigi sesuai dengan komposisi Volk & Ash (1997) masih
mempunyai tekstur kurang berbentuk pasta (masih terlalu encer). Prosedur
pembuatan pasta gigi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Gum arab dihaluskan kemudian ditambahkan air destilata yang telah dipanaskan
(suhu 50 - 60ºC) sedikit demi sedikit.
b. Ditambahkah catechin gambir tinggi 80% yang telah dihaluskan 60 mesh.
c. Ditambahkan sakarin kemudian dicampur sampai merata.
d. Ditambahkan gliserin dan dan bahan pengisi pasta gigi (CaCO3 dan MgCO3) yang
sudah dihaluskan kemudian dicampur sampai merata.
f. Kemudian diaduk dan dihomogenkan sampai terbentuk pasta gigi gambir.
9
3. Uji Sifat Fisik a. Analisis karakteristik fisik dan kimia pasta gigi gambir
Analisis karakteristik fisik dan kimia pada pasta gigi gambir dilakukan
terhadap tekstur, warna, aroma dan homogenitas.
b. pH pasta gigi gambir
Uji pH pada pasta gigi gambir menggunakan pH meter.
c. Viskositas pasta gigi gambir
Uji viskositas pada pasta gigi gambir menggunakanviskosimeter Brookfield
model RVDV – III seri RP 74927.
d. Uji organoleptik pasta gigi gambir
Uji organoleptik menggunakan uji hedonik dilakukan untuk melihat
penerimaan konsumen terhadap pasta gigi gambir. Uji hedonik dilakukan oleh 30
10
orang panelis semi terlatih mengenai warna, aroma dan tekstur. Uji ini dilakukan
dengan menggunakan skala 1 sampai 7 yaitu :
1 = Sangat tidak suka
2 = Tidak suka
3 = Agak tidak suka
4 = Biasa
5 = Agak suka
6 = Suka
7 = Sangat suka
e. Neraca massa pasta gigi gambir
11
Neraca massa pasta gigi gambir dihitung berdasarkan formula yang paling
disukai oleh panelis. Hukum konversi massa menyatakan bahwa massa tidak dapat
diciptakan ataupun dimusnahkan. Jadi di dalam suatu proses pengolahan massa
yang masuk harus sama dengan massa yang keluar (Earle, 1969).
f. Analisis mikrobiologis antibakteri pasta gigi gambir
Analisis mikrobiologis antibakteri pada pasta gigi gambir dilakukan dengan menggunakan metode cakram untuk mengukur diameter zona bening. Menurut Depkes RI
12
(1989) menyatakan bahwa suatu bahan baru dapat dikatakan memiliki aktivitas antimikroba bila diameter hambatan yang terbentuk adalah lebih dari atau sama dengan 0.6 cm.
13
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada jurnal gel gigi ekstrak daun jambu biji, latar belakang dibuatnya gel gigi
adalah karena daun jambu biji memiliki khasiat sebagai antiseptik, juga karena inovasi baru
dalam dunia kosmetik, khususnya sediaan gigi. Hal-hal yang di perhatikan dalam membuat
gel gigi adalah optimasi formula dari bahan aktif dan optimasi bahan tambahan. Pada jurnal
dilakukan optimasi pada Na CMC dan CaCO3, serta bahan tambahan Gliserin+sorbitol dan
Na-lauril sulfat.
Setelah masing-masing bahan dilakukan optimasi kemudian dapatlah formula yang
optimum untuk membuat sediaan gel gigi,yakni Na CMC 6%, CaCO3 40%, G;iserin-
sorbitol 25%-5%, dan Na lauril sulfat 3%. Dengan demikian bahan yang digunakan untuk
membuat gel gigi adalah ekstrak daun jambu biji 2%, Na CMC 6%, CaCO3 40%,
gliserin+soritol 25%-5%, Na-lauril sulfat 3%, Minyak permen 0,75 %, Nipagin 0,1 %,
Nipasol 0,01%, Na-Metabisulfit 1%, dan aquadest @100ml.
Sedangkan pada jurnal satunya yakni pembuatan pasta gigi gambir di latar
belakangi kurang lebih sama dengan ekstrak jambu biji, yakni membuktikan bahwa dalam
gambir memiliki khasiat sebagai anti bakteri. Berbeda dari jurnal satunya dimana hal uang
pertama dilakukan adalah optimasi, pada penelitian ini yang dilakukan pertama adalah uji
mikrobiologis pada gambir dan perbandingan antara gum arab dengan catechin gambir.
Pada pembuatan sediaan ini bahan yang digunakan antara lain Gambir, MgCO3,
paperment oil, gliserin, CaCO3, sakarin, Gum arab.
Setelah di buat gel gigi di lakukan pengukuran dan pengujian hasil formula pada
kedua sediaan ini. Yang pertama organoleptis, pada uji ini sediaan gel gigi ekstrak daun
jambu biji di peroleh pemaparan sediaan berwarna hijau muda, berbau menthol, rasa manis
14
yang cukup bertahan,keadaan ini hanya berlangsung 2 minggu karena memasuki pekan
ketiga sediaan berubah warna menjadi orange kecokelatan, ini dikarenakan adanya
kandungan vitamin C yang mudah teroksidasi oleh cahaya dan pengaruh udara. Sedangkan
pada sediaan gambir memiliki warna krem kecoklatan, berbau menthol, dan memiliki
tekstur agak kental. Tidak dijelaskan lebih jauh tentang berapa lama akan bertahan, karena
peneliti langsung melakukan penilaian melalui percobaan pada responden. Selanjutnya
adalah uji homogenitas, pada uji homogenitas ini kedua sediaan baik gel gigi ekstrak daun
jambu biji, maupun pasta gigi gambir didapat kan hasil yang baik/memuaskan.
Uji PH adalah uji yang selanjutnya dilakukan pada sediaan, untuk ekstrak daun jambu biji di peroleh PH 7,43. Sedangkan pada pasta gigi gambir diperoleh PH 7,34. PH yang di syaratkan oleh SNI 12-3524-1995 untuk pasta gigi adalah 4,5-10,5, jadi kedua sediaan ini dinilai cukup baik untuk sediaan pasta gigi. Uji konsistensi adalah uji yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari sediaan, pada ekstrak daun jambu biji didapatkan hasil yang bervariasi dari masing-masing suhu, semakin lama penyimpanan mengakibatkan turunnya viskositas yang mana berdampak naiknya konsistensi dari sediaan, namun pada pekan ketiga nilai konsistensi mulai menurun kembali. Untuk gambir, uji konsistensi hanya dilakukan pada setelah pembuatan sediaan yang menghasilkan tekstur agak kental. Dan uji yang terakhir adalah uji viskositas, pada ekstrak daun jambu biji dilakukan dengan beberapa variabel, diantaranya pasta gigi yang beredar dipasaran, nilai uji yang diperoleh hampir sama ini karena adanya faktor gelling agent yang digunakan. Viskositas sediaan ini mulai menampakkan penurunan pada pekan ketiga karena gliserin yang dipakai dengan konsentrasi 25%, bersifat higroskopis pada proses penyimpanan menyerap uap air yang mungkin di dapatkan dari ruangan yang dipakai ber AC. Dan pada sediaan gambir uji viskositas yang dilakukan adalah perbandingan antara sediaan yang dibuat antara satu dengan yang lainnya serta produk dipasaran, namun tidak melakukan untuk beberapa hari kedepan, hanya sekali uji saja. Didapatkan hasil tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari beberapa sediaan yang dibuat.
15
BAB 4
KESIMPULAN
A. Kesimpulan dari formula gambir:Sembilan formula pasta gigi gambir yang diperoleh pada penelitian ini semua
memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia 12 – 3524 – 1995. Konsentrasi gum arab dan
konsentrasi gambir tidak berpengaruh terhadap pH dan viskositas pasta gigi gambir. Hasil
uji hedonik menunjukkan bahwa perbandingan konsentrasi gum arab dan gambir tidak
berpengaruh terhadap kesukaan, aroma dan warna pasta gigi gambir, tetapi berpengaruh
nyata terhadap tekstur. Berdasarkan kesukaan terhadap tekstur pasta gigi gambir, formula
yang paling disukai adalah formula dengan kombinasi antara gum arab dengan gambir pada
perbandingan 15:0.1 (A3B1), 15:0.15 (A3B2) dan 15:0.2 (A3B3). Tiga formula yang
paling disukai berdasarkan konsentrasi gum arab dan gambir, dipilih formula A3B1 yang
memiliki konsentrasi gambir paling rendah. Hasil uji mikrobiologis formula terpilih
(A3B1), pasta gigi tersebut dapat berfungsi sebagai antibakteri Streptococcus mutans. Hasil
perhitungan neraca massa pasta gigi gambir A3B1 diperoleh rendemen 98,8 %.
B. Kesimpulan dari formula daun jambu biji:Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak etanol 70% daun jambu biji dapat dibuat sediaan gel gigi, namun hasilnya
kurang stabil.
2. Konsentrasi Na CMC yang optimal digunakan ialah 6%
3. Formula akhir hasil optimasi bahan pembuat gel gigi yang optimal ialah: Na CMC
6%, CaCO3 40%, Na Lauril Sulfat 3%, dan Gliserin-sorbitol 25%-5%.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008. Prevalensi Pendirita Karies Gigi Pada Anak , (http://en.wikipedia.org/wiki/journal), diakses tanggal 09 Juli 2010.
Arditia, Dea.2009.Optimasi Formula Sediaan Gel Gigi yang Mengandung Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Na CMC sebagai Gelling Agent.Jakarta:UIN
Balsam, M., S. 1972. Cosmetics Science and Technology, Volume I, 2nded. A Willey Interscience Publication John Willey & Sons, New Cork, London.
Depkes RI. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Depkes RI. Dirjen POM. Jakarta : 56.
Dewan Standrisasi Nasional. 1995. Pasta gigi.Jakarta: Dewan Standrisasi Nasional
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.2004. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 1999-2003. Bandung.
Dwi, Yanita.2006. Kajian Proses Pembuatan Past Gigi Gambir (Uncaria gambir Roxb) sebagai Antibakteri.Bogor: IPB
Kidd EAM, Joyston S. 1992.Pencegahan karies dengan pengendalian plak. Dalam: Narlan Sumawinata, Safrida Faruk. Dasar-dasar karies: Penyakit dan penanggulangannya. Jakarta: EGC
Michael & I. Ash. 1977. A Formulary of Cosmetics Preparation. Chemical Co. Willey Interscience. New York.
17